SlideShare a Scribd company logo
PATOLOGI SOSIAL
DAN REHABILITASI
PENGERTIAN PATOLOGI
Patologi berasal dari
kata Pathos
yang berarti
disease/penderitaan/penyakit
dan Logos yang berarti berbicara
tentang ilmu.
Patologi adalah ilmu yang
membicarakan tentang penyakit atau
ilmu tentang penyakit.
Maksud dari pengertian diatas bahwa
PENGERTIAN PATOLOGI
Konsep ini bermula dari
pengertian penyakit di bidang
ilmu kedokteran dan biologi
yang kemudian diberlakukan
pula untuk masyarakat, karena
masyarakat itu tidak ada
bedanya dengan organisme
sehingga dalam masyarakat
pun dikenal dengan konsep
penyakit.
PENGERTIAN SOSIAL
Kata sosial adalah tempat atau wadah
pergaulan hidup antar manusia yang
perwujudannya berupa kelompok manusia
atau organisasi yakni individu atau
manusia yang
berinteraksi/berhubungan secara
timbal balik.
Tetapi, dalam arti yang lebih luas yaitu
community atau masyarakat.
PENGERTIAN PATOLOGI
SOSIAL
Maka pengertian dari patologi
sosial adalah ilmu tentang
gejala-gejala sosial yang
dianggap “sakit” disebabkan
oleh faktor-faktor sosial atau Ilmu
tentang asal usul dan sifat-sifatnya, penyakit
yang berhubungan dengan hakekat adanya
mnusia dalam hidup masyarakat.
PENGERTIAN PATOLOGI SOSIAL
Menurut Kartini Kartono:
Patologi Sosial adalah
semua tingkah laku yang
bertentangan dengan norma
kebaikan, stabilitas lokal, pola
kesederhanaan, moral, hak milik,
solidaritas kekeluargaan, hidup
rukun bertetangga, disiplin,
kebaikan dan hukum formal.
PENGERTIAN PATOLOGI
SOSIAL
Menurut St. Vembriarto:
Patologi Sosial mempunyai 2 (dua) arti:
1. Patologi sosial berarti suatu penyelidikan, disiplin, atau
ilmu pengetahuan tentang disorganisasi, sosial dan social
maladjustment. yang di dalamnya dibahas tentang arti,
ekstensi, sebab-sebab, hasil-hasil dan tindakan perbaikan
(treatment) terhadap faktor-faktor yang mengganggu atau
mengurangi penyesuaian sosial (social adjusment)
2. Patologi sosial berarti keadaan sosial yang “sakit” atau
“abnormal” pada suatu masyarakat.
Jadi dalam arti yang pertama patologi sosial berarti suatu
ilmu pengetahuan, sedangkan dalam arti yang kedua
patologi sosial berarti kondisi sosial yang “sakit” atau
“abnormal.”
PENDAPAT TERSEBUT SESUAI DENGAN
PENDAPAT YANG DIKEMUKAKAN OLEH
GILLIN AND GILLIN.
Menurut kedua sarjana itu, patologi sosial
berarti:
1.Maladjustment yang serius di antara berbagai
unsur dan keseluruhan konfigurasi
kebudayaan sedemikian rupa sehingga
membahayakan kelangsungan hidup suatu
kelompok sosial.
Dalam arti pertama ini patologi sosial berarti
disorganisasi sosial atau social maladjustment.
2.Patologi sosial berarti disiplin yang
membicarakan tentang disintegrasi sosial,
disorganisasi sosial, atau social maladjusment
itu.
LATAR BELAKANG PATOLOGI
SOSIAL
Manusia sebagai makhluk yang cenderung selalu ingin
memenuhi kebutuhan hidupnya telah menghasilkan
teknologi yang berkembang sangat pesat sehingga
melahirkan masyarakat modern yang serba kompleks,
sebagai produk dari kemajuan teknologi, mekanisasi,
industrialisasi, dan urbanisasi, dll.
Hal ini disamping mampu memberikan berbagai alternative
kemudahan bagi kehidupan manusia juga dapat
menimbulkan hal-hal yang berakibat negatif kepada
manusia dan kemanusiaan itu sendiri yang biasa disebut
masalah sosial.
PENGERTIAN MASALAH
SOSIAL
Menurut St. Vembriarto:
Masalah sosial adalah suatu kondisi atau proses dalam
masyarakat, yang dilihat dari suatu sudut tidak diinginkan.
Dasar pikiran yang terkandung dalam pandangan itu, ialah:
 Bahwa ada atau mungkin adanya keadaan masyarakat yang
memuaskan; masalah sosial merupakan penyimpangan dari
keadaan masyarakat yang memuaskan itu.
 Bahwa pemecahan terhadap masalah sosial itu mungkin
dilakukan.
 Dari dasar pikiran kedua itu terkandung pula pengertian
tentang adanya perubahan sosial.
 Bahwa dalam perubahan sosial itu ada stabilitas sosial yang
kontinu.
 Bahwa perubahan sosial itu dapat diarahkan pada tujuan-
tujuan tertentu, yaitu keadaan masyarakat yang memuaskan.
MENURUT KARTINI KARTONO:
Masalah sosial ialah:
1.Semua bentuk tingkah laku yang melanggar
atau memperkosa adat istiadat masyarakat
(dan adat istiadat tersebut diperlukan untuk
menjamin kesejahteraan hidup bersama).
2.Situasi sosial yang dianggap oleh sebagian
besar dari warga masyarakat sebagai
pengganggu, tidak dikehendaki, berbahaya
dan merugikan orang banyak.
DISORGANISASI SOSIAL
Formulasi alternatif untuk
melengkapi arti “masalah sosial”
ialah istilah “disorganisasi sosial”.
Disorganisasi sosial disebut juga
dengan disintegrasi sosial, selalu
diawali dengan analisa mengenai
perubahan-perubahan dan
proses-proses organik.
TEORI CULTURAL LAG
Teori cultural lag (kelambanan
budaya atau kelambanan kultural)
menyatakan sebagai berikut:
Apabila bermacam-macam bagian dari
kebudayaan berkembang secara tidak
imbang, tidak sesuai dengan
perkembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan, maka kebudayaan tadi
akan mengalami proses kelambatan
kultural (cultural lag, kelambanan
budaya).
KAPAN KITA BERHAK MENYEBUTKAN
PERISTIWA ITU SEBAGAI GEJALA
PATOLOGIS ATAU MASALAH SOSIAL?
Menurut kartini dalam bukunya “patologi sosial”
menyatakan bahwa orang yang dianggap
kompeten dalam menilai tingkah laku orang lain
adalah pejabat, politisi, pengacara, hakim, polisi,
dokter, rohaniawan, dan kaum ilmuan dibidang
sosial.
Sekalipun adakalanya mereka membuat
kekeliruan dalam membuat analisis dan penilaian
tehadap gejala sosial, tetapi pada umumnya
mereka dianggap mempunyai peranan
menentukan dalam memastikan baik buruknya
pola tingkah laku masyarakat.
Mereka juga berhak menunjuk aspek-aspek
kehidupan sosial yang harus atau perlu diubah
dan diperbaiki.
PERTIMBANGAN NILAI DALAM
ILMU
Ada orang yang berpendapat bahwa
pertmbangan nilai (value, judgement, mengenai
baik dan buruk) sebenarnya bertentangan
dengan ilmu pengetahuan yang objektif sebab
penilaian itu sifatnya sangat subjektif.
Karena itu, ilmu pengetahuan murni harus
meninggalkan generalisasi-generalisasi etis
dan penilaian etis (susila, baik dan buruk).
Sebaliknya kelompok lain berpendapat bahwa
dalam kehidupan sehari-hari, manusia dan
kaum ilmuan tidak mungkin tidak
menggunakan pertimbangan nilai, sebab opini
mereka selalu saja merupakan keputusan yang
dimuati dengan penilaian-penilaian tertentu.
ILMU PENGETAHUAN DAN
NILAI
Dalam padangan Kartini Kartono dijelaskan, bahwa:
• Ilmu pongetahuan itu selalu mengandung nilai-nilai
tertentu. Hal ini dikarenakan ilmu pengetahuan
menyangkut masalah mempertanyakan dan memecahkan
lesulitan hidup secara sistematis selalu dengan jalan
menggunakan metode dan teknik-teknik yang berguna
dan bernilai. Disebut bernilai karena dapat memenuhi
kebutuhan manusiawi yang universal ini, baik yang
individual maupun sosial sifatnya, selalu diarahkan untuk
mencapai tujuan-tujuan yang bernilai.
• Ada keyakinan etis pada diri manusia bahwa penggunaan
teknologi dan ilmu pengetahuan modern untuk menguasai
alam (kosmos, jagad) sangatlah diperlukan demi
kesejahteraan dan pemuasan kebutuhan hidup pada
umumnya. Jadi ilmu pengetahuan dengan sendirinya
memiliki sistem nilai.
• Falsafah yang demokratis sebagaimana tercantum dalam
pancasila menyatakan bahwa baik individu maupun
kelompok dalam masyarakat Indonesia, pasti mampu
memformulasikan serta menentukan sistem nilai masing-
masing dan sanggup menentukan tujuan serta sasaran
yang bernilai bagi hidupnya.
ILMU PENGETAHUAN DAN
MORALITAS ETIS
George Lundberg salah seorang tokoh sosiolog yang
dianggap dominan terhadap aliran neo-positivisme dalam
sosiologi menyatakan bahwa ilmu pengetahuan itu bersifat
otoriter, karena itu ilmu pengetahuan mengandung dan
harus memilki moralitas ilmiah atau hukum moral yang
conform dan seimbang dengan hukum alam.
Dan diperkuat oleh C.C. North, seorang sosiolog lain dalam
bukunya Soial Problems and Sosial Planning, menyatakan
bahwa dalam usaha pencapaian tujuan dan sasaran hidup
yang bernilai bagi satu kebudayaan atau satu masyarakat,
harus disertakan etik sosial guna menentukan cara
pencapaian sasaran tadi.
Jadi, cara atau metode pencapaian itu secara etis-susila
harus bisa dipertanggungjawabkan sebab manusia normal
dibekali alam dengan budi daya dan hati nurani sehingga ia
dianggap mampu menilai baik dan buruknya setiap
peristiwa.
PENDEKATAN TENTANG PERILAKU
SOSIOPATIK
Pendekatan biologis tentang tingkahlaku sosiopatik
dalam biologi biasanya terfokus pada bagian genetik.
Patologi itu menurun melalui gen/plasma pembawa
sifat di dalam keturunan, kombinasi dari gen-gen atau
tidak adanya gen-gen tersebut
Ada pewaris umum melalui keturunan yang
menunjukkan tendesi untuk berkembang kearah
pathologis (tipe kecenderungan yang luaar biasa
abnormal)
Melalui pewarisan dalam bentuk konstitusi yang
lemah, yang akan berkembang kearah tingkahlaku
sosiopatik.
Bentuk tingkahlaku yang menyimpang secara sosial
yang disebabkan oleh ketiga hal tersebut diatas dan
ditolak oleh umum seperti: homoseksualitas,
alkoholistik, gangguan mental, dll.
1) Pendekatan Biologis
PENDEKATAN TENTANG PERILAKU
SOSIOPATIK
Pendekatan Psikologis
Menerangkan tingkahlaku sosiopatik berdasarkan
teori intelegensi, sehingga individu melanggar
norma-norma sosial yang ada antara lain karena
faktor-faktor: intelegensi, sifat-sifat kepribadian,
proses berfikir, motivasi, sifat hidup yang keliru,
internalisasi yang salah.
Pendekatan Psikiatris
Berdasarkan teori konflik emosional dan
kecenderungan psikopatologi yang ada di balik
tingkahlaku menyimpang
2) Pendekatan Psikologis dan Psikiatris
PENDEKATAN TENTANG PERILAKU
SOSIOPATIK
Penyebab tingkahlaku sosiopatik adalah murni
sosiologis yaitu tingkahlaku yang berbeda dan
menyimpang dari kebiasaan suatu norma umum
yang pada suatu tempat dan waktu tertentu sangat
ditentang atau menimbulkan akibat reaksi sosial
“tidak setuju”.
Reaksi dari masyarakat antara lain: hukuman,
segregrasi (pengucilan/pengasingan), pengucilan,
Contoh: mafia (komunitas mafia dengan perilaku
pengedar narkoba)
3) Pendekatan Sosiologis
FASE-FASE PERKEMBANGAN
PATOLOGI SOSIAL
Menurut St. Yembiarto (1981) bahwa studi patologi
sosial memilki fase-fase tersendiri. Adapun
perkembangan patologi sosial ada melalui 3 (tiga) fase:
o FASE MASALAH SOSIAL. Pada fase ini menjadi
penyelidikan patisos action masalah-masalah sosial
seperti pengangguran, pelacuran, kejahatan, masalah
penduduk, dst
o FASE DISORGANISASI SOSIAL. Pada fase ini menjadi
objek penyelidikan Patsos adalah disorganisasi sosial,
fase ini merupakan koreksi dan perkembangan dan
fase masalah sosial
o FASE SISTEMATIK. Fase ini merupakan perkembangan
dari dua fase sebelumnya. Pada fase ini patsos
berkembang menjadi ilmu pengetahuan yang
TEORI-TEORI PATOLOGI
SOSIAL
 TEORI PERUBAHAN SOSIAL. Terkait dengan perubahan
struktur dan fungsi dalam masyarakat. Apabila suatu
aspek kehidupan pada masyarakat telah mengalami
perubahan, maka akan terjadi masalah sosial.
 TEORI CULTURE LAG (ketertinggalan kebudayaan).
Satu budaya terdiri dari beberapa aspek. Jika ada slah
satu aspek dari budaya itu yang tertinggal, maka akan
terjadi Culture Lag (Ketertinggalan Kebudayaan).
Culture Lag ini dapat menimbulkan masalah sosial.
 TEORI KONFLIK SOSIAL. Situasi yang menimbulkan
pertentangan sebagian besar penduduk bisa disebut
sebagai konflik sosial. Konflik sosial bisa
menimbulkan masalah sosial. Contohnya seperti
perang, pertentangan buruh dan majikan, dan lain-
lain.
TEORI-TEORI PATOLOGI
SOSIAL
 TEORI DISORGANISASI SOSIAL. Disorganisasi sosial
terjadi ketika seseorang tidak melaksanakan fungsinya
dalam sebuah organisasi. Disorganisasi sosial dapat
menimbulkan keretakan organisasi sosial yang
berkelanjutan dan dapat menimbulkan masalah sosial.
Disorganisasi Sosial dapat terjadi karena adanya
perubahan sosial.
 TEORI PATOLOGI. Masyarakat selalu dalam keadaan
sakit atau masyarakat yang tidak berfungsi secara
sebagian atau keseluruhan. Masyarakat bisa dikatakan
sehat jika seluruh anggota masyarakat berfungsi
dengan sempurna. Jika dipandang dari luar, masyarakat
memang terlihat menjalankan fungsinya dengan
sempurna. Namun jika dilihat dari dalam, pada
kenyataannya masyarakat tidak menjalankan fungsinya
dengan baik. Misalnya, masyarakat yang makmur.

More Related Content

What's hot

Presentasi konsep dasar perkembangan peserta didik
Presentasi konsep dasar perkembangan peserta didikPresentasi konsep dasar perkembangan peserta didik
Presentasi konsep dasar perkembangan peserta didik
haris07_slideshare
 
Kebudayaan Dan Masyarakat (materi kuliah sosiologi)
Kebudayaan Dan Masyarakat (materi kuliah sosiologi)Kebudayaan Dan Masyarakat (materi kuliah sosiologi)
Kebudayaan Dan Masyarakat (materi kuliah sosiologi)
poltekkes bengkulu, keperawatan curup, kebidanan curup
 
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia DiniPemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Michelle Rumawir
 
PPT SIKAP DAN PENGEMBANGAN SIKAP.pptx
PPT SIKAP DAN PENGEMBANGAN SIKAP.pptxPPT SIKAP DAN PENGEMBANGAN SIKAP.pptx
PPT SIKAP DAN PENGEMBANGAN SIKAP.pptx
BujangBaturusa
 
Kebudayaan dan kepribadian
Kebudayaan dan kepribadianKebudayaan dan kepribadian
Kebudayaan dan kepribadiandaddhy04
 
Ppt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang SiswatiPpt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang SiswatiEndang20
 
Sejarah perkembangan sosiologi
Sejarah perkembangan sosiologiSejarah perkembangan sosiologi
Sejarah perkembangan sosiologi
Wijining Putri
 
Presentasi Kenakalan Remaja
Presentasi Kenakalan RemajaPresentasi Kenakalan Remaja
Presentasi Kenakalan Remaja
Takere Mae
 
Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"
Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"
Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"
Febri Budianto
 
Akhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam IslamAkhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Novita Widianingsih
 
1.manusia, masyarakat dan budaya
1.manusia,  masyarakat dan budaya1.manusia,  masyarakat dan budaya
Paradigma Sosiologi
Paradigma SosiologiParadigma Sosiologi
4.1 karakteristik peserta didik
4.1 karakteristik peserta didik4.1 karakteristik peserta didik
4.1 karakteristik peserta didik
Muhammad Munandar
 
Ppt perubahan sosial
Ppt perubahan sosialPpt perubahan sosial
Ppt perubahan sosial
Achmady1
 
teori etologi
teori etologiteori etologi
teori etologi
Emira 'bishae'
 
Power Point Presentasi Antropologi Budaya (Etnik dan Ras)
Power Point Presentasi Antropologi Budaya (Etnik dan Ras)Power Point Presentasi Antropologi Budaya (Etnik dan Ras)
Power Point Presentasi Antropologi Budaya (Etnik dan Ras)
eka septarianda
 
Perkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahan
Perkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahanPerkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahan
Perkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahanBarna Yudha SutanMudo
 
Ppt sosiologi antropologi
Ppt sosiologi antropologiPpt sosiologi antropologi
Ppt sosiologi antropologiDewi_Sejarah
 
1. pengertian dan ruang lingkup psikologi pendidikan
1. pengertian dan ruang lingkup psikologi pendidikan1. pengertian dan ruang lingkup psikologi pendidikan
1. pengertian dan ruang lingkup psikologi pendidikan
Devia Titania
 
Interaksi sosial
Interaksi sosialInteraksi sosial
Interaksi sosialEl Ibrahimy
 

What's hot (20)

Presentasi konsep dasar perkembangan peserta didik
Presentasi konsep dasar perkembangan peserta didikPresentasi konsep dasar perkembangan peserta didik
Presentasi konsep dasar perkembangan peserta didik
 
Kebudayaan Dan Masyarakat (materi kuliah sosiologi)
Kebudayaan Dan Masyarakat (materi kuliah sosiologi)Kebudayaan Dan Masyarakat (materi kuliah sosiologi)
Kebudayaan Dan Masyarakat (materi kuliah sosiologi)
 
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia DiniPemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
 
PPT SIKAP DAN PENGEMBANGAN SIKAP.pptx
PPT SIKAP DAN PENGEMBANGAN SIKAP.pptxPPT SIKAP DAN PENGEMBANGAN SIKAP.pptx
PPT SIKAP DAN PENGEMBANGAN SIKAP.pptx
 
Kebudayaan dan kepribadian
Kebudayaan dan kepribadianKebudayaan dan kepribadian
Kebudayaan dan kepribadian
 
Ppt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang SiswatiPpt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang Siswati
 
Sejarah perkembangan sosiologi
Sejarah perkembangan sosiologiSejarah perkembangan sosiologi
Sejarah perkembangan sosiologi
 
Presentasi Kenakalan Remaja
Presentasi Kenakalan RemajaPresentasi Kenakalan Remaja
Presentasi Kenakalan Remaja
 
Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"
Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"
Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"
 
Akhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam IslamAkhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
 
1.manusia, masyarakat dan budaya
1.manusia,  masyarakat dan budaya1.manusia,  masyarakat dan budaya
1.manusia, masyarakat dan budaya
 
Paradigma Sosiologi
Paradigma SosiologiParadigma Sosiologi
Paradigma Sosiologi
 
4.1 karakteristik peserta didik
4.1 karakteristik peserta didik4.1 karakteristik peserta didik
4.1 karakteristik peserta didik
 
Ppt perubahan sosial
Ppt perubahan sosialPpt perubahan sosial
Ppt perubahan sosial
 
teori etologi
teori etologiteori etologi
teori etologi
 
Power Point Presentasi Antropologi Budaya (Etnik dan Ras)
Power Point Presentasi Antropologi Budaya (Etnik dan Ras)Power Point Presentasi Antropologi Budaya (Etnik dan Ras)
Power Point Presentasi Antropologi Budaya (Etnik dan Ras)
 
Perkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahan
Perkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahanPerkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahan
Perkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahan
 
Ppt sosiologi antropologi
Ppt sosiologi antropologiPpt sosiologi antropologi
Ppt sosiologi antropologi
 
1. pengertian dan ruang lingkup psikologi pendidikan
1. pengertian dan ruang lingkup psikologi pendidikan1. pengertian dan ruang lingkup psikologi pendidikan
1. pengertian dan ruang lingkup psikologi pendidikan
 
Interaksi sosial
Interaksi sosialInteraksi sosial
Interaksi sosial
 

Similar to PATOLOGI SOSIAL DAN TEORINYA.pptx

Patologi Sosial dan Masalah Sosial yang ada di Masyarakat
Patologi Sosial dan Masalah Sosial yang ada di MasyarakatPatologi Sosial dan Masalah Sosial yang ada di Masyarakat
Patologi Sosial dan Masalah Sosial yang ada di Masyarakat
TriWahyudi669838
 
1. materi pertama (latar belakang, pengertian dan sejarah)
1. materi pertama (latar belakang, pengertian dan sejarah)1. materi pertama (latar belakang, pengertian dan sejarah)
1. materi pertama (latar belakang, pengertian dan sejarah)
AkangArifana2
 
Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
Zharfa Setiawan
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
asepsaefudin2009
 
Baiq aluh nurfatimah, isbd, farmasi, dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sos
Baiq aluh nurfatimah, isbd, farmasi, dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sosBaiq aluh nurfatimah, isbd, farmasi, dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sos
Baiq aluh nurfatimah, isbd, farmasi, dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sos
BaiqAluh
 
Fenomena dan penyimpangan sosial
Fenomena dan penyimpangan sosialFenomena dan penyimpangan sosial
Fenomena dan penyimpangan sosial
madina islamic school
 
213938588-Sosiologi-Dan-Antropologi-Kesehatan.ppt
213938588-Sosiologi-Dan-Antropologi-Kesehatan.ppt213938588-Sosiologi-Dan-Antropologi-Kesehatan.ppt
213938588-Sosiologi-Dan-Antropologi-Kesehatan.ppt
Lalu Amri Yasir
 
Masalah Adat Istiadat, Norma, dan Hukum Masyarakat
Masalah Adat Istiadat, Norma, dan Hukum MasyarakatMasalah Adat Istiadat, Norma, dan Hukum Masyarakat
Masalah Adat Istiadat, Norma, dan Hukum Masyarakat
suher lambang
 
MEDIA PEMBELAJARAN_PPT 2.pptx
MEDIA PEMBELAJARAN_PPT 2.pptxMEDIA PEMBELAJARAN_PPT 2.pptx
MEDIA PEMBELAJARAN_PPT 2.pptx
DikiNugraha24
 
Makalah sosiologi 1
Makalah sosiologi 1Makalah sosiologi 1
Makalah sosiologi 1
Deni Alamsyah
 
SLIDE 1 SOSIOLOGIo.pptx
SLIDE 1 SOSIOLOGIo.pptxSLIDE 1 SOSIOLOGIo.pptx
SLIDE 1 SOSIOLOGIo.pptx
renjiryuujinjakka
 
MASALAH SOSIAL DAN FAKTOR PEMICU YANG MUNCUL DARI DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL
MASALAH SOSIAL DAN FAKTOR PEMICU YANG MUNCUL DARI DAMPAK PERUBAHAN SOSIALMASALAH SOSIAL DAN FAKTOR PEMICU YANG MUNCUL DARI DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL
MASALAH SOSIAL DAN FAKTOR PEMICU YANG MUNCUL DARI DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL
Armadira Enno
 
Sosiologi Sebagai Ilmu
Sosiologi Sebagai IlmuSosiologi Sebagai Ilmu
Sosiologi Sebagai Ilmu
Luluk Wulandari Hariyanto
 
Perubahan Sosial.pptx
Perubahan Sosial.pptxPerubahan Sosial.pptx
Perubahan Sosial.pptx
LinggaPermana5
 
Antropolgi & sosiologi kesehatan sosial budaya
Antropolgi & sosiologi kesehatan sosial budayaAntropolgi & sosiologi kesehatan sosial budaya
Antropolgi & sosiologi kesehatan sosial budayaCahya
 
Manusia dan Peradaban
Manusia dan PeradabanManusia dan Peradaban
Manusia dan Peradaban
Laras Mei Purbianti
 
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...
Baiq Rilda Erliana Zahara
 
Materi kuliah Antropologi Hukum,Triyono, UNDIP
Materi kuliah Antropologi Hukum,Triyono, UNDIPMateri kuliah Antropologi Hukum,Triyono, UNDIP
Materi kuliah Antropologi Hukum,Triyono, UNDIPNur Fitriana Damayanti
 
Materi kuliah Antropologi Hukum
Materi kuliah Antropologi HukumMateri kuliah Antropologi Hukum
Materi kuliah Antropologi Hukum
Nur Fitrianna Damayanti
 
Shb makalah (etika dan sistem etika)
Shb makalah (etika dan sistem etika)Shb makalah (etika dan sistem etika)
Shb makalah (etika dan sistem etika)Yabniel Lit Jingga
 

Similar to PATOLOGI SOSIAL DAN TEORINYA.pptx (20)

Patologi Sosial dan Masalah Sosial yang ada di Masyarakat
Patologi Sosial dan Masalah Sosial yang ada di MasyarakatPatologi Sosial dan Masalah Sosial yang ada di Masyarakat
Patologi Sosial dan Masalah Sosial yang ada di Masyarakat
 
1. materi pertama (latar belakang, pengertian dan sejarah)
1. materi pertama (latar belakang, pengertian dan sejarah)1. materi pertama (latar belakang, pengertian dan sejarah)
1. materi pertama (latar belakang, pengertian dan sejarah)
 
Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Baiq aluh nurfatimah, isbd, farmasi, dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sos
Baiq aluh nurfatimah, isbd, farmasi, dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sosBaiq aluh nurfatimah, isbd, farmasi, dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sos
Baiq aluh nurfatimah, isbd, farmasi, dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sos
 
Fenomena dan penyimpangan sosial
Fenomena dan penyimpangan sosialFenomena dan penyimpangan sosial
Fenomena dan penyimpangan sosial
 
213938588-Sosiologi-Dan-Antropologi-Kesehatan.ppt
213938588-Sosiologi-Dan-Antropologi-Kesehatan.ppt213938588-Sosiologi-Dan-Antropologi-Kesehatan.ppt
213938588-Sosiologi-Dan-Antropologi-Kesehatan.ppt
 
Masalah Adat Istiadat, Norma, dan Hukum Masyarakat
Masalah Adat Istiadat, Norma, dan Hukum MasyarakatMasalah Adat Istiadat, Norma, dan Hukum Masyarakat
Masalah Adat Istiadat, Norma, dan Hukum Masyarakat
 
MEDIA PEMBELAJARAN_PPT 2.pptx
MEDIA PEMBELAJARAN_PPT 2.pptxMEDIA PEMBELAJARAN_PPT 2.pptx
MEDIA PEMBELAJARAN_PPT 2.pptx
 
Makalah sosiologi 1
Makalah sosiologi 1Makalah sosiologi 1
Makalah sosiologi 1
 
SLIDE 1 SOSIOLOGIo.pptx
SLIDE 1 SOSIOLOGIo.pptxSLIDE 1 SOSIOLOGIo.pptx
SLIDE 1 SOSIOLOGIo.pptx
 
MASALAH SOSIAL DAN FAKTOR PEMICU YANG MUNCUL DARI DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL
MASALAH SOSIAL DAN FAKTOR PEMICU YANG MUNCUL DARI DAMPAK PERUBAHAN SOSIALMASALAH SOSIAL DAN FAKTOR PEMICU YANG MUNCUL DARI DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL
MASALAH SOSIAL DAN FAKTOR PEMICU YANG MUNCUL DARI DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL
 
Sosiologi Sebagai Ilmu
Sosiologi Sebagai IlmuSosiologi Sebagai Ilmu
Sosiologi Sebagai Ilmu
 
Perubahan Sosial.pptx
Perubahan Sosial.pptxPerubahan Sosial.pptx
Perubahan Sosial.pptx
 
Antropolgi & sosiologi kesehatan sosial budaya
Antropolgi & sosiologi kesehatan sosial budayaAntropolgi & sosiologi kesehatan sosial budaya
Antropolgi & sosiologi kesehatan sosial budaya
 
Manusia dan Peradaban
Manusia dan PeradabanManusia dan Peradaban
Manusia dan Peradaban
 
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...
 
Materi kuliah Antropologi Hukum,Triyono, UNDIP
Materi kuliah Antropologi Hukum,Triyono, UNDIPMateri kuliah Antropologi Hukum,Triyono, UNDIP
Materi kuliah Antropologi Hukum,Triyono, UNDIP
 
Materi kuliah Antropologi Hukum
Materi kuliah Antropologi HukumMateri kuliah Antropologi Hukum
Materi kuliah Antropologi Hukum
 
Shb makalah (etika dan sistem etika)
Shb makalah (etika dan sistem etika)Shb makalah (etika dan sistem etika)
Shb makalah (etika dan sistem etika)
 

More from ashrafkhairulAzam

meledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptx
meledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptxmeledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptx
meledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptx
ashrafkhairulAzam
 
Anxiety-Disorder.ppt
Anxiety-Disorder.pptAnxiety-Disorder.ppt
Anxiety-Disorder.ppt
ashrafkhairulAzam
 
marketing and branding.pptx
marketing and branding.pptxmarketing and branding.pptx
marketing and branding.pptx
ashrafkhairulAzam
 
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.pptSEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
ashrafkhairulAzam
 
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptx
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptxPERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptx
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptx
ashrafkhairulAzam
 
AZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdf
AZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdfAZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdf
AZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdf
ashrafkhairulAzam
 
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdfAZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf
ashrafkhairulAzam
 
AZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdf
AZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdfAZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdf
AZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdf
ashrafkhairulAzam
 
AZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.ppt
AZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.pptAZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.ppt
AZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.ppt
ashrafkhairulAzam
 
AGRESI DAN ALTRUISME.ppt
AGRESI DAN ALTRUISME.pptAGRESI DAN ALTRUISME.ppt
AGRESI DAN ALTRUISME.ppt
ashrafkhairulAzam
 
Efektivitas Kepemimpinan.ppt
Efektivitas Kepemimpinan.pptEfektivitas Kepemimpinan.ppt
Efektivitas Kepemimpinan.ppt
ashrafkhairulAzam
 
Keterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptx
Keterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptxKeterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptx
Keterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptx
ashrafkhairulAzam
 
kepemimpinan-1.ppt
kepemimpinan-1.pptkepemimpinan-1.ppt
kepemimpinan-1.ppt
ashrafkhairulAzam
 
KEPEMIMPINAN.pptx
KEPEMIMPINAN.pptxKEPEMIMPINAN.pptx
KEPEMIMPINAN.pptx
ashrafkhairulAzam
 
Branding.pptx
Branding.pptxBranding.pptx
Branding.pptx
ashrafkhairulAzam
 
AZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdfAZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdf
ashrafkhairulAzam
 
memulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdf
memulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdfmemulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdf
memulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdf
ashrafkhairulAzam
 
memenangkan pemilu dengan political marketing.pptx
memenangkan pemilu dengan political marketing.pptxmemenangkan pemilu dengan political marketing.pptx
memenangkan pemilu dengan political marketing.pptx
ashrafkhairulAzam
 
Social influence.pdf
Social influence.pdfSocial influence.pdf
Social influence.pdf
ashrafkhairulAzam
 
prinsip-dan-strategi-kepemimpinan.ppt
prinsip-dan-strategi-kepemimpinan.pptprinsip-dan-strategi-kepemimpinan.ppt
prinsip-dan-strategi-kepemimpinan.ppt
ashrafkhairulAzam
 

More from ashrafkhairulAzam (20)

meledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptx
meledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptxmeledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptx
meledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptx
 
Anxiety-Disorder.ppt
Anxiety-Disorder.pptAnxiety-Disorder.ppt
Anxiety-Disorder.ppt
 
marketing and branding.pptx
marketing and branding.pptxmarketing and branding.pptx
marketing and branding.pptx
 
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.pptSEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
 
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptx
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptxPERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptx
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptx
 
AZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdf
AZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdfAZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdf
AZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdf
 
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdfAZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf
 
AZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdf
AZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdfAZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdf
AZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdf
 
AZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.ppt
AZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.pptAZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.ppt
AZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.ppt
 
AGRESI DAN ALTRUISME.ppt
AGRESI DAN ALTRUISME.pptAGRESI DAN ALTRUISME.ppt
AGRESI DAN ALTRUISME.ppt
 
Efektivitas Kepemimpinan.ppt
Efektivitas Kepemimpinan.pptEfektivitas Kepemimpinan.ppt
Efektivitas Kepemimpinan.ppt
 
Keterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptx
Keterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptxKeterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptx
Keterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptx
 
kepemimpinan-1.ppt
kepemimpinan-1.pptkepemimpinan-1.ppt
kepemimpinan-1.ppt
 
KEPEMIMPINAN.pptx
KEPEMIMPINAN.pptxKEPEMIMPINAN.pptx
KEPEMIMPINAN.pptx
 
Branding.pptx
Branding.pptxBranding.pptx
Branding.pptx
 
AZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdfAZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdf
 
memulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdf
memulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdfmemulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdf
memulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdf
 
memenangkan pemilu dengan political marketing.pptx
memenangkan pemilu dengan political marketing.pptxmemenangkan pemilu dengan political marketing.pptx
memenangkan pemilu dengan political marketing.pptx
 
Social influence.pdf
Social influence.pdfSocial influence.pdf
Social influence.pdf
 
prinsip-dan-strategi-kepemimpinan.ppt
prinsip-dan-strategi-kepemimpinan.pptprinsip-dan-strategi-kepemimpinan.ppt
prinsip-dan-strategi-kepemimpinan.ppt
 

Recently uploaded

MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
opkcibungbulang
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
niswati10
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
Kanaidi ken
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
MsElisazmar
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
AqlanHaritsAlfarisi
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
SABDA
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 

PATOLOGI SOSIAL DAN TEORINYA.pptx

  • 2. PENGERTIAN PATOLOGI Patologi berasal dari kata Pathos yang berarti disease/penderitaan/penyakit dan Logos yang berarti berbicara tentang ilmu. Patologi adalah ilmu yang membicarakan tentang penyakit atau ilmu tentang penyakit. Maksud dari pengertian diatas bahwa
  • 3. PENGERTIAN PATOLOGI Konsep ini bermula dari pengertian penyakit di bidang ilmu kedokteran dan biologi yang kemudian diberlakukan pula untuk masyarakat, karena masyarakat itu tidak ada bedanya dengan organisme sehingga dalam masyarakat pun dikenal dengan konsep penyakit.
  • 4. PENGERTIAN SOSIAL Kata sosial adalah tempat atau wadah pergaulan hidup antar manusia yang perwujudannya berupa kelompok manusia atau organisasi yakni individu atau manusia yang berinteraksi/berhubungan secara timbal balik. Tetapi, dalam arti yang lebih luas yaitu community atau masyarakat.
  • 5. PENGERTIAN PATOLOGI SOSIAL Maka pengertian dari patologi sosial adalah ilmu tentang gejala-gejala sosial yang dianggap “sakit” disebabkan oleh faktor-faktor sosial atau Ilmu tentang asal usul dan sifat-sifatnya, penyakit yang berhubungan dengan hakekat adanya mnusia dalam hidup masyarakat.
  • 6. PENGERTIAN PATOLOGI SOSIAL Menurut Kartini Kartono: Patologi Sosial adalah semua tingkah laku yang bertentangan dengan norma kebaikan, stabilitas lokal, pola kesederhanaan, moral, hak milik, solidaritas kekeluargaan, hidup rukun bertetangga, disiplin, kebaikan dan hukum formal.
  • 7. PENGERTIAN PATOLOGI SOSIAL Menurut St. Vembriarto: Patologi Sosial mempunyai 2 (dua) arti: 1. Patologi sosial berarti suatu penyelidikan, disiplin, atau ilmu pengetahuan tentang disorganisasi, sosial dan social maladjustment. yang di dalamnya dibahas tentang arti, ekstensi, sebab-sebab, hasil-hasil dan tindakan perbaikan (treatment) terhadap faktor-faktor yang mengganggu atau mengurangi penyesuaian sosial (social adjusment) 2. Patologi sosial berarti keadaan sosial yang “sakit” atau “abnormal” pada suatu masyarakat. Jadi dalam arti yang pertama patologi sosial berarti suatu ilmu pengetahuan, sedangkan dalam arti yang kedua patologi sosial berarti kondisi sosial yang “sakit” atau “abnormal.”
  • 8. PENDAPAT TERSEBUT SESUAI DENGAN PENDAPAT YANG DIKEMUKAKAN OLEH GILLIN AND GILLIN. Menurut kedua sarjana itu, patologi sosial berarti: 1.Maladjustment yang serius di antara berbagai unsur dan keseluruhan konfigurasi kebudayaan sedemikian rupa sehingga membahayakan kelangsungan hidup suatu kelompok sosial. Dalam arti pertama ini patologi sosial berarti disorganisasi sosial atau social maladjustment. 2.Patologi sosial berarti disiplin yang membicarakan tentang disintegrasi sosial, disorganisasi sosial, atau social maladjusment itu.
  • 9. LATAR BELAKANG PATOLOGI SOSIAL Manusia sebagai makhluk yang cenderung selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya telah menghasilkan teknologi yang berkembang sangat pesat sehingga melahirkan masyarakat modern yang serba kompleks, sebagai produk dari kemajuan teknologi, mekanisasi, industrialisasi, dan urbanisasi, dll. Hal ini disamping mampu memberikan berbagai alternative kemudahan bagi kehidupan manusia juga dapat menimbulkan hal-hal yang berakibat negatif kepada manusia dan kemanusiaan itu sendiri yang biasa disebut masalah sosial.
  • 10. PENGERTIAN MASALAH SOSIAL Menurut St. Vembriarto: Masalah sosial adalah suatu kondisi atau proses dalam masyarakat, yang dilihat dari suatu sudut tidak diinginkan. Dasar pikiran yang terkandung dalam pandangan itu, ialah:  Bahwa ada atau mungkin adanya keadaan masyarakat yang memuaskan; masalah sosial merupakan penyimpangan dari keadaan masyarakat yang memuaskan itu.  Bahwa pemecahan terhadap masalah sosial itu mungkin dilakukan.  Dari dasar pikiran kedua itu terkandung pula pengertian tentang adanya perubahan sosial.  Bahwa dalam perubahan sosial itu ada stabilitas sosial yang kontinu.  Bahwa perubahan sosial itu dapat diarahkan pada tujuan- tujuan tertentu, yaitu keadaan masyarakat yang memuaskan.
  • 11. MENURUT KARTINI KARTONO: Masalah sosial ialah: 1.Semua bentuk tingkah laku yang melanggar atau memperkosa adat istiadat masyarakat (dan adat istiadat tersebut diperlukan untuk menjamin kesejahteraan hidup bersama). 2.Situasi sosial yang dianggap oleh sebagian besar dari warga masyarakat sebagai pengganggu, tidak dikehendaki, berbahaya dan merugikan orang banyak.
  • 12. DISORGANISASI SOSIAL Formulasi alternatif untuk melengkapi arti “masalah sosial” ialah istilah “disorganisasi sosial”. Disorganisasi sosial disebut juga dengan disintegrasi sosial, selalu diawali dengan analisa mengenai perubahan-perubahan dan proses-proses organik.
  • 13. TEORI CULTURAL LAG Teori cultural lag (kelambanan budaya atau kelambanan kultural) menyatakan sebagai berikut: Apabila bermacam-macam bagian dari kebudayaan berkembang secara tidak imbang, tidak sesuai dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, maka kebudayaan tadi akan mengalami proses kelambatan kultural (cultural lag, kelambanan budaya).
  • 14. KAPAN KITA BERHAK MENYEBUTKAN PERISTIWA ITU SEBAGAI GEJALA PATOLOGIS ATAU MASALAH SOSIAL? Menurut kartini dalam bukunya “patologi sosial” menyatakan bahwa orang yang dianggap kompeten dalam menilai tingkah laku orang lain adalah pejabat, politisi, pengacara, hakim, polisi, dokter, rohaniawan, dan kaum ilmuan dibidang sosial. Sekalipun adakalanya mereka membuat kekeliruan dalam membuat analisis dan penilaian tehadap gejala sosial, tetapi pada umumnya mereka dianggap mempunyai peranan menentukan dalam memastikan baik buruknya pola tingkah laku masyarakat. Mereka juga berhak menunjuk aspek-aspek kehidupan sosial yang harus atau perlu diubah dan diperbaiki.
  • 15. PERTIMBANGAN NILAI DALAM ILMU Ada orang yang berpendapat bahwa pertmbangan nilai (value, judgement, mengenai baik dan buruk) sebenarnya bertentangan dengan ilmu pengetahuan yang objektif sebab penilaian itu sifatnya sangat subjektif. Karena itu, ilmu pengetahuan murni harus meninggalkan generalisasi-generalisasi etis dan penilaian etis (susila, baik dan buruk). Sebaliknya kelompok lain berpendapat bahwa dalam kehidupan sehari-hari, manusia dan kaum ilmuan tidak mungkin tidak menggunakan pertimbangan nilai, sebab opini mereka selalu saja merupakan keputusan yang dimuati dengan penilaian-penilaian tertentu.
  • 16. ILMU PENGETAHUAN DAN NILAI Dalam padangan Kartini Kartono dijelaskan, bahwa: • Ilmu pongetahuan itu selalu mengandung nilai-nilai tertentu. Hal ini dikarenakan ilmu pengetahuan menyangkut masalah mempertanyakan dan memecahkan lesulitan hidup secara sistematis selalu dengan jalan menggunakan metode dan teknik-teknik yang berguna dan bernilai. Disebut bernilai karena dapat memenuhi kebutuhan manusiawi yang universal ini, baik yang individual maupun sosial sifatnya, selalu diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang bernilai. • Ada keyakinan etis pada diri manusia bahwa penggunaan teknologi dan ilmu pengetahuan modern untuk menguasai alam (kosmos, jagad) sangatlah diperlukan demi kesejahteraan dan pemuasan kebutuhan hidup pada umumnya. Jadi ilmu pengetahuan dengan sendirinya memiliki sistem nilai. • Falsafah yang demokratis sebagaimana tercantum dalam pancasila menyatakan bahwa baik individu maupun kelompok dalam masyarakat Indonesia, pasti mampu memformulasikan serta menentukan sistem nilai masing- masing dan sanggup menentukan tujuan serta sasaran yang bernilai bagi hidupnya.
  • 17. ILMU PENGETAHUAN DAN MORALITAS ETIS George Lundberg salah seorang tokoh sosiolog yang dianggap dominan terhadap aliran neo-positivisme dalam sosiologi menyatakan bahwa ilmu pengetahuan itu bersifat otoriter, karena itu ilmu pengetahuan mengandung dan harus memilki moralitas ilmiah atau hukum moral yang conform dan seimbang dengan hukum alam. Dan diperkuat oleh C.C. North, seorang sosiolog lain dalam bukunya Soial Problems and Sosial Planning, menyatakan bahwa dalam usaha pencapaian tujuan dan sasaran hidup yang bernilai bagi satu kebudayaan atau satu masyarakat, harus disertakan etik sosial guna menentukan cara pencapaian sasaran tadi. Jadi, cara atau metode pencapaian itu secara etis-susila harus bisa dipertanggungjawabkan sebab manusia normal dibekali alam dengan budi daya dan hati nurani sehingga ia dianggap mampu menilai baik dan buruknya setiap peristiwa.
  • 18. PENDEKATAN TENTANG PERILAKU SOSIOPATIK Pendekatan biologis tentang tingkahlaku sosiopatik dalam biologi biasanya terfokus pada bagian genetik. Patologi itu menurun melalui gen/plasma pembawa sifat di dalam keturunan, kombinasi dari gen-gen atau tidak adanya gen-gen tersebut Ada pewaris umum melalui keturunan yang menunjukkan tendesi untuk berkembang kearah pathologis (tipe kecenderungan yang luaar biasa abnormal) Melalui pewarisan dalam bentuk konstitusi yang lemah, yang akan berkembang kearah tingkahlaku sosiopatik. Bentuk tingkahlaku yang menyimpang secara sosial yang disebabkan oleh ketiga hal tersebut diatas dan ditolak oleh umum seperti: homoseksualitas, alkoholistik, gangguan mental, dll. 1) Pendekatan Biologis
  • 19. PENDEKATAN TENTANG PERILAKU SOSIOPATIK Pendekatan Psikologis Menerangkan tingkahlaku sosiopatik berdasarkan teori intelegensi, sehingga individu melanggar norma-norma sosial yang ada antara lain karena faktor-faktor: intelegensi, sifat-sifat kepribadian, proses berfikir, motivasi, sifat hidup yang keliru, internalisasi yang salah. Pendekatan Psikiatris Berdasarkan teori konflik emosional dan kecenderungan psikopatologi yang ada di balik tingkahlaku menyimpang 2) Pendekatan Psikologis dan Psikiatris
  • 20. PENDEKATAN TENTANG PERILAKU SOSIOPATIK Penyebab tingkahlaku sosiopatik adalah murni sosiologis yaitu tingkahlaku yang berbeda dan menyimpang dari kebiasaan suatu norma umum yang pada suatu tempat dan waktu tertentu sangat ditentang atau menimbulkan akibat reaksi sosial “tidak setuju”. Reaksi dari masyarakat antara lain: hukuman, segregrasi (pengucilan/pengasingan), pengucilan, Contoh: mafia (komunitas mafia dengan perilaku pengedar narkoba) 3) Pendekatan Sosiologis
  • 21. FASE-FASE PERKEMBANGAN PATOLOGI SOSIAL Menurut St. Yembiarto (1981) bahwa studi patologi sosial memilki fase-fase tersendiri. Adapun perkembangan patologi sosial ada melalui 3 (tiga) fase: o FASE MASALAH SOSIAL. Pada fase ini menjadi penyelidikan patisos action masalah-masalah sosial seperti pengangguran, pelacuran, kejahatan, masalah penduduk, dst o FASE DISORGANISASI SOSIAL. Pada fase ini menjadi objek penyelidikan Patsos adalah disorganisasi sosial, fase ini merupakan koreksi dan perkembangan dan fase masalah sosial o FASE SISTEMATIK. Fase ini merupakan perkembangan dari dua fase sebelumnya. Pada fase ini patsos berkembang menjadi ilmu pengetahuan yang
  • 22. TEORI-TEORI PATOLOGI SOSIAL  TEORI PERUBAHAN SOSIAL. Terkait dengan perubahan struktur dan fungsi dalam masyarakat. Apabila suatu aspek kehidupan pada masyarakat telah mengalami perubahan, maka akan terjadi masalah sosial.  TEORI CULTURE LAG (ketertinggalan kebudayaan). Satu budaya terdiri dari beberapa aspek. Jika ada slah satu aspek dari budaya itu yang tertinggal, maka akan terjadi Culture Lag (Ketertinggalan Kebudayaan). Culture Lag ini dapat menimbulkan masalah sosial.  TEORI KONFLIK SOSIAL. Situasi yang menimbulkan pertentangan sebagian besar penduduk bisa disebut sebagai konflik sosial. Konflik sosial bisa menimbulkan masalah sosial. Contohnya seperti perang, pertentangan buruh dan majikan, dan lain- lain.
  • 23. TEORI-TEORI PATOLOGI SOSIAL  TEORI DISORGANISASI SOSIAL. Disorganisasi sosial terjadi ketika seseorang tidak melaksanakan fungsinya dalam sebuah organisasi. Disorganisasi sosial dapat menimbulkan keretakan organisasi sosial yang berkelanjutan dan dapat menimbulkan masalah sosial. Disorganisasi Sosial dapat terjadi karena adanya perubahan sosial.  TEORI PATOLOGI. Masyarakat selalu dalam keadaan sakit atau masyarakat yang tidak berfungsi secara sebagian atau keseluruhan. Masyarakat bisa dikatakan sehat jika seluruh anggota masyarakat berfungsi dengan sempurna. Jika dipandang dari luar, masyarakat memang terlihat menjalankan fungsinya dengan sempurna. Namun jika dilihat dari dalam, pada kenyataannya masyarakat tidak menjalankan fungsinya dengan baik. Misalnya, masyarakat yang makmur.