SlideShare a Scribd company logo
• Laras Atlisia
• Laura Anastasia D
• Lia Ayu Rahmawati
• Lufita Anggraini
• Maharani Wayah I
• Mela Roviani
• Meta Yunita P
Pemberian obat dengan cara memasukan obat
ke dalam pembuluh darah vena dengan
menggunakan spuit. Sedangkan pembuluh
darah vena adalah pembuluh darah yang
menghantarkan darah ke jantung
Sumber : http://majakoesoemasari.blogspot.com/2011/08/injeksi-intravena.html
• Dapat dilakukan pada ( indikasi ) :
– Pasien yang membutuhkan, agar obat yang di berikan dapat di berikan
dengan cepat
– Pasien yang terus menerus muntah-muntah
– Pasien yang tidak di perkenankan memasukkan apapun juga lewat
mulutnya.
– Typoid
– Sesak nafas
– Epilepsi atau kejang – kejang
Sumber : http://majakoesoemasari.blogspot.com/2011/08/injeksi-intravena.html
•Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorpsi dari
pada dengan injeksi perenteral lain
•Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan
•Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar
• Pemberian Intravena menghilangkan semua masalah penyerapan karena zat
aktif langsung masuk ke dalam peredaran darah. ( Verain, A dkk.1993.Farmasetika 2
Biofarmasi Edisi Ke 2.Surabaya:Airlangga University Press )
• Pemberian intravena (IV) tidak mengalami absorpsi tetapi langsung masuk ke
dalam sirkulasi sistemik, sehingga kadar obat dalam darah diperoleh secara
capat, tepat, dan dapat disesuaikan langsung dengan respon penderita.
Kerugiannya adalah mudah tercapai efek toksik karena kadar obat yang tinggi
segera mencapai darah dan jaringan, dan obat tidak dapat ditarik kembali.
(http://farmasiblogku.blogspot.com/2010/05/rute-pemberian-obat.html )
LOKASI INJEKSI
Memberikan obat melaui vena secara langsung, di antaranya :
• vena medianan cubitus / cephalika ( daerah lengan )
Sumber : http://majakoesoemasari.blogspot.com/2011/08/injeksi-intravena.html
• vena saphenous ( tungkai ) vena jugularis ( leher )
Sumber : http://majakoesoemasari.blogspot.com/2011/08/injeksi-intravena.html
• Vena frontalis / temporalis di daerah frontalis dan temporal dari kepala
Sumber : http://majakoesoemasari.blogspot.com/2011/08/injeksi-intravena.html
A. Isotonik
Suatu cairan yang memiliki tekanan osmotic yang sama dengan ada
didalam plasma.
1) Nacl normal 0,9%
2) Ringer Laktat
3) Komponen-komponen darah (albumin 5%, plasma)
4) Dextrose 5% dalam air ( D 5 W )
Sumber : http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/05/konsep-dasar-terapi-intravena-infus.html
B. Hipotonik
Suatu larutan yang memiliki osmotic yang lebih kecil dari pada yang
ada didalam plasma darah. Pemberian cairan ini umumnya
menyebabkan dilusi konsentrasi larutan plasma dan mendorong air
masuk ke dalam sel untuk memperbaiki keseimbangan di Intrasel dan
Ekstrasel, sel-sel tersebut akan membesar atau membengkak.
1) Dextrose 2,5% dalam Nacl 0,45%
2) Nacl 0,45%
3) Nacl 0,2%
Sumber : http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/05/konsep-dasar-terapi-intravena-infus.html
C. Hipertonik
` Suatu larutan yang memiliki tekanan osmotic yang lebih tinggi dari pada
yang ada dalam plasma darah. Pemberian cairan ini meningkatkan
konsentrasi larutan plasma dan mendorong air masuk kedalam sel untuk
memperbaiki keseimbangan osmotic, sel kemudian akan menyusut.
1) Dextrose 5% dalam Nacl 0,9%
2) Dextrose 5% dalam Nacl 0,45% (hanya sedikit hipertonis karena
dextrose dengan cepat dimetabolisme dan hanya sementara
mempengaruhi tekanan osmotic).
3) Dextrose 10% dalam air
4) Dextrose 20% dalam air
5) Nacl 3% dan 5%
6) Larutan hiperalimentasi
7) Dextrose 5% dalam ringer laktat
8) Albumin 25
Sumber : http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/05/konsep-dasar-terapi-intravena-infus.html
PRODUK INJEKSI INTRAVENA
• Dopamin Giulini
Produksi : PT. Kimia Farma
Komposisi : Dopamin HCl 10 mg ; 20 mg/ml
Indikasi : Memperbaiki keseimbangan Hemodinamik pada kondisi
sindrom syok terhadap infark miokardia, trauma, syok
sepsis operasi terbuka gagal jantung, gagal ginjal dan
serangan jantung kronis.
Dosis : Infus iv :
syok kardiogenik, kegagalan ginjal : dosis rata-rata 200 mcg
/ mnt (3 mcg / kg BB / mnt ) ; Jarak dosis, 175 – 250 mcg /
mnt titik pada pembedahan ( syok pasca bedah ) termasuk
bedah jantung : dosis rata-rata 450 mcg / mnt ( 6,5 mcg / kg
BB/ mnt ). Syok septik : Dosis rata-rata 50-120 mcg / mnt (
14 – 17 mcg / mnt ).
Efek Samping : Mual, muntah, bertambah beratnya keluhan angina pektoris
Kontra Indikasi : Feokromositoma
parenteral intravena

More Related Content

What's hot

Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Yandrawati S.KM
 
Makalah sterilisasi
Makalah sterilisasiMakalah sterilisasi
Makalah sterilisasi
Septian Muna Barakati
 
prinsip dan teknik pemberian obat oral, sublingual, ic, sc dan im
prinsip dan teknik pemberian obat oral, sublingual, ic, sc dan imprinsip dan teknik pemberian obat oral, sublingual, ic, sc dan im
prinsip dan teknik pemberian obat oral, sublingual, ic, sc dan im
4nakmans4
 
Makalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannya
Makalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannyaMakalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannya
Makalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannya
Warung Bidan
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanPrinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Kampus-Sakinah
 
faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urine
 faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urine faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urine
faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urine
UNMER Surabaya n SMK Roudlotul Hikmah
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
nanang aw aw
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat
Prinsip dan tehnik pemberian obatPrinsip dan tehnik pemberian obat
Prinsip dan tehnik pemberian obat
STIKES GRAHA MEDIKA
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
Reyviolen
 
Injeksi Intravena (IV) - Master.pptx
Injeksi Intravena (IV) - Master.pptxInjeksi Intravena (IV) - Master.pptx
Injeksi Intravena (IV) - Master.pptx
RianGibran
 
Pemberian obat melalui selang intravena
Pemberian obat melalui selang intravenaPemberian obat melalui selang intravena
Pemberian obat melalui selang intravena
Operator Warnet Vast Raha
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
MeidaElliaPuspita
 
Biofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan RektalBiofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan RektalTrie Marcory
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalinPercakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Operator Warnet Vast Raha
 
Farmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obatFarmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obat
Aprillia Indah Fajarwati
 
Injeksi intravena
Injeksi intravenaInjeksi intravena
Injeksi intravena
ADHP
 
Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikanMacam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
Juliana Prayonggat
 
Injek11
Injek11Injek11
Injek11
fadzan
 
Mencuci Tangan
Mencuci TanganMencuci Tangan
Mencuci Tangan
pjj_kemenkes
 

What's hot (20)

Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
 
Makalah sterilisasi
Makalah sterilisasiMakalah sterilisasi
Makalah sterilisasi
 
Sistem Perkemihan
Sistem PerkemihanSistem Perkemihan
Sistem Perkemihan
 
prinsip dan teknik pemberian obat oral, sublingual, ic, sc dan im
prinsip dan teknik pemberian obat oral, sublingual, ic, sc dan imprinsip dan teknik pemberian obat oral, sublingual, ic, sc dan im
prinsip dan teknik pemberian obat oral, sublingual, ic, sc dan im
 
Makalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannya
Makalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannyaMakalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannya
Makalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannya
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanPrinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
 
faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urine
 faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urine faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urine
faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urine
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat
Prinsip dan tehnik pemberian obatPrinsip dan tehnik pemberian obat
Prinsip dan tehnik pemberian obat
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
Injeksi Intravena (IV) - Master.pptx
Injeksi Intravena (IV) - Master.pptxInjeksi Intravena (IV) - Master.pptx
Injeksi Intravena (IV) - Master.pptx
 
Pemberian obat melalui selang intravena
Pemberian obat melalui selang intravenaPemberian obat melalui selang intravena
Pemberian obat melalui selang intravena
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
Biofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan RektalBiofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan Rektal
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalinPercakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
 
Farmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obatFarmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obat
 
Injeksi intravena
Injeksi intravenaInjeksi intravena
Injeksi intravena
 
Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikanMacam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
 
Injek11
Injek11Injek11
Injek11
 
Mencuci Tangan
Mencuci TanganMencuci Tangan
Mencuci Tangan
 

Viewers also liked

Pemberian obat melalui selang intravena
Pemberian obat melalui selang intravenaPemberian obat melalui selang intravena
Pemberian obat melalui selang intravena
Operator Warnet Vast Raha
 
Kb 2 pemberian obat obatan
Kb 2 pemberian obat obatanKb 2 pemberian obat obatan
Kb 2 pemberian obat obatan
pjj_kemenkes
 
Air ketuban ppt
Air ketuban pptAir ketuban ppt
Air ketuban ppt
Savira izati Putri
 
Cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitsasmiyanto
 
Konsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obatKonsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obat
Retno Wulan
 

Viewers also liked (8)

cara menyuntik SC
cara menyuntik SCcara menyuntik SC
cara menyuntik SC
 
Pemberian obat melalui selang intravena
Pemberian obat melalui selang intravenaPemberian obat melalui selang intravena
Pemberian obat melalui selang intravena
 
Kb 2 pemberian obat obatan
Kb 2 pemberian obat obatanKb 2 pemberian obat obatan
Kb 2 pemberian obat obatan
 
La rangki injeksi intravena n subkutan
La rangki injeksi intravena n subkutanLa rangki injeksi intravena n subkutan
La rangki injeksi intravena n subkutan
 
Makalah pemberian obat melalui anus
Makalah pemberian obat melalui anusMakalah pemberian obat melalui anus
Makalah pemberian obat melalui anus
 
Air ketuban ppt
Air ketuban pptAir ketuban ppt
Air ketuban ppt
 
Cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolit
 
Konsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obatKonsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obat
 

Similar to parenteral intravena

Terapi intravena
Terapi intravenaTerapi intravena
Terapi intravena
Purwanto A.Md.Kep
 
Terapi intravena
Terapi intravenaTerapi intravena
Terapi intravena
Purwanto A.Md.Kep
 
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptxReferat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
ssuserdc4acc
 
Asuhan keperawatan hemodialisa
Asuhan keperawatan hemodialisaAsuhan keperawatan hemodialisa
Asuhan keperawatan hemodialisa
Wilva Latifah
 
Manajemen cairan dan elektrolit 8 september 2022.pdf
Manajemen cairan dan elektrolit 8 september 2022.pdfManajemen cairan dan elektrolit 8 september 2022.pdf
Manajemen cairan dan elektrolit 8 september 2022.pdf
SonofZeus11
 
1. KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKTROLIT, & ASAM BASA.pptx
1. KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKTROLIT, & ASAM BASA.pptx1. KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKTROLIT, & ASAM BASA.pptx
1. KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKTROLIT, & ASAM BASA.pptx
nopi27
 
Hemodialisis AKPER PEMKAB MUNA
Hemodialisis AKPER PEMKAB MUNA Hemodialisis AKPER PEMKAB MUNA
Hemodialisis AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Askep hemodialisis AKPER PEMKAB MUNA
Askep hemodialisis AKPER PEMKAB MUNAAskep hemodialisis AKPER PEMKAB MUNA
Askep hemodialisis AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to parenteral intravena (11)

Terapi intravena
Terapi intravenaTerapi intravena
Terapi intravena
 
Terapi intravena
Terapi intravenaTerapi intravena
Terapi intravena
 
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptxReferat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
 
Asuhan keperawatan hemodialisa
Asuhan keperawatan hemodialisaAsuhan keperawatan hemodialisa
Asuhan keperawatan hemodialisa
 
Manajemen cairan dan elektrolit 8 september 2022.pdf
Manajemen cairan dan elektrolit 8 september 2022.pdfManajemen cairan dan elektrolit 8 september 2022.pdf
Manajemen cairan dan elektrolit 8 september 2022.pdf
 
1. KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKTROLIT, & ASAM BASA.pptx
1. KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKTROLIT, & ASAM BASA.pptx1. KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKTROLIT, & ASAM BASA.pptx
1. KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKTROLIT, & ASAM BASA.pptx
 
Patologi. Penuaan Sel
Patologi. Penuaan SelPatologi. Penuaan Sel
Patologi. Penuaan Sel
 
Hemodialisis AKPER PEMKAB MUNA
Hemodialisis AKPER PEMKAB MUNA Hemodialisis AKPER PEMKAB MUNA
Hemodialisis AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep hemodialisis AKPER PEMKAB MUNA
Askep hemodialisis AKPER PEMKAB MUNA Askep hemodialisis AKPER PEMKAB MUNA
Askep hemodialisis AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep hemodialisis AKPER PEMKAB MUNA
Askep hemodialisis AKPER PEMKAB MUNAAskep hemodialisis AKPER PEMKAB MUNA
Askep hemodialisis AKPER PEMKAB MUNA
 
Artikel tentang hemodialisis
Artikel tentang hemodialisisArtikel tentang hemodialisis
Artikel tentang hemodialisis
 

More from Mela Roviani

Avian influenza
Avian influenzaAvian influenza
Avian influenza
Mela Roviani
 
Hidrakrim
HidrakrimHidrakrim
Hidrakrim
Mela Roviani
 
Narkoba
NarkobaNarkoba
Narkoba
Mela Roviani
 
INSTALASI WINDOWS XP
INSTALASI WINDOWS XPINSTALASI WINDOWS XP
INSTALASI WINDOWS XP
Mela Roviani
 
laporan INSTALASI OS LINUX
laporan INSTALASI OS LINUXlaporan INSTALASI OS LINUX
laporan INSTALASI OS LINUX
Mela Roviani
 
hiperkolesterolemia (hypercolesterolemia)
hiperkolesterolemia (hypercolesterolemia)hiperkolesterolemia (hypercolesterolemia)
hiperkolesterolemia (hypercolesterolemia)
Mela Roviani
 
gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)
Mela Roviani
 
Distribution of otc and pharma ethical
Distribution of otc and pharma ethical Distribution of otc and pharma ethical
Distribution of otc and pharma ethical
Mela Roviani
 
absorpsi obat diberikan secara topikal
absorpsi obat diberikan secara topikal absorpsi obat diberikan secara topikal
absorpsi obat diberikan secara topikal
Mela Roviani
 
Distribution of otc and pharma ethical
Distribution of otc and pharma ethicalDistribution of otc and pharma ethical
Distribution of otc and pharma ethical
Mela Roviani
 
Market research
Market researchMarket research
Market research
Mela Roviani
 
Peranan motivasi dalam upaya meningkatkan disiplin kerja karyawan
Peranan motivasi dalam upaya meningkatkan disiplin kerja karyawanPeranan motivasi dalam upaya meningkatkan disiplin kerja karyawan
Peranan motivasi dalam upaya meningkatkan disiplin kerja karyawan
Mela Roviani
 

More from Mela Roviani (12)

Avian influenza
Avian influenzaAvian influenza
Avian influenza
 
Hidrakrim
HidrakrimHidrakrim
Hidrakrim
 
Narkoba
NarkobaNarkoba
Narkoba
 
INSTALASI WINDOWS XP
INSTALASI WINDOWS XPINSTALASI WINDOWS XP
INSTALASI WINDOWS XP
 
laporan INSTALASI OS LINUX
laporan INSTALASI OS LINUXlaporan INSTALASI OS LINUX
laporan INSTALASI OS LINUX
 
hiperkolesterolemia (hypercolesterolemia)
hiperkolesterolemia (hypercolesterolemia)hiperkolesterolemia (hypercolesterolemia)
hiperkolesterolemia (hypercolesterolemia)
 
gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)
 
Distribution of otc and pharma ethical
Distribution of otc and pharma ethical Distribution of otc and pharma ethical
Distribution of otc and pharma ethical
 
absorpsi obat diberikan secara topikal
absorpsi obat diberikan secara topikal absorpsi obat diberikan secara topikal
absorpsi obat diberikan secara topikal
 
Distribution of otc and pharma ethical
Distribution of otc and pharma ethicalDistribution of otc and pharma ethical
Distribution of otc and pharma ethical
 
Market research
Market researchMarket research
Market research
 
Peranan motivasi dalam upaya meningkatkan disiplin kerja karyawan
Peranan motivasi dalam upaya meningkatkan disiplin kerja karyawanPeranan motivasi dalam upaya meningkatkan disiplin kerja karyawan
Peranan motivasi dalam upaya meningkatkan disiplin kerja karyawan
 

Recently uploaded

Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
adhiwargamandiriseja
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
ssusera85899
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
FiikFiik
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
MFCorp
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 

Recently uploaded (20)

Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 

parenteral intravena

  • 1.
  • 2. • Laras Atlisia • Laura Anastasia D • Lia Ayu Rahmawati • Lufita Anggraini • Maharani Wayah I • Mela Roviani • Meta Yunita P
  • 3. Pemberian obat dengan cara memasukan obat ke dalam pembuluh darah vena dengan menggunakan spuit. Sedangkan pembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang menghantarkan darah ke jantung Sumber : http://majakoesoemasari.blogspot.com/2011/08/injeksi-intravena.html
  • 4. • Dapat dilakukan pada ( indikasi ) : – Pasien yang membutuhkan, agar obat yang di berikan dapat di berikan dengan cepat – Pasien yang terus menerus muntah-muntah – Pasien yang tidak di perkenankan memasukkan apapun juga lewat mulutnya. – Typoid – Sesak nafas – Epilepsi atau kejang – kejang Sumber : http://majakoesoemasari.blogspot.com/2011/08/injeksi-intravena.html
  • 5. •Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorpsi dari pada dengan injeksi perenteral lain •Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan •Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar
  • 6. • Pemberian Intravena menghilangkan semua masalah penyerapan karena zat aktif langsung masuk ke dalam peredaran darah. ( Verain, A dkk.1993.Farmasetika 2 Biofarmasi Edisi Ke 2.Surabaya:Airlangga University Press ) • Pemberian intravena (IV) tidak mengalami absorpsi tetapi langsung masuk ke dalam sirkulasi sistemik, sehingga kadar obat dalam darah diperoleh secara capat, tepat, dan dapat disesuaikan langsung dengan respon penderita. Kerugiannya adalah mudah tercapai efek toksik karena kadar obat yang tinggi segera mencapai darah dan jaringan, dan obat tidak dapat ditarik kembali. (http://farmasiblogku.blogspot.com/2010/05/rute-pemberian-obat.html )
  • 7. LOKASI INJEKSI Memberikan obat melaui vena secara langsung, di antaranya : • vena medianan cubitus / cephalika ( daerah lengan ) Sumber : http://majakoesoemasari.blogspot.com/2011/08/injeksi-intravena.html
  • 8. • vena saphenous ( tungkai ) vena jugularis ( leher ) Sumber : http://majakoesoemasari.blogspot.com/2011/08/injeksi-intravena.html
  • 9. • Vena frontalis / temporalis di daerah frontalis dan temporal dari kepala Sumber : http://majakoesoemasari.blogspot.com/2011/08/injeksi-intravena.html
  • 10. A. Isotonik Suatu cairan yang memiliki tekanan osmotic yang sama dengan ada didalam plasma. 1) Nacl normal 0,9% 2) Ringer Laktat 3) Komponen-komponen darah (albumin 5%, plasma) 4) Dextrose 5% dalam air ( D 5 W ) Sumber : http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/05/konsep-dasar-terapi-intravena-infus.html
  • 11. B. Hipotonik Suatu larutan yang memiliki osmotic yang lebih kecil dari pada yang ada didalam plasma darah. Pemberian cairan ini umumnya menyebabkan dilusi konsentrasi larutan plasma dan mendorong air masuk ke dalam sel untuk memperbaiki keseimbangan di Intrasel dan Ekstrasel, sel-sel tersebut akan membesar atau membengkak. 1) Dextrose 2,5% dalam Nacl 0,45% 2) Nacl 0,45% 3) Nacl 0,2% Sumber : http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/05/konsep-dasar-terapi-intravena-infus.html
  • 12. C. Hipertonik ` Suatu larutan yang memiliki tekanan osmotic yang lebih tinggi dari pada yang ada dalam plasma darah. Pemberian cairan ini meningkatkan konsentrasi larutan plasma dan mendorong air masuk kedalam sel untuk memperbaiki keseimbangan osmotic, sel kemudian akan menyusut. 1) Dextrose 5% dalam Nacl 0,9% 2) Dextrose 5% dalam Nacl 0,45% (hanya sedikit hipertonis karena dextrose dengan cepat dimetabolisme dan hanya sementara mempengaruhi tekanan osmotic). 3) Dextrose 10% dalam air 4) Dextrose 20% dalam air 5) Nacl 3% dan 5% 6) Larutan hiperalimentasi 7) Dextrose 5% dalam ringer laktat 8) Albumin 25 Sumber : http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/05/konsep-dasar-terapi-intravena-infus.html
  • 13. PRODUK INJEKSI INTRAVENA • Dopamin Giulini
  • 14. Produksi : PT. Kimia Farma Komposisi : Dopamin HCl 10 mg ; 20 mg/ml Indikasi : Memperbaiki keseimbangan Hemodinamik pada kondisi sindrom syok terhadap infark miokardia, trauma, syok sepsis operasi terbuka gagal jantung, gagal ginjal dan serangan jantung kronis. Dosis : Infus iv : syok kardiogenik, kegagalan ginjal : dosis rata-rata 200 mcg / mnt (3 mcg / kg BB / mnt ) ; Jarak dosis, 175 – 250 mcg / mnt titik pada pembedahan ( syok pasca bedah ) termasuk bedah jantung : dosis rata-rata 450 mcg / mnt ( 6,5 mcg / kg BB/ mnt ). Syok septik : Dosis rata-rata 50-120 mcg / mnt ( 14 – 17 mcg / mnt ). Efek Samping : Mual, muntah, bertambah beratnya keluhan angina pektoris Kontra Indikasi : Feokromositoma