SlideShare a Scribd company logo
Lalat
Mika Evelin
Lalat Sebagai Vektor Penyakit
 Lalat dikatakan sebagai salah satu vektor penyakit
karena kegiatannya yang terbang ke berbagai tempat,
termasuk tempat-tempat yang kotor dan membawa
patogen dari tempat-tempat tersebut, menyebarkannya
ke makanan manusia (penyebaran mekanis)
 Penyakit yang dapat ditransmisikan oleh lalat
umumnya berupa penyakit dengan jenis
food/waterborne seperti: Vibrio cholera, Salmonella
typhi, dan Shygella dysentriae
TRANSMISI
Bagian mulut
Muntah
Rambut kaki
Kaki saat hinggap
Kotorannya
Gigitan
Jumlah bakteri dalam 1 lalat = 550 – 6.600.000
(Esten, 1908)
Studi di Peiping, Cina : Ditemukan:
3.683.000 bakteri/lalat € daerah kumuh,
1.941.000 bakteri/lalat € daerah yang lebih
bersih
Di dalam tubuh lalat ditemukan (8-10) x lebih
banyak bakteri daripada diluar tubuh lalat.
Taksonomi:
Kelas : Hexapoda
Ordo : Diptera
Family : Muscidae (lalat rumah)
Sarcophagidae (lalat daging)
Calliphoridae
Species : Musca domestica (lalat
rumah)
Siklus hidup lalat:
Metamorfosa lengkap: telur, larva,
pupa dan dewasa
Siklus hidupnya ±30 hari
Suhu mempengaruhi panjangnya
lama waktu hidup lalat
Telur:
 Berwarna putih
 Ukuran  1 mm
 Setiap kali bertelur menghasilkan 120-130
telur bahkan sampai 500 telur
 Menetas dalam waktu 8-16 jam
 Pada suhu rendah telur ini tidak akan menetas
 (<12-13°C)
Larva (Maggot):
 Berwarna putih kekuningan
 Panjang = 12-13 mm
 Pada akhir phase, larva
berpindah dari tempat
yang banyak makanan
ke tempat yang dingin
guna mengeringkan
tubuh
 Ketahanan lalat dalam
fase ini sangat
ditentukan oleh
kelembaban tempat
pembiakan
Pupa (Kepompong):
 Berbentuk bulat lojong
 Berwarna coklat tua
 Panjangnya sama dengan
larva (5 mm) dan tidak
bergerak
 Lama : 4-5 hari
 Berlangsung pada musim
panas selama 37 hari pada
temperatur 30-35°C
Siklus hidup telur € lalat dewasa = 6-20 hari
Lalat muda: dapat terbang antara 450-900 m
Lalat dewasa, panjang= ¼ inch. Lalat betina yang lebih besar
daripada yang jantan
Memiliki 4 garis hitam di punggungnya
Lalat dewasa betina dapat bertelur s.d. 5 kali
Umur lalat= 2-3 minggu, pada kondisi sejuk bisa sampai 3
bulan
Tidak kuat terbang melawan arah angin, ttp sebaliknya bisa
terbang sejauh 1 km.
Makanan
 Lalat dewasa aktif sepanjang hari terutama pagi dan sore
 In-aktif pada malam hari
 Tertarik pada makanan manusia, darah dan bangkai
Bagian mulut tidak dapat dipakai untuk
menggigit/menusuk.
Hanya dapat menghisap barang-barang cair.
Makanan hanya dalam bentuk cairan, jika kering
maka akan dibasahi oleh lidahnya baru dihisap,
makan paling sedikit 2-3 kali sehari
 Makanan sering dimuntahkan kembali
 Tanpa air lalat hanya hidup 48 jam
Tempat
perindukan
 Kotoran hewan
 Sampah dan sisa
makanan dari
hasil olahan
 Kotoran organik
 Air kotor
Tempat peristirahatan:
■Pada waktu hinggap lalat
mengeluarkan ludah dan tinja yang
membentuk titik hitam
■Tengah hari lalat tidak makan ttp
beristirahat di lantai dinding,
langit2, rumput2 dan tempat yang
sejuk
■Lalat istirahat pada pinggiran
tempat makanan, kawat listrik
dan tidak aktif pada malam hari.
■Tempat hinggap lalat biasanya pd
ketinggian tidak lebih dari 5 m.
Fluktuasi jumlah
lalat:
 Hewan fototropik € menyukai
cahaya
 Malam hari tidak aktif; aktif
kalau ada cahaya buatan
 Jumlah lalat akan meningkat
pada T=20- 25°C
 Jumlah menurun pada T <10°C
atau > 49°C
 Kelembaban optimum = 90%
Perilaku dan
perkembangbiakan:
■ Siang hari lalat
bergerombol/berkumpul
■ Berkembangbiak di sekitar
sumber makanannya
■ Penyebaran dipengaruhi oleh
cahaya, temperatur,
kelembaban
■ Untuk istirahat lalat memerlukan
suhu = 35- 40°C, kelembaban 90%
■ Aktivitas terhenti pada T < 15°C
Gangguan Kesehatan:
Menularkan penyakit dengan cara transmisi mekanis
 Lalat yang merugikan manusia: lalat rumah (Musa
 domestica), lalat
 hijau (lucilia), lalat biru (Calliphora vomituria) dan lalat latrine
 (Fannia canicularis).
 Lalat rumah biasanya pemakan makanan yang berbau busuk,
kotoran € pembawa penyakit
 Penyakit yang ditularkan: disentri, kolera, typhoid, diare, gatal-gatal
Membuang kotoran/telurnya pada makanan €
berkembang biak € nilai estetika rendah
Lalat mati dengan penggunaan insektisida
berupa tepung atau semprotan pada tahap
telur, larva dan lalat dewasa
Lalat tertarik pada bau-bau yang khas spt.
sampah yang membusuk
Untuk memutuskan siklus hidup lalat,
penumpukan sampah harus dihindari € tidak
mengganggu kehidupan dan kesehatan
manusia
Penyakit yang ditularkan lalat
dan gejala- gejalanya:
1.Disentri: sakit pada bagian perut, lemas (karena
terlambat peredaran darah), pada kotoran terdapat
mucus dan push €Shigella dysentriae
2. Diare: sakit pada bagian perut, lemas dan
pencernaan terganggu
3. Typhoid: gangguan p
ada usus, sakit pada perut, sakit kepala, berak darah
dan demam tinggi € Salmonella paratyphi
4. Cholera: muntah-muntah, demam, dehydrasi €
Vibrio cholerae
Epidemiologi:
 Diakibatkan oleh hygiene perorangan dan
sanitasi lingkungan yang buruk
 Seringkali menyerang anak-anak
 Dapat dicegah dengan penyediaan air bersih
yang memadai, pencegahan kontak lalat
dengan makanan, pelaksanaan karantina
Program Pengendalian Vektor Lalat
Meliputi :
Penurunan populasi larva <<, dengan cara
pengelolaan dan sanitasi yang baik pada
daerah-daerah yang potensial menjadi tempat
untuk berkembang biak
Pengendalian secara kimia untuk
menghilangkan lalat yang masih berkembang
Pengendalian Lalat sebagai
Vektor Penyakit
■Metoda : Mekanis :
■Pemasangan kasa : tetapi jendela tetap dapat dibuka, dan
kasa dibersihkan secara teratur. Cara ini biasanya berguna
digunakan di pedesaan.
■Ultraviolet fly traps
■Elektrocolution
■Electric fan
■Penggelontoran saluran-saluran
Pengendalian Lalat
sebagai
Vektor Penyakit
(lanjutan)
■ Langkah manajemen terpadu
1. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan
2.Pemberantasan lalat secara fisik menggunakan
sticky tape, fly trap, light trap with electrocutor,
secara kimia menggunakan insectisida dengan
metode residual spraying, fogging, dan secara
biologis menggunakan predator alami,
misalnya semut Phiedoloqelon affinis
3. Edukasi masyarakat
 Pengendalian Lalat sebagai Vektor Penyakit (lanjutan)
 Evaluasi
 1. Kembali melakukan survey untuk melihat indeks lalat, menurun atau tidak
 2. Melihat jumlah kasus penyakit yang dicurigai ditransmisikan oleh lalat,
berkurang atau tidak
Mengurangi sumber yang menarik lalat
Lalat akan tertarik pada hasil makanan olahan, makanan ikan, sirop
gula, susu, buah yang manis.
Pencegahan dilakukan dengan:
■Kebersihan lingkungan
■Membuat saluran air limbah
■Menutup tempat sampah
■Pemasangan alat pembuang bau (exhaust)
Green Pest Management
1. Inspeksi
Untuk mengamati dan
mengidentifikasi :
 Spesies hama
 Faktor penyebab hama masuk
 Bertahan hidup,
 Penyebarannya di area
 Mendeteksi adanya infestasi
masuknya hama terbaru
Fly catcher:
 Ketinggian 1,5 – 2 m dari lantai dan minimal 3 m
dari produk/mesin.
 Posisi pada akses masuk (tidak terlihat dari
luar)
 Cara kerja : memanfaatkan sinar UV, dengan
radius 160 m2, dilengkapi dengan glue trapping
dan antractant (azamethipos) sebagai
perangkap lalat.
 Dimonitoring pada setiap bulannya, dapat
digunakan sebagai alat monitoring dan
perangkap(pengendalian)
 Lem wajib diganti pada setiap bulan + antratant
 Penggunaan antractant khusus pada area food
plant(pabrik makanan dan minuman) tidak
diijinkan.
Glue
Sinar UV
antractant
Fly killer
Ditempatkan pada area dalam
(pintu masuk) upayakan tidak
mengkontaminasi makanan /
meracuni manusia
Ketinggian 1,5 – 2 m
Khusus untuk ruangan
tertutup/AC
Refill insektisida diganti pada
setiap bulannya
Space / spot spraying
 Gunakan propoxur 20 cc/l air
 Aplikasikan pada area yang
ditemukan infestasi lalat
seperti tempat sampah,
taman, area luar, lantai food
court, loading dock dan lai –
lain.
 non recommendation = high
activity
Frame residual
 Gunakan tiametoksam 20 gr / 100 cc
air, lakukan residual pada area – area
yang dihinggapi lalat seperti list meja,
list kaca, list bangku dan lain – lain
 Hindari kontaminasi produk
 Perlakuan khusus lakukan
perendaman tali pada larutan
tiametoksam selama 1 jam,
rentangkan tali tersebut pada area –
area yang dihinggapi lalat. Perhatikan
estetika
 Evaluasi / Quality Control
dilakukan guna
mengentahui tingkat
infestasi hama dan
menentukan tindakan
pengendalian berikutnya.
 Reporting : merangkum
keseluruhan tindakan
pengendalian, hasil dari
tindakan pengendalian,
rencana kerja serta
rekomendai untuk klien.
Cooperation :
 Spesies hama
 Tingkat infestasi hama
 Hot spot hama
 Habit
 Agroekosistem
Sanitasi
 Pemisahan sampah basah dan kering
 Kondisi tempat sampah tertutup
 Pengangkutan sampah maksimal 3
hari sekali
 Lakukan general cleaning setelah
pengangkutan sampah
 Hindari pepohonan yang terlalu
rimbun pada area tempat sampah
utama
 Menghindari adanya ceceran sampah
/ air pada sekitar area
 Makanan yang disimpan dalam
kondisi tertutup
Proffing
 Penutupan entry point / door
closer
 Air Curtain
 Strip Curtain Device (SCD)
 Screening
 Pengaturan tata letak bangunan
(GMP)
---SEMOGA BERMANFAAT--

More Related Content

Similar to MATERI TRAINING MIKA EVELIN-LALAT.pptx

Cacing nematoda
Cacing nematodaCacing nematoda
Cacing nematoda
feni gita safitri
 
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMANSERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
Josua Sitorus
 
MAISA YUSLENA_PTM 3 kesehatan masyarakat.pptx
MAISA YUSLENA_PTM 3 kesehatan masyarakat.pptxMAISA YUSLENA_PTM 3 kesehatan masyarakat.pptx
MAISA YUSLENA_PTM 3 kesehatan masyarakat.pptx
MaisaYuslena
 
Leptospirosis fox.pptx
Leptospirosis fox.pptxLeptospirosis fox.pptx
Leptospirosis fox.pptx
userfive1
 
presentasi vektor dan pengendalian kesehatan masyarakat
presentasi vektor dan pengendalian kesehatan masyarakatpresentasi vektor dan pengendalian kesehatan masyarakat
presentasi vektor dan pengendalian kesehatan masyarakat
LuthfiNurFitriani
 
Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologi
Sarthyna Lukman
 
Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologi
Sarthyna Lukman
 
PROTOZOOLOGY
PROTOZOOLOGY PROTOZOOLOGY
Kuliah 2 Parasitologi.pptx
Kuliah 2 Parasitologi.pptxKuliah 2 Parasitologi.pptx
Kuliah 2 Parasitologi.pptx
HeppySetyaprima3
 
Prinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,Ns
Prinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,NsPrinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,Ns
Prinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,Ns
Muhammad Khoirul Zed
 
Print full
Print fullPrint full
Ppt materi 1 3 p. hayati-anisa septiani bumulo
Ppt materi 1 3  p. hayati-anisa septiani bumuloPpt materi 1 3  p. hayati-anisa septiani bumulo
Ppt materi 1 3 p. hayati-anisa septiani bumulo
anisasptiany
 
Integrated pest management
Integrated pest managementIntegrated pest management
Integrated pest management
Hery Mulyanto
 
Spirochete
SpirocheteSpirochete
Spirochete
Z Hakim Hasfi
 
Bertanam jamur merang
Bertanam jamur merangBertanam jamur merang
Bertanam jamur merang
akmalkojah
 
MATERI TENTANG KECACINGAN
MATERI TENTANG KECACINGAN MATERI TENTANG KECACINGAN
MATERI TENTANG KECACINGAN
TioSaniaSchwester
 
Makalah kesling pembuangan sampah
Makalah kesling pembuangan sampahMakalah kesling pembuangan sampah
Makalah kesling pembuangan sampah
Septian Muna Barakati
 
Arthropoda penyebab penyakit
Arthropoda penyebab penyakitArthropoda penyebab penyakit
Arthropoda penyebab penyakit
Laksmi Bali
 
Parasitologi arthropoda presentation
Parasitologi arthropoda presentationParasitologi arthropoda presentation
Parasitologi arthropoda presentation
nurahlina08
 

Similar to MATERI TRAINING MIKA EVELIN-LALAT.pptx (20)

Cacing nematoda
Cacing nematodaCacing nematoda
Cacing nematoda
 
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMANSERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
 
MAISA YUSLENA_PTM 3 kesehatan masyarakat.pptx
MAISA YUSLENA_PTM 3 kesehatan masyarakat.pptxMAISA YUSLENA_PTM 3 kesehatan masyarakat.pptx
MAISA YUSLENA_PTM 3 kesehatan masyarakat.pptx
 
Leptospirosis fox.pptx
Leptospirosis fox.pptxLeptospirosis fox.pptx
Leptospirosis fox.pptx
 
presentasi vektor dan pengendalian kesehatan masyarakat
presentasi vektor dan pengendalian kesehatan masyarakatpresentasi vektor dan pengendalian kesehatan masyarakat
presentasi vektor dan pengendalian kesehatan masyarakat
 
Materi 4
Materi 4Materi 4
Materi 4
 
Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologi
 
Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologi
 
PROTOZOOLOGY
PROTOZOOLOGY PROTOZOOLOGY
PROTOZOOLOGY
 
Kuliah 2 Parasitologi.pptx
Kuliah 2 Parasitologi.pptxKuliah 2 Parasitologi.pptx
Kuliah 2 Parasitologi.pptx
 
Prinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,Ns
Prinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,NsPrinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,Ns
Prinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,Ns
 
Print full
Print fullPrint full
Print full
 
Ppt materi 1 3 p. hayati-anisa septiani bumulo
Ppt materi 1 3  p. hayati-anisa septiani bumuloPpt materi 1 3  p. hayati-anisa septiani bumulo
Ppt materi 1 3 p. hayati-anisa septiani bumulo
 
Integrated pest management
Integrated pest managementIntegrated pest management
Integrated pest management
 
Spirochete
SpirocheteSpirochete
Spirochete
 
Bertanam jamur merang
Bertanam jamur merangBertanam jamur merang
Bertanam jamur merang
 
MATERI TENTANG KECACINGAN
MATERI TENTANG KECACINGAN MATERI TENTANG KECACINGAN
MATERI TENTANG KECACINGAN
 
Makalah kesling pembuangan sampah
Makalah kesling pembuangan sampahMakalah kesling pembuangan sampah
Makalah kesling pembuangan sampah
 
Arthropoda penyebab penyakit
Arthropoda penyebab penyakitArthropoda penyebab penyakit
Arthropoda penyebab penyakit
 
Parasitologi arthropoda presentation
Parasitologi arthropoda presentationParasitologi arthropoda presentation
Parasitologi arthropoda presentation
 

MATERI TRAINING MIKA EVELIN-LALAT.pptx

  • 2. Lalat Sebagai Vektor Penyakit  Lalat dikatakan sebagai salah satu vektor penyakit karena kegiatannya yang terbang ke berbagai tempat, termasuk tempat-tempat yang kotor dan membawa patogen dari tempat-tempat tersebut, menyebarkannya ke makanan manusia (penyebaran mekanis)  Penyakit yang dapat ditransmisikan oleh lalat umumnya berupa penyakit dengan jenis food/waterborne seperti: Vibrio cholera, Salmonella typhi, dan Shygella dysentriae
  • 3. TRANSMISI Bagian mulut Muntah Rambut kaki Kaki saat hinggap Kotorannya Gigitan
  • 4. Jumlah bakteri dalam 1 lalat = 550 – 6.600.000 (Esten, 1908) Studi di Peiping, Cina : Ditemukan: 3.683.000 bakteri/lalat € daerah kumuh, 1.941.000 bakteri/lalat € daerah yang lebih bersih Di dalam tubuh lalat ditemukan (8-10) x lebih banyak bakteri daripada diluar tubuh lalat.
  • 5. Taksonomi: Kelas : Hexapoda Ordo : Diptera Family : Muscidae (lalat rumah) Sarcophagidae (lalat daging) Calliphoridae Species : Musca domestica (lalat rumah)
  • 6. Siklus hidup lalat: Metamorfosa lengkap: telur, larva, pupa dan dewasa Siklus hidupnya ±30 hari Suhu mempengaruhi panjangnya lama waktu hidup lalat
  • 7. Telur:  Berwarna putih  Ukuran  1 mm  Setiap kali bertelur menghasilkan 120-130 telur bahkan sampai 500 telur  Menetas dalam waktu 8-16 jam  Pada suhu rendah telur ini tidak akan menetas  (<12-13°C)
  • 8. Larva (Maggot):  Berwarna putih kekuningan  Panjang = 12-13 mm  Pada akhir phase, larva berpindah dari tempat yang banyak makanan ke tempat yang dingin guna mengeringkan tubuh  Ketahanan lalat dalam fase ini sangat ditentukan oleh kelembaban tempat pembiakan
  • 9. Pupa (Kepompong):  Berbentuk bulat lojong  Berwarna coklat tua  Panjangnya sama dengan larva (5 mm) dan tidak bergerak  Lama : 4-5 hari  Berlangsung pada musim panas selama 37 hari pada temperatur 30-35°C
  • 10. Siklus hidup telur € lalat dewasa = 6-20 hari Lalat muda: dapat terbang antara 450-900 m Lalat dewasa, panjang= ¼ inch. Lalat betina yang lebih besar daripada yang jantan Memiliki 4 garis hitam di punggungnya Lalat dewasa betina dapat bertelur s.d. 5 kali Umur lalat= 2-3 minggu, pada kondisi sejuk bisa sampai 3 bulan Tidak kuat terbang melawan arah angin, ttp sebaliknya bisa terbang sejauh 1 km.
  • 11. Makanan  Lalat dewasa aktif sepanjang hari terutama pagi dan sore  In-aktif pada malam hari  Tertarik pada makanan manusia, darah dan bangkai Bagian mulut tidak dapat dipakai untuk menggigit/menusuk. Hanya dapat menghisap barang-barang cair. Makanan hanya dalam bentuk cairan, jika kering maka akan dibasahi oleh lidahnya baru dihisap, makan paling sedikit 2-3 kali sehari  Makanan sering dimuntahkan kembali  Tanpa air lalat hanya hidup 48 jam
  • 12. Tempat perindukan  Kotoran hewan  Sampah dan sisa makanan dari hasil olahan  Kotoran organik  Air kotor Tempat peristirahatan: ■Pada waktu hinggap lalat mengeluarkan ludah dan tinja yang membentuk titik hitam ■Tengah hari lalat tidak makan ttp beristirahat di lantai dinding, langit2, rumput2 dan tempat yang sejuk ■Lalat istirahat pada pinggiran tempat makanan, kawat listrik dan tidak aktif pada malam hari. ■Tempat hinggap lalat biasanya pd ketinggian tidak lebih dari 5 m.
  • 13. Fluktuasi jumlah lalat:  Hewan fototropik € menyukai cahaya  Malam hari tidak aktif; aktif kalau ada cahaya buatan  Jumlah lalat akan meningkat pada T=20- 25°C  Jumlah menurun pada T <10°C atau > 49°C  Kelembaban optimum = 90% Perilaku dan perkembangbiakan: ■ Siang hari lalat bergerombol/berkumpul ■ Berkembangbiak di sekitar sumber makanannya ■ Penyebaran dipengaruhi oleh cahaya, temperatur, kelembaban ■ Untuk istirahat lalat memerlukan suhu = 35- 40°C, kelembaban 90% ■ Aktivitas terhenti pada T < 15°C
  • 14. Gangguan Kesehatan: Menularkan penyakit dengan cara transmisi mekanis  Lalat yang merugikan manusia: lalat rumah (Musa  domestica), lalat  hijau (lucilia), lalat biru (Calliphora vomituria) dan lalat latrine  (Fannia canicularis).  Lalat rumah biasanya pemakan makanan yang berbau busuk, kotoran € pembawa penyakit  Penyakit yang ditularkan: disentri, kolera, typhoid, diare, gatal-gatal Membuang kotoran/telurnya pada makanan € berkembang biak € nilai estetika rendah
  • 15. Lalat mati dengan penggunaan insektisida berupa tepung atau semprotan pada tahap telur, larva dan lalat dewasa Lalat tertarik pada bau-bau yang khas spt. sampah yang membusuk Untuk memutuskan siklus hidup lalat, penumpukan sampah harus dihindari € tidak mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia
  • 16. Penyakit yang ditularkan lalat dan gejala- gejalanya: 1.Disentri: sakit pada bagian perut, lemas (karena terlambat peredaran darah), pada kotoran terdapat mucus dan push €Shigella dysentriae 2. Diare: sakit pada bagian perut, lemas dan pencernaan terganggu 3. Typhoid: gangguan p ada usus, sakit pada perut, sakit kepala, berak darah dan demam tinggi € Salmonella paratyphi 4. Cholera: muntah-muntah, demam, dehydrasi € Vibrio cholerae
  • 17. Epidemiologi:  Diakibatkan oleh hygiene perorangan dan sanitasi lingkungan yang buruk  Seringkali menyerang anak-anak  Dapat dicegah dengan penyediaan air bersih yang memadai, pencegahan kontak lalat dengan makanan, pelaksanaan karantina
  • 18. Program Pengendalian Vektor Lalat Meliputi : Penurunan populasi larva <<, dengan cara pengelolaan dan sanitasi yang baik pada daerah-daerah yang potensial menjadi tempat untuk berkembang biak Pengendalian secara kimia untuk menghilangkan lalat yang masih berkembang
  • 19. Pengendalian Lalat sebagai Vektor Penyakit ■Metoda : Mekanis : ■Pemasangan kasa : tetapi jendela tetap dapat dibuka, dan kasa dibersihkan secara teratur. Cara ini biasanya berguna digunakan di pedesaan. ■Ultraviolet fly traps ■Elektrocolution ■Electric fan ■Penggelontoran saluran-saluran
  • 20. Pengendalian Lalat sebagai Vektor Penyakit (lanjutan) ■ Langkah manajemen terpadu 1. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan 2.Pemberantasan lalat secara fisik menggunakan sticky tape, fly trap, light trap with electrocutor, secara kimia menggunakan insectisida dengan metode residual spraying, fogging, dan secara biologis menggunakan predator alami, misalnya semut Phiedoloqelon affinis 3. Edukasi masyarakat
  • 21.  Pengendalian Lalat sebagai Vektor Penyakit (lanjutan)  Evaluasi  1. Kembali melakukan survey untuk melihat indeks lalat, menurun atau tidak  2. Melihat jumlah kasus penyakit yang dicurigai ditransmisikan oleh lalat, berkurang atau tidak Mengurangi sumber yang menarik lalat Lalat akan tertarik pada hasil makanan olahan, makanan ikan, sirop gula, susu, buah yang manis. Pencegahan dilakukan dengan: ■Kebersihan lingkungan ■Membuat saluran air limbah ■Menutup tempat sampah ■Pemasangan alat pembuang bau (exhaust)
  • 22. Green Pest Management 1. Inspeksi Untuk mengamati dan mengidentifikasi :  Spesies hama  Faktor penyebab hama masuk  Bertahan hidup,  Penyebarannya di area  Mendeteksi adanya infestasi masuknya hama terbaru
  • 23. Fly catcher:  Ketinggian 1,5 – 2 m dari lantai dan minimal 3 m dari produk/mesin.  Posisi pada akses masuk (tidak terlihat dari luar)  Cara kerja : memanfaatkan sinar UV, dengan radius 160 m2, dilengkapi dengan glue trapping dan antractant (azamethipos) sebagai perangkap lalat.  Dimonitoring pada setiap bulannya, dapat digunakan sebagai alat monitoring dan perangkap(pengendalian)  Lem wajib diganti pada setiap bulan + antratant  Penggunaan antractant khusus pada area food plant(pabrik makanan dan minuman) tidak diijinkan. Glue Sinar UV antractant
  • 24. Fly killer Ditempatkan pada area dalam (pintu masuk) upayakan tidak mengkontaminasi makanan / meracuni manusia Ketinggian 1,5 – 2 m Khusus untuk ruangan tertutup/AC Refill insektisida diganti pada setiap bulannya Space / spot spraying  Gunakan propoxur 20 cc/l air  Aplikasikan pada area yang ditemukan infestasi lalat seperti tempat sampah, taman, area luar, lantai food court, loading dock dan lai – lain.  non recommendation = high activity Frame residual  Gunakan tiametoksam 20 gr / 100 cc air, lakukan residual pada area – area yang dihinggapi lalat seperti list meja, list kaca, list bangku dan lain – lain  Hindari kontaminasi produk  Perlakuan khusus lakukan perendaman tali pada larutan tiametoksam selama 1 jam, rentangkan tali tersebut pada area – area yang dihinggapi lalat. Perhatikan estetika
  • 25.  Evaluasi / Quality Control dilakukan guna mengentahui tingkat infestasi hama dan menentukan tindakan pengendalian berikutnya.  Reporting : merangkum keseluruhan tindakan pengendalian, hasil dari tindakan pengendalian, rencana kerja serta rekomendai untuk klien.
  • 26. Cooperation :  Spesies hama  Tingkat infestasi hama  Hot spot hama  Habit  Agroekosistem
  • 27. Sanitasi  Pemisahan sampah basah dan kering  Kondisi tempat sampah tertutup  Pengangkutan sampah maksimal 3 hari sekali  Lakukan general cleaning setelah pengangkutan sampah  Hindari pepohonan yang terlalu rimbun pada area tempat sampah utama  Menghindari adanya ceceran sampah / air pada sekitar area  Makanan yang disimpan dalam kondisi tertutup
  • 28. Proffing  Penutupan entry point / door closer  Air Curtain  Strip Curtain Device (SCD)  Screening  Pengaturan tata letak bangunan (GMP)