1
LAPORAN PRAKTIKUM PERAJUTAN

Maksud dan tujuan
1. Mengetahui macam-macam mesin rajut dan mekanisme kerjanya.
2. Dapat menjalankan macam-macam mesin rajut datar, mesin rajut bundar dan
membuat macam-macam kain rajut.
A. TEORI DASAR PERAJUTAN
Didalam teknologi pembuatan kain, perajutan merupakan salah satu cabang
teknologi tersendiri yang berdiri sejajar dengan teknologi pembuatan kain lainnya.
Perajutan adalah pembuatan kain rajut dari sehelai benang atau
beberapa benang yang dilengkung-lengkungkan dimana lengkungan yang satu
dijeratakan kepada lengkungan yang lain sehingga tersusun jeratan-jeratan
kearah panjang kain dan lebar kain.
Serat (Fiber)

Pembuatan Benang (Spinning)

Pembuatan Kain

Pertenunan

Perajutan

Pembuatan kain
non woven

Finishing
(pencelupan, pencapan, merserisasi)

Pakaian Jadi (Garmen)
Pada kain rajut, kain dibentuk oleh jeratan-jeratan benang satu sama lain.
Latak jeratan-jeratan ini teratur dan merupakan suatu deretan. Deretan kearah
panjang disebut “wale” sedangkan deretan kearah lebar disebut “course”. Bentuk
jeratannya dapat digambarkan sebagai berikut :
2

COURSE

WALE
Jeratan-jeratan pada salah satu macam kain rajut pakan

jeratan kiri

jeratan kanan

Pembentukan jeratan secara berturut-turut ke satu arah saja, hal ini dapat
dibedakan menjadi kain rajut pakan (weftknited fabric) dan kain rajut lusi (Warp
knitted fabric). Disebut jeratan kiri karena posisinya terletak disebelah belakang
jeratan sebelumnya. Dan jeratan kanan karena posisinya terletak disebalah depan
jeratan sebelumnya.

Klasifikasi Mesin Rajut
Mesin Rajut

Mesin rajut pakan

Mesin rajut lusi
1. MRL Rachel
2. MRL Tricot

Mesin Rajut Datar

Mesin Rajut Bundar

3. MRL dengan
peluncuran pakan
4. MRL Jacquard

1. MRD 2 posisi
2. MRD 3 posisi
3
3. MRD system ganda

MRB single knit

MRB double knit

4. MRD system 8 cam

(silinder)

(silinder+dial)

1. MRB plain tanpa sinker

1. MRB rib

2. MRB dengan sinker

2. MRB interlock

3. MRB dengan track

3. MRB rangkap

4. MRB jacquard

4. MRB track

5. MRB rajut kaos kaki

5. MRB jacquard

5. MRD kiri-kiri
6. MRD jacquard

6. MRB kaos kaki

Macam-macam kain rajut:
Kain Rajut Pakan
Kain rajut pakan berdasarkan proses pembuatannya dibagi dalam dua
bagian, yaitu kain rajut polos dan kain rajut rib. Kain rajut polos dibuat dalam satu
susunan jarum-jarum mesin rajut, sedangkan kain rajut rib dibuat dalam dua
susunan jarum-jarum mesin rajut. Kedua struktur jeratan kain rajut tersebut adalah
paling sederhana dan merupakan jeratan dasar dari semua kain rajut pakan. Kain
rajut pakan dapat dibuat pada mesin rajut datar dan pada mesin rajut bundar.

Kain Rajut Lusi
Kain rajut lusi dibuat dengan mesin rajut lusi (Warp knitting machine). Pada
proses pembuatan kain rajut lusi, semua jeratan dari satu deret jeratan dibuat
serempak. Pembentukan jeratannya terjadi berturut-turut dari course pertama ke
course kedua dan seterusnya. (Sama dengan arah lusi pada kain tenun). Jenis
anyaman berikut dapat dibentuk dari proses mesin rajut tricot, Raschel dan jenis
sisipan. Tricot, merupakan nama yang diberikan kepada kain-kain rajut lusi yang
banyak dipakai untuk pakaian dalam, baju wanita, blouse, dan kain-kain pelapis.
Kain rajut tricot lebih kuat, kurang rewang (sheer) dan kurang mulur dibandingkan
dengan rajut pakan. Raschel, Kain rajut raschel dibuat pada mesin rajut lusi yang
banyak menghasilkan desain-desain rajut lusi, seperti kian kelambu, kain yang
4
bercorak kembang-kembang misalnya untuk kebaya (brocate), kain kelambu
(vitrage), trai lace dan lainnya.
Prinsip merajut
Pada mulanya merajut dilakukan orang hanya dengan alat-alat sederhana (kerajinan
tangan), namun ditemukan mesin pembuat jeratan yang dibantu dengan jarumjarum. Adapun jarum-jarum itu dikenal ada empat macam jarum yaitu :
1.Jarum jangut (berd spring needle )
2.Jarum lidah ( latch needle )
3.Jarum gabung (compound needle )
4.Jarum kepala ganda (link-link needle )
B. MESIN RAJUT DATAR
Kerangka mesin, Kerangka mesin rajut datar terdiri dari dua lempengan besi,
tebalnya antara 2,5-5 cm dan bentuk seperti trapesium. Kedua lempengan besi
tersebut disatukan oleh batang besi penghubung yang mempunyai alur untuk
jalannya penyeret. Pada kerangka tersebut dipasang dua buah needle bed, satu
dibelakang dan satu lagi didepan.
Needle Bed, Pada setiap mesin rajut datar terdapat dua buah needle bed. Needle
bed terbuat dari lempengan besi yang mempunyai alur kecil berjejer dan pada alur
tersebut jarum rajut bekerja. Needle bed dipasang didepan dan belakang. Needle
bed belakang dipasang mati dan needle bed depan dipasang begitu rupa supaya
masih dapat digeserkan turun dan krmbali serta digeser kekiri atau kekanan.
Penyeret, Penyeret dan perlengkapannya adalah bagian yang utama dalam mesin
rajut datar, karena penyeret dapat menggerakkan jarum-jarum dan mengatur
pekerjaannya. Kerangka dari penyeret terdiri dari dua buah lempengan besi yang
dipersatukan oleh sebuah sengkang. Sengkang ini dicor jadi satu dengan lempeng
besi tersebut. Lempengan besi tersebut mempunyai dua lubang panjang yang
letaknya miring berhadapan. Masing-masing lubang diberi skala. Dibawah
lempengan besi tersebut tedapat slot plat. Bagian-bagian yang ada pada penyeret.:
Slot plat dengan cam-camnya
Bukaan lidah

Skala cam
5

penyeret

Pengantar Benang
Penekan benang

Benang

Pembuka Lidah Jarum

Pengatur tegangan
Benang yang akan dirajut sebelum dimasukkan dalam pengantar benang
benang harus melalui pengatur tegangan, oleh karena tanpa mempergunakan
pengatur tegangan benang akan cepat putus
6

Sisir Pancing
Alat ini terdiri dari jarum-jarum yang berlubang ujungnya. Jarum ini dipasang
berjejer pada plat besi. Sisir pancing ini digunakan untuk menarik benang permulaan
bakal kain yang baru ditangkap oleh jarum-jarum rajut agar lidah-lidah jarum terbuka
untuk merajut.

MRD 2 Posisi dan MRD 3 Posisi
Perbedaan MRD ini terletak pada proses merajut yang disebabkan adanya
perbedaan sistem cam dan jarumnya. Sedangkan bak jarum ada MRD dengan 1 bak
jarum disebut MRD Singlebed, dan ada MRD dengan 2 bak jarum disebut MRD
Double bed Atau V bed. Pada MRD Single bed hanya dapat merajut kain plain
jersey (rajut polos ), sedang pada MRD V bed dapat merajut plain, rib dan interlock
(double ).
1.Perbedaan block cam MRD 2 posisi dan MRD 3 posisi

MRD 2 posisi

cam atas

SC
Cam tengah

SC
7
RC

RC

Untuk MRD 3 posisi

CTD

RCD3

RCD4

SCD 1

SCD 2

RCD 1

RCD 2

Gerakan penyeret

Skema sederhana suatu block cam mesin rajut datar 3 posisi
Kaki jarum yang bekerja penuh
Kaki jarum yang tidak bekerja
Kaki jarum yang setengah bekerja
RCD 1,2,3 dan 4 = “

Raising

cam

“

untuk

“

needle

bed”

yang

masing-masing dapat diatur sendiri-sendiri.
SCD 1 dan 2

= “ Stich cam “ untuk “needle bed “ yang mana dapat mengatur
tingi rendahnya.

CTD

= Cam tetap

C. MESIN RAJUT BUNDAR
Mesin Rajut Bundar yang dibahas kali ini adalah mesin rajut bundar kaos
kaki. MRB kaos kaki adalah sebuah mesin rajut yang sangat sederhana. Mesin
tersebut hanya mempunyai satu silinder berdiameter 4 inchi dengan satu penyuap
benang, dijalankan dengan tangan dengan cara memutar handle pemutar. Dalam
8
proses merajut, silinder cam dan ring feeder yang merupakan satu unit proses
mempunyai gerakan berputar sedangkan silinder jarum diam pada tempatnya.
Bagian - bagian dari mesin rajut bundar kaus kaki adalah :
o

Silinder jarum, merupakan silinder yang beralur-alur pada sekeliling permukaan
luarnya. Alur-alur tersebut merupakan tempat jarum-jarum.

o

Silinder cam, ini yang membuat jarum-jarum bergeser didalam alurnya naik dan
turun untuk merajut. Silinder cam terdiri dari: raising cam, stitch cam, dan guide
cam (untuk menahan jarum agar tidak meluncur kebawah).

o

Ring feeder, dapat berputar mengelilingi silinder jarum untuk merajut.

o

Head atau dudukan mesin ini ditempatkan diatas meja.

o

Pengantar benang / feeder, yaitu tempat untuk menyuapkan benang yang akan
dirajut.

Cara membuat pancingan :
a. Pancingan sarang laba-laba
Benang rajut yang akan dirajut dikaitkan pada jarum nomor 1. Kemudian benang
menyeberang kedepan kejarum nomor 2 untuk dikaitkan, dilanjutkan menyeberang
lagi kedepan ke jarum nomor 3 dikaitkan dan seterusnya sampai ± 80 % jarum-jarum
tersebut terkait oleh benang . Kemudian ujung benang dimasukkan pada lubang
pengantar benang. Benang yang berbentuk sarang laba-laba pada pusatnya
dipasang pemberat secukupnya. Handle kita putar pelan-pelan, kain yang dihasilkan
masih terdapat cacat karena waktu permulaan merajut tidak tiap jarum mendapat
satu jeratan. Kemungkinan pada satu jeratan terdapat 2 jarum. Cara perbaikannya
adalah : jika misalkan dalam satu jeratan terdapat 2 jarum, maka salah satu jarum
diangkat/dinaikkan, kemudian pengantar benang dijalankan sampai melewati jarum
yang dinaikkan tadi. Setelah jarum tersebut dilewati kemudian diturunkan kembali,
dan hasilnya satu jarum mendapat satu jeratan.
b. Pancingan dengan kain
Dalam hal ini kain yang dipakai adalah kain sisa / kain bekas atau kain hasil
dari pancingan dengan benang. Jeratan pada pinggir kain dikaitkan pada jarumjarum sehingga ± 80 % jarum terkaitkan pada pinggir kain. Handle kita putarkan
pelan-pelan, hasilkan masih terdapat cacat, jeratan yang sudah jadi kain kita kaitkan
pada jarum-jarum yang masih kosong, sehingga akhirnya semua jarum terisi
benang.
D. MESIN RAJUT LUSI
9
Mesin rajut lusi adalah salah satu proses pembuatan kain yang banyak dikerjakan,
terutama karena produksinya yang jauh lebih besar dibandingkan dengan produksi
pada pembuatan kain dengan cara lainnya. Bagian-bagian mesin yang langsung
berhubungan dengan pembentukan kain terdiri dari alat-alat rajut utama dan alat-alat
rajut pembantu. Alat-alat rajut

primer adalah pengantar benang

(guide) yang

menyuapkan benang kepada jarum, Jarum-jarum (needle) yang menerima benang
dari pengantar-pengantar tersebut dan membentuk benang itu menjadi jeratanjeratan. Alat-alat rajut sekunder adalah roda patroon (patrren wheel) yaitu alat
yang mengedalikan pembuatan corak jeratan.
Faktor-faktor yang menentukan struktur kain rajut lusi adalah :
a. kehalusan atau guige dari mesin.
b. Jumlah guide bar yang dipergunakan.
c. Jumlah helai benang lusi setiap susunan.
d. Jenis dan nomor benang digunakan.
e. Jumlah lusi setiap bar.
f.

Quality kain dalam courses per inchi.

g. Cara otau order pencucukan pada guide.
h. Gerakan lapping dari guide bar dalam satu repeat (ulangan ) dari pattern wheel
atau chain.
i.

Gesekan relatif dari guide bar pada tempat tertentu dalam lapping.

Pada kain rajut lusi, pembentukan jeratan terjadi berturut-turut dari course pertama
ke course kedua dan seterusnya. Mesin rajut lusi dibuat dalam berbagai lebar dan
kehalusan. Keistimewan kain rajut lusi adalah dapat didesain dengan sifat kestabilan
dimensi yang hampir sama denagn kain tenun, tetapi dapat dibuat dengan sifat
elastis seperti halnya kain rajut pakan.
Istilah–istilah dalam Rajut Lusi


Guide Bar

=Tempat kedudukan guide (sebagai penyuap bahan).



Underlap

=Pergeseran guide bar di depan jarum.



Overlap

=Pergeseran guide bar di belakang jarum.



Backward Swing =Ayunan guide bar ke belakang di antara jarum.



Frontward Swing =Ayunan guide bar ke depan di antara jarum.



Link

=Dadu–dadu alat pembentuk desain–desain



Chain-Link

=Rantai yang menghubungkan dadu–dadu.



Tempi

=Waktu yang dibutuhkan oleh elemen rajut dalam membentuk
10
satu jeratan.
Pada proses perajutan, terutama rajut lusi, proses persiapan yang dilakukan adalah
penghanian benang lusi pada sebuah kelosan. Sebagaimana pada pertenunan,
hanian untuk proses perajutan harus baik. Hanian harus mempunyai tegangan atau
kekerasan yang merata dan seimbang dalam suatu kelosan. Selain itu bentuk
hanian harus baik dan tidak bergelombang. Berikut contoh bentuk hanian yang baik
dan yang cacat.

Hanian yang Baik

Hanian yang Cacat

Hanian yang Cacat

Hanian yang Cacat

Penghanian pada perajutan pada prinsipnya sama dengan penghanian pada proses
pertenunan, perbedaannya hanya pada ukuran beam yang digunakan. Beam yang
digunakan pada rajut ukurannya kecil dan dalam satu mesin digunakan beberapa
buah beam.Setelah benang dihani diusahakan agar ujung potongan tidak berubah
dan tetap pada posisinya agar pada saat pencucukan di guide bar mudah dan untuk
mencegah terjadinya persilangan benang yang satu dengan yang lain. Pada proses
perajutan ini kita menggunakan mesin rajut Lusi Rachel 2 tempi, yang artinya bahwa
untuk membentuk satu jeratan dibutuhkan dua dadu untuk menggerakan guide bar.
Mesin Rajut Lusi Rachel menggunakan jarum lidah tetapi tidak menggunakan
presser, Gauge 24/2”, penomoran guide bar dari depan ke belakang, penomoran
dadu 0,2,4 dsb dan putaran pattern drum keluar.
Mesin hani yang digunakan bagian – bagiannya terdiri atas :
1. Creel, untuk meletakkan cone benang.
2. Sisir hani yang bisa bergerak ke kiri dan ke kanan
3. Alat penggulung, untuk menempatkan beam dan menggulung benang.
4. Counter, untuk mengetahui panjang benang yang sudah digulung.
11
Terjadinya jeratan pada Mesin Rajut Lusi Raschel maupun Tricot tidaklah jauh
berbeda. Yang membedakan di sini hanyalah waktu (tempo / tempi) yang dibutuhkan
dalam membentuk satu jeratan (loop).
E. LAPORAN PRAKTIKUM
I.

Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang disebutkan disini hanyalah alat dan bahan yang digunakan
untuk mesin rajut pakan. Alat dan bahan yang digunakan :



Mesin rajut bundar



Benang rajut berwarna



Sisir pancing pada MRD



Pemberat untuk MRD



Gunting



Sikat untuk MRD


II.

Mesin rajut datar

Alat pencucuk benang

Langkah Kerja
Langkah Kerja pada mesin rajut datar
1. Menyiapkan mesin
2. Memasang benang pada pengantar benang dimesin
3. Menyusun jarum
4. Membuat pancingan agar diperoleh rajutan yang baik
5. Susun jarum sebanyak 40 untuk bak belakang dan 40 untuk bak depan
6. Masukan benang kecelah bak jarum dan diikatkan pada frame
Buatlah pancingan sebagai berikut :
1. Posisi blockcam disusun sbb :

2. Penyeret ditempatkan disebelah kanan pratikum
3. Jalankan penyeret ½ tour = 1 course
4. Pasang sisir pancing, kawat dan pemberat
12
5. Susun block cam dirubah menjadi
6. Merajut plain bundar sebanyak 3 tour
7. Susunan blockcam diubah lagi menjadi yang 1
8. Merajut rib 1x1 sebanyak 2 tour
Kemudian merajut dimulai sesuai dengan tugas
Langkah Kerja Mesin Rajut Bundar
a. Menyiapkan mesin rajut bundar
b. Menyiapkan alat-alat pembantu yang lain yaitu gunting, sikat,dll
c. Menyiapkan bahannya yaitu benang rajut berwarna sembarang
d. Menyusun jarum, usahakan posisi jarum tepat untuk dikait (lidah tertutup)
e. Mengaitkan benang pada jarum dengan ketentuan : usahakan mengaitkan
pertama di jarum yang tengah lalu dikaitkan kedepannya secara vertical ,
begitu seterusnya.
f. Setelah dikaitkan semua putar kira-kira dua course, tengahkan benang yang
keluar atau yang jelek.
g. Lanjutkan, setelah dikira rajutan sudah bagus, pasang beban pada benang
dan teruskan merajut. Ganti warna jika kita menginginkannya dengan cara :
putus benang yang yang warnanya ingin diganti, pasang benang dengan
warna baru.
Langkah a-g adalah merajut dengan menggunakan pancingan sarang laba-laba.
h. Setelah selesai kaitkan kain rajut tadi pada mesin. Mengaitkannya satu per
satu pada jarum. Setelah terkait semua putar mesin.
Langkah h adalah merajut dengan menggunakan pancingan berupa kain rajut

Langkah kerja mesin raschel
1. Melakukan Penghanian sesuai dengan rencana
a.Menentukan susunan warna benang pada creel
b.Mengatur letak benang–benang tersebut
c. Mencucuk benang pada sisir hani dengan ketentuan satu kosong satu isi (
disesuaikan dengan jumlah lubang sisir dengan jumlah benang)
d.Menentukan panjang hanian yaitu dengan menyetel bagian counter pada
mesin hani.
13
e.Mengatur lebar hanian dengan cara menggeser letak sisir hani sehingga
sesuai dengan lebar beam.
f. Mengamati jalannya penghanian, biasanya masalah yang terjadi pada saat
penghanian adalah perbedaan tegangan antara benang yang satu dengan
yang lain, bila terjadi perbedaan tegangan antar benang maka akan
menimbulkan kesulitan pada saat proses perajutan sehingga harus diatur
sedemikian rupa
2. Menentukan Rencana kain yang akan dibuat dengan terlebih dahulu
menentukan diagram Lapping, susunan dadu (rantai dadu) dan kebutuhan
dadu untuk masing-masing jenis dadu.
3. Merangkaikan susunan dadu dengan memperhatikan jumlah perulangan raport
dadu sesuai jumlah dadu pada pattern drum.
4. Memasang bar (dadu) pada tempatnya yaitu pada pattern drum.
5. Memasang beam benang pada tempat yang sudah disediakan yaitu sesuai
dengan letak nomor bar yang digunakan, baik untuk kain satu bar, maupun dua
bar.
6. Melakukan pencucukan pada guide mesin rajut lusi
7. Menjalankan mesin secara manual, yaitu dengan memutar bagian silinder
dengan tangan, ini dilakukan untuk melihat apakah bar yang telah kita pasang
sudah sesuai dengan dadu dan untuk memastikan apakah dadu yang kita
pasang tidak menyebabkan terbenturnya jarum-jarum pada guide.
8. Bila telah melakukan seperti pada point no. 7, dan tidak ada kendala, maka
mesin sudah dapat DIjalankan dengan menggunakan motor mesin.
Langkah Kerja Mesin Tricot
Melakukan Penghanian sesuai dengan rencana
Jumlah benang: 54 helai
Susunan benang :
KIRI
KANAN
14
3 Putih
1 Merah
3 Putih
1 Merah
1 Putih
3 Krem
2 Merah
3 Krem
1 Hijau
3 Biru
1 Kuning
1 Biru
1 Hitam
3 Krem
o

1 Biru
3 Putih
1 Biru
3 Putih
1 Biru
3 Hitam
2 Kuning
2 Putih
1 Krem
1 Hijau
3 Krem
1 Kuning
1 Biru
1 Hitam
3 Krem

Mengatur letak benang – benang tersebut, yaitu untuk creel sebelah kanan
27 helai dan creel sebelah kiri 27 benang.

o

Mencucuk benang pada sisir hani dengan ketentuan satu kosong satu isi (ini
disesuaikan dengan jumlah lubang sisir dengan jumlah benang)

o

Menentukan panjang hanian dengan yaitu 7 meter dengan menyetel bagian
counter pada mesin hani.

o

Mengatur lebar hanian dengan cara menggeser letak sisir hani sehingga
sesuai dengan lebar beam.

o

Mengamati jalannya penghanian, biasanya masalah yang terjadi pada saat
penghanian adalah perbedaan tegangan antara benang yang satu dengan
yang lain, bila tegangan antar benang terjadi maka akan menimbulkan
kesulitan pada saat proses perajutan.

III.

Data Percobaan
 Kain Hasil Mesin Rajut Datar
15

 Kain Hasil Mesin Rajut Bundar

 Kain Hasil Mesin Rajut Lusi
16

IV.

Diskusi
Mesin Rajut Bundar
Pada waktu pemancingan dengan sarang laba-laba, setelah benang dikaitkan
pada jarum-jarum pada waktu handle akan diputar, benang yang mengait pada
jarum tersebut harus ditekan dengan kuat dengan tekanan yang sama sehingga
benang tidak lepas dari jarumnya.Pada waktu pembuatan kaos kaki, terutama
pada waktu pembuatan bagian tumit dan ujung kaos kaki, diperlukan ketelitian
agar kain yang dihasilkan akan baik. Dan juga waktu pembuatan bagian tumit
dan ujung kaos kaki harus dipasang lagi beban pada bagian tumit yang
dihasilkan tersebut, supaya tegangan yang dialami benang sama. Dalam
mengaitkan benang pada jarum usahakan yang pertama ditengah untuk
memudahkan proses perajutan dan memperbagus hasil akhir kain yang dirajut.
Mesin Rajut Datar
Pada pembuatan rajutan diatas banyak kendala yang harus diselesaikan
diantaranya patah jarum, dan lidah jarum yang tidak terbuka, hal ini
mengakibatkan rajutan tidak terbentuk dan akan mengakibatkan bolong pada
rajutan

maka dari itu harus dicek terlebih dahulu jarum-jarumnya. Selama

proses merajut kita melihat bahwa benang pada kedua sisi susunan benang
pada kedua sisi makin lama makin kendor, dan ini cukup panjang, hal ini
menyebabkan proses agak sedikit terganggu. Hal ini terjadi karena benang
paling pinggir hanya memiliki satu pegangan, yaitu benang di pinggirnya,
sedangkan pinggir yang lain tidak. Selain itu dalam merajut pada mesin rajut
17
datar harus hati-hati dan pelan-pelan karena kalau terlalu cepat beresiko macet
ditengah jalan, dan mengakibatkan hasil kain akhir kurang bagus.
V.

Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, bisa disimpulkan bahwa :
Pada kain rajut lusi, pembentukan jeratan terjadi berturut – turut dari course
pertama ke course kedua dan seterusnya. (Sama dengan arah lusi pada kain
tenun).
Dalam membuat kain rajut, proses persiapan dan penyetelan mesin harus
diperhatikan, sebab itu akan mempengaruhi proses juga hasil kainnya.
Kain rajut jenis tricot bisa dibuat pada mesin rachel dan perubahan dari
jeratan tertutup ke jeratan terbuka bisa dilakukan degan merubah susunan
dadu (link) dengan tanpa mengurangi / menambahi.
Setiap akan mulai merajut, mesin harus dikontrol secara manual. Penyetelan
terutama dilakukan pada kedudukan guide bar. Kesalahan terutama dilakukan
pada kedudukan guide bar. Kesalahan penyetalan bisa menyebabkan
kerusakan mesin / cacat kain.
Kain rajut secara umum, berdasarkan proses pembentukan jeratannya dapat
dibedakan menjadi dua golongan, yaitu :
 Kain Rajut Pakan (welt knitted fabrics)
 Kain Rajut Lusi (warp knitted fabrics)
Pada kain rajut lusi, pembentukan jeratan terjadi berturut – turut dari course
pertama ke course kedua dan seterusnya. (Sama dengan arah lusi pada kain
tenun). Jenis anyaman berikut dapat dibentuk dari proses mesin rajut tricot,
Raschel dan jenis sisipan.
Rajutan dasar lusi terdiri dari :
o

Rajutan Pilar

o

Rajutan Tricot

o

Rajutan Tuch

o

Rajutan Satin

o

Rajutan Samt

o

Rajutan Atlas

Dalam membuat kain rajut, proses persiapan dan penyetelan mesin harus
diperhatikan, sebab akan mempengaruhi proses juga hasil kainnya.
18

DAFTAR PUSTAKA

Zain, Amir S. Teks dkk. 1974. Teknologi Perajutan. Bandung : Institut Teknologi
Bandung
Gani, Hasan dkk. 1977. Pengetahuan Barang Tekstil. Bandung : Institut
Teknologi Bandung

Perajutan

  • 1.
    1 LAPORAN PRAKTIKUM PERAJUTAN Maksuddan tujuan 1. Mengetahui macam-macam mesin rajut dan mekanisme kerjanya. 2. Dapat menjalankan macam-macam mesin rajut datar, mesin rajut bundar dan membuat macam-macam kain rajut. A. TEORI DASAR PERAJUTAN Didalam teknologi pembuatan kain, perajutan merupakan salah satu cabang teknologi tersendiri yang berdiri sejajar dengan teknologi pembuatan kain lainnya. Perajutan adalah pembuatan kain rajut dari sehelai benang atau beberapa benang yang dilengkung-lengkungkan dimana lengkungan yang satu dijeratakan kepada lengkungan yang lain sehingga tersusun jeratan-jeratan kearah panjang kain dan lebar kain. Serat (Fiber) Pembuatan Benang (Spinning) Pembuatan Kain Pertenunan Perajutan Pembuatan kain non woven Finishing (pencelupan, pencapan, merserisasi) Pakaian Jadi (Garmen) Pada kain rajut, kain dibentuk oleh jeratan-jeratan benang satu sama lain. Latak jeratan-jeratan ini teratur dan merupakan suatu deretan. Deretan kearah panjang disebut “wale” sedangkan deretan kearah lebar disebut “course”. Bentuk jeratannya dapat digambarkan sebagai berikut :
  • 2.
    2 COURSE WALE Jeratan-jeratan pada salahsatu macam kain rajut pakan jeratan kiri jeratan kanan Pembentukan jeratan secara berturut-turut ke satu arah saja, hal ini dapat dibedakan menjadi kain rajut pakan (weftknited fabric) dan kain rajut lusi (Warp knitted fabric). Disebut jeratan kiri karena posisinya terletak disebelah belakang jeratan sebelumnya. Dan jeratan kanan karena posisinya terletak disebalah depan jeratan sebelumnya. Klasifikasi Mesin Rajut Mesin Rajut Mesin rajut pakan Mesin rajut lusi 1. MRL Rachel 2. MRL Tricot Mesin Rajut Datar Mesin Rajut Bundar 3. MRL dengan peluncuran pakan 4. MRL Jacquard 1. MRD 2 posisi 2. MRD 3 posisi
  • 3.
    3 3. MRD systemganda MRB single knit MRB double knit 4. MRD system 8 cam (silinder) (silinder+dial) 1. MRB plain tanpa sinker 1. MRB rib 2. MRB dengan sinker 2. MRB interlock 3. MRB dengan track 3. MRB rangkap 4. MRB jacquard 4. MRB track 5. MRB rajut kaos kaki 5. MRB jacquard 5. MRD kiri-kiri 6. MRD jacquard 6. MRB kaos kaki Macam-macam kain rajut: Kain Rajut Pakan Kain rajut pakan berdasarkan proses pembuatannya dibagi dalam dua bagian, yaitu kain rajut polos dan kain rajut rib. Kain rajut polos dibuat dalam satu susunan jarum-jarum mesin rajut, sedangkan kain rajut rib dibuat dalam dua susunan jarum-jarum mesin rajut. Kedua struktur jeratan kain rajut tersebut adalah paling sederhana dan merupakan jeratan dasar dari semua kain rajut pakan. Kain rajut pakan dapat dibuat pada mesin rajut datar dan pada mesin rajut bundar. Kain Rajut Lusi Kain rajut lusi dibuat dengan mesin rajut lusi (Warp knitting machine). Pada proses pembuatan kain rajut lusi, semua jeratan dari satu deret jeratan dibuat serempak. Pembentukan jeratannya terjadi berturut-turut dari course pertama ke course kedua dan seterusnya. (Sama dengan arah lusi pada kain tenun). Jenis anyaman berikut dapat dibentuk dari proses mesin rajut tricot, Raschel dan jenis sisipan. Tricot, merupakan nama yang diberikan kepada kain-kain rajut lusi yang banyak dipakai untuk pakaian dalam, baju wanita, blouse, dan kain-kain pelapis. Kain rajut tricot lebih kuat, kurang rewang (sheer) dan kurang mulur dibandingkan dengan rajut pakan. Raschel, Kain rajut raschel dibuat pada mesin rajut lusi yang banyak menghasilkan desain-desain rajut lusi, seperti kian kelambu, kain yang
  • 4.
    4 bercorak kembang-kembang misalnyauntuk kebaya (brocate), kain kelambu (vitrage), trai lace dan lainnya. Prinsip merajut Pada mulanya merajut dilakukan orang hanya dengan alat-alat sederhana (kerajinan tangan), namun ditemukan mesin pembuat jeratan yang dibantu dengan jarumjarum. Adapun jarum-jarum itu dikenal ada empat macam jarum yaitu : 1.Jarum jangut (berd spring needle ) 2.Jarum lidah ( latch needle ) 3.Jarum gabung (compound needle ) 4.Jarum kepala ganda (link-link needle ) B. MESIN RAJUT DATAR Kerangka mesin, Kerangka mesin rajut datar terdiri dari dua lempengan besi, tebalnya antara 2,5-5 cm dan bentuk seperti trapesium. Kedua lempengan besi tersebut disatukan oleh batang besi penghubung yang mempunyai alur untuk jalannya penyeret. Pada kerangka tersebut dipasang dua buah needle bed, satu dibelakang dan satu lagi didepan. Needle Bed, Pada setiap mesin rajut datar terdapat dua buah needle bed. Needle bed terbuat dari lempengan besi yang mempunyai alur kecil berjejer dan pada alur tersebut jarum rajut bekerja. Needle bed dipasang didepan dan belakang. Needle bed belakang dipasang mati dan needle bed depan dipasang begitu rupa supaya masih dapat digeserkan turun dan krmbali serta digeser kekiri atau kekanan. Penyeret, Penyeret dan perlengkapannya adalah bagian yang utama dalam mesin rajut datar, karena penyeret dapat menggerakkan jarum-jarum dan mengatur pekerjaannya. Kerangka dari penyeret terdiri dari dua buah lempengan besi yang dipersatukan oleh sebuah sengkang. Sengkang ini dicor jadi satu dengan lempeng besi tersebut. Lempengan besi tersebut mempunyai dua lubang panjang yang letaknya miring berhadapan. Masing-masing lubang diberi skala. Dibawah lempengan besi tersebut tedapat slot plat. Bagian-bagian yang ada pada penyeret.: Slot plat dengan cam-camnya Bukaan lidah Skala cam
  • 5.
    5 penyeret Pengantar Benang Penekan benang Benang PembukaLidah Jarum Pengatur tegangan Benang yang akan dirajut sebelum dimasukkan dalam pengantar benang benang harus melalui pengatur tegangan, oleh karena tanpa mempergunakan pengatur tegangan benang akan cepat putus
  • 6.
    6 Sisir Pancing Alat initerdiri dari jarum-jarum yang berlubang ujungnya. Jarum ini dipasang berjejer pada plat besi. Sisir pancing ini digunakan untuk menarik benang permulaan bakal kain yang baru ditangkap oleh jarum-jarum rajut agar lidah-lidah jarum terbuka untuk merajut. MRD 2 Posisi dan MRD 3 Posisi Perbedaan MRD ini terletak pada proses merajut yang disebabkan adanya perbedaan sistem cam dan jarumnya. Sedangkan bak jarum ada MRD dengan 1 bak jarum disebut MRD Singlebed, dan ada MRD dengan 2 bak jarum disebut MRD Double bed Atau V bed. Pada MRD Single bed hanya dapat merajut kain plain jersey (rajut polos ), sedang pada MRD V bed dapat merajut plain, rib dan interlock (double ). 1.Perbedaan block cam MRD 2 posisi dan MRD 3 posisi MRD 2 posisi cam atas SC Cam tengah SC
  • 7.
    7 RC RC Untuk MRD 3posisi CTD RCD3 RCD4 SCD 1 SCD 2 RCD 1 RCD 2 Gerakan penyeret Skema sederhana suatu block cam mesin rajut datar 3 posisi Kaki jarum yang bekerja penuh Kaki jarum yang tidak bekerja Kaki jarum yang setengah bekerja RCD 1,2,3 dan 4 = “ Raising cam “ untuk “ needle bed” yang masing-masing dapat diatur sendiri-sendiri. SCD 1 dan 2 = “ Stich cam “ untuk “needle bed “ yang mana dapat mengatur tingi rendahnya. CTD = Cam tetap C. MESIN RAJUT BUNDAR Mesin Rajut Bundar yang dibahas kali ini adalah mesin rajut bundar kaos kaki. MRB kaos kaki adalah sebuah mesin rajut yang sangat sederhana. Mesin tersebut hanya mempunyai satu silinder berdiameter 4 inchi dengan satu penyuap benang, dijalankan dengan tangan dengan cara memutar handle pemutar. Dalam
  • 8.
    8 proses merajut, silindercam dan ring feeder yang merupakan satu unit proses mempunyai gerakan berputar sedangkan silinder jarum diam pada tempatnya. Bagian - bagian dari mesin rajut bundar kaus kaki adalah : o Silinder jarum, merupakan silinder yang beralur-alur pada sekeliling permukaan luarnya. Alur-alur tersebut merupakan tempat jarum-jarum. o Silinder cam, ini yang membuat jarum-jarum bergeser didalam alurnya naik dan turun untuk merajut. Silinder cam terdiri dari: raising cam, stitch cam, dan guide cam (untuk menahan jarum agar tidak meluncur kebawah). o Ring feeder, dapat berputar mengelilingi silinder jarum untuk merajut. o Head atau dudukan mesin ini ditempatkan diatas meja. o Pengantar benang / feeder, yaitu tempat untuk menyuapkan benang yang akan dirajut. Cara membuat pancingan : a. Pancingan sarang laba-laba Benang rajut yang akan dirajut dikaitkan pada jarum nomor 1. Kemudian benang menyeberang kedepan kejarum nomor 2 untuk dikaitkan, dilanjutkan menyeberang lagi kedepan ke jarum nomor 3 dikaitkan dan seterusnya sampai ± 80 % jarum-jarum tersebut terkait oleh benang . Kemudian ujung benang dimasukkan pada lubang pengantar benang. Benang yang berbentuk sarang laba-laba pada pusatnya dipasang pemberat secukupnya. Handle kita putar pelan-pelan, kain yang dihasilkan masih terdapat cacat karena waktu permulaan merajut tidak tiap jarum mendapat satu jeratan. Kemungkinan pada satu jeratan terdapat 2 jarum. Cara perbaikannya adalah : jika misalkan dalam satu jeratan terdapat 2 jarum, maka salah satu jarum diangkat/dinaikkan, kemudian pengantar benang dijalankan sampai melewati jarum yang dinaikkan tadi. Setelah jarum tersebut dilewati kemudian diturunkan kembali, dan hasilnya satu jarum mendapat satu jeratan. b. Pancingan dengan kain Dalam hal ini kain yang dipakai adalah kain sisa / kain bekas atau kain hasil dari pancingan dengan benang. Jeratan pada pinggir kain dikaitkan pada jarumjarum sehingga ± 80 % jarum terkaitkan pada pinggir kain. Handle kita putarkan pelan-pelan, hasilkan masih terdapat cacat, jeratan yang sudah jadi kain kita kaitkan pada jarum-jarum yang masih kosong, sehingga akhirnya semua jarum terisi benang. D. MESIN RAJUT LUSI
  • 9.
    9 Mesin rajut lusiadalah salah satu proses pembuatan kain yang banyak dikerjakan, terutama karena produksinya yang jauh lebih besar dibandingkan dengan produksi pada pembuatan kain dengan cara lainnya. Bagian-bagian mesin yang langsung berhubungan dengan pembentukan kain terdiri dari alat-alat rajut utama dan alat-alat rajut pembantu. Alat-alat rajut primer adalah pengantar benang (guide) yang menyuapkan benang kepada jarum, Jarum-jarum (needle) yang menerima benang dari pengantar-pengantar tersebut dan membentuk benang itu menjadi jeratanjeratan. Alat-alat rajut sekunder adalah roda patroon (patrren wheel) yaitu alat yang mengedalikan pembuatan corak jeratan. Faktor-faktor yang menentukan struktur kain rajut lusi adalah : a. kehalusan atau guige dari mesin. b. Jumlah guide bar yang dipergunakan. c. Jumlah helai benang lusi setiap susunan. d. Jenis dan nomor benang digunakan. e. Jumlah lusi setiap bar. f. Quality kain dalam courses per inchi. g. Cara otau order pencucukan pada guide. h. Gerakan lapping dari guide bar dalam satu repeat (ulangan ) dari pattern wheel atau chain. i. Gesekan relatif dari guide bar pada tempat tertentu dalam lapping. Pada kain rajut lusi, pembentukan jeratan terjadi berturut-turut dari course pertama ke course kedua dan seterusnya. Mesin rajut lusi dibuat dalam berbagai lebar dan kehalusan. Keistimewan kain rajut lusi adalah dapat didesain dengan sifat kestabilan dimensi yang hampir sama denagn kain tenun, tetapi dapat dibuat dengan sifat elastis seperti halnya kain rajut pakan. Istilah–istilah dalam Rajut Lusi  Guide Bar =Tempat kedudukan guide (sebagai penyuap bahan).  Underlap =Pergeseran guide bar di depan jarum.  Overlap =Pergeseran guide bar di belakang jarum.  Backward Swing =Ayunan guide bar ke belakang di antara jarum.  Frontward Swing =Ayunan guide bar ke depan di antara jarum.  Link =Dadu–dadu alat pembentuk desain–desain  Chain-Link =Rantai yang menghubungkan dadu–dadu.  Tempi =Waktu yang dibutuhkan oleh elemen rajut dalam membentuk
  • 10.
    10 satu jeratan. Pada prosesperajutan, terutama rajut lusi, proses persiapan yang dilakukan adalah penghanian benang lusi pada sebuah kelosan. Sebagaimana pada pertenunan, hanian untuk proses perajutan harus baik. Hanian harus mempunyai tegangan atau kekerasan yang merata dan seimbang dalam suatu kelosan. Selain itu bentuk hanian harus baik dan tidak bergelombang. Berikut contoh bentuk hanian yang baik dan yang cacat. Hanian yang Baik Hanian yang Cacat Hanian yang Cacat Hanian yang Cacat Penghanian pada perajutan pada prinsipnya sama dengan penghanian pada proses pertenunan, perbedaannya hanya pada ukuran beam yang digunakan. Beam yang digunakan pada rajut ukurannya kecil dan dalam satu mesin digunakan beberapa buah beam.Setelah benang dihani diusahakan agar ujung potongan tidak berubah dan tetap pada posisinya agar pada saat pencucukan di guide bar mudah dan untuk mencegah terjadinya persilangan benang yang satu dengan yang lain. Pada proses perajutan ini kita menggunakan mesin rajut Lusi Rachel 2 tempi, yang artinya bahwa untuk membentuk satu jeratan dibutuhkan dua dadu untuk menggerakan guide bar. Mesin Rajut Lusi Rachel menggunakan jarum lidah tetapi tidak menggunakan presser, Gauge 24/2”, penomoran guide bar dari depan ke belakang, penomoran dadu 0,2,4 dsb dan putaran pattern drum keluar. Mesin hani yang digunakan bagian – bagiannya terdiri atas : 1. Creel, untuk meletakkan cone benang. 2. Sisir hani yang bisa bergerak ke kiri dan ke kanan 3. Alat penggulung, untuk menempatkan beam dan menggulung benang. 4. Counter, untuk mengetahui panjang benang yang sudah digulung.
  • 11.
    11 Terjadinya jeratan padaMesin Rajut Lusi Raschel maupun Tricot tidaklah jauh berbeda. Yang membedakan di sini hanyalah waktu (tempo / tempi) yang dibutuhkan dalam membentuk satu jeratan (loop). E. LAPORAN PRAKTIKUM I. Alat dan Bahan Alat dan Bahan yang disebutkan disini hanyalah alat dan bahan yang digunakan untuk mesin rajut pakan. Alat dan bahan yang digunakan :   Mesin rajut bundar  Benang rajut berwarna  Sisir pancing pada MRD  Pemberat untuk MRD  Gunting  Sikat untuk MRD  II. Mesin rajut datar Alat pencucuk benang Langkah Kerja Langkah Kerja pada mesin rajut datar 1. Menyiapkan mesin 2. Memasang benang pada pengantar benang dimesin 3. Menyusun jarum 4. Membuat pancingan agar diperoleh rajutan yang baik 5. Susun jarum sebanyak 40 untuk bak belakang dan 40 untuk bak depan 6. Masukan benang kecelah bak jarum dan diikatkan pada frame Buatlah pancingan sebagai berikut : 1. Posisi blockcam disusun sbb : 2. Penyeret ditempatkan disebelah kanan pratikum 3. Jalankan penyeret ½ tour = 1 course 4. Pasang sisir pancing, kawat dan pemberat
  • 12.
    12 5. Susun blockcam dirubah menjadi 6. Merajut plain bundar sebanyak 3 tour 7. Susunan blockcam diubah lagi menjadi yang 1 8. Merajut rib 1x1 sebanyak 2 tour Kemudian merajut dimulai sesuai dengan tugas Langkah Kerja Mesin Rajut Bundar a. Menyiapkan mesin rajut bundar b. Menyiapkan alat-alat pembantu yang lain yaitu gunting, sikat,dll c. Menyiapkan bahannya yaitu benang rajut berwarna sembarang d. Menyusun jarum, usahakan posisi jarum tepat untuk dikait (lidah tertutup) e. Mengaitkan benang pada jarum dengan ketentuan : usahakan mengaitkan pertama di jarum yang tengah lalu dikaitkan kedepannya secara vertical , begitu seterusnya. f. Setelah dikaitkan semua putar kira-kira dua course, tengahkan benang yang keluar atau yang jelek. g. Lanjutkan, setelah dikira rajutan sudah bagus, pasang beban pada benang dan teruskan merajut. Ganti warna jika kita menginginkannya dengan cara : putus benang yang yang warnanya ingin diganti, pasang benang dengan warna baru. Langkah a-g adalah merajut dengan menggunakan pancingan sarang laba-laba. h. Setelah selesai kaitkan kain rajut tadi pada mesin. Mengaitkannya satu per satu pada jarum. Setelah terkait semua putar mesin. Langkah h adalah merajut dengan menggunakan pancingan berupa kain rajut Langkah kerja mesin raschel 1. Melakukan Penghanian sesuai dengan rencana a.Menentukan susunan warna benang pada creel b.Mengatur letak benang–benang tersebut c. Mencucuk benang pada sisir hani dengan ketentuan satu kosong satu isi ( disesuaikan dengan jumlah lubang sisir dengan jumlah benang) d.Menentukan panjang hanian yaitu dengan menyetel bagian counter pada mesin hani.
  • 13.
    13 e.Mengatur lebar haniandengan cara menggeser letak sisir hani sehingga sesuai dengan lebar beam. f. Mengamati jalannya penghanian, biasanya masalah yang terjadi pada saat penghanian adalah perbedaan tegangan antara benang yang satu dengan yang lain, bila terjadi perbedaan tegangan antar benang maka akan menimbulkan kesulitan pada saat proses perajutan sehingga harus diatur sedemikian rupa 2. Menentukan Rencana kain yang akan dibuat dengan terlebih dahulu menentukan diagram Lapping, susunan dadu (rantai dadu) dan kebutuhan dadu untuk masing-masing jenis dadu. 3. Merangkaikan susunan dadu dengan memperhatikan jumlah perulangan raport dadu sesuai jumlah dadu pada pattern drum. 4. Memasang bar (dadu) pada tempatnya yaitu pada pattern drum. 5. Memasang beam benang pada tempat yang sudah disediakan yaitu sesuai dengan letak nomor bar yang digunakan, baik untuk kain satu bar, maupun dua bar. 6. Melakukan pencucukan pada guide mesin rajut lusi 7. Menjalankan mesin secara manual, yaitu dengan memutar bagian silinder dengan tangan, ini dilakukan untuk melihat apakah bar yang telah kita pasang sudah sesuai dengan dadu dan untuk memastikan apakah dadu yang kita pasang tidak menyebabkan terbenturnya jarum-jarum pada guide. 8. Bila telah melakukan seperti pada point no. 7, dan tidak ada kendala, maka mesin sudah dapat DIjalankan dengan menggunakan motor mesin. Langkah Kerja Mesin Tricot Melakukan Penghanian sesuai dengan rencana Jumlah benang: 54 helai Susunan benang : KIRI KANAN
  • 14.
    14 3 Putih 1 Merah 3Putih 1 Merah 1 Putih 3 Krem 2 Merah 3 Krem 1 Hijau 3 Biru 1 Kuning 1 Biru 1 Hitam 3 Krem o 1 Biru 3 Putih 1 Biru 3 Putih 1 Biru 3 Hitam 2 Kuning 2 Putih 1 Krem 1 Hijau 3 Krem 1 Kuning 1 Biru 1 Hitam 3 Krem Mengatur letak benang – benang tersebut, yaitu untuk creel sebelah kanan 27 helai dan creel sebelah kiri 27 benang. o Mencucuk benang pada sisir hani dengan ketentuan satu kosong satu isi (ini disesuaikan dengan jumlah lubang sisir dengan jumlah benang) o Menentukan panjang hanian dengan yaitu 7 meter dengan menyetel bagian counter pada mesin hani. o Mengatur lebar hanian dengan cara menggeser letak sisir hani sehingga sesuai dengan lebar beam. o Mengamati jalannya penghanian, biasanya masalah yang terjadi pada saat penghanian adalah perbedaan tegangan antara benang yang satu dengan yang lain, bila tegangan antar benang terjadi maka akan menimbulkan kesulitan pada saat proses perajutan. III. Data Percobaan  Kain Hasil Mesin Rajut Datar
  • 15.
    15  Kain HasilMesin Rajut Bundar  Kain Hasil Mesin Rajut Lusi
  • 16.
    16 IV. Diskusi Mesin Rajut Bundar Padawaktu pemancingan dengan sarang laba-laba, setelah benang dikaitkan pada jarum-jarum pada waktu handle akan diputar, benang yang mengait pada jarum tersebut harus ditekan dengan kuat dengan tekanan yang sama sehingga benang tidak lepas dari jarumnya.Pada waktu pembuatan kaos kaki, terutama pada waktu pembuatan bagian tumit dan ujung kaos kaki, diperlukan ketelitian agar kain yang dihasilkan akan baik. Dan juga waktu pembuatan bagian tumit dan ujung kaos kaki harus dipasang lagi beban pada bagian tumit yang dihasilkan tersebut, supaya tegangan yang dialami benang sama. Dalam mengaitkan benang pada jarum usahakan yang pertama ditengah untuk memudahkan proses perajutan dan memperbagus hasil akhir kain yang dirajut. Mesin Rajut Datar Pada pembuatan rajutan diatas banyak kendala yang harus diselesaikan diantaranya patah jarum, dan lidah jarum yang tidak terbuka, hal ini mengakibatkan rajutan tidak terbentuk dan akan mengakibatkan bolong pada rajutan maka dari itu harus dicek terlebih dahulu jarum-jarumnya. Selama proses merajut kita melihat bahwa benang pada kedua sisi susunan benang pada kedua sisi makin lama makin kendor, dan ini cukup panjang, hal ini menyebabkan proses agak sedikit terganggu. Hal ini terjadi karena benang paling pinggir hanya memiliki satu pegangan, yaitu benang di pinggirnya, sedangkan pinggir yang lain tidak. Selain itu dalam merajut pada mesin rajut
  • 17.
    17 datar harus hati-hatidan pelan-pelan karena kalau terlalu cepat beresiko macet ditengah jalan, dan mengakibatkan hasil kain akhir kurang bagus. V. Kesimpulan Dari praktikum yang telah dilakukan, bisa disimpulkan bahwa : Pada kain rajut lusi, pembentukan jeratan terjadi berturut – turut dari course pertama ke course kedua dan seterusnya. (Sama dengan arah lusi pada kain tenun). Dalam membuat kain rajut, proses persiapan dan penyetelan mesin harus diperhatikan, sebab itu akan mempengaruhi proses juga hasil kainnya. Kain rajut jenis tricot bisa dibuat pada mesin rachel dan perubahan dari jeratan tertutup ke jeratan terbuka bisa dilakukan degan merubah susunan dadu (link) dengan tanpa mengurangi / menambahi. Setiap akan mulai merajut, mesin harus dikontrol secara manual. Penyetelan terutama dilakukan pada kedudukan guide bar. Kesalahan terutama dilakukan pada kedudukan guide bar. Kesalahan penyetalan bisa menyebabkan kerusakan mesin / cacat kain. Kain rajut secara umum, berdasarkan proses pembentukan jeratannya dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu :  Kain Rajut Pakan (welt knitted fabrics)  Kain Rajut Lusi (warp knitted fabrics) Pada kain rajut lusi, pembentukan jeratan terjadi berturut – turut dari course pertama ke course kedua dan seterusnya. (Sama dengan arah lusi pada kain tenun). Jenis anyaman berikut dapat dibentuk dari proses mesin rajut tricot, Raschel dan jenis sisipan. Rajutan dasar lusi terdiri dari : o Rajutan Pilar o Rajutan Tricot o Rajutan Tuch o Rajutan Satin o Rajutan Samt o Rajutan Atlas Dalam membuat kain rajut, proses persiapan dan penyetelan mesin harus diperhatikan, sebab akan mempengaruhi proses juga hasil kainnya.
  • 18.
    18 DAFTAR PUSTAKA Zain, AmirS. Teks dkk. 1974. Teknologi Perajutan. Bandung : Institut Teknologi Bandung Gani, Hasan dkk. 1977. Pengetahuan Barang Tekstil. Bandung : Institut Teknologi Bandung