Shalat berjamah sangat penting bagi kaum muslimin. Dengan cara hikmah dan bijaksana, sebagai mubaligh, kita ajak mereka kembali masjid. Bahasa yang santun, tanpa menggurui, adalalah sasaran dari khutbah ini. Rujukan : - Tafsir at-Tabaari, Imam at-Tabaari - Shahih Muslim, Imam Muslim - Tarikhul khuafa - Muktarul hadisun nabawiyah, Sayyid Ahmad Al-Hasimy - Kitab fada'il 'amal, Maulana Zakaria al-Khandahlawi (terj.) - dan Muntakhab ahadis, Maulana Yusuf al-Khandahlawi

1. RightCopy © Badru Zaman 2015 I Pentingnya shalat berjamaah
1
ِ‫ﺑ‬ْ‫ﺴ‬ِ‫ﻢ‬ ‫ا‬ِ‫ﷲ‬َّ‫ﺮ‬‫ﻟ‬‫ا‬َ ْ‫ﲪ‬ِ‫ﻦ‬ َّ‫ﺮ‬‫ﻟ‬‫ا‬ِ‫ﺣ‬ِ‫ﻴﻢ‬
‫ﺎﺗﻪ‬ ‫ﺮ‬‫ﺑ‬ ‫و‬ ‫ﷲ‬‫ ا‬‫ﺔ‬‫ ورﲪ‬‫ﻢ‬‫ﻠﻴﻜ‬ ‫م‬‫اﻟﺴـﻼ‬
ِ َّ
ِ ُ‫ﺪ‬ْ‫اﳊﻤ‬. ِ َّ
ِ ُ‫ﺪ‬ْ‫ﻤ‬َ ْ‫ﳊ‬‫ا‬َّ‫اﻟ‬ِ‫ﺬ‬َ‫ﺎن‬َ‫ﺴ‬ْ‫ﻧ‬‫ اﻹ‬َ‫ﻖ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﺧ‬ ‫ي‬.َّ‫ﻠ‬ََ‫ﺎن‬َ‫ﻴ‬َ ْ‫ اﻟ‬ُ‫ﻪ‬َ‫ﻤ‬.َّ‫ﻻ‬ِ‫إ‬ َ‫ِﻟﻪ‬‫إ‬ َ‫ﻻ‬ ْ‫ن‬َ‫ أ‬ُ‫ﺪ‬َ‫ﻬ‬ْ‫ﺷ‬َ‫أ‬َّ‫ن‬َ‫ أ‬ُ‫ﺪ‬َ‫ﻬ‬ْ‫ﺷ‬َ‫أ‬َ‫ و‬ُ‫اﷲ‬ َ ُ‫ﳏ‬َّ‫ﻤ‬ ‫ا‬ً‫ﺪ‬
ُ‫ه‬ُ‫ﺒﺪ‬َ‫ﻋ‬ َ‫و‬َ‫ر‬ُ‫ﻪ‬ُ‫ﻮﻟ‬ُ‫ﺳ‬.َ‫ وﺳ‬ ِّ َ‫ﺻ‬ َّ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬َّ‫ﻠ‬‫ﻟ‬َ‫ا‬َّ‫ﻤ‬َ ُ‫ ﳏ‬ َ َ ‫ﻢ‬ِّ‫ﻠ‬ٍ‫ﺪ‬ِّ‫ﺪ‬‫ اﻟ‬ِ‫م‬ْ‫ﻮ‬َ‫ﻳ‬ َ‫ِﱃ‬‫إ‬ ٍ‫ﺎن‬َ‫ﺴ‬ْ‫ِﺣ‬‫ﺈ‬ِ‫ﺑ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬َ‫ﻌ‬ِ‫ﺒ‬َ‫ﺗ‬ ْ‫ﻦ‬َ‫ﻣ‬َ‫ و‬ِ‫ﻪ‬ِ‫ﺑ‬‫ﺎ‬َ‫ﺤ‬ْ‫ﺻ‬َ‫أ‬ِ‫و‬ ِ‫ﻪ‬ِ‫ آﻟ‬ َ َ‫و‬‫ﻦ‬ْ‫ﻳ‬.
ِ‫ﺬ‬َّ‫ اﻟ‬‫ﺎ‬َ‫ﻬ‬ُّ‫ﻳ‬َ‫ﺂأ‬َ‫ﻳ‬‫ﻮ‬ُ‫ﻨ‬َ‫ﻣ‬‫ آ‬َ‫ﻦ‬ْ‫ﻳ‬َ‫ﺣ‬ َ‫ اﷲ‬‫ا‬‫ﻮ‬ُ‫ﻘ‬َّ‫ﺗ‬‫ ا‬‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ﻮ‬ُ‫ﻤ‬ِ‫ﻠ‬ْ‫ﺴ‬ُ‫ﻣ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﺘ‬ْ‫ﻧ‬َ‫أ‬َ‫ و‬َّ‫ﻻ‬ِ‫إ‬ َّ‫ﻦ‬ُ‫ﺗ‬ْ‫ﻮ‬ُ َ‫ﲤ‬ َ‫ﻻ‬َ‫ و‬ِ‫ﻪ‬ِ‫ﺗ‬‫ﺎ‬َ‫ﻘ‬ُ‫ﺗ‬ ّ‫ﻖ‬.
‫ا‬ً‫ﻳﺪ‬ِ‫ﺪ‬َ‫ ﺳ‬ ً‫ﻻ‬ْ‫ﻮ‬َ‫ﻗ‬ ‫ا‬‫ﻮ‬ُ‫ﻟ‬‫ﻮ‬ُ‫ﻗ‬َ‫ و‬َ‫ اﷲ‬‫ا‬‫ﻮ‬ُ‫ﻘ‬َّ‫ﺗ‬‫ ا‬‫ا‬‫ﻮ‬ُ‫ﻨ‬َ‫ﻣ‬‫ آ‬َ‫ﻦ‬‫ﻳ‬ِ‫ﺬ‬َّ‫ اﻟ‬‫ﺎ‬َ‫ﻬ‬ُّ‫ﻳ‬َ‫ أ‬‫ﺂ‬َ‫ﻳ‬.ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬َ‫ﻮﺑ‬ُ‫ﻧ‬ُ‫ ذ‬ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬َ‫ ﻟ‬ْ‫ﺮ‬ِ‫ﻔ‬ْ‫ﻐ‬َ‫ﻳ‬َ‫ و‬ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬َ‫ﺎﻟ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﻋ‬َ‫ أ‬ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬َ‫ ﻟ‬ْ‫ﺢ‬ِ‫ﻠ‬ ْ‫ﺼ‬ُ‫ﻳ‬. ْ‫ﻦ‬َ‫ﻣ‬َ‫و‬
ِ‫ﻈ‬َ‫ ﻋ‬‫ا‬ً‫ز‬ْ‫ﻮ‬َ‫ﻓ‬ َ‫ﺎز‬َ‫ﻓ‬ ْ‫ﺪ‬َ‫ﻘ‬َ‫ﻓ‬ ُ‫ﻪ‬َ‫ﻮﻟ‬ُ‫ﺳ‬َ‫ر‬َ‫ و‬َ‫ اﷲ‬ِ‫ﻊ‬ِ‫ﻄ‬ُ‫ﻳ‬‫ﺎ‬ً‫ﻴﻤ‬.
‫ﺪ‬‫ﺎﺑﻌ‬َّ‫ﻣ‬َ‫أ‬--‫داﷲ‬َ‫ﺎ‬‫ﺒ‬ِ‫ﻋ‬ ‫ﺂ‬‫ﻓﻴـ‬ ...ْ‫ﻘ‬َ‫ﺘ‬ِ‫ﺑ‬ ‫ﻲ‬ِ‫ﺴ‬‫ﻔ‬َ‫ﻧ‬ ‫و‬ ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬‫ﻴ‬ِ‫وﺻ‬ُ‫ا‬َ‫ﻮ‬ْ‫ﺪ‬َ‫ﻘ‬َ‫ﻓ‬ ِ‫ﷲ‬‫ ا‬‫ا‬ ْ‫ا‬ َ‫ﺎز‬َ‫ﻓ‬َ‫ﻮن‬ُ‫ﻘ‬َّ‫ﺘ‬ُ‫ﳌ‬.
Ma’asyiral-Muslimin rahimakumullah,
Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah. Karena Allah Subhanahu wa ta’ala
masih memberikan taufik dan hidayah, sehingga kita dapat melangkahkan
kaki ke tempat yang mulia ini, untuk menunaikan kewajiban kita sebagai
seorang muslim, yakni shalat Jum’at dalam kondisi sehat wal afiat. Shalawat
dan salam kita hadiahkan kepada Rasul, pembawa hidayah dari zaman
jahiliyah ke zaman ilmiah.
Khatib berwasiat, marilah senantiasa sama-sama kita tingkatkan ketakwaan
kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, dengan sebenarnya. Takwa dengan
melaksanakan apa yang diperintah, dan menjauhkan apa yang dilarang.
Karena hanya orang-orang yang bertakwa, manusia akan disebut-sebut Allah
Subhanahu wa ta’ala, sebagai orang yang beruntung dalam menjalani
kehidupan di dunia.
Hadirin sidang Jum’at,
yang dimuliakan Allah Swt,
Shalat adalah perkara yang sangat penting dalam Islam. Karena itulah, shalat
merupakan asas-asas agama. Agama islam, diibaratkan baginda Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti sebuah tenda. Atau sebuah kemah,
yang disangga oleh lima batang tiang. Tiang utamanya adalah syahadat.
Sementara shalat, zakat, haji dan puasa adalah empat penyangga kemah
yang lain. Artinya tanpa tiang syahadat, kemah tidak dapat berdiri. Namun,
apabila salah satu dari tiang kemah yang lain tidak ada, maka kemah akan
miring. Bahkan akan roboh. Dari keempat tiang ini, setelah syahadat, yang
terpenting adalah shalat.
Karena pentingnya masalah shalat, perkara ini diterima Rasulallah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Allah secara langsung. Pada saat isra’
Judul / Tema : Tanggal : 6 Safar 1437
Pentingnya Shalat Berjamaah Tanggal revisi : 9 Safar 1437
Rekomendasi : Umum

2. RightCopy © Badru Zaman 2015 I Pentingnya shalat berjamaah
2
mi’raj. Berbeda dengan perintah lainnya, yang diwakili oleh Jibril sebagai
pembawa wahyu.
Selain itu, shalat berguna untuk menggugurkan dosa-dosa. Disebutkan
dalam sebuah hadis, yang diriwayatkan oleh Ahmad, dari kitab Muntakhab
ahadis. Rasulallah bersabda kepada Abu Dzar Radhiallahu ‘anhu,
“sesungguhnya seorang muslim yang menunaikan shalat semata-mata
karena Allah, maka dosa-dosanya akan diampuni, sebagaimana daun-daun
yang gugur dari ranting pohon.” Sehingga Maulana Ilyas Rahmatullah ‘alaihi
berpendapat, “ orang yang masih mau mengerjakan shalat, berarti orang
tersebut masih mengharapkan rahmat dan ampunan dari Allah.”
Oleh karena itu lah, shalat adalah anugerah dari Allah Subhana wa ta’ala
kepada seluruh hambanya yang beriman. Termasuk kepada para Nabi,
perintah ini juga sudah ada. Allah Subhana wa ta’ala berfirman:
َ‫ﻗ‬‫ﺎ‬ِ‫ﷲ‬‫ ا‬ُ‫ﺪ‬ْ‫ﺒ‬َ‫ ﻋ‬ ِّ‫ِﱐ‬‫إ‬ َ‫ل‬َ ِ‫ﺎﱐ‬َ‫ﺗ‬‫آ‬ ًّ‫ِﻴ‬َ‫ ﻧ‬ ِ‫ﲏ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻌ‬َ‫ﺟ‬َ‫ و‬َ‫ﺎب‬َ‫ﺘ‬ِ‫ﻜ‬ْ‫اﻟ‬‫ﺎ‬.
‫ﺎ‬ً َ‫ﺎر‬َ‫ﺒ‬ُ‫ ﻣ‬ ِ‫ﲏ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻌ‬َ‫ﺟ‬َ‫و‬ُ‫ﺖ‬ْ‫ﻨ‬ُ‫ﻛ‬ ‫ﺎ‬َ‫ ﻣ‬َ‫ﻦ‬ْ‫ﻳ‬َ‫أ‬َّ‫ﺰ‬‫ﻟ‬‫ا‬َ‫ و‬ِ‫ﻼة‬ َّ‫ﺎﻟﺼ‬ِ‫ﺑ‬ ِ‫ﺎﱐ‬َ‫ﺻ‬ْ‫و‬َ‫أ‬َ‫و‬ْ‫ﻣ‬ُ‫ د‬‫ﺎ‬َ‫ ﻣ‬ِ‫ﺎة‬َُ‫ﺖ‬ًّ‫ﻴ‬َ‫ﺣ‬‫ﺎ‬.
Artinya : “ Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku
Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. Dan Dia menjadikan
aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia
memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat
selama aku hidup. (Qs. Surat Maryam [19] : 30-31).
Ma’asyiral-Muslimin rahimakumullah,
Dari pengakuan Nabi ‘Isa alaihissalam tadi, jelaslah bahwa ia juga
diperintahkan shalat dan membayar zakat. Sehingga mengenai shalat bukan
hanya di-syariatkan kepada Nabi dan kepada kita ummat Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam saja. Seluruh orang-orang shaleh, termasuk
para Nabi, juga mendirikan shalat. Hanya saja, cara shalat Nabi-Nabi
terdahulu, waktu dan pelaksanaannya belum banyak diketahui. Karena
memang, kita hanya perlu mencontoh segala hal tentang shalat, dari Nabi
kita sendiri. Dalam salah satu hadis, yang mafhum hadisnya, Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”shalatlah kamu, sebagaimana aku
shalat.”
Dari sabda beliau, menurut para ulama, jika kita ingin meniru shalat dari
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka ada empat hal yang perlu
digarisbawahi. Antara lain :
Pertama, masalah khusu’. Kekhusu’an setiap orang sangat beragam. Hal ini
karena terkait dengan ilmu dan keimanan seseorang. Namun kita dapat
meniru para orang-orang shaleh terdahulu. Misalnya para sahabat Nabi
Radhiallahu ‘anhum. Para sahabat berguru langsung kepada Rasulallah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam kitab Tarikhul khulafa’, Syeikh Mujahid
Rahmatullah ‘alaihi yang juga seorang ahli hadis menceritakan gambaran
shalatnya Abu Bakar as-Siddiq dan Ibnu Zubair Radhiallahu ‘anhum. Kata
beliau, jika mereka berdua shalat, dalam keadaan berdiri, maka berdirinya
seperti sebuah paku yang tertanam kuat ke bumi. Mereka tidak bergerak
sedikit pun, kecuali gerakan shalat.
Syeikh Tsabit Rahmatullah ‘alaihi juga menambahkan, kalau Ibnu Zubair
Radhiallahu ‘anhu berdiri dalam shalat, maka burung-burung hinggap
dengan tenang di punggungnya. Kadangkala beliau menghabiskan malam

3. RightCopy © Badru Zaman 2015 I Pentingnya shalat berjamaah
3
hanya dengan sujud hingga Subuh. Bahkan Ibnu Zubair Radhiallahu ‘anhu
pernah suatu hari shalat di masjid. Tiba-tiba dinding masjid runtuh, yang
salah satu puingnya, hampir mengenai wajah beliau. Ibnu Zubair Radhiallahu
‘anhu tetap diam berdiri. Tanpa ada gerakan sedikit pun.
Begitu juga dengan shalatnya seorang tabiin yang bernama Syeikh Muslim
bin Yasar Rahmatullah ‘alaihi. Ketika shalat berjamaah di Masjid jami’
Basroh, dinding masjid itu runtuh. Semua orang berlarian keluar masjid.
Namun Syeikh Muslim Rahmatullah ‘alaihi tetap melanjutkan shalatnya
hingga selesai. Reruntuhan itu sama sekali tidak mengganggunya. Apalagi
jika hanya seekor lalat yang mengusik kekhusu’an.
Mereka orang-orang shaleh, sadar kalau khusu’ dalam shalat menjadi
sesuatu hal yang amat penting. Karena bagi mereka, shalat saja belum
lengkap. Belum cukup. Shalat yang bisa mendatangkan kebahagiaan,
mendatangkan keberuntungan, adalah shalat yang dilengkapi dengan
khusu’. Sebagaimana firman Allah Subhana wa ta’ala dalam surat Al-
Mukminun ( 23) ayat 1-2.
َ‫َﺢ‬‫ﻠ‬ْ‫ﻓ‬َ‫ أ‬ْ‫ﺪ‬َ‫ﻗ‬َ‫ﻮن‬ُ‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬ْ‫ﺆ‬ُْ‫ﳌ‬‫ا‬.َّ‫اﻟ‬ِ‫ ﰲ‬ْ‫ﻢ‬ُ‫ ﻫ‬َ‫ﻦ‬‫ﻳ‬ِ‫ﺬ‬َ‫ﻼ‬َ‫ﺻ‬َ‫ﻮن‬ُ‫ﻌ‬ِ‫ﺷ‬‫ﺎ‬َ‫ ﺧ‬ْ‫ﻢ‬ِ ِ.
Artinya : “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yakni
orang-orang yang khusu' dalam shalatnya.”
Hadirin yang dimuliakan Allah Swt,
Kedua, masalah waktu yang terbaik. Shalat yang terbaik, adalah di awal
waktu. Orang yang shalat di awal waktu, seperti seorang pekerja yang
datang tepat waktu, ketika atasannya memanggil. Tentunya majikannya akan
senang. Apalagi jika majikan kita adalah Allah Subhana wa ta’ala. Penguasa
seluruh alam, yang memanggil lewat kumandang para muadzin.
Pada khotbah-khotbah sebelumnya, sudah panjang-lebar dibahas mengenai
keutamaan orang yang shalat di awal waktu. Ketika sahabat Nabi yang
bernama Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu bertanya pada Rasulallah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang amalan yang paling dicintai Allah Swt.
Jawab Nabi, yakni shalat tepat pada waktunya.
Kemudian yang ketiga, masalah tempat. Tempat yang baik bagi laki-laki
untuk shalat fardu, adalah di masjid. Dengan hadir di masjid, maka ada
banyak pahala-pahala dan ampunan dari Allah Subhana wa ta’ala. Misalnya
langkah-langkah dari kaki kita menuju masjid, akan dihitung menaikkan
derajat. Langkah berikutnya, menghapuskan dosa. Semakin banyak langkah
kaki menuju masjid, maka semakin banyak keuntungan yang didapat. Dari
itulah, dalam beberapa kitab hadis, banyak mengisahkan, kalau para sahabat
Nabi Radhiallahu ‘anhum yang memilki kebiasaan untuk melangkahkan kaki,
secara pendek-pendek, saat menuju masjid.
Ini baru hanya soal langkah kaki. Para ulama katakan, ada pahala lain seperti
masuk ke dalam masjid yang disertai dengan do’a. Duduk sebentar ketika
selesai shalat, dan lain-lain. Namun yang pasti, masjid adalah tempat yang
disukai Allah Subhana wa ta’ala. Dari itu, para malaikat juga senang
berkumpul di masjid. Dengan kita sama-sama shalat di masjid, secara tidak
sadar banyak mendapat keberkahan dari do’a-do’a para malaikat.
Dan yang paling terpenting, dengan shalat di masjid, kita akan lebih mudah
untuk memperoleh kekhusu’an. Kalau hanya di rumah masing-masing,

4. RightCopy © Badru Zaman 2015 I Pentingnya shalat berjamaah
4
tentunya banyak gangguan. Ada suara televisi, anak kecil menangis, orang
yang mengobrol, dan lain-lain.
Ma’asyiral-Muslimin rahimakumullah,
Lalu berikutnya, terakhir. Keempat. Yang perlu diperhatikan adalah dengan
cara berjamaah. Berjamaah dalam shalat-shalat wajib sangat dianjurkan
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena penekanan inilah, beliau
ibaratkan syetan adalah serigala bagi manusia. Jadi, kalau terpisah dari
kumpulan, tidak berjamaah dalam shalat, dapat diibaratkan seperti domba
yang sendirian. Dengannya, syetan lebih mudah untuk menggoda orang
yang sedang shalat.
Hadirin yang dimuliakan Allah Swt,
Para petani, biasanya shalat secara sendirian, ketika waktu shalat tiba,
sedangkan mereka masih di ladang, masih di tengah sawah. Andaikan
mereka berkumpul, membentuk jamaah untuk shalat bersama-sama, ini
pasti akan mendatangkan pahala yang lebih besar. Dari kitab Jami’us shagir,
ada sebuah hadis yang menerangkan kalau Allah Subhana wa ta’ala, sangat
menyukai barisan, orang-orang yang sedang shalat, secara berjamaah.
Dengan berjamaah, para alim ulama simpulkan ada yang mendapat 25
derajat, dan ada pula yang mendapat 27 derajat. Bayangkan jika shalat wajib
tanpa berjamaah, alangkah ruginya, karena tidak mungkin akan menyamai
derajat yang berjamaah.
‫ل‬‫ ﻗﺎ‬‫ﻢ‬ّ‫ﻠ‬‫ ﺳ‬‫و‬ ‫ﻪ‬‫ﻠﻴ‬ ‫ﷲ‬‫ ا‬ّ‫ﻲ‬‫ﺻﻠ‬ ‫ﷲ‬‫ ا‬‫ل‬‫ﻮ‬‫ﺳ‬‫ ر‬ّ‫ أن‬،‫ ﻋﻨﻬﻤﺎ‬‫ﷲ‬‫ ا‬‫ﻲ‬‫ﺿ‬‫ ر‬‫و‬‫ﺮ‬‫ﻤ‬ُ‫ﻋ‬ ‫ﰊ‬‫ ا‬‫ﻦ‬‫ﻋ‬:َ‫ﺻ‬َ‫ﻠ‬َ ْ‫ﳉ‬‫ ا‬ُ‫ﺔ‬َ‫ﻤ‬ ِ‫ﺎﻋﺔ‬َ‫أ‬ْ‫ﻓ‬َ‫ﻀ‬ِ‫ﻣ‬ ُ‫ﻞ‬ْ‫ﻦ‬
َ‫ﺻ‬َ‫ﻼ‬ِّ‫ﺰ‬َ‫ﻔ‬‫ﻟ‬‫ ا‬ِ‫ة‬ َ‫ﺴ‬ِ‫ﺑ‬ْ‫ﺒ‬‫ و‬ٍ‫ﻊ‬ِ‫ﻋ‬ْ‫ﺸ‬ِ‫ﺮ‬ْ‫ﻳ‬َ‫ د‬َ‫ﻦ‬َ‫ر‬َ‫ﺟ‬ً‫ﺔ‬).‫ اﻟﱰﻏﻴﺐ‬‫ﰱ‬ ‫ا‬‫ ﻛﺬ‬‫ي‬‫ واﻟﱰﻣﺬ‬‫ﻢ‬‫ ﻣﺴﻠ‬‫و‬ ‫ى‬‫ واﻟﺒﺨﺎر‬،‫ اﳌﻠﻚ‬‫ه‬‫روا‬.(
Artinya : Dari Ibnu Umar Radhiallahu ‘anhuma dari Rasulallah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, shalat berjamaah 27 derajat lebih utama dari
pada shalat sendirian. (HR. Malik, Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi dari kitab
at-Targhib).
Ma’asyiral-Muslimin rahimakumullah,
Dari uraian tadi, khatib kembali menyimpulkan, ada 4 hal yang perlu
diperhatikan dalam mendirikan shalat. Jika shalat kita meniru dari shalatnya
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Pertama,
pentingnya menjaga kekhusu’an. Kedua, mejaga shalat di awal waktu.
Ketiga, caranya berjamaah. Keempat, tempatnya di masjid. Alangkah
bahagianya, apabila ada diantara kita, yang senantiasa bisa melakukan
keempat hal tadi, selama berpuluh-puluh tahun. Mudah-mudahan, kita selalu
diberikan taufik untuk mendirikan shalat seperti contoh dari baginda Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Amieen.. amien ya rabbal ‘alamiin..
ٌ‫ﻞ‬ْ‫ﻳ‬َ‫ﻮ‬َ‫ﻓ‬َ‫ﲔ‬ِّ‫ﻠ‬ َ‫ﺼ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻠ‬ِ‫ﻟ‬.َّ‫اﻟ‬‫ﻳ‬ِ‫ﺬ‬ْ‫ﻦ‬َ‫ﻋ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ ﻫ‬َ‫ﻦ‬َ‫ﻮن‬ُ‫ﻫ‬‫ﺎ‬َ‫ ﺳ‬ْ‫ﻢ‬ِ ِ‫ﻼ‬َ‫ﺻ‬.َّ‫اﻟ‬ْ‫ﻢ‬ُ‫ ﻫ‬َ‫ﻦ‬‫ﻳ‬ِ‫ﺬ‬َ‫ون‬ُ‫اء‬َ‫ﺮ‬ُ‫ﻳ‬.
ِ‫ﻢ‬ْ‫ﻴ‬ِ‫ﻈ‬َ‫ﻌ‬ْ‫ اﻟ‬ِ‫آن‬ْ‫ﺮ‬ُ‫ﻘ‬ْ‫ﻟ‬‫ ا‬ ِ‫ ﰲ‬ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬َ‫ﻟ‬َ‫ و‬ْ ِ‫ ﱄ‬ُ‫ اﷲ‬َ‫ك‬َ‫ﺎر‬َ‫ﺑ‬.ْ
ِ‫ﲏ‬َ‫ﻌ‬َ‫ﻔ‬َ‫ﻧ‬َ‫و‬َّ‫ِﻳ‬‫إ‬َ‫و‬ِ‫ﻢ‬ْ‫ﻴ‬ِ‫ﻜ‬َ ْ‫ﳊ‬‫ ا‬ِ‫ﺮ‬ْ‫ﻛ‬ِّ‫ﺬ‬‫اﻟ‬َ‫ و‬ ِ‫ﺎت‬َ‫ْﻵﻳ‬‫ا‬ َ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬ ِ‫ﻪ‬ْ‫ﻴ‬ِ‫ ﻓ‬‫ﺎ‬َ
ِ‫ ﲟ‬ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻛ‬‫ﺎ‬. ُ‫ل‬ْ‫ﻮ‬ُ‫ﻗ‬َ‫أ‬
ِ‫ﻔ‬ْ‫ﻐ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﺳ‬َ‫أ‬َ‫ و‬‫ا‬َ‫ﺬ‬َ‫ ﻫ‬ْ ِ‫ﱄ‬ْ‫ﻮ‬َ‫ﻗ‬ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬َ‫ﻟ‬َ‫ و‬ْ ِ‫ ﱄ‬َ‫ اﷲ‬ُ‫ﺮ‬.‫ﺂ‬َ‫ﺴ‬ِ‫ﻟ‬َ‫و‬ِ‫ﺮ‬ِ‫ﺋ‬ُ‫اﳌ‬َ‫ و‬َ ْ‫ﲔ‬ِ‫ﻤ‬ِ‫ﻠ‬ْ‫ﺴ‬ُْ‫ﳌ‬‫ا‬ْ‫ﺴ‬ِ‫ﻠ‬‫ﻤﺂت‬.ُ‫ه‬ْ‫و‬ُ‫ﺮ‬ِ‫ﻔ‬ْ‫ﻐ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﺳ‬‫ﺎ‬َ‫ﻓ‬… َّ‫ﻧ‬ِ‫إ‬َ‫ﻮ‬ُ‫ﻫ‬ ُ‫ﻪ‬ ُ‫ر‬ْ‫ﻮ‬ُ‫ﻔ‬َ‫ﻐ‬ْ‫ﻟ‬‫ا‬
َّ‫ﺮ‬‫ﻟ‬‫ا‬ُ‫ﻢ‬ْ‫ﻴ‬ِ‫ﺣ‬.

5. RightCopy © Badru Zaman 2015 I Pentingnya shalat berjamaah
5
= ‫ﺔ‬‫ﺧﺎﻃـﺘﻤ‬=
َ‫ا‬َ ْ‫ﳊ‬ِ َّ
ِ ُ‫ﺪ‬ْ‫ﻤ‬. َ‫ا‬ ِ َّ
ِ ُ‫ﺪ‬ْ‫ﻤ‬َ ْ‫ﳊ‬َ‫ت‬ْ‫ﻮ‬َ ْ‫ﳌ‬‫ ا‬َ‫ﻖ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﺧ‬ ‫ي‬ِ‫ﺬ‬َّ‫اﻟ‬ُ‫ﺰ‬‫ِﻳ‬‫ﺰ‬َ‫ﻌ‬ْ‫ﻟ‬‫ ا‬َ‫ﻮ‬ُ‫ﻫ‬َ‫ و‬،ً‫ﻼ‬َ‫ﻤ‬َ‫ ﻋ‬ُ‫ﻦ‬َ‫ﺴ‬ْ‫ﺣ‬َ‫أ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬ُّ‫ﻳ‬َ‫أ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻛ‬َ‫ﻮ‬ُ‫ﻠ‬ْ‫ﺒ‬َ
ِ‫ﻟ‬ َ‫ة‬‫ﺎ‬َ‫ﻴ‬َ ْ‫ﳊ‬‫ا‬َ‫و‬
َ‫ﻐ‬ْ‫ﻟ‬‫ا‬ُ‫ﻮر‬ُ‫ﻔ‬.َّ‫ﻻ‬ِ‫إ‬ َ‫ِﻟﻪ‬‫إ‬ َ‫ﻻ‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ُ‫ﺪ‬َ‫ﻬ‬ْ‫ﺷ‬َ‫أ‬ْ‫ﺒ‬َ‫ ﻋ‬‫ا‬ً‫ﺪ‬ّ‫ﻤ‬َ ُ‫ ﳏ‬َّ‫ن‬َ‫أ‬ ُ‫ﺪ‬َ‫ﻬ‬ْ‫ﺷ‬َ‫أ‬َ‫ و‬ُ‫اﷲ‬ُ‫ه‬ُ‫ﺪ‬ َ‫و‬َ‫ر‬ُ‫ﻪ‬ُ‫ﻮﻟ‬ُ‫ﺳ‬. ِ‫ﻪ‬ْ‫ﻴ‬ِ‫ﻓ‬َ ‫أ‬َ‫ﺪ‬َ‫ ﺑ‬ٍ‫ﺮ‬ْ‫ﻣ‬َ‫ﺄ‬ِ‫ﺑ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻛ‬َ‫ﺮ‬َ‫ﻣ‬َ‫أ‬ َ‫ اﷲ‬ َّ‫ِن‬‫إ‬
ِ‫ﻪ‬ِ‫ﺳ‬ْ‫ﺪ‬ُ‫ﻘ‬ِ‫ﺑ‬ ِ‫ﺔ‬َ‫ﺤ‬َّ‫ﺒ‬َ‫ﺴ‬ُْ‫ﳌ‬‫ ا‬ِ‫ﻪ‬ِ‫ﺘ‬َ‫ﻜ‬ِ‫ ﺋ‬‫ﻶ‬َ
ِ‫ ﲟ‬ َّ‫َﲎ‬‫ﺛ‬َ‫ و‬،ِ‫ﻪ‬ِ‫ﺴ‬ْ‫ﻔ‬َ‫ﻨ‬ِ‫ﺑ‬.َ‫ﻓ‬َ‫ﻘ‬َ‫ﺎل‬ َ‫ﺗ‬َ‫ﻌ‬َ‫ﺎﱃ‬ ‫ﺎ‬ً‫ﻤ‬ْ‫ﻴ‬ِ‫ﻠ‬َ ً‫ﻼ‬ِ‫ﺎﺋ‬َ‫ﻗ‬ ْ‫ل‬َ‫ﺰ‬َ‫ﻳ‬ ْ‫ﻢ‬َ‫ﻟ‬َ‫و‬:َ‫ اﷲ‬َّ‫ِن‬‫إ‬
ِّ‫ﻲ‬ِ‫ﺒ‬َّ ‫ﻟ‬‫ ا‬ َ َ َ‫ﻮن‬ُّ‫ﻠ‬ َ‫ﺼ‬ُ‫ﻳ‬ ُ‫ﻪ‬َ‫ﺘ‬َ‫ﻜ‬ِ‫ﻶﺋ‬َ‫ﻣ‬َ‫و‬.‫ﻮا‬ُ‫ﻨ‬َ‫ﻣ‬‫ آ‬َ‫ﻦ‬‫ﻳ‬ِ‫ﺬ‬َّ‫ اﻟ‬‫ﺎ‬َ‫ﻬ‬ُّ‫ﻳ‬َ‫أ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻳ‬‫ﺎ‬ً‫ﻴﻤ‬ِ‫ﻠ‬ْ‫ﺴ‬َ‫ﺗ‬ ‫ا‬‫ﻮ‬ُ‫ﻤ‬ِّ‫ﻠ‬َ‫ﺳ‬َ‫ و‬ِ‫ﻪ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﻠ‬َ ‫ا‬‫ﻮ‬ُّ‫ﻠ‬َ‫ﺻ‬. ِّ‫ﻞ‬َ‫ ﺻ‬َّ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬َّ‫ﻠ‬‫ﻟ‬َ‫ا‬
َ‫ﺖ‬ْ‫ﻴ‬َّ‫ﻠ‬َ‫ ﺻ‬‫ﺎ‬َ‫ﻤ‬َ‫ﻛ‬ ،ٍ‫ﺪ‬َّ‫ﻤ‬َ ُ‫ ﳏ‬ ِ‫ آل‬ َ َ َ‫ و‬ٍ‫ﺪ‬َّ‫ﻤ‬َ ُ‫ ﳏ‬ َ ََ‫ﻚ‬َّ‫ﻧ‬ِ‫إ‬ َ‫ﻢ‬ْ‫ﻴ‬ِ‫ﻫ‬‫ا‬َ‫ﺮ‬ْ‫ﺑ‬ِ‫إ‬ ِ‫ آل‬ َ َ َ‫ و‬،َ‫ـﻢ‬ْ‫ﻴ‬ِ‫ﻫ‬‫ا‬َ‫ﺮ‬ْ‫ﺑ‬ِ‫إ‬ َ َ ،ٌ‫ﺪ‬ْ‫ِﻴ‬َ‫ ﳎ‬ٌ‫ﺪ‬ْ‫ﻴ‬ِ َ‫ﲪ‬
ٍ‫ﺪ‬َّ‫ﻤ‬َ ُ‫ ﳏ‬ ِ‫ آل‬ َ َ َ‫ و‬ٍ‫ﺪ‬َّ‫ﻤ‬َ ُ‫ ﳏ‬ َ َ ْ‫ك‬ِ‫ر‬‫ﺎ‬َ‫ﺑ‬َ‫و‬، َ َ َ‫ﺖ‬ْ‫ﻛ‬َ‫ﺎر‬َ‫ ﺑ‬‫ﺎ‬َ‫ﻤ‬َ‫ﻛ‬ ٌ‫ﺪ‬ْ‫ﻴ‬ِ َ‫ ﲪ‬َ‫ﻚ‬َّ‫ﻧ‬ِ‫إ‬ َ‫ﻢ‬ْ‫ﻴ‬ِ‫ﻫ‬‫ا‬َ‫ﺮ‬ْ‫ﺑ‬ِ‫إ‬ ِ‫ آل‬ َ َ َ‫ و‬،َ‫ﻢ‬ْ‫ﻴ‬ِ‫ﻫ‬‫ا‬َ‫ﺮ‬ْ‫ﺑ‬ِ‫إ‬
ٌ‫ﺪ‬ْ‫ِﻴ‬َ‫ﳎ‬.،ِ‫ق‬ْ‫و‬ُ‫ﺎر‬َ‫ﻔ‬ْ‫ اﻟ‬َ‫ﺮ‬َ‫ﻤ‬ُ‫ﻋ‬َ‫ و‬،ِ ِ‫ﺮ‬ْ‫ﻜ‬َ‫ﺑ‬ ْ ِ‫ﰊ‬َ‫أ‬ ‫؛‬ َ‫ﻦ‬ْ‫ﻳ‬ِ‫ﺪ‬ِ‫ﺷ‬‫ا‬َّ‫ﺮ‬‫ﻟ‬‫ ا‬ِ‫ﺎء‬َ‫ﻔ‬َ‫ﻠ‬ُْ‫ﳋ‬‫ ا‬ ِ‫ﻦ‬َ‫ﻋ‬ َّ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬َّ‫ﻠ‬‫ اﻟ‬ َ‫ض‬ْ‫ار‬َ‫و‬ُ‫ﻋ‬َ‫و‬،ٍّ‫ﻲ‬ِ‫ﻠ‬َ َ‫ و‬َ‫ـﺎن‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﺜ‬
َ‫ض‬ْ‫ار‬َ‫و‬ِ‫ﺔ‬َ‫ﺎﺑ‬َ‫ﺤ‬ َّ‫ اﻟﺼ‬ِ‫ﻦ‬َ‫ﻋ‬ َّ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬َّ‫ﻠ‬‫اﻟ‬ْ‫ﻦ‬َ‫ﻣ‬َ‫ و‬،َ ْ‫ﲔ‬ِ‫ﻌ‬ِ‫ﺑ‬‫ﺎ‬َّ‫ اﻟﺘ‬ِ‫ﻦ‬َ‫ﻋ‬َ‫ و‬،َ ْ‫ﲔ‬ِ‫ﻌ‬َ ْ‫ﲨ‬َ‫أ‬ ِ‫ﷲ‬‫ ا‬ ِ‫ﻮل‬‫ﺳـ‬َّ‫ﺮ‬‫ﻟ‬‫ا‬ َ‫ِﱃ‬‫إ‬ ٍ‫ﺎن‬َ‫ﺴ‬ْ‫ِﺣ‬‫ﺈ‬ِ‫ﺑ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬َ‫ﻌ‬ِ‫ﺒ‬َ‫ﺗ‬
َ‫ و‬،َ‫ﻦ‬ْ‫ﻳ‬ِّ‫ﺪ‬‫ اﻟ‬ِ‫م‬ْ‫ﻮ‬َ‫ﻳ‬ََ‫ﻠ‬َْ‫ﻨ‬َ‫ ﻣ‬‫ﺎ‬َ‫ﻌ‬ُ‫ﻬ‬ْ‫ﻢ‬ ِ‫ﺑ‬َ‫ﺮ‬َ ْ‫ﲪ‬ِ‫ﺘ‬َ‫ﻚ‬ َ‫ا‬ ‫ﺂ‬‫ـ‬‫ﻳ‬ْ‫ر‬َ‫ﺣ‬َ‫ﻢ‬ َّ‫ﺮ‬‫ﻟ‬‫ا‬ِ ِ‫ﲪ‬َ ْ‫ﲔ‬.—
ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻠ‬ِ‫ ﻟ‬ْ‫ﺮ‬ِ‫ﻔ‬ْ‫ﻏ‬‫ ا‬َّ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬َّ‫ﻠ‬‫ﻟ‬َ‫ا‬َ ْ‫ﲔ‬ِ‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬ْ‫ﺆ‬ُْ‫ﳌ‬‫ا‬َ‫ و‬، ِ‫ﺂت‬َ‫ﻤ‬ِ‫ﻠ‬ْ‫ﺴ‬ُْ‫ﳌ‬‫ا‬َ‫ و‬َ ْ‫ﲔ‬ِ‫ﻤ‬ِ‫ﻠ‬ْ‫ﺴ‬َ‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬ْ‫ﺆ‬ُْ‫ﳌ‬‫ا‬َ‫و‬‫ﺂ‬ َ‫ﻚ‬َّ‫ﻧ‬ِ‫إ‬ ، ِ‫ات‬َ‫ﻮ‬ْ‫ﻣ‬َ‫ﻷ‬ْ‫ا‬َ‫ و‬ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬ْ‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬ ِ‫ﺂء‬َ‫ﻴ‬ْ‫ﺣ‬َ‫ﻷ‬ْ‫ا‬ ِ‫ت‬
ٌ‫ﻊ‬ْ‫ﻴ‬ِ َ‫ﲰ‬ِ‫ات‬َ‫ﻮ‬َ‫ﻋ‬َّ‫ﺪ‬‫ اﻟ‬ ُ‫ﺐ‬ْ‫ِﻴ‬ ُ‫ ﳎ‬ ٌ‫ﺐ‬ْ‫ﻳ‬ِ‫ﺮ‬َ‫ﻗ‬.َ‫ ﻟ‬ْ‫ﺢ‬ِ‫ﻠ‬ْ‫ﺻ‬َ‫أ‬ َّ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬َّ‫ﻠ‬‫اﻟ‬َ‫ﺎ‬‫ﻨ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﺎﻧ‬َ‫ﻴ‬ْ‫ﻧ‬ُ‫ د‬‫ﺎ‬َ‫ﻨ‬َ‫ ﻟ‬ْ‫ﺢ‬ِ‫ﻠ‬ْ‫ﺻ‬َ‫أ‬‫ و‬،‫ﺎ‬َ‫ﻧ‬ِ‫ﺮ‬ْ‫ﻣ‬َ‫أ‬ ُ‫ﺔ‬َ‫ﻤ‬ ْ‫ﺼ‬ِ‫ﻋ‬ َ‫ﻮ‬ُ‫ﻫ‬ ‫ي‬ِ‫ﺬ‬َّ‫ اﻟ‬‫ﺎ‬َ‫ﻨ‬َ ‫ﻳ‬ِ‫د‬
ِ‫ﱵ‬َّ‫اﻟ‬‫ﻴ‬ِ‫ﻓ‬ َ‫ﻨ‬َ‫ﺗ‬َ‫ﺮ‬ِ‫ﺧ‬‫ آ‬‫ﺎ‬َ‫ﻨ‬َ‫ ﻟ‬ْ‫ﺢ‬ِ‫ﻠ‬ْ‫ﺻ‬َ‫أ‬َ‫ و‬،‫ﺎ‬َ‫ﻨ‬ُ‫ﺎﺷ‬َ‫ﻌ‬َ‫ ﻣ‬‫ﺎ‬َ‫ﻬ‬ ،ٍ ْ‫ﲑ‬َ‫ ﺧ‬ ِّ‫ﻞ‬ُ ِ‫ ﰲ‬‫ﺎ‬َ‫ﻨ‬َ‫ ﻟ‬ً‫ة‬َ‫ﺎد‬َ‫ﻳ‬ِ‫ز‬ َ‫ة‬‫ﺎ‬َ‫ﻴ‬َ ْ‫ﳊ‬‫ ا‬ ِ‫ﻞ‬َ‫ﻌ‬ْ‫اﺟ‬َ‫ و‬،‫ﺎ‬َ‫ﻧ‬ُ‫ﺎد‬َ‫ﻌ‬َ‫ ﻣ‬‫ﺎ‬َ‫ﻬ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ِﻟ‬‫إ‬ ِ‫ﱵ‬َّ‫ اﻟ‬‫ﺎ‬
ٍّ‫ﺮ‬َ‫ﺷ‬ ِّ‫ﻞ‬ُ ْ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻨ‬َ‫ ﻟ‬ً‫ﺔ‬َ‫اﺣ‬َ‫ ر‬ َ‫ت‬ْ‫ﻮ‬َ ْ‫ﳌ‬‫ ا‬ ِ‫ﻞ‬َ‫ﻌ‬ْ‫اﺟ‬َ‫و‬َ‫ ﻳ‬‫ﺎ‬َ‫ﻧ‬َ‫ﻻ‬ْ‫ﻮ‬َ‫ﻣ‬ َ‫ﺖ‬ْ‫ﻧ‬َ‫ا‬،َ‫ ر‬‫ﺂ‬َ‫ﲔ‬َِ‫ﳌ‬‫ﺎ‬َ‫ﻌ‬ْ‫ اﻟ‬ َّ‫ب‬.ُ‫ﻠ‬ُ‫ﻗ‬ ‫ﺮ‬ِّ‫ﻬ‬ َ‫ﻃ‬ َّ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬َّ‫ﻠ‬‫ﻟ‬َ‫ا‬ِ‫ﻣ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻨ‬َ‫ﻮﺑ‬ َ‫ﻦ‬
َ‫ﻔ‬ِّ‫اﻟﻨ‬ِ‫ﺎق‬.‫ﺂ‬َ‫ﺮﻳ‬ِّ‫ﻟ‬‫ ا‬َ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬ َ‫ﺎ‬‫ﻨ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻤ‬ْ‫َﻋ‬‫ا‬ ‫و‬ِ‫ء‬.ْ‫ا‬ َ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻨ‬َ َ‫ﻨ‬ِ‫ﺴ‬ْ‫ﻟ‬َ‫ا‬‫و‬ِ‫ب‬ِ‫ﺬ‬َ‫ﻜ‬‫ﻟ‬.َ‫و‬َ‫أ‬ِ‫ﺔ‬َ‫ﻧ‬‫ـﺎ‬َ‫ﻴ‬ِْ‫ﳋ‬‫ ا‬َ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻨ‬َ ُ
‫ﻴ‬ْ.‫ـﺂ‬َ‫ﻳ‬ ، ِ‫ب‬ْ‫ﻮ‬ُ‫ﻠ‬ُ‫ﻘ‬ْ‫ﻟ‬‫ ا‬ َ‫ﺐ‬ِّ‫ﻠ‬َ‫ﻘ‬ُ‫ﻣ‬
َ‫ﻚ‬ِ‫ﻨ‬ْ‫ﻳ‬ِ‫د‬ َ َ ‫ﺎ‬َ‫ﻨ‬َ‫ﻮﺑ‬ُ‫ﻠ‬ُ‫ﻗ‬ ْ‫ﺖ‬ِّ‫َﺒ‬‫ﺛ‬.َّ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬َّ‫ﻠ‬‫اﻟ‬َ‫ﻚ‬ِ‫ﺘ‬َ‫ﺎﻋ‬ َ‫ ﻃ‬ َ َ ‫ﺎ‬َ‫ﻨ‬َ‫ﻮﺑ‬ُ‫ﻠ‬ُ‫ﻗ‬ ْ‫ف‬ِّ‫ﺮ‬َ‫ﺻ‬ ، ِ‫ﻮب‬ُ‫ﻠ‬ُ‫ﻘ‬ْ‫ﻟ‬‫ ا‬ َ‫ف‬ِّ‫ﺮ‬ َ‫ﺼ‬ُ‫ﻣ‬ ‫ﺂ‬‫ـ‬َ‫ﻳ‬.َّ‫ﺑ‬َ‫ر‬‫ﺎ‬َ‫ـﻨ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻨ‬َ‫ ﻟ‬ْ‫ﺮ‬ِ‫ﻔ‬ْ‫ﻏ‬‫ا‬
ِ‫ﻹ‬َ‫و‬ِْ‫ﺎﻹ‬ِ‫ﺑ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻮﻧ‬ُ‫ﻘ‬َ‫ﺒ‬َ‫ﺳ‬ َ‫ﻦ‬‫ﻳ‬ِ‫ﺬ‬َّ‫ اﻟ‬‫ﺎ‬َ‫ﻨ‬ِ‫اﻧ‬َ‫ﻮ‬ْ‫ﺧ‬‫ﻻ‬َ‫ و‬،ِ‫ﺎن‬َ‫ﳝ‬ِ‫ﺑ‬‫ﻮ‬ُ‫ﻠ‬ُ‫ﻗ‬ ِ‫ ﰲ‬ ْ‫ﻞ‬َ‫ﻌ‬ْ َ‫ﲡ‬َّ‫ﺑ‬َ‫ ر‬،‫ﻮا‬ُ‫ﻨ‬َ‫ﻣ‬‫ آ‬َ‫ﻦ‬‫ﻳ‬ِ‫ﺬ‬َّ‫ﻠ‬ِ‫ ﻟ‬‫ﻼ‬ِ ‫ﺎ‬َ‫ﻨ‬ ٌ‫وف‬ُ‫ء‬َ‫ ر‬َ‫ﻚ‬َّ‫ﻧ‬ِ‫إ‬ ‫ﺎ‬َ‫ـﻨ‬
ٌ‫ﻴﻢ‬ِ‫ﺣ‬َ‫ر‬. ‫ﺔ‬َ‫ﻨ‬َ‫ﺴ‬َ‫ ﺣ‬‫ﺎ‬َ‫ﻴ‬ْ‫ﻧ‬ُّ‫ﺪ‬‫ اﻟ‬ ِ‫ ﰲ‬‫ﺎ‬َ‫ﻨ‬ِ‫ﺗ‬‫ آ‬‫ﺎ‬َ‫ـﻨ‬َّ‫ﺑ‬َ‫ر‬.ِ‫ر‬‫ﺎ‬َّ‫ اﻟﻨ‬ َ‫اب‬َ‫ﺬ‬َ ‫ﺎ‬َ‫ﻨ‬ِ‫ﻗ‬َّ‫ و‬ً‫ﺔ‬َ‫ﻨ‬َ‫ﺴ‬َ‫ ﺣ‬ِ‫ة‬َ‫ﺮ‬ِ‫ﺧ‬َ‫ﻷ‬ْ‫ا‬ ِ‫ﰲ‬َ‫و‬.
َ‫ﻓ‬َ‫ﻴ‬‫ـ‬َ‫د‬َ‫ﺎ‬‫ﺒ‬ِ‫ﻋ‬ ‫ﺂ‬ ‫ﷲ‬‫ا‬...

6. RightCopy © Badru Zaman 2015 I Pentingnya shalat berjamaah
6
َّ‫ِن‬‫إ‬ ُ‫ﺮ‬ُ‫ﻣ‬ْ‫ﺄ‬َ‫ ﻳ‬َ‫اﷲ‬ْ‫ا‬َ‫ و‬ ِ‫ل‬ْ‫ﺪ‬َ‫ﻌ‬ْ‫ﺎﻟ‬ِ‫ﺑ‬ِ‫ﻹ‬ِ‫ﺎن‬َ‫ﺴ‬ْ‫ﺣ‬، ْ‫ِﻳ‬‫إ‬َ‫و‬ِ‫ﺎء‬َ‫ﺸ‬ْ‫ﺤ‬َ‫ﻔ‬ْ‫ اﻟ‬ ِ‫ﻦ‬َ‫ﻋ‬ َ ْ‫ﻨ‬َ‫ﻳ‬َ‫ و‬ َ‫ﰉ‬ْ‫ﺮ‬ُ‫ﻘ‬ْ‫ﻟ‬‫ ا‬‫ي‬ِ‫ذ‬ ِ‫ﺎء‬َ‫ﺘ‬ ،ِ‫ﻲ‬ْ‫ﻐ‬َ‫ﺒ‬ْ‫ﻟ‬‫ا‬َ‫ و‬ِ‫ﺮ‬َ‫ﻜ‬ْ‫ﻨ‬ُْ‫ﳌ‬‫ا‬َ‫و‬
َ‫ون‬ُ‫ﺮ‬َّ‫ﻛ‬َ‫ﺬ‬َ‫ﺗ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬َّ‫ﻠ‬َ‫ﻌ‬َ‫ ﻟ‬ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬ ُ‫ﻈ‬ِ‫ﻌ‬َ‫ﻳ‬.َ َ ُ‫ه‬ْ‫و‬ُ‫ﺮ‬ُ‫ﻜ‬ْ‫ﺷ‬‫ا‬َ‫ و‬،ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻛ‬ْ‫ﺮ‬ُ‫ﻛ‬ْ‫ﺬ‬َ‫ ﻳ‬َ‫ اﷲ‬‫ا‬ْ‫و‬ُ‫ﺮ‬ُ‫ﻛ‬ْ‫ذ‬ُ‫أ‬ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻛ‬ْ‫د‬ِ‫ﺰ‬َ‫ﻳ‬ ِ‫ﻪ‬ِ‫ﻤ‬َ‫ﻌ‬ِ‫ﻧ‬ ِ‫ﷲ‬‫ ا‬ُ‫ْﺮ‬‫ﻛ‬ِ‫ﺬ‬َ‫ﻟ‬َ‫ و‬ ،
ُ َ‫ﱪ‬ْ‫ﻛ‬َ‫أ‬ُ‫ﻢ‬َ‫ﻠ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ ﻳ‬ُ‫اﷲ‬َ‫ و‬،َ‫ﻮن‬ُ‫ﻌ‬َ‫ﻨ‬ ْ‫ﺼ‬َ‫ﺗ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻣ‬.—

7. RightCopy © Badru Zaman 2015 I Pentingnya shalat berjamaah
7
Butuh Naskah Khutbah Siap Pakai?
Naskah dari Kami ;
 Tidak menyinggung partai politik
 Tidak menyinggung pemerintah
 Tidak memojokkan golongan
 Tidak mencemarkan nama baik seseorang
 Hanya mengajak iman dan amal shaleh
 Referensi terpercaya
 Teruji di banyak masjid-masjid umum di Jakarta
 Huruf jelas, enak dibaca
 Dapat langsung dicetak-diprint
 Ganti ongkos mengetik antara Rp. 100-150 K/naskah
Insya Allah, naskah dikirimkan via email
dalam bentuk PDF dan Word, setelah transfer
Hubungi :
Badru Zaman, SH.i
Masjid Jami' al-Intidzom
Jl.Tipar-timur Rt.002/04
Semper barat, Cilincing, Jakarta Utara
Home : 021-4410611
Phone : 0838-0736-0889 (Axis)
Mail : badruzamansuka@gmail.com
Bank : 518-01-48723-11-3 (CIMB Niaga Syariah)
a.n Badru Zaman
Badru Zaman, SH.i. Lahir di Jakarta. Lulusan salah satu
PTN Islam di Indonesia. Selain menjadi da'i,
aktif dalam dunia tulis-menulis. Saat ini sudah menetap
di Jakarta. Korespondensi ; badruzamansuka@gmail.com
www.naskah-khutbah-jumat.blogspot.co.id