SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
Ibadah umrah
Ibadah umrah termasuk ibadah yang paling agung dan upaya mendekatkan diri kepada Allah 
yang paling afdhal yang dengannya Allah SWT mengangkat derajat hamba-hamba-Nya dan 
dengannya pula Allah menghapus kesalahan-kesalahan dari mereka. 
Nabi saw. menganjurkannya baik melalui sabda dan perbuatannya. Rasulullah saw bersabda, 
”Umrah (yang sekarang) sampai umrah (berikutnya) adalah penghapus dosa-dosa yang terjadi di 
antara keduanya.” (Muttafaqun ’alaih: Fathul Bari III:593 no:1773, Muslim II:983 no:1394, Tirmidzi 
II:206 no:937, Nasa’i V:125 dan Ibnu Majah II:964 no:2888). 
Dalam haditsnya yang lain, beliau bersabda, “Kerjakanlah berturut-turut antara haji dengan umrah, 
karena sesungguhnya keduanya dapat menghapus kefakiran dan dosa-dosa, sebagaimana halnya 
umpama tukang besi menghilangkan kotoran besi, emas dan kotoran perak.” (Shahih: Shahihul 
Jami’us Shaghir no:2899, Tirmidzi II:153 no:807, dan Nasa’I V:115). 
Rasulullah saw. pernah berumrah dan para sahabatnya pun pernah berumrah bersamanya ketika 
Rasulullah saw. masih hidup dan sepeninggalan mereka berumrah lagi. (lihat Irsyadus Syar’i). 
1. Rukun-Rukun Umrah 
a. Ihram, yaitu niat hendak melakukan ibadah umrah.
Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya segala amal bergantung pada niatnya.” (’Aunul Ma’bud 
VI:284 no:2186, Tirmidzi III:100 no:1698, Ibnu Majah II:1413 no:422, Nasa’i no:59). 
b. Thawaf dan Sa’i. 
Allah SWT menegaskan, “Dan hendaklah mereka melakukan thawaf di sekeliling rumah yang 
tua itu (Baitullah).” (Al-Hajj:29). 
“Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syi’ar 
Allah ……….” (Al-Baqarah:158). 
Rasulullah saw. bersabda, “Bersa'ilah; karena sesungguhnya Allah telah mewajibkan atas 
kamu melakukan sa’i!” (Teks Arab dan takhrijnya telah dimuat pada pembahasan haji). 
c. Mencukur atau Memendekkan rambut: 
Dari Ibnu Umar r.a. bahwa Nabi saw. bersabda, ”Barangsiapa yang tidak membawa binatang 
hadyu, maka hendaklah ia berthawaf di sekeliling Baitullah dan (melakukan sa’i) antara Shafa 
dan Marwah, dan hendaklah memendekkan rambutnya serta bertahalullah.” (Muttafaqun 
’alaih: Fathul Bari III:539 no:1691, Muslim II:901 no:1227, ’Aunul Ma’bud V:237 no:1788, dan 
Nasa’i V:151). 
2. Hal-Hal Yang Diwajibkan Dalam Umrah 
Diwajibkan atas orang yang hendak berumrah memulai ihram untuk umrah dari miqat, bila ia 
bertempat tinggal di daerah sebelum kawasan miqat. Jika ia berdomisili di daerah sesudah kawasan 
miqat, maka ia harus memulai ihramnya dari tempat tinggalnya. Adapun bagi orang yang muqim di 
daerah Mekkah, ia wajib keluar ke daerah halal, lalu memulai ihramnya dari sana, karena Nabi saw 
pernah memerintahkan Aisyah ra berihram dari Tan’im. (Muttafaqun ‚alaih: Fathul Bari III:606 
no:1784, Muslim II:880 no:1212, 
Hal.517 
‘Aunul Ma’but V:747 no:1979). 
3. Waktu Umrah 
Seluruh hari sepanjang tahun adalah waktu untuk melaksanakan umrah, hanya saja di bulan 
Ramadhan lebih utama daripada bulan-bulan lainnya. Hal ini didasarkan pada sabda Nabi saw, 
“Berumrah di bulan Ramadhan, (pahalanya) menyamai ibadah haji." (Shahih: Shahihul Mami’ 
no:4097, Tirmidzi II:208 no:943, dan Ibnu Ma’bud II:996 no:2993). 
4. Boleh Melaksanakan Umrah Sebelum Menunaikan Ibadah Haji
Kesimpulan kebolehan ini didasarkan pada riwayat berikut: 
Dari Ikrimah bin Khalid ia pernah bertanya kepada Ibnu Umar r.a. perihal berumrah sebelum 
menunaikan ibadah haji. Maka jawab Ibnu Umar r.a. pernah berumrah sebelum menunaikan ibadah 
haji.” (Shahih: Mukhtashar Bukhari no:862, dan Fathul Bari III:598 no:1774). 
5. Melaksanakan Umrah Berulang Kali (Lihat Irsyadus Sari) 
Nabi saw. melaksanakan ibadah umrah sebanyak empat kali dalam rentan waktu empat tahun, 
dalam setiap safar beliau tidak pernah melakukan umrah lebih dari satu kali, dan begitu juga para 
sahabatnya ra.. Tidak pernah sampai informasi akurat kepada kami, bahwa ada seorang dari 
kalangan mereka pernah melakukan umrah dua kali dalam satu kali safar, baik pada waktu 
Rasulullah saw. masih hidup maupun sesudah beliau wafat. Kecuali ketika Aisyah r.a. datang bulan 
pada waktu menunaikan ibadah haji bersama Nabi maka Rasulullah saw memerintah saudara Aisyah 
yang bernama Abdurrahman bin Abu Bakar mengantar Aisyah ke daerah Tan’im agar ia memulai 
ihram untuk umrah dari sana, karena ia menyangka bahwa umrah yang dilakukan berbarengan 
dengan haji, maka akan batal, sehingga kemudian ia menangis. Maka Rasulullah saw mengizinkan 
Aisyah melakukan umrah lagi demi memenangkan jiwanya. 
Umrah yang dilaksanakan Aisyah ini sebagai pengkhususan baginya, karena belum didapati satu dalil 
dari seorang sabahat laki-laki ataupun perempuan yang menerangkan bahwa ia pernah melakukan 
umrah setelah sebelumnya melaksanakan ibadah haji, dengan memulai ihram dari kawasan Tan’im, 
sebagaimana yang telah dilakukan Aisyah ra. Andaikata para sahabat mengetahui bahwa perbuatan 
Aisyah tersebut disyari’atkan juga buat mereka setelah sebelumnya menunaikan ibadah haji, niscaya 
banyak sekali riwayat dari mereka yang menjelaskan hal itu. Imam Asy-Syaukani rahimahullah 
mengatakan, ”Nabi saw. tidak pernah berumrah dengan cara keluar dari daerah Mekkah ke tanah 
halal, kemudian masuk Mekkah lagi dengan niat umrah, sebagaimana layaknya yang dipraktekkan 
banyak orang-orang sekarang. Padahal tak satupun yang sah yang menerangkan ada seorang 
sabahat melakukan yang demikian itu.” 
Sebagaimana tidak didapati riwayat yang sah yang menerangkan bahwa ada sebagian sahabat yang 
melaksanakan umrah berulang kali setelah sebelumnya menunaikan ibadah haji, maka tidak ada 
pula riwayat dari mereka yang menjelaskan bahwa mereka menunaikan ibadah umrah berulang kali 
pada seluruh hari di sepanjang tahun. Mereka menuju Mekkah untuk menunaikan ibadah umrah 
secara individu-individu dan ada pula yang secara berkelompok, mereka mengerti bahwa umrah 
adalah ziarah untuk melakukan thawaf di Baitullah dan sa’i antara Shara dan Marwah, mereka 
mengetahui juga dengan yakin bahwa thawaf di sekeliling Baitullah jauh lebih utama daripada sa’i. 
Maka daripada mereka menyibukkan dirinya dengan pergi keluar ke daerah Tan’im dan sibuk dengan 
amalan-amalan umrah yang baru sebagai tambahan bagi umrah sebelumnya, maka yang lebih utama 
mereka melakukan thawaf di sekeliling Baitullah. Dan, sudah dimaklumi bahwa waktu yang tersita 
dari orang yang pergi ke Tan’im untuk memulai ihram untuk umrah yang baru dapat ia manfa’atkan 
mengerjakan thawaf dengan ratusan kali keliling Ka’bah. 
Thawus rahimahullah menyatakan, ”Orang-orang yang mengerjakan umrah dari kawasan Tan’im, 
aku tidak tahu apakah mereka akan diadzab. Karena mereka meninggalkan thawaf di Baitullah dan
pergi ke Tan’im yang berjarak empat mil, kemudian kembali lagi ke Mekkah yang kalau digunakan 
melakukan thawaf maka mampu melaksanakan thawaf sebanyak dua ratus kali. Jadi jelas sekali, 
bahwa thawaf di Baitullah jauh lebih afdhal daripada jalan-jalan yang tidak memiliki dasar pijakan 
yang kuat. 
Jadi, pendapat yang mengatakan tidak disyari’atkan melakukan umrah berulang kali, inilah yang 
ditunjukkan oleh sunnah Nabawiyah yang bersifat ’amaliyah dan ditopang oleh fi’il, perbuatan pun 
sahabat ra. Padahal Nabi kita ’alihissalam pernah memerintah kita agar mengikuti sunnah Beliau dan 
sunnah para khalifahnya sepeninggalan beliau. Yaitu Beliau saw. bersabda, ”Hendaklah kalian 
berpegang teguh sunnahku dan sunnah para khalifah yang mendapat petunjuk dan terbimbing 
sepeninggalku; hendaklah kalian mengigit dengan gigi gerahammu!” (Sunnah Abu Daud II:398 
no:4607, Ibnu Majah II:16 no:42 dan 43, Tirmidzi V:43 no:2673, Ahmad VI:26, Takhrij hadits oleh 
Penterj). 
Sumber: Diadaptasi dari 'Abdul 'Azhim bin Badawi al-Khalafi, Al-Wajiz Fi Fiqhis Sunnah Wal Kitabil 
'Aziz, atau Al-Wajiz Ensiklopedi Fikih Islam dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah Ash-Shahihah, terj. 
Ma'ruf Abdul Jalil (Pustaka As-Sunnah), hlm. 515 - 520. 
1. Syarat Thawaf
Dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Nabi saw. bersabda, ”Thawaf di (sekeliling) Baitullah adalah seperti 
shalat, melainkan kalian sewaktu thawaf boleh berbicara, maka barangsiapa yang berbicara pada 
waktu itu, janganlah berbicara, kecuali yang baik.” (Shahih: Irwa-ul Ghalil no:121, Tirmidzi II:217 
no:267, Shahih Ibnu Khuzaimah IV:222 no:2739, Shahih Ibnu Hibban 247 no:998, Sunar Darimi I:374 
no:1854, Mustadrak Hakim I:459 dan Baihaqi V:85). 
Maka, manakala thawaf disamakan dengan shalat dalam beberapa hal, maka ia memiliki sejumlah 
persyaratan: 
a. Suci dari hadats besar dan kecil 
Hal ini didasarkan pada sabda Nabi saw. ”Allah tidak akan menerima shalat (yang dilaksanakan) 
tanpa bersih (sebelumnya).” (Redaksi hadits dan takhrijnya sudah pernah dimuat dalam pembahasan 
wudlu). 
dan sabda beliau kepada Aisyah r.a. yang datang bulan ketika sedang menunaikan ibadah haji, 
”Laksanakanlah apa yang dilaksanakan oleh seorang yang haji, kecuali *satu hal+ janganlah engkau 
thawaf di Baitullah sehingga engkau mandi bersih (dari haidh).” (Muttafaqun ’alaih: Fathul Bari 
III:504 no.1650, dan Muslim II:873 no:117 dan 1211). 
b. Menutup aurat 
Allah SWT berfirman, "Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) 
masjid." (Al-A'raaf: 31) 
Dan berdasarkan hadits Rasulullah saw, dari Abu Hurairah r.a. bahwa Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. 
pernah mengutusnya pada waktu memimpin ibadah yang telah diperintahkan Rasulullah saw. 
sebelum haji wada’, pada hari Nahar *tanggal 10 Dzhulhijjah, pent.+ bersama sejumlah sahabat untuk 
menyampaikan kepada masyarakat luas larangan dari beliau: Setelah tahun ini, tidak boleh (lagi) ada 
orang musyrik yang menunaikan ibadah haji dan tidak boleh (pula) melakukan thawaf dengan 
telanjang bulat di Baitullah. (Muttafaqun ’alaih: Fathul Bari I:477 no:369, Muslim II:982 no:1347, 
’Aunul Ma’bud V:421 no:1930, dan Nasa’i V:234). 
c. Melakukan thawaf tujuh kali putaran sempurna, karena Nabi saw. melakukannya tujuh kali 
putaran, sebagaimana yang ditegaskan Ibnu Umar ra, ”Datang ke Mekkah, lalu thawaf di Baitullah 
tujuh kali putaran dan shalat dibelakang maqam Ibrahim dua raka’at, melakukan sa’i antara Shafa 
dan Marwah sebanyak tujuh kali; dan sungguh pada diri Rasulullah saw. itu terdapat suri tauladan 
yang baik bagi kalian”. Dengan demikian perbuatan, Rasulullah saw. ini sebagai penjelasan bagi 
firman Allah Ta’la, ”Dan hendaklah mereka melakukan thawaf di sekeliling rumah yang tua itu 
(Baitullah)." (Al-Hajj:29). 
Jika seseorang yang menunaikan manasik haji sengaja meninggalkan sebagian dari tujuh putaran, 
walaupun sedikit, maka tidak cukup baginya, dan ia harus menyempurnakannya. Jika dia ragu-ragu 
maka peganglah bilangan yang paling sedikit sehingga dia yakit.
d. Memulai thawaf dari Hajar Aswad dan berakhir di situ juga, dengan menempatkan Baitullah 
berada di sebelah kiri. Hal ini berdasarkan pada pernyataan Jabir r.a., ”Tatkala Rasulullah saw. tiba di 
Mekkah, beliau mendatangi Hajar Aswad lalu menjamahnya, kemudian berjalan di sebelah 
kanannya, lalu berlia lari-lari kecil tiga kali putaran [pertama, pent.] dan berjalan biasa empat kali 
putaran.” 
jadi, andaikata seseorang melakukan thawaf, sementara Baitullah berada di sebelah kanannya, maka 
tidak sah thawafnya. 
e. Hendaknya thawaf dilakukan di luar Baitullah. Allah SWT berfirman, "Dan hendaklah mereka 
melakukan thawaf di sekeliling rumah yang tua (Baitullah)." (Al-Hajj:29). 
Firman Allah di atas meliputi seluruh thawaf. Kalau ada orang yang thawaf di Hijr Isma’il, maka 
tidak sah thawafnya, karena Nabi saw menegaskan, "Hijr Isma’il termasuk Baitullah." (Shahih: 
Irwa-ul Ghalil:1704) 
f. Harus berurutan langsung [tidak diselingi oleh pekerjaan lain, pengoreksi], karena Nabi saw. 
melakukannya demikian dan Rasulullah saw. bersabda, "Ambillah dariku manasik hajimu." 
(Shahih: Irwa-ul Ghalil:1704). 
Jika terhenti sejenak untuk berwudlu’, atau untuk shalat fardhu yang telah dikumandangkan 
iqamahnya, atau untuk istirahat sejenak, maka tinggal melanjutkan kekurangannya. Namun jika 
terputus dalam waktu yang cukup lama, maka hendaklah ia memulai lagi dari awal. 
2. Syarat-Syarat Sa’i 
Untuk sahnya sa’i ada sejumlah persyaratan: 
a. Sa’i dilakukan sesudah melakukan thawaf 
b. Harus tujuh kali putaran 
c. Dimulai dari bukit Shafa dan diakhir di bukit Marwah. 
d. Hendaknya sa’i dilakukan di lokasi sa’i *mas’a+, yaitu jalan yang memanjang antara bukit Shafa 
dan Marwah. Begitulah Nabi saw. mengerjakannya. Di samping itu, beliau bersabda, ”Ambillah 
dariku manasik hajimu.” 
Sumber: Diadaptasi dari 'Abdul 'Azhim bin Badawi al-Khalafi, Al-Wajiz Fi Fiqhis Sunnah Wal Kitabil 
'Aziz, atau Al-Wajiz Ensiklopedi Fikih Islam dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah Ash-Shahihah, terj. 
Ma'ruf Abdul Jalil (Pustaka As-Sunnah), hlm. 494 -- 497.

More Related Content

What's hot (17)

Cr050 shalat_dhuha
Cr050  shalat_dhuhaCr050  shalat_dhuha
Cr050 shalat_dhuha
 
Shalat dhuha
Shalat dhuhaShalat dhuha
Shalat dhuha
 
Argumen amaliyah nahdhiyyah di bulan ramadhan
Argumen amaliyah nahdhiyyah di bulan ramadhanArgumen amaliyah nahdhiyyah di bulan ramadhan
Argumen amaliyah nahdhiyyah di bulan ramadhan
 
Bab ii siap!
Bab ii siap!Bab ii siap!
Bab ii siap!
 
Tata sholat tahajjud
Tata sholat tahajjudTata sholat tahajjud
Tata sholat tahajjud
 
10 pertanyaan yang menyadarkan
10 pertanyaan yang menyadarkan10 pertanyaan yang menyadarkan
10 pertanyaan yang menyadarkan
 
Amalan di bulan rejab
Amalan di bulan rejabAmalan di bulan rejab
Amalan di bulan rejab
 
Keutamaan Sholat Lail
Keutamaan Sholat LailKeutamaan Sholat Lail
Keutamaan Sholat Lail
 
tawasul dan istighatsah
tawasul dan istighatsah tawasul dan istighatsah
tawasul dan istighatsah
 
Adakah bid'ah menyambut nisfu sya'ban
Adakah bid'ah menyambut nisfu sya'banAdakah bid'ah menyambut nisfu sya'ban
Adakah bid'ah menyambut nisfu sya'ban
 
Itikaf - Indonesian language
Itikaf - Indonesian languageItikaf - Indonesian language
Itikaf - Indonesian language
 
Materi tarawih
Materi tarawihMateri tarawih
Materi tarawih
 
130714 sholat lail
130714 sholat lail130714 sholat lail
130714 sholat lail
 
Shalat tarawih 20 rakaat dan dalil final
Shalat tarawih 20 rakaat dan dalil   finalShalat tarawih 20 rakaat dan dalil   final
Shalat tarawih 20 rakaat dan dalil final
 
Mencontohi haji
Mencontohi hajiMencontohi haji
Mencontohi haji
 
Sifat shalat nabi 1
Sifat shalat nabi 1Sifat shalat nabi 1
Sifat shalat nabi 1
 
Sifat shalat nabi 3
Sifat shalat nabi 3Sifat shalat nabi 3
Sifat shalat nabi 3
 

Viewers also liked

Islam rukun dan makna
Islam rukun dan maknaIslam rukun dan makna
Islam rukun dan maknaHelmon Chan
 
10 nasihat ibnul qayyim untuk bersabar agar tidak terjerumus dalam lembah mak...
10 nasihat ibnul qayyim untuk bersabar agar tidak terjerumus dalam lembah mak...10 nasihat ibnul qayyim untuk bersabar agar tidak terjerumus dalam lembah mak...
10 nasihat ibnul qayyim untuk bersabar agar tidak terjerumus dalam lembah mak...Helmon Chan
 
Kiat kiat bersabar
Kiat kiat bersabarKiat kiat bersabar
Kiat kiat bersabarHelmon Chan
 
Ciri ciri dari orang yang memiliki keikhlasan
Ciri ciri dari orang yang memiliki keikhlasanCiri ciri dari orang yang memiliki keikhlasan
Ciri ciri dari orang yang memiliki keikhlasanHelmon Chan
 
Was muhammad pbuh_merciful
Was muhammad pbuh_mercifulWas muhammad pbuh_merciful
Was muhammad pbuh_mercifulHelmon Chan
 
Tuntunan quran dalam memilih pemimpin
Tuntunan quran dalam memilih pemimpinTuntunan quran dalam memilih pemimpin
Tuntunan quran dalam memilih pemimpinHelmon Chan
 
We believe in jesus
We believe in jesusWe believe in jesus
We believe in jesusHelmon Chan
 
Tujuh tikat macam nafsu
Tujuh tikat macam nafsuTujuh tikat macam nafsu
Tujuh tikat macam nafsuHelmon Chan
 
Perjalan akherat
Perjalan akheratPerjalan akherat
Perjalan akheratHelmon Chan
 
8 kebiasaan yang membuat hidup menjadi kaya
8 kebiasaan yang membuat hidup menjadi kaya8 kebiasaan yang membuat hidup menjadi kaya
8 kebiasaan yang membuat hidup menjadi kayaHelmon Chan
 
Haji dalam gambar
Haji dalam gambarHaji dalam gambar
Haji dalam gambarHelmon Chan
 
Berjihad memeranggi ujub dan riya
Berjihad memeranggi ujub dan riyaBerjihad memeranggi ujub dan riya
Berjihad memeranggi ujub dan riyaHelmon Chan
 
Eepp granada abril 2010 guadalinfo total
Eepp granada abril 2010   guadalinfo totalEepp granada abril 2010   guadalinfo total
Eepp granada abril 2010 guadalinfo totalGuadalinfo Red Social
 
Cartelería Digital Semanal del 3 al 10 de septiembre
Cartelería Digital Semanal del 3 al 10 de septiembreCartelería Digital Semanal del 3 al 10 de septiembre
Cartelería Digital Semanal del 3 al 10 de septiembreGuadalinfo Red Social
 
2 intervencao humana-no-equilibrio
2   intervencao humana-no-equilibrio2   intervencao humana-no-equilibrio
2 intervencao humana-no-equilibrioPelo Siro
 

Viewers also liked (20)

Islam rukun dan makna
Islam rukun dan maknaIslam rukun dan makna
Islam rukun dan makna
 
10 nasihat ibnul qayyim untuk bersabar agar tidak terjerumus dalam lembah mak...
10 nasihat ibnul qayyim untuk bersabar agar tidak terjerumus dalam lembah mak...10 nasihat ibnul qayyim untuk bersabar agar tidak terjerumus dalam lembah mak...
10 nasihat ibnul qayyim untuk bersabar agar tidak terjerumus dalam lembah mak...
 
Kiat kiat bersabar
Kiat kiat bersabarKiat kiat bersabar
Kiat kiat bersabar
 
Derajat ihsan
Derajat ihsanDerajat ihsan
Derajat ihsan
 
Ciri ciri dari orang yang memiliki keikhlasan
Ciri ciri dari orang yang memiliki keikhlasanCiri ciri dari orang yang memiliki keikhlasan
Ciri ciri dari orang yang memiliki keikhlasan
 
Spanish 01
Spanish 01Spanish 01
Spanish 01
 
Was muhammad pbuh_merciful
Was muhammad pbuh_mercifulWas muhammad pbuh_merciful
Was muhammad pbuh_merciful
 
Tuntunan quran dalam memilih pemimpin
Tuntunan quran dalam memilih pemimpinTuntunan quran dalam memilih pemimpin
Tuntunan quran dalam memilih pemimpin
 
Prophet (2)
Prophet (2)Prophet (2)
Prophet (2)
 
We believe in jesus
We believe in jesusWe believe in jesus
We believe in jesus
 
Tujuh tikat macam nafsu
Tujuh tikat macam nafsuTujuh tikat macam nafsu
Tujuh tikat macam nafsu
 
Syariat islam
Syariat islamSyariat islam
Syariat islam
 
Perjalan akherat
Perjalan akheratPerjalan akherat
Perjalan akherat
 
8 kebiasaan yang membuat hidup menjadi kaya
8 kebiasaan yang membuat hidup menjadi kaya8 kebiasaan yang membuat hidup menjadi kaya
8 kebiasaan yang membuat hidup menjadi kaya
 
Haji dalam gambar
Haji dalam gambarHaji dalam gambar
Haji dalam gambar
 
Berjihad memeranggi ujub dan riya
Berjihad memeranggi ujub dan riyaBerjihad memeranggi ujub dan riya
Berjihad memeranggi ujub dan riya
 
Eepp granada abril 2010 guadalinfo total
Eepp granada abril 2010   guadalinfo totalEepp granada abril 2010   guadalinfo total
Eepp granada abril 2010 guadalinfo total
 
10351
1035110351
10351
 
Cartelería Digital Semanal del 3 al 10 de septiembre
Cartelería Digital Semanal del 3 al 10 de septiembreCartelería Digital Semanal del 3 al 10 de septiembre
Cartelería Digital Semanal del 3 al 10 de septiembre
 
2 intervencao humana-no-equilibrio
2   intervencao humana-no-equilibrio2   intervencao humana-no-equilibrio
2 intervencao humana-no-equilibrio
 

Similar to Ibadah umrah (20)

Sholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustaka
Sholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustakaSholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustaka
Sholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustaka
 
Anjuran memperbagus shalat
Anjuran memperbagus shalatAnjuran memperbagus shalat
Anjuran memperbagus shalat
 
Tata cara umroh
Tata cara umrohTata cara umroh
Tata cara umroh
 
Manasik haji dan umrah
Manasik haji dan umrahManasik haji dan umrah
Manasik haji dan umrah
 
HAJI DAN UMRAH PENGERTIAN.pptx
HAJI DAN UMRAH PENGERTIAN.pptxHAJI DAN UMRAH PENGERTIAN.pptx
HAJI DAN UMRAH PENGERTIAN.pptx
 
Haji.pptx
Haji.pptxHaji.pptx
Haji.pptx
 
Perintah untuk haji
Perintah untuk hajiPerintah untuk haji
Perintah untuk haji
 
Perintah untuk haji
Perintah untuk hajiPerintah untuk haji
Perintah untuk haji
 
Perintah untuk haji
Perintah untuk hajiPerintah untuk haji
Perintah untuk haji
 
Bim Umrah edit.pptx
Bim Umrah edit.pptxBim Umrah edit.pptx
Bim Umrah edit.pptx
 
Kitab salat
Kitab salatKitab salat
Kitab salat
 
Shalat = Ga shalat
Shalat = Ga shalatShalat = Ga shalat
Shalat = Ga shalat
 
solat jamak dan qasar.pptx
solat jamak dan qasar.pptxsolat jamak dan qasar.pptx
solat jamak dan qasar.pptx
 
Hukum wanita haid masuk
Hukum wanita haid masukHukum wanita haid masuk
Hukum wanita haid masuk
 
Sejarah.tarawih
Sejarah.tarawihSejarah.tarawih
Sejarah.tarawih
 
1.1.4.08.080 hukum shalat
1.1.4.08.080 hukum shalat1.1.4.08.080 hukum shalat
1.1.4.08.080 hukum shalat
 
Materi pai kelas_7
Materi pai kelas_7Materi pai kelas_7
Materi pai kelas_7
 
Kitab mesjid dan lokasi salat
Kitab mesjid dan lokasi salatKitab mesjid dan lokasi salat
Kitab mesjid dan lokasi salat
 
Sholat sunnah 3 idain + gerhana
Sholat sunnah 3   idain + gerhanaSholat sunnah 3   idain + gerhana
Sholat sunnah 3 idain + gerhana
 
Bulughul-Maram-Shalat-08.pdf
Bulughul-Maram-Shalat-08.pdfBulughul-Maram-Shalat-08.pdf
Bulughul-Maram-Shalat-08.pdf
 

More from Helmon Chan

We believe in_all_the_prophets_and_the_messengers
We believe in_all_the_prophets_and_the_messengersWe believe in_all_the_prophets_and_the_messengers
We believe in_all_the_prophets_and_the_messengersHelmon Chan
 
Understand quran
Understand   quranUnderstand   quran
Understand quranHelmon Chan
 
The message of_islam
The message of_islamThe message of_islam
The message of_islamHelmon Chan
 
My lord i_love_you
My   lord i_love_youMy   lord i_love_you
My lord i_love_youHelmon Chan
 
Turkish Islam 08
Turkish Islam      08Turkish Islam      08
Turkish Islam 08Helmon Chan
 
Turkish Islam 09
Turkish Islam   09Turkish Islam   09
Turkish Islam 09Helmon Chan
 
Turkish Islam 10
Turkish Islam  10Turkish Islam  10
Turkish Islam 10Helmon Chan
 
Turkish Islam 15
Turkish Islam  15Turkish Islam  15
Turkish Islam 15Helmon Chan
 
Turkish Islam 16
Turkish Islam  16Turkish Islam  16
Turkish Islam 16Helmon Chan
 
Turkish Islam 17
Turkish Islam  17Turkish Islam  17
Turkish Islam 17Helmon Chan
 
Turkish Islam 18
Turkish Islam  18Turkish Islam  18
Turkish Islam 18Helmon Chan
 
Turkish Islam 03
Turkish Islam 03Turkish Islam 03
Turkish Islam 03Helmon Chan
 
Turkish Islam 02
Turkish Islam  02Turkish Islam  02
Turkish Islam 02Helmon Chan
 

More from Helmon Chan (20)

We believe in_all_the_prophets_and_the_messengers
We believe in_all_the_prophets_and_the_messengersWe believe in_all_the_prophets_and_the_messengers
We believe in_all_the_prophets_and_the_messengers
 
Understand quran
Understand   quranUnderstand   quran
Understand quran
 
The message of_islam
The message of_islamThe message of_islam
The message of_islam
 
My lord i_love_you
My   lord i_love_youMy   lord i_love_you
My lord i_love_you
 
Hajj and umrah
Hajj    and  umrahHajj    and  umrah
Hajj and umrah
 
Haji and umrah
Haji   and umrahHaji   and umrah
Haji and umrah
 
Haji and umrah
Haji and umrahHaji and umrah
Haji and umrah
 
Turkish Islam 08
Turkish Islam      08Turkish Islam      08
Turkish Islam 08
 
Turkish Islam 09
Turkish Islam   09Turkish Islam   09
Turkish Islam 09
 
Turkish Islam 10
Turkish Islam  10Turkish Islam  10
Turkish Islam 10
 
Turkish Islam 15
Turkish Islam  15Turkish Islam  15
Turkish Islam 15
 
Turkish Islam 16
Turkish Islam  16Turkish Islam  16
Turkish Islam 16
 
Turkish Islam 17
Turkish Islam  17Turkish Islam  17
Turkish Islam 17
 
Turkish Islam 18
Turkish Islam  18Turkish Islam  18
Turkish Islam 18
 
Turkish Islam 03
Turkish Islam 03Turkish Islam 03
Turkish Islam 03
 
Turkish Islam 02
Turkish Islam  02Turkish Islam  02
Turkish Islam 02
 
Yoruba Islam 01
Yoruba Islam  01Yoruba Islam  01
Yoruba Islam 01
 
Yoruba Islam 03
Yoruba Islam  03Yoruba Islam  03
Yoruba Islam 03
 
Yoruba Islam 05
Yoruba Islam  05Yoruba Islam  05
Yoruba Islam 05
 
telugu islam 13
telugu  islam 13telugu  islam 13
telugu islam 13
 

Recently uploaded

aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 

Ibadah umrah

  • 2. Ibadah umrah termasuk ibadah yang paling agung dan upaya mendekatkan diri kepada Allah yang paling afdhal yang dengannya Allah SWT mengangkat derajat hamba-hamba-Nya dan dengannya pula Allah menghapus kesalahan-kesalahan dari mereka. Nabi saw. menganjurkannya baik melalui sabda dan perbuatannya. Rasulullah saw bersabda, ”Umrah (yang sekarang) sampai umrah (berikutnya) adalah penghapus dosa-dosa yang terjadi di antara keduanya.” (Muttafaqun ’alaih: Fathul Bari III:593 no:1773, Muslim II:983 no:1394, Tirmidzi II:206 no:937, Nasa’i V:125 dan Ibnu Majah II:964 no:2888). Dalam haditsnya yang lain, beliau bersabda, “Kerjakanlah berturut-turut antara haji dengan umrah, karena sesungguhnya keduanya dapat menghapus kefakiran dan dosa-dosa, sebagaimana halnya umpama tukang besi menghilangkan kotoran besi, emas dan kotoran perak.” (Shahih: Shahihul Jami’us Shaghir no:2899, Tirmidzi II:153 no:807, dan Nasa’I V:115). Rasulullah saw. pernah berumrah dan para sahabatnya pun pernah berumrah bersamanya ketika Rasulullah saw. masih hidup dan sepeninggalan mereka berumrah lagi. (lihat Irsyadus Syar’i). 1. Rukun-Rukun Umrah a. Ihram, yaitu niat hendak melakukan ibadah umrah.
  • 3. Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya segala amal bergantung pada niatnya.” (’Aunul Ma’bud VI:284 no:2186, Tirmidzi III:100 no:1698, Ibnu Majah II:1413 no:422, Nasa’i no:59). b. Thawaf dan Sa’i. Allah SWT menegaskan, “Dan hendaklah mereka melakukan thawaf di sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah).” (Al-Hajj:29). “Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syi’ar Allah ……….” (Al-Baqarah:158). Rasulullah saw. bersabda, “Bersa'ilah; karena sesungguhnya Allah telah mewajibkan atas kamu melakukan sa’i!” (Teks Arab dan takhrijnya telah dimuat pada pembahasan haji). c. Mencukur atau Memendekkan rambut: Dari Ibnu Umar r.a. bahwa Nabi saw. bersabda, ”Barangsiapa yang tidak membawa binatang hadyu, maka hendaklah ia berthawaf di sekeliling Baitullah dan (melakukan sa’i) antara Shafa dan Marwah, dan hendaklah memendekkan rambutnya serta bertahalullah.” (Muttafaqun ’alaih: Fathul Bari III:539 no:1691, Muslim II:901 no:1227, ’Aunul Ma’bud V:237 no:1788, dan Nasa’i V:151). 2. Hal-Hal Yang Diwajibkan Dalam Umrah Diwajibkan atas orang yang hendak berumrah memulai ihram untuk umrah dari miqat, bila ia bertempat tinggal di daerah sebelum kawasan miqat. Jika ia berdomisili di daerah sesudah kawasan miqat, maka ia harus memulai ihramnya dari tempat tinggalnya. Adapun bagi orang yang muqim di daerah Mekkah, ia wajib keluar ke daerah halal, lalu memulai ihramnya dari sana, karena Nabi saw pernah memerintahkan Aisyah ra berihram dari Tan’im. (Muttafaqun ‚alaih: Fathul Bari III:606 no:1784, Muslim II:880 no:1212, Hal.517 ‘Aunul Ma’but V:747 no:1979). 3. Waktu Umrah Seluruh hari sepanjang tahun adalah waktu untuk melaksanakan umrah, hanya saja di bulan Ramadhan lebih utama daripada bulan-bulan lainnya. Hal ini didasarkan pada sabda Nabi saw, “Berumrah di bulan Ramadhan, (pahalanya) menyamai ibadah haji." (Shahih: Shahihul Mami’ no:4097, Tirmidzi II:208 no:943, dan Ibnu Ma’bud II:996 no:2993). 4. Boleh Melaksanakan Umrah Sebelum Menunaikan Ibadah Haji
  • 4. Kesimpulan kebolehan ini didasarkan pada riwayat berikut: Dari Ikrimah bin Khalid ia pernah bertanya kepada Ibnu Umar r.a. perihal berumrah sebelum menunaikan ibadah haji. Maka jawab Ibnu Umar r.a. pernah berumrah sebelum menunaikan ibadah haji.” (Shahih: Mukhtashar Bukhari no:862, dan Fathul Bari III:598 no:1774). 5. Melaksanakan Umrah Berulang Kali (Lihat Irsyadus Sari) Nabi saw. melaksanakan ibadah umrah sebanyak empat kali dalam rentan waktu empat tahun, dalam setiap safar beliau tidak pernah melakukan umrah lebih dari satu kali, dan begitu juga para sahabatnya ra.. Tidak pernah sampai informasi akurat kepada kami, bahwa ada seorang dari kalangan mereka pernah melakukan umrah dua kali dalam satu kali safar, baik pada waktu Rasulullah saw. masih hidup maupun sesudah beliau wafat. Kecuali ketika Aisyah r.a. datang bulan pada waktu menunaikan ibadah haji bersama Nabi maka Rasulullah saw memerintah saudara Aisyah yang bernama Abdurrahman bin Abu Bakar mengantar Aisyah ke daerah Tan’im agar ia memulai ihram untuk umrah dari sana, karena ia menyangka bahwa umrah yang dilakukan berbarengan dengan haji, maka akan batal, sehingga kemudian ia menangis. Maka Rasulullah saw mengizinkan Aisyah melakukan umrah lagi demi memenangkan jiwanya. Umrah yang dilaksanakan Aisyah ini sebagai pengkhususan baginya, karena belum didapati satu dalil dari seorang sabahat laki-laki ataupun perempuan yang menerangkan bahwa ia pernah melakukan umrah setelah sebelumnya melaksanakan ibadah haji, dengan memulai ihram dari kawasan Tan’im, sebagaimana yang telah dilakukan Aisyah ra. Andaikata para sahabat mengetahui bahwa perbuatan Aisyah tersebut disyari’atkan juga buat mereka setelah sebelumnya menunaikan ibadah haji, niscaya banyak sekali riwayat dari mereka yang menjelaskan hal itu. Imam Asy-Syaukani rahimahullah mengatakan, ”Nabi saw. tidak pernah berumrah dengan cara keluar dari daerah Mekkah ke tanah halal, kemudian masuk Mekkah lagi dengan niat umrah, sebagaimana layaknya yang dipraktekkan banyak orang-orang sekarang. Padahal tak satupun yang sah yang menerangkan ada seorang sabahat melakukan yang demikian itu.” Sebagaimana tidak didapati riwayat yang sah yang menerangkan bahwa ada sebagian sahabat yang melaksanakan umrah berulang kali setelah sebelumnya menunaikan ibadah haji, maka tidak ada pula riwayat dari mereka yang menjelaskan bahwa mereka menunaikan ibadah umrah berulang kali pada seluruh hari di sepanjang tahun. Mereka menuju Mekkah untuk menunaikan ibadah umrah secara individu-individu dan ada pula yang secara berkelompok, mereka mengerti bahwa umrah adalah ziarah untuk melakukan thawaf di Baitullah dan sa’i antara Shara dan Marwah, mereka mengetahui juga dengan yakin bahwa thawaf di sekeliling Baitullah jauh lebih utama daripada sa’i. Maka daripada mereka menyibukkan dirinya dengan pergi keluar ke daerah Tan’im dan sibuk dengan amalan-amalan umrah yang baru sebagai tambahan bagi umrah sebelumnya, maka yang lebih utama mereka melakukan thawaf di sekeliling Baitullah. Dan, sudah dimaklumi bahwa waktu yang tersita dari orang yang pergi ke Tan’im untuk memulai ihram untuk umrah yang baru dapat ia manfa’atkan mengerjakan thawaf dengan ratusan kali keliling Ka’bah. Thawus rahimahullah menyatakan, ”Orang-orang yang mengerjakan umrah dari kawasan Tan’im, aku tidak tahu apakah mereka akan diadzab. Karena mereka meninggalkan thawaf di Baitullah dan
  • 5. pergi ke Tan’im yang berjarak empat mil, kemudian kembali lagi ke Mekkah yang kalau digunakan melakukan thawaf maka mampu melaksanakan thawaf sebanyak dua ratus kali. Jadi jelas sekali, bahwa thawaf di Baitullah jauh lebih afdhal daripada jalan-jalan yang tidak memiliki dasar pijakan yang kuat. Jadi, pendapat yang mengatakan tidak disyari’atkan melakukan umrah berulang kali, inilah yang ditunjukkan oleh sunnah Nabawiyah yang bersifat ’amaliyah dan ditopang oleh fi’il, perbuatan pun sahabat ra. Padahal Nabi kita ’alihissalam pernah memerintah kita agar mengikuti sunnah Beliau dan sunnah para khalifahnya sepeninggalan beliau. Yaitu Beliau saw. bersabda, ”Hendaklah kalian berpegang teguh sunnahku dan sunnah para khalifah yang mendapat petunjuk dan terbimbing sepeninggalku; hendaklah kalian mengigit dengan gigi gerahammu!” (Sunnah Abu Daud II:398 no:4607, Ibnu Majah II:16 no:42 dan 43, Tirmidzi V:43 no:2673, Ahmad VI:26, Takhrij hadits oleh Penterj). Sumber: Diadaptasi dari 'Abdul 'Azhim bin Badawi al-Khalafi, Al-Wajiz Fi Fiqhis Sunnah Wal Kitabil 'Aziz, atau Al-Wajiz Ensiklopedi Fikih Islam dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah Ash-Shahihah, terj. Ma'ruf Abdul Jalil (Pustaka As-Sunnah), hlm. 515 - 520. 1. Syarat Thawaf
  • 6. Dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Nabi saw. bersabda, ”Thawaf di (sekeliling) Baitullah adalah seperti shalat, melainkan kalian sewaktu thawaf boleh berbicara, maka barangsiapa yang berbicara pada waktu itu, janganlah berbicara, kecuali yang baik.” (Shahih: Irwa-ul Ghalil no:121, Tirmidzi II:217 no:267, Shahih Ibnu Khuzaimah IV:222 no:2739, Shahih Ibnu Hibban 247 no:998, Sunar Darimi I:374 no:1854, Mustadrak Hakim I:459 dan Baihaqi V:85). Maka, manakala thawaf disamakan dengan shalat dalam beberapa hal, maka ia memiliki sejumlah persyaratan: a. Suci dari hadats besar dan kecil Hal ini didasarkan pada sabda Nabi saw. ”Allah tidak akan menerima shalat (yang dilaksanakan) tanpa bersih (sebelumnya).” (Redaksi hadits dan takhrijnya sudah pernah dimuat dalam pembahasan wudlu). dan sabda beliau kepada Aisyah r.a. yang datang bulan ketika sedang menunaikan ibadah haji, ”Laksanakanlah apa yang dilaksanakan oleh seorang yang haji, kecuali *satu hal+ janganlah engkau thawaf di Baitullah sehingga engkau mandi bersih (dari haidh).” (Muttafaqun ’alaih: Fathul Bari III:504 no.1650, dan Muslim II:873 no:117 dan 1211). b. Menutup aurat Allah SWT berfirman, "Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid." (Al-A'raaf: 31) Dan berdasarkan hadits Rasulullah saw, dari Abu Hurairah r.a. bahwa Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. pernah mengutusnya pada waktu memimpin ibadah yang telah diperintahkan Rasulullah saw. sebelum haji wada’, pada hari Nahar *tanggal 10 Dzhulhijjah, pent.+ bersama sejumlah sahabat untuk menyampaikan kepada masyarakat luas larangan dari beliau: Setelah tahun ini, tidak boleh (lagi) ada orang musyrik yang menunaikan ibadah haji dan tidak boleh (pula) melakukan thawaf dengan telanjang bulat di Baitullah. (Muttafaqun ’alaih: Fathul Bari I:477 no:369, Muslim II:982 no:1347, ’Aunul Ma’bud V:421 no:1930, dan Nasa’i V:234). c. Melakukan thawaf tujuh kali putaran sempurna, karena Nabi saw. melakukannya tujuh kali putaran, sebagaimana yang ditegaskan Ibnu Umar ra, ”Datang ke Mekkah, lalu thawaf di Baitullah tujuh kali putaran dan shalat dibelakang maqam Ibrahim dua raka’at, melakukan sa’i antara Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali; dan sungguh pada diri Rasulullah saw. itu terdapat suri tauladan yang baik bagi kalian”. Dengan demikian perbuatan, Rasulullah saw. ini sebagai penjelasan bagi firman Allah Ta’la, ”Dan hendaklah mereka melakukan thawaf di sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah)." (Al-Hajj:29). Jika seseorang yang menunaikan manasik haji sengaja meninggalkan sebagian dari tujuh putaran, walaupun sedikit, maka tidak cukup baginya, dan ia harus menyempurnakannya. Jika dia ragu-ragu maka peganglah bilangan yang paling sedikit sehingga dia yakit.
  • 7. d. Memulai thawaf dari Hajar Aswad dan berakhir di situ juga, dengan menempatkan Baitullah berada di sebelah kiri. Hal ini berdasarkan pada pernyataan Jabir r.a., ”Tatkala Rasulullah saw. tiba di Mekkah, beliau mendatangi Hajar Aswad lalu menjamahnya, kemudian berjalan di sebelah kanannya, lalu berlia lari-lari kecil tiga kali putaran [pertama, pent.] dan berjalan biasa empat kali putaran.” jadi, andaikata seseorang melakukan thawaf, sementara Baitullah berada di sebelah kanannya, maka tidak sah thawafnya. e. Hendaknya thawaf dilakukan di luar Baitullah. Allah SWT berfirman, "Dan hendaklah mereka melakukan thawaf di sekeliling rumah yang tua (Baitullah)." (Al-Hajj:29). Firman Allah di atas meliputi seluruh thawaf. Kalau ada orang yang thawaf di Hijr Isma’il, maka tidak sah thawafnya, karena Nabi saw menegaskan, "Hijr Isma’il termasuk Baitullah." (Shahih: Irwa-ul Ghalil:1704) f. Harus berurutan langsung [tidak diselingi oleh pekerjaan lain, pengoreksi], karena Nabi saw. melakukannya demikian dan Rasulullah saw. bersabda, "Ambillah dariku manasik hajimu." (Shahih: Irwa-ul Ghalil:1704). Jika terhenti sejenak untuk berwudlu’, atau untuk shalat fardhu yang telah dikumandangkan iqamahnya, atau untuk istirahat sejenak, maka tinggal melanjutkan kekurangannya. Namun jika terputus dalam waktu yang cukup lama, maka hendaklah ia memulai lagi dari awal. 2. Syarat-Syarat Sa’i Untuk sahnya sa’i ada sejumlah persyaratan: a. Sa’i dilakukan sesudah melakukan thawaf b. Harus tujuh kali putaran c. Dimulai dari bukit Shafa dan diakhir di bukit Marwah. d. Hendaknya sa’i dilakukan di lokasi sa’i *mas’a+, yaitu jalan yang memanjang antara bukit Shafa dan Marwah. Begitulah Nabi saw. mengerjakannya. Di samping itu, beliau bersabda, ”Ambillah dariku manasik hajimu.” Sumber: Diadaptasi dari 'Abdul 'Azhim bin Badawi al-Khalafi, Al-Wajiz Fi Fiqhis Sunnah Wal Kitabil 'Aziz, atau Al-Wajiz Ensiklopedi Fikih Islam dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah Ash-Shahihah, terj. Ma'ruf Abdul Jalil (Pustaka As-Sunnah), hlm. 494 -- 497.