SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
1
PENGEMBANGAN DAN PENILAIAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN
BERBASIS KINERJA
Oleh:
Lovita Ivan Hidayatullah
A. Pendahuluan
Masalah penting yang menjadi perhatian berbagai kalangan berkaitan dengan
pendidikan adalah masalah kualitas. Sejalan dengan perkembangan zaman dan persaingan
global, tuntutan akan kualitas pendidikan semakin mengemuka. Kekhawatiran akan beratnya
persaingan sumber daya manusia Indonesia di era global mendatang menjadi salah satu
alasan tuntutan tersebut. Oleh karena itu upaya melahirkan sumber daya manusia yang
unggul, kompetitif, dan berkarakter merupakan sebuah keharusan untuk dapat bersaing di era
global itu.
Masalah kualitas pendidikan merupakan masalah yang tidak berdiri sendiri dan
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang memiliki andil besar adalah sumber
daya manusia pendidikan. Sumber daya manusia dalam dunia pendidikan sangatlah penting
dan menjadi hal utama yang harus mendapat perhatian serius dari semua pemangku
kepentingan (stake holder). Artinya, jika mutu pendidikan ingin mencapai tingkat pencapaian
terbaik maka sumber daya manusia pun harus ditingkatkan.
Untuk menyesuaikan agar pendidikan sejalan dengan peradaban masa kini yang
mengedepankan nilai-nilai humanis, mengedepankan dan melestarikan kebudayaan serta
yang utama memiliki nilai-nilai moral yang utuh dan menciptakan intelektualitas yang tinggi,
maka sumber daya manusia pendidikan haruslah berkualitas serta memiliki integritas yang
tinggi untuk mewujudkan cita-cita yang luhur demi kemajuan pendidikan di suatu negara.
Artinya sumber daya manusia pendidikan harus ditingkatkan, baik mutu paradigmanya, mutu
doktrin-doktrinnya, dan yang utama mutu intelektualitasnya.
Dalam makalahnya yang berjudul “Problematika Pendidikan Indonesia dan
Gagasan Menuju Paradigma Baru”, I Wayan Santyasa, mengemukakan gagasan tentang
paradigma baru pendidikan Indonesia. Salah satu paradigmanya untuk memajukan
popularisasi pendidikan, adalah (1) menyesuaikan model pendidikan dan pelatihan dengan
kebutuhan rakyat banyak seraya meningkatkan mutunya, (2) meningkatkan partisipasi
keluarga dan masyarakat dalam penyelenggaraan, investasi, dan evaluasi pendidikan, (3)
meningkatkan investasi pendidikan melalui sektor pemerintah. Implementasi paradigma ini
adalah melalui program-program (1) mengembangkan dan mewujudkan pendidikan
berkualitas, (2) menyelenggarakan pendidikan guru dan tenaga kependidikan yang bermutu,
(3) menciptakan SDM pendidikan yang profesional dengan penghargaan yang wajar, (4)
menanggulangi putus sekolah akibat krisis melalui perbaikan organisasi pelaksanaan
penyaluran bantuan, dan (5) meningkatkan kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan
lainnya, sehingga dapat memotivasi peningkatan kinerja mereka secara optimal (Santyasa,
2003).
Seiring dengan semakin tajamnya persaingan akibat perkembangan teknologi dan
lingkungan yang begitu drastis pada seluruh aspek kehidupan manusia, maka setiap
organisasi –termasuk dalam bidang pendidikan- membutuhkan sumber daya manusia yang
berkompeten agar dapat memberikan pelayanan yang prima dan bernilai. Dengan kata lain
2
organisasi tidak hanya mampu memberikan pelayanan yang memuaskan (customer
satisfaction) tetapi juga berorientasi pada nilai (customer value). Sehingga organisasi tidak
semata-mata mengejar pencapaian produktivîtas kerja yang tinggi tetapi lebih pada kinerja
dalam pencapaiannya. Kinerja setiap kegiatan dan individu merupakan kunci pencapaian
produktivitas, karena kinerja adalah hasil di mana orang-orang dan sumber daya lain yang
ada dalam organisasi bersama-sama membawa hasil akhir yang didasarkan pada tingkat mutu
dan standar yang telah ditetapkan (Setyowati, 2010).
Relevan dengan paparan di muka, dipandang perlu dikaji pengembangan sumber
daya manusia pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas layanan dan produktivitas. Salah
satu strategi pengembangan sumber daya manusia yang dipandang mampu meningkatkan
kualitas layanan dan produktivitas adalah strategi pengembangan sumber daya manusia yang
berbasis kinerja.
B. Pembahasan
a. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Salah satu bidang penting dalam manajemen pendidikan adalah berkaitan dengan
sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Intensitas dunia pendidikan
berhubungan dengan manusia dapat dipandang sebagai suatu perbedaan penting antara
lembaga pendidikan dengan organisasi lainnya. Anggapan ini sejalan dengan pernyataan
Sergiovanni, et.al dalam http://uharsputra.wordpress.com, yang menyatakan bahwa:
”Perhaps the most critical difference between the school and most other organization is
the human intensity that characterize its work. School are human organization in the
sense that their products are human and their processes require the sosializing of
humans”. Hal ini menunjukan bahwa masalah sumber daya manusia menjadi hal yang
sangat dominan dalam proses pendidikan, hal ini juga berarti bahwa mengelola sumber
daya manusia merupakan bidang yang sangat penting dalam melaksanakan proses
pendidikan di sekolah.
Wherther and Davis dalam http://uharsputra.wordpress.com, menyatakan bahwa
sumber daya manusia dalam konteks manajemen adalah ”people who are ready, willing,
and able to contribute to organizational goals”. Oleh karena itu sumber daya manusia
dalam suatu organisasi termasuk organisasi pendidikan memerlukan pengelolaan dan
pengembangan yang baik dalam upaya meningkatkan kinerja mereka agar dapat
memberi sumbangan bagi pencapaian tujuan.
Ardiansyah dalam makalahnya yang berjudul “Hakikat Pengembangan Sumber
Daya Manusia”, mengutip pendapat Papayungan mengemukakan bahwa pengembangan
sumber daya manusia adalah suatu proses peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan
kapasitas dari semua penduduk suatu masyarakat. Selanjutnya Ardiansyah juga mengutip
pendapat Payaman J. Simanjuntak, yang berpendapat bahwa sumber daya manusia
mengandung dua pengertian: (1) sumber daya manusia mengandung pengertian usaha
kerja atau jasa yang dapat diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk
menghasilkan barang dan jasa, (2) sumber daya manusia adalah menyangkut manusia
yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut (Ardiansyah,
2011).
3
Schermerhor dalam Harijany (2012:22) memaparkan bahwa pengembangan SDM
merupakan serangkaian aktivitas yang memberikan peluang untuk mendapatkan dan
meningkatkan keterampilan yang berkaitan dengan pekerjaan. Sedangkan Mulyati
(2012:46), yang mengutip pendapat Mondy, Noe, dan Premeaux menyatakan bahwa
pengembangan SDM meliputi: (1) pelatihan (training), (2) pengembangan
(development), (3) pengembangan karir (career development), dan (4) penilaian kinerja
(performance apprasial).
Pelatihan (training) merupakan kegiatan yang dirancang memberikan kesempatan
kegiatan belajar untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian yang diperlukan pada
pekerjaan yang sedang dijalani atau yang terkait dengan pekerjaannya. Pengembangan
(development) meliputi kesempatan belajar yang bertujuan untuk lebih meningkatkan
pengetahuan (knowledge) dan keahlian (skill) yang diperlukan dalam pekerjaan yang
sedang dijalani. Pengembangan lebih difokuskan untuk jangka panjang. Pengembangan
karir merupakan pendekatan formal yang digunakan organisasi untuk menjamin bahwa
orang dengan kualifikasi tepat dan berpengalaman tersedia pada saat dibutuhkan.
Sedangkan penilaian kinerja (performance apprasial) adalah sistem formal dan reviu
periodik dan evaluasi kinerja individu atau tim (Mulyati, 2012:47).
Pengembangan sumber daya manusia bertujuan menghasilkan kerangka kerja
yang bertalian secara logis dan komprehensif untuk mengembangkan lingkungan di
mana karyawan didorong belajar dan berkembang (Sedarmayanti dalam Harijany,
2012:22).
b. Sumber Daya Manusia Pendidikan
Keberhasilan institusi pendidikan dalam mengemban misinya sangat ditentukan
oleh mutu keinterelasian unsur-unsur sistemik yang memberikan kontribusi terhadap
peningkatan kualitas proses transformasi dan mutu hasil kerja institusi pendidikan,
seperti tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, biaya, anak didik, masyarakat, dan
lingkungan pendukungnya. Dari sekian banyak subsistem yang memberikan kontribusi
terhadap kualitas proses dan keluaran pendidikan, dalam makna educational outcomes,
subsistem tenaga kependidikan telah memainkan peranan yang paling esensial (Danim,
2002:17).
Tenaga kependidikan merupakan sumber daya manusia pendidikan. Tenaga
kependidikan yang dimaksud di sini adalah sebagaimana termaktub di dalam Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 1992 tanggal 17 Juli 1992. Dalam PP tersebut
disebutkan beberapa jenis tenaga dalam lingkup tenaga kependidikan, yaitu sebagai
berikut.
1. Tenaga kependidikan terdiri atas tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan,
penilik, pengawas, peneliti dan pengembang di bidang pendidikan, pustakawan,
laboran, teknisi sumber belajar, dan menguji.
2. Tenaga pendidik terdiri atas pembimbing, pengajar, dan pelatih.
3. Pengelola satuan pendidikan terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua, rektor, dan
pimpinan satuan pendidikan luar sekolah (PP No. 30/1992).
Termasuk dalam jenis tenaga kependidikan adalah pengelola sistem pendidikan,
seperti kepala kantor dinas pendidikan di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Jika
hendak diperluas, tenaga kependidikan sesungguhnya termasuk tenaga administratif
4
bidang pendidikan, yang berfungsi sebagai subjek yang menjalankan fungsi mendukung
pelaksanaan pendidikan.
Dengan demikian, secara umum tenaga kependidikan dapat dibedakan menjadi
empat kategori, yaitu:
1. tenaga pendidik, terdiri atas pembimbing, penguji, pengajar, dan pelatih;
2. tenaga fungsional kependidikan, terdiri atas penilik, pengawas, peneliti dan
pengembang di bidang kependidikan, dan pustakawan;
3. tenaga teknis kependidikan, terdiri atas laboran dan teknisi sumber belajar;
4. tenaga pengelola satuan pendidikan, terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua,
rektor, dan pimpinan satuan pendidikan luar sekolah;
5. tenaga lain yang mengurusi masalah-masalah manajerial atau administratif
kependidikan (Danim, 2002:18).
c. Kinerja dan Penilaiannya
a) Pengertian Kinerja atau Performansi
Kehandalan sumber daya manusia dapat dilihat dari performansi atau
kinerja yang bersangkutan. Performansi atau kinerja memiliki pengertian yang
bercariasi dalam manajemen. Harris dalam Sagala (2006:61) menjabarkan
performansi adalah perilaku yang menunjukkan kompetensi yang relevan dengan
tugas yang realistis dan gambaran perilaku yang difokuskan pada konteks pekerjaan
tempat perilaku diwujudkan untuk memperjelas deskripsi-deskripsi kerja dalam
memenuhi kebutuhan organisasi yang diinginkan.
Lebih lanjut Sagala (2006:62) mengutip pendapat Chaplin yang
mengemukakan unsur-unsur performansi, yaitu terdiri atas: (1) aktivitas (activity),
yaitu gerakan atau tingkah laku organisme dari semua proses mental atau psikologis;
(2) tingkah laku (behavior), yaitu semua respon (reaksi, tanggapan, jawaban,
balasan) yang dilakukan secara khusus dari satu kesatuan pola reaksi yang
mencakup segala sesuatu yang dilakukan atau dialami seseorang; (3) produktivitas
(productivennes), yaitu daya produksi, kualitas kemampuan yang kreatif, kualitas
kesanggupan menyelesaikan sebagian besar tugas-tugas, seperti penelitian,
publikasi, dan lain-lain.
Oleh karena itu, harus diyakini bahwa performansi atau kinerja sumber
daya manusia pendidikan (guru, administrator, dan personel lainnya) adalah untuk
meningkatkan keefektifan. Berbagai upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan
kefektifan manajemen di bidang pendidikan, dalam skala mikro sekolah, antara lain
dengn meningkatkan kinerja guru sebagai ujung tombak proses belajar mengajar,
menstabilkan kurikulum, meningkatkan komunikasi antar-unsur, menggunakan
waktu dengan efisien, menjadikan belajar sebagai fokus manajemen sekolah, serta
meningkatkan pertumbuhan profesionalisme guru dan non-guru melalui pendidikan
dan pelatihan yang dapat menjadikan sekolah lebih efektif.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia yang
handal ditampakkan pada performansi atau kinerja personel tersebut. Performansi
atau kinerja personel adalah deskripsi kerja personel yang ditampakkan dalam
aktivitas dan perilaku yang mengacu pada proses dan produk yang diinginkan serta
situasi tempat pekerjaan (Sagala, 2006:62).
5
b) Penilaian Kinerja
Hakikat penilaian kinerja adalah proses pengamatan (observasi) terhadap
pelaksanaan pekerjaan oleh seorang pekerja. Dari hasil observasi (pengamatan) itu
dilakukan pengukuran yang dinyatakan dalam bentuk penetapan keputusan
mengenai keberhasilan atau kegagalannya dalam bekerja.
Penilaian tersebut dilakukan sebagai proses mengungkapkan kegiatan
manusia dalam bekerja, yang sifat dan bobotnya ditekankan pada perilaku manusia
sebagai perwujudan dimensi kemanusiaan, maka pengukuran yang dilakukan bukan
secara eksak/matematis yang bersifat pasti. Pengukuran secara eksak/matematis
tidak mungkin dilakukan dalam penilaian kinerja karena objeknya adalah manusia
yang unik dan kompleks (Nawawi, 2011:234-235).
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, penilaian kinerja SDM
(performance appraisal) adalah suatu metode untuk melakukan evaluasi terhadap
kinerja SDM dalam suatu organisasi untuk mengetahui tingkat pencapaian kerja
SDM terhadap target yang telah ditentukan organisasi (kualitas, kuantitas, biaya,
waktu). Penilaian dilakukan secara reguler dan biasanya dinilai oleh atasan
langsungnya sebagai bagian dari manajemen pengembangan karir (Kemdiknas,
2010:41-42).
Hasil penilaian kinerja, baik yang menyatakan kelemahan atau kekurangan
maupun prestasi atau keberhasilan, pada dasarnya merupakan informasi yang sangat
berharga. Hal itu dikarenakan berkaitan dengan pengambilan keputusan-keputusan
atau kebijakan-kebijakan mengenai hal mana yang harus dipertahankan,
ditingkatkan, atau bahkan dihilangkan.
c) Tujuan Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja sebagai salah satu kegiatan manajemen SDM memiliki
tujuan yang sangat luas karena keterkaitannya dengan banyak kegiatan manajemen
SDM lainnya. Nawawi (2011:248-251) mengelompokkan tujuan penilaian kinerja
menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum penilaian kinerja adalah: (1) untuk memperbaiki pelaksanaan
pekerjaan para pekerja, dengan memberikan bantuan agar setiap pekerja
mewujudkan dan mempergunakan potensinya secara maksimal dalam melaksanakan
misi organisasi/perusahaan; (2) untuk menghimpun dan mempersiapkan informasi
bagi pekerja dan para manajer dalam membuat keputusan; (3) untuk menyusun
inventarisasi SDM di lingkungan organisasi/perusahaan; dan (4) untuk
meningkatkan motivasi kerja.
Tujuan khusus penilaian kinerja adalah: (1) untuk melakukan promosi,
menghentikan pekerjaan yang salah, menegakkan disiplin, menentukan
penghargaan; (2) sebagai kriteria dalam membuat tes yang validitasnya tinggi; (3)
sebagai umpan balik bagi pekerja untuk meningkatkan efisiensi kerja dan
memperbaiki kekeliruan; (4) untuk mengidentifikasi kebutuhan pekerja dalam
meningkatkan prestasi kerjanya; (5) memberikan spesifikasi jabatan; (6) untuk
6
meningkatkan komunikasi sebagai usaha mewujudkan hubungan yang manusiawi
dan harmonis.
d. Pengembangan SDM Pendidikan Berbasis Kinerja
Pengembangan sumber daya manusia pendidikan berbasis kinerja merupakan
kegiatan peningkatan kompetensi tenaga kependidikan yang didasarkan pada kinerja atau
performansinya untuk meningkatkan kefektifan institusi dalam mewujudkan tujuan yang
ditetapkan. Dengan demikian maka sumber daya manusia pendidikan yang memiliki
kinerja sesuai standar atau di atas standar yang ditentukan oleh institusi memiliki
kesempatan dan peluang untuk memperoleh respon dari institusi tersebut sesuai
ketentuan yang diterapkan.
Sumber daya manusia pendidikan yang dimaksud di sini adalah sebagaimana
dipaparkan pada bagian sebelumnya yang meliputi: (1) tenaga pendidik, terdiri atas
pembimbing, penguji, pengajar, dan pelatih; (2) tenaga fungsional kependidikan, terdiri
atas penilik, pengawas, peneliti dan pengembang di bidang kependidikan, dan
pustakawan; (3) tenaga teknis kependidikan, terdiri atas laboran dan teknisi sumber
belajar; (4) tenaga pengelola satuan pendidikan, terdiri atas kepala sekolah, direktur,
ketua, rektor, dan pimpinan satuan pendidikan luar sekolah; dan (5) tenaga lain yang
mengurusi masalah-masalah manajerial atau administratif kependidikan.
Pengembangan tenaga kependidikan berbasis kinerja berarti upaya peningkatan
kompetensi tenaga kependidikan berdasarkan kinerja yang ditampakkannya dalam kurun
waktu tertentu dan berdasarkan standar tertentu melaui proses penilaian kinerja. Untuk
mendapatkan hasil penilaian yang valid, dibutuhkan metode penilaian yang tepat.
Nawawi (2011: 269-278) mengemukakan beberapa metode penilaian kinerja sebagai
berikut:
1. Metode Uraian Ringkas
Metode ini dilakukan dengan cara meminta/memerintahkan kepada pekerja
yang dinilai, untuk secara ringkas menguraikan segala sesuatu yang telah dikerjakan
selama jangka waktu tertentu. Metode ini sangat baik atau efektif untuk memperoleh
informasi sebagai umpan balik bagi pekerja untuk memperbaiki kekurangan atau
kelemahan dalam bekerja.
2. Metode Ranking/Skala Nilai dan Membandingkan
Metode ini dilakukan dengan menetapkan aspek-aspek yang hendak dinilai,
diiringi dengan nilai berupa angka dari 0,1 s.d. 7,0, yang diartikan bahwa semakin
tinggi angkanya menunjukkan gejala (aspek) yang dinilai semakin baik atau efektif.
Metode ini kurang efektif digunakan dalam penilaian kinerja untuk memperoleh
umpan balik.
3. Metode Daftar Cek (Chek list) Perilaku
Daftar cek adalah sebuah daftar yang berisi sejumlah perilaku yang harus
dilakukan dalam bekerja menurut pembidangan masing-masing. Daftar ini digunakan
untuk mengamati perilaku dalam bekerja dengan memberikan tanda pada daftar jika
perilaku tersebut dilakukan. Kelemahan metode ini dapat terjadi pada penilai karena
penafsiran yang berbeda terhadap sebuah respon.
4. Metode Distribusi Kemampuan
7
Metode ini dimaksudkan untuk mengetahui semua aspek dalam
kemampuan pekerja secara individual dengan menempatkannya dalam grafik untuk
mengetahui posisinya dalam distribusi kurva normal, kurva miring ke kanan (positif),
atau kurva miring ke kiri (negatif). Metode ini efektif untuk membandingkan
kemampuan pekerja secara individual .
5. Metode Grafik Skala
Metode ini menggabungkan antara Metode Skala Nilai dengan Metode
Sebaran Kemampuan Dalam Bekerja.
6. Metode Pencatatan Kejadian Penting
Metode ini dilaksanakan dengan menyediakan lembaran kertas kosong
untuk mencatat sewaktu-waktu tentang pelaksanaan pekerjaan yang menunjukkan
kelemahan atau kelebihan dalam kurun waktu antara pekerjaan yang satu dengan yang
lain.
7. Manajeman Berorientasi pada Hasil (Management by Objective)
Metode ini dilakukan dengan membandingkan antara hasil yang dicapai
dalam pelaksanaan dan tujuan berupa sasaran atau target yang harus dicapai selama
suatu periode tertentu. Perbandingan ini tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga
kualitas.
8. Metode Penyusunan dan Review Perencanaan Pekerjaan
Metode ini sebenarnya berfokus pada proses, tidak pada hasil, dan
cenderung pada penerapan manajemen Pengendalian Mutu Terpadu (Total Quality
Management). Metode ini memerlukan jumlah reviu yang berulang-ulang,
menggunakan banyak waktu dan membutuhkan kerjasama yang intensif antara
supervisor dan pekerja. Metode ini memerlukan teknik pengumpulan data yang
relevan.
Berkaitan dengan penilaian kinerja tenaga kependidikan, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan menyusun pedoman untuk dijadikan acuan dalam penilaian kinerja di
lingkungan pendidikan. Penilaian dilakukan secara reguler dan biasanya dinilai oleh
atasan langsungnya sebagai bagian dari manajemen pengembangan karir. Master
Indikator Kinerja SDM diturunkan dari fakta bahwa:
1. setiap pegawai dalam sebuah organisasi menduduki satu jabatan tertentu;
2. setiap jabatan memiliki satu atau lebih tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) yang
dijabarkan dalam uraian kerja; dan
3. setiap uraian kerja memiliki satu atau lebih Indikator Kinerja (IK).
Untuk keperluan pengukuran kinerja SDM, maka hanya IK Kunci (key
peformance indicator) saja yang dipilih untuk diukur. IK-IK inilah yang menjadi syarat
kinerja SDM yang merupakan target kinerja yang harus dipenuhi oleh SDM terkait
dengan jabatannya. Melalui kesepakatan kontrak kerja SDM dengan institusi tiap periode
tertentu, IK-IK pada syarat kinerja ditentukan target kinerjanya. Target kinerja inilah
yang harus dikejar oleh masing-masing SDM atau pegawai dalam periode penilaian
kinerja yang ditentukan.
Setiap IK pada syarat kinerja memiliki bobot kinerja. Bobot kinerja ditentukan
berdasarkan tingkat kepentingan (prioritas) IK dibanding IK yang lain serta sumber daya
yang dialokasikan. Jumlah bobot kinerja seluruh IK dalam satu jabatan harus sama
8
dengan 100 (%). Setiap pegawai per periode tertentu dilakukan Penilaian Kinerja
(Performance Appraisal) terhadap target kinerja yang telah ditetapkan. Hasil Penilaian
Kinerja per periode dicatat dalam Rapor Kinerja (Kemdiknas, 2010:42-43).
Pengembangan tenaga kependidikan berbasis kinerja ini dapat meningkatkan
suasana kondusif dalam bekerja, sehingga tujuan pengembangan SDM dapat tercapai,
yaitu: (1) meningkatkan produktivitas kerja; (2) mencapai efisiensi; (3) meminimalisasi
kekurangan/kelemahan; (4) meningkatkan pelayanan; (5) memelihara moral pegawai; (6)
meningkatan peluang karir; (7) meningkatkan kemampuan konseptual; (8) meningkatkan
kepemimpinan; (9) peningkatan balas jasa (Yustiono, 2012). Ketercapaian tujuan
pengembangan SDM tersebut berdampak pada tercapainya mutu unggul lembaga, dalam
hal ini sekolah. Keunggulan ini tampak pada semua aspek dan menyeluruh meliputi
semua komponen karena keunggulan itu bersifat multidimensi dan holistik (Sergiovanni,
1984:6).
e. Peningkatan Profesionalisme Guru
Guru merupakan bagian dari tenaga kependidikan yang memiliki peran besar
dalam peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat dalam bidang pendidikan.
Oleh karena itu, pengembangan keprofesian guru sangat penting mendapatkan porsi
perhatian yang besar dalam pelaksanaan profesionalisme pendidikan.
Pelaksanaan profesionalisme di bidang pendidikan, pada dasarnya ditentukan
oleh tiga bentuk mekanisme utama, yaitu adanya standar profesi dan kode etik jabatan,
sertifikasi profesional, serta mekanisme akuntabilitas lembaga maupun SDM
kependidikan. Standar kompetensi dan kode etik jabatan dimaksudkan agar setiap
lembaga atau SDM dapat memelihara status profesionalisme setiap saat. Sertifikasi
profesional dimaksudkan untuk meyakinkan klien bahwa pegawai memiliki kemampuan
seperti yang dituntut oleh standar profesi dan kode etik jabatan. Juga untuk memberi
jaminan kepada klien bahwa mereka akan mendapatkan pelayanan yang sebaik mungkin.
Sedangkan akuntabilitas profesional dimaksudkan agar mendapatkan keyakinan bahwa
pelayanan yang diberikan dapat memberikan kepuasan kepada klien pendidikan
(Budimansyah dan Ace Suryadi, 2010:137-138).
Pada hakikatnya kinerja guru adalah perilaku yang dihasilkan seorang guru dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar ketika mengajar di depan kelas,
sesuai dengan kriteria tertentu. Kinerja seseorang Guru akan tampak pada situasi dan
kondisi kerja sehari-hari. Kinerja dapat dilihat dalam aspek kegiatan dalam menjalankan
tugas dan cara/kualitas dalam melaksanakan kegiatan/tugas tersebut.
Untuk melihat apakah seorang guru dapat dikatakan profesional atau tidak dapat
dilihat dari dua persektif. Pertama, dilihat dari tingkat pendidikan minimal dari latar
belakang pendidikan untuk jenjang sekolah tempat dia menjadi guru. Kedua, penguasaan
guru terhadap materi bahan ajar, mengelola proses pembelajaran, mengelola siswa,
melakukan tugas-tugas bimbingan, dan lain-lain (Danim, 2002:30). Kedua perspektif itu
dapat melahirkan guru yang dikategorikan profesional.
Johnson (2009:6-8), membedakan guru ke dalam kelompok guru berkategori
super, excellent, dan good. Guru yang mengajar dengan super membutuhkan energi fisik,
emosi, dan mental yang sangat tinggi. Guru-guru super biasanya tiba di sekolah lebih
awal dan pulang paling akhir, aktif mengikuti seminar, melanjutkan kuliah pendidikan,
9
sukarelawan bagi kegiatan murid, dan memberikan diri mereka bagi murid-murid yang
membutuhkan bantuan ekstra di dalam maupun di luar kelas. Guru yang mengajar
dengan excellent menikmati pekerjaan mereka tetapi membatasi jumlah waktu dan energi
yang mereka baktikan untuk mengajar. Guru yang mengajar dengan good mengerjakan
pekerjaan mereka dengan baik tetapi mereka memahami batasan mereka sendiri. Mereka
membuat batasan yang sangat jelas antara profesionalitas dan waktu pribadi.
Pengembangan profesionalisme guru telah dilakukan oleh pemerintah melalui
berbagai program, di antaranya Program Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dan Penilaian
Kinerja Guru (PKG). Melalui program ini guru dituntut untuk senantiasa meningkatkan
profesionalitasnya secara terprogram dan berkelanjutan berbasis kinerja.
C. Penutup
Tuntutan akan pelayanan yang berkualitas dalam bidang pendidikan membutuhkan
dukungan dan sinergitas seluruh komponen yang terlibat dalam pengelolaan pendidikan.
Salah satu komponen yang memiliki peran besar dalam memenuhi tuntutan itu adalah sumber
daya manusia. Oleh karena itu pengembangan sumber daya manusia pendidikan perlu
dilakukan secara berkelanjutan dengan pendekatan dan strategi yang tepat.
Sumber daya manusia pendidikan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
1992 meliputi: (1) tenaga pendidik, terdiri atas pembimbing, penguji, pengajar, dan pelatih;
(2) tenaga fungsional kependidikan, terdiri atas penilik, pengawas, peneliti dan pengembang
di bidang kependidikan, dan pustakawan; (3) tenaga teknis kependidikan, terdiri atas laboran
dan teknisi sumber belajar; (4) tenaga pengelola satuan pendidikan, terdiri atas kepala
sekolah, direktur, ketua, rektor, dan pimpinan satuan pendidikan luar sekolah; dan (5) tenaga
lain yang mengurusi masalah-masalah manajerial atau administratif kependidikan.
Salah satu strategi pengembangan tenaga kependidikan adalah pengembangan SDM
berbasis kinerja. Ini berarti bahwa pengembangan SDM tersebut didasarkan pada hasil
penilaian kinerja pegawai yang bersangkutan dalam kurun waktu tertentu berdasarkan acuan
kriteria yang ditetapkan. Tujuannya adalah untuk: (1) memperbaiki pelaksanaan pekerjaan;
(2) menghimpun dan mempersiapkan informasi bagi pegawai dan pimpinan dalam membuat
keputusan; (3) menyusun inventarisasi SDM; dan (4) untuk meningkatkan motivasi kerja.
Secara khusus, penilaian kinerja bertujuan: (1) untuk melakukan promosi,
menghentikan pekerjaan yang salah, menegakkan disiplin, menentukan penghargaan; (2)
sebagai kriteria dalam membuat tes yang validitasnya tinggi; (3) sebagai umpan balik bagi
pekerja untuk meningkatkan efisiensi kerja dan memperbaiki kekeliruan; (4) untuk
mengidentifikasi kebutuhan pekerja dalam meningkatkan prestasi kerjanya; (5) memberikan
spesifikasi jabatan; (6) untuk meningkatkan komunikasi sebagai usaha mewujudkan
hubungan yang manusiawi dan harmonis.
Pengembangan tenaga kependidikan berbasis kinerja ini dapat meningkatkan
suasana kondusif dalam bekerja, sehingga tujuan pengembangan SDM dapat tercapai, yaitu:
(1) meningkatkan produktivitas kerja; (2) mencapai efisiensi; (3) meminimalisasi
kekurangan/kelemahan; (4) meningkatkan pelayanan; (5) memelihara moral pegawai; (6)
meningkatan peluang karir; (7) meningkatkan kemampuan konseptual; (8) meningkatkan
kepemimpinan; (9) peningkatan balas jasa.
10
Daftar Pustaka
Budimansyah, Dasim, dan Ace Suryadi. 2010. Pendidikan Nasional Menuju Masyarakat
Indonesia Baru. Jakarta: PT Genesindo.
Danim, Sudarwan. 2002. Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme
Tenaga Kependidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Harijany, Eny. 2012. “Pengaruh Manajemen Berbasis Sekolah Terhadap Iklim Sekolah dan
Dampaknya Pada Kefektifan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan:
Survei Pada Guru di Lingkungan SD Negeri Terakreditasi A Kota Surabaya”.
Tesis. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Johnson, Lou Anne. 2009. Teaching Outside the Box: How to Grab Your Students by Their
Brains. Terjemahan Dani Dharyani. Jakarta: PT Indeks.
Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Pengembangan Sistem Pengelolaan SDM Berbasis
Kinerja. Jakarta: Kemdiknas.
Makalah. www.majalahpendidikan.com (diunduh tanggal 18 November 2016).
“Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan”. Makalah. http://uharsputra.wordpress.com
(diunduh, 18 November 2016).
Mulyati, Deti. 2012. “Manajemen Pengembangan Sumber Daya Aparatur Eselon III Dalam
Rangka Peningkatan Kinerja Individu”. Disertasi. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Nawawi, H. Hadari. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1992 tentang Tenaga Kependidikan. 1992.
www.hukumonline.com (diunduh tanggal 18 November 2016).
Sagala, Syaiful. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat, Strategi Memenangkan
Persaingan Mutu. Jakarta: Nimas Multima.
Santyasa, I Wayan. 2003. “Problematika Pendidikan Indonesia dan Gagasan Menuju
Paradigma Baru”. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri
Singaraja, No. 3 Th. XXXVI Juli 2003.
Sergiovanni, Thomas J. 1984. “Leadership and Excellent Scholling”. Educational
Leadership, February, 1984, Vol. 41, No. 5
Setyowati, Endah. 2010. “Pengembangan SDM Berbasis Kompetensi: Solusi untuk
Meningkatkan Kinerja Organisasi”. Makalah. http://blog.fitb.itb.ac.id (diunduh
tanggal 18 November 2016).
Yustiono, Eris. 2012. “Pengembangan SDM”. Makalah. http://www.stialanbandung.ac.id
(diunduh tanggal 18 November 2016).

More Related Content

What's hot

Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Alfis Khisoli
 
Faktor pendidikan
Faktor pendidikanFaktor pendidikan
Faktor pendidikanAlizar Ali
 
Power point dina
Power point  dinaPower point  dina
Power point dinaherdina18
 
Kepemimpinan dalam-organisasi
Kepemimpinan dalam-organisasi Kepemimpinan dalam-organisasi
Kepemimpinan dalam-organisasi Joel mabes
 
Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan
Manajemen Sumber Daya Manusia PendidikanManajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan
Manajemen Sumber Daya Manusia PendidikanIndependent
 
Resume hakikat manusia, landasan, dan asas pendidikan
Resume hakikat manusia, landasan, dan asas pendidikanResume hakikat manusia, landasan, dan asas pendidikan
Resume hakikat manusia, landasan, dan asas pendidikanAmalia Agustina
 
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 1- Perkembangan Fisik & Psikomotorik Pese...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 1- Perkembangan Fisik & Psikomotorik Pese...Modul Perkembangan Peserta Didik KB 1- Perkembangan Fisik & Psikomotorik Pese...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 1- Perkembangan Fisik & Psikomotorik Pese...Istna Zakia Iriana
 
Lembaga pendidikan dan fungsinya ppt
Lembaga pendidikan dan fungsinya pptLembaga pendidikan dan fungsinya ppt
Lembaga pendidikan dan fungsinya pptsri rahayu
 
Ppt landasan perkembangan kurikulum
Ppt landasan perkembangan kurikulumPpt landasan perkembangan kurikulum
Ppt landasan perkembangan kurikulumSuci Agustina
 
Latar Belakang Pentingnya Filsafat Pendidikan,Harapan dan Kenyataan yang Terj...
Latar Belakang Pentingnya Filsafat Pendidikan,Harapan dan Kenyataan yang Terj...Latar Belakang Pentingnya Filsafat Pendidikan,Harapan dan Kenyataan yang Terj...
Latar Belakang Pentingnya Filsafat Pendidikan,Harapan dan Kenyataan yang Terj...Nadia Elfilla
 
Problem Peningkatan Mutu Pendidikan
Problem Peningkatan Mutu PendidikanProblem Peningkatan Mutu Pendidikan
Problem Peningkatan Mutu PendidikanKuntum Trilestari
 
Peta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembanganPeta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembanganDevia Titania
 
Ppt pengembangan karir
Ppt pengembangan karirPpt pengembangan karir
Ppt pengembangan karirIka Yuni Rainy
 

What's hot (20)

Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
 
Faktor pendidikan
Faktor pendidikanFaktor pendidikan
Faktor pendidikan
 
Power point dina
Power point  dinaPower point  dina
Power point dina
 
Kepemimpinan dalam-organisasi
Kepemimpinan dalam-organisasi Kepemimpinan dalam-organisasi
Kepemimpinan dalam-organisasi
 
Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan
Manajemen Sumber Daya Manusia PendidikanManajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan
Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan
 
Resume hakikat manusia, landasan, dan asas pendidikan
Resume hakikat manusia, landasan, dan asas pendidikanResume hakikat manusia, landasan, dan asas pendidikan
Resume hakikat manusia, landasan, dan asas pendidikan
 
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaan
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaanHubungan antara ilmu dengan kebudayaan
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaan
 
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 1- Perkembangan Fisik & Psikomotorik Pese...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 1- Perkembangan Fisik & Psikomotorik Pese...Modul Perkembangan Peserta Didik KB 1- Perkembangan Fisik & Psikomotorik Pese...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 1- Perkembangan Fisik & Psikomotorik Pese...
 
Filsafat Umum - Epistemologi
Filsafat Umum - EpistemologiFilsafat Umum - Epistemologi
Filsafat Umum - Epistemologi
 
FILSAFAT PENDIDIKAN
FILSAFAT PENDIDIKANFILSAFAT PENDIDIKAN
FILSAFAT PENDIDIKAN
 
Lembaga pendidikan dan fungsinya ppt
Lembaga pendidikan dan fungsinya pptLembaga pendidikan dan fungsinya ppt
Lembaga pendidikan dan fungsinya ppt
 
Ppt landasan perkembangan kurikulum
Ppt landasan perkembangan kurikulumPpt landasan perkembangan kurikulum
Ppt landasan perkembangan kurikulum
 
Problema Pokok Fisafat Pendidikan
Problema Pokok Fisafat PendidikanProblema Pokok Fisafat Pendidikan
Problema Pokok Fisafat Pendidikan
 
Sejarah Sistem Ekonomi Dunia
Sejarah Sistem Ekonomi DuniaSejarah Sistem Ekonomi Dunia
Sejarah Sistem Ekonomi Dunia
 
Latar Belakang Pentingnya Filsafat Pendidikan,Harapan dan Kenyataan yang Terj...
Latar Belakang Pentingnya Filsafat Pendidikan,Harapan dan Kenyataan yang Terj...Latar Belakang Pentingnya Filsafat Pendidikan,Harapan dan Kenyataan yang Terj...
Latar Belakang Pentingnya Filsafat Pendidikan,Harapan dan Kenyataan yang Terj...
 
KONSEP DASAR PENDIDIKAN
KONSEP DASAR PENDIDIKANKONSEP DASAR PENDIDIKAN
KONSEP DASAR PENDIDIKAN
 
Problem Peningkatan Mutu Pendidikan
Problem Peningkatan Mutu PendidikanProblem Peningkatan Mutu Pendidikan
Problem Peningkatan Mutu Pendidikan
 
Peta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembanganPeta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembangan
 
Ppt pengembangan karir
Ppt pengembangan karirPpt pengembangan karir
Ppt pengembangan karir
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 

Viewers also liked

Rajshree school activity(Rajasthan Film Festival)
Rajshree school activity(Rajasthan Film Festival)Rajshree school activity(Rajasthan Film Festival)
Rajshree school activity(Rajasthan Film Festival)Rajasthan Film Festival
 
Mais saude ucpel
Mais saude ucpelMais saude ucpel
Mais saude ucpelgirlian
 
Ivan Martínez presentation for Expocom prize
Ivan Martínez presentation for Expocom prizeIvan Martínez presentation for Expocom prize
Ivan Martínez presentation for Expocom prizeIvan Martínez
 
Examen trimestral presentacion
Examen trimestral presentacionExamen trimestral presentacion
Examen trimestral presentacionJean Kinta
 
Textos apresentação
Textos apresentaçãoTextos apresentação
Textos apresentaçãoKeu Ribeiro
 
C.v 10g karol diaz
C.v 10g  karol diazC.v 10g  karol diaz
C.v 10g karol diazArqui Gil
 
Susie Almaneih: A Collection of Valuable Ideas for the Child Collector
Susie Almaneih: A Collection of Valuable Ideas for the Child CollectorSusie Almaneih: A Collection of Valuable Ideas for the Child Collector
Susie Almaneih: A Collection of Valuable Ideas for the Child CollectorSusie Almaneih
 
ಅನಾಥರ ಸಂರಕ್ಷಕನು
ಅನಾಥರ ಸಂರಕ್ಷಕನುಅನಾಥರ ಸಂರಕ್ಷಕನು
ಅನಾಥರ ಸಂರಕ್ಷಕನುFAHIM AKTHAR ULLAL
 
30.08 plano de uso e ocupação
30.08   plano de uso e ocupação30.08   plano de uso e ocupação
30.08 plano de uso e ocupaçãoCamila Bittar
 
Un2 geofisica vegetacao
Un2 geofisica vegetacaoUn2 geofisica vegetacao
Un2 geofisica vegetacaoTiago Tomazi
 
A história dos Massuia de Jacutinga terceira edição
A história dos Massuia de Jacutinga    terceira ediçãoA história dos Massuia de Jacutinga    terceira edição
A história dos Massuia de Jacutinga terceira ediçãoWings Design & Comunicação
 
chap006 Making Capital Investment Decisions
chap006 Making Capital Investment Decisionschap006 Making Capital Investment Decisions
chap006 Making Capital Investment DecisionsKartika Dwi Rachmawati
 
Linguagemwebquestpowerpoint
LinguagemwebquestpowerpointLinguagemwebquestpowerpoint
Linguagemwebquestpowerpointkatiarejanerocha
 

Viewers also liked (20)

Rajshree school activity(Rajasthan Film Festival)
Rajshree school activity(Rajasthan Film Festival)Rajshree school activity(Rajasthan Film Festival)
Rajshree school activity(Rajasthan Film Festival)
 
Mais saude ucpel
Mais saude ucpelMais saude ucpel
Mais saude ucpel
 
Ivan Martínez presentation for Expocom prize
Ivan Martínez presentation for Expocom prizeIvan Martínez presentation for Expocom prize
Ivan Martínez presentation for Expocom prize
 
Mariana
MarianaMariana
Mariana
 
Entregrable 1
Entregrable 1Entregrable 1
Entregrable 1
 
Examen trimestral presentacion
Examen trimestral presentacionExamen trimestral presentacion
Examen trimestral presentacion
 
Textos apresentação
Textos apresentaçãoTextos apresentação
Textos apresentação
 
Programademilhas
ProgramademilhasProgramademilhas
Programademilhas
 
Projeto
ProjetoProjeto
Projeto
 
C.v 10g karol diaz
C.v 10g  karol diazC.v 10g  karol diaz
C.v 10g karol diaz
 
Susie Almaneih: A Collection of Valuable Ideas for the Child Collector
Susie Almaneih: A Collection of Valuable Ideas for the Child CollectorSusie Almaneih: A Collection of Valuable Ideas for the Child Collector
Susie Almaneih: A Collection of Valuable Ideas for the Child Collector
 
ಅನಾಥರ ಸಂರಕ್ಷಕನು
ಅನಾಥರ ಸಂರಕ್ಷಕನುಅನಾಥರ ಸಂರಕ್ಷಕನು
ಅನಾಥರ ಸಂರಕ್ಷಕನು
 
Apresentação g2
Apresentação g2Apresentação g2
Apresentação g2
 
Andresmora
AndresmoraAndresmora
Andresmora
 
Empreendedorismo 101
Empreendedorismo 101Empreendedorismo 101
Empreendedorismo 101
 
30.08 plano de uso e ocupação
30.08   plano de uso e ocupação30.08   plano de uso e ocupação
30.08 plano de uso e ocupação
 
Un2 geofisica vegetacao
Un2 geofisica vegetacaoUn2 geofisica vegetacao
Un2 geofisica vegetacao
 
A história dos Massuia de Jacutinga terceira edição
A história dos Massuia de Jacutinga    terceira ediçãoA história dos Massuia de Jacutinga    terceira edição
A história dos Massuia de Jacutinga terceira edição
 
chap006 Making Capital Investment Decisions
chap006 Making Capital Investment Decisionschap006 Making Capital Investment Decisions
chap006 Making Capital Investment Decisions
 
Linguagemwebquestpowerpoint
LinguagemwebquestpowerpointLinguagemwebquestpowerpoint
Linguagemwebquestpowerpoint
 

Similar to Pengembangan sumber daya manusia pendidikan berbasis kinerja

Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen PendidikanMini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen PendidikanHariyatunnisa Ahmad
 
Tenaga Kependidikan_Kelompok 3.pptx
Tenaga Kependidikan_Kelompok 3.pptxTenaga Kependidikan_Kelompok 3.pptx
Tenaga Kependidikan_Kelompok 3.pptxSyafaahNurrochimmah
 
INOVASI PENGEMBANGAN MADRASAH.pptx
INOVASI PENGEMBANGAN MADRASAH.pptxINOVASI PENGEMBANGAN MADRASAH.pptx
INOVASI PENGEMBANGAN MADRASAH.pptxsiscapansisca
 
Ejournal 1 studi tentang kualitas tenaga pengajar_maria ungin
Ejournal 1 studi tentang kualitas tenaga pengajar_maria unginEjournal 1 studi tentang kualitas tenaga pengajar_maria ungin
Ejournal 1 studi tentang kualitas tenaga pengajar_maria unginAGUS SETIYONO
 
Ejournal 1 studi tentang kualitas tenaga pengajar_maria ungin
Ejournal 1 studi tentang kualitas tenaga pengajar_maria unginEjournal 1 studi tentang kualitas tenaga pengajar_maria ungin
Ejournal 1 studi tentang kualitas tenaga pengajar_maria unginMbakyu Sarah
 
Ejournal 1 studi tentang kualitas tenaga pengajar_maria ungin
Ejournal 1 studi tentang kualitas tenaga pengajar_maria unginEjournal 1 studi tentang kualitas tenaga pengajar_maria ungin
Ejournal 1 studi tentang kualitas tenaga pengajar_maria unginAGUS SETIYONO
 
Artikel Pembiayaan Pendidikan Kelompok 11 (Sudarsih dkk).docx
Artikel Pembiayaan Pendidikan Kelompok 11 (Sudarsih dkk).docxArtikel Pembiayaan Pendidikan Kelompok 11 (Sudarsih dkk).docx
Artikel Pembiayaan Pendidikan Kelompok 11 (Sudarsih dkk).docxssuserf77389
 
MANAJEMEN PENDIDIKAN 3.pptx
MANAJEMEN PENDIDIKAN  3.pptxMANAJEMEN PENDIDIKAN  3.pptx
MANAJEMEN PENDIDIKAN 3.pptxilysugli2
 
tugasan 3038 Ust zaleha
tugasan 3038 Ust zalehatugasan 3038 Ust zaleha
tugasan 3038 Ust zalehamuhammad
 
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolahPeran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolahPuspawijaya Putra
 
92642771 makalah-pengembangan-sdm
92642771 makalah-pengembangan-sdm92642771 makalah-pengembangan-sdm
92642771 makalah-pengembangan-sdmSuprapto Atok
 
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikanManajemen tenaga pendidik dan kependidikan
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikanAnie01
 
Makalah Pengantar Pendidikan
Makalah Pengantar PendidikanMakalah Pengantar Pendidikan
Makalah Pengantar PendidikanMichant Lhoo
 
Wawasan dasar pengelolaan_pendidikan (1)
Wawasan dasar pengelolaan_pendidikan (1)Wawasan dasar pengelolaan_pendidikan (1)
Wawasan dasar pengelolaan_pendidikan (1)Vivii Charmeiliaa
 
Upaya peningkatan mutu pendidikan
Upaya peningkatan mutu pendidikanUpaya peningkatan mutu pendidikan
Upaya peningkatan mutu pendidikanMastudiar Daryus
 
Upaya peningkatan mutu pendidikan
Upaya peningkatan mutu pendidikanUpaya peningkatan mutu pendidikan
Upaya peningkatan mutu pendidikanMastudiar Daryus
 
Assesment Kinerja Manajemen Pendidikan
Assesment Kinerja Manajemen PendidikanAssesment Kinerja Manajemen Pendidikan
Assesment Kinerja Manajemen PendidikanArmadira Enno
 

Similar to Pengembangan sumber daya manusia pendidikan berbasis kinerja (20)

Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen PendidikanMini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
 
Makalah sdm
Makalah sdmMakalah sdm
Makalah sdm
 
Tenaga Kependidikan_Kelompok 3.pptx
Tenaga Kependidikan_Kelompok 3.pptxTenaga Kependidikan_Kelompok 3.pptx
Tenaga Kependidikan_Kelompok 3.pptx
 
INOVASI PENGEMBANGAN MADRASAH.pptx
INOVASI PENGEMBANGAN MADRASAH.pptxINOVASI PENGEMBANGAN MADRASAH.pptx
INOVASI PENGEMBANGAN MADRASAH.pptx
 
Ejournal 1 studi tentang kualitas tenaga pengajar_maria ungin
Ejournal 1 studi tentang kualitas tenaga pengajar_maria unginEjournal 1 studi tentang kualitas tenaga pengajar_maria ungin
Ejournal 1 studi tentang kualitas tenaga pengajar_maria ungin
 
Ejournal 1 studi tentang kualitas tenaga pengajar_maria ungin
Ejournal 1 studi tentang kualitas tenaga pengajar_maria unginEjournal 1 studi tentang kualitas tenaga pengajar_maria ungin
Ejournal 1 studi tentang kualitas tenaga pengajar_maria ungin
 
Ejournal 1 studi tentang kualitas tenaga pengajar_maria ungin
Ejournal 1 studi tentang kualitas tenaga pengajar_maria unginEjournal 1 studi tentang kualitas tenaga pengajar_maria ungin
Ejournal 1 studi tentang kualitas tenaga pengajar_maria ungin
 
Artikel Pembiayaan Pendidikan Kelompok 11 (Sudarsih dkk).docx
Artikel Pembiayaan Pendidikan Kelompok 11 (Sudarsih dkk).docxArtikel Pembiayaan Pendidikan Kelompok 11 (Sudarsih dkk).docx
Artikel Pembiayaan Pendidikan Kelompok 11 (Sudarsih dkk).docx
 
MANAJEMEN PENDIDIKAN 3.pptx
MANAJEMEN PENDIDIKAN  3.pptxMANAJEMEN PENDIDIKAN  3.pptx
MANAJEMEN PENDIDIKAN 3.pptx
 
tugasan 3038 Ust zaleha
tugasan 3038 Ust zalehatugasan 3038 Ust zaleha
tugasan 3038 Ust zaleha
 
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolahPeran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah
 
92642771 makalah-pengembangan-sdm
92642771 makalah-pengembangan-sdm92642771 makalah-pengembangan-sdm
92642771 makalah-pengembangan-sdm
 
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikanManajemen tenaga pendidik dan kependidikan
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan
 
Makalah Pengantar Pendidikan
Makalah Pengantar PendidikanMakalah Pengantar Pendidikan
Makalah Pengantar Pendidikan
 
Adm pend kel1
Adm pend kel1Adm pend kel1
Adm pend kel1
 
Wawasan dasar pengelolaan_pendidikan (1)
Wawasan dasar pengelolaan_pendidikan (1)Wawasan dasar pengelolaan_pendidikan (1)
Wawasan dasar pengelolaan_pendidikan (1)
 
Rochmanu, e jrnal
Rochmanu, e  jrnalRochmanu, e  jrnal
Rochmanu, e jrnal
 
Upaya peningkatan mutu pendidikan
Upaya peningkatan mutu pendidikanUpaya peningkatan mutu pendidikan
Upaya peningkatan mutu pendidikan
 
Upaya peningkatan mutu pendidikan
Upaya peningkatan mutu pendidikanUpaya peningkatan mutu pendidikan
Upaya peningkatan mutu pendidikan
 
Assesment Kinerja Manajemen Pendidikan
Assesment Kinerja Manajemen PendidikanAssesment Kinerja Manajemen Pendidikan
Assesment Kinerja Manajemen Pendidikan
 

More from Lovita Ivan Hidayatullah S. Pd.I

More from Lovita Ivan Hidayatullah S. Pd.I (9)

Total quality management (menciptakan budaya perbaikan)
Total quality management (menciptakan budaya perbaikan)Total quality management (menciptakan budaya perbaikan)
Total quality management (menciptakan budaya perbaikan)
 
Dimension V from Linda Suskiey Theoriy
Dimension V from Linda Suskiey TheoriyDimension V from Linda Suskiey Theoriy
Dimension V from Linda Suskiey Theoriy
 
Motivasiku menjadi peneliti
Motivasiku menjadi penelitiMotivasiku menjadi peneliti
Motivasiku menjadi peneliti
 
Radikalisme Dalam Islam menurut Lovita Ivan HIdayatullah
Radikalisme Dalam Islam menurut Lovita Ivan HIdayatullahRadikalisme Dalam Islam menurut Lovita Ivan HIdayatullah
Radikalisme Dalam Islam menurut Lovita Ivan HIdayatullah
 
Ppt fix optimalisasi fungsi pembimbing akademik
Ppt fix optimalisasi fungsi pembimbing akademikPpt fix optimalisasi fungsi pembimbing akademik
Ppt fix optimalisasi fungsi pembimbing akademik
 
Optimalisasi Fungsi Manajemen Pembimbing Akademik Bagi Sukses Studi Mahasiswa...
Optimalisasi Fungsi Manajemen Pembimbing Akademik Bagi Sukses Studi Mahasiswa...Optimalisasi Fungsi Manajemen Pembimbing Akademik Bagi Sukses Studi Mahasiswa...
Optimalisasi Fungsi Manajemen Pembimbing Akademik Bagi Sukses Studi Mahasiswa...
 
Makalah fpi a.n lovita ivan hidayatullah (tujuan pendidikan islam di tengah k...
Makalah fpi a.n lovita ivan hidayatullah (tujuan pendidikan islam di tengah k...Makalah fpi a.n lovita ivan hidayatullah (tujuan pendidikan islam di tengah k...
Makalah fpi a.n lovita ivan hidayatullah (tujuan pendidikan islam di tengah k...
 
Power point shalat
Power point shalatPower point shalat
Power point shalat
 
Akhlak dalam islam
Akhlak dalam islamAkhlak dalam islam
Akhlak dalam islam
 

Recently uploaded

materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxFisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxPutriAriatna
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 

Recently uploaded (12)

materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxFisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 

Pengembangan sumber daya manusia pendidikan berbasis kinerja

  • 1. 1 PENGEMBANGAN DAN PENILAIAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN BERBASIS KINERJA Oleh: Lovita Ivan Hidayatullah A. Pendahuluan Masalah penting yang menjadi perhatian berbagai kalangan berkaitan dengan pendidikan adalah masalah kualitas. Sejalan dengan perkembangan zaman dan persaingan global, tuntutan akan kualitas pendidikan semakin mengemuka. Kekhawatiran akan beratnya persaingan sumber daya manusia Indonesia di era global mendatang menjadi salah satu alasan tuntutan tersebut. Oleh karena itu upaya melahirkan sumber daya manusia yang unggul, kompetitif, dan berkarakter merupakan sebuah keharusan untuk dapat bersaing di era global itu. Masalah kualitas pendidikan merupakan masalah yang tidak berdiri sendiri dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang memiliki andil besar adalah sumber daya manusia pendidikan. Sumber daya manusia dalam dunia pendidikan sangatlah penting dan menjadi hal utama yang harus mendapat perhatian serius dari semua pemangku kepentingan (stake holder). Artinya, jika mutu pendidikan ingin mencapai tingkat pencapaian terbaik maka sumber daya manusia pun harus ditingkatkan. Untuk menyesuaikan agar pendidikan sejalan dengan peradaban masa kini yang mengedepankan nilai-nilai humanis, mengedepankan dan melestarikan kebudayaan serta yang utama memiliki nilai-nilai moral yang utuh dan menciptakan intelektualitas yang tinggi, maka sumber daya manusia pendidikan haruslah berkualitas serta memiliki integritas yang tinggi untuk mewujudkan cita-cita yang luhur demi kemajuan pendidikan di suatu negara. Artinya sumber daya manusia pendidikan harus ditingkatkan, baik mutu paradigmanya, mutu doktrin-doktrinnya, dan yang utama mutu intelektualitasnya. Dalam makalahnya yang berjudul “Problematika Pendidikan Indonesia dan Gagasan Menuju Paradigma Baru”, I Wayan Santyasa, mengemukakan gagasan tentang paradigma baru pendidikan Indonesia. Salah satu paradigmanya untuk memajukan popularisasi pendidikan, adalah (1) menyesuaikan model pendidikan dan pelatihan dengan kebutuhan rakyat banyak seraya meningkatkan mutunya, (2) meningkatkan partisipasi keluarga dan masyarakat dalam penyelenggaraan, investasi, dan evaluasi pendidikan, (3) meningkatkan investasi pendidikan melalui sektor pemerintah. Implementasi paradigma ini adalah melalui program-program (1) mengembangkan dan mewujudkan pendidikan berkualitas, (2) menyelenggarakan pendidikan guru dan tenaga kependidikan yang bermutu, (3) menciptakan SDM pendidikan yang profesional dengan penghargaan yang wajar, (4) menanggulangi putus sekolah akibat krisis melalui perbaikan organisasi pelaksanaan penyaluran bantuan, dan (5) meningkatkan kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan lainnya, sehingga dapat memotivasi peningkatan kinerja mereka secara optimal (Santyasa, 2003). Seiring dengan semakin tajamnya persaingan akibat perkembangan teknologi dan lingkungan yang begitu drastis pada seluruh aspek kehidupan manusia, maka setiap organisasi –termasuk dalam bidang pendidikan- membutuhkan sumber daya manusia yang berkompeten agar dapat memberikan pelayanan yang prima dan bernilai. Dengan kata lain
  • 2. 2 organisasi tidak hanya mampu memberikan pelayanan yang memuaskan (customer satisfaction) tetapi juga berorientasi pada nilai (customer value). Sehingga organisasi tidak semata-mata mengejar pencapaian produktivîtas kerja yang tinggi tetapi lebih pada kinerja dalam pencapaiannya. Kinerja setiap kegiatan dan individu merupakan kunci pencapaian produktivitas, karena kinerja adalah hasil di mana orang-orang dan sumber daya lain yang ada dalam organisasi bersama-sama membawa hasil akhir yang didasarkan pada tingkat mutu dan standar yang telah ditetapkan (Setyowati, 2010). Relevan dengan paparan di muka, dipandang perlu dikaji pengembangan sumber daya manusia pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas layanan dan produktivitas. Salah satu strategi pengembangan sumber daya manusia yang dipandang mampu meningkatkan kualitas layanan dan produktivitas adalah strategi pengembangan sumber daya manusia yang berbasis kinerja. B. Pembahasan a. Pengembangan Sumber Daya Manusia Salah satu bidang penting dalam manajemen pendidikan adalah berkaitan dengan sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Intensitas dunia pendidikan berhubungan dengan manusia dapat dipandang sebagai suatu perbedaan penting antara lembaga pendidikan dengan organisasi lainnya. Anggapan ini sejalan dengan pernyataan Sergiovanni, et.al dalam http://uharsputra.wordpress.com, yang menyatakan bahwa: ”Perhaps the most critical difference between the school and most other organization is the human intensity that characterize its work. School are human organization in the sense that their products are human and their processes require the sosializing of humans”. Hal ini menunjukan bahwa masalah sumber daya manusia menjadi hal yang sangat dominan dalam proses pendidikan, hal ini juga berarti bahwa mengelola sumber daya manusia merupakan bidang yang sangat penting dalam melaksanakan proses pendidikan di sekolah. Wherther and Davis dalam http://uharsputra.wordpress.com, menyatakan bahwa sumber daya manusia dalam konteks manajemen adalah ”people who are ready, willing, and able to contribute to organizational goals”. Oleh karena itu sumber daya manusia dalam suatu organisasi termasuk organisasi pendidikan memerlukan pengelolaan dan pengembangan yang baik dalam upaya meningkatkan kinerja mereka agar dapat memberi sumbangan bagi pencapaian tujuan. Ardiansyah dalam makalahnya yang berjudul “Hakikat Pengembangan Sumber Daya Manusia”, mengutip pendapat Papayungan mengemukakan bahwa pengembangan sumber daya manusia adalah suatu proses peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan kapasitas dari semua penduduk suatu masyarakat. Selanjutnya Ardiansyah juga mengutip pendapat Payaman J. Simanjuntak, yang berpendapat bahwa sumber daya manusia mengandung dua pengertian: (1) sumber daya manusia mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa, (2) sumber daya manusia adalah menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut (Ardiansyah, 2011).
  • 3. 3 Schermerhor dalam Harijany (2012:22) memaparkan bahwa pengembangan SDM merupakan serangkaian aktivitas yang memberikan peluang untuk mendapatkan dan meningkatkan keterampilan yang berkaitan dengan pekerjaan. Sedangkan Mulyati (2012:46), yang mengutip pendapat Mondy, Noe, dan Premeaux menyatakan bahwa pengembangan SDM meliputi: (1) pelatihan (training), (2) pengembangan (development), (3) pengembangan karir (career development), dan (4) penilaian kinerja (performance apprasial). Pelatihan (training) merupakan kegiatan yang dirancang memberikan kesempatan kegiatan belajar untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian yang diperlukan pada pekerjaan yang sedang dijalani atau yang terkait dengan pekerjaannya. Pengembangan (development) meliputi kesempatan belajar yang bertujuan untuk lebih meningkatkan pengetahuan (knowledge) dan keahlian (skill) yang diperlukan dalam pekerjaan yang sedang dijalani. Pengembangan lebih difokuskan untuk jangka panjang. Pengembangan karir merupakan pendekatan formal yang digunakan organisasi untuk menjamin bahwa orang dengan kualifikasi tepat dan berpengalaman tersedia pada saat dibutuhkan. Sedangkan penilaian kinerja (performance apprasial) adalah sistem formal dan reviu periodik dan evaluasi kinerja individu atau tim (Mulyati, 2012:47). Pengembangan sumber daya manusia bertujuan menghasilkan kerangka kerja yang bertalian secara logis dan komprehensif untuk mengembangkan lingkungan di mana karyawan didorong belajar dan berkembang (Sedarmayanti dalam Harijany, 2012:22). b. Sumber Daya Manusia Pendidikan Keberhasilan institusi pendidikan dalam mengemban misinya sangat ditentukan oleh mutu keinterelasian unsur-unsur sistemik yang memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas proses transformasi dan mutu hasil kerja institusi pendidikan, seperti tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, biaya, anak didik, masyarakat, dan lingkungan pendukungnya. Dari sekian banyak subsistem yang memberikan kontribusi terhadap kualitas proses dan keluaran pendidikan, dalam makna educational outcomes, subsistem tenaga kependidikan telah memainkan peranan yang paling esensial (Danim, 2002:17). Tenaga kependidikan merupakan sumber daya manusia pendidikan. Tenaga kependidikan yang dimaksud di sini adalah sebagaimana termaktub di dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 1992 tanggal 17 Juli 1992. Dalam PP tersebut disebutkan beberapa jenis tenaga dalam lingkup tenaga kependidikan, yaitu sebagai berikut. 1. Tenaga kependidikan terdiri atas tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik, pengawas, peneliti dan pengembang di bidang pendidikan, pustakawan, laboran, teknisi sumber belajar, dan menguji. 2. Tenaga pendidik terdiri atas pembimbing, pengajar, dan pelatih. 3. Pengelola satuan pendidikan terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua, rektor, dan pimpinan satuan pendidikan luar sekolah (PP No. 30/1992). Termasuk dalam jenis tenaga kependidikan adalah pengelola sistem pendidikan, seperti kepala kantor dinas pendidikan di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Jika hendak diperluas, tenaga kependidikan sesungguhnya termasuk tenaga administratif
  • 4. 4 bidang pendidikan, yang berfungsi sebagai subjek yang menjalankan fungsi mendukung pelaksanaan pendidikan. Dengan demikian, secara umum tenaga kependidikan dapat dibedakan menjadi empat kategori, yaitu: 1. tenaga pendidik, terdiri atas pembimbing, penguji, pengajar, dan pelatih; 2. tenaga fungsional kependidikan, terdiri atas penilik, pengawas, peneliti dan pengembang di bidang kependidikan, dan pustakawan; 3. tenaga teknis kependidikan, terdiri atas laboran dan teknisi sumber belajar; 4. tenaga pengelola satuan pendidikan, terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua, rektor, dan pimpinan satuan pendidikan luar sekolah; 5. tenaga lain yang mengurusi masalah-masalah manajerial atau administratif kependidikan (Danim, 2002:18). c. Kinerja dan Penilaiannya a) Pengertian Kinerja atau Performansi Kehandalan sumber daya manusia dapat dilihat dari performansi atau kinerja yang bersangkutan. Performansi atau kinerja memiliki pengertian yang bercariasi dalam manajemen. Harris dalam Sagala (2006:61) menjabarkan performansi adalah perilaku yang menunjukkan kompetensi yang relevan dengan tugas yang realistis dan gambaran perilaku yang difokuskan pada konteks pekerjaan tempat perilaku diwujudkan untuk memperjelas deskripsi-deskripsi kerja dalam memenuhi kebutuhan organisasi yang diinginkan. Lebih lanjut Sagala (2006:62) mengutip pendapat Chaplin yang mengemukakan unsur-unsur performansi, yaitu terdiri atas: (1) aktivitas (activity), yaitu gerakan atau tingkah laku organisme dari semua proses mental atau psikologis; (2) tingkah laku (behavior), yaitu semua respon (reaksi, tanggapan, jawaban, balasan) yang dilakukan secara khusus dari satu kesatuan pola reaksi yang mencakup segala sesuatu yang dilakukan atau dialami seseorang; (3) produktivitas (productivennes), yaitu daya produksi, kualitas kemampuan yang kreatif, kualitas kesanggupan menyelesaikan sebagian besar tugas-tugas, seperti penelitian, publikasi, dan lain-lain. Oleh karena itu, harus diyakini bahwa performansi atau kinerja sumber daya manusia pendidikan (guru, administrator, dan personel lainnya) adalah untuk meningkatkan keefektifan. Berbagai upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan kefektifan manajemen di bidang pendidikan, dalam skala mikro sekolah, antara lain dengn meningkatkan kinerja guru sebagai ujung tombak proses belajar mengajar, menstabilkan kurikulum, meningkatkan komunikasi antar-unsur, menggunakan waktu dengan efisien, menjadikan belajar sebagai fokus manajemen sekolah, serta meningkatkan pertumbuhan profesionalisme guru dan non-guru melalui pendidikan dan pelatihan yang dapat menjadikan sekolah lebih efektif. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia yang handal ditampakkan pada performansi atau kinerja personel tersebut. Performansi atau kinerja personel adalah deskripsi kerja personel yang ditampakkan dalam aktivitas dan perilaku yang mengacu pada proses dan produk yang diinginkan serta situasi tempat pekerjaan (Sagala, 2006:62).
  • 5. 5 b) Penilaian Kinerja Hakikat penilaian kinerja adalah proses pengamatan (observasi) terhadap pelaksanaan pekerjaan oleh seorang pekerja. Dari hasil observasi (pengamatan) itu dilakukan pengukuran yang dinyatakan dalam bentuk penetapan keputusan mengenai keberhasilan atau kegagalannya dalam bekerja. Penilaian tersebut dilakukan sebagai proses mengungkapkan kegiatan manusia dalam bekerja, yang sifat dan bobotnya ditekankan pada perilaku manusia sebagai perwujudan dimensi kemanusiaan, maka pengukuran yang dilakukan bukan secara eksak/matematis yang bersifat pasti. Pengukuran secara eksak/matematis tidak mungkin dilakukan dalam penilaian kinerja karena objeknya adalah manusia yang unik dan kompleks (Nawawi, 2011:234-235). Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, penilaian kinerja SDM (performance appraisal) adalah suatu metode untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja SDM dalam suatu organisasi untuk mengetahui tingkat pencapaian kerja SDM terhadap target yang telah ditentukan organisasi (kualitas, kuantitas, biaya, waktu). Penilaian dilakukan secara reguler dan biasanya dinilai oleh atasan langsungnya sebagai bagian dari manajemen pengembangan karir (Kemdiknas, 2010:41-42). Hasil penilaian kinerja, baik yang menyatakan kelemahan atau kekurangan maupun prestasi atau keberhasilan, pada dasarnya merupakan informasi yang sangat berharga. Hal itu dikarenakan berkaitan dengan pengambilan keputusan-keputusan atau kebijakan-kebijakan mengenai hal mana yang harus dipertahankan, ditingkatkan, atau bahkan dihilangkan. c) Tujuan Penilaian Kinerja Penilaian kinerja sebagai salah satu kegiatan manajemen SDM memiliki tujuan yang sangat luas karena keterkaitannya dengan banyak kegiatan manajemen SDM lainnya. Nawawi (2011:248-251) mengelompokkan tujuan penilaian kinerja menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum penilaian kinerja adalah: (1) untuk memperbaiki pelaksanaan pekerjaan para pekerja, dengan memberikan bantuan agar setiap pekerja mewujudkan dan mempergunakan potensinya secara maksimal dalam melaksanakan misi organisasi/perusahaan; (2) untuk menghimpun dan mempersiapkan informasi bagi pekerja dan para manajer dalam membuat keputusan; (3) untuk menyusun inventarisasi SDM di lingkungan organisasi/perusahaan; dan (4) untuk meningkatkan motivasi kerja. Tujuan khusus penilaian kinerja adalah: (1) untuk melakukan promosi, menghentikan pekerjaan yang salah, menegakkan disiplin, menentukan penghargaan; (2) sebagai kriteria dalam membuat tes yang validitasnya tinggi; (3) sebagai umpan balik bagi pekerja untuk meningkatkan efisiensi kerja dan memperbaiki kekeliruan; (4) untuk mengidentifikasi kebutuhan pekerja dalam meningkatkan prestasi kerjanya; (5) memberikan spesifikasi jabatan; (6) untuk
  • 6. 6 meningkatkan komunikasi sebagai usaha mewujudkan hubungan yang manusiawi dan harmonis. d. Pengembangan SDM Pendidikan Berbasis Kinerja Pengembangan sumber daya manusia pendidikan berbasis kinerja merupakan kegiatan peningkatan kompetensi tenaga kependidikan yang didasarkan pada kinerja atau performansinya untuk meningkatkan kefektifan institusi dalam mewujudkan tujuan yang ditetapkan. Dengan demikian maka sumber daya manusia pendidikan yang memiliki kinerja sesuai standar atau di atas standar yang ditentukan oleh institusi memiliki kesempatan dan peluang untuk memperoleh respon dari institusi tersebut sesuai ketentuan yang diterapkan. Sumber daya manusia pendidikan yang dimaksud di sini adalah sebagaimana dipaparkan pada bagian sebelumnya yang meliputi: (1) tenaga pendidik, terdiri atas pembimbing, penguji, pengajar, dan pelatih; (2) tenaga fungsional kependidikan, terdiri atas penilik, pengawas, peneliti dan pengembang di bidang kependidikan, dan pustakawan; (3) tenaga teknis kependidikan, terdiri atas laboran dan teknisi sumber belajar; (4) tenaga pengelola satuan pendidikan, terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua, rektor, dan pimpinan satuan pendidikan luar sekolah; dan (5) tenaga lain yang mengurusi masalah-masalah manajerial atau administratif kependidikan. Pengembangan tenaga kependidikan berbasis kinerja berarti upaya peningkatan kompetensi tenaga kependidikan berdasarkan kinerja yang ditampakkannya dalam kurun waktu tertentu dan berdasarkan standar tertentu melaui proses penilaian kinerja. Untuk mendapatkan hasil penilaian yang valid, dibutuhkan metode penilaian yang tepat. Nawawi (2011: 269-278) mengemukakan beberapa metode penilaian kinerja sebagai berikut: 1. Metode Uraian Ringkas Metode ini dilakukan dengan cara meminta/memerintahkan kepada pekerja yang dinilai, untuk secara ringkas menguraikan segala sesuatu yang telah dikerjakan selama jangka waktu tertentu. Metode ini sangat baik atau efektif untuk memperoleh informasi sebagai umpan balik bagi pekerja untuk memperbaiki kekurangan atau kelemahan dalam bekerja. 2. Metode Ranking/Skala Nilai dan Membandingkan Metode ini dilakukan dengan menetapkan aspek-aspek yang hendak dinilai, diiringi dengan nilai berupa angka dari 0,1 s.d. 7,0, yang diartikan bahwa semakin tinggi angkanya menunjukkan gejala (aspek) yang dinilai semakin baik atau efektif. Metode ini kurang efektif digunakan dalam penilaian kinerja untuk memperoleh umpan balik. 3. Metode Daftar Cek (Chek list) Perilaku Daftar cek adalah sebuah daftar yang berisi sejumlah perilaku yang harus dilakukan dalam bekerja menurut pembidangan masing-masing. Daftar ini digunakan untuk mengamati perilaku dalam bekerja dengan memberikan tanda pada daftar jika perilaku tersebut dilakukan. Kelemahan metode ini dapat terjadi pada penilai karena penafsiran yang berbeda terhadap sebuah respon. 4. Metode Distribusi Kemampuan
  • 7. 7 Metode ini dimaksudkan untuk mengetahui semua aspek dalam kemampuan pekerja secara individual dengan menempatkannya dalam grafik untuk mengetahui posisinya dalam distribusi kurva normal, kurva miring ke kanan (positif), atau kurva miring ke kiri (negatif). Metode ini efektif untuk membandingkan kemampuan pekerja secara individual . 5. Metode Grafik Skala Metode ini menggabungkan antara Metode Skala Nilai dengan Metode Sebaran Kemampuan Dalam Bekerja. 6. Metode Pencatatan Kejadian Penting Metode ini dilaksanakan dengan menyediakan lembaran kertas kosong untuk mencatat sewaktu-waktu tentang pelaksanaan pekerjaan yang menunjukkan kelemahan atau kelebihan dalam kurun waktu antara pekerjaan yang satu dengan yang lain. 7. Manajeman Berorientasi pada Hasil (Management by Objective) Metode ini dilakukan dengan membandingkan antara hasil yang dicapai dalam pelaksanaan dan tujuan berupa sasaran atau target yang harus dicapai selama suatu periode tertentu. Perbandingan ini tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. 8. Metode Penyusunan dan Review Perencanaan Pekerjaan Metode ini sebenarnya berfokus pada proses, tidak pada hasil, dan cenderung pada penerapan manajemen Pengendalian Mutu Terpadu (Total Quality Management). Metode ini memerlukan jumlah reviu yang berulang-ulang, menggunakan banyak waktu dan membutuhkan kerjasama yang intensif antara supervisor dan pekerja. Metode ini memerlukan teknik pengumpulan data yang relevan. Berkaitan dengan penilaian kinerja tenaga kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyusun pedoman untuk dijadikan acuan dalam penilaian kinerja di lingkungan pendidikan. Penilaian dilakukan secara reguler dan biasanya dinilai oleh atasan langsungnya sebagai bagian dari manajemen pengembangan karir. Master Indikator Kinerja SDM diturunkan dari fakta bahwa: 1. setiap pegawai dalam sebuah organisasi menduduki satu jabatan tertentu; 2. setiap jabatan memiliki satu atau lebih tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) yang dijabarkan dalam uraian kerja; dan 3. setiap uraian kerja memiliki satu atau lebih Indikator Kinerja (IK). Untuk keperluan pengukuran kinerja SDM, maka hanya IK Kunci (key peformance indicator) saja yang dipilih untuk diukur. IK-IK inilah yang menjadi syarat kinerja SDM yang merupakan target kinerja yang harus dipenuhi oleh SDM terkait dengan jabatannya. Melalui kesepakatan kontrak kerja SDM dengan institusi tiap periode tertentu, IK-IK pada syarat kinerja ditentukan target kinerjanya. Target kinerja inilah yang harus dikejar oleh masing-masing SDM atau pegawai dalam periode penilaian kinerja yang ditentukan. Setiap IK pada syarat kinerja memiliki bobot kinerja. Bobot kinerja ditentukan berdasarkan tingkat kepentingan (prioritas) IK dibanding IK yang lain serta sumber daya yang dialokasikan. Jumlah bobot kinerja seluruh IK dalam satu jabatan harus sama
  • 8. 8 dengan 100 (%). Setiap pegawai per periode tertentu dilakukan Penilaian Kinerja (Performance Appraisal) terhadap target kinerja yang telah ditetapkan. Hasil Penilaian Kinerja per periode dicatat dalam Rapor Kinerja (Kemdiknas, 2010:42-43). Pengembangan tenaga kependidikan berbasis kinerja ini dapat meningkatkan suasana kondusif dalam bekerja, sehingga tujuan pengembangan SDM dapat tercapai, yaitu: (1) meningkatkan produktivitas kerja; (2) mencapai efisiensi; (3) meminimalisasi kekurangan/kelemahan; (4) meningkatkan pelayanan; (5) memelihara moral pegawai; (6) meningkatan peluang karir; (7) meningkatkan kemampuan konseptual; (8) meningkatkan kepemimpinan; (9) peningkatan balas jasa (Yustiono, 2012). Ketercapaian tujuan pengembangan SDM tersebut berdampak pada tercapainya mutu unggul lembaga, dalam hal ini sekolah. Keunggulan ini tampak pada semua aspek dan menyeluruh meliputi semua komponen karena keunggulan itu bersifat multidimensi dan holistik (Sergiovanni, 1984:6). e. Peningkatan Profesionalisme Guru Guru merupakan bagian dari tenaga kependidikan yang memiliki peran besar dalam peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu, pengembangan keprofesian guru sangat penting mendapatkan porsi perhatian yang besar dalam pelaksanaan profesionalisme pendidikan. Pelaksanaan profesionalisme di bidang pendidikan, pada dasarnya ditentukan oleh tiga bentuk mekanisme utama, yaitu adanya standar profesi dan kode etik jabatan, sertifikasi profesional, serta mekanisme akuntabilitas lembaga maupun SDM kependidikan. Standar kompetensi dan kode etik jabatan dimaksudkan agar setiap lembaga atau SDM dapat memelihara status profesionalisme setiap saat. Sertifikasi profesional dimaksudkan untuk meyakinkan klien bahwa pegawai memiliki kemampuan seperti yang dituntut oleh standar profesi dan kode etik jabatan. Juga untuk memberi jaminan kepada klien bahwa mereka akan mendapatkan pelayanan yang sebaik mungkin. Sedangkan akuntabilitas profesional dimaksudkan agar mendapatkan keyakinan bahwa pelayanan yang diberikan dapat memberikan kepuasan kepada klien pendidikan (Budimansyah dan Ace Suryadi, 2010:137-138). Pada hakikatnya kinerja guru adalah perilaku yang dihasilkan seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar ketika mengajar di depan kelas, sesuai dengan kriteria tertentu. Kinerja seseorang Guru akan tampak pada situasi dan kondisi kerja sehari-hari. Kinerja dapat dilihat dalam aspek kegiatan dalam menjalankan tugas dan cara/kualitas dalam melaksanakan kegiatan/tugas tersebut. Untuk melihat apakah seorang guru dapat dikatakan profesional atau tidak dapat dilihat dari dua persektif. Pertama, dilihat dari tingkat pendidikan minimal dari latar belakang pendidikan untuk jenjang sekolah tempat dia menjadi guru. Kedua, penguasaan guru terhadap materi bahan ajar, mengelola proses pembelajaran, mengelola siswa, melakukan tugas-tugas bimbingan, dan lain-lain (Danim, 2002:30). Kedua perspektif itu dapat melahirkan guru yang dikategorikan profesional. Johnson (2009:6-8), membedakan guru ke dalam kelompok guru berkategori super, excellent, dan good. Guru yang mengajar dengan super membutuhkan energi fisik, emosi, dan mental yang sangat tinggi. Guru-guru super biasanya tiba di sekolah lebih awal dan pulang paling akhir, aktif mengikuti seminar, melanjutkan kuliah pendidikan,
  • 9. 9 sukarelawan bagi kegiatan murid, dan memberikan diri mereka bagi murid-murid yang membutuhkan bantuan ekstra di dalam maupun di luar kelas. Guru yang mengajar dengan excellent menikmati pekerjaan mereka tetapi membatasi jumlah waktu dan energi yang mereka baktikan untuk mengajar. Guru yang mengajar dengan good mengerjakan pekerjaan mereka dengan baik tetapi mereka memahami batasan mereka sendiri. Mereka membuat batasan yang sangat jelas antara profesionalitas dan waktu pribadi. Pengembangan profesionalisme guru telah dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai program, di antaranya Program Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dan Penilaian Kinerja Guru (PKG). Melalui program ini guru dituntut untuk senantiasa meningkatkan profesionalitasnya secara terprogram dan berkelanjutan berbasis kinerja. C. Penutup Tuntutan akan pelayanan yang berkualitas dalam bidang pendidikan membutuhkan dukungan dan sinergitas seluruh komponen yang terlibat dalam pengelolaan pendidikan. Salah satu komponen yang memiliki peran besar dalam memenuhi tuntutan itu adalah sumber daya manusia. Oleh karena itu pengembangan sumber daya manusia pendidikan perlu dilakukan secara berkelanjutan dengan pendekatan dan strategi yang tepat. Sumber daya manusia pendidikan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1992 meliputi: (1) tenaga pendidik, terdiri atas pembimbing, penguji, pengajar, dan pelatih; (2) tenaga fungsional kependidikan, terdiri atas penilik, pengawas, peneliti dan pengembang di bidang kependidikan, dan pustakawan; (3) tenaga teknis kependidikan, terdiri atas laboran dan teknisi sumber belajar; (4) tenaga pengelola satuan pendidikan, terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua, rektor, dan pimpinan satuan pendidikan luar sekolah; dan (5) tenaga lain yang mengurusi masalah-masalah manajerial atau administratif kependidikan. Salah satu strategi pengembangan tenaga kependidikan adalah pengembangan SDM berbasis kinerja. Ini berarti bahwa pengembangan SDM tersebut didasarkan pada hasil penilaian kinerja pegawai yang bersangkutan dalam kurun waktu tertentu berdasarkan acuan kriteria yang ditetapkan. Tujuannya adalah untuk: (1) memperbaiki pelaksanaan pekerjaan; (2) menghimpun dan mempersiapkan informasi bagi pegawai dan pimpinan dalam membuat keputusan; (3) menyusun inventarisasi SDM; dan (4) untuk meningkatkan motivasi kerja. Secara khusus, penilaian kinerja bertujuan: (1) untuk melakukan promosi, menghentikan pekerjaan yang salah, menegakkan disiplin, menentukan penghargaan; (2) sebagai kriteria dalam membuat tes yang validitasnya tinggi; (3) sebagai umpan balik bagi pekerja untuk meningkatkan efisiensi kerja dan memperbaiki kekeliruan; (4) untuk mengidentifikasi kebutuhan pekerja dalam meningkatkan prestasi kerjanya; (5) memberikan spesifikasi jabatan; (6) untuk meningkatkan komunikasi sebagai usaha mewujudkan hubungan yang manusiawi dan harmonis. Pengembangan tenaga kependidikan berbasis kinerja ini dapat meningkatkan suasana kondusif dalam bekerja, sehingga tujuan pengembangan SDM dapat tercapai, yaitu: (1) meningkatkan produktivitas kerja; (2) mencapai efisiensi; (3) meminimalisasi kekurangan/kelemahan; (4) meningkatkan pelayanan; (5) memelihara moral pegawai; (6) meningkatan peluang karir; (7) meningkatkan kemampuan konseptual; (8) meningkatkan kepemimpinan; (9) peningkatan balas jasa.
  • 10. 10 Daftar Pustaka Budimansyah, Dasim, dan Ace Suryadi. 2010. Pendidikan Nasional Menuju Masyarakat Indonesia Baru. Jakarta: PT Genesindo. Danim, Sudarwan. 2002. Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: Pustaka Setia. Harijany, Eny. 2012. “Pengaruh Manajemen Berbasis Sekolah Terhadap Iklim Sekolah dan Dampaknya Pada Kefektifan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan: Survei Pada Guru di Lingkungan SD Negeri Terakreditasi A Kota Surabaya”. Tesis. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Johnson, Lou Anne. 2009. Teaching Outside the Box: How to Grab Your Students by Their Brains. Terjemahan Dani Dharyani. Jakarta: PT Indeks. Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Pengembangan Sistem Pengelolaan SDM Berbasis Kinerja. Jakarta: Kemdiknas. Makalah. www.majalahpendidikan.com (diunduh tanggal 18 November 2016). “Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan”. Makalah. http://uharsputra.wordpress.com (diunduh, 18 November 2016). Mulyati, Deti. 2012. “Manajemen Pengembangan Sumber Daya Aparatur Eselon III Dalam Rangka Peningkatan Kinerja Individu”. Disertasi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Nawawi, H. Hadari. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1992 tentang Tenaga Kependidikan. 1992. www.hukumonline.com (diunduh tanggal 18 November 2016). Sagala, Syaiful. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat, Strategi Memenangkan Persaingan Mutu. Jakarta: Nimas Multima. Santyasa, I Wayan. 2003. “Problematika Pendidikan Indonesia dan Gagasan Menuju Paradigma Baru”. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 Th. XXXVI Juli 2003. Sergiovanni, Thomas J. 1984. “Leadership and Excellent Scholling”. Educational Leadership, February, 1984, Vol. 41, No. 5 Setyowati, Endah. 2010. “Pengembangan SDM Berbasis Kompetensi: Solusi untuk Meningkatkan Kinerja Organisasi”. Makalah. http://blog.fitb.itb.ac.id (diunduh tanggal 18 November 2016). Yustiono, Eris. 2012. “Pengembangan SDM”. Makalah. http://www.stialanbandung.ac.id (diunduh tanggal 18 November 2016).