Modul ini membahas konsep penilaian dan evaluasi pembelajaran, meliputi pengertian tes, penilaian, pengukuran, dan evaluasi. Juga dibahas penilaian kelas yang mencakup tujuan, fungsi, dan karakteristiknya. Konsep-konsep tersebut dijelaskan untuk memberikan pemahaman dasar bagi guru tentang evaluasi pembelajaran.
Termasuk hikmah puasa adalah mengingatkan
kepada semua hamba akan besarnya nikmat Allah.
Sebab, seorang hamba akan menyadari betapa besarnya
nikmat kenyang, puas dalam makan dan minum,
ketika dia merasa lapar dan haus; ketika dia
kenyang setelah sebelumnya merasa lapar; atau
hilang dahaganya
ketika sebelumnya kehausan;
maka hal ini akan mendorong untuk bersyukur
kepada Allah. Sadarilah hal ini, wahai saudaraku,
jadikanlah puasamu sebagai media untuk lebih
meningkatkan rasa syukur kepada Allah
Termasuk hikmah puasa adalah mengingatkan
kepada semua hamba akan besarnya nikmat Allah.
Sebab, seorang hamba akan menyadari betapa besarnya
nikmat kenyang, puas dalam makan dan minum,
ketika dia merasa lapar dan haus; ketika dia
kenyang setelah sebelumnya merasa lapar; atau
hilang dahaganya
ketika sebelumnya kehausan;
maka hal ini akan mendorong untuk bersyukur
kepada Allah. Sadarilah hal ini, wahai saudaraku,
jadikanlah puasamu sebagai media untuk lebih
meningkatkan rasa syukur kepada Allah
Termasuk hikmah puasa adalah mengingatkan
kepada semua hamba akan besarnya nikmat Allah.
Sebab, seorang hamba akan menyadari betapa besarnya
nikmat kenyang, puas dalam makan dan minum,
ketika dia merasa lapar dan haus; ketika dia
kenyang setelah sebelumnya merasa lapar; atau
hilang dahaganya
ketika sebelumnya kehausan;
maka hal ini akan mendorong untuk bersyukur
kepada Allah. Sadarilah hal ini, wahai saudaraku,
jadikanlah puasamu sebagai media untuk lebih
meningkatkan rasa syukur kepada Allah
Termasuk hikmah puasa adalah mengingatkan
kepada semua hamba akan besarnya nikmat Allah.
Sebab, seorang hamba akan menyadari betapa besarnya
nikmat kenyang, puas dalam makan dan minum,
ketika dia merasa lapar dan haus; ketika dia
kenyang setelah sebelumnya merasa lapar; atau
hilang dahaganya
ketika sebelumnya kehausan;
maka hal ini akan mendorong untuk bersyukur
kepada Allah. Sadarilah hal ini, wahai saudaraku,
jadikanlah puasamu sebagai media untuk lebih
meningkatkan rasa syukur kepada Allah
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Konsep penilaian dan Evaluasi dalam Pembelajaran
1. 170
`
PENDAHULUAN
Penilaian dan evaluasi dalam pembelajaran mestinya dapat dilaksanakan
dengan baik dan benar oleh guru, sebab dengan begitu informasi atau data
yang menunjukkan kemampuan siswa dapat diukur sesuai dengan apa yang
ada dalam dirinya. Hal ini menjadikan pengetahuan guru mengenai penilaian
dan evaluasi pembelajaran sangat penting, sehingga sudah seharusnya guru
mempelajari pengetahuan tersebut.
Modul ini dapat menjadi langkah awal bagi guru dalam mempelajari
pengetahuan tentang konsep penilaian dan evaluasi pembelajaran.
Pembahasan dalam bab ini dimulai dari pengertian tes, penilaian,
pengukuran, dan evaluasi dalam pembelajaran. Selain itu juga terdapat
materi mengenai penilaian kelas yang meliputi tujuan penilaian kelas, fungsi
penilaian kelas, dan karakteristik penilaian kelas.
2. 171
PENGERTIAN
Istilah penilaian merupakan alih bahasa dari istilah assesment
bukan dari istilah evaluation. Depdikbud (1994) mengemukakan
penilaian adalah suatu kegiatan untuk memberikan berbagai
informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang
proses dan hasil yang telah dicapai siswa. Berikut adalah
beberapa istilah dalam Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran:
1. Tes
Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus
ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang dites.
Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana seorang siswa telah
menguasai pelajaran yang disampaikan terutama meliputi aspek
pengetahuan dan keterampilan. Adapun definisi tes menurut Linn dan
Gronlund (1995), adalah “Test is an instrument of systematic procedure
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah Mempelajari Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran Mahasiswa Dapat
Menjelaskan konsep tes, penilaian dan pengukuran serta penilaian kelas
Sub Capaian Pembelajaran
1. Menjelaskan Konsep Tes Pada Evaluasi
Pembelajaran
2. Menjelaskan Konsep Penilaian Pada
Evaluasi Pembelajaran
3. Menjelaskan Konsep Pengukuran Pada
Evaluasi Pembelajaran
4. Menjelaskan Konsep Penilaian Kelas Pada
Evaluasi Pembelajaran
Pokok Materi
1. Konsep Tes Pada Evaluasi
Pembelajaran
2. Konsep Penilaian Pada
Evaluasi Pembelajaran
3. Konsep Pengukuran Pada
Evaluasi Pembelajaran
4. Konsep Penilaian Kelas Pada
Evaluasi Pembelajaran
3. 172
for measuring a sample of behavior by posing a set of questions in a
uniform manner. Because a test a form of assessment, test also answer
the questions how well does the individual perform either in comparison
with others or in comparison with a domain of performance task”. Istilah
tes diambil dari kata testum. Suatu pengertian dalam bahasa Prancis kuno
yang berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Ada pula yang
mengartikan sebagai sebuah piring yang dibuat dari tanah. Seorang ahli
bernama James Ms. Cttel, pada tahun 1890 telah memperkenalkan
pengertian tes ini kepada masyarakat melalui bukunya yang berjudul
Mental Test and Measurement. Selanjutnya, di Amerika Serikat tes ini
berkembang dengan cepat sehingga dalam tempo yang tidak begitu lama
masyarakat mulai menggunakannya.
Ada beberapa istilah yang memerlukan penjelasan sehubungan dengan
uraian diatas, yaitu istilah test, testing, tester, dan testee, yang masing-
masing mempunyai pengertian yang berbeda.
a. Test adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka
pengukuran dan penilaian.
b. Testing berarti saat dilaksanakannya atau peristiwa berlangsungnya
pengukuran dan penilaian.
c. Tester adalah orang yang melakukan tes, atau pembuat tes, atau
eksperimentor, yaitu orang yang sedang melakukan percobaan
(eksperimen).
d. Testee (mufrad) dan testees (jama’) adalah pihak yang sedang
dikenai tes (=peserta tes=peserta ujian), atau pihak yang sedang
dikenai percobaan (=tercoba).
Adapun dari segi istilah, menurut Anne Anatasi dalam karya tulisan
berjudul Psycological Testing, yang dimaksud dengan tes adalah alat
pengukuran yang mempunyai standar yang objektif sehingga dapat
digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan untuk
mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu.
4. 173
Adapun menurut LeeJ. Cronbach dalam bukunya berjudul Essential of
Psychological Testing, tes merupakan suatu prosedur yang sistematis
untuk membandingkan tingkah laku dua orang atau lebih. Sedangkan
menurut F.L. Goodenough, tes adalah suatu tugas atau serangkaian tugas
yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu, dengan maksud
untuk membandingkan kecakpan mereka, satu dengan yang lain.
Dari definisi-definisi tersebut diatas kiranya dapat dipahami bahwa
dalam dunia evaluasi pendidikan, yang dimaksud dengan tes adalah cara
(yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam
rangka pengukuran dan penilaiaan di bidang pendidikan, yang berbentuk
pemberian tugas atau serangkaian tugas(baik berupa pertanyaan-
pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintah-perintah (yang harus
dikerjakan) oleh testee, sehingga (atas dasar data yang diperoleh dari
hasil pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan
tingkah laku atau prestasi testee; nilai mana dapat dibandingkan degan
nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya, atau dibandingkan dengan nilai
standar tertentu.
2. Penilaian
Istilah penilaian merupakan alih bahasa dari istilah assesment bukan
dari istilah evaluation. Depdikbud (1994) mengemukakan penilaian adalah
suatu kegiatan untuk memberikan berbagai informasi secara
berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah
dicapai siswa. “kata menyeluruh” mengandung arti bahwa penilaian tidak
hanya ditunjukkan pada penguasaan salah satu bidang tertentu saja,
tetapi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai.
Selanjutnya, Gronlund mengartikan penilaian adalah suatu proses yang
sistematis dari pengumpulan, analisis dan interpretasi, informasi/data
untuk menentukan sejauh mana peserta didik telah mencapai tujuan
pembelajaran.
5. 174
Adapun pengertian penilaian menurut para ahli sebagai berikut:
a. Menurut Asmawi Zainul dan Noehi Nasution mengartikan penilaian
adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan
menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil
belajar baik yang menggunakan tes maupun non tes.
b. Menurut Suharsimi Arikunto penilaian adalah mengambil suatu
keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian
bersifat kualitatif.
c. Djemari Mardapi (1998: 8) mengemukakan penilaian adalah kegiatan
menafsirkan atau mendeskripsikan hasil pengukuran.
d. Menurut Cangelosi (1995: 21) penilaian adalah keputusan tentang
nilai.
e. Menurut Akhmad Sudrajat, penilaian yakni ialah penerapan berbagai
cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk mendapatkan
informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau
ketercapaian kompetensi peserta didik.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah suatu
proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk
mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik
dalam rangka membuat keputusankeputasan berdasarkan kriteria dan
pertimbangan tertentu. Keputusan yang dimaksud adalah keputusan
tentang peserta didik, seperti nilai yang akan diberikan atau juga
keputusan tentang kenaikan kelas dan kelulusan.
3. Pengukuran
Pengertian pengukuran menurut beberapa ahli sebagai berikut:
a. Menurut Nunnally & Bernstein (1994), pengukuran dapat
didefinisikan sebagai suatu proses pemberian angka atau label
terhadap atribut dengan aturan-aturan yang terstandar atau yang
telah disepakati untuk merepresentasikan atribut yang diukur.
6. 175
b. Menurut Mardapi (2004: 14) Pengukuran pada dasarnya adalah
kegiatan penentuan angka terhadap suatu obyek secara sistematis.
c. Menurut Lien, pengukuran adalah sejumlah data yang dikumpul
dengan menggunakan alat ukur yang objektif untuk keperluan
analisis.
d. Menurut Budi Hatoro Pengukuran atau measurement merupakan
suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu
yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan
merupakan instrumen untuk melakukan penilaian.
e. Menurut Akhmad Sudrajat, pengukuran (measurement) adalah
proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik
dari suatu tingkatan di mana seorang peserta didik telah mencapai
karakteristik tertentu.
f. Menurut Arikunto Suharsimi Pengukuran adalah membandingkan
sesuatu dengan suatu ukuran.
Dari beberapa pengertian tentang pengukuran yang dikemukakan di
atas, dapat dikemukakan bahwa pengukuran adalah sutau proses atau
kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu. Kata “sesuatu” bisa berarti
peserta didik, guru,
gedung sekolah, dan sebaginya. Dalam pengukuran guru harus
menggunakan alat ukur (tes atau non tes).
4. Evaluasi dalam Pembelajaran
Menurut Carl H. Witherington (1952) “an evaluation is a declaration
that something has or does not have value” senada dikemukakan pula
oleh Wand dan Brown 91957) bahwa evaluasi berarti “refer to act or
process to determining the value of something”. Kedua pendapat tersebut
menegaskan pentingnya nilai (value) dalam evaluasi. Padahal, dalam
evaluasi bukan hanya berkaitan dengan nilai tetapi juga arti atau makna.
Sebagaimana dikemukakan Guba dan Lincoln (1985) bahwa evaluasi “a
7. 176
process or describing an evaluand and judging its merit and worth”. Jadi
evaluasi adalah suatu proses untuk menggambarkan peserta didik dan
menimbangnya dari segi nilai dan arti. Definisi ini menegaskan bahwa
evaluasi berkaitan dengan nilai dan arti. Proses dan hasil evaluasi sangat
dipengaruhi oleh beragam pengamatan, latar belakang dan pengalaman
praktis evaluator itu sendiri.
Bloom (1971) mendefinisikan evaluasi, sebagaimana kita lihat,
adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan
apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan
menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa. Sejalan
dengan itu, Stufflebeam (1971), mengatakan bahwa evaluasi merupakan
proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang
berguna untuk menilai alternatif keputusan.
Adapun pengertian evaluasi menurut beberapa para ahli sebagai
berikut:
a. Sudijono (1996): Pengertian evaluasi adalah interpretasi atau
penafsiran yang bersumber pada data kuantitatif, sedang data
kuantitatif merupakan hasil dari pengukuran.
b. Nurkancana (1983): Evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan
berkenaan dengan proses untuk menentukan nilai dari suatu hal.
c. Raka Joni (1975): Evaluasi adalah proses untuk mempertimbangkan
sesuatu barang, hal atau gejala dengan mempertimbangkan beragam
faktor yang kemudian disebut Value Judgment.
d. John M. Echols dan Hasan Shadily (1983): Secara harfiah evaluasi
berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau
penaksiran.
e. Stufflebeam, dkk (1971): Mendefinisikan evaluasi sebagai “The
process of delineating, obtaining, and providing useful information for
judging decision alternatives”. Artinya, dalam evaluasi ada beberapa
unsur yaitu sebuah proses
8. 177
(process) perolehan (obtaining), penggambaran (delineating),
penyediaan (providing) informasi yang berguna (useful information)
dan alternative keputusan.
f. Kumano (2001): Evaluasi adalah penilaian terhadap data yang
dikumpulkan
melalui kegiatan asesmen.
g. Ralf Tyler: Menyatakan bahwa pengertian evaluasi adalah sebuah
proses pengumpulan pendidikan sudah tercapai.
h. Calongesi (1995): Evaluasi adalah suatu keputusan tentang nilai
berdasarkan hasil pengukuran.
i. Jones: Arti evaluasi adalah suatu aktivitas yang dirancang untuk
menimbang manfaat program dalam spesifikasi kriteria, teknik
pengukuran, metode analisis dan bentuk rekomendasi.
j. Oemar Hamalik: Evaluasi adalah proses berkelanjutan tentang
pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai (assessment)
keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu system
pengajaran. Rumusan itu mempunyai tiga implikasi, yaitu sebagai
berikut:
1) Evaluasi adalah suatu proses yang terus-menerus, bukan hanya
pada akhir pengajaran, tetapi dimulai sebelum dilaksanakannya
pengajaran sampai dengan berkahirnya pengajaran.
2) Proses evaluasi senantiasa diarahkan ke tujuan tertentu, yakni
untuk mendapatkan jawaban-jawaban tentang bagaimana
memperbaiki pengajaran.
3) Evaluasi menuntut penggunaan alat-alat ukur yang akurat dan
bermakna untuk mengumpulkaninformasi yang dibutuhkan guna
membuat keputusan.
Evaluasi adalah suatu proses untuk merencanakan, memperoleh,
dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat
beberapa alternatif dalam mengambil keputusan. Sesuai dengan
9. 178
pengertian tersebut maka setiap kegiatan evaluasi atau penilaian
merupakan suatu proses yang sengaja dilaksanakan untuk
memeperoleh informasi atau data; berdasarkan data tersebut
kemudian dicoba membuat keputusan. Dimana informasi data yang
dikumpulkan itu haruslah data yang sesuai dan mendukung tujuan
evaluasi yang direncanakan.
Pengertian evaluasi pembelajaran secara umum adalah proses
penilaian dilakukan terus-menerus. Tidak diakhirkan pengajaran saja
karena saat memulai kegiatan pembelajaran seorang guru harus
selalu mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran yang akan diberikan
pada siswa. Berikut pengertian evaluasi pembelajaran menurut para
ahli:
a. Menurut Suchman, Evaluasi pembelajaran adalah proses
menentukan hasil kegiatan belajar yang telah dicapai dengan
kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan sebelummua untuk
mendukung tercapainya tujuan proses belajar.
b. Menurut Bloom, Evaluasi pembelajaran adalah proses
pengumpula data real dengan sistematis. Data ini akan
digunakan untuk mengetahui sudah sejauh mana
kemampuan atau perkembangan peserta didik.
c. Menurut Oemar Hamalik, Evaluasi pembelajaran adalah proses
berkelanjutan berhubungan dengan kegiatan dan
pengumpulan penafsiran informasi dipakai untuk menilai
keputusan dan kebijakan yang penting dengan tujuan dibuat
untuk merancang kopetensi atau sistem pengajaran.
Dengan demikian, pengertian evaluasi pembelajaran adalah suatu
proses atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan dan menyeluruh
dalam rangka pengendalian, penjaminan dan penetapan kualitas (nilai
dan arti) pembelajaran terhadap berbagai komponen pembelajaran
berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu sebagai bentuk
10. 179
pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan pembelajaran.
PENILAIAN KELAS
Penilaian berbasis kelas adalah penilaian yang dilakukan oleh guru
dalam rangka proses pembelajaran. Penilaian berbasis kelas
merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi hasil
belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru untuk menetapkan
tingkat pencapaian dan penguasaan peserta didik terhadap tujuan
pendidikan (standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator
pencapaian hasil belajar).
Penilaian berbasis kelas merupakan prinsip, sasaran yang akurat dan
konsisten tentang kompetensi atau hasil belajar siswa serta pernyataan yang
jelas mengenai perkembangan dan kemajuan siswa. Maksudnya adalah hasil
penilaian berbasis kelas dapat menggambarkan kompetensi, keterampilan dan
kemajuan siswa selama di kelas. Penilaian berbasis kelas dilaksanakan melalui
berbagai cara, seperti tes dan observasi.
Depdiknas (2002), menjelaskan bahwa penilaian berbasis kelas
merupakan salah satu komponen dalam kurikulum berbasis kompetensi.
Penilaian berbasis kelas itu pada dasarnya merupakan kegiatan penilaian
yang dilaksanakan secara terpadu dalam kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan dengan mengumpulkan kerja siswa (portofolio), hasil karya
(produk), penugasan (proyek), kinerja (performance), dan tes tertulis (paper
and pen). Fokus penilaian diarahkan pada penguasaan kompetensi dan hasil
belajar siswa sesuai dengan level pencapaian prestasi siswa.
1. Tujuan
Tujuan umum penilaian berbasis kelas adalah untuk memberikan
penghargaan terhadap pencapaian hasil belajar peserta didik dan
memperbaiki program dan kegiatan pembelajaran. Selain itu, penilaian
11. 180
berbasis kelas juga bertujuan untuk mengetahui kemajuan dan hasil
belajar peserta didik, mendignosa kesulitan belajar, memberikan umpan
balik atau perbaikan proses pembelajaran, penentuan kenaikan kelas,
dan memotivasi belajar siswa dengan cara mengenal dan memahami diri
dan merangsang untuk melakukan usaha perbaikan (Surapranata dan
Hatta, 2005: 94).Oleh karena itu, penilaian berbasis kelas menekankan
pencapaian hasil belajar peserta didik sekaligus mencakup seluruh
proses pembelajaran. Dalam dokumen Kurikulum Berbasis Kompetensi
(2002) dikemukakan bahwa tujuan penilaian berbasis kelas secara
terperinci adalah untuk memberikan, yaitu:
a. Informasi tentang kemajuan hasil belajar peserta didik secara
individual dalam mencapai tujuan belajar sesuai dengan kegiatan
belajar yang dilakukannya.
b. Informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan belajar
lebih lanjut, baik secara kelompok maupun perseorangan.
c. Informasi yang dapat digunakan oleh guru dan peserta didik untuk
mengetahui tingkat kemampuan peserta didik, menetapkan tingkat
kesulitan atau kemudahan untuk melaksanakan kegiatan remedial,
pendalaman atau pengayaan.
d. Motivasi belajar peserta didik dengan cara memberikan informasi
tentang kemajuannya dan merangsangnya untuk melakukan usaha
pemantapan atau perbaikan.
e. Informasi semua aspek kemajuan peserta didik dan pada gilirannya
guru dapat membantu pertumbuhannya secara efektif untuk
menjadi anggota masyarakat dan pribadi yang utuh.
f. Bimbingan yang tepat untuk memilih sekolah atau jabatan yang
sesuai dengan keterampilan, minat, dan kemampuannya.
2. Fungsi
Fungsi penilaian berbasis kelas bagi peserta didik dan guru adalah
sebagai berikut:
12. 181
a. Membantu peserta didik dalam mewujudkan dirinya dengan
mengubah atau mengembangkan perilakunya ke arah yang lebih baik
dan maju.
b. Membantu peserta didik mendapat kepuasan atas apa yang telah
dikerjakannya.
c. Membantu guru menetapkan apakah strategi, metode, dan media
mengajar yang digunakannya telah memadai.
d. Membantu guru dalam membuat pertimbangan dan keputusan
administrasi.
Selain itu, penilaian berbasis kelas juga berfungsi sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas, umpan balik dalam
perbaikan program pengajaran, alat pendorong dalam meningkatkan
kemampuan peserta didik, dan sebagai alat untuk peserta didik
melakukan evaluasi terhadap kinerjanya serta bercermin diri
(instrospeksi) (Surapranata dan Hatta, 2004: 6).
3. Karakteristik
Terdapat sejumlah karakteristik penilaian berbasis kelas sebagai
berikut:
a. Menggeser tujuan penilaian dari keperluan untuk klasifikasi peserta
didik (diskriminasi) kepelayanan individual peserta didik dalam
mngembangkan kemampuannya (diferensiasi).
b. Menggunakan penilaian acuan patokan (PAP) dari pada penilaian
acuan norma (PAN).
c. Menjamin pencapaian tujuan pendidikan yang tercantum dalam
kurikulum, karena kompetensi dasar yang dirumuskan dalam
kurikulum menjadi acuan utama.
d. Menggunakan keseimbangan teknik dan alat penilaian, baik tes
tertulis, tes lisan, maupun tes tindakan/perbuatan serta cara lain
untuk menjamin validitas penilaian, sehingga prinsip keadilan lebih
terjamin karena kemampuan peserta didik lebih terperinci terpapar,
13. 182
dan tergambarkan.
e. Memberikan informasi yang lebih lengkap dan mudah dipahami
tentang profil kopetensi peserta didik sebagai hasil belajar yang
bermanfaat bagi peserta didik, orangtua, guru, dan penggunaan
lulusan, sehingga dapat menjamin prinsip akuntabilitas publik.
f. Memanfaatkan berbagai cara dan prosedur penilaian dengan
menerapkan berbagai pendekatan dan cara belajar siswa aktif
(student active learning) yang dapat mengoptimalkan pengembangan
kepribadian, kemampuan bernalar, dan bertindak.
PENILAIAN DAN TES
KONTEKS, ISSUE, DAN TREN
Kurikulum 2013 membagi penilaian ke dalam ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik, yang biasa disebut dengan penilaian
autentik. Sistem penilaian hasil belajar otomatis berubah saat
munculnya kurikulum yang sejak 2013 berganti baru, dan
tentunya hal-hal yang baru membutuhkan penyesuaian bagi para
guru.
Penelitian oleh Setiadi (2016: 176) menyimpulkan bahwa pada tahap
pelaksanaan, ditemukan banyak guru-guru kesulitan dalam melaksanakan
penilaian di kurikulum 2013, terutama kesulitan dalam penilaian sikap, dan
penilaian pembelajaran tematik, juga kesulitan dalam menganalisis instrumen
penilaian dan revisi butir soal. Kemudian Mahmud (2014: 43) dalam
penelitiannya menuliskan kesimpulan bahwa dari sembilan belas orang guru,
terdapat tiga belas orang guru yang bisa dikatakan hampir sesuai
menjalankan penilaian pada kurikulum 2013, hal ini dikarenakan terlalu rumit
dan banyaknya penilaian pada tiap satu pembelajaran, dan ditambah lagi
pemahaman guru dalam melakukan penilaian masih terlalu sedikit, karena
kurangnya pelatihan tentang penilaian pada kurikulum 2013. Dengan begitu
14. 183
dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan penilaian pembelajaran masih memiliki
berbagai macam kendala yang menjadikan penilaian pembelajaran belum
sesuai bahkan terjadi kesenjangan, tidak seperti seharusnya. Diperlukan
adanya pelatihan dan pembinaan untuk memperluas wawasan guru agar
penilaian dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ada.
RANGKUMAN
Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus
ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang dites. Tes
digunakan untuk mengukur sejauh mana seorang siswa telah menguasai
pelajaran yang disampaikan terutama meliputi aspek pengetahuan dan
keterampilan. Depdikbud (1994) mengemukakan penilaian adalah suatu
kegiatan untuk memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan
dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah dicapai siswa.
Pengertian evaluasi pembelajaran secara umum adalah proses penilaian
dilakukan terus-menerus. Tidak diakhirkan pengajaran saja karena saat
memulai kegiatan pembelajaran seorang guru harus selalu mengevaluasi
pelaksanaan pembelajaran yang akan diberikan pada siswa
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi
diatas, kerjakanlah latihan berikut:
1. Diskusikan bersama dengan temanmu mengenai beberapa istilah dalam
penilaian dan evaluasi pembelajaran.
2. Pahamilah istilah-istilah tersebut dan temukan perbedaan antara satu
dengan yang lainnya.
15. 184
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Arikunto, Suharsimi. 2015.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Mahmud. (2014). Kendala Guru dalam Melakukan Penilaian pada Proses
Pembelajaran Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar Gugus Delima Banda
Aceh. Jurnal Pesona Dasar. 2(3):33-34
Nur. E. Tanpa Tahun. PENILAIAN BERBASIS KELAS. Pdf online
file:///C:/Users/HP14s/Downloads/63-105-1-SM.pdf
Setiadi, H. (2016). Pelaksanaan Penilaian pada Kurikulum 2013. Jurnal
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. 20(2):166-178
Sudaryono. 2012. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Lentera Ilmu
Cendekiwan.