SlideShare a Scribd company logo
1 of 44
TKB-453 TEKNOLOGI POLIMER
Bahasan: PENENTUAN BERAT MOLEKUL POLIMER
Prodi Teknik Kimia
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL BANDUNG
puriyanti_yusika@itenas.ac.id
Oleh: Puriyanti Yusika www.itenas.ac.id
PENGERTIAN BERAT MOLEKUL (BM) POLIMER
Berat molekul polimer menentukan sifat kimia polimer
Berat molekul polimer polimer lebih kuat
MANFAAT BERAT MOLEKUL (BM) POLIMER
Manfaat mengetahui BM polimer :
1. Menentukan aplikasi polimer tersebut
2. Sebagai indikator dalam sintesa dan proses pembuatan produk
polimer
3. Studi kinetika reaksi polimerisasi
4. Studi ketahanan produk polimer dan efek cuaca terhadap kualitas
produk
• Polimer disebut juga polidispersi. Polidispersi adalah
banyaknya hamburan yang artinya satu molekul yang
dibentuk dari molekul yang sama tetapi berat molekul tidak
sama.
• Nilai berat molekul suatu polimer bergantung pada besarnya
ukuran yang digunakan dalam metode pengukurannya.
• Sampel suatu polimer sesungguhnya terdiri atas sebaran
ukuran molekul dan sebaran massa molekul. Oleh karena itu
setiap penentuan massa molekul akan menghasilkan harga
rata – rata.
DERAJAT POLIMERISASI
• Derajat polimerisasi adalah nomor unit dari suatu monomer yang
bergabung dengan rantai polimer selama masa rantai tersebut masih ada.
• Pada polimerisasi terdapat transfer reaksi yang berpengaruh terhadap
derajat polimerisasi dan berat molekul polimer. Jika transfer reaksi
terkontrol dengan baik maka akan ditemukan pemotongan berat molekul
suatu polimer dan adanya peningkatan temperatur.
• Faktor yang mempengaruhi transfer reaksi polimer salah satunya karena
lebih tingginya energi aktivitasi pada transfer reaksi yang menyebabkan
lamanya penggabungan rata-rata transfer yang akan digunakan dalam
penambahan monomer, sehingga mempengaruhi berat molekul.
SIFAT DAN KONSEP BM POLIMER
Hal yang membedakan polimer dengan spesies berat molekul rendah
adalah adanya distribusi panjang rantai yang berkaitan dengan derajat
polimerisasi dan berat molekular polimer.
Panjang rantai polimer ditentukan oleh jumlah unit ulangan dalam
rantai, yang disebut derajat polimerisasi (DPn). Berat molekular polimer
adalah hasil kali berat molekul unit ulangan dan DPn.
Berat Molekul Rata – rata Jumlah (Mn)
• Berat molekul rata – rata jumlah (𝑀𝑛), diperoleh dari perhitungan
bilangan atau jumlah molekul dari setiap berat dalam sampel
bersangkutan.
• Berat total suatu sampel polimer adalah jumlah berat dari setiap
spesies molekul yang ada. Dalam pengukuran berat molekul rata –
rata jumlah semua molekul yang terdispersi dianggap memiliki berat
yang sama pada suatu rantai polimer, namun antara rantai polimer
yang satu dengan rantai polimer yang lain memiliki jumlah molekul
yang berbeda sesuai dengan derajat polimerisasi dari suatu proses
polimer.
Secara matematika : Mn=
∑𝑁𝑖 𝑀𝑖
∑𝑁𝑖
Berat Molekul Rata – rata Berat (Mw)
• Berat molekul rata – rata berat (𝑀𝑤) dihitung berdasarkan pada
massa spesies polimer yang ada. Polimer dengan masa yang lebih
besar maka kontribusinya ke pengukuran menjadi lebih besar.
Secara matematika : Mw=
∑𝑊𝑖 𝑀𝑖
∑𝑊𝑖
Suatu sampel polimer yang terdiri atas 9 mol dengan berat molekul
30.000 dan 5 mol dengan berat molekul 50.000. Hitunglah :
a. Berat molekul rata - rata jumlah
b. Berat molekul rata - rata berat
• Dari kasus tersebut terlihat bahwa 𝑀𝑤 lebih besar dari pada 𝑀𝑛 . Hal
ini terjadi karena dalam pengukuran sifat koligatif, setiap molekul
mempunyai kontribusi yang sama berapapun beratnya sedangkan
dengan metode hamburan cahaya, molekul besar mempunyai
kontribusi yang besar pula karena menghamburkan cahaya lebih
efektif.
• Jika molekul – molekul polimer terdispersi dalam ruang luas, maka
masing-masing molekul dalam satu rantai polimer memiliki bobot
yang berbeda namun jumlahnya sama sehingga menyebabkan 𝑀𝑤
dalam suatu sampel lebih besar dari 𝑀𝑛 .
Massa Molekul Relatif Rata-rata Z (Mz)
 “z” pada Mz adalah untuk centrifugation (Bahasa jerman : zentrifuge)
 Rumus Mz secara matematis dapat dituliskan:
 Massa molekul relatif rata-rata Z dapat ditentukan dengan metode
ultrasentrifugasi.
 Melt elasticity suatu polimer bergantung pada Mz
Massa Molekul Relatif Rata-rata Viskositas (Mv)
 Secara matematis dapat ditulis:
dimana a (0<a<1) adalah eksponen dalam
persamaan
Staudinger-Mark-Houwinks [η]=k*Ma
([η]=intrinsic viscosity).
 Mv dapat ditentukan dengan metode viskometri.
Contoh Soal untuk Massa Molekul Relatif Rata-rata Z (Mz) dan
Massa Molekul Relatif Rata-rata Viskositas (Mv)
1. Suatu sampel polimer terdiri atas 1 molekul dengan berat molekul 1 dan 1
molekul dengan berat molekul 1000. Hitunglah :
a. Berat molekul rata-rata Z
b. Berat molekul rata-rata viskositas (jika a=0,7)
METODE PENENTUAN BM POLIMER
1. Berat Molekul Rata-rata Jumlah (Mn) :
a.Pengukuran Sifat Koligatif Larutan (Osmometri)
b.Analisis Gugus Ujung
2. Berat Molekul Rata-rata Berat (Mw) :
a. Hamburan Cahaya
b. Ultrasentrifugasi
c. Viskositas
Pengukuran Sifat Koligatif Larutan (Osmometri)
• Osmometri adalah metode penentuan bobot yang didasarkan pada
peristiwa Osmosis. Diantara berbagai metode penetapan berat
molekul rata – rata jumlah yang didasarkan pada sifat – sifat koligatif,
osmometri membran merupakan metode yang paling bermanfaat
dalam menentukan jumlah partikel terlarut yang ada dengan
menghasilkan harga rata-rata massa molekul relatif.
• Osmosis dapat dikatakan sebagai pelewatan pelarut melalui selaput
ardatiris atau semipermiabel dari pelarut murni ke dalam larutan atau
larutan encer ke larutan yang lebih pekat. Selaput ini biasanya terdiri
atas selofan atau pun bahan berselulosa lainnya. Selaput ini hanya
melewatkan pelarut saja sedangkan zat terlarut tidak dapat
dilewatkan.
Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif yang bergantung kepada
jumlah partikel terlarut yang ada, maka osmometri menghasilkan harga
rata-rata berat molekul.
Mula-mula tinggi larutan pelarut sama, setelah dibiarkan beberapa saat
osmosis terjadi ketika pelarut pindah ke larutan melalui membran semi
permiabel, sehingga tinggi larutan naik. Pada suatu saat kenaikan
berhenti karena sistem mengalami keseimbangan. Pada keadaan ini
selisih ketinggian pelarut dan larutan dapat digunakan untuk
menghitung massa molekul relatif polimer.
Rumus :
𝝅/𝒄′ =𝑹𝑻/(𝑴) + 𝑩𝒄′
Dimana:
π = Tekanan osmosis
c’ = Konsentrasi larutan
R = Tetapan gas ideal 0,082 L atm/mol.K = 8,314 J/mol.K
T = Suhu (°Kelvin)
B = Koefisien virial
(M) = Massa molekul relatif polimer
Kelemahan Osmometri
Kelemahan metode osmometri ialah ada beberapa jenis polimer yang
tidak ikut terukur, yakni jenis yang memiliki berat molekul yang rendah,
dikarenakan polimer dengan berat molekul rendah tersebut akan
terdifusi melewati membran. Akibatnya, jumlah berat molekul rata-
rata jumlah yang terukur bukan menyatakan harga keseluruhan dari
berat molekul polimer sampel. Kelemahan lain dari metode ini adalah
sulit untuk memilih selaput yang cocok, dan harga osmometer yang
mahal.
Analisis Gugus Ujung
Analisis gugus ujung merupakan teknik analisis polimer untuk
mengetahui massa molekul satu sampel atau sistem dengan
menghitung jumlah rantainya. Dalam proses polarisasi pada suatu
monomer awal dan akhir rantai, akan terdapat gugus fungsi yang tidak
berkaitan dengan satuan monomer lain. Jika suatu polimer diketahui
mengandung jumlah tertentu gugus ujung per molekulnya, maka
jumlah gugus itu dapat ditentukan dalam jumlah massa polimer
dengan metode analisis gugus ujung. Dengan demikian jika massa 1
mol polimer dapat ditentukan, maka molekul atau bobot molekul
polimer juga dapat ditentukan.
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam penerapan analisis gugus ujung:
1) Gugus ujung harus dapat dianalisis secara kuantitatif.
2) Jumlah gugus ujung yang dapat dianalisis harus diketahui dengan pasti.
3) Gugus fungsi lain yang mengganggu analisis harus ditiadakan.
4) Konsentrasi gugus ujung harus cukup besar.
5) Metode ini tidak dapat diterapkan pada polimer bercabang.
6) Dalam 1 polimer linier terdapat gugus ujung sebanyak dua kali molekul
linier.
Metode analisis gugus ujung dapat dilakukan melalui beberapa cara yakni
titrasi, penerapan spektroskopi UV, IR (Infra Red), dan NMR (Nuclear
Magnetic Resonance), pengukuran aktivitas gugus ujung yang radioaktif
serta analisis gugus ujung yang mengandung unsur tertentu
Contoh Analisa Gugus Ujung
a) Sampel Poliester (gugus karboksil dan hidroksil), masing – masing
ditimbang dan dilarutkan dalam pelarut yang cocok (aseton untuk
karboksil dan dititrasi dengan basa NaOH dengan indicator penolftalein
(titik akhir titrasi).
b) Untuk hidroksil sampel diasetilasi dengan anhidrat asetat berlebih untuk
membebaskan asam asetat, bersama dengan gugus ujung distribusi
dengan cara yang sama.
c) Dari kedua titrasi tersebut diperoleh milligram ekivalen karboksil dan
hidroksil dalam sampel tersebut.
d) Jumlah mol polimer per gram dapat dihitung dengan persamaan :
Mol polimer per gram = 𝑴eq 𝑪𝑶𝑶𝑯+𝑴eq 𝑶𝑯/ (𝟐 ×𝟏𝟎𝟎𝟎 ×𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝑺𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍)
e) Hitung berat molekul = 𝟏 / (𝒎𝒐𝒍 𝒑𝒐𝐥𝐢𝐦𝒆𝒓 𝒑𝒆𝒓 𝒈𝒓𝒂𝒎)
KELEMAHAN DAN KEUNGGULAN METODA GUGUS UJUNG
Kelemahan dari metode ini adalah sebagai berikut:
• Harus mengandaikan struktur molekul.
• Tidak dapat dipakai untuk polimer bercabang.
• Hanya dapat dipakai untuk polimer dengan daerah berat molekul <
10.000.
Keunggulan dari metode ini adalah:
• Bisa dipakai untuk polimer kondensasi. Dipakai untuk menentukan
bobot molekul yang mempunyai gugus fungsi.
• Bisa dipakai untuk menentukan polimer poliamida, insiator, polyester
dan radikal bebas.
Hamburan Sinar / Cahaya
Hamburan cahaya (light scatering) adalah metode analisis polimer
untuk menentukan berat molekul satu contoh polimer dengan melihat
jumlah cahaya yang dihamburkan oleh partikel – partikel dalam larutan.
Hamburan cahaya dapat dipakai untuk mendapatkan berat molekul
mutlak.
Prinsip kerjanya didasarkan pada fakta bahwa cahaya, ketika melewati
suatu pelarut atau larutan melepaskan energi yang diakibatkan oleh
absorbsi, konversi ke panas dan hamburan. Jika seberkas sinar
ditembuskan kedalam cairan yang tak menyerap sinar, maka sebagian
sinar dihamburkan.
Peningkatan hamburan dapat dihubungkan dengan konsentrasi larutan
dan massa molekul nisbi zat terlarut, dibuat dalam persamaan Debye:
KELEMAHAN DAN KELEBIHAN METODA
HAMBURAN CAHAYA
Kelemahan dari metode ini adalah mahalnya alat dan
kerumitan metode secara keseluruhan. Kelebihannya
yaitu metode ini adalah cara yang berguna dan luwes
serta dapat digunakan untuk rentang berat molekul
yang cukup lebar (bahkan sampai lebih dari satu juta)
Ultrasentrifugasi dan Pengendapan
Ultrasentrifugasi merupakan metode penentuan bobot molekul dengan cara
melibatkan pemutaran larutan polimer pada kecepatan tertentu. Metode ini
lebih banyak dipakai untuk menentukan berat molekul polimer alam seperti
protein. Tekniknya didasarkan pada prinsip bahwa molekul – molekul di
bawah pengaruh medan sentrifugal yang kuat, mendistribusi diri menurut
besarnya secara tegak lurus terhadap sumbu putar, suatu proses yang
disebut sedimentasi dan lajunya proposional dengan massa molekul.
Proses sedimentasi sendiri terbagi menjadi dua untuk dapat menentukan
nilai Mw, yaitu :
1) Kesetimbangan sedimentasi
2) Kecepatan Sedimentasi
Kesetimbangan Sedimentasi
Kesetimbangan sedimentasi dilakukan dengan pemutaran terhadap
larutan polimer dengan kecepatan rendah dalam waktu tertentu
sampai tercapai kesetimbangan antara sedimentasi dan difusi. Berat
molekul rata - rata berat dirumuskan sebagai berikut:
Kecepatan Sedimentasi
Metode ini dilakukan dengan menggunakan kecepatan tinggi (70000 rpm) untuk
menghasilkan sedimentasi. Besarnya sedimentasi diukur dengan menggunakan laju
sedimentasi. Laju sedimentasi (s) adalah tetapan sedimentasi yang dihubungkan
dengan massa partikel. Besarnya laju sedimentasi (s) dirumuskan:
Viskositas
Viskositas merupakan ukuran yang menyatakan kekentalan suatu larutan polimer.
Perbandingan antara viskositas larutan polimer terhadap viskositas pelarut murni
dapat dipakai untuk menentukan massa molekul nisbi polimer.
Keunggulan dari metode ini adalah lebih cepat, lebih mudah, alatnya murah serta
perhitungannya lebih sederhana.
Alat yang digunakan adalah Viskometer Ostwald. Prinsip kerjanya sebagai berikut:
1) Yang diukur adalah waktu yang diperlukan pelarut atau larutan polimer untuk
mengalir diantara 2 tanda x dan y.
2) Volume cair harus tetap karena ketika cairan mengalir kebawah melalui pipa
kapiler A, cairan harus mendorong cairan naik ke B. Akibatnya bila volume
cairan berbeda, maka cairan yang didorong menaiki tabung B akan berubah
pula.
Dasar teori Viskositas yang digunakan untuk menghitung massa molekul polimer
ialah jika viskositas larutan polimer adalan η dan viskositas pelarut murni ialah η0
maka viskositas jenis ηSP larutan polimer dihitung menggunakan persamaan:
Metoda Pengukuran Mutakhir
1.Kromatografi Permeasi Gel (GPC)
2.Polimer Gel
Kromatografi Permeasi Gel (GPC)
• Berkembang sebagai cara penentuan bobot molekul polimer yang
digunakan sejak tahun 1960-an.
• Berdasarkan teknik fraksinasi yang tergantung dari ukuran molekul
polimer yang diinjeksikan ke dalam suatu kolom yang terdiri atas gel
berpori berjari – jari sekitar 50 – 1060 A.
• Kolom dapat melewatkan molekul pelarut yang merupakan fasa
bergerak, sedangkan molekul polimer yang lebih kecil dapat
memasuki pori – pori gel, karena itu bergerak lebih lambat
disepanjang kolom dibanding molekul besar.
• Elemen yang keluar dideteksi dengan cara spektroskopi atau cara –
cara fisik lainnya dan dikalibrasi dengan larutan polimer standar untuk
menghasilkan kurva distribusi bobot molekul.
Cara kerjanya:
1. Pompa pelarut harus berkemampuan tinggi untuk mengalirkan
pelarut ke sepanjang sistem dengan lajur alir yang sinambung dan
bertekanan tinggi.
2. Larutan polimer sampel diinjeksikan dengan konsentrasi tertentu.
3. Kemudian diletakkan sepanjang eluat oleh detektor yang peka
setelah dihasilkan data pada pencatat bobot molekul secara
langsung.
Polimer Gel
• Gel adalah sistem dua atau lebih komponen bukan cair yang terbentuk dengan
cara dispersi molekul dari senyawa bobot molekul rendah ke dalam polimer rantai
terikat – silang.
• Hal ini diakibatkan oleh adanya ikatan – kovalen, gaya antara molekul dan
interaksi ion dengan gugus polar polimer atau antara rantai polimer.
• Gel tidak mempunyai sifat zat alir sama sekali, karena adanya ikatan antar rantai,
sehingga gel merupakan keadaan antara dari zat cair dan padat.
Cara – cara pembentukan gel, adalah:
a. Penggembungan polimer terikat silang. Cara ini menghasilkan gel dengan
interaksi kimia.
b. Polimerisasi monomer polifungsional. Cara ini juga menghasilkan gel dengan
interaksi kimia.
c. Pendinginan larutan polimer dengan gugus polar. Cara ini menghasilkan gel
dengan gaya antara – molekul.
• Polimer jaringan tergembung, merupakan hasil pembentukan gel
point a dan b. Pembentukan gel sangat tergantung pada sifat cairan
dan derajat ikatan – silang polimer.
• Gel yang dihasilkan dari cairan bobot molekul rendah, memiliki
kekuatan yield yang tinggi karena tegangan yang diberikan hanya
menyebabkan patahan akibat pemutusan ikatan kimia antara struktur.
Sehingga, pengaruh gesekan yang besar atau suhu tinggi
menyebabkan pemutusan ikatan kimia akan berlangsung secara
bersamaan dan mengakibatkan degradasi bahan polimer (degradasi
mekanik/termal).
• Gelatin, merupakan contoh pembentukan gel point c. Gel ini terjadi
karena interaksi antara molekul diantara struktur – struktur.
Pembentukan gel berlangsung pada saat polimer polar dicampurkan
dengan cairan non – polar yang tidak melarutkan polimer. Hasilnya,
akan terbentuk ikatan silang, sebagai akibat adanya interaksi antara
rantai polimer yang lebih besar daripada interaksinya dengan molekul
cairan. Gel yang terbentuk ini, selanjutnya akan memisah pada saat
dibiarkan dalam waktu lama, membentuk fase polimer dan pelarut
atau larutan encer polimer. Proses ini dinamakan sineresis.
Berdasarkan hubungan gel dengan sifat mekanik, gel dibagi atas:
a. Gel encer
Mengandung 2 – 20% polimer, contohnya gelatin, agar – agar, selulosa –
xantat. Gel encer ini memiliki sifat deformasi akibat pengaruh frekuensi
perlakuan beban (ω) pada suhu kamar tetap sampai frekuensi mencapai
1000 kali. Akibatnya, frekuensi perlakuan beban terhadap gel – encer
memungkinkan terjadinya penyusunan – ulang dalam rantai polimer
dengan waktu relaksasi yang singkat. Penyusunan ulang dan gerakan
rantai mungkin terjadi pada suhu tinggi, karena pada kondisi tersebut
terjadi pemutusan ikatan silang sehingga interaksi menjadi lemah.
Alasan lainnya, yang mendukung mobilitas tinggi dari segmen rantai
ialah bahwa dalam gel encer bagian rantai polimer yang tidak mengalami
ikatan silang akan saling dipisahkan oleh lapisan molekul cairan.
Akibatnya, segmen – segmen tersebut memiliki waktu relaksasi yang
lebih kecil dibandingkan bila ada didalam matriks polimer.
b. Gel pekat
Mengandung lebih besar dari 20% polimer. Pada gel pekat, waktu
relaksasi menjadi semakin besar karena interaksi antara rantai
polimer besar, akibatnya deformasi sangat dipengaruhi oleh
frekuensi dan suhu. Pengaruh frekuensi dan suhu pada deformasi,
dapat dikurangi dengan menambahkan suatu zat kedalam gel. Zat
tersebut fungsinya untuk membentuk ikatan jaringan dengan rantai
polimer, contohnya quinon dalam gelatin. Teknik seperti ini dikenal
dengan teknik penyamakan dan senyawa yang ditambahkan disebut
dengan zat penyamak.
FRAKSINASI POLIMER
Untuk memisahkan sampel polimer tertentu ke dalam beberapa golongan bermassa molekul sama disebut
fraksinasi. Umumnya cara yang digunakan dalam fraksinasi didasarkan pada kenyataan bahwa larutan polimer
berkurang dengan naiknya massa molekul.
Umumnya, suatu larutan polimer ( terutama berwujud cairan ), memiliki berbagai jenis molekul dengan berat
berbeda. Larutan ini dapat dipisahkan dengan prinsip bahwa larutan polimer yang memiliki berat molekul sama
akan mengendap dan yang berbeda akan membentuk larutan encer. Larutan encer ini akan dicampur lagi
secara berulang – berulang dengan zat campuran yang memiliki berat molekul berbeda sehingga semua zat
terpisah.
Beberapa cara fraksinasi dapat diurakan sebagai berikut:
1. Dalam pengendapan bertingkat, sampel polimer dilarutkan pada pelarut yang cocok sehingga
membentuk larutan yang berkonsentrasi 0,1%.
2. Ke dalam larutan encer tersebut ditambahkan bukan pelarut setetes demi setetes sambil diaduk cepat.
Bahan bermassa molekul tinggi menjadi tak larut dan segera terpisah.
3. Kemudian, zat bukan pelarut sebagai pengendap ditambahkan lagi untuk mengendapkan polimer
bermasa molekul tinggi berikutnya.
4. Tata kerja ini diulang-ulang sehingga sampel terpisah menjadi beberapa fraksi yang kian berkurang massa
molekulnya.
Terimakasih

More Related Content

What's hot

ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanFransiska Puteri
 
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organikPenyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organikIrma Rahmawati
 
Pertemuan 1 pendahuluan
Pertemuan 1 pendahuluanPertemuan 1 pendahuluan
Pertemuan 1 pendahuluanDenara Putri
 
Volume molal parsial
Volume molal parsialVolume molal parsial
Volume molal parsialqlp
 
Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter) Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter) nailaamaliaa
 
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docxSaya Kamu
 
laporan praktikum hidrokarbon
laporan praktikum hidrokarbonlaporan praktikum hidrokarbon
laporan praktikum hidrokarbonwd_amaliah
 
6. mekanisme reaksi eliminasi
6. mekanisme reaksi eliminasi6. mekanisme reaksi eliminasi
6. mekanisme reaksi eliminasiNhia Item
 
Ekstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairEkstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairIffa M.Nisa
 
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidalaporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidaqlp
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriqlp
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonqlp
 
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019Dwi Karyani
 
Ikatan pi dan ikatan sigma
Ikatan pi dan ikatan sigmaIkatan pi dan ikatan sigma
Ikatan pi dan ikatan sigmalinda listia
 
Mekanisme Reaksi Organik
Mekanisme Reaksi OrganikMekanisme Reaksi Organik
Mekanisme Reaksi Organikelfisusanti
 
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianFransiska Puteri
 
TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)Farikha Uly
 

What's hot (20)

ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
 
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organikPenyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
 
Kimia Organik semester 7
Kimia Organik semester 7Kimia Organik semester 7
Kimia Organik semester 7
 
Pertemuan 1 pendahuluan
Pertemuan 1 pendahuluanPertemuan 1 pendahuluan
Pertemuan 1 pendahuluan
 
Volume molal parsial
Volume molal parsialVolume molal parsial
Volume molal parsial
 
Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter) Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter)
 
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
 
laporan praktikum hidrokarbon
laporan praktikum hidrokarbonlaporan praktikum hidrokarbon
laporan praktikum hidrokarbon
 
6. mekanisme reaksi eliminasi
6. mekanisme reaksi eliminasi6. mekanisme reaksi eliminasi
6. mekanisme reaksi eliminasi
 
Sintesis Asetanilida
Sintesis AsetanilidaSintesis Asetanilida
Sintesis Asetanilida
 
Ekstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairEkstraksi cair cair
Ekstraksi cair cair
 
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidalaporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetri
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 
Konformasi isomer
Konformasi isomerKonformasi isomer
Konformasi isomer
 
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
 
Ikatan pi dan ikatan sigma
Ikatan pi dan ikatan sigmaIkatan pi dan ikatan sigma
Ikatan pi dan ikatan sigma
 
Mekanisme Reaksi Organik
Mekanisme Reaksi OrganikMekanisme Reaksi Organik
Mekanisme Reaksi Organik
 
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
 
TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)
 

Similar to Penentuan Berat Molekul Polimer.pptx

ppt spektrofometri.pptx
ppt spektrofometri.pptxppt spektrofometri.pptx
ppt spektrofometri.pptxRike Adliana
 
Stoikiometri
StoikiometriStoikiometri
StoikiometriArdio San
 
Catatan stoikiometri
Catatan stoikiometriCatatan stoikiometri
Catatan stoikiometriKalderizer
 
SPEKTRO UV-VIS LISNA.pptx
SPEKTRO UV-VIS LISNA.pptxSPEKTRO UV-VIS LISNA.pptx
SPEKTRO UV-VIS LISNA.pptxChyntiaMellyza1
 
Massa atom, jumlah partikel dan mol
Massa atom, jumlah partikel dan molMassa atom, jumlah partikel dan mol
Massa atom, jumlah partikel dan molninisbanuwati96
 
BAB 9 konsep mol dan perhitungan kimia.pptx
BAB 9 konsep mol dan perhitungan kimia.pptxBAB 9 konsep mol dan perhitungan kimia.pptx
BAB 9 konsep mol dan perhitungan kimia.pptxVitaYuningsih1
 
Makalah gravimetri kimia analitik
Makalah gravimetri kimia analitik Makalah gravimetri kimia analitik
Makalah gravimetri kimia analitik Hijazh Pratama
 
Materi konsep mol
Materi konsep mol Materi konsep mol
Materi konsep mol tardi tardi
 
5 konsep-mol-dan-stoikiometri
5 konsep-mol-dan-stoikiometri5 konsep-mol-dan-stoikiometri
5 konsep-mol-dan-stoikiometriDian Putri
 
Laporan praktikum kimia fisika
Laporan praktikum kimia fisika Laporan praktikum kimia fisika
Laporan praktikum kimia fisika Dede Suhendra
 
Spektrofotometer infra merah
Spektrofotometer infra merahSpektrofotometer infra merah
Spektrofotometer infra merahTias Rahestin
 
Bab1 konsep kimia modern
Bab1 konsep kimia modernBab1 konsep kimia modern
Bab1 konsep kimia modernImo Priyanto
 

Similar to Penentuan Berat Molekul Polimer.pptx (20)

ppt spektrofometri.pptx
ppt spektrofometri.pptxppt spektrofometri.pptx
ppt spektrofometri.pptx
 
Bab 4
Bab 4Bab 4
Bab 4
 
Stoikiometri
StoikiometriStoikiometri
Stoikiometri
 
3 rpp ke 3 konsep mol
3 rpp ke 3 konsep mol3 rpp ke 3 konsep mol
3 rpp ke 3 konsep mol
 
Catatan stoikiometri
Catatan stoikiometriCatatan stoikiometri
Catatan stoikiometri
 
SPEKTRO UV-VIS LISNA.pptx
SPEKTRO UV-VIS LISNA.pptxSPEKTRO UV-VIS LISNA.pptx
SPEKTRO UV-VIS LISNA.pptx
 
Massa atom, jumlah partikel dan mol
Massa atom, jumlah partikel dan molMassa atom, jumlah partikel dan mol
Massa atom, jumlah partikel dan mol
 
Stoikiometri
StoikiometriStoikiometri
Stoikiometri
 
Kimia Komputasi
Kimia KomputasiKimia Komputasi
Kimia Komputasi
 
Percobaan ii mirna
Percobaan ii mirnaPercobaan ii mirna
Percobaan ii mirna
 
BAB 9 konsep mol dan perhitungan kimia.pptx
BAB 9 konsep mol dan perhitungan kimia.pptxBAB 9 konsep mol dan perhitungan kimia.pptx
BAB 9 konsep mol dan perhitungan kimia.pptx
 
KOMPETISI SOBAT BUMI 2020.pptx
KOMPETISI SOBAT BUMI 2020.pptxKOMPETISI SOBAT BUMI 2020.pptx
KOMPETISI SOBAT BUMI 2020.pptx
 
Makalah gravimetri kimia analitik
Makalah gravimetri kimia analitik Makalah gravimetri kimia analitik
Makalah gravimetri kimia analitik
 
Materi konsep mol
Materi konsep mol Materi konsep mol
Materi konsep mol
 
5 konsep-mol-dan-stoikiometri
5 konsep-mol-dan-stoikiometri5 konsep-mol-dan-stoikiometri
5 konsep-mol-dan-stoikiometri
 
Laporan praktikum kimia fisika
Laporan praktikum kimia fisika Laporan praktikum kimia fisika
Laporan praktikum kimia fisika
 
Makalah Gravimetri
Makalah GravimetriMakalah Gravimetri
Makalah Gravimetri
 
Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimia
 
Spektrofotometer infra merah
Spektrofotometer infra merahSpektrofotometer infra merah
Spektrofotometer infra merah
 
Bab1 konsep kimia modern
Bab1 konsep kimia modernBab1 konsep kimia modern
Bab1 konsep kimia modern
 

Recently uploaded

Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptx
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptxInstrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptx
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptxZhardestiny
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugaslisapalena
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningSamFChaerul
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksdanzztzy405
 
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxPPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxsitifaiza3
 

Recently uploaded (9)

Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptx
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptxInstrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptx
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptx
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
 
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxPPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
 

Penentuan Berat Molekul Polimer.pptx

  • 1. TKB-453 TEKNOLOGI POLIMER Bahasan: PENENTUAN BERAT MOLEKUL POLIMER Prodi Teknik Kimia INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL BANDUNG puriyanti_yusika@itenas.ac.id Oleh: Puriyanti Yusika www.itenas.ac.id
  • 2. PENGERTIAN BERAT MOLEKUL (BM) POLIMER Berat molekul polimer menentukan sifat kimia polimer Berat molekul polimer polimer lebih kuat
  • 3. MANFAAT BERAT MOLEKUL (BM) POLIMER Manfaat mengetahui BM polimer : 1. Menentukan aplikasi polimer tersebut 2. Sebagai indikator dalam sintesa dan proses pembuatan produk polimer 3. Studi kinetika reaksi polimerisasi 4. Studi ketahanan produk polimer dan efek cuaca terhadap kualitas produk
  • 4. • Polimer disebut juga polidispersi. Polidispersi adalah banyaknya hamburan yang artinya satu molekul yang dibentuk dari molekul yang sama tetapi berat molekul tidak sama. • Nilai berat molekul suatu polimer bergantung pada besarnya ukuran yang digunakan dalam metode pengukurannya. • Sampel suatu polimer sesungguhnya terdiri atas sebaran ukuran molekul dan sebaran massa molekul. Oleh karena itu setiap penentuan massa molekul akan menghasilkan harga rata – rata.
  • 5. DERAJAT POLIMERISASI • Derajat polimerisasi adalah nomor unit dari suatu monomer yang bergabung dengan rantai polimer selama masa rantai tersebut masih ada. • Pada polimerisasi terdapat transfer reaksi yang berpengaruh terhadap derajat polimerisasi dan berat molekul polimer. Jika transfer reaksi terkontrol dengan baik maka akan ditemukan pemotongan berat molekul suatu polimer dan adanya peningkatan temperatur. • Faktor yang mempengaruhi transfer reaksi polimer salah satunya karena lebih tingginya energi aktivitasi pada transfer reaksi yang menyebabkan lamanya penggabungan rata-rata transfer yang akan digunakan dalam penambahan monomer, sehingga mempengaruhi berat molekul.
  • 6. SIFAT DAN KONSEP BM POLIMER Hal yang membedakan polimer dengan spesies berat molekul rendah adalah adanya distribusi panjang rantai yang berkaitan dengan derajat polimerisasi dan berat molekular polimer. Panjang rantai polimer ditentukan oleh jumlah unit ulangan dalam rantai, yang disebut derajat polimerisasi (DPn). Berat molekular polimer adalah hasil kali berat molekul unit ulangan dan DPn.
  • 7. Berat Molekul Rata – rata Jumlah (Mn) • Berat molekul rata – rata jumlah (𝑀𝑛), diperoleh dari perhitungan bilangan atau jumlah molekul dari setiap berat dalam sampel bersangkutan. • Berat total suatu sampel polimer adalah jumlah berat dari setiap spesies molekul yang ada. Dalam pengukuran berat molekul rata – rata jumlah semua molekul yang terdispersi dianggap memiliki berat yang sama pada suatu rantai polimer, namun antara rantai polimer yang satu dengan rantai polimer yang lain memiliki jumlah molekul yang berbeda sesuai dengan derajat polimerisasi dari suatu proses polimer. Secara matematika : Mn= ∑𝑁𝑖 𝑀𝑖 ∑𝑁𝑖
  • 8. Berat Molekul Rata – rata Berat (Mw) • Berat molekul rata – rata berat (𝑀𝑤) dihitung berdasarkan pada massa spesies polimer yang ada. Polimer dengan masa yang lebih besar maka kontribusinya ke pengukuran menjadi lebih besar. Secara matematika : Mw= ∑𝑊𝑖 𝑀𝑖 ∑𝑊𝑖
  • 9. Suatu sampel polimer yang terdiri atas 9 mol dengan berat molekul 30.000 dan 5 mol dengan berat molekul 50.000. Hitunglah : a. Berat molekul rata - rata jumlah b. Berat molekul rata - rata berat
  • 10. • Dari kasus tersebut terlihat bahwa 𝑀𝑤 lebih besar dari pada 𝑀𝑛 . Hal ini terjadi karena dalam pengukuran sifat koligatif, setiap molekul mempunyai kontribusi yang sama berapapun beratnya sedangkan dengan metode hamburan cahaya, molekul besar mempunyai kontribusi yang besar pula karena menghamburkan cahaya lebih efektif. • Jika molekul – molekul polimer terdispersi dalam ruang luas, maka masing-masing molekul dalam satu rantai polimer memiliki bobot yang berbeda namun jumlahnya sama sehingga menyebabkan 𝑀𝑤 dalam suatu sampel lebih besar dari 𝑀𝑛 .
  • 11. Massa Molekul Relatif Rata-rata Z (Mz)  “z” pada Mz adalah untuk centrifugation (Bahasa jerman : zentrifuge)  Rumus Mz secara matematis dapat dituliskan:  Massa molekul relatif rata-rata Z dapat ditentukan dengan metode ultrasentrifugasi.  Melt elasticity suatu polimer bergantung pada Mz
  • 12. Massa Molekul Relatif Rata-rata Viskositas (Mv)  Secara matematis dapat ditulis: dimana a (0<a<1) adalah eksponen dalam persamaan Staudinger-Mark-Houwinks [η]=k*Ma ([η]=intrinsic viscosity).  Mv dapat ditentukan dengan metode viskometri.
  • 13. Contoh Soal untuk Massa Molekul Relatif Rata-rata Z (Mz) dan Massa Molekul Relatif Rata-rata Viskositas (Mv) 1. Suatu sampel polimer terdiri atas 1 molekul dengan berat molekul 1 dan 1 molekul dengan berat molekul 1000. Hitunglah : a. Berat molekul rata-rata Z b. Berat molekul rata-rata viskositas (jika a=0,7)
  • 14. METODE PENENTUAN BM POLIMER 1. Berat Molekul Rata-rata Jumlah (Mn) : a.Pengukuran Sifat Koligatif Larutan (Osmometri) b.Analisis Gugus Ujung 2. Berat Molekul Rata-rata Berat (Mw) : a. Hamburan Cahaya b. Ultrasentrifugasi c. Viskositas
  • 15. Pengukuran Sifat Koligatif Larutan (Osmometri) • Osmometri adalah metode penentuan bobot yang didasarkan pada peristiwa Osmosis. Diantara berbagai metode penetapan berat molekul rata – rata jumlah yang didasarkan pada sifat – sifat koligatif, osmometri membran merupakan metode yang paling bermanfaat dalam menentukan jumlah partikel terlarut yang ada dengan menghasilkan harga rata-rata massa molekul relatif. • Osmosis dapat dikatakan sebagai pelewatan pelarut melalui selaput ardatiris atau semipermiabel dari pelarut murni ke dalam larutan atau larutan encer ke larutan yang lebih pekat. Selaput ini biasanya terdiri atas selofan atau pun bahan berselulosa lainnya. Selaput ini hanya melewatkan pelarut saja sedangkan zat terlarut tidak dapat dilewatkan.
  • 16.
  • 17. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif yang bergantung kepada jumlah partikel terlarut yang ada, maka osmometri menghasilkan harga rata-rata berat molekul. Mula-mula tinggi larutan pelarut sama, setelah dibiarkan beberapa saat osmosis terjadi ketika pelarut pindah ke larutan melalui membran semi permiabel, sehingga tinggi larutan naik. Pada suatu saat kenaikan berhenti karena sistem mengalami keseimbangan. Pada keadaan ini selisih ketinggian pelarut dan larutan dapat digunakan untuk menghitung massa molekul relatif polimer.
  • 18. Rumus : 𝝅/𝒄′ =𝑹𝑻/(𝑴) + 𝑩𝒄′ Dimana: π = Tekanan osmosis c’ = Konsentrasi larutan R = Tetapan gas ideal 0,082 L atm/mol.K = 8,314 J/mol.K T = Suhu (°Kelvin) B = Koefisien virial (M) = Massa molekul relatif polimer
  • 19. Kelemahan Osmometri Kelemahan metode osmometri ialah ada beberapa jenis polimer yang tidak ikut terukur, yakni jenis yang memiliki berat molekul yang rendah, dikarenakan polimer dengan berat molekul rendah tersebut akan terdifusi melewati membran. Akibatnya, jumlah berat molekul rata- rata jumlah yang terukur bukan menyatakan harga keseluruhan dari berat molekul polimer sampel. Kelemahan lain dari metode ini adalah sulit untuk memilih selaput yang cocok, dan harga osmometer yang mahal.
  • 20. Analisis Gugus Ujung Analisis gugus ujung merupakan teknik analisis polimer untuk mengetahui massa molekul satu sampel atau sistem dengan menghitung jumlah rantainya. Dalam proses polarisasi pada suatu monomer awal dan akhir rantai, akan terdapat gugus fungsi yang tidak berkaitan dengan satuan monomer lain. Jika suatu polimer diketahui mengandung jumlah tertentu gugus ujung per molekulnya, maka jumlah gugus itu dapat ditentukan dalam jumlah massa polimer dengan metode analisis gugus ujung. Dengan demikian jika massa 1 mol polimer dapat ditentukan, maka molekul atau bobot molekul polimer juga dapat ditentukan.
  • 21. Hal – hal yang harus diperhatikan dalam penerapan analisis gugus ujung: 1) Gugus ujung harus dapat dianalisis secara kuantitatif. 2) Jumlah gugus ujung yang dapat dianalisis harus diketahui dengan pasti. 3) Gugus fungsi lain yang mengganggu analisis harus ditiadakan. 4) Konsentrasi gugus ujung harus cukup besar. 5) Metode ini tidak dapat diterapkan pada polimer bercabang. 6) Dalam 1 polimer linier terdapat gugus ujung sebanyak dua kali molekul linier. Metode analisis gugus ujung dapat dilakukan melalui beberapa cara yakni titrasi, penerapan spektroskopi UV, IR (Infra Red), dan NMR (Nuclear Magnetic Resonance), pengukuran aktivitas gugus ujung yang radioaktif serta analisis gugus ujung yang mengandung unsur tertentu
  • 22. Contoh Analisa Gugus Ujung a) Sampel Poliester (gugus karboksil dan hidroksil), masing – masing ditimbang dan dilarutkan dalam pelarut yang cocok (aseton untuk karboksil dan dititrasi dengan basa NaOH dengan indicator penolftalein (titik akhir titrasi). b) Untuk hidroksil sampel diasetilasi dengan anhidrat asetat berlebih untuk membebaskan asam asetat, bersama dengan gugus ujung distribusi dengan cara yang sama. c) Dari kedua titrasi tersebut diperoleh milligram ekivalen karboksil dan hidroksil dalam sampel tersebut. d) Jumlah mol polimer per gram dapat dihitung dengan persamaan : Mol polimer per gram = 𝑴eq 𝑪𝑶𝑶𝑯+𝑴eq 𝑶𝑯/ (𝟐 ×𝟏𝟎𝟎𝟎 ×𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝑺𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍) e) Hitung berat molekul = 𝟏 / (𝒎𝒐𝒍 𝒑𝒐𝐥𝐢𝐦𝒆𝒓 𝒑𝒆𝒓 𝒈𝒓𝒂𝒎)
  • 23. KELEMAHAN DAN KEUNGGULAN METODA GUGUS UJUNG Kelemahan dari metode ini adalah sebagai berikut: • Harus mengandaikan struktur molekul. • Tidak dapat dipakai untuk polimer bercabang. • Hanya dapat dipakai untuk polimer dengan daerah berat molekul < 10.000. Keunggulan dari metode ini adalah: • Bisa dipakai untuk polimer kondensasi. Dipakai untuk menentukan bobot molekul yang mempunyai gugus fungsi. • Bisa dipakai untuk menentukan polimer poliamida, insiator, polyester dan radikal bebas.
  • 24. Hamburan Sinar / Cahaya Hamburan cahaya (light scatering) adalah metode analisis polimer untuk menentukan berat molekul satu contoh polimer dengan melihat jumlah cahaya yang dihamburkan oleh partikel – partikel dalam larutan. Hamburan cahaya dapat dipakai untuk mendapatkan berat molekul mutlak. Prinsip kerjanya didasarkan pada fakta bahwa cahaya, ketika melewati suatu pelarut atau larutan melepaskan energi yang diakibatkan oleh absorbsi, konversi ke panas dan hamburan. Jika seberkas sinar ditembuskan kedalam cairan yang tak menyerap sinar, maka sebagian sinar dihamburkan.
  • 25. Peningkatan hamburan dapat dihubungkan dengan konsentrasi larutan dan massa molekul nisbi zat terlarut, dibuat dalam persamaan Debye:
  • 26. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN METODA HAMBURAN CAHAYA Kelemahan dari metode ini adalah mahalnya alat dan kerumitan metode secara keseluruhan. Kelebihannya yaitu metode ini adalah cara yang berguna dan luwes serta dapat digunakan untuk rentang berat molekul yang cukup lebar (bahkan sampai lebih dari satu juta)
  • 27. Ultrasentrifugasi dan Pengendapan Ultrasentrifugasi merupakan metode penentuan bobot molekul dengan cara melibatkan pemutaran larutan polimer pada kecepatan tertentu. Metode ini lebih banyak dipakai untuk menentukan berat molekul polimer alam seperti protein. Tekniknya didasarkan pada prinsip bahwa molekul – molekul di bawah pengaruh medan sentrifugal yang kuat, mendistribusi diri menurut besarnya secara tegak lurus terhadap sumbu putar, suatu proses yang disebut sedimentasi dan lajunya proposional dengan massa molekul. Proses sedimentasi sendiri terbagi menjadi dua untuk dapat menentukan nilai Mw, yaitu : 1) Kesetimbangan sedimentasi 2) Kecepatan Sedimentasi
  • 28. Kesetimbangan Sedimentasi Kesetimbangan sedimentasi dilakukan dengan pemutaran terhadap larutan polimer dengan kecepatan rendah dalam waktu tertentu sampai tercapai kesetimbangan antara sedimentasi dan difusi. Berat molekul rata - rata berat dirumuskan sebagai berikut:
  • 29. Kecepatan Sedimentasi Metode ini dilakukan dengan menggunakan kecepatan tinggi (70000 rpm) untuk menghasilkan sedimentasi. Besarnya sedimentasi diukur dengan menggunakan laju sedimentasi. Laju sedimentasi (s) adalah tetapan sedimentasi yang dihubungkan dengan massa partikel. Besarnya laju sedimentasi (s) dirumuskan:
  • 30. Viskositas Viskositas merupakan ukuran yang menyatakan kekentalan suatu larutan polimer. Perbandingan antara viskositas larutan polimer terhadap viskositas pelarut murni dapat dipakai untuk menentukan massa molekul nisbi polimer. Keunggulan dari metode ini adalah lebih cepat, lebih mudah, alatnya murah serta perhitungannya lebih sederhana. Alat yang digunakan adalah Viskometer Ostwald. Prinsip kerjanya sebagai berikut: 1) Yang diukur adalah waktu yang diperlukan pelarut atau larutan polimer untuk mengalir diantara 2 tanda x dan y. 2) Volume cair harus tetap karena ketika cairan mengalir kebawah melalui pipa kapiler A, cairan harus mendorong cairan naik ke B. Akibatnya bila volume cairan berbeda, maka cairan yang didorong menaiki tabung B akan berubah pula.
  • 31. Dasar teori Viskositas yang digunakan untuk menghitung massa molekul polimer ialah jika viskositas larutan polimer adalan η dan viskositas pelarut murni ialah η0 maka viskositas jenis ηSP larutan polimer dihitung menggunakan persamaan:
  • 32.
  • 33.
  • 34. Metoda Pengukuran Mutakhir 1.Kromatografi Permeasi Gel (GPC) 2.Polimer Gel
  • 35. Kromatografi Permeasi Gel (GPC) • Berkembang sebagai cara penentuan bobot molekul polimer yang digunakan sejak tahun 1960-an. • Berdasarkan teknik fraksinasi yang tergantung dari ukuran molekul polimer yang diinjeksikan ke dalam suatu kolom yang terdiri atas gel berpori berjari – jari sekitar 50 – 1060 A. • Kolom dapat melewatkan molekul pelarut yang merupakan fasa bergerak, sedangkan molekul polimer yang lebih kecil dapat memasuki pori – pori gel, karena itu bergerak lebih lambat disepanjang kolom dibanding molekul besar. • Elemen yang keluar dideteksi dengan cara spektroskopi atau cara – cara fisik lainnya dan dikalibrasi dengan larutan polimer standar untuk menghasilkan kurva distribusi bobot molekul.
  • 36.
  • 37. Cara kerjanya: 1. Pompa pelarut harus berkemampuan tinggi untuk mengalirkan pelarut ke sepanjang sistem dengan lajur alir yang sinambung dan bertekanan tinggi. 2. Larutan polimer sampel diinjeksikan dengan konsentrasi tertentu. 3. Kemudian diletakkan sepanjang eluat oleh detektor yang peka setelah dihasilkan data pada pencatat bobot molekul secara langsung.
  • 38. Polimer Gel • Gel adalah sistem dua atau lebih komponen bukan cair yang terbentuk dengan cara dispersi molekul dari senyawa bobot molekul rendah ke dalam polimer rantai terikat – silang. • Hal ini diakibatkan oleh adanya ikatan – kovalen, gaya antara molekul dan interaksi ion dengan gugus polar polimer atau antara rantai polimer. • Gel tidak mempunyai sifat zat alir sama sekali, karena adanya ikatan antar rantai, sehingga gel merupakan keadaan antara dari zat cair dan padat. Cara – cara pembentukan gel, adalah: a. Penggembungan polimer terikat silang. Cara ini menghasilkan gel dengan interaksi kimia. b. Polimerisasi monomer polifungsional. Cara ini juga menghasilkan gel dengan interaksi kimia. c. Pendinginan larutan polimer dengan gugus polar. Cara ini menghasilkan gel dengan gaya antara – molekul.
  • 39. • Polimer jaringan tergembung, merupakan hasil pembentukan gel point a dan b. Pembentukan gel sangat tergantung pada sifat cairan dan derajat ikatan – silang polimer. • Gel yang dihasilkan dari cairan bobot molekul rendah, memiliki kekuatan yield yang tinggi karena tegangan yang diberikan hanya menyebabkan patahan akibat pemutusan ikatan kimia antara struktur. Sehingga, pengaruh gesekan yang besar atau suhu tinggi menyebabkan pemutusan ikatan kimia akan berlangsung secara bersamaan dan mengakibatkan degradasi bahan polimer (degradasi mekanik/termal).
  • 40. • Gelatin, merupakan contoh pembentukan gel point c. Gel ini terjadi karena interaksi antara molekul diantara struktur – struktur. Pembentukan gel berlangsung pada saat polimer polar dicampurkan dengan cairan non – polar yang tidak melarutkan polimer. Hasilnya, akan terbentuk ikatan silang, sebagai akibat adanya interaksi antara rantai polimer yang lebih besar daripada interaksinya dengan molekul cairan. Gel yang terbentuk ini, selanjutnya akan memisah pada saat dibiarkan dalam waktu lama, membentuk fase polimer dan pelarut atau larutan encer polimer. Proses ini dinamakan sineresis.
  • 41. Berdasarkan hubungan gel dengan sifat mekanik, gel dibagi atas: a. Gel encer Mengandung 2 – 20% polimer, contohnya gelatin, agar – agar, selulosa – xantat. Gel encer ini memiliki sifat deformasi akibat pengaruh frekuensi perlakuan beban (ω) pada suhu kamar tetap sampai frekuensi mencapai 1000 kali. Akibatnya, frekuensi perlakuan beban terhadap gel – encer memungkinkan terjadinya penyusunan – ulang dalam rantai polimer dengan waktu relaksasi yang singkat. Penyusunan ulang dan gerakan rantai mungkin terjadi pada suhu tinggi, karena pada kondisi tersebut terjadi pemutusan ikatan silang sehingga interaksi menjadi lemah. Alasan lainnya, yang mendukung mobilitas tinggi dari segmen rantai ialah bahwa dalam gel encer bagian rantai polimer yang tidak mengalami ikatan silang akan saling dipisahkan oleh lapisan molekul cairan. Akibatnya, segmen – segmen tersebut memiliki waktu relaksasi yang lebih kecil dibandingkan bila ada didalam matriks polimer.
  • 42. b. Gel pekat Mengandung lebih besar dari 20% polimer. Pada gel pekat, waktu relaksasi menjadi semakin besar karena interaksi antara rantai polimer besar, akibatnya deformasi sangat dipengaruhi oleh frekuensi dan suhu. Pengaruh frekuensi dan suhu pada deformasi, dapat dikurangi dengan menambahkan suatu zat kedalam gel. Zat tersebut fungsinya untuk membentuk ikatan jaringan dengan rantai polimer, contohnya quinon dalam gelatin. Teknik seperti ini dikenal dengan teknik penyamakan dan senyawa yang ditambahkan disebut dengan zat penyamak.
  • 43. FRAKSINASI POLIMER Untuk memisahkan sampel polimer tertentu ke dalam beberapa golongan bermassa molekul sama disebut fraksinasi. Umumnya cara yang digunakan dalam fraksinasi didasarkan pada kenyataan bahwa larutan polimer berkurang dengan naiknya massa molekul. Umumnya, suatu larutan polimer ( terutama berwujud cairan ), memiliki berbagai jenis molekul dengan berat berbeda. Larutan ini dapat dipisahkan dengan prinsip bahwa larutan polimer yang memiliki berat molekul sama akan mengendap dan yang berbeda akan membentuk larutan encer. Larutan encer ini akan dicampur lagi secara berulang – berulang dengan zat campuran yang memiliki berat molekul berbeda sehingga semua zat terpisah. Beberapa cara fraksinasi dapat diurakan sebagai berikut: 1. Dalam pengendapan bertingkat, sampel polimer dilarutkan pada pelarut yang cocok sehingga membentuk larutan yang berkonsentrasi 0,1%. 2. Ke dalam larutan encer tersebut ditambahkan bukan pelarut setetes demi setetes sambil diaduk cepat. Bahan bermassa molekul tinggi menjadi tak larut dan segera terpisah. 3. Kemudian, zat bukan pelarut sebagai pengendap ditambahkan lagi untuk mengendapkan polimer bermasa molekul tinggi berikutnya. 4. Tata kerja ini diulang-ulang sehingga sampel terpisah menjadi beberapa fraksi yang kian berkurang massa molekulnya.

Editor's Notes

  1. Dalam mempelajari ilmu kimia yang selalu melibatkan reaksi-reaksi kimia, dibutuhkan suatu tempat yang disebut laboratorium. Di dalam laboratorium, teredapat bahan-bahan kimia yang memiliki sifat berbahaya dan beracun.
  2. Dalam mempelajari ilmu kimia yang selalu melibatkan reaksi-reaksi kimia, dibutuhkan suatu tempat yang disebut laboratorium. Di dalam laboratorium, teredapat bahan-bahan kimia yang memiliki sifat berbahaya dan beracun.
  3. Dalam mempelajari ilmu kimia yang selalu melibatkan reaksi-reaksi kimia, dibutuhkan suatu tempat yang disebut laboratorium. Di dalam laboratorium, teredapat bahan-bahan kimia yang memiliki sifat berbahaya dan beracun.