1. Pendidikan merupakan tugas dan tanggung jawab
semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali.
Pentingnya pendidikan membuat semua lapisan
maupun jalur harus bekerjasama satu sama lainnya.
Terlebih partisipasi orang tua dan masyarakat menjadi
syarat penting bagi keberhasilan pembangunan
pendidikan dalam otonomi daerah. Bahkan orang tua
turut bertanggung jawab akan kemajuan belajar anak-
anaknya. Bahkan dalam penelitian telah membuktikan
efek positif dari keterlibatan orang tua terhadap
pendidikan anak akan
mempengaruhi outcome sekolah.
2. Dari hal tersebut diketahui bahwasanya partisipasi orang tua
sangat membantu perkembangan belajar anak. Peran aktif orang
tua berpengaruh terhadap pendidikan anak. Namun,
kebanyakan orang tua pada saat ini hanya menyerahkan
pendidikan anak-anaknya pada pendidikan formal saja yang
dikelola oleh sekolah. Tanggung jawab orang tua akan
pendidikan anaknya diserahkan sepenuhnya pada guru yang ada
di sekolah.
Mengingat pendidikan bukan hanya mencetak lulusan yang
memiliki kemampuan akademik saja melainkan juga akhlak,
moral dan spiritualitas. Maka Orang tua juga berperan sebagai
penanggung jawab utama pendidikan anak, sehingga tidak boleh
100% menyerahkan pendidikan anak pada sekolah, apalagi
dengan banyaknya kasus yang terjadi yang memperlihatkan
adanya pergeseran makna pendidikan menjadi pengajaran
semata. Peran serta keluarga dan masyarakat dalam pendidikan
perlu diterapkan dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan.
Sehingga pendidikan bukan menjadi tanggung jawab tunggal
sekolah tetapi tanggung jawab bersama seperti yang telah
dijelaskan dari berbagai sumber di atas.
3. Menurut pendapat Anderson dan Berla (1994) telah mengkaji
dan menganalisis delapan puluh lima kajian yang telah
mendokumentasikan manfaat menyeluruh dari keterlibatan
orang tua dalam pendidikan anak. Sebuah keterlibatan orang
tua yang direncanakan secara efektif dan diterapkan dengan
baik akan memberi manfaat yang sangat banyak bagi orang tua,
pendidik, dan sekolah.
4. 1) Adapun manfaat bagi Anak-anak adalah:
a) Anak-anak cenderung lebih paham, tanpa
memandang latar belakang suku atau ras, status
sosial ekonomi maupun tingkat pendidikan orang
tua.
b) Secara umum anak-anak mendapatkan peringkat,
nilai dan presentasi kehadiran yang lebih baik.
c) Anak-anak secara konsisten mengerjakan
pekerjaan rumah mereka.
d) Anak-anak memiliki harga diri yang lebih baik
akan lebih disiplin dan menampakkan pendapat
serta motivasi untuk bersekolah.
e) Perilaku positif anak-anak tentang sekolah akan
selalu berhasil meningkatkan perilaku baik di
sekolah serta mengurangi pelanggaran disiplin.
f) Meminimalkan jumlah siswa yang ditempatkan di
pendidikan khusus dan di kelas remidial.
5. 2) Manfaat bagi Orang Tua
a) Para orang tua meningkatkan interaksi dan diskusi
dengan anak-anak mereka dan para orang tua menjadi
lebih responsive dan sensitive terhadap perkembangan
intelektual, sosial, dan emosi anak-anak.
b) Para orang tua lebih percaya diri dalam mengasuh dan
terampil dalam membuat keputusan.
c) Sebagai orang tua, memperoleh wawasan tentang
perkembangan anak, akan lebih berguna dan menjadi
dorongan positif sehingga mengurangi pemberian
hukuman pada anak-anak mereka.
d) Para orang tua memiliki pemahaman yang lebih baik
tentang tugas guru dan kurikulum sekolah.
e) Saat para orang tua sadar tentang apa yang dipelajari
anak-anak, mereka dengan senang hati membantu
ketika para guru meminta mereka terlibat dalam aktivitas
pembelajaran di rumah.
f) Persepsi orang tua terhadap sekolah menjadi lebih baik
dan memperkuat ikatan serta komitmen dengan sekolah.
g) Para orang tua akan lebih sadar dan menjadi lebih peduli
terhadap kebijakan-kebijakan pendikdikan anak-anak
mereka ketika para orang tua diminta sekolah untuk
terlibat sebagai tim pengambil keputusan.
6. 3. Manfaat bagi Pendidik
a) Ketika suatu sekolah memiliki tingkat presentasi yang
tinggi dalam melibatkan orang tua baik di dalam maupun
di luar sekolah, para guru dan kepala sekolah akan mudah
mendapat pengalaman memperoleh kewenangan yang
lebih tinggi.
b) Para guru dan kepala sekolah selalu mendapatkan
penghargaan yang
c) Keterlibatan orang tua yang konsisten membuat
peningkatan komunikasi dan hubungan antara para orang
tua, guru, dan tenaga kependidikan.
d) Guru dan kepala sekolah memiliki pemahaman yang lebih
baik mengenai budaya keluarga dan keberagamannya, dan
mereka membuat penghargaan yang dalam untuk
kemampuan dan waktu para orang tua.
e) Guru dan kepala sekolah dapat melaporkan peningkatan
hasil kinerja mereka.
7. 4) Manfaat bagi sekolah :
a) Sekolah yang aktif melibatkan para orang tua dan
masyarakat mudah mewujudkan reputasi yang baik
di masyarakat
b) Sekolah juga lebih berpengalaman dalam dukungan
masyarakat
c) Program-program sekolah yang mendorong dan
mendukung para orang tua selalu bertindak lebih
baik dan memiliki program dengan kualitas tinggi
daripada yang tidak melibatkan para orang tua.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas dan menyadari akan
tanggung jawab orang tua dan kebutuhan peserta didik pada
situasi belajar yang kondusif dan kontekstual, maka pihak
sekolah membuat rencana program parenting di sekolah
dengan sebutan Kelompok Pertemuan Orangtua (KPO),
dimana pihak sekolah diharapakan dapat terlakukan kerjasama
dengan orang tua siswa agar terbentuk sinkronisasi antar
pembelajaran di sekolah dan di rumah.
8. KELOMPOK PERTEMUAN ORANGTUA (KPO) PARENT’S CLASS
1. Nama dan Pengertian kegiatan
KPO merupakan wadah komunikasi bagi orangtua untuk saling
berbagi informasi dan pengetahuan tentang bagaimana
melaksanakan pendidikan anak di rumah.
2. Tujuan
Kegiatan KPO diharapkan dapat:
• Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
anggota KPO dalam melaksanakan Pendidikan di dalam
keluarganya sendiri.
• Meningkatkan keinginan orangtua yang mempunyai anak untuk
mengirimkan anaknya ke lembaga
• Meningkatkan kesiapan bagi keluarga yang belum mempunyai
anak usia belajar dalam melaksanakan pendidikan anak di
rumah.
9. 3. Target Kegiatan
Orang Tua Siswa/siswi kelas X
Orang Tua Siswa/siswi kelas XI
Orang Tua Siswa/siswi kelas XII
4. Jadwal Kegiatan
Terlampir
5. Kegiatan Parenting
1. Curah Pendapat (CP)
Curah Pendapat adalah kegiatan pengumpulan
pendapat dari setiap anggota tanpa tanggapan antar
peserta dan fasilisator, serta tidak memerlukan
kehadiran narasumber. Hasil yang diperoleh adalah
daftar pendapat/ permasalahan sesuai topik curhat
pendapat. Daftar yang dihasilkan disusun menurut
urutan jumlah anggota yang menyetujuinnya
dimasukkan kedalam hasil CP.
10. 2. Sarasehan (SA)
Sarasehan (SA) adalah diskusi kelompok dihadiri 1
(satu) atau lebih narasumber. Namun anggota
kelompok dan narasumber mempunyai kedudukan
yang sama untuk mengemukakan pendapat. Pada
kegiatan ini lebih diarahkan pada pertukaran
pendapat tentang topik bahasan sarasehan, dan tidak
menjadi keharusan diperoleh kesepakatan bersama.
3. Simulasi (SI )
Simulaso (SI) adalah kegiatan dilakukan kelompok
tambahan dengan ketelibatan anggota dalam
permainan peran dan pada akhir kegiatan dilakukan
diskusi tentang hal-hal yang dilakukan dilihat dari
aspek sikap yang dilakukan, pemahaman tentang
pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh.
11. Konsultasi ( K)
Konsultasi penekanannya pada tanya jawab yang mendalam
tentang suatu masalah dengan seorang narasumber atau
lebih
Temu Wicara (TW)
Temu wicara adalah diskusi yang lebih terbuka secara dua
arah. Narasumber berperan sebagai fasilitator dan
moderator untuk mendistribusikan kesempatan bicara
antara anatara peserta secara adil dan seimbang. Pada akhir
kegiatan narasumber dapan menyimpulkan hasil diskusi
berdasarkan pendapat para peserta.