Contoh RPP menggunakan Framework UbD. Contoh ini saya daasarkan atas hasil review terhadap tugas-tugas mahasiswa dalam mendesain pembelajaran menggunakan framework UbD.
Mengenal framework UbD - Understanding by DesignUwes Chaeruman
UbD adalah salah satu framework yang dapat dijadikan acuan dalam merancang pembelajaran yang efekti dan bermakna. UbD memiliki tiga tahap backwrad: 1) desired result; 2 evidence; dan 3) learning experience.
Contoh RPP menggunakan Framework UbD. Contoh ini saya daasarkan atas hasil review terhadap tugas-tugas mahasiswa dalam mendesain pembelajaran menggunakan framework UbD.
Mengenal framework UbD - Understanding by DesignUwes Chaeruman
UbD adalah salah satu framework yang dapat dijadikan acuan dalam merancang pembelajaran yang efekti dan bermakna. UbD memiliki tiga tahap backwrad: 1) desired result; 2 evidence; dan 3) learning experience.
Salah satu model instruksional yang sering digunakan adalah model ASSURE. Model ini terdiri dari enam langkah, yaitu analisa peserta didik (A), menetapkan tujuan pembelajaran (S), memilih materi dan media (S), menggunakan materi dan media (U), partisipasi peserta didik (R), dan evaluasi-revisi (E).
Salah satu model instruksional yang sering digunakan adalah model ASSURE. Model ini terdiri dari enam langkah, yaitu analisa peserta didik (A), menetapkan tujuan pembelajaran (S), memilih materi dan media (S), menggunakan materi dan media (U), partisipasi peserta didik (R), dan evaluasi-revisi (E).
Kondisi pembelajaran tradisional yang tidak menerapkan pembelajaran berdiferensiasi bagi murid menunjukkan kekurangan dalam memperhatikan kebutuhan individual dalam proses belajar. Dalam model pembelajaran ini, seringkali terjadi bahwa satu pendekatan digunakan untuk semua murid tanpa mempertimbangkan perbedaan tingkat pemahaman, minat, atau gaya belajar mereka. Interaksi antara guru dan murid juga sering kali terbatas, dengan guru yang mendominasi dalam penyampaian materi tanpa memberikan banyak ruang untuk diskusi atau partisipasi aktif dari murid. Kurangnya dukungan tambahan untuk murid yang membutuhkan bantuan khusus, bersama dengan pemberian tugas dan penilaian yang seragam tanpa mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan individu, juga menjadi masalah utama dalam pendekatan ini. Oleh karena itu, diperlukan penerapan pembelajaran berdiferensiasi yang memperhitungkan perbedaan individu untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan mendukung perkembangan masing-masing murid. Dengan pembelajaran berdiferensiasi, guru dapat mengadaptasi pendekatan pembelajaran, menyediakan bantuan tambahan, dan memberikan tugas serta penilaian yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan setiap murid, sehingga memungkinkan mereka untuk mencapai potensi belajar mereka secara optimal.
MODEL-MODEL PEMBELAJARANINOVATIF
Usaha sadar seseorang untuk merubah tingkah laku, melaui interaksi dengan sumber belajar
Perubahan tingkah laku yang dihasilkan bersifat permanen dan ke arah positif.
Perubahan tingkah laku dapat berupa kognitif, afektif, psikhomotorik
Proses belajar hanya bisa berlangsung jika terjadi interaksi antara si belajar dengan sumber belajar
Terjadinya proses belajar tidak selalu harus ada orang yang mengajar
Kegiatan belajar tak dapat diwakili orang lain, harus dialami sendiri oleh si belajar
Mengajar merupakan upaya untuk membuat orang lain belajar
Peran utama (dosen/guru, tutor, Instruktur) adalah menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar pada si belajar
“Model Pembelajaran” adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang terorganisir secara sistemik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi dosen dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Syntax
Social System
Principle of Reaction
Support system
Instructional and Nurturant Effect
Ciri model pembelajaran
yang baik
Adanya keterlibatan intelektual – emosional peserta didik melalui kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat, dan pembentukan sikap
Adanya keikutsertaan peserta didik secara aktif dan kreatif selama pelaksanaan model pembelajaran
Dosen bertindak sebagai fasilitator, koordinator, mediator dan motivator dalam kegiatan belajar
Penggunaan berbagai metode, alat dan media pembelajaran
Pendekatan pembelajaran adalah suatu rancangan /kebijaksanaan dlm memulai serta melaksanakan pengajaran suatu materi pembelajaran yang memberi arah & corak pd metode pengajarannya.
Fungsinya: sbg pedoman umum dan langsung bagi langkah-Iangkah metode pengajaran yg akan digunakan
Pendekatan Pembelajaran berpusat pada Dosen(Teacher Centered Approach)
Pendekatan Pembelajaran berpusat pada Mahasiswa (Student Centered Approach)
Strategi pembelajaran adalah siasat atau kiat yang sengaja direncanakan oleh dosen, berkenaan dengan segala persiapan pembelajaran agar pelaksanaan nya lancar dan tujuannya tercapai secara optimal.
Strategi pembelajaran dikelompokkan dalam :
Expository-Discovery Learning
Group-Individual Learning
Metode pembelajaran dpt dikatakan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Metode ceramah : penuturan secara lisan oleh dosen pada mahasiswa di depan kelas.
Metode tanya jawab : metode mengajar di mana dosen menanyakan hal-hal yang sifatnya faktual.
Metode diskusi: dosen memberikan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya menggunakan informasi yang telah dipelajari untuk memecahkan suatu masalah.
Metode kerja kelompok, dengan metode ini mahasiswa dalam suatu kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Metode demonstrasi & eksperimen:
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
Pendekatan Konstruktivisme dan Model pembelajaran Kooperatif
1. Menurut Von Glasersfeld dalam Paul Suparno 2006
Kontruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang
menekannkan bahwa pengetahuan kita adalah kontruksi (bentukan
kita sendiri)
Teori Kontruktivisme adalah teori-teori yang
menyatakan bahwa peserta didik itu sendiri yang harus
secara pribadi menemukan dan menerapkan informasi
kompleks, mengecek informasi baru di bandingkan dengan
aturan lama dan memperbaikai aturan yang tidak sesuai.
Pengertian
2. Kelebihan
1. Dapat Membiasakan Siswa Belajar Mandiri Dalam
Memecahkan Masalah,
2. Menciptakan Kreativitas Untuk Belajar Sehingga Tercipta
Suasana Kelas Yang Lebih Nyaman Dan Kreatif,
3. Terjalinnya Kerja Sama Sesama Siswa, Dan
4. Siswa Terlibat Langsung Dalam Melakukan Kegiatan, Dan
Dapat
5. Menciptakan Pembelajaran Menjadi Lebih Bermakna
Karena Timbulnya Kebanggaan Siswa Menemukan Sendiri
Konsep Yang Sedang Dipelajari Dan Siswa Akan Bangga
Dengan Hasil Temuannya,
6. Serta Melatih Siswa Berpikir Kritis Dan Kreatif.
3. Prinsip konstruktivisme Menurut Mohammad
(2004:4)
1) Penekanan pada hakikat sosial dari
pembelajaran, yaitu peserta didik belajar melalui
interaksi dengan guru atau teman,
2) Zona perkembangan terdekat, yaitu belajar
konsep yang baik adalah jika konsep itu berada dekat
dengan peserta didik,
3) Pemagangan kognitif, yaitu peserta didik
memperoleh ilmu secara bertahap dalam berinteraksi
dengan pakar, dan
4) Mediated learning, yaitu diberikan tugas komplek,
sulit, dan realita kemudian baru diberi bantuan.
4. Kelebihan
1. Dapat Membiasakan Siswa Belajar Mandiri Dalam
Memecahkan Masalah,
2. Menciptakan Kreativitas Untuk Belajar Sehingga Tercipta
Suasana Kelas Yang Lebih Nyaman Dan Kreatif,
3. Terjalinnya Kerja Sama Sesama Siswa, Dan
4. Siswa Terlibat Langsung Dalam Melakukan Kegiatan, Dan
Dapat
5. Menciptakan Pembelajaran Menjadi Lebih Bermakna
Karena Timbulnya Kebanggaan Siswa Menemukan Sendiri
Konsep Yang Sedang Dipelajari Dan Siswa Akan Bangga
Dengan Hasil Temuannya,
6. Serta Melatih Siswa Berpikir Kritis Dan Kreatif.
5. Kelemahan
1. Siswa mengkontruksi pengetahuannya sendiri
sehingga hasil kontruksi siswa tidak cocok dengan
hasil kontruksi dengan kaidah ilmu pengetahuan.
(miskonsepsi)
2. Membutuhkan waktu yang lama dan memerlukan
penengan yang berbeda-beda.
3. Situasi dan kondisi sekolah yang berbeda-beda
4. Meskipun guru sebagai motivator dan mediasi guru
harus memiliki perilaku yang mengapresiasikan nilai-
nilai kemanusiaan
6. Model Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu
model pembelajaran yang dapat
meningkatkan pencapaian akademik dan sikap
sosial peserta didik melalui kerjasama diantara
mereka.
7. Tujuan model pembelajaran kooperatif
• Peningkatan pencapaian akademik,
peningkatan rasa toleransi dan menghargai
perbedaan, serta membangun keterampilan
sosial peserta didik (Arend, 2007)
8. Karakteristik pembelajaran kooperatif
• Peserta didik berkerja dalam kelompok untuk
mencapai kompetensi yang telah ditentukan.
• Tim yang dibentuk dari peserta didik dengan
kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
• Tim yang dibentuk heterogen (ras,
budaya,gender)
• Sistem penghargaan diorientasikan pada
kelompok dan individu.(Arend, 2007)
9. Kelebihan kooperatif learning menurut
Jarolimek dan Parker 1993
• Saling ketergantungan yang positif
• Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan
individu
• Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan
kelas
• Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan
• Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat
antara siswa dengan guru
• Memiliki banyak kesempatan untuk mengekoresikan
pengalaman emosi yang menyenangkan
10. Kekurangan
• Faktor internal
• 1. guru harus mempersiapkan pembelajaran
secara matang disamping memerlukan llebih
banyak tenaga, pemikiran dan waktu
• 2. dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan
biaya yang cukup memadai
• 3. membutuhkan waktu yang banyak
• 4. mengakibatkan siswa yang lain menjadi
pasif
11. Tahapan pelaksanaan pembelajaran
kooperatif
Fase 1
Penyampaian tujuan dan motivasi kepada peserta didik
Kegiatan fasilitator menyampaikan semua tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai pada materi itu sekaligus
memotivasi peserta didik
Fase 2 Penyajian informasi
Kegiatan fasilitator menyampaikan informasi kepada peserta
dengan jalan demonstrasi
Fase 3 pengorganisasian peserta kedalam kelompok belajar
Kegiatan fasilitator menjelaskan kepada peserta bagaimana
membentuk kelompok belajar dan membantu setiap
kelompok agar melakukan transisi secara efisein
12. Face 4 pembimbingan kepada kelompok dalam bekerja
dan belajar
Kegiatan fasilitator membimbing kelompok-kelompok
belajar pada saat mereka mengerjakan tugas yang
diberikan
Fase 5 pengevaluasian kegiatan belajar
Kegiatan fasilitator mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang telah di pelajari
Fase 6 pemberian penghargaan
Kegiatan fasilitator mencari cara-cara untuk menghargai
baik upaya maupun hasil belajar individu dalam
masing-masing kelompok