Dokumen ini membincangkan perkembangan dan perubahan kurikulum ilmu pendidikan dalam pendidikan guru di Maktab Perguruan Menengah Malaysia antara tahun 1957 hingga 1986. Ia meneliti latar belakang pendidikan guru sebelum merdeka, rancangan pendidikan guru yang dilaksanakan dan perubahan kurikulum ilmu pendidikan. Kajian ini mengkaji perkembangan kurikulum ilmu pendidikan dalam beberapa rancangan pendidikan guru seperti General Purposes
PPT MESYUARAT GURU 1/2014 SJKT LDG BKT SERAMPANG,TANGKAKmuralee arumugam
Dokumen tersebut merupakan risalah mesyuarat tahunan Sekolah Rendah Kebangsaan Ladang Bukit Serampang yang membincangkan pelbagai perkara penting seperti laporan prestasi sekolah, pelan tindakan strategik, persediaan menjelang tahun baru dan hal-hal lain.
Panduan Pengajaran Pendidikan Jasmani Tahun Tiga ini memberikan ringkasan singkat tentang:
1) Materi pengajaran Pendidikan Jasmani Tahun Tiga yang terdiri dari 44 unit pengajaran untuk Modul Kemahiran dan Modul Kecergasan.
2) Aktiviti yang dirangka dalam setiap unit menjurus kepada pencapaian standard pembelajaran secara beransur-ansur.
3) Panduan ini bertujuan membantu guru dalam pelaks
Dokumen ini memberikan maklumat latar belakang tentang Sekolah Kebangsaan Senawang termasuk visi, misi, guru besar, kelas tahun satu, peraturan sekolah, jadual waktu, dan prosedur keselamatan untuk memastikan kebajikan murid."
Modul p&p sukatan dan geometri tahun 3 skrahimiisahak
Baguslah murid-murid dapat memahami konsep
membaca dan merekod masa sebelum, semasa dan selepas
sesuatu aktiviti. Ini akan membantu mereka mengurus masa
dengan lebih berkesan. Selain itu, aktiviti ini juga
menggalakkan kerjasama dan pemikiran kritis dalam kalangan
murid. Teruskan usaha yang baik!
Modul ini memberikan panduan pengajaran dan pembelajaran untuk topik Proses Hidup Manusia dalam kurikulum Sains Tahun 4. Ia menyertakan contoh rancangan pengajaran harian, lembaran kerja, dan aktiviti yang bertujuan membantu murid memahami proses pernafasan manusia melalui pemerhatian dan eksperimen ringkas. Modul ini juga menekankan penggunaan kemahiran proses sains seperti pemerhatian dan komunikasi dalam aktiv
Kursus pengurusan masa pelajar tingkatan 3, 4 dan 5 di Sekolah Menengah Kebangsaan Bandar Baru Sungai Buloh bertujuan membantu pelajar menguruskan masa dengan lebih baik untuk meningkatkan pencapaian akademik. Kursus ini akan membantu pelajar merancang aktiviti pembelajaran secara sistematik dan menetapkan matlamat pencapaian yang lebih tinggi pada tahun 2008. Ia diadakan secara per
Juklak Tabligh Islami Mahasiswa Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri Tahun 2014-2015
Tabligh Islami "dari, oleh dan untuk mahasiswa" sebagai bekal terjun ke/ membangun masyarakat.
(Silahkan dimanfaatkan (download) jangan lupa tinggalkan pesan)
PPT MESYUARAT GURU 1/2014 SJKT LDG BKT SERAMPANG,TANGKAKmuralee arumugam
Dokumen tersebut merupakan risalah mesyuarat tahunan Sekolah Rendah Kebangsaan Ladang Bukit Serampang yang membincangkan pelbagai perkara penting seperti laporan prestasi sekolah, pelan tindakan strategik, persediaan menjelang tahun baru dan hal-hal lain.
Panduan Pengajaran Pendidikan Jasmani Tahun Tiga ini memberikan ringkasan singkat tentang:
1) Materi pengajaran Pendidikan Jasmani Tahun Tiga yang terdiri dari 44 unit pengajaran untuk Modul Kemahiran dan Modul Kecergasan.
2) Aktiviti yang dirangka dalam setiap unit menjurus kepada pencapaian standard pembelajaran secara beransur-ansur.
3) Panduan ini bertujuan membantu guru dalam pelaks
Dokumen ini memberikan maklumat latar belakang tentang Sekolah Kebangsaan Senawang termasuk visi, misi, guru besar, kelas tahun satu, peraturan sekolah, jadual waktu, dan prosedur keselamatan untuk memastikan kebajikan murid."
Modul p&p sukatan dan geometri tahun 3 skrahimiisahak
Baguslah murid-murid dapat memahami konsep
membaca dan merekod masa sebelum, semasa dan selepas
sesuatu aktiviti. Ini akan membantu mereka mengurus masa
dengan lebih berkesan. Selain itu, aktiviti ini juga
menggalakkan kerjasama dan pemikiran kritis dalam kalangan
murid. Teruskan usaha yang baik!
Modul ini memberikan panduan pengajaran dan pembelajaran untuk topik Proses Hidup Manusia dalam kurikulum Sains Tahun 4. Ia menyertakan contoh rancangan pengajaran harian, lembaran kerja, dan aktiviti yang bertujuan membantu murid memahami proses pernafasan manusia melalui pemerhatian dan eksperimen ringkas. Modul ini juga menekankan penggunaan kemahiran proses sains seperti pemerhatian dan komunikasi dalam aktiv
Kursus pengurusan masa pelajar tingkatan 3, 4 dan 5 di Sekolah Menengah Kebangsaan Bandar Baru Sungai Buloh bertujuan membantu pelajar menguruskan masa dengan lebih baik untuk meningkatkan pencapaian akademik. Kursus ini akan membantu pelajar merancang aktiviti pembelajaran secara sistematik dan menetapkan matlamat pencapaian yang lebih tinggi pada tahun 2008. Ia diadakan secara per
Juklak Tabligh Islami Mahasiswa Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri Tahun 2014-2015
Tabligh Islami "dari, oleh dan untuk mahasiswa" sebagai bekal terjun ke/ membangun masyarakat.
(Silahkan dimanfaatkan (download) jangan lupa tinggalkan pesan)
Laporan observasi manajemen komponen-komponen sekolah di MA Mathalibul Huda Mlonggo meliputi 7 aspek yaitu kurikulum, peserta didik, personalia, keuangan, humas, sarana prasarana, dan layanan khusus. Observasi dilakukan dengan metode pengamatan langsung dan wawancara untuk mengetahui pelaksanaan manajemen di sekolah tersebut.
Berisi tentang desain induk penyiapan kurikulum 2013 yang berisikan :
A. Struktur Kurikulum
B. Penulisan Buku
C. Pemilihan Sekolah (Jumlah sekolah, guru, dan murid)
D. Penggandaan Buku
E. Penyiapan Guru
Laporan ini merangkum kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang dilaksanakan oleh mahasiswa di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta. Kegiatan PPL meliputi observasi pembelajaran, praktik mengajar, pelaksanaan persekolahan seperti piket, ekstrakurikuler, dan perayaan hari besar. Laporan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian praktik mengajar.
Dokumen tersebut membahas tentang kurikulum 2013 dan landasan penyempurnaannya. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa (1) pendidikan di Indonesia belum berhasil membentuk karakter generasi muda, (2) kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan landasan yuridis, filosofis, teoritis, dan empiris, (3) implementasi kurikulum 2013 dilakukan secara bertahap melalui pelatihan guru dan pengembangan buku.
Bab I memberikan latar belakang tentang pentingnya peran guru dan Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) sebagai salah satu upaya Universitas Negeri Medan untuk membentuk calon guru yang profesional. Bab II menjelaskan kegiatan-kegiatan yang dilakukan mahasiswa selama PPLT meliputi tahap orientasi dan observasi di sekolah dan lingkungan sekitarnya.
Bab 4 membahas hasil penelitian tentang pembelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja. Pembelajaran Fiqih dilaksanakan di madrasah pagi, madrasah diniyah sore, dan asrama malam. Penelitian mengkaji input, proses, dan output pembelajaran Fiqih dengan wawancara, observasi, angket, tes, dan dokumentasi. Inputnya adalah siswa berdasarkan karakteristik fisiologis, psikologis,
- Tata Usaha
- Sarana Prasarana
- Kesiswaan
- Kurikulum
GURU
- PKN
- Bahasa Indonesia
- Matematika
- IPA
- IPS
- Bahasa Inggris
- Seni Budaya
- PJOK
- Agama
TU
- Administrasi
- Keuangan
- Perpustakaan
- Laboratorium
SATUAN
KEAMANAN
- Satpam
- Petugas Kebersihan
Bagan 1 menunjukkan struktur organisasi SMP PGRI 02 Palembang
yang
Laporan ini memberikan ringkuman tentang berbagai jabatan dan bidang tugas untuk guru baru di sekolah termasuk jabatan kurikulum, kokurikulum, urusan murid, dan administrasi. Jabatan-jabatan tersebut memiliki berbagai tanggung jawab seperti mengurus pentaksiran, kegiatan ekstrakurikuler, kehadiran murid, serta dokumentasi yang terkait.
Dokumen tersebut membahasakan profesionalisme perguruan, pengertian guru dan ulama, serta karakteristik seorang guru yang profesional. Ia menjelaskan bahwa guru perlu memiliki pengetahuan mendalam, komitmen tinggi terhadap pendidikan, serta kemampuan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
Dokumen tersebut membahas tentang administrasi kurikulum di sekolah, termasuk pengertian, asas, proses pengembangan, implementasi, dan perubahan kurikulum. Dibahas pula peran dan fungsi kurikulum serta prinsip-prinsip administrasi kurikulum yang perlu diperhatikan.
Laporan observasi manajemen komponen-komponen sekolah di MA Mathalibul Huda Mlonggo meliputi 7 aspek yaitu kurikulum, peserta didik, personalia, keuangan, humas, sarana prasarana, dan layanan khusus. Observasi dilakukan dengan metode pengamatan langsung dan wawancara untuk mengetahui pelaksanaan manajemen di sekolah tersebut.
Berisi tentang desain induk penyiapan kurikulum 2013 yang berisikan :
A. Struktur Kurikulum
B. Penulisan Buku
C. Pemilihan Sekolah (Jumlah sekolah, guru, dan murid)
D. Penggandaan Buku
E. Penyiapan Guru
Laporan ini merangkum kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang dilaksanakan oleh mahasiswa di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta. Kegiatan PPL meliputi observasi pembelajaran, praktik mengajar, pelaksanaan persekolahan seperti piket, ekstrakurikuler, dan perayaan hari besar. Laporan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian praktik mengajar.
Dokumen tersebut membahas tentang kurikulum 2013 dan landasan penyempurnaannya. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa (1) pendidikan di Indonesia belum berhasil membentuk karakter generasi muda, (2) kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan landasan yuridis, filosofis, teoritis, dan empiris, (3) implementasi kurikulum 2013 dilakukan secara bertahap melalui pelatihan guru dan pengembangan buku.
Bab I memberikan latar belakang tentang pentingnya peran guru dan Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) sebagai salah satu upaya Universitas Negeri Medan untuk membentuk calon guru yang profesional. Bab II menjelaskan kegiatan-kegiatan yang dilakukan mahasiswa selama PPLT meliputi tahap orientasi dan observasi di sekolah dan lingkungan sekitarnya.
Bab 4 membahas hasil penelitian tentang pembelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja. Pembelajaran Fiqih dilaksanakan di madrasah pagi, madrasah diniyah sore, dan asrama malam. Penelitian mengkaji input, proses, dan output pembelajaran Fiqih dengan wawancara, observasi, angket, tes, dan dokumentasi. Inputnya adalah siswa berdasarkan karakteristik fisiologis, psikologis,
- Tata Usaha
- Sarana Prasarana
- Kesiswaan
- Kurikulum
GURU
- PKN
- Bahasa Indonesia
- Matematika
- IPA
- IPS
- Bahasa Inggris
- Seni Budaya
- PJOK
- Agama
TU
- Administrasi
- Keuangan
- Perpustakaan
- Laboratorium
SATUAN
KEAMANAN
- Satpam
- Petugas Kebersihan
Bagan 1 menunjukkan struktur organisasi SMP PGRI 02 Palembang
yang
Laporan ini memberikan ringkuman tentang berbagai jabatan dan bidang tugas untuk guru baru di sekolah termasuk jabatan kurikulum, kokurikulum, urusan murid, dan administrasi. Jabatan-jabatan tersebut memiliki berbagai tanggung jawab seperti mengurus pentaksiran, kegiatan ekstrakurikuler, kehadiran murid, serta dokumentasi yang terkait.
Dokumen tersebut membahasakan profesionalisme perguruan, pengertian guru dan ulama, serta karakteristik seorang guru yang profesional. Ia menjelaskan bahwa guru perlu memiliki pengetahuan mendalam, komitmen tinggi terhadap pendidikan, serta kemampuan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
Dokumen tersebut membahas tentang administrasi kurikulum di sekolah, termasuk pengertian, asas, proses pengembangan, implementasi, dan perubahan kurikulum. Dibahas pula peran dan fungsi kurikulum serta prinsip-prinsip administrasi kurikulum yang perlu diperhatikan.
The document discusses various foundations that influence curriculum development, including historical, philosophical, psychological, economic, and sociological foundations. It examines key curriculum theorists from the 1800s-1900s and their perspectives. Several learning theories are also outlined, including behaviorism, cognitivism, and humanism. The role of psychology, sociology, and various educational philosophies in curriculum development is explained. The historical development of the curriculum in Malaysia from pre-colonial to modern times is summarized.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pembelajaran sepanjang hayat bagi meningkatkan profesionalisme guru. Ia menjelaskan konsep pembelajaran sepanjang hayat, pelan pembelajaran pribadi guru, dan pentingnya budaya membaca dalam meningkatkan pengetahuan.
This document discusses key concepts for research methodology, including:
1. Techniques for narrowing a research topic into a question such as examining literature, extending theories, or applying topics to specific contexts.
2. The components of a problem statement, including the ideal situation, current reality, and consequences of the problem.
3. Quantitative, qualitative, and mixed method approaches. Quantitative focuses on numbers and generalization while qualitative explores trends and opinions.
4. Key terms like independent and dependent variables, hypotheses, and the null hypothesis which states there is no relationship between variables.
Dokumen tersebut membahasakan kajian dampak perbedaan mazhab terhadap kesatuan umat Islam. Kajian ini meneliti pelajar dan staf di UTM untuk melihat pemahaman dan sikap mereka terhadap perbedaan mazhab. Dokumen ini juga membahas sejarah terbentuknya mazhab-mazhab dan pandangan para imam tentang pentingnya mengikuti Al-Quran dan Hadis.
Dokumen tersebut memberikan pengenalan mengenai metodologi penyelidikan dalam 3 kalimat. Ia menjelaskan bahawa penyelidikan merupakan proses saintifik untuk mencari jawapan kepada persoalan yang telah dikenalpasti, dan melibatkan langkah-langkah seperti formulasi masalah, pengumpulan data, analisis data, dan pelaporan hasil kajian. Dokumen itu juga membincangkan aspek-aspek penting dalam merangka ker
Dokumen ini membahas masalah murid pra sekolah yang keliru dalam mengenal huruf b, d, p dan q. Peneliti merancang untuk menggunakan teknik genggaman tangan kiri dan kanan untuk membantu mengatasi masalah ini. Kajian akan dilaksanakan selama empat minggu dan data akan dikumpulkan menggunakan ujian pra dan pasca, observasi, checklist, dan wawancara untuk menilai efektivitas metode ini.
Dr. mohamad nor bin mohamad taib ipgkti (penyelidikan pencetus kreativiti & i...muhammadakbarzahidi
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya guru yang kreatif dan inovatif dalam mendidik murid untuk menghadapi persaingan global. Kualitas guru ditentukan oleh prestasi murid, dan guru perlu menggunakan pendekatan interaktif serta reflektif dalam proses mengajar untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi murid.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai pengertian laporan, prinsip-prinsip penulisan laporan, jenis-jenis laporan, dan sistematika penulisan laporan yang baik. Laporan didefinisikan sebagai bentuk penyajian fakta berdasarkan tanggung jawab yang ditugaskan, menggunakan bahasa yang jelas, objektif dan tepat waktu. Ada beberapa jenis laporan seperti informatif, rekomendasi, analitis dan pertang
Dokumen tersebut membahas tentang kurikulum pendidikan di Malaysia. Ia menjelaskan bahwa sistem pendidikan Malaysia berdasarkan Falsafah Pendidikan Kebangsaan yang memberi tumpuan pada perkembangan emosi siswa secara menyeluruh. Dokumen ini juga membahas definisi kurikulum, falsafah pendidikan kurikulum, konsep sukatan pelajaran, dan sumber yang digunakan.
[Ringkasan]
Dokumen ini membahas perkembangan dan perubahan kurikulum ilmu pendidikan dalam pendidikan guru di Maktab Perguruan Malaysia antara tahun 1957 hingga 1986. Ia meninjau latar belakang pendidikan guru sekolah menengah sebelum merdeka, laporan Razak (1956) dan Talib (1960), serta beberapa skema pendidikan guru seperti General Purposes Colleges, Latihan Perguruan Berpadu, dan Latihan Perguruan Bersepadu. Dokumen ini juga men
Dokumen tersebut membahas perancangan dan persiapan mengajar dua guru, yaitu guru cemerlang dan guru biasa, berdasarkan wawancara yang dilakukan. Dokumen menjelaskan tujuan perancangan mengajar, cara menghasilkan perancangan yang baik, dan sumber yang digunakan oleh kedua guru. Terdapat persamaan dan perbedaan pendapat antara kedua guru dalam hal perancangan dan persiapan mengajar.
Mata kuliah ini membahas mengenai perencanaan program pengajaran kesehatan dan promosi kesehatan, termasuk strategi pengajaran, penyusunan rencana pelajaran, evaluasi pembelajaran, dan pendekatan komunikasi kesehatan. Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa diharapkan mampu merancang program pengajaran kesehatan yang tepat untuk berbagai konteks pelayanan kesehatan.
Model pengajaran presentasi dan explainingSarlina163
Tugas kelompok ini membahas model pengajaran presentasi dan penjelasan. Secara singkat, makalah ini menjelaskan konsep dasar model presentasi, dukungan teoritis dan empiris, perencanaan dan pelaksanaan, pengelolaan lingkungan belajar, serta assemen dan penilaian dari model pengajaran presentasi.
Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan di MA Raudlatut Thalabah - Kolak - Ngadiluwih - Kediri. Penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran dengan metode diskusi dapat meningkatkan motivasi dan prestasi siswa, dengan peningkatan rata-rata 10% dari siklus I ke siklus II. Beberapa saran yang diberikan adalah perlu mengembangkan metode diskusi, memperluas cakup
Dokumen tersebut merupakan sukatan pelajaran Amalan Bahasa Melayu untuk Kelas Peralihan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Malaysia pada tahun 2003. Sukatan pelajaran ini bertujuan untuk memperkukuh penguasaan bahasa Melayu murid melalui penggunaan istilah dan laras bahasa dalam bidang Sains, Matematik, Kemahiran Hidup dan Kajian Tempatan. Ia menyediakan murid untuk mengikuti pelajaran di
Pim3101 pengenalan kurikulum_pendidikan_islam_sr_Nurzila Ibrahim
Modul ini membincangkan tentang Pengkalan Pendidikan Islam Sekolah Rendah. Ia menyentuh tentang sejarah perkembangan pendidikan Islam zaman Rasulullah SAW dan Khulafak Ar-Rasyidin serta di Malaysia. Modul ini juga membincangkan asas pembinaan kurikulum pendidikan Islam, perbandingan kurikulum lama dan baharu, analisis kandungan sukatan pelajaran dan penggunaan buku teks. Selain itu, modul ini turut memperkenalkan program Pendidikan
Laporan ini memberikan ringkasan pelaksanaan supervisi akademik di SMA Terpadu Al Ishlah pada tahun ajaran 2015/2016. Supervisi dilaksanakan terhadap 18 guru dengan berbagai mata pelajaran dan hasilnya dievaluasi. Tindak lanjut berupa diskusi dan konsultasi dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Mengajar kemahiran berfikir dalam mata pelajaran bahasa melayu di sekolah ren...Pamela Lawrance
Kajian ini bertujuan meninjau pelaksanaan kemahiran berfikir dalam pengajaran dan pembelajaran bahasa Melayu di sekolah rendah. Ia meneliti pemahaman guru terhadap kemahiran berfikir, alat-alat berfikir, dan amalan mengajar berfikir di kelas. Kajian ini juga menganalisis sukatan pelajaran, buku teks, dan dapatan temubual untuk menilai tahap pelaksanaan kemahiran berfikir dalam
Similar to Pendidikan guru di_malaysia_perkembangan_dan_perubahan_kurikulum_ilmu_pendidikan_di_maktab_perguruan%2_c_tahun_1957_hingga1986 (20)
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Pendidikan guru di_malaysia_perkembangan_dan_perubahan_kurikulum_ilmu_pendidikan_di_maktab_perguruan%2_c_tahun_1957_hingga1986
1. PENDIDIKAN GURU DI MALAYSIA: PERKEMBANGAN DAN
PERUBAHAN KURIKULUM ILMU PENDIDIKAN DI MAKTAB
PERGURUAN, TAHUN 1957 HINGGA1986
WAN HARUN BIN W. YAACOB
UNIVERSITI SAINS MALAYSIA
2008
2. PENDIDIKAN GURU DI MALAYSIA: PERKEMBANGAN DAN
PERUBAHAN KURIKULUM ILMU PENDIDIKAN DI MAKTAB
PERGURUAN, TAHUN 1957 HINGGA 1986
oleh
WAN HARUN BIN W. YAACOB
Tesis yang diserahkan untuk memenuhi keperluan bagi
Ijazah Sarjana Pendidikan
Mac 2008
3. ii
PENGHARGAAN
Segala puji bagi Allah S.W.T.
Selawat dan salam buat Nabi Muhammad S.A.W.
Alhamdulillah, syukur saya kehadrat Illahi kerana dengan keizinanNya
saya telah berjaya menyelesaikan kajian ini. Saya amat berterima kasih kepada
orang perseorangan dan pihak-pihak tertentu yang banyak membantu dalam
proses menyiapkan kajian ini.
Pertama, setinggi-tinggi penghargaan dan terima kasih khas buat penyelia
saya Dr. Abdul Ghani Kanesan bin Abdullah yang terlalu banyak memberi
bantuan, nasihat, galakan dan bimbingan yang berkesan sepanjang saya
menyiapkan kajian ini. Tunjuk ajar dan bimbingan beliau terutamanya berkenaan
kaedah penulisan ilmiah yang sistematik amat besar maknanya kepada saya
dalam memantapkan penulisan kajian. Sesungguhnya, jasa beliau tidak ternilai
dan tidak dilupakan.
Dirakamkan juga penghargaan dan terima kasih kepada kakitangan
Perpustakaan Universiti Sains Malaysia, kakitangan Bahagian Perancangan dan
Penyelidikan Dasar Pendidikan, kakitangan Bahagian Pendidikan Guru,
Kementerian Pendidikan Malaysia, kakitangan Arkib Negara Malaysia,
4. iii
kakitangan Perpustakaan Negara di Kuala Lumpur dan kakitangaan Pusat
Sumber Daerah Besut, Besut, Terengganu. Ucapan terima kasih yang tidak
terhingga juga kepada guru-guru dan bekas-bekas guru diatas kerjasama dalam
sesi temuramah yang diadakan. Begitu juga kepada rakan-rakan yang memberi
idea dan khidmat nasihat dalam menyiapkan kajian ini.
Akhir sekali, saya juga amat terhutang budi kepada ahli-ahli keluarga
saya, terutama isteri tersayang Haminih Warimin @ Mariati binti Warimin dan
tujuh orang anak-anak saya iaitu Hafiz, Affendi, Hisyam, Hilmi, Amir, Iswan dan
Izzati. Sesungguhnya mereka semua banyak memberi sokongan dan galakan
kepada saya dan banyak berkorban sepanjang pengajian saya sehingga saya
berjaya menyempurnakan kajian ini.
5. iv
KANDUNGAN
PERKARA Muka Surat
PENGHARGAAN ii
KANDUNGAN iv
SENARAI JADUAL xiii
SENARAI SINGKATAN xiv
SENARAI LAMPIRAN xv
ABSTRAK xvii
ABSTRACT xix
BAB SATU: PENGENALAN
1.1. Latar Belakang Kajian 1
1.2. Latar Belakang Kursus Ilmu Pendidikan
di Maktab Perguruan Menengah 6
1.3. Rasional Kajian 11
1.4. Pernyataan Masalah 14
1.5. Objektif Kajian 17
1.6. Persoalan Kajian 18
1.7. Fokus Kajian 20
1.8. Batasan Kajian 23
1.9. Definisi Istilah 24
1.9.1. Latihan Perguruan 24
1.9.2. Guru 25
1.9.3. Guru Pelatih 25
6. v
1.9.4. Maktab Perguruan 26
1.9.5. Pendidikan 26
1.9.6. Kurikulum 27
1.9.7. Falsafah Pendidikan 28
1.9.8. Psikologi Pendidikan 29
1.9.9. Sosiologi Pendidikan 30
1.9.10. Pengajaran 30
1.9.11. Pembelajaran 31
1.9.12. Sistem Penggal 31
1.9.13. Sistem Semester 32
1.9.14. Sekolah Pelajaran Lanjutan 32
1.9.15. Sekolah Anika Jurusan 33
1.10. Kesimpulan 34
BAB DUA: TINJAUAN PENYELIDIKAN
BERKAITAN
2.1. Pengenalan 35
2.2. Kepentingan Kursus Ilmu Pendidikan Dalam
Pendidikan Guru 46
2.3. Isi Kandungan Kursus Ilmu Pendidikan 48
2.4. Guru Sebagai Pelaksana Pengajaran Dan
Pembelajaran 51
2.5. Kesimpulan 53
7. vi
BAB TIGA: METODOLOGI KAJIAN
3.1. Pengenalan 54
3.2. Rasional Memilih Kajian Sejarah 54
3.3. Rekabentuk Kajian 57
3.4. Analisis Dokumen 59
3.5. Kaedah Persampelan 61
3.6. Temubual 62
3.7. Prosedur Analisis Data 63
3.8. Kesimpulan 63
BAB EMPAT: PERKEMBANGAN DAN PERUBAHAN
PENDIDIKAN GURU
4.1. Pengenalan 65
4.2. Latar belakang Pendidikan Guru Sekolah Menengah
Sebelum Merdeka 65
4.3. Laporan Razak (1956) dan Pendidikan Guru 69
4.4. Skim Rancangan Pendidikan Guru Sekolah
Menengah 77
4.4.1. Rancangan General Purposes Colleges 78
4.4.1.1. Sebab-sebab diperkenalkan General
Purposes Colleges 79
4.4.1.2. Struktur Pendidikan Guru General
Purposes Colleges 81
4.4.1.3. Kurikulum Pendidikan Guru General
8. vii
Purposes Colleges 82
4.5. Pendidikan Guru Era Laporan Abdul Rahman
Talib (1960) 86
4.5.1. Rancangan Latihan Perguruan Berpadu 89
4.5.1.1. Sebab-sebab diperkenalkan Latihan
Perguruan Berpadu 90
4.5.1.2. Pusat Latihan Daerah (RTC) dan
Sebab-sebab diperkenalkan 95
4.5.1.3. Struktur Pendidikan Guru Latihan
Perguruan Berpadu 97
4.5.1.4. Kurikulum Pendidikan Guru Latihan
Perguruan Berpadu 99
4.6. Pendidikan Guru Berkualiti 100
4.6.1. Rancangan Latihan Perguruan Bersepadu 100
4.6.1.1. Sebab-sebab diperkenalkan Latihan
Perguruan Bersepadu 101
4.6.1.2. Struktur Pendidikan Guru Latihan
Perguruan Bersepadu 106
4.6.1.3. Kurikulum Pendidikan Guru Latihan
Perguruan Bersepadu 108
4.7. Laporan Kabinet (1979) dan Perkembangan
Pendidikan Guru 109
4.7.1. Kursus Perguruan Asas Tiga Tahun 110
9. viii
4.7.1.1. Sebab-sebab diperkenalkan Kursus
Perguruan Asas Tiga Tahun 110
4.7.1.2. Struktur Pendidikan Guru Kursus
Perguruan Asas Tiga Tahun 112
4.7.1.3. Kurikulum Pendidikan Guru Kursus
Perguruan Asas Tiga Tahun 115
4.8. Kesimpulan 116
BAB LIMA: PERKEMBANGAN KURIKULUM ILMU PENDIDIKAN
DALAM PENDIDIKAN GURU DI MAKTAB
PERGURUAN TAHUN 1957 HINGGA 1986
5.1. Pengenalan 118
5.2. Kurikulum Ilmu Pendidikan Dalam Rancangan
General Purposes Colleges 118
5.2.1. Sebab-sebab Diperkenalkan Kurikulum Ilmu
Pendidikan dalam Rancangan General Purposes
Colleges 119
5.2.2. Kandungan Kurikulum Ilmu Pendidikan Dalam
Rancangan General Purposes Colleges 120
5.2.3. Perlaksanaan Pengajaran Dan Pembelajaran
Kursus Ilmu Pendidikan Rancangan General
Purposes Colleges 122
5.2.4. Peruntukan Waktu Kursus Ilmu Pendidikan
Rancangan General Purposes Colleges 123
10. ix
5.3. Kurikulum Ilmu Pendidikan Dalam Rancangan Latihan
Perguruan Berpadu 124
5.3.1. Sebab-sebab diperkenalkan Kursus Ilmu Pendidikan
Dalam Rancangan Latihan Perguruan Berpadu 124
5.3.2. Kandungan Kurikulum Ilmu Pendidikan
Rancangan Latihan Perguruan Berpadu 127
5.3.2.1. Unit Guru 127
5.3.2.2. Unit Pelajar 128
5.3.2.3. Unit Mengajar 129
5.3.2.4. Unit Maklum Balas dan Penilaian 130
5.3.2.5. Unit Latar Belakang 131
5.4. Perlaksanaan Pengajaran dan Pembelajaran Kursus
Ilmu Pendidikan Rancangan Latihan Perguruan Berpadu 133
5.5. Perutukan Waktu Kursus Ilmu Pendidikan Rancangan
Latihan Perguruan Berpadu 134
5.6. Kurikulum Ilmu Pendidikan Dalam Rancangan
Latihan Perguruan Bersepadu 135
5.6.1. Sebab-sebab diperkenalkan Kursus Ilmu Pendidikan
Dalam Rancangan Latihan Perguruan Bersepadu 135
5.6.2. Kandungan Kurikulum Ilmu Pendidikan Dalam
Rancangan Latihan Perguruan Bersepadu 137
5.6.2.1. Asas Falsafah 137
5.6.2.2. Asas Psikologi 138
11. x
5.6.2.3. Asas Sosiologi 140
5.6.2.4. Latihan Pendidikan 140
5.6.3. Perlaksanaan Pengajaran dan Pembelajaran Kursus
Ilmu Pendidikan Rancangan Latihan Perguruan
Bersepadu 141
5.6.4. Peruntukan Waktu Kursus Ilmu Pendidikan
Rancangan Latihan Perguruan Bersepadu 142
5.7. Kurikulum Ilmu Pendidikan Dalam Kursus Perguruan Asas
Tiga Tahun 142
5.7.1. Sebab-sebab diperkenalkan Kurikulum Ilmu
Pendidikan Dalam Kursus Perguruan Asas Tiga
Tahun 143
5.7.2. Kandungan Kurikulum Ilmu Pendidikan Kursus
Perguruan Asas Tiga Tahun 144
5.7.2.1. Falsafah Pendidikan 145
5.7.2.2. Sosiologi Pendidikan 147
5.7.2.3. Psikologi Pendidikan 149
5.7.2.4. Pedagogi 152
5.7.3. Perlaksanaan Pengajaran dan Pembelajaran
Kursus Perguruan Asas Tiga Tahun 155
5.7.4. Peruntukan Waktu Kursus Ilmu Pendidikan
Dalam Kursus Perguruan Asas Tiga Tahun 156
5.8. Kesimpulan 157
12. xi
BAB ENAM: RUMUSAN
Perbincangan dan Kesimpulan 158
BIBLIOGRAFI 170
LAMPIRAN 182
Lampiran A Senarai Nama Maktab Perguruan dan
Tahun di Tubuhkan 182
Lampiran B Latihan Perguruan Guru Sekolah Menengah, 1956 -
1967: Bilangan Guru Pelatih, Staf dan Pusat Latihan 184
Lampiran C Basic two years course at secondary
Training colleges, Malaysia Year 1964 185
Lampiran D Kemasukan Pelajar Ke Tingkatan Satu Tahun 1956 -
1967: Aliran Melayu, Inggeris, Cina dan Tamil 188
Lampiran E Bilangan Guru yang Mengajar di Sekolah Menengah
Selepas di Perkenalkan Sistem Pelajaran Anika
Jurusan Tahun 1965 189
Lampiran F The Principle of Education Practice 190
Lampiran G Kurikulum Ilmu Pendidikan Dalam Rancangan
Latihan Perguruan Bersepadu 193
Lampiran H Sukatan Pelajaran Ilmu Pendidikan Latihan
Perguruan Asas Tiga Tahun 200
13. xii
Surat Memohon Kebenaran Membuat Rujukan
- Unit Kurikulum, Bahagian Latihan Guru,
Kementerian Pendidikan Malaysia, Putrajaya 224
- Perpustakaan, Universiti Malaya, Kuala Lumpur 225
- Perpustakaan Tun Sri Lanang, Universiti Kebangsaan Malaysia 226
- Perpustakaan, Universiti Pendidikan Sultan Idris, Tanjung Malim 227
- Perpustakaan, Maktab Perguruan Kota Bharu 228
- Perpustakaan, Universiti Putra Malaysia, Serdang 229
- Perpustakaan, Bahagian Pendidikan Guru, KPM, Putra Jaya 230
- Perpustakaan, Institut Perguruan Sultan Mizan, Besut, Terengganu 231
Surat Kebenaran Temu Bual 232
Soalan Temu Bual 233
- A 235
- B 238
- C 246
- D 250
- E 256
- F 261
- G 264
- H 268
14. xiii
SENARAI JADUAL
NO. JADUAL MUKA SURAT
4.1 Pendaftaran guru pelatih di maktab perguruan
menengah tahun 1957 hingga 1964. 77
4.2 Bilangan sekolah, guru dan murid sekolah
menengah bantuan kerajaan tahun 1955 dan 1960. 78
4.3 Program pendidikan guru sekolah menengah dan
bilangan guru tahun 1961. 89
4.4 Maktab perguruan dan mata pelajaran yang di tawarkan. 94
4.5 Struktur rancangan latihan perguruan bersepadu. 107
4.6 Bilangan minggu dan komponen latihan dalam
Kursus Perguruan Asas Tiga Tahun. 113
4.7 Struktur Kursus Perguruan Asas Tiga Tahun 114
16. xv
SENARAI SINGKATAN
BPG Bahagian Pendidikan Guru
CCTV Closed Circuit Television
DTC Day Training College
DEB Dasar Ekonomi Baru
EPRD Educational Program Research and Development
GPC General Purpose Colleges
KPM Kementerian Pelajaran Malaysia/ Kementerian Pendidikan
Malaysia
KPATT Kursus Perguruan Asas Tiga Tahun
LPBP Latihan Perguruan Berpadu
LPBS Latihan Perguruan Bersepadu
MCA Malaysian Chinese Association
MIC Malaysian Indian Congress
MSSEE Malayan Secondary Schools Entrance Examination
MOE Ministry of Education
NNS Negeri-Negeri Selat
RTC Regional Training Centre
TED Teacher Education Division
UMNO United of Malay National Organization
17. xvi
SENARAI LAMPIRAN
LAMPIRAN MUKA SURAT
Halaman Judul i
Halaman Penghargaan ii
Halaman Kandungan iv
Senarai Jadual xiii
Senarai Rajah xiv
Senarai Singkatan xv
Senarai Lampiran xvi
Abtsrak xvii
Abstract xix
18. xvii
PENDIDIKAN GURU DI MALAYSIA: PERKEMBANGAN DAN PERUBAHAN
KURIKULUM ILMU PENDIDIKAN DI MAKTAB PERGURUAN, TAHUN 1957
HINGGA 1986
ABSTRAK
Tujuan kajian ini adalah untuk mengkaji perubahan program pendidikan
guru, khususnya perubahan kurikulum Ilmu Pendidikan dalam pendidikan guru
sejak tahun 1957 hingga tahun 1986. Oleh itu objektif kajian ini adalah untuk (i)
mengkaji bagaimana pendidikan guru dan kurikulum Ilmu Pendidikan dalam
pendidikan guru maktab perguruan menengah di Malaysia diperkenalkan, (ii)
meneliti perkembangan dan perubahan pendidikan guru dan kurikulum Ilmu
Pendidikan dalam pendidikan guru sekolah menengah dan (iii) mengkaji
pelaksanaan kurikulum Ilmu Pendidikan dalam pendidikan guru sepanjang
tempoh kajian sebagaimana cadangan Bahagian Pendidikan Guru. Kajian ini
adalah merupakan satu kajian sejarah dimana data-data diperolehi daripada
dokumen dan laporan-laporan rasmi kerajaan seperti Laporan Barnes (1951),
Laporan Fern-Wu (1951), Laporan Razak (1956), Laporan Abdul Rahman Talib
(1960) dan Laporan Kabinet (1979). Selain daripada itu sumber data juga
diperoleh daripada hasil temu bual dengan beberapa orang individu yang terlibat
secara langsung dengan program pendidikan guru yang dikaji. Data-data dan
maklumat-maklumat yang diperoleh dikumpul dan dianalisa secara objektif dan
kritikal, mengklasifikasi data, membanding dan menjalinkan data-data yang
berbagai jenis serta mencari hubungan antara data-data tersebut untuk
membentuk satu gambaran baru tentang pendidikan guru dan perkembangan
19. xviii
Ilmu Pendidikan dalam pendidikan guru sekolah menengah. Hasil kajian
mendapati berlaku perkembangan pesat dalam pendidikan guru sekolah
menengah bermula tahun 1964. Perkembangan ini dilihat daripada aspek
perubahan program pendidikan guru dan kurikulum Ilmu Pendidikan dalam
pendidikan guru, pertambahan jumlah peruntukan waktu kursus Ilmu Pendidikan
dan pelaksanaan pengajaran dan pembelajaran di maktab perguruan menengah.
Kajian ini memperlihatkan kepentingan kurikulum Ilmu Pendidikan dalam
pendidikan guru. Hasil kajian ini diharapkan dapat membantu Kementerian
Pendidikan Malaysia dalam merangka program pendidikan guru khasnya
kurikulum Ilmu Pendidikan, agar lebih relevan dengan perkembangan semasa,
agar pendidikan guru di Malaysia dapat melahirkan guru-guru yang berilmu dan
cekap dalam mengajar bidang masing-masing. Seterusnya kajian lanjutan turut
dicadangkan untuk masa depan.
20. xix
TEACHER EDUCATION IN MALAYSIA: THE DEVELOPMENT AND
REVISIONS IN THE TEACHER EDUCATION CURRICULUM AT TEACHER
TRAINING COLLEGES FROM 1957 TO 1986
ABSTRACK
The purpose of this research is to study the teacher education programme
particularly the changes done on the Professional Education Curriculum for
teacher education from 1957 to 1986. As such, the objectives of this research is
to (i) discover how teacher education and the Professional Education Curriculum
adopted by the secondary teacher training colleges in Malaysia were introduced,
(ii) to study the development of teacher education and the various revisions
undertaken in the Professional Education Curriculum for teacher educatioan at
the secondary level and (iii) to study the implementation of the Professional
Education Curriculum for teacher education throughout the said period as
proposed by the Teacher Education Division of the Ministry of Education. This is
a historical-type research whereby all the data has been obtained from official
government documents and records such as the Barnes Report (1951), Fenn-Wu
Report (1951), Razak Report (1956), Abdul Rahman Talib Report (1960) and
Cabinet Report (1979). In addition, other sources of data were obtained from the
results of interviews with several prominent individuals who are directly involved
in teacher education programmes. The information and data collected were then
compiled and analysed objectively and critically.The various data was also
classified, compared and synthesized. The relationship between the data was
determined and noted in order to form a new picture about teacher education and
21. xx
the revisions carried out on the Professional Education Curriculum for secondary
teacher education.The findings of this research suggest that there was indeed an
extensive development in secondary teacher education since 1964. This
development was seen from the aspect of changes and designs in teacher
education programmes and Professional Education Curriculum for teacher
education; the increase in time allocation for courses on Professional Education
and the implementation of teaching and learning activities at secondary teacher
training colleges. This research proves the importance of the education
curriculum in teacher education. It is hoped that the results of this research can
assist the Ministry of Education in designing or upgrading the teacher education
curriculum which is in tandem with current developments in the country and the
world, so that teacher education in Malaysia will produce teachers who are
knowledgeable and competent in their chosen field. Finally, further research is
envisioned and suggested for the future.
22. BAB SATU
PENGENALAN
1.1. Latar Belakang Kajian
Istilah pendidikan guru mula digunakan secara rasmi pada tahun 1981
bagi menggantikan istilah latihan perguruan yang telah digunakan sebelumnya.
Perubahan ini adalah berikutan penukaran nama Bahagian Latihan Guru (BLG)
kepada Bahagian Pendidikan Guru (BPG). Seiringan dengan itu, berlaku pula
perubahan dalam program pendidikan guru di peringkat maktab perguruan
dengan tempoh berkursus telah dilanjutkan daripada dua tahun kepada tiga
tahun (Laporan Jawatan Kuasa Kabinet, 1979: 61).
Pendidikan guru merupakan salah satu bahagian yang terpenting dalam
sistem pendidikan. Kejayaan pelaksanaan kurikulum dalam pendidikan adalah
bergantung sejauh mana seseorang guru dapat membentuk muridnya menjadi
seorang yang berguna kepada masyarakat dan negara. Hal ini adalah kerana
kemahiran profesional seseorang guru terletak pada keupayaannya
menggunakan ilmu pengetahuan dan dengan itu membentuk sikap dan nilai
yang betul (Workshop Reports, 1970: 7).
Peranan guru menjadi semakin mencabar berikutan perkembangan
bidang pendidikan yang begitu pesat sekali. Pendidikan guru di Malaysia adalah
satu tindakan yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan Malaysia untuk
mendedahkan kaedah dan teknik pengajaran secara formal kepada setiap bakal
23. 2
guru, sama ada di maktab-maktab perguruan atau di pusat-pusat pengajian
tinggi awam bagi menyesuaikan bakal guru dengan tugas apabila berada dalam
bilik darjah nanti.
Malaysia sebagai sebuah negara membangun telah berusaha untuk
membentuk perkembangan sistem pendidikannya yang tersendiri. Oleh hal yang
demikian Dasar Pelajaran Kebangsaan (1956) telah dibentuk bertujuan memberi
arah tuju kepada perkembangan masyarakat negara ini agar hasrat yang dicita-
citakan itu tercapai. Selepas negara mencapai kemerdekaan, Kerajaan
Persekutuan telah mula melaksanakan program pendidikan kepada masyarakat
secara bersungguh-sungguh. Langkah pertama telah diambil pada tahun 1957
ialah dengan menukarkan sekolah rendah yang sedia ada kepada sekolah
kebangsaan. Tindakan ini telah menyebabkan guru menjalani latihan perguruan
yang sama (EPRD,1968: 20).
Perubahan dan perkembangan kurikulum pendidikan guru di Malaysia
berlaku ekoran usaha untuk menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa
pengantar dalam sistem pendidikan dari peringkat sekolah rendah hingga ke
peringkat universiti. Justeru, tumpuan kepada pendidikan guru secara besar-
besaran bermula pada tahun 1956 dan pada tahun 1957 Maktab Perguruan
Harian (DTC) dan Maktab Perguruan Persekutuan Pulau Pinang serta Maktab
Perguruan Persekutuan Kuala Lumpur ditubuhkan.
24. 3
Secara kronologinya, sejarah pendidikan guru sekolah menengah bermula
sejak penubuhan Jawatankuasa Barnes dan Fenn-Wu pada tahun 1951,
Penyata Razak tahun 1956, Ordinan Pelajaran 1957, Penyata Abdul Rahman
Talib tahun 1960, Akta Pelajaran 1961, Jawatankuasa Kabinet 1974, Laporan
Jawatankuasa Kabinet 1979 sehingga Jawatankuasa Pendidikan 1981.
Seterusnya pada tahun 1987 Akta Pelajaran 1961 telah diadakan semakan
semula bertujuan mengkaji semula Dasar Pendidikan Kebangsaan dalam Akta
Pelajaran 1961 tersebut (Esah Sulaiman, 2003: 146).
Bagi melaksanakan dasar pendidikan, kerajaan melalui Kementerian
Pendidikan telah melatih tenaga pengajar untuk mengajar di peringkat sekolah
rendah, menengah rendah dan menengah atas. Pada tahun 1960, Kementerian
Pelajaran telah menubuhkan Bahagian Latihan Guru untuk menyelaraskan
program-program di peringkat maktab. Penubuhannya merupakan usaha
kerajaan memberi kepentingan kepada pendidikan guru. Pembinaan beberapa
buah maktab perguruan membuktikan bahawa betapa pentingnya usaha untuk
melahirkan guru-guru yang bertauliah. Hal ini adalah kerana pendidikan guru
merupakan satu aspek yang amat penting dalam menentukan kejayaan polisi
kerajaan. Francis Wong Hoy Kee dan Paul Chang Ming Phang (1975)
menegaskan;
“Teacher education is perhaps the most important aspect of educational
policy in Malaysia because teachers are responsible for translating
educational goals into reality.”
(m.s. v).
25. 4
Sehingga tahun 1963, pendidikan guru bagi guru-guru sekolah menengah
telah diadakan di lima buah maktab perguruan iaitu Maktab Perguruan Kirkby di
England (1952), Maktab Perguruan Kota Bharu (1954), Maktab Perguruan
Briensford Lodge di England (1956), Maktab Perguruan Persekutuan Pulau
Pinang (1957) dan Maktab Perguruan Persekutuan Kuala Lumpur (1963).
Namun begitu, dengan pembangunan negara yang begitu pesat maka bagi
memenuhi tuntutan masyarakat terhadap keperluan pendidikan, sehingga tahun
1986 terdapat sebanyak 29 buah maktab perguruan telah berjaya ditubuhkan
oleh kerajaan. Untuk keterangan lanjut sila lihat LAMPIRAN A. Daripada jumlah
tersebut terdapat maktab perguruan yang melatih guru-guru untuk mengajar di
sekolah rendah dan ada maktab yang hanya melatih guru untuk mengajar di
sekolah menengah. Namun begitu, terdapat juga maktab yang melatih guru-guru
yang mengajar di sekolah rendah dan juga di sekolah menengah.
Sesuatu sistem pelajaran tidak boleh menjadi statik dalam sesuatu masa
tetapi ianya mesti berubah dan berkembang dengan peredaran zaman (Abdul
Rahman Ya’kub, 1970: V). Berikutan itu, sehingga tempoh kajian terdapat
sebanyak empat program pendidikan guru sekolah menengah yang terancang
pernah diperkenalkan oleh kerajaan. Rancangan pendidikan guru sekolah
menengah yang pertama selepas merdeka ialah berbentuk General Purposes
Colleges, kedua ialah Rancangan Latihan Perguruan Berpadu, ketiga ialah
Rancangan Latihan Perguruan Bersepadu dan keempat Kursus Perguruan Asas
Tiga Tahun yang diperkenalkan berikutan Laporan Jawatankuasa Kabinet tahun
26. 5
1979 (Laporan Jawatankuasa Kabinet Mengkaji Pelaksanaan Dasar Pelajaran,
1980: 61). Ekoran daripada rentetan ini, berlaku pula perubahan program
pendidikan guru dimana kurikulum pendidikanya juga turut berubah. Menurut
Cheong Siew Young, (1983):
“The teacher is the key to any curriculum change and the
preparation of teachers should become a priority need as
part of the development of environmental education.”
(m.s. 16)
Pada akhir tahun 1950-an, kurikulum pendidikan guru di maktab-maktab
perguruan mula diperbaharui. Selepas mencapai kemerdekaan terutama selepas
pembentukan Malaysia, kurikulum pendidikan guru sentiasa mengalami proses
perubahan selaras dengan keperluan dan ideologi semasa. Perubahan ini
berlaku kerana perubahan dalam kurikulum di sekolah, perubahan dalam kaedah
dan teknik mengajar, perubahan dalam keperluan perkhidmatan guru serta
perubahan peranan guru dalam kontek pendidikan dan juga perubahan sosio-
politik. Selaras dengan itu, kurikulum Ilmu Pendidikan juga mengalami proses
perubahan yang sama bagi menjamin mutu pendidikan guru sejajar dengan
kurikulum yang disediakan. Hal ini telah ditegaskan oleh Francis Wong Hoy Kee
(1977):
“ … the curriculum in teacher education determines the quality
of teachers, who,in the final analysis, have the responsibility
for implementating the curriculum for schools at the grass
roots level.”
(m.s. 80)
Secara umumnya, kurikulum pendidikan guru terbahagi kepada empat
bahagian iaitu komponen Ilmu Pendidikan, komponen subjek asas dan pilihan,
27. 6
komponen ko-kurikulum dan praktikum atau latihan mengajar. Salah satu
tumpuan dalam kurikulum pendidikan guru praperkhidmatan di maktab-maktab
perguruan adalah pembinaan pengetahuan, kemahiran asas pengajaran-
pembelajaran, nilai dan sikap ikhtisas keguruan yang selaras dengan keperluan
pendidikan negara serta perkembangan profesion guru. Pembinaan dan
penyuburan aspek-aspek ikhtisas ini dilaksanakan melalui kursus teras khasnya
kursus Ilmu Pendidikan. Berikutan itu, sebagai prasyarat untuk lulus dan
dianugerahkan dengan Sijil Perguruan, semua pelatih diwajibkan mengikuti dan
lulus dalam kursus Ilmu Pendidikan seperti yang telah ditetapkan.
1.2. Latar Belakang Kursus Ilmu Pendidikan Di Maktab Perguruan
Menengah
Kursus Ilmu Pendidikan adalah kursus teras dan wajib diambil oleh semua
guru pelatih sama ada di peringkat maktab perguruan mahupun di peringkat
universiti. Kursus ini adalah bertujuan mendedahkan pengetahuan dan
kemahiran asas berkenaan pengajaran dan pembelajaran serta sikap dan nilai-
nilai positif guru bagi membolehkan guru-guru pelatih menjadi guru yang
berkesan dan berketerampilan.
Mata pelajaran yang menjadi sukatan kursus Ilmu Pendidikan berubah
sejajar dengan polisi kerajaan. Sukatan pelajaran kursus Ilmu Pendidikan adalah
dikeluarkan oleh Bahagian Pendidikan Guru, Kementerian Pendidikan Malaysia
dan dilaksanakan di semua maktab perguruan di seluruh Malaysia. Perubahan
sosiopolitik negara yang wujud menjelang kemerdekaan pada tahun 1957 telah
28. 7
membawa kepada terlaksananya Dasar Pelajaran Kebangsaan. Berikutan itu,
program pendidikan guru telah diperbaharui bagi memenuhi perubahan matlamat
pendidikan dan kehendak negara. Pendidikan guru untuk guru-guru sekolah
menengah mula diadakan secara ‘general purpose colleges’ dan polisi ketika itu
ialah menjadikan semua subjek yang diajar di sekolah menengah sebagai mata
pelajaran asas sepanjang latihan (MOEM., 1970 :116).
Kurikulum di dua maktab perguruan di England iaitu Maktab Perguruan
Kirkby dan Maktab Perguruan Brinsford Lodge adalah berdasarkan kepada
keperluan yang dikehendaki oleh Institute of Education di Liverpool dan Institute
of Education di Birmingham (Francis Wong Hoy Kee,1977: 92). Sukatan
pelajaran Maktab Perguruan Persekutuan Kirkby dan Maktab Perguruan
Persekutuan Brinsford Lodge diambil dan disesuaikan daripada sukatan
pelajaran tradisional maktab latihan di England. Kursus Ilmu Pendidikan yang
dilaksanakan ialah General Principles of Education, Educational Psychology dan
Philosophy of Education (Chang Min Kee, 1982 : 72). Manakala di maktab
perguruan yang lain, kurikulum pendidikan terdiri daripada dua komponen iaitu
komponen Ilmu Pendidikan dan komponen wajib. Komponen Ilmu Pendidikan
terdiri daripada kumpulan Psikologi manakala komponen wajib terdiri daripada
subjek Bahasa Inggeris, Bahasa Melayu, Pendidikan Fizikal dan salah satu mata
pelajaran yang akan diajar di sekolah (Francis Wong Hoy Kee, 1977: 92).
Sejak diperkenalkan program pendidikan guru praperkhidmatan sekolah
menengah, kursus Ilmu Pendidikan telah mengalami beberapa pengubahsuaian.
29. 8
Tindakan ini adalah bertujuan memenuhi keperluan pendidikan negara serta
perkembangan dalam profesion perguruan. Sehingga tahun 1964 komponen
kursus Ilmu Pendidikan adalah berasaskan kepada empat mata pelajaran
tradisional iaitu:
1. Study of Human Behavior.
2. Principles of Education.
3. Major Development in the History of Education.
4. History of Education in Malaysia
(Jumaat Muhamad Nor, 1970: 26).
Mutu pendidikan guru banyak bergantung kepada kurikulum yang
disediakan. Oleh yang demikian, guru pelatih telah disediakan dengan segala
pengetahuan dan pengalaman bagi membolehkan mereka menjadi guru yang
mahir dalam pengajaran dan pembelajaran. Kursus perguruan asas adalah
program pendidikan guru yang bertujuan memberi pengetahuan dan kecekapan
bagi membolehkan mereka menjadi guru yang berkesan. Sehubungan dengan
itu, institusi pendidikan guru berusaha melahirkan guru-guru yang berkualiti atau
berkebolehan agar dapat melaksanakan tugas mendidik dengan berkesan.
Pada tahun 1963 satu jawatankuasa dibentuk bagi membuat penilaian
dan memperbaharui sukatan pelajaran di maktab-maktab perguruan menengah.
Untuk memastikan penyusunan semula sukatan pelajaran di maktab-maktab
perguruan, sebanyak empat persidangan telah diadakan antara tahun 1963
hingga tahun 1964. Dalam perjumpaan terakhir, cadangan sukatan pelajaran
Ilmu Pendidikan untuk maktab perguruan rendah dan menengah telah berjaya
30. 9
disiapkan. Cadangan tersebut telah diterima dengan sedikit pengubahsuaian.
Menerusi Education Syllabus: Teaching and Evaluation, A Report of the Seminar
yang diadakan di Malayan Teachers College, Penang kemudianya telah
diterbitkan sebagai Report of Education Syllabus for Secondary Training
Colleges, Ministry of Education, 1965. Ia dikenali dengan nama Rancangan
Latihan Perguruan Berpadu. Mata pelajaran kursus Ilmu Pendidikan dikenali
sebagai ‘Integrated Syllabus’ yang terdiri daripada;
1. The Teacher.
2. The Pupil.
3. Teaching.
4. Feedback.
5. The Setting.
(MOEM,1965:16)
Berikutan itu, semua maktab perguruan persekutuan telah disusun
sebagai maktab am dimana dasarnya, selain daripada kursus Ilmu Pendidikan,
semua mata pelajaran dalam kurikulum sekolah menengah adalah sebagai mata
pelajaran pilihan semasa latihan.
Pada tahun 1973, Bahagian Latihan Guru memperkenalkan Integrated
Teacher Training Program’ atau Rancangan Latihan Perguruan Bersepadu. Ia
bertujuan mempertingkatkan lagi kualiti pendidikan guru praperkhidmatan. Di
samping itu kursus tersebut juga dapat mengatasi kekurangan kepakaran dalam
kursus Ilmu Pendidikan seperti Falsafah Pendidikan, Psikologi Pendidikan dan
juga Sosiologi Pendidikan. Pada tahun pertama semua pelatih mengikuti latihan
yang sama iaitu Pendidikan Kanak-Kanak Pertengahan dengan sukatan
pelajarannya adalah untuk pendidikan prasekolah. Manakala Pengajian Awal
31. 10
Remaja mengandungi sukatan pelajaran untuk tingkatan dua dan tiga. Berikutan
pelaksanaan Latihan Perguruan Bersepadu, tidak ada lagi perbezaan antara
Pusat Latihan Harian dengan Maktab Perguruan Persekutuan. Semua maktab
perguruan menawarkan kursus Asas Ilmu Pendidikan seperti Asas Falsafah,
Asas Psikologi, Asas Sosiologi dan Latihan Pendidikan (KPM, 1971). Program
Latihan Perguruan Bersepadu menghasilkan dua kumpulan guru. Kumpulan A
adalah terdiri daripada guru-guru yang mengajar antara darjah satu hingga
tingkatan satu. Manakala Kumpulan B pula melahirkan guru-guru yang akan
mengajar darjah empat hingga tingkatan tiga.
Berikutan Laporan Jawatankuasa Kabinet tahun 1979, program Kursus
Perguruan Asas Tiga Tahun telah diperkenalkan pada tahun 1981. Program ini
bertujuan meningkatkan mutu pendidikan guru.
“… the three years training program has been
introduced with the primary objective of improving
the quality of teacher education in this country.”
(Cabinet Committee Report on
the Implementation of National
Education Policy, 1979: 146).
Dalam program Kursus Perguruan Asas Tiga Tahun, komponen kursus
Ilmu Pendidikan terdiri daripada (BPG, 1981):
1. Falsafah Pendidikan.
2. Sosiologi Pendidikan.
3. Psikologi Pendidikan.
4. Pedagogi.
32. 11
Kurikulum Ilmu Pendidikan Kursus Perguruan Asas Tiga Tahun dilaksanakan
sehingga tahun 1986 apabila ia telah digantikan dengan Kursus Perguruan Asas
Lima Semester.
Justeru, kurikulum Ilmu Pendidikan ialah mata pelajaran teras yang
terpenting dalam kurikulum pendidikan guru serta kursus wajib yang perlu
dipelajari oleh semua guru pelatih. Walaupun jumlah mata pelajaran dalam
kursus Ilmu Pendidikan kerap berubah, namun kandungan isi pelajaran serta
objektif kursus Ilmu Pendidikan adalah hampir sama.
1.3. Rasional Kajian
“Untuk memahami hari ini kita perlu mengetahui masa lampau dan untuk
merancang masa hadapan kita perlu melihat pada hari ini” (Mohd Khir Johari,
1967: V). Bagaimanapun sehingga sekarang ini belum ada kajian secara ilmiah
tentang pendidikan guru dan perkembangan kurikulum Ilmu Pendidikan yang
menyeluruh atau lengkap. Satu pendekatan mengkaji perkembangan Ilmu
Pendidikan ialah melihat sejarah perubahan kurikulum Ilmu Pendidikan kerana
sejarah perubahan kurikulum menggambarkan perubahan unsur-unsur
kebudayaan dan peradaban yang meresap dan bergolak dalam teras kurikulum
persekolahan (Ibrahim Ahmad Bajunid, 1980: 145).
Ilmu Pendidikan merupakan perkara penting dalam kurikulum pendidikan
guru. Kualiti kursus llmu Pendidikan dalam kurikulum pendidikan guru akan
33. 12
menentukan kualiti pengajaran dan pembelajaran di sekolah. Sehubungan
dengan itu, kajian ini bertujuan untuk meneliti secara terperinci tentang
pendidikan guru dan perkembangan kurikulum kursus Ilmu Pendidikan di
maktab-maktab perguruan menengah di bawah Kementerian Pendidikan
Malaysia sehingga tahun 1986. Bagi mengenali kurikulum tersebut dengan lebih
tepat, kajian ini juga akan melihat peranan yang dimainkan oleh Bahagian
Pendidikan Guru yang merupakan agen yang bertanggungjawab menggubal
kurikulum Ilmu Pendidikan dalam pendidikan guru. Di samping itu, kajian ini
membincangkan pendidikan guru dan perubahan serta perkembangan kurikulum
Ilmu Pendidikan dalam pendidikan guru akibat perubahan dalam dasar-dasar
pendidikan negara. Lebih khusus lagi, fokus kajian ini ialah terhadap
perkembangan kursus Ilmu Pendidikan dalam kurikulum pendidikan guru.
Sejak mencapai kemerdekaan, banyak perkembangan telah berlaku di
Malaysia sama ada dari segi politik, ekonomi mahupun sosial. Perkembangan-
perkembangan ini dengan nyata telah membawa kepada perubahan-perubahan
dalam dasar pendidikan yang turut mempunyai implikasi terhadap pendidikan
guru dan kurikulum Ilmu Pendidikan dalam pendidikan guru. Justeru, kajian ini
akan meninjau sebab-sebab yang membawa kepada perubahan dasar
pendidikan guru di Malaysia, seperti pelaksanaan pendidikan guru General
Purposes Colleges (1951-1964), Latihan Perguruan Berpadu (1964-1973),
Latihan Perguruan Bersepadu (1973-1981) dan pendidikan guru ekoran
pelaksanaan Laporan Kabinet (1979) iaitu Kursus Perguruan Asas Tiga Tahun
34. 13
(1981-1986). Apakah peristiwa dan perkembangan penting sehingga
Kementerian Pendidikan terpaksa menyusun semula program pendidikan guru
agar selaras dengan tuntutan semasa akan disentuh dalam kajian.
Menurut Lamat (1985), keberkesanan sesuatu kurikulum pendidikan guru
bergantung kepada tiga faktor. Pertama ialah penggubal kurikulum itu sendiri,
kedua ialah pelaksanaan yang dilakukan oleh tenaga pengajar dan ketiga ialah
penerimaan oleh guru pelatih. Berikutan itu kurikulum Ilmu Pendidikan dalam
pendidikan guru perlu dikaji agar segala kelemahan akan dapat diatasi. Dengan
itu kursus Ilmu Pendidikan yang ditawarkan di maktab-maktab perguruan
menengah lebih berguna dan bermakna atau relevan dengan keperluan-
keperluan semasa dapat diperkenalkan.
Kurikulum Ilmu Pendidikan dalam pendidikan guru menjadi penentu
kepada kejayaan melahirkan guru-guru yang berketerampilan. Di samping itu, ia
juga menentukan samada program pendidikan guru selaras dengan apa yang
tersirat dalam objektif pendidikan guru di Malaysia. Dengan itu, kajian ini cuba
melihat bagaimana pengajaran kursus Ilmu Pendidikan sepatutnya dilaksanakan
di maktab-maktab perguruan.
Di samping itu, kajian ini juga melihat peristiwa-peristiwa yang berlaku
dalam jangka masa kajian dan hubungannya kepada perkembangan kursus Ilmu
Pendidikan dalam program pendidikan guru sekolah menengah. Dengan ini,
35. 14
hasil penyelidikan dapat meletakkan kedudukan profesion perguruan sesuai
dengan perkembangan pesat dibidang lain.
Perkembangan pendidikan berubah seiring dengan perkembangan
perguruan. Namun sehingga kini kebanyakan penulisan berbentuk ilmiah dalam
bidang perguruan agak berkurangan. Kesan daripada keadaan yang sedemikian,
penulisan yang berbentuk ilmiah yang mengkaji perkembangan kurikulum Ilmu
Pendidikan dalam pendidikan guru secara lebih khusus adalah terlalu kurang.
Oleh sebab itu, penulis berminat untuk mengkaji pendidikan guru dan
perkembangan kurikulum Ilmu Pendidikan dalam pendidikan guru dengan lebih
mendalam dan terperinci.
Akhir sekali, kajian ini bukan sahaja menambahkan lagi koleksi
dokumentasi tentang pendidikan guru dan perkembangan kurikulum Ilmu
Pendidikan dalam pendidikan guru di negara ini, malah menjadi garis panduan
yang berasas, lagi rasional tentang perubahan-perubahan yang patut dibuat
terhadap kursus tersebut yang merupakan kursus asas dalam kurikulum
pendidikan guru. Penulis merasakan kajian ini perlu dilakukan supaya ia menjadi
suatu landasan yang berguna kepada guru-guru, pensyarah dan penggubal
kurikulum di Bahagian Pendidikan Guru, Kementerian Pendidikan Malaysia.
1.4. Pernyataan Masalah
Kajian ini menumpukan perkembangan dan perubahan pendidikan guru
dan kurikulum kursus Ilmu Pendidikan dalam pendidikan guru sekolah menengah
36. 15
di Malaysia bermula tahun 1957 sehingga tahun 1986. Dalam konteks
pendidikan guru, kurikulum Ilmu Pendidikan digubal oleh jawatan kuasa dilantik
oleh Bahagian Pendidikan Guru yang pakar dalam bidang tersebut. Seterusnya
akan dinilai melalui proses penilaian kurikulum dengan tujuan untuk
meningkatkan lagi kualiti pendidikan guru. Profesion perguruan memerlukan
semua ahlinya dilatih dan dididik dengan kurikulum Ilmu Pendidikan yang
mantap dan berkualiti. Berikutan itu, kajian ini menghuraikan latarbelakang
perkembangan secara kronologi sejarah awal pendidikan guru dan kursus Ilmu
Pendidikan dalam pendidikan guru untuk guru-guru sekolah menengah di
Malaysia.
Latar belakang permasalahan kajian akan menyentuh tentang pendidikan
guru dan perubahan mata-mata pelajaran yang terkandung dalam kursus Ilmu
Pendidikan sebagai sebahagian daripada kurikulum pendidikan guru sepanjang
tempoh tahun 1957 hingga tahun 1986. Kursus Ilmu Pendidikan ialah mata
pelajaran teras yang wajib diambil oleh semua guru pelatih. Hal ini adalah kerana
kurikulum kursus Ilmu Pendidikan dalam pendidikan guru menyediakan peluang
bagi guru memperoleh ilmu tentang pelbagai teori pengajaran dan amali yang
membolehkannya menjadi guru yang professional (KPM, 1984).
Dalam usaha kerajaan menyediakan pendidikan yang bermutu, antara
halangan yang sukar diatasi ialah kualiti pendidikan guru. Guru berperanan untuk
menukar kurikulum yang dirancang kepada pengalaman yang dapat
37. 16
merangsangkan pelajar. Oleh itu, pendidikan guru haruslah berupaya
melengkapkan guru dengan berbagai ilmu yang diperlukan. Kualiti pendidikan
guru secara keseluruhan di sekolah-sekolah dapat dipertingkatkan dengan
meningkatkan kualiti dan keterampilan guru-guru pelatih di peringkat maktab lagi.
Hasrat ini boleh menjadi kenyataan dengan bantuan penyelidikan.
Mengikut senario budaya pendidikan guru bahawa rancangan pendidikan
guru hendaklah dinilai secara berterusan agar usaha memperbaikinya dapat
dilakukan dengan segera. Rancangan susulan dan maklumat hendaklah
dirangka untuk memaparkan kekuatan dan kelemahan guru-guru pelatih dan
seterusnya memberi kesedaran untuk memperbaiki sukatan pendidikan guru.
Pendidikan dan latihan yang diterima di maktab perguruan akan
menentukan keupayaan guru untuk menjadi tenaga pengajar yang produktif atau
sebaliknya. Justeru, pendidikan guru memerlukan bukan sahaja aspek yang
diajar tetapi lebih penting ialah bagaimana mereka akan mengajar. Tegasnya,
keberkesanan pengajaran guru hari ini akan mempengaruhi kualiti manusia yang
akan mewarisi negara ini dan sekali gus akan menentukan pencapaian matlamat
wawasan negara.
Pendidikan perguruan tidak boleh mengasingkan diri daripada arus
perkembangan politik, ekonomi dan sosial yang dialami oleh negara. Pada
dekad-dekad tertentu yang lalu kerajaan telah melaksanakan rancangan
38. 17
pendidikan guru yang bertujuan untuk menambahkan kualiti dan kuantiti guru-
guru pelatih yang diambil. Perubahan-perubahan tersebut adalah merupakan
asas utama untuk penulis meninjau kembali dan membuat interpretasi tentang
sejarah perkembangan pendidikan guru dan kurikulum Ilmu Pendidikan dalam
program pendidikan guru di negara ini.
Kajian ini diharap akan merakamkan dengan lebih teliti untuk membawa
satu kenangan dan sejarah yang lebih tepat mengenai perkembangan dan
perubahan pendidikan guru dan kursus Ilmu Pendidikan dalam pendidikan guru
di Malaysia sepanjang tempoh kajian.
1.5. Objektif Kajian
Penulisan berkaitan perkembangan dan perubahan pendidikan guru di
Malaysia begitu kurang sekali. Setakat ini kebanyakkan kajian ditulis secara
ringkas dalam penulisan tentang perkembangan pendidikan di Malaysia secara
keseluruhan. Dengan itu, kajian ini adalah bertujuan untuk melengkapkan lagi
kajian-kajian yang terdahulu. Oleh itu, objektif kajian secara amnya adalah
bertujuan untuk melihat perkembangan dan perubahan pendidikan guru dan
kurikulum Ilmu pendidikan dalam pendidikan guru sekolah menengah. Secara
khususnya kajian ini bertujuan untuk:
a). Mengkaji bagaimana pendidikan guru dan kurikulum Ilmu
Pendidikan dalam pendidikan guru maktab perguruan menengah di
Malaysia diperkenalkan.
39. 18
b). Meneliti perkembangan dan perubahan pendidikan guru dan
kurikulum Ilmu Pendidikan dalam pendidikan guru sekolah
menengah.
c). Mengkaji pelaksanaan kurikulum Ilmu Pendidikan dalam
pendidikan guru sepanjang tempoh kajian sebagaimana cadangan
Bahagian Pendidikan Guru.
Kurikulum pendidikan guru dan kursus Ilmu Pendidikan dalam pendidikan
guru berubah selaras dengan perubahan rancangan pendidikan guru. Oleh itu,
kajian ini berhasrat memaparkan perkembangan dan perubahan tersebut agar
kajian ini dapat dijadikan panduan dalam menggubal kurikulum pendidikan guru
khususnya kurikulum Ilmu Pendidikan dalam pendidikan guru.
1.6. Persoalan Kajian
Bersesusian dengan tajuk latihan ilmiah ini, iaitu Pendidikan Guru di
Malaysia: Perkembangan dan Perubahan Kurikulum Ilmu Pendidikan di Maktab
Perguruan, Tahun 1957 Hingga 1986, kajian ini ingin mengenal pasti beberapa
persoalan berikut:
a). Bagaimanakah cara Bahagian Pendidikan Guru
memperkenalkan sesuatu rancangan pendidikan guru sekolah
menengah di Malaysia?
40. 19
b). Sejauhmanakah berlaku perkembangan pendidikan guru dan
apakah perubahan-perubahan yang berlaku dalam pendidikan
guru?
c). Sejauhmanakah berlaku perkembangan kurikulum Ilmu
Pendidikan dalam pendidikan guru dan apakah perubahan-
perubahan yang berlaku dalam kurikulum Ilmu Pendidikan dalam
pendidikan guru?
d). Apakah kaedah pengajaran dan pembelajaran kursus Ilmu
Pendidikan dalam pendidikan guru dilaksanakan sebagaimana
yang dicadangkan oleh Bahagian Pendidikan Guru?
e). Apakah kelemahan yang terdapat dalam kurikulum Ilmu
Pendidikan dalam pendidikan guru sepanjang tempoh kajian?
Persoalan pokok kajian dibahagikan kepada beberapa aspek. Pertama,
penulisan ini meninjau sejarah perkembangan pendidikan guru sekolah
menengah di Malaysia. Kajian tertumpu kepada pengenalan, perkembangan dan
perubahan pendidikan guru General Purpose Colleges, Latihan Perguruan
Berpadu, Latihan Perguruan Bersepadu dan Kursus Perguruan Asas Tiga
Tahun. Asas perbincangan ialah sebab-sebab diperkenalkan pendidikan guru,
struktur pendidikan guru dan juga kurikulum pendidikan guru yang dikaji.
Kedua, penulisan ini berhasrat untuk mengenal pasti perkembangan dan
perubahan kurikulum kursus Ilmu Pendidikan dalam pendidikan guru yang dikaji.
41. 20
Persoalan kajian ialah sebab-sebab diperkenalkan kurikulum Ilmu Pendidikan,
kandungan kurikulum Ilmu Pendidikan, perlaksanaan pengajaran dan
pembelajaran kursus Ilmu Pendidikan dan peruntukan waktu kursus Ilmu
Pendidikan dalam pendidikan guru yang dikaji.
Kajian ini juga melihat kelemahan yang terdapat dalam kurikulum Ilmu
Pendidikan. Persoalan kajian ialah mengapa pengajaran dan pembelajaran
kurikulum Ilmu Pendidikan kurang menarik minat guru pelatih? Berikutan
pendidikan guru di Malaysia dilaksanakan secara berpusat iaitu di bawah
Bahagian Pendidikan Guru, kajian ini bertujuan melihat peranan yang dimainkan
oleh bahagian tersebut dalam melahirkan guru-guru yang mengajar di sekolah
menengah.
1.7. Fokus Kajian
Bersesuaian dengan tajuk tesis, ‘Pendidikan Guru di Malaysia:
Perkembangan dan Perubahan Kurikulum Ilmu Pendidikan di Maktab Perguruan,
Tahun 1957 Hingga 1986,’ fokus tesis ini ialah untuk menghuraikan mengapa
dan bagaimana perkembangan inovasi/perubahan dalam pendidikan guru dan
kurikulum Ilmu Pendidikan dalam program pendidikan guru sekolah menengah di
Malaysia, diperkenalkan?
Perkembangan pendidikan guru selepas merdeka menjadi persoalan
pokok kepada kajian ini. Laporan Razak tahun 1956 yang dianggap milestone in
42. 21
the country’s educational development, telah menjadikan pendidikan guru
sebagai satu mekanisma penting dengan membahagikan pendidikan guru
kepada dua bahagian, iaitu pendidikan guru-guru sekolah rendah dan pendidikan
guru-guru sekolah menengah (Report of the Education Committee, 1956: 18 &
19). Berdasarkan kepada perspektif ini, fokus kajian dilakukan terhadap usaha
meneroka sebab berlakunya perkembangan dan perubahan pendidikan guru dan
kurikulum Ilmu Pendidikan dalam pendidikan guru sekolah menengah sejak
merdeka hingga tahun 1986.
Selain itu, fokus kajian juga turut ditumpukan terhadap Laporan Rahman
Talib tahun 1960. Laporan tersebut telah membuat beberapa syor baru bertujuan
meneguhkan lagi pelaksanaan perjalanan syor-syor dalam Laporan Razak
(1956). Analisis secara komprehensif akan dibuat terhadap beberapa cadangan
dalam Laporan Abdul Rahman Talib (1960) yang memberi implikasi kepada
pendidikan guru dan perkembangan kurikulum Ilmu Pendidikan dalam
pendidikan guru di maktab perguruan menengah (Report of the Education
Review Committee, 1960).
Kajian juga meninjau usaha berterusan pihak kerajaan memperbaiki kualiti
pendidikan guru sesuai dengan perkembangan semasa negara. Analisis
terperinci dan komprehensif akan dilakukan terhadap hubungan kurikulum
kursus Ilmu Pendidikan dalam pendidikan guru dengan Rancangan Malaysia
Kedua (1971-1975) dan Rancangan Malaysia Ketiga (1976-1980). Selain itu,
43. 22
kajian juga tertumpu kepada Rancangan Latihan Perguruan Bersepadu dengan
memberi tumpuan kepada komponen ikhtisas yang menitikberatkan penguasaan
kemahiran-kemahiran pengajaran bertujuan menghasilkan guru-guru yang sedar
akan aspirasi ideologi negara dan objektif Dasar Ekonomi Baru (DEB).
Kajian juga memberi fokus terhadap pendidikan guru dan perkembangan
kurikulum kursus Ilmu Pendidikan dalam pendidikan guru selepas perlaksanaan
Laporan Kabinet tahun 1979. Rancangan Latihan Perguruan Bersepadu telah
digantikan dengan Kursus Perguruan Asas Tiga Tahun (Laporan Jawatankuasa
Kabinet Mengenai Pelaksanaan Dasar Pelajaran, 1980). Seterusnya, analisa
akan dilakukan terhadap pendidikan guru dan perkembangan serta perubahan
kurikulum kursus Ilmu Pendidikan dalam pendidikan guru yang meliputi
perkembangan profesionalisma pada tahun 1980-an sehingga tahun 1986.
Akhir sekali, pembentangan hasil penyelidikan kajian ini akan dihuraikan
secara kronologi. Hal ini bertujuan agar setiap perkembangan pendidikan guru
dan kurikulum Ilmu Pendidikan dalam pendidikan guru dapat dipaparkan dengan
jelas. Selain daripada itu, kaedah ini juga memudahkan kefahaman tentang
perkaitan antara setiap perubahan pendidikan guru dan kurikulum Ilmu
Pendidikan dengan perkembangan semasa yang berlaku di tanah air.
44. 23
1.8. Batasan Kajian
Pelaksanaan kursus Ilmu Pendidikan di maktab-maktab perguruan telah
diadakan seiring dengan program pendidikan guru peringkat sekolah menengah.
Justeru, tumpuan kajian ini adalah terhadap perkembangan dan perubahan
pendidikan guru dan kurikulum kursus Ilmu Pendidikan di maktab-maktab
perguruan yang menghasilkan guru-guru untuk mengajar di sekolah menengah.
Oleh sebab itu, kajian ini memberi tumpuan kepada empat program pendidikan
guru sekolah menengah, iaitu General Purpose Colleges (1954-1964),
Rancangan Latihan Perguruan Berpadu (1964-1971), Rancangan Latihan
Perguruan Bersepadu (1972-1981) dan Kursus Perguruan Asas Tiga Tahun
(1982-1986).
Pengkajian terhadap perkembangan pendidikan guru dan kurikulum
kursus Ilmu Pendidikan dalam pendidikan guru dihadkan sehingga tahun 1986.
Hal ini adalah bertujuan menyempitkan skop kajian sahaja. Selain itu, tahun
1986 adalah tahun terakhir pendidikan guru menggunakan sistem penggal
apabila ia digantikan dengan sistem semester sepenuhnya.
Kajian ini bukan satu usaha untuk membandingkan kepelbagaian cara
pelaksanaan kursus Ilmu Pendidikan di maktab-maktab perguruan menengah.
Kajian ini adalah satu usaha melihat perkembangan dan perubahan pendidikan
guru dan kursus Ilmu Pendidikan dalam pendidikan guru di maktab-maktab
perguruan menengah sepanjang tempuh kajian.
45. 24
Kajian ini juga bukan bertujuan untuk menganalisa secara terperinci
tentang pelaksanaan kursus Ilmu Pendidikan di semua maktab perguruan
menengah. Hal ini berikutan dasar dan polisi pendidikan di seluruh maktab
perguruan di pusatkan, iaitu dirancang dan digubal oleh Bahagian Pendidikan
Guru, Kementerian Pendidikan Malaysia. Oleh itu, kajian ini ingin melihat
perkembangan pendidikan guru dan kursus Ilmu Pendidikan serta hubungannya
dengan perkembangan polisi kerajaan sepanjang tempoh kajian.
1.9. Definisi Istilah
1.9.1. Latihan Perguruan
Latihan Perguruan adalah perkataan yang diguna sebelum ianya
digantikan dengan pendidikan guru pada tahun 1981. Latihan membawa maksud
didikan untuk menjadikan seseorang itu mahir. Manakala perguruan pula ialah
satu proses untuk menjadi guru (Awang Had, 1996). Guru yang dimaksudkan
ialah guru yang tugasnya ialah mengajar secara formal di sekolah-sekolah
rendah, sekolah menengah rendah dan sekolah menengah atas bantuan
kerajaan. Gabungan dua perkataan tersebut membentuk ‘latihan perguruan’
yang membawa maksud proses pendidikan untuk melahirkan guru-guru yang
berkemahiran. Manakala pendidikan guru pada dasarnya adalah satu jangka
masa untuk bersuai kenal dengan fikiran dan pendapat tentang pendidikan.
Kebiasaanya ia dianggap sebagai satu jangka masa untuk mempelajari teknik
mengajar (Farrant, 1977: XV).