2. Pendahuluan
• Pertanian organik melibatkan budidaya tanaman
untuk menghasilkan produk bebas
cemaran, pestisida, herbisida, dan logam berat.
• Pertanian organik menerapkan prinsip-prinsip
ekologi yang berkelanjutan.
• Studi terobosan metode pertanian organik ini
dilatar belakangin oleh ketidak seimbangan
ekosistem dan lingkungan yang disebabkan oleh
aktivitas pertanian metode konvensional.
3. Kerusakan yang diakibatkan oleh pertanian
konvensional adalah :
• residu pestisida yang membunuh keragaman
hayati tanah serangga.
• residu pupuk kimia anorganik mencemari
nutrisi tanah dan air.
• Penggunaan pupuk, pestisida, dan herbisida
yang jauh dari lokasi pertanian membutuhkan
biaya pengangkutan dan kontribusi emisi gas
CO2 terhadap lingkungan.
4. Pertanian organik
• Menghilangkan penggunaan pestisida
• Membantu re-diversifikasi ekosistem
• Membantu reklamasi, rehabilitasi, dan
mengembalikan keanekaragaman hayati.
• Mengurangi degradasi nutrisi tanah
• Aman, dan bertanggungjawab terhadap
lingkungan.
5.
6. Minyak atsiri organik meliputi
• Produk minyak atsiri dari pertanian konvensional yang
tidak tersertifikasi.
• Budidaya tanaman secara organik yang tersertifikasi.
• Produk minyak atsiri yang diambil dari alam liaryang
ada dalam ekosistem alami yang tidak tersertifikasi.
• Minyak esensial organik hanya minyak yang diekstrak
oleh proses fisik yaitu destilasi uap dan ekstraksi CO2.
• Concretes, absolute dan oleo resin yang telah dimanfaatkan
sebagai pelarut hidrokarbon (kecuali etanol yang diproduksi
secara organik) tidak diizinkan
7. Minyak Atsiri Organik
• Dari total produksi minyak atsiri di dunia, yang
menerapkan metode pertanian organik hanya
sekitar 2-3% dan belum termasuk produk minyak
atsiri dari metode konvensional dan dari alam
bebas.
• Harga produk minyak atsiri organik 3-4 kali lipat
harga produk konvensional.
• Minyak atsiri organik tidak mengandung residu
pestisida dan bebas dari paparan residu pestisida.
8. KONSEP DAN PRAKTIK DASAR
PERTANIAN ORGANIK
Meningkatkan keanekaragaman hayati dalam sistem secara keseluruhan
Meningkatkan aktivitas biologi tanah
Mempertahankan jangka pangjang kesuburan tanah
Mencaur ulang limbah yang berasal dari tumbuhan dan hewan dalam rangka untuk
mengembalikan nutrisi ke tanah sehingga meminimalkan penggunaan sumber daya
tak terbarukan
Bergantung pada sumber daya terbarukan dalam sistem pertanian lokal terorganisir
9. KONSEP DAN PRAKTIK DASAR
PERTANIAN ORGANIK
Mempromosikan penggunaan secara sehat tanah, air dan udara serta meminimalkan
segala bentuk polusi yang ditimbulkan dari praktek pertanian
Menangani produk pertanian dengan penekanan pada metode pengolahan secara
hati-hati dalam rangka untuk menjaga integritas organik dan kualitas penting dari
produk di semua tahapan
Menjadi mapan pada setiap lahan yang ada melalui periode konversi, sesuai yang
ditentukan oleh faktor-faktor tertentu seperti situs sejarah dari tanah dan jenis
tanaman dan ternak yang akan diproduksi.
10.
11.
12. Rotasi tanaman
• Metode di mana tanaman ditanam dalam bidang
sama secara rotasi selama periode waktu
tertentu.
• Penting dalam sistem pertanian organik untuk
kesehatan dan kesuburan tanah, hama dan
penyakit, pengolahan gulma, ekosistem
keanekaragaman dan keberlanjutan.
• Rotasi tanaman efektif pada tanaman ramuan
abadi seperti ; chamomile, calendula, dan
ketumbar.
14. Tanaman penutup
• Tanaman penutup : tanaman tahunan atau
tanaman pelengkap untuk membantu dalam
produksi tanaman utama.
• Berupa; kacang-kacangan, sereal atau rumput.
• Tujuan: untuk mencegah erosi, sebagai
sumber nitrogen tanah, untuk meningkatkan
kesuburan tanah, pengendalian gulma, pest
control, manajemen penyakit, mengurangi gas
rumah kaca.
15. Tanaman penutup
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih
tanaman penutup:
1. Perlu mengetahui tujuan tertentu dari tanaman penutup?
2. Sistem akar tanaman penutup dan pengaruhnya terhadap
tanah?
3. Biomassa rata yang dihasilkan dan jumlah N akan berkontribusi
terhadap tanah?
4. Jenis-jenis gulma, hama, penyakit pada tanaman penutup?
5. Setiap allelopathy yang dihasilkan oleh tanaman penutup?
6. Apa jenis hama dan penyakit dari tanaman penutup akan
menjadi tuan rumah?
7. Apa yang menguntungkan serangga akan pupuk hijau.
8. Apa potensi sinergi dapat dicapai antara tanaman penutup dan
tanaman utama?
16. Tanaman penutup
Kelemahan:
Tanaman penutup selama masa pertumbuhan
akan menyerap air dalam jumlah banyak yang
akan menyebabkan kekeringan.
19. Pupuk Hewan
• Pupuk hewan berasal dari kotoran hewan ternak
seperti kambing, domba, dan unggas.
• Pupuk hewan mengandung; nitrogen, fosfor
(p), kalium (k), kalsium (Ca), magnesium
(Mg), dan sulfur (S).
• Kotoran hewan yang mengandung bahan organik
dapat memperbaiki struktur tanah, daya ikat
air, meningkatkan aerasi, mempromosikan
organisme menguntungkan dan hasil panen dari
tanah.
22. Tumpangsari
• Tumpangsari adalah cara menanam tanaman
untuk meniru keragaman alam melalui
penciptaan multi-tanaman dalam wilayah yang
sama pada saat yang sama, dengan pilihan
tanaman yang akan membantu dalam
peningkatan produktivitas.
• Prinsip utama: bahwa sistem yang beragam
mengandung sejumlah
tanaman, hewan, burung, serangga, dan
mikroorganisme akan memiliki wabah hama dan
penyakit dari lingkungan yang kurang beragam
seperti mono-cropping.
23. Tumpangsari
Manfaat utama:
1. Untuk membuat hasil yang lebih besar dan poduktivitas pada
bagian tertentu dari tanah melalui pemanfaatan total ruang,
yang tidak mungkin terjadi memalui mono-cropping, yaitu,
menanam tanaman tinggi dan pendek dalam susunan kanopi
atau tanaman berakar dalam campuran.
2. Untuk memanfaatkan tanaman lain untuk melindungi
lapangan melalui array penanaman penahan angin, untuk
pengelolaan hama.
3. Untuk membantu dalam diversifikasi perusahan, yang
mengarah ke pengurangan risiko dalam arus masuk
pendapatan selama setahun.
4. Unuk mendorong keanekaragam hayati maksimun habitat
pertanian, yang akan membantu membatasi dan mengurangi
wabah hama dan penyakit.
24. Tumpangsari
Peran tanaman dalam tumpangsari:
• 1. tanaman pendamping: tanaman yang mencegah
serangga dari makan pada tanaman utama. Membantu
dalam memberikan nutrisi ketanaman utama,
mengusir atau menjebak serangga, memberikan
perlindungan dari angin.
• 2. tanaman pengusir : berfungsi untuk menghindari,
mencegah atau mengusir hama serangga. Hasil
metabolisme dari batang ,akar, dan daun berupa bahan
kimia dalam bentuk bau dan racun yang disebut herbal
aromatik.
Herbal aromatik ini mencegah serangga dalam 3 cara:
masking, memukul mundur, dan membunuh.
29. Variabel Utama Dalam Perencanaan
Model Tumpangsari
• Kompatibilitas allelopathy : apakah salah satu tumpangsari
dimaksudkan memancarkan senyawa allelopati yang akan
menghambat tanaman lain?
• Shading: apakah akan ada keuntungan untuk tanaman dari
shading?
• Sistem akar : akan sistem akar bersaing atau saling
melengkapi?
• Nutrisi : apakah salah satu tanaman dimaksud membantu
dalam memasok nutrisi ke tanaman lain?
• Peran dalam pengendalian hama dan penyakit : peran apa
yang akan bermain tanaman dimaksud dalam pengolahan
hama dan penyakit?
• Persaingan : akankah dua tanaman dimaksudkan bersaing
atau saling melengkapi?
31. Pengomposan
Pengomposan adalah alat yang berharga
untuk digunakan dalam hubungannya dengan
pupuk hijau dan tanaman penutup
tanah, membentuk bagian dari program
pengolahan tanah terpadu.
32.
33. Pengomposan
Ada 3 tahap dalam proses pengomposan:
• 1. tahap pertama (mesofilik)
• 2. tahap kedua (termofilik)
• 3. tahap ketiga (menyembuhkan)
34. Pengomposan
Pengomposan
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas proses
pengomposan:
1. mikrooorganisme: bertanggung jawab dalam proses
degradasi. Seperti ; bakteri, jamur, actinomycetes.
2. C:N (Carbon/Nitrogen) rasio: sebuah tumpukan
kompos harus memiliki keseimbangan yang benar
antara carbon dan nitrigen. Rasio karbon nitrogen
disebut C:N ratio. Kualitas kompos dianggap baik jika
memiliki C/N rasio antara 12-15.
3. ukuran partikel: bahan organik harus digiling menjadi
ukuran partikel kecil sehingga mikroorganisme dapat
bereaksi dengan mereka.
35. Pengomposan
4. aerasi: proses pengomposan harus memiliki akses
aerasi, sehingga oksigen dapat masuk dalam rangka
untuk menguaraikan bahan organik.
5.suhu: kompos harus mencapai rentang suhu yang benar
selama 3 fase dekomposisi.
6. moisture: diperlukan untuk memungkinkan proses
metabolisme dalam mikroba kompos. Sebuah
tumpukan kompos harus mengandung antara
kelembaban 55-56%.
7. Ukuran: tumpukan kompos harus memiliki ukuran yang
optimal, untuk menjaga kelembaban dan panas.
36. Pengomposan
Beberapa variasi pembuatan pupuk kompos:
1. Bokashi : menggunakan air, nasi dan mollase
dengan kultur starter (mikroorganisme efektif
‘EM’) ke organik untuk mendorong proses
fermentasi. Memakan waktu 2-3 bulan.
2. IMO: menggunakan air, nasi dan mollase dengan
inokulasi oleh mikroba udara. Populer di Asia
Timur.
3. Kascing: memanfaatkan cacing untuk membuat
kompos dalam membusukkan bahan organik.
Populer di India, Thailand, Malaysia, dan Filipina.
38. Mulching
Proses penghamparan bahan yang dapat
menutupi sebagian atau seluruh permukaan
sehingga mempengaruhi lingkungan mikro tanah
yang ditutupi
39. Mulching
Membantu
pertumbuhan
biji
Menjaga
Mencegah
kestabilan
suhu tanah
Kegunaan erosi
Menjaga
kadar air
dalam
tanah
40. Mulching
Macam – macam mulch
KONVENSIONAL ORGANIK
• Lembaran plastik • Sekam
• Ban mobil bekas • Jerami
• Sisa produksi tebu
41. Pupuk alami
Pupuk diperlukan juga dalam pertanian organik,
Pupuk alami Fungsi
Tulang ayam Sumber nitrogen, kalsium, fosfor
Tulang ikan Sumber magnesium, kobalt, Zznk
Cangkang crustaceae Sumber nitrogen, fosfor, kalsium, kitin
Ganggang Sumber magnesium, kobalt, zink
Kotoran hewan Sumber nitrogen, kalium
Jamur Menetralkan pH tanah
Pupuk banyak produksi dalam bentuk yang praktis sesuai kebutuhan
Contoh : EM, pelet
42. Pupuk Alami
Pupuk alami mengandung mineral sebagai berikut :
Mineral Fungsi
Fosfat Nutrisi untuk pertumbuhan akar dan bunga
Kalium Nutrisi untuk pertumbuhan bunga dan buah
Kalsium Pengatur keasaman dalam tanah
Magnesium Pengatur keasaman dalam tanah
Bentonit Menyerap air
Natrium klorida Mencegah penyakit
Belerang Nutrisi untuk pertumbuhan sel tanaman
43. Kontrol hama dan penyakit
pada tumbuhan
Hama tumbuhan adalah organisme yang
menyerang tumbuhan sehingga pertumbuhan
dan perkembanganya terganggu
44. Kontrol hama dan penyakit
pada tumbuhan
Contoh hama pada tanaman
Tikus Tungau Alang - alang
Jamur Serratia marcescens
45. Kontrol hama dan penyakit
pada tumbuhan
Iklim dan
Analisis cuaca
awal
Hama
Tindakan
Pencegahan
Ambang batas hama
Kontrol
Kontrol hama budidaya
Perencanaan
dan penyakit pencegahan
pada tumbuhan Kontrol
mekanik
Pemantauan Kontrol
biologi
Tindakan Pestisida
Penyembuhan organik
46. Biopestisida
Merupakan campuran yang berkhasiat
mengendalikan hama pada tanaman; berasal
dari bahan organik yang diformulasi dengan
memanfaatkan mikroorganisme
49. Biopeptisida
Pembuatan biopeptisida
Hancurkan sampah Masukkan bahan hasil Ditambahkan sisa
sayur dan tembakau; tumbukan ke dalam air, molases, dan EM
diberi air jerigen ke dalam jerigen
50. Biopeptisida
Pembuatan biopeptisida
Simpan dalam suhu Kocok setiap pagi dan Buka tutup wadah
ruangan dengan sore sekitar 5 menit untuk membuang gas;
kondisi wadah setelah 15
tertutup hari, biopestisida siap
pakai
51. Insecticidal Soaps
• Insecticidal soap: non-residual dan low toxicity, terbuat
dari minyak tumbuhan yang tidak menguap (kelapa
sawit, kelapa, biji kapas, dll)
• Insecticidal soap: disaponifikasi dengan garam kalium
untuk menetralkan keasaman dan membuat
emulsi, ditambahkan zat aditif, seperti serai, kayu
putih, pala,rosemary, pennyroyal, cengkeh, minyak
pohon teh untuk meningkatkan kualitas produk
• Cara kerja: racunnya mengganggu kutikula/kulit luar
serangga yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada
serangga
52. Plant Oil
• White/horticultural oil:mengemulsi dalam basa dan
ditambahkan amonia untuk mengendalikan serangga
(kutu daun, tungau, dll) dan penyakit
• White/horticultural oil: parafin, mineral oil, canola,
caster, dan bunga matahari
• Cara kerja: disemprotkan langsung ke tanaman untuk
menyesakkan nafas serangga
• Parafin sedikit digunakan karena jumlah rantai CH2
panjang yang menyebabkan fototoksisitas yang
berpotensi fatal bagi tanaman, membawa residu sulfur
yang dapat mengganggu stomata, dan mencegah
nutrisi yang masuk
53. Botanical Pesticides
• Neem (Azadirachta indica) digunakan sebagai:
insecticidal dan fungicidal; mengandung
senyawa azadirachtin dan salanin
• Neem mengganggu makanan dan reproduksi
dari serangga, membingungkannya sampai
tidak dapat bereproduksi dan menghilang
• Pyrethrum: pelarut yang berasal dari ekstrak
bunga Chrysantemum cinerariifolium, rendah
toksisitas untuk mamalia, salah satu pestisida
yang paling aman, dapat membunuh serangga
dengan mudah dengan menyerang sistem
saraf, tidak stabil di radiasi UV, dan berhenti
dengan cepat
54. Botanical Pesticides
• Garden dusts: insektisida/fungisida multiguna berasal dari sintetis
atau turunan tanaman alami dengan bulking agent, digunakan
untuk melawan penyakit tanaman, mengandung rotenone berasal
dari akar kacang-kacangan tropis Lonchocarpus dan Derris elliptica
, ryania diekstraksi dari batang Ryania speciosa, dan sabadilla dari
biji tropical lily Schoenocaulon officinale
• Rotenone: spektrum luas insektisida, efektif terhadap kutu
daun, kumbang, dan ulat, harus dicerna oleh serangga agar
efektif, tidak stabil bila terkena udara dan sinar matahari, dan
waktu paruh singkat
Ryania speciosa lily Schoenocaulon Rotenone
55. Botanical Pesticides
• Ryania: racun lemah untuk serangga, memiliki spektrum luas,
bekerja dengan baik dalam cuaca panas, bahan aktifnya alkaloid
ryanodine
• Sabadilla: efektif terhadap serangga, bahan aktifnya cevadine dan
veratridine
• Nicotine: diekstrak dari tembakau untuk pestisida, racun bagi
mamalia melalui penyerapan kulit, membunuh serangga dengan
mengganggu saraf dan otot, dan baik digunakan pada cuaca panas
Ryanodine Cevadine Veratridine Nicotine
57. Weed Control
• Gulma: tanaman yang tidak
diinginkan, dapat mengganggu
aktivitas manusia atau tanaman lain
• Keuntungan: membantu membawa
nutrisi ke permukaan tanah, sebagai
indikator yang berguna untuk tanah,
menyediakan habitat untuk serangga
yang bermanfaat, dapat berkontribusi
pada keanekaragaman hayati yang
dapat membuat sistem lebih stabil
dan produktif
58. Weed Control
• Pencegahan pertumbuhan gulma: rotasi tanaman; membajak
ladang; jarak tanaman berbeda-beda; menggembala sapi, domba,
dan kambing; menyangga tanaman; tanaman penutup; mulches;
memodifikasi pH tanah; menggunakan benih bebas gulma dan
kontaminasi spora; membersihkan traktor dan alat pertanian
lainnya
• Gulma dapat dikelola dengan cara mekanik (fisik), kimia, dan biologi
• Mekanik (fisik): pengamatan secara teratur, menyingkirkan gulma
secara manual
• Kimia: herbisida organik berasal dari cuka, asam sitrat, dan
beberapa essential oil. Herbisida organik mengandalkan asam atau
basa pH untuk membakar gulma
• Biologi: memanfaatkan hama, virus, nematoda atau bakteri untuk
mengendalikan gulma
59. Tillage
• Penggarapan tanah merupakan faktor penting untuk
pengelolaan gulma, pengelolaan residu
tanaman, membantu menganginkan tanah dan
mencegah dekomposisi anaerob, membantu
mengintegrasikan pupuk dengan tanah, dan
menghancurkan habitat serangga
• Penggarapan tanah sangat berguna karena
mengembangkan kerja cacing tanah dan populasi
mikroorganisme di tanah,menurunkan biaya bahan
bakar dan tenaga kerja, meningkatkan kualitas
tanah, meningkatkan bahan organik, mengurangi
kehilangan air, dan erosi
60. Farmscaping
• Farmscaping memberikan dasar struktural holistik
dan pendekatan ekologi untuk manajemen
pertanian
• Kegunaan:
– Penggunaan pestisida dapan diminimalkan
– Mulching dan pengomposan dapat dilakukan on-farm
– Ancaman kontaminasi dari luar dapat diminimalkan
– Meningkatkat kualitas keanekaragaman hayati dalam
ekosistem
61. Planning and Site Selection
• Teknik pertanian harus disesuaikan dengan tanah,
iklim, geografi, sistem medan, dan sistem sosial
yang berada dilokasi pertanian
• Rencana pelaksanaan dan pengelolaan organik
harus dirancang sesuai dengan:
– Pengelolaan tanah
– Keanekaragaman hayati
– Pengelolaan gulma, hama, dan penyakit
– Pengelolaan air dan irigasi
– Bahaya kontaminasi
62. Sertification
• Organic Practices: kesuburan tanah dan pengelolaan; bahan organik, humus, dan
kompos; kebijakan rotasi tanaman; pengelolaan air; dan pengelolaan irigasi
• Landscape dan lingkungan: faktor lingkungan dan kebijakan keadilan sosial
• Hama dan gulma: pengelolaan hama; penggunaan pengendalian hama; dan
pengelolaan gulma
• Pencegahan dan persyaratan lain: residu dan kemungkinan terkontaminasi; dan
penahan angin dan zona penyangga
• Penyewaan lahan: persyaratan dan transfer sertifikat
• Proses: proses on dan off pertanian
• Transportasi dan penanganan
• Penyimpanan dan gudang
• Penggunaan logo organik
• Benih dan metode propagasi: general; dan produksi bibit, pembibitan, dan
produksi rumah kaca
• Catatan perawatan
63. Integrity and Record Keeping
• Dokumen penting untuk menjaga integritas
dan diperlukan untuk mempertahankan
sertifikat