1. 28/12/13
Dusta Sejarah Kaum Salibis dan Islam Liberal atas Piagam Perdamaian Rasulullah - Daulah Islam
Dusta Sejarah Kaum Salibis dan Islam Liberal
atas Piagam Perdamaian Rasulullah
Menanggapi berbagai macam pemberitaan tentang Surat-Surat Rasulullah Sallallahu A’laihi Wasallam,
terutama tentang Surat Jaminan Beliau kepada Kristen Ortodox, Saint Catherine’s Monastery. Anda bisa
melihat surat ini juga di publish di :
1. Prophet Muhammad’s Charter of Priviliges to Christians
2. Prophet Muhammad granting protection and other privileges to the monks of Saint Catherine’s
Monastery, Mount Sinai
3. Achtiname_of_Muhammad
4. Janji Nabi Muhammad kepada orang Kristen
Dan sudah diterjemahkan di blog-blog Islam dan Kristen maupun tersebar luas si jejarig sosial, Berikut ini
Ulasan, uraian Sejarah dan Fakta tentang Piagam tersebut ;
daulahislam.com/unique/sejarah-unique/dusta-sejarah-kaum-salibis-dan-islam-liberal-atas-piagam-perdamaian-rasulullah.html
1/8
2. 28/12/13
Dusta Sejarah Kaum Salibis dan Islam Liberal atas Piagam Perdamaian Rasulullah - Daulah Islam
Saint Catherine’s Monastery di Selatan Semenanjung Sinai
Di selatan semenanjung Sinai terdapat sebuah biara Kristen Ortodox, Saint Catherine’s Monastery, yang
termasuk dalam dua biara kristiani tertua di dunia setelah Saint Anthony’s Monastery di Mesir. Biara ini
berada di lokasi yang diyakini mereka sebagai tempat di mana Nabi Musa as menerima wahyu.
Biara ini memiliki perpustakaan kedua terbesar di dunia dalam koleksi naskah-naskah kuno setelah
perpustakaan di Vatikan. Dari sekitar 3300 koleksi naskah kuno yang dimilikinya, ada satu naskah kuno
yang diistimewakan di biara ini yaitu sebuah “REPLIKA” surat jaminan dan perjanjian Nabi Muhammad
daulahislam.com/unique/sejarah-unique/dusta-sejarah-kaum-salibis-dan-islam-liberal-atas-piagam-perdamaian-rasulullah.html
2/8
3. 28/12/13
Dusta Sejarah Kaum Salibis dan Islam Liberal atas Piagam Perdamaian Rasulullah - Daulah Islam
saw kepada pemuka dan masyarakat Kristiani di daerah ini. Surat tersebut ditulis oleh Ali bin Abi Thalib
dengan TANDA CAP TANGAN Rasulullah Sallallahu A’laihi Wasallam.
Sekitar tahun 1517 di masa pendudukan Mesir oleh kekaisaran Ottoman, surat Rasulullah saw tersebut
dibawa ke Konstantinopel oleh pasukan Ottoman untuk diserahkan kepada Sultan Selim I. Namun
sayangnya, SURAT YANG ASLI tersebut hilang dan namun dibuat REPLIKANYA untuk diserahkan kembali
kepada pihak Saint Catherine’s Monastery.
Surat Rasulullah ini menjadi dikenal di Eropa khususnya di Vatikan. Tercatat yang pertama kali
mempublikasikannya adalah Gabriel Sionita tahun 1630 dalam rilis buku berbahasa latin, “Testamentum et
pactiones inter Mohammedem et Christianae fidei cultores ”. Lalu tercatat pula J.G. Nisselii dalam
bukunya “Testamentum inter Muhamedem et Christianae religionis populos initum ” pada tahun 1655,
Jean de Thévenot tahun 1665, dan Richard Pococke tahun 1743.
Dari sekian banyak referensi, dari pihak Islam yang menanggapi
surat tersebut yang paling banyak adalah Dr. Muqtedar Khan.
pada 22 Januari 2010 (baca : http://bit.ly/WP1jTn), Menurutnya
dokumen itu benar. Argumentnya tentang keabsahan surat itu
telah mendominasi situs-situs. Namun Siapakah dia?
Dr. Muqtedar Khan dikagumi oleh beberapa untuk berpikir kritis
dan untuk memajukan visi yang lebih moderat dan liberal
Islam
:
http://en.wikipedia.org/wiki/M._A._Muqtedar_Khan)
(baca
dan
di forum Ummah (http://www.ummah.com/forum/showthread.php?369318-PROPHET-MUHAMMAD-S-
(saw)-PROMISE-TO-CHRISTIANS), Member malah menganggapnya Badut Islam karena pendapatpendapat liberalnya (baca : Islam Munafik). Dr. Muqtedar Khan juga meraih gelar Ph.D. Hubungan
Internasional, Filsafat Politik, dan Pemikiran Politik Islam, dari Georgetown Universitas pada bulan Mei
2000.
daulahislam.com/unique/sejarah-unique/dusta-sejarah-kaum-salibis-dan-islam-liberal-atas-piagam-perdamaian-rasulullah.html
3/8
4. 28/12/13
Dusta Sejarah Kaum Salibis dan Islam Liberal atas Piagam Perdamaian Rasulullah - Daulah Islam
daulahislam.com/unique/sejarah-unique/dusta-sejarah-kaum-salibis-dan-islam-liberal-atas-piagam-perdamaian-rasulullah.html
4/8
5. 28/12/13
Dusta Sejarah Kaum Salibis dan Islam Liberal atas Piagam Perdamaian Rasulullah - Daulah Islam
“DUPLIKAT” surat piagam Rasulullah
Kurang lebih terjemahan dari surat piagam Rasulullah tersebut sebagai berikut :
Ini adalah pesan dari Muhammad bin Abdullah, sebagai perjanjian bagi siapa pun yang menganut
kekristenan, jauh dan dekat, bahwa kami mendukung mereka.
Sesungguhnya saya, para pelayan, para penolong, dan para pengikut saya membela mereka,
karena orang-orang Kristen adalah penduduk saya; dan karena Allah! Saya bertahan melawan
apa pun yang tidak menyenangkan mereka. Di link yang satunya ditulis begini : Bahwasanya aku,
para pembantuku, dan para pengikutku sungguh membela mereka, karena orang Kristen juga
rakyatku ; dan demi Allah, aku akan menentang apa pun yang tidak menyenangkan mereka
Tidak ada paksaan yang dapat dikenakan pada mereka. Sekalipun oleh para hakim mereka,
maka akan dikeluarkan dari pekerjaan mereka maupun dari para biarawan-biarawan mereka, dari
biara mereka. Tidak ada yang boleh menghancurkan rumah ibadah mereka, atau merusaknya,
atau membawa apa pun daripadanya ke rumah-rumah umat Islam.
Jika ada yang memgambil hal-hal tersebut maka ia akan merusak perjanjian Allah dan tidak
menaati Rasul-Nya. Sesungguhnya, mereka adalah sekutu saya dan mendapatkan piagam
keamanan melawan apa pun yang mereka benci.
Tidak ada yang memaksa mereka untuk bepergian atau mengharuskan mereka untuk
berperang. Umat Islam wajib bertempur untuk mereka. Jika ada perempuan Kristen menikahi pria
Muslim, hal ini tidak dapat dilakukan tanpa persetujuan perempuan itu. Dia tidak dapat dilarang
untuk mengunjungi gerejanya untuk berdoa.
Gereja-gereja mereka harus dihormati. Mereka tidak boleh dilarang memperbaiki dan menjaga
perjanjian-perjanjian sakral mereka. Tidak ada dari antara bangsa (Muslim) yang boleh tidak
mematuhi perjanjian ini hingga Hari Akhir.” [Dimuat di Republika edisi cetak dengan judul
Menebar Nilai Perdamaian]
Saya bisa memastikan bahwa piagam tersebut adalah P A L S U. Analisisnya sebagai berikut :
1. Perjanjian “Piagam Anugerah” yang aslinya “Patent from Prophet Muhammad to the Christians of St.
Catherine’s Monastery, ini tertulis dikeluarkan tahun 628 M. Dalam sejarah Islam, tercatat bersamaan
dengan perjanjian Hudaibiyah. Dalam buku “Atlas Sejarah Islam”, bab tentang perjanjian Hudaibiah,
terdapat uraian yang memuat berita tentang surat Rasullullah SAW kepada Raja Mesir. Surat tersebut
dibuat beliau saat jeda waktu diantara perjanjian Hudaibiah dengan kaum Quraish. Surat tersebut
sejatinya ditujukan kepada raja-raja di sekitar Mekah dan Madinah termasuk salah satunya raja di Mesir.
Isi surat ke semua raja-raja tersebut sama, yang intinya Rasulullah Sallallahu A’laihi Wasallam mengajak
semua raja-raja untuk men-tauhid-kan Allah. Isi surat berkaitan dengan Surah Ali Imran, 64,
daulahislam.com/unique/sejarah-unique/dusta-sejarah-kaum-salibis-dan-islam-liberal-atas-piagam-perdamaian-rasulullah.html
5/8
6. 28/12/13
Dusta Sejarah Kaum Salibis dan Islam Liberal atas Piagam Perdamaian Rasulullah - Daulah Islam
yaitu: Katakanlah: “Hai Ahlul Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak
ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita
persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain
sebagai Rabb-Rabb selain Allah”. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka:
“Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”.
2. Jika dibandingkan, jelas isi surat tersebut bertentangan. Pada surat Rasullullah SAW untuk raja-raja di
sekitar wilayah Mekah dan Madinah, isi surat beliau berkaitan dengan Risalah Kenabian beliau yang
mengajak umat manusia bertauhid yaitu meng-esakan Allah. Tidak ada seorang manusia-pun yang
dapat dipersekutukan dengan-Nya (baca disini : Koleksi Surat-Surat Rasulullah)
3. Jika diteliti lebih jauh tampak surat PALSU tersebut isinya adalah pembodohan, sama sekali
bukan masalah toleransi. Saya tunjukkan contohnya: “Bahwasanya aku, para pembantuku (pelayan),
dan para pengikutku sungguh membela mereka, karena orang Kristen juga rakyatku (satunya
menterjemahkan pendudukku); dan demi Allah, aku akan menentang apa pun yang tidak
menyenangkan mereka”. Dalam sejarah, al-qur’an dan Hadits, Nabi Muhammad Sallallahu A’laihi
Wasallam tidak pernah menyebut umatnya “rakyatku” ataupun “pendudukku”. Kata-kata “…
Bahwasanya aku, para pembantuku, dan para pengikutku..” nampak sekali sebagai bahasanya pihak lain
(sangat mungkin pihak Kristiani), Nabi SAW TIDAK menyebut umat Islam dengan “para pembantuku
(pelayan), dan para pengikutku….” Selain itu ucapan “Aku akan menentang apapun yang tidak
menyenangkan mereka” jelas bertentangan dengan tugas beliau sebagai pembawa Risalah Illahi.
Sebagaimana yang terdapat dalam Kitab Suci Al Qur’an, banyak sekali ulasan tentang umat manusia
yang jauh telah menyimpang dari ajaran Rasulnya setelah sepeninggal Rasul-Rasul tersebut. Beliau
meluruskan penyimpangan-penyimpangan tersebut, maka TIDAK MUNGKIN beliau akan mengucapkan
“Aku akan menentang apapun yang tidak menyenangkan mereka”, padahal dalam sejarah telah tercatat
mereka banyak menentang Nabi Muhammad SAW, tidak mau mengakui beliau sebagai Rasul terakhir,
dan tidak mau diluruskan, apalagi berkaitan dengan “KETAUHIDAN”.
Jika diulas lebih lanjut, pernyataan “Aku akan menentang apapun yang tidak menyenangkan mereka”,
juga bertentangan dengan ajaran Rasullallah SAW yang bersumber pada Hadist-Hadist yang shahih.
Coba dibandingkan dengan Surat Perjanjian beliau dengan kaum Nasrani di Najran (Najran adalah bagian
dari wilayah Yaman) (HR Abu Dawud, 8/279/2644) : Ibnu Abbas RA berkata, “Rasulullah SAW telah
berdamai penduduk Najran dengan persyaratan: 1), Mereka menyetorkan 2.000 Kullah, pada Muslimin,
yang setengah diberikan pada bulan Sapar, sisanya pada bulan Rajab. 2), Mereka meminjami 30 baju
perang 30 kuda, 30 unta, 30 macam peralatan perang, untuk berperang. Peminjaman ini berlaku jika ada
serangan atau pengkhianatan di Yaman, dan harus dikembalikan lagi. 3), Gereja tidak boleh dirobohkan
dan alim Nashrani tidak boleh diusir dari Gereja. 4), Selama mereka tidak membuat pembaharuan atau
tidak makan riba, agama mereka tidak boleh dirusak .”
daulahislam.com/unique/sejarah-unique/dusta-sejarah-kaum-salibis-dan-islam-liberal-atas-piagam-perdamaian-rasulullah.html
6/8
7. 28/12/13
Dusta Sejarah Kaum Salibis dan Islam Liberal atas Piagam Perdamaian Rasulullah - Daulah Islam
Dalam Surat Perjanjian dengan Nasrani Najran yang dibukukan di dalam HR Abu Dawud tersebut, isi
perjanjian tersebut balance/seimbang, yaitu: (1) Disatu sisi perjanjian menunjukkan jaminan Rasul SAW
dan umat muslim kepada mereka, tetapi (2) disisi lain juga ada ketetapan yang harus mereka patuhi yaitu
pada butir ke 4: “Selama mereka tidak membuat pembaharuan atau tidak makan riba, agama mereka
tidak boleh dirusak”.
Dalam keterangan Hadist tersebut (yang telah dijelaskan ulama yang ahli dalam bidang Hadist dan
Sejarah, serta Tafsir) yang dimaksud dengan “tidak membuat pembaharuan” adalah mereka tidak
merubah isi perjanjian tersebut, atau syarat yang kedua “tidak makan riba” disinilah menunjukkan betapa
Rasullullah SAW konsisten menegakkan hukum Allah ditengah-tengah mengalahnya kaum Muslim
kepada mereka, jaminan yang dibuat Rasullullah SAW adalah disertai dengan sandaran batasan yang
mengacu pada hukum Allah.
Dalam hal ini batasan itu mengenai persoalan riba, hukum yang sebenarnya sudah ditetapkan pada umat
sebelumnya sebagaimana yang diwahyukan kepada Rasulullah SAW di dalam Surah An-Nisa, 161: “dan
disebabkan mereka (Yahudi) memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang dari
padanya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang batil”. Dalam perjalanan sejarah,
mereka terbukti melanggar perjanjian tersebut, mereka makan riba.
Di dalam Surah Ali Imran, 64, diatas, di kalimat terakhir “….Jika mereka berpaling maka katakanlah
kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”
menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang toleran, tidak memaksakan seorang manusia untuk menjadi
Islam dan beriman.
Maka jelas tampak bahwa dari cara-cara Rasullullah SAW berhubungan dengan umat lain Rasullullah SAW
selalu menyampaikan sesuai dengan Risalah Kenabiannya. Beliau jelas menyampaikan kebenaran
Tuhannya (Al A’Raaf 68), sepahit apapun tugas ke-rasul-an beliau (karena ditentang umat manusia yang
tidak mau beriman), beliau tidak mungkin membuat surat untuk mengikuti hawa nafsu manusia semata
sebagaimana tercermin dalam surat PALSU tersebut yaitu “Aku akan menentang apapun yang tidak
menyenangkan mereka”; “Sesungguhnya, mereka adalah sekutu saya dan mendapatkan piagam
keamanan melawan apa pun yang mereka benci”; “Tidak ada dari antara bangsa (Muslim) yang boleh
tidak mematuhi perjanjian ini hingga Hari Akhir”.
Jaminan apa seperti dalam surat palsu itu, padahal mereka adalah orang-orang yang menentang
ketauhidan Allah, menentang tentang kejadian Isa Al Masih sebagaimana yang disebutkan dalam Surah Ali
Imran 59-60??! Tidak masuk akal bukan?
Selain itu dalam catatan sejarah, pada jamannya Nabi Muhammad SAW masih hidup beliau hanya
menguasai Mekah dan Madinah. Pada saat itu Mesir masih dikuasai Romawi. Dari sumber sejarah catatan
Panglima Khalid bin Walid, Pasukan Romawi pertama dapat ditaklukkan Pasukan Muslim adalah di Baitul
Maqdis oleh Khalifah Umar bin Khatab.
daulahislam.com/unique/sejarah-unique/dusta-sejarah-kaum-salibis-dan-islam-liberal-atas-piagam-perdamaian-rasulullah.html
7/8
8. 28/12/13
Mesir
Dusta Sejarah Kaum Salibis dan Islam Liberal atas Piagam Perdamaian Rasulullah - Daulah Islam
baru
ditaklukkan
umat
muslim
oleh
Bani
Umayah
bisa
dilihat
di http://id.wikibooks.org/wiki/Mesir_Kuno/Sejarah. Informasi ini saya cross-check dengan catatan sejarah
Islam Dari Professor Buya Hamka. Pada buku beliau “Sedjarah Umat Islam II” , halaman 55, informasinya
selaras dengan link di atas, yaitu Mesir baru ditaklukkan oleh umat Islam pada jamannya Bani Umayah,
tepatnya oleh kekhalifahan Marwan ibn Hakam, yaitu pada tahun 63 Hijriah, 684 Masehi.
Nabi Muhammad SAW meninggal pada tahun 11 Hijriah. Maka isi surat tersebut jelas bohongnya, tidak
mungkin pada wilayah Mesir yang tidak beliau kuasai Nabi SAW menyebut umat Kristen di St. Catherine’s
Monastery sebagai “juga rakyatku”. Yang jelas surat-surat beliau kepada raja-raja di sekitar jazirah Arab
termasuk ke Mesir menunjukkan bahwa yang “diketuk hatinya” terlebih dahulu untuk bertauhid adalah
para pemimpinnya.
4. Dusta yang keempat adalah, CAP TANGAN RASULULLAH pada lembaran Duplikat surat. Perlu kita
ketahui Hadits berikut ini : “Tatkala Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam Shallallahu ‘alaihi wa sallam hendak
menulis surat kepada penguasa bangsa “Ajam (asing), kepadanya diberitahukan: ‘Sungguh bangsa ‘Ajam
tidak akan menerimanya, kecuali surat yang memakai CAP’. Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
dibuatkan sebuah CINCIN (untuk cap surat) yang terbuat dari PERAK. Terbayanglah dalam benakku
putihnya cincin itu di tangan Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam Shallallahu ‘alaihi wa sallam (Diriwayatkan
oleh Ishaq bin Manshur, dari Mu’adz bin Hisyam, dari ayahnya, dari Qatadah, yang bersumber dari Anas
bin Malik ra. dalam Shahih Bukhari, bab “pakaian”, Shahih Muslim, bab “pakaian”, Hadits no. 2072, dan
dalam Sunan Abu Daud, bab “CINCIN”, hadits no. 4214)
Semestinya patut kita pertanyakan tujuan kaum yang memalsukan surat tersebut. Jika yakin dengan hukum
Allah, tentu tidak perlu membuat berita memalsukan seperti itu, tentu tidak akan membawa manfaat seperti
disampaikan dalam Al Qur’an “Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman,
padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar” (Al Baqarah,
9). Kebenaran itu milik Allah, Allah-lah sebaik-baiknya penjaga.
Analisis data dibantu oleh ANIKK
Wallahu A’lam..
Redaksi
< Previous Article
Sejarah Hitam, 25 Desember
sebagai Kelahiran Nabi Isa A.S
Next Article >
Fakta dan Sejarah dibalik
Perayaan Tahun Baru Masehi
daulahislam.com/unique/sejarah-unique/dusta-sejarah-kaum-salibis-dan-islam-liberal-atas-piagam-perdamaian-rasulullah.html
8/8