Peran Pendidikan Luar sekolah dalam pemberdayaan perempuan lewat Tenun Ikat di Rumah pintar.
kondisi kemiskinan dengan sumber daya alam sumber daya manusia ini harus menjadi perhatian pemenrintah, lembaga dan partisipasi masyarakat.
1.tingkat pendidikan mereka sangat rendah dan jarang sekali yang memiliki pengetahuan dan mereka terjun dalam pengrajin tenun pun karena tuntunan ekonomi dan pengalaman yang didapatkan dari orang tua mereka yang sudah turun temurun.
di Rumah Pintar Kota Kupang, yang letaknya di pinggiran kota yang bernuansa desa ini memiliki adat istiadat dimana anak perempuan yang akan menikah harus bisa menenun untuk calon suaminya. sehingga terus menerus menjadi pengalaman di masa depan.
2.Dari segi produksi membutuhkan waktu yang lama, dan dari tingkat harga masih sangat mahal.
3.kurangnya pengetahuan mengenai mode pakaian yang terus berkembang
4.Belum mampu mengoperasikan media sosial
=>perlu mengamalkan fungsi Pendidikan Luar Sekolah sebagai wahana untuk bertahan hidup dan mengembangkan kehidupan masyarakat khususnya perempuan. Bertahan hidup harus melalui pembelajaran. Pendidikan luar sekolah merupakan bagian dari sistem pendidikan dan belajar sepanjang hayat yang amat strategis untuk pengembangan kehidupan seseorang.
=>Rumah Pintar SSH Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur
2. tingkat pendidikan mereka sangat rendah dan jarang sekali yang
memiliki pengetahuan dan mereka terjun dalam pengrajin tenun
pun karena tuntunan ekonomi dan pengalaman yang didapatkan
dari orang tua mereka yang sudah turun temurun.
LATAR BELAKANG
Dari segi produksi membutuhkan waktu yang lama, dan dari
tingkat harga masih sangat mahal.
kurangnya pengetahuan mengenai mode pakaian yang terus
berkembang
Belum mampu mengoperasikan media sosial
3. perlu mengamalkan fungsi Pendidikan Luar Sekolah
sebagai wahana untuk bertahan hidup dan
mengembangkan kehidupan masyarakat khususnya
perempuan. Bertahan hidup harus melalui
pembelajaran. Pendidikan luar sekolah merupakan
bagian dari sistem pendidikan dan belajar sepanjang
hayat yang amat strategis untuk pengembangan
kehidupan seseorang.
4. Komponen Utama (Philllip Clark, 1977)
Komponen
Pengalamana
belajar
sepanjang
hayat
Penggunaan
Sumber daya
masy
Interagency
cooperation
Melibatkan
anggota
masyarakat
5. PROGRAM RUMAH PINTAR
PAUD
WAJIB WAJIB Fokus Pelaksanaan
program
KURSUS
DAN
PELATIHAN
PROGRAM
INOVASI
SENTRA
BERMAIN
SENTRA
KOMPUTER
SENTRA
BUKU
SENTRA AUDIO
VISUAL / PANGGUNG
SENTRA
KRIYA
8. Peluang (Opportunity)
Mendapat dukungan
dari pemerintah
setempat.
Banyak turis luar dan
dalam negeri untuk
memperkenalkan
kepada mereka.
Program pemerintah
yang fokus pada
pariwisata tenunan.
Media sosial
10. Graduate Is Loading
40%
KOMBINASI KEKUATAN DAN PELUANG
Memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut peluang
Membangun hubungan dengan
pemerintah dan memperkenalkan bahwa
perempuan – perempuan desa memiliki
bakat dalam menenun yang dimana
dapat mengangkat nilai budaya.
Memanfaatkan SDA sebagai bahan dasar
pembuatan kain tenunan yang menjadi program
pemerintah yang sementara berjalan adalah hari
kamis dijadikan hari motif yang membuat setiap
orang wajib mengunakan kain motif tenunan.
Mengudang turis bersama pemerintah serta
masyarakat dalam festival.
Membuat blog serta media sosial dalam fb,
instagram atau dalam iklan dan siaran televisi
untuk meningkatkan nilai jual.
11. Bekerjama dengan pemerintah dalam
hal mentri perdagangan untuk
pemasaran serta mampu membangun
relasi (butik dessa – butik kota).
Memberikan pelatihan dalam hal design,
memperkenalkan mode yang sedang
berkembang di masyarakat agar mampu
memenuhi program pemerintah (hari
kamis adalah hari bermotif se-NTT).
Mampu menciptakan atau mendatangkan
alat produksi.
Mencari informasi memodifikasi alat
produksi kerajinan tenun ikat yang sudah
berkembang
KOMBINASI KELEMAHAN DAN PELUANG
12. KOMBINASI KELEMAHAN DAN ANCAMAN
Terus berinovasi dan mampu menciptakan
kerjasama bersama butik – butik tenunan
yang terkenal dan terus melihat
perkembagan yang sedang terjadi.
Memberikan pelatihan dan
menumbuhkan kreatifitas dalam
setiap perempuan dengan
mendatangkan desainer yang ahli
dalam bidang motif.
Meminta bantuan pemerintahan dalam
mendatangkan atau mengembangkan
alat produksi seperti yang sedang
berkembang di Kota Kediri.
13. VISI
MISI
STRATEGI
1. Pengembagan Sumber Daya Manusia
2. Pengembangan instansi
3. Pengembangan sarana dan prasarana
1)Menanamkan nilai berwirausaha dengan bakat (menenun)
yang dimiliki.
2). Mentransform kehidupan masyarakat desa sehingga
mampu mencukupi kebutuhan sendiri/mandiri.
3). Memberikan pelatihan dalam hal desain serta pemasaran
agar mampu berinovasi dengan kreatifitas yang mereka
miliki.
4). Membangun kerjasama dengan pemerintah kota dengan
desa sehingga mereka tidak terus ada dalam kemiskinan
atau tertinggal
Menolong Perempuan – perempuan desa dalam
kerajinan tenun ikat untuk memenuhi perekonomian
dalam sanggar tenunan maupun dalam kehidupan
sehari – hari.
14. Untuk apa ?
Untuk memberdayakan perempuan dengan kerajinan tenun ikat
agar mampu membantu perekonomian keluarga dan menjadi desa
mandiri.
Bagaimana ?
Mengajak perempuan desa untuk menenun dan menambah
penghasilan dalam rumah tangga.
memberikan pelatihan dimana kita bekerja sama dengan para
perancang mode hingga bagaimana menarik konsumen
dengan perpaduan tenunan dan kain- kain.
Membuat kelompok dan tugas dalam kerja agar setiap hari mampu
mengotrol berjalannya butik hingga pemasukan dan
permintaan tenun ikat.
Membuat iklan lewat media sosial .
Merancang dengan mode yang terus berkembang.
Membangun kerjasama dengan butik – butik yang ada di kota dan
luar kota bahkan luar negeri.