3. Pengertian Muamalah Menurut Etimologi
• Muamalah berasal dari kata ٌ
ةَلَماَعُم
Bentuk Masdar dari
َلَمَاع
–
ُلِامَعُي
-
ةَلَماَعُم
Artinya : Saling bertindak, saling berbuat,
saling mengamalkan
5. Pengertian Luas
Dr.Abdul Sattar Fathullah Sa’id :
“Hukum syari’ah
yang berkaitan dengan
transaksi manusia mengenai jual beli,
gadai, perdagangan, pertanian,
sewa,menyewa,
perkongsian, perkawinan, penyusuan
thalak, iddah, hibah & hadiah,
washiat, warisan, perang dan damai”.
Al-Muamalah fil Islam, Makkah, Rabithah alam Al-Islami, hlm.12
6. Pengertian Sempit
• Menurut Khudhari Beyk :
Semua akad yang membolehkan manusia saling
menukar manfaatnya.
• Menurut Rasyid Ridha :
Tukar menukar barang atau sesuatu yang
bermanfaat dengan cara yang ditentukan.
7. Perbedaan Pengertian Muamalah
dalam arti sempit dan luas adalah DALAM
CAKUPANNYA.
Pengertian Luas
Pengertian Sempit
mencakup munakahat,
warisan, politik, pidana,
dll.
hanya tentang ekonomi
(iqtishadiyah).
8. Ruang Lingkup Fiqh Muamalah
1. Harta dan ’Ukud )akad-akad)
2. Buyu’ (tentang jual beli)
3. Ar-Rahn (tentang pegadaian)
4. Hiwalah (pengalihan hutang)
5. Ash-Shulhu (perdamaian bisnis)
6. Adh-Dhaman (jaminan, asuransi)
7. Syirkah (tentang perkongsian)
8. Wakalah (tentang perwakilan)
9. Wadi’ah (tentang penitipan)
10. ‘Ariyah (tentang peminjaman)
11. Ghasab (perampasan harta orang lain
dengan tidak sah)
12. Syuf’ah (hak diutamakan dalam syirkah atau
sepadan tanah)
13. Mudharabah (syirkah modal dan tenaga)
14. Musaqat (syirkah dalam pengairan kebun)
15. Muzara’ah (kerjasama pertanian)
16. Kafalah (penjaminan)
17. Taflis (jatuh bangkrut)
18. Al-Hajru (batasan bertindak)
21. Ba’i Murabahah
22. Bai’ Salam
23. Bai Istishna’
24. Ba’i Muajjal dan Ba’i Taqsith
25. Ba’i Sharf dan Konsep Uang
26. ’Urbun (panjar/DP)
27. Ijarah (sewa-menyewa)
28. Riba
29. Sukuk (surat utang)
30. Faraidh (warisan)
31. Luqthah (barang tercecer)
32. Waqaf
33. Hibah
34. Wasiat
35. Iqrar (pengakuan)
36. Qismul fa’i wal ghanimah (pembagian fa’i
dan ghanimah
37. Qism ash-Shadaqat (tentang pembagian
zakat)
38. Ibrak (pembebasan hutang)
39. Muqasah (Discount)
40. Kharaj, Jizyah, Dharibah,Ushur
41. Baitul Mal
42. Ji’alah (sayembara, pemberian fee)
43. Qaradh (pejaman)
9. Ruang Lingkup di era Modern
1. Perbankan
2. Asuransi
3. Pasar Modal
4. Obligasi
5. Reksadana
6. BMT (Baitul Mal wat Tamwil)
7. Koperasi
8. Pegadaian
9. Multi Level Marketing Syari’ah
10. Fungsi Uang (Moneter)
11. Kebijakan Fiskal
12. Kebijakan Moneter,dll
10. • Memahami hukum
muamalah maliyah
wajibbagi setiap
muslim, namun untuk
menjadi expert (ahli)
dalam bidang ini
hukumnya fardhu
kifayah.
Wajib
Fardhu kifayah
13. َّرَح َو َعْيَبْال ُ ه
ّللا َّلَحَأ َو
اَب ِّهالر َم
Dan Allah telah menghalalkan jual-beli dan telah mengharamkan riba.
(QS. Al-Baqarah : 275)
َق ؟ ُبَيْطَأ ِّبْسَكْلَا ُّيَأ
َلا
:
ِّب ِّلُجَّلرَا ُلَمَع
ِّهِّدَي
ٍ
ورُْربَم ٍْعيَب ُّلُك َو
Pekerjaan apakah yang paling baik?. Beliau bersabda:
“Pekerjaan seseorang dengan tangannya dan setiap jual-beli
yang bersih”.
(HR Al-Bazzar)
17. Macam-Macam Khiyar
• Khiyar majlis (hak pilihan ketika di tempat jual beli); hak menentukan
pilihan bagi kedua belah pihak, antara penjual dan pembeli untuk
melangsungkan jual beli atau membatalkannya selama masih di tempat
(majlis) jual beli. Apabila keduanya telah berpisah dari majlis akad
tersebut, maka hilanglah hak khiyar ini sehingga perubahan tidak dapat
dilakukan lagi.
• Khiyar syarat kedua orang yang sedang melakukan transaksi jual beli
mengadakan kesepakatan menentukan syarat, atau salah satu di antara
keduanya menentukan hak khiyar sampai waktu tertentu, maka ini
dibolehkan meskipun rentang waktu berlakunya hak khiyar tersebut
cukup lama.
• Khiyar 'aib hak untuk membatalkan atau melangsungkan jual beli bagi
kedua belah pihak yang berakad, apabila terdapat suatu cacat pada
obyek yang diperjualbelikan, dan cacat itu tidak diketahui pemiliknya
ketika akad berlangsung.
18. Instrumen JUAL-BELI Dalam Pasar
Salam (pesanan dg uang lebih dulu).
Yaitu transaksi jual beli dimana penjual memberikan barang pada pembeli pada masa
yang akan datang dengan pembayaran penuh terlebih dahulu.
Istisna (pesanan dg uang belakangan)
Akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria
dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan/ pembeli dan penjual/
pembuat.
Rahn (gadai).
Yaitu transaksi menggunakan akad gadai.
Murabahah
Menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan
pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba.
Ijarah (kontrak)
Yaitu suatu kontrak sewa yang kemudian menjadi transaksi jual beli ketika penyewa
menggenapkan pembayaran pada akhir kontrak.
19. • Semua aktifitas investasi dan perdagangan atas barang dan jasa
yang diharamkan Allah (jubel manusia, arak, narkoba, dsb)
• Riba
• Penipuan / kecurangan.
• Perjudian
• Transaksi yang mengandung ketidakpastian (Gharar)
• Penimbunan Barang / Ihtikar
• Monopoli
• Rekayasa Permintaan (Bai’ An-najsy)
• Suap (Risywah)
• Ta’alluq (penjual membeli kembali dengan syarat pengurangan
harga)
• Pembelian kembali oleh penjual dari pihak pembeli (bai’ al-Inah)
• Talaqqi al-Rukban (mencegat petani/penghasil sblm sampai ke pusat
penjualan tanpa tahu harga pasar)
• Jual beli pada saat Shalat Jumat (QS. Al-Jumuah ayat 9)
Transaksi Yang Dilarang
22. Definisi
• Secara Bahasa: tambahan (Al-Ziyadah),
berkembang (An-Nuwuw), meningkat (Al-Irtifa’), &
membesar (Al-’uluw).
• Riba: Tambahan yang disyaratkan dalam transaksi
bisnis atau utang piutang tanpa adanya padanan
(’iwad) yang dibenarkan syari’ah atas penambahan
tersebut.
• Larangan Riba sebenarnya tidak hanya berlaku
untuk agama Islam, melainkan juga diharamkan
oleh seluruh agama samawi. (Yahudi dan Nasrani).
• Riba termasuk dosa BESARRRR.
23. ُقَّتا ْاوُنَمآ َينِّذَّال اَهُّيَأ اَي
َب اَم ْاوُرَذ َو َ ه
ّللا ْاو
َنِّم َيِّق
اَب ِّهالر
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
dan tinggalkan sisa riba
(QS Al-Baqarah 276)
َا َلِّكآ ص ِّ َّ َ
ّللا ُلوُسَر َنَعَل
َك َو ُهَلِّكوُم َو اَب ِّهلر
ُهَبِّتا
ِّهْيَدِّهَاش َو
Rasulullah SAW melaknat pemakan riba’, yang memberi
makan, kedua orang saksinya dan pencatatnya.(HR Muslim)
َب َونُعْبَس َو ٌةَثالَث اَب ِّهلرَا
ُلْثِّم اَهُرَسْيَأ اًبا
َحِّكْنَي ْنَأ
ُهَّمُأ ُلُجَّلرَا
Riba itu terdiri dari 73 pintu. Pintu yang paling ringan seperti
seorang laki-laki menikahi ibunya sendiri.
(HR. Ibnu Majah dan Al-hakim)
ُه َو ُلُجَّالر ُهُلُكْأَي اَب ِّ
ر ُمَه ْرِّد
ِّس ْنِّم ُّدَشَأ ُمَلْعَي َو
َْنيِّثَالَث َو هٍت
ٍةَّيِّنَز
Satu dirham uang riba yang dimakan oleh
seseorang dalam keadaan sadar jauh lebih dahsyat
dari pada 36 wanita pezina.
(HR. Ahmad)
26. Qardhi
Jahiliyah
Riba Sebab
Utang Piutang
Utang dibayar lebih dari pokoknya karena si peminjam
tidak mampu membayar utangnya pada waktu yang
ditetapkan. (Riba masyarakat Jahiliyah)
Contoh: Ahmad meminjam uang kepada Sufyan
sebesar 500.000 dan dalam waktu dua bulan
Ahmad akan bayar, tiba waktunya ternyata
Ahmad belum bisa bayar. Lalu Sufyan
memberikan denda sebesar 50.000.
Meminjamkan sesuatu dengan syarat ada
keuntungan atau tambahan dari orang yang
meminjami.
Contoh: Ahmad ingin meminjam uang
kepada Sufyan sebesar 500.000, Sufyan
menyetujui dengan syarat ketika Ahmad
akan mengembalikan, Ahmad harus
membayar 550.000,-
29. Hukum Bunga Bank
RIBA
• Tambahan dihitung atas
pokok
• Ditentukan di awal secara
pasti
• Bersifat Dhulm
• Ada denda bila telat bayar
• Dapat berlipat ganda
• Objeknya uang dan barang
• Hukumnya haram
BUNGA BANK
• Biaya dihitung atas pokok
• Ditetapkan dimuka secara
fixed
• Bersifat memaksa
• Dikenai pinalty bila defaut
• Objeknya uang
• Hukumnya diqiyaskan
dengan RIBA
30. Syarat JUAL BELI NON RIBA
• Menjual sesuatu yang sejenis ada tiga syarat:
1. Serupa timbangan dan banyaknya
2. Tunai, dan
3. Timbang terima dalam akad (ijab qabul) sebelum
meninggalkan majelis akad
• Menjual sesuatu yang berlainan jenis ada dua syarat:
1. Tunai, dan
2. Timbang terima dalam akad (ijab qabul) sebelum
meninggalkan majelis akad
32. Pengaruh Negatif Riba
• Peminjam jatuh miskin karena dieksploitasi
• Menghalangi orang untuk melakukan usaha
karena pemilik dapat menambah hartanya
dengan transaksi riba baik secara tunai maupun
berjangka
• Terputusnya hubungan baik antar masyarakat
dalam bidang pinjam meminjam
• Memberikan jalan bagi orang kaya untuk
menerima tambahan harta dari orang miskin
yang lemah.
34. Defenisi
Bahasa: Perseroan / persekutuan /
kerjasama
Istilah Islam: Kerjasama antara dua
orang atau lebih dalam bidang
ekonomi untuk memperoleh
keuntungan bersama
35. Landasan Hukum Syirkah
a. Al-Qur’an
“Maka mereka berserikat pada sepertiga.” (QS An-Nisaa (4):12)
“Dan, sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat
itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain
kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh.” (QS
Shaad: 24)
b. Al-Hadits
Dari Abu Hurairah, ”Rasulullah Saw bersabda, ”Sesungguhnya Allah
azza wa jalla berfirman, ”Aku pihak ketiga dari dua orang yang
berserikat selama salah satunya tidak mengkhianati lainnya.
(HR. Abu Dawud)
35
36. Syirkah - Musyarakah
Merupakan bentuk umum dari usaha bagi hasil
Sering disebut dengan syarikah, kerjasama, serikat atau kongsi
Dilandasi keinginan para pihak bekerjasama untuk meningkatkan nilai asset
yang dimiliki secara bersama-sama
Termasuk dalam golongan ini adalah semua bentuk usaha yang
memadukan seluruh bentuk sumber daya serta melibatkan minimal dua
pihak
Kontribusi para pihak dapat berupa dana, aset penjualan, enterpreneurship,
skill, properti, dsb, yang dapat dinilai dengan uang
Bisa dengan batasan waktu maupun tanpa batasan waktu
Dengan menyatukan semua modal maka pemilik modal berhak turut serta
menentukan kebijakan usaha yang dijalankan pelaksana proyek
Biaya pelaksanaan dan jangka waktu proyek harus diketahui bersama
36
37. Macam-macam Syirkah
Syirkah Inan (Harta)
syirkah yang dilakukan oleh dua badan (bukan lembaga)
yakni dua orang berikut harta mereka berdua yang
bersepakat untuk secara langsung menjalankan aktivitas
yang melibatkan harta tersebut untuk mencari
keuntungan.
Syirkah abdan
(fisik)
syirkah yang dilakukan oleh dua orang atau lebih hanya
dengan badannya (tenaganya) dan sama sekali tidak
melibatkan hartanya masing-masing.
Syirkah
Mudharabah
syirkah yang dilakukan oleh fisik (orang) dan harta yakni
pihak yang memiliki harta disebut sebagai pemodal/
investor sedangkan pihak yang hanya menyertakan
fisiknya disebut pengelola.
Syirkah wujuh
syirkah yang dilakukan oleh dua orang dengan
menggunakan harta orang lain di luar keduanya.
bersyirkahnya dua pihak dalam semua macam syirkah
yang ada dalam Islam, misalnya berkumpulnya antara
syirkah inan, syirkah abdan, syirkah mudlarabah dan
syirkah wujuh.
Syirkah
Muwafadhah
38. • Musaqah
Adalah bentuk kerja sama dimana orang yang mempunyai kebun
memberikan kebunnya kepada orang lain (petani) agar dipelihara dan
penghasilan yang didapat dari kebun itu dibagi berdua menurut perjanjian
sewaktu akad.
• Muzara’ah
Adalah kerja sama dalam pertanian berupa paroan sawah atau ladang
seperdua atau sepertiga atau lebih atau kurang, sedangkan benih (bibit
tanaman) dari pekerja (petani)
• Mukhabarah
Adalah kerja sama dalam pertanian berupa paroan sawah (ladang)
seperdua, atau sepertiga atau lebih atau kurang, sedangkan benihnya
dari pemilik sawah (ladang)
Syirkah dalam Pertanian
40. PERBANKAN ISLAM
• Lebih populer disebut dengan istilah Bank Syariah.
• Bank Syariah adalah bank yang beroperasi sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah Islam atau bank
yang tata cara beroperasinya mengacu kepada
ketentuan-ketentuan al-Quran dan Hadits. (Antonio
dan Perwata atmadja, 1999: 1).
• Syariah adalah jalan Allah seperti yang ditunjukkan
oleh al-Quran dan as-Sunnah / Hadits.
41. BANK SYARIAH
• Prinsip utama perbankan islami adalah menghindarkan diri
dan menjauhkan diri dari unsur-unsur riba dengan
menggantinya dengan sistem bagi hasil dan pembiayaan
perdagangan.
• Perbankan Syariah yaitu agar lembaga perbankan dapat
menghasilkan keuntungan dengan cara meminjamkan modal,
menyimpan dana, membiayai kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya
yang sesuai.
• Prinsip hukum Islam melarang unsur-unsur di bawah ini dalam
transaksi-transaksi perbankan tersebut:
1. Perniagaan atas barang-barang yang haram,
2. Bunga (riba),
3. Perjudian dan spekulasi yang disengaja (maisir), serta
4. Ketidakjelasan dan manipulatif (gharar).
42. Konsep Pembiayaan Islami
1. Wadiah (titipan dana)
2. Mudharabah (bagi hasil)
3. Syirkah (kerjasama)
4. Murabahah (penjualan oleh bank, pembelian
oleh nasabah)
5. Qard Hasan (pinjaman lunak bagi org miskin)
43. PERBEDAAN DG BANK KONVENSIONAL
BANK SYARI’AH BANK KONVENSIONAL
Berdasarkan margin keuntungan Memakai perangkat bunga dan atau
bagi hasil
Profit dan falah oriented Profit oriented
• Hubungan dengan nasabah dalam
bentuk hubungan kemitraan
Hubungan dengan nasabah dalam
bentuk hubungan debitur – kreditur
• Users of real funds (pengguna
dana ril)
Creator of money supply (Pencipta
uang beredar)
Melakukan investasi – investasi
yang halal saja
Investasi yang halal dan haram
Pengerahan dan penyaluran dana
harus sesuai dengan syariah Islam
yang diawasi oleh Dewan
Pengawas Syariah.
Tidak terdapat Dewan Pengawas
Syariah atau sejenisnya
44. PERBEDAAN
• Perbedaan Konsep Imbalan
BUNGA (BANK KONVENSIONAL) BAGI HASIL (BANK ISLAM)
Penentuan bunga dibuat pada waktu akad
tanpa berpedoman pada untung rugi.
Penentuan besarnya rasio bagi hasil dibuat
pada waktu akad dengan berpedoman pada
kemungkinan untung rugi.
Besarnya persentase berdasarkan pada
jumlah uang yang dipinjamkan.
Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada
jumlah keuntungan yang diperoleh.
Pembayaran bunga tetap seperti yang
dijanjikan tanpa pertimbangan apakah
proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah
untung atau rugi.
Bagi hasil tergantung pada keuntungan
proyek yang dijalankan. Sekiranya tidak
mendapatkan keuntungan maka kerugian
akan ditanggng bersama oleh kedua belah
pihak.
Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat
sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau
keadaan ekonomi sedang ”booming”
Jumlah pembagian laba meningkat sesuai
dengan peningkatan jumlah pendapatan.
Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak
dikecam) oleh semua agama termasuk Islam.
Tidak ada yangmeragukan keabsahan
keuntungan bagi hasil.
45. Produk & Jasa Lembaga Keuangan Syariah
Operasional Bank
Syariah di
Indonesia
Penghimpunan
Dana
Penggunaan
Dana
Jasa Layanan
Perbankan
Wadiah
Mudharabah
Pembiayaan Wajar
Pembiayaan Utang
Wakalah (pemberian
kuasa) (arranger/agency)
Kafalah (garansi bank)
Hawalah (anjak piutang)
Rahn (Gadai)
Tabungan
Deposito
Giro (Yad Dhamanah = titipan
dana)
46. Produk Pembiayaan (Financing)
Pembiaya
an Wajar
Mudharabah
Musyarakah
Muthlaqah (tidak bersyarat)
Muqayyadah (bersyarat)
Musyarakah
(kerjasama dua pihak atau lebih)
46
Bagi hasil
kerjasama
Dana dari masyarakat yang akan dikelola bank,
yang disalurkan untuk usaha kepada nasabah.
47. Produk Pembiayaan (Financing) (Lanjutan)
Pembiayaan
Utang
Barang-barang
Barang - uang
Barter
Uang - Barang
Uang - uang
Jual Beli (Bai)
• Murabahah (margin/selisih jual)
• Bitsaman Ajil (cicil)
Sewa Menyewa (Ijarah)
• Ijarah (sewa)
• Ijarah Wa Iqtina (sewa beli)
Salam (indent-> pertanian)
Istishna (indent -> pengerjaan)
Sharf (tukar valas)
48. Skema Operasional Bank Syariah
SUMBER DANA:
Giro Wadiah
Tab Wadiah
Tab. Mudharabah
Dep. Mudharabah
Pembiayaan
POOLING
DANA
Bagi Hasil:
Mudharabah
Musyakarah
Pembiayaan/Jual Beli:
Murabahah Angsuran
Murabahan Sekaligus
Sewa Beli:
Ijarah
Margin
Bagi Hasil
Porsi
Bank
100% pendapatan Bank
Jasa-jasa:
•Kiriman Uang
•Garansi Bank
•Gadai
•dll
Profit
Distribution
Porsi
Nasabah
Alhamdulillah...
50. PENGERTIAN RESIKO
Suatu ketidakpastian akan terjadinya
peristiwa (bahaya) di masa yang akan
datang, dan jika peristiwa tersebut
terjadi, dapat menimbulkan
kerugian..
51. JENIS RESIKO
1. Resiko Murni
Kalau TIDAK TERJADI, tidak apa-apa. Kalau TERJADI,
rugi.
Contoh:
• Kerusakan harta karena kebakaran, gempa bumi
• Meninggal, sakit atau cedera karena kecelakaan
2. Resiko Spekulatif
Kalau dilakukan bisa untung, rugi, atau break event
Contoh:
• Investasi Saham.
• Jual beli valuta asing.
• Berdagang atau berusaha.
Pada umumnya, hanya Resiko Murni yang dapat
diasuransikan.
53. RESIKO YANG DIHADAPI INDIVIDU
1. Risiko pada orang
Risiko meninggal dalam usia
muda
Risiko kesehatan buruk
Risiko mengalami cacat
Risiko kehilangan pekerjaan
2. Risiko pada harta benda, misalnya:
kerusakan & kehilangan.
3. Risiko terkait dengan
pertanggungjawaban pada pihak
lain.
54. KONSEKUENSI RESIKO BAGI
MASYARAKAT
1. Kebutuhan dana yang besar
untuk menutupi kerugian akibat
terjadi musibah.
2. Ketakutan dan kekhawatiran.
3. Tidak tersedianya / mahalnya
barang atau jasa tertentu akibat
tingginya risiko untuk
penyediaannya.
56. PENGERTIAN ASURANSI
UU No. 2 tahun 1992:
Perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana
pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung,
dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan
penggantian kepada tertanggung, karena kerugian,
kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan,
atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang
mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
57. MANFAAT ASURANSI
• Mengurangi beban keuangan akibat timbulnya kerugian
menyediakan dana apabila terjadi musibah.
• Mengurangi ketidakpastian resiko.
• Memperoleh masukan berupa informasi dan saran
mengenai cara untuk mengurangi/ meminimalisasi resiko
• Menciptakan ketenangan untuk berusaha/bekerja.
58. Perbedaan Asuransi dg Tabungan
Asuransi Jiwa
1. Merupakan sarana proteksi
atas kondisi keuangan apabila
terjadi musibah.
2. Besarnya uang yang akan
diterima berdasarkan perjanjian
yang disepakati, bisa lebih
besar dari premi yang dibayar.
3. Ada unsur keharusan untuk
membayar premi secara teratur
4. Besarnya premi yg harus
dibayar sudah ditetapkan
berdasar perhitungan.
Tabungan
1. Merupakan sarana
penghimpunan kekayaan.
2. Besarnya uang yg diterima
tergantung kemauan
penabung & hasil investasi.
3. Tidak ada unsur keharusan
(bersifat sukarela)
4. Besar uang yang ditabung
tiap kali menabung tidak
selalu tetap
59. JENIS ASURANSI
Sifat kepesertaannya:
1. Asuransi Wajib (Asuransi Sosial). Contoh: Kecelakaan
Penumpang (Jasa Raharja)
2. Asuransi Sukarela
Jenis obyek pertanggungan:
1. Asuransi Jiwa => obyek pertanggungan meninggal/hidupnya
seseorang.
Contoh: asuransi kematian (dengan tabungan atau tanpa
tabungan), asuransi kecelakaan diri, & asuransi kesehatan.
2. Asuransi Umum/Kerugian => obyek pertanggungan harta/hak
atau milik kepentingan):
Contoh: asuransi kebakaran, asuransi kendaraan bermotor,
asuransi pengangkutan barang, asuransi tanggung jawab
hukum.
60. ASURANSI SYARIAH
Dalam Bahasa Arab, asuransi dikenal dengan istilah AT-
TA’MIN, yang diambil dari “amana” dan berarti memberi
perlindungan, ketenangan, rasa aman, bebas dari rasa takut.
Jadi, at-ta’min ialah seseorang membayar / menyerahkan
uang cicilan agar ia atau ahli warisnya mendapat sejumlah
uang sebagaimana disepakati, atau untuk mendapat ganti
terhadap hartanya yang hilang.
61. Asuransi Islam di Indonesia
• Usaha saling melindungi dan saling
menolong diantara sejumlah orang
atau pihak untuk menghadapi risiko
tertentu melalui akad ataupun
perikatan yang sesuai dengan syariah
Islam.
• Di Indonesia, asuransi Islam sering
dikenal dengan istilah takaful. Kata
takaful berasal dari kata takafalaya-
takafalu yang artinya ialah “menjamin
atau saling menanggung”.
62. ASURANSI ISLAM
• Fatwa Dewan Syariah Nasional no 21/DSN-MUI/X/2001,
Asuransi Syariah adalah usaha saling melindungi
dan tolong menolong di antara sejumlah orang
atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset
atau tabarru’ yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu
melalui akad (perikatan) yang sesuai syariah.
63. Dasar dan Landasan
Hukum
A. Hukum Islam
1. Al-Qur’an
Surat Al-Maidah (5) : 2
االثم على تعاونوا وال البروالتقوى وتعاونواعل
والعدوان
“…dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan
kebajikan dan takwa,dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran…”
QS Al-Hasyr : 18
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk
hari esok, dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
64. Dasar dan Landasan Hukum
• Hadits Rasulullah Saw
Pergunakanlah Lima Hal sebelum datangnya Lima Perkara :
- Muda sebelum Tua
- Sehat sebelum Sakit
- Kaya sebelum Miskin
- Lapang sebelum Sempit
- Hidup sebelum Mati
(Hadist Riwayat Muslim)
Hadis Nabi Muhammad SAW:
“Sesungguhnya seseorang yang beriman itu ialah barang siapa yang
memberi keselamatan dan perlindungan terhadap harta dan jiwa
raga manusia” (H.R. Ibnu Majah)
65. Dasar dan
Landasan Hukum
B. Hukum Operasional
1. Fatwa DSN No.21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum
Asuransi Syari’ah.
2. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
426/KMK.06/2003 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan
Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.
3. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan
Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.
4. Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor Kep.
4499/LK/2000 tentang Jenis, Penilaian dan Pembatasan
Investasi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi
dengan Sistem Asuransi dan Reasuransi dengan prinsip
Syari’ah.
66. Pendapat Para Ulama tentang
Asuransi Syari’ah
• Pendapat pertama : “MENGHARAMKAN”
Dikemukakan oleh Sayyid Sabiq, Abdullah al-Qalqii (Mufti Yordania),
Yusuf Qardhawi dan Muhammad Bakhil al-Muth’i (Mufti Mesir).
Alasannya :
1. Asuransi sama dengan judi
2. Mengandung unsur tidak pasti (gharar) dan riba
3. Termasuk jual beli atau tukar-menukar mata uang tidak tunai
4. Hidup mati manusia menjadi objek bisnis (mendahului takdir Allah)
5. Mengandung unsur pemerasan, dimana pemegang polis akan
kehilangan premi yang sudah dibayar, atau dikurangi karena tidak
dapat melanjutkan pembayaran premi.
67. Pendapat Ulama …
• Pendapat kedua : “MEMBOLEHKAN”
Pendapat kedua ini dikemukakan oleh Abd. Wahab Khalaf, Mustafa
Akhmad Zarqa (Guru Besar Hukum Islam Fakultas Syari’ah
Universitas Syria), Muhammad Yusuf Musa (Guru Besar Hukum
Islam Universitas Cairo Mesir), dan Abd. Rakhman Isa (Pengarang
Kitab Al Muamalah al-Haditsah wa Ahkamuha). Alasannya :
1. Tidak ada nash (Al-Qur’an dan Sunnah) yang melarang asuransi
2. Ada kesepakatan dan kerelaan kedua pihak
3. Saling menguntungkan kedua pihak
4. Asuransi termasuk akad mudharabah (bagi hasil)
5. Asuransi termasuk koperasi (Syirkah Ta’awuniyah)
6. Asuransi dianalogikan (diqiyaskan) sistem pensiun seperti taspen
68. Pendapat Ulama …
• Pendapat ketiga :
“Asuransi sosial boleh, dan komersial haram”
Pendapat ini dianut oleh Muhammad Abdu Zahrah
(Guru Besar Hukum Islam Univ. Cairo).
Alasan kelompok ini sama dengan kelompok
pertama dalam asuransi yang bersifat komersial
(haram), dan sama pula dengan alasan kelompok
dua dalam asuransi yang bersifat sosial (boleh).
69. PERBANDINGAN ASURANSI
HARUS ADA
TAKAFULI (tolong-
menolong)
TABADULI (jual- beli)
TIDAK
DIPERHATIKAN
MILIK PERUSAHAAN
MILIK NASABAH
BUNGA
BAGI HASIL
MILIK PERUSAHAAN
DARI REKENING TABARRU
(DANA SOSIAL)
DARI REKENING
PERUSAHAAN
BAGI HASIL
70. ASURANSI KONVENSIONAL VS ASURANSI SYARIAH ...(1)
Risk Transfer vs. Risk Sharing
TERTANGGUNG
PERUSAHAAN
ASURANSI
Penanggung
Risiko
TRANSFER RISIKO
Membayar Premi
MENANGGUNG RISIKO
Membayar Klaim
TERTANGGUNG
TERTANGGUNG
PESERTA
PESERTA
PESERTA
DANA TABARRU’
Dana Hibah
TA’AWUN
Membayar Kontribusi
& Menerima Klaim
PERUSAHAAN
ASURANSI
Pengelola
Takaful
ASURANSI KONVENSIONAL – Risk Transfer - Terdapat unsur gharar dan maisir
ASURANSI SYARIAH – Risk Sharing – Tidak terdapat unsur gharar dan maisir
Akad Wakalah atau
Akad Mudharabah
Wakalah = pemberian kuasa
Mudharabah = Bagi hasil
71. ASURANSI KONVENSIONAL VS ASURANSI SYARIAH ...(2)
• Investasi ASURANSI SYARIAH ditempatkan pada
instrumen yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah Islam.
• Investasi ASURANSI KONVENSIONAL
ditempatkan pada instrumen apa saja.
72. AKAD DALAM ASURANSI SYARIAH
Akad Ta’awun
Akad tolong menolong antara sesama peserta.
Akad Tabarru’
Akad hibah dalam bentuk pemberian dana (kontribusi) untuk tujuan tolong-menolong
sesuai dengan syarat-syarat yang disepakati.
Akad Wakalah bil Ujrah
Akad untuk memberikan kuasa kepada perusahaan asuransi sebagai wakil dari
peserta dalam mengelola dana tabarru’ dan/atau dana investasi peserta dengan
imbalan fee (ujrah).
Akad mudharabah
Akad untuk memberikan kuasa kepada perusahaan sebagai mudharib
dalam mengelola investasi dana tabarru’ dan/atau dana investasi peserta
dengan imbalan bagi hasil yang disepakati.
Akad mudharabah musyarakah
Akad untuk memberikan kuasa kepada perusahaan asuransi sebagai
mudharib dalam mengelola investasi dana tabarru’ dan/atau dana investasi
peserta, dengan imbalan bagi hasil yang besarnya ditetapkan berdasarkan
komposisi kekayaan yang digabungkan.
73. MODEL USAHAASURANSI SYARIAH
Peserta
Kontribusi
Dana Tabarru’ Dana Perusahaan
Dana Investasi
Peserta
Surplus Underwriting =
Kontribusi – Kontribusi
Reasuransi Klaim –
Penyisihan Teknis
Hasil Investasi Dana
Tabarru’
Khusus untuk
produk dg manfaat
investasi
qardh
74. Perhitungan Biaya Ke Depan
Waktu Yang Dibutuhkan B i a y a Jumlah Total Biaya Biaya
untuk sekolah saat ini ke depan
3 Tahun Untuk Masuk TK Uang Pangkal 5,000,000
SPP di TK-A (200Ribu/bulan) 2,400,000
SPP di TK-B (200 ribu/bulan) 2,400,000
Total 2 tahun pendidikan 9,800,000 12,345,178
5 Tahun Untuk masuk SD Uang pangkal 3,000,000
SPP kelas 1-6(200ribu/bulan) 14,400,000
Buku dan lain-lain 5,000,000
Total 6 tahun pendidikan 22,400,000 28,217,549
Contoh Perhitungan Asuransi
75. 11 Tahun untuk masuk SMP Uang pangkal 7,000,000
SPP kelas 1-3 (250 ribu/bulan) 9,000,000
Buku dan lain-lain 6,000,000
Total 3 tahun pendidikan 22,000,000 27,713,664
14 Tahun untuk masuk SMA Uang pangkal 10,000,000
SPP kelas 1-3 (300 ribu/bulan) 9,000,000
Buku dan lain-lain 10,000,000
Total 3 tahun pendidikan 29,000,000 36,531,648
17 Tahun untuk masuk S1 Uang pangkal 14,000,000
SPP 8 semester(2,5 juta
persemester) 20,000,000
Buku dan lain-lain 20,000,000
Total 4 tahun pendidikan 54,000,000 68,024,448
77. Tips Memilih Perusahaan dan Produk Asuransi
1. Pilihlah produk asuransi sesuai dengan kebutuhan.
2. Dapatkan informasi selengkapnya mengenai perusahaan penyedia produk
yang diharapkan.
3. Pilihlah perusahaan asuransi yang memeiliki izin dari Menteri Keuangan dan
mempunyai reputasi baik.
4. Pilihlah perusahaan yang masuk kategori sehat.
5. Pilihlah tenaga pemasaran asuransi yang memiliki lisensi.
6. Harus waspada saat mendapat penawaran produk yang menjanjikan tingkat
bunga atau return yang tinggi.
7. Pelajari polis dengan baik.
78. SISTEM SYARI’AH ADALAH SISTEM TERBAIK
CIPTAAN ALLAH YANG HARUS DIIKUTI
وآل فاتبعها األمر من شريعة على جعلناك ثم
يعلمون ال الذين أهواء تتبع
Kemudian kami menjadikan bagi kamu suatu
syari’ah,
Maka ikutilah syari’ah itu,
Jangan ikuti hawa nafsu orang-orang
yang memahami syari’ah (QS. Al-Jatsiyah : 18)