Tari topeng Cirebon adalah seni pertunjukan tradisional yang menggunakan gerakan dan topeng untuk menyampaikan pesan moral. Terdapat lima jenis topeng utama yang melambangkan perjalanan spiritual manusia dari lahir hingga wafat. Saat ini, tari topeng tetap dipertahankan sebagai warisan budaya serta media dakwah, meski mengalami inovasi untuk menyesuaikan zaman.
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tari Topeng Cirebon
1. TUGAS MAKALAH
FILOSOFI KEINDAHAN TARI TOPENG CIREBON
(KEINDAHAN GERAK DAN TOPENG)
Digunakan untuk memenuhi tugas mata kuliah: Culture and Behaviour
Disusun Oleh:
1. Ajeng Puji Lestari (114060064)
2. Faaizah (114060080)
3. Anggietha Kusuma W. (114060217)
Kelas 4H
PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
2018
2. FILOSOFI KEINDAHAN TARI TOPENG CIREBON
(KEINDAHAN GERAK DAN TOPENG)
1. Prakata Pengenalan Narasumber
“Sanggar Seni Klapa Jajar Kanoman”
• Pendiri : Keluarga Bapak Mamat Nurahmat (turun temurun)
• Tanggal berdiri : 6 Agustus 1970
• Pembina : Bapak Mamat Nurahmat
• Fungsi : sebagai penopang kegiatan keraton, tempat
mengaji dan belajar seni tari, krawitan, dan seni rupa.
“Penulis dan Sejarawan Cirebon”
• Nama : Tendi Raden Mas/ Tendi, S.Pd., S.T., M.Hum.
• Instansi : SPI F.UAD (Usuludin Adab & Dakwah)
IAIN Syekh Nurjati Cirebon
• Blog : Tendychaskey
• Email : tendy.chaskey@yahoo.co.uk
2. Definisi Tari Topeng Cirebon
Tari topeng Cirebon adalah salah satu tarian di tatar Parahyangan,
mengapa dinamakan tari topeng karena memang ketika beraksi sang penari
memakai topeng yang menggambarkan perwatakan dari manusia, serta setiap
gerakan memiliki makna, fungsi, dan nilai religius sebagai pesan moral. Tarian
ini merupakan salah satu tarian di wilayah kesultanan yang juga berkembang di
berbagai daerah sekitar Cirebon seperti Losari, Depok-Jamblang, Slangit-
Palimanan, dan Indramayu.
Perbedaan yang terlihat dari setiap daerah ialah hanya terletak pada
gaya/logat/watak yang menyesuaikan dengan lingkungan (priangan, jawa, dan
pesisir). Dimana gaya priangan terkesan lebih halus, karena membawa logat
sunda. Berbeda dengan gaya jawa yang terkesan luwes/gemulai, karena
membawa logat jawa. Kemudian gaya pesisir yang memiliki kesan lebih keras,
karena membawa logat orang pesisir dimana logat dan watak daerah pesisir
3. memiliki nada keras ketika berbicara. Hal ini bukan mengarah pada sesuatu
yang negatif, melainkan mereka sudah terbiasa dengan deruh ombak yang
besar dan ketika berbicara harus dengan volume yang tinggi agar dapat
menyaingi suara ombak yang cukup kencang.
Konon pada awalnya, Tari Topeng Cirebon ini diciptakan oleh sultan
Cirebon yaitu Sunan Gunung Jati. Ketika Sunan Gunung Jati berkuasa di
Cirebon, terjadilah serangan oleh Pangeran Welang dari Karawang. Pangeran
ini sangat sakti karena memiliki pedang Curug Sewu.
Melihat kesaktian sang pangeran tersebut, Sunan Gunung Jati tidak bisa
menandinginya walaupun telah dibantu oleh Sunan Kalijaga dan Pangeran
Cakrabuana. Akhirnya sultan Cirebon memutuskan untuk melawan kesaktian
Pangeran Welang itu dengan cara diplomasi kesenian.
Berawal dari keputusan itulah kemudian terbentuk kelompok tari,
dengan Nyi Mas Gandasari sebagai penarinya. Setelah kesenian itu terkenal,
akhirnya Pangeran Welang jatuh cinta pada penari itu, dan menyerahkan
pedang Curug Sewu itu sebagai pertanda cintanya.
Bersamaan dengan penyerahan pedang itulah, akhirnya Pangeran
Welang kehilangan kesaktiannya dan kemudian menyerah pada Sunan Gunung
Jati. Pangeran itupun berjanji akan menjadi pengikut setia Sunan Gunung Jati
yang ditandai dengan bergantinya nama Pangeran Welang menjadi Pangeran
Graksan. Seiring dengan berjalannya waktu, tarian inipun kemudian lebih
dikenal dengan nama Tari Topeng dan masih berkembang hingga sekarang.
3. Jenis-Jenis Tari Topeng Cirebon dan Filosofinya
Menurut pengamat sejarah dan budaya Cirebon Made Casta, topeng
Babakan Lima Wanda memiliki pendekatan spiritual dan sifat-sifat manusia di
Cirebon. Berikut lima jenis topeng Babakan Cirebon dan maknanya.
4. a. Topeng Panji
Topeng Panji (Mapan Ingkang Siji) → Senantiasa bergantung pada
Sang Pencipta hingga kematian seseorang itu tiba.
Topeng ini merupakan simbol dari seseorang yang berhati putih,
bersih, tabularasa atau dapat diartikan perwujudan dari seseorang yang
masih suci/baru dilahirkan dengan menggunakan topeng berwarna putih
serta hanya terdapat mata, hidung, mulut tanpa guratan lain. Gerakan tari
pada topeng ini sangat hemat, sederhana dan tenang meskipun diiringi
dengan suara musik yang penuh dengan dinamika. Makna dari gerakan
topeng Panji ini menunjukkan manusia yang suci dan tidak mudah
tersentuh oleh hiruk pikuk duniawi yang mengarah kepada hal negatif.
Baju dan atribut yang digunakan biasanya serba putih. Seperti sebuah kata
bijak yang mengatakan bahwa semua manusia terlahir bagai selembar
kertas putih.
5. b. Topeng Samba
Topeng Samba (Saban Dina) → Menyembah/Ibadah setiap hari
Untuk jenis Topeng Samba, kehidupan
manusia Cirebon digambarkan memasuki fase biologis anak-anak. Ini
terlihat dari tarian pada Topeng Samba yang menunjukkan tanda-tanda
keceriaan dan selalu hidup bahagia. Tarian yang centil, lucu, genit dan
kekanak-kanakan menunjukkan kesegaran ekspresi topeng Samba, meski
juga terkesan masih ragu dan kurang begitu luwes. Identik dengan
menggunakan topeng berwarna kuning gading agak putih dan mulai
terdapat guratan.
6. c. Topeng Rumyang
Topeng Rumyang (Arum Ingkang Hyang lan Ramyang-Ramyang)
→ Sifat labil dari seorang remaja dan mencari jati diri sesuai tuntunan
Tuhan dan Agama.
Topeng Cirebon yang berwarna merah jambu dilengkapi dengan
ukiran sederhana ini merupakan simbol manusia Cirebon memasuki fase
remaja/akil baligh digambarkan dengan gerakan tarian jenis ini biasanya
cenderung labil dengan adanya pengulangan-pengulangan. Kemanisan
warna merah jambu sebagai simbol keremajaan manusia Cirebon.
7. d. Topeng Tumenggung
Topeng Tumenggung (Ratu Hyang Agung) → Prinsip hidup untuk
memilih dan memilah mana yang benar atau salah, pemimpin yang adil
dan bijaksana.
Di antara Lima Wanda babakan Topeng Cirebon, Tumenggung
merupakan satu-satunya topeng yang menggunakan topi hal ini merupakan
penggambaran dari manusia yang telah menginjak dewasa muda, mapan,
dan sudah menemukan jati diri. Tarian ini menggambarkan akan sikap
yang tenang, mantap, tegas, bertanggung jawab, serta bijaksana. Topeng
yang digunakan memiliki kumis serta guratan-guratan berwibawa,
berwarna merah kecoklatan. Untuk kostumnya sendiri biasanya penari
mengenakan warna hitam. Bila dilihat dari struktur kerajaan, tumenggung
ini memiliki makna sebagai panglima perang atau patih.
8. e. Topeng Kelana
Topeng Kelana (Kala Ing Ana) → Prinsip hidup untuk berbagi
selagi kita ada.
Pada fase terakhir ini adalah Topeng Kelana. Sebagian orang
memaknai topeng Kelana ini sebagai simbol angkara murka, kerakusan
manusia karena dilihat dari bentuk topeng berwarna serba merah dengan
kumis tebal dan tatapan mata tajam serta gagah. Pada gerakannya, topeng
Kelana ini lebih kepada mengaktualisasi diri dan ekspresif. Namun,
gerakan pada topeng Kelana sejatinya menggambarkan sebagai manusia
yang mampu mengendalikan nafsu amarah. Dapat dikatakan pula bahwa
topeng ini menggambarkan perwatakan dari seseorang yang sudah mapan
atau seorang raja yang memiliki nafsu dan nafsu tersebut harus bisa
diarahkan pada kebaikan dan tidak membuat kerusakan.
Topeng ini memiliki ukiran yang paling rumit dengan banyak
ikatan pada bagian atas topeng. Penari topeng kelana biasanya akan
mengenakan kostum dan topeng berwarna merah dengan gerakan tarian
yang enerjik serta agresif karena merupakan akumulasi dari semua gerakan
tari topeng sebelumnya.
9. Ada satu pendapat bahwa yang menguraikan topeng Cirebon
menjelaskan simbol sedulur papat kelima pancer atau empat nafsu dalam
diri manusia. Pada Topeng Kelana ini merupakan simbol dari tingkatan
orang yang paripurna tapi bukan konteks angkara murka, melainkan orang
yang sudah sampai pada tingkat aktualisasi diri dan ekspresif.
4. Peranan/Hakikat Tari Topeng Cirebon
• Dari filososi gerak dan topengnya, tari topeng digunakan sebagai media
untuk menyebarkan agama Islam/Media Dakwah/Syiar di Cirebon oleh
Sunan Gunung Jati dan juga Sunan Kalijaga.
• Sebagai media untuk menyampaikan pesan melalui pelaku seni.
• Tarian yang memiliki sikap dan rasa melalui ekspresi yang membawa
keteladanan dan moralitas hidup.
5. Pembagian Jenis Gerak dari 5 Jenis Dasar Tari Topeng Cirebon
5 9
20
99
2 5 2
2: Sholat Sunnah Qobliyah
5: Sholat Wajib
2: Sholat Sunnah Ba’diah
Sifat Wajib Allah
Asmaul Husna
10. 6. Lintas Tari Topeng Cirebon Masa Kini
• Sebagai kesenian hiburan, tari topeng senantiasa menyelaraskan
perkembangan zaman dengan busana yang dikenakan masa kini
merupakan hasil dari inovasi sesuai perkembangan zaman yang dinamis
dan menuntut untuk terlihat menarik, guna untuk pementasan dan
pagelaran serta memperkenalkan kepada khalayak. (dahulu hanya
telanjang dada dan atau memakai busana hitam)
• Sebagai media dakwah/syiar, tari topeng diajarkan di sanggar dan
dipentaskan sebagai tarian edukasi dan cerita kehidupan.
• Dahulu pelaku tari topeng hanya laki-laki yang menggambarkan sebagai
imam. Kini tari topeng dibawakan oleh semua usia dan gender.
• Menemui kendala akan adanya gejolak arus globalisasi dan cenderung
pada gaya hidup modern.
11. “Tari Topeng Niku Tontonan Lan Tuntunan”
“Jika Ingin Mempertahankan Kebudayaan
Indonesia, Pelajarilah Kebudayaan Daerahnya”
(Bapak Mamat Nurahmat, Sanggar Seni Klapa Jajar
Kanoman)