Penilaian hasil belajar oleh pendidik harus merupakan rangkaian kegiatan yang utuh dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Demikian pula dengan penilaian yang dilakukan mencakup: kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik harus merupakan rangkaian kegiatan yang utuh dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Demikian pula dengan penilaian yang dilakukan mencakup: kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan.
Pembelajaran yang tidak berbasis pada desain yang jelas tidak akan memberikan perubahan yang berarti sebagaimana yang ditargetkan, demikian pula halnya dengan desain tanpa upaya untuk mengejawantahkannya secara serius tidak akan terjadi perubahan tersebut. untuk itu "lakukan apa yang anda tulis, dan tuliskan apa yang akan anda lakukan!" maka tunggu dan tersenyumlah dengan apa yang terjadi setelah anda lakukan itu ...
Pembelajaran yang tidak berbasis pada desain yang jelas tidak akan memberikan perubahan yang berarti sebagaimana yang ditargetkan, demikian pula halnya dengan desain tanpa upaya untuk mengejawantahkannya secara serius tidak akan terjadi perubahan tersebut. untuk itu "lakukan apa yang anda tulis, dan tuliskan apa yang akan anda lakukan!" maka tunggu dan tersenyumlah dengan apa yang terjadi setelah anda lakukan itu ...
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Â
Penilaian Kompetensi Afektif
1. 226
S
`
PENDAHULUAN
Istilah ranah afektif dalam bahasan Indonesia berasal dari kata “ranah”
yang berarti bagian (satuan) perilaku manusia dan “afektif” berarti berkenaan
dengan perasaan. Jadi, ranah afektif merupakan bagian dari tingkah laku
manusia yang berhubungan dengan perasaan. Ranah afektif merupakan
tujuan-tujuan yang berkenaan dengan kondisi emosi seseorang. Dalam hal ini
ranah afektif dimaksudkan untuk menggugah emosi siswa agar ikut berperan
aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Afektif mencakup emosi atau perasaan
yang dimiliki oleh setiap peserta didik, yang juga perlu mendapatkan
perhatian dalam pembelajaran. Setiap peserta didik memiliki emosi yang
berbeda, sehingga rangsangan yang diberikan juga harus berbeda. Reaksi
emosional dapat berkembang menjadi kebiasaan, sehingga mempengaruhi
perkembangan nilai, moral dan sikap individu peserta didik.
2. 227
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah Mempelajari Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran Mahasiswa Dapat
Menjelaskan Bentuk Evaluasi Penilaian Hasil Belajar Pada Domain Afektif
Sub Capaian Pembelajaran
1. Menjelaskan Konsep Ranah Afektif pada
penilaian hasil belajar
2. Menjelaskan Domain Afektif pada
penilaian hasil belajar
3. Memilih Kata Kerja Operasional Domain
Afektif
4. Menentukan Teknik Evaluasi/Penilaian
Hasil Belajar Domain Afektif
Pokok Materi
1. Konsep Ranah Afektif
2. Domain Afektif
3. Kata Kerja Operasional
Domain Afektif
4. Teknik Evaluasi/Penilaian
Domain Afektif
PENGERTIAN
Penilaian afektif adalah setiap metode yang digunakan untuk
mengungkapkan bagaimana seorang siswa merasakan tentang
dirinya, persepsi tentang citra dirinya, apa yang berpengaruh
terhadap perilakunya didalam masyakarakat, kelas dan rumahnya
(Wood, 1996).
Sedangkan ranah afektif menurut Anderson adalah ranah yang berkaitan
dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti
perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Sementara Anita E. Woolfolk
mengemukakan, “The affective domain is emotional objectives”. Maksudnya
ranah afektif merupakan tujuan-tujuan yang berkenaan dengan kondisi
emosi seseorang. Kawasan afektif menurut Krathwohl, Bloom, dan Masia
meliputi tujuan pendidikan yang berkenaan dengan minat, sikap, dan nilai
serta pengembangan penghargaan dan penyesuaian diri. Kawasan ini dibagi
menjadi lima jenjang, yaitu penerimaan (receiving), pemberian respon
(responding), pemberian nilai atau penghargaan (valuing), pengorganisasian
(organization), dan karakteristik (characterization).
4. 229
Domain Kognitif
Menurut Taksonomi Bloom, domain ranah afektif dibagi menjadi beberapa
tingkatan atau jenjang sebagai berikut:
1. Penerimaan (receiving)
Penerimaan mencakup kepekaan akan adanya suatu rangsangan
dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan tersebut, yang
dinyatakan dengan memperhatikan sesuatu, walaupun perhatian itu
masih bersifat pasif. Padangan dari segi pembelajaran, jenjang ini
berhubungan dengan upaya menimbulkan, mempertahankan, dan
mengrahkan perhatian siswa. Misalnya mendengarkan dengan sungguh-
sungguh, menunjukkan kesadaran pentingnya belajar, menunjukkan
sensitivitas terhadap kebutuhan manusia dan aktif terhadap kegiatan di
kelas.
2. Partisipasi/Pemberian Respon (responding)
Partispasi adalah aktif berpartispasi dalam suatu kegiatan. Pada
tingkat ini siswa tidak hanya mengghadiri suatu kegiatan tetapi juga
bereaksi terhadap sesuatu dengan beberapa cara. Misalnya
berpartisipasi dalam diskusi kelas, menunjukkan minat dalam belajar.
3. Penilaian (valuing)
Penilaian meliputi kemampuan untuk memberikan penilaian
terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu.
Kemampuan itu dinyatakan dalam suatu tindakan atau perkataan,
seperti menghargai, menunjukkan perhatian terhadap orang lain,
menunjukkan komitmen.
4. Organisasi (organization)
Organisasi adalah kemampuan untuk membawa bersama-sama
perbedaan nilai, menyelesaikan konflik diantara nilai-nilai dan mulai
membentuk suatu sistem nilai yang konsisten.
5. Pembentukan Pola Hidup (characterization)
Pembentukan pola hidup mencakup kemampuan untuk menghayati
nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa, sehingga dapat
menginternalisasikannya dalam diri dan menjadikannya sebagai
pedoman yang nyata dan jelas dalam kehidupan sehari hari, yang
dinyatakan dengan adanya pengaturan hidup dalam berbagai bidang
kehidupan.
5. 230
Ranah Afektif Taksonomi Bloom
Kesadaran akan
adanya suatu
sistem nilai, ingin
menerima nilai,
dan
memperhatikan
nilai tersebut
Penerimaan
(receiving)
Sikap ingin
merespon
terhadap sistem
nilai, puas
dalam merespon
Penerimaan
terhadap suatu
nilai, memilih
sistem nilai yang
disukai dan
memberikan
komitmen
Memilah dan
menghimpun
sistem nilai yang
akan digunakan
Berkarajter,
berperilaku secara
konsisten, terus-
menerus sesuai
dengan sistem
nilai yang telah
diorganisasi
Pemberian Respon
(responding)
Pengorganisasian
(organization)
Pemberian Nilai
(valuing)
Karakterisasi
(characterization)
6. 231
KATA KERJA OPERASIONAL AFEKTIF
MENERIMA
Menunjukkan .......
Misalnya: kesadaran,
kemauan, perhatian.
Mengakui ....... , misalnya:
perbedaan, kepentingan
MERESPON
Mematuhi..........mis.:
peraturan, tuntutan, perintah.
Berperan aktif ........, mis: di
laboratorium, dalam diskusi,
dalam kelompok, dalam
organisasi, dalam kegiatan.
MENGHARGAI
Menerima suatu nilai,
menyukai, menyepakati.
Menghargai ...........misal:
karya seni, sumbangan
ilmu, pendapt, gagasan
dan saran
MENGORGANISASIKAN
Membentuk sistem nilai.
Menangkap relasi antar nilai.
Bertanggung jawab.
Mengintegrasikan nilai.
KARAKTERISASI
MENURUT NILAI
Menunjukkan ........ mis.:
kepercayaan diri, disiplin
pribadi, kesadaran moral.
Mempertimbangkan.
Melibatkan diri.
A1 A2 A3 A4 A5
Menanyakan
Memilih Mengikuti
Menjawab
Melanjutkan
Memberi
Menyatakan
Menempatkan Dll.
Melaksanakan
Membantu Menawarkan
diri Menyambut
Menolong Mendatangi
Melaporkan
Menyumbangkan
Menyesuaikan diri
Berlatih Menampilkan
Membawakan
Mendiskusikan
Menyatakan setuju
Mempraktekkan Dll.
Menunjukkan
Melaksanakan Menyatakan
pendapat Mengambil
prakarsa Mengikuti
Memilih
Ikut serta
Menggabungkan diri
Mengundang
Mengusulkan
Membedakan
Membimbing
Membenarkan Menolak
Mengajak
Dll.
Merumuskan
Berpegang pada
Mengintegrasikan
Menghubungkan
Mengaitkan Menyusun
Mengubah Melengkapi
Menyempurnakan
Menyesuaikan
Menyamakan
Mengatur
Memperbandingkan
Mempertahankan
Memodifikasi
Mengorganisasi
Mengkoordinir
Merangkai
Dll.
Bertindak
Menyatakan
Memperhatikan
Melayani
Membuktikan
Menunjukkan
Bertahan
Mempertimbangkan
Mempersoalkan
Dll.
7. CONTOH PERTANYAAN RANAH AFEKTIF
No. Tingkatan Contoh Pertanyaan
1. Menerima (A1) Tidak semua organel di dalam sel
tumbuhan terdapat sel hewan,
namun semua organel yang ada di
dalam sel hewan terdapat di sel
tumbuhan (setuju atau tidak setuju).
2. Merespon (A2) Masing-masing orang berhak
mngeluarkan pendapatnya.
Bagaimana pendapatmu mengenai
pernyataan tersebut?
3. Menghargai (A3) Kadal berkembang biak secara
ovovivipar. (benar atau salah).
4. Mengorganisasikan (A4) Buatlah susunan atau silsilah
keluarga Nabi Muhammad SAW!
5. Karakterisasi menurut Nilai
(A5)
Apa yang akan kamu lakukan ketika
melihat temanmu diperlakukan
dengan tidak baik oleh teman yang
lain?
8. 233
TEKNIK EVALUASI/PENILAIAN
DOMAIN AFEKTIF
1. Teknik Observasi
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung
maupun secara tidak langsung dengan menggunakan instrumen yang
berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Observasi langsung
dilaksanakan oleh guru secara langsung tanpa perantara orang lain.
Sedangkan observasi tidak langsung dengan bantuan orang lain, seperti
guru lain, orang tua, peserta didik, dan karyawan sekolah.
Bentuk instrumen yang digunakan untuk observasi adalah pedoman
observasi yang berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
berisi rubik. Daftar cek digunakan untuk mengamati ada atau tidaknya
suatu sikap atau perilaku. Sedangkan skala nilai menentukan posisi sikap
atau perilaku peserta didik dalam suatu rentang sikap.
Pedoman observasi dilengkapi juga dengan rubik dan petunjuk
penskoran. Rubik memuat petunjuk/uraian dalam penilaian skala atau
daftar cek. Sedangkan petunjuk penskoran memuat cara memberi skor
dan mengolah skor menjadi nilai akhir. Agar observasi lebih efektif dan
terarah hendaknya:
a. Dilakukan dengan tujuan yang jelas dan direncanakan sebelumnya.
Perencanaan mencakup indikator atau aspek yang akan diamati dari
suatu proses.
b. Menggunakan pedoman observasi berupa daftar cek atau skala
penilain.
c. Pencatatan dilakukan selekas mungkin.
d. Kesimpulan dibuat setelah program observasi selesai dilaksanakan.
9. 234
2. Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta
peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan diri dalam
konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa
lembar penilaian diri menggunakan daftar cek atau skala penilaian (rating
scale) yang disertai rubik. Skala penilaian dapat disusun dalam bentuk
skala likert atau skala semantic differential. Data yang diperoleh melalui
pengukuran dengan skala semantic differential adalah data interval.
Kriteria penyusuan lembar penilaian diri:
a. Pertanyaan tentang pendapat, tanggapan, dan sikap. Misalnya: sikap
responden terhadap sesuatu hal.
b. Gunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti oleh
responden.
c. Usahakan pertanyaan yang jelas dan khusus.
d. Hindarkan pertanyaan yang mempunyai lebih dari satu pengertian.
e. Hindarikan pertanyaan yang mengandung sugesti.
f. Pertanyaan harus berlaku bagi semua responden.
3. Penilaian antar Peserta Didik
Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara
meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan untuk penilaian antar peserta
didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scaler) dengan teknik
sosiometri berbasis kelas. Guru dapat menggunakan salah satu dari
eudanya atau menggunakan dua-duanya.
4. Jurnal
Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan diluar kelas yang
berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan
peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.
10. 235
Kelebihan yang ada pada jurnal adalah peristiwa kejadian dicatat
dengan segera. Dengan demikian, jurnal bersifat asli dan objektif dan
dapt digunakan untuk memahami peserta didik dengan lebih tepat.
Sementara itu, kelemahan yang ada pada jurnal adalah relibilitas yang
dimiliki rendah, menuntut waktu yang banyak, perlu kesabaran dalam
menanti munculnya peristiwa sehingga dapat mengganggu perhatian dan
tugas guru, apabila dilakukan dengan segera maka objektivitasnya
berkurang.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat jurnal adalah:
a. Catatan atas pengamatan guru harus objektif.
b. Pengamatan dilaksanakan secara selektif, artinya yang dicatat
hanyalah kejadian/peristiwa yang berkaitan dengan kompetensi inti.
c. Pencatatan segera dilakukan (jangan ditunda-tunda).
RANGKUMAN
Afektif berkaitan dengan sikap dan nilai. Kawasan afektif menurut
Krathwohl, Bloom, dan Masia meliputi tujuan pendidikan yang berkenaan
dengan minat, sikap, dan nilai serta pengembangan penghargaan dan
penyesuaian diri. Kawasan ini dibagi menjadi lima jenjang, yaitu receiving
(menerima), responding (menanggapi/partisipasi), valuing (menilai),
organization (mengorganisasikan), dan characterization (karakterisasi). Ranah
afektif dapat diukur melalui tes dengan teknik observasi, penilaian diri,
penilaian antar peserta didik, dan jurnal.
11. 236
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi
diatas, kerjakanlah latihan berikut:
1) Lakukan diskusi dengan teman-teman untuk mengidentifikasi kata kerja
operasional yang digunakan pada tahapan domain afektif.
2) Rancanglah satu penilaian pada domain spikomotorik dengan memilih
salah satu bentuk teknik penilaian pada domain afektif.
12. 237
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Arikunto, Suharsimi. 2015.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Mahmud. (2014). Kendala Guru dalam Melakukan Penilaian pada Proses
Pembelajaran Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar Gugus Delima Banda
Aceh. Jurnal Pesona Dasar. 2(3):33-34
Nur. E. Tanpa Tahun. PENILAIAN BERBASIS KELAS. Pdf online
file:///C:/Users/HP14s/Downloads/63-105-1-SM.pdf
Setiadi, H. (2016). Pelaksanaan Penilaian pada Kurikulum 2013. Jurnal
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. 20(2):166-178
Sudaryono. 2012. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Lentera Ilmu
Cendekiwan.