1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan nasional di segala bidang memerlukan pembiayaan dan
investasi yang cukup besar. Di Indonesia peranan lembaga keuangan sangat
penting dan strategis agar peran masyarakat dalam pembiayaan pembangunan
dapat ditingkatkan. Untuk itu maka upaya pengembangan pasar modal,
lembaga perbankan dan lembaga keuangan bukan bank terutama perusahaan
asuransi menjadi tuntutan penting bagi pembangunan pada saat ini maupun
pada masa yang akan datang.
Bank dan perusahaan asuransi memiliki fungsi yang sama yaitu
menarik uang dari dan menyalurkan kepada masyarakat (Thomas Suyanto,
1998:1). Kedua badan usaha tersebut berfungsi sebagai penghimpun dana
masyarakat untuk disalurkan kepada masyarakat terutama masyarakat bisnis
sebagai badan usaha. Kedua jenis lembaga keuangan tersebut harus memiliki
kinerja yang baik yang dicapai dari semua aktifitas usahanya. Kinerja
merupakan terjemahan dari performance. Performance berdasarkan kamus
bisnis dan manajemen adalah hasil nyata yang dicapai, kadang-kadang
dipergunakan untuk menunjukkan dicapainya hasil yang positif (Amin
Wijaya, 1995:63). Oleh karena itu setiap unit usaha akan selalu mengukur dan
menilai kinerja usahanya agar diketahui tingkat hasil nyata yang dapat
dicapai dalam unit tersebut dalam kurun waktu tertentu.
2. 2
Kinerja perusahaan yang sudah go public akan sangat diperlukan dan
bahkan diwajibkan untuk melaporkan kinerja keuangannya secara periodik,
termasuk dalam hal ini adalah perusahaan bank dan perusahaan asuransi yang
telah menjadi perusahaan publik dan listed di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Penilaian dan pengukuran kinerja terhadap sebuah badan usaha yang telah go
public sangat penting bagi para manajer (manajemen), para investor atau
calon investor, pemerintah, masyarakat bisnis maupun lembaga-lembaga lain
yang terkait. Manajemen sangat memerlukan hasil pengukuran dan penilaian
terhadap kinerja unit bisnisnya, untuk memastikan tingkat keberhasilan para
manajer dan sekaligus sebagai evaluasi penyusunan perencanaan strategik
maupun operasional pada masa selanjutnya. Para investor sangat
berkepentingan atas hasil pengukuran dan penilaian kinerja suatu badan usaha.
Setelah mengetahui hasil pengukuran dan penilaian kinerja tersebut,
maka mereka akan mampu untuk mengambil keputusan, apakah akan tetap
bertahan sebagai pemilik badan usaha tersebut atau harus menjualnya kepada
investor lain. Berapa tingkat keuntungan yang bisa dicapai dan bagaimana
prospek usaha pada masa yang akan datang merupakan sebagian informasi
penting bagi para investor maupun calon investor. Calon investor sangat
berkepentingan terhadap kinerja suatu badan usaha untuk menentukan akan
menjadi investor atau tidak dalam bidang usaha tersebut. Pemerintah sangat
berkepentingan terhadap pengukuran dan penilaian kinerja suatu lembaga
keuangan sebab mempunyai fungsi yang strategis dalam rangka memajukan
dan meningkatkan perekonomian negara. Sedangkan masyarakat bisnis sangat
3. 3
menginginkan agar badan usaha pada sektor lembaga keuangan ini sehat dan
maju sehingga dapat dicapai efisiensi dan, berupa biaya yang murah dan
efisien.
Data keuangan perusahaan akan dapat bermanfaat bagi para pihak
yang memerlukan apabila data tersebut dianalisis lebih lanjut. Dalam
mengadakan analisis laporan keuangan suatu perusahaan memerlukan adanya
alat tertentu. Alat yang paling umum digunakan adalah analisis rasio
keuangan. Pengertian rasio itu sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan
dalam “arithmatical term” yang dapat digunakan untuk menjelaskan
hubungan antara dua macam data finansiil (Bambang Riyanto, 1995:329).
Apabila rasio-rasio yang dihitung diinterpretasikan secara tepat, maka akan
mampu menunjukkan kondisi keuangan dan hasil-hasil usaha yang telah
dicapai.
Berdasarkan fungsi strategis, serta manfaat dari pengukuran dan
penilaian kinerja kedua lembaga tersebut diatas, maka perlu dilakukan
penelitian ini. Penelitian mengenai komparasi kinerja perusahaan bank dan
asuransi juga telah dilakukan oleh Hadi Wahyono. Dalam penelitian tersebut
Hadi Wahyono menggunakan variabel pengukur kinerja yang terdiri dari
rentabilitas ekonomi, net profit margin, debt ratio, struktur modal, laba per
lembar saham dan equity per share. Hasil dari penelitian tersebut adalah net
profit margin, debt ratio, struktur modal, dan earning per share dari bank
lebih baik daripada asuransi, tetapi rentabilitas ekonomi dan equity per share
dar bank lebih jelek dari asuransi. Bertitik tolak dari penelitian tersebut, maka
4. 4
penulis mereplikasikannya dengan meneliti kembali penelitian Hadi Wahyono
yang berjudul “Komparasi Kinerja Perusahaan Bank dan Asuransi Studi
Empiris di Bursa Efek Jakarta”. Dalam penelitian ini, penulis menambahkan
Sistem Pelaksanaan penelitian kesehatan bank dengan standar Bank Indonesia
(Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia tanggal 30 April 1997 tentang Tata
Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, disempurnakan dengan SK
Direksi Bank Indonesia No. 30/227/KEP/DIR tanggal 19 Maret 1998 tentang
Perubahan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/11/KEP/DIR
tanggal 30 April 1997 tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Umum) (Selamet Riyadi, 2006:169), yang meliputi faktor-faktor CAMEL
yang terdiri atas capital (permodalan), assets quality (kualitas aktiva
produktif), management (manajemen), earning (rentabilitas) dan liquidity
(likuiditas). Sistem penilaian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan
perkembangan bank.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan diatas,
permasalahan yang dapat diidentifikasikan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah keadaan kinerja keuangan perusahaan bank dan asuransi
yang listed di BEJ?
2. Bagaimanakah fungsi Return On Assets (ROA), Quick Ratio (QR), Debt
Ratio (DR), Struktur Modal (SM), Earning Per Share (EPS), Equity Per
5. 5
Share (EQPS), Return on Investment (ROI), yang terkandung dalam
CAMEL sebagai alat pengukur kinerja keuangan bank dan asuransi?
3. Apakah terdapat perbedaan yang berarti antara kinerja keuangan
perusahaan bank dan asuransi yang listed di Bursa Efek Jakarta (BEJ)
tahun 2005?
4. Kinerja keuangan manakah yang lebih baik antara perusahaan bank dan
asuransi?
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, serta dengan
mempertimbangkan berbagai keterbatasan, maka penelitian ini dibatasi pada
penilaian keberhasilan dan perkembangan usaha bank dan asuransi dilihat dari
posisi finansial yang tercermin dari gambaran kapitalisasi dan keadaan
keuangan sampel penelitian yang disajikan dan dibatasi pada periode 2005.
Teknik yang dipakai meliputi analisis berbagai alat pengukur kinerja
keuangan bank dan asuransi menurut SK Menteri Keuangan Nomor
KEP.792/MK/IV/12/1970 tanggal 7 Desember 1970 tentang Lembaga
Keuangan yang telah diubah dan ditambah terakhir dengan Keputusan
Menteri Keuangan No.280/KMK.01/1989 tanggal 25 Maret 1989 tentang
pengawasan dan pembinaan lembaga keuangan selain bank, disebutkan bahwa
pembinaan dan pengawasan perusahaan bank dan lembaga keuangan selain
bank termasuk asuransi memiliki ukuran dan penilaian yang sama. sehingga
dari hasil analisis tersebut dapat digunakan sebagai dasar informasi bagi bank
6. 6
dan asuransi dalam menilai kinerja keuangan atau perkembangan finansial
bank dan asuransi.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan utama penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui keadaan kinerja keuangan perusahaan bank dan
asuransi yang listed di Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 2005.
2. Untuk mengetahui adakah perbedaan yang berarti antara kinerja
keuangan perusahaan bank dan asuransi yang listed di Bursa Efek
Jakarta (BEJ) tahun 2005.
E. Manfaat Penelitian
3. Bagi Bank dan Asuransi yang listed di BEJ, penelitian ini diharapkan
dapat dipergunakan untuk menambah informasi kuantitatif mengenai
kinerja keuangan bank dan asuransi tesebut pada suatu periode.
4. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan
pengetahuan dalam menerapkan disiplin ilmu yang didapat dari
bangku kuliah.
7. 7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang kinerja bank dan selain bank pernah dilakukan oleh:
a. Supardi (1995), dalam penelitian yang berjudul “Analisis
Perbedaan Kinerja Perusahaan Bank dan LKBB di BEJ”, dianalisis
perbedaan kinerja bank dan lembaga keuangan bukan bank dengan
sampel penelitian 10 perusahaan bank dan 10 lembaga keuangan
bukan bank yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Persoalan
yang dipertanyakan adalah apakah ada perusahaan yang bergerak
di lembaga keuangan terutama yang go public dan listing di BEJ
memiliki kinerja yang sama atau berbeda. Jika terjadi perbedaan
apakah perbedaan itu signifikan. Dengan pendekatan analisis
inferensial ( dengan uji beda rata-rata) diperoleh hasil bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara kinerja bank dan lembaga
keuangan bukan bank ditinjau dari variable-variabel : struktur
modal, jumlah kapitalisasi dana, volume usaha, nilai buku per
lembar saham, laba per lembar saham dan rentabilitas aktiva.
b. Hadi Wahyono (2002) yang meneliti mengenai Komparasi Kinerja
Bank dan Asuransi Yang Terdaftar di BEJ pada tahun 2000.
Variabel-variabel yang digunakan yaitu Rentabilitas Ekonomi, Net
Profit Margin(NPM), Debt Ratio, Struktur Modal, Earning Per
8. 8
Share dan Equity Per share. Tehnik sampling yang digunakan
yaitu purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak sepuluh
untuk masing-masing lembaga. Berdasarkan rasio-rasio keuangan
dan uji hipotesis statistik dengan menggunakan t-test (two tail)
pada tingkat signifikansi 95% terbukti bahwa Net Profit Margin,
Debt Ratio, Struktur Modal,dan Earning Per Share bank lebih baik
daripada asuransi, tetapi Rentabilitas Ekonomi dan Equity Per
Share bank lebih jelek daripada asuransi.
2. Landasan Teori
a. Pasar Modal
Untuk keperluan operasi dan ekspansi, perusahaan memerlukan
dana. Kebutuhan dana ini dipenuhi dari modal sendiri atau sumber dana dari
luar perusahaan. Dana dari luar perusahaan bisa didapat melalui berbagai
pihak antara lain oleh lembaga keuangan bank dan lembaga non bank. Pasar
modal sebagai salah satu alternatif pendanaan selain bank diartikan sebagai
pasar yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana jangka
menengah dan dana jangka panjang dengan pihak yang memiliki kelebihan
dana.Husnan dan Pujiastuti (1993:1) menyatakan bahwa secara formal pasar
modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau
sekuritas jangka panjang yang diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang
ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public
authorities, maupun perusahaan swasta.
9. 9
Pasar modal di satu pihak merupakan salah satu alternatif
pembelanjaan bagi perusahaan yang membutuhkan dana jangka panjang,
di pihak lain sebagai alternatif investasi bagi masyarakat (individu atau
lembaga) yang mempunyai kelebihan dana. Melalui mekanisme
kegiatan pasar modal dapat diharapkan dana yang ada di masyarakat
bisa disalurkan untuk membiayai kegiatan yang bersifat produktif yang
dilaksanakan oleh dunia usaha.
Pasar modal sebagai lembaga pendanaan mempunyai peranan
yang cukup besar dalam mendukung proses pembangunan. Dengan
adanya perdagangan efek baik itu saham, obligasi, maupun surat warkat
yang lain kegiatan perekonomian diharapkan terus berlangsung.
Secara implisit bisa dikatakan bahwa pasar modal memberikan
peran makro dan peran mikro yakni berperan bagi kelangsungan
pembangunan negara Indonesia dan bermanfaat bagi perusahaan publik
baik itu industri maupun perusahaan jenis lain yang memerlukan dana
untuk pengembangan usaha. Disamping itu memberikan tempat bagi
investor untuk melakukan investasinya melalui pasar modal.
Harga dari efek-efek yang diperdagangkan di pasar modal terjadi
berdasarkan kekuatan tarik menarik antara permintaan dan penawaran,
dimana kekuatan tersebut mencerminkan penilaian investor atau calon
investor terhadap saham. Sehingga harga-harga dari surat berharga yang
diperdagangkan di pasar modal juga mencerminkan nilai dari
perusahaan yang bersangkutan.
10. 10
Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan pasar modal
seperti halnya jumlah perusahaan yang memasyarakatkan saham atau
instrumen lain di pasar modal, jumlah efek perusahaan yang ditawarkan,
serta kegiatan transaksi jual beli instrumen efek pasar modal yang
dilakukan. Secara umum syarat-syarat yang diperlukan agar pasar modal
bisa berkembang antara lain; adanya ketersediaan informasi yang akurat,
relevan dan tepat waktu baik informasi historis atau ramalan, adnya
likuiditas yang menunjukkan kemampuan untuk membeli atau menjual
sekuritas tertentu secara cepat dan pada harga yang terlampau berbeda
dengan harga sebelumnya, dengan asumsi tidak ada informasi baru yang
timbul, adanya efisiensi internal yang terjadi apabila biaya transaksi
semakin rendah, adanya efisiensi eksternal yakni berkaitan dengan
adaptasi harga saham.
b. Pengertian bank
Pengertian bank yang terdapat dalam Undang-Undang RI
Nomor 7 tahun 1992 adalah: “Badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam meningkatkan taraf hidup rakyat”.
Perbankan di Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan,
pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan
kesejahteraan rakyat Indonesia.
11. 11
Bank menurut jenisnya terdiri dari Bank Umum dan Bank
Perkreditan Rakyat. Usaha yang dilakukan oleh Bank Umum meliputi
UU RI No 7 tahun 1992 tentang perbankan, (1992: 11):
a. Menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa giro,
deposito berjangka, sertifikat, tabungan, atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu
b. Menerbitkan kredit
c. Menerbitkan surat pengakuan hutang
d. Membeli dan menjual atau menjamin atas resiko sendiri
maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabah
Selain melakukan kegiatan tersebut diatas Bank Umum juga
melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia juga melakukan kegiatan
penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan,
seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta
lembaga kliring penyelesaian, penyimpangan dan masih banyak
kegiatan lainnya.
BPR mempunyai usaha-usaha seperti (UU RI 7 tahun 1992
tentaang perbankan, 1992:19-20);
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
berupa deposito berjangka, tabungan, dana atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
b. Memberikan kredit.
12. 12
c. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan
prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam
peraturan pemerintah.
d. Menetapkan dananya dalam bentuk SBI, deposito
berjangka, sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank.
c. Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina
Untuk memajukan perkembangan yang sehat dari urusan kredit
dan perbankan, maka Bank Indonesia melaksanakan pembinaan:
a. Di bidang perbankan
1). Memperluas, memperlancar, dan mengatur lalu
lintas pembayaran giral, serta menyelenggarakan kliring antar
bank.
2). Menetapkan ketentua-ketentuan umum tentang
permodalan likuiditas bank.
3). Memberikan bimbingan kepada bank-bank guna
penatalaksaan bank secara sehat.
4). Meminta laporan yang dianggap perlu dan
mengadakan pemeriksaan segala aktivitas.
b. Di bidang perkreditan
1). Menyusun rencana kredit untuk suatu jangka
waktu tertentu untuk diajukan kepada pemerintah meliputi
dewan moneter.
13. 13
2). Menetapkan tingkat dan struktur bunga.
3). Menetapkan pembatasan kualitatif dan kuantitatif
atas pemberian kredit perbankan.
4). Bank Indonesia dapat memberikan kredit
likuiditas kepada bank-bank dengan cara:
a) Menerima penggadaian uang
b) Menerima sebagai jaminan surat-surat berharga
c) Menerima askep, dengan syarat-syarat yang telah
ditetapkan oleh BI
5). Memberikan kredit likuiditas pada bank-bank
untuk mengatasi kesulitan likuiditas dalam keadaan darurat.
6). Pemberian kredit bank dibatasi oleh rencana kredit
yang bersangkutan.
7). Bank tidak diperkenankan melakukan penyertaan
modal dalam perusahaan kecuali dalam lembaga keuangan
dimana penyertaan hanya dapat dilakukan dengan cadangan.
d. Fungsi Lembaga perbankan
Bank mempunyai fungsi dan peranan yang strategis, terutama
dalam menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif
dan efisien dalam rangka mendukung pelaksanaan pembangunan
nasional.
14. 14
Memperhatikan peranan tersebut, maka perbankan perlu
mendapatkan pembinaan dan pengawasan yang efektif, agar perbankan
berfungsi secara efisien, sehat dan wajar, sehingga mampu untuk :
a. Menghadapi persoalan
b. Melindungi dana yang dititipkan masyarakat kepadanya
c. Menyalurkan dana masyarakat dalam bentuk pemberian
kredit ke bidang-bidang produktif bagi pencapaian sasaran
pembangunan
e. Pengertian Asuransi
Pengertian asuransi terdapat dalam Pasal 1 angka (1) Undang-
undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian, asuransi atau
pertanggungan disefinisikan sebagai berikut:
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara 2 (dua)
pihak atau lebih, dengan mana penanggung mengikatkan diri
kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan
diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak
pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasrkan
atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
15. 15
Rumusan Pasal 1 angka (1) Undang-undang Nomor 2
Tahun 1992 ini ternyata lebih luas lingkupnya, yaitu meliputi:
a. Asuransi Kerugian (Loss Insurance), yaitu perlindungan terhadap
harta seseorang atau badan hukum, yang meliputi benda asuransi,
risiko yang ditanggung, premi asuransi, ganti kerugian.
b. Asuransi Jiwa (Life Insurance), yaitu perlindungan terhadap
keselamatan seseorang, yang meliputi jiwa seseorang, risiko yang
ditanggung, premi asuransi, dan santunan sejumlah uang dalam hal
terjadi evenemen, atau pengembalian (refund) bila asuransi jiwa
berakhir tanpa terjadi evenemen.
c. Asuransi Sosial (Social Security Insurance), yaitu perlindungan
terhadap keselamatan seseorang, yang meliputi jiwa dan raga
seseorang, risiko yang ditanggung, iuran asuransi, dan santunan
sejumlah uang dalam hal terjadi evenemen.
f. Pengertian dan arti penting laporan keuangan
Laporan keuangan bank pada umumnya terdiri atas neraca dan
laporan rugi laba. Laporan keuangan bank, terutama bagi analisis
ekstern merupakan sumber informasi penting untuk mengetahui dan
menganalisa keadaan keuangan suatu bank.
Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang
dapat dipercaya dan mendukung dalam usaha untuk menganalisa
tingkat kesehatan bank. Laporan keuangan pada pokoknya merupakan
16. 16
laporan pertanggungjawaban direksi dalam satu periode tertentu atau
hasil usaha periode tertentu atau hasil usaha bank yang dipimpinnya.
Oleh karena itu disini akan dikemukakan mengenai laporan
keuangan, yaitu bahwa:
Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk
suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah pendapatan atau daftar
rugi laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan
bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga
yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan/ laba
ditahan (Drs. S. Munawir, 1995: 5).
Jadi untuk mengetahui posisi keuangan bank serta hasil /
perkembangan bank perlu adanya analisa terhadap laporan keuangan
bank yang bersangkutan.
g. Fungsi laporan keuangan
Dari penyajian laporan keuangan secara rutin manajer
memperoleh banyak sekali manfaat:
a. Merumuskan, melaksanakan, dan mengadakan penilaian terhadap
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dianggap perlu.
b. Mengorganisasi dan mengkoordinasi kegiatan-kegiatan atau aktifitas
dalam perusahaan.
17. 17
c. Merencanakan dalam mengendalikan kegiatan atau aktifitas dalam
perusahaan.
d. Mempelajari aspek, tahap-tahap kegiatan tertentu dalam perusahaan.
e. Menilai keadaan atau posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.
f. Pertanggungjawaban bagi manajemen kepada semua pihak yang
menentukan dan mempercayakan pengelolaan dananya dalam
perusahaan tersebut.
h. Kinerja Keuangan
Sebagai wujud yang dicapai perusahaan dalam periode waktu
usaha, tidak lepas dari kinerja yang dilakukan oleh pihak perusahaan.
Apabila kinerja perusahaan bagus, akan menghasilkan prestasi yang
bagus pula, begitu juga sebaliknya. Menurut menteri keuangan RI
berdasarkan Keputusan No 740/KMK.00/1989, bahwa yang dimaksud
dengan kinerja adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam
periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan dari perusahaan
tersebut (Singgih, 2001:1)
Untuk mengetahui prestasi yang dicapai oleh perusahaan perlu
dilakukan penilaian terhadap kinerja perusahaan dalam kurun waktu
tertentu. Herfert (1999:68) mengemukakan bahwa dalam
mengevaluasi/menilai kinerja perusahaan yang paling berkepentingan
adalah pemilik perusahaan adalah investor, para manajer, kreditor,
18. 18
pemerintah dan masyarakat, dalam hal ini investor. Mereka akan menilai
perusahaan dengan ukuran keuangan tertentu sesuai dengan tujuannya.
Pihak yang terikat dengan kegiatan sehari-hari perusahaan
adalah manajemen perusahaan. Para manajer bertanggung jawab
terhadap efisiensi dan efektifitas penggunaan dana dan sumber-sumber
ekonomi lainnya dalam pengelolaan perusahaan yang tercermin dalam
pertumbuhan laba dan deviden perusahaan, yang pada gilirannya akan
nampak dalam kenaikan nilai perusahaan. Di sisi lain para kreditor dan
pemberi pinjaman, baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka
panjang, berkepentingan dengan pembayaran bunga serta pengembalian
pinjaman pokok yang mantap, baik tentang jumlah maupun waktu
pembayaran. Kemampuan memenuhi kewajiban ini ditandai oleh aktiva
yang dimiliki perusahaan sebagai jaminan atas investasinya serta
jaminan terhadap resiko yang dihadapi oleh kreditor tersebut. Pihak
pemerintah juga berkepentingan terhadap kinerja karena dapat dijadikan
sebagai dasar untuk penetapan beban pajak, pembuatan berbagai
kebijakan, regulasi, pemberian fasilitas terhadap kondisi ekonomi dan
moneter negara. Begitu pula pihak lain seperti underwriter dan analis
sekuritas karena bagi underwriter informasi kinerja perusahaan bisa
digunakan dasar penetapan harga saham pada penawaran umum perdana
(IPO), analis sekuritas memerlukannya guna pemberian masukan kepada
para pelaku pasar modal.
19. 19
Penilaian kinerja perusahaan dapat diketahui melalui
perhitungan rasio finansial dari semua laporan keuangan perusahaan.
Dalam hal ini Weston dan Copeland (1992) mengelompokkan dalam 35
rasio. Namun demikian, umumnya ukuran yang lazim dipakai dalam
lima kategori utama:
a. Rasio keuntungan, ditujukan untuk menilai seberapa bagus tingkat
laba suatu perusahaan.
b. Rasio aktivitas, ditujukan untuk mengukur efisiensi dari kegiatan
operasional perusahaan dan untuk mengungkapkan masalah-masalah
yang selama ini tersembunyi.
c. Rasio leverage, ditujukan untuk mengukur seberapa bagus struktur
permodalan perusahaan.
d. Rasio likuiditas, ditujukan untuk mengukur seberapa likuid
perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dalam jangka
pendek.
e. Rasio pertumbuhan, ditujukan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk mempertahankan posisi ekonominya dalam
pertumbuhan ekonomi dan industri.
i. Variabel Pengukur Kinerja Bank dan Asuransi
Rasio pengukur kinerja dalam penelitian ini ditetapkan
berdasarkan atas pengukur kinerja lembaga keuangan yang dimuat pada
20. 20
SK. Menteri Keuangan Nomor KEP. 792/MK/IV/12/1970 tentang
Lembaga Keuangan yang telah diubah dan ditambah terakhir dengan
Keputusan Menteri Keuangan No. 280/KMK.01/1989 tanggal 25 Maret
1989 tentang pengawasan dan pembinaan lembaga keuangan selain
bank, seperti pada penelitian Hadi Wahyono, Fakultas Ekonomi,
Universitas Jember. Rasio-rasio keuangan tersebut adalah:
a. Return On Asset (ROA) yaitu perbandingan laba sebelum pajak
terhadap total asset ,hal ini mengindikasikan seberapa besar
kemampuan asset yang dimiliki untuk menghasilkan tingkat
pengembalian atau pendapatan.
Laba Sebelum Pajak
Return On Asset (ROA) =
Total Asset
b. Quick Ratio (QR), yaitu perbandingan antara alat liquid dengan
hutang lancar.
Alat Liquid
Quick Ratio (QR) =
Hutang Lancar
c. Debt Ratio (DR), yaitu membandingkan total hutang dengan total
harta. Hal ini menunjukkan kemampuan keseluruhan harta untuk
menutup total hutang yang menjadi tanggungan perusahaan.
Total Hutang
Debt Ratio (DR) =
Total Asset
21. 21
d. Struktur Modal (SM), yaitu alat penilaian perusahaan dalam
menyelesaikan kewajiban-kewajibannya dengan menggunakan
modal sendiri.
Total Hutang
Struktur Modal (SM) =
Total Modal Sendiri
e. Equity Per Share (EQPS), yaitu perbandingan antara total ekuitas
dengan jumlah lembar saham biasa dengan jumlah modal sendiri
pada setiap lembar saham (equity per share).
Total Equity
Equity Per Share (EQPS) =
Jumlah Lembar Saham Biasa
f. Return on Investment (ROI), yaitu kemampuan dari modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan
keuntungan neto.
Keuntungan neto setelah pajak
Return on Investment (ROI) =
Total Aktiva
g. CAMEL, yang terdiri dari:
1. Capital (Permodalan)
Dalam penilaiannya menggunakan pendekatan kuantitatif dan
kualitatif yang meliputi :
Kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum (KPMM).
22. 22
Komposisi permodalan.
Trend ke depan yaitu proyeksi KPMM.
Perbandingan proyeksi produktif yang diklasifikasikan
dengan modal.
Kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan
modal dari laba yang ditahan.
Rencana permodalan bank untuk mendukung pertumbuhan
usaha.
Akses kepada sumber permodalan.
Kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan
permodalan.
2. Assets Quality (Kualitas Aktiva Produktif)
Dalam penilaiannya menggunakan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif yang meliputi komponen-komponen sebagai
berikut:
Perbandingan aktiva produktif yang diklasifikasikan
dengan total aktiva produktif.
Perbandingan debitur inti di luar pihak terkait dengan total
kredit.
Perbandingan perkembangan aktiva produktif
bermasalah/non performing asset dengan aktiva produktif.
Tingakat kecukupan pembentukan Penyisihan Penyusutan
Aktiva Produktif (PPAP).
23. 23
Kecukupan kebijakan dan prosedur aktiva produktif.
Dokumentasi aktiva produktif.
Kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah.
3. Management (Manajemen)
Dalam penilaiannya terdapat 3 faktor manajemen yang dinilai
meliputi:
Manajemen Umum.
Penerapan sistem manajemen resiko.
Kepatuhan terhadap kepatuhan (Bank Indonesia dan atau
pihak lainnya).
4. Earning (Rentabilitas)
Faktor-faktor rentabilitas:
Return On Assets (ROA).
Return On Equity (ROE).
Net Interest Margin (NIM).
Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan
Operasional (BOPO).
Perkembangan laba operasional.
Penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan
dan biaya.
Prospek laba operasional.
5. Liquidity (Likuiditas)
24. 24
Dalam penilaiannya digunakan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif terhadap faktor-faktor likuiditas yang meliputi:
Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan pasiva
likuid kurang dari 1 bulan.
1-month matuary mismatch ratio.
Loan to Deposit Ratio (LDR).
Proyeksi Cash flow 3 bulan mendatang.
Ketergantungan pada dana antar bank dan deposan inti.
Kebijakan dan pengelolaan likuiditas (assets and liabilities
management atau ALMA).
Kemampuan bank untuk masuk ke pasar uang, pasar modal
atau mendapatkan sumber-sumber pendanan lainnya.
Stabilitas dana pihak ketiga (DPK).
3. Kerangka Berpikir
Kinerja keuangan perusahaan merupakan kemampuan kerja
manajemen keuangan dalam mencapai prestasi kerjanya sehingga dapat
menghasilkan keuntungan yang diinginkan. Penilaian kinerja perusahaan
merupakan penilaian atas efisiensi dan produktivitas dalam usaha secara
berkala atas dasar laporan keuangan.
Dalam mengukur kinerja perusahaan digunakan analisis laporan
keuangan. Analisis laporan keuangan merupakan proses penilaian laporan
25. 25
keuangan untuk mengevaluasi keberhasilan perusahaan di masa lalu dengan
melihat aktivitas perusahaan dan untuk memperkirakan kinerja perusahaan
di masa yang akan datang.
Dalam penelitian ini untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan
bank dan asuransi digunakan analisis laporan keuangan berdasarkan SK
Menteri Keuangan Nomor KEP.792/MK/IV/12/1970 tanggal 7 Desember
1970 tentang Lembaga Keuangan yang telah diubah dan ditambah terakhir
dengan Keputusan Menteri Keuangan No.280/KMK.01/1989 tanggal 25
Maret 1989 tentang pengawasan dan pembinaan lembaga keuangan selain
bank seperti yang ditulis oleh Hadi Wahyono (2002) yang meneliti
mengenai komparasi kinerja bank dan asuransi yang terdaftar di BEJ pada
tahun 2000.
4. Hipotesis
Formulasi Hipotesis alternatif dalam penelitian ini adalah:
H1: Kinerja keuangan bank lebih baik daripada asuransi
H2 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank dan asuransi
26. 26
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan ex post facto, karena di
dalam penelitian ini tidak dibuat perlakuan atau manipulasi pada variabel
penelitian, melainkan hanya pengungkapan fakta berdasarkan pengukuran
yang telah ada pada obyek penelitian sebelum penelitian ini dilakukan.
Berdasarkan tingkat eksplanasinya penelitian ini merupakan penelitian
komparatif karena penelitian ini bersifat membandingkan antara 2 obyek
yang berbeda yaitu perusahaan bank dan asuransi.
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Bursa Efek Jakarta dimana datanya
diambil di Pojok Bursa Efek Jakarta MM UII, Condong Catur, Depok,
Sleman Yogyakarta.
2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional dari variabel yang diteliti adalah sebagai
berikut:
1. Return On Asset (ROA)
27. 27
Merupakan perbandingan antara laba bersih sebelum pajak dengan total
asset. Hal ini menunjukkan kemampuan total asset dalam menghasilkan
laba.
2. Quick Ratio (QR)
Merupakan alat penilaian kinerja perusahaan yang membandingkan
antara alat liquid perusahaan dengan hutang lancar perusahaan.
3. Debt Ratio (DR)
Alat penilaian kinerja perusahaan ini membandingkan total hutang
dengan total harta. Hal ini menunjukkan kemampuan keseluruhan harta
untuk menutup total hutang yang menjadi tanggungan perusahaan.
4. Struktur Modal
Struktur modal merupakan alat penilaian perusahaan atas kemampuan
perusahaan dalam menyelesaikan kewajibannya dengan menggunakan
modal sendiri.
5. Earning Per Share
Earning per share atau laba per lembar saham adalah laba untuk setiap
lembar saham biasa perusahaan yang beredar.
6. Equity Per Share
Equity per share adalah jumlah modal sendiri pada setiap lembar saham
yang beredar.
7. Return on Investment (ROI)