Dokumen tersebut membahas tentang injeksi sebagai cara pemberian obat yang dilakukan dengan menyuntikkan obat ke dalam tubuh melalui kulit atau jaringan. Termasuk jenis-jenis injeksi, prosedur pemberian injeksi secara steril, dan pencegahan terjadinya infeksi.
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectalKampus-Sakinah
Dokumen tersebut membahas prinsip dan teknik pemberian obat secara intra vena (dalam pembuluh darah) dan rectal (melalui anus). Pemberian obat secara intra vena dapat dilakukan secara langsung ke dalam pembuluh darah atau tidak langsung dengan menambahkannya ke dalam cairan infus. Pemberian obat rectal bertujuan untuk mendapatkan efek lokal dan sistemik pada pasien yang sulit diberi obat secar
Pemberian obat secara parenteral meliputi injeksi intrakulit yang memberikan obat langsung ke jaringan dermis. Metode ini digunakan untuk tes alergi, diagnosis, dan memberikan obat yang cepat diserap. Prosedurnya melibatkan identifikasi pasien, persiapan obat dan peralatan, pemilihan lokasi injeksi, penyuntikan obat ke bawah kulit, dan observasi pasca tindakan.
Teknik pemberian obat Oral Sublingual Parenteral Inhalasiaulia rahmah
Oral
Sublingual
Parenteral
Inhalasi
Obat adalah suatu bahan atau campuran bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan termasuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia
Ringkasan: Makalah ini membahas tentang teknik pemberian obat melalui rektum dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik. Obat diberikan dalam bentuk suppositoria yang dimasukkan ke dalam rektum untuk mendapatkan efek terapi, menjadikan feses lunak, dan merangsang buang air besar. Prosedurnya meliputi persiapan obat dan peralatan, penjelasan ke pasien, pemberian obat secara hati-hati ke dalam rekt
Dokumen tersebut membahas tentang injeksi sebagai cara pemberian obat yang dilakukan dengan menyuntikkan obat ke dalam tubuh melalui kulit atau jaringan. Termasuk jenis-jenis injeksi, prosedur pemberian injeksi secara steril, dan pencegahan terjadinya infeksi.
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectalKampus-Sakinah
Dokumen tersebut membahas prinsip dan teknik pemberian obat secara intra vena (dalam pembuluh darah) dan rectal (melalui anus). Pemberian obat secara intra vena dapat dilakukan secara langsung ke dalam pembuluh darah atau tidak langsung dengan menambahkannya ke dalam cairan infus. Pemberian obat rectal bertujuan untuk mendapatkan efek lokal dan sistemik pada pasien yang sulit diberi obat secar
Pemberian obat secara parenteral meliputi injeksi intrakulit yang memberikan obat langsung ke jaringan dermis. Metode ini digunakan untuk tes alergi, diagnosis, dan memberikan obat yang cepat diserap. Prosedurnya melibatkan identifikasi pasien, persiapan obat dan peralatan, pemilihan lokasi injeksi, penyuntikan obat ke bawah kulit, dan observasi pasca tindakan.
Teknik pemberian obat Oral Sublingual Parenteral Inhalasiaulia rahmah
Oral
Sublingual
Parenteral
Inhalasi
Obat adalah suatu bahan atau campuran bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan termasuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia
Ringkasan: Makalah ini membahas tentang teknik pemberian obat melalui rektum dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik. Obat diberikan dalam bentuk suppositoria yang dimasukkan ke dalam rektum untuk mendapatkan efek terapi, menjadikan feses lunak, dan merangsang buang air besar. Prosedurnya meliputi persiapan obat dan peralatan, penjelasan ke pasien, pemberian obat secara hati-hati ke dalam rekt
Sistem perkemihan terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Ginjal menyaring darah dan menghasilkan urin, yang kemudian dibawa oleh ureter ke kandung kemih. Kandung kemih menampung urin sebelum dikeluarkan melalui uretra.
prinsip dan teknik pemberian obat oral, sublingual, ic, sc dan im4nakmans4
Benar, 6 aspek penting dalam pemberian obat adalah obat, pasien, dosis, cara, waktu, dan pendokumentasian. Semua aspek tersebut harus diperhatikan dengan baik untuk menjamin keamanan dan efektivitas pemberian obat.
Makalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannyaWarung Bidan
MAKALAH FARMAKOLOGI
EFEK SAMPING OBAT DAN CARA PENGATASANNYA
Setiap obat mempunyai kemungkinan untuk menyebabkan efek samping, oleh karena seperti halnya efek farmakologik, efek samping obat juga merupakan hasil interaksi yang kompleks antara molekul obat dengan tempat kerja spesifik dalam sistem biologik tubuh. Kalau suatu efek farmakologik terjadi secara ekstrim, inipun akan menimbulkan pengaruh buruk terhadap sistem biologik tubuh.
Selengkapnya: http://warungbidan.blogspot.com/2017/09/makalah-farmakologi-efek-samping-obat.html
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang mempengaruhi pola dan frekuensi berkemih seseorang, antara lain diet, gaya hidup, stres, aktivitas fisik, kondisi penyakit, pengobatan, dan pemeriksaan medis.
Tinjauan kasus pasien Ny. "S" yang mengalami gastroenteritis mencakup:
1. Identitas pasien wanita berumur 23 tahun dengan keluhan demam, diare dan muntah
2. Riwayat penyakit sekarang mengalami panas badan dan diare 5 kali sehari selama 2 hari
3. Pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum lemah dan panas beserta tanda vital tidak normal
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai pemberian obat melalui selang intravena, termasuk definisi, jenis-jenis pemberian (infus kontinu, intermiten, bolus), hal-hal yang perlu dipertimbangkan, reaksi tubuh, dan efek sampingnya. Pemberian obat secara intravena merupakan cara yang paling cepat dan pasti, namun jika dilakukan terlalu cepat dapat menyebabkan toksisitas, sedangkan terlalu lambat dapat
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep gangguan kebutuhan dasar berupa nyeri, termasuk definisi, etiologi, klasifikasi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi nyeri
2. Ada dua jenis nyeri utama yaitu nyeri akut dan nyeri kronik, yang berbeda dalam durasi, penyebab, dan karakteristiknya
3. Banyak faktor yang dapat mempeng
Percakapan antara bidan dengan pasien wanita hamil 9 bulan yang merasakan sakit perut dan keluar lendir darah. Bidan memeriksa tekanan darah dan keadaan janin yang dinyatakan baik. Bidan menjelaskan tahapan persalinan dan cara mengurangi rasa sakit kepada pasien dan suaminya.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang 10 cara pemberian obat, yaitu secara oral, sublingual, rektal, vagina, inhalasi, emplastrum, urethral, implan, buccal, dan intravena. Setiap cara memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu sesuai dengan jenis obat dan kondisi pasien.
Kelompok 2 membahas tentang injeksi intravena, termasuk tujuan, lokasi injeksi, dan prosedur pemberian obat secara langsung maupun tidak langsung melalui infus. Prosedur pemberian obat secara langsung meliputi persiapan, identifikasi pasien, pemberian obat, dan penutupan area injeksi.
Ada 4 jenis penyuntikan obat, yaitu intramuskular, intravena, subkutan, dan intrakutan. Masing-masing jenis memiliki lokasi dan sudut penyuntikan yang berbeda-beda, sesuai dengan jaringan sasaran. Spuit dan ukuran jarum juga bervariasi tergantung jenis penyuntikan.
Dokumen tersebut membahas tentang pemberian obat melalui jalur intravena. Terdapat beberapa cara pemberian obat intravena yaitu infus lanjut, infus berulang, dan pemberian secara bolus. Dokumen juga menjelaskan hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat intravena seperti kecepatan pemberian, kompatibilitas cairan dan obat, serta reaksi tubuh terhadap obat intravena.
Sistem perkemihan terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Ginjal menyaring darah dan menghasilkan urin, yang kemudian dibawa oleh ureter ke kandung kemih. Kandung kemih menampung urin sebelum dikeluarkan melalui uretra.
prinsip dan teknik pemberian obat oral, sublingual, ic, sc dan im4nakmans4
Benar, 6 aspek penting dalam pemberian obat adalah obat, pasien, dosis, cara, waktu, dan pendokumentasian. Semua aspek tersebut harus diperhatikan dengan baik untuk menjamin keamanan dan efektivitas pemberian obat.
Makalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannyaWarung Bidan
MAKALAH FARMAKOLOGI
EFEK SAMPING OBAT DAN CARA PENGATASANNYA
Setiap obat mempunyai kemungkinan untuk menyebabkan efek samping, oleh karena seperti halnya efek farmakologik, efek samping obat juga merupakan hasil interaksi yang kompleks antara molekul obat dengan tempat kerja spesifik dalam sistem biologik tubuh. Kalau suatu efek farmakologik terjadi secara ekstrim, inipun akan menimbulkan pengaruh buruk terhadap sistem biologik tubuh.
Selengkapnya: http://warungbidan.blogspot.com/2017/09/makalah-farmakologi-efek-samping-obat.html
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang mempengaruhi pola dan frekuensi berkemih seseorang, antara lain diet, gaya hidup, stres, aktivitas fisik, kondisi penyakit, pengobatan, dan pemeriksaan medis.
Tinjauan kasus pasien Ny. "S" yang mengalami gastroenteritis mencakup:
1. Identitas pasien wanita berumur 23 tahun dengan keluhan demam, diare dan muntah
2. Riwayat penyakit sekarang mengalami panas badan dan diare 5 kali sehari selama 2 hari
3. Pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum lemah dan panas beserta tanda vital tidak normal
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai pemberian obat melalui selang intravena, termasuk definisi, jenis-jenis pemberian (infus kontinu, intermiten, bolus), hal-hal yang perlu dipertimbangkan, reaksi tubuh, dan efek sampingnya. Pemberian obat secara intravena merupakan cara yang paling cepat dan pasti, namun jika dilakukan terlalu cepat dapat menyebabkan toksisitas, sedangkan terlalu lambat dapat
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep gangguan kebutuhan dasar berupa nyeri, termasuk definisi, etiologi, klasifikasi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi nyeri
2. Ada dua jenis nyeri utama yaitu nyeri akut dan nyeri kronik, yang berbeda dalam durasi, penyebab, dan karakteristiknya
3. Banyak faktor yang dapat mempeng
Percakapan antara bidan dengan pasien wanita hamil 9 bulan yang merasakan sakit perut dan keluar lendir darah. Bidan memeriksa tekanan darah dan keadaan janin yang dinyatakan baik. Bidan menjelaskan tahapan persalinan dan cara mengurangi rasa sakit kepada pasien dan suaminya.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang 10 cara pemberian obat, yaitu secara oral, sublingual, rektal, vagina, inhalasi, emplastrum, urethral, implan, buccal, dan intravena. Setiap cara memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu sesuai dengan jenis obat dan kondisi pasien.
Kelompok 2 membahas tentang injeksi intravena, termasuk tujuan, lokasi injeksi, dan prosedur pemberian obat secara langsung maupun tidak langsung melalui infus. Prosedur pemberian obat secara langsung meliputi persiapan, identifikasi pasien, pemberian obat, dan penutupan area injeksi.
Ada 4 jenis penyuntikan obat, yaitu intramuskular, intravena, subkutan, dan intrakutan. Masing-masing jenis memiliki lokasi dan sudut penyuntikan yang berbeda-beda, sesuai dengan jaringan sasaran. Spuit dan ukuran jarum juga bervariasi tergantung jenis penyuntikan.
Dokumen tersebut membahas tentang pemberian obat melalui jalur intravena. Terdapat beberapa cara pemberian obat intravena yaitu infus lanjut, infus berulang, dan pemberian secara bolus. Dokumen juga menjelaskan hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat intravena seperti kecepatan pemberian, kompatibilitas cairan dan obat, serta reaksi tubuh terhadap obat intravena.
Modul ini membahas tentang pemberian obat-obatan secara oral, topikal, melalui membran mukosa dan suntikan. Pemberian obat oral mudah dan murah namun efeknya lambat. Pemberian topikal langsung pada bagian tubuh tertentu. Pemberian melalui mata, hidung, telinga dan vagina untuk mengobati infeksi dan gejala pada organ tersebut. Suntikan dapat dilakukan secara intravena, intramuskular, subkutan dan intra
Dokumen tersebut membahas konsep dasar pemberian obat, termasuk definisi pemberian obat, persiapan pemberian obat yang tepat, berbagai faktor yang mempengaruhi pemberian obat, dan perhitungan dosis obat berdasarkan umur, berat badan, dan luas permukaan tubuh."
Terapi intravena digunakan untuk memberikan cairan, obat, dan nutrisi langsung ke dalam pembuluh darah melalui jarum infus. Terapi ini berguna untuk koreksi fluida dan elektrolit, pemberian obat yang tidak dapat diberikan secara oral, serta nutrisi pada pasien yang tidak dapat makan.
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptxssuserdc4acc
Terapi cairan merupakan tindakan penting untuk mengganti kekurangan cairan tubuh dengan memberikan cairan infus secara intravena dalam batas fisiologis. Terapi cairan bertujuan untuk resusitasi, rumatan, atau penggantian cairan dan elektrolit, dengan mempertimbangkan jenis cairan, jumlah, dan waktu pemberian. Pemilihan terapi cairan yang tepat bergantung pada kondisi medis pasien dan tujuan terapi unt
Manajemen cairan dan elektrolit 8 september 2022.pdfSonofZeus11
Manajemen cairan dan elektrolit membahas tentang keseimbangan cairan tubuh, anatomi dan fisiologi pembuluh darah perifer, jenis-jenis cairan intravena, prosedur insersi kateter intravena, dan komplikasinya. Dokumen ini juga menjelaskan tentang fungsi cairan bagi tubuh, komposisi cairan tubuh berdasarkan usia, mekanisme pergerakan cairan, dan mekanisme keseimbangan cairan tubuh.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada klien hemodialisis. Terdapat konsep medis tentang pengertian, tujuan, dan proses hemodialisis serta komplikasi yang mungkin terjadi. Dokumen juga membahas konsep dasar keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, dan perencanaan untuk klien hemodialisis dengan masalah seperti nyeri, intoleransi aktivitas, ansietas, dan gangguan nutrisi.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada klien hemodialisis. Terdapat konsep medis tentang pengertian, tujuan, dan proses hemodialisis serta komplikasi yang mungkin terjadi. Dokumen juga membahas konsep dasar keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, dan perencanaan untuk klien hemodialisis dengan masalah seperti nyeri, intoleransi aktivitas, ansietas, dan gangguan nutrisi.
Virus influenza avian (AI) menyebabkan infeksi pada unggas dan dapat menular ke manusia. AI menyebar melalui kontak langsung dengan unggas sakit atau lingkungan yang terkontaminasi virusnya. AI menginfeksi sel-sel saluran napas atas dan menyebabkan gejala seperti demam, batuk, dan pneumonia. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan konfirmasi laboratorium. Pengobatan berfokus pada terapi suportif dan pencegahan lebih lan
Cream ini mengandung Hidrokortison Acetat 200ml untuk pengobatan topikal berbagai kelainan kulit akut, subakut, dan kronik seperti dermatitis atau reaksi alergi. Cream ini hanya untuk pemakaian luar dan harus dengan resep dokter.
Dokumen tersebut membahas definisi istilah-istilah terkait narkoba seperti narkotika, psikotropika, dan zat adiktif. Juga dijelaskan beberapa jenis narkoba seperti heroin dan amphetamin beserta cara kerja dan efeknya. Narkoba dapat menyebabkan perubahan kesadaran dan ketergantungan, serta diklasifikasikan menjadi golongan berdasarkan pengaruhnya terhadap susunan syaraf pusat.
Instalasi Windows XP, merubah kapasitas memori virtual PC, kegunaan clone, dan kegunaan virtual PC. Langkah-langkah instalasi Windows XP meliputi membuat virtual machine baru, memilih file ISO Windows XP, menginstal, dan menyelesaikan proses instalasi. Merubah kapasitas memori dengan mengatur parameter memory. Kegunaan clone untuk menggandakan PC virtual, dan dilakukan dengan mengklik manage lalu clone. Kegunaan virtual PC adalah mempelajari software dan mengan
Instalasi Linux Zorin, Ubuntu, dan Madbox dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
1) Membuat virtual machine baru dan memilih file distribusi Linux yang akan diinstal
2) Mengikuti wizard instalasi dan mengkonfigurasi password serta lokasi
3) Mengizinkan proses instalasi berjalan sendiri hingga selesai
Waktu yang dibutuhkan berkisar antara 19-38 menit, tergantung jumlah file yang harus diunduh
Dokumen tersebut membahas tentang hiperkolesterolemia yang didefinisikan sebagai kadar kolesterol darah lebih dari 240 mg/dl dan erat kaitannya dengan kadar kolesterol LDL. Hiperkolesterolemia dapat disebabkan faktor primer seperti genetik maupun sekunder seperti diabetes. Patofisiologi hiperkolesterolemia dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Pencegahan melalui diet seimbang dan olahraga, sedangkan pengobatannya melip
Distribution of otc and pharma ethical Mela Roviani
Distribution of otc and pharma ethical di indonesia , definisi, objektif distribusi, dua aspek dalam proses distribusi produk, physical distribution, CDOB
absorpsi obat diberikan secara topikal Mela Roviani
Benzolac 2,5% adalah sediaan gel yang mengandung benzoil peroksida 2,5% untuk mengobati jerawat dengan menurunkan asam lemak bebas dan bakteri propionibacterium acnes serta memiliki efek keratolitik. Gel ini dapat menembus lapisan stratum corneum kulit dan memungkinkan benzoil peroksida menyerang jerawat di dalam kulit. Beberapa faktor seperti keadaan kulit, suhu, dan konsentrasi zat akt
Peranan motivasi dalam upaya meningkatkan disiplin kerja karyawanMela Roviani
Dokumen tersebut membahas tentang peranan motivasi dalam meningkatkan disiplin kerja karyawan. Motivasi penting untuk meningkatkan semangat dan kepuasan kerja karyawan serta mencegah pelanggaran. Contohnya, PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang memberikan motivasi nonmaterial dan kesejahteraan ekonomi untuk menciptakan disiplin kerja.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
2. • Laras Atlisia
• Laura Anastasia D
• Lia Ayu Rahmawati
• Lufita Anggraini
• Maharani Wayah I
• Mela Roviani
• Meta Yunita P
3. Pemberian obat dengan cara memasukan obat
ke dalam pembuluh darah vena dengan
menggunakan spuit. Sedangkan pembuluh
darah vena adalah pembuluh darah yang
menghantarkan darah ke jantung
Sumber : http://majakoesoemasari.blogspot.com/2011/08/injeksi-intravena.html
4. • Dapat dilakukan pada ( indikasi ) :
– Pasien yang membutuhkan, agar obat yang di berikan dapat di berikan
dengan cepat
– Pasien yang terus menerus muntah-muntah
– Pasien yang tidak di perkenankan memasukkan apapun juga lewat
mulutnya.
– Typoid
– Sesak nafas
– Epilepsi atau kejang – kejang
Sumber : http://majakoesoemasari.blogspot.com/2011/08/injeksi-intravena.html
5. •Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorpsi dari
pada dengan injeksi perenteral lain
•Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan
•Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar
6. • Pemberian Intravena menghilangkan semua masalah penyerapan karena zat
aktif langsung masuk ke dalam peredaran darah. ( Verain, A dkk.1993.Farmasetika 2
Biofarmasi Edisi Ke 2.Surabaya:Airlangga University Press )
• Pemberian intravena (IV) tidak mengalami absorpsi tetapi langsung masuk ke
dalam sirkulasi sistemik, sehingga kadar obat dalam darah diperoleh secara
capat, tepat, dan dapat disesuaikan langsung dengan respon penderita.
Kerugiannya adalah mudah tercapai efek toksik karena kadar obat yang tinggi
segera mencapai darah dan jaringan, dan obat tidak dapat ditarik kembali.
(http://farmasiblogku.blogspot.com/2010/05/rute-pemberian-obat.html )
7. LOKASI INJEKSI
Memberikan obat melaui vena secara langsung, di antaranya :
• vena medianan cubitus / cephalika ( daerah lengan )
Sumber : http://majakoesoemasari.blogspot.com/2011/08/injeksi-intravena.html
9. • Vena frontalis / temporalis di daerah frontalis dan temporal dari kepala
Sumber : http://majakoesoemasari.blogspot.com/2011/08/injeksi-intravena.html
10. A. Isotonik
Suatu cairan yang memiliki tekanan osmotic yang sama dengan ada
didalam plasma.
1) Nacl normal 0,9%
2) Ringer Laktat
3) Komponen-komponen darah (albumin 5%, plasma)
4) Dextrose 5% dalam air ( D 5 W )
Sumber : http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/05/konsep-dasar-terapi-intravena-infus.html
11. B. Hipotonik
Suatu larutan yang memiliki osmotic yang lebih kecil dari pada yang
ada didalam plasma darah. Pemberian cairan ini umumnya
menyebabkan dilusi konsentrasi larutan plasma dan mendorong air
masuk ke dalam sel untuk memperbaiki keseimbangan di Intrasel dan
Ekstrasel, sel-sel tersebut akan membesar atau membengkak.
1) Dextrose 2,5% dalam Nacl 0,45%
2) Nacl 0,45%
3) Nacl 0,2%
Sumber : http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/05/konsep-dasar-terapi-intravena-infus.html
12. C. Hipertonik
` Suatu larutan yang memiliki tekanan osmotic yang lebih tinggi dari pada
yang ada dalam plasma darah. Pemberian cairan ini meningkatkan
konsentrasi larutan plasma dan mendorong air masuk kedalam sel untuk
memperbaiki keseimbangan osmotic, sel kemudian akan menyusut.
1) Dextrose 5% dalam Nacl 0,9%
2) Dextrose 5% dalam Nacl 0,45% (hanya sedikit hipertonis karena
dextrose dengan cepat dimetabolisme dan hanya sementara
mempengaruhi tekanan osmotic).
3) Dextrose 10% dalam air
4) Dextrose 20% dalam air
5) Nacl 3% dan 5%
6) Larutan hiperalimentasi
7) Dextrose 5% dalam ringer laktat
8) Albumin 25
Sumber : http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/05/konsep-dasar-terapi-intravena-infus.html
14. Produksi : PT. Kimia Farma
Komposisi : Dopamin HCl 10 mg ; 20 mg/ml
Indikasi : Memperbaiki keseimbangan Hemodinamik pada kondisi
sindrom syok terhadap infark miokardia, trauma, syok
sepsis operasi terbuka gagal jantung, gagal ginjal dan
serangan jantung kronis.
Dosis : Infus iv :
syok kardiogenik, kegagalan ginjal : dosis rata-rata 200 mcg
/ mnt (3 mcg / kg BB / mnt ) ; Jarak dosis, 175 – 250 mcg /
mnt titik pada pembedahan ( syok pasca bedah ) termasuk
bedah jantung : dosis rata-rata 450 mcg / mnt ( 6,5 mcg / kg
BB/ mnt ). Syok septik : Dosis rata-rata 50-120 mcg / mnt (
14 – 17 mcg / mnt ).
Efek Samping : Mual, muntah, bertambah beratnya keluhan angina pektoris
Kontra Indikasi : Feokromositoma