Dokumen tersebut membahas proses pembuatan tenun tradisional yang terdiri dari delapan tahapan mulai dari pewarnaan, pengelosan, pemaletan, penyekiran, pengeboman, penyucukan, menenun, hingga finishing untuk mendapatkan kain tenun yang sempurna.
Proses pengelosan bertujuan untuk mengubah bentuk gulungan benang dari cone ke cone atau streng ke cone agar sesuai dengan proses selanjutnya. Proses ini melibatkan penggulungan benang pada mesin kelos beralur spiral untuk memperbaiki mutu benang dan menyesuaikan bentuk gulungan. Langkah-langkah pengelosan meliputi penimbangan cone, penggulungan benang, dan pengukuran produksi teoritis dan nyata untuk menentukan efisiensi
Proses persiapan pertenunan meliputi pengelosan, penyetrengan, penggintiran, penganjian dan proses lainnya untuk mempersiapkan benang agar memiliki mutu yang baik dan bentuk gulungan yang sesuai untuk proses tenun selanjutnya. Proses ini penting untuk menghasilkan benang yang kuat dan mencegah kerusakan selama proses tenun.
Proses penggintiran naik dengan mesin up twister dilakukan untuk mempelajari bagian-bagian dan proses mesin tersebut. Benang single diletakkan pada spindel dan ditarik ke atas melalui proses penggintiran sebelum digulung. Proses ini lebih sederhana dibanding penggintiran turun dan menghasilkan kualitas yang lebih baik.
Dokumen tersebut membahas tentang pengelosan benang, termasuk definisi pengelosan, fungsi mesin kelos, dan jenis-jenis mesin kelos beserta cara kerja dan keunggulan masing-masing. Jenis mesin kelos yang dijelaskan antara lain mesin kelos eksentrik, bersayap, silinder beralur eksentrik dan spiral, serta mesin kelos mutakhir seperti yang dilengkapi alat pembakar bulu.
Laporan praktikum pembuatan kain tenun menggunakan ATBM dobby 12 kamran. Praktikum melibatkan proses perencanaan motif, pemasangan kartu dan paku dobby, serta proses pertenunan hingga menghasilkan 1 repeat motif sesuai rencana. Diskusi menyimpulkan pentingnya kesesuaian rencana, cucukan, dan pemasangan kartu-paku agar motif yang dihasilkan sesuai harapan.
ppt konstruksi tenunan bahan tekstil kelas X semester gasal smk tata busana ....septia nuraini
Dokumen tersebut menjelaskan tiga jenis konstruksi dasar tenunan bahan tekstil yaitu tenunan silang polos, tenunan silang kepar, dan tenunan silang satin beserta ciri-ciri masing-masing. Tenunan polos adalah yang paling sederhana dengan benang lusi dan pakan bergantian naik turun. Tenunan kepar memiliki titik pertemuan miring membentuk sudut 45 derajat. Sedangkan tenunan satin hanya menonjolkan satu
Praktikum pemintalan benang bertujuan agar praktikan memahami proses pembuatan benang mulai dari bahan mentah hingga menjadi benang jadi melalui tahapan pembukaan, pembersihan, pengecilan, pemberian antihan, dan penggulungan. Proses pemintalan dapat dilakukan secara manual atau menggunakan mesin yang meliputi mesin blowing, carding, drawing, roving, ring spinning, dan winding.
Dokumen tersebut membahas proses pembuatan tenun tradisional yang terdiri dari delapan tahapan mulai dari pewarnaan, pengelosan, pemaletan, penyekiran, pengeboman, penyucukan, menenun, hingga finishing untuk mendapatkan kain tenun yang sempurna.
Proses pengelosan bertujuan untuk mengubah bentuk gulungan benang dari cone ke cone atau streng ke cone agar sesuai dengan proses selanjutnya. Proses ini melibatkan penggulungan benang pada mesin kelos beralur spiral untuk memperbaiki mutu benang dan menyesuaikan bentuk gulungan. Langkah-langkah pengelosan meliputi penimbangan cone, penggulungan benang, dan pengukuran produksi teoritis dan nyata untuk menentukan efisiensi
Proses persiapan pertenunan meliputi pengelosan, penyetrengan, penggintiran, penganjian dan proses lainnya untuk mempersiapkan benang agar memiliki mutu yang baik dan bentuk gulungan yang sesuai untuk proses tenun selanjutnya. Proses ini penting untuk menghasilkan benang yang kuat dan mencegah kerusakan selama proses tenun.
Proses penggintiran naik dengan mesin up twister dilakukan untuk mempelajari bagian-bagian dan proses mesin tersebut. Benang single diletakkan pada spindel dan ditarik ke atas melalui proses penggintiran sebelum digulung. Proses ini lebih sederhana dibanding penggintiran turun dan menghasilkan kualitas yang lebih baik.
Dokumen tersebut membahas tentang pengelosan benang, termasuk definisi pengelosan, fungsi mesin kelos, dan jenis-jenis mesin kelos beserta cara kerja dan keunggulan masing-masing. Jenis mesin kelos yang dijelaskan antara lain mesin kelos eksentrik, bersayap, silinder beralur eksentrik dan spiral, serta mesin kelos mutakhir seperti yang dilengkapi alat pembakar bulu.
Laporan praktikum pembuatan kain tenun menggunakan ATBM dobby 12 kamran. Praktikum melibatkan proses perencanaan motif, pemasangan kartu dan paku dobby, serta proses pertenunan hingga menghasilkan 1 repeat motif sesuai rencana. Diskusi menyimpulkan pentingnya kesesuaian rencana, cucukan, dan pemasangan kartu-paku agar motif yang dihasilkan sesuai harapan.
ppt konstruksi tenunan bahan tekstil kelas X semester gasal smk tata busana ....septia nuraini
Dokumen tersebut menjelaskan tiga jenis konstruksi dasar tenunan bahan tekstil yaitu tenunan silang polos, tenunan silang kepar, dan tenunan silang satin beserta ciri-ciri masing-masing. Tenunan polos adalah yang paling sederhana dengan benang lusi dan pakan bergantian naik turun. Tenunan kepar memiliki titik pertemuan miring membentuk sudut 45 derajat. Sedangkan tenunan satin hanya menonjolkan satu
Praktikum pemintalan benang bertujuan agar praktikan memahami proses pembuatan benang mulai dari bahan mentah hingga menjadi benang jadi melalui tahapan pembukaan, pembersihan, pengecilan, pemberian antihan, dan penggulungan. Proses pemintalan dapat dilakukan secara manual atau menggunakan mesin yang meliputi mesin blowing, carding, drawing, roving, ring spinning, dan winding.
Proses pembuatan benang telah berlangsung sejak zaman dahulu dengan menggunakan tenaga manusia. Awalnya dilakukan dengan menarik serat secara manual hingga membentuk benang. Perkembangan teknologi kemudian memperkenalkan alat bantu seperti spindle dan roda yang memudahkan proses. Saat ini, proses pemintalan benang telah menggunakan mesin-mesin canggih mulai dari carding, drawing, hingga ring spinning untuk menghasilk
Ada empat jenis mesin jahit yaitu mesin jahit tangan, mesin jahit kaki, mesin jahit elektrik, dan mesin jahit elektronik. Mesin-mesin ini berbeza dari segi cara pengoperasiannya, sama ada menggunakan tangan, kaki atau kuasa elektrik.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang berbagai jenis jahitan tangan dasar yang dapat digunakan untuk memperbaiki pakaian yang robek atau berlubang. Terdapat penjelasan singkat tentang jahitan kia, jelujur halus, sembat, lubang butang, silang pangkah, insang pari dan lilit kemas beserta langkah-langkahnya.
Rekod kerja merupakan catatan lengkap proses pembuatan pakaian yang memuatkan butiran pola, langkah jahitan, dan bahan. Ia bertujuan memastikan proses pembuatan pakaian berjalan lancar dan sistematik serta mengoptimumkan penggunaan sumber. Dokumen ini menjelaskan unsur-unsur rekod kerja termasuk pola, bahan, alat, dan langkah-langkah membuat kelim dan lisu untuk kemeja.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang berbagai jenis jahitan hiasan dan dekorasi untuk artikel rumah tangga seperti insang pari, suji bilang, silang pangkah, serta penggunaan renda dan kun untuk menghias tepi artikel. Terdapat penjelasan singkat tentang cara-cara melakukan jahitan hiasan tersebut.
Pk7-KD6T1. Pengolahan dan Teknik Dasar kerajinan bahan Serat.pdfAgus Tri
Dokumen tersebut membahas proses pengolahan bahan serat mulai dari pemilihan serat, pembersihan, pemintalan, pencelupan warna, hingga penenunan menjadi kain. Juga dijelaskan teknik dasar kerajinan seperti menenun, menjahit, mengikat yang dapat digunakan untuk membuat produk seperti tapestri, ikat celup, dan makrame.
Proses pembuatan benang telah berlangsung sejak zaman dahulu dengan menggunakan tenaga manusia. Awalnya dilakukan dengan menarik serat secara manual hingga membentuk benang. Perkembangan teknologi kemudian memperkenalkan alat bantu seperti spindle dan roda yang memudahkan proses. Saat ini, proses pemintalan benang telah menggunakan mesin-mesin canggih mulai dari carding, drawing, hingga ring spinning untuk menghasilk
Ada empat jenis mesin jahit yaitu mesin jahit tangan, mesin jahit kaki, mesin jahit elektrik, dan mesin jahit elektronik. Mesin-mesin ini berbeza dari segi cara pengoperasiannya, sama ada menggunakan tangan, kaki atau kuasa elektrik.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang berbagai jenis jahitan tangan dasar yang dapat digunakan untuk memperbaiki pakaian yang robek atau berlubang. Terdapat penjelasan singkat tentang jahitan kia, jelujur halus, sembat, lubang butang, silang pangkah, insang pari dan lilit kemas beserta langkah-langkahnya.
Rekod kerja merupakan catatan lengkap proses pembuatan pakaian yang memuatkan butiran pola, langkah jahitan, dan bahan. Ia bertujuan memastikan proses pembuatan pakaian berjalan lancar dan sistematik serta mengoptimumkan penggunaan sumber. Dokumen ini menjelaskan unsur-unsur rekod kerja termasuk pola, bahan, alat, dan langkah-langkah membuat kelim dan lisu untuk kemeja.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang berbagai jenis jahitan hiasan dan dekorasi untuk artikel rumah tangga seperti insang pari, suji bilang, silang pangkah, serta penggunaan renda dan kun untuk menghias tepi artikel. Terdapat penjelasan singkat tentang cara-cara melakukan jahitan hiasan tersebut.
Pk7-KD6T1. Pengolahan dan Teknik Dasar kerajinan bahan Serat.pdfAgus Tri
Dokumen tersebut membahas proses pengolahan bahan serat mulai dari pemilihan serat, pembersihan, pemintalan, pencelupan warna, hingga penenunan menjadi kain. Juga dijelaskan teknik dasar kerajinan seperti menenun, menjahit, mengikat yang dapat digunakan untuk membuat produk seperti tapestri, ikat celup, dan makrame.
Pk7-KD6T1. Pengolahan dan Teknik Dasar kerajinan bahan Serat.pdfAgus Tri
Dokumen tersebut membahas proses pengolahan bahan serat mulai dari pemilihan serat, pembersihan, pemintalan, pencelupan warna, hingga penenunan menjadi kain. Juga dijelaskan teknik dasar kerajinan seperti menenun, menjahit, mengikat yang dapat digunakan untuk membuat produk seperti tapestri, ikat celup, dan makrame.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai berbagai jenis jahitan yang digunakan untuk memperbaiki pakaian yang meretak, seperti jahitan sembat susup, jahitan silang pangkah, jahitan lilit kemas, dan jahitan lubang butang. Dokumen tersebut juga menjelaskan cara menjahit berbagai jenis kancing seperti butang, butang katup, cangkuk, dan palang.
Dokumen tersebut memberikan maklumat mengenai jenis-jenis mesin jahit, bahagian-bahagian mesin jahit, cara memasang dan menggunakan mesin jahit, membaiki kesilapan, penyenggaraan dan penghasilan artikel menggunakan mesin jahit. Ia juga menjelaskan proses memasang benang, menjahit dan menghasilkan pelbagai jenis artikel menggunakan mesin jahit.
Dokumen tersebut membahas tentang pengujian konstruksi kain dan pengujian kekuatan sobek kain cara lidah. Terdapat beberapa tujuan pengujian seperti mampu menggambar anyaman kain, menghitung nomor benang dan tetal benang, serta mampu melakukan pengujian kekuatan sobek kain cara lidah menggunakan alat pengujian.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai jenis-jenis mesin jahit dan bagian-bagiannya. Ia juga menjelaskan cara penggunaan dan penyenggaraan mesin jahit seperti memasang benang, menjahit, dan membaiki kesilapan. Terdapat juga contoh artikel yang dapat dihasilkan menggunakan mesin jahit.
Pengujian kekuatan sobek kain dengan cara lidah menggunakan alat uji kekuatan tarik. Kain dijepit pada jarak 7 cm lalu disobek dengan tarikan laju mundur 30 cm/menit untuk mengetahui daya tahan kain terhadap sobekan sepanjang arah lusi dan pakan. Hasil dianalisis untuk mengetahui kekuatan sobek kain.
Dokumen tersebut menjelaskan beberapa jenis jahitan tangan yang umum digunakan, termasuk jahitan kia, jahitan silang pangkah, jahitan jelujur, jahitan lilit ubi, jahitan sembat, dan jahitan insang pari. Setiap jenis jahitan dijelaskan dengan singkat cara melakukannya beserta kegunaannya.
Dokumen tersebut membahas tentang simpul dan cara pemasangannya pada tali untuk menghubungkan ujung atau tengah tali dalam sistem akses tali. Dibahas pula berbagai jenis simpul seperti simpul delapan, simpul sembilan, simpul kupu-kupu, serta pengaruh simpul terhadap pengurangan kekuatan tali. Selain itu dibahas pula tentang angkur dasar, gantungan Y kecil, serta catatan penting sebel
Este documento parece ser una lista de nombres y direcciones. Contiene más de 200 entradas con los nombres de personas y parejas, seguidos de sus direcciones. Las direcciones incluyen nombres de calles, pueblos y ciudades en Indonesia.
Proposal ini meminta dana sebesar Rp1.750.000 untuk seragam, biaya pendaftaran, dan konsumsi tim sepak bola Garlo FC dalam mengikuti turnamen di Laiworu pada 3 Maret 2017 guna mengembangkan bakat pemuda dan memajukan sepak bola di masyarakat.
Surat pernyataan yang berisi 10 poin pernyataan dari Lilis Fitra Saswati Arsil tentang statusnya yang tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai, menjadi pengurus partai, terikat kerja, bersedia tidak menikah dan ditempatkan di seluruh Indonesia, serta bersedia mengembalikan biaya seleksi dan pelatihan jika mengundurkan diri.
Surat pernyataan yang ditandatangani oleh Fajar Aswati yang menyatakan bahwa dirinya tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai negeri, menjadi pengurus partai politik, sedang terikat kontrak kerja, bersedia tidak menikah selama 6 bulan, ditempatkan di seluruh Indonesia, mengembalikan biaya seleksi jika mengundurkan diri, dan mengganti biaya enam kali lipat jika mengundurkan
This document contains reports from midwives at the Paramata Raha Midwifery Academy in Muna Regency on their targets for antenatal care, infant care, postnatal care, and family planning in 2017. The reports provide the midwife's name, student ID number, and academic institution for each of their assigned targets.
Dokumen tersebut membahas tentang makromolekul yang terdiri dari berbagai jenis seperti karbohidrat, lipid, dan protein. Karbohidrat dibagi menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Lipid terdiri dari lemak, fosfolipid, dan steroid. Sedangkan protein tersusun atas kombinasi asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Ketiga makromolekul ini memainkan peran penting dalam struktur dan metabolisme sel.
Pemimpin perlu memahami karakteristik karyawan sesuai teori X, Y, dan Z McGregor. Teori X mengasumsikan karyawan malas, teori Y mengasumsikan karyawan akan bekerja keras jika kondisinya tepat, teori Z menekankan partisipasi karyawan. Pemimpin harus mengembangkan kompetensi karyawan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Membangun budaya kepemimpinan penting agar kaderisasi terj
Tes akhir semester mata pelajaran Seni Budaya di SMK Kelautan dan Perikanan Raha meliputi berbagai aspek seni seperti seni rupa, musik, tari, dan drama. Soal-soalnya mencakup pengetahuan tentang sejarah seni, tokoh-tokoh seniman, unsur-unsur karya seni, dan fungsi seni dalam kehidupan. Ujian ini dimaksudkan untuk menilai pemahaman siswa terhadap berbagai aspek seni.
1. Karsinoma tulang adalah pertumbuhan sel ganas abnormal pada tulang dan jaringan terkaitnya.
2. Penyebabnya belum jelas tetapi kemungkinan termasuk genetik, radiasi, bahan kimia, dan trauma.
3. Gejalanya berupa nyeri tulang, bengkak, dan fraktur patologis yang dapat menyebar ke organ lain.
Undangan sosialisasi program tanaman jagung kuning kecamatan Lasalepa yang akan diselenggarakan pada tanggal 7 Maret 2017 pukul 09.00 di Balai Pertemuan Desa Labone. Kehadiran para tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok tani, dan aparat desa sangat diharapkan.
1. RESUME PERTENUNAN
A. TEKNIK PENYAMBUNGAN BENANG
Penyambungan benang dapat dibagi menjadi dua yaitu penyambungan dengan
menggunakan tangan dan penyambungan benang dengan menggunakan alat knoter dan mesin
Penyambungan dengan tangan
Sistem penyambungan benang dengan menggunakan tangan dapat menyambung
benang yang putusnya hanya beberapa helai saja dan tidak kontinyu. Hasil penyambungan
benang dengan tangan tidak dapat menghasilkan sambungan yang hasilnya benar-benar rata
pada kedua ujung benangnya, selain itu diperlukan waktu yang relatif lama untuk melakukan
sambungan ini.
Syarat sambungan yang baik :
Harus kuat, kekuatannya harus sama kuatnya seperti benang yang sebelum putus.
Tidak terlihat bekas / simpul sambungannya
Ekor sambungannya tidak terlalu panjang, sependek mungkin antara 2-3 mm.
Simpul sambungannya sekecil mungkin.
Membuat sambungan untuk benang stapel (staple yarn)
1.
Letakkan ujung benang 1 yang dipegang tangan kanan ke telunjuk tangan kiri dan
letakkan ujung benang 2 di atas benang 1 dengan bersilangan, lalu jepit dengan ibu
jari.
2.
Benang 1, dililitkan keatas ibu jari kiri dengan tarikan yang cukup kuat, sampai ke
tengah-tengah silangan benang.
3.
Benang 2 dimasukkan ke tengah lilitan ibu jari tangan kiri sampai benar-benar keluar
sedikit, lalu tekan dengan ibu jari tangan kiri dan tekan benang 1 dengan telunjuk
tangan kanan.
4.
Benang 1 ditarik dengan tangan kanan, tetapi telunjuknya tetap menekan ujung benang
1.
Pengantar Teknik Tekstil
2. Penyambungan dengan alat (knotter)
Penyambungan dengan alat knotter ini akan menghasilkan sambungan benang yang
benar-benar rata, sistem sambungan ini biasanya digunakan di bagian pemintalan benang.
Penyambungan benang dengan mesin (Tying Machine)
Penyambungan dengan menggunakan mesin ini dilakukan pada saat pergantian beam
lusi untuk desain yang sama. Penyambungan relatif cepat, dan sambungan ini sifatnya
sementara, hanya untuk melewatkan benang lusi baru pada dropper, gun dan sisir saja.
Untuk mendapatkan sambungan yang baik dan benar, sambungan harus memiliki
kriteria sebagai berikut :
Jenis dan ukuran sambungan harus disesuaikan dengan keadaan benang sewaktu
diproses.
Simpul benang harus diusahakan sekecil mengkin.
Ekor sambungan harus sependek mungkin,
3 mm.
Bahan benang mempengaruhi jenis sambungan yang dipergunakan.
Dalam proses pertenunan juga diperlukan benang lusi dan benang pakan dalam
berbagai bentuk.
Macam-macam dari bentuk gulungan benang :
Cop
Cone
Cheese
Streng
Bobin cakra
Palet
B. PERSIAPAN PERTENUNAN
Benang-benang yang dihasilkan oleh pabrik pemintalan adalah benang-benang
grey yang masih kurang sempurna karena adanya kotoran, neps, simpul sambungansambungan yang tidak rata, kerataan benang, dan lain-lain. Keadaan ini dapat
mempengaruhi atau menurunkan mutu benang-benang tersebut.Dari hal diatas
Pengantar Teknik Tekstil
3. diketahui bahwa proses persiapan pertenunan sangat penting dalam suatu perusahaan
tekstil.
Proses pertenunan yang umumnya dilakukan di perusahaan tekstil adalah :
a) Proses Pengelosan (Winding)
Tujuan
Memperbaiki mutu benang meliputi kekuatan, kerataan, kebersihan, dan sambunganSambungan yang kurang baik.
Menyesuaikan bentuk gulungan benang sesuai dengan proses selanjutnya.
Merubah bentuk benang sesuai kebutuhan.
b) Proses Penggintiran (Twisting)
Tujuan
Tujuan dari proses penggintiran benang adalah untuk menambah kekuatan benang agar
benang tidak mudah putus saat dilakukan proses selanjutnya.
Proses Penggintiran
Proses penggintiran benang adalah proses merangkap beberapa helai benang
yang kemudian sekaligus diberi puntiran/antihan (twist) dengan jumlah tertentu untuk
setiap panjang tertentu. Hasil dari proses penggintiran disebut benang gintir (plied yarn).
Ada dua cara sistem penggintiran yaitu :
Penggintiran Langsung
Beberapa helai benang single ditarik bersama-sama melalui rol pengantar, ke
delivery roll, kemudian digintir dan digulung pada bobin spindel dari mesin gintir.
Keuntungan : prosesnya pendek, tidak memerlukanmesin perangkap.
Kekurangan :
tiap helai benang sukar dikontrol keadaan maupun tegangannya,
sehingga sering diperoleh hasil penggintiran yang kurang rata.
Penggintiran Tidak Langsung
Beberapa benang single dirangkap terlebih dahulu pada mesin rangkap, kemudian
ditarik bersama-sama dan digintir serta diberi antihan.
Pengantar Teknik Tekstil
4. Keuntungan :
Tegangan tiap-tiap helai benang terkontrol.
Tiap-tiap bobin telah berisi benang rangkap, sehingga pada waktu diproses/ditarik
pada mesin gintir kemungkinan putusnya kecil.
Kemungkinan akan terjadinya salah gintir kecil.
c) Proses Penghanian
Tujuan
Menggulung benang kedalam boom lusi/tenun, yaitu boomyang akan dipasang pada
mesin tenun dengan bentuk gulungan sejajar.
Ringkasan Proses Penghanian
Pada proses penghanian, benang yang akan digulung dapat berasal dari bobin
kerucut, bobin cakra atau bobin silinder yang ditempatkan pada creel. Cara penghanian
digolongkan sebagai berikut :
Penghanian langsung dari bobin yang ditempatkan di creel tanpa melalui larutan
kanji.
Penghanian sementara, menghani langsung dari bobbin yang ditempaykan pada
creel ke warp beam atau boom hani kemudian dari beberapa boom hani digulung
kembali ke boom tenun melalui larutan kanji.
Penghanian sementara, menghani langsung dari bobin-bobin yang ditempatkan di
creel ke boomhani setelah melewati larutan kanji,kemudian dari beberapa boomhani
(warp beam) dilakukan penggulungan ke boom tenun.
d) Proses Penganjian
Penganjian adalah menaikan kemampuan benang lusi untuk ditenun. Biasanya
benang lusi yang di kanji adalah benang-benang single yang memiliki kekuatan yang
lemah dan tidak memiliki daya tenun yang diberikan perekat atau pelindung pada
benang tersebut.
Pengantar Teknik Tekstil
5. Syarat-Syarat Penganjian
Untuk mendapatkan mutu benang hasil kanjian yang lebih baik ssesuai dengan yang
diharapkan, maka bahan kanji harus memiliki syarat-syarat yang antara lain :
Pembentukan lapisan film
Pelemas
Tahan jamur dan bakteri
Kestabilan viskositas
daya penetrasi
Tarik menarik
Anti elektrostatik
Cukup memiliki daya absorbsi air
Mudah dihilangkan
Harga yang wajar
e) Proses Pencucukan (Drawing In)
Cucukan benang lusi di gun :
:1–2–3–4
Cucukan lurus
X
3
3
X
X
–2–4–
Cucukan runcing
:1–
2–3–1
X
X
:1–
–2–4
X
X
Cucukan loncat
X
:1–
Cucukan rangkap
1, 2 – 2, 3 – 3,4 – 4
X
4
X
3
X
X
2
X
X
5
6 7
X
1
1
2
3
4
Diagram cucukan lurus
1
2
3
4
1
Diagram cucukan loncat
2 3 4
Diagram cucukan runcing
Pengantar Teknik Tekstil
6. f) Proses Pemaletan (weft winding)
Pemaletan atau istilah lainnya adalah weft winding, adalah suatu proses
menggulung kembali benang dalam bentuk untaian, bentuk cones atau bentuk silinder
menjadi suatu bentuk bobin palet.
Seperti halnya pada proses pengelosan, pada proses pemaletan pun bagian
bagian yang lemah dari benang pakan akan dihilangkan sehingga akan terjadi
peningkatan kualitas benang dan kain yang dhasilkan akan lebih baik kualitasnya. Pada
proses pemaletan, ada tiga gerakan penting yaitu :
Perputaran bobin untuk menggulung benang
Gerakan penyuapan benang
Gerakan perpindahan/pergeseran penyuapan benang
Ditinjau dari konstruksinya, mesin palet dapat digolongkan menjadi :
Mesin palet berbetuk corong
Mesin palet dengan rol kerucut
Mesin palet dengan bak minyak
Mesin palet otomatis
C. ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM)
ATBM sebenarnya merupakan perkembangan dari alat tenun gedogan, yaitu
pada ATBM dibuat rangka mesin yang mempermudah penggunaannya daripada alat
tenun gedogan. ATBM digerakkan oleh tenaga tangan dan kaki. Pada awalnya ATBM
dibuat untuk memenuhi kebutuhan tekstil kain, karena keterbatasan kapasitas produksi
kain dengan alat tenun gedogan Seperti pada alat atau mesin tenun lainnya maka
ATBM mempunyai prinsip kerja yang sama yaitu yang disebut dengan gerakan pokok
Pengantar Teknik Tekstil
7. pertenunan. Adapun gerakan pokok (Primary Motion) dari proses pertenunan
sebagai berikut :
1. Gerakan pembukaan mulut lusi, yaitu gerakan yang terjadi karena adanya gerakan
naik kelompok benang-benang lusi tertentu dan gerakan turun kelompok benangbenang lusi tertentu. Akibat dari pembukaan mulut lusi terbentuklah sebuah celah
yang disebut mulut lusi. Pada ATBM pembukaan mulut lusi terjadi karena adanya
peralatan : injakan, tali ikatan, kamran, matagun, tali penghubung, dan rol kerek.
2. Gerakan peluncuran pakan, yaitu gerakan memasukan benang pakan pada mulut
lusi yang telah terbentuk. Pada ATBM peralatan yang berfungsi untuk meluncurkan
benang pakan : batang pemukul, tali penarik picker, picker (pemukul), laci teropong,
teropong, dan palet. Gerakan ini terjadi karena teropong yang membawa benang
pakan dipukul oleh picker bolak-balik dari kanan ke kiri melalui mulut lusi.
3. Gerakan pengetekan, yaitu gerakan merapatkan benang pakan yang telah
diluncurkan dengan kain. Gerakan ini terjadi karena adanya gerakan maju mundur dari
lade yang mempunyai sisir tenun yang digerakkan oleh tangan.
Disamping gerakan pokok tersebut diatas terdapat juga gerakan sekunder
(Secondary motion) yaitu :
1. Gerakan penguluran lusi, yaitu gerakan penguluran benang lusi oleh boom tenun
agar benang-benang lusi mempunyai tegangan yang konstan. Peralatan yang
digunakan : boom lusi, balok pembesut, piringan pengerem, tali pengerem, batang
pengerem, dan bandul pengerem.
2. Gerakan penggulungan kain, yaitu gerakan penggulungan kain yang teleh
dihasilkan. Gerakan ini dimaksudkan untuk untuk menjaga ketegangan benang lusi
yang diproses tetep konstan. Peralatan yang digunakan : boom kain, balok dada, gigi
rachet, dan pemutar gigi rachet.
Bagian-bagian ATBM dan fungsinya :
1. Lade, funsinya sebagai tempat landasan teropong dan tempat sisir.
2. Laci, fungsinya sebagai ruangan untuk teropong sebelum dipukul oleh picker.
Pengantar Teknik Tekstil
8. 3. Sisir tenun, fungsinya untuk mengatur lebar kain yang akan dibuat, untuk merapatkan
benang pakan yang telah diluncurkan dan untuk mengatur tetal lusi.
4. Teropong, fungsinya untuk meluncurkan benang pakan dari kanan ke kiri atau
sebaliknyadan tempat palet.
5. Balok dada, fungsinya untuk pengantar jalannya kain yang telah terbentuk dan agar
kain tetap datar.
6. Gigi rachet, fungsinya sebagai alat untuk penggulungan kain secara manual.
7. Pemutar gigi rachet, fungsinya untuk memutarkan roda gigi rachet.
8. Boom kain, fungsinya untuk menggulung kain yang telah terbentuk agar tidak terjadi
penumpukan kain dan juga untuk menjaga ketegangan benang lusi agar konstan.
9. Injakan, fungsinya untuk menurunkan dan menaikkan kamran pada saat injakan
diinjak, antara injakan dan kamran digunakan tali pengikat.
10. Rangka, fungsingya sebagai penopang bagian-bagian yang lainnya agar dapat
bekerja sesuai dengan kegunaannya.
11. Batang pemukul, fungsinya untuk menarik picker agar teropong terpukul dan
meluncur.
12. Mata gun, fungsinya untuk memasukkan benang lusi agar dapat naik turun sesuai
gerakan kamran.
13. Rol/kerek,
fungsinya
menghubungkan
dua
kamran
yang
bekerjanya
saling
berlawanan,sehingga pada saat salah satu kamran naik maka kamran yang lainnya
akan turun.
14. Gun/kamran, fungsinya untuk menaikkan atau menurunkan kelompok benang-benang
lusi yang dicucuk dalam matagun agar terbentuk mulut lusi.
15. Balok pembesut, fungsinya untuk pengantar benang-benang lusi pada saat
penguluran.
16. Palet , fungsinya untuk temapt menggulung benang pakan yang terdapat pada
teropong
17. Boom lusi, fungsinya sebagai tempat digulungnya benang-benang lusi yang akan
ditenun pada proses pertenunan.
18. Piringan rem, fungsinya untuk landasan pengereman putaran boom lusi
19. Batang pengerem, fungsinya untuk mengerem atau melepaskan rem pada saat
penggulungan kain (secara manual).
20. Bandul, fungsinya untuk memberi beban pada batang pengerem sehingga
terjadi pengereman pada piringan pengerem.
Pengantar Teknik Tekstil
9. 21. Tempat sisir, fungsinya untuk tempat sisir agar sisir tetap berada ditempatnya.
D. ALAT TENUN MESIN (ATM)
Alat Tenun Mesin (ATM) merupakan perkembangan dari ATBM. Berdasarkan
kebutuhan, perkembangan zaman dan pemikiran manusia maka dibuatlah mesin tenun
yang memiliki banyak kelebihan dibandingkan ATBM. ATM menggunakan rangka dari
logam, digerakkan dengan tenaga motor. Hal itu dilakukan untuk menyesuaikan dengan
sifat bahan yang digunakan, misalnya rangka mesin tenun menggunakan bahan dari
kayu akan hancur ketika menerima getaran yang keras dan rutin dari gerakan proses
menenun yang berasal dari motor. Karena pada ATM bahan penyusunnya terbuat dari
logam sehingga lebih stabil dan tahan lama dibanding ATBM. Dengan menggunakan
motor sebagai sumber gerakan ATM memiliki produktifitas yang tinggi selain itu
prosesnya cepat, pengoperasiannya lebih mudah dan stabil karena ATM terbuat dari
logam serta tahan lama.
Pada dasarnya masih menggunakan gerakan pokok pertenunan, yaitu :
Gerakan pembukaan mulut lusi (Shedding Motion).
Mulut lusi adalah rongga atau celah yang dibentuk antara sebagian benang lusi
yang naik, turun, atau diam terhadap ujung kain. Pembentukan mulut lusi ini dibantu
dengan adanya gun / kamran dan mata gun yang digerakkan oleh peralatan
pembukaan mulut lusi seperti eksentrik dan injakan, dobby maupun jacquard, yang
sedemikian rupa sehingga dapat menaikkan sebagian lusi dan menurunkan sebagian
lusi lainnya dalam waktu bersamaan.
Gerakan peluncuran benang pakan (Picking Motion).
Agar terjadi anyaman maka harus terjadi silangan antara benang lusi dan
benang pakan. Hal itu dilakukan dengan jalan memasukkan benang pakan tersebut
kedalam mulut lusi yang telah terbentuk. Peluncuran benang pakan ini dilakukan
dengan meluncurkan teropong yang berisi benang pakan dari kiri ke kanan bolak balik
yang dipukul oleh picker.
Gerakan pengetekkan benang pakan (Beating Motion).
Pengantar Teknik Tekstil
10. Setelah benang pakan yang diluncurkan harus dirapatkan oleh sisir agar
terbentuk kain.. Pengetekan ini dilakukan oleh sisir tenun yang terdapat pada lade
yang bergerak maju mundur dan membentuk lengkungan.
Selain itu ada 2 gerakan tambahan dan gerakan lain, yaitu :
Gerakan penguluran lusi (Let- off Motion).
Agar proses pertenunan lancar maka kain yang telah dianyam harus digulung
oleh karena itu lusi harus mempunyai tegangan yang stabil, tegangan ini diatur
dengan perbandingan antara penguluran benang lusi dan penggulungan kain.
Gerakan penggulungan kain (Take-up Motion).
Penggulungan kain dilakukan karena tidak mungkin kain yang telah terbentuk
dari hasil anyaman pada proses pertenunan dibiarkan begitu saja. Hal itu akan
menyulitkan jalannya proses serta mempegaruhi tegangan lusi pada waktu
pertenunan.
Gerakan Otomatis seperti : stop motion, pergantian teropong, pergantian palet dan
lain-lain.
Pengantar Teknik Tekstil