Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas metode pelaksanaan proyek pembangunan ruang modular operating theater di RSUD Dr. Soekardjo dengan mencakup persiapan proyek, pelaksanaan pekerjaan arsitektur dan MEP, pengawasan proyek, penerapan konsep green building, manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, serta serah terima proyek.
2. I. PENDAHULUAN
1. Apresiasi Terhadap Lingkup dan Jenis Pekerjan yang akan Dilaksanakan
2. Data Proyek
3. Scope Pekerjaan
4. Lokasi Proyek II. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Metode Pekerjaan Persiapan
2. Protokol Pencegahan COVID-19 di Proyek Konstruksi
3. Metode Pekerjaan Bangunan Gedung
a. Metode Pekerjaan ARSITEKTUR
b. Metode Pekerjaan MEP
4. Metode PENGENDALIAN PROYEK
5. Implementasi Konsep GREEN BUILDING
6. Manajemen RK3
7. Serah Terima Pekerjaan
2
3. Metode ini diajukan PT. BRANTAS ADHI PERKASA dalam memulai setiap pekerjaan,
khususnya pada Proyek PEMBUATAN RUANG MODULAR OPERATING
THEATER (MOT) PADA RUANG TULIP RSUD DR. SOEKARDJO KOTA
TASIKMALAYA.
Tujuan pembuatan Metode ini adalah sebagai acuan atau arahan dalam melaksanakan
pekerjaan di lapangan agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan baik Biaya, Mutu
dan Waktu.
Di dalam Metode ini tercantum sistem kerja lapangan yang akan dipakai mulai dari awal
proyek hingga selesai. Dimulai dari site management hingga quality control serta
hubungan unsur -unsur pelaksana proyek yang terkait selama pekerjaan berlangsung.
3
4. Pelaksanaan pekerjaan merupakan implementasi tahap perencanaan
berupa gambar kerja menjadi sebuah bangunan yang memenuhi syarat
kuat, indah, dan fungsional. Agar dapat melaksanakan pekerjaan bangunan
dengan baik, diperlukan pengetahuan, kemampuan, dan pengalaman
sehingga bila timbul permasalahan di lapangan akan dapat teratasi. Di
samping itu diperlukan adanya koordinasi yang baik antara pihak-pihak
terkait dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Dalam pekerjaan konstruksi, ketersediaan bahan bangunan dan peralatan
kerja merupakan faktor penting. Sebab kedua faktor tersebut
mempengaruhi keberhasilan suatu pekerjaan. Selain itu adanya pengawasan
juga mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan pekerjaan.
Pengawasan bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana prestasi
kerja yang dilakukan, dan mengecek kemungkinan terjadinya
penyimpangan dalam pelaksanaan pekerjaan. Oleh karena itu bila terdapat
ketidaksesuaian antara kondisi di lapangan dengan perencanaan, melalui
fungsi pengawasan akan dapat diketahui dan segera dicari sebabnya guna
pengambilan tindakan koreksi. Koreksi yang dilakukan harus cepat, tepat,
dan dapat dipertanggungjawabkan dari segi teknis dan non teknis.
4
5. NAMA PROYEK : PEMBUATAN RUANG MODULAR OPERATING THEATER
(MOT) PADA RUANG TULIP RSUD DR. SOEKARDJO
2. LOKASI PROYEK : KOTA TASIKMALAYA
3. TAHUN ANGGARAN : 2021
4. PAKET PEKERJAAN : ARSITEKTUR & MEP
5. JANGKA WAKTU : 60 (ENAM PULUH) HARI KALENDER
5
7. 7
Lokasi : RSUD Dr. Soekardjo, Jl. Rumah Sakit No.33, Empangsari, Kec. Tawang,
Tasikmalaya, Jawa Barat
8. PEKERJAAN PERSIAPAN
PEK. MEP
1. Pekerjaan Electrical & Penerangan
2. Pekerjaan Tata Suara
3. Pekerjaan Tata Udara
4. Pekerjaan Instalasi DATA
5. Pekerjaan Instalasi Fire Alarm & Pemadam Kebakaran
6. Pekerjaan CCTV
7. Pekerjaan MATV
1. Pengukuran & pembersihan Lahan
2. Gambar Kerja & Pelaporan
3. Pemeriksaan & Pengujian Bahan
4. Kebersihan, Kerapihan dan K3
5. Mobilisasi Alat & Tenaga Kerja
6. Kantor Pelaksana, MK, Gudang & Los Kerja
7. Saluran Sementara & Papan Nama Proyek
8. Struktur Organisasi
BANGUNAN GEDUNG
PEK. ARSITEKTUR 1. Pekerjaan Pasangan & Pelapis Dinding
2. Pekerjaan Pasangan Lantai
3. Pekerjaan Pasangan Plafond
4. Pekerjaan Sanitair
5. Pekerjaan Pengecatan
6. Pekerjaan Pasangan Pintu & Jendela
7. Pekerjaan Ruang Operasi
8
9. 1. Gambar Kerja & Pelaporan
2. Pemeriksaan & Pengujian Bahan
3. Kebersihan, Kerapihan dan K3
4. Kantor Pelaksana, MK, Gudang & Los Kerja
7. Saluran Sementara, Papan Nama & Pagar Proyek
8. Struktur Organisasi Lapangan
9. Schedule Pelaksanaan Proyek
9
10. II.1. GAMBAR KERJA & PELAPORAN
Shop Drawing atau gambar kerja, merupakan acuan bagi pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Dengan
adanya gambar kerja, maka pekerjaan lapangan menjadi mudah dilaksanakan dan terkendali secara
teknis, baik dari segi waktu maupun mutu kerja.
Gambar kerja, harus sudah disiapkan dalam tahap awal proyek dan mendapatkan pengesahan dari
pihak Pengawas atau Konsultan Perencana, sebelum dilaksanakan di lapangan. Shop Drawing,
disiapkan oleh Bagian Engineering berpedoman pada desain bangunan dari Konsultan diharapkan
gambar design sudah lengkap seluruhnya sehingga pelaksanaan shop drawing tidak terlambat.
Pembuatan shop drawing, dewasa ini banyak dilakukan dengan komputer menggunakan software
Autocad, sehingga dapat mempercepat waktu pembuatan.
II.1.1. PEMERIKSAAN & PENGUJIAN BAHAN
Semua material baik: Struktur, Arsitektur & MEP melalui mekanisme Pemeriksaan & Pengujian secara
internal dan eksternal. Secara internal dilakukan oleh kontraktor dengan memeriksa kesesuaian
spesifikasi teknis dan secara eksternal material Dibuatkan form khusus pemeriksaan yang melibatkan
MK dan PPTK. Material tertentu seperti besi, baja, beton yang memerlukan Pengujian laboratorium
akan di test/diuji pada laboratorium yang bersifat independent di lingkungan lembaga resmi atau
Universitas terdekat.
II.1.2. KEBERSIHAN, KERAPIHAN & K3
Akan dibahas pada bab tersendiri dalam BAB Manajemen RK 3
10
11. ● Mobilisasi Alat & Tenaga Kerja
Baik alat, material dan tenaga kerja tidak semua bisa diadakan dari lokal Tasik dan sekitarnya. Maka
kami kelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok besar
A. LOKAL
Yaitu ALAT, MATERIAL dan TENAGA KERJA yang di datangkan dari sekitar proyek, antara lain:
1. Material Alam (pasir, batu kali, semen, beton readymix, bata merah, paving blok dll)
2. Material & Alat Bantu (skrup, lem, baut, alat kerja tukang dll)
3. Peralatan sedang (excavator, roller, dum truck dll)
4. Tenaga kerja harian (pembantu tukang, tenaga lansir, security)
B. NON LOKAL
Yaitu ALAT, MATERIAL dan TENAGA KERJA yang di datangkan dari LUAR DAERAH, antara lain:
1. Tenaga kerja khusus (tk. besi, tk. kayu, tk. cor, tk. finishing, tk. listrik, tk. pipa & staff)
2. Peralatan Berat: Scafolding dsb
3. Material Struktur: Besi Beton, Baja Profil, Baja Ringan dll
4. Material Arsitektur: Bata Ringan, Mortar, Sanitary, Homogeneous Tile, Alumunium, Bitumen dll
5. Material Mekanikal & Electrical: Kabel, Panel, Armature, Lampu dll
6. Material Electronic: Tata Suara, Fire Alarm, Tata Udara dll
11
12. No Nama Alat Kapasitas Jumlah
1 Dump Truck 3-4 ton 2 unit
2 Pick Up 2 unit
3 Pompa Air 3” 3 unit
4 Scaffolding 200 unit
5 Genset 15VA 1 unit
6 Bar cutter 4 unit
7 Gerinda 2 unit
8 Gunting Besi 2 unit
9 Alat Pemotong Keramik 4 unit
10 Waterpass 300 m 1 unit
11 Lampu Sorot 400 watt 8 unit
12 Gerobak Dorong 400 Kg 5 unit
13 Kop Kaca 50-100 kg 6 unit
14 Alat Ukur Sigmat 1 set
DAFTAR PERALATAN
12
13. ASPEK RK3
Identifikasi Bahaya:
1. Tertabrak Alat Berat
2. Tertusuk paku
3. Tertimpa puing bangunan
4. Tersangkut kabel/pipa gas
Dampak:
1. Patah tulang, gegar otak cidera sedang
2. Luka, cidera ringan
3. Patah tulang, cidera sedang – berat
4. Mati lampu/meledak
Pengendalian Resiko K3:
1. Pemasangan rambu peringatan
2. Wajib memakai APD:
• Helm
• Sepatu safety
• Rompi keselamatan
• Safety belt
• Sarung tangan
PEKERJAAN MOBILISASI/PEMBERSIHAN LAHAN
13
14. II.1.6. KANTOR PELAKSANA, MK, GUDANG & LOS KERJA
Perencanaan lapangan kerja (site planning) dibuat untuk mengatur penempatan peralatan, stok material dan sarana
penunjang lainnya yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, misalnya : Direksi keet, gudang,
posisi tower crane, stok material dan lain-lain ( gambar terlampir ). Dalam menempatkan barang dan material
kebutuhan pelaksanaan, baik di dalam gudang maupun di halaman terbuka akan diatur sedemikian rupa sehingga :
◊ Tidak mengganggu kelancaran dan keamanan lingkungan di sekitarnya.
◊ Memudahkan pemeriksaan dan penelitian material/bahan-bahan oleh Konsultan Pengawas.
◊ Tidak menyumbat saluran air.
◊ Terjamin keamanan dan kebersihan nya.
◊ Memudahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
◊ Tidak menimbulkan masalah kesehatan dan keselamatan kerja.
Koordinasi antar bagian pada organisasi pelaksana pekerjaan di lapangan dilakukan dengan memperkuat sistem
komunikasi menggunakan Handy talky.
Untuk listrik kerja akan digunakan daya listrik dari sambungan PLN maupun penyediaan Genset sendiri tergantung
penggunaan nya, sedangkan air kerja akan menggunakan air tanah yang menggunakan sumur pompa dangkal/Sanyo
atau PAM, Lalu lintas keluar masuk kendaraan proyek atau jalan kerja akan diproteksi dengan menggunakan pagar
proyek dari seng agar keamanan dan ketertiban lebih terjamin. Disamping itu, proyek juga dilengkapi dengan fasilitas
sebagai berikut :
◊ Pos penjagaan (security).
◊ MCK untuk para pekerja.
Barang-barang dan material yang tidak digunakan untuk kebutuhan langsung pada pelaksanaan suatu pekerjaan
secepat mungkin akan dikeluarkan keluar lapangan.
14
15. Kantor Lapangan diusahakan bersih, rapi dan
dilengkapi dengan AC, toilet dan furnitur standar.
Sehingga nyaman digunakan untuk bekerja dan
mengadakan meeting.
15
16. a. Ukuran ruang cukup
b. Ventilasi dan penerangan baik
c. Terdapat penjaga Gudang
d. Mudah di akses
e. Lantai kering
16
18. II.1.7. SALURAN SEMENTARA, PAPAN NAMA & PAGAR KELILING
Saluran sementara dalam hal ini berupa parit dangkal yang berupa galian tanah
dengan ukuran lebar 30 cm kedalaman bervariasi mengikuti sloping 30 – 50 cm pada
lokasi yang telah ditentukan, bertujuan untuk menyalurkan air hujan ataupun limbah
dari dalam lokasi proyek keluar menuju saluran drainase komplek/kota
Papan nama proyek dipasang bersamaan dengan pemasangan pagar keliling,
bertujuan sebagai penanda aktifitas pekerjaan. Menampilkan IMB, Nama Proyek,
Nama Pemilik Proyek dan Nama Pelaksana Lapangan.
Sedangkan pagar keliling proyek merupakan pagar temporer dari seng atau spandex
yang di finish cat dan dipasang banner bertema green project dan menunjukkan logo
perusahaan pelaksana konstruksi
18
19. II.1.8. STRUKTUR ORGANISASI LAPANGAN
Staff di lapangan dipimpin oleh seorang Project Manager dibantu oleh 3 (tiga)
DIVISI, yaitu: UMUM, ENGINEERING & KONSTRUKSI.
Divisi UMUM dikepalai General Affair Manager membawahi tenaga Admin,
Keuangan, Logistik, Ahli K3 dan Keamanan.
Divisi ENGINEERING dikepalai Engineering Manager, membawahi beberapa
tenaga ahli/engineer berbagai bidang dalam konstruksi.
Divisi KONSTRUKSI yaitu bagian yang menangani pelaksanaan dikepalai oleh
Site Manager, dibantu supervisi/pelaksana untuk setiap bagian pekerjaan.
Skema yang menunjukkan tugas dan pembagian area bisa dilihat pada halaman
berikut ini.
19
20. No Jabatan Jumlah
1 Project Manager 1 orang
2 Site Manager 1 orang
3 Ahli K3 Konstruksi 1 orang
4 Manager Keuangan 1 orang
5 Engineer Struktur 1 orang
6 Arsitek 1 orang
7 Engineer MEP 1 orang
8 Quantity Surveyor 2 orang
9 Pelaksana Struktur 1 orang
10 Pelaksana Arsitektur 1 orang
11 Pelaksana MEP 1 orang
12 Petugas K3 2 orang
13 Procurement & Logistik 1 orang
DAFTAR STAFF LAPANGAN
20
21. No Jabatan Jumlah
14 General Affair Manager 1 orang
15 Drafter Struktur 1 orang
16 Drafter Arsitektur 1 orang
17 Drafter MEP 1 orang
18 Mekanik 1 orang
19 Komandan Security 1 orang
20 Security 2 orang
21 Juru Ukur (Surveyor) 1 orang
22 Gudang 2 orang
23 Administrasi & Keuangan 1 orang
DAFTAR STAFF LAPANGAN
21
22. Project Manager
Divisi Umum
Manager Keuangan
Logistik
Purchasing
Divisi Engineering
Engineering Manager
Drafter (Str, Ars & MEP)
Surveyor
Divisi Konstruksi
Site Manager
Pelaksana Struktur
Keuangan & Admin
Quantity Survey
Ahli K3 Konstruksi
Mekanik
Pelaksana Arsitektur
Pelaksana MEP
Engineer Struktur
Arsitek
Engineer Mekanikal
Engineer Elektrikal
Pelaksana K3
Security
STRUKTUR ORGANISASI PROYEK
22
23. II.1.9. SCHEDULE PELAKSANAAN
Proyek ini direncanakan selesai dalam kurun waktu 2 (dua) bulan atau
secara rinci kami rencanakan selesai dalam 60 (enam puluh) hari
kalender. Pelaksanaan pekerjaan dimulai pada bulan November 2021
dan rencana selesai pada bulan Desember 2021.
Material dan Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan: Arsitektur, MEP
didatangkan secara bertahap ke lokasi proyek mengikuti Schedule
Material & Alat yang mengacu pada Schedule Konstruksi.
Tenaga kerja yang terlibat baik itu tenaga ahli, staff maupun tenaga kerja
lapangan, diatur sedemikian rupa menyesuaikan kebutuhan lapangan
dan target schedule, dengan mempertimbangkan luas lahan/area
pekerjaan.
23
24. A. PENGANTAR
1. Protokol ini dimaksudkan sebagai panduan umum bagi Pemilik/Pengguna/
Penyelenggara bersama Konsultan, Kontraktor, Subkontraktor, Vendor, Supplier
dan Fabrikator, Mandor serta para Pekerja dalam mencegah wabah COVID-19
di proyek konstruksi.
2. Protokol ini merupakan bagian dari keseluruhan kebijakan untuk mewujudkan
keselamatan konstruksi. Keselamatan konstruksi adalah keselamatan dan
kesehatan kerja; keselamatan publik; dan keselamatan lingkungan dalam
setiap tahapan penyelenggaraan konstruksi (life cycle of building and
infrastructure development).
3. Protokol ini berlaku di proyek konstruksi yang diselenggarakan oleh Pemerintah
dan/atau Pemerintah Daerah dan/atau BUMN, maupun investasi swasta dan/
atau gabungan. Masing-masing pihak pemangku amanah di proyek konstruksi
dapat menindaklanjuti implementasi dari protokol ini sesuai dengan kebijakan
perusahaan masing-masing.
24
25. B. PEMBENTUKAN SATGAS PENCEGAHAN COVID-19
1. Pemilik/ Pengguna/ Penyelenggara bersama Konsultan Pengawas dan/atau
Kontraktor wajib membentuk Satuan Tugas Pencegahan COVlD-19.
2. Satuan Tugas tersebut berjumlah paling sedikit 5 (lima) orang terdiri dari
Ketua merangkap anggota dan 4 (empat) Anggota yang mewakili
Pemilik/Pengguna/ Penyelenggara, Konsultan, Kontraktor, Subkontraktor,
Vendor & Supplier.
3. Satuan Tugas tersebut memiliki tugas. tanggung jawab dan kewenangan
melakukan: (i) sosialisasi, (ii) edukasi, (iii) promosi teknik dan (iv) metoda
pencegahaan COVID19 serta (v) pemeriksaan (examination) potensi
terinfeksi kepada semua orang, baik para manager, insinyur, arsitek,
karyawan, staf, mandor, pekerja dan tamu proyek.
25
26. C. PENYEDIAAN FASILITAS KESEHATAN DI LAPANGAN
1. Kontraktor wajib menyediakan ruang klinik di lapangan dilengkapi dengan
sarana kesehatan yang memadai, seperti: tabung oksigen, pengukur suhu
badan (thermoscan), pengukur tekanan darah, obat-obatan, dan petugas
medis.
2. Kontraktor wajib memiliki kerjasama operasional perlindungan kesehatan
dan pencegahan COVID19 dengan rumah sakit dan/ atau pusat kesehatan
masyarakat terdekat dengan lapangan proyek untuk tindakan darurat
(emergency).
3. Kontraktor wajib menyediakan fasilitas pengukur suhu badan (thermoscan),
pencuci tangan dengan sabun disinfektan (hand sanitizer), tissue, masker di
kantor dan 1apangan proyek bagi para manager, insinyur, arsitek, karyawan/
stat, mandor, pekerja dan tamu proyek.
26
27. D. PELAKSANAAN PENCEGAHAN COVID19 DI LAPANGAN
1. Satuan Tugas memasang poster (flyers) baik digital maupun fisik tentang
himbauan/ anjuran pencegahan COVID19, seperti mencuci tangan, memakai
masker, untuk disebarluaskan atau dipasang di tempat-tempat strategis di
lapangan proyek.
2. Satuan Tugas bersama Petugas Medis harus menyampaikan penjelasan,
anjuran, kampanye, promosi teknik pencegahan COVID19 dalam setiap
kegiatan penyuluhan K3 pagi hari (safety morning talk).
3. Satuan Tugas melarang seseorang yang sakit dengan indikasi suhu > 38
derajat Celcius (seluruh manager, insinyur, arsitek, karyawan/ staf, mandor,
pekerja dan tamu proyek) datang ke lokasi proyek.
4. Petugas Medis melaksanakan pengukuran suhu tubuh kepada seluruh
pekerja, dan karyawan bersama para Satuan Pengaman Proyek ( Security
Staff) dan Petugas Keamanan setiap pagi, siang dan sore.
5. Apabila ditemukan manager, insinyur, arsitek, karyawan/ staf, mandor dan
pekerja di lapangan proyek terpapar virus COVID19, Petugas Medis dibantu
Petugas Keamanan proyek melakukan evakuasi dan penyemprotan
disinfektan pada tempat, fasilitas pegangan dan peralatan kerja.
27
30. Peralatan yang digunakan:
1. Tower Crane
2. Concrete Mixer
3. Hand Tools
4. Scafolding
5. Total Station
6. Hand Pallet
Tenaga Kerja yang terlibat:
1. Arsitek
2. Drafter Arsitektur
3. Site Manager
4. Pelaksana Arsitektur
5. Surveyor & Asisten
6. Ahli & Pelaksana K3
7. Operator Alat (Passenger Lift)
8. Tukang finishing, kaca, alumunium dll
9. Mandor
30
31. Prinsip dalam pekerjaan Arsitektur pada proyek kali ini adalah
BATA BISA DIPASANG SEGERA SETELAH BEKISTING DIBONGKAR
Mengingat pekerjaan Struktur berjalan cepat dan sebagian lantai sudah siap
dipasang dinding bata, maka pemasangan dinding bata HARUS SEGERA
DIMULAI
Antisipasinya:
1. Gambar arsitektur pasangan bata sudah harus mendapat APPROVAL sesegera
mungkin
2. Marking jalur pasangan bata dilakukan segera setelah perancah dibongkar atau pada
area yang sudah siap, langsung bisa di-eksekusi
3. Material (bata ringan & mortar perekat) dipastikan memiliki kualitas standar dimana
ukuran & kesikuan terjamin seragam dan perekat memiliki daya rekat kuat dan tahan
lama
31
PEKERJAAN PASANGAN BATA MERAH
32. 1. RENCANA POSISI PASANGAN BATA RINGAN
SESUAI SHOP DRAWINGS
AS BANGUNAN
BATA RINGAN
2. BUAT TIANG KAYU / PROFILAN PADA
KOLOM-KOLOM STRUKTUR DENGAN
POSISI SEPERTI GAMBAR DI BAWAH INI
- PROFIL KAYU HARUS LURUS DAN
DISERUT PADA KEEMPAT SISI
- CHECK POSISI KETEGANGAN KAYU
DENGAN WATER PASS
- BUAT SKALA PADA PROFIL YANG
TERPASANG TERSEBUT
- KETINGGIAN / SKALA ANTARA
PROFIL HARUS SAMA BAIK ELEVASI
MAUPUN JARAK ANTARA SKALA
- PROPIL KAYU HARUS KUAT / TIDAK
BOLEH BERGERAK / BERGESER SELAMA
PEK. PAS. BATA MERAH BERLANGSUNG
BATA MERAH
AS
METHODE KERJA PASANGAN BATA
32
33. 3. HUBUNGAN SKALA PADA PROFIL TERSEBUT YANG
SAMA ELEVASINYA DIUSAHAKAN JARAK ANTARA SKALA
SETIAP KELIPATAN 3 LAPIS BATA
BENANG NILON
PROFIL KAYU
A
A
.
POSISI BENANG
POTONGAN A - A
As bangunan
As
Benang nylon
Tiang kayu
DENAH
TAMPAK
KOLOM
PROFIL KAYU
KOLOM
METODE KERJA PASANGAN BATA
33
34. 4. BILA BENTANG ANTAR KOLOM > 4 M
DIUSAHAKAN DITENGAH – TENGAH
BENTANG TERSEBUT DI PASANG
KOLOM PRAKTIS
5. PENGECORAN KOLOM PRAKTIS
DILAKSANAKAN SETIAP KETINGGIAN
1 – 1.5 M
6. PASANGAN BATA HANYA BISA DILAKSANAKAN
SETELAH KOLOM PRAKTIS SELESAI DI COR
Lo > 4 m
1 m
BESI
DI COR
BEKISTING
HAL – HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN :
1. SEBELUM DI PASANG BATA HARUS DITELITI DULU
2. PASIR YANG DIGUNAKAN DI AYAK DAHULU
UNTUK MENDAPATKAN GRADASI MATERIAL
YANG SERAGAM
3. AIR YANG DIGUNAKAN HARUS BEBAS DARI
PENGARUH ASAM
4. POSISI PASANGAN BATA ANTAR LAPISAN
HARUS ZIG – ZAG
ALAT YANG DIGUNAKAN :
1. BAK ADUKAN
2. SENDOK ADUKAN
3. CANGKUL
4. BENANG NYLON
5. PROFIL KAYU
6. EMBER
METODE KERJA PASANGAN BATA
34
35. Periksalah kelengkapan berikut :
Pelajarilah denah keseluruhan lokasi pemasangan kolom praktis beserta pelengkap (jika diperlukan), dalam skala 1:200, 1:50 dan 1:20
yang menggambarkan :
PEMBESIAN KOLOM PRAKTIS
PERSIAPAN
KEPERLUAN ALAT
MEMPELAJARI GAMBAR KERJA
Meteran
Kawat bendrat
Gegep/kakatua
Palu & tang
Bor beton
Helm pengaman
Bar cutter
Bar bender
Gunting besi manual
Profil kayu kaso
Kunci besi
Sabuk pengaman
1. Posisi kolom praktis dan dimensinya
2. Letak pasangan batu bata
3. Detail Pembesian beserta diameter, ukuran dan jumlah besi.
4. Jarak kolom praktis As ke As.
1. Bersihkan area dimana akan dilakukan pemasangan kolom praktis dan sekitarnya.
2. Rangkailah besi tulangan kolom praktis dengan jarak yang sesuai dengan shop drawing, ikatlah dengan sistem ikat satu
arah dengan kuat, antara tulangan utama dan sengkang/beugel dengan menggunakan kawat bendrat. Jarak setiap
sengkangnya dibuat seragam.
3. Persiapkan potongan besi d 10 sebanyak 8 buah, 4 buah untuk sisi atas pelat dan 4 buah untuk sisi bawah pelat.
35
36. 1. Buatlah marking posisi 8 stek penguat, 4 stek
pada pelat atas dan 4 stek pada bawah.
Bor pelat lantai atas dan bawah sampai
kedalaman 5cm pada sudut nya, kemudian
bersihkan lubang tersebut dan pasanglah
stek menggunakan epoxy, pastikan stek tidak
goyang.
PELAKSANAAN PEMBESIAN KOLOM PRAKTIS
2. Ikatlah antara besi kolom praktis
dengan stek penguat atas dan
bawah menggunakan kawat
bendrat dan posisikan sehingga
besi kolom praktis berdiri tegak.
Stek Kolom Praktis
Kolom Praktis
Disambung dan Diikat Kuat
dengan Kawat Besi
Pasangan Dinding
36
37. Mempelajari Gambar Kerja :
Pelajarilah denah keseluruhan lokasi pemasangan kolom praktis beserta denah pelengkap (jika diperlukan), dalam skala 1:200, 1:100 dan
1:50 yang menggambarkan :
1. Bersihkan area dimana akan dilakukan bekisting dan pengecoran kolom praktis
2. Bekisting dibuat dari papan kayu plywood dengan ukuran yang sesuai dan jika menggunakan plywood bekas, maka harus
dibersihkan terlebih dahulu
Periksalah kelengkapan peralatan berikut :
BEKISTING DAN PENGECORAN KOLOM PRAKTIS
PERSIAPAN
PELAKSANAAN BEKISTING DAN PENGECORAN KOLOM PRAKTIS
1. Letak dan tinggi pasangan batu bata
2. Dimensi dan ukuran kolom praktis
KEPERLUAN ALAT
Steger/tangga kerja
Dolak/alat takar
Meteran
Kawat bendrat
Gergaji
Sendok semen & roskam
Palu kayu & paku
Gegep
Helm pengaman
Gerobak
Adukan beton(molen kecil)& sekop
Unting-unting(lot)
Kayu kaso
Ember
Alat penampung adonan yang jatuh
Papan kayu plywood
Kotak kayu untuk tempat adukan sabuk pengaman
Sabuk pengaman
1. Bekisting 1 dipasang sesuai ketinggian pasangan bata dan bekisting 2 dipasang lebih rendah dari pasangan bata. Kedua
bekisting dilebihkan jarak 5cm pada sisi kanan dan kiri untuk menutupi pasangan bata.
37
38. 2. Tambahkan jendela dari papan kayu pada bekisting 2
dengan kemiringan yang cukup, kemudianlah ikatlah
antara kedua sisi bekisting dengan kawat bendrat pada
atas, tengah dan bawah bekisting. Pastikan kawat
bendrat terikat dengan baik.
3. Ukurlah dan cek vertikalitas bekisting kolom praktis
tersebut dengan dilot. Campurlah adonan beton
sesuai spesifikasinya sampai adonan nya rata dan
homogen. Pasanglah alas untuk menampung adonan
yang jatuh, kemudian cor kolom praktis dengan
menuangkan adonan kedalam lubang bekisting, pada
saat pengecoran ke dua sisi bekisting dipukul-pukul
dengan palu agar beton nantinya tidak keropos.
6. Bekisting kolom praktis dapat dibuka setelah 8 jam.
7. Lanjutkan kembali pemasangan batu bata dengan ketinggian max.
1,5 m (ulangi methode kerja pasangan celcon) kemudian bekisting
kolom praktis (langkah 1 sampai 5) dan ulangi kembali pengecoran
(langkah 6) sampai kolom praktis selesai.
BEKISTING DAN PENGECORAN KOLOM PRAKTIS
38
40. ASPEK RK3
Identifikasi Bahaya:
1. Tertimpa material bata/mortar
2. Terjatuh dari ketinggian
3. Iritasi kulit/mata oleh semen
Dampak:
1. Luka ringan, cidera ringan
2. Patah tulang, cidera sedang – berat
3. Gatal, mata perih, cidera ringan
Pengendalian Resiko K3:
1. Pemasangan rambu peringatan bekerja di ketinggian
2. Memasang safety net pada keliling luar bangunan
3. Wajib memakai APD:
• Helm
• Sepatu safety
• Rompi keselamatan
• Safety belt
• Kacamata safety
• Masker
PEKERJAAN PASANGAN BATA
40
41. Mempelajari Gambar Kerja
Pelajarilah denah keseluruhan lokasi dinding yang akan diplester beserta denah pelengkap (jika diperlukan), dalam skala
1:200, 1:100 dan 1:50 yang telah menggambarkan :
Steger / tangga kerja
Molen kecil
Meteran
Siku besi
Ember
Palu & paku
Waterpass
Kawat ayam
Benang
Helm pengaman
Gerobak
Dolak/alat takar
Unting-unting/lot
Kotak tempat adukan
Drum air
Sendok semen & roskam
Alat penampung adonan yang jatuh
Selang plastik
Jidar alumunium
Sabuk pengaman
Alat Kerja
Periksalah kelengkapan peralatan berikut :
1.Posisi dan jarak pasangan dinding
2.Tebal plesteran dan detail material finishing pada dinding
3.Letak kusen pintu dan jendela
41
42. 1. Umur pasangan batu bata minimal 1 hari (24jam) dan dinding beton
minimal 14 hari.
2. Bersihkan area plesteran dan permukaan dindingnya dari kotoran
dengan sapu lidi.
3. Pada dinding beton, permukaannya terlebih dahulu diciping atau
dapat juga dikamprot dengan bahan tile additive, lalu dibiarkan
selama 24 jam sampai kering.
4. Apabila terdapat pertemuan antara dinding beton dengan pasangan
batu bata dan tidak ditentukan dalam spesifikasi serta tidak ada tali
air, maka sepanjang pertemuannya dipasang kawat ayam dengan
cara dipaku.
5. Berilah marking bidang yang akan diplester dengan memaku
keempat sudutnya dan jika tidak ditentukan di spek, pakukan
sudut atas 25m lebih tinggi dari elevasi plafondnya.
Kemudian tariklah benang horisontal dan vertikal dari paku
satu ke yang lain. Jarak antara benang dan permukaan
dinding merupakan ketebalan plesteran nantinya.
6. Pasanglah alas kayu untuk menampung adonan yang jatuh.
A
C
B
D
Persiapan Plesteran Dinding
42
43. 10. Persiapkan adukan plesteran sesuai spesifikasi di dalam kotak kayu
tempat adukan atau menggunakan molen kecil dan adonan
haruslah rata, homogen dan tidak menggumpal.
11. Jika adonan terlalu kental, boleh ditambah air sedikit selama umur
adonan belum melebihi ½ jam sejak awal pengadukan. Umur
adonan dan tidak boleh lebih dari 2jam, karena daya rekatnya,
menjadi berkurang, oleh sebab itu, buatlah adonan secukupnya.
7. Periksalah vertikalitas benang dengan dilot.
8. Tariklah benang berikutnya pada keempat sisi bidang plesteran
dengan jarak 5cm dan benang horisontal dan vertikal
selanjutnya ditarik dengan jarak antar benang 1,5m.
9. Kemudian siramlah dinding yang akan diplester dengan air
bersih.
BENANG LOT
LOTAN
METERAN
PAKU BESAR
43
44. 1. Buatlah caplakan pada setiap persilangan benang dan ratakan
permukaan adukan dengan sendok semen sampai mencapai
ketebalan yang diinginkan (jarak antara benang dan permukaan
dinding)
Pelaksanaan Plesteran Dinding
1 m
CAPLAKAN
2. Setelah membuat caplakan lepaskan benang dengan paku hati-
hati. Kemudian antara caplakan tersebut buatlah klabangan
horisontal atas dan bawah saja serta klabangan vertikal.
Permukaan adukan diratakan dengan jidar
alumunium dan roskam.
44
45. 3. Pada pertemuan 2 dinding di sisi dalam, buatlah salah satu
klabangan mepet dengan siku dalam pada dinding, dan
berkaitan jarak 5cm untuk klabangan dinding berikutnya.
4. Sebelum melaksanakan plesteran, cek kelembaban pada
dinding yang akan diplester dan jika diperlukan siram lagi
dinding dengan air bersih. Lakukan plesteran dengan
mengguinakan sendok semn atau roskam, ratakan serta
padatkan permukaan dengan jidar aluminium. Pada
pertemuan antara sudut, plesteran dibuat dengan lurus.
45
46. 46
1. Packing dan Pengiriman
Melakukan paking dan pengiriman item pekerjaan juga dilakukan ceklis barang
untuk mengurangi adanya kesalah pada saat pengiriman ataupun saat barang
sudah dilokasi. Sehingga tidak ada satu item dari ruang MOT yang tertinggal.
47. 47
2. Material Onsite
Mengirim barang ke lokasi pengerjaan atau loading, agar mempermudah dan
mempercepat proses pengerjaan ruang MOT.
48. 48
3. Leveling
Proses leveling dilakukan untuk mempermudah pemasangan vinyl, karena jika tidak
dilakukan leveling dan hanya menggunakan lantai ruangan yang sebelumnya, ada
kemungkinan lantai tidak merata di beberapa bagian dan menyebabkan masalah di
ruangan MOT.
49. 49
4. Pengukuran Area Pekerjaan
Melakukan pengukuran ruangan diperlukan untuk menentukan pemasangan dari
sub struktur MOT dan mengurangi resiko terjadinya kesalahan.
Alat yang digunakan untuk menentukan salah satunya adalah laser line.
50. 50
5. Pemasangan Timbal
Proses pemasangan timbal dilakukan dengan cara merekatkan bahan timbal ke
dinding. Fungsi timbal sendiri ialah untuk melindungi radiasi kearah luar dari
ruangan tersebut.
51. 51
6. Pemasangan U-track
Pada metode ini pemasangan struktur U-track berbahan stainless dan dikunci
menggunakan baut fisher pada lantai, harus sesuai dengan ukuran yang sudah ada
pada shop drawing.
Fungsi dari U-track sendiri adalah struktur awal sebagai pijakan dari penempatan
struktur utama dari MOT.
52. 52
7. Pemasangan Struktur Utama
Pada metode ini, struktur utama dari MOT dikunci ke dalam U-track menggunakan
baut dan diberi jarak sesuai dengan Shop Drawing agar Ketika nanti pemasangan
glass panel tidak ada panel yang tidak bisa terpasang karena jarak antar struktur
utama yang tidak sesuai.
54. 54
8. Instalasi Listrik dan Gas
Penarikan kabel dari panel pusat gas dan kemudian dibuatkan jalur di belakang
struktur, kemudian juga persiapan dan pemasangan jalur gas medis kearah
belakang struktur panel.
55. 55
9. Pemasangan H-Beam
Pemasangan H- Beam sangat diperlukan, pemasangannya sendiri dilakukan
dengan cara membobok sebagian dinding ruangan yang ada untuk penyangga
dari H-Beam tersebut.
Funsi H-Beam sendiri adalah untuk penempatan dari operating lamp dan
operating pendant di ruangan MOT.
56. 56
10. Pemasangan Pendant
Langkah awal sebelum pemasangan operating pendant, mula-mula dibuatkan
dudukan base plat untuk pendant, kemudian dilas ke H-Beam. Setelah dudukan
terpasang kemudian strukturdari pendat dibaut ke plat tersebut.
57. 57
11. Pemasangan laminar air flow
Langkah awal sebelum pemasangan laminar air flow, dibuatkan dulu dudukan
laminar untuk menahan beban laminar itu sendiri. Pemasangannya menggunakan
baut full drat yang dikunci kearah atap dari ruangan tersebut. Berikut ini adalah
proses pemasangan laminar dan gambar kerjanya.
60. 60
12. Pemasangan Plafond
Metode pemasangan plafond yang akan digunakan yaitu menggunakan sandwich
panel yang di pasang diatas glass panel dan dikunci ke dinding area ruangan untuk
memperkuat dudukan plafond.
Berikut adalah gambar pemasangannya
61. 61
13. Pemasangan Lamp
Langkah pemasangan lampu operasi tidak jauh berbeda dengan pemasangan
pendant karena posisi keduanya yang berdekatan. Mula-mula dibuatkan dulu
dudukan base plat untuk lampu yang di las ke H-Beam. Setelah dudukannya
tersedia, struktur dari lampu di baut ke dudukan yang sudah ada.
62. 62
14. Pemasangan Aksesoris
a. Pemasangan aksesoris control touch panel dilakukan dengan cara meletakan control touch panel pada
struktur sesuai dengan shop drawing, kemudian di koneksikan dengan listrik.
63. 63
b. Pemasangan aksesoris medical cabinet dilakukan dengan cara meletakan
medical cabinet pada salah satu bagian struktur, sesuai dengan shop drawing.
68. 68
d. Pemasangan aksesoris X-Ray Viewer dilakukan dengan cara meletakan X-Ray
Viewer pada salah satu bagian struktur, sesuai dengan shop drawing.
69. 69
e. Pemasangan aksesoris medical gas panel dilakukan dengan cara meletakan medical
gas panel pada struktur utama dengan cara di kunci menggunakan baut.
Penempatannya sendiri disesuaikan dengan shop drawing.
70. 70
f. Pemasangan aksesoris medical stop kontak dilakukan dengan cara meletakan medical
stop kontak pada struktur utama dan sejajar dengan medical gas panel.
71. 71
15. Pemasangan Glass Panel dan digital back printing
Pemasangan Glass Panel dilakukan dengan cara meletakan pengait yang ada di
belakang panel pada pin yang sudah menempel pada struktur kemudian di
tekan kea rah bawah agar terkunci denga naman. Pada pemasangan Glass Panel
harus sesuai di posisi yang sudah ditentukan dalam shop drawing.
72. 72
16. Pemasangan rubber
Pemasangan rubber dengan cara masukan rubber dari bawah dengan cara
ditekan hingga rata dengan glass panel. Fungsi dari rubber sendiri adalah untuk
menahan goncangan pada kaca agar tidak terjadi benturan langsung pada saat
terjadi gempa.
73. 73
17. Pemasangan Return Air
Pemasangan Return Air dilakukan setelah pemasangan rubber panel selesai. Return Air Grille terhubung ke
saluran ducting yang memungkinkan udara kembali ke sistem pendinginan atau pemanas apa pun. Bukaan
yang terhubung ke saluran dan ruang lain untuk udara kembali biasanya ditutup dengan grille.
Setiap sistem pendingin atau pemanas akan mendorong udara ke dalam ruangan dan ruang melalui sistem
saluran. Hal ini meningkatkan tekanan udara di area yang dikondisikan dan pada suatu waktu akan
bertindak untuk mencegah udara masuk lebih lanjut kecuali sistem sirkulasi diatur untuk menghilangkan
tekanan. Hal ini dilakukan secara normal melalui saluran balik yang memungkinkan udara disirkulasi ulang
atau dibuang seluruhnya ke luar dalam kasus tertentu. Return air grille akan menutupi saluran tersebut, dan
juga dapat bertindak untuk mengatur aliran udara. Alat ini juga bertindak untuk menutup saluran dari
pandangan. Return Air Grille juga memiliki filter yang dipasang di atasnya untuk menjebak materi partikulat
dan dengan demikian memastikan bahwa udara yang disirkulasi ulang lebih murni. Ini juga dalam jangka
panjang dapat mengurangi jumlah pembersihan yang diperlukan untuk saluran.
77. 77
18. Pemasangan Profil PVC
Pemasangan profil PVC ini dilakukan dengan cara merekatkan bagian profil
kestruktur U-tarck menggunakan lem. Tujuan pemasangan profil ini untuk
menghindari adanya sudut dalam ruangan operasi. Yang mengakibatkan
sulitnya proses pembersihan ruangan.
78. 78
19. Pemasangan vinyl,
Pemasangan vinyl dilakukan dengan cara melakukan leveling lantai yang sudah ada
menggunakan semen agar permukaanya semua rata dan tidak ada yang
bergelombang atau miring. Setelah lantai benar-benar kering kemudian lantai
plesteran semen tersebut di baluri dengan lem perkat vinyl yang diratakan
mengunakan skrap. Setelah diarasa cukup barulah dipasang vinyl tersebut.
79. 79
20. Sliding Door
Pemasangan sliding door, dilakukan dengan cara memasang terlebih dahulu mesin rel
dari pintu tersebut di area luar kamar operasi kemudian menghubungkan kelistrikan
untuk sensor dari mesin rel pintu agar berfungsi. Setelah sensor pintu terpasang
kemudian pasangkan pintu hermetic pada rel yang sudah disediakan.
80. 80
21. Swing Door
Pemesagan swing door, dilakukan dengan cara memasang terlebih dahulu mesin swing
door yang sudah dikoneksikan dengan sensor penguncinya, setelah itu barulah
dilakukan pemasangan pintunya.
81. 81
22. Pemasangan operating bed
Pemasangan meja operasi hanya cukup meletakan meja operasi di tengah ruangan
dan dibawah laminar air flow di ruang operasi sesuai dengan arah yang diinginkan.
82. ASPEK RK3
Identifikasi Bahaya:
1. Tertimpa material semen/mortar
2. Terjatuh dari ketinggian
3. Iritasi kulit/mata oleh semen
Dampak:
1. Luka ringan, cidera ringan
2. Patah tulang, cidera sedang – berat
3. Sesak napas, cidera ringan
Pengendalian Resiko K3:
1. Pemasangan rambu peringatan bekerja di
ketinggian
2. Memasang safety net pada keliling luar bangunan
3. Wajib memakai APD:
• Helm
• Sepatu safety
• Rompi keselamatan
• Safety belt
• Masker
• Kacamata safety
PEKERJAAN PLESTER ACI
82
83. 1
1
• Check kondisi real kondisi, di lapangan dan buat shop drawing
• Tentukan posisi start point dalam shop drawing dan mintalah
persetujuan dari pengawas/MK
• Terapkan posisinya start point yang sudah disetujui di lapangan
sebagai contoh lihat gambar dibawah ini.
1.Palu karet
2.Jidar / water pass
3.Besi siku
4.Benang nylon
5.Ember dan gayung
6.Scrap
7.Sapu
8.Spon basah / kain basah
83
84. - Pemasangan berikutnya dilaksanakan dengan cara mengeser benang
nylon sejajar dengan salah satu sumbu kepalaan
JIDAR / WATERPASS
3
3
1. Check terhadap elevasi lantai pada saat membuat kepalaan awal
2. Pasir yang digunakan harus diayak agar mendapatkan gradasi
material yang seragam
3. Air yang digunakan memenuhi syarat sebagai air minum
4. Sebelum dipasang keramik harus direndam dalam air dahulu
sampai jenuh
5. Pada saat pemasangan keramik harus dipastikan bahwa spesi yang
terletak dibawah keramik benar-benar padat tidak berongga
dengan cara dipukul – pukul dengan palu karet
6. Pemasangan keramik dapat juga dengan cara menggunakan lem
(tergantung permintaan spek)
7. Check kerataan pasangan keramik dengan Jidar atau pun dengan
water pass
HAL – HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :
BENANG NYLON
- Pasang keramik menurut salah arah sumbu kepalaan
2
2
BENANG NYLON
DI GESER
BENANG NYLON
CONTOH DENAH
BENANG NYLON
DI GESER
84
85. ASPEK RK3
Identifikasi Bahaya:
1. Tertimpa material keramik/mortar
2. Iritasi kulit/mata oleh semen
Dampak:
1. Patah tulang, cidera sedang – berat
2. Gatal, mata perih, cidera ringan
Pengendalian Resiko K3:
1. Pemasangan rambu peringatan bekerja di
ketinggian
2. Wajib memakai APD:
• Helm
• Sepatu safety
• Rompi keselamatan
• Kacamata safety
• Masker
PEKERJAAN PASANGAN PELAPIS LANTAI
85
86. - Tentukan elevasi tinggi plafond. - Buat pembagian rangka sesuai
panel plafond.
- Pasang wall angle.
- Pemasangan gantungan pada
pola rangka yang telah
ditentukan.
- Pemasangan frame dan penggantung. - Pengaturan elevasi rangka
dengan cara merubah di
adjuster.
- Pemasangan plafond
87. ASPEK RK3
Identifikasi Bahaya:
1. Terjatuh dari ketinggian
2. Tersengat arus listrik
3. Tertusuk paku/skrup
4. Ledakan pistol ramset
Dampak:
1. Patah tulang, cidera sedang – berat
2. Pingsan, cidera sedang – berat
3. Luka ringan, cidera ringan
4. Pecah gendang telinga, cidera sedang
Pengendalian Resiko K3:
1. Pemasangan rambu peringatan bekerja di
ketinggian
2. Wajib memakai APD:
• Helm
• Sepatu karet
• Rompi keselamatan
• Safety belt
• Penutup telinga
PEKERJAAN PASANGAN PLAFOND
87
88. YANG DIMAKSUD SANITER WARE PADA PROYEK INI :
Adalah segala peralatan yang terbuat dari keramik/metal yang digunakan sebagai sarana sanitasi, seperti: closet, urinoir,
wastafel, kran air dan sebagainya.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :
88
WASHTAFEL
CLOSET
1. Pekerjaan sambungan pipa suplai dan air buangan terhadap badan / alat saniter harus rapat dan tidak bocor
2. Instalasi pipa pembuangan air kotor dan bekas harus dipisah agar didapat hasil maksimal dalam pengelolaan limbahnya.
WASHTAFEL
89. CHECK POSISI PIPA AIR BERSIH & PIPA
AIR BEKAS TERHADAP LANTAI, DAN
LEVEL TOP TABLE
CHECK POSISI PIPA TERSEBUT TERHADAP
WASTAFEL SEBELAHNYA
TOP MEJA
CHECK CHECK
TABLE
DINDING BATA
1
a. Pasang Siku Penyangga
Sesuai Posisinya
b. Pasang Body WASTAFEL
c. Pasang Gasket, Stel Pipa Air
Bekas + Siphon
d. Pasang Kran Air Bersih
2
89
90. PERIKSA POSISI & JARAK OUTLET PIPA AIR
BERSIH, PIPA AIR BEKAS TERHADAP LEVEL
LANTAI
PERIKSA POSISI / JARAK OUTLET PIPA AIR
BERSIH & PIPA AIR KOTOR TERHADAP
OUTLET URINAL SEBELAHNYA
1
A. MARKING POSISI PENGGANTUNG
LUBANGI DINDING, PASANG PENGGANTUNG SESUAI MARKING.
PASANG SKAL GASKET PADA PIPA BUANGAN ( AIR KOTOR )
D. PASANG BODY URINAL
E. PASANG FLUSH VALVE
PASTIKAN SAMBUNGAN KE BODY TIDAK ADA YANG KENDOR
G. SELESAI
B.
C.
F.
2
90
91. JIKA SELURUH PEKERJAAN KERAMIK DALAM RUANG TOILET SUDAH
SELESAI DIPASANG,MAKA SANITAIR SIAP DI SET.
POTONG LEBIHAN PIPA AIR KOTOR
CHECK POSISI PIPA AIR BERSIH & PIPA AIR KOTOR TERHADAP
FINISH LANTAI,FINISH DINDING DAN POLA KERAMIK PADA
SAAT PASANG KEPALAAN POLA KERAMIK
1
AS
AS
PIPA AIR BERSIH DI DOP
2 AS
DI DOP
DI LEBIHKAN
PIPA AIR KOTOR DILEBIHKAN DAN DITUTUP
KERAMIK PADA PIPA AIR BERSIH TIDAK DIPASANG TERLEBIH
DAHULU
AS
3
91
95. ASPEK RK3
Identifikasi Bahaya:
1. Tertusuk paku/skrup
2. Tertimpa material sanitary
Dampak:
1. Luka ringan, cidera ringan
2. Luka ringan - sedang
Pengendalian Resiko K3:
1. Wajib memakai APD:
• Helm
• Sepatu safety
• Sarung tangan
PEKERJAAN SANITARY
95
96. 6
CAT PERMUKAAN DINDING DGN
ALKALI RESISTANCE 1 LAPIS
1 2 3
5 7
SETELAH 1HARI LAPISI DGN WALL FILLER/
PLAMUR/ SEMEN FILLER DGN MEMAKAI KAPE
SETELAH PLAMUR KERING DIAMPLAS
SAMPAI HALUS
CAT DASAR DENGAN ROL 1 LAPIS ULANGI 1-2 KALI LAGI SAMPAI
RATA DAN TIDAK MEMBAYANG
UNTUK TEMPAT YANG TIDAK
TERJANGKAU DENGAN ROL
GUNAKAN KUAS
BERSIHKAN DENGAN LAP
4
96
99. ASPEK RK3
Identifikasi Bahaya:
1. Jatuh dari ketinggian
Dampak:
1. Patah tulang, cidera sedang – berat
Pengendalian Resiko K3:
1. Pemasangan rambu peringatan bekerja di ketinggian
2. Wajib memakai APD:
• Helm
• Sepatu safety
• Rompi keselamatan
• Safety belt
PEKERJAAN PENGECATAN
99
100. Masukan kusen yang siap dipasang ke lubang
tembok dengan bantuan baji karet / kayu,
serta atur kedudukan kusen dengan baji
karet / kayu
2
Pasang kusen / jendela alumuniumpada lokasi
yang ditentukan ( sesuaikan dengan type yang
ada ). Sesuaikan lubang kusen dengan ukuran
kusen ( selisih lubang 1 cm )
1
Stel kelurusan atau kedudukan kusen
terhadap tembok / dinding dengan
unting-unting dan waterpass
3 Lubangi tembok / dinding melalui lubang
kusen dengan bor,untuk tempat sekrup
4
PERALATAN
MATERIAL
OBENG
BOR
SEALANT
GUN
SENDOK
SEMEN
WATERPASS
KUSEN
ALUMUNIUM
JENDELA
ALUMUNIUM SEKRUP
SEALANT
SEMEN
PASIR
100
101. Masukkan FISCHER kedalam lubang bor
5
FISCHER dikencangkan dengan obeng
6
Finishing tembok / dinding dengan
mortar/semen/sealant ( pengisian
pada celah antara kusen dan tembok /
dinding )
8
7
Pasang daun pintu / jendela
( setelah dipasang kaca ) kedalam kusen. Stel
segala perlengkapan ( roda / rel, engsel, kunci,
dll )
101
103. ASPEK RK3
Identifikasi Bahaya:
1. Terjatuh dari ketinggian
2. Tertusuk paku/skrup
3. Terpotong gergaji alumunium
Dampak:
1. Patah tulang, cidera sedang – berat
2. Luka ringan, cidera ringan
3. Luka sedang, cidera sedang
Pengendalian Resiko K3:
1. Pemasangan rambu peringatan bekerja di
ketinggian
2. Memasang safety net pada keliling luar bangunan
3. Wajib memakai APD:
• Helm
• Sepatu safety
• Rompi keselamatan
• Safety belt
• Sarung tangan
PEKERJAAN KUSEN ALUMUNIUM
103
104. Peralatan yang digunakan:
1. Passenger Lift
2. Trafo las
3. Hand Tools
4. Scafolding
5. Total Station
Tenaga Kerja yang terlibat:
1. Engineer Elektrikal, Elektronik & Mekanikal
2. Drafter MEP
3. Site Manager
4. Pelaksana MEP
5. Surveyor & Asisten
6. Ahli & Pelaksana K3
7. Operator Alat (Passenger Lift)
8. Tukang pipa, listrik, AC dll
9. Mandor
104
117. ASPEK RK3
Identifikasi Bahaya:
1. Terjatuh dari ketinggian
2. Tersengat arus listrik
Dampak:
1. Patah tulang, cidera sedang – berat
2. Pingsan, cidera sedang – berat
Pengendalian Resiko K3:
1. Pemasangan rambu peringatan bekerja di
ketinggian
2. Wajib memakai APD:
• Helm
• Sepatu karet
• Rompi keselamatan
• Sarung tangan
• Safety belt
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
117
118. PEKERJAAN TATA SUARA
Pekerjaan Tata suara atau Sound System terdiri dari beberapa sub pekerjaan, antara lain:
1. Peralatan Utama:
- Master Station Digital
2. Instalasi & Fixture:
- Ceilling sub station, Coridoor light, Call riset button, Hand feld Call button, Bath
Room Full Cord & Terminal Box & accs
3. Titik Instalasi & Kabel Distribusi
Dimana Peralatan Utama terpasang dan Instalasi & Fixture terpasang di setiap lantai,
sedangkan kabel distribusi merupakan penghubung antara peralatan utama ke Instalasi &
Fixture.
A.Proses Pelaksanaan.
a.1. Handling.
Untuk material – material Sound System (conduit,
kabel, klem), karena dimensinya tidak terlalu besar
dan tidak terlalu berat maka untuk pekerjaan yang
dekat dengan gudang, pengangkutannya dapat
menggunakan tenaga manusia. Tetapi untuk yang
lokasinya jauh maka pengangkutannya dapat
menggunakan bantuan mobil pengangkut.
118
119. a.2. Pemasangan / Pelaksanaan.
Pada saat pengecoran plat lantai, pekerjaan instalasi Sound System dapat segera
dimulai dengan pemasangan sparing conduit bersamaan dengan pembesian plat
lantai.
Setelah bekisting plat lantai dibongkar, maka pekerjaan wiring kabel untuk dapat
segera dimulai sesuai shop drawing yang disetujui.
Test tahanan kontinuitas.
Pada saat pekerjaan bata (dinding), sparing dan wiring Sound System dipasang
pada dinding dimana titik box speacker dan volume Control nanti diletakkan.
Setelah dinding dilakukan finishing, ceiling sudah terpasang dan kondisi keamanan
sudah terjamin (ruangan terkunci) maka titik Ceiling Speacker, Box Speaker dapat
segera dipasang.
Setelah itu dilanjutkan dengan connection instalasi ke terminal box Sound System
di masing – masing lantai.
Connection terminal box per lantai dengan MDF Sound System
Test fungsi.
b. Pengetesan.
Untuk pekerjaan ini dilakukan test kontinuitas.
PEKERJAAN TATA SUARA
119
120. 3. TESTING DAN COMMISIONING.
Sesuai dengan standart yang ada dalam elemen – elemen ISO 9001, maka pekerjaan Inspection and
Test adalah suatu item yang harus menjadikan concern bagi pelaksanaan pekerjaan ini. Didalam
pelaksanaan nantinya kami merencanakan Tahap Pekerjaan Inspection and Test sebagai berikut :
a.Incoming Inspection
Adalah inspeksi yang dilakukan pada saat penerimaan barang dari vendor / supplier, hal ini
diperlukan untuk memastikan bahwa barang yang dikirim / yang kami terima adalah barang yang
benar – benar sesuai dengan spesifikasi, kebutuhan dan pesanan.
b.Inprocess Inspection
Adalah inspeksi yang dilakukan pada saat pelaksanaan pekerjaan . Dengan demikian maka
apabila terdapat kesalahan dalam proses pekerjaan dapat dideteksi sejak dini.
c.Final Inspection
Adalah inspeksi yang dilakukan pada saat pekerjaan telah selesai. Hal ini untuk memastikan
bahwa semua pekerjaan atau peralatan yang dipasang sesuai dengan rencana.
d.General Testing dan Commisioning.
Pada tahap ini pelaksanaan Partial Test maupun General Testing dan Commisioning dilakukan
oleh Kontraktor dengan disaksikan oleh Konsultan / Owner.
PEKERJAAN TATA SUARA
120
121. ASPEK RK3
Identifikasi Bahaya:
1. Terjatuh dari ketinggian
2. Tersengat arus listrik
Dampak:
1. Patah tulang, cidera sedang – berat
2. Fatality
Pengendalian Resiko K3:
1. Pemasangan rambu peringatan bekerja di
ketinggian
2. Wajib memakai APD:
• Helm
• Sepatu karet
• Rompi keselamatan
• Sarung tangan
• Safety belt
PEKERJAAN ELEKTRONIK
121
122. PEKERJAAN AIR CONDISIONING
Pekerjaan Tata Udara pada
Bangunan ini menggunakan AC Split
ukuran 1-2,5 PK, dimana ada
beberapa komponen utama yang
harus terpasang terkoordinasi dgn
Pekerjaan Pasangan Plafond &
Dinding.
Peralatan untuk AC Split antara lain:
1. duck tape atau blebed
2. bracket out door/blower
3. isolasi hitam
4. pipa AC
5. kabel non serabut
6. 4 set baut dan 4 set dinabol
7. viser 5 buah dan baut sekrup 5
buah
8. klem kabel nomor 8
1. tang tumpul
2. bracket out door/blower
3. 2 buah kunci inggris
4. obeng + -
5. Palu
6. Tatah
7. kunci pas 12-13
8. kunci L kecil
9. alat pliringan/alat pelebar ujung pipa AC
10. pemotong pipa AC
11. mata bor nomor 6 dan 10
12. mata bor untuk membobok diameter 5 cm
13. bor listrik beton
14. Meteran
15. waterpas pendek bermagnet
16. waterpas Panjang
17. Pena
18. tangga lipat segitiga
123. PEKERJAAN AIR CONDISIONING
Langkah pertama :
Buka gardus indoor dan kita keluarkan indornya dari gardus dan
posisikan indoor dengan posisi tengkurap.
Langkah kedua :
Ukurlah pakai alat meteran dengan cara menempatkan ujung meteran
dari pangkal pipa indoor ke pinggir bracket. Setelah diukur lalu diingat
berapa jaraknya dan lepas bracket indoor.
Langkah ke tiga :
Setelah bracket indoor dilepas lalu balik lagi dengan posisi terlentang,
tutup indoor dibuka, kemudian tutup yang ada pada kanan indoor dibuka
dengan obeng maka akan terlihat seperti ini:
124. PEKERJAAN AIR CONDISIONING
Itu adalah tempat pemasangan kabel dan posisi kabel storm yang sudah terpasang, perlu
diingat saat pemasangan kabel adalah posisi + dan -.
AC ini merupakan jenis AC yang hanya memasang kabel untuk ke outdoor saja.
karena kabel untuk ke listriknya sudah terpasang dari pabrik.
Yang satu ini adalah tempat pemasangan kabel yang belum terpasang kabel untuk ke
listriknya. Simak baik-baik, karena bagi pemula akan sedikit bingung dengan posisi seperti ini.
125. 125
PEKERJAAN AIR CONDISIONING
berikut keterangannya:
N : tempat kabel menuju listrik negatif
1 : tempat kabel menuju listrik positif
N : tempat kabel negatif menuju out door
L : tempat kabel positif menuju out door
Setelah kabelnya terpasang lalu indoornya dibalik posisi tengkurap lalu kita arahkan pipa
indoor, pipa pembuangan dan kabel menuju outdoor mengarah ke atas. Dari pangkal pipa dililit
menggunakan duck tape sepanjang kira-kira satu jengkal saja. Fungsinya supaya bisa masuk
pada lubang dinding yang sudah dibobok nanti.
ini contoh gambarnya:
126. 126
Langkah ke 4 :
Berikutnya pasang bracket indoor.
Caranya bracket ditempelkan pada dinding dan diluruskan menggunakan waterpas yang kecil bermagnet supaya
tidak jatuh. Setelah lurus lalu kasih tanda menggunakan pena pada lubang bracket disetiap sudut bracket dan
ditengahnya juga, berarti ada 5 tanda.
Sementara kita lepas bracketnya dan tanda tadi dibor dengan kedalaman 3.5 cm menggunakan mata bor nomor 6.
Setelah dibor lalu masukan viser ke lubang bor-boran dan terapkan bracket pada lubang bor tadi. Pasang baut
sekrup supaya bracket menempel dengan kuat.
Kenapa saya pilih menggunakan viser, sedangkan pakai paku saja bisa. Jadi begini, kalau pakai paku apabila
dindingnya keras maka paku tidak kuat nantinya akan bengkok dan apabila dindingnya renyah maka bracket tidak
bisa terpasang dengan kuat.
Setelah bracket terpasang, kita lihat ukuran untuk jarak dari pinggir bracket ke pangkal pipa. Misal panjangnya 7cm
maka ukur lagi dari pinggir kanan bracket sepanjang 7cm mengarah ke kanan. Lalu ujungnya diberi tanda lagi
dengan pena pada bagian pojok bawah sebelah kanan bracket. Setelah itu tinggal dibobok menggunakan mata bor
khusus untuk bobok sampai dinding tembus/bolong.
inilah contoh gambar dari bobokannya:
Setelah selesai mulai pemasang indoornya
PEKERJAAN AIR CONDISIONING
127. 127
PEKERJAAN AIR CONDISIONING
Langkah ke 5.
ambil indoor dan terapkan pada bracket yang tadi telah di pasang. caranya letakkan
posisi tangga pas di bawah bracket,lalu ambil indoornya pasangkan pada bracket. adapun
cara mudahnya yaitu kabel untuk ke out door di masukan pada lubang terlebih dahulu.
setelah masuk tinggal pipanya dimasukan sampai benar-benar terpasang dengan rapat.
Ok .sukses sudah
masih ada beberapa langkah lagi gaes,tetap semangat. agak menguras banyak tenaga
memang.
ini hasilnya:
128. 128
PEKERJAAN AIR CONDISIONING
Langkah ke 6.
Potonglah pipa AC sepanjang yang di butuhkan. standar panjang
pipa biasanya 2m dan maksimal 7m. apabila pipa lebih dari 7m
maka freon akan berkurang lebih banyak dan solusinya adalah
dengan cara isi ulang freon.
setelah pipa di potong lalu ujungnya di masukin nepel atau
semacam baut bagi yang belum mengenal nepel. pliring satu
persatu ujung pipa. ada pun contoh gambar cara pliring pipa:
Dan ini hasilnya:
tujuan pliring yaitu melebarkan ujung pipa supaya bisa
diterapkan pada sambungan.
ditahap ini harus sangat berhati-hati karena apabila pliringan
tidak center atau terlalu lebar maka ujungnya akan pecah.
total ujung yg di pliring berarti ada 4. lumayan banyak juga
tahapnya,hehe
setelah semua ujung sudah dipliring,mari kita ke tahap
berikutnya yaitu mememasang bracket out door.
129. 129
PEKERJAAN AIR CONDISIONING
Langkah ke 7.
Cara memasang bracket out door. namanya juga out door berarti bracket harus dipasang di luar ruangan. kenapa harus
di luar ruangan,karena out door/blower adalah sebuah mesin yang bekerja untuk pendinginannya. setiap mesin bekerja
pasti mengeluarkan panas dan alangkah baiknya diletakan di luar ruangan.
prtama letakan tangga tepat berada di bawah tempat yang akan di pasang bracket. setelah itu kita ukur berapa panjang
lubang dudukan antar kedua baut. misalnya panjang 47cm,langsung saja ambil waterpas panjang lalu tempel pada
permukaan tembok secara horisontal. ukur sepanjang 47cm dan pakaikan tanda dengan balpoin .
setelah itu bracket kita terapkan di lubang bagian atas pada tanda tadi dan lubang bagian bawah tandai juga dengan
balpoin/p ena lalu yang satunya lagi demikian. berarti ada 4 tanda untuk pemasangan bracket.
tanda itu lalu di bor memakai mata bor nomor 10. setelah di bor empatnya kira" sedalam panjang dinabol,supaya
dinabol bisa masuk.
setelah dinabol di masukan pada bor-boran tadi lalu kencangkan sampai benar-benar terpasang dengan kuat. OK
sudah terpasang.
langkah selanjutnya yaitu memasang pipa AC.
130. 130
PEKERJAAN AIR CONDISIONING
Langkah ke 8.
Cara memasang pipa AC. ambil pipa yang tadi sudah dipliring,terapkan ujung pipanya pada sambungan pipa indoor
lalu kencangkan nepelnya menggunakan kunci inggris,pakai kunci tersebut dua-duanya karena yang satu untuk
menahan dan satunya untuk mengencangkan. perlu di ingat saat nepel dikencangkan jangan sampai terlalu kencang
atau tidak kencang bisa mengakibatkan kebocoran freon.
apabila sudah terpasang lalu arahkan ujung pipa ke sebelah kanan bracket caranya apabila pipa terlalu panjang
maka pipa dibentuk melingkar. bagian ini harus sangat hati-hati karena pipa tidak bisa menekuk dengan tajam karena
apabila pipa sampai terlalu menekuk dapat mengakibatkan freon tidak bisa mengalir di dalam pipa,alias mampet.
solusinya pipa harus diganti lagi dan kembali ke tahap pliring.
setelah itu tempelkan kabel lalu dililit menggunakan blebed sampai ujung pipa dan hasilnya akan seperti ini :
mantap sudah terpasang. meluncur lagi ke tahap selanjutnya yaitu meletakkan
blower,memasang pipa dan memasang kabel blower.
131. 131
PEKERJAAN AIR CONDISIONING
Langkah ke 9
Memasang out door dan memasang apa yang untuk ke
out door.
caranya angkat dahulu blowernya,gunakan bahu
sebagai penyangga beban agar terasa lebih ringan lalu
naiki tangganya letakan di bracket tersebut. yang belum
terbiasa pasti akan merasakan kesusahan saat
meletakan blower ke bracket. paskan lubang bautnya
antara bracket dan blower supaya bisa dipasang baut
pada tiap sudut blower dan kencangkan.
selanjutnya pasang ujung pipa pada sambungan
disebelah kanan blower dengan cara sedikit menekuk
pipanya dan arahkan ke sambungan tersebut lalu
kencangkan nepelnya begitupun yang satunya
demikian. cara mengencangkannya sama seperti tadi.
jangan sampai terlalu kencang atau kurang
kencang,kalau terlalu kencang pipa akan pecah dan
akan mengalami kebocoran. kalau sampai pecah
lakukan tahap pliring tadi.
selanjutnya memasang kabel untuk blower,caranya
buka tutup di bagian sebelah kanan blower
menggunakan obeng plus. pemasangannya sama
seperti saat memasang kabel di indoor. biasanya warna
coklat untuk kabel positif,warna biru untuk kabel negatif
dan kuning untuk kabel ground.
ada juga contoh gambarnya
132. 132
PEKERJAAN AIR CONDISIONING
setelah kabel terpasang lalu tutup lagi.
sekarang tinggal membuka freon. caranya buka
tutup pengaman sebelah kanan nepel. terdapat 3
tutup pengaman,lepaskan semua dengan kunci
inggris. setelah itu ambil kunci L,cari kunci yang pas
lalu masukan kunci pada jalur pipa yang kecil dan
putar ke kiri alias kendorkan seditlkit selama 3 detik
lalu tutup lagi. lalu tekan pentil yang ada di jalur
pipa besar sampai tekanan benar-benar kecil. cara
ini untuk mengeluarkan udara yang ada di dalam
pipa supaya isinya tergantikan dengan freon.
kendorkan lagi sampai pol,sampai mentok sehingga
freon mengalir semua di pipa kecil terus gantian
membuka pipa yang satunya lagi yaitu pipa yang
besar. sampai pol juga.
tutup pengaman tadi yang dilepas lalu pasang lagi
seperti semula.
133. 133
PEKERJAAN AIR CONDISIONING
Langkah ke 10
memasang kabel listrik. caranya apabila sudah terpasang stop kontak maka tinggal pasang jek saja. pada saat
memasang kabel jek,warna kabelnya bebas kecuali warna kuning tetap diposisi ground. setelah terpasang lalu
tancapkan ke stop kontak dengan membaca doa supaya AC langsung menyala dan bekerja dengan lancar.
apabila terdengan suara "bip" maka AC sudah menyala. tinggal kabel listrik di klem supaya lebih rapi.
program remot terlebih dahulu yaitu tombol mode di posisi cool,suhu di posisi paling rendah,fan di posisi cepat.tunggu
sekitar 5 detik,apabila out door sudah bekerja dan udara diruangan pasti akan dingin. maka pemasangan AC berhasil.
134. PEKERJAAN DATA
Pekerjaan CABLE DATA terdiri dari beberapa sub
pekerjaan, antara lain:
1. Peralatan Utama:
- Server (Intel Processor)
- Monitor: LCD HP 20" c/w Keyboard dan
Mouse PS2
- Core Switch 24 Port 10/100
- Media Converter 1000Base-T to 1000Base-
TX
- Close Rack
- Switch HUB 36 port
2. Instalasi & Fixture:
- Kabel UTP Cable Cat-5 / 0,6 mm2
- Outlet Data / RG-45
Pelaksanaannya terkait dengan pekerjaan Arsitektur
(dinding & plafond), selalu dilakukan koordinasi
yang baik untuk menghindari tumpang tindih dan
tambal sulam selama proses pekerjaan.
136. PEKERJAAN FIRE ALARM
Pekerjaan Fire Alarm terdiri dari beberapa
sub pekerjaan, antara lain:
1. Peralatan Utama:
- MCFA (Full Adressible, Fireman
Intercom
2. Instalasi & Fixture:
- Annunciator, Detector & Indicator, Bell,
Manual Push Button, Mini Monitor,
Terminal Box, Fireman Telpon
3. Instalasi Kabel
Dimana Peralatan Utama terpasang di ruang
kontrol dan Instalasi & Fixture terpasang di
setiap lantai, sedangkan kabel merupakan
penghubung antara peralatan utama ke
Instalasi & Fixture.
137. MATERIAL / EQUIPMENT POKOK YANG DIGUNAKAN
1. Peralatan utama fire alarm
2. Detector Speaker
3. Kabel-kabel instalasi dan conduit
4. Terminal box
5. Material bantu
STEP KERJA PEMASANGAN DETECTOR
1. Marking plafond dengan kapur / spidol
2. Tarik kabel instalasi ke luar plafond 3.
Pasang Detector & sambung kabel instalasinya 4.
Kemudian kencangkan Detector dengan skrup 5.
Lindungi Detector dari kotoran cat & debu
STEP KERJA PEMASANGAN FIRE ALARM
1. Pemasangan instalasi conduit
2. Pemasangan kabel instalasi fire alarm
3. Pemasangan Instalasi rak kabel
4. Pemasangan terminal box
5. Pemasangan detector
6. Pemasangan peralatan utama
PEKERJAAN FIRE ALARM
139. Pekerjaan Hydrant terpasang pada seluruh lantai bangunan
Terdiri dari beberapa sub pekerjaan, antara lain:
1. Peralatan Utama:
- Pompa (electric, jocky & hand)
- Diafragma Tank
- Pemipaan & Valve
2. Instalasi & Fixture:
- Pemipaan Hidrant setiap lantai
- Pemipaan Sprinkler setiap lantai
- Fire House Cabinet
- Fire Extinguiser
- Hydrant Pillar (halaman)
- Hose rell Cabinet (halaman)
3. Panel SDP
4. Kabel Feeder & BC
Dimana Peralatan Utama terpasang di ruang Pompa dan
Instalasi & Fixture terpasang di setiap lantai dan di
halaman.Kabel feeder & BC merupakan penghubung antara
peralatan utama ke sprinkler maupun box hydrant pada
setiap lantai bangunan.
Pekerjaan Hydrant akan selalu berkoordinasi dgn Pekerjaan
Arsitektur (plafond , dinding & halaman)
PEKERJAAN HYDRANT - FIRE FIGHTING
142. PEKERJAAN CCTV
Pekerjaan CCTV terdiri dari beberapa sub pekerjaan, antara lain:
1. Peralatan Utama:
- Pusat Data (Network Video Recorder)
- OTB (Optic Terminal Box)
- PC (Personal Computer)
- Hub Swicth 24 port
2. Instalasi & Fixture:
- THB
- UTP Cable Cat
- Fixed Dome Camera & Bracket
Dimana Peralatan Utama terpasang di ruang kontrol dan Instalasi & Fixture
terpasang di setiap lantai
143. Camera CCD 1/3 inch
• Standard High Resolution Camera
• High Resolution Day and Night Camera
• Interior Dome Shaped Camera
Data teknis untuk kamera :
• Sensitivity : 0,01 lux
• Resolution : 700 TV lines
• Image Device : 1/3” SONY Super HAD II CCD
• Ambient Temperature : -10 ºC ± 50 ºC
• Power Consumption : 12 V DC/ 3,5W
• Sync System: Internal
High Resolution Day and Night Camera :
• Sensitivity : 0.01 lux
• Resolution : 700 TV lines
• Image Device : 1/3” SONY Super HAD II CCD
• Ambient Temperature : -10 ºC ± 50 ºC
• Power Consumption : 12 V DC/ 3,5W
• Sync System: Internal
• Video Output : 1V p-p / 75 ohm
Interior Dome Shaped Camera :
• Sensitivity : 0,01 lux - Resolution : 700 TV lines
• Image Device : 1/3” SONY Super HAD II CCD
• Ambient Temperature : -10 ºC ± 50 ºC
• Power Consumption : 12 V DC/ 3,5W
PEKERJAAN CCTV
144. LCV Monitor Monitor yang akan digunakan adalah
SVGA berukuran 32”,dengan data teknis sebagai
berikut :
• Ukuran layar: 32”W±10%
• Ambient Temperature : 0C – 40
• Resolusi: 1280 x 1024 pixel
• Input Impendansi: 75 ohm/ high Z,(switchable)
• Humidity: max.80%
• Power Consumption: ± 80WMonitor berukuran 32” (
32 inch )
• Multi stereo system
• Melody on – off
• Equalizer
• Zoom & wide
• Plug & Play
• Turbo sound
• Absent power off
• Graphic DSD
PEKERJAAN CCTV
145. 1) PEMASANGAN
a. Peralatan Utama CCTV (Sentral CCTV/Switching, Camera dan TV Monitor) dipasang pada posisi
menurut ketentuan yang tercantum di dalam gambar rencana dan dengan sistem, tata-letak,
tata-cara dan peralatan pemasangan menurut aturan/ ketentuan dari pabrik nya.
b. Instalasi Kabel Semua kabel yang ditarik harus dimasukkan ke dalam pipa PVC dan dipasang
sejajar dan harus dihindari/dijaga jarak nya terhadap instalasi dari arus kuat (misal nya berjarak
30 cm). Pipa-pipa PVC yang ditarik harus diklem serta diberi penguat /pendukung yang kuat dan
ditarik secara rapi. Semua kabel yang akan dipasang harus disambung sesuai dengan warna atau
nama nya masing-masing dan harus diadakan pengetesan mutu kabel sebelum pemasangan.
2) PENGETESAN & PEMERIKSAAN
a. Pada waktu yang disesuaikan pemasangan dari seluruh perlengkapan instalasi harus dalam
kondisi baik dan bebas cacat.
b. Bagian-bagian yang rusak harus diganti oleh dan atas biaya Pelaksana Pekerjaan.
c. Mengadakan perbaikan lain terhadap kerusakan-kerusakan yang diakibatkan kecerobohan para
pekerja.
d. Setelah terpasang sistem yang baik, wiring yang telah sesuai, maka pemeriksaan dan pengetesan
harus dilakukan apakah sistem sudah bekerja dengan baik.
e. Testing Semua peralatan/instalasi yang telah terpasang harus dilakukan pengujian yang dihadiri
oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas/MK, Pelaksana Pekerjaan dan tenaga ahli dari
pabrik/agen resmi nya, guna proses penyelesaian dan garansi.
PEKERJAAN CCTV
149. MEMBANDINGKAN JADWAL BASELINE
DENGAN JADWAL PERKIRAAN
Tidak sama dengan sumber daya lain, waktu tidak
dapat dibeli atau dijual, dipinjam atau dicuri,
disimpan atau ditabung, difabrikasi, direproduksi
atau dimodifikasi
Kita semua dapat membuatnya berguna
Meskipun kita menggunakan atau tidak, namun dia
akan tetap berlalu.
Jean-Louis Servan-Schreiber - Writer
PENGENDALIAN WAKTU
( SCHEDULE CONTROL )
MENINJAU ULANG STATUS KEGIATAN
DALAM RAPAT FORMAL
PERLU SISTEM PENGENDALIAN
MANAJEMEN DAN PROSEDUR AGAR DAPAT
DENGAN EFEKTIF MELAKUKAN
TINJAU ULANG
MENELUSURI SEBAB
MEMPERKIRAKAN JADWAL
PERMASALAHAN (PROBLEM AREA) a.l
RENDAHNYA PROGRESS,
PRODUKTIFITAS,
KOORDINASI/KOMUNIKASI
WAKTU
BAGAIMANA ????
Manajemen Pengendalian Waktu
149
150. Manajemen Pengendalian Waktu
1 ACTIVITY
DEFINITION
4
SCHEDULE
DEVELOPMENT
PROJECT TIME
MANAGEMENT
2
ACTIVITY
SEQUENCING
5
SCHEDULE
CONTROL
3
ACTIVITY
DURATION
ESTIMATING
PROCESS PLANNING PROCESS
CONTROLLING
meliputi proses-
proses yang
diperlukan untuk
memastikan waktu
penyelesaian suatu
proyek
1. Activity Definition, (activity list) yaitu melakukan
identifikasi kegiatan-kegiatan yang spesifik untuk
mendapatkan berbagai data proyek yang dapat
memberikan hasil.
2. Activity Sequencing, (Net Work diagram) yaitu
melakukan identifikasi & dokumentasi
ketergantungan dan interaksi kegiatan.
3. Activity Duration Estimating, (activity duration) yaitu melakukan
estimasi peride waktu pelaksanaan yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan masing-masing kegiatan.
4. Schedule Development, (project schedules)
yaitu melakukan analisa rangkaiankegiatan
(activity sequences), durasi kegiatan dan
sumber daya yang dibutuhkan untuk
membuat rencana proyek (rencana
kerja/waktu proyek).
5. Schedule Control, (schedule updates) yaitu
melakukan pengendalian perubahan yang
terjadi pada rencana proyek.
WAKTU
150
151. PERSETUJUAN OWN
/ KONSULTAN
MASTER
SCHEDULE
AWAL
PERUBAH
AN SCOPE
PERUBAHAN
RESSOUCES
PERUBAHAN
KAP. PROD
PERUBAHAN
DURASI
PERUBAHAN
METODE
PELAKSANAAN
PERUBAHAN
SEQUENCE
REVISI
TARGET
REVISI SCHEDULE
END PROJECT
TETAP
REVISI SCHEDULE
END PROJECT
BERUBAH
Status
Rencana
Ralisasi
End
tetap
Revisi 1
Status
Rencana
Ralisasi
End tetap
Revisi 1
Status
Rencana
Ralisasi End
awal
Revisi 1
End
Adendum
Flow Pengendalian Waktu
151
152. Kami segenap jajaran PT. BRANTAS ADHI PERKASA,
selalu mengemban kepercayaan dengan :
•Meningkatkan mutu cara kerja dan hasil kerja;
•Melaksanakan kegiatan sesuai dengan ketentuan dan
•Mencegah ketidaksesuaian pada semua tahapan
KEBIJAKAN MUTU INTERNAL
152
154. QUALITY
ASSURANCE
Semua aktifitas terencana dan sistematis yang di implementasikan
dalam suatu sistem mutu untuk memberikan keyakinan bahwa
proyek akan memenuhi standard mutu yang relevan
QUALITY CONCEPT
ZERO DEFECT : Tidak ada toleransi atas kesalahan di
dalam sistem. Tujuan dari semua proses adalah
menghindari cacat pada produk atau jasa.
Pelanggan adalah seseorang dekat anda berikutnya dalam
suatu proses.
Do the Right Thing Right the First Time
Adalah lebih mudah dan lebih murah mengerjakan
pekerjaan yang tepat pada saat awal dari pada
melakukannya untuk kedua kalinya.
Continuous Improvement Process (CIP)
Mengakui bahwa dunia selalu berubah secara konstan dan
setiap proses yang hari ini telah memuaskan mungkin tidak
akan memuaskan lagi pada esok hari.
Metode Pengendalian Mutu
154
155. 1.Quality Planning 2.Quality Assurance 3.Quality Control
PROCESS PLANNING PROCESS EXECUTING PROCESS CONTROLLING
Project Quality Management
Project Quality Management
Perencanaan mutu proyek,
sesuai spesifikasi & sistem
pengujian/test, tertuang
dalam PQP
Pelaksanaan Sistem Mutu,
baik secara sistem maupun
teknis mutu pelaksanaan
Pemantauan Sistem Mutu, pada
proses pelaksanaan, in coming, in
process, final process. Untuk
memastikan tercapainya mutu
pelaksanaan
155
156. Proses :
PROSES
KONTROL
OUTPUT
SUMBER DAYA
INPUT
• Material
• Informasi
• Prosedur
• Spesifikasi
• Training/kualifikasi
• Sasaran/target
• Peralatan
• Orang
• Sasaran
• Kualitas produk
Audit Mutu Internal
Pelaksanaan Audit Mutu Internal
156
157. INPUT PROCESSES
PROCESSES
INPUT
INPUT OUTPUT
OUTPUT
5. Management Responsibility
(Tanggung jawab Manajemen)
6. Resource Management (Manajemen
Sumber Daya)
7. Product Realization (Realisasi
Produk)
8. Measurement, Analysis and
Improvement (Pengukuran, Analisis
dan Penyempurnaan)
Sections 1 - 4 covers scope, exclusions and general quality management system requirements.
Seksi 1 - 4 mencakup ruang lingkup, pengecualian dan persyaratan umum sistem manajemen
mutu.
Management Responsibility
Resource Management
Product Realization
Measurement, Analysis and Improvement
Quality Management System Requirements
157
158. Continual Improvement of the
Quality Management System
Manajemen
Sumber Daya
Input
Tanggung Jawab
Manajemen
Perwujudan
Produk
Produk
Output
Pengukuran,
Analisa dan
Peningkatan
Kegiatan Pertambahan Nilai
Aliran Informasi
PLAN
DO
ACTION
CHECK
158
159. Tahapan “Quality Control”
untuk mencegah ketidaksesuaian pada setiap tahapan, maka perlu dilakukan pengendalian pada setiap kondisi
Incoming Control
Pengendalian Pada setiap
Permulaan Kerja dan
Kedatangan bahan
In process Control
Pengendalian Pada setiap
Proses Pekerjaan
Final Control
Pengendalian Pada Akhir
Proses Pekerjaan
Initial Control
Pengendalian Parameter
Quality (Spesifikasi, Job
Mix, Test Material, Dsb)
KESESUAIAN PRODUK
1
2
3
4
159
160. 1. Initial Control
Pengendalian ‘quality’ paling awal dari semua tahapan konstruksi yang ada.
Initial Inspection lebih dominan sebagai Engineering Process
– Pemahaman design (Posisi, Dimensi, Quantity dan Bentuk Rencana)
– Pemahaman Spesifikasi (Karakter Material Rencana)
– Persetujuan Material ( Test Sample Material, Brosur-brosur, Mock Up,)
– Pembuatan Job Mix Formula (Beton, Mortar)
– Proposal Justifikasi Teknis (Design Usulan/Alternatif & Hitungan Teknis
Jika Ada)
– Persetujuan Shop Drawing/Gambar Kerja lapangan
– Persetujuan RENCANA MUTU KONTRAK
PIC Quality – Initial Control
Engineering (Design, Justek, Shop Drawing), Procurement (Persetujuan
Material), Laborat (Test Sample Material, Job Mix Formula)
160
161. 2. Incoming Control
Pengendalian Pada saat Permulaan Kerja dan Kedatangan Bahan
• Permulaan Kerja
– Uitzet Posisi, Bentuk, Dimensi Pekerjaan, dibandingkan terhadap rencana
• Kedatangan Material
– Pemeriksaan Material datang, dibandingkan dengan Material Contoh
(Visualisasi/Bentuk/Warna, Dimensi/Ukuran, Merk, Type, Serial dsb)
– Pemeriksaan Proses Produksi Material, dibandingkan dengan Job Mix
(Beton Ready Mix, Factory Visit untuk material Pabrikan dsb)
– Test Berkala terhadap material datang (cara acak/sampling)
(Slump Test, Test Baja tulangan dsb)
• PIC Quality
Procurement (Pemeriksaan Material), Laborat (Proses Produksi & Test Berkala)
Superviser (Uitzet Posisi, Bentuk dan Dimensi)
• Dimungkinkan penggunaan alat penguji, sample pembanding
161
162. 3. Inprocess Control
Pengendalian Pada setiap Proses Pekerjaan
• Checking Kesesuaian dengan Shop Drawing
• Checking Kesesuaian dengan Mock Up
• Checking Kesesuaian hasil penghamparan Aspal
• Dilakukan secara Kontinu - Checking
• PIC Quality
Superviser dan Quality Officer
4. Final Control
Pengendalian Pada Akhir Pekerjaan
• Checking Hasil Akhir Mutu Beton
• Checking Ketebalan Aspal (Core drill)
• Checking Kadar Aspal (Extrac)
• PIC Quality
Superviser dan Quality Officer
162
164. FLOW CHART PEMERIKSAAN BESI BALOK LAPANGAN
MULAI
JUMLAH BESI
CHECK BESI BALOK
SELESAI
TAMBAH BESI
GANTI SESUAI SHOP DRAWING
TIDAK SESUAI
OK
OK
TIDAK SESUAI
CHECK DIAMETER
BESI
CHECK JARAK
JARAK ANTAR BESI
CHECK POSISI
TULANGAN
DI PERBAIKI
OK
DI PERBAIKI OK
TIDAK SESUAI
TIDAK SESUAI
164
165. FLOW CHART PENGECHECKAN BESI KOLOM
MULAI
CHECK BESI KOLOM
SELESAI
DITAMBAH
DIGANTI
TIDAK SESUAI
SESUAI
TIDAK SESUAI
CHECK JUMLAH
CHECK DIAMETER
CHECK TERHADAP
POSISI
DI PERBAIKI
SESUAI
SESUAI
TIDAK SESUAI
165
166. FLOW CHART CHECK PEMBESIAN BESI PLAT
MULAI
CHECK BESI PLAT
SELESAI
DI PERBAIKI
DIGANTI
TIDAK SESUAI
SESUAI
TIDAK SESUAI
CHECK JARAK
CHECK DIAMETER
CHECK TERHADAP
OVERLAP
DI PERBAIKI
SESUAI
TIDAK SESUAI
166
167. FLOW CHART PEMERIKSAAN BEKISTING
MULAI
BEKISTING BALOK,KOLOM,
PLAT BONDEK
SELESAI
DI PERBAIKI
PERBAIKI
TIDAK SESUAI
SESUAI
TIDAK SESUAI
CHECK TERHADAP
POSISI
CHECK DIMENSI
CHECK TERHADAP
ELEVASI
DI PERBAIKI
SESUAI
TIDAK SESUAI
SESUAI
167
168. FLOW CHART PENGENDALIAN MUTU BESI
MULAI
CHECK MILL SHEET
BESI SAMPAI
DI SITE
DIPRODUKSI
SELESAI
TEST BESI
GUDANG
TOLAK
TOLAK DIKEMBALIKAN
KE PABRIK
TIDAK MASUK
MASUK
MASUK
TIDAK MASUK
168
169. FLOW CHART PEMELIHARAAN BETON
MULAI
BUAT TANGGUL
KELILING TEPI PLAT
BETON PLAT
HASIL COR
RENDAM DENGAN
AIR PBI. 14 HARI
SELESAI
MULAI
BUNGKUS KOLOM
DENGAN KARUNG
BETON KOLOM
HASIL COR
SIRAM KOLOM DENGAN
AIR MIN 3X SEHARI
SELESAI
169
170. FLOW CHART PENGENDALIAN MUTU BETON
MULAI
CHECK SLUMP BETON
BETON READY MIX
DI SITE
COR BETON
SELESAI
BENDA UJI
TOLAK
RENDAM
TIDAK MASUK
MASUK
TEST SESUAI
UMUR
170
171. YES
START
PERSIAPAN
PEMBERITAHUAN CHECK LIST I
REPAIR DC
YES
NO
1
2
3
CHECK LIST I
4
5
CHECK LIST II
8
BERITA ACARA
CLOSE REPAIR DC
6
REPAIR AK
7
NO
Periode Check List
SERAH TERIMA I
RECORD I
Periode
Serah Terima I
MAINTENANCE PERIOD
SERAH TERIMA II
RECORD II
Periode
Serah Terima II
11
12
13
9
10
171
172. Manajemen Pengendalian Gambar Konstruksi
DETAIL RENCANA KONSULTAN PEMILIK KONTRAKTOR
RENCANA
PELAKSANAAN
INSTRUKSI UNTUK
MEMBUAT GAMBAR
PELKSANAAN
MEMBUAT
GAMBAR
PELAKSANAAN
EVALUASI
BUTUH
EVALUASI
RENCANA
PEMERIKSAAN
EVALUASI
OLEH PIHAK YANG
BERSANGKUTAN
TIDAK
PERSETUJUAN
A / B / C / D
R E K O M E N D A S I
OLEH PIHAK YANG
BERSANGKUTAN
YA
COPY
DISTRIBUSI
OLEH PIHAK YANG
BERSANGKUTAN
DISTRIBUSI KE PROSES
PELAKSANAAN
YA
DISTRIBUSI
PERSETUJUAN
A / B / C / D
TIDAK
TIDAK
a. Persetujuan Gambar
Pelaksanaan ( Shop Drawing )
A
KETERANGAN :
= DISETUJUI
= DISETUJUI DENGAN CATATAN –
TDK PERLU PENGAJUAN LAGI
B
= PENGAJUAN LAGI SETELAH DI REVISI
= TIDAK DISETUJUI
C
D
172
173. DETAIL RENCANA KONSULTAN PEMILIK KONTRAKTOR
KOORDINASI
DIPERIKSA
1 COPY
AS BUILT
DRAWING
1. INSPEKSI
2. DISTRIBUSI
2 COPY + ASLI 1 COPY
PEKERJAAN
SELESAI 100%
Max.
7 Hr
REVISI
PERSETUUAN
CETAK
BIRU
b. Persetujuan As Built Drawing
173
174. RENCANA DETAIL KONSULTAN PEMILIK KONTRAKTOR
INSTRUKSI
CONTOH
MATERIAL
EVALUASI
MATERIAL
DENGAN
PERSETUJUAN
PELAKSANAAN
PERSETUJUAN
RENCANA
KERJA
TIDAK
YA
PERSETUJUAN
Manajemen Pengendalian Pengadaan Material
174
176. Project Financial Management
Financial Planning
Mengidentifikasi isu-isu kunci atau informasi penting yang terkait dengan
masalah keuangan , berupa ; peraturan keuangan yang berlaku, besaran
keuangan, proses-proses keuangan dan persyaratan keuangan, yang dapat
dimanfaatkan untuk mendanai proyek sehingga proyek dapat berjalan sesuai
dengan schedule yang ditetapkan dan dapat menghasilkan cost pendanaan yang
paling murah.
Inputs
1. Sumber dana
2. Persyaratan
kontrak
3. Lingkungan
ekonomi
4. Biaya estimasi
konstruksi
5. Durasi proyek
6. Faktor resiko
7. Penasihat
keuangan
Tools & Techniques
1. Studi kelayakan
2. Penasihat
keuangan
3. Analisa
sensitivitas
4. Provisi dari
tambahan
keuangan
5. Simulasi keuangan
Outputs
1. Rencana
keuangan
proyek
2. Legal entity
(peraturan
pendanaan,
kontrak, dll)
3. Otoritas
expenditur
176
177. Financial Control
Adalah kegiatan memonitor hal-hal yang penting terhadap pelaksanaan
pendanaan sesuai dengan rencana cash flow / pendanaan yang sudah dibuat.
Identifikasi sebab-sebab penyimpangan yang dapat berdampak negatif maupun
positif yang mempengaruhi hal-hal pada item financial planning, dilakukan untuk
pelaksanaan continual improvement untuk memperbaiki kinerja keuangan.
Inputs
1. Persyaratan
kontrak
2. Rencana
keuangan proyek
3. Biaya dan
keuntungan
penghasilan /
pengembalian
4. Permintaan
perubahan
Tools &
Techniques
1. Sistem akuntansi
proyek
2. Audit internal /
eksternal
3. Analisa cash flow
4. Report / laporan
keuangan
Outputs
1. Tindak
lanjut
perbaikan
Project Financial Management
177
178. Project Financial Management
Administration and Records
Adalah aktivitas untuk mendesain dan memelihara informasi
keuangan sebagai bahan masukan pada database untuk
memudahkan pengendalian keuangan sehingga proses keuangan
akan berjalan dengan lancar
Inputs
1. Laporan
status
keuangan
proyek
2. Persyaratan
kontrak
3. Rencana
keuangan
proyek
Tools & Techniques
1. Sistem
pendataan
keuangan
2. Sistem
akuntansi /
keuangan
Outputs
1. Ketelusura
n dari
sistem
keuangan
2. Pemahama
n dari
aturan-
aturan
yang
berlaku
178
179. PENGENDALIAN BIAYA PROYEK YANG EFEKTIF
Risk Management
1
Lingkup kerja terinci &
terdefinisi dg lengkap
2
Analisa Resiko proyek
yang terdokumentasi
pada saat dini
3
Estimasi biaya yg akurat
& penetapan Pedoman
Anggaran (baseline
budget)
4
Sistem & Pengendalian
biaya dg komputerisasi
5
Cost Performance
Analysis &
Forecasting
Penerapan Scope
Management :
• Definisi Scope
• WBS
6
Sistem Pengendalian
perubahan lingkup
(Change Control)
7
Tindakan Pencegahan
dan Koreksi
Teknik & Metoda :
• Cost Engineering
• Earned Value
8
Prosedur
Pengendalian Biaya
• Cost Conciousness
• Support and
Commitment dari
Top Management
179
181. PEMENUHAN KAIDAH PELAKSANAAN GREEN BUILDING (BGH) SESUAI DENGAN PERMEN
PUPR NO.2 TAHUN 2015 DAN SE DIRJEN CIPTA KARYA NO.86/SE/DC/2016
a. Latar Belakang: Menindak lanjuti Permen PUPR No. 02 Tahun 2015 Tentang Bangunan
Gedung Hijau & SE Dirjen Cipta Karya NO.86/SE/DC/2016 , bahwa dalam rangka
mewujudkan penyelenggaraan bangunan gedung berkelanjutan yang efisien dalam
penggunaan sumber daya dan berkontribusi terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca,
diperlukan pemenuhan persyaratan bangunan gedung hijau pada setiap tahap
penyelenggaraan agar tercapai kinerja bangunan gedung yang terukur secara signifikan,
efisien, hemat energi dan air, lebih sehat, dan nyaman, serta sesuai dengan daya dukung
lingkungan.
b. Maksud & Tujuan: Mewujudkan terselenggaranya bangunan gedung hijau yang
berkelanjutan dengan memenuhi persyaratan bangunan gedung hijau, baik persyaratan
administrative maupun persyaratan teknis bangunan gedung hijau yang memiliki kinerja
terukur secara signifikan, efisien, aman, sehat, mudah, nyaman, ramah lingkungan, hemat
energi dan air, serta sumber daya lainnya.
c. Bangunan Hijau (Green Building): Bangunan Gedung Hijau adalah bangunan gedung yang
memenuhi persyaratan bangunan gedung dan memiliki kinerja terukur secara signifikan
dalam penghematan energi, air, dan sumber daya lainnyamelalui penerapan prinsip
bangunan gedung hijau sesuai dengan fungsi dan klasifikasi dalam setiap tahapan
penyelenggaraannya.
181
182. d. Persyaratan Bangunan Gedung Hijau adalah kriteria yang harus dipenuhi untuk
mewujudkan kinerja bangunan gedung hijau pada tahap pemrograman, perencanaan teknis,
pelaksanaan konstruksi, pemanfaatan, dan pembongkaran.
1. Tahap Pemrograman adalah tahap proses perencanaan awal bangunan gedung hijau
untuk menetapkan tujuan, strategi, langkah yang harus dilakukan, jadwal, kebutuhan
sumber daya terutama pendanaan dan keterlibatan pemangku kepentingan guna
menjamin terpenuhinya kinerja bangunan gedung hijau yang diinginkan
2. Tahap Perencanaan Teknis adalah tahap proses pembuatan rencana teknis bangunan
gedung hijau dan kelengkapannya, meliputi tahap prarencana, pengembangan rencana
dan penyusunan gambar kerja, rencana anggaran biaya, perhitungan-perhitungan dan
spesifikasi teknis.
3. Tahap pelaksanaan konstruksi adalah tahap rangkaian kegiatan pelaksanaan untuk
mewujudkan fisik bangunan gedung hijau yang telah ditetapkan dalam tahap
perencanaan teknis
4. Tahap Pemanfaatan adalah tahap kegiatan memanfaatkan bangunan gedung hijau
sesuai dengan fungsi dan klasifikasi yang telah ditetapkan,termasuk kegiatan
pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara berkala sesuai dengan persyaratan
bangunan gedung hijau.
5. Tahap Pembongkaran adalah tahap kegiatan membongkar atau merobohkan seluruh
atau sebagian bangunan gedung, komponen, bahan bangunan, dan/atau prasarana
dan sarananya sesuai dengan persyaratan bangunan gedung hijau
182
183. Tahap Pelaksanaan Bangunan Gedung Hijau terdiri atas:
1. Proses Konstruksi Hijau, Pelaksanaan akan dilakukan Melalui :
a. Penerapan Metode Pelaksanaan Konstruksi Hijau Green construction ini dilaksanakan
melalui beberapa tahap, antara lain sosialisasi konsep tersebut kepada masyarakat sekitar
proyek, pelaksanaan survey and mapping mengenai kondisi rumah dan tanah yang
bersebelahan dengan proyek, serta melakukan survey mengenai potensi material lokal di
sekitar lokasi proyek. Pada saat pelaksanaan, kami juga berupaya meminimalisisasi polusi
suara, getaran, dan limbah.
b. Pengoptimalan Penggunaan Peralatan Kami akan menggunakan Operator operator yang
berpengalaman dan ahli di bidangnya sehingga selain menghemat waktu juga akan jauh
menghemat konsumsi bahan bakar yang dipergunakan dalam kegiatan konstruksi. Selain
itu kami juga akan melakukan perawatan berkala terhadap peralatan–peralatan kami
sehingga kinerjanya akan terjaga sehingga akan tetap efisien dalam konsumsi bahan
bakar.
c. Penerapan manajemen pengelolaan limbah konstruksi Langkah-langkah yang akan kami
lakukan :
• Membuat tempat penyimpanan material yang berbeda berdasarkan jenisnya.
• Membuat tempat daur ulang sementara pada lokasi proyek.
• Mengutamakan sumber daya lokal di sekitar proyek sehingga bisa menghemat biaya
transpostasi.
• Melakukan penjadwalan pengadaan material untuk mengurangi penyimpanan.
183
184. 2. Praktik Perilaku Hijau, Pelaksanaan akan dilakukan Melalui :
a. Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3);
b. Penerapan perilaku ramah lingkungan.
3. Rantai Pasok Hijau, Pelaksanaan akan dilakukan Melalui :
a. Penggunaan material konstruksi ramah lingkungan
b. Pemilihan pemasok dan/atau sub-kontraktor
c. Konservasi energi.
Lampu sorot berbasis LED
Pemanfaatan Air Hujan
184
186. TUJUAN UTAMA K3
1. Menghilangkan atau mengurangi bahaya kerja, kecelakaan kerja dan atau mencegah
jatuhnya korban serta penyakit akibat kerja.
2. Melindungi aset dan lingkungan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh adanya
aktifitas pekerjaan.
3. Menjamin tidak terjadinya kerusakan pada lingkungan di tempat kerja dan kerusakan
lingkungan akibat pelaksanaan proyek.
PERENCANAAN K3
PENERAPAN DAN
OPERASI
PENGUKURAN
KINERJA
AUDIT PERENCANAAN
POLICY
186
187. Sistem Manajemen
KESELAMATAN KERJA KONSTRUKSI
• Merupakan suatu rangkaian proses kegiatan KK yang memiliki siklus dimulai dari
kegiatan PERENCANAAN , IMPLEMENTASI, PEMANTAUAN dan PENINJAUAN
KEMBALI.
• Prinsip dasar manajemen perbaikan melalui siklus Plan – Do – Check -Action.
• Rangkaian merupakan rangkaian tertutup yang mengandung spirit PERBAIKAN
BERKESINAMBUNGAN …..
187
188. GOALS SAFETY
INDUCTION
SAFETY
INSPECTION
EQUIPMENT
INDUCTION
TOOL BOX
MEETING
SAFETY
PATROL &
MEETING
FOGGING
AND
GENERAL
CLEANING
TRAINING
SAFETY
MONTHLY
REPORT
Zero
Accident
All Staff &
Employee /
Worker
Daily by Safety
Officer
Bi - Weekly Weekly
Morning
Time
Monthly Bi - Weekly Basic Safety
Fire Fighting
First Aid
Rigging
Welding
Recorded
by
Division
Office
SAFETY PROGRAMME
188
189. PROGRAMME JOB DESCRIPTION PIC
1. DAILY
ACTIVITY
1. Introducing Health & Safety Work ti all Staff & Warkers Safety Manager
Safety Staff & Daily Worker
2. Briefing on daily programme Safety Manager
Safety Officer
3. Safety Patrol Safety Manager
Safety Officer
Security
4. Safety ( K3 ) Daily Report Safety Officer
5. Cleaning Inspection Safety Officer
6. Monitoring Site & Surrounding Security Safety Manager
Safety Officer
Security
7. First Aid Safety Staff
189
190. PROGRAMME JOB DESCRIPTION PIC
2. WEEKLY
ACTIVITY
1. Tool Box Meeting Safety Staff
Evaluating Last Week Programme All Site Staff
Next Week Work Programme All Workers
2. Safety Inspection Safety Manager
Safety Officer
Security
Supervisor
Sub Contractor
3. General Cleaning All Workers
4. Management Review Meeting ( Every Wednesday ) Safety Supervisor
5. Fogging depend on Site Conditions ( if necessary ) Safety Supervisor
6. Coordination with Surrounding Hospital, Depnaker and Safety Officer
Insurance Company ( Temporary ) Each Sub Contractor
7. Coordination with Project Stakeholders Safety Manager
( Owner/Employer, Engineer, NSC )
190
195. IMPLEMENTASI RK3 DI PROYEK
PENGELOLAAN SAMPAH & LIMBAH PROYEK
1. Penempatan toilet temporer di dekat site office
2. Penempatan toilet temporer di dekat bangunan atau di setiap
lantai bangunan
3. Pembuatan cerobong sampah pada lokasi lift, untuk
menurunkan sampah dari setiap lantai bangunan ke lantai
dasar
4. Pembuangan sampah keluar proyek dilakukan setiap hari
bekerja sama dengan Dinas Kebersihan Kota Tangerang
Selatan
195
196. RENCANA KESELAMATAN KERJA
KONSTRUKSI (R3)
Terdiri dari:
1. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam
Keselamatan Konstruksi
2. Perencanaan Keselamatan Konstruksi
3. Dukungan Keselamatan Konstruksi
4. Operasi Keselamatan Konstruksi
5. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi
SESUAI DENGAN PERATURAN MENTERI PUPR
NOMOR 21/PRT/M/2019 TENTANG PEDOMAN SISTEM
MANAJEMEN KESELAMATAN KERJA KONSTRUKSI.
196
197. 1. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja
dalam Keselamatan Konstruksi
1.1. KOMITMEN RENCANA AKSI KESELAMATAN KERJA KONSTRUKSI
PT. BRANTAS ADHI PERKASA
PT. BRANTAS ADHI PERKASA sebagai Badan Usaha Jasa Konstruksi berkomitmen melaksanakan
pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi berkeselamatan pada pelaksanaan Paket Pekerjaan
Pembuatan Ruangan Modular Operating Theater Pada Gedung Tulip RSUD Dr. Soekardjo Kota
Tasikmalaya demi terciptanya Zero Accident, dengan memastikan:
a. Pemenuhan ketentuan Keselamatan Konstruksi telah sesuai dengan Dokumen RKK;
b. Pengawasan mengacu kepada Kerangka Acuan Kerja (KAK);
c. Pengawasan pelaksanaan berdasarkan kesesuaian standar dan desain;
d. Pengawasan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP); dan
e. Menggunakan tenaga kerja yang berkompeten dan bersertifikat.
Tangerang Selatan, Oktober 2021
Kepala Pengawas PT. BRANTAS ADHI PERKASA
Pekerjaan
Ttd Ttd
……………………….. ………………………..
(Nama Lengkap) (Nama Lengkap)
* catatan: di isi dan ditanda tangani saat rapat persiapan pelaksanaan (PCM)
197
198. 2. Perencanaan Keselamatan Konstruksi
2.1. Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Risiko
Memuat tabel identifikasi bahaya dan pengendalian risiko terhadap aktivitas pengawasan pelaksanaan
konstruksi sesuai tahapan pekerjaan konstruksi yang dibuat oleh Penanggung Jawab Keselamatan
Konstruksi (Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi Pengawasan/Konsultansi Konstruksi MK) dan disetujui
oleh Pimpinan Konsultan Pengawas/MK Pekerjaan Konstruksi.
198
199. 2.2 Peraturan Perundang-undangan dan Standar
Identifikasi peraturan perundangan dan persyaratan lainnya diuraikan menurut identifikasi
bahaya dan pengendalian risiko terhadap aktivitas pengawasan pelaksanaan konstruksi sesuai
tahapan pekerjaan konstruksi.
199
200. 2.3 Sasaran dan Program Pengawasan
Memuat tabel sasaran dan program berdasarkan identifikasi bahaya dan pengendalian risiko
terhadap aktivitas pengawasan pelaksanaan konstruksi sesuai tahapan pekerjaan konstruksi.
200
201. 3. Dukungan Keselamatan Konstruksi
3.1. Sumber daya
a. Peralatan
b. Material
c. Biaya
3.2. Kompetensi
a. Daftar Personel
b. Sertifikasi Personel
3.3. Kepedulian
a. Prosedur dan Petunjuk Kerja Peningkatan Kepedulian Keselamatan
Konstruksi
b. Analisis kebutuhan pelatihan dan sosialisasi SMKK
c. Pelatihan
3.4. Komunikasi (safety morning, toolbox meeting/safety briefing, HSE meeting,
safety induction, spanduk, rambu, banner, billboard, sticker, pamflet, majalah
dinding, papan pengumuman, dll)
3.5. Informasi Terdokumentasi
201
202. 4.1 Perencanaan dan Pengendalian Operasi
A. Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan Konstruksi
Memuat bagan struktur organisasi Pelaksana Pekerjaan Konstruksi beserta tugas dan tanggung
jawabnya. Dalam struktur organisasi Pelaksana Pekerjaan Konstruksi harus memiliki Unit
Keselamatan Konstruksi yang berada langsung di bawah Kepala Pelaksana Pekerjaan
Konstruksi.
4. Operasi Keselamatan Konstruksi
202
203. B. Struktur Organisasi Unit Keselamatan Konstruksi
Memuat bagan struktur organisasi Unit Keselamatan Konstruksi beserta tugas dan tanggung
jawabnya. Unit Keselamatan Konstruksi yang sekurang-kurangnya terdiri dari unit kesiagaan
tanggap darurat, Pengawas Pekerjaan terkait alat berat, tim keamanan, serta hubungan
masyarakat terkait dampak sosial dan lingkungan
203
204. 4.2 Kesiapan dan Tanggapan Terhadap Kondisi Darurat
4.2.1 Daftar Induk Prosedur dan/atau Instruksi Kerja
Memuat daftar induk prosedur dan/atau instruksi kerja yangditandatangani oleh Ahli Teknik
terkait dan Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi /Wakil Manajemen. Seluruh pekerjaan
konstruksi dan penerapan SMKK pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi harus memiliki
prosedur dan/atau petunjuk kerja yang telah ditanda tangani.
4.2.2 Kesiap-siagaan dan Tanggap Terhadap Kondisi Darurat
a. Prosedur dan/atau petunjuk kerja tanggap darurat
Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja tanggap darurat sesuai dengan sifat dan
klasifikasi Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi yang dikerjakan yang ditanda tangani oleh Ahli
Teknik terkait dan Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi.
b. Prosedur dan/atau petunjuk kerja penyelidikan insiden
Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja penyelidikan insiden (kecelakaan, kejadian
berbahaya, dan penyakit akibat kerja) yang ditanda tangani oleh Penanggung Jawab
Keselamatan dan Konstruksi Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi.
204
206. Serah terima pekerjaan adalah proses penyerahan hasil pekerjaan yang telah
diselesaikan oleh kontraktor dan sekaligus penerimaan oleh pemimpin
proyek/pemimpin bagian proyek/kepala satuan kerja selaku pemilik proyek.
Sesuai ketentuan kontrak, salah satu kewajiban penyedia jasa adalah
menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang
telah ditetapkan kepada pengguna jasa.
Pengajuan permintaan penyerahan pertama hasil pekerjaan dapat dilakukan oleh
penyedia jasa apabila pekerjaan telah terselesaikan 100%, Serah terima
pekerjaan adalah kegiatan yang mencakup :
1. Serah terima hasil pekerjaan pertama (provisional hand over-PHO),
2. Masa pemeliharaan (warranty period)
3. Serah terima pekerjaan akhir (final hand over – FHO)
206
207. 1. SERAH TERIMA HASIL PEKERJAAN (PROVISIONAL HAND OVER – PHO)
a. Apabila pekerjaan telah diselesaikan oleh Kontraktor, maka Kontraktor harus
menyerahkannya kepada Pemimpin Proyek setelah diteliti terlebih dahulu oleh Panitia Penilai
Hasil Pekerjaan. Pekerjaan yang telah diselesaikan tersebut haruslah memuaskan (progress
100%) dan dinyatakan dalam Berita Acara Serah Terima Pertama (PHO),
b. Dengan diterimanya pekerjaan tersebut maka panitia penerima pekerjaan menyatakan
tanggal tentatif penyelesaian pekerjaan, sebagai tanggal definitif penyerahan pekerjaan atau
tanggal PHO. Sejak tanggal definitif penyerahan pekerjaan tersebut, masa pemeliharaan
mulai diberlakukan.
2. MASA PEMELIHARAAN
Sesuai ketentuan kontrak kewajiban dan tanggung jawab kontraktor selama masa pemeliharaan
adalah:
a. Memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan sehingga kondisi tetap berada
seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan;
b. Menyelesaikan pekerjaan yang sudah disepakati dalam berita acara penyerahan pertama
(PHO);
c. Melaksanakan perbaikan atas cacat dan kekurangan. Apabila cacat dan kekurangan tersebut
bukan kesalahaan kontraktor, maka pekerjaan perbaikan tersebut akan merupakan
pekerjaan tambah.
d. Setelah masa pemeliharaan berakhir, kontraktor mengajukan permintaan secara tertulis
kepada pengguna jasa untuk penyerahan akhir pekerjaan
207
208. 3. SERAH TERIMA AKHIR PEKERJAAN (FINAL HAND-OVER/FHO)
Paling lambat 21 (dua puluh satu) hari sebelum berakhirnya masa pemeliharaan, penyedia jasa
wajib mengajukan permohonan tertulis kepada pengguna jasa/direksi pekerjaan untuk keperluan
penyerahan akhir pekerjaan (FHO). Pengguna jasa/direksi pekerjaan akan memeriksa hasil
pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan, jika semua pekerjaan telah dapat diterima, maka
pengguna jasa/direksi pekerjaan meminta kepada panitia serah terima pekerjaan (panitia FHO)
untuk melakukan pemeriksaan dan penilaian pekerjaan akhir selambat-lambatnya 14 (empat
belas) hari sebelum berakhirnya masa pemeliharaan.
Panitia FHO bersama pihak pengguna jasa/direksi pekerjaan, dan kontraktor mengadakan rapat
dan kunjungan lapangan untuk memeriksa dan mengidentifikasi pekerjaan pemeliharaan.
Selanjutnya, panitia FHO melakukan evaluasi terhadap hasil pemeriksaan pada kunjungan
lapangan.
Apabila dari hasil evaluasi tersebut, panitia FHO dapat menerima hasil akhir pekerjaan Membuat
berita acara yang menyatakan bahwa penyedia jasa telah menyelesaikan pekerjaan
pemeliharaan pada masa pemeliharaan dengan baik dan sesuai dengan kontrak;
o Menyatakan bahwa serah terima akhir pekerjaan dapat dilakukan;
o Menetapkan tanggal FHO; dan
o Membuat surat pemberitahuan tentang hasil pemeriksaan kepada pengguna jasa/direksi
pekerjaan.
208
209. Apabila seluruh kewajiban penyedia jasa selama masa pemeliharaan telah diselesaikan
dan disetujui; maka selambat-lambatnya dalam waktu 28 (dua puluh delapan) hari setelah
berakhirnya masa pemeliharaan, direksi teknis akan menerbitkan sertifikat (certificate of
final completion) berakhirnya masa pemeliharaan yang menyatakan tanggal penyelesaian
seluruh kewajiban kontraktor dengan baik atas pekerjaan pemeliharaan, penyelesaian sisa
pekerjaan, pekerjaan tambahan, rekonstruksi, perbaikan kerusakan atau kesalahan.
Pengguna jasa/direksi pekerjaan akan membuat berita acara serah terima akhir pekerjaan
(berita acara FHO) yang mengakhiri tugas dan tanggung-jawab kontraktor .
209