SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Download to read offline
PERMENTAN NO. 70 TAHUN 2007
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERMENTAN NO. 38 TAHUN 2006
TENTANG PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH
SERTA LAMPIRAN
PERMENTAN NO. 38 TAHUN 2006
TENTANG
PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH
DAN
Permentan No. 38 Tahun 2006 Tentang
Pemasukan dan Pengeluaran Benih
Permentan No. 70 tahun 2006 Tentang
Perubahan Permentan No. 38 Tahun 2006
Tentang Pemasukan dan Pengeluaran benih
beserta Lampiran
Masih Berlaku
SEJARAH PERATURAN
KECUALI
a) Pasal 5 ayat (2); Pasal 6; Pasal 8;
Pasal 19; Pasal 24 ayat (3); Pasal 27
ayat (2); Pasal 30 ayat (2); Pasal 32;
Pasal 37 ayat (3)
b) Lampiran Permentan 38 Tahun 2006
TIDAK BERLAKU LAGI,
DIUBAH DENGAN
Tujuan dikeluarkannya peraturan ini adalah :
TUJUAN
1. Menjamin kelestarian sumber daya genetik, meningkatkan
keragaman genetik dan menjaga keamanan hayati;
2. Menjamin ketersediaan benih secara berkesinambungan;
3. Menumbuh-kembangkan industri benih dalam negeri; dan
4. Meningkatkan devisa negara
Yang dimaksud dalam peraturan ini adalah :
DEFINISI/PENGERTIAN
1. Pemasukan benih adalah serangkaian kegiatan untuk
memasukkan benih tanaman dari luar negeri kedalam wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia, baik sebagai introduksi
untuk pemuliaan tanaman maupun untuk pengadaan benih bina
tanaman
2. Materi Induk adalah tanaman dan/atau bagiannya yang
digunakan sebagai bahan perbanyakan benih
3. Pengeluaran benih adalah serangkaian kegiatan untuk
mengeluarkan benih dari wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Yang dimaksud dalam peraturan ini adalah :
4. Pemasukan benih adalah serangkaian kegiatan untuk
memasukkan benih tanaman dari luar negeri kedalam wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia, baik sebagai introduksi
untuk pemuliaan tanaman maupun untuk pengadaan benih bina
tanaman
5. Izin pemasukan adalah keterangan tertulis berisikan hak yang
diberikan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk kepada
perorangan, badan hukum atau instansi Pemerintah untuk dapat
melakukan Kegiatan pemasukan benih tanaman.
6. Izin pengeluaran adalah keterangan tertulis berisikan hak yang
diberikan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk kepada
perorangan, badan hukum atau instansi Pemerintah untuk dapat
melakukan kegiatan pengeluaran benih.
Yang dimaksud dalam peraturan ini adalah :
7. Benih introduksi adalah benih dari varietas
baru/galur/klon/hibrida/mutan/ transgenik yang pertama kali
didatangkan dari luar negeri dan belum pernah beredar atau
diperdagangkan di wilayah negara Republik Indonesia
PEMASUKAN BENIH
Pemasukan Benih
dapat dilakukan
oleh Perorangan,
Badan Hukum atau
Instansi Pemerintah
yang mempunai
tugas dan fungsi di
bidang penelitian
dan pengembangan
agribisnis dan/atau
pemerhati tanaman
Untuk Penelitian
Bukan Untuk Penelitian
• Dilakukan setelah mendapat izin dari Kepala
Balitbang Pertanian untuk atas nama Menteri
Pertanian
• Persyaratan pemasukan benih untuk penelitian :
a) Sesuai dengan kebutuhan sebagaimana tertuang
dalam Ringkasan Usulan Penelitian
b) Benih atau materi induk belum tersedia di
Indonesia
c) Dilengkapi dengan deskripsi benih/materi induk
yang akan dimasukan
d) Proses pemasukan harus sesuai dengan
peraturan/perundang-undangan dibidang
karantina tumbuhan
• Dilakukan setelah mendapat izin dari Dirjen yang
bersangkutan untuk atas nama Menteri Pertanian
• Izin pemasukan benih/materi induk BUKAN untuk
tujuan penelitian dilakukan untuk keperluan (a)
persiapan pelepasan varietas, (b) pengadaan
benih bina, (c) kebutuhan bagi pemerhati
tanaman, dan (d) kebutuhan tujuan ekspor
1. Syarat pemasukan benih untuk keperluan “Persiapan pelepasan
varietas “ :
• Varietas tersebut memiliki keunggulan/keunikan serta
keguanaan spesifik
• Jumlah benih yang akan dimasukkan terbatas, sesuai
kebutuhan untuk pelaksanaan persiapan pelepasan varietas
• Mengikuti peraturan perundang-undangan di bidang
karantina tumbuhan
2. Syarat pemasukan benih/materi induk untuk keperluan “Pengadaan
Benih Bina “ :
• varietas sudah dilepas di Indonesia tetapi benihnya belum
cukup tersedia atau perbanyakannya belum dapat atau tidak
dapat diselenggarakan di wilayah Negara Republik Indonesia
atau yang tidak efisien diproduksi di Indonesia
• Jumlah benih yang dimohonkan terbatas sesuai dengan
kebutuhan untuk pelaksanaan pengadaan benih bina
• Mengikuti peraturan perundang-undangan di bidang
karantina tumbuhan
3. Syarat pemasukan benih/materi induk untuk keperluan “Kebutuhan
bagi Pemerhati Tanaman“ :
• Jumlah benih yang dimohonkan terbatas sesuai dengan
kebutuhan untuk pemerhati tanaman
• Mengikuti peraturan perundang-undangan di bidang
karantina tumbuhan
4. Syarat pemasukan benih/materi induk untuk keperluan “Kebutuhan
tujuan ekspor“ :
• jumlah benih yang dimohonkan terbatas sesuai dengan
kebutuhan untuk pelaksanaan pertanaman tujuan ekspor
• Mengikuti peraturan perundang-undangan di bidang
karantina tumbuhan
Perorangan/Badan
Usaha/Instansi Pemerintah
Kepala Pusat Perizinan dan
Investasi (PPI) Pertanian
Kepala Balitbang
Pertanian/Dirjen Terkait
Maks 3 hari PPI
melakukan
pemeriksaan berkas
dan dimohonkan izin Surat Izin :
Diterima/Ditunda/
Ditolak
Maksimal 10 hari kerja sejak
permohonan diterima harus dijawab.
Bila tidak ada jawaban berarti
permohonan diterima
Bila disetujui, masa berlaku Izin
pemasukan benih untuk jangka
waktu 6 bulan
LENGKAP
TIDAK
LENGKAP
Berkas Permohonan
Pemasukan Benih
Tata Cara
Permohonan Pemasukan Benih
Form Model-2 / 3
Form Model-1
Keterangan :
1. Surat izin diterima, ditandatangi oleh Ka
Balitbang/Dirjen
2. Surat Penundaan/Penolakan, ditandatangani oleh
Ka. PPI Pertanian
1. Izin pemasukan benih dapat dicabut, apabila:
a) Pemegang izin tidak melaksanakan ketentuan yang
tercantum dalam Keputusan izin ;
b) Tidak mengikuti peraturan perundangñundangan di
bidang karantina tumbuhan;
c) Memindahkan izin kepada pihak lain;
d) Menimbulkan gangguan dan ketertiban umum;
e) Jangka waktu izin telah habis; atau
f) Diserahkan kembali oleh pemegang izin kepada pejabat
pemberi izin
2. Pencabutan izin pemasukan benih dilakukan oleh Kepala Balitbang
Pertanian atau Dirjen yang bersangkutan untuk atas nama Menteri
Pertanian dengan menggunakan Form Model-4
3. Perorangan, badan hukum atau instansi pemerintah yang
memasukkan benih berkewajiban :
a) Memiliki catatan/data benih yang dimasukkan serta
menyimpannya selama 1 (satu) tahun;
b) Melaporkan perkembangan benih atau materi induk yang
dimasukkan kepada Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian atau Direktur Jenderal yang
bersangkutan dengan tembusan Kepala PPI
PENGELUARAN BENIH
Pengeluaran Benih
dapat dilakukan
oleh Perorangan,
Badan Hukum atau
Instansi Pemerintah
yang mempunai
tugas dan fungsi di
bidang penelitian
dan agribisnis
dan/atau pemerhati
tanaman
Untuk Penelitian
Bukan Untuk Penelitian
• Dilakukan setelah mendapat izin dari Kepala
Balitbang Pertanian untuk atas nama Menteri
Pertanian
• Persyaratan pengeluaran benih untuk penelitian :
a) jumlahnya terbatas sesuai dengan kebutuhan;
b) menyertakan kesepakatan kerjasama penelitian;
c) untuk benih tanaman langka disertakan nota
kesepakatan transfer materi (MTA) dan PADIA
(Prior Informed Consent);
d) memenuhi ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang karantina tumbuhan.
e) Menjamin kelestarian sumberdaya genetik dan
keamanan hayati
• Dilakukan setelah mendapat izin dari Dirjen yang
bersangkutan untuk atas nama Menteri Pertanian
• Persyaratan Pengeluaran benih bukan untuk
penelitian : (a) Kebutuhan benih didalam negeri telah
tercukupi; (b) Produksi benih khusus diperuntukan bagi
keperluan ekspor; (c) Terjamin kelestarian sumber daya
genetika dan dapat menjaga keamanan hayati; (d)
Mengikuti peraturan perundang-undangan di bidang
karantina tumbuhan.
Perorangan/Badan
Usaha/Instansi Pemerintah
Kepala Pusat Perizinan dan
Investasi (PPI) Pertanian
Kepala Balitbang
Pertanian/Dirjen Terkait
Maks 3 hari PPI
melakukan
pemeriksaan berkas
dan dimohonkan izin Surat Izin :
Diterima/Ditunda/
Ditolak
Maksimal 10 hari kerja sejak
permohonan diterima harus dijawab.
Bila tidak ada jawaban berarti
permohonan diterima
Bila disetujui, masa berlaku Izin
pengeluaran benih untuk
jangka waktu 6 bulan
LENGKAP
TIDAK
LENGKAP
Berkas Permohonan
Pengeluaran Benih
Tata Cara
Permohonan Pengeluaran Benih
Form Model-6 / 7
Form Model-5
Keterangan :
1. Surat izin diterima, ditandatangi oleh Ka
Balitbang/Dirjen
2. Surat Penundaan/Penolakan, ditandatangani oleh
Ka. PPI Pertanian
1. Izin pengeluaran benih dapat dicabut, apabila:
a) Pemegang izin tidak melaksanakan ketentuan yang tercantum
dalam Keputusan izin ;
b) Tidak mengikuti peraturan perundangñundangan di bidang
karantina tumbuhan;
c) Memindahkan izin kepada pihak lain;
d) Menimbulkan gangguan dan ketertiban umum;
e) Jangka waktu izin telah habis; atau diserahkan kembali oleh
pemegang izin kepada pejabat pemberi izin
2. Pencabutan izin pengeluaran benih dilakukan oleh Kepala Balitbang
Pertanian atau Dirjen yang bersangkutan untuk atas nama Menteri
Pertanian dengan menggunakan Form Model-8
3. Perorangan, badan hukum atau instansi pemerintah yang
mengeluarkan benih berkewajiban :
a) Memiliki catatan/data benih yang dimasukkan serta
menyimpannya selama 1 (satu) tahun;
b) Melaporkan perkembangan benih atau materi induk yang
dimasukkan kepada Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian atau Direktur Jenderal yang
bersangkutan dengan tembusan Kepala PPI
4. Pengeluaran benih jenis tanaman langka untuk tujuan penelitian
selain memenuhi persyaratan (a) jumlahnya terbatas sesuai
dengan kebutuhan; (b) menyertakan kesepakatan kerjasama
penelitian; (c) untuk benih tanaman langka disertakan nota
kesepakatan transfer materi (MTA) dan PADIA (Prior Informed
Consent); (d) memenuhi ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang karantina tumbuhan. (f) Menjamin kelestarian
sumberdaya genetik dan keamanan hayati, JUGA HARUS disertai
rekomendasi dari Komisi Plasma Nutfah
5. Jenis-jenis tanaman yang termasuk jenis langka akan ditetapkan
dengan keputusan tersedniri
Lampiran
Permentan No. 70
Tahun 2007
Pemasukan dan pengeluaran benih (permentan no. 38 tahun 2006 dan no. 70 tahun 2007 upload

More Related Content

What's hot

Slide mengenai perlindungan varietas tanaman universitas dirgantara marsekal ...
Slide mengenai perlindungan varietas tanaman universitas dirgantara marsekal ...Slide mengenai perlindungan varietas tanaman universitas dirgantara marsekal ...
Slide mengenai perlindungan varietas tanaman universitas dirgantara marsekal ...Ido Mantan
 
aspek hukum dalam ekonomi 'Perlindungan varietas tanaman'
aspek hukum dalam ekonomi 'Perlindungan varietas tanaman'aspek hukum dalam ekonomi 'Perlindungan varietas tanaman'
aspek hukum dalam ekonomi 'Perlindungan varietas tanaman'Nur Azizah
 
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
2.  manajemen perbenihan dan produksi benih2.  manajemen perbenihan dan produksi benih
2. manajemen perbenihan dan produksi benihbadunkartvomit
 
Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)
Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)
Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)Hari Prasetyo
 
Persyaratan ekspor & antar area
Persyaratan ekspor & antar areaPersyaratan ekspor & antar area
Persyaratan ekspor & antar areaWahono Diphayana
 
Pp no. 44 tahun 1995 ttg pembenihan tanaman
Pp no. 44 tahun 1995 ttg pembenihan tanamanPp no. 44 tahun 1995 ttg pembenihan tanaman
Pp no. 44 tahun 1995 ttg pembenihan tanamanGhina Shadrina
 
Aspek Hukum dan Tindakan Karantina Tumbuhan di Indonesia
Aspek Hukum dan Tindakan Karantina Tumbuhan di IndonesiaAspek Hukum dan Tindakan Karantina Tumbuhan di Indonesia
Aspek Hukum dan Tindakan Karantina Tumbuhan di IndonesiaWahono Diphayana
 
Uu tahun 2000 no. 3o tentang rahasia dagang
Uu tahun 2000 no. 3o tentang rahasia dagangUu tahun 2000 no. 3o tentang rahasia dagang
Uu tahun 2000 no. 3o tentang rahasia dagangLegal Akses
 
Mekanisme pendaftaran horti
Mekanisme pendaftaran hortiMekanisme pendaftaran horti
Mekanisme pendaftaran hortiAndrew Hutabarat
 
Lecture 13 the business of plant health and quarantine
Lecture 13 the business of plant health and quarantineLecture 13 the business of plant health and quarantine
Lecture 13 the business of plant health and quarantineAndrew Hutabarat
 
Pp14 2002
Pp14 2002Pp14 2002
Pp14 2002Zya2009
 
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogenLecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogenAndrew Hutabarat
 
Uu no.12-tahun-1992-tentang-sistem-budidaya-tanaman
Uu no.12-tahun-1992-tentang-sistem-budidaya-tanamanUu no.12-tahun-1992-tentang-sistem-budidaya-tanaman
Uu no.12-tahun-1992-tentang-sistem-budidaya-tanamanRizki Fitrianto
 
Lecture 2 kesehatan perlind tanam - ltr blkg karantina
Lecture 2 kesehatan perlind tanam - ltr blkg karantinaLecture 2 kesehatan perlind tanam - ltr blkg karantina
Lecture 2 kesehatan perlind tanam - ltr blkg karantinaAndrew Hutabarat
 

What's hot (20)

Slide mengenai perlindungan varietas tanaman universitas dirgantara marsekal ...
Slide mengenai perlindungan varietas tanaman universitas dirgantara marsekal ...Slide mengenai perlindungan varietas tanaman universitas dirgantara marsekal ...
Slide mengenai perlindungan varietas tanaman universitas dirgantara marsekal ...
 
aspek hukum dalam ekonomi 'Perlindungan varietas tanaman'
aspek hukum dalam ekonomi 'Perlindungan varietas tanaman'aspek hukum dalam ekonomi 'Perlindungan varietas tanaman'
aspek hukum dalam ekonomi 'Perlindungan varietas tanaman'
 
Persyaratan impor benih
Persyaratan impor benihPersyaratan impor benih
Persyaratan impor benih
 
Sertifikasi benih
Sertifikasi benihSertifikasi benih
Sertifikasi benih
 
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
2.  manajemen perbenihan dan produksi benih2.  manajemen perbenihan dan produksi benih
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
 
Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)
Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)
Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)
 
Stfkasidanwaedarbenih2017
Stfkasidanwaedarbenih2017Stfkasidanwaedarbenih2017
Stfkasidanwaedarbenih2017
 
9. produksi benih
9. produksi benih9. produksi benih
9. produksi benih
 
Persyaratan ekspor & antar area
Persyaratan ekspor & antar areaPersyaratan ekspor & antar area
Persyaratan ekspor & antar area
 
Pp no. 44 tahun 1995 ttg pembenihan tanaman
Pp no. 44 tahun 1995 ttg pembenihan tanamanPp no. 44 tahun 1995 ttg pembenihan tanaman
Pp no. 44 tahun 1995 ttg pembenihan tanaman
 
Aspek Hukum dan Tindakan Karantina Tumbuhan di Indonesia
Aspek Hukum dan Tindakan Karantina Tumbuhan di IndonesiaAspek Hukum dan Tindakan Karantina Tumbuhan di Indonesia
Aspek Hukum dan Tindakan Karantina Tumbuhan di Indonesia
 
Regulasi ijin-edar-bpom 2
Regulasi ijin-edar-bpom 2Regulasi ijin-edar-bpom 2
Regulasi ijin-edar-bpom 2
 
Uu tahun 2000 no. 3o tentang rahasia dagang
Uu tahun 2000 no. 3o tentang rahasia dagangUu tahun 2000 no. 3o tentang rahasia dagang
Uu tahun 2000 no. 3o tentang rahasia dagang
 
Mekanisme pendaftaran horti
Mekanisme pendaftaran hortiMekanisme pendaftaran horti
Mekanisme pendaftaran horti
 
Lecture 13 the business of plant health and quarantine
Lecture 13 the business of plant health and quarantineLecture 13 the business of plant health and quarantine
Lecture 13 the business of plant health and quarantine
 
Pp14 2002
Pp14 2002Pp14 2002
Pp14 2002
 
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogenLecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
 
Uu no.12-tahun-1992-tentang-sistem-budidaya-tanaman
Uu no.12-tahun-1992-tentang-sistem-budidaya-tanamanUu no.12-tahun-1992-tentang-sistem-budidaya-tanaman
Uu no.12-tahun-1992-tentang-sistem-budidaya-tanaman
 
Makalah_33 Makalah laporan praktikum sc
Makalah_33 Makalah laporan praktikum scMakalah_33 Makalah laporan praktikum sc
Makalah_33 Makalah laporan praktikum sc
 
Lecture 2 kesehatan perlind tanam - ltr blkg karantina
Lecture 2 kesehatan perlind tanam - ltr blkg karantinaLecture 2 kesehatan perlind tanam - ltr blkg karantina
Lecture 2 kesehatan perlind tanam - ltr blkg karantina
 

Viewers also liked

Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013
Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013
Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013Hari Prasetyo
 
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnyaBerikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnyaOperator Warnet Vast Raha
 
Biji dan perkecambahan
Biji dan perkecambahanBiji dan perkecambahan
Biji dan perkecambahanTammi Utami
 
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)Issuchii Liescahyani
 
Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)
Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)
Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)Ghina Shadrina
 
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)Issuchii Liescahyani
 
ANATOMI TUMBUHAN - BUAH DAN BIJI
ANATOMI TUMBUHAN - BUAH DAN BIJIANATOMI TUMBUHAN - BUAH DAN BIJI
ANATOMI TUMBUHAN - BUAH DAN BIJINia Hardianti
 
Dormansi
DormansiDormansi
DormansiBP4K
 

Viewers also liked (20)

Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013
Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013
Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013
 
2. perencanaan produksi
2. perencanaan produksi2. perencanaan produksi
2. perencanaan produksi
 
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnyaBerikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
 
Ppt mutiara
Ppt mutiaraPpt mutiara
Ppt mutiara
 
Ppt itb klp 2
Ppt itb klp 2Ppt itb klp 2
Ppt itb klp 2
 
Buah _biji
Buah  _bijiBuah  _biji
Buah _biji
 
Biji dan perkecambahan
Biji dan perkecambahanBiji dan perkecambahan
Biji dan perkecambahan
 
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
 
Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)
Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)
Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)
 
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
 
ANATOMI TUMBUHAN - BUAH DAN BIJI
ANATOMI TUMBUHAN - BUAH DAN BIJIANATOMI TUMBUHAN - BUAH DAN BIJI
ANATOMI TUMBUHAN - BUAH DAN BIJI
 
Buah
BuahBuah
Buah
 
Makalah hortikultura
Makalah hortikulturaMakalah hortikultura
Makalah hortikultura
 
Ppt biji (semen)
Ppt biji (semen)Ppt biji (semen)
Ppt biji (semen)
 
Ppt tik buah
Ppt tik buahPpt tik buah
Ppt tik buah
 
9. pengujian-benih
9. pengujian-benih9. pengujian-benih
9. pengujian-benih
 
Dormansi
DormansiDormansi
Dormansi
 
Farmakognosi Fructus
Farmakognosi FructusFarmakognosi Fructus
Farmakognosi Fructus
 
Perkecambahan
PerkecambahanPerkecambahan
Perkecambahan
 
Morfologi ttg Biji
Morfologi ttg BijiMorfologi ttg Biji
Morfologi ttg Biji
 

Similar to Pemasukan dan pengeluaran benih (permentan no. 38 tahun 2006 dan no. 70 tahun 2007 upload

Lecture 11 prosedur karantina impor dan ekspor
Lecture 11 prosedur karantina impor dan eksporLecture 11 prosedur karantina impor dan ekspor
Lecture 11 prosedur karantina impor dan eksporAndrew Hutabarat
 
NPP Pakan tentang Penetapan Nomor Pakaan
NPP Pakan tentang Penetapan Nomor PakaanNPP Pakan tentang Penetapan Nomor Pakaan
NPP Pakan tentang Penetapan Nomor PakaanPokjaUKPBJ
 
1. Direktur Perbenihan Hortikultura- LKPP 3 Oktober 2022.pptx
1. Direktur Perbenihan Hortikultura- LKPP 3 Oktober 2022.pptx1. Direktur Perbenihan Hortikultura- LKPP 3 Oktober 2022.pptx
1. Direktur Perbenihan Hortikultura- LKPP 3 Oktober 2022.pptxJoniZarnifa
 
Pp21 2005 ttg keamanan hayati produk rekayasa genetik
Pp21 2005 ttg keamanan hayati produk rekayasa genetikPp21 2005 ttg keamanan hayati produk rekayasa genetik
Pp21 2005 ttg keamanan hayati produk rekayasa genetikwalhiaceh
 
Bimtek 12 September 2023Bimtek 12 September 2023
Bimtek 12 September 2023Bimtek 12 September 2023Bimtek 12 September 2023Bimtek 12 September 2023
Bimtek 12 September 2023Bimtek 12 September 2023cupayoyo01
 
Persyaratan mendirikan pbf
Persyaratan mendirikan pbfPersyaratan mendirikan pbf
Persyaratan mendirikan pbfNevada Farahiyah
 
Permenkes No. 1148 Tahun 2011 Tentang PBF
Permenkes No. 1148 Tahun 2011 Tentang PBFPermenkes No. 1148 Tahun 2011 Tentang PBF
Permenkes No. 1148 Tahun 2011 Tentang PBFSainal Edi Kamal
 
Baru_Materi Sosialisasi Penangkar BAMER Malang 2023.pptx
Baru_Materi Sosialisasi Penangkar BAMER Malang 2023.pptxBaru_Materi Sosialisasi Penangkar BAMER Malang 2023.pptx
Baru_Materi Sosialisasi Penangkar BAMER Malang 2023.pptxMuhammadAzis56
 
Teknis Pengawasan Mutu DOC dan Peternakan.pdf
Teknis Pengawasan Mutu DOC dan Peternakan.pdfTeknis Pengawasan Mutu DOC dan Peternakan.pdf
Teknis Pengawasan Mutu DOC dan Peternakan.pdfSriHandayani375269
 
3. legalisasi perusahaan lanjutan
3. legalisasi perusahaan lanjutan3. legalisasi perusahaan lanjutan
3. legalisasi perusahaan lanjutanGindha Wayka
 
Permentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik
Permentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian OrganikPermentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik
Permentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian OrganikAchmad Wahid
 
Pmk no. 70 ttg perusahaan rumah tangga dan alkes
Pmk no. 70 ttg perusahaan rumah tangga dan alkesPmk no. 70 ttg perusahaan rumah tangga dan alkes
Pmk no. 70 ttg perusahaan rumah tangga dan alkesUlfah Hanum
 

Similar to Pemasukan dan pengeluaran benih (permentan no. 38 tahun 2006 dan no. 70 tahun 2007 upload (20)

Lecture 11 prosedur karantina impor dan ekspor
Lecture 11 prosedur karantina impor dan eksporLecture 11 prosedur karantina impor dan ekspor
Lecture 11 prosedur karantina impor dan ekspor
 
Tugas makalah oai kel 7
Tugas makalah oai kel 7Tugas makalah oai kel 7
Tugas makalah oai kel 7
 
NPP Pakan tentang Penetapan Nomor Pakaan
NPP Pakan tentang Penetapan Nomor PakaanNPP Pakan tentang Penetapan Nomor Pakaan
NPP Pakan tentang Penetapan Nomor Pakaan
 
1. Direktur Perbenihan Hortikultura- LKPP 3 Oktober 2022.pptx
1. Direktur Perbenihan Hortikultura- LKPP 3 Oktober 2022.pptx1. Direktur Perbenihan Hortikultura- LKPP 3 Oktober 2022.pptx
1. Direktur Perbenihan Hortikultura- LKPP 3 Oktober 2022.pptx
 
Pp21 2005 ttg keamanan hayati produk rekayasa genetik
Pp21 2005 ttg keamanan hayati produk rekayasa genetikPp21 2005 ttg keamanan hayati produk rekayasa genetik
Pp21 2005 ttg keamanan hayati produk rekayasa genetik
 
Bimtek 12 September 2023Bimtek 12 September 2023
Bimtek 12 September 2023Bimtek 12 September 2023Bimtek 12 September 2023Bimtek 12 September 2023
Bimtek 12 September 2023Bimtek 12 September 2023
 
Persyaratan mendirikan pbf
Persyaratan mendirikan pbfPersyaratan mendirikan pbf
Persyaratan mendirikan pbf
 
Permenkes No. 1148 Tahun 2011 Tentang PBF
Permenkes No. 1148 Tahun 2011 Tentang PBFPermenkes No. 1148 Tahun 2011 Tentang PBF
Permenkes No. 1148 Tahun 2011 Tentang PBF
 
Baru_Materi Sosialisasi Penangkar BAMER Malang 2023.pptx
Baru_Materi Sosialisasi Penangkar BAMER Malang 2023.pptxBaru_Materi Sosialisasi Penangkar BAMER Malang 2023.pptx
Baru_Materi Sosialisasi Penangkar BAMER Malang 2023.pptx
 
Teknis Pengawasan Mutu DOC dan Peternakan.pdf
Teknis Pengawasan Mutu DOC dan Peternakan.pdfTeknis Pengawasan Mutu DOC dan Peternakan.pdf
Teknis Pengawasan Mutu DOC dan Peternakan.pdf
 
VARIETAS TANAMAN.pptx
VARIETAS TANAMAN.pptxVARIETAS TANAMAN.pptx
VARIETAS TANAMAN.pptx
 
Tugas 2 gnetika
Tugas 2 gnetikaTugas 2 gnetika
Tugas 2 gnetika
 
ASISTENSI ESUKA_1.pdf
ASISTENSI ESUKA_1.pdfASISTENSI ESUKA_1.pdf
ASISTENSI ESUKA_1.pdf
 
PGPR.pptx
PGPR.pptxPGPR.pptx
PGPR.pptx
 
Kasus 2
Kasus 2Kasus 2
Kasus 2
 
Presentasi kelompok 4
Presentasi kelompok 4Presentasi kelompok 4
Presentasi kelompok 4
 
3. legalisasi perusahaan lanjutan
3. legalisasi perusahaan lanjutan3. legalisasi perusahaan lanjutan
3. legalisasi perusahaan lanjutan
 
Permentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik
Permentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian OrganikPermentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik
Permentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik
 
Bet
BetBet
Bet
 
Pmk no. 70 ttg perusahaan rumah tangga dan alkes
Pmk no. 70 ttg perusahaan rumah tangga dan alkesPmk no. 70 ttg perusahaan rumah tangga dan alkes
Pmk no. 70 ttg perusahaan rumah tangga dan alkes
 

Pemasukan dan pengeluaran benih (permentan no. 38 tahun 2006 dan no. 70 tahun 2007 upload

  • 1. PERMENTAN NO. 70 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERMENTAN NO. 38 TAHUN 2006 TENTANG PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH SERTA LAMPIRAN PERMENTAN NO. 38 TAHUN 2006 TENTANG PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH DAN
  • 2. Permentan No. 38 Tahun 2006 Tentang Pemasukan dan Pengeluaran Benih Permentan No. 70 tahun 2006 Tentang Perubahan Permentan No. 38 Tahun 2006 Tentang Pemasukan dan Pengeluaran benih beserta Lampiran Masih Berlaku SEJARAH PERATURAN KECUALI a) Pasal 5 ayat (2); Pasal 6; Pasal 8; Pasal 19; Pasal 24 ayat (3); Pasal 27 ayat (2); Pasal 30 ayat (2); Pasal 32; Pasal 37 ayat (3) b) Lampiran Permentan 38 Tahun 2006 TIDAK BERLAKU LAGI, DIUBAH DENGAN
  • 3. Tujuan dikeluarkannya peraturan ini adalah : TUJUAN 1. Menjamin kelestarian sumber daya genetik, meningkatkan keragaman genetik dan menjaga keamanan hayati; 2. Menjamin ketersediaan benih secara berkesinambungan; 3. Menumbuh-kembangkan industri benih dalam negeri; dan 4. Meningkatkan devisa negara
  • 4. Yang dimaksud dalam peraturan ini adalah : DEFINISI/PENGERTIAN 1. Pemasukan benih adalah serangkaian kegiatan untuk memasukkan benih tanaman dari luar negeri kedalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, baik sebagai introduksi untuk pemuliaan tanaman maupun untuk pengadaan benih bina tanaman 2. Materi Induk adalah tanaman dan/atau bagiannya yang digunakan sebagai bahan perbanyakan benih 3. Pengeluaran benih adalah serangkaian kegiatan untuk mengeluarkan benih dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  • 5. Yang dimaksud dalam peraturan ini adalah : 4. Pemasukan benih adalah serangkaian kegiatan untuk memasukkan benih tanaman dari luar negeri kedalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, baik sebagai introduksi untuk pemuliaan tanaman maupun untuk pengadaan benih bina tanaman 5. Izin pemasukan adalah keterangan tertulis berisikan hak yang diberikan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk kepada perorangan, badan hukum atau instansi Pemerintah untuk dapat melakukan Kegiatan pemasukan benih tanaman. 6. Izin pengeluaran adalah keterangan tertulis berisikan hak yang diberikan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk kepada perorangan, badan hukum atau instansi Pemerintah untuk dapat melakukan kegiatan pengeluaran benih.
  • 6. Yang dimaksud dalam peraturan ini adalah : 7. Benih introduksi adalah benih dari varietas baru/galur/klon/hibrida/mutan/ transgenik yang pertama kali didatangkan dari luar negeri dan belum pernah beredar atau diperdagangkan di wilayah negara Republik Indonesia
  • 7. PEMASUKAN BENIH Pemasukan Benih dapat dilakukan oleh Perorangan, Badan Hukum atau Instansi Pemerintah yang mempunai tugas dan fungsi di bidang penelitian dan pengembangan agribisnis dan/atau pemerhati tanaman Untuk Penelitian Bukan Untuk Penelitian • Dilakukan setelah mendapat izin dari Kepala Balitbang Pertanian untuk atas nama Menteri Pertanian • Persyaratan pemasukan benih untuk penelitian : a) Sesuai dengan kebutuhan sebagaimana tertuang dalam Ringkasan Usulan Penelitian b) Benih atau materi induk belum tersedia di Indonesia c) Dilengkapi dengan deskripsi benih/materi induk yang akan dimasukan d) Proses pemasukan harus sesuai dengan peraturan/perundang-undangan dibidang karantina tumbuhan • Dilakukan setelah mendapat izin dari Dirjen yang bersangkutan untuk atas nama Menteri Pertanian • Izin pemasukan benih/materi induk BUKAN untuk tujuan penelitian dilakukan untuk keperluan (a) persiapan pelepasan varietas, (b) pengadaan benih bina, (c) kebutuhan bagi pemerhati tanaman, dan (d) kebutuhan tujuan ekspor
  • 8. 1. Syarat pemasukan benih untuk keperluan “Persiapan pelepasan varietas “ : • Varietas tersebut memiliki keunggulan/keunikan serta keguanaan spesifik • Jumlah benih yang akan dimasukkan terbatas, sesuai kebutuhan untuk pelaksanaan persiapan pelepasan varietas • Mengikuti peraturan perundang-undangan di bidang karantina tumbuhan 2. Syarat pemasukan benih/materi induk untuk keperluan “Pengadaan Benih Bina “ : • varietas sudah dilepas di Indonesia tetapi benihnya belum cukup tersedia atau perbanyakannya belum dapat atau tidak dapat diselenggarakan di wilayah Negara Republik Indonesia atau yang tidak efisien diproduksi di Indonesia • Jumlah benih yang dimohonkan terbatas sesuai dengan kebutuhan untuk pelaksanaan pengadaan benih bina • Mengikuti peraturan perundang-undangan di bidang karantina tumbuhan
  • 9. 3. Syarat pemasukan benih/materi induk untuk keperluan “Kebutuhan bagi Pemerhati Tanaman“ : • Jumlah benih yang dimohonkan terbatas sesuai dengan kebutuhan untuk pemerhati tanaman • Mengikuti peraturan perundang-undangan di bidang karantina tumbuhan 4. Syarat pemasukan benih/materi induk untuk keperluan “Kebutuhan tujuan ekspor“ : • jumlah benih yang dimohonkan terbatas sesuai dengan kebutuhan untuk pelaksanaan pertanaman tujuan ekspor • Mengikuti peraturan perundang-undangan di bidang karantina tumbuhan
  • 10. Perorangan/Badan Usaha/Instansi Pemerintah Kepala Pusat Perizinan dan Investasi (PPI) Pertanian Kepala Balitbang Pertanian/Dirjen Terkait Maks 3 hari PPI melakukan pemeriksaan berkas dan dimohonkan izin Surat Izin : Diterima/Ditunda/ Ditolak Maksimal 10 hari kerja sejak permohonan diterima harus dijawab. Bila tidak ada jawaban berarti permohonan diterima Bila disetujui, masa berlaku Izin pemasukan benih untuk jangka waktu 6 bulan LENGKAP TIDAK LENGKAP Berkas Permohonan Pemasukan Benih Tata Cara Permohonan Pemasukan Benih Form Model-2 / 3 Form Model-1 Keterangan : 1. Surat izin diterima, ditandatangi oleh Ka Balitbang/Dirjen 2. Surat Penundaan/Penolakan, ditandatangani oleh Ka. PPI Pertanian
  • 11. 1. Izin pemasukan benih dapat dicabut, apabila: a) Pemegang izin tidak melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam Keputusan izin ; b) Tidak mengikuti peraturan perundangñundangan di bidang karantina tumbuhan; c) Memindahkan izin kepada pihak lain; d) Menimbulkan gangguan dan ketertiban umum; e) Jangka waktu izin telah habis; atau f) Diserahkan kembali oleh pemegang izin kepada pejabat pemberi izin 2. Pencabutan izin pemasukan benih dilakukan oleh Kepala Balitbang Pertanian atau Dirjen yang bersangkutan untuk atas nama Menteri Pertanian dengan menggunakan Form Model-4 3. Perorangan, badan hukum atau instansi pemerintah yang memasukkan benih berkewajiban : a) Memiliki catatan/data benih yang dimasukkan serta menyimpannya selama 1 (satu) tahun; b) Melaporkan perkembangan benih atau materi induk yang dimasukkan kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian atau Direktur Jenderal yang bersangkutan dengan tembusan Kepala PPI
  • 12. PENGELUARAN BENIH Pengeluaran Benih dapat dilakukan oleh Perorangan, Badan Hukum atau Instansi Pemerintah yang mempunai tugas dan fungsi di bidang penelitian dan agribisnis dan/atau pemerhati tanaman Untuk Penelitian Bukan Untuk Penelitian • Dilakukan setelah mendapat izin dari Kepala Balitbang Pertanian untuk atas nama Menteri Pertanian • Persyaratan pengeluaran benih untuk penelitian : a) jumlahnya terbatas sesuai dengan kebutuhan; b) menyertakan kesepakatan kerjasama penelitian; c) untuk benih tanaman langka disertakan nota kesepakatan transfer materi (MTA) dan PADIA (Prior Informed Consent); d) memenuhi ketentuan peraturan perundang- undangan di bidang karantina tumbuhan. e) Menjamin kelestarian sumberdaya genetik dan keamanan hayati • Dilakukan setelah mendapat izin dari Dirjen yang bersangkutan untuk atas nama Menteri Pertanian • Persyaratan Pengeluaran benih bukan untuk penelitian : (a) Kebutuhan benih didalam negeri telah tercukupi; (b) Produksi benih khusus diperuntukan bagi keperluan ekspor; (c) Terjamin kelestarian sumber daya genetika dan dapat menjaga keamanan hayati; (d) Mengikuti peraturan perundang-undangan di bidang karantina tumbuhan.
  • 13. Perorangan/Badan Usaha/Instansi Pemerintah Kepala Pusat Perizinan dan Investasi (PPI) Pertanian Kepala Balitbang Pertanian/Dirjen Terkait Maks 3 hari PPI melakukan pemeriksaan berkas dan dimohonkan izin Surat Izin : Diterima/Ditunda/ Ditolak Maksimal 10 hari kerja sejak permohonan diterima harus dijawab. Bila tidak ada jawaban berarti permohonan diterima Bila disetujui, masa berlaku Izin pengeluaran benih untuk jangka waktu 6 bulan LENGKAP TIDAK LENGKAP Berkas Permohonan Pengeluaran Benih Tata Cara Permohonan Pengeluaran Benih Form Model-6 / 7 Form Model-5 Keterangan : 1. Surat izin diterima, ditandatangi oleh Ka Balitbang/Dirjen 2. Surat Penundaan/Penolakan, ditandatangani oleh Ka. PPI Pertanian
  • 14. 1. Izin pengeluaran benih dapat dicabut, apabila: a) Pemegang izin tidak melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam Keputusan izin ; b) Tidak mengikuti peraturan perundangñundangan di bidang karantina tumbuhan; c) Memindahkan izin kepada pihak lain; d) Menimbulkan gangguan dan ketertiban umum; e) Jangka waktu izin telah habis; atau diserahkan kembali oleh pemegang izin kepada pejabat pemberi izin 2. Pencabutan izin pengeluaran benih dilakukan oleh Kepala Balitbang Pertanian atau Dirjen yang bersangkutan untuk atas nama Menteri Pertanian dengan menggunakan Form Model-8 3. Perorangan, badan hukum atau instansi pemerintah yang mengeluarkan benih berkewajiban : a) Memiliki catatan/data benih yang dimasukkan serta menyimpannya selama 1 (satu) tahun; b) Melaporkan perkembangan benih atau materi induk yang dimasukkan kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian atau Direktur Jenderal yang bersangkutan dengan tembusan Kepala PPI
  • 15. 4. Pengeluaran benih jenis tanaman langka untuk tujuan penelitian selain memenuhi persyaratan (a) jumlahnya terbatas sesuai dengan kebutuhan; (b) menyertakan kesepakatan kerjasama penelitian; (c) untuk benih tanaman langka disertakan nota kesepakatan transfer materi (MTA) dan PADIA (Prior Informed Consent); (d) memenuhi ketentuan peraturan perundang- undangan di bidang karantina tumbuhan. (f) Menjamin kelestarian sumberdaya genetik dan keamanan hayati, JUGA HARUS disertai rekomendasi dari Komisi Plasma Nutfah 5. Jenis-jenis tanaman yang termasuk jenis langka akan ditetapkan dengan keputusan tersedniri