Pedoman surveilans infeksi rumah sakitAndinaPutri3
[Ringkasan]
Pedoman ini memberikan panduan mengenai surveilans infeksi rumah sakit di Indonesia dengan tujuan untuk mengukur tingkat kejadian dan jenis infeksi, serta mengevaluasi program pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit. Pedoman ini menjelaskan definisi kasus infeksi, metode pengumpulan data, analisis data, serta rekomendasi untuk meningkatkan program pencegahan infeksi rumah sakit.
Pedoman surveilans infeksi rumah sakitAndinaPutri3
[Ringkasan]
Pedoman ini memberikan panduan mengenai surveilans infeksi rumah sakit di Indonesia dengan tujuan untuk mengukur tingkat kejadian dan jenis infeksi, serta mengevaluasi program pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit. Pedoman ini menjelaskan definisi kasus infeksi, metode pengumpulan data, analisis data, serta rekomendasi untuk meningkatkan program pencegahan infeksi rumah sakit.
Tiga kalimat:
1. Dokumen ini membahas tentang penyakit jamur paru dan pentingnya diagnosis dini serta tata laksana yang tepat.
2. Kondisi di Indonesia yang memiliki angka kasus tuberkulosis tinggi berpotensi meningkatkan kasus jamur paru yang belum terdiagnosis.
3. Dibutuhkan kerja sama berbagai pihak untuk meningkatkan deteksi dini, fasilitas diagnostik, dan pusat layanan terpadu penyakit jamur par
Petugas kesehatan rentan terpapar virus HIV melalui cairan tubuh pasien. Terapi profilaksis pasca paparan dengan kombinasi 2-3 obat antiretroviral seperti zidovudin dan lamivudin dapat mencegah transmisi virus. Pemantauan pasca paparan meliputi tes antibodi dan pemantauan efek samping obat.
Infeksi Nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs) pjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi nosokomial atau infeksi yang didapatkan selama dirawat di rumah sakit. Angka kejadian infeksi nosokomial cukup tinggi, sekitar 5-10% dari seluruh pasien rawat inap. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya antara lain kondisi tubuh pasien, jenis agen infeksi, kontak dengan sumber infeksi, dan penggunaan alat medis seperti kateter. Dampaknya ber
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi di puskesmas yang mencakup strategi untuk mencegah penularan infeksi melalui kebersihan tangan, penggunaan alat pelindung diri, teknik aseptik, penyuntikan yang aman, penanganan limbah medis dan dekontaminasi peralatan medis.
Seminar Pusat Kajian Pengendalian Zoonosis Nasional IPB - Bogor, 6 September ...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang ancaman penyakit zoonosis secara global dan tantangan yang dihadapi oleh dokter hewan dalam menghadapi lonjakan penyakit zoonosis. Penyakit zoonosis merupakan penyakit menular yang ditularkan antara hewan dan manusia, dan lonjakannya dipengaruhi oleh perubahan ekologi, pertanian, dan lingkungan. Dokter hewan memiliki peran penting dalam memperkuat sistem kesehatan hewan,
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit, meliputi dasar hukum, tujuan, definisi, manajemen, strategi, dan kebijakan terkait kebersihan tangan, penggunaan APD, pemilahan limbah, serta pembersihan lingkungan untuk mencegah terjadinya infeksi di rumah sakit.
Presentasi bagi staf/karyawan baru rumah sakit dalam memahami Pengendalian dan Pencegahan Infeksi (PPI). Banyak karyawan baru yang belum pernah bekerja di rumah sakit merasa asing terhadap istilah PPI atau HAIs, salinda berikut dapat membantu memudahkan penjelasan hal-hal tersebut kepada mereka.
Dokumen tersebut membahas penguatan tim surveilans di puskesmas dan rumah sakit dalam pengendalian penyakit berpotensi menjadi KLB dan KKM. Tim surveilans akan ditingkatkan kapasitasnya untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menanggapi data penyakit agar dapat segera mendeteksi dan menangani potensial wabah penyakit.
Tiga kalimat:
1. Dokumen ini membahas tentang penyakit jamur paru dan pentingnya diagnosis dini serta tata laksana yang tepat.
2. Kondisi di Indonesia yang memiliki angka kasus tuberkulosis tinggi berpotensi meningkatkan kasus jamur paru yang belum terdiagnosis.
3. Dibutuhkan kerja sama berbagai pihak untuk meningkatkan deteksi dini, fasilitas diagnostik, dan pusat layanan terpadu penyakit jamur par
Petugas kesehatan rentan terpapar virus HIV melalui cairan tubuh pasien. Terapi profilaksis pasca paparan dengan kombinasi 2-3 obat antiretroviral seperti zidovudin dan lamivudin dapat mencegah transmisi virus. Pemantauan pasca paparan meliputi tes antibodi dan pemantauan efek samping obat.
Infeksi Nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs) pjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi nosokomial atau infeksi yang didapatkan selama dirawat di rumah sakit. Angka kejadian infeksi nosokomial cukup tinggi, sekitar 5-10% dari seluruh pasien rawat inap. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya antara lain kondisi tubuh pasien, jenis agen infeksi, kontak dengan sumber infeksi, dan penggunaan alat medis seperti kateter. Dampaknya ber
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi di puskesmas yang mencakup strategi untuk mencegah penularan infeksi melalui kebersihan tangan, penggunaan alat pelindung diri, teknik aseptik, penyuntikan yang aman, penanganan limbah medis dan dekontaminasi peralatan medis.
Seminar Pusat Kajian Pengendalian Zoonosis Nasional IPB - Bogor, 6 September ...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang ancaman penyakit zoonosis secara global dan tantangan yang dihadapi oleh dokter hewan dalam menghadapi lonjakan penyakit zoonosis. Penyakit zoonosis merupakan penyakit menular yang ditularkan antara hewan dan manusia, dan lonjakannya dipengaruhi oleh perubahan ekologi, pertanian, dan lingkungan. Dokter hewan memiliki peran penting dalam memperkuat sistem kesehatan hewan,
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit, meliputi dasar hukum, tujuan, definisi, manajemen, strategi, dan kebijakan terkait kebersihan tangan, penggunaan APD, pemilahan limbah, serta pembersihan lingkungan untuk mencegah terjadinya infeksi di rumah sakit.
Presentasi bagi staf/karyawan baru rumah sakit dalam memahami Pengendalian dan Pencegahan Infeksi (PPI). Banyak karyawan baru yang belum pernah bekerja di rumah sakit merasa asing terhadap istilah PPI atau HAIs, salinda berikut dapat membantu memudahkan penjelasan hal-hal tersebut kepada mereka.
Dokumen tersebut membahas penguatan tim surveilans di puskesmas dan rumah sakit dalam pengendalian penyakit berpotensi menjadi KLB dan KKM. Tim surveilans akan ditingkatkan kapasitasnya untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menanggapi data penyakit agar dapat segera mendeteksi dan menangani potensial wabah penyakit.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
1. KONSEP DASAR HAI’s DAN PROGRAM PPI
(PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI)
Disampaikan pada
KURSUS DASAR PPI ke 42
Via Daring
Tanggal 15 – 17 Februari 2024
2. Dr. dr. H. I. Firmansyah, SH, MH, Sp.PD, KPTI, FINASIM,
CMC, CCD
Ketua Komite Medik RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso
Ketua Tim Penguji Kompetensi Dokter RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso
Ketua Tim Malaria RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso
Pembimbing Klinik PPDS Dept. Ilmu Penyakit Dalam FKUI
Pembimbing Klinik Mahasiswa FK Untar
Asesor Kompetensi Profesi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)
Ketua Bidang Organisasi Perkumpulan Pengendalian Infeksi Indonesia (PERDALIN)
Cabang Jakarta
Anggota :
Perhimpunan Dokter Ahli Hukum Kedokteran & Kesehatan Indonesia (PERDAHUKKI)
Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia (MHKI)
Perhimpunan Kedokteran Tropis & Penyakit Infeksi Indonesia (PETRI)
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI)
Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
4. • Komplikasi yang paling sering terjadi di Yankes
• CDC: 1.7 million /th, kematian 99.000/th
• Data WHO, Insiden HAIs 3 - 21 % (rerata 9%)
• UK : 10 % (2006)
• Italy: 6.7 % (2005)
• France: 6.7- 7.4 % (2006)
• Indonesia ?
– Belum ada data yang akurat, dari hasil presentasi
sangat rendah 0 – 1 %, surveilans pasif, oleh personil
yang belum memahami surveilans
4
5. Risiko Healthcare Associated Infections di negara berkembang
sebanyak 20 kali lebih tinggi daripada negara maju
Setiap saat 1.4 jt orang didunia menderita infeksi di rumah sakit.
Setiap tahun suntikan tidak aman menyebabkan 1.3 juta
kematian umumnya karena transmisi blood-borne patogen
seperti HBV, HCV dan HIV
5
8. Infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di rumah
sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dimana tidak
ada infeksi atau tidak masa inkubasi pada saat masuk,
termasuk infeksi didapat di rumah sakit tapi muncul setelah
pulang, juga infeksi karena pekerjaan pada staf di fasilitas
HAIs
Healtcare Associated Infections
19
9. Pencegahan & Pengendalian Infeksi
Suatu upaya kegiatan untuk mencegah, meminimalkan
kejadian infeksi pada pasien, petugas, pengunjung dan
Masyarakat sekitar rumah sakit dan fasilitas kesehatan
lainnya yang meliputi pengkajian perencanaan,pelaksanaan
dan evaluasi
20
10. PRIMUM,NONNOCERE
FIRST
, DO NO HARM
HIPPOCRATES’S TENET
(460-335 BC)
Ignaz Philipp
Semmelweis
(1818-1865)
Didier Pittet
1
0
13. RESERVOIR/SOURCE
Darah, Cairan tubuh,
Air, Udara, Tanah,
Alat, Permukaan
lingkungan
Tempat dimana agen infeksi dapat hidup,
tumbuh, berkembang biak dan siap ditularkan
kepada orang
Reservoir yang paling umum:
manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, tanah, air
dan bahan-bahan organik lainnya
Pada manusia: darah, cairan tubuh, permukaan
kulit, selaput lendir saluran nafas atas, usus dan
vagina
12
15. AGENT/MO
Bakteria, Virus,
Jamur, Protozoa
• Mikroorganisme yang dapat
menyebabkan infeksi
• Tiga faktor mikroorganisme yang
mempengaruhi terjadinya infeksi
- Patogenitas
- Virulensi
- Jumlah
14
16. • Vehikulum :
Bahan yang dapat berperan dalam mempertahankan
kehidupan kuman penyebab sampai masuk
(tertelan atau terokulasi) pada pejamu yang
rentan
Contoh :
– Makanan: Salmonella
– Darah: Hepatitis B, Hepatitis C, HIV
– Air: Hepatitis A, Typhoid, Cholera, Dysentri
MEAN OF
TRANSMISSION
Airborne, Droplet, Contact
Common Vihicle,
Vertorborne
Vektor :
Artropoda (umumnya serangga) atau binatang lain yang dapat menularkan kuman
penyebab dengan cara menggigit pejamu yang rentan atau menimbun kuman
penyebab pada kulit pejamu atau makanan .
Contoh :
Nyamuk: Demam berdarah, malaria Lalat: makanan
Tikus: leptospirosis
15
17. HOST / PEJAMU
(Immunocompromised)
Faktor yang mempengaruhi:
umur, status gizi, status imunisasi, penyakit
kronis, luka bakar yang luas, trauma atau
pembedahan, pengobatan dengan
imunosupresan, pemakaian alat
Faktor lain: jenis kelamin, ras atau etnis tertentu,
status ekonomi, gaya hidup, pekerjaan dan
herediter
16
19. Surgical site infections (SSI)
Catheter-associated urinary tract
infections (CAUTI)
Central venous catheter–related
bloodstream infections (CRBSI)
Ventilator-associated pneumonia (VAP)
20. Usia
Status Gizi
Diabetes
Perubahan respon
imunitas
Infeksi di tempat lain
Lama rawat inap
Pre operatif
Obesitas
Merokok
Kolonisasi
mikroorganisme
Perioperative
hypothermia
Instrinsik Ekstrinsik
PETUGAS
Kurang menerapkan
Kewaspadaan
Isolasi
LINGKUNGAN
- Udara
- Permukaan Lingkungan
- Air
Peralatan
Antibiotika 17
23. Menurunkan atau meminimalkan insiden
rate infeksi berhubungan dengan
pelayanan kesehatan pada pasien ,
petugas dan pengunjung serta
masyarakat sekitar rumah sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya,
dengan mempertimbangkan cost
effectiveness
31. KESIMPULAN
1. HAI’s sudah menjadi masalah global, tetapi dapat dicegah
dengan memutus mata rantai infeksi (PPI)
2. PPI juga membantu menyelamatkan pasien yang
menjalani operasi serta mencegah resistensi antibiotika
3. Program PPI meliputi kewaspadaan isolasi, pencegahan
infeksi, surveilans, penggunaan AB secara bijak, dan diklat
berkesinambungan