2. PENGERTIAN KOMPOS
• Kompos adalah bentuk akhir dari bahan-
bahan organik sampah domestik setelah
mengalami dekomposisi (SNI 19-7030-2004)
• Pengomposan adalah proses dekomposisi
yang dilakukan oleh mikroorganisme
terhadap bahan organik yang
biodegradable, atau dikenal pula sebagai
biomas (Damanhuri, 2008)
3. TUJUAN PENGOMPOSAN
1. Mengubah bahan organik yang
biodegradable menjadi bahan yang stabil
2. Membunuh mikroba pathogen, telur insect
& organisme lain
3. Menyediakan nutrient yang cukup untuk
menunjang kesuburan tanah / tanaman
4. MANFAAT KOMPOS
• Memberikan nutrisi bagi tanaman
• Memperbaiki struktur tanah
• Meningkatkan kapasitas tukar kation
• Menambah kemampuan tanah untuk menahan air
• Meningkatkan aktivitas biologis tanah
• Meningkatkan pH pada tanah asam
• Meningkatkan ketersediaan unsur mikro
• Tidak menimbulkan masalah lingkungan
5. KEUNTUNGAN PENGOMPOSAN
• Membantu meringankan pengelolaan sampah
Perkotaan
• Meningkatkan PSM dalam pengelolaan sampah
dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
• Berpotensi mengurangi pencemaran lingkungan
perkotaan
• Membantu melestarikan sumber daya alam
• Menghasilkan sumber daya baru, yaitu kompos
• Membuka kesempatan kerja.
7. • Pada dasarnya semua bahan organik dapat
dikomposkan, seperti: sampah organik pasar, limbah
organik rumah tangga, kotoran/limbah
peternakan, limbah pertanian, limbah
agroindustri, limbah pabrik gula, dll yang bersifat
fibrous (berserat).
• Bahan organik yang perlu dihindari sebagai bahan
baku kompos ialah bahan organik yang memiliki kadar
air tinggi (seperti :
semangka, melon, mentimun, tomat, dll) karena akan
mempertinggi kadar air pada kompos.
BAHAN-BAHAN YANG DAPAT DIKOMPOS
9. PROSES PENGOMPOSAN
Mikroorganisme Kelembaban
Oksigen
Protein, asam amino
Lipida, karbohidrat
Selulosa
Lignin
Abu
N organik
Energi PanasHumus atau kompos
Metabolit
intermediat
CO2, H2O
Siklus N
Massa sel baru
mati
Rantai proses degradasi senyawa organik menjadi kompos
11. MIKROORGANISME YG BERPERAN DLM PENGOMPOSAN
1. Psikrofil : 0 – 20° C
2. Mesofilik : 20 – 40° C
3. Termofilik : 40 – 60° C
12. Kondisi
Konsisi yang bisa
diterima
Ideal
Rasio C/N 20:1 s/d 40:1 25-35:1
Kelembapan 40 – 65 % 45 – 62 % berat
Konsentrasi
oksigen tersedia
> 5% > 10%
Ukuran partikel 1 inchi bervariasi
Bulk Density 1000 lbs/cu yd 1000 lbs/cu yd
pH 5.5 – 9.0 6.5 – 8.0
Suhu 43 – 66°C 54 -60°C
KONDISI OPTIMAL
13. • Rasio C/N
Rasio C/N yang efektif untuk proses
pengomposan berkisar antara 20:1 hingga 40:1.
Mikroba memecah senyawa C sebagai energi dan
N untuk sintesis protein. Pada rasio C/N di antara
20/40 mikroba mendapatkan cukup C untuk
energi dan N untuk sintesis protein. Apabila rasio
C/N terlalu tinggi, mikroba akan kekurangan N
untuk sintesis protein sehingga dekomposisi
berjalan lambat.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PROSES PENGOMPOSAN
15. • Ukuran partikel aktivitas mikroba
Ukuran partikel aktivitas mikroba berada di
antara permukaan area dan udara. Permukaan
area yang lebih luas akan meningkatkan kontak
antara mikroba dengan bahan dan proses
dekomposisi akan berjalan lebih cepat. Ukuran
partikel juga menentukan besarnya ruang antar
bahan (porositas). Untuk meningkatkan luas
permukaan dapat dilakukan dengan memperkecil
ukuran partikel bahan tersebut.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PROSES PENGOMPOSAN
16. Aerasi
Aerasi pengomposan yang cepat dapat terjadi dalam
kondisi yang cukup oksigen (aerob). Aerasi secara alami
akan terjadi pada saat terjadi peningkatan suhu yang
menyebabkan udara hangat keluar dan udara yang lebih
dingin masuk ke dalam tumpukan kompos. Aerasi
ditentukan oleh porositas dan kandungan air bahan
(kelembaban). Apabila aerasi terhambat, maka akan
terjadi proses anaerob yang akan mengahsilkan bau
yang tidak sedap. Aerasi dapat ditingkatkan dengan
melakukan pembalikan atau mengalirkan udara di
dalam tumpukan kompos.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PROSES PENGOMPOSAN
17. • Porositas
Porositas adalah ruang di antara partikel di dalam
tumpukan kompos. Porositas dihitung dengan
mengukur volume rongga dibagi dengan volume
total. Rongga-rongga ini akan diisi oleh air dan
udara. Udara akan mensuplai oksigen untuk
proses pengomposan. Apabila rongga dijenuhi
oleh air, maka pasokan oksigen akan berkurang
dan proses pengomposan juga akan terganggu.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PROSES PENGOMPOSAN
18. Kelembaban (Moisture content)
Kelembaban memegang peranan yang sangat penting
dalam proses metabolisme mikroba dan secara tidak
langsung berpengaruh pada supply oksigen.
Mikroorganisme dapat memanfaakan bahan organik apabila
bahan organik larut di dalam air. Kelembaban 40-60%
adalah kisaran optimum untuk metabolisme mikroba.
Apabila kelembaban di bawah 40%, aktivitas mikroba akan
mengalami penurunan dan akan lebih rendah lagi pada
kelembaban 15%. Apabila kelembaban lebih besar dari 60%
hara akan tercuci, volume udara berkurang, akibatnya
aktivitas mikroba akan menurun dan akan terjadi fermentasi
anaerobik yang menimbulkan bau tidak sedap.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PROSES PENGOMPOSAN
19. Temperatur/ suhu panas yang dihasilkan dari aktivitas
mikroba
Ada hubungan langsung antara peningakatan suhu dengan
konsumsi oksigen. Semakin tinggi temperature akan
semakin banyak konsumsi oksigen dan akan semakin cepat
pula dekomposisi. Peningkatan suhu dapat terjadi dengan
cepat pada tumpukan kompos. Temperatur yang berkisar
antara 30-60 °C menunjukkan aktivitas pengomposan yang
cepat. Suhu yang lebih tinggi dari 60 °C akan membunuh
sebagian mikroba dan hanya mikroba thermofilik saja yang
akan tetap bertahan hidup. Suhu yang tinggi juga akan
membunuh mikroba-mikroba patogen tanaman dan benih-
benih gulma.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PROSES PENGOMPOSAN
20. pH
Proses pengomposan dapat terjadi pada kisaran pH
yang lebar. pH yang optimum untuk proses
pengomposan berkisar antara 6,5 sampai 8. pH kotoran
ternak umumnya berkisar antara 6,8-7,4. Proses
pengomposan sendiri akan menyebabkan perubahan
pada bahan organik dan pH bahan itu sendiri. Sebagai
contoh proses pelepasan asam secara temporer atau
local akan menyebabkan penurunan pH
(pengasaman), sedangkan produksi amonia dari
senyawa-senyawa yang mengandung nitrogen akan
meningkatkan pH pada fase-fase awal pengomposan.
pH kompos yang sudah matang biasanya mendekati
netral.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PROSES PENGOMPOSAN
21. Kandungan hara
Kandungan P dan K juga penting dalam proses
pengomposan dan biasanya terdapat di dalam kompos-
kompos dari peternakan. Hal ini dimanfaatkan oleh
mikroba selama proses pengomposan.
Kandungan bahan berbahaya
Beberapa bahan organik mungkin mengandung bahan-
bahan yang berbahaya bagi kehidupan mikroba. Logam-
logam berat seperti Mg, Cu, Zn, Ni dan Cr adalah
beberapa bahan yang termasukl kategori ini. Logam-
logam berat ini akan mengalami imobilisasi selama
proses pengomposan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PROSES PENGOMPOSAN
22. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PROSES PENGOMPOSAN
• Waktu yang dibutuhkan untuk mengubah bahan
baku kompos menjadi kompos matang tergantung
pada:
1. Bahan baku yang digunakan
2. Campuran bahan baku
3. Suhu
4. Kelembaban, dan
5. Frekuensi penghawaan.
• Untuk memperoleh waktu pengomposan
terpendek, perlu diperhatikan kecukupan
air, kecukupan nitrogen dan kecukupan udara.
WAKTU