SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
WAHYUDIN, ST.,M.Eng
Email: wahyudin.mts@gmail.com
PENGERTIAN KOMPOS
• Kompos adalah bentuk akhir dari bahan-
bahan organik sampah domestik setelah
mengalami dekomposisi (SNI 19-7030-2004)
• Pengomposan adalah proses dekomposisi
yang dilakukan oleh mikroorganisme
terhadap bahan organik yang
biodegradable, atau dikenal pula sebagai
biomas (Damanhuri, 2008)
TUJUAN PENGOMPOSAN
1. Mengubah bahan organik yang
biodegradable menjadi bahan yang stabil
2. Membunuh mikroba pathogen, telur insect
& organisme lain
3. Menyediakan nutrient yang cukup untuk
menunjang kesuburan tanah / tanaman
MANFAAT KOMPOS
• Memberikan nutrisi bagi tanaman
• Memperbaiki struktur tanah
• Meningkatkan kapasitas tukar kation
• Menambah kemampuan tanah untuk menahan air
• Meningkatkan aktivitas biologis tanah
• Meningkatkan pH pada tanah asam
• Meningkatkan ketersediaan unsur mikro
• Tidak menimbulkan masalah lingkungan
KEUNTUNGAN PENGOMPOSAN
• Membantu meringankan pengelolaan sampah
Perkotaan
• Meningkatkan PSM dalam pengelolaan sampah
dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
• Berpotensi mengurangi pencemaran lingkungan
perkotaan
• Membantu melestarikan sumber daya alam
• Menghasilkan sumber daya baru, yaitu kompos
• Membuka kesempatan kerja.
• KOMPOS CACING
(VERMICOMPOST)
• KOMPOS BAGASE
• KOMPOS BOKASHI
JENIS-JENIS KOMPOS
• Pada dasarnya semua bahan organik dapat
dikomposkan, seperti: sampah organik pasar, limbah
organik rumah tangga, kotoran/limbah
peternakan, limbah pertanian, limbah
agroindustri, limbah pabrik gula, dll yang bersifat
fibrous (berserat).
• Bahan organik yang perlu dihindari sebagai bahan
baku kompos ialah bahan organik yang memiliki kadar
air tinggi (seperti :
semangka, melon, mentimun, tomat, dll) karena akan
mempertinggi kadar air pada kompos.
BAHAN-BAHAN YANG DAPAT DIKOMPOS
Skema Proses Pengomposan Aerobik
PROSES PENGOMPOSAN
PROSES PENGOMPOSAN
Mikroorganisme Kelembaban
Oksigen
Protein, asam amino
Lipida, karbohidrat
Selulosa
Lignin
Abu
N organik
Energi PanasHumus atau kompos
Metabolit
intermediat
CO2, H2O
Siklus N
Massa sel baru
mati
Rantai proses degradasi senyawa organik menjadi kompos
PROSES PENGOMPOSAN
Profil suhu dan populasi mikroba selama proses pengomposan
MIKROORGANISME YG BERPERAN DLM PENGOMPOSAN
1. Psikrofil : 0 – 20° C
2. Mesofilik : 20 – 40° C
3. Termofilik : 40 – 60° C
Kondisi
Konsisi yang bisa
diterima
Ideal
Rasio C/N 20:1 s/d 40:1 25-35:1
Kelembapan 40 – 65 % 45 – 62 % berat
Konsentrasi
oksigen tersedia
> 5% > 10%
Ukuran partikel 1 inchi bervariasi
Bulk Density 1000 lbs/cu yd 1000 lbs/cu yd
pH 5.5 – 9.0 6.5 – 8.0
Suhu 43 – 66°C 54 -60°C
KONDISI OPTIMAL
• Rasio C/N
Rasio C/N yang efektif untuk proses
pengomposan berkisar antara 20:1 hingga 40:1.
Mikroba memecah senyawa C sebagai energi dan
N untuk sintesis protein. Pada rasio C/N di antara
20/40 mikroba mendapatkan cukup C untuk
energi dan N untuk sintesis protein. Apabila rasio
C/N terlalu tinggi, mikroba akan kekurangan N
untuk sintesis protein sehingga dekomposisi
berjalan lambat.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PROSES PENGOMPOSAN
Perbandingan Karbon dan Nitrogen Berbagai Bahan
Organik
• Ukuran partikel aktivitas mikroba
Ukuran partikel aktivitas mikroba berada di
antara permukaan area dan udara. Permukaan
area yang lebih luas akan meningkatkan kontak
antara mikroba dengan bahan dan proses
dekomposisi akan berjalan lebih cepat. Ukuran
partikel juga menentukan besarnya ruang antar
bahan (porositas). Untuk meningkatkan luas
permukaan dapat dilakukan dengan memperkecil
ukuran partikel bahan tersebut.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PROSES PENGOMPOSAN
Aerasi
Aerasi pengomposan yang cepat dapat terjadi dalam
kondisi yang cukup oksigen (aerob). Aerasi secara alami
akan terjadi pada saat terjadi peningkatan suhu yang
menyebabkan udara hangat keluar dan udara yang lebih
dingin masuk ke dalam tumpukan kompos. Aerasi
ditentukan oleh porositas dan kandungan air bahan
(kelembaban). Apabila aerasi terhambat, maka akan
terjadi proses anaerob yang akan mengahsilkan bau
yang tidak sedap. Aerasi dapat ditingkatkan dengan
melakukan pembalikan atau mengalirkan udara di
dalam tumpukan kompos.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PROSES PENGOMPOSAN
• Porositas
Porositas adalah ruang di antara partikel di dalam
tumpukan kompos. Porositas dihitung dengan
mengukur volume rongga dibagi dengan volume
total. Rongga-rongga ini akan diisi oleh air dan
udara. Udara akan mensuplai oksigen untuk
proses pengomposan. Apabila rongga dijenuhi
oleh air, maka pasokan oksigen akan berkurang
dan proses pengomposan juga akan terganggu.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PROSES PENGOMPOSAN
Kelembaban (Moisture content)
Kelembaban memegang peranan yang sangat penting
dalam proses metabolisme mikroba dan secara tidak
langsung berpengaruh pada supply oksigen.
Mikroorganisme dapat memanfaakan bahan organik apabila
bahan organik larut di dalam air. Kelembaban 40-60%
adalah kisaran optimum untuk metabolisme mikroba.
Apabila kelembaban di bawah 40%, aktivitas mikroba akan
mengalami penurunan dan akan lebih rendah lagi pada
kelembaban 15%. Apabila kelembaban lebih besar dari 60%
hara akan tercuci, volume udara berkurang, akibatnya
aktivitas mikroba akan menurun dan akan terjadi fermentasi
anaerobik yang menimbulkan bau tidak sedap.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PROSES PENGOMPOSAN
Temperatur/ suhu panas yang dihasilkan dari aktivitas
mikroba
Ada hubungan langsung antara peningakatan suhu dengan
konsumsi oksigen. Semakin tinggi temperature akan
semakin banyak konsumsi oksigen dan akan semakin cepat
pula dekomposisi. Peningkatan suhu dapat terjadi dengan
cepat pada tumpukan kompos. Temperatur yang berkisar
antara 30-60 °C menunjukkan aktivitas pengomposan yang
cepat. Suhu yang lebih tinggi dari 60 °C akan membunuh
sebagian mikroba dan hanya mikroba thermofilik saja yang
akan tetap bertahan hidup. Suhu yang tinggi juga akan
membunuh mikroba-mikroba patogen tanaman dan benih-
benih gulma.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PROSES PENGOMPOSAN
pH
Proses pengomposan dapat terjadi pada kisaran pH
yang lebar. pH yang optimum untuk proses
pengomposan berkisar antara 6,5 sampai 8. pH kotoran
ternak umumnya berkisar antara 6,8-7,4. Proses
pengomposan sendiri akan menyebabkan perubahan
pada bahan organik dan pH bahan itu sendiri. Sebagai
contoh proses pelepasan asam secara temporer atau
local akan menyebabkan penurunan pH
(pengasaman), sedangkan produksi amonia dari
senyawa-senyawa yang mengandung nitrogen akan
meningkatkan pH pada fase-fase awal pengomposan.
pH kompos yang sudah matang biasanya mendekati
netral.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PROSES PENGOMPOSAN
Kandungan hara
Kandungan P dan K juga penting dalam proses
pengomposan dan biasanya terdapat di dalam kompos-
kompos dari peternakan. Hal ini dimanfaatkan oleh
mikroba selama proses pengomposan.
Kandungan bahan berbahaya
Beberapa bahan organik mungkin mengandung bahan-
bahan yang berbahaya bagi kehidupan mikroba. Logam-
logam berat seperti Mg, Cu, Zn, Ni dan Cr adalah
beberapa bahan yang termasukl kategori ini. Logam-
logam berat ini akan mengalami imobilisasi selama
proses pengomposan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PROSES PENGOMPOSAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PROSES PENGOMPOSAN
• Waktu yang dibutuhkan untuk mengubah bahan
baku kompos menjadi kompos matang tergantung
pada:
1. Bahan baku yang digunakan
2. Campuran bahan baku
3. Suhu
4. Kelembaban, dan
5. Frekuensi penghawaan.
• Untuk memperoleh waktu pengomposan
terpendek, perlu diperhatikan kecukupan
air, kecukupan nitrogen dan kecukupan udara.
WAKTU
PRAKTIKUM
• PEMBAGIAN KELOMPOK
• WAKTU
Klp 1
• Ali idris
• Alisyah annisa
• Melinda Rosalina
• Heri suharja
• Riski apri nurhayati
• Suci anggraeni
Klp 2
• Anastasia pramudita
• Baidawi
• Imron rosadi
• Mariana sagita
• Syarif hidayat
• Zahara rizqi
Klp 3
• Ahmad handriawan
• Ahlul kasab
• Maulidazia
• Sari wulandari
• Wanda iswantari
• Sri rahma indrawati
Klp 4
• Baiq malida
• Dilla fathriliyani
• Muhammad irwan juniardi
• Sukriawan
• Sri banun
• Siti ratna
Klp 5
• Eva siswati
• Fitri indriany
• Rangga rusmansyah
• Padli rahman
• Yuli nuryaningsih
• yuliatin
Klp 6
• Mubiati ningsih
• Muhlisa
• Romi ramzi
• Sofiaranti
• Septiandi kurniawan
• Khusnul khatimah
1. dasar dasar pengomposan

More Related Content

What's hot

BUDIDAYA MAGOT.pptx
BUDIDAYA MAGOT.pptxBUDIDAYA MAGOT.pptx
BUDIDAYA MAGOT.pptxWartonoTono5
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanfahmiganteng
 
1. pengelolaan tanah pendahuluan
1. pengelolaan tanah pendahuluan1. pengelolaan tanah pendahuluan
1. pengelolaan tanah pendahuluanAndrew Hutabarat
 
Bioremediasi (limbah pertanian)
Bioremediasi (limbah pertanian)Bioremediasi (limbah pertanian)
Bioremediasi (limbah pertanian)andayani fitri
 
Materi penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan pertanianMateri penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan pertanianHerry Mulyadie
 
Kompos dan Pengomposan - Pudji
Kompos dan Pengomposan - PudjiKompos dan Pengomposan - Pudji
Kompos dan Pengomposan - PudjiSatria
 
Marchim yaminrifaldi
Marchim yaminrifaldiMarchim yaminrifaldi
Marchim yaminrifalditrisna_bagus
 
PPT_PUPUK_ORGANIK_pptx.pptx
PPT_PUPUK_ORGANIK_pptx.pptxPPT_PUPUK_ORGANIK_pptx.pptx
PPT_PUPUK_ORGANIK_pptx.pptxanamansyah
 
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat   off-site systemSistem pengolahan air limbah terpusat   off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site systemJoy Irman
 
Teknologi pengolahan pupuk organik sesuai standar mutu Permentan 70/2011
Teknologi pengolahan pupuk organik sesuai standar mutu Permentan 70/2011Teknologi pengolahan pupuk organik sesuai standar mutu Permentan 70/2011
Teknologi pengolahan pupuk organik sesuai standar mutu Permentan 70/2011Ramaiyulis Ramai
 
Agroindustri - Pengantar Agroindustri
Agroindustri - Pengantar AgroindustriAgroindustri - Pengantar Agroindustri
Agroindustri - Pengantar AgroindustriCeria Agnantria
 
pengolahan Pupuk organik padat.ppt
pengolahan Pupuk organik padat.pptpengolahan Pupuk organik padat.ppt
pengolahan Pupuk organik padat.pptdaniel muttaqin
 
Unsur hara makro
Unsur hara makroUnsur hara makro
Unsur hara makroEva Nugraha
 
Parameter kualitas dan analisis tanah
Parameter kualitas dan analisis tanahParameter kualitas dan analisis tanah
Parameter kualitas dan analisis tanahHotnida D'kanda
 

What's hot (20)

Sertifikasi benih
Sertifikasi benihSertifikasi benih
Sertifikasi benih
 
BUDIDAYA MAGOT.pptx
BUDIDAYA MAGOT.pptxBUDIDAYA MAGOT.pptx
BUDIDAYA MAGOT.pptx
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
 
Presentasi kompos
Presentasi komposPresentasi kompos
Presentasi kompos
 
Pembuatan pupuk cair organik
Pembuatan pupuk cair organikPembuatan pupuk cair organik
Pembuatan pupuk cair organik
 
1. pengelolaan tanah pendahuluan
1. pengelolaan tanah pendahuluan1. pengelolaan tanah pendahuluan
1. pengelolaan tanah pendahuluan
 
Pestisida nabati
Pestisida nabatiPestisida nabati
Pestisida nabati
 
Bioremediasi (limbah pertanian)
Bioremediasi (limbah pertanian)Bioremediasi (limbah pertanian)
Bioremediasi (limbah pertanian)
 
Materi penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan pertanianMateri penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan pertanian
 
Kompos dan Pengomposan - Pudji
Kompos dan Pengomposan - PudjiKompos dan Pengomposan - Pudji
Kompos dan Pengomposan - Pudji
 
Marchim yaminrifaldi
Marchim yaminrifaldiMarchim yaminrifaldi
Marchim yaminrifaldi
 
Baku mutu air, tanah, udara
Baku mutu air, tanah, udaraBaku mutu air, tanah, udara
Baku mutu air, tanah, udara
 
PPT_PUPUK_ORGANIK_pptx.pptx
PPT_PUPUK_ORGANIK_pptx.pptxPPT_PUPUK_ORGANIK_pptx.pptx
PPT_PUPUK_ORGANIK_pptx.pptx
 
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat   off-site systemSistem pengolahan air limbah terpusat   off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site system
 
Teknologi pengolahan pupuk organik sesuai standar mutu Permentan 70/2011
Teknologi pengolahan pupuk organik sesuai standar mutu Permentan 70/2011Teknologi pengolahan pupuk organik sesuai standar mutu Permentan 70/2011
Teknologi pengolahan pupuk organik sesuai standar mutu Permentan 70/2011
 
Agroindustri - Pengantar Agroindustri
Agroindustri - Pengantar AgroindustriAgroindustri - Pengantar Agroindustri
Agroindustri - Pengantar Agroindustri
 
pengolahan Pupuk organik padat.ppt
pengolahan Pupuk organik padat.pptpengolahan Pupuk organik padat.ppt
pengolahan Pupuk organik padat.ppt
 
Presentation pengolahan sampah
Presentation pengolahan sampahPresentation pengolahan sampah
Presentation pengolahan sampah
 
Unsur hara makro
Unsur hara makroUnsur hara makro
Unsur hara makro
 
Parameter kualitas dan analisis tanah
Parameter kualitas dan analisis tanahParameter kualitas dan analisis tanah
Parameter kualitas dan analisis tanah
 

Similar to 1. dasar dasar pengomposan

Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4Ariefman Fajar
 
Makalah kesuburan tanah “kompos”
Makalah kesuburan tanah “kompos”Makalah kesuburan tanah “kompos”
Makalah kesuburan tanah “kompos”Feri Chandra
 
DAUR-BIOGEOKIMIA daur nitrogen, daur air , oksigen dll
DAUR-BIOGEOKIMIA daur nitrogen, daur air , oksigen dllDAUR-BIOGEOKIMIA daur nitrogen, daur air , oksigen dll
DAUR-BIOGEOKIMIA daur nitrogen, daur air , oksigen dllNahdiyahNurfaidah1
 
Makalah kondas ipa kompos
Makalah kondas ipa kompos Makalah kondas ipa kompos
Makalah kondas ipa kompos Wila Dantika
 
Pengelolaan Sampah Organik di Pemukiman
Pengelolaan Sampah Organik di PemukimanPengelolaan Sampah Organik di Pemukiman
Pengelolaan Sampah Organik di PemukimanNahdya Maulina
 
PB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
PB 1. PENCEMARAN AIR.pptPB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
PB 1. PENCEMARAN AIR.pptTIRASBALYO
 
PB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
PB 1. PENCEMARAN AIR.pptPB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
PB 1. PENCEMARAN AIR.pptRizkyNazty
 
Ringkasan tahu
Ringkasan tahuRingkasan tahu
Ringkasan tahuReza Nuari
 
Aplikasi mol (mikro organisme lokal) sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...
Aplikasi mol (mikro organisme lokal)  sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...Aplikasi mol (mikro organisme lokal)  sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...
Aplikasi mol (mikro organisme lokal) sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...Jidun Cool
 
Bioremediasi tanah yang tercemar fosfat (ahmad dody setiadi 146090200011004)
Bioremediasi tanah yang tercemar fosfat (ahmad dody setiadi 146090200011004)Bioremediasi tanah yang tercemar fosfat (ahmad dody setiadi 146090200011004)
Bioremediasi tanah yang tercemar fosfat (ahmad dody setiadi 146090200011004)Jack Jalak
 
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaran
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaranParameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaran
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaranYos F. da-Lopes
 
Laporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk KomposLaporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk KomposRizka Pratiwi
 
6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R.ppt
6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R.ppt6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R.ppt
6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R.pptAnggun929650
 
CARA PENGOLAHAN-SAMPAH SEHINGGA MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN-3R.ppt
CARA PENGOLAHAN-SAMPAH SEHINGGA MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN-3R.pptCARA PENGOLAHAN-SAMPAH SEHINGGA MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN-3R.ppt
CARA PENGOLAHAN-SAMPAH SEHINGGA MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN-3R.pptkamaludin57
 

Similar to 1. dasar dasar pengomposan (20)

Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
 
16073402 komposlimbahkakao
16073402 komposlimbahkakao16073402 komposlimbahkakao
16073402 komposlimbahkakao
 
Makalah kesuburan tanah “kompos”
Makalah kesuburan tanah “kompos”Makalah kesuburan tanah “kompos”
Makalah kesuburan tanah “kompos”
 
DAUR-BIOGEOKIMIA daur nitrogen, daur air , oksigen dll
DAUR-BIOGEOKIMIA daur nitrogen, daur air , oksigen dllDAUR-BIOGEOKIMIA daur nitrogen, daur air , oksigen dll
DAUR-BIOGEOKIMIA daur nitrogen, daur air , oksigen dll
 
Makalah kondas ipa kompos
Makalah kondas ipa kompos Makalah kondas ipa kompos
Makalah kondas ipa kompos
 
Pengelolaan Sampah Organik di Pemukiman
Pengelolaan Sampah Organik di PemukimanPengelolaan Sampah Organik di Pemukiman
Pengelolaan Sampah Organik di Pemukiman
 
Take home mma
Take home mmaTake home mma
Take home mma
 
Biogas kimter
Biogas kimterBiogas kimter
Biogas kimter
 
PB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
PB 1. PENCEMARAN AIR.pptPB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
PB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
 
PB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
PB 1. PENCEMARAN AIR.pptPB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
PB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
 
Ringkasan tahu
Ringkasan tahuRingkasan tahu
Ringkasan tahu
 
13. lap kompos
13. lap kompos13. lap kompos
13. lap kompos
 
Aplikasi mol (mikro organisme lokal) sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...
Aplikasi mol (mikro organisme lokal)  sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...Aplikasi mol (mikro organisme lokal)  sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...
Aplikasi mol (mikro organisme lokal) sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...
 
Bioremediasi tanah yang tercemar fosfat (ahmad dody setiadi 146090200011004)
Bioremediasi tanah yang tercemar fosfat (ahmad dody setiadi 146090200011004)Bioremediasi tanah yang tercemar fosfat (ahmad dody setiadi 146090200011004)
Bioremediasi tanah yang tercemar fosfat (ahmad dody setiadi 146090200011004)
 
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaran
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaranParameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaran
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaran
 
Laporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk KomposLaporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk Kompos
 
Lapporan k ompos
Lapporan k omposLapporan k ompos
Lapporan k ompos
 
6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R.ppt
6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R.ppt6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R.ppt
6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R.ppt
 
6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R.ppt
6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R.ppt6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R.ppt
6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R.ppt
 
CARA PENGOLAHAN-SAMPAH SEHINGGA MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN-3R.ppt
CARA PENGOLAHAN-SAMPAH SEHINGGA MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN-3R.pptCARA PENGOLAHAN-SAMPAH SEHINGGA MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN-3R.ppt
CARA PENGOLAHAN-SAMPAH SEHINGGA MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN-3R.ppt
 

1. dasar dasar pengomposan

  • 2. PENGERTIAN KOMPOS • Kompos adalah bentuk akhir dari bahan- bahan organik sampah domestik setelah mengalami dekomposisi (SNI 19-7030-2004) • Pengomposan adalah proses dekomposisi yang dilakukan oleh mikroorganisme terhadap bahan organik yang biodegradable, atau dikenal pula sebagai biomas (Damanhuri, 2008)
  • 3. TUJUAN PENGOMPOSAN 1. Mengubah bahan organik yang biodegradable menjadi bahan yang stabil 2. Membunuh mikroba pathogen, telur insect & organisme lain 3. Menyediakan nutrient yang cukup untuk menunjang kesuburan tanah / tanaman
  • 4. MANFAAT KOMPOS • Memberikan nutrisi bagi tanaman • Memperbaiki struktur tanah • Meningkatkan kapasitas tukar kation • Menambah kemampuan tanah untuk menahan air • Meningkatkan aktivitas biologis tanah • Meningkatkan pH pada tanah asam • Meningkatkan ketersediaan unsur mikro • Tidak menimbulkan masalah lingkungan
  • 5. KEUNTUNGAN PENGOMPOSAN • Membantu meringankan pengelolaan sampah Perkotaan • Meningkatkan PSM dalam pengelolaan sampah dan meningkatkan pendapatan masyarakat. • Berpotensi mengurangi pencemaran lingkungan perkotaan • Membantu melestarikan sumber daya alam • Menghasilkan sumber daya baru, yaitu kompos • Membuka kesempatan kerja.
  • 6. • KOMPOS CACING (VERMICOMPOST) • KOMPOS BAGASE • KOMPOS BOKASHI JENIS-JENIS KOMPOS
  • 7. • Pada dasarnya semua bahan organik dapat dikomposkan, seperti: sampah organik pasar, limbah organik rumah tangga, kotoran/limbah peternakan, limbah pertanian, limbah agroindustri, limbah pabrik gula, dll yang bersifat fibrous (berserat). • Bahan organik yang perlu dihindari sebagai bahan baku kompos ialah bahan organik yang memiliki kadar air tinggi (seperti : semangka, melon, mentimun, tomat, dll) karena akan mempertinggi kadar air pada kompos. BAHAN-BAHAN YANG DAPAT DIKOMPOS
  • 8. Skema Proses Pengomposan Aerobik PROSES PENGOMPOSAN
  • 9. PROSES PENGOMPOSAN Mikroorganisme Kelembaban Oksigen Protein, asam amino Lipida, karbohidrat Selulosa Lignin Abu N organik Energi PanasHumus atau kompos Metabolit intermediat CO2, H2O Siklus N Massa sel baru mati Rantai proses degradasi senyawa organik menjadi kompos
  • 10. PROSES PENGOMPOSAN Profil suhu dan populasi mikroba selama proses pengomposan
  • 11. MIKROORGANISME YG BERPERAN DLM PENGOMPOSAN 1. Psikrofil : 0 – 20° C 2. Mesofilik : 20 – 40° C 3. Termofilik : 40 – 60° C
  • 12. Kondisi Konsisi yang bisa diterima Ideal Rasio C/N 20:1 s/d 40:1 25-35:1 Kelembapan 40 – 65 % 45 – 62 % berat Konsentrasi oksigen tersedia > 5% > 10% Ukuran partikel 1 inchi bervariasi Bulk Density 1000 lbs/cu yd 1000 lbs/cu yd pH 5.5 – 9.0 6.5 – 8.0 Suhu 43 – 66°C 54 -60°C KONDISI OPTIMAL
  • 13. • Rasio C/N Rasio C/N yang efektif untuk proses pengomposan berkisar antara 20:1 hingga 40:1. Mikroba memecah senyawa C sebagai energi dan N untuk sintesis protein. Pada rasio C/N di antara 20/40 mikroba mendapatkan cukup C untuk energi dan N untuk sintesis protein. Apabila rasio C/N terlalu tinggi, mikroba akan kekurangan N untuk sintesis protein sehingga dekomposisi berjalan lambat. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PENGOMPOSAN
  • 14. Perbandingan Karbon dan Nitrogen Berbagai Bahan Organik
  • 15. • Ukuran partikel aktivitas mikroba Ukuran partikel aktivitas mikroba berada di antara permukaan area dan udara. Permukaan area yang lebih luas akan meningkatkan kontak antara mikroba dengan bahan dan proses dekomposisi akan berjalan lebih cepat. Ukuran partikel juga menentukan besarnya ruang antar bahan (porositas). Untuk meningkatkan luas permukaan dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel bahan tersebut. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PENGOMPOSAN
  • 16. Aerasi Aerasi pengomposan yang cepat dapat terjadi dalam kondisi yang cukup oksigen (aerob). Aerasi secara alami akan terjadi pada saat terjadi peningkatan suhu yang menyebabkan udara hangat keluar dan udara yang lebih dingin masuk ke dalam tumpukan kompos. Aerasi ditentukan oleh porositas dan kandungan air bahan (kelembaban). Apabila aerasi terhambat, maka akan terjadi proses anaerob yang akan mengahsilkan bau yang tidak sedap. Aerasi dapat ditingkatkan dengan melakukan pembalikan atau mengalirkan udara di dalam tumpukan kompos. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PENGOMPOSAN
  • 17. • Porositas Porositas adalah ruang di antara partikel di dalam tumpukan kompos. Porositas dihitung dengan mengukur volume rongga dibagi dengan volume total. Rongga-rongga ini akan diisi oleh air dan udara. Udara akan mensuplai oksigen untuk proses pengomposan. Apabila rongga dijenuhi oleh air, maka pasokan oksigen akan berkurang dan proses pengomposan juga akan terganggu. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PENGOMPOSAN
  • 18. Kelembaban (Moisture content) Kelembaban memegang peranan yang sangat penting dalam proses metabolisme mikroba dan secara tidak langsung berpengaruh pada supply oksigen. Mikroorganisme dapat memanfaakan bahan organik apabila bahan organik larut di dalam air. Kelembaban 40-60% adalah kisaran optimum untuk metabolisme mikroba. Apabila kelembaban di bawah 40%, aktivitas mikroba akan mengalami penurunan dan akan lebih rendah lagi pada kelembaban 15%. Apabila kelembaban lebih besar dari 60% hara akan tercuci, volume udara berkurang, akibatnya aktivitas mikroba akan menurun dan akan terjadi fermentasi anaerobik yang menimbulkan bau tidak sedap. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PENGOMPOSAN
  • 19. Temperatur/ suhu panas yang dihasilkan dari aktivitas mikroba Ada hubungan langsung antara peningakatan suhu dengan konsumsi oksigen. Semakin tinggi temperature akan semakin banyak konsumsi oksigen dan akan semakin cepat pula dekomposisi. Peningkatan suhu dapat terjadi dengan cepat pada tumpukan kompos. Temperatur yang berkisar antara 30-60 °C menunjukkan aktivitas pengomposan yang cepat. Suhu yang lebih tinggi dari 60 °C akan membunuh sebagian mikroba dan hanya mikroba thermofilik saja yang akan tetap bertahan hidup. Suhu yang tinggi juga akan membunuh mikroba-mikroba patogen tanaman dan benih- benih gulma. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PENGOMPOSAN
  • 20. pH Proses pengomposan dapat terjadi pada kisaran pH yang lebar. pH yang optimum untuk proses pengomposan berkisar antara 6,5 sampai 8. pH kotoran ternak umumnya berkisar antara 6,8-7,4. Proses pengomposan sendiri akan menyebabkan perubahan pada bahan organik dan pH bahan itu sendiri. Sebagai contoh proses pelepasan asam secara temporer atau local akan menyebabkan penurunan pH (pengasaman), sedangkan produksi amonia dari senyawa-senyawa yang mengandung nitrogen akan meningkatkan pH pada fase-fase awal pengomposan. pH kompos yang sudah matang biasanya mendekati netral. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PENGOMPOSAN
  • 21. Kandungan hara Kandungan P dan K juga penting dalam proses pengomposan dan biasanya terdapat di dalam kompos- kompos dari peternakan. Hal ini dimanfaatkan oleh mikroba selama proses pengomposan. Kandungan bahan berbahaya Beberapa bahan organik mungkin mengandung bahan- bahan yang berbahaya bagi kehidupan mikroba. Logam- logam berat seperti Mg, Cu, Zn, Ni dan Cr adalah beberapa bahan yang termasukl kategori ini. Logam- logam berat ini akan mengalami imobilisasi selama proses pengomposan. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PENGOMPOSAN
  • 22. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PENGOMPOSAN • Waktu yang dibutuhkan untuk mengubah bahan baku kompos menjadi kompos matang tergantung pada: 1. Bahan baku yang digunakan 2. Campuran bahan baku 3. Suhu 4. Kelembaban, dan 5. Frekuensi penghawaan. • Untuk memperoleh waktu pengomposan terpendek, perlu diperhatikan kecukupan air, kecukupan nitrogen dan kecukupan udara. WAKTU
  • 24. Klp 1 • Ali idris • Alisyah annisa • Melinda Rosalina • Heri suharja • Riski apri nurhayati • Suci anggraeni
  • 25. Klp 2 • Anastasia pramudita • Baidawi • Imron rosadi • Mariana sagita • Syarif hidayat • Zahara rizqi
  • 26. Klp 3 • Ahmad handriawan • Ahlul kasab • Maulidazia • Sari wulandari • Wanda iswantari • Sri rahma indrawati
  • 27. Klp 4 • Baiq malida • Dilla fathriliyani • Muhammad irwan juniardi • Sukriawan • Sri banun • Siti ratna
  • 28. Klp 5 • Eva siswati • Fitri indriany • Rangga rusmansyah • Padli rahman • Yuli nuryaningsih • yuliatin
  • 29. Klp 6 • Mubiati ningsih • Muhlisa • Romi ramzi • Sofiaranti • Septiandi kurniawan • Khusnul khatimah