Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar DewantaraIwan Syahril
Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia, memiliki banyak pemikiran tentang masalah-masalah pendidikan, pengajaran dan kebudayaan. DI presentasi ini saya mencoba menelaah secara filosofis dan mencari benang merah percikan-percikan pemikiran Ki Hajar Dewantara dari teks-teks yang langsung ditulis oleh beliau semasa hidupnya. Ada 3 kerangka utama yang saya tangkap yang mewarnai keseluruhan pemikiran Ki Hajar Dewantara, yaitu: 1) Kodrat Keadaan (Alam & Zaman); 2) Asas Tri-Kon - kontinuitet, konvergensi, konsentris; 3) Budi Pekerti (bulatnya cipta-rasa-karsa yang menghasilkan tenaga). Jika diperas lagi, esensi filosofi pemikiran beliau, menurut saya dari bacaan teks-teks tulisan beliau, adalah perubahan yang dinamis, yang dinamikanya ibarat sistem tata surya.
Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar DewantaraIwan Syahril
Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia, memiliki banyak pemikiran tentang masalah-masalah pendidikan, pengajaran dan kebudayaan. DI presentasi ini saya mencoba menelaah secara filosofis dan mencari benang merah percikan-percikan pemikiran Ki Hajar Dewantara dari teks-teks yang langsung ditulis oleh beliau semasa hidupnya. Ada 3 kerangka utama yang saya tangkap yang mewarnai keseluruhan pemikiran Ki Hajar Dewantara, yaitu: 1) Kodrat Keadaan (Alam & Zaman); 2) Asas Tri-Kon - kontinuitet, konvergensi, konsentris; 3) Budi Pekerti (bulatnya cipta-rasa-karsa yang menghasilkan tenaga). Jika diperas lagi, esensi filosofi pemikiran beliau, menurut saya dari bacaan teks-teks tulisan beliau, adalah perubahan yang dinamis, yang dinamikanya ibarat sistem tata surya.
Dalam perkembangannya lembaga pendidikan sebagai sebuah lembaga yang bergerak dibidang non-profit oriented, memaksa pelaksana pendidikan menggunakan teori-teori yang sebelumnya sudah berkembang dalam dunia ekonomi. Maka tak heran ketika kita mendengar adanya teori manajemen pendidikan, yang pada dasarnya itu diambil dari teori-teori manajemen dalam dunia bisnis. Bukan berarti setelah meminjam teori manajemen ekonomi sebuah lembaga pendidikan menjadi komersial, tetapi semata-mata hanyalah digunakan sebagai landasan yang sistematis untuk mengelola sebuah lembaga pendidikan.
1. Perencanaan pendidikan adalah proses
menetapkan keputusan yang berkaitan
dengan tujuan-tujuan yang akan
dicapai, sumber-sumber yang akan
diberdayakan, dan teknik/metode yang
dipilih secara tepat untuk melaksanakan
tindakan selama kurun waktu tertentu agar
penyelengaraan pendidikan dapat
dilaksanakan secara efektif, efisien, dan
bermutu.
2.
Teori Perencanaan Pendidikan Menurut
Hudson dalam Tanner dalam Maswarita
(2010), teori perencanaan meliputi, antara
lain: synoptic, incremental, transactive,
advocacy, dan radikal. Selanjutnya di
kembangkan oleh tanner (1981) dengan
nama teori SITAR sebagai penggabungan dari
taksonomi Hudson.
3.
Disebut juga system planning, rational
system approach, rasional comprehensive
planning. Menggunakan model berfikir
system dalam perencanaan, sehingga objek
perencanaan dipandang sebagai suatu
kesatuan yang bulat, dengan satu tujuan
yang disebut visi.
4.
pengenalan masalah,
mengestimasi ruang lingkup problem
mengklasifikasi kemungkinan penyelesaian,
menginvestigasi problem,
memprediksi alternative,
mengevaluasi kemajuan atas penyelesaian
spesifik.
5.
Didasarkan pada kemampuan institusi dan
kinerja personalnya. Bersifat desentralisasi
dan tidak cocok untuk jangka panjang. Jadi
perencanaan ini menekankan perencanaan
dalam jangka pendek saja. Yang dimaksud
dengan desentralisasi pada teori ini adalah si
perencana dalam merencanakan objek
tertentu dalam lembaga pendidikan, selalu
mempertimbangkan faktor-faktor
lingkungan.
7.
Menjamin agar perubahan atau tujuan/tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan dapat dicapai
dengan tingkat kepastian yang tinggi dan resiko yang
kecil.
Mendukung koordinaasi antar pelaku sekolah.
Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan
sinergi baik antarpelaku sekolah, antarasekolah dan
dinas pendidikan kabupaten/kota, dan antarwaktu
menjamin keterkaitan dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
pengawasan.
Mengoptimalkan oeran warga sekolah an masyarakat.
Menjamin tercapainya penggunaan secara efisien,
efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.
8.
Pertumbuhan penduduk.
Partisipasi dalam pendidikan ( yakni dengan
menghitung prosentase penduduk yang
bersekolah).
Arus murid dari kelas satu ke kelas yang lebih
tinggi dan dari satu tingkat ke tingkat
pendidikan yang lebih tinggi ( misalnya dari
SD ke SLTP ke SMA dan keperguruan tinggi).
Pilihan atau keinginan masyarakat dari
individu tentang jenis-jenis pendidikan.
9.
Pendekatan Nilai Balik.......
Pendidikan ini hanya diadakan jika benarbenar memberikan keuntungan yang relatif
pasti, baik bagi penyelenggara maupun
peserta didik. Contohnya PSG (Pendidikan
Sistem Ganda), program MBS, pembukaan
sekolah-sekolah Magister Manajemen,
Magister Bisnis Administrasi, dan kursuskursus dan lainnya.
10.
Pendekatan Sistem.......
Bahwa perencanaa pendidikan difokuskan
pada organisasi sebagai sistem yang memiliki
komponen-komponen yang saling
mengaplikasikan cara berpikir sistem dalam
melihat suatu objek yang kita hadapi. Contoh
perenanaan sekolah efektif, program
peningkatan mutu pada setiap jenis dan
jenjang pendidikan.
11.
Memperbaiki hasil pendidikan
Membawa perubahan yang lebih baik
Demand driven
Menyeluruh
Keterkaitan dengan (Rencana Pendidikan Dinas
Provinsi, Renstrada, Rapetada, dan sebagainya)
Partisipasi
Keterwakilan
Data driven
Realistis sesuia dengan analisis SWOT
Mendasarkan pada review dan evaluasi
Keterpaduan
Holistik/tersistem
Transparansi
Keterkaitan serta kesepadanan dengan rencana-rencana instansi
terkait.
12.
Signifikansi
Fesibility: rencana yang dibuat harus ditetapkan petunjuknya dan
didasarkan pada situasi analisis dan prosedur yang sesuai.
Relevansi: pengkatan penggunaan teknologi dan teknik perencanaan
yang canggih telah memperluas konsep relevansi.
Kepastian: perhitungan yang tepat harus diidentifikasi dengan
memperhitungan segala penyimpangan untuk dijadikan bahan
pertimbangan.
Penghematan: dirancang dalam kerangka yang sederhana dan
meningkatkan kepekaan untuk meningkatka interaksi antar komponen.
Adaptabilitas: suatu perencanaan yang lengkap, deviasi dalam
perencanaan sedapat mungkin dikurangi hingga tujuan ditetapkan dapat
dicapai dengan proses yang bervariasi.
Waktu: merupaka faktor penting, perhatikan siklus-siklus alami pada
aspek-aspek yang dirancang.
Monitoring: meliputi penetapan kriteria pendidikan untuk melihat
apakah yang direncanakan sudah dilaksanakan secara efisien atau
belum.
Subject matter: substansi apa yang sedang direncanakan dikembangkan
oleh Mc Clure seperti: tujuan dan sasaran, program dan
layanan, SDM, sumber daya fisik, financial, dll.
13.
Perencanaan dimulai dari tingkat organisasi
paling atas ke bawah (top down planning)
Perencanaan dimulai dari tingkat organisasi
paling bawah ke atas (bottom-up down
planning)
Diagonal-horizontal planning
Rolling plan
Gabungan top down dan bottom-up planning
Perencanaan strategis
Perencanaan operasional
14.
Perencanaan mikro adalah: ditujuakan secara
khusus untuk memperbaiki kinerja individu atau
kelompok kecil individu. contoh silabus, rencana
pengajaran
Perencanaan messo adalah ditujukan secara khusus
untuk memperbaiki kinerja organisasi atau satuan
pendidikan seperti rencana sekolah dan rencana
pengembangan mutu SD, SMP, SMA/SMK dinas
Pendidikan Kab/Kota. Rencana sekolah seperti
Rencana Tahunan Sekolah.
Perencanaan makro adalah suatu perencanaan
pada level top organisasi yang menjadi rujukan
perencanaan mikro dan messo. Perencanaan makro
ditujukan secara khusus untuk memperbaiki
organisasi secara luas. Contoh: perencanaan
strategi Departemen Pendidikan Nasional, Provinsi
dan Kota/Kab.
15. Menetukan masalah perencanaan pendidikan;
mencakup:
1). Gambaran ruang lingkup permasalahan
2). Mempelajari apa yang telah terjadi
3). Menetapkan apa yang ada dan yang
seharusnya ada/kenyataan dan harapan
4). Sumber-sumber dan keterbatasannya
5). Mengembangkan bagian-bagian
perencanaan dan prioritasnya.
16.
Analisis masalah perencanaan; mencakup:
1). Mengkaji permasalahan dan sub masalah
2). Pengumpulan dan tabulasi data
3). Meramalkan dan memproyeksikan
17.
Konsep dan desain perencanaan; mencakup:
1). Identifikasi kecenderung yang ada
2). Merumuskan tujuan umum dan khusus
3). Menyusun rencana