SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Download to read offline
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 11 TAHUN 1953
TENTANG
PENETAPAN UNDANG-UNDANG POKOK BANK INDONESIA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa perlu diadakan peraturan-peraturan supaya pimpinan bank
sentral, yang telah dinasionalisasi dengan Undang-undang Nomor 24
tahun 1951, dilakukan menurut kebijsakanaan Pemerintah dalam
lapangan moneter dan perekonomian.
b. bahwa perseroan terbatas "De Javasche Bank, harus diganti dengan
badan baru yakni "Bank Indonesia" yang berbentuk badan-hukum
berdasarkan Undang-undang.
c. bahwa berhubung dengan yang tersebut di atas perlu ditetapkan
peraturan-peraturan pokok tentang bank sentral yang baru;
Mengingat : pasal 89, 109, 110 dan 118 Undang-undang Dasar Sementara Republik
Indonesia;
Dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat :
Dewan Perwakilan Rakyat.
MEMUTUSKAN:
PERTAMA : "De Javasche Bankwet 1922" dan Undang-undang tanggal 31 Maret
1922 (Staatsblad 1922 Nr 181) dicabut kembali.
KEDUA : …
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2 -
KEDUA : Menetapkan sebagai berikut:
UNDANG-UNDANG POKOK BANK INDONESIA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1.
(1) Dengan nama "Bank Indonesia" didirikan suatu bank yang
bermaksud menggantikan De Javasche Bank N.V. dan bertindak
sebagai Bank sentral Indonesia.
(2) Bank Indonesia adalah badan-hukum kepunyaan Negara yang berhak
melakukan tugas-tugas berdasarkan Undang-undang ini.
(3) Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan:
a. Bank, ialah: Bank Indonesia;
b. Pemerintah, ialah: Presiden Republik Indonesia dengan
persetujuan Dewan Menteri;
c. Direksi, ialah: Gubernur Bank dan anggota-anggota Direksi
lainnya.
Pasal 2
(1) Dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan dalam Undang-
undang ini maka atas Bank berlaku hukum perdata Eropa dan hukum
dagang Eropa.
(2) Bank dapat ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 3 -
(2) Bank dapat menjalankan hak-hak atas benda tetap yang takluk pada
hukum adat.
(3) Tahun-buku Bank mulai 1 April sampai dengan 31 Maret dari tahun
berikutnya dengan ketentuan, bahwa tahun-buku pertama mulai pada
hari berlakunya undang-undang ini sampai dengan 31 Maret 1954.
Pasal 3
(1)Bank berkedudukan di Jakarta.
(2) Bank mempunyai di Indonesia kantor-kantor agen, kantor-kantor
koresponden dan jika perlu kantor-kantor agen-besar, yang
jumlahnya diatur menurut keperluan untuk menjalankan tugas Bank
dengan semestinya.
(3) Bank dapat mempunyai di luar Indonesia satu atau lebih bank-
cabang atau kantor agen-besar, begitu juga koresponden-
koresponden dan wakil-wakil, sekadar hal itu dianggap perlu untuk
menjalankan tugas Bank dengan semestinya.
Pasal 4
Modal Bank berjumlah dua puluh lima juta rupiah.
Pasal 5
(1) Bank mempunyai dana-cadangan, yang dibentuk dan ditambah
menurut yang ditentukan dalam Pasal 34.
(2) Dana- ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 4 -
(2) Dana-cadangan itu gunanya untuk menutup kerugian-kerugian yang
mungkin diderita terhadap modal Bank.
Pasal 6
Bank berhak membentuk cadangan-cadangan istimewa, sesuai dengan
yang ditentukan dalam Pasal 34, begitu juga Bank berhak menarik uang
dari cadangan istimewa itu.
BAB II
TUGAS BANK
Pasal 7
(1) Bank bertugas mengatur nilai satuan-uang Indonesia menurut cara
yang sebaik-baiknya bagi kemakmuran nusa dan bangsa dan dalam
hal itu menjaga sebanyak mungkin supaya nilai itu seimbang
(stabiel).
(2) Bank menyelenggarakan peredaran uang di Indonesia, sekadar
peredaran uang itu terdiri dari uang-kertas bank, mempermudah
jalannya. uang giral di Indonesia dan memajukan jalannya
pembayaran dengan luar negeri.
(3) Bank memajukan perkembangan yang sehat dari urusan kredit dan
urusan Bank di Republik Indonesia pada umumnya dan dari urusan
kredit nasional dan urusan bank nasional pada khususnya.
(4) Bank melakukan pengawasan terhadap urusan kredit.
(5) Menunggu ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 5 -
(5) Menunggu terlaksananya suatu peraturan Undang-undang tentang
pengawasan terhadap urusan kredit maka dengan Peraturan
Pemerintah dapat diadakan peraturan-peraturan lebih lanjut bagi
Bank untuk menjalankan pengawasan termaksud guna kepentingan
kemampuan membayar ("solva-biliteit") dan kelanjutan keuangan
("liquiditeit") badan-badan kredit, begitu juga untuk pemberian
kredit secara sehat dan berdasarkan asas-asas kebijaksanaan bank
yang tepat.
Pasal 8
(1) Dengan tidak memperbolehkan kemungkinan ini bagi yang lain-lain,
Bank berhak mengeluarkan uang-kertas-bank.
(2) Uang-kertasnya itu bersifat alat pembayaran sah sampai setiap
jumlah.
Pasal 9
Uang-kertas-bank itu dapat ditukar di kantor-besar Bank, di kantor-
kantor agen-besar dan di kantor-kantor agennya pada tiap hari waktu
jam-kas yang ditetapkan, kecuali pada hari-hari raya yang sah,
sebagaimana ditentukan oleh pembesar yang berkuasa.
Pasal 10
(1) Nilai dan bentuk uang-kertas-bank yang akan dikeluarkan ditentukan
oleh Bank dan diberitahukan kepada umum dengan jalan
pengumuman dalam Berita Negara.
(2) Bank tidak mengeluarkan uang-kertas-bank yang lebih rendah
nilainya daripada Rp. 5,- (lima rupiah).
(3) Uang-kertas-bank ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 6 -
(3) Uang-kertas-bank bebas daripada bea meterai.
(4) Uang-kertas-bank yang mengalir kembali ke dalam kas-kas Bank dan
karena lusuh atau sebab-sebab yang lain dianggap tidak layak lagi
untuk diedarkan kembali diberi tanda oleh Bank dan caranya
diumumkan dengan pengumuman dalam Berita Negara.
(5) Uang-kertas-bank yang diberi tanda demikian tidak berharga dan
tidak perlu ditukar oleh Bank, jika uang-kertas itu karena pencurian
atau dengan cara yang lain diedarkan lagi.
Pasal 11
(1) Bank tidak usah memberi penggantian kerugian jika uang-kertas-
bank itu hilang atau musnah.
Bank tidak usah memberi penggantian kerugian untuk bagian-bagian
uang-kertas-bank, kecuali jika ada jaminan-jaminan yang dianggap
perlu untuk mencegah timbulnya kerugian bagi Bank.
(2) Jika ada persangkaan karena kejahatan atau atas permintaan tertulis
oleh yang berkepentingan, maka Bank dibolehkan meminta surat
tanda penerimaan dan penanda tanganan uang-kertas-bank itu kepada
pihak yang menukarkan uang-kertas itu atau menyerahkannya untuk
dikreditkan.
(3) Ketentuan-ketentuan pada Pasal -pasal 229 i, 229 j dan 229 k dalam
Kitab Undang-undang Perniagaan tidak berlaku terhadap uang-
kertas-bank.
Pasal 12 …
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 7 -
Pasal 12
(1) Bank dapat mencabut kembali uang-kertas-bank yang
dikeluarkannya serta menariknya dari peredaran dan memanggil
pemegang-pemegang uang-kertas itu untuk menyerahkannya untuk
ditukar.
(2) Bank menetapkan jangka-waktu, dalam mana penyerahan termaksud
pada ayat 1 harus dilakukan.
(3) Pencabutan dan panggilan itu sekurang-kurangnya diumumkan satu
kali oleh Bank dalam Berita Negara.
(4) Sehabis waktu yang termaksud dalam ayat 2 maka uang-kertas-bank
yang tersebut dalam panggilan itu hanya ditukar oleh kantor-besar
Bank, setelah ternyata menurut pemeriksaan, bahwa permintaan akan
menukar itu selayaknya dikabulkan.
(5) Sepuluh tahun sesudah waktu tersebut di atas berakhir, maka jumlah
uang-kertas-bank yang tersebut dalam panggilan tetapi tidak
diserahkan, ditambahkan kepada laba tahun-buku yang sedang
berjalan. Uang-kertas yang masih diserahkan sesudah itu dan telah
diperiksa seperti termaksud dalam ayat 4 ditukar atas beban rekening
laba-rugi.
(6) Sesudah tiga puluh tahun berselang sejak akhir jangka-waktu yang
termaksud dalam ayat 2, maka hak untuk menuntut penukaran uang-
kertas yang tersebut dalam panggilan itu tak berlaku lagi.
Pasal 13
Selain mengeluarkan uang-kertas-bank, Bank berhak melakukan
pekerjaan-pekerjaan yang berikut:
1. memindahkan ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 8 -
1. memindahkan uang, baik dengan pemberitahuan secara telegram,
maupun dengan surat, ataupun dengan jalan memberikan wesel-
tunjuk di antara sesama kantor-kantornya, penarikan atas saldi kredit
yang ada pada koresponden-koresponden hanya boleh dilakukan
secara telegram atau dengan wesel-tunjuk;
2. menerima dan membayarkan kembali uang-uang dalam rekening-
koran, menjalankan perintah-perintah untuk pemindahan uang,
menerima pembayaran dari tagihan atas kertas-kertas berharga dan
melakukan perhitungan dengan atau antara pihak ketiga;
3. mendiskonto:
a. surat-surat wesel dan surat-surat order dengan dua penanggung-
jawab atau lebih secara solider dan dengan masa berlaku yang
tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan;
b. surat-surat wesel dan kertas-dagang yang lain yang tidak lebih
lama masa berlakunya daripada kebiasaan dalam perdagangan,
baik yang ditarik dengan jaminan surat-surat-kredit, maupun
dengan jaminan dokumen-dokumen-pengangkutan dengan kapal;
c. kertas-perbendaharaan atas beban Republik Indonesia,
d. surat-surat-utang dengan pelunasan dalam enam bulan dan
selamanya diskontannya turut bertanggung-jawab secara solider;
e. mandat-mandat yang dikeluarkan di Indonesia atau ordonansi-
ordonansi atas Kas-kas Negeri untuk rendemen-rendemen-lelang;
4. membeli dan menjual:
a. wesel-wesel yang diakseptasi oleh bank-bank yang menjalankan
perusahaannya di Indonesia dan yang waktu berlakunya tidak
lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan;
b. kertas- ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 9 -
b. kertas-perbendaharaan atas beban Republik Indonesia;
c. surat-surat-utang yang tercatat pada suatu bursa-effek yang resmi
di Indonesia atas beban Republik Indonesia atau bunganya atau
pelunasannya dijamin oleh Republik Indonesia;
5. membeli dan menjual pembayaran-pembayaran dengan surat dan
secara telegram, cek-cek, surat-surat wesel dan kertas-dagang yang
lain, satu dan lain dibayar di luar negeri, yang masa berlakunya -
sekadar berlaku atas hal ini - tidak lebih lama daripada kebiasaan
dalam perdagangan dan:
a. dengan dua penanggung-jawab atau lebih secara solider; atau
b. ditarik dengan jaminan surat-surat-kredit atau
c. dengan jaminan dokumen-dokumen-pengangkutan dengan kapal;
6. memberi uang-muka secara penggadaian atau dalam rekening-koran
dan memberikan jaminan dengan tanggungan effek-effek, hasil
bumi, barang-barang, mata-uang dan bahan mata-uang, juga dengan
tanggungan dokumen-dokumen-pengangkutan dengan kapal dan
dokumen-dokumen penyimpanan atau cedul-cedul yang mewakili
barang-barang itu, begitu juga dengan tanggungan kertas-kertas
berharga termaksud pada angka-angka 3 dan 5, yang mewakili
barang-barang itu;
7. menjalankan untuk sementara waktu uang yang ada pada bank-
cabang, kantor-kantor agen-besar dan pada koresponden-
koresponden di luar negeri, sekadar uang itu tidak segera diperlukan,
baik dalam kertas perbendaharaan luar negeri atau dengan
mendiskonto kertas-kertas berharga sebagaimana termaksud pada
angka 3 huruf a dan d, maupun menurut cara lain yang biasa pada
bursa;
8. a. Bertindak ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 10 -
8. a. bertindak sebagai pemegang kuasa atau bankir Pemerintah
Republik Indonesia pada transaksi-transaksi keuangan;
b. memberi bantuan teknis pada perjanjian-perjanjian dengan
negara-negara asing dan organisasi-organisasi luar negeri atau
internasional, kedua-duanya atas permintaan Pemerintah;
9. mengurus dan menyelenggarakan administrasi persediaan alat-alat
pembayaran luar negeri Republik Indonesia;
10.perdagangan logam mulia, mata-uang dan kertas-bank luar negeri
dan memeriksa kadar serta memurnikan dan menyuruh memeriksa
kadar serta menyuruh memurnikan bijih-bijih dan logam-logam;
11.menyimpan effek-effek, barang-barang, cedul-cedul, akta-akta,
barang-barang kemas-kemas dan benda-benda lain yang berharga
atas syarat-syarat yang diumumkan oleh Bank, jika dikehendaki,
dengan penyelenggaraan administrasinya;
12.menyewakan lemari-lemari besi atau ruangan-ruangan lain
gedungnya.
Pasal 14
(1) Dalam hipotik-hipotik untuk keperluan Bank sekali-kali tidak boleh
ditanam lebih daripada satu persepuluh modal Bank dan satu perlima
daripada dana-cadangan.
(2) Hipotik sekali-kali tidak boleh melebihi dua pertiga bahagian dari
harga nilai barang tetapnya dan hanya boleh diadakan dengan
jangka-waktu penghentian selambat-lambatnya enam bulan.
Pasal 15 …
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 11 -
Pasal 15
(1) Bank tidak memberi kredit atau uang-muka blanko kepada barang
siapa pun. Dalam kredit atau uang-muka blanko tidak termasuk
perbuatan mempercayakan untuk kepentingan Bank sendiri uang
atau barang-barang kepada penerima kuasa yang tidak bekerja tetap
pada Bank.
(2) Bank tidak ikut serta dalam perusahaan perdagangan dan kerajinan
atau perusahaan manapun juga.
(3) Dengan tidak mengurangi yang ditentukan dalam angka 4 huruf c
Pasal 13 dan dalam ayat pertama Pasal 17 maka Bank tidak membeli
dan tidak menjual hasil bumi, barang, effek atau barang tetap,
kecuali pada penyitaan barang-barang tetap atau hasil bumi, barang-
barang, effek-effek atau tanggungan lain, yang terikat kepada Bank,
sebagai jaminan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban terhadap
Bank itu.
Dalam hal terakhir ini Bank berhak membeli seluruh atau sebagian
dari barang tetap atau hasil bumi, barang-barang, effek-effek atau
tanggungan yang lain itu untuk dijadikan uang kembali dengan
selekas-lekasnya.
(4) Kecuali yang ditentukan dalam ayat 3, maka Bank tidak membeli
atau mempunyai barang-barang tetap selain yang diperlukannya
untuk menjalankan perusahaannya dan bagi perumahan para
pegawainya.
(5) Bank tidak memberi uang-muka dengan kapal sebagai tanggungan.
Pasal 16 …
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 12 -
Pasal 16
(1) Jumlah semua uang-kertas-bank, saldo rekening-koran dan tagihan-
tagihan lain yang segera dapat ditagih dari Bank harus satu perlima
dijamin dengan emas, mata-uang emas, bahan mata-uang emas atau
cadangan yang terdiri atas alat-alat pembayaran luar negeri yang
umumnya dapat ditukar-tukarkan, begitu pula dengan hak-hak atas
International Monetary Fund dan Worldbank yang diserahkan atau
akan diserahkan kepada Bank dengan Undang-undang.
(2) Jaminan yang termaksud dalam ayat 1 sekurang-kurangnya satu
perlima bahagian harus ada di Indonesia.
(3) Dalam keadaan luar biasa Bank dapat menentukan, bahwa untuk
sesuatu masa selama-lamanya tiga bulan Bank boleh menyimpang
daripada peraturan ayat 1 pasal ini sampai pada suatu batas yang
ditentukan pada waktu itu.
(4) Keputusan yang diambil menurut ayat ketiga dimuat dalam
Tambahan Lembaran Negara dan dalam Berita Negara.
(5) Bilamana Bank dalam waktu tiga bulan yang dimaksudkan dalam
ayat 3 pasal ini tidak dapat mengembalikan keadaan seperti
tercantum dalam ayat 1 pasal ini, maka Pemerintah mengajukan
permintaan kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk memperpanjang
waktu tersebut dalam ayat 3 pasal ini dengan tiga bulan lagi.
Pasal 17
(1) Bank berhak menanam modal Bank, dana-cadangan dan cadangan
istimewanya.
(2) Penghasilan ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 13 -
(2) Penghasilan yang diperoleh daripada penanaman uang termaksud
dimasukkan sebagai laba Bank.
Bertambah atau berkurangnya nilai harta-benda, yang dalamnya
ditanamkan modal Bank dan dana-cadangan ataupun cadangan
istimewa itu, dimasukkan sebagai keuntungan atau kerugian atas
dana-cadangan atau cadangan istimewa itu.
Sekadar hal itu berhubung dengan yang ditetapkan pada Pasal 34
tidak mungkin dilakukan terhadap dana-cadangan, maka tambahan
atau kekurangan itu dimasukkan ke dalam rekening laba-rugi Bank.
Pasal 18
(1) Bank wajib menyelenggarakan penyimpanan kas umum Negara
dengan cuma-cuma dan bertindak sebagai pemegang-kas Republik
Indonesia, baik di Jakarta maupun pada segala tempat di mana bank-
cabang atau kantor-agen-besar dan kantor agennya ada atau akan
diadakan. Terhadap segala sesuatu mengenai hal ini Bank
bertanggung-jawab kepada Menteri Keuangan dan wajib
memberikan perhitungan kepada Dewan Pengawas Keuangan.
(2) Bank wajib menyelenggarakan dengan cuma-cuma pemindahan uang
untuk Republik Indonesia di antara kantor-besar, kantor-kantor agen
besar dan kantor-kantor agennya dan di antara kantor-kantor agen
besar dan kantor-kantor agennya sesamanya, sepanjang kantor-kantor
ini tidak berkedudukan di luar negeri.
(3) Bank wajib menjadi pemegang-kas Bank Tabungan Pos dengan
cuma-cuma dan menyimpan benda-benda berharga milik badan itu
atau yang menjadi tanggungan pada badan itu, begitu pula jika
Menteri Keuangan menganggap perlu, maka Bank wajib dengan
cuma-cuma menjadi pemegang-kas badan-badan lain yang didirikan
dengan undang-undang dan menyimpan semua benda-benda
berharga kepunyaan Republik Indonesia dan badan-badan itu.
(4) Bank ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 14 -
(4) Bank wajib memberikan bantuannya dengan cuma-cuma untuk
mengeluarkan dengan langsung surat-surat-utang atas beban
Republik Indonesia, demikian pula.untuk membayar dengan cuma-
cuma kupon dan surat-utang yang telah diundikan di atas kepada
para pemegangnya, atas beban rekening kas-Negara di tempat
pembayaran itu.
Pasal 19
(1) Dengan tidak mengurangi yang ditentukan dalam Pasal 16 dan
menyimpang daripada yang ditentukan pada ayat pertama Pasal 15,
Bank wajib setiap kali Menteri Keuangan menganggap hal ini perlu
untuk menguatkan kas-Negara sementara waktu, memberikan uang-
muka dalam rekening-koran kepada Republik Indonesia, yang
diadakan atas tanggungan yang cukup dalam kertas-perbendaharaan
dan yang pengeluaran atau penggadaiannya akan diizinkan dengan
atau berdasarkan undang-undang.
(2) Uang-muka tersebut dalam ayat 1 tidak boleh lebih daripada 30%
(tiga puluh perseratus) dari penghasilan Negara dalam tahun
anggaran, yang mendahului tahun anggaran, pada waktu mana
Pemerintah meminta uang-muka itu kepada Bank.
(3) Batas uang-muka seperti tersebut dalam ayat 2 pasal ini hanya boleh
dilampaui dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
(4) Daripada seluruh jumlah uang-muka itu sejumlah Rp. 50.000. 000,-
(lima puluh juta rupiah) tidak berbunga.
Pasal 20 …
Pasal 20
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 15 -
Untuk kepentingan umum Bank dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan
yang lain daripada yang tersebut dalam Undang-undang ini.
Keputusan tentang hal itu dimuat dalam Tambahan Lembaran Negara
dan Berita Negara.
BAB III
TENTANG DEWAN MONETER, DIREKSI DAN
DEWAN PENASEHAT
Pasal 21
Bank Indonesia dipimpin oleh:
a. Dewan Moneter,
b. Direksi dan
c. Dewan Penasehat,
yang tugas dan susunannya ditetapkan dalam pasal-pasal berikut.
a. Dewan Moneter
Pasal 22
(1) Tugas Dewan Moneter ialah:
a. menetapkan kebijaksanaan moneter umum dari Bank;
b. memberi petunjuk-petunjuk kepada Direksi tentang
kebijaksanaan Bank dalam urusan-urusannya yang lain, sekadar
kepentingan umum memerlukannya;
c. pekerjaan- ...
c. pekerjaan-pekerjaan Bank sebagai tersebut dalam Pasal 7 ayat 1,
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 16 -
3 dan 4, Pasal 13 ayat 9, Pasal 16 ayat 3 dan Pasal 20, begitu pula
penetapan tarip-tarip bunga dari Bank yang bagaimanapun juga
dianggap sebagai urusan kebijaksanaan moneter umum atau
urusan Bank yang mengenai kepentingan umum.
(2) Tanggung-jawab atas kebijaksanaan moneter berada pada
Pemerintah.
Pasal 23
(1) Dewan Moneter terdiri atas tiga orang anggota yang mempunyai hak
suara, yakni Menteri Keuangan, Menteri Perekonomian dan
Gubernur Bank.
(2) Jika ternyata perlu, maka Pemerintah dengan mengadakan
pengangkatan untuk masa selama-lamanya lima tahun dapat
menambahkan seorang atau dua orang anggota penasihat kepada
Dewan Moneter, yang berjasa dalam lapangan ilmu-pengetahuan.
(3) Jika Pemerintah hendak mengangkat seorang anggota penasihat,
maka ia meminta supaya Dewan Moneter membuat suatu daftar-
anjuran yang memuat dua orang untuk tiap-tiap lowongan yang akan
diisi.
Pemerintah dapat memperhatikan daftar-anjuran itu sebagaimana
dianggapnya perlu.
(4) Uang-jasa bagi anggota yang termaksud dalam ayat 2 ditetapkan oleh
Pemerintah.
(5) Setelah ...
(5) Setelah meletakkan jabatannya karena masa pengangkatannya
berakhir, maka anggota-anggota penasihat pada Dewan Moneter
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 17 -
pada saat sesudah berhentinya dapat diangkat kembali.
Mereka dapat dipecat atau diperhentikan oleh Pemerintah dari
keanggotaannya.
(6) Di dalam pembicaraan mengenai hal-hal yang pada hakekatnya
bersifat teknis, anggota-anggota Dewan Moneter masing-masing
berhak menunjuk seorang penasihat yang dapat menghadiri sidang-
sidang Dewan.
Pasal 24
(1) Jabatan Ketua Dewan Moneter dipangku oleh Menteri Keuangan,
jika beliau tidak ada, maka Gubernur menggantikannya.
(2) Seorang anggota Dewan Moneter yang dimaksud dalam pasal 23
ayat 1 wajib menunjuk seorang wakil, yang jika anggota tersebut di
atas tidak ada, dengan surat kuasa dapat turut serta pada sidang-
sidang dan dapat memberikan suara.
(3) Keputusan Dewan Moneter diambil dengan suara terbanyak.
Jika suara sama banyak, maka usul bersangkutan dianggap tidak
diterima.
(4) Seorang anggota Dewan Moneter yang kalah suara dalam Dewan itu
berhak dalam waktu satu minggu meminta, supaya pokok pertikaian
itu diajukan kepada Dewan Menteri untuk diputuskan.
Sambil menunggu keputusan Dewan Menteri, maka selanjutnya
seorang anggota dapat meminta, supaya keputusan yang diambil oleh
Dewan Moneter itu ditunda pelaksanaannya dan permintaan
penundaan itu dikabulkan, kecuali jika Dewan Moneter dalam hal
yang sangat mendesak lain keputusannya.
(5) Jika ...
(5) Jika pendapatnya tidak dibenarkan dalam hal yang termaksud dalam
ayat 4 pasal ini, maka Gubernur berhak mengumumkan pendiriannya
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 18 -
dalam Berita Negara, jika menurut anggapan Dewan Menteri hal ini
tidak bertentangan dengan kepentingan Negara.
(6) Notulen Dewan Moneter adalah rahasia, jika Pemerintah
menghendakinya, maka ia dapat melihatnya.
(7) Dewan Moneter sekurang-kurangnya bersidang sekali empat belas
hari dan selanjutnya setiap kali salah seorang anggota yang
mempunyai hak-suara atau yang menjadi penasihat menyatakan
keinginannya.
(8) Tata-tertib dan cara menjalankan pekerjaan Dewan Moneter, begitu
juga peraturan selanjutnya tentang perhubungan ke dalam antara
Dewan Moneter dan Direksi ditetapkan dalam dua peraturan yang
akan disusun oleh Dewan Moneter.
(9) Dewan Moneter mengangkat sendiri seorang sekretaris yang harus
warganegara Indonesia, begitu pula pegawai-pegawai lain dari
Dewan Moneter diangkat dan diperhentikan oleh Dewan.
Pasal 25
(1) Anggota Dewan Moneter tidak boleh berdagang atau mempunyai
kepentingan pada salah satu perusahaan manapun juga, baik
langsung maupun tidak langsung.
(2) Antara anggota-anggota Dewan Moneter dan para Direksi satu sama
lain tidak boleh ada pertalian darah atau periparan pada atau dalam
derajat ketiga, kecuali jika diizinkan oleh Pemerintah.
Jika ...
Jika sesudah pengangkatan mereka masuk periparan yang terlarang
itu, maka mereka tidak boleh terus memangku jabatannya tidak
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 19 -
seizin Pemerintah.
b. Direksi
Pasal 26
Tugas Direksi ialah.
a. menyelenggarakan kebijaksanaan moneter umum yang telah
ditetapkan oleh Dewan Moneter,
b. menyelenggarakan pemberian kredit oleh Bank, teristimewa
mengenai pemberian dan untuk memperpanjang kredit dengan
penetapan syarat-syarat yang berhubungan dengan kredit-kredit
tersebut, begitu pula untuk menghentikan kredit yang lagi berjalan
dan menolak pemberian kredit,
c. menyelenggarakan segala pekerjaan Bank yang lain dengan
memperhatikan Pasal 22 ayat 1 huruf b dan c.
Pasal 27
(1) Direksi terdiri atas Gubernur dengan sekurang-kurangnya dua orang
Direktur.
Atas usul Dewan Moneter maka jumlah anggota Direksi dapat
ditambah oleh Pemerintah sampai sebanyak-banyaknya lima orang.
(2) Jika ...
(2) Jika Gubernur tidak ada, maka kekuasaan-kekuasaannya dijalankan
oleh seorang Gubernur-pengganti yang diangkat oleh Pemerintah
atas usul Dewan Moneter daripada Direktur-direktur yang lain untuk
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 20 -
waktu selama-lamanya lima tahun.
(3) Gubernur dan para Direktur diangkat oleh Pemerintah setiap kali
untuk waktu selama-lamanya lima tahun atas suatu usul yang
memuat nama dua orang yang diajukan oleh Dewan Moneter kepada
Pemerintah bagi tiap kali pengangkatan.
Pemerintah mengangkat salah seorang dari calon-calon yang dimuat
dalam daftar usul yang bersangkutan.
(4) Gaji dan pendapatan lainnya bagi Gubernur dan Direktur-direktur
ditetapkan oleh Pemerintah.
(5) Semua anggota Direksi yang berhenti dapat lantas diangkat kembali
pada saat sesudah mereka berhenti.
(6) Atas usul Dewan Moneter tiap-tiap anggota Direksi dapat dipecat
atau diperhentikan oleh Pemerintah dari jabatannya.
Jika diusulkan pemecatan, maka diadakan suatu usul pula untuk
mengisi jabatan itu untuk sementara waktu.
(7) Anggota-anggota Direksi harus warganegara Indonesia.
(8) Untuk membantu Direksi, maka Direksi dapat meminta kepada
Dewan Moneter untuk mengangkat seorang penasihat atau lebih
untuk masa selama-lamanya lima tahun.
Mereka itu dapat dipecat atau diperhentikan oleh Dewan Moneter.
Pasal 28 …
Pasal 28
(1) Jika seorang Direktur sakit atau tidak ada, maka Direktur yang
bersangkutan untuk sementara waktu diwakili oleh seorang Direktur-
pengganti.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 21 -
(2) Direktur-pengganti yang jumlahnya sebanyak-banyaknya dua orang
diangkat oleh Pemerintah untuk masa lima tahun atas usul Dewan
Moneter.
(3) Direktur-pengganti harus penjabat dari Bank.
Pasal 29
(1) Direksi mewakili Bank di hadapan dan di luar pengadilan.
Dengan memperhatikan Pasal 22, maka Direksi memimpin Bank,
mengurus milik mutlak Bank dan berhak menguasai atau
menjalankan segala tindakan pemilihan mutlak terhadap milik-
mutlak itu.
(2) Tata-tertib dan cara menjalankan pekerjaan Direksi dimuat dalam
suatu peraturan yang akan ditetapkan oleh Direksi.
(3) Pengurus bank-cabang, agen-agen besar, agen-agen, koresponden-
koresponden dan semua penjabat serta lain-lain pegawai Bank
diangkat dan diperhentikan oleh Direksi.
Pasal 30
(1) Anggota Direksi dan penasihat-penasihat yang tersebut dalam Pasal
27 ayat 8 tidak boleh memangku pekerjaan, jabatan atau tugas lain
yang digaji.
(2) Tidak termasuk dalam hal itu ialah:
a. jabatan ...
a. jabatan yang dipikulkan Pemerintah kepadanya;
b. bagi para Direktur dan penasihat-penasihat: pekerjaan komisaris
pada perseroan terbatas atau perseroan komanditer, asal saja tidak
menjadi komisaris-amanat (gedelegeerd commissaris).
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 22 -
Para Direktur dan penasihat-penasihat tidak boleh tetap
memegang atau menerima suatu pekerjaan yang tersebut dalam
sub b kecuali jika mendapat izin dari Dewan Moneter.
(3) Dua orang Direktur tidak boleh bersama-sama menjadi komisaris
pada suatu perseroan.
(4) Anggota Direksi dan penasihat-penasihat yang tersebut di atas tidak
boleh berdagang atau mempunyai kepentingan pada usaha dagang
manapun juga.
Pasal 31
Pada akhir tiap-tiap tahun-buku Gubernur, sesudah berunding dengan
Dewan Moneter, memberikan laporan keuangan dan ekonomi yang luas.
Dewan Penasihat
Pasal 32
(1) Tugas Dewan Penasihat ialah memberi nasihat kepada Dewan
Moneter, atas permintaan atau tidak atas permintaan Dewan
Moneter, tentang segala urusan Dewan Moneter dengan maksud
supaya Dewan ini antara lain mengetahui dengan sebaik-baiknya
aliran-aliran yang terdapat tentang urusan itu dalam masyarakat.
Dewan ...
Dewan Penasihat berhak mengumumkan nasihat-nasihatnya, sekadar
hal itu oleh Pemerintah tidak dianggap bertentangan dengan
kepentingan Negara.
Ketika memberikan nasihat kepada Dewan Moneter, maka pendapat
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 23 -
dari seorang anggota yang berbeda dengan pendapat terbanyak dan
anggota-anggota lain, dinyatakan dengan terpisah, yakni jika ketua
atau anggota tersebut memintanya.
2) Dewan Penasihat terdiri atas 9 orang anggota, termasuk ketua.
Ketua dan anggota-anggota yang lain ditunjuk oleh Pemerintah
untuk masa lima tahun dari orang-orang ahli dan/atau terkemuka
dalam kalangan perusahaan, pertanian dan perburuhan.
Pemerintah dapat memecat dan memperhentikan mereka itu dan
jabatannya.
Anggota-anggota yang berhenti dapat diangkat kembali pada saat
sesudah mereka berhenti.
Jika sementara itu terjadi lowongan, maka anggota yang baru
diangkat itu, menggantikan orang yang digantikannya itu untuk
selama sisa masa duduk orang yang digantikannya itu.
(3) Dewan Penasihat sekurang-kurangnya bersidang dua kali setahun
dan selanjutnya setiap kali dianggap perlu oleh ketua atau sekurang-
kurangnya oleh empat orang anggota.
(4) Anggota Dewan Moneter dapat menghadiri rapat-rapat Dewan
Penasihat.
(5) Anggota-anggota dan Sekretaris Dewan diwajibkan merahasiakan
segala yang diketahui mereka menurut jabatannya, sekadar
kewajiban itu sudah sepatutnya menurut sifat hal yang bersangkutan
atau dinyatakan dengan tegas oleh ketua.
Jika ...
Jika kewajiban merahasiakan itu dilanggar, maka pelanggaran itu
dapat menjadi alasan bagi Pemerintah untuk memecat atau
memperhentikan orang yang bersangkutan.
(6) Dewan menetapkan suatu peraturan tata-tertib.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 24 -
(7) Uang-jasa bagi anggota-anggota Dewan Penasihat ditetapkan oleh
Pemerintah.
(8) Direksi Bank menunjuk seorang sekretaris bagi Dewan Penasihat.
BAB IV
NERACA SINGKAT
Pasal 33
(1) Sekali seminggu Bank mengumumkan neraca singkat.
Neraca singkat ini harus juga dimuat dalam Berita Negara.
(2) Pekerjaan-pekerjaan Bank yang dilakukannya sebagai Bank Sentral
dan pekerjaan-pekerjaan yang terletak dalam lapangan bank-bank
yang lain dipisahkan dengan sejelas-jelasnya dalam neraca singkat
ini.
BAB V
PENETAPAN SURAT-SURAT TAHUNAN DAN
PEMBAGIAN LABA
Pasal 34
(1) Neraca dan perhitungan laba-rugi disusun oleh Direksi dan
disampaikan kepada Dewan Moneter.
(2) Dewan ...
(2) Dewan Moneter menetapkan surat-surat tahunan ini untuk sementara
waktu dan dalam hal itu Dewan dibantu oleh Jawatan Akuntan
Negeri.
(3) Selanjutnya neraca dan perhitungan laba-rugi sementara itu
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 25 -
diserahkan oleh Dewan Moneter kepada Pemerintah.
Jika dalam waktu satu bulan sesudah Pemerintah menerima surat-
surat itu, tidak diajukan keberatan-keberatan dengan surat oleh
Menteri Keuangan kepada Dewan Moneter, maka itu berarti bahwa
surat-surat tahunan itu telah disahkan oleh Pemerintah.
(4) Neraca dan perhitungan laba-rugi yang disahkan demikian memberi
pembebasan sepenuhnya kepada Direksi.
(5) Dari laba Bank yang telah disahkan demikian pertama-tama dapat
disisihkan dahulu suatu jumlah bagi cadangan istimewa, sisa dari
laba ini disetor sebanyak dua puluh prosen ke dalam dana-cadangan
sampai jumlah dana itu menjadi sama besar dengan modal Bank.
Sisanya jatuh ke dalam tangan Negara.
BAB VI
DANA PENSIUN DAN SOKONGAN PARA PEGAWAI BANK
Pasal 35
(1) Bank mengadakan dana pensiun dan sokongan untuk para pegawai
Bank.
(2) Bank wajib mengusahakan supaya dana ini mencapai jumlah harga
tunai kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi terhadap para
pegawai Bank, juga Bank wajib menjaga supaya jumlah harga tunai
itu jangan berkurang.
(3) Sumbangan-sumbangan ...
(3) Sumbangan-sumbangan Bank kepada dana dan peraturan-peraturan
selanjutnya tentang dana ini ditentukan dengan suatu peraturan.
BAB VII
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 26 -
KETENTUAN PERALIHAN DAN KETENTUAN PENUTUP
Pasal 36
(1) Pada hari mulai berlakunya undang-undang ini, maka:
a. De Javasche Bank NV berada dalam likwidasi;
b. segala hak-hak, kekuasaan-kekuasaan, hutang-hutang dan
kewajiban-kewajiban dari De Javasche Bank NV pindah kepada
Bank Indonesia;
c. Bank Indonesia menjadi pelikwidasi dari De. Javasche Bank NV;
d. Sekadar perlu berhubung dengan likwidasi de Javasche Bank
NV, maka Presiden dan Direktur-direktur De Javasche Bank NV
masih bertindak terus.
(2) Segala ketentuan dalam Pasal 13 yang mengenai pekerjaan-pekerjaan
Bank di lapangan lain daripada fungsi sebagai bank sentral dan bank
sirkulasi, dalam waktu yang sesingkat-singkatnya diserahkan kepada
bank-bank lain yang akan ditunjuk dengan Undang-undang
selambat-lambatnya pada tanggal 31 Desember 1953.
Pasal 37
"De Javasche Bankwet 1922" dan Undang-undang tanggal 31 Maret
1922 (Staatsblad 1922 No. 181) masih berlaku sekadar perlu berhubung
dengan likwidasi De Javasche Bank NV dan selanjutnya tidak
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam Undang-undang ini.
Pasal 38 …
Pasal 38
(1) Menyimpang dari anjuran-anjuran dan usul-usul yang diharuskan
dalam Undang-undang pokok ini maka Presiden dan Direktur-
direktur De Javasche Bank yang memangku jabatannya sebelum
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 27 -
Undang-undang ini mulai berlaku, jika mereka itu warganegara
Indonesia, menjadi Gubernur dan Direktur-direktur Bank untuk
bagian masa-jabatannya yang belum berakhir.
(2) Direktur-direktur De Javasche Bank yang bukan warganegara
Indonesia, meletakkan jabatannya pada hari mulai berlakunya
Undang-undang ini.
(3) Komisaris-komisaris De Javasche Bank yang memangku jabatannya
sebelum hari Undang-undang ini mulai berlaku, meletakkan
jabatannya pada hari itu.
Komisaris baru tidak diangkat lagi.
Pasal 39
Pengangkatan para anggota Dewan Penasihat oleh Pemerintah untuk
pertama kalinya dilakukan pada suatu waktu dalam tiga bulan sesudah
undang-undang ini mulai berlaku.
Pasal 40
Pada waktu Undang-undang,ini mulai berlaku dan menyimpang
daripada yang ditentukan dalam Pasal-pasal 8 dan 10, maka:
a. uang-kertas-bank ...
a. uang-kertas-bank yang dikeluarkan oleh De Javasche Bank
berdasarkan Pasal 14 "De Javasche Bankwet 1922" dan yang pada
waktu itu mempunyai sifat alat pembayaran sah;
b. uang-kertas-bank yang dikeluarkan oleh De Javasche Bank menurut
Pasal 1 Ordonansi 14 Juli 1949 (Staatsblad 1949 No. 186) dan yang
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 28 -
pada waktu itu mempunyai sifat alat pembayaran sah;
tetap sifatnya sebagai alat pembayaran sah sampai uang-kertas-bank
itu dicabut kembali dan ditarik dari peredaran.
Pasal 41
Nama "Bank Indonesia" hanya boleh dipakai oleh Bank.
Pasal 42
(1) Semua persekot dalam rekening-koran yang diberikan oleh De
Javasche Bank kepada Pemerintah sebelum undang-undang ini mulai
berlaku, akan dipisahkan menjadi pinjaman dengan jangka waktu
panjang yang dapat dilunasi.
(2) Untuk keperluan pelunasan pinjaman kepada Bank yang tersebut
pada ayat 1, Negara dapat mengeluarkan pinjaman yang dapat
ditawarkan pada Bursa dengan syarat-syarat yang akan ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 43
(1) Undang-undang ini dapat disebut "UNDANG-UNDANG POKOK
BANK INDONESIA 1953".
(2) Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 1953.
Agar ...
Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Undang-undang ini dengan penempatan dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia.
Disahkan di Jakarta
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 29 -
pada tanggal 19 Mei 1953
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
SUKARNO
MENTERI KEUANGAN,
ttd
SUMITRO JOYOHADIKUSUMO
Diundangkan
pada tanggal 2 Juni 1953
MENTERI KEHAKIMAN,
ttd
LOEKMAN WIRIADINATA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1953 NOMOR 40

More Related Content

What's hot

Uang dan Bank Pelajaran Ekonomi Kelas 10
Uang dan Bank Pelajaran Ekonomi Kelas 10Uang dan Bank Pelajaran Ekonomi Kelas 10
Uang dan Bank Pelajaran Ekonomi Kelas 10Fiiyya
 
Makalah Informatif
Makalah InformatifMakalah Informatif
Makalah Informatif-
 
Bab 9 uang dan lembaga keuangan
Bab 9   uang dan lembaga keuanganBab 9   uang dan lembaga keuangan
Bab 9 uang dan lembaga keuanganYusron Blacklist
 
Uang dan lembaga keuangan
Uang dan lembaga keuanganUang dan lembaga keuangan
Uang dan lembaga keuanganDearest Rome
 
17 3 pbi_2015 kewajiban penggunaan rupiah
17 3 pbi_2015  kewajiban penggunaan rupiah17 3 pbi_2015  kewajiban penggunaan rupiah
17 3 pbi_2015 kewajiban penggunaan rupiahindah permata sari
 
Nomor84 tahun1958
Nomor84 tahun1958Nomor84 tahun1958
Nomor84 tahun1958kpwbi
 
Contoh akta pengalihan hak (cessie)
Contoh akta pengalihan hak (cessie)Contoh akta pengalihan hak (cessie)
Contoh akta pengalihan hak (cessie)Manunggal Amethyst
 
Tugas Eko12, Devi Nur Aisyah, Ranti Pusriana S.Pd., Bank, Lembaga Keuangan bu...
Tugas Eko12, Devi Nur Aisyah, Ranti Pusriana S.Pd., Bank, Lembaga Keuangan bu...Tugas Eko12, Devi Nur Aisyah, Ranti Pusriana S.Pd., Bank, Lembaga Keuangan bu...
Tugas Eko12, Devi Nur Aisyah, Ranti Pusriana S.Pd., Bank, Lembaga Keuangan bu...Devi Nur Aisyah
 
LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN DAN BUKAN PERBANKAN
LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN DAN BUKAN PERBANKANLEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN DAN BUKAN PERBANKAN
LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN DAN BUKAN PERBANKANUmi Pujiati
 
Bank Dan Lembaga Keuangan Lain nya
Bank Dan Lembaga Keuangan Lain nyaBank Dan Lembaga Keuangan Lain nya
Bank Dan Lembaga Keuangan Lain nyaikbal hadi
 
Ruang lingkup lembaga keuangan
Ruang lingkup lembaga keuanganRuang lingkup lembaga keuangan
Ruang lingkup lembaga keuanganMastrynie Then
 
Makalah perbankan simpanan giro, tabungan dan simpanan deposito
Makalah perbankan simpanan giro, tabungan dan simpanan depositoMakalah perbankan simpanan giro, tabungan dan simpanan deposito
Makalah perbankan simpanan giro, tabungan dan simpanan depositoPutri Sanuria
 
bank umum dan kegiatannya
bank umum dan kegiatannyabank umum dan kegiatannya
bank umum dan kegiatannyasoleh saputra
 
Ruang lingkup lembaga bank (pgri)
Ruang lingkup lembaga bank (pgri)Ruang lingkup lembaga bank (pgri)
Ruang lingkup lembaga bank (pgri)inspirasimuiz
 
Bab 2 bank dan lembaga keuangan
Bab 2 bank dan lembaga keuanganBab 2 bank dan lembaga keuangan
Bab 2 bank dan lembaga keuangansafrial
 

What's hot (20)

Uang dan Bank Pelajaran Ekonomi Kelas 10
Uang dan Bank Pelajaran Ekonomi Kelas 10Uang dan Bank Pelajaran Ekonomi Kelas 10
Uang dan Bank Pelajaran Ekonomi Kelas 10
 
Makalah Informatif
Makalah InformatifMakalah Informatif
Makalah Informatif
 
Bab 9 uang dan lembaga keuangan
Bab 9   uang dan lembaga keuanganBab 9   uang dan lembaga keuangan
Bab 9 uang dan lembaga keuangan
 
Pengertian, Fungsi, dan Jenis Bank
Pengertian, Fungsi, dan Jenis BankPengertian, Fungsi, dan Jenis Bank
Pengertian, Fungsi, dan Jenis Bank
 
Uang dan lembaga keuangan
Uang dan lembaga keuanganUang dan lembaga keuangan
Uang dan lembaga keuangan
 
17 3 pbi_2015 kewajiban penggunaan rupiah
17 3 pbi_2015  kewajiban penggunaan rupiah17 3 pbi_2015  kewajiban penggunaan rupiah
17 3 pbi_2015 kewajiban penggunaan rupiah
 
Nomor84 tahun1958
Nomor84 tahun1958Nomor84 tahun1958
Nomor84 tahun1958
 
Contoh akta pengalihan hak (cessie)
Contoh akta pengalihan hak (cessie)Contoh akta pengalihan hak (cessie)
Contoh akta pengalihan hak (cessie)
 
Uang dan lembaga keuangan
Uang dan lembaga keuanganUang dan lembaga keuangan
Uang dan lembaga keuangan
 
Tugas Eko12, Devi Nur Aisyah, Ranti Pusriana S.Pd., Bank, Lembaga Keuangan bu...
Tugas Eko12, Devi Nur Aisyah, Ranti Pusriana S.Pd., Bank, Lembaga Keuangan bu...Tugas Eko12, Devi Nur Aisyah, Ranti Pusriana S.Pd., Bank, Lembaga Keuangan bu...
Tugas Eko12, Devi Nur Aisyah, Ranti Pusriana S.Pd., Bank, Lembaga Keuangan bu...
 
LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN DAN BUKAN PERBANKAN
LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN DAN BUKAN PERBANKANLEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN DAN BUKAN PERBANKAN
LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN DAN BUKAN PERBANKAN
 
Bank Dan Lembaga Keuangan Lain nya
Bank Dan Lembaga Keuangan Lain nyaBank Dan Lembaga Keuangan Lain nya
Bank Dan Lembaga Keuangan Lain nya
 
Ruang lingkup lembaga keuangan
Ruang lingkup lembaga keuanganRuang lingkup lembaga keuangan
Ruang lingkup lembaga keuangan
 
Makalah Kliring
Makalah KliringMakalah Kliring
Makalah Kliring
 
Makalah perbankan simpanan giro, tabungan dan simpanan deposito
Makalah perbankan simpanan giro, tabungan dan simpanan depositoMakalah perbankan simpanan giro, tabungan dan simpanan deposito
Makalah perbankan simpanan giro, tabungan dan simpanan deposito
 
bank umum dan kegiatannya
bank umum dan kegiatannyabank umum dan kegiatannya
bank umum dan kegiatannya
 
Bank - Materi Ekonomi Kelas X
Bank - Materi Ekonomi Kelas XBank - Materi Ekonomi Kelas X
Bank - Materi Ekonomi Kelas X
 
PERJANJIAN KREDIT MODAL KERJA
PERJANJIAN KREDIT MODAL KERJAPERJANJIAN KREDIT MODAL KERJA
PERJANJIAN KREDIT MODAL KERJA
 
Ruang lingkup lembaga bank (pgri)
Ruang lingkup lembaga bank (pgri)Ruang lingkup lembaga bank (pgri)
Ruang lingkup lembaga bank (pgri)
 
Bab 2 bank dan lembaga keuangan
Bab 2 bank dan lembaga keuanganBab 2 bank dan lembaga keuangan
Bab 2 bank dan lembaga keuangan
 

Viewers also liked

1 3. leer-art-especies
1 3. leer-art-especies1 3. leer-art-especies
1 3. leer-art-especiesSINAVEF_LAB
 
Procedimiento13
Procedimiento13Procedimiento13
Procedimiento13KaydeSyrc
 
Salida pedagógica
Salida pedagógicaSalida pedagógica
Salida pedagógicaeangelesf
 
งานคอม (อาหารเช้า)
งานคอม (อาหารเช้า)งานคอม (อาหารเช้า)
งานคอม (อาหารเช้า)Rujyada Auntrakul
 
1302 telecom
1302 telecom1302 telecom
1302 telecomamilak123
 
ResilienceGuard_ArchitectureAndConstruction
ResilienceGuard_ArchitectureAndConstructionResilienceGuard_ArchitectureAndConstruction
ResilienceGuard_ArchitectureAndConstructionJohn Zeppos, FBCI
 
Competencia digitales
Competencia digitalesCompetencia digitales
Competencia digitalesMaluflormili
 
Practica 6 word
Practica 6 wordPractica 6 word
Practica 6 wordrickomar
 
33 chiến lược của chiến tranh
33 chiến lược của chiến tranh33 chiến lược của chiến tranh
33 chiến lược của chiến tranhthanlinhfb
 
Equity Crowdfunding in UK : CrowdInvest
Equity Crowdfunding in UK : CrowdInvestEquity Crowdfunding in UK : CrowdInvest
Equity Crowdfunding in UK : CrowdInvestCrowdinvest
 
[Hungarian] Sysgenic Introduction - Sapientia University
[Hungarian] Sysgenic Introduction - Sapientia University[Hungarian] Sysgenic Introduction - Sapientia University
[Hungarian] Sysgenic Introduction - Sapientia UniversityZoltan Iszlai
 

Viewers also liked (20)

1 3. leer-art-especies
1 3. leer-art-especies1 3. leer-art-especies
1 3. leer-art-especies
 
Procedimiento13
Procedimiento13Procedimiento13
Procedimiento13
 
Salida pedagógica
Salida pedagógicaSalida pedagógica
Salida pedagógica
 
DINAMICA DE CRESCIMENTO PERFEITO
DINAMICA DE CRESCIMENTO PERFEITODINAMICA DE CRESCIMENTO PERFEITO
DINAMICA DE CRESCIMENTO PERFEITO
 
女子力高まるJs
女子力高まるJs女子力高まるJs
女子力高まるJs
 
งานคอม (อาหารเช้า)
งานคอม (อาหารเช้า)งานคอม (อาหารเช้า)
งานคอม (อาหารเช้า)
 
1302 telecom
1302 telecom1302 telecom
1302 telecom
 
figuras geometricas
figuras geometricasfiguras geometricas
figuras geometricas
 
ResilienceGuard_ArchitectureAndConstruction
ResilienceGuard_ArchitectureAndConstructionResilienceGuard_ArchitectureAndConstruction
ResilienceGuard_ArchitectureAndConstruction
 
São José 2030
São José 2030São José 2030
São José 2030
 
Competencia digitales
Competencia digitalesCompetencia digitales
Competencia digitales
 
Alcolismo
AlcolismoAlcolismo
Alcolismo
 
Practica 6 word
Practica 6 wordPractica 6 word
Practica 6 word
 
RG_Brochure_2015
RG_Brochure_2015RG_Brochure_2015
RG_Brochure_2015
 
33 chiến lược của chiến tranh
33 chiến lược của chiến tranh33 chiến lược của chiến tranh
33 chiến lược của chiến tranh
 
O essencial haccp
O essencial haccpO essencial haccp
O essencial haccp
 
Equity Crowdfunding in UK : CrowdInvest
Equity Crowdfunding in UK : CrowdInvestEquity Crowdfunding in UK : CrowdInvest
Equity Crowdfunding in UK : CrowdInvest
 
[Hungarian] Sysgenic Introduction - Sapientia University
[Hungarian] Sysgenic Introduction - Sapientia University[Hungarian] Sysgenic Introduction - Sapientia University
[Hungarian] Sysgenic Introduction - Sapientia University
 
Ophthalmic prism
Ophthalmic prismOphthalmic prism
Ophthalmic prism
 
Hanseníase
Hanseníase Hanseníase
Hanseníase
 

Similar to Nomor11 tahun1953

Pokokpokok perbankan (uu_14_thn_1967)_14
Pokokpokok perbankan (uu_14_thn_1967)_14Pokokpokok perbankan (uu_14_thn_1967)_14
Pokokpokok perbankan (uu_14_thn_1967)_14Ilham Mustafa
 
Penerbitan Sertifikat Deposito oleh Bank
Penerbitan Sertifikat Deposito oleh BankPenerbitan Sertifikat Deposito oleh Bank
Penerbitan Sertifikat Deposito oleh Bankamazzi1
 
Uu bi 23 th 99
Uu bi 23 th 99Uu bi 23 th 99
Uu bi 23 th 99kpwbi
 
Peraturan BI No. 11-3-PBI-2009.pdf
Peraturan BI No. 11-3-PBI-2009.pdfPeraturan BI No. 11-3-PBI-2009.pdf
Peraturan BI No. 11-3-PBI-2009.pdfKariskaWijayanti
 
Simposium materi kelompok Bank by Pangestu & Dkk
Simposium materi kelompok Bank by Pangestu & DkkSimposium materi kelompok Bank by Pangestu & Dkk
Simposium materi kelompok Bank by Pangestu & DkkPangestu S
 
Perkembangan sejarahbpr
Perkembangan sejarahbprPerkembangan sejarahbpr
Perkembangan sejarahbprkazamajin777
 
Uu no. 7 tahun 1992 tentang perbankan
Uu no. 7 tahun 1992 tentang perbankanUu no. 7 tahun 1992 tentang perbankan
Uu no. 7 tahun 1992 tentang perbankanLegal Akses
 
Peraturan bi no 16 15 2014 usaha valuta asing
Peraturan bi no 16 15 2014 usaha valuta asingPeraturan bi no 16 15 2014 usaha valuta asing
Peraturan bi no 16 15 2014 usaha valuta asingBeyly Dayanto
 
Lembaga keuangan dan bank
Lembaga keuangan dan bankLembaga keuangan dan bank
Lembaga keuangan dan bankFirman Bachtiar
 
Peraturan otoritas jasa keuangan 40 2019
Peraturan otoritas jasa keuangan 40 2019Peraturan otoritas jasa keuangan 40 2019
Peraturan otoritas jasa keuangan 40 2019Adnanrico
 

Similar to Nomor11 tahun1953 (20)

Pokokpokok perbankan (uu_14_thn_1967)_14
Pokokpokok perbankan (uu_14_thn_1967)_14Pokokpokok perbankan (uu_14_thn_1967)_14
Pokokpokok perbankan (uu_14_thn_1967)_14
 
Penerbitan Sertifikat Deposito oleh Bank
Penerbitan Sertifikat Deposito oleh BankPenerbitan Sertifikat Deposito oleh Bank
Penerbitan Sertifikat Deposito oleh Bank
 
Uu bi 23 th 99
Uu bi 23 th 99Uu bi 23 th 99
Uu bi 23 th 99
 
Uu nomor 23 tahun 1999 tentang bank indonesia
Uu nomor 23 tahun 1999 tentang bank indonesiaUu nomor 23 tahun 1999 tentang bank indonesia
Uu nomor 23 tahun 1999 tentang bank indonesia
 
Uu 02 1964
Uu 02 1964Uu 02 1964
Uu 02 1964
 
Uu 32 1964
Uu 32 1964Uu 32 1964
Uu 32 1964
 
Peraturan BI No. 11-3-PBI-2009.pdf
Peraturan BI No. 11-3-PBI-2009.pdfPeraturan BI No. 11-3-PBI-2009.pdf
Peraturan BI No. 11-3-PBI-2009.pdf
 
OH PUANG GANE
OH PUANG GANEOH PUANG GANE
OH PUANG GANE
 
P-7 Peranan bank sentral dan OJK.pptx
P-7 Peranan bank sentral dan OJK.pptxP-7 Peranan bank sentral dan OJK.pptx
P-7 Peranan bank sentral dan OJK.pptx
 
Uu 36 1953
Uu 36 1953Uu 36 1953
Uu 36 1953
 
Simposium materi kelompok Bank by Pangestu & Dkk
Simposium materi kelompok Bank by Pangestu & DkkSimposium materi kelompok Bank by Pangestu & Dkk
Simposium materi kelompok Bank by Pangestu & Dkk
 
Perkembangan sejarahbpr
Perkembangan sejarahbprPerkembangan sejarahbpr
Perkembangan sejarahbpr
 
Uu 24 2004
Uu 24 2004Uu 24 2004
Uu 24 2004
 
Uu no. 7 tahun 1992 tentang perbankan
Uu no. 7 tahun 1992 tentang perbankanUu no. 7 tahun 1992 tentang perbankan
Uu no. 7 tahun 1992 tentang perbankan
 
Peraturan bi no 16 15 2014 usaha valuta asing
Peraturan bi no 16 15 2014 usaha valuta asingPeraturan bi no 16 15 2014 usaha valuta asing
Peraturan bi no 16 15 2014 usaha valuta asing
 
Asas hukum perbankan
Asas hukum perbankanAsas hukum perbankan
Asas hukum perbankan
 
Lembaga keuangan dan bank
Lembaga keuangan dan bankLembaga keuangan dan bank
Lembaga keuangan dan bank
 
Uu bi no 3 tahun 2004
Uu bi no 3 tahun 2004Uu bi no 3 tahun 2004
Uu bi no 3 tahun 2004
 
Peraturan otoritas jasa keuangan 40 2019
Peraturan otoritas jasa keuangan 40 2019Peraturan otoritas jasa keuangan 40 2019
Peraturan otoritas jasa keuangan 40 2019
 
1 uu perb ankan
1 uu perb ankan1 uu perb ankan
1 uu perb ankan
 

More from kpwbi

Cikur
CikurCikur
Cikurkpwbi
 
Uu mata ung
Uu mata ungUu mata ung
Uu mata ungkpwbi
 
Nomor13 tahun1968
Nomor13 tahun1968Nomor13 tahun1968
Nomor13 tahun1968kpwbi
 
Ikhtisar 2
Ikhtisar 2Ikhtisar 2
Ikhtisar 2kpwbi
 
Penjelasan
PenjelasanPenjelasan
Penjelasankpwbi
 
Penj uu ri_3_2004
Penj uu ri_3_2004Penj uu ri_3_2004
Penj uu ri_3_2004kpwbi
 
Uu bi no0304
Uu bi no0304Uu bi no0304
Uu bi no0304kpwbi
 
Perpu 2 tahun_2008
Perpu 2 tahun_2008Perpu 2 tahun_2008
Perpu 2 tahun_2008kpwbi
 
Uu 6 tahun_2009
Uu 6 tahun_2009Uu 6 tahun_2009
Uu 6 tahun_2009kpwbi
 
Daftar uang yang dicabut dan ditarik dari peredaran
Daftar uang yang dicabut dan ditarik dari peredaranDaftar uang yang dicabut dan ditarik dari peredaran
Daftar uang yang dicabut dan ditarik dari peredarankpwbi
 
Uu bi 1098
Uu bi 1098Uu bi 1098
Uu bi 1098kpwbi
 
Uu 25 2003_tppu_konsolidasi
Uu 25 2003_tppu_konsolidasiUu 25 2003_tppu_konsolidasi
Uu 25 2003_tppu_konsolidasikpwbi
 
Sosialisasi Ciri-Ciri Keaslian Rupiah
Sosialisasi Ciri-Ciri Keaslian RupiahSosialisasi Ciri-Ciri Keaslian Rupiah
Sosialisasi Ciri-Ciri Keaslian Rupiahkpwbi
 

More from kpwbi (13)

Cikur
CikurCikur
Cikur
 
Uu mata ung
Uu mata ungUu mata ung
Uu mata ung
 
Nomor13 tahun1968
Nomor13 tahun1968Nomor13 tahun1968
Nomor13 tahun1968
 
Ikhtisar 2
Ikhtisar 2Ikhtisar 2
Ikhtisar 2
 
Penjelasan
PenjelasanPenjelasan
Penjelasan
 
Penj uu ri_3_2004
Penj uu ri_3_2004Penj uu ri_3_2004
Penj uu ri_3_2004
 
Uu bi no0304
Uu bi no0304Uu bi no0304
Uu bi no0304
 
Perpu 2 tahun_2008
Perpu 2 tahun_2008Perpu 2 tahun_2008
Perpu 2 tahun_2008
 
Uu 6 tahun_2009
Uu 6 tahun_2009Uu 6 tahun_2009
Uu 6 tahun_2009
 
Daftar uang yang dicabut dan ditarik dari peredaran
Daftar uang yang dicabut dan ditarik dari peredaranDaftar uang yang dicabut dan ditarik dari peredaran
Daftar uang yang dicabut dan ditarik dari peredaran
 
Uu bi 1098
Uu bi 1098Uu bi 1098
Uu bi 1098
 
Uu 25 2003_tppu_konsolidasi
Uu 25 2003_tppu_konsolidasiUu 25 2003_tppu_konsolidasi
Uu 25 2003_tppu_konsolidasi
 
Sosialisasi Ciri-Ciri Keaslian Rupiah
Sosialisasi Ciri-Ciri Keaslian RupiahSosialisasi Ciri-Ciri Keaslian Rupiah
Sosialisasi Ciri-Ciri Keaslian Rupiah
 

Recently uploaded

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 

Nomor11 tahun1953

  • 1. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1953 TENTANG PENETAPAN UNDANG-UNDANG POKOK BANK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perlu diadakan peraturan-peraturan supaya pimpinan bank sentral, yang telah dinasionalisasi dengan Undang-undang Nomor 24 tahun 1951, dilakukan menurut kebijsakanaan Pemerintah dalam lapangan moneter dan perekonomian. b. bahwa perseroan terbatas "De Javasche Bank, harus diganti dengan badan baru yakni "Bank Indonesia" yang berbentuk badan-hukum berdasarkan Undang-undang. c. bahwa berhubung dengan yang tersebut di atas perlu ditetapkan peraturan-peraturan pokok tentang bank sentral yang baru; Mengingat : pasal 89, 109, 110 dan 118 Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia; Dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat : Dewan Perwakilan Rakyat. MEMUTUSKAN: PERTAMA : "De Javasche Bankwet 1922" dan Undang-undang tanggal 31 Maret 1922 (Staatsblad 1922 Nr 181) dicabut kembali. KEDUA : …
  • 2. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 2 - KEDUA : Menetapkan sebagai berikut: UNDANG-UNDANG POKOK BANK INDONESIA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1. (1) Dengan nama "Bank Indonesia" didirikan suatu bank yang bermaksud menggantikan De Javasche Bank N.V. dan bertindak sebagai Bank sentral Indonesia. (2) Bank Indonesia adalah badan-hukum kepunyaan Negara yang berhak melakukan tugas-tugas berdasarkan Undang-undang ini. (3) Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: a. Bank, ialah: Bank Indonesia; b. Pemerintah, ialah: Presiden Republik Indonesia dengan persetujuan Dewan Menteri; c. Direksi, ialah: Gubernur Bank dan anggota-anggota Direksi lainnya. Pasal 2 (1) Dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan dalam Undang- undang ini maka atas Bank berlaku hukum perdata Eropa dan hukum dagang Eropa. (2) Bank dapat ...
  • 3. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 3 - (2) Bank dapat menjalankan hak-hak atas benda tetap yang takluk pada hukum adat. (3) Tahun-buku Bank mulai 1 April sampai dengan 31 Maret dari tahun berikutnya dengan ketentuan, bahwa tahun-buku pertama mulai pada hari berlakunya undang-undang ini sampai dengan 31 Maret 1954. Pasal 3 (1)Bank berkedudukan di Jakarta. (2) Bank mempunyai di Indonesia kantor-kantor agen, kantor-kantor koresponden dan jika perlu kantor-kantor agen-besar, yang jumlahnya diatur menurut keperluan untuk menjalankan tugas Bank dengan semestinya. (3) Bank dapat mempunyai di luar Indonesia satu atau lebih bank- cabang atau kantor agen-besar, begitu juga koresponden- koresponden dan wakil-wakil, sekadar hal itu dianggap perlu untuk menjalankan tugas Bank dengan semestinya. Pasal 4 Modal Bank berjumlah dua puluh lima juta rupiah. Pasal 5 (1) Bank mempunyai dana-cadangan, yang dibentuk dan ditambah menurut yang ditentukan dalam Pasal 34. (2) Dana- ...
  • 4. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 4 - (2) Dana-cadangan itu gunanya untuk menutup kerugian-kerugian yang mungkin diderita terhadap modal Bank. Pasal 6 Bank berhak membentuk cadangan-cadangan istimewa, sesuai dengan yang ditentukan dalam Pasal 34, begitu juga Bank berhak menarik uang dari cadangan istimewa itu. BAB II TUGAS BANK Pasal 7 (1) Bank bertugas mengatur nilai satuan-uang Indonesia menurut cara yang sebaik-baiknya bagi kemakmuran nusa dan bangsa dan dalam hal itu menjaga sebanyak mungkin supaya nilai itu seimbang (stabiel). (2) Bank menyelenggarakan peredaran uang di Indonesia, sekadar peredaran uang itu terdiri dari uang-kertas bank, mempermudah jalannya. uang giral di Indonesia dan memajukan jalannya pembayaran dengan luar negeri. (3) Bank memajukan perkembangan yang sehat dari urusan kredit dan urusan Bank di Republik Indonesia pada umumnya dan dari urusan kredit nasional dan urusan bank nasional pada khususnya. (4) Bank melakukan pengawasan terhadap urusan kredit. (5) Menunggu ...
  • 5. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 5 - (5) Menunggu terlaksananya suatu peraturan Undang-undang tentang pengawasan terhadap urusan kredit maka dengan Peraturan Pemerintah dapat diadakan peraturan-peraturan lebih lanjut bagi Bank untuk menjalankan pengawasan termaksud guna kepentingan kemampuan membayar ("solva-biliteit") dan kelanjutan keuangan ("liquiditeit") badan-badan kredit, begitu juga untuk pemberian kredit secara sehat dan berdasarkan asas-asas kebijaksanaan bank yang tepat. Pasal 8 (1) Dengan tidak memperbolehkan kemungkinan ini bagi yang lain-lain, Bank berhak mengeluarkan uang-kertas-bank. (2) Uang-kertasnya itu bersifat alat pembayaran sah sampai setiap jumlah. Pasal 9 Uang-kertas-bank itu dapat ditukar di kantor-besar Bank, di kantor- kantor agen-besar dan di kantor-kantor agennya pada tiap hari waktu jam-kas yang ditetapkan, kecuali pada hari-hari raya yang sah, sebagaimana ditentukan oleh pembesar yang berkuasa. Pasal 10 (1) Nilai dan bentuk uang-kertas-bank yang akan dikeluarkan ditentukan oleh Bank dan diberitahukan kepada umum dengan jalan pengumuman dalam Berita Negara. (2) Bank tidak mengeluarkan uang-kertas-bank yang lebih rendah nilainya daripada Rp. 5,- (lima rupiah). (3) Uang-kertas-bank ...
  • 6. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 6 - (3) Uang-kertas-bank bebas daripada bea meterai. (4) Uang-kertas-bank yang mengalir kembali ke dalam kas-kas Bank dan karena lusuh atau sebab-sebab yang lain dianggap tidak layak lagi untuk diedarkan kembali diberi tanda oleh Bank dan caranya diumumkan dengan pengumuman dalam Berita Negara. (5) Uang-kertas-bank yang diberi tanda demikian tidak berharga dan tidak perlu ditukar oleh Bank, jika uang-kertas itu karena pencurian atau dengan cara yang lain diedarkan lagi. Pasal 11 (1) Bank tidak usah memberi penggantian kerugian jika uang-kertas- bank itu hilang atau musnah. Bank tidak usah memberi penggantian kerugian untuk bagian-bagian uang-kertas-bank, kecuali jika ada jaminan-jaminan yang dianggap perlu untuk mencegah timbulnya kerugian bagi Bank. (2) Jika ada persangkaan karena kejahatan atau atas permintaan tertulis oleh yang berkepentingan, maka Bank dibolehkan meminta surat tanda penerimaan dan penanda tanganan uang-kertas-bank itu kepada pihak yang menukarkan uang-kertas itu atau menyerahkannya untuk dikreditkan. (3) Ketentuan-ketentuan pada Pasal -pasal 229 i, 229 j dan 229 k dalam Kitab Undang-undang Perniagaan tidak berlaku terhadap uang- kertas-bank. Pasal 12 …
  • 7. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 7 - Pasal 12 (1) Bank dapat mencabut kembali uang-kertas-bank yang dikeluarkannya serta menariknya dari peredaran dan memanggil pemegang-pemegang uang-kertas itu untuk menyerahkannya untuk ditukar. (2) Bank menetapkan jangka-waktu, dalam mana penyerahan termaksud pada ayat 1 harus dilakukan. (3) Pencabutan dan panggilan itu sekurang-kurangnya diumumkan satu kali oleh Bank dalam Berita Negara. (4) Sehabis waktu yang termaksud dalam ayat 2 maka uang-kertas-bank yang tersebut dalam panggilan itu hanya ditukar oleh kantor-besar Bank, setelah ternyata menurut pemeriksaan, bahwa permintaan akan menukar itu selayaknya dikabulkan. (5) Sepuluh tahun sesudah waktu tersebut di atas berakhir, maka jumlah uang-kertas-bank yang tersebut dalam panggilan tetapi tidak diserahkan, ditambahkan kepada laba tahun-buku yang sedang berjalan. Uang-kertas yang masih diserahkan sesudah itu dan telah diperiksa seperti termaksud dalam ayat 4 ditukar atas beban rekening laba-rugi. (6) Sesudah tiga puluh tahun berselang sejak akhir jangka-waktu yang termaksud dalam ayat 2, maka hak untuk menuntut penukaran uang- kertas yang tersebut dalam panggilan itu tak berlaku lagi. Pasal 13 Selain mengeluarkan uang-kertas-bank, Bank berhak melakukan pekerjaan-pekerjaan yang berikut: 1. memindahkan ...
  • 8. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 8 - 1. memindahkan uang, baik dengan pemberitahuan secara telegram, maupun dengan surat, ataupun dengan jalan memberikan wesel- tunjuk di antara sesama kantor-kantornya, penarikan atas saldi kredit yang ada pada koresponden-koresponden hanya boleh dilakukan secara telegram atau dengan wesel-tunjuk; 2. menerima dan membayarkan kembali uang-uang dalam rekening- koran, menjalankan perintah-perintah untuk pemindahan uang, menerima pembayaran dari tagihan atas kertas-kertas berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antara pihak ketiga; 3. mendiskonto: a. surat-surat wesel dan surat-surat order dengan dua penanggung- jawab atau lebih secara solider dan dengan masa berlaku yang tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan; b. surat-surat wesel dan kertas-dagang yang lain yang tidak lebih lama masa berlakunya daripada kebiasaan dalam perdagangan, baik yang ditarik dengan jaminan surat-surat-kredit, maupun dengan jaminan dokumen-dokumen-pengangkutan dengan kapal; c. kertas-perbendaharaan atas beban Republik Indonesia, d. surat-surat-utang dengan pelunasan dalam enam bulan dan selamanya diskontannya turut bertanggung-jawab secara solider; e. mandat-mandat yang dikeluarkan di Indonesia atau ordonansi- ordonansi atas Kas-kas Negeri untuk rendemen-rendemen-lelang; 4. membeli dan menjual: a. wesel-wesel yang diakseptasi oleh bank-bank yang menjalankan perusahaannya di Indonesia dan yang waktu berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan; b. kertas- ...
  • 9. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 9 - b. kertas-perbendaharaan atas beban Republik Indonesia; c. surat-surat-utang yang tercatat pada suatu bursa-effek yang resmi di Indonesia atas beban Republik Indonesia atau bunganya atau pelunasannya dijamin oleh Republik Indonesia; 5. membeli dan menjual pembayaran-pembayaran dengan surat dan secara telegram, cek-cek, surat-surat wesel dan kertas-dagang yang lain, satu dan lain dibayar di luar negeri, yang masa berlakunya - sekadar berlaku atas hal ini - tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan dan: a. dengan dua penanggung-jawab atau lebih secara solider; atau b. ditarik dengan jaminan surat-surat-kredit atau c. dengan jaminan dokumen-dokumen-pengangkutan dengan kapal; 6. memberi uang-muka secara penggadaian atau dalam rekening-koran dan memberikan jaminan dengan tanggungan effek-effek, hasil bumi, barang-barang, mata-uang dan bahan mata-uang, juga dengan tanggungan dokumen-dokumen-pengangkutan dengan kapal dan dokumen-dokumen penyimpanan atau cedul-cedul yang mewakili barang-barang itu, begitu juga dengan tanggungan kertas-kertas berharga termaksud pada angka-angka 3 dan 5, yang mewakili barang-barang itu; 7. menjalankan untuk sementara waktu uang yang ada pada bank- cabang, kantor-kantor agen-besar dan pada koresponden- koresponden di luar negeri, sekadar uang itu tidak segera diperlukan, baik dalam kertas perbendaharaan luar negeri atau dengan mendiskonto kertas-kertas berharga sebagaimana termaksud pada angka 3 huruf a dan d, maupun menurut cara lain yang biasa pada bursa; 8. a. Bertindak ...
  • 10. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 10 - 8. a. bertindak sebagai pemegang kuasa atau bankir Pemerintah Republik Indonesia pada transaksi-transaksi keuangan; b. memberi bantuan teknis pada perjanjian-perjanjian dengan negara-negara asing dan organisasi-organisasi luar negeri atau internasional, kedua-duanya atas permintaan Pemerintah; 9. mengurus dan menyelenggarakan administrasi persediaan alat-alat pembayaran luar negeri Republik Indonesia; 10.perdagangan logam mulia, mata-uang dan kertas-bank luar negeri dan memeriksa kadar serta memurnikan dan menyuruh memeriksa kadar serta menyuruh memurnikan bijih-bijih dan logam-logam; 11.menyimpan effek-effek, barang-barang, cedul-cedul, akta-akta, barang-barang kemas-kemas dan benda-benda lain yang berharga atas syarat-syarat yang diumumkan oleh Bank, jika dikehendaki, dengan penyelenggaraan administrasinya; 12.menyewakan lemari-lemari besi atau ruangan-ruangan lain gedungnya. Pasal 14 (1) Dalam hipotik-hipotik untuk keperluan Bank sekali-kali tidak boleh ditanam lebih daripada satu persepuluh modal Bank dan satu perlima daripada dana-cadangan. (2) Hipotik sekali-kali tidak boleh melebihi dua pertiga bahagian dari harga nilai barang tetapnya dan hanya boleh diadakan dengan jangka-waktu penghentian selambat-lambatnya enam bulan. Pasal 15 …
  • 11. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 11 - Pasal 15 (1) Bank tidak memberi kredit atau uang-muka blanko kepada barang siapa pun. Dalam kredit atau uang-muka blanko tidak termasuk perbuatan mempercayakan untuk kepentingan Bank sendiri uang atau barang-barang kepada penerima kuasa yang tidak bekerja tetap pada Bank. (2) Bank tidak ikut serta dalam perusahaan perdagangan dan kerajinan atau perusahaan manapun juga. (3) Dengan tidak mengurangi yang ditentukan dalam angka 4 huruf c Pasal 13 dan dalam ayat pertama Pasal 17 maka Bank tidak membeli dan tidak menjual hasil bumi, barang, effek atau barang tetap, kecuali pada penyitaan barang-barang tetap atau hasil bumi, barang- barang, effek-effek atau tanggungan lain, yang terikat kepada Bank, sebagai jaminan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban terhadap Bank itu. Dalam hal terakhir ini Bank berhak membeli seluruh atau sebagian dari barang tetap atau hasil bumi, barang-barang, effek-effek atau tanggungan yang lain itu untuk dijadikan uang kembali dengan selekas-lekasnya. (4) Kecuali yang ditentukan dalam ayat 3, maka Bank tidak membeli atau mempunyai barang-barang tetap selain yang diperlukannya untuk menjalankan perusahaannya dan bagi perumahan para pegawainya. (5) Bank tidak memberi uang-muka dengan kapal sebagai tanggungan. Pasal 16 …
  • 12. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 12 - Pasal 16 (1) Jumlah semua uang-kertas-bank, saldo rekening-koran dan tagihan- tagihan lain yang segera dapat ditagih dari Bank harus satu perlima dijamin dengan emas, mata-uang emas, bahan mata-uang emas atau cadangan yang terdiri atas alat-alat pembayaran luar negeri yang umumnya dapat ditukar-tukarkan, begitu pula dengan hak-hak atas International Monetary Fund dan Worldbank yang diserahkan atau akan diserahkan kepada Bank dengan Undang-undang. (2) Jaminan yang termaksud dalam ayat 1 sekurang-kurangnya satu perlima bahagian harus ada di Indonesia. (3) Dalam keadaan luar biasa Bank dapat menentukan, bahwa untuk sesuatu masa selama-lamanya tiga bulan Bank boleh menyimpang daripada peraturan ayat 1 pasal ini sampai pada suatu batas yang ditentukan pada waktu itu. (4) Keputusan yang diambil menurut ayat ketiga dimuat dalam Tambahan Lembaran Negara dan dalam Berita Negara. (5) Bilamana Bank dalam waktu tiga bulan yang dimaksudkan dalam ayat 3 pasal ini tidak dapat mengembalikan keadaan seperti tercantum dalam ayat 1 pasal ini, maka Pemerintah mengajukan permintaan kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk memperpanjang waktu tersebut dalam ayat 3 pasal ini dengan tiga bulan lagi. Pasal 17 (1) Bank berhak menanam modal Bank, dana-cadangan dan cadangan istimewanya. (2) Penghasilan ...
  • 13. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 13 - (2) Penghasilan yang diperoleh daripada penanaman uang termaksud dimasukkan sebagai laba Bank. Bertambah atau berkurangnya nilai harta-benda, yang dalamnya ditanamkan modal Bank dan dana-cadangan ataupun cadangan istimewa itu, dimasukkan sebagai keuntungan atau kerugian atas dana-cadangan atau cadangan istimewa itu. Sekadar hal itu berhubung dengan yang ditetapkan pada Pasal 34 tidak mungkin dilakukan terhadap dana-cadangan, maka tambahan atau kekurangan itu dimasukkan ke dalam rekening laba-rugi Bank. Pasal 18 (1) Bank wajib menyelenggarakan penyimpanan kas umum Negara dengan cuma-cuma dan bertindak sebagai pemegang-kas Republik Indonesia, baik di Jakarta maupun pada segala tempat di mana bank- cabang atau kantor-agen-besar dan kantor agennya ada atau akan diadakan. Terhadap segala sesuatu mengenai hal ini Bank bertanggung-jawab kepada Menteri Keuangan dan wajib memberikan perhitungan kepada Dewan Pengawas Keuangan. (2) Bank wajib menyelenggarakan dengan cuma-cuma pemindahan uang untuk Republik Indonesia di antara kantor-besar, kantor-kantor agen besar dan kantor-kantor agennya dan di antara kantor-kantor agen besar dan kantor-kantor agennya sesamanya, sepanjang kantor-kantor ini tidak berkedudukan di luar negeri. (3) Bank wajib menjadi pemegang-kas Bank Tabungan Pos dengan cuma-cuma dan menyimpan benda-benda berharga milik badan itu atau yang menjadi tanggungan pada badan itu, begitu pula jika Menteri Keuangan menganggap perlu, maka Bank wajib dengan cuma-cuma menjadi pemegang-kas badan-badan lain yang didirikan dengan undang-undang dan menyimpan semua benda-benda berharga kepunyaan Republik Indonesia dan badan-badan itu. (4) Bank ...
  • 14. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 14 - (4) Bank wajib memberikan bantuannya dengan cuma-cuma untuk mengeluarkan dengan langsung surat-surat-utang atas beban Republik Indonesia, demikian pula.untuk membayar dengan cuma- cuma kupon dan surat-utang yang telah diundikan di atas kepada para pemegangnya, atas beban rekening kas-Negara di tempat pembayaran itu. Pasal 19 (1) Dengan tidak mengurangi yang ditentukan dalam Pasal 16 dan menyimpang daripada yang ditentukan pada ayat pertama Pasal 15, Bank wajib setiap kali Menteri Keuangan menganggap hal ini perlu untuk menguatkan kas-Negara sementara waktu, memberikan uang- muka dalam rekening-koran kepada Republik Indonesia, yang diadakan atas tanggungan yang cukup dalam kertas-perbendaharaan dan yang pengeluaran atau penggadaiannya akan diizinkan dengan atau berdasarkan undang-undang. (2) Uang-muka tersebut dalam ayat 1 tidak boleh lebih daripada 30% (tiga puluh perseratus) dari penghasilan Negara dalam tahun anggaran, yang mendahului tahun anggaran, pada waktu mana Pemerintah meminta uang-muka itu kepada Bank. (3) Batas uang-muka seperti tersebut dalam ayat 2 pasal ini hanya boleh dilampaui dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. (4) Daripada seluruh jumlah uang-muka itu sejumlah Rp. 50.000. 000,- (lima puluh juta rupiah) tidak berbunga. Pasal 20 … Pasal 20
  • 15. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 15 - Untuk kepentingan umum Bank dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lain daripada yang tersebut dalam Undang-undang ini. Keputusan tentang hal itu dimuat dalam Tambahan Lembaran Negara dan Berita Negara. BAB III TENTANG DEWAN MONETER, DIREKSI DAN DEWAN PENASEHAT Pasal 21 Bank Indonesia dipimpin oleh: a. Dewan Moneter, b. Direksi dan c. Dewan Penasehat, yang tugas dan susunannya ditetapkan dalam pasal-pasal berikut. a. Dewan Moneter Pasal 22 (1) Tugas Dewan Moneter ialah: a. menetapkan kebijaksanaan moneter umum dari Bank; b. memberi petunjuk-petunjuk kepada Direksi tentang kebijaksanaan Bank dalam urusan-urusannya yang lain, sekadar kepentingan umum memerlukannya; c. pekerjaan- ... c. pekerjaan-pekerjaan Bank sebagai tersebut dalam Pasal 7 ayat 1,
  • 16. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 16 - 3 dan 4, Pasal 13 ayat 9, Pasal 16 ayat 3 dan Pasal 20, begitu pula penetapan tarip-tarip bunga dari Bank yang bagaimanapun juga dianggap sebagai urusan kebijaksanaan moneter umum atau urusan Bank yang mengenai kepentingan umum. (2) Tanggung-jawab atas kebijaksanaan moneter berada pada Pemerintah. Pasal 23 (1) Dewan Moneter terdiri atas tiga orang anggota yang mempunyai hak suara, yakni Menteri Keuangan, Menteri Perekonomian dan Gubernur Bank. (2) Jika ternyata perlu, maka Pemerintah dengan mengadakan pengangkatan untuk masa selama-lamanya lima tahun dapat menambahkan seorang atau dua orang anggota penasihat kepada Dewan Moneter, yang berjasa dalam lapangan ilmu-pengetahuan. (3) Jika Pemerintah hendak mengangkat seorang anggota penasihat, maka ia meminta supaya Dewan Moneter membuat suatu daftar- anjuran yang memuat dua orang untuk tiap-tiap lowongan yang akan diisi. Pemerintah dapat memperhatikan daftar-anjuran itu sebagaimana dianggapnya perlu. (4) Uang-jasa bagi anggota yang termaksud dalam ayat 2 ditetapkan oleh Pemerintah. (5) Setelah ... (5) Setelah meletakkan jabatannya karena masa pengangkatannya berakhir, maka anggota-anggota penasihat pada Dewan Moneter
  • 17. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 17 - pada saat sesudah berhentinya dapat diangkat kembali. Mereka dapat dipecat atau diperhentikan oleh Pemerintah dari keanggotaannya. (6) Di dalam pembicaraan mengenai hal-hal yang pada hakekatnya bersifat teknis, anggota-anggota Dewan Moneter masing-masing berhak menunjuk seorang penasihat yang dapat menghadiri sidang- sidang Dewan. Pasal 24 (1) Jabatan Ketua Dewan Moneter dipangku oleh Menteri Keuangan, jika beliau tidak ada, maka Gubernur menggantikannya. (2) Seorang anggota Dewan Moneter yang dimaksud dalam pasal 23 ayat 1 wajib menunjuk seorang wakil, yang jika anggota tersebut di atas tidak ada, dengan surat kuasa dapat turut serta pada sidang- sidang dan dapat memberikan suara. (3) Keputusan Dewan Moneter diambil dengan suara terbanyak. Jika suara sama banyak, maka usul bersangkutan dianggap tidak diterima. (4) Seorang anggota Dewan Moneter yang kalah suara dalam Dewan itu berhak dalam waktu satu minggu meminta, supaya pokok pertikaian itu diajukan kepada Dewan Menteri untuk diputuskan. Sambil menunggu keputusan Dewan Menteri, maka selanjutnya seorang anggota dapat meminta, supaya keputusan yang diambil oleh Dewan Moneter itu ditunda pelaksanaannya dan permintaan penundaan itu dikabulkan, kecuali jika Dewan Moneter dalam hal yang sangat mendesak lain keputusannya. (5) Jika ... (5) Jika pendapatnya tidak dibenarkan dalam hal yang termaksud dalam ayat 4 pasal ini, maka Gubernur berhak mengumumkan pendiriannya
  • 18. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 18 - dalam Berita Negara, jika menurut anggapan Dewan Menteri hal ini tidak bertentangan dengan kepentingan Negara. (6) Notulen Dewan Moneter adalah rahasia, jika Pemerintah menghendakinya, maka ia dapat melihatnya. (7) Dewan Moneter sekurang-kurangnya bersidang sekali empat belas hari dan selanjutnya setiap kali salah seorang anggota yang mempunyai hak-suara atau yang menjadi penasihat menyatakan keinginannya. (8) Tata-tertib dan cara menjalankan pekerjaan Dewan Moneter, begitu juga peraturan selanjutnya tentang perhubungan ke dalam antara Dewan Moneter dan Direksi ditetapkan dalam dua peraturan yang akan disusun oleh Dewan Moneter. (9) Dewan Moneter mengangkat sendiri seorang sekretaris yang harus warganegara Indonesia, begitu pula pegawai-pegawai lain dari Dewan Moneter diangkat dan diperhentikan oleh Dewan. Pasal 25 (1) Anggota Dewan Moneter tidak boleh berdagang atau mempunyai kepentingan pada salah satu perusahaan manapun juga, baik langsung maupun tidak langsung. (2) Antara anggota-anggota Dewan Moneter dan para Direksi satu sama lain tidak boleh ada pertalian darah atau periparan pada atau dalam derajat ketiga, kecuali jika diizinkan oleh Pemerintah. Jika ... Jika sesudah pengangkatan mereka masuk periparan yang terlarang itu, maka mereka tidak boleh terus memangku jabatannya tidak
  • 19. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 19 - seizin Pemerintah. b. Direksi Pasal 26 Tugas Direksi ialah. a. menyelenggarakan kebijaksanaan moneter umum yang telah ditetapkan oleh Dewan Moneter, b. menyelenggarakan pemberian kredit oleh Bank, teristimewa mengenai pemberian dan untuk memperpanjang kredit dengan penetapan syarat-syarat yang berhubungan dengan kredit-kredit tersebut, begitu pula untuk menghentikan kredit yang lagi berjalan dan menolak pemberian kredit, c. menyelenggarakan segala pekerjaan Bank yang lain dengan memperhatikan Pasal 22 ayat 1 huruf b dan c. Pasal 27 (1) Direksi terdiri atas Gubernur dengan sekurang-kurangnya dua orang Direktur. Atas usul Dewan Moneter maka jumlah anggota Direksi dapat ditambah oleh Pemerintah sampai sebanyak-banyaknya lima orang. (2) Jika ... (2) Jika Gubernur tidak ada, maka kekuasaan-kekuasaannya dijalankan oleh seorang Gubernur-pengganti yang diangkat oleh Pemerintah atas usul Dewan Moneter daripada Direktur-direktur yang lain untuk
  • 20. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 20 - waktu selama-lamanya lima tahun. (3) Gubernur dan para Direktur diangkat oleh Pemerintah setiap kali untuk waktu selama-lamanya lima tahun atas suatu usul yang memuat nama dua orang yang diajukan oleh Dewan Moneter kepada Pemerintah bagi tiap kali pengangkatan. Pemerintah mengangkat salah seorang dari calon-calon yang dimuat dalam daftar usul yang bersangkutan. (4) Gaji dan pendapatan lainnya bagi Gubernur dan Direktur-direktur ditetapkan oleh Pemerintah. (5) Semua anggota Direksi yang berhenti dapat lantas diangkat kembali pada saat sesudah mereka berhenti. (6) Atas usul Dewan Moneter tiap-tiap anggota Direksi dapat dipecat atau diperhentikan oleh Pemerintah dari jabatannya. Jika diusulkan pemecatan, maka diadakan suatu usul pula untuk mengisi jabatan itu untuk sementara waktu. (7) Anggota-anggota Direksi harus warganegara Indonesia. (8) Untuk membantu Direksi, maka Direksi dapat meminta kepada Dewan Moneter untuk mengangkat seorang penasihat atau lebih untuk masa selama-lamanya lima tahun. Mereka itu dapat dipecat atau diperhentikan oleh Dewan Moneter. Pasal 28 … Pasal 28 (1) Jika seorang Direktur sakit atau tidak ada, maka Direktur yang bersangkutan untuk sementara waktu diwakili oleh seorang Direktur- pengganti.
  • 21. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 21 - (2) Direktur-pengganti yang jumlahnya sebanyak-banyaknya dua orang diangkat oleh Pemerintah untuk masa lima tahun atas usul Dewan Moneter. (3) Direktur-pengganti harus penjabat dari Bank. Pasal 29 (1) Direksi mewakili Bank di hadapan dan di luar pengadilan. Dengan memperhatikan Pasal 22, maka Direksi memimpin Bank, mengurus milik mutlak Bank dan berhak menguasai atau menjalankan segala tindakan pemilihan mutlak terhadap milik- mutlak itu. (2) Tata-tertib dan cara menjalankan pekerjaan Direksi dimuat dalam suatu peraturan yang akan ditetapkan oleh Direksi. (3) Pengurus bank-cabang, agen-agen besar, agen-agen, koresponden- koresponden dan semua penjabat serta lain-lain pegawai Bank diangkat dan diperhentikan oleh Direksi. Pasal 30 (1) Anggota Direksi dan penasihat-penasihat yang tersebut dalam Pasal 27 ayat 8 tidak boleh memangku pekerjaan, jabatan atau tugas lain yang digaji. (2) Tidak termasuk dalam hal itu ialah: a. jabatan ... a. jabatan yang dipikulkan Pemerintah kepadanya; b. bagi para Direktur dan penasihat-penasihat: pekerjaan komisaris pada perseroan terbatas atau perseroan komanditer, asal saja tidak menjadi komisaris-amanat (gedelegeerd commissaris).
  • 22. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 22 - Para Direktur dan penasihat-penasihat tidak boleh tetap memegang atau menerima suatu pekerjaan yang tersebut dalam sub b kecuali jika mendapat izin dari Dewan Moneter. (3) Dua orang Direktur tidak boleh bersama-sama menjadi komisaris pada suatu perseroan. (4) Anggota Direksi dan penasihat-penasihat yang tersebut di atas tidak boleh berdagang atau mempunyai kepentingan pada usaha dagang manapun juga. Pasal 31 Pada akhir tiap-tiap tahun-buku Gubernur, sesudah berunding dengan Dewan Moneter, memberikan laporan keuangan dan ekonomi yang luas. Dewan Penasihat Pasal 32 (1) Tugas Dewan Penasihat ialah memberi nasihat kepada Dewan Moneter, atas permintaan atau tidak atas permintaan Dewan Moneter, tentang segala urusan Dewan Moneter dengan maksud supaya Dewan ini antara lain mengetahui dengan sebaik-baiknya aliran-aliran yang terdapat tentang urusan itu dalam masyarakat. Dewan ... Dewan Penasihat berhak mengumumkan nasihat-nasihatnya, sekadar hal itu oleh Pemerintah tidak dianggap bertentangan dengan kepentingan Negara. Ketika memberikan nasihat kepada Dewan Moneter, maka pendapat
  • 23. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 23 - dari seorang anggota yang berbeda dengan pendapat terbanyak dan anggota-anggota lain, dinyatakan dengan terpisah, yakni jika ketua atau anggota tersebut memintanya. 2) Dewan Penasihat terdiri atas 9 orang anggota, termasuk ketua. Ketua dan anggota-anggota yang lain ditunjuk oleh Pemerintah untuk masa lima tahun dari orang-orang ahli dan/atau terkemuka dalam kalangan perusahaan, pertanian dan perburuhan. Pemerintah dapat memecat dan memperhentikan mereka itu dan jabatannya. Anggota-anggota yang berhenti dapat diangkat kembali pada saat sesudah mereka berhenti. Jika sementara itu terjadi lowongan, maka anggota yang baru diangkat itu, menggantikan orang yang digantikannya itu untuk selama sisa masa duduk orang yang digantikannya itu. (3) Dewan Penasihat sekurang-kurangnya bersidang dua kali setahun dan selanjutnya setiap kali dianggap perlu oleh ketua atau sekurang- kurangnya oleh empat orang anggota. (4) Anggota Dewan Moneter dapat menghadiri rapat-rapat Dewan Penasihat. (5) Anggota-anggota dan Sekretaris Dewan diwajibkan merahasiakan segala yang diketahui mereka menurut jabatannya, sekadar kewajiban itu sudah sepatutnya menurut sifat hal yang bersangkutan atau dinyatakan dengan tegas oleh ketua. Jika ... Jika kewajiban merahasiakan itu dilanggar, maka pelanggaran itu dapat menjadi alasan bagi Pemerintah untuk memecat atau memperhentikan orang yang bersangkutan. (6) Dewan menetapkan suatu peraturan tata-tertib.
  • 24. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 24 - (7) Uang-jasa bagi anggota-anggota Dewan Penasihat ditetapkan oleh Pemerintah. (8) Direksi Bank menunjuk seorang sekretaris bagi Dewan Penasihat. BAB IV NERACA SINGKAT Pasal 33 (1) Sekali seminggu Bank mengumumkan neraca singkat. Neraca singkat ini harus juga dimuat dalam Berita Negara. (2) Pekerjaan-pekerjaan Bank yang dilakukannya sebagai Bank Sentral dan pekerjaan-pekerjaan yang terletak dalam lapangan bank-bank yang lain dipisahkan dengan sejelas-jelasnya dalam neraca singkat ini. BAB V PENETAPAN SURAT-SURAT TAHUNAN DAN PEMBAGIAN LABA Pasal 34 (1) Neraca dan perhitungan laba-rugi disusun oleh Direksi dan disampaikan kepada Dewan Moneter. (2) Dewan ... (2) Dewan Moneter menetapkan surat-surat tahunan ini untuk sementara waktu dan dalam hal itu Dewan dibantu oleh Jawatan Akuntan Negeri. (3) Selanjutnya neraca dan perhitungan laba-rugi sementara itu
  • 25. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 25 - diserahkan oleh Dewan Moneter kepada Pemerintah. Jika dalam waktu satu bulan sesudah Pemerintah menerima surat- surat itu, tidak diajukan keberatan-keberatan dengan surat oleh Menteri Keuangan kepada Dewan Moneter, maka itu berarti bahwa surat-surat tahunan itu telah disahkan oleh Pemerintah. (4) Neraca dan perhitungan laba-rugi yang disahkan demikian memberi pembebasan sepenuhnya kepada Direksi. (5) Dari laba Bank yang telah disahkan demikian pertama-tama dapat disisihkan dahulu suatu jumlah bagi cadangan istimewa, sisa dari laba ini disetor sebanyak dua puluh prosen ke dalam dana-cadangan sampai jumlah dana itu menjadi sama besar dengan modal Bank. Sisanya jatuh ke dalam tangan Negara. BAB VI DANA PENSIUN DAN SOKONGAN PARA PEGAWAI BANK Pasal 35 (1) Bank mengadakan dana pensiun dan sokongan untuk para pegawai Bank. (2) Bank wajib mengusahakan supaya dana ini mencapai jumlah harga tunai kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi terhadap para pegawai Bank, juga Bank wajib menjaga supaya jumlah harga tunai itu jangan berkurang. (3) Sumbangan-sumbangan ... (3) Sumbangan-sumbangan Bank kepada dana dan peraturan-peraturan selanjutnya tentang dana ini ditentukan dengan suatu peraturan. BAB VII
  • 26. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 26 - KETENTUAN PERALIHAN DAN KETENTUAN PENUTUP Pasal 36 (1) Pada hari mulai berlakunya undang-undang ini, maka: a. De Javasche Bank NV berada dalam likwidasi; b. segala hak-hak, kekuasaan-kekuasaan, hutang-hutang dan kewajiban-kewajiban dari De Javasche Bank NV pindah kepada Bank Indonesia; c. Bank Indonesia menjadi pelikwidasi dari De. Javasche Bank NV; d. Sekadar perlu berhubung dengan likwidasi de Javasche Bank NV, maka Presiden dan Direktur-direktur De Javasche Bank NV masih bertindak terus. (2) Segala ketentuan dalam Pasal 13 yang mengenai pekerjaan-pekerjaan Bank di lapangan lain daripada fungsi sebagai bank sentral dan bank sirkulasi, dalam waktu yang sesingkat-singkatnya diserahkan kepada bank-bank lain yang akan ditunjuk dengan Undang-undang selambat-lambatnya pada tanggal 31 Desember 1953. Pasal 37 "De Javasche Bankwet 1922" dan Undang-undang tanggal 31 Maret 1922 (Staatsblad 1922 No. 181) masih berlaku sekadar perlu berhubung dengan likwidasi De Javasche Bank NV dan selanjutnya tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam Undang-undang ini. Pasal 38 … Pasal 38 (1) Menyimpang dari anjuran-anjuran dan usul-usul yang diharuskan dalam Undang-undang pokok ini maka Presiden dan Direktur- direktur De Javasche Bank yang memangku jabatannya sebelum
  • 27. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 27 - Undang-undang ini mulai berlaku, jika mereka itu warganegara Indonesia, menjadi Gubernur dan Direktur-direktur Bank untuk bagian masa-jabatannya yang belum berakhir. (2) Direktur-direktur De Javasche Bank yang bukan warganegara Indonesia, meletakkan jabatannya pada hari mulai berlakunya Undang-undang ini. (3) Komisaris-komisaris De Javasche Bank yang memangku jabatannya sebelum hari Undang-undang ini mulai berlaku, meletakkan jabatannya pada hari itu. Komisaris baru tidak diangkat lagi. Pasal 39 Pengangkatan para anggota Dewan Penasihat oleh Pemerintah untuk pertama kalinya dilakukan pada suatu waktu dalam tiga bulan sesudah undang-undang ini mulai berlaku. Pasal 40 Pada waktu Undang-undang,ini mulai berlaku dan menyimpang daripada yang ditentukan dalam Pasal-pasal 8 dan 10, maka: a. uang-kertas-bank ... a. uang-kertas-bank yang dikeluarkan oleh De Javasche Bank berdasarkan Pasal 14 "De Javasche Bankwet 1922" dan yang pada waktu itu mempunyai sifat alat pembayaran sah; b. uang-kertas-bank yang dikeluarkan oleh De Javasche Bank menurut Pasal 1 Ordonansi 14 Juli 1949 (Staatsblad 1949 No. 186) dan yang
  • 28. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 28 - pada waktu itu mempunyai sifat alat pembayaran sah; tetap sifatnya sebagai alat pembayaran sah sampai uang-kertas-bank itu dicabut kembali dan ditarik dari peredaran. Pasal 41 Nama "Bank Indonesia" hanya boleh dipakai oleh Bank. Pasal 42 (1) Semua persekot dalam rekening-koran yang diberikan oleh De Javasche Bank kepada Pemerintah sebelum undang-undang ini mulai berlaku, akan dipisahkan menjadi pinjaman dengan jangka waktu panjang yang dapat dilunasi. (2) Untuk keperluan pelunasan pinjaman kepada Bank yang tersebut pada ayat 1, Negara dapat mengeluarkan pinjaman yang dapat ditawarkan pada Bursa dengan syarat-syarat yang akan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 43 (1) Undang-undang ini dapat disebut "UNDANG-UNDANG POKOK BANK INDONESIA 1953". (2) Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 1953. Agar ... Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempatan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Disahkan di Jakarta
  • 29. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 29 - pada tanggal 19 Mei 1953 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd SUKARNO MENTERI KEUANGAN, ttd SUMITRO JOYOHADIKUSUMO Diundangkan pada tanggal 2 Juni 1953 MENTERI KEHAKIMAN, ttd LOEKMAN WIRIADINATA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1953 NOMOR 40