perencanaan SDM { ppt manajemen sumber daya manusia } joanrawung
ppt ini saya buat untuk memenuhi tugas manajemen sumber daya manusia yang diberikan oleh dosen pengampuh saya bernama Abdul Salam. ppt ini di buat oleh saya sendiri bernama Jefry Rwung dari kelas mj172 prodi manajemen angkatan 2017 universitas teknologi sumbawa
perencanaan SDM { ppt manajemen sumber daya manusia } joanrawung
ppt ini saya buat untuk memenuhi tugas manajemen sumber daya manusia yang diberikan oleh dosen pengampuh saya bernama Abdul Salam. ppt ini di buat oleh saya sendiri bernama Jefry Rwung dari kelas mj172 prodi manajemen angkatan 2017 universitas teknologi sumbawa
Mekanisme dan proses penyusunan talent pool jpt bagi instansi pemerintah daerahDr. Zar Rdj
Prinsip HAKIKI Talent Pool adalah Objektif, Akuntabel dan Independen dan tidak memihak..!!
Materi yang Oke, dalam implementasinya, jangan diambil sepotong-potong apalagi faktor like and dislike, gunakan sistem merit yang fairness
TP menggunakan sistem merit adalah kebijakan dan manajemen aparatur sipil negara yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.
"People working together in a strong community with a shared goal and a common purpose can make the impossible possible" - Tom Vilsack
If there is any question, contact me in lidiayemima@gmail.com
Paradigma baru dalam Manajemen Sumber daya Manusia menganggap bahwa sumber daya manusia merupakan aset organisasi (atau biasa dikenal dengan istilah human capital). Karena itu aset tersebut harus dikelola secara proaktif dan strategik (Ulrich, 1998).
Manajemen talenta merupakan implementasi dari strategi atau mekanisme yang terintegrasi untuk meningkatkan kondisi lingkungan kerja dengan mengembangkan proses-proses dalam rekrutmen dan seleksi, pengembangan, pengikatan, dan mempertahankan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan serta attitude yang dibutuhkan organisasi di masa ini dan akan datang.
Peran strategis dalam mengelola SDM atau (strategic human resource management) dimaknai sebagai keterkaitan antara pelaksanaan manajemen SDM dengan strategi organisasi untuk meningkatkan kinerja. Dalam implementasinya, peran strategis dalam mengelola SDM ini diartikan bahwa pengelola SDM harus dapat mengelaborasi semua kapasitas yang dimiliki pegawai atau SDM-nya, untuk dijadikan sebagai competitive advantage bagi organisasi. Manajemen SDM yang strategis seolah sudah menjadi suatu tuntutan untuk dilakukan.
Manajemen Talenta (26 Juli 2019)
Peringkat Talenta Dunia
Isu-Isu Sistem Talenta Nasional
Manajemen Talenta Nasional
Terobosan Sistem Manajemen Talenta Nasional
Strategi Pengembangan Talenta Nasional (inisiatif reaktif, proaktif, antisipatif)
Desain Pembangunan Talenta Nasional
Transformasi Talenta Nasional 2020-2024
Ilustrasi Terobosan Pembangunan Talenta Nasional
Rantai Nilai Nikel (acuan)
Manufaktur
Pariwisata
Ekonomi Digital
Bappeda merupakan badan perencanaan pembangunan daerah sangat memerlukan KM untuk mengelola sumber-sumber pengetahuan yang diperlukan dan dihasilkan untuk perencanaan pembangunan daerah.
Mekanisme dan proses penyusunan talent pool jpt bagi instansi pemerintah daerahDr. Zar Rdj
Prinsip HAKIKI Talent Pool adalah Objektif, Akuntabel dan Independen dan tidak memihak..!!
Materi yang Oke, dalam implementasinya, jangan diambil sepotong-potong apalagi faktor like and dislike, gunakan sistem merit yang fairness
TP menggunakan sistem merit adalah kebijakan dan manajemen aparatur sipil negara yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.
"People working together in a strong community with a shared goal and a common purpose can make the impossible possible" - Tom Vilsack
If there is any question, contact me in lidiayemima@gmail.com
Paradigma baru dalam Manajemen Sumber daya Manusia menganggap bahwa sumber daya manusia merupakan aset organisasi (atau biasa dikenal dengan istilah human capital). Karena itu aset tersebut harus dikelola secara proaktif dan strategik (Ulrich, 1998).
Manajemen talenta merupakan implementasi dari strategi atau mekanisme yang terintegrasi untuk meningkatkan kondisi lingkungan kerja dengan mengembangkan proses-proses dalam rekrutmen dan seleksi, pengembangan, pengikatan, dan mempertahankan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan serta attitude yang dibutuhkan organisasi di masa ini dan akan datang.
Peran strategis dalam mengelola SDM atau (strategic human resource management) dimaknai sebagai keterkaitan antara pelaksanaan manajemen SDM dengan strategi organisasi untuk meningkatkan kinerja. Dalam implementasinya, peran strategis dalam mengelola SDM ini diartikan bahwa pengelola SDM harus dapat mengelaborasi semua kapasitas yang dimiliki pegawai atau SDM-nya, untuk dijadikan sebagai competitive advantage bagi organisasi. Manajemen SDM yang strategis seolah sudah menjadi suatu tuntutan untuk dilakukan.
Manajemen Talenta (26 Juli 2019)
Peringkat Talenta Dunia
Isu-Isu Sistem Talenta Nasional
Manajemen Talenta Nasional
Terobosan Sistem Manajemen Talenta Nasional
Strategi Pengembangan Talenta Nasional (inisiatif reaktif, proaktif, antisipatif)
Desain Pembangunan Talenta Nasional
Transformasi Talenta Nasional 2020-2024
Ilustrasi Terobosan Pembangunan Talenta Nasional
Rantai Nilai Nikel (acuan)
Manufaktur
Pariwisata
Ekonomi Digital
Bappeda merupakan badan perencanaan pembangunan daerah sangat memerlukan KM untuk mengelola sumber-sumber pengetahuan yang diperlukan dan dihasilkan untuk perencanaan pembangunan daerah.
Webinar “Adapt on New Normal Logistics: We need People with Capability!”
Chartered Institute of Logistics & Transport Indonesia (CILT Indonesia)
Saturday, 19 December 2020
The backbone of trade is logistics and transportation which allows the movement of goods, imports and exports.
The movement of goods has increased from time to time to serve the needs of a wider market and demand better speed and security.
Along with the strong development of science and technology and the trend of globalization, logistics activities from production to consumption are increasingly playing an important role in the competitiveness of companies in industry, production and services in particular and the entire economy in general.
Logistics and transportation performance depends on the capabilities of human resources.
Logistics and transportation human resources require training and professional development.
This presentation presents the current situation of human resources and human resources training in logistics and offers development solutions to further promote the logistics and transportation industry.
Mengelola Risiko di Human Capital dalam Mencapai KeunggulanSeta Wicaksana
Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam suatu organisasi atau perusahaan. Sumber daya manusia yang dimiliki oleh suatu perusahaan harusnya memiliki semangat kerja yang tinggi untuk mencapai tujuan dari perusahaan.
Kemampuan yang dimiliki oleh manusia dapat mempengaruhi sikap maupun perilaku manusia untuk mencapai tujuan hidup, baik individu atau bersama. Sumber daya manusia merupakan salah satu aset penting yang dimiliki oleh suatu perusahaan, sehingga aset penting tersebut harus diperhatikan agar mampu memberikan kinerja yang baik sesuai dengan keinginan perusahaan.
Dalam setiap perusahaan tentunya akan memiliki sumber daya manusia yang berbeda-beda. Baik dalam segi kualitas, kuantitas, pengetahuan ataupun keterampilan. Dari adanya sikap dan sifat sumber daya manusia yang beranekaragam maka akan ada risiko-risiko yang muncul sebagai akibat dari perbedaan tersebut.
Risiko sumber daya manusia dapat diartikan sebagai suatu aktivitas sumber daya manusia yang dapat menimbulkan kerugian bagi pihak perusahaan. Salah satu aktivitas sumber daya manusia yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan yaitu turunnya kinerja. Tentunya ada banyak hal yang menyebabkan turunnya kinerja sumber daya manusia yang bisa menjadi timbulnya risiko-risiko sumber daya manusia di perusahaan.
Penerapan Knowledge Management untuk Reformasi Birokrasi yang dilakukan pemerintah Indonesia. Reformasi Birokrasi melibatkan banyak pengetahuan dan pengalaman, dan hal ini perlu dikelola dengan baik. Karena proses perbaikan itu harus dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan.
Disampaikan pada “Rapat Koordinasi BPSDM se Kalimantan Utara
Tarakan, 29 Februari 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH., MA
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara RI
sumber daya manusia, pelatihan dan pengembangan sdm, pelatihan sdm, pelatihan karyawan, manajemen pelatihan, pelatihan manajemen, program pelatihan, pelatihan hrd, teori pengembangan sdm, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia, tugas manajemen sumber daya manusia, training sdm, tugas msdm, pelatihan sumber daya manusia, teori pengembangan sumber daya manusia, pelatihan pengembangan sdm, pelatihan manajemen sdm
http://infokonsultasisdm.web.id/
Bioeconomy is a major opportunity for regional and local communities.
Agricultural growth is central to poverty reduction in rural areas, and one opportunity for such growth lies in increasing exports of agricultural products from poor countries to global markets.
The potential of Indonesia to develop a bio-based economy based on local resources remains largely untapped.
The solution is to develop technology options or business models for local deployment.
Raising awareness activities, knowledge development (studies), clustering, and networking are needed to support new bio-based value chains and business models.
The analysis of governance aims to investigate the rules operating in a value chain, and the system of coordination, regulation and control in which value is generated along a chain.
Governance refers to both the "official" rules that address output, and the commercial imperatives of competition that influence how production is structured.
Governance implies that interactions between actors in the value chain are frequently organized in a system that allows competitive firms to meet specific requirements in terms of products, processes, and logistics in serving their markets.
As such, it recognizes that power is not evenly distributed, and access to market opportunities for the poor requires understanding of how production systems are organized to meet these competitive requirements.
Because "governance" looks and sounds like “government”, the term is often interpreted narrowly to include only the legal and regulatory requirements that influence business operation and market access in a value chain.
In actual fact, the instruments of governance range from contracts between value chain participants to government regulatory frameworks to unwritten "norms" that determine who can participate in a market.
The rise of the digital economy could open a range of new opportunities for firms to play a more active role in global value chains (GVCs).
New digital technologies are radically changing the outlook of manufacturing and services industries by altering the way how companies organize their production processes and which business models they adopt.
How the digitalization is affecting, or could affect future, enterprises (actors) contributions to GVCs.
The various opportunities that the digital economy opens for actors, especially in terms of cost reductions and the emergence of new business models, but also discusses policy measures that could be taken to promote actors participation in GVCs.
Significant challenges remain for SMEs to enter GVCs, some of which are exacerbated by the new digital economy.
Over the past three decades, global trade has grown and many new exporting countries, particularly in Asia, have been incorporated into the global economy.
The Global Value Chain (GVC) literature emerged as an attempt to describe how multinational firms have integrated production activities in Asia into their global strategies and what the consequences might be for the newly-integrated economies.
The GVC analysis is a useful tool to trace the shifting patterns of global production, link geographically dispersed activities and actors within a single industry, and determine the roles they play in developed and developing countries alike.
This course provides competency sets (mind set, tool set, knowledge set, and skill set) used for analyzing and synthesizing a new value chain system in order to extend the current value chain and to promote participation and upgrading in global value chains.
Sebagai implementasi dari Bali Agenda for Creative Economy 2018, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif membentuk Global Center of Excellence for International Cooperation and Creative Economy (G-CINC).
Pendirian G-CINC merupakan komitmen untuk mengarusutamakan isu-isu di bidang ekonomi kreatif dan berbagi praktik terbaik serta mengembangkan kerja sama internasional di bidang ekonomi kreatif.
Menanggapi peluang (dan tantangan) yang ada, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan mengadakan penelitian tentang pengembangan skena kreatif.
Acara pengembangan skena kreatif mengundang perwakilan dari sivitas akademika dan dunia kreatif untuk berbagi keahlian mereka dalam menyelesaikan studi model pengembangan skena kreatif dan faktor kunci untuk menopang kesuksesan skena kreatif.
Paparan ini untuk berbagi temuan terkini dari studi tentang definisi skena kreatif, model pengembangan skena kreatif, faktor kunci sukses dari skena kreatif, dan beberapa gagasan untuk pengembangan skena kreatif di beberapa kota kreatif di Indonesia.
Pengembangan Pusat Unggulan Pariwisata dan Ekonomi KreatifTogar Simatupang
Era Industri 4.0 mendorong Ekonomi Kreatif menjadi salah satu pilihan strategi dalam memenangkan persaingan global.
Ekonomi kreatif juga mendukung perkembangan pariwisata melalui inovasi dan kreativitas produk dan jasa yang meningkatkan nilai tambah ekonomi.
Pada tahun 2018, the World Conference on Creative Economy (WCCE) atau Konferensi Global tentang Ekonomi Kreatif mengesahkan dokumen “Bali Agenda for Creative Economy” yang salah satu isinya adalah menyepakati pembentukan Pusat Keunggulan untuk Ekonomi Kreatif (Center of Excellence for Creative Economy/CoE) di Indonesia.
CoE itu berfungsi sebagai serambi pelaku ekonomi kreatif dari seluruh dunia untuk menghubungkan gagasan, sumber daya, informasi, dan konsep-konsep bisnis di sektor ekonomi kreatif.
CoE ke depan diharapkan memiliki peran dalam mengakselerasi UMKM menjadi unggul.
Program yang dapat dilakukan dalam pengembangan CoE antara lain pelatihan, pengembangan produk, dan litbang.
Namun, untuk program kegiatan tersebut perlu adanya identifikasi kebutuhan dan potensi atau model CoE yang dapat dikembangkan.
Perlu juga adanya rekomendasi kebijakan yang perlu dilakukan oleh masing-masing pemangku kepentingan terkait agar pusat unggulan ekonomi kreatif di Indonesia bisa berkembang.
Kewirausahaan adalah metode merancang, meluncurkan, dan menjalankan bisnis baru.
Ini adalah kapasitas dan kemauan untuk mengembangkan, mengatur, dan mengelola usaha bisnis bersama dengan risikonya untuk mengenali potensi komersial dari penemuan dan mengatur modal, bakat, dan sumber daya lain yang akan mengubah penemuan menjadi inovasi yang layak secara komersial.
Kewirausahaan melintasi setiap sektor kehidupan manusia yang dapat merupakan proses memanfaatkan peluang bisnis di bidang tertentu dan mengubahnya menjadi inovasi komersial yang menguntungkan.
Pendidikan kewirausahaan berusaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan, dan motivasi untuk mendorong keberhasilan wirausaha dalam berbagai suasana.
Pendidikan kewirausahaan ditawarkan di jenjang program sarjana dengan tujuan memberikan pendidikan yang memadai kepada peserta didik yang akan memungkinkan mereka untuk menjadi kreatif dan inovatif dalam mengidentifikasi peluang bisnis baru dan menjalankan bisnis yang berhasil.
Tinjauan kurikulum program pendidikan kewirausahaan diperlukan sebagai sarana untuk menjamin mutu pembelajaran kewirausahaan.
Paparan ini mengajukan tinjauan dengan mengacu pada standar kurikulum dan format tubuh pengetahuan kewirausahaan.
Peran Institusi Pendidikan Dalam Ekosistem Rantai PasokanTogar Simatupang
Disampaikan pada acara Dies Natalis Politeknik APP Kemenperin Jakarta Dengan Tema: “Sinergi Teknologi Inovasi Logistik 4.0 Bagi Dunia Pendidikan dan Industri” dan Gelar Wicara Webinar: “Teknologi Inovasi Logistik 4.0” pada hari Jumat 23 Oktober 2020 pukul 08.00-10.30 WIB
Program Persiapan Keberangkatan (PK) Angkatan 163
Penerima Beasiswa Program Magister (S2) dan Doktor (S3) Dengan Tujuan Universitas Dalam dan Luar Negeri
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)
9 Oktober 2020
Disampaikan Pada Kegiatan Rapat “Penyusunan Butir-Butir Rancangan Peraturan Menteri PUPR tentang Registrasi Sumber Daya Peralatan Konstruksi" Direktorat Bina Kelembagaan dan Sumber Daya Jasa Konstruksi, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaam Umum dan Perumahan Rakyat Kamis, 24 September 2020
Urgensi Pelaksanaan dan Praktik Terbaik Registrasi Sumber Daya Peralatan Kons...Togar Simatupang
Registrasi alat berat konstruksi merupakan suatu langkah awal yang diharapkan mampu menjawab belum tersedianya informasi alat berat secara komprehensif, waktu riil, dan dapat dipercaya antara lain terkait jumlah/populasi, lokasi/posisi, kondisi/kinerja, status kepemilikan, umur layanan, dan lain sebagainya.
Ketersediaan informasi tersebut dapat bermanfaat bagi semua pihak (stakeholders) terkait baik pengguna, penyedia jasa konstruksi, dan produsen/pemasok dalam menyusun rencana program kerja maupun kelancaran usaha mereka.
Ketersediaan informasi yang kredibel akan lebih meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.
Paparan ini bertujuan untuk mengungkapkan pentingnya Registrasi Alat Berat Konstruksi pada perusahaan vendor, perusahaan rental, dan Badan Usaha Jasa Konstruki (BUJK) dalam rangka memperkuat sistem pasok alat berat konstruki nasional dalam menjamin ketersediaan alat berat untuk mendukung pembangunan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Urgensi Penyusunan Basis Data Alat Berat diketahui melalui pembahasan Registrasi dan kaji banding Pengelolaan Registrasi Alat Berat di Negara Maju.
Sistem Kurikulum Kewirausahaan (Entrepreneurship Curriculum)Togar Simatupang
Kurikulum kewirausahaan menjadi landasan bagi perguruan tinggi dan universitas untuk mewujudkan tujuan pendidikan kewirausahaan.
Pengetahuan, kemampuan, dan struktur kualitas kewirausahaan siswa ditentukan oleh sistem kurikulum kewirausahaan yang ilmiah dan wajar pada tingkat tertentu.
Namun dilihat dari situasi pendidikan kewirausahaan saat ini di perguruan tinggi dan perguruan tinggi dalam negeri, belum ada kurikulum kewirausahaan yang matang dan efektif.
Pemikiran kreatif pengembangan sistem kurikulum kewirausahaan untuk perguruan tinggi dan perguruan tinggi dikedepankan dengan memadukan kaidah dasar kegiatan mengajar dari perseptif proses kewirausahaan.
Kurikulumnya berorientasi pada tindakan: lebih dari 50 persen waktu program terdiri dari penelitian praktis dalam mengidentifikasi peluang bisnis, menilai sumber daya untuk mendirikan dan mengarahkan bisnis, dan belajar dari pengusaha sukses di perusahaan mereka dan di kelas.
Paparan ini mencoba menyajikan perkembangan kurikulum kewirausahaan, evaluasi kurikulum, dan program merdeka belajar bidang kewirausahaan.
Pengembangan Bioekonomi (bioeconomy) di IndonesiaTogar Simatupang
Indonesia tengah berada pada perangkap penghasilan menengah.
Apakah Indonesia bisa keluar dari perangkap pengasilan menengah?
Bioekonomi: gelombang ekonomi berikutnya
Bagaimana memetik peluang dari pengembangan bioekonomi?
Apa yang perlu dilakukan Sekolah Ekspor ke depan?
Pengembangan Rantai Nilai (Value Chain Development)Togar Simatupang
Perubahan dalam kondisi ekonomi dan sosial, termasuk meningkatnya keragaman kebutuhan konsumen, perubahan perilaku pembelian, dan globalisasi aktivitas perusahaan, mendorong inovasi di sektor industri, distribusi, dan ritel.
Kemampuan perusahaan untuk mengelola rantai pasokan yang bertanggung jawab secara rumit dapat dipersulit dengan perubahan yang cepat dan preferensi konsumen yang seringkali tidak dapat diprediksi.
Seringkali, biaya keuangan untuk meningkatkan layanan mungkin terlalu tinggi untuk ditanggung oleh satu organisasi. Dalam hal demikian, mengandalkan inisiatif kolaboratif mungkin merupakan strategi yang lebih baik.
Perhatian bukan lagi melulu pada perusahaan tetapi pada kolaborasi rantai nilai yang memiliki dampak penting pada peningkatan nilai dan bukan hanya pasokan barang atau jasa.
Masa depan rantai pasokan didasarkan pada kolaborasi, konektivitas dan ketangkasan, dan yang paling penting, menjadi ulet atau memiliki resiliensi.
Pendekatan rantai nilai memberikan pemahaman bagaimana meningkatkan berbagai tahapan dalam rantai nilai, memberikan wawasan tentang bagaimana merancang strategi bisnis yang memanfaatkan manajemen rantai nilai untuk menciptakan nilai, dan menimbulkan pertanyaan penting tentang implikasi rantai nilai bagi masa depan yang didorong oleh teknologi digital.
Paparan ini membahas masalah konseptual rantai nilai dan memperkenalkan pengembangan rantai nilai yang dapat berkontribusi pada inovasi.
Perencanaan mitigasi dan ketahanan usaha pada industri pariwisataTogar Simatupang
Bagaimana situasi kekinian di lapangan atau di daerah?
Bagaimana ada upaya/inovasi, bentuk kearifan lokal dalam melakukan mitigasi dan memperkuat resiliensi?
Apa upaya kita yang lebih kreatif dan inovatif untuk merespons situasi kenikian?
Misalnya, industri pariwisata menghadapi dilema rendah sentuh dan tinggi sentuh, bagaimana membuat aspek kesehatan dan aspek ekonomi agar hadir keyakinan dan kepercayaan para wisatawan?
Skema yang menjadi luaran:
Kerangka dan pedoman (brief policy) yang dirumuskan di dalam rangka mitigasi dan resiliensi usaha
Strategi dan skenario apa yang dilakukan di jangka pendek dan menengah, seperti apa etapenya sehingga tercapai percepatan: langkah memperkuat upaya program pemulihan industri pariwisata dan kreatif
Saat ini sudah ada skema tanggap darurat, pemulihan, dan normalisasi
Di bagian mana mitigasi dan resiliensi bisa mempercepat pemulihan?
Apakah dapat dilakukan penajaman untuk fokus dan rencana tindak?
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)Togar Simatupang
Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) memberikan peringatan kemungkinan krisis pangan yang melanda dunia akibat pandemi Covid-19 dan juga pergantian musim dinilai tidak bisa diprediksi.
Pemerintah merespons peringatan FAO untuk menggarap masalah pangan dengan melakukan pengembangan food estate.
Konsep food estate memungkinkan Indonesia mampu memproduksi pangan secara masif sekaligus mengendalikan sistem produksi komoditas keamanan pangan.
Rencana pembangunan dan pengembangan kawasan food Estate di Kalteng dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional dipandang sebagai bagian dari kedaulatan negara.
Food estate dianggap sebagai upaya memodernisir kegiatan di sektor pertanian karena penyempitan lahan pertanian memperlemah petani untuk swa sembada pangan.
Namun program food estate merupakan cerita lama yang belum membukukan kisah sukses. Proyek food estate memerlukan investasi yang sangat besar dan sebaiknya mempelajari kegagalan program sebelumnya untuk diperbaiki dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Food estate perlu dirancang secara sistem pangan berkelanjutan. Sejak tahap perencanaan perlu saling bekerja sama mulai dari persiapan lahan, aspek produksi, aspek distribusi, dan aspek pemasaran dengan konsep.
Paparan ini mencoba untuk menawarkan pola pengembangan food estate sebagai konsep pertanian modern yang memiliki pola kemitraan dan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan peluang sukses.
Langkah pertama ketika merencanakan dan menulis makalah penelitian adalah memilih topik yang bagus.
Topik penelitian yang didefinisikan dengan baik adalah titik awal dari setiap proyek penelitian yang berhasil.
Topik yang baik adalah yang relevan dengan tugas kedalaman tesis dan memiliki cukup informasi yang tersedia untuk digunakan.
Topik penelitian dapat diartikan sebagai kejadian, peristiwa, atau fenomena yang dijadikan subjek atau masalah yang menarik minat peneliti saat melakukan penelitian.
Topik dapat berupa persoalan pokok yang memerlukan pemecahan, penjelasan, pendeskripsian, dan penegasan lebih lanjut.
Memilih topik adalah proses berkelanjutan yang dilakukan oleh para peneliti untuk mengeksplorasi, mendefinisikan, dan memperbaiki ide-ide mereka.
Topik yang dipilih haruslah penting untuk diteliti. Ada dua hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih topik yang penting yaitu: pertama, sumbangan hasil penelitiannya dapat memenuhi minat akademis dan minat masyarakat luas; kedua, sifat topik tidak merupakan duplikasi dari topik-topik yang telah diteliti oleh orang lain.
Untuk mempermudah pemilihan topik, maka perlu suatu pendekatan untuk memilih topik yang baik dan menguraikan topik ke dalam kalimat pertanyaan dan mengetahui kebutuhan data, proses atau metode pengolahan, dan luaran dari suatu topik penelitian yang perlu diuraian dengan jelas dan analitis.
Presentasi ini akan membantu Anda memilih subjek yang menarik minat Anda, dan memperhalus subjek tersebut ke topik tertentu.
Keberhasilan bersaing tergantung pada peningkatan kinerja rantai pasokan di mana kemampuan untuk berinovasi terletak di dalam hubungan yang baik di antara mitra bisnis yang merupakan anggota rantai pasokan.
Anggota rantai menjadi entitas bisnis independen yang seringkali memiliki tujuan bisnis yang saling bertentangan.
Mitra dalam rantai pasokan harus menyetujui struktur tata kelola bersama yang akan mengarahkan hubungan mereka dan mengurangi ancaman oportunisme dalam suatu pertukaran.
Tata kelola adalah struktur yang memastikan bahwa keputusan dibuat yang mengarah pada nilai jangka panjang, berkelanjutan untuk entitas seperti perusahaan atau, dalam hal ini, kolaborasi formal antara banyak organisasi.
Mekanisme tata kelola harus dirancang untuk mengakomodasi potensi tujuan yang saling bertentangan dari anggota independen.
Tujuan dari paparan ini adalah untuk menyajikan model dari mekanisme tata kelola dalam memungkinkan koordinasi antara mitra dalam rantai pasokan.
Membangun Keunggulan Bersaing dalam Kerangka Governansi yang Baik (Good Corpo...Togar Simatupang
Governansi perusahaan adalah seperangkat prinsip yang mencakup tujuan ekonomi dan sosial serta antara tujuan individu dan kolektif sehingga dapat menyelaraskan kepentingan berbagai pemegang kepentingan untuk pencapaian keunggulan bersaing.
Apakah perkembangan governansi perusahaan terkini membantu perusahaan untuk menciptakan keunggulan bersaing?
Paparan ini melengkapi upaya untuk mengemukakan argumen bahwa keunggulan bersaing perusahaan muncul dari sistem governansi perusahaan yang baik.
Sistem Manajemen Rantai Pasok Digital di Masa Kenormalan Baru
Membahas tentang Sistem Manajemen Rantai Pasok Digital dan bagaimana sistem dapat dikembangkan untuk memasuki masa kenormalan baru.
Webinar Asosiasi Sistem Manajemen (ASM): “Reformulasi Sistem Manajemen dalam Menghadapi Tatanan Kenormalan Baru” pada hari Kamis 25 Juni 2020
2. Kilasan
• Manajemen Talenta
• Peringkat Talenta Dunia
• Isu-Isu Sistem Talenta Nasional
• Manajemen Talenta Nasional
• Terobosan Sistem Manajemen Talenta Nasional
• Strategi Pengembangan Talenta Nasional (inisiatif reaktif, proaktif, antisipatif)
• Desain Pembangunan Talenta Nasional
• Transformasi Talenta Nasional 2020-2024
• Ilustrasi Terobosan Pembangunan Talenta Nasional
• Rantai Nilai Nikel (acuan)
• Manufaktur
• Pariwisata
• Ekonomi Digital
2
3. Manajemen Talenta
3
Evolusi Manajemen Talenta
Menciptakan
Nilai
Menambah
Nilai
Mendapat Nilai untuk Uang
(value for money)
Manajemen
Personalia
Manajemen
Sumber Daya
Manusia
Manajemen
Modal Manusia
• Membangun kecakapan untuk
masa depan
• Mempercepat realisasi strategi
• Memanfaatkan kesempatan
• Menghasilkan solusi yang berhasil
• Memaksimalkan potensi manusia
untuk menghasilkan dampak
• Memusatkan SDM untuk strategi
• Menciptakan kecakapan untuk
kinerja saat ini
• Menjamin efektivitas dan
penyelarasan
• Melakukan administrasi SDM
• Menjamin efisiensi, misalnya
alih daya
Sumber: Ingham, J. (2006), “Closing the talent management gap”, Strategic HR Review, Vol. 5 No.3, pp. 20-23.
Pembangunan Nasional
Manajemen Talenta Nasional
Sistem Manajemen
Talenta Korporasi
Sistem Manajemen
Talenta Instansi
Talenta Sektor Swasta
(naker) yang Profesional,
Berintegritas, dan
Produktif
Talenta ASN yang
Profesional,
Berintegritas, dan
Melayani
4. The ranking is structured
according to three factors:
Investment and
Development
• The investment
in and
development of
home-grown
talent
Appeal
• The ability of
the country to
tap into the
overseas talent
pool
Readiness
• The availability
of skills and
competencies
in the latent
pool
Singapore : 13
Malaysia : 22
China : 39
Thailand : 42
Indonesia : 45
India : 53
Philippines : 55
4
Peringkat Talenta
Dunia 2018:
6. Isu-Isu Sistem Talenta
Sektor Pendidikan Pasar Tenaga Kerja Penentu Daya Saing
Penciptaan nilai
berkelanjutan
Produktivitas
Pemerintahan
Infrastruktur
Produktivitas
Bisnis
Kinerja
Ekonomi
Pendidikan
Stok Tenaga
Kerja (Talenta)
Berkualifikasi
Pelatihan
Bekerja
Pengangguran
Bukan Angkatan
Kerja
Sektor Ekonomi
Ketersediaan
Tenaga Kerja
Profesional
Migrasi
(Diaspora atau
Ekspatriat)
Tujuan Pembangunan:
• Daya Saing (mutu,
produktivitas)
• Inovasi
• Kualitas Hidup Pekerja
Sektor Sosial
(nirlaba)
Sektor
Perintisan Bisnis
(start-up)
Kecakapan bekerja lulusan (employability
skills) yang rendah
Lemahnya sinergi
antara penyediaan
dan kebutuhan
Pengangguran Terdidik, Potensi
Diaspora, Manajemen talenta yang
lemah, peta okupasi terbatas, latihan
kerja tidak terstruktur
Pengembangan talenta tidak
terstruktur, penelusuran
kinerja yang sulit, potensi dan
kompetensi yang tidak sesuai
Digitalisasi dan otomatisasi di
era Industri 4.0, perlunya
pekerja terampil, rendahnya
nilai tambah
6
7. Manajemen Talenta Nasional
•Pembangunan kelembagaan
•Membangun kolaborasi antara pemerintah , swasta, dan perguruan tinggi
•Pengembangan Cetak Biru Manajemen Talenta Nasional dan Pengelolaan dana
Perencanaan dan Pengelolaan Talenta Nasional
•Profesionalisasi jabatan fungsional dengan spesialisasi dan keahlian yang memiliki kontribusi terbesar terhadap
pencapaian prioritas pembangunan nasional
Profesionalisasi ASN
•Investasi pengembangan keahlian dan kompetensi yang kritikal terhadap proses dan pencapaian prioritas pembangunan
nasional secara berkelanjutan
Investasi Pengembangan Keahlian yang Berkelanjutan
•Perkuatan kebijakan manajamen ASN untuk mendukung pelaksanaan Manajemen Talenta Nasional
Dukungan Kebijakan
Sumber: Bappenas (2018) 7
8. Terobosan Sistem Manajemen Talenta Nasional
8
• Optimasi Talenta
Nasional
• Koneksi Jejaring Talenta
Nasional
• Penataan Sistem
Manajemen Talenta
Institusi
• Pendanaan
Pembangunan Talenta
Kontribusi Talenta Nasional
untuk Pemecahan Persoalan
Bangsa:
• Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan, Kedaulatan
• Pemetaan dan
Pemenuhan Kebutuhan
Talenta Berbasis Rantai
Nilai
• Investasi B2B dan LPDP
Persiapan Talenta Nasional
untuk Teknologi dan Inovasi
Masa Depan:
• IoT, kecerdasan buatan,
pertanian presisi, dll.
• Pemetaan dan
Pemenuhan Kebutuhan
Talenta Teknologi Masa
Depan
• Dana Pengembangan
Talenta
Masa Kini
Talenta
Sedang Muncul
Talenta
Masa Depan
Pemenuhan Standar
(konsep Bappenas)
Sasaran Inovasi
(terobosan orde 1)
Sasaran Daya Saing
(terobosan orde 2)
Pengembangan Manajemen Talenta Nasional:
1) Cetak Biru Pengembangan Talenta Pembangunan Nasional
2) Kelembagaan Pendanaan Pengembangan Modal Manusia ASN dan Non-ASN
3) Kebijakan keterkaitan dan kesepadanan (link and match) antara kebutuhan dan penyediaan modal manusia
4) Peta Rencana Pengembangan Modal Manusia ASN dan Non-ASN Pembangunan Nasional (Human Capital Development Plan/HCDP)
LandasanStrategi
9. Strategi Pengembangan Talenta Nasional
Status Talenta
Bidang Inisiatif atau
Intervensi
Inisiatif
Reaktif
Talenta Masa Kini
(current talent)
Penataan Sistem
Manajemen Talenta
Inisiatif
Proaktif
Talenta Sedang Muncul
(emerging talent)
Kontribusi Portofolio
Talenta Nasional
Inisiatif
Antisipatif
Talenta Masa Depan
(future talent)
Persiapan Keahlian Bidang
Pekerjaan Baru
Optimasi Talenta
Koneksi Jejaring Wadah
Talenta (talent pool)
Penyediaan Dana
Pengembangan Talenta
Promosi pekerjaan layak
yang berkelanjutan
Pendampingan Vokasi
Teknologi Digital
Penyediaan Portal
Pembelajaran Siber
9
10. Inisiatif Reaktif
Penataan Sistem Manajemen
Talenta
• Promosi sistem manajemen
talenta untuk organisasi
• Pendampingan
implementasi dan audit
sistem manajemen talenta
• Peta Jalan atau Cetak Biru
Talenta Nasional
Optimasi Talenta
• Program kecakapan bekerja
(employability) pada
pendidikan tinggi dan vokasi
• Sistem pemagangan
(internship)
• Pelatihan kepemimpinan
dan pendidikan sepanjang
hayat
• Relevansi Latihan Kerja
dengan Kebutuhan Industri
• Fasilitasi mobilitas talenta
Koneksi Jejaring Wadah
Talenta
• Portal jejaring wadah
talenta nasional
• Fasilitasi ekspatriat
• Koneksi diaspora
• Platform Atraksi Talenta
(talent attracting)
• Portal konsorsium industri
dan pendidikan
10
11. Inisiatif Proaktif
Kontribusi Portofolio
Talenta Nasional
• Proposal pusat unggulan
daerah (CoE)
• Proposal pencapaian
Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB)
• Proposal pemecahan
persoalan bangsa (defisit
perdagangan,
kemampuan ekspor,
investasi B2B, inovasi baru
lainnya)
Penyediaan Dana
Pengembangan Talenta
• Dana pelatihan pekerja
• Dana beasiswa pekerja
• Dana asuransi
Promosi Pekerjaan Layak
Berkelanjutan
• Pendampingan
penciptaan pekerjaan
layak dan mata pencarian
melalui pengembangan
rantai nilai (value chain
development)
• Pengembangan karir
wirausaha baru dan
wirausaha sosial
11
12. Inisiatif Antisipatif
Penyiapan bidang
pekerjaan baru
• Proyeksi bidang-
bidang pekerjaan
baru
• Persiapan talenta
yang mendukung
hasil-hasil inovasi
Penyediaan pelatihan
vokasi teknologi
digital
• Pelatihan vokasi
teknologi digital
• Pelatihan operator
dan pemelihara
sistem siber
Penyediaan portal
pembelajaran siber
• Portal pembelajaran
siber untuk vokasi
• Portal pembelajaran
siber untuk talenta
migran dan diaspora
• Portal siber untuk
uji kompetensi
12
13. Talenta Masa Kini
Talenta Sedang Muncul
Desain Pembangunan Talenta Nasional
13
Konsep Manajemen Talenta Nasional
Analisis
Kebijakan dan
Regulasi Saat
ini:
• Visi 2045
• RPJPN
• RPJMN
Arah Kebijakan
Manajemen
Talenta
Pembangunan
Nasional
Kerangka
Kelembagaan
Kerangka
Regulasi
Kerangka
Pendanaan
Konsep Cetak
Biru
• Peta Jalan
Manajemen
Talenta Nasional
• Kelembagaan
• Kebijakan
• Pendanaan
• Program
Rencana
Pengembangan
Talenta Nasional
(HCDP)
• Peta
Pengembangan
Modal Manusia
• Basis data
Pengembangan
Modal Manusia
• Standar Sistem
Manajemen
Talenta
• Pedoman Peta
Okupasi
Penataan Sistem
Manajemen Talenta
Korporasi dan
Instansi
Optimasi Stok
Talenta (talent
pool)
Koneksi Jaringan
Talenta:
• Konsorsium
• Diaspora
• Ekspatriat
Dana
Pengembangan
Talenta Nasional
Kontribusi Talenta
terhadap Inovasi
(pemecahan
persoalan bangsa)
Peta dan
Pemenuhan Talenta
Berbasis Rantai
Nilai
Rencana
Pengembangan
Talenta Masa
Depan
Peta dan
Pemenuhan Talenta
Masa Depan
Talenta Masa Depan
Terwujudnya Tenaga Kerja dan ASN
yang profesional
Terwujudnya Sistem Manajemen
Talenta yang bestandar nasional
Terwujudnya Pengeloaan Dana
Talenta yang efektif dan akuntabel
Terwujudnya Jejaring Kerjasama
Talenta yang sinergis
Terwujudnya Pemenuhan Talenta
berbasis rantai pasok
Terwujudnya Implementasi
Pemecahan Persoalan Bangsa
Terwujudnya Pemenuhan Talenta
Masa depan
Terwujudnya Perumusan Rencana
Pengembangan Talenta Masa Depan
Indikator Kegiatan PrioritasProgram Prioritas (PP)
Lembaga Pengelola
Talenta Pembangunan
Nasional (LPTPN):
• Perencanaan dan Koordinasi
Kebijakan Strategis
• Pengelolaan dan Pelaksanaan
Program
• Pengelolaan Pendanaan
14. Transformasi Talenta Nasional
2020 2021 2022 2023 2024
2025-
2029
Proses transformasi:
• Pembentukan visi talenta nasional dan Indikator Kinerja Utama (IKU)
• Penentuan program, sasaran, indikator kinerja kegiatan, kompetisi, dan pendanaan
• Instrumen: standar (sistem dan pengelola SDM), sertifikasi, pendampingan (coaching), penghargaan, insentif, pendanaan
• Pemantauan Kemajuan (e-project)
14
• Cetak Biru Manajemen
Talenta Nasional
• Rencana Strategis
Manajemen Talenta
Nasional
• Ratifikasi adopsi kebijakan
nasional menjadi
kebijakan daerah
• Implementasi Sistem
Manajemen Talenta
Korporasi dan Instansi
• Pendanaan
Pengembangan Talenta
Nasional
• Peta kebutuhan dan
suplai talenta strategis
• Pendampingan dan
Pemantauan
• Audit Sistem
Manajemen Talenta
K/L
• Peta Kebutuhan dan
suplai talentasi untuk
inovasi dan teknologi
masa depan
• Pendampingan dan
Pemantauan
• Audit Sistem
Manajemen Talenta
K/L
• Peta Kebutuhan dan
suplai talentasi untuk
inovasi dan teknologi
masa depan
• Pendampingan dan
Pemantauan
• Audit Sistem
Manajemen Talenta
K/L
• Peta Kebutuhan dan
suplai talentasi untuk
inovasi dan teknologi
masa depan
• Pendampingan dan
Pemantauan
• Audit Sistem
Manajemen Talenta
K/L
• Peta Kebutuhan dan
suplai talentasi untuk
inovasi dan teknologi
masa depan
16. Kerangka Umum
16
Pengadaan Pengolahan Distribusi Pemasaran
Rantai Nilai Peta Rencana Pengembangan Talenta Berbasis Rantai Nilai
• Proyeksi Pengembangan Rantai Nilai
• Peta Okupasi Berbasis Rantai Nilai
• Identifikasi Kebutuhan Talenta
• Ketersediaan Talenta
• Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan (critical skills gaps)
Rencana Pengembangan Talenta (HCDP)
• Peta Pengembangan Talenta Berbasis Rantai Nilai
• Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
• Sistem dan Standar Pendidikan dan Pelatihan
• Rencana Pendanaan
Pelatihan dan Sertifikasi
• Sistem Pelatihan Dual
• Pusat Pelatihan Terakreditasi
• Rekognisi Pembelajaran Lampau
• Uji Kompetensi dan Sertifikasi
Pemenuhan Modal Manusia Terampil
(skilled workers)
Suplai Talenta Suplai Talenta Suplai Talenta Suplai Talenta
17. 17
Kawasan Industri: Peningkatan Nilai Tambah Sumber Daya Mineral di Kawasan Industri Morowali
1. Fasilitas Nickel Pig Iron terbesar dengan total investasi sebesar USD 7.5
miliar termasuk kawasan industri terintegrasi dengan fokus produksi
berbasis nikel (smelting, stainless steel, dan carbon steel).
Mempekerjakan 30 ribu pekerja (90% WNI).
2. Total produksi saat ini sekitar 4-5 juta ton stainless dan carbon steel.
Dengan tambahan investasi, diharapkan produksi dapat meningkat ke 10
juta ton. Hasil produksi akan digunakan untuk industri domestik guna
mengurangi impor.
3. Proyek ini telah berkontribusi sebesar IDR 1.7 T dalam bentuk pajak dan
royalti dan mengekspor lebih dari USD 1 Miliar pada 2013-2017.
18. 18
Proses Pengolahan Bijih Nikel Memberikan Nilai Tambah Yang Besar Untuk Negara
Bijih Nickel Ferro Nickel Nickel Metal
Harga: US$ 36/ton Harga: US$ 6.000/ton Harga: US$ 18.000/ton
Nilai Tambah: US$ 16/ton Nilai Tambah: US$
3.500/ton
Nilai Tambah: US$ 5.000/tonKenaikan
218x
Kenaikan 312x
Sumber: USAID, 2013
Semakin Tinggi Nilai Tambah Maka Semakin Tinggi Pajak dan Pendapatan Daerah Yang
Diperoleh
19. Pengembangan Talenta Rantai Nilai Lithium Baterai
19
Bijih Nickel
(Lateric)
AL (Saprolite)
HPAL (Limonite)
Mixed
Intermediate
precipitate
Nickel
sulfate
Cathodes (NCA, NCM) Lithium-ion batteries EV, ESS
Key
Steps
Laterite nickel upstream Downstream OEMs
Mining Processing
Battery
Producer Auto OEMsCathode
Cathode
precursor
Refining
• Proyeksi Pengembangan Rantai Nilai
• Peta Okupasi Berbasis Rantai Nilai
• Identifikasi Kebutuhan Talenta
• Ketersediaan Talenta
• Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan
Rencana Pengembangan Talenta (HCDP)
• Peta Pengembangan Talenta Berbasis Rantai Nilai
• Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
• Sistem dan Standar Pendidikan dan Pelatihan
• Rencana Pendanaan
Pelatihan dan Sertifikasi
• Sistem Pelatihan Dual
• Pusat Pelatihan Terakreditasi
• Rekognisi Pembelajaran Lampau
• Uji Kompetensi dan Sertifikasi
Peta Rencana Pengembangan Talenta Berbasis Rantai Nilai
Pemenuhan Modal Manusia Terampil
(skilled workers)
Suplai Talenta
21. Sektor Manufaktur
21
Peta Rencana Pengembangan Talenta Berbasis Rantai Nilai
• Proyeksi Pengembangan Rantai Nilai
• Peta Okupasi Berbasis Rantai Nilai
• Identifikasi Kebutuhan Talenta
• Ketersediaan Talenta
• Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan
Rencana Pengembangan Talenta (HCDP)
• Peta Pengembangan Talenta Berbasis Rantai Nilai
• Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
• Sistem dan Standar Pendidikan dan Pelatihan
• Rencana Pendanaan
Pelatihan dan Sertifikasi
• Sistem Pelatihan Dual
• Pusat Pelatihan Terakreditasi
• Rekognisi Pembelajaran Lampau
• Uji Kompetensi dan Sertifikasi
Pemenuhan Modal Manusia Terampil
(skilled workers)
Industry SkillS Council (ISC)
Suplai Talenta Suplai TalentaSuplai Talenta
Industry-led Technical and Vocational
Education and Training (TVET)
22. Sektor Pariwisata
22
Peta Rencana Pengembangan Talenta Berbasis Rantai Nilai
• Proyeksi Pengembangan Rantai Nilai
• Peta Okupasi Berbasis Rantai Nilai
• Identifikasi Kebutuhan Talenta
• Ketersediaan Talenta
• Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan
Rencana Pengembangan Talenta (HCDP)
• Peta Pengembangan Talenta Berbasis Rantai Nilai
• Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
• Sistem dan Standar Pendidikan dan Pelatihan
• Rencana Pendanaan
Pelatihan dan Sertifikasi
• Sistem Pelatihan Dual
• Pusat Pelatihan Terakreditasi
• Rekognisi Pembelajaran Lampau
• Uji Kompetensi dan Sertifikasi
Pemenuhan Modal Manusia Terampil
(skilled workers)
Strategi Destinasi
Klaster
Portofolio Produk
(Paket) Wisata
Indikator Pariwisata
Berkelanjutan
Operator
Destinasi
Agen
Perjalanan Transportasi Hospitalitas
Industri
Kreatif
M.I.C.E. Pertunjukan Pemandu
Suplai Talenta
23. Pengembangan Talenta Rantai
Ekonomi Digital
23
Intrastruktur
Dgital
Hardware Software Applications
Peta Rencana Pengembangan Talenta Berbasis Rantai Nilai
• Proyeksi Pengembangan Rantai Nilai
• Peta Okupasi Berbasis Rantai Nilai
• Identifikasi Kebutuhan Talenta
• Ketersediaan Talenta
• Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan
Rencana Pengembangan Talenta (HCDP)
• Peta Pengembangan Talenta Berbasis Rantai Nilai
• Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
• Sistem dan Standar Pendidikan dan Pelatihan
• Rencana Pendanaan
Pelatihan dan Sertifikasi
• Sistem Pelatihan Dual
• Pusat Pelatihan Terakreditasi
• Rekognisi Pembelajaran Lampau
• Uji Kompetensi dan Sertifikasi
Pemenuhan Modal Manusia Terampil
(skilled workers)
Suplai Talenta Suplai Talenta Suplai Talenta Suplai Talenta
National Digital-Economy Committee
Strategi Daya Saing
Aplikasi Digital:
• Pariwisata
• Manufaktur
• Ritel
• Pertanian
• Konstruksi
Portofolio Produk dan
Jasa Rantai Nilai
Global:
• Business Process
Outsouring (BPO)
• Knowledge Process
Outsourcing (KPO)
Teknologi Sistem Siber:
• Cyber-Physical System
• Siber Security
• Artiical Intelligence
• IoT
• Machine Learning
• 3D Printing
• Devices