Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang penggunaan pupuk, definisi pupuk secara umum, jenis-jenis pupuk organik dan anorganik serta tujuan penulisan dokumen tersebut.
Dokumen tersebut membahas pentingnya unsur hara mikro dan asam humat untuk meningkatkan produktivitas tanaman tebu. Unsur-unsur seperti Cu, Zn, Fe, dan Mn seringkali kekurangan pada tanah perkebunan tebu. Asam humat dapat mengikat ion-ion logam untuk diserap tanaman, meningkatkan pertumbuhan akar, dan menstimulasi enzim-enzim tanaman. Pemupukan seimbang yang memperhatikan unsur-unsur hara mik
Pupuk digunakan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan tanaman seperti nitrogen, fosfor, kalium, dan mikronutrien. Terdapat dua jenis pupuk, yaitu pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman dan kotoran hewan, serta pupuk anorganik buatan yang mengandung unsur hara tertentu dalam kadar tinggi. Pupuk anorganik dapat diklasifikasikan menjadi pupuk tunggal dan majemuk, dengan pupuk NPK yang paling banyak
Dokumen tersebut merangkum peran kimia dalam bidang pertanian khususnya fungsi unsur hara tanah dan jenis-jenis pupuk buatan. Dibahas mengenai unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman seperti nitrogen, fosfor, kalium, dan proses pembuatan pupuk seperti urea, ZA, TSP, KCl, serta komposisi unsur hara dalam berbagai jenis pupuk campuran.
Dokumen tersebut membahas penelitian tentang penggunaan bakteri pelarut fosfat dan cendawan mikoriza arbuskular untuk meningkatkan serapan fosfat, populasi bakteri tanah, dan hasil tanaman ubi jalar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi dan pengaruh terbaik dari kedua mikroorganisme tersebut terhadap parameter yang diamati melalui rancangan acak kelompok.
Diskusi panel praktikum kesuburan dan kesehatan tanah WORDFebrina Tentaka
Diskusi panel membahas pupuk unsur hara mikro dan pupuk pelengkap cair. Pupuk unsur hara mikro meliputi unsur boron, tembaga, besi, mangan, molibdenum, dan zink yang diperlukan tanaman meski dalam dosis kecil. Pupuk pelengkap cair seperti TOP G2 mengandung hara makro, mikro, hormon, dan mikroba untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi pupuk secara umum dan khusus serta jenis-jenis pupuk organik dan anorganik. Pupuk dibedakan menjadi pupuk organik yang berasal dari bahan alami seperti kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, dan pupuk seresah, serta pupuk anorganik yang terdiri atas pupuk tunggal dan majemuk yang mengandung unsur kimia tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang penggunaan pupuk, definisi pupuk secara umum, jenis-jenis pupuk organik dan anorganik serta tujuan penulisan dokumen tersebut.
Dokumen tersebut membahas pentingnya unsur hara mikro dan asam humat untuk meningkatkan produktivitas tanaman tebu. Unsur-unsur seperti Cu, Zn, Fe, dan Mn seringkali kekurangan pada tanah perkebunan tebu. Asam humat dapat mengikat ion-ion logam untuk diserap tanaman, meningkatkan pertumbuhan akar, dan menstimulasi enzim-enzim tanaman. Pemupukan seimbang yang memperhatikan unsur-unsur hara mik
Pupuk digunakan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan tanaman seperti nitrogen, fosfor, kalium, dan mikronutrien. Terdapat dua jenis pupuk, yaitu pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman dan kotoran hewan, serta pupuk anorganik buatan yang mengandung unsur hara tertentu dalam kadar tinggi. Pupuk anorganik dapat diklasifikasikan menjadi pupuk tunggal dan majemuk, dengan pupuk NPK yang paling banyak
Dokumen tersebut merangkum peran kimia dalam bidang pertanian khususnya fungsi unsur hara tanah dan jenis-jenis pupuk buatan. Dibahas mengenai unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman seperti nitrogen, fosfor, kalium, dan proses pembuatan pupuk seperti urea, ZA, TSP, KCl, serta komposisi unsur hara dalam berbagai jenis pupuk campuran.
Dokumen tersebut membahas penelitian tentang penggunaan bakteri pelarut fosfat dan cendawan mikoriza arbuskular untuk meningkatkan serapan fosfat, populasi bakteri tanah, dan hasil tanaman ubi jalar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi dan pengaruh terbaik dari kedua mikroorganisme tersebut terhadap parameter yang diamati melalui rancangan acak kelompok.
Diskusi panel praktikum kesuburan dan kesehatan tanah WORDFebrina Tentaka
Diskusi panel membahas pupuk unsur hara mikro dan pupuk pelengkap cair. Pupuk unsur hara mikro meliputi unsur boron, tembaga, besi, mangan, molibdenum, dan zink yang diperlukan tanaman meski dalam dosis kecil. Pupuk pelengkap cair seperti TOP G2 mengandung hara makro, mikro, hormon, dan mikroba untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi pupuk secara umum dan khusus serta jenis-jenis pupuk organik dan anorganik. Pupuk dibedakan menjadi pupuk organik yang berasal dari bahan alami seperti kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, dan pupuk seresah, serta pupuk anorganik yang terdiri atas pupuk tunggal dan majemuk yang mengandung unsur kimia tertentu.
Pemupukan merupakan tindakan penting untuk menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Beberapa faktor yang mempengaruhi pemupukan antara lain jenis tanah, iklim, dan jenis tanaman. Analisis tanah dan daun perlu dilakukan untuk mengetahui kebutuhan hara tanaman. Pemupukan harus dilakukan secara tepat sesuai hasil analisis dan gejala defisiensi.
Dokumen tersebut membahas tentang pupuk dan pemupukan. Pupuk digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah sedangkan pemupukan adalah proses penambahan unsur hara ke dalam tanah. Ada dua jenis pupuk yaitu pupuk organik dan buatan. Pupuk buatan terdiri atas pupuk tunggal dan majemuk dengan berbagai sifat seperti kadar unsur hara, kelarutan, dan waktu bekerja. Dokumen ini juga menjelaskan dasar
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang nutrisi hidroponik dan cara membuat larutan nutrisi hidroponik alami dan buatan. Nutrisi hidroponik dapat dibuat dari campuran pupuk NPK, KCl, Gandasil dan air atau dari fermentasi jerami, kotoran ayam dan air yang mengandung bioktivator. pH larutan perlu dijaga agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.
Teknik pemanfaatan ketersediaan unsur hara yang ada di tanah untuk mendukung peningkatan produksi pajale membahas tentang pentingnya mengetahui komposisi dan fungsi tanah serta unsur hara yang dibutuhkan tanaman, gejala kekurangan hara, dan cara meningkatkan kesuburan tanah melalui penggunaan pupuk organik.
Dokumen tersebut membahas tentang nutrisi pada tumbuhan. Nutrisi yang diperlukan tumbuhan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien meliputi unsur karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan belerang. Sedangkan mikronutrien meliputi besi, mangan, tembaga, seng, boron, dan lainnya. Dokumen juga menjelaskan fungsi dan gej
Dokumen tersebut membahas tentang unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman, termasuk belerang, kalsium, magnesium, besi, mangan, seng, dan tembaga. Unsur-unsur tersebut memiliki peranan penting dalam proses fisiologi dan metabolisme tanaman.
Laporan puts perangkat uji tanah sawahZulfan Fauzi
Dokumen tersebut membahas mengenai alat bantu uji tanah sawah (PUTS) dan bagan warna daun (BWD) beserta fungsinya untuk mengetahui kadar unsur hara tanah dan kebutuhan hara nitrogen tanaman padi. PUTS digunakan untuk mengukur kadar N, P, K dan pH tanah, sedangkan BWD digunakan untuk menentukan kebutuhan hara N tanaman padi dengan membandingkan warna daunnya. Dokumen ini juga menj
Dokumen tersebut membahas tentang unsur-unsur hara esensial yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh dengan baik. Terdapat 16 unsur hara esensial yang terdiri atas 9 unsur makro dan 7 unsur mikro. Unsur-unsur tersebut diperlukan tanaman dalam berbagai proses metabolisme seperti fotosintesis, pembentukan protein, dan lainnya."
Tanah merupakan sumber nutrisi penting bagi tumbuhan. Tanaman menyerap nutrisi berupa ion-ion mineral dari tanah dan udara untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Nutrisi-nutrisi tersebut antara lain nitrogen, fosfor, kalium, besi, magnesium, dan unsur-unsur mikro yang berperan sebagai komponen sel, katalis reaksi enzimatik, dan aktivator metabolisme tanaman. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan
Pemupukan merupakan tindakan penting untuk menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Beberapa faktor yang mempengaruhi pemupukan antara lain jenis tanah, iklim, dan jenis tanaman. Analisis tanah dan daun perlu dilakukan untuk mengetahui kebutuhan hara tanaman. Pemupukan harus dilakukan secara tepat sesuai hasil analisis dan gejala defisiensi.
Dokumen tersebut membahas tentang pupuk dan pemupukan. Pupuk digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah sedangkan pemupukan adalah proses penambahan unsur hara ke dalam tanah. Ada dua jenis pupuk yaitu pupuk organik dan buatan. Pupuk buatan terdiri atas pupuk tunggal dan majemuk dengan berbagai sifat seperti kadar unsur hara, kelarutan, dan waktu bekerja. Dokumen ini juga menjelaskan dasar
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang nutrisi hidroponik dan cara membuat larutan nutrisi hidroponik alami dan buatan. Nutrisi hidroponik dapat dibuat dari campuran pupuk NPK, KCl, Gandasil dan air atau dari fermentasi jerami, kotoran ayam dan air yang mengandung bioktivator. pH larutan perlu dijaga agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.
Teknik pemanfaatan ketersediaan unsur hara yang ada di tanah untuk mendukung peningkatan produksi pajale membahas tentang pentingnya mengetahui komposisi dan fungsi tanah serta unsur hara yang dibutuhkan tanaman, gejala kekurangan hara, dan cara meningkatkan kesuburan tanah melalui penggunaan pupuk organik.
Dokumen tersebut membahas tentang nutrisi pada tumbuhan. Nutrisi yang diperlukan tumbuhan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien meliputi unsur karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan belerang. Sedangkan mikronutrien meliputi besi, mangan, tembaga, seng, boron, dan lainnya. Dokumen juga menjelaskan fungsi dan gej
Dokumen tersebut membahas tentang unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman, termasuk belerang, kalsium, magnesium, besi, mangan, seng, dan tembaga. Unsur-unsur tersebut memiliki peranan penting dalam proses fisiologi dan metabolisme tanaman.
Laporan puts perangkat uji tanah sawahZulfan Fauzi
Dokumen tersebut membahas mengenai alat bantu uji tanah sawah (PUTS) dan bagan warna daun (BWD) beserta fungsinya untuk mengetahui kadar unsur hara tanah dan kebutuhan hara nitrogen tanaman padi. PUTS digunakan untuk mengukur kadar N, P, K dan pH tanah, sedangkan BWD digunakan untuk menentukan kebutuhan hara N tanaman padi dengan membandingkan warna daunnya. Dokumen ini juga menj
Dokumen tersebut membahas tentang unsur-unsur hara esensial yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh dengan baik. Terdapat 16 unsur hara esensial yang terdiri atas 9 unsur makro dan 7 unsur mikro. Unsur-unsur tersebut diperlukan tanaman dalam berbagai proses metabolisme seperti fotosintesis, pembentukan protein, dan lainnya."
Tanah merupakan sumber nutrisi penting bagi tumbuhan. Tanaman menyerap nutrisi berupa ion-ion mineral dari tanah dan udara untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Nutrisi-nutrisi tersebut antara lain nitrogen, fosfor, kalium, besi, magnesium, dan unsur-unsur mikro yang berperan sebagai komponen sel, katalis reaksi enzimatik, dan aktivator metabolisme tanaman. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pemupukan bagi tanaman karet untuk meningkatkan produktivitas. Tanaman karet membutuhkan 16 unsur hara yang terdiri atas 13 unsur hara makro dan mikro untuk pertumbuhan yang optimal, namun banyak petani karet yang belum melakukan pemupukan secara teratur karena keyakinan bahwa tanaman karet dapat tumbuh tanpa pupuk. Dokumen ini juga menjelaskan jenis-jenis pupuk organik
Hara mikro sangat penting untuk pertumbuhan tanaman meskipun dibutuhkan dalam jumlah kecil. Beberapa unsur hara mikro utama adalah besi, tembaga, mangan, seng, boron, dan molibdenum. Defisiensi hara mikro dapat terjadi pada tanah pasiran, organik, dan yang dipupuk secara berlebihan tanpa pengembalian sisa tanaman.
Fosfor adalah hara makro esensial yang penting untuk proses fotosintesis, asimilasi, dan respirasi. Fosfor juga merupakan komponen penting dalam pembentukan DNA, RNA, ATP, dan protein. Kekurangan fosfor dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman melambat dan hasil panen berkurang.
Diskusi panel praktikum kesuburan dan kesehatan tanahFebrina Tentaka
1. Pupuk unsur hara mikro dan pupuk pelengkap cair berperan penting dalam pertumbuhan tanaman pertanian dengan menyediakan unsur hara mikro dan zat pengatur tumbuh yang dibutuhkan tanaman.
2. Pupuk unsur hara mikro terdiri atas berbagai jenis seperti pupuk boron, tembaga, besi, mangan, dan sebagainya, yang hadir dalam bentuk padat atau cair.
3. Pupuk pelengkap cair meng
Unsur hara mikro sangat penting untuk pertumbuhan tanaman meskipun hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil. Terdiri dari 7 unsur yaitu besi, mangan, tembaga, seng, boron, molibden, dan klorida. Masing-masing memiliki fungsi khusus seperti membentuk klorofil, enzim, dan vitamin. Kekurangan satu unsur dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
1. Pupuk dan pemupukan adalah komponen yang sangat penting dalam manajemen budidaya
tanaman. Pemupukan sendiri mencakup beberapa hal penting : pengaturan jenis pupuk itu
sendiri, berapa jumlah atau dosis pupuk yang harus diberikan, kapan pupuk harus diberikan,
bagaimana cara pemberian pupuk tersebut dan ketepatan tempat pemberian pupuk bagi
tanaman.
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk
mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan
baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral). Pupuk
berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan pada proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen seperti hormon tumbuhan,
bersifat membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun demikian, ke dalam pupuk,
khususnya pupuk buatan dapat ditambahkan sejumlah material suplemen.
Pemupukan harus dilihat sebagai fungsi pemberian hara atau nutrisi bagi tanaman. Hara
adalah unsur atau senyawa anorganik maupun organik yang terdapat di dalam tanah, atau
terkandung di dalam tanah dan sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
Pemberian hara dalam bentuk pupuk harus ditambahkan dan diberikan ke tanaman secara
teratur. Penambahan pupuk ini harus dilakukan karena tidak terjadi keseimbangan jumlah
hara dalam tanah di mana jumlah hara akan terus berkurang dari waktu ke waktu.
Berkurangnya jumlah hara dalam tanah atau media tanam dapat terjadi disebabkan karena
beberapa faktor : pertama karena sebagian besar hara akan terikut bersama hasil panen
yang diambil dari tanaman, kedua karena efisiensi penyerapan hara yang cukup rendah
oleh tanaman akibat cara atau aplikasi pemberian pupuk yang salah, ketiga karena faktor
kehilangan hara akibat proses penguapan dan pencucian hara oleh air
pengairan/penyiraman, dan keempat karena sebagian pupuk terjerap dan terikat (fixation) di
dalam partikel tanah sehingga menjadi tidak tersedia bagi tanaman.
Ketersediaan unsur hara bersifat kritis karena unsur hara mutlak harus tersedia bagi
tanaman dengan unsur yang sangat spesifik dan tidak tergantikan oleh unsur lainnya serta
dalam jumlah yang berbeda tergantung pada jenis tanamannya. Kekurangan unsur hara
akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena hara bagi tanaman
ibarat makanan pada manusia. Yang membedakannya adalah jika manusia menggunakan
bahan organik sebagai sumber makanan, maka tanaman akan menggunakan bahan-bahan
anorganik untuk menghasilkan energi bagi pertumbuhannya. Dalam proses fotosintesis di
daun-daun tanaman, klorofil akan mengubah air (H2O) dari dalam tanah dan karbon yang
diserap oleh tanaman dari udara, menjadi bahan organik dengan bantuan sinar matahari
sebagai sumber energi utama. Proses sintesis senyawa organik sebagai sumber energi bagi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut lebih dikenal sebagai proses
metabolisme. Dalam proses metabolisme inilah unsur hara memegang peranan penting
karena ketersediaannya tidak dapat digantikan oleh unsur yang lain. Jika ketersediaan unsur
hara berjumlah sangat terbatas, akan mengganggu keberlangsungan proses metabolisme,
dan pada kondisi seperti ini, proses metabolisme dalam tubuh tanaman akan berhenti sama
sekali sehingga tanaman tidak dapat menyelesaikan satu atau beberapa siklus hidupnya
dengan sempurna. Ketidaksempurnaan metabolisme ini diperlihatkan oleh tanaman pada
2. bagian-bagian tanaman secara spesifik sebagai gejala defisiensi atau kekahatan unsur
hara, misalnya pada daun yang berwarna kekuningan sebagai gejala kekurangan unsur
nitrogen, tepi daun yang mengering dengan garis-garis yang jelas pada daun sebagai gejala
kekurangan kalium, daun tanaman tertentu akan menampakkan warna keunguan sebagi
gejala kekurangan fosfat, dan sebagainya.
Pupuk sebagai sumber hara dapat diklasifikasikan menjadi :
A. Berdasarkan sumber asal-usul pupuk :
a. Pupuk Organik (manure) : semua pupuk yang dibuat dengan menggunakan bahan dari sisa-
sia metabolisme, organ hewan maupun tumbuhan. Contoh pupuk ini adalah : kompos daun,
belotong tebu, kotoran hewan (kotoran padat maupun cair), dsb.
b. Pupuk Kimia (fertilizer) : segala pupuk yang dibuat dari bahan-bahan mineral melalui proses
pengolahan/sintesa yang dilakukan manusia.
Jika kandungan pupuk organik relatif lebih sulit ditentukan dan bergantung dari sumber
bahannya, maka kandungan pupuk kimia relatif lebih mudah diketahui dengan menghitung
jumlah bahan-bahan penyusunnya.
B. Berdasarkan bentuk fisik pupuk :
a. Pupuk berbentuk padat : semua pupuk yang berbentuk butiran, kristal, remah, atau
onggokan seperti batuan yang biasanya diberikan ke tanah atau media tanam, misalnya
urea, NPK, MgO, MKP, DKP, Borate, dsb
b. Pupuk berbentuk cair : semua pupuk yang berbentuk cair atau konsentrat yang biasanya
diberikan dalam bentuk semprotan ke daun (foliar application)
C. Berdasarkan komposisi penyusun pupuk :
a. Pupuk tunggal : semua pupuk yang mengandung satu unsur hara utama saja (dalam bentuk
persenyawaan), misalnya pupuk urea, pupuk TSP (Triple Super Phosphate), pupuk KCl
(Kalium Chloride), pupuk MgO (Magnesium Oxide), pupuk Bo, dsb.
b. Pupuk campur : adalah campuran pupuk tunggal yang dicampur secara manual, misalnya
urea discampur dengan TSP dan KCl. Pupuk campuran mempunyai tingkat keseragaman
yang beragam karena dicampur secara manual, di sisi lain, tidak semua pupuk dapat
dicampur satu sama lain. Beberapa pupuk campuran juga hanya dapat dilakukan untuk
sekali aplikasi dan tidak dapat disimpan.
c. Pupuk majemuk : semua pupuk yang mengandung minimum dua unsur utama yang saling
diperlukan, misalnya pupuk NPK, NPK+CaMg, pupuk MPK, pupuk DKP, pupuk DAP, dsb.
d. Pupuk majemuk khusus : adalah pupuk majemuk yang dibuat secara khusus, misalnya
dalam bentuk tablet atau pellet. Pupuk jenis ini dibuatcustomized sesuai keinginan pemesan
untuk memupuk tanaman tertentu, dengan harga satuan biasanya lebih mahal, dan
efektifitas pemupukan masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
3.
4. D. Berdasarkan kandungan hara/nutrisi :
a. Pupuk makro : semua pupuk yang mengandung unsur hara utama (primer maupun
sekunder), yang sangat dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah banyak, misalnya pupuk
yang mengandung hara N (nitrogen), P (phosphate), K (kalium), Ca (calcium), dan Mg
(Magnesium)
b. Pupuk mikro : semua pupuk yang mengandung hara mikro, yang dibutuhkan tanaman dalam
jumlah sedikit namun sangat memegang peranan dalam tumbuh kembang tanaman,
misalnya pupuk yang mengandung hara Mn (mangan), S (sulfat), Fe (besi), Bo (boron), Si
(silikat), Zn (seng), Ni (nikel), Co (kobalt), Cu (tembaga), Mo (molybdenum), Na (natrium), Al
(alumunium), dan Cl (klor).
Pada postingan ini, saya hanya ingin fokus pada gejala-gejala yang ditimbulkan akibat
kekurangan unsur hara tertentu (unsur hara makro primer maupun makro sekunder) yang
ditunjukkan oleh tanaman, kemudian solusi pemberian pupuk untuk mengatasi hal tersebut,
beserta contoh-contoh pupuk yang banyak digunakan pada tanaman buah, serta cara-cara
aplikasi pemupukan yang sederhana dan mudah dilakukan oleh penanam, khususnya bagi
penanam tanaman buah dalam pot (tabulampot) serta tanaman buah di halaman rumah.
Gejala-gejala kekurangan unsur hara pada tanaman :
A. Nitrogen (N) : karena sifatnya yang mobile di dalam tubuh tanaman, gejala kekurangan
unsur hara nitrogen akan tampak pertama kali pada daun-daun tua, ujung daun mengering,
daun-daun muda terlihat berwarna lebih muda (hijau muda), pertumbuhan tanaman menjadi
lambat, bahkan cenderung kerdil, dan pada tanaman yang sedang berbunga akan
memperlihatkan tingkat kerontokan bunga yang tinggi, sementara pada tanaman yang
sedang berbuah, buah akan masak pohon lebih awal dibanding periode masak pohon pada
tanaman normal dengan ukuran buah lebih kecil dari biasanya. Pemberian pupuk nitrogen
lebih awal pada tanaman dapat mengatasi gejala kekurangan tersebut, baik pupuk nitrogen
tunggal seperti pupuk urea (kandungan 46% nitrogen), pupuk AN (Ammonium Nitrate)
dengan kandungan 35% nitrogen, serta pupuk ZA (kombinasi nitrogen sebanyak 21% dan
hara sulfur atau belerang sebanyak 24%), maupun pupuk majemuk yang mengandung
nitrogen sebagai salah satu komponan dalam kandungan pupuk majemuk tersebut,
misalnya pupuk pupuk kombinasi NPK 20-10-10 (kandungan nitrogen lebih tinggi (20%)
5. dibanding fosfat (10%) dan kalium sebanyak 10%), pupuk KNO3 (kombinasi nitrogen dan
kalium), serta pupuk DAP (Diammonium Phosphate, pupuk kombinasi antara hara nitrogen
dengan hara fosfat).
B. Fosfat (P) : Gejala paling umum yang diperlihatkan oleh tanaman yang kekurangan unsur
hara fosfat adalah munculnya warna keunguan di bagian-bagian tertentu pada daun, warna
daun menjadi lebih gelap (dark green) namun tidak merata dengan kesan daun menjadi
lebih mengkilap. Pada tingkatan kekurangan hara fosfat yang parah, warna ungu
kemerahan akan semakin mencolok pada tepi daun dan batang, daun menguning dengan
cepat dan akhirnya kering. Kekurangan fosfat juga menyebabkan pertumbuhan akar terhenti
yang mengakibatkan tanaman menjadi kerdil, sulit berbunga dan berbuah, dan jika dialami
oleh tanaman yang sedang berbunga maka buah dan biji yang terbentuk pasca
pembungaan tidak akan berkembang dengan sempurna. Pemberian pupuk fosfat adalah
solusi untuk mengatasi gejala kekurangan hara tersebut, dalam bentuk pupuk tunggal
seperti TSP (Triple Super Phosphate), pupuk SP36 atau SP18 (Super Phosphate), pupuk
kombinasi NPK 10-30-20 (kandungan fosfat 30%, lebih tinggi dibanding nitrogen yang
berkadar 10% dan kalium berkadar 20%), pupuk MKP (kombinasi fosfat dengan kandungan
minimum 50% serta kalium dengan kandungan minimum 30%), pupuk DAP
atau Diammonium Phosphate (kombinasi 46% fosfat dan 18% nitrogen), dan lain
sebagainya.
C. Kalium (K) : biasa juga dikenal dengan sebutan potassium, bersifat mobile di dalam tubuh
tanaman, gejala kekurangan unsur hara kalium akan terlihat pertama kali pada pinggir dan
ujung daun mengering yang berwarna kekuningan, diikuti oleh kematian jaringan pada
bagian tersebut, daun berbentuk tidak normal, mengerut dan keriting, dan pada tingkatan
kekurangan hara kalium yang parah, akan muncul bercak cokelat kemerahan, kemudian
mengering dan akhirnya daun pun gugur. Pada tanaman yang sedang berbuah, kekurangan
hara kalium akan mengakibatkan kerontokan buah pada fase pembentukan bakal buah, jika
buah terbentuk maka ukuran buah akan mengecil dengan biji keriput, warna buah tidak
merata dengan kualitas buah yang menurun serta daya simpan buah yang singkat (tidak
tahan lama dalam penyimpanan). Kekurangan hara kalium juga mengakibatkan
pertumbuhan batang dan cabang menjadi lebih lambat dengan kualitas pertumbuhan yang
jelek sehingga tanaman mudah rebah. Penambahan pupuk kalium mutlak dilakukan untuk
memperbaiki kondisi tersebut di atas. Pupuk KCl (Kalium Chloride) atau juga dikenal dengan
nama pupuk MOP (Muriate of Potash) adalah pupuk kalium tunggal yang paling populer
dengan kandungan K2O sekitar 60% dan chlorine sekitar 35%, pupuk SOP (Sulphate of
Potash) atau pupuk ZK dengan kandungan kalium 50% dan sulfur berkadar 17%, pupuk
kombinasi NPK 10-20-40 (kandungan kalium sebanyak 40%, lebih tinggi dibanding
kandungan fosfat yang 20% maupun nitrogen yang berjumlah 10%) misalnya, kemudian
pupuk MKP (Mono Kalium Phosphat) dan DKP (Double Kalium Phosphate) serta pupuk
Kaliphos dengan kandungan kalium tinggi (minimum 30%) yang dikombinasikan dengan
kadar fosfat yang juga tinggi (minimum 50%), pupuk jenis ini biasa digunakan untuk
menginduksi pembungaan pada tanaman dewasa, serta pupuk-pupuk yang mengandung
kalium dalam kadar tinggi lainnya.
D. Calcium (Ca) : Kekurangan unsur kalsium tidak serta merta dapat terlihat oleh mata karena
efek pertama yang terjadi pada tanaman adalah ketidak sempurnaan pembentukan akar-
akar tanaman khususnya pada bagian ujung-ujung akar yang menyerap air dan massa hara
dari dalam tanah, akibat lanjutannya adalah kematian pada tunas-tunas muda sebagai hasil
6. pembentukan sel-sel baru. Kalsium sangat membantu tanaman dalam proses penyerapan
hara kalium, sehingga pada tanaman yang kekurangan kalsium sering ditemukan gejala
buah retak akibat permeabilitas dan elastisitas dinding-dinding sel yang rendah. Kekurangan
kalsium juga sangat mempengaruhi kualitas kekerasan batang tanaman karena rendahnya
elastisitas dinding sel. Dalam kondisi seperti ini, pemberian pupuk yang mengandung
kalsium sangat mutlak dilakukan, misalnya memberikan pupuk kalsium dalam bentuk
tunggal (CaO) maupun pupuk NPK yang ditambahi kandungan Ca-nya sehingga menjadi
pupuk NPK plus Ca. Pupuk lain yang mengandung kalsium adalah RP (Rock Phosphate)
dengan kandungan fosfat sekitar 30% dan CaO sekitar 45%, TSP (Triple Super Phosphate)
dengan kandungan 46% fosfat dan 20% kalsium, serta pupuk SSP (Single Super
Phosphate) yang mengandung 18% fofat dan 25% kalsium.
E. Magnesium (Mg) : fungsi utama unsur magnesium yang sangat penting dalam pembentukan klorofil adalah
salah satu faktor penting bagi tanaman dalam melakukan proses fosotosintesis, tanpa fotosintesis maka
tanaman tidak dapat menghasilkan fotosintat sebagai sumber energi bagi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.Gejala yang paling umum sebagai akibat kekurangan unsur hara magnesium pada tanaman adalah
klorosis di mana daun-daun menjadi menguning karena terganggunya pembentukan klorofil, timbul garis -garis
kuning pada daun, timbul lendir pada daun-daun muda, daun menjadi kecil dan rapuh dengan pinggiran daun
yang menggulung. Pemberian pupuk yang mengandung magnesium harus dilakukan untuk mengantisipasi
gejala kekurangan unsur hara ini, di antaranya adalah pupuk magnesium tunggal (MgO), atau
pupuk Kieserite (MgSO4.H2O) yang mengandung 27% hara magnesium dan 22% hara sulfur maupun
pupuk Dolomite CaMg(CO3)2 yang selain mengandung unsur hara magnesium sebesar 18-22%,sekaligus juga
mengandung unsur hara kalsium sebanyak 30-40%. Beberapa pabrikan pupuk bahkan menambahkan unsur
magnesium sebagai bagian dari pupuk NPK yang mereka buatsehingga pupuk ini menjadi pupuk NPK plus Mg.
Aplikasi pemberian pupuk
Salah satu hal yang penting dalam proses pemupukan adalah cara pemberian pupuk yang
benar. Dengan cara yang benar, pemberian pupuk memberikan hasil nyata karena pupuk
dapat terserap baik oleh tanaman, dengan demikian pemanfaatan unsur hara yang
terkandung dalam pupuk dapat dimaksimalkan oleh tanaman dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan tanaman itu sendiri. Kesalahan dalam cara pemberian pupuk akan
mengurangi efisiensi dan efektifitas pupuk, sehingga akan timbul kerugian dari sisi waktu
dan biaya, serta manfaat pupuk yang kurang maksimal bagi tanaman.
Proses pemupukan akan sangat menentukan keberhasilan produksi tanaman, selain jenis
pupuk yang tepat, cara aplikasi pupuk yang efektif dan efisien akan meningkatkan
keberhasilan pemupukan.
1. Pemupukan melalui akar tanaman yaitu pemberian pupuk yang bertujuan untuk menambah
kandungan hara yang dibutuhkan oleh tanaman melalui akar dan dengan penambahan hara
ini tanaman akan tumbuh subur dan memberikan hasil yang memuaskan
a. Pemupukan dengan cara sebar (broadcasting) : cara ini adalah cara yang paling sederhana
karena pupuk diberikan ke media tanam dengan cara disebar di atas permukaan media saat
pengolahan tanah (biasanya dilakukan pada tanaman semusim seperti padi dan kacang-
kacangan yang ditanam di sawah), sehingga pupuk tercampur merata dengan tanah.
Pemupukan dengan cara sebar ini berpotensi tinggi merangsang pertumbuhan tanaman-
7. tanaman pengganggu (gulma) serta tingkat fiksasi atau pengikatan unsur hara tertentu oleh
tanah. Cara sebar dilakukan jika :
i. Populasi tanaman cukup tinggi akibat aplikasi jarak tanam yang rapat
ii. Sistem perakaran tanaman yang menyebar di dekat permukaan tanah
iii. Volume pupuk yang digunakan berjumlah banyak
iv. Tingkat kelarutan pupuk yang tinggi agar dapat terserap dalam jumlah banyak oleh tanaman
v. Tingkat kesuburan tanah yang relatif baik
b. Pemupukan pada tempat tertentu (placement), berbentuk seperti barisan lurus di antara
larikan atau barisan tanaman, membentuk garis lurus, atau membentuk lingkaran di bawah
tajuk tanaman. Alur pemupukan dibuat dengan membuat semacam kanal dangkal sebagai
tempat pupuk dengan mencangkul tanah selebar kurang lebih 10cm dengan kedalaman
kurang lebih 10 cm dari permukaan tanah. Setelah pupuk diletakkan di dalam alur,
kemudian ditutup kembali dengan tanah. Ada juga beberapa aplikasi lain yang memodifikasi
cara ini ini, misalnya dengan cara membuat sejumlah lubang sedalam dan dengan jumlah
lubang tertentu menggunakan tugal atau linggis melingkar di bawah tajuk kemudian pupuk
diisikan ke dalam lubang lalu lubang ditutup tanah kembali. Pemupukan dengan cara ini
dilakukan dengan alasan :
i. Kesuburan tanah relatif lebih rendah (tanah tegalan atau kebun)
ii. Populasi tanaman lebih rendah karena jarak tanam lebih lebar
iii. Volume pupuk yang digunakan berjumlah lebih sedikit
iv. Volume akar tanaman sedikit dan tidak menyebar
8. 2. Pemupukan melalui daun (spraying, foliar application) : massa pupuk dalam jumlah tertentu
dilarutkan ke dalam air dan campuran pupuk dengan air ini menghasilkan larutan pupuk
dengan konsentrasi sangat rendah (kurang dari 0,05%. Larutan pupuk ini kemudian ini
disemprotkan langsung ke daun-daun tanaman, menggunakan alat semprot volume rendah
(hand sprayer), volume sedang (sprayer gendong), maupun volume besar menggunakan
mesin kompresor, bahkan menggunakan pesawat terbang kecil untuk hamparan
pertanaman yang luas. Berbeda dengan pemupukan melalui akar, pemupukan melalui daun
harus memperhatikan beberapa hal :
a. Konsentrasi pupuk harus dibuat mengikuti petunjuk pemakaian pada label kemasan pupuk,
dengan konsentrasi kepekatan pupuk berada pada kisaran angka 0,01% (1 gram pupuk
padat dilarutkan ke dalam 1000 cc air) hingga konsentrasi maksimum 0,05% (5 gram pupuk
padat dilarutkan ke dalam 1000 cc air). Larutan pupuk yang terlalu pekat akan
menyebabkan plasmolisis, yaitu peristiwa di mana cairan dalam sel-sel daun dengan
konsentrasi lebih rendah akan tersedot keluar sel untuk menyatu dengan larutan pupuk
sehingga sel-sel yang kehilangan cairan menjadi mati dengan gejala seperti terbakar.
Karenanya penggunaan konsentrasi larutan pupuk yang rendah sangat dianjurkan dan hal
ini dapat dikompensasikan dengan cara meningkatkan frekuensi pemupukan agar efisiensi
dan efektifitas pemupukan melalui daun menjadi lebih tinggi (misalnya : konsentrasi pupuk
9. 0,05% dilakukan setiap 14 hari sekali diubah menjadi konsentrasi larutan pupuk 0,03%
dilakukan setiap 7 atau 10 hari sekali selama periode pemupukan dilakukan).
b. Faktor penguapan larutan pupuk akibat tingginya suhu lingkungan harus menjadi
pertimbangan saat aplikasi, oleh karena itu idealnya pemupukan dilakukan saat matahari
tidak sedang bersinar dengan terik. Sebelum jam 8 pagi atau sesudah jam 4 sore adalah
waktu yang ideal untuk menyemprotkan larutan pupuk agar pupuk dapat terserap daun
dengan baik dan mengurangi resiko larutan pupuk yang menguap akibat suhu lingkungan
yang tinggi.
c. Umumnya, mulut daun (stomata) menghadap ke bawah, karenanya pupuk diberikan dengan
cara menyemprotkan larutan pupuk pada daun bagian bawah terlebih dahulu kemudian
diikuti pembasahan larutan pupuk seluruh permukaan daun.
d. Jangan mengaplikasikan pupuk daun jika pada pucuk tanaman tumbuh tunas-tunas baru
yang masih rentan terhadap pengaruh pupuk daun, apalagi jika konsentrasi pupuk daun
cukup pekat, dapat dipastikan tunas-tunas muda akan mengering dan hangus seperti
terbakar. Tunggu hingga daun terbuka dan berkembang sempurna agar pupuk daun daun
dapat diaplikasikan. Saat tunas-tunas muda bermunculan, hanya pada daun-daun yang
telah terbentuk sempurna di bagian bawah saja yang dapat disemprot dengan larutan pupuk
daun.
e. Aplikasi penyemprotan pupuk daun pada musim penghujan dapat dilakukan setidaknya 2
jam sebelum perkiraan hujan akan turun agar larutan pupuk pada daun tidak habis tercuci
dan sebagian besar larutan pupuk telah terserap dengan baik.
f. Hindari aplikasi penyemprotan pupuk daun secara langsung pada bunga yang sedang
mekar pada tanaman karena dapat dipastikan bunga dan bakal buah akan rontok beberapa
waktu kemudian. Aplikasi pupuk daun dapat dilakukan pasca persarian selesai dan telah
terbentuk bakal buah, dengan menggunakan pupuk daun berkadar fosfat dan kalium tinggi.
g. Pada tanaman muda yang baru dipindah tanamkankan (transplanting), baik pindah tanam ke
pot yang lebih besar (repotting) maupun tanaman muda yang ditanam di lahan. Setidaknya
sebulan setelah pindah tanam, pupuk daun baru dapat diaplikasikan ke tanaman muda
tersebut.
3. Pemupukan melalui air siraman : pada pertanaman yang terbatas (jumlah tanaman dan
luasan pertanaman), pemupukan melalui akar dapat dimodifikasi dengan mengubah bentuk
pupuk padatan menjadi cairan dengan cara melarutkan pupuk ke dalam air, dengan batas
kepekatan atau konsentrasi tertentu yang aman dan tidak menyebabkan plasmolisis bagi
akar tanaman. Pupuk yang telah berubah bentuknya tersebut kemudian diberikan ke
tanaman sekaligus sebagai air siraman. Metode ini banyak direkomendasikan oleh pabrikan
pupuk karena pupuk-pupuk generasi baru umumnya bersifat water soluble (sangat mudah
larut dalam air) dengan ampas sisa pupuk yang tidak terlarut berjumlah sangat sedikit.
Pemuoukan dengan cara ini mempunyai beberapa kelebihan :
a. Pemberian nutrisi secara lengkap dapat dilakukan dengan baik dengan melihat kebutuhan
tanaman, berdasarkan jenis-jenis tanaman dan fase pertumbuhannya
b. Dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesuburan tanah yang mengalami kekurangan
hara-hara tertentu
c. Efisiensi pemupukan dapat ditingkatkan karena meningkatnya daya serap akar tanaman
terhadap pupuk dalam bentuk larutan
d. Efektifitas pemupukan dapat terlihat nyata dengan meningkatnya kualitas pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
10. e. Kualitas buah yang dihasilkan dapat ditingkatkan menjadi lebih baik dengan memberikan
pupuk tertentu
f. Media pertumbuhan tanaman tetap bersih dan relatif bebas dari penyakit akibat aplikasi
pemupukan yang terjadwal
Tips Pemupukan Tanaman Buah
1. Pilih jenis pupuk dengan komposisi hara yang tepat dan sesuai dengan fase pertumbuahan
dan perkembangan tanaman :
a. Nitrogen dalam jumlah lebih banyak dengan fosfat dalam jumlah sedang serta sedikit kalium
dibutuhkan oleh tanaman muda, tanaman yang baru transplanting, serta tanaman yang baru
tumbuh dalam fase vegetatif (pembesaran organ-organ).
b. Nitrogen, Fosfat, dan Kalium dalam jumlah seimbang (balance fertilizer) dengan tambahan
hara magnesium yang cukup akan sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh dan
berkembang maksimum sebelum akhirnya tanaman memasuki periode generatif untuk
berbunga dan berbuah.
c. Fosfat dalam jumlah lebih banyak dengan kalium dalam jumlah sedang sangat dibutuhkan
oleh tanaman yang akan/segera memasuki periode generatif untuk berbunga
d. Kalium dalam jumlah lebih banyak dengan nitrogen dalam jumlah sedang serta tambahan
kalsium dan boron akan sangat membantu untuk meningkatkan produksi dan kualitas buah :
ukuran, warna, tekstur daging, persentase daging yang bisa dikonsumsi, rasa, serta daya
simpan buah
e. Di luar pupuk dengan kandungan unsur hara makro yang telah disebutkan di atas, pasokan
hara mikro sebaiknya juga menjadi prioritas dalam pemilihan jenis pupuk meskipun jumlah
hara mikro yang dibutuhkan hanya sedikit. Pupuk yang mengandung hara mikro lengkap
biasanya dijual terpisah dalam kemasan tersendiri, namun beberapa pupuk majemuk
dengan kandungan hara makro telah ditambahi komposisinya dengan beberapa unsur hara
mikro esensial dan digabung menjadi satu dengan kode TE (Trace Element), misalnya :
pupuk NPK + Ca+Mg+TE
2. Dosis pemupukan terbaik berada pada kisaran jumlah optimal, di mana pada kisaran
minimal masih terjadi kekurangan jumlah pupuk yang sebenarnya dibutuhkan oleh tanaman,
11. sementara pada kisaran dosis maksimal terjadi pemborosan pupuk dan kemungkinan
kelebihan dosis pupuk tersebut meracuni tanah dan tanaman. Dahulu, konsep pemupukan
pada tanaman buah-buahan yang berumur tahunan adalah setahun dipupuk 2 kali,
diberikan pada awal dan akhir musim penghujan. Dengan konsep ini tanaman hanya
mendapatkan tambahan nutrisi dalam bentuk pupuk sebanyak 2 kali dalam kurun waktu
setahun. Jika misalnya diasumsikan jika terdapat tanaman buah berumur 5 tahun dan
tanaman tersebut harus mendapatkan pasokan pupuk sebanyak 6 kilogram dalam kurun
waktu setahun, maka lebih ideal jika jumlah pupuk yang dibutuhkan tersebut diberikan
dengan frekuensi lebih sering, bervariasi dari 1 kilogram pupuk setiap 2 bulan sekali atau
maksimum 2 kilogram pupuk setiap 4 bulan sekali. Dengan mempertimbangkan rentang
waktu pemberian, maka dosis pupuk per tanaman bisa dikurangi menjadi lebih rendah
dengan frekuensi pemberian yang lebih sering. Dengan frekuensi pemberian pupuk yang
lebih sering, ketersediaan hara dalam tanah dapat dipastikan terus ada sepanjang fase
pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan hal ini akan membantu tanaman dalam
menyelesaikan semua siklus hidup yang harus dijalani secara sempurna, tanpa harus
kehilangan atau kekurangan unsur hara yang dibutuhkan. Intinya, tanaman membutuhkan
ketersediaan hara sepanjang tahun sehingga penyediaan hara dalam bentuk pupuk harus
diberikan secara kontinyu dalam periode yang lebih singkat dengan dosis yang lebih sedikit.
3. Jangan memberikan hara yang tidak sesuai dan tidak dibutuhkan oleh tanaman pada fase
pertumbuhan dan perkembanganya.
4. Selalu berikan pupuk dengan cara aplikasi yang tepat sebagai mana yang telah dijelaskan
pada bagian terdahulu.
5. Kombinasikan pemupukan lewat akar (dalam bentuk padatan maupun dalam bentuk larutan)
dengan pemupukan lewat daun secara teratur untuk mendapatkan hasil pertanaman yang
optimal