Dokumen tersebut membahas proses pembuatan tenun tradisional yang terdiri dari delapan tahapan mulai dari pewarnaan, pengelosan, pemaletan, penyekiran, pengeboman, penyucukan, menenun, hingga finishing untuk mendapatkan kain tenun yang sempurna.
PENGERTIAN
Tenunmerupakan teknik dalampembuatan
kain yang dibuat dengan azas (prinsip) yang
sederhana yaitu dengan menggabungkan benang
secara memanjang dan melintang. Dengan kata
lain bersilangnya antara benang lusi dan pakan
secara bergantian.
ALAT & BAHAN
Benang
Pewarna pakaian
Air
Bak
Alat pintal (erek)
Sekiran
Tambur (bom besar)
Bom kecil
Sisir tenun
Alat tenun
Gunting
10.
1. PROSES PEWARNAAN
Prosespewarnaan adalah proses memberi warna
benang yang akan ditenun. Cara melakukan pewarnaan
benangya yaitu:
Benang direndam dalam bak yang berisi air dan larutan
pewarna kurang lebih satu malam,
Keesokan harinya dicuci
dan diperas
Penjemuran
11.
2. PROSES PENGELOSAN
Proses Pengelosan adalah
proses memindahkan benang
dari bentuk benang streng ke
dalam bentuk kelos, dengan
menggunakan alat pintal
(erek).
Tujuannya untuk memperbaiki
benang yang masih kurang
sempurna, selain itu juga untuk
mendapat bentuk gulungan
kelosan yang nantinya
digunakan untuk proses
penyekiran yaitu menyusun
benang untuk lungsi.
12.
3. PROSES PEMALETAN
ProsesPemaletan adalah
proses memindahkan benang dari
bentuk streng ke dalam keleting
sehingga menjadi benang dalam
bentuk paletan dengan
menggunakan alat pintal (erek).
Benang yang dipalet tidak boleh
melewati ujung (pucuk) keleting
karena dapat mengakibatkan
benang dari teropong sukar ditarik
atau keluar. Untuk mempermudah
benang keluar dari teropong,
konsentrasi susunan benang
pada keleting lebih banyak pada
bagian tengahnya.
13.
4. PROSES PENYEKIRAN(PENGHANIAN)
Sekiran adalah alat untuk
menyusun benang lungsi, dalam proses
ini motif sudah bisa ditentukan. Proses ini
merupakan pekerjaan penggulungan
benang dari bentuk kelos ke dalam
tambur (bom besar), dalam keadaan
sejajar satu sama lain dan membentuk
lapisan. Seluruh benang yang tergulung
dan tersusun harus mempunyai
ketegangan yang sama, dan apabila ada
benang terputus pada saat digulung
harus secepatnya disambung agar pada
saat penenunan tidak terjadi kelonggaran
atau lobang pada kain.
14.
5. PROSES PENGEBOMAN
ProsesPengeboman adalah proses memindahkan
benang dari tambur (bom besar) ke dalam bom kecil
yaitu bom penggulung benang lungsi. Bom kecil inilah
yang nantinya tersimpan pada alat tenun. Proses ini
juga bertujuan agar ketegangan dan kesejajaran
benang sama dan seandainya ada kesalahan dalam
proses penyekiran dapat diketahui.
15.
6. PROSES PENYUCUKAN
ProsesPenyucukan adalah
proses untuk memasukkan
benang-benang lungsi dari bom
kecil (benang lungsi sudah dikres
pada saat penggulungan dari sekir)
satu demi satu benang tersebut
dimasukkan pada mata gun yang
sesuai dengan rencana tenun,
kemudian benang tersebut
dimasukkan ke dalam sisir,
kemudian ditata, disetel dan
digulung pada bom penggulung
kain.
Pada bagian ini, harus
dilakukan oleh dua orang, yang
satu memilah benang satu persatu
dan menyerahkannya kepada
partnernya, sedangkan partner
satunya menerima dan
memasangkan pada alat tenunnya.
16.
7. PROSES MENENUN
ProsesMenenun adalah proses menggunakan alat tenun
manual. Proses penyilangan benang pakan diantara benang lungsi,
disesuaikan dengan pola atau desain yang diinginkan, hingga
menjadi kain. Keahlian menenun akan mempengaruhi hasil
tenunannya, sehingga harus dilakukan secara teliti.
17.
8. PROSES FINISHING
Proses Finishing adalah proses penyempurnaan
pada hasil produksi. Meliputi menghilangkan
sambungan benang yang terlalu besar pada kain
agar menjadi lebih baik, bertujuan meningkatkan
kualitas kain dengan sendirinya akan
meningkatkan harga jualnya.