SlideShare a Scribd company logo
1
PERANG SALIB DAN INVASI MONGOL
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Sejarah Perkembangan dan Peradaban Islam
DOSEN:
Prof. Dr. H. M. Athoullah Ahmad, MA
Oleh:
Liseu Taqillah
NIM: 182420106
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSTAS ISLAM NEGERI (UIN)
“SULTAN MAULANA HASANUDIN”
BANTEN
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirohim
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya maka Makalah ini dapat diselesaikan. Sholawat dan salam
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. beserta keluarganya,
sahabatnya dan pengikutnya sampai akhir zaman.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Serang, November 2018
Penulis
Liseu Taqillah
DAFTAR ISI
Cover i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Bab I : Pendahuluan
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2
Bab II : Pembahasan
A. Sejarah Perang Salib 3
1. Faktor-faktor Terjadinya Perang Salib 4
2. Proses Berlangsungnya Perang Salib 5
3. Akibat terjadinya Perang Salib 12
B. Invasi Mongol 14
1. Asal Usul Bangsa Mongol 14
2. Serangan Tentara Mongol 15
Bab III : Penutup
Kesimpulan 19
Daftar Pustaka 20
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejak Dinasti Saljuk merebut Baitul maqdis dari tangan dinasti
Fathimiyah, pihak Kristen merasa tidak bebas lagi menunaikan ibadah ke
sana karena penguasaan saljuk menetapkan sejumlah peraturan yang
dianggap mempersulit mereka yang hendak melaksanakan ibadah ke Baitul
Maqdis. Sehingga menimbulkan kebencian orang-orang Kristen terhadap
umat Islam. Untuk memperoleh kembali keleluasaan berziarah ke tanah suci
Kristen itu, pada tahun 1095 M, Paus Urbanus II berseru kepada umat Kristen
di Eropa supaya melakukan perang suci.1 Dengan tujuan untuk merebut kota
Palestina dari kaum muslimin yang kemudian dikenal dengan Perang Salib.
Jatuhnya kota Baghdad pada tahun 1258 M ke tangan bangsa Mongol
bukan saja mengakhiri khalifah Abbasiyah di sana, tetapi juga merupakan
awal dari masa kemunduran politik dan peradaban Islam, karena baghdad
sebagai pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang sangat kaya dengan
khazanah ilmu itu ikut pula lenyap dibuminhanguskan oleh pasukan Mongol
yang dipimpin Hulagu Khan.2
Berikut penulis akan jelasakan tentang sejarah Perang Salib dan
peristiwa Invasi Mongol.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan hal tersebut maka rumusan pemasalahan yang muncul
dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah Perang Salib?
2. Apa itu Invasi Mongol
1 Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta : Rajawali Pers.
2017), p. 77.
2 Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, p. 111.
C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari makalah ini
adalah:
1. Untuk mengetahui sejarah Perang Salib.
2. Untuk mengetahui peristiwa Invasi Mongol.
D. MANFAAT
Adapun manfaat dari makalah ini adalah agar para mahasiswa dapat
memahami dan mengetahui:
1. Sejarah Perang Salib.
2. Peristiwa Invasi Mongol.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH PERANG SALIB
Pada periode keempat Dinasti Abbasiyah, dinasti tersebut semakin
mengalami kemunduran, sebenarnya dari awal periode kedua dinasti ini
sudah mulai melemah, meskipun dinasti Abbasiyah berdiri tetapi roda
pemerintahannya tidaklah dijalankan oleh dinasti tersebut, melainkan oleh
para penguasan lain. Pada periode kedua pemerintahan dikuasai oleh bangsa
turki, periode ketiga dikuasai Bani Buwaih, dan pada periode keempat ini asal
mula terjadinya perang Salib, dimasa ini roda pemerintahan kembali dikuasai
oleh bangsa turki yakni Bani Saljuk atau dikenal dengan Dinasti Saljuk,
meskipun demikian dinasti ini tetap menghargai pemerintahan yang ada yaitu
Dinasti Abbasiyah karena keduanya beraliran Sunni.
Dinasti Saljuk pada masa pemerintahan Alp Arselan, melakukan
perluasan daerah yang sudah dimulai oleh Thugrul Bek (pimpinan Dinasti
Saljuk sebelumnya) dilanjutkan ke arah Barat sampai pusat kebudayaan
Romawi di Asia Kecil, yaitu Bizantium.3 Tentara Alp Arselan berhasil
mengalahkan tentara Romawi yang besar yang terdiri dari tentara Romawi,
Ghuz, Al-Akraj, Al-Hajr, Prancis, dan Armenia.4 Peristiwa penting dalam
gerakan ekspansi yang dilakakukan Alp Arselan ini adalah peristiwa
Manzikart, tahun 464 H (1071 M).5 Peristiwa besar ini menanamkan benih
permusuhan dan kebencian orang-orang Kristen terhadap umat Islam, yang
kemudian mencetuskan Perang Salib.
Perang Salib secara khusus menggambarkan reaksi orang kristen di
Eropa terhadap Muslim di Asia, yang telah menyerang dan menguasai
wilayah Kristen sejak 632 M, tidak hanya di Syria di Asia Kecil, tetapi juga
3 Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, p. 74.
4 Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, p. 74.
5 Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, p. 76.
di Spanyol dan Sisilia.6 Perang Salib menurut sudut pandang Barat,
merupakan serangkaian operasi militer yang didorong oleh keinginan kaum
Kristen Eropa untuk menjadikan tempat-tempat suci umat Kristen dan
terutama Yerussalem masuk ke dalam wilayah perlindungan mereka.7
Berikut akan dijelaskan oleh penulis beberapa faktor pemicu
terjadinya Perang Salib, serta periode berlangsungnya Perang Salib.
1. Faktor-faktor Terjadinya Perang Salib
Faktor-faktor khusus yang menggambarkan peta kepentingan
pihak-pihak yang terlibat dalam perang Salib diantaranya adalah sebagai
berikut:
a. Pendudukan kota Yerussalem oleh Dinasti Saljuk dari tangan
Imperium Bizantium. Dinasti Saljuk merupakan kekaisaran Islam
pertama Turki yang memerintah dunia Islam. Daerah pendudukannya
lumayan luas, mencakup Asia Tengah dan Timur Tengah, terbentang
dari Anatolia hingga Punjab (India) di Asia Selatan. Melalui
Pertempuran Manzikert tahun 1071 M, militer Seljuk berhasil
memukul mundur Bizantium yang pada saat itu bercokol di Palestina.
b. Kota Yerussalem merupakan kota Suci umat Kristiani, karena mereka
meyakini kota Yerussalem merupakan tempat kelahiran Isa Al-Masih
(Yesus Kristus). Ummat Kristiani biasa berziarah ke Yerussalem.
Namun, ketika kota ini diduduki oleh orang-orang Islam, tentu saja ini
dianggap sebagai bentuk penghinaan terhadap kota suci mereka. Oleh
karenanya, ketika dikatakan merebut kembali kota suci, antusias dan
semangat umat Kristiani menjadi membara.
c. Faktor perpecahan yang terjadi antara umat Kristiani sendiri di Eropa
yang suka berperang antara sesama mereka. Paus Urban II
berpandangan, dari pada berperang antara sesama mereka, akan jauh
6 Philip K. Hitti, A Short History of The Arabs-Sejarah Ringkas Peradaban Arab-Islam,
Terj. Dedi Slamet Riyadi, (Jakarta: Qalam, 2018), p. 244.
7 Carole Hillenbrand, Perang Salib Sudut Pandang Islam, Terj. Heryadi, (Jakarta: PT.
Kalola Printing, 2015), p. 1.
lebih baik kalau mereka berperang melawan musuh agama mereka.
Perebutan Yerussalem oleh Dinasti Saljuk menjadi momentum yang
tepat untuk menciptakan musuh bersama (common enemy) dalam
rangka menyatukan semua kekuatan umat Kristiani Eropa.
d. Diantara alasan seruan Perang Salib oleh Paus Urban II adalah adanya
keretakan antara Gereja-gereja Timur dan Barat. Jadi seruan perang
Salib ini diharapkan dapat memulihkan kembali keretakan yang
tumbuh diantara Gereja-gereja Timur dan Barat. Karena sejak 1009
hingga 1054 antara Gereja Yunani dan Gereja Roma mengalami
perpecahan.8
e. Kecenderungan gaya hidup nomaden dan militeristik suku-suku
Teutonik-Jerman yang telah mengubah peta Eropa sejak mereka
memasuki babak sejarah; dan Perusakan Makam suci milik gereja,
tempat ziarah ribuan orang Eropa (yang kunci-kuncinya telah
diserahkan pada 800 kepada Charlemegne dengan berkah dari uskup
Yerussalem) oleh seorang khalifah Fatimiyah pada 1009.9 Keadaan itu
semakin parah karena para peziarah merasa keberatan melewati
wilayah Muslim di Asia Kecil.10
2. Proses Berlangsungnya Perang Salib
Perang salib belangsung hampir mencapai dua abad lamanya. Dari
waktu yang demikian panjang itu bisa dibayangkan, betapa banyak
morban bejatuhan dari kedua belah pihak. Bila diukur dari waktu
berlangsungnya perang salib, secara globa dibagi tiga periode, sebagai
berikut:
Periode pertama : disebut periode penaklukan umat Kristiani yang
8 Eka Hendry Ar, Perang Salib: Kontestasi Antara Kesholehah Beragama dan Ambisi
Politik Praktis dalam Sejarah Perang Salib Volume 1: Journal Of Islamic Studies, (Pontianak:
STAIN Pontianak, 2011), p. 48.
9 Philip K. Hitti, A Short History of The Arabs-Sejarah Ringkas Peradaban Arab-Islam,
Terj. Dedi Slamet Riyadi, p. 244.
10 Philip K. Hitti, A Short History of The Arabs-Sejarah Ringkas Peradaban Arab-Islam,
Terj. Dedi Slamet Riyadi, p. 244-245.
berlangsung dari tahun 1096-1144 M.
Periode kedua : disebut sebagai periode reaksi umat Islam yang
berlangsung dari tahun 1144-1192 M.
Periode ketiga : disebut sebagai periode kehancuran pasukan Salib
yang berlangsung dari tahun 1192-1291.11
a. Periode Pertama
Pada tanggal 26 November 1095 Paus Urban menyampaikan
pidatonya di Clermont, bagian tenggara Perancis, dan memerintahkan
orang kristen agar memasuki lingkungan Makam Suci, merebutnya dari
orang jahat dan menyerahkannya kembali kepada mereka.12 Seruan itu
bergema di seluruh negeri, menggugah kaum Kristen untuk bergerak
dan bersatu, baik dari lapisan bawah maupun lapisan atas masyarakat.
Perang Salib dimulai pada 1096 tepatnya musim semi,
berkumpulah sebanyak 150.000 tentara Eropa yang sebagian besar
berasal dari Perancis dan Normandia. Pasukan perang Salib ini
berkumpul di Konstatinopel. Dalam perjalanan mereka menuju
Palestina melalui Asia Kecil, banyak pasukan bergabung, sehingga
jumlah pasukan mencapai 300.000 orang.13
Perang Salib Pertama, meskipun dilancarkan dengan sejumlah
pemimpin di lapangan, termasuk Raymond dari Toulouse, Bahemond
dari Sisilia, dan Godfrey dari Bauillon, mencapai keberhasilan militer
yang bernilai penting pada saat masih berada dalam perjalanan melalui
Anatolia.14 Kaum Frank itu menaklukkan ibu kota Saljuk di Iznik pada
Juni 1097, dan membuat pasukan Saljuk yang berada dibawah
pimpinan Sulta Qilij Arslan mengalami kekalahan besar-besaran dalam
pertempuran Dorylaeum pada juli di tahun yang sama.15
11 Syamzan Syukur, Perang Salib dalam Bingkai Sejarah Volume II: Jurnal Rihlah,
(Makassar: UIN Alauddin Makassar, 2014), p. 52.
12 Philip K. Hitti, A Short History of The Arabs-Sejarah Ringkas Peradaban Arab-Islam,
Terj. Dedi Slamet Riyadi, p. 245.
13 Syamzan Syukur, Perang Salib dalam Bingkai Sejarah Volume II: Jurnal Rihlah, p. 52.
14 Carole Hillenbrand, Perang Salib Sudut Pandang Islam, Terj. Heryadi, p. 27.
15 Carole Hillenbrand, Perang Salib Sudut Pandang Islam, Terj. Heryadi, p. 27.
Daerah yang pertama-tama jatuh ketangan pasukan Salib adalah
Edessa, lalu disusul Tarsus, Antiokia dan Aleppo. Semuanya direbut
pada 1098.16 Pada bulan juni 1099, bergerak lagi tentara Salib
melanjutkan penyerbuannya. Kali ini sasaran mereka adalah Baitul
Maqdis, selama kurang lebih satu bulan mereka mengepung kota suci
ini, akhirnya mereka berhasil menguasainya, tepatnya pada tanggal 15
Juli 1099 M.17 Para penyerbu mengempur kota, membantai semua
penduduk tanpa membeda-bedakan usia dan jenis kelamin sehingga
“tumpukan kepala, tangan, dan kaki dapat disaksikan di seluruh jalanan
dan alun-alun kota’.18
Dengan berhasilnya pasukan Salib menguasai Baitul Maqdis dan
kota-kota disekitarnya, maka mereka dapat mendirikan empat kerajaan
Latin, yaitu:
1. Kerajaan Latin I di Edessa (1096 M) yang dipimpin oleh Raja
Boldwin.
2. Kerajaan Latin II di Antokia (1098 M) yang dipimpin oleh Raja
Bahemond.
3. Kerajaan Latin III di Baitul Maqdis (1099 M) yang dipimpin oleh
Raja Godfrey.
4. Kerajaan Latin IV di Tripolo (1099 M) yang dipimpin oleh Raja
Raymond.19
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada periode pertama
Perang Salib ini kaum muslim mengalami kekalahan yang besar, dan
tentara salib berhasil mencapai tujuannya untuk menguasai Kota Suci
Yerussalem dan Baitul Maqdis.
16 Philip K. Hitti, A Short History of The Arabs-Sejarah Ringkas Peradaban Arab-Islam,
Terj. Dedi Slamet Riyadi, p. 248.
17 Syamzan Syukur, Perang Salib dalam Bingkai Sejarah Volume II: Jurnal Rihlah, p. 53.
18 Philip K. Hitti, A Short History of The Arabs-Sejarah Ringkas Peradaban Arab-Islam,
Terj. Dedi Slamet Riyadi, p. 248.
19 Syamzan Syukur, Perang Salib dalam Bingkai Sejarah Volume II: Jurnal Rihlah, p. 53.
b. Periode Kedua
Jatuhnya beberapa wilayah kekuasaan Islam ketangan pasukan
Salib membangkitkan kesadaran kaum muslimin untuk menghimpun
kekuatan guna menghadapi mereka. Maka di bawah komando
Imaduddin Zanki (gubernur Mossul), kaum muslimin bergerak maju
membendung serangan pasukan Salib sampai mereka berhasil kembali
merebut Aleppo dan Edessa dari tangan orang Kristen pada tahun 1144
M.20
Kemenangan Zenki di Edessa pada 539 H/1144 M menjadikannya
sebagai satu-satunya tokoh utama yang pertama berperan dalam
kebangkitan umat Islam melawan para tentara Salib. Kemenangan itu
mendorong meletusnya perang salib kedua.21 Namun, Zenki dibunuh
pada Rabiul awal 541 H, bertepatan dengan september 1146 M.22
Kematian Zenki hanya berselang dua tahun setelah penaklukannya yang
terkenal terhadap Edessa. Menjelang ajalnya, di dalam sumber-sumber
Islam Zenki digambarkan sebagai pahlawan Islam yang sesungguhnya.
Ia umumnya dijuluki sebagai seorang syahid di dalam sumber-sumber
tesebut, meskipun ia dibunuh oleh seorang budak dalam keadaan
pingsan karena mabuk di dalam tendanya.23
Setelah Imaduddin Zanki wafat tugasnya dilanjutkan oleh
putranya yakni Nuruddin Zanki. Di bawah pimpinan Nuruddin Zanki
dia ingin meneruskan cita-cita ayahnya untuk merebut dan
membebaskan negara-negara Islam di dunia Timur dari cengkraman
kaum Frank. Maka dia memimpin pasukan dan berhasil membebaskan
Damaskus atau Syam pada tahun 1147 M, Antoikia pada tahun 1149 M,
dan Mesir pada tahun 1169 M.24
20 Syamruddin Nasution, Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, (Riau: Asa Riau,
2013), p. 352.
21 Carole Hillenbrand, Perang Salib Sudut Pandang Islam, Terj. Heryadi, p. 139.
22 Carole Hillenbrand, Perang Salib Sudut Pandang Islam, Terj. Heryadi, p. 145.
23 Carole Hillenbrand, Perang Salib Sudut Pandang Islam, Terj. Heryadi, p. 143.
24 Syamruddin Nasution, Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, p. 352.
Dunia Islam kemudian menghadapi serangan Perang Salib kedua,
yang dipicu oleh kejatuhan Edessa.25 Paus Eugenius III menyerukan
perang suci yang disambut positif oleh raja Prancis Louis VII dan raja
Jerman Condrad II. Keduanya memimpin pasukan Salib untuk merebut
wilayah Kristen di Syria (Damaskus).26 Meskipun para Tentara Salib
yang dikirimkan ke Damaskus jumlahnya besar, mereka berhasil
dipukul mundur dan usaha tersebut kemudian gagal.27 Gerakan maju
mereka dihambat oleh Nuruddin. Mereka tidak berhasil memasuki
Damaskus. Louis VII dan Condrad II sendiri melarikan diri pulang ke
negerinya.28
Pada tahun 1174 M Nuruddin wafat, dan pimpinan perang
dipegang oleh Salahuddin al-Ayubi al-Ayyubiyah di Mesir pada tahun
1175 M. Akhirnya Salahuddin al-Ayubi dapat merebut kembali
Yerusalem pada tahun 1187 M. Dengan demikian kerajaan Latin di
Yerusalem yang berlangsung selama 88 tahun berakhir.29 Jatuhnya
Yerusalem ke tangan kaum Muslimin sangat memukul perasaan tentara
Salib. Mereka pun menyusun rencana balasan. Kali ini tentara Salib
dipimpin oleh Frederick Barbarossa, raja Jerman, Richard the Lion
Hart, raja Inggris, dan Philip Augustus, raja Perancis, yang bergerak
pada tahun 1189 M.30
Ekspedisi militer salib kali ini dibagi dalam beberapa divisi.
Sebagian menempuh jalan darat dan yang lainnya menempuh jalur laut.
Frederick yang memimpin divisi darat tewas tenggelam dalam
penyeberangannya di sungai Armenia, dekat kota ar-Ruha’. Sebagian
tentaranya kembali, kecuali beberapa orang yang terus melanjutkan
perjalannya di bawah pimpinan putra Frederick. Adapun kedua divisi
lainnya yang menempuh jalur laut bertemu di Sicilia. Karena terjadi
25 Carole Hillenbrand, Perang Salib Sudut Pandang Islam, Terj. Heryadi, p. 147.
26 Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, p. 78.
27 Carole Hillenbrand, Perang Salib Sudut Pandang Islam, Terj. Heryadi, p. 146.
28 Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, p. 78.
29 Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam, (Medan : Perdana Publishing. 2016), p. 161.
30 Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, p. 78.
kesalahpahaman, akhirnya mereka meninggalkan Sicilia secara terpisah,
Richard menuju Cyprus dan mendudukinya dan selanjutnya menuju
Syam (Suriah).31 Sedangkan Philip langsung ke Akka disana
pasukannya berhadapan dengan pasukan Salahuddin al-Ayubi. Tidak
lama kemudian pasukan Rhicard datang. Maka gabungan pasukan
Philip dan Richard melakukan pertempuran sengit dengan pasukan
Salahuddin al-Ayyubi.32 Meskipun mendapat tantangan berat dari
Salahuddin al-Ayubi, namun mereka berhasil merebut Akka yang
kemudian dijadikan ibu kota kerajaan Latin.33 Akan tetapi, mereka tidak
berhasil memasuki Palestina.
Pada tanggal 2 November 1192 M, dibuat perjanjian damai atau
gencatan senjata antara tentara salib dengan Salahuddin al-Ayubi yang
disebut dengan Shulh al-Ramlah. Inti perjanjian damai tersebut adalah:
daerah pedalaman akan menjadi milik umat Islam, dan umat Kristen
yang akan ziarah ke Baitul Maqdis akan terjamin keamanannya,
sedangkan daerah pesisir Utara, Acre dan Jaffa berada di bawah
kekuasaan tentara Salib.34 Tidak lama kemudian setelah perjanjian itu
disepakati Salahuddin al-Ayyubi wafat pada bulan Februari 1193 M.35
Dari yang dijelaskan diatas dapat di ketahui bahwa pasukan Salib
kali ketiga tidak berhasil merebut Baitul Maqdis dari tangan kaum
muslimin. Demikian juga kota-kota lainnya seperti Aleppo, Edessa,
Syria, Antoikia, dan Mesir dan hanya berhasil merebut kota Akka saja.
c. Periode Ketiga
Perang Salib III ini timbul sebab bangkitnya Mesir dibawah
pimpinan Salahuddin, berkat kesuksesannya menaklukkan Baitul
Maqdis dan kemampuannya mengatasi angkatan-angkatan perang
31 Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam, p. 161.
32 Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, (Riau : Yayasan Pusaka Riau, 2013),
p. 321.
33 Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, p. 78.
34 Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam, p. 162.
35 Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, p. 322.
Prancis, Inggris, Jerman dan negara-negara Eropa lainnya. Kejadian
tersebut dapat membangunkan Eropa Barat untuk menyusun angkatan
Perang Salib.36 Tentara Salib pada periode ini dipimpin oleh raja
Jerman, Frederick II. Kali ini mereka berusaha merebut Mesir lebih
dahulu sebelum Palestina, dengan harapan dapat bantuan orang Kristen
Qibthi.37 Beberapa tahun setelah pasukan Salib berhasil menduduki
Konstantinopel, pada tahun 1218 M, mereka menyerang Mesir, tetapi
tidak berhasil dan hanya dapat menguasai kota Dimyat sebagai pintu
gerbang strategi untuk memasuki Mesir.38
Raja Mesir dari dinasti Ayyubiyah waktu itu, al-Malik al-Kamil,
membuat perjanjian dengan Frederick, isinya antara lain Frederick
bersedia melepaskan Dimyat, sementara al-Malik al-Kamil melepaskan
Palestina, Frederick menjamin keamanan kaum Muslimin di sana dan
Frederick tidak mengirim bantuan kepada Kristen di Syria.39
Dalam perkembangan berikutnya, Palestina dapat direbut kembali
oleh kaum Muslimin pada tahun 1247 M, di masa pemerintahan al-
Malik al-Shalih, penguasa Mesir selanjutnya.40 Perlawanan tentara
Salib dilanjutkan oleh Dinasti Mamalik pada tahun 1263 M.41 Ketika
Dinasti Ayyubiyah berakhir di Mesir dan dikuasai oleh kaum Mamalik
pada saat itu Sultan Baybas dan Qalawun sekaligus sebagai pimpinan
perang. Mereka berhasil merebut kembali kota Akka dari tangan orang
Kristen pada tahun 1291 M.42
Dengan demikian semua kota-kota yang pernah di rebut dahulu
oleh pasukan Salib, kini semua telah berhasil di rebut kembali oleh
36 Eka Hendry Ar, Perang Salib:Kontestasi Antara Kesholehah Beragama dan Ambisi
Politik PraktisdalamSejarah Perang Salib Volume 1: Journal Of Islamic Studies,p. 47.
37 Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam, p. 162.
38 Syamzan Syukur, Perang Salib dalam Bingkai Sejarah Volume II: Jurnal Rihlah, p. 55.
39 Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, p. 79.
40 Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam, p. 162.
41 Syamzan Syukur, Perang Salib dalam Bingkai Sejarah Volume II: Jurnal Rihlah, p. 55.
42 Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, p. 324.
kaum muslimin tanpa terkecuali. Oleh sebab itu perang Salib telah
berakhir pada tahun 1291 M.43
3. Akibat terjadinya Perang Salib
Akibat adanya perang Salib ini, walaupun umat Islam berhasil
mempertahankan daerah-daerahnya dari tentara Salib, namun kerugian
yang mereka derita banyak sekali, karena peperangan ini terjadi di
wilayah Islam. Di antaranya adalah kekuatan politik umat Islam menjadi
lemah. Dalam kondisi demikian mereka bukan menjadi bersatu, tetapi
malah terpecah belah. Banyak dinasti kecil yang memerdekakan diri dari
pemerintahan pusat Abbasiyah di Baghdad.44
Namun meskipun pihak Kristen Eropa menderita kekalahan dalam
perang Salib, namun mereka telah mendapatkan hikmah yg sangat besar
nilainya dari perang Salib karena mereka dapat bekenalan dengan
peradaban Islam yang sudah maju. Bahkan peradaban yang mereka
peroleh dari dunia Timur menyebabkan mereka bangkit yang disebut
dengan masa Renaisance di Barat.45 Kebudayaan yang mereka bawa ke
Barat terutama dalam bidang militer, seni, perindustrian, perdagangan,
pertanian, astronomi, kesehatan, dan kepribadian.46
Dalam bidang militer dunia Barat menemukan persenjataan dan
tekhnik berberang yang belum pernah mereka temukan sebelumnya di
negaranya, seperti penggunaan bahan peledak untuk melontarkan peluru,
pertarungan senjata dengan menunggang kuda, serta membangkitkan
semangat militer dengan gendang dan rebana di medan perang.47
Dalam bidang perindustrian, mereka menemukan kain tenun dan
peralatannya di dunia Islam, kemudian mereka bawa ke negerinya, seperti
43 Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, p. 324.
44 Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam, p. 163.
45 Syamruddin Nasution, Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, p. 357.
46 Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam, p. 163.
47 Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, p. 324.
kain muslin, satin, dan damas. Mereka juga menemukan berbagai jenis
parfum, kemenyan, dan getah Arab yang dapat mengharumkan ruangan.48
Dalam bidang pertanian mereka menemukan model irigasi yang
praktis dan jenis tumbuhan serta buah-buahan yang beraneka ragam.49
Hubungan perniagaan dengan Timur-Islam menyebabkan mereka
menggunakan mata uang sebagai alat tukar barang, yang sebelumnya
mereka menggunakan sistem barter. Ilmu astronomi berkembang pada
abad ke-9 di dunia Islam telah pula mempengaruhi lahirnya berbagai
observatorium di dunia Barat. Selain itu juga mereka meniru rumah sakit
dan tempat pemandian. Yang tidak kurang pentingnya adalah bahwa sikap
dan kepribadian umat Islam di Timur pada waktu itu telah memberikan
pengaruh positif terhadap nilai-nilai kemanusiaan di Eropa yang
sebelumnya tidak mendapat perhatian.50
Dengan demikian baik yang menyangkut mental maupun pisik
melalui perang Salib, orang barat menemukan nilai yang sangat berharga
dari dunia Timur yang membuat mereka bangkit di Eropa kemudian.
Sebaliknya apa yang di peroleh Islam dari perang Salib. Apalah
yang di harapkan dari penjahat, perampok, dan pembunuh kecuali
dekandensi moral. Karena waktu pasukan-pasukan Salib datang ke dunia
Timur sekaligus mereka membawa pelacur dari Eropa yang menyertai
mereka dalam peperangan. Maka perang Salib menghabiskan asset
kekayaan dan putera terbaik dunia Islam.
Akibatnya memerlukan waktu yang lama untuk memulihkannya
kembali. Akibat lain kemiskinan menimpa dunia Islam. Karena seluruh
kekayaan negara habis dialokasikan untuk biaya dan kepentingan perang.
Demikianlah akhir dari perang Salib yang telah memporakporandakan
sendi-sendi kekuatan Islam di dunia Timur dan melahirkan renaisance di
dunia Barat.51
48 Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam, p. 164.
49 Syamruddin Nasution, Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, p. 358.
50 Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam, p. 164.
51 Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, p. 326.
B. INVASI MONGOL
1. Asal Usul Bangsa Mongol
Bangsa Mongol berasal dari daerah pegunungan Mongolia yang
membentang dari Asia Tengah sampai ke Siberia Utara, Tibet Selatan dan
Manchuria Barat serta Turkistan Timur. Nenek moyang mereka bernama
Alanja Khan, yang mempunyai dua putera kembar, Tartar dan Mongol.
Kedua putera itu melahirkan dua suku bangsa besar, Mongol dan Tartar.52
Dalam rentang waktu yang sangat panjang, kehidupan bangsa
Mongol tetap sederhana. Mereka mendirikan kemah-kemah dan
berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, menggembala kambing
dan hidup dari hasil buruan. Mereka juga hidup dari hasil perdagangan
tradisional, yaitu mempertukarkan kulit binatang dengan binatang yang
lain, baik di antara sesama mereka maupun dengan bangsa Turki dan
China yang menjadi tetangga mereka. Sebagaimana umumnya bangsa
nomad, orang-orang Mongol mempunyai watak yang kasar, suka
berperang, dan berani menghadang maut dalam mencapai keinginannya,
akan tetapi mereka sangat patuh kepada pemimpinnya. Mereka menganut
agama Syamaniah (Syamanism), menyembah bintang-bintang, dan sujud
kepada matahari yang sedang terbit.53
Selanjutnya dinyatakan oleh Ali Husni al-Khurbuthli, bahwa pada
dasarnya bangsa Mongol ini adalah kabilah-kabilah penggembala yang
peradabannya sangat primitif dan ideologinya animisme. Oleh karena
hujan tidak pernah turun selama bertahun-tahun di daerah mereka, maka
tidak ditemukan tempat penggembalaan.
Akibatnya bangsa Mongol melakukan invansi ke berbagai bangsa,
merampas dan merampok. Mereka mendatangi kota-kota yang ada di
sekelilingnya untuk melakukan kekerasan dan kecurangan.54 Di dalam
otaknya telah tertanam pikiran-pikiran jahat, yaitu mengubah kota-kota
52 Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, p. 111.
53 Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam, p. 167.
54 Syamruddin Nasution, Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, p. 305.
ramai, tanah-tanah subur menjadi kota-kota padang lalang yang
berperadaban primitif, sebagaimana yang pernah mereka saksikan di
lingkungan tempat tinggal mereka yang pertama kali di Asia Tengah.55
2. Serangan Tentara Mongol
Dari berbagai catatan sejarah, dapat diketahui bahwa julukan yang
paling tepat bagi bangsa Mongol adalah penjarah yang tidak beradab dan
tidak berperikemanusiaan. Itulah Jengis khan sebagai pemimpin bangsa
Mongol pada waktu itu dianggap sebagai manusia penakhluk terbesar dan
terkuat, sehingga wajar saja bangsa Mongol sebagai kekuatan raksasa
yang paling ditakuti.56 Di samping karena keberanian dan sikap
ambisiusnya, Jengis Khan mempunyai antusias yang sangat tinggi untuk
meluaskan kekuasaannya ke negeri-negeri lain. Dan bahkan dia bertekad
untuk menguasai dunia, yakni dengan membentuk dan melatih pasukan
perang yang tangguh dan berdisiplin.57
Setelah pasukan perangnya terorganisasi dengan baik, Jengis Khan
berusaha memperluas wilayah kekuasaan dengan melakukan penaklukan
terhadap daerah-daerah lain. Serangan pertama diarahkan ke kerajaan
cina. Ia berhasil menduduki Peking tahun 1215 M.58 Sasaran selanjutnya
adalah negeri-negeri Islam. Pada tahun 606H/1209 M, tentara Mongol
keluar dari negerinya dengan tujuan Turki dan Ferghana, kemudian terus
ke Samarkand. Pada mulanya, mereka mendapat perlawanan berat dari
penguasa Khawarizm, Sultan Alauddin di Turkistan. Pertemuran
berlangsung seimbang. Karena itu, masing-masing kembali ke
negerinya.59
Pada tahun 1220 Jengis Khan bersama pasukannya datang ke
Bukhara untuk melakukan serangan terhadap kekuatan Khawarizm.
55 Syamruddin Nasution, Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, p. 306.
56 Syamruddin Nasution, Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, p. 306.
57 Syamruddin Nasution, Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, p. 307.
58 Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, p. 112.
59 Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, p. 113.
Pasukan Alauddin yang berjumlah 20.000 orang gagal menahan serangan
Mongol yang berkekuatan 70.000 orang personil tentara. Jengis Khan
memerintahkan agar seluruh penduduk Bukhara segera meninggalkan
kota tanpa membawa apa-apa kecuali pakaian yang melekat di badan.60
Dari Bukhara, Jengis Khan melanjutkan serangannya ke
Samarkand pada tahun 1220 M. dengan 60.000 orang pasukan Mongol
yang biadab itu menyebarkan kehancuran dan kebinasaan. Banyak
penduduk Samarkand yang dibunuh dan ditawan.61 Alauddin mencoba
bertahan dengan kekuatan 50.000 orang tentara, namun nasib Samarkand
sama dengan Bukhara.
Selanjutnya pasukan Jengis Khan terus melakukan serangan-
serangan dan penakhlukkan ke kota-kota Qunji, Nisabur, Mazindahan,
Ray, Bamazan, Qazwin, Azarbaijan, dan Tibris. Di kota-kota ini pun
mereka melakukan pembunuhan besar-besaran, sehingga tercatat bahwa
tidak kurang dari 1.600.000 orang tewas di Heart dan 1.747.000 orang
tewas di Naisabur oleh pasukan Jengis Khan. Dan bahkan Sultan
Alauddin Muhammad Khawarizm Syah tewas terbunuh dalam
peperangan Mazindaran pada tahun 1220.62
Setelah bangsa Mongol berhasil menghancurkan beberapa negeri
dan wilayah Islam, dari Asia Tengah sampai ke negeri Syam bagian
selatan dengan politik kekerasan dan kebiadabannya, maka setelah Jengis
Khan meninggal, dia digantikan oleh cucunya Hulaqu Khan.63 Mereka
berharap dapat menguasai Baghdad dan memusnahkan Daulah Abbasiyah
dalam keadaan posisi lemah karena adanya perpecahan antara Kahlifah
yang berhaluan Ahlus Sunnah dengan Amir Umaranya yang berpaham
Syi’ah.64
60 Syamruddin Nasution, Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, p. 309.
61 Syamruddin Nasution, Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, p. 309.
62 Syamruddin Nasution, Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, p. 310.
63 Syamruddin Nasution, Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, p. 311.
64 Syamruddin Nasution, Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, p. 311.
Untuk memenuhi ambisinya itu, dia mengirim surat kepada
Khalifah al-Mukta’sim yang berisi tekanan agar dia menghancurkan
benteng-benteng pertahanan, menimbun parit-parit jebakan, serta
menyerahkan kekuasaan kepada Hulaqu Khan. Khalifah al-Mukta’sim
menolak semua tuntutan itu dan menyatakan siap untuk menangkal
serangan Hulaqu Khan. Penolakan tersebut menimbulkan reaksi yang
hebat bagi Hulaqu, dan dia segera mempersiapkan pasukannya untuk
menyerang kota Baghdad. Sehingga pada akhirnya Baghdad dikepung
oleh tentara Mongol dari segala penjuru. Dengan terpaksa khalifah
meminta agar Hulaqu Khan mau berdamai.65
Maka pada tanggal 10 Februari 1258, khalifah dengan dikawal
3.000 orang pasukan perang dengan membawa hadiah barang-barang
perhiasan yang amat berharga, datang menuju pangkalan Hulaqu Khan
agar dia mau menerima permintaan damainya. Maka hadiah-hadiah
tersebut diterima oleh Hulaqu Khan, tetapi permohonan damai khalifah
ditolaknya.66
Kemudian Hulaqu Khan memerintahkan agar khalifah
mengumumkan kepada rakyatnya untuk meletakkan senjata. Dengan
leluasa Hulaqu Khan menghancurkan Baghdad beserta rakyatnya dalam
tempo satu minggu. Tidak kurang dari 1.800.000 orang tewas di tangan
pasukannya, termasuk khalifah sendiri. Namun salah seorang putera
khalifah berhasil melarikan diri ke Syiria dan mambawa seluruh atribut
kebesaran khalifah dari Baghdad. Dialah kelak yang akan diangkat oleh
Baybars I Raja Dinasti Mamluk di Mesir sebagai khalifah.67
Baghdad dan daerah-daerah yang ditaklukkan Hulagu selanjutnya
diperintah ole dinasti Ilkhan. Ilkhan adalah gelar yang diberikan kepada
Hulagu. Daerah yang dikuasai dinasti ini adalah daerah yang terletak
antara Asia Kecil di barat dan India, di timur, dengan ibu kotanya Tabriz.
Umat Islam dengan demikian dipimpin oleh Hulagu Khan, seorang raja
65 Syamruddin Nasution, Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, p. 312.
66 Syamruddin Nasution, Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, p. 312.
67 Syamruddin Nasution, Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, p. 313.
yang beragama Syamanism.68 Hulagu meninggal tahun 1265 M dan
diganti oleh anaknya, Abaga (1265-1282 M) yang masuk Kristen. Baru
rajanya yang ketiga, Ahmad Teguder (1282-1284 M) yang masuk Islam.
Karena masuk Islam, Ahmad Teguder ditantang oleh pembesar-pembesar
kerajaan yang lain. Akhirnya ia ditangkap dan dibunuh oleh Arghun yang
kemudian menggantikannya menjadi raja (1284-1291 M).69 Raja dinasti
Ilkhan yang keempat ini sangat kejam terhadap umat Islam, banyak
diantara mereka yang dibunuh dan diusir.
Selain Teguder, Mahmud Ghazan (1295-1304 M), raja yang
ketujuh, dan raja-raja selanjutnya adalah pemeluk agama Islam. Dengan
masuk Islamnya Mahmud Ghazan (sebelumnya beragama Budha) Islam
meraih kemenangan yang sangat besar terhadap agama Syamanisme.
Sejak itu pula, orang-orang persia mendapatkan kemerdekaannya
kembali.70
68 Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, p. 115.
69 Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, p. 115.
70 Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, p. 117.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Penyebab terjadinya Perang Salib salah satunya adalah Ketika itu Ummat
Kristiani biasa berziarah ke Yerussalem. Namun, setelah kota tersebut diduduki
oleh orang-orang Islam, mereka menganggap sebagai bentuk penghinaan
terhadap kota suci mereka. Oleh karenanya, ketika Paus Urbanus II
mengatakan ingin merebut kembali kota suci, antusias dan semangat umat
Kristiani menjadi membara untuk merebutnya kembali dan terjadilah perang
Salib dalam 3 periode, yaitu:
Periode pertama : disebut periode penaklukan umat Kristiani yang
berlangsung dari tahun 1096-1144 M.
Periode kedua : disebut sebagai periode reaksi umat Islam yang
berlangsung dari tahun 1144-1192 M.
Periode ketiga : disebut sebagai periode kehancuran pasukan Salib yang
berlangsung dari tahun 1192-1291.
2. Jengis khan sebagai pemimpin bangsa Mongol pada waktu itu dianggap
sebagai manusia penakhluk terbesar dan terkuat, sehingga wajar saja bangsa
Mongol sebagai kekuatan raksasa yang paling ditakuti. Di samping karena
keberanian dan sikap ambisiusnya, Jengis Khan mempunyai antusias yang
sangat tinggi untuk meluaskan kekuasaannya ke negeri-negeri lain. Dan bahkan
dia bertekad untuk menguasai dunia, yakni dengan membentuk dan melatih
pasukan perang yang tangguh dan berdisiplin. Selanjutnya kekuasaanya di
teruskan oleh cucunya Hulagu Khan, Ia berhasil menguasai berbagai daerah
begitu juga daerah-daerah Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Hendry, E. A. (2011). Perang Salib: Kontestasi Antara Kesholehah Beragama dan
Ambisi Politik Praktis dalam Sejarah Perang Salib. Journal Of Islamic
Studies, 1, 44-57.
Hillenbrand, C. (2015). Perang Salib Sudut Pandang Islam, Terjemahan oleh
Heryadi. Jakarta: PT. Kalola Printing.
Hitti, P. K. (2018). A Short History of The Arabs-Sejarah Ringkas Peradaban
Arab-Islam. Terjemahan oleh Dedi Slamet Riyadi. Jakarta: Qalam.
Nasution, S. (2013). Sejarah Peradaban Islam, Riau: Yayasan Pusaka Riau.
-------------. (2013). Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, Riau: Asa Riau.
Syukur, S. (2014). Perang Salib dalam Bingkai Sejarah. Jurnal Rihlah, 2, 49-58.
Yatim, B. (2017). Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, Jakarta:
Rajawali Pers.
Zubaidah, S. (2016). Sejarah Peradaban Islam, Medan: Perdana Publishing.

More Related Content

What's hot

Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAkidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Abulkhair Abdullah
 
Pengertian metodologi studi islam
Pengertian metodologi studi islamPengertian metodologi studi islam
Pengertian metodologi studi islam
Edwarn Abazel
 
Makalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqhMakalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqh
indah pertiwi
 
Gerakan pembaharuan islam di indonesia
Gerakan pembaharuan  islam di indonesiaGerakan pembaharuan  islam di indonesia
Gerakan pembaharuan islam di indonesia
Ig Fandy Jayanto
 

What's hot (20)

Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAkidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
 
Sejarah Dinasti Turki Usmani
Sejarah Dinasti Turki UsmaniSejarah Dinasti Turki Usmani
Sejarah Dinasti Turki Usmani
 
Pengertian metodologi studi islam
Pengertian metodologi studi islamPengertian metodologi studi islam
Pengertian metodologi studi islam
 
Ppt tasawuf
Ppt tasawufPpt tasawuf
Ppt tasawuf
 
5 tema-tema besar fiqih
5 tema-tema besar fiqih5 tema-tema besar fiqih
5 tema-tema besar fiqih
 
Sejarah Peradaban Islam - Perang Salib
Sejarah Peradaban Islam - Perang SalibSejarah Peradaban Islam - Perang Salib
Sejarah Peradaban Islam - Perang Salib
 
Kebudayaan islam di masa rasulullah
Kebudayaan islam di masa rasulullahKebudayaan islam di masa rasulullah
Kebudayaan islam di masa rasulullah
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
 
Makalah shalat
Makalah shalatMakalah shalat
Makalah shalat
 
Makalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqhMakalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqh
 
Makalah Aqidah Akhlak
Makalah Aqidah AkhlakMakalah Aqidah Akhlak
Makalah Aqidah Akhlak
 
Ruang lingkup studi islam
Ruang lingkup studi islamRuang lingkup studi islam
Ruang lingkup studi islam
 
Tasawuf amali dan falsafi
Tasawuf amali dan falsafiTasawuf amali dan falsafi
Tasawuf amali dan falsafi
 
PPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyah
PPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyahPPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyah
PPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyah
 
Gerakan pembaharuan islam di indonesia
Gerakan pembaharuan  islam di indonesiaGerakan pembaharuan  islam di indonesia
Gerakan pembaharuan islam di indonesia
 
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaMakalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
 
Ppt ski-bani-umayyah
Ppt ski-bani-umayyahPpt ski-bani-umayyah
Ppt ski-bani-umayyah
 
Pendekatan filsafat
Pendekatan filsafatPendekatan filsafat
Pendekatan filsafat
 
PPT Sejarah Nabi Muhammad smt 1
PPT Sejarah Nabi Muhammad smt 1PPT Sejarah Nabi Muhammad smt 1
PPT Sejarah Nabi Muhammad smt 1
 
Naskh mansukh
Naskh mansukhNaskh mansukh
Naskh mansukh
 

Similar to Perang Salib dan Invasi Mongol

makalah perang salib, Rifki Aminuddin
makalah perang salib, Rifki Aminuddinmakalah perang salib, Rifki Aminuddin
makalah perang salib, Rifki Aminuddin
Rifki Aminuddin
 
Dusta sejarah kaum salibis dan islam liberal atas piagam perdamaian rasulullah
Dusta sejarah kaum salibis dan islam liberal atas piagam perdamaian rasulullahDusta sejarah kaum salibis dan islam liberal atas piagam perdamaian rasulullah
Dusta sejarah kaum salibis dan islam liberal atas piagam perdamaian rasulullah
Rizky Faisal
 
Al-Quran dalam Studi Orientalis
Al-Quran dalam Studi OrientalisAl-Quran dalam Studi Orientalis
Al-Quran dalam Studi Orientalis
Qosim Nursheha
 
Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...
Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...
Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...
juniska efendi
 

Similar to Perang Salib dan Invasi Mongol (20)

makalah perang salib, Rifki Aminuddin
makalah perang salib, Rifki Aminuddinmakalah perang salib, Rifki Aminuddin
makalah perang salib, Rifki Aminuddin
 
Membangun Peradaban Islam
Membangun Peradaban IslamMembangun Peradaban Islam
Membangun Peradaban Islam
 
MAKALAH kelompok 8 SPI WFS.docx
MAKALAH kelompok 8 SPI WFS.docxMAKALAH kelompok 8 SPI WFS.docx
MAKALAH kelompok 8 SPI WFS.docx
 
Penjelasan Sebenarnya Tentang-Islam
Penjelasan Sebenarnya Tentang-IslamPenjelasan Sebenarnya Tentang-Islam
Penjelasan Sebenarnya Tentang-Islam
 
periodasasi sejarah islam
periodasasi sejarah islamperiodasasi sejarah islam
periodasasi sejarah islam
 
Dusta sejarah kaum salibis dan islam liberal atas piagam perdamaian rasulullah
Dusta sejarah kaum salibis dan islam liberal atas piagam perdamaian rasulullahDusta sejarah kaum salibis dan islam liberal atas piagam perdamaian rasulullah
Dusta sejarah kaum salibis dan islam liberal atas piagam perdamaian rasulullah
 
Alat Penggaris Busur, Siku
Alat Penggaris Busur, SikuAlat Penggaris Busur, Siku
Alat Penggaris Busur, Siku
 
perioderisasi sejarah islam
perioderisasi sejarah islamperioderisasi sejarah islam
perioderisasi sejarah islam
 
BAB I makalah fiks.docx
BAB I makalah fiks.docxBAB I makalah fiks.docx
BAB I makalah fiks.docx
 
Al-Quran dalam Studi Orientalis
Al-Quran dalam Studi OrientalisAl-Quran dalam Studi Orientalis
Al-Quran dalam Studi Orientalis
 
Masa depan cerah peradaban islam
Masa depan cerah peradaban islamMasa depan cerah peradaban islam
Masa depan cerah peradaban islam
 
Dialog antara Muslim dan Kristen - Bahasa Indonesia - H. M. Baagil,
Dialog antara Muslim dan Kristen - Bahasa Indonesia - H. M. Baagil,Dialog antara Muslim dan Kristen - Bahasa Indonesia - H. M. Baagil,
Dialog antara Muslim dan Kristen - Bahasa Indonesia - H. M. Baagil,
 
Smu muhamadiah
Smu muhamadiahSmu muhamadiah
Smu muhamadiah
 
Smu muhamadiah
Smu muhamadiahSmu muhamadiah
Smu muhamadiah
 
Smu muhamadiah
Smu muhamadiahSmu muhamadiah
Smu muhamadiah
 
Smu muhamadiah
Smu muhamadiahSmu muhamadiah
Smu muhamadiah
 
Smu muhamadiah
Smu muhamadiahSmu muhamadiah
Smu muhamadiah
 
Makalah muluk al thawaif
Makalah muluk al thawaifMakalah muluk al thawaif
Makalah muluk al thawaif
 
Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...
Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...
Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...
 
Ghazwul_Fikri.pptx
Ghazwul_Fikri.pptxGhazwul_Fikri.pptx
Ghazwul_Fikri.pptx
 

More from Liseu Taqillah

More from Liseu Taqillah (8)

PP ISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAM.pptx
PP ISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAM.pptxPP ISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAM.pptx
PP ISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAM.pptx
 
ISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAM
ISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAMISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAM
ISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAM
 
Makalah ulumul hadits
Makalah ulumul hadits Makalah ulumul hadits
Makalah ulumul hadits
 
Budaya Organisasi
Budaya OrganisasiBudaya Organisasi
Budaya Organisasi
 
BUDAYA ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASIBUDAYA ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASI
 
Makalah konsep rancangan program pelatihan
Makalah konsep rancangan program pelatihanMakalah konsep rancangan program pelatihan
Makalah konsep rancangan program pelatihan
 
Mars mi
Mars miMars mi
Mars mi
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 

Recently uploaded

PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdf
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdfCONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdf
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdf
Pangarso Yuliatmoko
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 

Recently uploaded (20)

VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNajwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
 
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
 
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdf
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdfCONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdf
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdf
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
 
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxModul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptperumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 

Perang Salib dan Invasi Mongol

  • 1. 1 PERANG SALIB DAN INVASI MONGOL MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Perkembangan dan Peradaban Islam DOSEN: Prof. Dr. H. M. Athoullah Ahmad, MA Oleh: Liseu Taqillah NIM: 182420106 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSTAS ISLAM NEGERI (UIN) “SULTAN MAULANA HASANUDIN” BANTEN TAHUN 2018
  • 2. KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirohim Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya maka Makalah ini dapat diselesaikan. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. beserta keluarganya, sahabatnya dan pengikutnya sampai akhir zaman. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin. Serang, November 2018 Penulis Liseu Taqillah
  • 3. DAFTAR ISI Cover i Kata Pengantar ii Daftar Isi iii Bab I : Pendahuluan A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah 1 C. Tujuan 2 Bab II : Pembahasan A. Sejarah Perang Salib 3 1. Faktor-faktor Terjadinya Perang Salib 4 2. Proses Berlangsungnya Perang Salib 5 3. Akibat terjadinya Perang Salib 12 B. Invasi Mongol 14 1. Asal Usul Bangsa Mongol 14 2. Serangan Tentara Mongol 15 Bab III : Penutup Kesimpulan 19 Daftar Pustaka 20
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sejak Dinasti Saljuk merebut Baitul maqdis dari tangan dinasti Fathimiyah, pihak Kristen merasa tidak bebas lagi menunaikan ibadah ke sana karena penguasaan saljuk menetapkan sejumlah peraturan yang dianggap mempersulit mereka yang hendak melaksanakan ibadah ke Baitul Maqdis. Sehingga menimbulkan kebencian orang-orang Kristen terhadap umat Islam. Untuk memperoleh kembali keleluasaan berziarah ke tanah suci Kristen itu, pada tahun 1095 M, Paus Urbanus II berseru kepada umat Kristen di Eropa supaya melakukan perang suci.1 Dengan tujuan untuk merebut kota Palestina dari kaum muslimin yang kemudian dikenal dengan Perang Salib. Jatuhnya kota Baghdad pada tahun 1258 M ke tangan bangsa Mongol bukan saja mengakhiri khalifah Abbasiyah di sana, tetapi juga merupakan awal dari masa kemunduran politik dan peradaban Islam, karena baghdad sebagai pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu itu ikut pula lenyap dibuminhanguskan oleh pasukan Mongol yang dipimpin Hulagu Khan.2 Berikut penulis akan jelasakan tentang sejarah Perang Salib dan peristiwa Invasi Mongol. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan hal tersebut maka rumusan pemasalahan yang muncul dalam makalah ini sebagai berikut: 1. Bagaimana sejarah Perang Salib? 2. Apa itu Invasi Mongol 1 Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta : Rajawali Pers. 2017), p. 77. 2 Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, p. 111.
  • 5. C. TUJUAN Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari makalah ini adalah: 1. Untuk mengetahui sejarah Perang Salib. 2. Untuk mengetahui peristiwa Invasi Mongol. D. MANFAAT Adapun manfaat dari makalah ini adalah agar para mahasiswa dapat memahami dan mengetahui: 1. Sejarah Perang Salib. 2. Peristiwa Invasi Mongol.
  • 6. BAB II PEMBAHASAN A. SEJARAH PERANG SALIB Pada periode keempat Dinasti Abbasiyah, dinasti tersebut semakin mengalami kemunduran, sebenarnya dari awal periode kedua dinasti ini sudah mulai melemah, meskipun dinasti Abbasiyah berdiri tetapi roda pemerintahannya tidaklah dijalankan oleh dinasti tersebut, melainkan oleh para penguasan lain. Pada periode kedua pemerintahan dikuasai oleh bangsa turki, periode ketiga dikuasai Bani Buwaih, dan pada periode keempat ini asal mula terjadinya perang Salib, dimasa ini roda pemerintahan kembali dikuasai oleh bangsa turki yakni Bani Saljuk atau dikenal dengan Dinasti Saljuk, meskipun demikian dinasti ini tetap menghargai pemerintahan yang ada yaitu Dinasti Abbasiyah karena keduanya beraliran Sunni. Dinasti Saljuk pada masa pemerintahan Alp Arselan, melakukan perluasan daerah yang sudah dimulai oleh Thugrul Bek (pimpinan Dinasti Saljuk sebelumnya) dilanjutkan ke arah Barat sampai pusat kebudayaan Romawi di Asia Kecil, yaitu Bizantium.3 Tentara Alp Arselan berhasil mengalahkan tentara Romawi yang besar yang terdiri dari tentara Romawi, Ghuz, Al-Akraj, Al-Hajr, Prancis, dan Armenia.4 Peristiwa penting dalam gerakan ekspansi yang dilakakukan Alp Arselan ini adalah peristiwa Manzikart, tahun 464 H (1071 M).5 Peristiwa besar ini menanamkan benih permusuhan dan kebencian orang-orang Kristen terhadap umat Islam, yang kemudian mencetuskan Perang Salib. Perang Salib secara khusus menggambarkan reaksi orang kristen di Eropa terhadap Muslim di Asia, yang telah menyerang dan menguasai wilayah Kristen sejak 632 M, tidak hanya di Syria di Asia Kecil, tetapi juga 3 Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, p. 74. 4 Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, p. 74. 5 Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, p. 76.
  • 7. di Spanyol dan Sisilia.6 Perang Salib menurut sudut pandang Barat, merupakan serangkaian operasi militer yang didorong oleh keinginan kaum Kristen Eropa untuk menjadikan tempat-tempat suci umat Kristen dan terutama Yerussalem masuk ke dalam wilayah perlindungan mereka.7 Berikut akan dijelaskan oleh penulis beberapa faktor pemicu terjadinya Perang Salib, serta periode berlangsungnya Perang Salib. 1. Faktor-faktor Terjadinya Perang Salib Faktor-faktor khusus yang menggambarkan peta kepentingan pihak-pihak yang terlibat dalam perang Salib diantaranya adalah sebagai berikut: a. Pendudukan kota Yerussalem oleh Dinasti Saljuk dari tangan Imperium Bizantium. Dinasti Saljuk merupakan kekaisaran Islam pertama Turki yang memerintah dunia Islam. Daerah pendudukannya lumayan luas, mencakup Asia Tengah dan Timur Tengah, terbentang dari Anatolia hingga Punjab (India) di Asia Selatan. Melalui Pertempuran Manzikert tahun 1071 M, militer Seljuk berhasil memukul mundur Bizantium yang pada saat itu bercokol di Palestina. b. Kota Yerussalem merupakan kota Suci umat Kristiani, karena mereka meyakini kota Yerussalem merupakan tempat kelahiran Isa Al-Masih (Yesus Kristus). Ummat Kristiani biasa berziarah ke Yerussalem. Namun, ketika kota ini diduduki oleh orang-orang Islam, tentu saja ini dianggap sebagai bentuk penghinaan terhadap kota suci mereka. Oleh karenanya, ketika dikatakan merebut kembali kota suci, antusias dan semangat umat Kristiani menjadi membara. c. Faktor perpecahan yang terjadi antara umat Kristiani sendiri di Eropa yang suka berperang antara sesama mereka. Paus Urban II berpandangan, dari pada berperang antara sesama mereka, akan jauh 6 Philip K. Hitti, A Short History of The Arabs-Sejarah Ringkas Peradaban Arab-Islam, Terj. Dedi Slamet Riyadi, (Jakarta: Qalam, 2018), p. 244. 7 Carole Hillenbrand, Perang Salib Sudut Pandang Islam, Terj. Heryadi, (Jakarta: PT. Kalola Printing, 2015), p. 1.
  • 8. lebih baik kalau mereka berperang melawan musuh agama mereka. Perebutan Yerussalem oleh Dinasti Saljuk menjadi momentum yang tepat untuk menciptakan musuh bersama (common enemy) dalam rangka menyatukan semua kekuatan umat Kristiani Eropa. d. Diantara alasan seruan Perang Salib oleh Paus Urban II adalah adanya keretakan antara Gereja-gereja Timur dan Barat. Jadi seruan perang Salib ini diharapkan dapat memulihkan kembali keretakan yang tumbuh diantara Gereja-gereja Timur dan Barat. Karena sejak 1009 hingga 1054 antara Gereja Yunani dan Gereja Roma mengalami perpecahan.8 e. Kecenderungan gaya hidup nomaden dan militeristik suku-suku Teutonik-Jerman yang telah mengubah peta Eropa sejak mereka memasuki babak sejarah; dan Perusakan Makam suci milik gereja, tempat ziarah ribuan orang Eropa (yang kunci-kuncinya telah diserahkan pada 800 kepada Charlemegne dengan berkah dari uskup Yerussalem) oleh seorang khalifah Fatimiyah pada 1009.9 Keadaan itu semakin parah karena para peziarah merasa keberatan melewati wilayah Muslim di Asia Kecil.10 2. Proses Berlangsungnya Perang Salib Perang salib belangsung hampir mencapai dua abad lamanya. Dari waktu yang demikian panjang itu bisa dibayangkan, betapa banyak morban bejatuhan dari kedua belah pihak. Bila diukur dari waktu berlangsungnya perang salib, secara globa dibagi tiga periode, sebagai berikut: Periode pertama : disebut periode penaklukan umat Kristiani yang 8 Eka Hendry Ar, Perang Salib: Kontestasi Antara Kesholehah Beragama dan Ambisi Politik Praktis dalam Sejarah Perang Salib Volume 1: Journal Of Islamic Studies, (Pontianak: STAIN Pontianak, 2011), p. 48. 9 Philip K. Hitti, A Short History of The Arabs-Sejarah Ringkas Peradaban Arab-Islam, Terj. Dedi Slamet Riyadi, p. 244. 10 Philip K. Hitti, A Short History of The Arabs-Sejarah Ringkas Peradaban Arab-Islam, Terj. Dedi Slamet Riyadi, p. 244-245.
  • 9. berlangsung dari tahun 1096-1144 M. Periode kedua : disebut sebagai periode reaksi umat Islam yang berlangsung dari tahun 1144-1192 M. Periode ketiga : disebut sebagai periode kehancuran pasukan Salib yang berlangsung dari tahun 1192-1291.11 a. Periode Pertama Pada tanggal 26 November 1095 Paus Urban menyampaikan pidatonya di Clermont, bagian tenggara Perancis, dan memerintahkan orang kristen agar memasuki lingkungan Makam Suci, merebutnya dari orang jahat dan menyerahkannya kembali kepada mereka.12 Seruan itu bergema di seluruh negeri, menggugah kaum Kristen untuk bergerak dan bersatu, baik dari lapisan bawah maupun lapisan atas masyarakat. Perang Salib dimulai pada 1096 tepatnya musim semi, berkumpulah sebanyak 150.000 tentara Eropa yang sebagian besar berasal dari Perancis dan Normandia. Pasukan perang Salib ini berkumpul di Konstatinopel. Dalam perjalanan mereka menuju Palestina melalui Asia Kecil, banyak pasukan bergabung, sehingga jumlah pasukan mencapai 300.000 orang.13 Perang Salib Pertama, meskipun dilancarkan dengan sejumlah pemimpin di lapangan, termasuk Raymond dari Toulouse, Bahemond dari Sisilia, dan Godfrey dari Bauillon, mencapai keberhasilan militer yang bernilai penting pada saat masih berada dalam perjalanan melalui Anatolia.14 Kaum Frank itu menaklukkan ibu kota Saljuk di Iznik pada Juni 1097, dan membuat pasukan Saljuk yang berada dibawah pimpinan Sulta Qilij Arslan mengalami kekalahan besar-besaran dalam pertempuran Dorylaeum pada juli di tahun yang sama.15 11 Syamzan Syukur, Perang Salib dalam Bingkai Sejarah Volume II: Jurnal Rihlah, (Makassar: UIN Alauddin Makassar, 2014), p. 52. 12 Philip K. Hitti, A Short History of The Arabs-Sejarah Ringkas Peradaban Arab-Islam, Terj. Dedi Slamet Riyadi, p. 245. 13 Syamzan Syukur, Perang Salib dalam Bingkai Sejarah Volume II: Jurnal Rihlah, p. 52. 14 Carole Hillenbrand, Perang Salib Sudut Pandang Islam, Terj. Heryadi, p. 27. 15 Carole Hillenbrand, Perang Salib Sudut Pandang Islam, Terj. Heryadi, p. 27.
  • 10. Daerah yang pertama-tama jatuh ketangan pasukan Salib adalah Edessa, lalu disusul Tarsus, Antiokia dan Aleppo. Semuanya direbut pada 1098.16 Pada bulan juni 1099, bergerak lagi tentara Salib melanjutkan penyerbuannya. Kali ini sasaran mereka adalah Baitul Maqdis, selama kurang lebih satu bulan mereka mengepung kota suci ini, akhirnya mereka berhasil menguasainya, tepatnya pada tanggal 15 Juli 1099 M.17 Para penyerbu mengempur kota, membantai semua penduduk tanpa membeda-bedakan usia dan jenis kelamin sehingga “tumpukan kepala, tangan, dan kaki dapat disaksikan di seluruh jalanan dan alun-alun kota’.18 Dengan berhasilnya pasukan Salib menguasai Baitul Maqdis dan kota-kota disekitarnya, maka mereka dapat mendirikan empat kerajaan Latin, yaitu: 1. Kerajaan Latin I di Edessa (1096 M) yang dipimpin oleh Raja Boldwin. 2. Kerajaan Latin II di Antokia (1098 M) yang dipimpin oleh Raja Bahemond. 3. Kerajaan Latin III di Baitul Maqdis (1099 M) yang dipimpin oleh Raja Godfrey. 4. Kerajaan Latin IV di Tripolo (1099 M) yang dipimpin oleh Raja Raymond.19 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada periode pertama Perang Salib ini kaum muslim mengalami kekalahan yang besar, dan tentara salib berhasil mencapai tujuannya untuk menguasai Kota Suci Yerussalem dan Baitul Maqdis. 16 Philip K. Hitti, A Short History of The Arabs-Sejarah Ringkas Peradaban Arab-Islam, Terj. Dedi Slamet Riyadi, p. 248. 17 Syamzan Syukur, Perang Salib dalam Bingkai Sejarah Volume II: Jurnal Rihlah, p. 53. 18 Philip K. Hitti, A Short History of The Arabs-Sejarah Ringkas Peradaban Arab-Islam, Terj. Dedi Slamet Riyadi, p. 248. 19 Syamzan Syukur, Perang Salib dalam Bingkai Sejarah Volume II: Jurnal Rihlah, p. 53.
  • 11. b. Periode Kedua Jatuhnya beberapa wilayah kekuasaan Islam ketangan pasukan Salib membangkitkan kesadaran kaum muslimin untuk menghimpun kekuatan guna menghadapi mereka. Maka di bawah komando Imaduddin Zanki (gubernur Mossul), kaum muslimin bergerak maju membendung serangan pasukan Salib sampai mereka berhasil kembali merebut Aleppo dan Edessa dari tangan orang Kristen pada tahun 1144 M.20 Kemenangan Zenki di Edessa pada 539 H/1144 M menjadikannya sebagai satu-satunya tokoh utama yang pertama berperan dalam kebangkitan umat Islam melawan para tentara Salib. Kemenangan itu mendorong meletusnya perang salib kedua.21 Namun, Zenki dibunuh pada Rabiul awal 541 H, bertepatan dengan september 1146 M.22 Kematian Zenki hanya berselang dua tahun setelah penaklukannya yang terkenal terhadap Edessa. Menjelang ajalnya, di dalam sumber-sumber Islam Zenki digambarkan sebagai pahlawan Islam yang sesungguhnya. Ia umumnya dijuluki sebagai seorang syahid di dalam sumber-sumber tesebut, meskipun ia dibunuh oleh seorang budak dalam keadaan pingsan karena mabuk di dalam tendanya.23 Setelah Imaduddin Zanki wafat tugasnya dilanjutkan oleh putranya yakni Nuruddin Zanki. Di bawah pimpinan Nuruddin Zanki dia ingin meneruskan cita-cita ayahnya untuk merebut dan membebaskan negara-negara Islam di dunia Timur dari cengkraman kaum Frank. Maka dia memimpin pasukan dan berhasil membebaskan Damaskus atau Syam pada tahun 1147 M, Antoikia pada tahun 1149 M, dan Mesir pada tahun 1169 M.24 20 Syamruddin Nasution, Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, (Riau: Asa Riau, 2013), p. 352. 21 Carole Hillenbrand, Perang Salib Sudut Pandang Islam, Terj. Heryadi, p. 139. 22 Carole Hillenbrand, Perang Salib Sudut Pandang Islam, Terj. Heryadi, p. 145. 23 Carole Hillenbrand, Perang Salib Sudut Pandang Islam, Terj. Heryadi, p. 143. 24 Syamruddin Nasution, Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, p. 352.
  • 12. Dunia Islam kemudian menghadapi serangan Perang Salib kedua, yang dipicu oleh kejatuhan Edessa.25 Paus Eugenius III menyerukan perang suci yang disambut positif oleh raja Prancis Louis VII dan raja Jerman Condrad II. Keduanya memimpin pasukan Salib untuk merebut wilayah Kristen di Syria (Damaskus).26 Meskipun para Tentara Salib yang dikirimkan ke Damaskus jumlahnya besar, mereka berhasil dipukul mundur dan usaha tersebut kemudian gagal.27 Gerakan maju mereka dihambat oleh Nuruddin. Mereka tidak berhasil memasuki Damaskus. Louis VII dan Condrad II sendiri melarikan diri pulang ke negerinya.28 Pada tahun 1174 M Nuruddin wafat, dan pimpinan perang dipegang oleh Salahuddin al-Ayubi al-Ayyubiyah di Mesir pada tahun 1175 M. Akhirnya Salahuddin al-Ayubi dapat merebut kembali Yerusalem pada tahun 1187 M. Dengan demikian kerajaan Latin di Yerusalem yang berlangsung selama 88 tahun berakhir.29 Jatuhnya Yerusalem ke tangan kaum Muslimin sangat memukul perasaan tentara Salib. Mereka pun menyusun rencana balasan. Kali ini tentara Salib dipimpin oleh Frederick Barbarossa, raja Jerman, Richard the Lion Hart, raja Inggris, dan Philip Augustus, raja Perancis, yang bergerak pada tahun 1189 M.30 Ekspedisi militer salib kali ini dibagi dalam beberapa divisi. Sebagian menempuh jalan darat dan yang lainnya menempuh jalur laut. Frederick yang memimpin divisi darat tewas tenggelam dalam penyeberangannya di sungai Armenia, dekat kota ar-Ruha’. Sebagian tentaranya kembali, kecuali beberapa orang yang terus melanjutkan perjalannya di bawah pimpinan putra Frederick. Adapun kedua divisi lainnya yang menempuh jalur laut bertemu di Sicilia. Karena terjadi 25 Carole Hillenbrand, Perang Salib Sudut Pandang Islam, Terj. Heryadi, p. 147. 26 Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, p. 78. 27 Carole Hillenbrand, Perang Salib Sudut Pandang Islam, Terj. Heryadi, p. 146. 28 Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, p. 78. 29 Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam, (Medan : Perdana Publishing. 2016), p. 161. 30 Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, p. 78.
  • 13. kesalahpahaman, akhirnya mereka meninggalkan Sicilia secara terpisah, Richard menuju Cyprus dan mendudukinya dan selanjutnya menuju Syam (Suriah).31 Sedangkan Philip langsung ke Akka disana pasukannya berhadapan dengan pasukan Salahuddin al-Ayubi. Tidak lama kemudian pasukan Rhicard datang. Maka gabungan pasukan Philip dan Richard melakukan pertempuran sengit dengan pasukan Salahuddin al-Ayyubi.32 Meskipun mendapat tantangan berat dari Salahuddin al-Ayubi, namun mereka berhasil merebut Akka yang kemudian dijadikan ibu kota kerajaan Latin.33 Akan tetapi, mereka tidak berhasil memasuki Palestina. Pada tanggal 2 November 1192 M, dibuat perjanjian damai atau gencatan senjata antara tentara salib dengan Salahuddin al-Ayubi yang disebut dengan Shulh al-Ramlah. Inti perjanjian damai tersebut adalah: daerah pedalaman akan menjadi milik umat Islam, dan umat Kristen yang akan ziarah ke Baitul Maqdis akan terjamin keamanannya, sedangkan daerah pesisir Utara, Acre dan Jaffa berada di bawah kekuasaan tentara Salib.34 Tidak lama kemudian setelah perjanjian itu disepakati Salahuddin al-Ayyubi wafat pada bulan Februari 1193 M.35 Dari yang dijelaskan diatas dapat di ketahui bahwa pasukan Salib kali ketiga tidak berhasil merebut Baitul Maqdis dari tangan kaum muslimin. Demikian juga kota-kota lainnya seperti Aleppo, Edessa, Syria, Antoikia, dan Mesir dan hanya berhasil merebut kota Akka saja. c. Periode Ketiga Perang Salib III ini timbul sebab bangkitnya Mesir dibawah pimpinan Salahuddin, berkat kesuksesannya menaklukkan Baitul Maqdis dan kemampuannya mengatasi angkatan-angkatan perang 31 Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam, p. 161. 32 Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, (Riau : Yayasan Pusaka Riau, 2013), p. 321. 33 Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, p. 78. 34 Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam, p. 162. 35 Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, p. 322.
  • 14. Prancis, Inggris, Jerman dan negara-negara Eropa lainnya. Kejadian tersebut dapat membangunkan Eropa Barat untuk menyusun angkatan Perang Salib.36 Tentara Salib pada periode ini dipimpin oleh raja Jerman, Frederick II. Kali ini mereka berusaha merebut Mesir lebih dahulu sebelum Palestina, dengan harapan dapat bantuan orang Kristen Qibthi.37 Beberapa tahun setelah pasukan Salib berhasil menduduki Konstantinopel, pada tahun 1218 M, mereka menyerang Mesir, tetapi tidak berhasil dan hanya dapat menguasai kota Dimyat sebagai pintu gerbang strategi untuk memasuki Mesir.38 Raja Mesir dari dinasti Ayyubiyah waktu itu, al-Malik al-Kamil, membuat perjanjian dengan Frederick, isinya antara lain Frederick bersedia melepaskan Dimyat, sementara al-Malik al-Kamil melepaskan Palestina, Frederick menjamin keamanan kaum Muslimin di sana dan Frederick tidak mengirim bantuan kepada Kristen di Syria.39 Dalam perkembangan berikutnya, Palestina dapat direbut kembali oleh kaum Muslimin pada tahun 1247 M, di masa pemerintahan al- Malik al-Shalih, penguasa Mesir selanjutnya.40 Perlawanan tentara Salib dilanjutkan oleh Dinasti Mamalik pada tahun 1263 M.41 Ketika Dinasti Ayyubiyah berakhir di Mesir dan dikuasai oleh kaum Mamalik pada saat itu Sultan Baybas dan Qalawun sekaligus sebagai pimpinan perang. Mereka berhasil merebut kembali kota Akka dari tangan orang Kristen pada tahun 1291 M.42 Dengan demikian semua kota-kota yang pernah di rebut dahulu oleh pasukan Salib, kini semua telah berhasil di rebut kembali oleh 36 Eka Hendry Ar, Perang Salib:Kontestasi Antara Kesholehah Beragama dan Ambisi Politik PraktisdalamSejarah Perang Salib Volume 1: Journal Of Islamic Studies,p. 47. 37 Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam, p. 162. 38 Syamzan Syukur, Perang Salib dalam Bingkai Sejarah Volume II: Jurnal Rihlah, p. 55. 39 Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, p. 79. 40 Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam, p. 162. 41 Syamzan Syukur, Perang Salib dalam Bingkai Sejarah Volume II: Jurnal Rihlah, p. 55. 42 Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, p. 324.
  • 15. kaum muslimin tanpa terkecuali. Oleh sebab itu perang Salib telah berakhir pada tahun 1291 M.43 3. Akibat terjadinya Perang Salib Akibat adanya perang Salib ini, walaupun umat Islam berhasil mempertahankan daerah-daerahnya dari tentara Salib, namun kerugian yang mereka derita banyak sekali, karena peperangan ini terjadi di wilayah Islam. Di antaranya adalah kekuatan politik umat Islam menjadi lemah. Dalam kondisi demikian mereka bukan menjadi bersatu, tetapi malah terpecah belah. Banyak dinasti kecil yang memerdekakan diri dari pemerintahan pusat Abbasiyah di Baghdad.44 Namun meskipun pihak Kristen Eropa menderita kekalahan dalam perang Salib, namun mereka telah mendapatkan hikmah yg sangat besar nilainya dari perang Salib karena mereka dapat bekenalan dengan peradaban Islam yang sudah maju. Bahkan peradaban yang mereka peroleh dari dunia Timur menyebabkan mereka bangkit yang disebut dengan masa Renaisance di Barat.45 Kebudayaan yang mereka bawa ke Barat terutama dalam bidang militer, seni, perindustrian, perdagangan, pertanian, astronomi, kesehatan, dan kepribadian.46 Dalam bidang militer dunia Barat menemukan persenjataan dan tekhnik berberang yang belum pernah mereka temukan sebelumnya di negaranya, seperti penggunaan bahan peledak untuk melontarkan peluru, pertarungan senjata dengan menunggang kuda, serta membangkitkan semangat militer dengan gendang dan rebana di medan perang.47 Dalam bidang perindustrian, mereka menemukan kain tenun dan peralatannya di dunia Islam, kemudian mereka bawa ke negerinya, seperti 43 Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, p. 324. 44 Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam, p. 163. 45 Syamruddin Nasution, Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, p. 357. 46 Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam, p. 163. 47 Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, p. 324.
  • 16. kain muslin, satin, dan damas. Mereka juga menemukan berbagai jenis parfum, kemenyan, dan getah Arab yang dapat mengharumkan ruangan.48 Dalam bidang pertanian mereka menemukan model irigasi yang praktis dan jenis tumbuhan serta buah-buahan yang beraneka ragam.49 Hubungan perniagaan dengan Timur-Islam menyebabkan mereka menggunakan mata uang sebagai alat tukar barang, yang sebelumnya mereka menggunakan sistem barter. Ilmu astronomi berkembang pada abad ke-9 di dunia Islam telah pula mempengaruhi lahirnya berbagai observatorium di dunia Barat. Selain itu juga mereka meniru rumah sakit dan tempat pemandian. Yang tidak kurang pentingnya adalah bahwa sikap dan kepribadian umat Islam di Timur pada waktu itu telah memberikan pengaruh positif terhadap nilai-nilai kemanusiaan di Eropa yang sebelumnya tidak mendapat perhatian.50 Dengan demikian baik yang menyangkut mental maupun pisik melalui perang Salib, orang barat menemukan nilai yang sangat berharga dari dunia Timur yang membuat mereka bangkit di Eropa kemudian. Sebaliknya apa yang di peroleh Islam dari perang Salib. Apalah yang di harapkan dari penjahat, perampok, dan pembunuh kecuali dekandensi moral. Karena waktu pasukan-pasukan Salib datang ke dunia Timur sekaligus mereka membawa pelacur dari Eropa yang menyertai mereka dalam peperangan. Maka perang Salib menghabiskan asset kekayaan dan putera terbaik dunia Islam. Akibatnya memerlukan waktu yang lama untuk memulihkannya kembali. Akibat lain kemiskinan menimpa dunia Islam. Karena seluruh kekayaan negara habis dialokasikan untuk biaya dan kepentingan perang. Demikianlah akhir dari perang Salib yang telah memporakporandakan sendi-sendi kekuatan Islam di dunia Timur dan melahirkan renaisance di dunia Barat.51 48 Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam, p. 164. 49 Syamruddin Nasution, Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, p. 358. 50 Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam, p. 164. 51 Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, p. 326.
  • 17. B. INVASI MONGOL 1. Asal Usul Bangsa Mongol Bangsa Mongol berasal dari daerah pegunungan Mongolia yang membentang dari Asia Tengah sampai ke Siberia Utara, Tibet Selatan dan Manchuria Barat serta Turkistan Timur. Nenek moyang mereka bernama Alanja Khan, yang mempunyai dua putera kembar, Tartar dan Mongol. Kedua putera itu melahirkan dua suku bangsa besar, Mongol dan Tartar.52 Dalam rentang waktu yang sangat panjang, kehidupan bangsa Mongol tetap sederhana. Mereka mendirikan kemah-kemah dan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, menggembala kambing dan hidup dari hasil buruan. Mereka juga hidup dari hasil perdagangan tradisional, yaitu mempertukarkan kulit binatang dengan binatang yang lain, baik di antara sesama mereka maupun dengan bangsa Turki dan China yang menjadi tetangga mereka. Sebagaimana umumnya bangsa nomad, orang-orang Mongol mempunyai watak yang kasar, suka berperang, dan berani menghadang maut dalam mencapai keinginannya, akan tetapi mereka sangat patuh kepada pemimpinnya. Mereka menganut agama Syamaniah (Syamanism), menyembah bintang-bintang, dan sujud kepada matahari yang sedang terbit.53 Selanjutnya dinyatakan oleh Ali Husni al-Khurbuthli, bahwa pada dasarnya bangsa Mongol ini adalah kabilah-kabilah penggembala yang peradabannya sangat primitif dan ideologinya animisme. Oleh karena hujan tidak pernah turun selama bertahun-tahun di daerah mereka, maka tidak ditemukan tempat penggembalaan. Akibatnya bangsa Mongol melakukan invansi ke berbagai bangsa, merampas dan merampok. Mereka mendatangi kota-kota yang ada di sekelilingnya untuk melakukan kekerasan dan kecurangan.54 Di dalam otaknya telah tertanam pikiran-pikiran jahat, yaitu mengubah kota-kota 52 Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, p. 111. 53 Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam, p. 167. 54 Syamruddin Nasution, Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, p. 305.
  • 18. ramai, tanah-tanah subur menjadi kota-kota padang lalang yang berperadaban primitif, sebagaimana yang pernah mereka saksikan di lingkungan tempat tinggal mereka yang pertama kali di Asia Tengah.55 2. Serangan Tentara Mongol Dari berbagai catatan sejarah, dapat diketahui bahwa julukan yang paling tepat bagi bangsa Mongol adalah penjarah yang tidak beradab dan tidak berperikemanusiaan. Itulah Jengis khan sebagai pemimpin bangsa Mongol pada waktu itu dianggap sebagai manusia penakhluk terbesar dan terkuat, sehingga wajar saja bangsa Mongol sebagai kekuatan raksasa yang paling ditakuti.56 Di samping karena keberanian dan sikap ambisiusnya, Jengis Khan mempunyai antusias yang sangat tinggi untuk meluaskan kekuasaannya ke negeri-negeri lain. Dan bahkan dia bertekad untuk menguasai dunia, yakni dengan membentuk dan melatih pasukan perang yang tangguh dan berdisiplin.57 Setelah pasukan perangnya terorganisasi dengan baik, Jengis Khan berusaha memperluas wilayah kekuasaan dengan melakukan penaklukan terhadap daerah-daerah lain. Serangan pertama diarahkan ke kerajaan cina. Ia berhasil menduduki Peking tahun 1215 M.58 Sasaran selanjutnya adalah negeri-negeri Islam. Pada tahun 606H/1209 M, tentara Mongol keluar dari negerinya dengan tujuan Turki dan Ferghana, kemudian terus ke Samarkand. Pada mulanya, mereka mendapat perlawanan berat dari penguasa Khawarizm, Sultan Alauddin di Turkistan. Pertemuran berlangsung seimbang. Karena itu, masing-masing kembali ke negerinya.59 Pada tahun 1220 Jengis Khan bersama pasukannya datang ke Bukhara untuk melakukan serangan terhadap kekuatan Khawarizm. 55 Syamruddin Nasution, Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, p. 306. 56 Syamruddin Nasution, Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, p. 306. 57 Syamruddin Nasution, Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, p. 307. 58 Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, p. 112. 59 Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, p. 113.
  • 19. Pasukan Alauddin yang berjumlah 20.000 orang gagal menahan serangan Mongol yang berkekuatan 70.000 orang personil tentara. Jengis Khan memerintahkan agar seluruh penduduk Bukhara segera meninggalkan kota tanpa membawa apa-apa kecuali pakaian yang melekat di badan.60 Dari Bukhara, Jengis Khan melanjutkan serangannya ke Samarkand pada tahun 1220 M. dengan 60.000 orang pasukan Mongol yang biadab itu menyebarkan kehancuran dan kebinasaan. Banyak penduduk Samarkand yang dibunuh dan ditawan.61 Alauddin mencoba bertahan dengan kekuatan 50.000 orang tentara, namun nasib Samarkand sama dengan Bukhara. Selanjutnya pasukan Jengis Khan terus melakukan serangan- serangan dan penakhlukkan ke kota-kota Qunji, Nisabur, Mazindahan, Ray, Bamazan, Qazwin, Azarbaijan, dan Tibris. Di kota-kota ini pun mereka melakukan pembunuhan besar-besaran, sehingga tercatat bahwa tidak kurang dari 1.600.000 orang tewas di Heart dan 1.747.000 orang tewas di Naisabur oleh pasukan Jengis Khan. Dan bahkan Sultan Alauddin Muhammad Khawarizm Syah tewas terbunuh dalam peperangan Mazindaran pada tahun 1220.62 Setelah bangsa Mongol berhasil menghancurkan beberapa negeri dan wilayah Islam, dari Asia Tengah sampai ke negeri Syam bagian selatan dengan politik kekerasan dan kebiadabannya, maka setelah Jengis Khan meninggal, dia digantikan oleh cucunya Hulaqu Khan.63 Mereka berharap dapat menguasai Baghdad dan memusnahkan Daulah Abbasiyah dalam keadaan posisi lemah karena adanya perpecahan antara Kahlifah yang berhaluan Ahlus Sunnah dengan Amir Umaranya yang berpaham Syi’ah.64 60 Syamruddin Nasution, Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, p. 309. 61 Syamruddin Nasution, Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, p. 309. 62 Syamruddin Nasution, Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, p. 310. 63 Syamruddin Nasution, Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, p. 311. 64 Syamruddin Nasution, Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, p. 311.
  • 20. Untuk memenuhi ambisinya itu, dia mengirim surat kepada Khalifah al-Mukta’sim yang berisi tekanan agar dia menghancurkan benteng-benteng pertahanan, menimbun parit-parit jebakan, serta menyerahkan kekuasaan kepada Hulaqu Khan. Khalifah al-Mukta’sim menolak semua tuntutan itu dan menyatakan siap untuk menangkal serangan Hulaqu Khan. Penolakan tersebut menimbulkan reaksi yang hebat bagi Hulaqu, dan dia segera mempersiapkan pasukannya untuk menyerang kota Baghdad. Sehingga pada akhirnya Baghdad dikepung oleh tentara Mongol dari segala penjuru. Dengan terpaksa khalifah meminta agar Hulaqu Khan mau berdamai.65 Maka pada tanggal 10 Februari 1258, khalifah dengan dikawal 3.000 orang pasukan perang dengan membawa hadiah barang-barang perhiasan yang amat berharga, datang menuju pangkalan Hulaqu Khan agar dia mau menerima permintaan damainya. Maka hadiah-hadiah tersebut diterima oleh Hulaqu Khan, tetapi permohonan damai khalifah ditolaknya.66 Kemudian Hulaqu Khan memerintahkan agar khalifah mengumumkan kepada rakyatnya untuk meletakkan senjata. Dengan leluasa Hulaqu Khan menghancurkan Baghdad beserta rakyatnya dalam tempo satu minggu. Tidak kurang dari 1.800.000 orang tewas di tangan pasukannya, termasuk khalifah sendiri. Namun salah seorang putera khalifah berhasil melarikan diri ke Syiria dan mambawa seluruh atribut kebesaran khalifah dari Baghdad. Dialah kelak yang akan diangkat oleh Baybars I Raja Dinasti Mamluk di Mesir sebagai khalifah.67 Baghdad dan daerah-daerah yang ditaklukkan Hulagu selanjutnya diperintah ole dinasti Ilkhan. Ilkhan adalah gelar yang diberikan kepada Hulagu. Daerah yang dikuasai dinasti ini adalah daerah yang terletak antara Asia Kecil di barat dan India, di timur, dengan ibu kotanya Tabriz. Umat Islam dengan demikian dipimpin oleh Hulagu Khan, seorang raja 65 Syamruddin Nasution, Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, p. 312. 66 Syamruddin Nasution, Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, p. 312. 67 Syamruddin Nasution, Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, p. 313.
  • 21. yang beragama Syamanism.68 Hulagu meninggal tahun 1265 M dan diganti oleh anaknya, Abaga (1265-1282 M) yang masuk Kristen. Baru rajanya yang ketiga, Ahmad Teguder (1282-1284 M) yang masuk Islam. Karena masuk Islam, Ahmad Teguder ditantang oleh pembesar-pembesar kerajaan yang lain. Akhirnya ia ditangkap dan dibunuh oleh Arghun yang kemudian menggantikannya menjadi raja (1284-1291 M).69 Raja dinasti Ilkhan yang keempat ini sangat kejam terhadap umat Islam, banyak diantara mereka yang dibunuh dan diusir. Selain Teguder, Mahmud Ghazan (1295-1304 M), raja yang ketujuh, dan raja-raja selanjutnya adalah pemeluk agama Islam. Dengan masuk Islamnya Mahmud Ghazan (sebelumnya beragama Budha) Islam meraih kemenangan yang sangat besar terhadap agama Syamanisme. Sejak itu pula, orang-orang persia mendapatkan kemerdekaannya kembali.70 68 Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, p. 115. 69 Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, p. 115. 70 Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, p. 117.
  • 22. BAB III PENUTUP KESIMPULAN 1. Penyebab terjadinya Perang Salib salah satunya adalah Ketika itu Ummat Kristiani biasa berziarah ke Yerussalem. Namun, setelah kota tersebut diduduki oleh orang-orang Islam, mereka menganggap sebagai bentuk penghinaan terhadap kota suci mereka. Oleh karenanya, ketika Paus Urbanus II mengatakan ingin merebut kembali kota suci, antusias dan semangat umat Kristiani menjadi membara untuk merebutnya kembali dan terjadilah perang Salib dalam 3 periode, yaitu: Periode pertama : disebut periode penaklukan umat Kristiani yang berlangsung dari tahun 1096-1144 M. Periode kedua : disebut sebagai periode reaksi umat Islam yang berlangsung dari tahun 1144-1192 M. Periode ketiga : disebut sebagai periode kehancuran pasukan Salib yang berlangsung dari tahun 1192-1291. 2. Jengis khan sebagai pemimpin bangsa Mongol pada waktu itu dianggap sebagai manusia penakhluk terbesar dan terkuat, sehingga wajar saja bangsa Mongol sebagai kekuatan raksasa yang paling ditakuti. Di samping karena keberanian dan sikap ambisiusnya, Jengis Khan mempunyai antusias yang sangat tinggi untuk meluaskan kekuasaannya ke negeri-negeri lain. Dan bahkan dia bertekad untuk menguasai dunia, yakni dengan membentuk dan melatih pasukan perang yang tangguh dan berdisiplin. Selanjutnya kekuasaanya di teruskan oleh cucunya Hulagu Khan, Ia berhasil menguasai berbagai daerah begitu juga daerah-daerah Islam.
  • 23. DAFTAR PUSTAKA Hendry, E. A. (2011). Perang Salib: Kontestasi Antara Kesholehah Beragama dan Ambisi Politik Praktis dalam Sejarah Perang Salib. Journal Of Islamic Studies, 1, 44-57. Hillenbrand, C. (2015). Perang Salib Sudut Pandang Islam, Terjemahan oleh Heryadi. Jakarta: PT. Kalola Printing. Hitti, P. K. (2018). A Short History of The Arabs-Sejarah Ringkas Peradaban Arab-Islam. Terjemahan oleh Dedi Slamet Riyadi. Jakarta: Qalam. Nasution, S. (2013). Sejarah Peradaban Islam, Riau: Yayasan Pusaka Riau. -------------. (2013). Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, Riau: Asa Riau. Syukur, S. (2014). Perang Salib dalam Bingkai Sejarah. Jurnal Rihlah, 2, 49-58. Yatim, B. (2017). Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, Jakarta: Rajawali Pers. Zubaidah, S. (2016). Sejarah Peradaban Islam, Medan: Perdana Publishing.