SlideShare a Scribd company logo
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Konselor merupakan petugas profesional yang mempunyai pendidikan khusus
di Perguruan Tinggi dan mencurahkan waktunya pada layanan bimbingan dan
konseling (Wibowo, 1986: 4).
Selain itu dikatakan bahwa konselor merupakan petugas profesional, yang artinya
secara formal mereka telah disiapkan oleh lembaga atau institusi pendidikan yang
berwenang. Mereka dididik secara khusus untuk untuk menguasai seperangkat
kompetensi yang diperlukan bagi pekerjaan bimbingan dan konseling. Jadi dengan
demikian dapatlah dikatakan bahwa konselor sekolah memang sengaja dibentuk atau
disiapkan untuk menjadi tenaga-tenaga yang professional dalam pengetahuan,
pengalaman dan kualitas pribadinya (Sukardi, 1984: 19).
BAB II
PEMBAHASAN

A.

Persyaratan konselor

Konselor sebagai jabatan profesional, oleh karena itu orang yang menjabat konselor
harus memiliki atau memenuhi persyaratan khusus untuk menjadi konselor, yaitu:
pengetahuan, keterampilan, dan sikap/kepribadian sebagai berikut:
1. Pendidikan Formal
Yaitu pengetahuan yang diperoleh melalui program pendidikan formal dari jurusan
bimbingan dan konseling ataupun penataran, kursus-kursus, dan latihan berjangka
dibidang tersebut. yang juga meliputi berbagai ilmu pengetahuan, psikologi,
bimbingan dan konseling (Hendrarno, dkk, 1987: 110).
Persyaratan formal yang harus dimiliki oleh setiap konselor sekolah adalah:
a. Secara umum seorang konselor sekolah serendah-rendahnya harus memiliki
ijazah sarjana muda dari suatu pendidikan yang sah dan memenuhi syarat untuk
menjadi guru (memiliki sertifikat mengajar) dalam jenjang pendidikan dimana
ia ditugaskan.
b. Secara profesional seorang konselor sekolah hendaknya telah mencapai tingkat
pendidikan sarjana bimbingan. Dalam masa pendidikannya pada institusi
bersangkutan seorang konselor harus menempuh mata kuliah atau bidang studi
tentang prinsip-prinsip dan praktik bimbingan. Dan bidang yang harus dikuasai
meliputi antara lain: proses konseling, pemahaman individu, informasi dalam
bidang pendidikan, pekerjaan, jabatan, atau karir, administrasi dan kaitannya
dengan program bimbingan, dan prosedur penelitian dan penilaian bimbingan.
Di samping bidang tersebut diatas, perlu juga dikuasai bidang-bidang lainnya
seperti: psikologi, ekonomi dan sosiologi (Wibowo, 1986: 95).
c. Pendidikan Non formal yaitu pengetahuan yang dapat diperoleh dengan cara
pengalaman bekerja, usaha dan belajar melalui bulletin, surat kabar, brosurbrosur yang sesuai dengan bidang bimbingan dan konseling, yang juga meliputi
berbagai ilmu pengetahuan, psikologi, bimbingan dan konseling (Hendrarno,
dkk, 1987: 110).
Seorang konselor sekolah profesional dalam bidangnya, hendaknya telah memiliki
pengalaman mengajar atau melaksanakan praktik konseling selama dua tahun;
ditambah satu tahun pengalaman bekerja diluar bidang persekolahan; tiga bulan
sampai enam bulan praktik konseling yang diawasi team pembimbing atau praktik
internship, dan pengalaman-pengalaman yang ada kaitannya dengan kegiatan social
seperti misalnya: kegiatan sukarela dalam masyarakat, bekerja denganorang lain dan
menunjukkan kemampuan memimpin yang baik (Wibowo, 1986: 95).

2. Persyaratan Kepribadian
Seorang konselor sekolah di dalam mengadakan kontak dengan klien atau
siswa, harus memiliki sifat – sifat kepribadian tertentu. Sifat – sifat kepribadian
tersebut

menurut

Dewa

Ketut

Sukardi

(1986:28),

antara

lain:

(1)

memiliki pemahaman terdapat orang lainsecara objektif dan simpatik; (2) memiliki
kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain secara baik dan lancar; (3)
memahami batas – batas kemampuan yang ada pada dirinya sendiri ; (4) memiliki
minat yang mendalam mengenai murid – murid, dan berkeinginan sungguh – sungguh
untuk memberikan bantuan kepada mereka ; (5) memiliki kedewasaan pribadi,
spiritual, mental, sosial dan fisik.
National Vocational Guidance Association (dalam Dewa Ketut Sukardi, 1985 :
28 ) mengemukakan persyaratan ideal yang dituntut dari konselor berkaitan dengan
karakter konselor ialah : “ interest terhadap orang lain, sabar, peka terhadap berbagai
sikap dan reaksi, memiliki emosi yang stabil dan objektif, serta ia sungguh – sungguh
respek terhadap orang lain, dan dapat dipercaya. “

3. Persyaratan Sifat dan Sikap
Seorang konselor sekolah dituntut persyaratan tertentu yang berkaitan dengan
syarat dan sikap yang harus dimiliki dalam hubungan konseling. Syarat-syarat yang
dituntut tersebut bukan saja sesuatu yang bersifat teknis tetapi lebih banyak
menyangkut aspek-aspek kepribadian.
Beberapa syarat yang berkenaan dengan sifat dan sikap yang harus dimiliki
oleh seorang konselor antara lain ialah sifat dan sikap untuk menerima klien
sebagaimana adanya, penuh pengertian atau pemahaman terhadap klien secara jelas,
benar dan menyeluruh dari apa yang diungkapkan oleh klien, dan kesungguhan serta
mengkomunikasikan pemahamannya tentang bagaimana klien berusaha untuk
mengekspresikan dirinya. Segala hal di atas juga harus dilengkapi dengan sifat dan
sikap yang supel, ramah, dan fleksibel yang harus dimiliki oleh seorang konselor.
1. Keterampilan Konselor
Seorang konselor harus memiliki keterampilan-keterampilan yang mencukupi.
Keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap konselor yakni: a). keterampilan antar
pribadi yaitu semua keterampilan yang dibutuhkan untuk membangun relasi dengan
klien sehingga klien dapat terlibat dalam proses konseling, yang terdiri dari
keterampilan verbal (kualitas vokal, alur verbal/menyesuaikan diri dengan topik
pembicaraan klien, dan tanggapan verbal meliputi: parafrase, pencerminan perasaanperasaan, penafsiran, peringkasan, penajaman, pertanyaan tertutup dan terbuka),
keterampilan non verbal (menghadapi klien secara sejajar, memperlihatkan sikap
tubuh terbuka, posisi tubuh ke depan, memperhatikan kontak mata, dan bersikap
rileks. b). keterampilan mengamati yaitu dimana konselor dituntut untuk
sungguhsungguh sadar akan apa yang sedang dikatakan klien khususnya melalui
gerakan-gerakan tubuh mereka, raut wajah, kualitas vokal, dan ketidak sesuaian antara
bahasa tubuh dengan ungkapan-angkapan verbal klien. c). keterampilan intervensi
yaitu dimana konselor mampu melibatkan klien dalam pemecahan masalah. Dan d).
keterampilan integrasi yaitu dimana konselor mampu menerapkan strategi-strategi
pada situasi-situasi khusus, sambil mengingat konteks budaya dan sosio ekonomis
klien (Yeo, 1994: 62-83).
Dapat dijelaskan pula bahwa keterampilan yang sangat diperlukan untuk melakukan
tugas bimbingan dan konseling adalah: keterampilan untuk ikut merasakan (empati)
keadaan klien, ikut menghayati jalan pikiran klien, ikut memperhatikan (simpati)
terhadap klien, dapat menerima dan mengerti keadaan klien, berkomunikasi secara
verbal, dan menggunakan alat bimbingan baik yang tes maupun yang non tes
(Hendrarno, dkk, 1987: 110)
Hal ini didukung pula bahwa keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor sekolah
mencakup keterampilan memahami sifat-sifat klien, menilai situasi apakah persoalan
klien mampu dibantu atau tidak, menciptakan rapport, melaksanakan proses konseling
secara efektif, atending meliputi: posisi badan yang baik, kontak mata yang baik dan
mendengarkan klien dengan baik, mengundang pembicaraan terbuka meliputi
membantu memulai wawancara, membantu klien menguraikan masalahnya dan
membantu memunculkan contoh contoh perilaku khusus sehingga penjelasan klien
dapat dipahami dengan lebih baik, paraprase yaitu menyatakan kembali suatu kata
atau prase secara sederhana. Tujuannya adalah untuk mengatakan kembali kepada
klien esensi dari klien dari apa yang telah dikatakan klien, identifikasi perasaan yaitu
membantu klien untuk menjelaskan perasaanperasaannya sendiri, refleksi perasaan
yaitu membantu klien dengan cara memahami perasaanya dan sebagai pemeriksa
persepsi yang yang baik, konfrontasi yaitu guna membantu orang klien agar
mengubah pertahanan yang telah dibangunnya guna menghindari pertimbangan
bidang tertentu dan untuk meningkatkan komunikasi terus terang, meringkaskan yaitu
suatu proses untuk memadu berbagai ide dan perasaan dalam satu pernyataan pada
akhir suatu wawancara konseling, menafsirkan, penerimaan, member ketenangan,
memimpin secara umum, mendengarkan, mengarahkan, memberi informasi,
menghayati pikiran, perasaan, dan cita-cita klien, menyimpulkan, memberikan
dorongan, menggunakan alat atau teknik pengumpulan data, memecahkan masalah
dan pengambilan keputusan, menggunakan teknik pengubahan tingkah laku,
menggunakan berbagai pendekatan konseling (Wibowo, 1986: 95-96).

2. Sikap/kepribadian
Seorang konselor di dalam mengadakan kontak dengan klien haruslah memiliki sifatsifat kepribadian tertentu, di antaranya:
1. Kepribadian yang matang dan penyesuaian diri yang baik.
2. Memiliki pemahaman terhadap orang lain secara objektif dan simpatik.
3. Memiliki kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain secara baik dan
lancar.
4. Memahami batas-batas kemampuan yang ada pada dirinya sendiri.
5. Memiliki minat yang mendalam mengenai murid-murid, dan berkeinginan
sungguh-sungguh untuk memberikan bantuan kepada mereka.
6. Memiliki kedewasaan pribadi, spiritual, mental, sosial, dan fisik.
7. Peka terhadap berbagai sikap dan reaksi.
8. Respek terhadap orang lain.
9. Memiliki kemampuan berkomunikasi.
10. Tidak mementingkan diri sendiri (Wibowo, 1986: 97-98).
Menurut Munro dkk, kepribadian yang harus dimiliki oleh konselor sekolah yaitu:
luwes, hangat, dapat menerima orang lain, terbuka, dapat merasakan penderitaan
orang lain, tidak berpura-pura, menghargai orang lain, tidak mau menang sendiri, dan
objektif, (dalam Prayitno, 1985: 29).
Ada beberapa kepribadian yang harus dimiliki oleh konselor sekolah, yaitu bijaksana,
jujur, dan tulus, ramah, akrab, tidak berpura-pura, menghargai siswa, tutur bahasanya
enak didengar, perhatian, luwes/fleksibel, dapat menjadi contoh, rela berkorban, dapat
menjaga rahasia/dapat dipercaya, selalu kelihatan gembira, bertanggung jawab, dan
sabar (Slameto, 1990: 80)
Selain itu kepribadian konselor yang diharapkan yaitu: memiliki pribadi yang matang
(emosi yang stabil, tidak mudah terbawa/tenggelam dalam perasaan dan masalah
klien, tenang dalam menghadapi masalah, dan cinta pada tugasnya), pribadi yang
hangat, identitas pribadi, toleransi (menanggapi secara positif dan tidak mudah
tersinggung), pribadi yang bebas dari kecemasan, pribadi penuh penerimaan, tidak
mementingkan diri sendiri/penuh pengertian pada klien (tidak banyak bicara/bicara
berlebihan), pribadi sebagai ibu, humoris, sederhana, rendah hati, hormat dan dapat
dipercaya (Hendrarno dkk, 1987: 110-111).
Sedangkan dalam National Vocational Guidance Association (NVGA), Washington
D.C,

dalam

journalnya

yang

berjudul

“Counselor

Preparation”,

(1949),

mengemukakan persyaratan ideal yang dituntut dari konselor berkaitan dengan
karakter konselor ialah: interest terhadap orang lain, sabar, peka terhadap berbagai
sikap dan reaksi, memiliki emosi yang stabil dan objektif, serta ia sungguh-sungguh
respek terhadap orang lain, dapat dipercaya, dan sebagainya (Sukardi, 1984: 22-28).
Tugas dan tanggung jawab konselor
Dalam Pedoman BP, Buku IIIC (1975) konselor sekolah dalam hubungannya dengan
program bimbingan dan konseling di sekolah mempunyai tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut:
1.

Menyusun program bimbingan dan konseling bersama kepala sekolah.

2.

Memberi garis-garis kebijaksanaan umum mengenai kegiatan bimbingan dan
konseling.

3.

Bertanggung jawab terhadap jalannya program bimbingan dan konseling.

4.

Mengkoordinasikan laporan kegiatan pelaksanaan program sehari-hari.

5.

Memberikan laporan kegiatan bimbingan dan konseling kepada kepala
sekolah.

6.

Membantu siswa untuk memahami dan mengadakan penyesuaian pada diri
sendiri, lingkungan sekolah, dan lingkungan sosial yang makin lama makin
berkembang.

7.

Menerima dan mengklasifikasikan informasi pendidikan dan informasi
lainnya yang diperoleh dan mengirimkannya sehingga menjadi catatan
kumulatif siswa.

8.

Menganalisis dan menafsirkan data siswa guna mendapatkan suatu rencana
tindakan positif terhadap siswa.

9.

Menyelenggarakan pertemuan staf.

10. Melaksanakan bimbingan dan konseling baik secara kelompok maupun secara
perorangan/individual.
11. Memberikan informasi pendidikan dan jabatan kepada siswa-siswa dan
menafsirkannya untuk keperluan perencanaan pendidikan dan jabatan.
12. Mengadakan konsultasi dengan instansi-instansi yang berhubungan dengan
program bimbingan dan konseling dan memimpin usaha penyelidikan
masyarakat di sekitar sekolah, untuk mengetahui lapangan kerja yang tersedia.
13. Bersama guru membantu siswa memilih pengalaman/kegiatan-kegiatan
kurikuler yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
14. Membantu guru menyusun pengalaman belajar dan membuat penyesuaian
metode mengajar yang sesuai dengan materi pelajaran dan keadaan masingmasing siswa.
15. Mengadakan penelaah lanjutan terhadap siswa-siswa tamatan sekolahnya dan
terhadap siswa yang keluar sebelum tamat serta melakukan usaha penilaian
yang lain secara tepat.
16. Mengadakan konsultasi dengan orang tua siswa dan mengadakan kunjungan
rumah.
17. Menyelenggarakan pembicaraan kasus (case conference)
18. Mengadakan wawancara konseling dengan siswa.
19. Mengadakan program latihan bagi para petugas bimbingan dan konseling.
20. Melakukan referal kepada lembaga atau ahli yang lebih berwenang (dalam
Wibowo, 1986: 89-90).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Persyaratan formal yang harus dimiliki oleh setiap konselor sekolah adalah:
a. Secara umum seorang konselor sekolah serendah-rendahnya harus memiliki
ijazah sarjana muda dari suatu pendidikan yang sah dan memenuhi syarat untuk
menjadi guru (memiliki sertifikat mengajar) dalam jenjang pendidikan dimana
ia ditugaskan.
b. Secara profesional seorang konselor sekolah hendaknya telah mencapai tingkat
pendidikan sarjana bimbingan. Dalam masa pendidikannya pada institusi
bersangkutan seorang konselor harus menempuh mata kuliah atau bidang studi
tentang prinsip-prinsip dan praktik bimbingan. Dan bidang yang harus dikuasai
meliputi antara lain: proses konseling, pemahaman individu, informasi dalam
bidang pendidikan, pekerjaan, jabatan, atau karir, administrasi dan kaitannya
dengan program bimbingan, dan prosedur penelitian dan penilaian bimbingan.
Di samping bidang tersebut diatas, perlu juga dikuasai bidang-bidang lainnya
seperti: psikologi, ekonomi dan sosiologi (Wibowo, 1986: 95).
c. Pendidikan Non formal yaitu pengetahuan yang dapat diperoleh dengan cara
pengalaman bekerja, usaha dan belajar melalui bulletin, surat kabar, brosurbrosur yang sesuai dengan bidang bimbingan dan konseling, yang juga meliputi
berbagai ilmu pengetahuan, psikologi, bimbingan dan konseling (Hendrarno,
dkk, 1987: 110).

B. Saran
Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik yang
sifatnya membangun sangat kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA

 http://mahasiswiuad.blogspot.com/2012/06/pendidikan-konselorprofesional.html
 http://subliyanto.blogspot.com/2011/02/peran-konselor-di-sekolah.html
 http://miklotof.wordpress.com/2010/08/06/konselor/
 http://khalidrahmadi.blogspot.com/2011/06/standardisasi-penyiapan-konselordan.html
 http://fmahadhita.blogspot.com/2012/06/pengertian-profesi-dan-profesi.html
PERSYARATAN FORMAL
DAN KEPRIBADIAN KONSELOR

DISUSUN OLEH :
NAMA

: ETY GANDE

SEMESTER

:V

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
SYARIF MUHAMMAD RAHA
2013

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan
tepat waktu.

Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul
“PERSYARATAN FORMALDAN KEPRIBADIAN KONSELOR”

Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman
bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau
menyinggu perasaan pembaca.

Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

More Related Content

What's hot

Teknik konseling
Teknik konseling Teknik konseling
Teknik konseling
saninuraeni
 
Permendikbud tahun2014 nomor 111_lampiran bimbingan konseling
Permendikbud tahun2014 nomor 111_lampiran bimbingan konselingPermendikbud tahun2014 nomor 111_lampiran bimbingan konseling
Permendikbud tahun2014 nomor 111_lampiran bimbingan konselingWinarto Winartoap
 
Power point Bimbingan Konseling sebagai profesi
Power point Bimbingan Konseling sebagai profesiPower point Bimbingan Konseling sebagai profesi
Power point Bimbingan Konseling sebagai profesianapurnama
 
Teknik teknik konseling
Teknik teknik konselingTeknik teknik konseling
Teknik teknik konseling
ugiadb
 
AUM PTSDL
AUM PTSDLAUM PTSDL
AUM PTSDL
Adri Hermawan
 
1.konsep bk pribadi sosial
1.konsep bk pribadi sosial1.konsep bk pribadi sosial
1.konsep bk pribadi sosial
rizkyaden
 
Konsep dasar-media-bk
Konsep dasar-media-bkKonsep dasar-media-bk
Konsep dasar-media-bk
dydik
 
Psikologiumumhumanisti k
Psikologiumumhumanisti kPsikologiumumhumanisti k
Psikologiumumhumanisti k
Universitas Islam Balitar
 
Pendekatan konseling realitas 2
Pendekatan konseling realitas 2Pendekatan konseling realitas 2
Pendekatan konseling realitas 2
RiZqii AmaLyaa
 
Pendekatan konseling realitas
Pendekatan konseling realitasPendekatan konseling realitas
Pendekatan konseling realitas
IFTITAH INDRIANI
 
Kepribadian dalam psikologi islami
Kepribadian dalam psikologi islamiKepribadian dalam psikologi islami
Kepribadian dalam psikologi islami
Erta Erta
 
Malcom Baldrige Awards
Malcom Baldrige AwardsMalcom Baldrige Awards
Malcom Baldrige Awards
Lady Lady
 
Pendekatan konseling trait & factor
Pendekatan konseling trait & factorPendekatan konseling trait & factor
Pendekatan konseling trait & factor
Indra Yudha Wijaya
 
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaSejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaNur Arifaizal Basri
 
Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah sd
Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah sdPelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah sd
Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah sdupi kampus cibiru
 
Materi Pelatihan Meningkatkan Rasa Percaya Diri DLH_RRC.pdf
Materi Pelatihan Meningkatkan Rasa Percaya Diri DLH_RRC.pdfMateri Pelatihan Meningkatkan Rasa Percaya Diri DLH_RRC.pdf
Materi Pelatihan Meningkatkan Rasa Percaya Diri DLH_RRC.pdf
RR. Roosita Cindrakasih
 

What's hot (20)

Teknik konseling
Teknik konseling Teknik konseling
Teknik konseling
 
Permendikbud tahun2014 nomor 111_lampiran bimbingan konseling
Permendikbud tahun2014 nomor 111_lampiran bimbingan konselingPermendikbud tahun2014 nomor 111_lampiran bimbingan konseling
Permendikbud tahun2014 nomor 111_lampiran bimbingan konseling
 
Hakikat bki
Hakikat bkiHakikat bki
Hakikat bki
 
Peningkatan mutu pendidikan
Peningkatan mutu pendidikanPeningkatan mutu pendidikan
Peningkatan mutu pendidikan
 
Power point Bimbingan Konseling sebagai profesi
Power point Bimbingan Konseling sebagai profesiPower point Bimbingan Konseling sebagai profesi
Power point Bimbingan Konseling sebagai profesi
 
Teknik teknik konseling
Teknik teknik konselingTeknik teknik konseling
Teknik teknik konseling
 
Pertanyaan terbuka
Pertanyaan terbukaPertanyaan terbuka
Pertanyaan terbuka
 
AUM PTSDL
AUM PTSDLAUM PTSDL
AUM PTSDL
 
1.konsep bk pribadi sosial
1.konsep bk pribadi sosial1.konsep bk pribadi sosial
1.konsep bk pribadi sosial
 
Konsep dasar-media-bk
Konsep dasar-media-bkKonsep dasar-media-bk
Konsep dasar-media-bk
 
Konselor
KonselorKonselor
Konselor
 
Psikologiumumhumanisti k
Psikologiumumhumanisti kPsikologiumumhumanisti k
Psikologiumumhumanisti k
 
Pendekatan konseling realitas 2
Pendekatan konseling realitas 2Pendekatan konseling realitas 2
Pendekatan konseling realitas 2
 
Pendekatan konseling realitas
Pendekatan konseling realitasPendekatan konseling realitas
Pendekatan konseling realitas
 
Kepribadian dalam psikologi islami
Kepribadian dalam psikologi islamiKepribadian dalam psikologi islami
Kepribadian dalam psikologi islami
 
Malcom Baldrige Awards
Malcom Baldrige AwardsMalcom Baldrige Awards
Malcom Baldrige Awards
 
Pendekatan konseling trait & factor
Pendekatan konseling trait & factorPendekatan konseling trait & factor
Pendekatan konseling trait & factor
 
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaSejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
 
Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah sd
Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah sdPelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah sd
Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah sd
 
Materi Pelatihan Meningkatkan Rasa Percaya Diri DLH_RRC.pdf
Materi Pelatihan Meningkatkan Rasa Percaya Diri DLH_RRC.pdfMateri Pelatihan Meningkatkan Rasa Percaya Diri DLH_RRC.pdf
Materi Pelatihan Meningkatkan Rasa Percaya Diri DLH_RRC.pdf
 

Viewers also liked

Beda psikiater, psikolog dan konselor
Beda psikiater, psikolog dan konselorBeda psikiater, psikolog dan konselor
Beda psikiater, psikolog dan konselor
Bagus Utomo
 
2.identitas dan karakteristik konselor
2.identitas dan karakteristik konselor2.identitas dan karakteristik konselor
2.identitas dan karakteristik konselor
Siti Mentia Karimah
 
Karakteristik konselor
Karakteristik konselorKarakteristik konselor
Karakteristik konselorFauzi Din
 
Tugas Psikolog
Tugas PsikologTugas Psikolog
Tugas Psikologadenridwan
 
Pendidikan dan konseling bagi pasien rawat inap jurnal
Pendidikan dan konseling bagi pasien rawat inap   jurnalPendidikan dan konseling bagi pasien rawat inap   jurnal
Pendidikan dan konseling bagi pasien rawat inap jurnal
Amril Sunan Amril
 
Konsep dasar konseling
Konsep dasar konselingKonsep dasar konseling
Konsep dasar konseling
novi damayanti
 
Pengembangan dan pemanfaatan media Bimbingan & Konseling
Pengembangan dan pemanfaatan media Bimbingan & KonselingPengembangan dan pemanfaatan media Bimbingan & Konseling
Pengembangan dan pemanfaatan media Bimbingan & Konseling
Ratna Widiastuti
 
teori-teori konseling
teori-teori konselingteori-teori konseling
teori-teori konseling
Boyolali
 
Depresi: apa yang anda ketahui
Depresi: apa yang anda ketahuiDepresi: apa yang anda ketahui
Depresi: apa yang anda ketahui
Bagus Utomo
 

Viewers also liked (10)

Beda psikiater, psikolog dan konselor
Beda psikiater, psikolog dan konselorBeda psikiater, psikolog dan konselor
Beda psikiater, psikolog dan konselor
 
2.identitas dan karakteristik konselor
2.identitas dan karakteristik konselor2.identitas dan karakteristik konselor
2.identitas dan karakteristik konselor
 
Karakteristik konselor
Karakteristik konselorKarakteristik konselor
Karakteristik konselor
 
Tugas Psikolog
Tugas PsikologTugas Psikolog
Tugas Psikolog
 
Pendidikan dan konseling bagi pasien rawat inap jurnal
Pendidikan dan konseling bagi pasien rawat inap   jurnalPendidikan dan konseling bagi pasien rawat inap   jurnal
Pendidikan dan konseling bagi pasien rawat inap jurnal
 
Konsep dasar konseling
Konsep dasar konselingKonsep dasar konseling
Konsep dasar konseling
 
Pengembangan dan pemanfaatan media Bimbingan & Konseling
Pengembangan dan pemanfaatan media Bimbingan & KonselingPengembangan dan pemanfaatan media Bimbingan & Konseling
Pengembangan dan pemanfaatan media Bimbingan & Konseling
 
Kode etik -bimbingan-dan-konseling-di-sekolah
Kode etik -bimbingan-dan-konseling-di-sekolahKode etik -bimbingan-dan-konseling-di-sekolah
Kode etik -bimbingan-dan-konseling-di-sekolah
 
teori-teori konseling
teori-teori konselingteori-teori konseling
teori-teori konseling
 
Depresi: apa yang anda ketahui
Depresi: apa yang anda ketahuiDepresi: apa yang anda ketahui
Depresi: apa yang anda ketahui
 

Similar to Pengertian konselor

4 ciriciri kaunselor yang efektif(1)
4 ciriciri kaunselor yang efektif(1)4 ciriciri kaunselor yang efektif(1)
4 ciriciri kaunselor yang efektif(1)Herney Aqilah Kay
 
Kemahiran asas kaunseling
Kemahiran asas kaunselingKemahiran asas kaunseling
Kemahiran asas kaunseling
rosdimahiza
 
Epistemologi
EpistemologiEpistemologi
Epistemologi
Sugesti Yoan
 
Profesionalisasi dan Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling
Profesionalisasi dan Kode Etik Profesi Bimbingan dan KonselingProfesionalisasi dan Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling
Profesionalisasi dan Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling
Riska Nur'Akhidah Sari
 
5201211028_Alfi Roudhotus_Keteramplian Kns UTS.pptx
5201211028_Alfi Roudhotus_Keteramplian Kns UTS.pptx5201211028_Alfi Roudhotus_Keteramplian Kns UTS.pptx
5201211028_Alfi Roudhotus_Keteramplian Kns UTS.pptx
AlfiRoudhotus
 
KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGAN
KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGANKONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGAN
KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGAN
RatnaWulandari54
 
tujuan fungsi bki.pptx
tujuan fungsi bki.pptxtujuan fungsi bki.pptx
tujuan fungsi bki.pptx
ImaniarWulanjuni
 
Ikd 2 konseling dalam keperawatan
Ikd 2   konseling dalam keperawatanIkd 2   konseling dalam keperawatan
Ikd 2 konseling dalam keperawatanCahya
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Guru sebagai-pembimbing
Guru sebagai-pembimbingGuru sebagai-pembimbing
Guru sebagai-pembimbing
sreedewi
 
DASAR-DASAR BIMBINGAN KONSELING SEDERHANApptx
DASAR-DASAR BIMBINGAN KONSELING SEDERHANApptxDASAR-DASAR BIMBINGAN KONSELING SEDERHANApptx
DASAR-DASAR BIMBINGAN KONSELING SEDERHANApptx
anwarhidayat57
 
Bimbingan & konseling
Bimbingan & konselingBimbingan & konseling
Bimbingan & konseling
Gita Paramitha
 
Bimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkup
Bimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkupBimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkup
Bimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkup
aidadwiinizuka.blogspot.com
 
Konselor Sebaya (PIK-Remaja)
Konselor Sebaya (PIK-Remaja)Konselor Sebaya (PIK-Remaja)
Konselor Sebaya (PIK-Remaja)Rajabul Gufron
 
powerpointstrategi pembelajaran sukron basuki mahmud
powerpointstrategi pembelajaran sukron basuki mahmudpowerpointstrategi pembelajaran sukron basuki mahmud
powerpointstrategi pembelajaran sukron basuki mahmud
sukronsbm1
 
presentasi METODE BIMBINGAN KONSELING.pptx
presentasi METODE BIMBINGAN KONSELING.pptxpresentasi METODE BIMBINGAN KONSELING.pptx
presentasi METODE BIMBINGAN KONSELING.pptx
ertiharyantie1
 

Similar to Pengertian konselor (20)

Persyaratan kepribadian dalam bk
Persyaratan kepribadian dalam bkPersyaratan kepribadian dalam bk
Persyaratan kepribadian dalam bk
 
Persyaratan bk
Persyaratan bkPersyaratan bk
Persyaratan bk
 
4 ciriciri kaunselor yang efektif(1)
4 ciriciri kaunselor yang efektif(1)4 ciriciri kaunselor yang efektif(1)
4 ciriciri kaunselor yang efektif(1)
 
Kemahiran asas kaunseling
Kemahiran asas kaunselingKemahiran asas kaunseling
Kemahiran asas kaunseling
 
Epistemologi
EpistemologiEpistemologi
Epistemologi
 
Profesionalisasi dan Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling
Profesionalisasi dan Kode Etik Profesi Bimbingan dan KonselingProfesionalisasi dan Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling
Profesionalisasi dan Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling
 
5201211028_Alfi Roudhotus_Keteramplian Kns UTS.pptx
5201211028_Alfi Roudhotus_Keteramplian Kns UTS.pptx5201211028_Alfi Roudhotus_Keteramplian Kns UTS.pptx
5201211028_Alfi Roudhotus_Keteramplian Kns UTS.pptx
 
KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGAN
KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGANKONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGAN
KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGAN
 
tujuan fungsi bki.pptx
tujuan fungsi bki.pptxtujuan fungsi bki.pptx
tujuan fungsi bki.pptx
 
Persyaratan bk 2
Persyaratan bk 2Persyaratan bk 2
Persyaratan bk 2
 
Ikd 2 konseling dalam keperawatan
Ikd 2   konseling dalam keperawatanIkd 2   konseling dalam keperawatan
Ikd 2 konseling dalam keperawatan
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
Guru sebagai-pembimbing
Guru sebagai-pembimbingGuru sebagai-pembimbing
Guru sebagai-pembimbing
 
DASAR-DASAR BIMBINGAN KONSELING SEDERHANApptx
DASAR-DASAR BIMBINGAN KONSELING SEDERHANApptxDASAR-DASAR BIMBINGAN KONSELING SEDERHANApptx
DASAR-DASAR BIMBINGAN KONSELING SEDERHANApptx
 
A
AA
A
 
Bimbingan & konseling
Bimbingan & konselingBimbingan & konseling
Bimbingan & konseling
 
Bimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkup
Bimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkupBimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkup
Bimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkup
 
Konselor Sebaya (PIK-Remaja)
Konselor Sebaya (PIK-Remaja)Konselor Sebaya (PIK-Remaja)
Konselor Sebaya (PIK-Remaja)
 
powerpointstrategi pembelajaran sukron basuki mahmud
powerpointstrategi pembelajaran sukron basuki mahmudpowerpointstrategi pembelajaran sukron basuki mahmud
powerpointstrategi pembelajaran sukron basuki mahmud
 
presentasi METODE BIMBINGAN KONSELING.pptx
presentasi METODE BIMBINGAN KONSELING.pptxpresentasi METODE BIMBINGAN KONSELING.pptx
presentasi METODE BIMBINGAN KONSELING.pptx
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Operator Warnet Vast Raha
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
Operator Warnet Vast Raha
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
Operator Warnet Vast Raha
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
Operator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Pengertian konselor

  • 1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Konselor merupakan petugas profesional yang mempunyai pendidikan khusus di Perguruan Tinggi dan mencurahkan waktunya pada layanan bimbingan dan konseling (Wibowo, 1986: 4). Selain itu dikatakan bahwa konselor merupakan petugas profesional, yang artinya secara formal mereka telah disiapkan oleh lembaga atau institusi pendidikan yang berwenang. Mereka dididik secara khusus untuk untuk menguasai seperangkat kompetensi yang diperlukan bagi pekerjaan bimbingan dan konseling. Jadi dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa konselor sekolah memang sengaja dibentuk atau disiapkan untuk menjadi tenaga-tenaga yang professional dalam pengetahuan, pengalaman dan kualitas pribadinya (Sukardi, 1984: 19).
  • 2. BAB II PEMBAHASAN A. Persyaratan konselor Konselor sebagai jabatan profesional, oleh karena itu orang yang menjabat konselor harus memiliki atau memenuhi persyaratan khusus untuk menjadi konselor, yaitu: pengetahuan, keterampilan, dan sikap/kepribadian sebagai berikut: 1. Pendidikan Formal Yaitu pengetahuan yang diperoleh melalui program pendidikan formal dari jurusan bimbingan dan konseling ataupun penataran, kursus-kursus, dan latihan berjangka dibidang tersebut. yang juga meliputi berbagai ilmu pengetahuan, psikologi, bimbingan dan konseling (Hendrarno, dkk, 1987: 110). Persyaratan formal yang harus dimiliki oleh setiap konselor sekolah adalah: a. Secara umum seorang konselor sekolah serendah-rendahnya harus memiliki ijazah sarjana muda dari suatu pendidikan yang sah dan memenuhi syarat untuk menjadi guru (memiliki sertifikat mengajar) dalam jenjang pendidikan dimana ia ditugaskan. b. Secara profesional seorang konselor sekolah hendaknya telah mencapai tingkat pendidikan sarjana bimbingan. Dalam masa pendidikannya pada institusi bersangkutan seorang konselor harus menempuh mata kuliah atau bidang studi tentang prinsip-prinsip dan praktik bimbingan. Dan bidang yang harus dikuasai meliputi antara lain: proses konseling, pemahaman individu, informasi dalam bidang pendidikan, pekerjaan, jabatan, atau karir, administrasi dan kaitannya dengan program bimbingan, dan prosedur penelitian dan penilaian bimbingan. Di samping bidang tersebut diatas, perlu juga dikuasai bidang-bidang lainnya seperti: psikologi, ekonomi dan sosiologi (Wibowo, 1986: 95). c. Pendidikan Non formal yaitu pengetahuan yang dapat diperoleh dengan cara pengalaman bekerja, usaha dan belajar melalui bulletin, surat kabar, brosurbrosur yang sesuai dengan bidang bimbingan dan konseling, yang juga meliputi
  • 3. berbagai ilmu pengetahuan, psikologi, bimbingan dan konseling (Hendrarno, dkk, 1987: 110). Seorang konselor sekolah profesional dalam bidangnya, hendaknya telah memiliki pengalaman mengajar atau melaksanakan praktik konseling selama dua tahun; ditambah satu tahun pengalaman bekerja diluar bidang persekolahan; tiga bulan sampai enam bulan praktik konseling yang diawasi team pembimbing atau praktik internship, dan pengalaman-pengalaman yang ada kaitannya dengan kegiatan social seperti misalnya: kegiatan sukarela dalam masyarakat, bekerja denganorang lain dan menunjukkan kemampuan memimpin yang baik (Wibowo, 1986: 95). 2. Persyaratan Kepribadian Seorang konselor sekolah di dalam mengadakan kontak dengan klien atau siswa, harus memiliki sifat – sifat kepribadian tertentu. Sifat – sifat kepribadian tersebut menurut Dewa Ketut Sukardi (1986:28), antara lain: (1) memiliki pemahaman terdapat orang lainsecara objektif dan simpatik; (2) memiliki kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain secara baik dan lancar; (3) memahami batas – batas kemampuan yang ada pada dirinya sendiri ; (4) memiliki minat yang mendalam mengenai murid – murid, dan berkeinginan sungguh – sungguh untuk memberikan bantuan kepada mereka ; (5) memiliki kedewasaan pribadi, spiritual, mental, sosial dan fisik. National Vocational Guidance Association (dalam Dewa Ketut Sukardi, 1985 : 28 ) mengemukakan persyaratan ideal yang dituntut dari konselor berkaitan dengan karakter konselor ialah : “ interest terhadap orang lain, sabar, peka terhadap berbagai sikap dan reaksi, memiliki emosi yang stabil dan objektif, serta ia sungguh – sungguh respek terhadap orang lain, dan dapat dipercaya. “ 3. Persyaratan Sifat dan Sikap Seorang konselor sekolah dituntut persyaratan tertentu yang berkaitan dengan syarat dan sikap yang harus dimiliki dalam hubungan konseling. Syarat-syarat yang dituntut tersebut bukan saja sesuatu yang bersifat teknis tetapi lebih banyak menyangkut aspek-aspek kepribadian.
  • 4. Beberapa syarat yang berkenaan dengan sifat dan sikap yang harus dimiliki oleh seorang konselor antara lain ialah sifat dan sikap untuk menerima klien sebagaimana adanya, penuh pengertian atau pemahaman terhadap klien secara jelas, benar dan menyeluruh dari apa yang diungkapkan oleh klien, dan kesungguhan serta mengkomunikasikan pemahamannya tentang bagaimana klien berusaha untuk mengekspresikan dirinya. Segala hal di atas juga harus dilengkapi dengan sifat dan sikap yang supel, ramah, dan fleksibel yang harus dimiliki oleh seorang konselor. 1. Keterampilan Konselor Seorang konselor harus memiliki keterampilan-keterampilan yang mencukupi. Keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap konselor yakni: a). keterampilan antar pribadi yaitu semua keterampilan yang dibutuhkan untuk membangun relasi dengan klien sehingga klien dapat terlibat dalam proses konseling, yang terdiri dari keterampilan verbal (kualitas vokal, alur verbal/menyesuaikan diri dengan topik pembicaraan klien, dan tanggapan verbal meliputi: parafrase, pencerminan perasaanperasaan, penafsiran, peringkasan, penajaman, pertanyaan tertutup dan terbuka), keterampilan non verbal (menghadapi klien secara sejajar, memperlihatkan sikap tubuh terbuka, posisi tubuh ke depan, memperhatikan kontak mata, dan bersikap rileks. b). keterampilan mengamati yaitu dimana konselor dituntut untuk sungguhsungguh sadar akan apa yang sedang dikatakan klien khususnya melalui gerakan-gerakan tubuh mereka, raut wajah, kualitas vokal, dan ketidak sesuaian antara bahasa tubuh dengan ungkapan-angkapan verbal klien. c). keterampilan intervensi yaitu dimana konselor mampu melibatkan klien dalam pemecahan masalah. Dan d). keterampilan integrasi yaitu dimana konselor mampu menerapkan strategi-strategi pada situasi-situasi khusus, sambil mengingat konteks budaya dan sosio ekonomis klien (Yeo, 1994: 62-83). Dapat dijelaskan pula bahwa keterampilan yang sangat diperlukan untuk melakukan tugas bimbingan dan konseling adalah: keterampilan untuk ikut merasakan (empati) keadaan klien, ikut menghayati jalan pikiran klien, ikut memperhatikan (simpati) terhadap klien, dapat menerima dan mengerti keadaan klien, berkomunikasi secara verbal, dan menggunakan alat bimbingan baik yang tes maupun yang non tes (Hendrarno, dkk, 1987: 110)
  • 5. Hal ini didukung pula bahwa keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor sekolah mencakup keterampilan memahami sifat-sifat klien, menilai situasi apakah persoalan klien mampu dibantu atau tidak, menciptakan rapport, melaksanakan proses konseling secara efektif, atending meliputi: posisi badan yang baik, kontak mata yang baik dan mendengarkan klien dengan baik, mengundang pembicaraan terbuka meliputi membantu memulai wawancara, membantu klien menguraikan masalahnya dan membantu memunculkan contoh contoh perilaku khusus sehingga penjelasan klien dapat dipahami dengan lebih baik, paraprase yaitu menyatakan kembali suatu kata atau prase secara sederhana. Tujuannya adalah untuk mengatakan kembali kepada klien esensi dari klien dari apa yang telah dikatakan klien, identifikasi perasaan yaitu membantu klien untuk menjelaskan perasaanperasaannya sendiri, refleksi perasaan yaitu membantu klien dengan cara memahami perasaanya dan sebagai pemeriksa persepsi yang yang baik, konfrontasi yaitu guna membantu orang klien agar mengubah pertahanan yang telah dibangunnya guna menghindari pertimbangan bidang tertentu dan untuk meningkatkan komunikasi terus terang, meringkaskan yaitu suatu proses untuk memadu berbagai ide dan perasaan dalam satu pernyataan pada akhir suatu wawancara konseling, menafsirkan, penerimaan, member ketenangan, memimpin secara umum, mendengarkan, mengarahkan, memberi informasi, menghayati pikiran, perasaan, dan cita-cita klien, menyimpulkan, memberikan dorongan, menggunakan alat atau teknik pengumpulan data, memecahkan masalah dan pengambilan keputusan, menggunakan teknik pengubahan tingkah laku, menggunakan berbagai pendekatan konseling (Wibowo, 1986: 95-96). 2. Sikap/kepribadian Seorang konselor di dalam mengadakan kontak dengan klien haruslah memiliki sifatsifat kepribadian tertentu, di antaranya: 1. Kepribadian yang matang dan penyesuaian diri yang baik. 2. Memiliki pemahaman terhadap orang lain secara objektif dan simpatik. 3. Memiliki kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain secara baik dan lancar. 4. Memahami batas-batas kemampuan yang ada pada dirinya sendiri.
  • 6. 5. Memiliki minat yang mendalam mengenai murid-murid, dan berkeinginan sungguh-sungguh untuk memberikan bantuan kepada mereka. 6. Memiliki kedewasaan pribadi, spiritual, mental, sosial, dan fisik. 7. Peka terhadap berbagai sikap dan reaksi. 8. Respek terhadap orang lain. 9. Memiliki kemampuan berkomunikasi. 10. Tidak mementingkan diri sendiri (Wibowo, 1986: 97-98). Menurut Munro dkk, kepribadian yang harus dimiliki oleh konselor sekolah yaitu: luwes, hangat, dapat menerima orang lain, terbuka, dapat merasakan penderitaan orang lain, tidak berpura-pura, menghargai orang lain, tidak mau menang sendiri, dan objektif, (dalam Prayitno, 1985: 29). Ada beberapa kepribadian yang harus dimiliki oleh konselor sekolah, yaitu bijaksana, jujur, dan tulus, ramah, akrab, tidak berpura-pura, menghargai siswa, tutur bahasanya enak didengar, perhatian, luwes/fleksibel, dapat menjadi contoh, rela berkorban, dapat menjaga rahasia/dapat dipercaya, selalu kelihatan gembira, bertanggung jawab, dan sabar (Slameto, 1990: 80) Selain itu kepribadian konselor yang diharapkan yaitu: memiliki pribadi yang matang (emosi yang stabil, tidak mudah terbawa/tenggelam dalam perasaan dan masalah klien, tenang dalam menghadapi masalah, dan cinta pada tugasnya), pribadi yang hangat, identitas pribadi, toleransi (menanggapi secara positif dan tidak mudah tersinggung), pribadi yang bebas dari kecemasan, pribadi penuh penerimaan, tidak mementingkan diri sendiri/penuh pengertian pada klien (tidak banyak bicara/bicara berlebihan), pribadi sebagai ibu, humoris, sederhana, rendah hati, hormat dan dapat dipercaya (Hendrarno dkk, 1987: 110-111). Sedangkan dalam National Vocational Guidance Association (NVGA), Washington D.C, dalam journalnya yang berjudul “Counselor Preparation”, (1949), mengemukakan persyaratan ideal yang dituntut dari konselor berkaitan dengan karakter konselor ialah: interest terhadap orang lain, sabar, peka terhadap berbagai sikap dan reaksi, memiliki emosi yang stabil dan objektif, serta ia sungguh-sungguh respek terhadap orang lain, dapat dipercaya, dan sebagainya (Sukardi, 1984: 22-28). Tugas dan tanggung jawab konselor
  • 7. Dalam Pedoman BP, Buku IIIC (1975) konselor sekolah dalam hubungannya dengan program bimbingan dan konseling di sekolah mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: 1. Menyusun program bimbingan dan konseling bersama kepala sekolah. 2. Memberi garis-garis kebijaksanaan umum mengenai kegiatan bimbingan dan konseling. 3. Bertanggung jawab terhadap jalannya program bimbingan dan konseling. 4. Mengkoordinasikan laporan kegiatan pelaksanaan program sehari-hari. 5. Memberikan laporan kegiatan bimbingan dan konseling kepada kepala sekolah. 6. Membantu siswa untuk memahami dan mengadakan penyesuaian pada diri sendiri, lingkungan sekolah, dan lingkungan sosial yang makin lama makin berkembang. 7. Menerima dan mengklasifikasikan informasi pendidikan dan informasi lainnya yang diperoleh dan mengirimkannya sehingga menjadi catatan kumulatif siswa. 8. Menganalisis dan menafsirkan data siswa guna mendapatkan suatu rencana tindakan positif terhadap siswa. 9. Menyelenggarakan pertemuan staf. 10. Melaksanakan bimbingan dan konseling baik secara kelompok maupun secara perorangan/individual. 11. Memberikan informasi pendidikan dan jabatan kepada siswa-siswa dan menafsirkannya untuk keperluan perencanaan pendidikan dan jabatan. 12. Mengadakan konsultasi dengan instansi-instansi yang berhubungan dengan program bimbingan dan konseling dan memimpin usaha penyelidikan masyarakat di sekitar sekolah, untuk mengetahui lapangan kerja yang tersedia. 13. Bersama guru membantu siswa memilih pengalaman/kegiatan-kegiatan kurikuler yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. 14. Membantu guru menyusun pengalaman belajar dan membuat penyesuaian metode mengajar yang sesuai dengan materi pelajaran dan keadaan masingmasing siswa.
  • 8. 15. Mengadakan penelaah lanjutan terhadap siswa-siswa tamatan sekolahnya dan terhadap siswa yang keluar sebelum tamat serta melakukan usaha penilaian yang lain secara tepat. 16. Mengadakan konsultasi dengan orang tua siswa dan mengadakan kunjungan rumah. 17. Menyelenggarakan pembicaraan kasus (case conference) 18. Mengadakan wawancara konseling dengan siswa. 19. Mengadakan program latihan bagi para petugas bimbingan dan konseling. 20. Melakukan referal kepada lembaga atau ahli yang lebih berwenang (dalam Wibowo, 1986: 89-90).
  • 9. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Persyaratan formal yang harus dimiliki oleh setiap konselor sekolah adalah: a. Secara umum seorang konselor sekolah serendah-rendahnya harus memiliki ijazah sarjana muda dari suatu pendidikan yang sah dan memenuhi syarat untuk menjadi guru (memiliki sertifikat mengajar) dalam jenjang pendidikan dimana ia ditugaskan. b. Secara profesional seorang konselor sekolah hendaknya telah mencapai tingkat pendidikan sarjana bimbingan. Dalam masa pendidikannya pada institusi bersangkutan seorang konselor harus menempuh mata kuliah atau bidang studi tentang prinsip-prinsip dan praktik bimbingan. Dan bidang yang harus dikuasai meliputi antara lain: proses konseling, pemahaman individu, informasi dalam bidang pendidikan, pekerjaan, jabatan, atau karir, administrasi dan kaitannya dengan program bimbingan, dan prosedur penelitian dan penilaian bimbingan. Di samping bidang tersebut diatas, perlu juga dikuasai bidang-bidang lainnya seperti: psikologi, ekonomi dan sosiologi (Wibowo, 1986: 95). c. Pendidikan Non formal yaitu pengetahuan yang dapat diperoleh dengan cara pengalaman bekerja, usaha dan belajar melalui bulletin, surat kabar, brosurbrosur yang sesuai dengan bidang bimbingan dan konseling, yang juga meliputi berbagai ilmu pengetahuan, psikologi, bimbingan dan konseling (Hendrarno, dkk, 1987: 110). B. Saran Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.
  • 10. DAFTAR PUSTAKA  http://mahasiswiuad.blogspot.com/2012/06/pendidikan-konselorprofesional.html  http://subliyanto.blogspot.com/2011/02/peran-konselor-di-sekolah.html  http://miklotof.wordpress.com/2010/08/06/konselor/  http://khalidrahmadi.blogspot.com/2011/06/standardisasi-penyiapan-konselordan.html  http://fmahadhita.blogspot.com/2012/06/pengertian-profesi-dan-profesi.html
  • 11. PERSYARATAN FORMAL DAN KEPRIBADIAN KONSELOR DISUSUN OLEH : NAMA : ETY GANDE SEMESTER :V SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SYARIF MUHAMMAD RAHA
  • 12. 2013 KATA PENGANTAR Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “PERSYARATAN FORMALDAN KEPRIBADIAN KONSELOR” Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggu perasaan pembaca. Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.