Pantun merupakan bentuk puisi tradisional Melayu yang terdiri dari empat baris dengan rima. Pantun dalam dokumen ini membahas berbagai topik seperti cinta, agama, nasehat, jenaka, anak-anak, dan teka-teki. Kebanyakan pantun menyampaikan pesan moral dan nilai-nilai budaya Melayu seperti kasih sayang, persahabatan, dan kebijaksanaan.
1. Pantun Cinta
Untaian kasih kanda berikan
sebuah makna kanda ucapkan
rindu tak dapat kanda lepaskan
hasrat smakin membara kurasakan
Tiada kata tiada ucapan
tersekat lidah diam sendiri
melamun jauh tidak terhentikan
yang dilamun mungkin tak mengerti
Bujur kulepas melesat sianak panah
terbang sasaran mencari arah
tiap hari resah dan gelisah
menanti fajar asmara gelorah
Terbang tinggi siburung elang
terbang mencari ikan di laut
terbang pikiran jiwa melayang
tiada singgah hati terpaut
Rindu gelisah entah mengapa
hati berdetak ingin bertanya
kepada siapa dan bagaimana
asrama datang saat seketika
Layang layang selayang pandang
putus benang terbang melayang
tiap waktu selalu terbayang
rasa berdebar hinga tak tenang
Kata cinta tiada kuduga
jatuh karena hatiku suka
mungkin dikau merasakan sama
diam dalam seribu bahasa
Jalan - jalan kepasar baru
Jangan lupa beli kain biru
Kalau kamu cinta padaku
Katakanlah I love You
2. Pantun Agama
Banyak petuah tiada diterima
buruk pikiran karena sangka
suka memuja karena sikaya
tiada malu menutup muka
Menunduk padi karena berisi
malu berdiri sidewi sri
bukan karena budi pekerti
karena hati dijaga ilahi
Banyak ilmu berdiam diri
tiada sempat untuk bernyanyi
rumahku indah karena sepi
sepi rindu sang kekasih
Tiada air tiada ikan
tiada bathin dalam kehidupan
jadikan hati sebagai kawan
agar tiada dapat dipisahkan
amalan dibaca selamat tujuan
tiada gentar akan cobaan
jangan tertipu bujukan saitan
manis tuturnya seprtiinsan
3. Pantun Nasehat
Sungguh elok emas permata
Lagi elok intan baiduri
Sungguh elok budi bahasa
Jika dihias akhlak terpuji
Apa tanda Pinang berbuah
Banyak burung menyerimayangnya
Apalah tanda orang bertuah
Bijak menghitung hari didepannya
Berbuah kayu ditengah padang
Daunnya rimbun tempat berteduh
Bertuah Melayu berkasih-sayang
Hidup rukun, sengketa menjauh
Apalah tanda batang Pandan
Daunnya panjang duri berduri
Apalah tanda orang budiman
Dadanya lapang, tahukan diri
Apalah tanda batang Nipah
Tumbuh di pantai, banyak pelepah
Apalah tanda orang bertuah
Elok perangai, hati pun rendah
Apalah tanda kerang berisi
Bila direbus kulitnya merekah
Apalah tanda orang berbudi
Bila bergaul suka merendah
Orang Bintan memetik nangka
Rasanya manis sedap dimakan
Orang beriman berbaik sangka
Mukanya manis, lakunya sopan
Pulau Bintan di Selat Melaka
Dekatlah dengan Pulau Penyengat
Kalau iman melekat didada
Berat dan ringan tidak mengumpat
4. Pantun Jenaka
Ikan gabus di rawa-rawa,
Ikan belut nyangkut di jaring,
Perutku sakit menahan tawa,
Gigi palsu loncat ke piring
Dimana kuang hendak bertelur,
Diatas lata dirongga batu,
Dimana tuan hendak tidur,
Diatas dada dirongga susu
Elok berjalan kota tua,
Kiri kanan berbatang sepat,
Elok berbini orang tua,
Perut kenyang ajaran dapat
Limau purut di tepi rawa,
Buah dilanting belum masak,
Sakit perut sebab tertawa,
Melihat kucing duduk berbedak
Jalan-jalan ke rawa-rawa,
Jika capai duduk di pohon palm,
Geli hati menahan tawa,
Melihat katak memakaihelm
Sakit kakiditikam jeruju,
Jeruju ada didalam paya,
Sakit hati memandang susu,
Susu ada dalam kebaya
Disana gunung, disini gunung,
Ditengah-tengah bunga melati,
Saya bingung kamu pun bingung,
Kenapa ada bunga melati ???!?
Orang Sasak pergi ke Bali,
Membawa pelita semuanya,
Berbisik pekak dengan tuli,
Tertawa sibuta melihatnya
5. Pantun Anak – Anak
Cerana patah dipijak,
patah dipijak 'ncik siti
Saya ini bukannya bijak
Tambahan tidak mengerti.
Batang perapat saya runtuhkan
Berangan di atas kota
Seberang dapat saya pantunkan
Jangan pula saya dikat
Cina gemuk membuka kedai
Menjual embeh dengan palu
Bertepuk adikku pandai
Boleh diupah dengan susu
Berangan di atas kota
Cerana patah dipijak
Jangan pula saya dikata
Karena saya bukannya bijak
Cempedak di luar pagar
Tarik galah tolong jolokkan
Saya budak baru belajar
Kalau salah tolong tunjukan
Buah ara batang dibantun
Mari dibangun dengan arang
Hai saudara dengarlah pantun
Pantun tidak mengata orang
Apa sesal padanya tudung
tudung saji terendak bantan
Apa sesal padanya untung
Sudah takdir pendapatan di badan
Dari petani pulang ke Padang
membawa unggas bergombak bauk
Pergi pagi pulang petang
membawa beras upah menumbuk
Asam jawa tumbuh di pagar
Berbuah dalam musim penghujan
Kalau tidak menaruh sabar
wallahu a'alm bagian badan
6. Diatur dengan duri pandan
Gelombang besar membawanya
Melihat yang pergi berjalan
etah kapan kembalinya
Anak beruk di tepi pantai
Masuk ke bendang memakan padi
Biar buruk kain dipakai
asalkan pandai mengambil hati
Dimana ada takkan lusuh
padi basah tidak ditampi
Bagaimana hati tidak kan rusuh
Bunda hilang bapak berbini
Dari Padang ke Tangsi Curup
automobil berbunyi rebut
Hari petang pintu tertutup
diipanggil bunda tidak menyahut
7. Pantun Teka – Teki
Kalau tuan bawa keladi
Bawakan juga si pucuk rebung
Kalau tuan bijak bestari
Binatang apa tanduk dihidung?
Beras ladang sulung tahun
Malam malam memasak nasi
Dalam batang ada daun
Dalam daun ada isi
Terendak bentan lalu dibeli
Untuk pakaian saya turun kesawah
Kalaulah tuan bijak bestari
Apa binatang kepala di bawah?
Kalau tuan muda teruna
Pakai seluar dengan gayanya
Kalau tuan bijak laksana
Biji diluar apa buahnya?
Tugal padi jangan bertangguh
Kunyit kebun siapa galinya
Kalau tuan cerdik sungguh
Langit tergantung mana talinya?
Buah budi bidara mengkal
Masak sebiji di tepi pantai
Hilang budi bicara akal
Buah apa tidak bertangkai?
Budak-budak ramai di pekan
Hari raya membakar petas
Kalau adik pandai kiasan
Apakah buah gugur ke atas?
Tinggi duduk di atas sekali
Bukan bulan bukan matahari
Bila malam ia berseri
Bila siang ia berganti
8. Bahasa Indonesia
Pantun
Disusun Oleh : Kelompok 1 Kelas XI – IBB
Airunissa Ramdhani
Dhimas Anggara
Ida Bagus Anom Sanjaya
Muh. Aththur Djordy Umar
Novrianti Maengkom
Qalbi Ainun Chandra
Sri Mulyani
Tahun Ajaran : 2015/2016