Dokumen tersebut membahas tentang konsep sifat dan ciri taksonomi tumbuhan beserta macam-macamnya seperti morfologi, anatomi, palinologi, sitologi, embriologi, fisiologi dan fitokimia. Dokumen juga menjelaskan proses identifikasi dan penamaan tumbuhan berdasarkan ciri-ciri taksonominya.
Lumut memiliki siklus hidup yang kompleks dengan pergantian generasi antara gametofit haploid dan sporofit diploid. Gametofit berkembang dari spora dan menghasilkan gamet. Pembuahan gamet menghasilkan zigot yang berkembang menjadi sporofit. Sporofit menghasilkan spora baru untuk melanjutkan siklus.
Tata letak daun pada batang dapat berupa tunggal, berhadapan, atau berkarang pada setiap buku-buku batang. Rumus daun menggambarkan perbandingan jumlah daun yang dilewati untuk mencapai daun tegak lurus. Tata letak dapat dijelaskan dengan diagram yang memprojeksikan buku-buku batang menjadi lingkaran konsentris, atau bagan yang menggambarkan batang silinder dan ortostik. Spirostik dan parastik
Dokumen tersebut membahas tentang tata letak daun pada batang tumbuhan, yang terdiri dari tiga jenis pola utama yaitu folia spara (satu daun per buku), folia opposida (dua daun berhadapan per buku), dan folia verticillata (lebih dari dua daun per buku). Dokumen juga menjelaskan istilah-istilah terkait seperti buku-buku batang, ruas, dan rumus daun."
PPT paku universitas, menjelaskan paku dari segi Divisio Pteridophyta, dibedakan menjadi paku purba (Psilophytinae) dengan ordo psilophytales "Rhynia elegans" dan psilotales "Psilotum nudum", Paku kawat (Lycopodiinae) dengan ordo isoetales "Isoetes sp.", lycopodiales "Lycopodium sp.", dan selaginellales "Selaginella sp.", Paku ekor kuda (equisetinae) dengan ordo equisetinales "Equisetum sp.", Sphenophyllales
"Sphenophyllum sp." dan Protoarticulatales "Hyenia elegans", dan paku sejati (Pteridopsida) dengan ordo Cyatheales "Cyathea sp.", Glecheniales "Gleichenia sp.", Hymenophyllales"Hymenophyllum sp.", Osmundales "osmunda sp.", Polypodiales "Polypodium sp.", Salviniales "Salvinia sp., Marsilea sp., dan Azolla sp." dan Schizaeales "Schiazae sp." dengan tampilan minimalis dan simpel.
Lumut memiliki siklus hidup yang kompleks dengan pergantian generasi antara gametofit haploid dan sporofit diploid. Gametofit berkembang dari spora dan menghasilkan gamet. Pembuahan gamet menghasilkan zigot yang berkembang menjadi sporofit. Sporofit menghasilkan spora baru untuk melanjutkan siklus.
Tata letak daun pada batang dapat berupa tunggal, berhadapan, atau berkarang pada setiap buku-buku batang. Rumus daun menggambarkan perbandingan jumlah daun yang dilewati untuk mencapai daun tegak lurus. Tata letak dapat dijelaskan dengan diagram yang memprojeksikan buku-buku batang menjadi lingkaran konsentris, atau bagan yang menggambarkan batang silinder dan ortostik. Spirostik dan parastik
Dokumen tersebut membahas tentang tata letak daun pada batang tumbuhan, yang terdiri dari tiga jenis pola utama yaitu folia spara (satu daun per buku), folia opposida (dua daun berhadapan per buku), dan folia verticillata (lebih dari dua daun per buku). Dokumen juga menjelaskan istilah-istilah terkait seperti buku-buku batang, ruas, dan rumus daun."
PPT paku universitas, menjelaskan paku dari segi Divisio Pteridophyta, dibedakan menjadi paku purba (Psilophytinae) dengan ordo psilophytales "Rhynia elegans" dan psilotales "Psilotum nudum", Paku kawat (Lycopodiinae) dengan ordo isoetales "Isoetes sp.", lycopodiales "Lycopodium sp.", dan selaginellales "Selaginella sp.", Paku ekor kuda (equisetinae) dengan ordo equisetinales "Equisetum sp.", Sphenophyllales
"Sphenophyllum sp." dan Protoarticulatales "Hyenia elegans", dan paku sejati (Pteridopsida) dengan ordo Cyatheales "Cyathea sp.", Glecheniales "Gleichenia sp.", Hymenophyllales"Hymenophyllum sp.", Osmundales "osmunda sp.", Polypodiales "Polypodium sp.", Salviniales "Salvinia sp., Marsilea sp., dan Azolla sp." dan Schizaeales "Schiazae sp." dengan tampilan minimalis dan simpel.
Bagian-bagian lain pada tumbuhan seperti kuncup, rimpang, umbi, sulur, duri, dan alat-alat tambahan seperti piala dan gelembung dapat berfungsi sebagai pelindung, alat pemencaran biji, atau alat pernapasan tumbuhan. Mereka dapat berasal dari modifikasi batang, akar, daun, atau bagian lainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang bunga majemuk dan bagian-bagiannya. Bunga majemuk dibedakan menjadi tak berbatas dan berbatas, dan masing-masing memiliki beberapa bentuk seperti malai, payung, dan sekerup. Dokumen juga menjelaskan bagian-bagian pada bunga majemuk seperti ibu tangkai, tangkai bunga, kelopak, dan lainnya.
Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)fentyagustin1
seluruh pembagian taksa yang ada di dalam kingdom Monera serta ciri-ciri umum dari divisi Schizophyta dan ciri-ciri khusus yang terdapat di setiap kelas maupun ordo dari divisi Schizophyta.
Antum anatomi batang dan anomali pada batangRizki Amaliyah
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi dan perkembangan batang pada tumbuhan serta anomalinya. Jaringan batang terdiri atas epidermis, korteks, dan stele yang berfungsi sebagai penopang, pengangkut, dan penyimpan. Terdapat perbedaan struktur antara batang dikotil dan monokotil. Anomali batang dapat terjadi akibat pertumbuhan sekundernya yang tidak normal atau terbentuknya kambium secara abnormal.
Perkembangan embrio dan biji meliputi tahapan zigot, proembrio, globular, hati, torpedo, dan kotiledon. Embriogenesis berbeda antara monokotil dan dikotil. Pembentukan biji melibatkan integumen, endosperm, dan embrio sebagai bagian-bagiannya."
Berdasarkan hasil praktikum tentang keanekaragaman pada hewan dan tumbuhan, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua jenis keanekaragaman yaitu gen dan spesies. Keanekaragaman gen mempengaruhi struktur morfologi sedangkan keanekaragaman jenis tidak mempengaruhi struktur. Hewan yang diamati umumnya masuk kategori jenis sedangkan tumbuhan masuk kategori gen kecuali padi.
Daun merupakan organ tumbuhan penting yang berfungsi untuk fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan reproduksi vegetatif. Daun memiliki berbagai struktur anatomi seperti epidermis, jaringan palisade, spons, dan silinder pusat serta alat tambahan seperti daun penumpu, rambut, dan stomata. Morfologi daun meliputi bentuk, pangkal, ujung, tepi, pertulangan, dan warna yang bervariasi untuk tiap jenis tumbuhan.
Dokumen tersebut membahas tentang struktur dan fungsi sistem akar pada tumbuhan. Sistem akar terdiri atas akar primer dan akar sekunder yang berfungsi untuk penyerapan air dan mineral, penyangga tumbuhan, penyimpanan cadangan makanan, dan produksi hormon. Struktur akar terdiri atas epidermis, korteks, dan silinder pusat yang berperan dalam penyerapan dan transportasi air serta mineral.
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Maedy Ripani
Berikut adalah ringkasan dari dokumen praktikum morfologi tumbuhan tentang tata letak daun, rumus daun, dan diagram daun:
Praktikum ini menjelaskan berbagai tata letak daun pada batang tumbuhan, menentukan rumus daun, dan menggambar diagram daun. Rumus daun yang diamati meliputi 2/5 pada kembang sepatu dan bayam, serta 3/8 pada pepaya.
Lichenes adalah simbiosis antara jamur dan ganggang. Terdiri dari tiga komponen utama yaitu alga, jamur, dan thallus. Terbentuk dari jalinan hifa jamur dan sel-sel alga. Memiliki berbagai bentuk seperti kerak, lumut, berfilamen, dan berbentuk daun. Diklasifikasikan berdasarkan jenis jamur dan alga penyusunnya serta bentuk thallus.
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannyaMaedy Ripani
Laporan praktikum ini membahas pengamatan terhadap bagian-bagian daun dan ciri-ciri daun tunggal pada 7 jenis tanaman. Laporan ini menjelaskan tentang alat dan bahan, cara kerja, teori dasar, hasil pengamatan berupa tabel dan gambar, serta analisis data dari masing-masing tanaman. Laporan ini bertujuan untuk mengenal lebih jauh tentang morfologi daun pada beberapa tanaman.
Bagian-bagian lain pada tumbuhan seperti kuncup, rimpang, umbi, sulur, duri, dan alat-alat tambahan seperti piala dan gelembung dapat berfungsi sebagai pelindung, alat pemencaran biji, atau alat pernapasan tumbuhan. Mereka dapat berasal dari modifikasi batang, akar, daun, atau bagian lainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang bunga majemuk dan bagian-bagiannya. Bunga majemuk dibedakan menjadi tak berbatas dan berbatas, dan masing-masing memiliki beberapa bentuk seperti malai, payung, dan sekerup. Dokumen juga menjelaskan bagian-bagian pada bunga majemuk seperti ibu tangkai, tangkai bunga, kelopak, dan lainnya.
Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)fentyagustin1
seluruh pembagian taksa yang ada di dalam kingdom Monera serta ciri-ciri umum dari divisi Schizophyta dan ciri-ciri khusus yang terdapat di setiap kelas maupun ordo dari divisi Schizophyta.
Antum anatomi batang dan anomali pada batangRizki Amaliyah
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi dan perkembangan batang pada tumbuhan serta anomalinya. Jaringan batang terdiri atas epidermis, korteks, dan stele yang berfungsi sebagai penopang, pengangkut, dan penyimpan. Terdapat perbedaan struktur antara batang dikotil dan monokotil. Anomali batang dapat terjadi akibat pertumbuhan sekundernya yang tidak normal atau terbentuknya kambium secara abnormal.
Perkembangan embrio dan biji meliputi tahapan zigot, proembrio, globular, hati, torpedo, dan kotiledon. Embriogenesis berbeda antara monokotil dan dikotil. Pembentukan biji melibatkan integumen, endosperm, dan embrio sebagai bagian-bagiannya."
Berdasarkan hasil praktikum tentang keanekaragaman pada hewan dan tumbuhan, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua jenis keanekaragaman yaitu gen dan spesies. Keanekaragaman gen mempengaruhi struktur morfologi sedangkan keanekaragaman jenis tidak mempengaruhi struktur. Hewan yang diamati umumnya masuk kategori jenis sedangkan tumbuhan masuk kategori gen kecuali padi.
Daun merupakan organ tumbuhan penting yang berfungsi untuk fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan reproduksi vegetatif. Daun memiliki berbagai struktur anatomi seperti epidermis, jaringan palisade, spons, dan silinder pusat serta alat tambahan seperti daun penumpu, rambut, dan stomata. Morfologi daun meliputi bentuk, pangkal, ujung, tepi, pertulangan, dan warna yang bervariasi untuk tiap jenis tumbuhan.
Dokumen tersebut membahas tentang struktur dan fungsi sistem akar pada tumbuhan. Sistem akar terdiri atas akar primer dan akar sekunder yang berfungsi untuk penyerapan air dan mineral, penyangga tumbuhan, penyimpanan cadangan makanan, dan produksi hormon. Struktur akar terdiri atas epidermis, korteks, dan silinder pusat yang berperan dalam penyerapan dan transportasi air serta mineral.
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Maedy Ripani
Berikut adalah ringkasan dari dokumen praktikum morfologi tumbuhan tentang tata letak daun, rumus daun, dan diagram daun:
Praktikum ini menjelaskan berbagai tata letak daun pada batang tumbuhan, menentukan rumus daun, dan menggambar diagram daun. Rumus daun yang diamati meliputi 2/5 pada kembang sepatu dan bayam, serta 3/8 pada pepaya.
Lichenes adalah simbiosis antara jamur dan ganggang. Terdiri dari tiga komponen utama yaitu alga, jamur, dan thallus. Terbentuk dari jalinan hifa jamur dan sel-sel alga. Memiliki berbagai bentuk seperti kerak, lumut, berfilamen, dan berbentuk daun. Diklasifikasikan berdasarkan jenis jamur dan alga penyusunnya serta bentuk thallus.
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannyaMaedy Ripani
Laporan praktikum ini membahas pengamatan terhadap bagian-bagian daun dan ciri-ciri daun tunggal pada 7 jenis tanaman. Laporan ini menjelaskan tentang alat dan bahan, cara kerja, teori dasar, hasil pengamatan berupa tabel dan gambar, serta analisis data dari masing-masing tanaman. Laporan ini bertujuan untuk mengenal lebih jauh tentang morfologi daun pada beberapa tanaman.
Klasifikasi, identifikasi tata nama tumbuhan kelompok 5AnhariSA
Dokumen tersebut membahas sejarah awal klasifikasi tumbuhan, mulai dari Theophrastus pada abad ke-4 SM hingga Linnaeus pada abad ke-18 M. Dokumen juga menjelaskan perkembangan sistem klasifikasi tumbuhan dari semula berdasarkan karakteristik fisik menjadi berdasarkan hubungan kekerabatan setelah teori evolusi Darwin. Selain itu, dibahas pula mengenai tata nama tumbuhan dan cara-cara penentuan
Dokumen tersebut membahas tentang taksonomi tumbuhan dan tata nama tumbuhan. Ia menjelaskan bahwa taksonomi tumbuhan adalah pengenalan, pemberian nama, dan klasifikasi tumbuhan. Carolus Linnaeus memperkenalkan sistem tata nama binomial yang terdiri dari nama genus dan spesies dalam bahasa Latin. Dokumen ini juga menjelaskan aturan-aturan penulisan nama ilmiah tumbuhan sesuai dengan Kode Internasional Tata Nama Tumbuhan
Dokumen tersebut membahas tentang tumbuhan paku dan siklus hidupnya, dimulai dari pembentukan gametangia dan sporofit hingga proses embriogenesis. Dibahas pula perkembangan embrio pada beberapa jenis tumbuhan paku seperti paku sejati dan Leptosporangitae sp. Termasuk dijelaskan mengenai peristiwa apogami dan apospori pada Pteridophyta.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berpengaruh pula terhadap perkembangan ilmu taksonomi tumbuhan. Perubahan klasifikasi organisme hidup yang semula dua dunia kemudian menjadi empat dunia, atau dari empat dunia menjadi lima dunia, telah mengakibatkan sekelompok atau sebagian kelompok organisme yang semula termasuk dalam dunia tumbuhan dipindahkan ke dalam dunia (regnum)
Angiospermae memiliki ciri utama berupa bakal biji yang dilindungi oleh bagian yang berasal dari daun buah, yang membentuk bakal buah. Angiospermae juga memiliki bunga sejati yang terdiri atas perhiasan bunga, benang sari, dan putik. Setelah penyerbukan, terjadi pembuahan di mana bakal biji menjadi biji dan dinding bakal buah menjadi daging buah.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep spesies biologis menurut Mayr dan mekanisme spesiasi. Konsep spesies biologis mendefinisikan spesies sebagai kelompok populasi yang anggotanya dapat saling kawin dan menghasilkan keturunan yang fertil. Ada empat mekanisme spesiasi yaitu alopatrik, simpatrik, peripatrik dan parapatrik. Spesiasi alopatrik terjadi melalui isolasi geografis sedangkan spesiasi simpatrik terjadi
Dokumen tersebut membahas tentang reproduksi tanaman melinjo (Gnetum gnemon) yang bersifat diouse, dengan organ reproduksi jantan dan betina terdapat pada tanaman yang berbeda. Terdapat strobilus jantan berbentuk kerucut dan strobilus betina tidak berbentuk kerucut. Strobilus mengandung mikrospora dan makrospora yang akan berkembang menjadi gametofit. Proses pembuahan melibatkan pergerakan serbuk sari dan sperma menuju ov
Mikrosporogenesis dan mikrogametogenesis pada angiospermae meliputi proses pembentukan dan pemasakan mikrospora di dalam antera hingga terbentuknya sperma. Sel induk mikrospora mengalami meiosis menghasilkan 4 mikrospora haploid yang membentuk tetrad. Setiap mikrospora tumbuh menjadi polen yang berisi inti vegetatif dan generatif. Inti generatif membelah membentuk 2 inti sperma.
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanamanshafirasalsa11
Praktikum ini melibatkan identifikasi dan klasifikasi enam jenis tumbuhan yang berbeda hingga tingkat spesies menggunakan kunci determinasi. Jenis-jenis tumbuhan tersebut diidentifikasi sebagai paku, lumut, bunga kertas, kelapa, lada, dan jambu air.
Biologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup, mulai dari tingkat sel hingga ekosistem. Dokumen ini menjelaskan ciri-ciri makhluk hidup dan cabang-cabang biologi seperti ekologi, genetika, dan kedokteran. Juga dibahas sistem klasifikasi yang mengelompokkan organisme berdasarkan kekerabatan.
Penelitian ini menganalisis kekerabatan antara enam genus anggota famili Amaranthaceae yaitu Amaranthus, Alternanthera, Aerva, Achyranthes, Gomphrena, dan Celosia berdasarkan karakteristik morfologi tumbuhan dan anatomi daun. Karakteristik tersebut diamati dan diukur untuk kemudian dianalisis hubungan kekerabatannya menggunakan analisis kluster. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi taksonomi dan mendukung
Laporan ini merangkum hasil praktikum analisis vegetasi yang bertujuan untuk menentukan luas petak minimum yang mewakili suatu komunitas tumbuhan. Praktikum dilakukan di kampus UNM dan melibatkan pengukuran jumlah tumbuhan dalam plot berukuran berbeda hingga plot ke-8. Hasilnya digunakan untuk membuat kurva spesies-area guna menentukan ukuran plot minimum.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem klasifikasi mahluk hidup yang digunakan untuk mengelompokkan berbagai spesies berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri-cirinya, serta menjelaskan beberapa jenjang taksonomi dan cara mengidentifikasi suatu spesies melalui kunci determinasi.
Dokumen tersebut membahas tentang klasifikasi tumbuhan dan unit-unit klasifikasinya. Ia menjelaskan bahwa klasifikasi tumbuhan digunakan untuk mengelompokkan berbagai jenis tumbuhan ke dalam golongan-golongan berdasarkan ciri-ciri mereka, dimulai dari spesies sebagai satuan dasar hingga golongan yang lebih besar. Dokumen tersebut juga membahas berbagai sistem klasifikasi dan kategori taksonomi yang
Modul ini membahas klasifikasi tumbuhan berdasarkan sistem filogenetik, mencakup klasifikasi tumbuhan lumut yang terdiri dari 3 kelas, tumbuhan paku yang terbagi ke 4 kelas, dan tumbuhan berbiji yang terbagi menjadi tumbuhan berbiji terbuka dan tertutup.
Taksonomi tumbuhan adalah ilmu yang mengklasifikasikan tumbuhan berdasarkan ciri-ciri morfologi dan filogenetiknya. Dokumen ini membahas definisi dan ruang lingkup taksonomi, tujuannya untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan tumbuhan, serta hubungannya dengan ilmu botani lain seperti anatomi dan sitogenetik. Taksonomi tumbuhan juga berperan dalam konservasi dan pemanfaatan tumbuhan. Dokumen ini menjelaskan emp
Teks tersebut membahas tentang biologi sebagai ilmu yang mempelajari makhluk hidup. Biologi memiliki ciri-ciri sebagai ilmu yang sistematis dan berfokus pada objek kajian berupa makhluk hidup serta hasil penelitian yang bersifat objektif dan berupa hukum. Teks tersebut juga menjelaskan ciri-ciri umum yang dimiliki oleh makhluk hidup.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang berbagai jenis bagian pada bunga dan buah. Terdapat penjelasan mengenai daun pelindung, daun kelopak, tangkai kepala putik, kepala putik, tangkai bunga, dasar bunga bersama, dasar bunga, kelopak bunga, tenda bunga dan ibu tangkai. Selanjutnya dijelaskan berbagai jenis buah semu, buah sejati, buah kering, buah berdaging, buah
Dokumen ini membahas tentang pengertian, sifat, fungsi, bagian, sistem perakaran, dan sifat khusus akar pada tumbuhan. Akar adalah bagian pokok ketiga tumbuhan setelah daun dan batang. Akar berfungsi untuk memperkuat tumbuhan, menyerap air dan zat makanan, serta mengangkutnya. Terdapat berbagai jenis sistem perakaran dan akar yang memiliki sifat khusus seperti akar udara, akar pengger
Batang memiliki berbagai bentuk, fungsi, dan jenis percabangannya. Umumnya berbentuk silinder atau lainnya, terdiri atas ruas-ruas, tumbuh ke atas, dan mendukung bagian tumbuhan lain. Jenis batang meliputi batang basah, berkayu, rumput, dan mendong. Bentuknya dapat bulat, bersegi, pipih, licin, dan lainnya. Cara pertumbuhannya antara lain tegak, menggantung
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai berbagai bagian daun dan karakteristiknya. Dijelaskan tentang bentuk ujung daun, pangkal daun, susunan tulang-tulang daun, tepi daun, daging daun, warna daun, permukaan daun, dan contoh jenis daun.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Pencirian, Konsep Sifat dan Sumber Bukti Taksonomi
1. Pencirian, Konsep Sifat,
dan Sumber Bukti
Taksonomi
Mahendra Noor F. (4411413019)
Agustin Dian K. (4411413022)
Afrin Nur Aisyah (4411413028)
Fitta Permata Putri (4411413035)
Rahmadyan Tefarani (4411413036)
KELOMPOK 5
2. Pendahuluan
Hampir semua kegiatan botani sistematik melibatkan sifat dan ciri tumbuhan
beserta variasinya.
Sifat dan ciri inilah yang memungkinkan orang menggambarkan konsep dan
mengenal sesuatu takson.
Sifat secara umum dapat diartikan sebagai pertanda yang mengacu pada
bentuk, susunan atau kelakuan tumbuhan yang dapat digunakan untuk
membandingkan, mendeterminasi, menginterpretasi atau memisahkan suatu
tumbuhan dari yang lainnya.
Pernyataan atau keadaan variasi sifat disebut ciri suatu sifat. Contoh sifat: tinggi
pohon, pinggir daun. Tinggi pohon 5m, pinggir daun rata, beringgit, merupakan
ciri daripada sifat tinggi pohon dan pinggir daun itu.
4. Pencirian dan Identifikasi
Ciri taksonomi adalah setiap atribut yang dimiliki oleh makhluk
hidup seperti bentuk, struktur yang dianggap terpisah dari makhluk
hidup secara keseluruhan.
Ciri adalah sesuatu yang melekat pada diri makhluk hidup.
Sifat ciri taksonomi adalah kondisi atau ekspresi dari ciri taksonomi
(sesuatu yang menjelaskan ciri /kondisi ekspresi)
5. Ciri Taksonomi
Ciri taksonomi terdiri dari ciri kuantitatif ( yang bisa dihitung ) atau
ciri yang dinyatakan dengan angka , misal: panjang
daun,jumlah putik, jumlah ruas , dsb.
Ciri kualitatif ( tidak bisa dihitung) atau ciri yang tidak dapat
dinyatakan dengan angka, misal: bentuk daun, warna mahkota,
dsb.
7. 1. Morfologi (Struktur Luar)
Data morfologi hingga sekarang masih tetap dipakai karena mudah diamati
dan praktis digunakan untuk kunci determinasi. Sifat yang mantap pada data
morfologi adalah organ generatif→ bunga dan buah. Data morfologi berupa
organ vegetatif yang sering dipakai antara lain: habit, akar banir, penyebaran
bulu pada bagian-bagian tumbuhan. Data morfologi sering menunjukkan cara-
cara tumbuhan tersebut mengadaptasikan diri dengan lingkungannya dan
evolusinya.
Penggunaan: Melastomataceae ditentukan berdasarkan bentuk morfologi
daunnyaCucurbitaceae ditentukan berdasarkan sulurnya
8. 2. Anatomi (Struktur Dalam)
Dalam mendeterminasi, menunjukkan kecondongan evolusi atau kekerabatan
secara filogeni. Data anatomi ini banyak digunakan untuk mendeterminasi
kayu-kayu ekonomis.
Beberapa contoh pemakaian data anatomi dalam taks onomi: Orang
menyimpulkan keprimitifan suku-suku Ranales diperkuat dengan tidak adanya
pembuluh tapis; sifat ini juga dimiliki Gymnospermae dan Pteridophyta. Susunan
sel pelindung stomata berbeda-beda dan mantap untuk marga atau di
atasnya. Kerapatan stomata bisa membantu sampai jenis Anatomi bunga;
adanya bekas-bekas ikatan pembuluh meski bunga tereduksi, sehingga orang
dapat membuktikan adanya bekas-bekas mahkota pada Fagaceae, sehingga
memperkuat dugaan bahwa suku tersebut dan sebangsanya mempunyai
bunga yang tidak primitive.
9. 3. Palinologi (Serbuk Sari)
Palinologi adalah studi tentang serbuk sari dan spora. Serbuk sari
menjadi sumber taksonomi yang penting. Variasi yang
diperlihatkan serbuk sari antara lain adalah jumlah dan letak alur
dan lubang di permukaannya, bentuk ukiran eksin (lapisan luar
serbuk sari) serta bentuk umum dan ukurannya. Serbuk sari bisa
khas untuk jenis, marga atau suku.
10. 4. Sitologi (sel- sel)
Sitologi adalah ilmu tentang seluk beluk sel. Meskipun istilah sitologi menyangkut semua
aspek sel, namun bila dikaitkan dengan taksonomi, pembahasan difokuskan pada
kromosom dan berbagai atributnya. Berbagai data kromosom yang digunakan untuk
tujuan taksonomi, yaitu: jumlah, ukuran dan bentuk, perilaku pada waktu meiosis: diambil
kariotipe (keadaan kromosom pada tingkat metaphase dalam proses mitosis), meliputi
ukuran panjang kromosom, letak sentromer, ada tidaknya satelit. Ukuran kromosom
mantap untuk jenis
Jumlah kromosom semua individu yang tergolong satu jenis itu umumnya sama, kecuali
dalam beberapa jenis tertentu. Secara garis besar terdapat tiga macam jumlah
kromosom: Sama untuk seluruh anggota golongan, misalnya Pinus seluruh jenisnya
mempunyai n = 12 Kelipatan jumlah kromosom sehingga terjadi deret poliploidi pada
anggota suatu golongan tumbuhan, misalnya Taraxacum (Compositae): 2n = 16, 24, 32,
40, 48,. Dalam deret ini 8 merupakan jumlah dasar. Jumlah kromosom tidak beraturan
disebut aneuploid, misalnya Brassica: n = 6, 7, 8, 9, atau 10.
11. 5. Embriologi (Embrio)
Banyak macam data embriologi yang digunakan untuk
memecahkan masalah taksonomi. Data tersebut berasal dari
beberapa sumber baik yang berkaitan dengan struktur maupun
proses, seperti: kepala sari, gametofit jantan, gametofit betina,
bakal biji, pembuahan, endosperma, kulit biji, apomiksis dan
poliembrio. Pembagian utama Dikotil dan Monokotil didasarkan
pada satu sifat embrio (lembaga), tapi untuk taksa rendah masih
jarang digunakan.
12. 6. Fisiologi (Fungsi Organ)
Data-data fisiologi tidak dipakai secara langsung untuk keperluan
bukti-bukti taksonomi. Musim berbunga, keperluan cahaya, pola
perkawinan, penyebaran geografis penting untuk mempertegas
perbedaan jenis-jenis tumbuhan.
13. 7. Fitokimia (Kandungan Zat Kimia )
Penggolongan ganggang didasarkan pada pigmen dalam plastidanya serta
susunan kimia senyawa cadangan makanan. Adanya kandungan morfin dalam
Papaver Cadangan pati, bukti penguat anggota Gramineae Kristal kalsium
oksalat (rapid): membantu dalam penyusunan klasifikasi Rubiaceae, Liliaceae
dan Compositae serta kekerabatan antara cactaceae dengan anggota
Centrosperma
Yang paling mudah diamati adalah ciri morfologi sedangkan yang paling
banyak menyumbangkan informasi ciri adalah sekuen DNA.
14. Identifikasi
Identifikasi tumbuhan adalah proses mengenal tumbuhan dari
ciri- ciri yang telah diamati untuk kemudian menentukan nama
tumbuhan yang benar dan penempatan yang tepat dalam
sistem klasifikasi.
15. Penamaan
Nama adalah sesuatau yang mutlak perlu untuk menyebutkan apa yang di
maksud.
Tatanama tumbuhan = nomenclatur harus sesuai dengan kode
internasional tatanama tumbuhan.
Satu tumbuhan memiliki satu nama yang benar dan tepat dalam sistem
klasifikasi. Tumbuhan harus diklasifikasikan agar mudah dan teratur , untuk
mengatur memory kita dalam mengingat nama tumbuhan, pusat menyimpan
informasi, bermanfaat dalam identifikasi, untuk menggambarkan jauh dekatnya
hubungan kekerabatan satu tumbuhan dengan yang lainnya, sebagai alat
prediksi.
16. Penggolongan
Proses pengelompokan tumbuhan sesuai engan kesamaan ciri-
ciri dan sifat yang dimiliki. Biasanya tumbuhan yang memiliki
kemiripan ciri fisik dan atau sifat berasal dari kelompok / golongan
yang sama.dalam penggolongan tumbuhan kita akan
membagi tumbuhan dalam beberapa ordo, famili, genus dan
seterusnya sesuai dengan kemiripan ciri dan sifat yang dimiliki
tumbuhan tersebut.
17. Sifat Taksonomi
1. Sifat Kuantitatif dan Kualitatif
2. Sifat Analisis dan Sintesis
3. Sifat Makro dan Mikro
4. Sifat Biologik
5. Sifat Baik dan Sifat Tidak Baik untuk Taksonomi
18. Sifat Kuantitatif dan Kualitatif
Sifat taksonomi kuantitatif adalah sifat yang cirinya yang dapat dinilai secara
langsung dengan cara menghitung atau mengukur, dan dinyatakan dalam
angka. Contohnya: lebar daun, panjang perbungaan yang dinyatakan dalam
cm atau jumlah benang sari, jumlah lembar mahkota bunga yang dinyatakan
dalam angka. Sifat kualitatif digambarkan dengan bentuk dan dideskripsikan
bukan dalam angka. Contohnya: duduk daun berhadapan, berseling, buah
buni atau buah kotak.
Sifat kualitatif mempunyai nilai yang lebih penting daripada sifat kuantitatif,
sebab sifat kuantitatif kadang-kadang mempunyai kisaran yang luas terutama
pada sifat yang berasal dari bagian vegetatif yang seringkali dipengaruhi faktor-
faktor lingkungan. Sifat taksonomi juga dapat digolongkan atas sifat yang baik
dan sifat yang jelek. Sifat yang baik untuk keperluan botani sistematik adalah
tidak mudah terpengaruh faktor lingkungan, variasinya konsisten atau relatif
stabil dalam populasi taksa itu.
19. Sifat Analisis dan Sintesis
Sifat analisis adalah sifat yang digunaan untuk identitas, encirian dan batas
takson.
Sifat sintesis adalah sifat yang terdaat secara serba sama dan luas merata pada
seluruh anggota suatu takson bertingkat lebih tinggi. Sifat sitesis merupakan sifat
alami yang konstan yang tidak serupa dengan sifat analisis yang disediakan
untuk pengakuan suatu kelompok yang dalam penggunaannya untuk
menyatukan kelopok-kelompok kecil menjadi kelompok yang tinggi
tingkatannya.
Sifat analisis sering disebut ula sefat diagnostik yaitu sifat yang terdapatnya
terbatas dan khas karena dipilihkan dari sifat yang mempunyai kisaran variasi
yang lebih luas dengan bermacam-macam pola variasi.
20. Sifat Mikro Dan Sifat Makro
Sifat ini diacu berdasarkan perspektif skala aga besar
sebenarnya dari keadaan dan kadang kala juga pada tipe
metode mendapatkan data (misalnya dengan mengunakan
TEM atau SEM, kromatografi, elektroforesis, dll.)
21. Sifat Biologik
Sifat biologik mempunya sifat yang jelas atau peranan penting
dalam organisme. Sifat ini dibagi menjadi tiga tipe, yaitu sifat
fungsional (yang berkaitan erat dengan beberapa fungsi
khusus), sifat “ epharmonic” yang nampaknya berhubungan
dengan cara hidup tumbuhan dan sifat adaktif (variasi sesuai
dengan kondisi lingkungan luar/eksternal).
22. Sifat Baik dan Sifat Tidak Baik Untuk
Taksonomi
Sifat yang baik untuk taksonomi harus memenuhi persyaratan-persyaratan berikut :
Bukan sifat yang mempunyai veriabilitas genetika intrinsik tinggi.
Sifat yang tida mudah mengalami perubahan oleh modifikasi lingkungan
sederhana.
Menunjukkan konsistensi, yaitu sesuai dengan korelasi dari sifat-sifat yang ada
dalam suatu sistem klasifikasi alam yang disusun.
Sifat yang mempunyai variasi yang konsisten sering pula disebut sifat yang mantap
dan sebaliknya merupakan sifat yang tidak mantap. Sifat yang tidak baik untuk
taksonomi adalah sifat yang bertentangan dengan sifat yang baik.