SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Pada tanggal 20 Desember 2000, diterbitkan 
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000, dimana 
Undang-Undang tersebut mengatur secara terperinci 
mengenai perlindungan terhadap varietas tanaman. 
Latar belakang lahirnya Undang-Undang 
varietas tanaman tidak terlepas dari tuntutan sekaligus 
konsekuensi Indonesia atas keikutsertaannya 
menandatangani kesepakatan GATT/WTO 1994, 
dimana salah satu ketentuannya memuat mengenai 
kesepakatan TRIPs (Trade Aspects if Intellectual 
Property Rights). Keikutsertaan Indonesia meratifikasi 
kesepakatan TRIPs, mengakibatkan Indonesia harus 
menyelaraskan peraturan perundang-undangan 
khususnya di bidang HAKI dengan persetujuan TRIPs 
yang di dalamnya terdapat ketentuan mengenai 
perlindungan terhadap varietas tanaman.
Hak Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) adalah hak yang diberikan 
kepada pemulia dan/atau pemegang hak PVT untuk menggunakan sendiri varietas 
hasil pemuliaannya atau memberi persetujuan kepada orang atau badan hukum lain 
untuk menggunakannya selama waktu tertentu 
Lisensi, adalah izin yang diberikan oleh pemegang hak perlindungan Varietas 
Tanaman kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakan seluruh atau 
sebagian hak perlindungan Varietas Tanaman 
Perlindungan Varietas Tanaman, yang selanjutnya disingkat PVT, adalah 
perlindungan khusus yang diberikan negara, yang dalam hal ini diwakili oleh 
Pemerintah dan pelaksanaannya dilakukan oleh Kantor Perlindungan Varietas 
Tanaman, terhadap varietas tanaman yang dihasilkan oleh pemulia tanaman melalui 
kegiatan pemuliaan tanaman. 
Varietas tanaman, yang selanjutnya disebut varietas, adalah sekelompok tanaman 
dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan 
tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi karakteristik genotipe atau kombinasi 
genotipe yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya 
satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami 
perubahan. 
Varietas Hasil Pemuliaan adalah varietas yang dihasilkan dari kegiatan 
pemuliaan tanaman. 
Pemuliaan tanaman, adalah rangkaian kegiatan penelitian dan pengujian atau 
kegiatan penemuan dan pengembangan suatu varietas, sesuai dengan metode baku 
untuk menghasilkan varietas baru dan mempertahankan kemurnian benih varietas 
yang dihasilkan.
Varietas Tanaman yang dapat diberi perlindungan Varietas 
Tanaman yang terdapat di pasal 2 dalam Undang-Undang 
Nomor 29 Tahun 2000: 
1. PVT dapat diberikan pada varietas tanaman dari jenis atau spesies 
tanaman yang baru, unik, seragam, stabil dan diberikan nama. 
2. Tanaman sebagaimana yang dimaksud adalah tanaman semusim 
dan tanaman tahunan. 
3. Suatu varietas dianggap baru apabila pada saat penerimaan 
permohonan hak PVT, bahan perbanyakan atau hasil panen dari 
varietas tersebut belum pernah diperdagangkan di Indonesia atau 
sudah diperdagangkan tetapi tidak lebih dari setahun, atau telah 
diperdagangkan di luar negeri tidak lebih dari empat tahun untuk 
tanaman semusim dan enam tahun untuk tanaman tahunan. 
D. Jangka Waktu Perlindungan Varietas Tanaman 
Jangka waktu Perlindungan Varietas Tanaman, diatur dalam 
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 pada Pasal 4: 
a. 20 (dua puluh) tahun untuk tanaman semusim; 
b. 25 (dua puluh lima) tahun untuk tanaman tahunan.
diatur di Pasal 6 berisikan: 
1. Pemegang Hak Perlindungan Varietas Tanaman memiliki hak untuk menggunakan dan 
memberikan persetujuan kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakan 
varietas berupa benih dan hasil panen yang digunakan untuk propagasi. 
2. Hak untuk menggunakan varietas sebagaimana ayat (1) meliputi kegiatan: 
a.Memproduksi atau memperbanyak benih, b. Menyiapkan untuk tujuan 
propagasi,c.Mengiklankan;d.Menawarkan; e.menjual atau memperdagangkan;f.Mengekspor; 
g.Mengimpor;Mencadangkan untuk keperluan sebagaimana dimaksud dalam butir 
a,b,c,d,e,f dan g. 
3. Pemulia yang menghasilkan varietas berhak untuk mendapatkan imbalan yang layak 
dengan memperhatikan manfaat ekonomi yang dapat diperoleh dari varietas tersebut. 
4. Imbalan sebagaimana no.3 diatas dapat dibayarkan:Dalam jumlah tertentu dan 
sekaligus; Berdasarkan persentase; Dalam bentuk gabungan antara jumlah tertentu dan 
sekaligus dengan hadiah atau bonus;atau Dalam bentuk gabungan antara persentase 
dengan hasil atau bonus, yang besarnya ditetapkan sendiri oleh pihak-pihak yang 
bersangkutan. 
Selain memperoleh hak sebagaimana dijelaskan di atas, pemegang hak PVT juga 
mempunyai kewajiban yang terdapat dipasal 9 sebagai berikut: 
melaksanakan hak PVT-nya di Indonesia;membayar biaya tahunan PVT; 
menyediakan dan menunjukkan contoh benih varietas yang telah mendapatkan hak PVT di 
Indonesia.
diatur di Pasal 10 berisikan: 
(1) Tidak dianggap sebagai pelanggaran hak PVT, apabila: 
a. penggunaan sebagian hasil panen dari varietas yang dilindungi,sepanjang 
tidak untuk tujuan komersial; 
b. penggunaan varietas yang dilindungi untuk kegiatan penelitian,pemuliaan 
tanaman, dan perakitan varietas baru; 
c. penggunaan oleh Pemerintah atas varietas yang dilindungi dalam rangka 
kebijakan pengadaan pangan dan obat-obatan dengan memperhatikan hak-hak 
ekonomi dari pemegang hak PVT. 
(2) Ketentuan mengenai penggunaan oleh Pemerintah atas varietas yang 
dilindungi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir c diatur lebih lanjut 
dengan Peraturan Pemerintah.
G. Pemohon Hak Perlindungan Varietas Tanaman 
hal Pemohonan Hak Perlindungan Varietas Tanaman di pasal 12 ayat 2. 
Permohonan Hak perlindugan Varietas Tanaman dapat diajukan oleh Pemulia 
1.Orang atau badan hukum yang memperkerjakan pemulia atau memesan varietas 
dari pemulia 
2.Ahli waris, atau 
3.Konsultan PVT (yang terdaftar di kantor PVT) 
H. Persyaratan Permohonan Hak Perlindungan Varietas TanamanPersyaratan 
Permohonan Hak Perlindungan Varietas Tanaman 
Dalam pasal 11 ayat 2 surat permohonan hak PVT berisi: 
1.Surat permohonan hak PVT (lengkap dengan tanggal, bulan dan tahun) 
2.Nama dan alamat lengkap pemulia 
3.Nama, alamat lengkap dan kewarganegaraan pemulian serta nama ahli 
waris yang ditunjuk 
4.Nama Varietas 
5.Deskripsi varietas yang mencakup asal-usul atau silsilah, ciri-ciri 
mortofologi dan sifat-sifat penting lainnya. 
6.Gambar dan atau foto disebut dalam deskripsi yang diperlukan untuk 
memperjelas deskripsinya.
Ketentuan pidana mengenai Pelanggaran Hak Perlindungan Varietas Tanaman, 
terdapat dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 pasal 71-74: 
1. Barang siapa memproduksi,memperbanyak, menyiapkan untuk tujuan propagasi, 
mengiklankan, menawarkan, menjual, memperdagangkan,mengekspor, mengimpor 
tanpa persetujuan pemegang Hak PVT,dipidana dengan pidana penjara paling lama 
tujuh tahun dan denda paling banyak Rp. 2.500.000.000,00 ( dua milyar lima 
ratus juta rupiah) 
2. Barang siapa dengan sengaja melanggar kerahasian varietas dan dokumen 
permohonan hak PVT, dipidana dengan pidana penjara paling lama lima tahun dan 
denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 ( satu milyar rupiah) 
3. Barangsiapa dengan sengaja melanggar ketentuan pasal 10 ayat (1) untuk tujuan 
komersial, dipidana dengan pidana penjara paling lama lima tahun dan denda 
paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 ( satu milyar rupiah) 
4. Barang siapa dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud 
dengan pasal 30 ayat (3), dipidana penjara paling lama lima tahun dan denda 
paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 ( satu milyar rupiah) 
Pasal 10 ayat (1) : tidak dianggap sebagai pelanggaranhak PVT, apabila: (a) 
tidak untuk tujuan komersial; (b) untuk kegiatan penelitian,pemuliaan 
dan perakitan varietas baru; (c) penggunaan oleh pemerintah 
Pasal 30 ayat (3): pemeriksaan PVT dan pejabat sebagaimana dimaksud 
pada ayat (1) dan ayat (2) wajib menjaga kerahasiaan varietas yang 
diperiksanya.

More Related Content

What's hot

Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)Hari Prasetyo
 
Permentan 39 th 2006 ttg produksi, sertifikasi & peredaran benih bina
Permentan 39 th 2006 ttg produksi, sertifikasi & peredaran benih binaPermentan 39 th 2006 ttg produksi, sertifikasi & peredaran benih bina
Permentan 39 th 2006 ttg produksi, sertifikasi & peredaran benih binaGhina Shadrina
 
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
2.  manajemen perbenihan dan produksi benih2.  manajemen perbenihan dan produksi benih
2. manajemen perbenihan dan produksi benihbadunkartvomit
 
Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)
Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)
Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)Hari Prasetyo
 
Persyaratan ekspor & antar area
Persyaratan ekspor & antar areaPersyaratan ekspor & antar area
Persyaratan ekspor & antar areaWahono Diphayana
 
Uu tahun 2000 no. 3o tentang rahasia dagang
Uu tahun 2000 no. 3o tentang rahasia dagangUu tahun 2000 no. 3o tentang rahasia dagang
Uu tahun 2000 no. 3o tentang rahasia dagangLegal Akses
 
Aspek Hukum dan Tindakan Karantina Tumbuhan di Indonesia
Aspek Hukum dan Tindakan Karantina Tumbuhan di IndonesiaAspek Hukum dan Tindakan Karantina Tumbuhan di Indonesia
Aspek Hukum dan Tindakan Karantina Tumbuhan di IndonesiaWahono Diphayana
 
Pp no. 44 tahun 1995 ttg pembenihan tanaman
Pp no. 44 tahun 1995 ttg pembenihan tanamanPp no. 44 tahun 1995 ttg pembenihan tanaman
Pp no. 44 tahun 1995 ttg pembenihan tanamanGhina Shadrina
 
Uu no.12-tahun-1992-tentang-sistem-budidaya-tanaman
Uu no.12-tahun-1992-tentang-sistem-budidaya-tanamanUu no.12-tahun-1992-tentang-sistem-budidaya-tanaman
Uu no.12-tahun-1992-tentang-sistem-budidaya-tanamanRizki Fitrianto
 
Pp14 2002
Pp14 2002Pp14 2002
Pp14 2002Zya2009
 
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogenLecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogenAndrew Hutabarat
 

What's hot (17)

Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)
 
Permentan 39 th 2006 ttg produksi, sertifikasi & peredaran benih bina
Permentan 39 th 2006 ttg produksi, sertifikasi & peredaran benih binaPermentan 39 th 2006 ttg produksi, sertifikasi & peredaran benih bina
Permentan 39 th 2006 ttg produksi, sertifikasi & peredaran benih bina
 
Persyaratan impor benih
Persyaratan impor benihPersyaratan impor benih
Persyaratan impor benih
 
Sertifikasi benih
Sertifikasi benihSertifikasi benih
Sertifikasi benih
 
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
2.  manajemen perbenihan dan produksi benih2.  manajemen perbenihan dan produksi benih
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
 
Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)
Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)
Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)
 
9. produksi benih
9. produksi benih9. produksi benih
9. produksi benih
 
Stfkasidanwaedarbenih2017
Stfkasidanwaedarbenih2017Stfkasidanwaedarbenih2017
Stfkasidanwaedarbenih2017
 
Persyaratan ekspor & antar area
Persyaratan ekspor & antar areaPersyaratan ekspor & antar area
Persyaratan ekspor & antar area
 
Uu tahun 2000 no. 3o tentang rahasia dagang
Uu tahun 2000 no. 3o tentang rahasia dagangUu tahun 2000 no. 3o tentang rahasia dagang
Uu tahun 2000 no. 3o tentang rahasia dagang
 
Aspek Hukum dan Tindakan Karantina Tumbuhan di Indonesia
Aspek Hukum dan Tindakan Karantina Tumbuhan di IndonesiaAspek Hukum dan Tindakan Karantina Tumbuhan di Indonesia
Aspek Hukum dan Tindakan Karantina Tumbuhan di Indonesia
 
Pp no. 44 tahun 1995 ttg pembenihan tanaman
Pp no. 44 tahun 1995 ttg pembenihan tanamanPp no. 44 tahun 1995 ttg pembenihan tanaman
Pp no. 44 tahun 1995 ttg pembenihan tanaman
 
Regulasi ijin-edar-bpom 2
Regulasi ijin-edar-bpom 2Regulasi ijin-edar-bpom 2
Regulasi ijin-edar-bpom 2
 
Uu no.12-tahun-1992-tentang-sistem-budidaya-tanaman
Uu no.12-tahun-1992-tentang-sistem-budidaya-tanamanUu no.12-tahun-1992-tentang-sistem-budidaya-tanaman
Uu no.12-tahun-1992-tentang-sistem-budidaya-tanaman
 
Makalah_33 Makalah laporan praktikum sc
Makalah_33 Makalah laporan praktikum scMakalah_33 Makalah laporan praktikum sc
Makalah_33 Makalah laporan praktikum sc
 
Pp14 2002
Pp14 2002Pp14 2002
Pp14 2002
 
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogenLecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
 

Similar to Hak Perlindungan Varietas Tanaman

Petani Vs UU PVT-SBT
Petani Vs UU PVT-SBTPetani Vs UU PVT-SBT
Petani Vs UU PVT-SBTlodzi
 
Pp no 18 tahun 2010 usaha budidaya tanaman
Pp no 18 tahun 2010 usaha budidaya tanamanPp no 18 tahun 2010 usaha budidaya tanaman
Pp no 18 tahun 2010 usaha budidaya tanamanPeople Power
 
Slide Mengenai Paten
Slide Mengenai PatenSlide Mengenai Paten
Slide Mengenai PatenIdo Mantan
 
Pelaksanaan trip’s dan haki pada dunia bisnis di indonesia
Pelaksanaan trip’s dan haki pada dunia bisnis di indonesiaPelaksanaan trip’s dan haki pada dunia bisnis di indonesia
Pelaksanaan trip’s dan haki pada dunia bisnis di indonesiaYuca Siahaan
 
Undang-Undang Macam-Macam Hak Atas kekayaan Intelektual
Undang-Undang Macam-Macam Hak Atas kekayaan IntelektualUndang-Undang Macam-Macam Hak Atas kekayaan Intelektual
Undang-Undang Macam-Macam Hak Atas kekayaan IntelektualMonica Dwi Andini
 
Hak_Kekayaan_Intelektual.pptx
Hak_Kekayaan_Intelektual.pptxHak_Kekayaan_Intelektual.pptx
Hak_Kekayaan_Intelektual.pptxFazleAndi
 
Aspek hukum dalam ekonomi (perilaku konsumen)
Aspek hukum dalam ekonomi (perilaku konsumen)Aspek hukum dalam ekonomi (perilaku konsumen)
Aspek hukum dalam ekonomi (perilaku konsumen)nur_intan
 

Similar to Hak Perlindungan Varietas Tanaman (11)

VARIETAS TANAMAN.pptx
VARIETAS TANAMAN.pptxVARIETAS TANAMAN.pptx
VARIETAS TANAMAN.pptx
 
Uu 29 2000
Uu 29 2000Uu 29 2000
Uu 29 2000
 
Uu 29 2000 Pjls
Uu 29 2000 PjlsUu 29 2000 Pjls
Uu 29 2000 Pjls
 
Petani Vs UU PVT-SBT
Petani Vs UU PVT-SBTPetani Vs UU PVT-SBT
Petani Vs UU PVT-SBT
 
Pp no 18 tahun 2010 usaha budidaya tanaman
Pp no 18 tahun 2010 usaha budidaya tanamanPp no 18 tahun 2010 usaha budidaya tanaman
Pp no 18 tahun 2010 usaha budidaya tanaman
 
Slide Mengenai Paten
Slide Mengenai PatenSlide Mengenai Paten
Slide Mengenai Paten
 
Pelaksanaan trip’s dan haki pada dunia bisnis di indonesia
Pelaksanaan trip’s dan haki pada dunia bisnis di indonesiaPelaksanaan trip’s dan haki pada dunia bisnis di indonesia
Pelaksanaan trip’s dan haki pada dunia bisnis di indonesia
 
Undang-Undang Macam-Macam Hak Atas kekayaan Intelektual
Undang-Undang Macam-Macam Hak Atas kekayaan IntelektualUndang-Undang Macam-Macam Hak Atas kekayaan Intelektual
Undang-Undang Macam-Macam Hak Atas kekayaan Intelektual
 
Hak_Kekayaan_Intelektual.pptx
Hak_Kekayaan_Intelektual.pptxHak_Kekayaan_Intelektual.pptx
Hak_Kekayaan_Intelektual.pptx
 
Aspek hukum dalam ekonomi (perilaku konsumen)
Aspek hukum dalam ekonomi (perilaku konsumen)Aspek hukum dalam ekonomi (perilaku konsumen)
Aspek hukum dalam ekonomi (perilaku konsumen)
 
Haki dan aplikasinya
Haki dan aplikasinyaHaki dan aplikasinya
Haki dan aplikasinya
 

Recently uploaded

Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaYogaJanuarR
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum ViktimologiSaktaPrwt
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANharri34
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxAudyNayaAulia
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxmuhammadarsyad77
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)ErhaSyam
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIdillaayuna
 

Recently uploaded (10)

Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 

Hak Perlindungan Varietas Tanaman

  • 1.
  • 2. Pada tanggal 20 Desember 2000, diterbitkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000, dimana Undang-Undang tersebut mengatur secara terperinci mengenai perlindungan terhadap varietas tanaman. Latar belakang lahirnya Undang-Undang varietas tanaman tidak terlepas dari tuntutan sekaligus konsekuensi Indonesia atas keikutsertaannya menandatangani kesepakatan GATT/WTO 1994, dimana salah satu ketentuannya memuat mengenai kesepakatan TRIPs (Trade Aspects if Intellectual Property Rights). Keikutsertaan Indonesia meratifikasi kesepakatan TRIPs, mengakibatkan Indonesia harus menyelaraskan peraturan perundang-undangan khususnya di bidang HAKI dengan persetujuan TRIPs yang di dalamnya terdapat ketentuan mengenai perlindungan terhadap varietas tanaman.
  • 3. Hak Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) adalah hak yang diberikan kepada pemulia dan/atau pemegang hak PVT untuk menggunakan sendiri varietas hasil pemuliaannya atau memberi persetujuan kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakannya selama waktu tertentu Lisensi, adalah izin yang diberikan oleh pemegang hak perlindungan Varietas Tanaman kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakan seluruh atau sebagian hak perlindungan Varietas Tanaman Perlindungan Varietas Tanaman, yang selanjutnya disingkat PVT, adalah perlindungan khusus yang diberikan negara, yang dalam hal ini diwakili oleh Pemerintah dan pelaksanaannya dilakukan oleh Kantor Perlindungan Varietas Tanaman, terhadap varietas tanaman yang dihasilkan oleh pemulia tanaman melalui kegiatan pemuliaan tanaman. Varietas tanaman, yang selanjutnya disebut varietas, adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi karakteristik genotipe atau kombinasi genotipe yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan. Varietas Hasil Pemuliaan adalah varietas yang dihasilkan dari kegiatan pemuliaan tanaman. Pemuliaan tanaman, adalah rangkaian kegiatan penelitian dan pengujian atau kegiatan penemuan dan pengembangan suatu varietas, sesuai dengan metode baku untuk menghasilkan varietas baru dan mempertahankan kemurnian benih varietas yang dihasilkan.
  • 4. Varietas Tanaman yang dapat diberi perlindungan Varietas Tanaman yang terdapat di pasal 2 dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000: 1. PVT dapat diberikan pada varietas tanaman dari jenis atau spesies tanaman yang baru, unik, seragam, stabil dan diberikan nama. 2. Tanaman sebagaimana yang dimaksud adalah tanaman semusim dan tanaman tahunan. 3. Suatu varietas dianggap baru apabila pada saat penerimaan permohonan hak PVT, bahan perbanyakan atau hasil panen dari varietas tersebut belum pernah diperdagangkan di Indonesia atau sudah diperdagangkan tetapi tidak lebih dari setahun, atau telah diperdagangkan di luar negeri tidak lebih dari empat tahun untuk tanaman semusim dan enam tahun untuk tanaman tahunan. D. Jangka Waktu Perlindungan Varietas Tanaman Jangka waktu Perlindungan Varietas Tanaman, diatur dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 pada Pasal 4: a. 20 (dua puluh) tahun untuk tanaman semusim; b. 25 (dua puluh lima) tahun untuk tanaman tahunan.
  • 5. diatur di Pasal 6 berisikan: 1. Pemegang Hak Perlindungan Varietas Tanaman memiliki hak untuk menggunakan dan memberikan persetujuan kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakan varietas berupa benih dan hasil panen yang digunakan untuk propagasi. 2. Hak untuk menggunakan varietas sebagaimana ayat (1) meliputi kegiatan: a.Memproduksi atau memperbanyak benih, b. Menyiapkan untuk tujuan propagasi,c.Mengiklankan;d.Menawarkan; e.menjual atau memperdagangkan;f.Mengekspor; g.Mengimpor;Mencadangkan untuk keperluan sebagaimana dimaksud dalam butir a,b,c,d,e,f dan g. 3. Pemulia yang menghasilkan varietas berhak untuk mendapatkan imbalan yang layak dengan memperhatikan manfaat ekonomi yang dapat diperoleh dari varietas tersebut. 4. Imbalan sebagaimana no.3 diatas dapat dibayarkan:Dalam jumlah tertentu dan sekaligus; Berdasarkan persentase; Dalam bentuk gabungan antara jumlah tertentu dan sekaligus dengan hadiah atau bonus;atau Dalam bentuk gabungan antara persentase dengan hasil atau bonus, yang besarnya ditetapkan sendiri oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Selain memperoleh hak sebagaimana dijelaskan di atas, pemegang hak PVT juga mempunyai kewajiban yang terdapat dipasal 9 sebagai berikut: melaksanakan hak PVT-nya di Indonesia;membayar biaya tahunan PVT; menyediakan dan menunjukkan contoh benih varietas yang telah mendapatkan hak PVT di Indonesia.
  • 6. diatur di Pasal 10 berisikan: (1) Tidak dianggap sebagai pelanggaran hak PVT, apabila: a. penggunaan sebagian hasil panen dari varietas yang dilindungi,sepanjang tidak untuk tujuan komersial; b. penggunaan varietas yang dilindungi untuk kegiatan penelitian,pemuliaan tanaman, dan perakitan varietas baru; c. penggunaan oleh Pemerintah atas varietas yang dilindungi dalam rangka kebijakan pengadaan pangan dan obat-obatan dengan memperhatikan hak-hak ekonomi dari pemegang hak PVT. (2) Ketentuan mengenai penggunaan oleh Pemerintah atas varietas yang dilindungi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir c diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
  • 7. G. Pemohon Hak Perlindungan Varietas Tanaman hal Pemohonan Hak Perlindungan Varietas Tanaman di pasal 12 ayat 2. Permohonan Hak perlindugan Varietas Tanaman dapat diajukan oleh Pemulia 1.Orang atau badan hukum yang memperkerjakan pemulia atau memesan varietas dari pemulia 2.Ahli waris, atau 3.Konsultan PVT (yang terdaftar di kantor PVT) H. Persyaratan Permohonan Hak Perlindungan Varietas TanamanPersyaratan Permohonan Hak Perlindungan Varietas Tanaman Dalam pasal 11 ayat 2 surat permohonan hak PVT berisi: 1.Surat permohonan hak PVT (lengkap dengan tanggal, bulan dan tahun) 2.Nama dan alamat lengkap pemulia 3.Nama, alamat lengkap dan kewarganegaraan pemulian serta nama ahli waris yang ditunjuk 4.Nama Varietas 5.Deskripsi varietas yang mencakup asal-usul atau silsilah, ciri-ciri mortofologi dan sifat-sifat penting lainnya. 6.Gambar dan atau foto disebut dalam deskripsi yang diperlukan untuk memperjelas deskripsinya.
  • 8.
  • 9.
  • 10. Ketentuan pidana mengenai Pelanggaran Hak Perlindungan Varietas Tanaman, terdapat dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 pasal 71-74: 1. Barang siapa memproduksi,memperbanyak, menyiapkan untuk tujuan propagasi, mengiklankan, menawarkan, menjual, memperdagangkan,mengekspor, mengimpor tanpa persetujuan pemegang Hak PVT,dipidana dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun dan denda paling banyak Rp. 2.500.000.000,00 ( dua milyar lima ratus juta rupiah) 2. Barang siapa dengan sengaja melanggar kerahasian varietas dan dokumen permohonan hak PVT, dipidana dengan pidana penjara paling lama lima tahun dan denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 ( satu milyar rupiah) 3. Barangsiapa dengan sengaja melanggar ketentuan pasal 10 ayat (1) untuk tujuan komersial, dipidana dengan pidana penjara paling lama lima tahun dan denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 ( satu milyar rupiah) 4. Barang siapa dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dengan pasal 30 ayat (3), dipidana penjara paling lama lima tahun dan denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 ( satu milyar rupiah) Pasal 10 ayat (1) : tidak dianggap sebagai pelanggaranhak PVT, apabila: (a) tidak untuk tujuan komersial; (b) untuk kegiatan penelitian,pemuliaan dan perakitan varietas baru; (c) penggunaan oleh pemerintah Pasal 30 ayat (3): pemeriksaan PVT dan pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) wajib menjaga kerahasiaan varietas yang diperiksanya.