Teks tersebut merupakan pendahuluan tentang protein. Protein memiliki peran penting sebagai bahan struktural dan enzim (mesin yang bekerja secara molekular). Protein dapat berperan sebagai struktur karena memiliki rantai panjang dan dapat mengalami ikatan silang, serta berperan sebagai katalis reaksi kimia dalam organisme.
Tepung terigu, tapioka, tepung beras, tepung ketan, dan tahu memiliki kadar air berkisar antara 10-15% berdasarkan berat basah dan 12-15% berdasarkan berat kering. Kadar air tahu paling tinggi yaitu sekitar 76% berdasarkan berat basah dan 320% berdasarkan berat kering. Kadar air ditentukan dengan memanaskan sampel di oven hingga berat konstan.
Daya kembang pati (swelling power) didefinisikan sebagai pertambahan pertambahan volume dan berat maksimum yang dialami pati dalam air (Balagopan et al., 1988).
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Pendinginan dan pembekuan merupakan teknologi pengawetan pangan yang didasarkan pada pengambilan panas dari bahan untuk menunda perubahan selama penyimpanan.
2. Teknik pendinginan meliputi pendinginan udara, ruang pendingin, kriogenik, air, dan vakum dengan tujuan menghambat pertumbuhan mikroba dan aktivitas enzim.
3. Selama pendinginan dapat terjadi perubahan
Protein dapat diendapkan dengan mengatur pH larutan mendekati titik isoelektrik protein. Penambahan garam kalsium, asam asetat, dan enzim bromelin dapat mengendapkan protein susu sapi dan kedelai dengan mengubah muatan protein.
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANFransiska Puteri
Praktikum ini bertujuan untuk melihat pengaruh cara pemasakan, asam, dan alkali terhadap warna zat warna tanaman dan mengetahui pengaruh pemanasan dan larutan curing terhadap zat warna hewan. Zat warna alami seperti klorofil, karotenoid, dan antosianin memberikan warna hijau, kuning, merah pada tanaman dan hewan dan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti suhu, pH, dan cahaya. Praktikum ini akan mengam
Laporan tetap pengetahuan bahan tepungReza Fahlevi
Praktikum ini menguji sifat-sifat empat jenis tepung terigu yaitu daya serap air, kadar gluten basah dan kering. Hasilnya menunjukkan bahwa tepung segitiga biru dan mila memiliki daya serap air tertinggi. Uji gluten menunjukkan tepung mila memiliki kadar gluten dan protein tertinggi dibandingkan merek lain. Praktikum ini berguna untuk memahami karakteristik kimiawi berbagai tepung terigu.
Teks tersebut merupakan pendahuluan tentang protein. Protein memiliki peran penting sebagai bahan struktural dan enzim (mesin yang bekerja secara molekular). Protein dapat berperan sebagai struktur karena memiliki rantai panjang dan dapat mengalami ikatan silang, serta berperan sebagai katalis reaksi kimia dalam organisme.
Tepung terigu, tapioka, tepung beras, tepung ketan, dan tahu memiliki kadar air berkisar antara 10-15% berdasarkan berat basah dan 12-15% berdasarkan berat kering. Kadar air tahu paling tinggi yaitu sekitar 76% berdasarkan berat basah dan 320% berdasarkan berat kering. Kadar air ditentukan dengan memanaskan sampel di oven hingga berat konstan.
Daya kembang pati (swelling power) didefinisikan sebagai pertambahan pertambahan volume dan berat maksimum yang dialami pati dalam air (Balagopan et al., 1988).
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Pendinginan dan pembekuan merupakan teknologi pengawetan pangan yang didasarkan pada pengambilan panas dari bahan untuk menunda perubahan selama penyimpanan.
2. Teknik pendinginan meliputi pendinginan udara, ruang pendingin, kriogenik, air, dan vakum dengan tujuan menghambat pertumbuhan mikroba dan aktivitas enzim.
3. Selama pendinginan dapat terjadi perubahan
Protein dapat diendapkan dengan mengatur pH larutan mendekati titik isoelektrik protein. Penambahan garam kalsium, asam asetat, dan enzim bromelin dapat mengendapkan protein susu sapi dan kedelai dengan mengubah muatan protein.
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANFransiska Puteri
Praktikum ini bertujuan untuk melihat pengaruh cara pemasakan, asam, dan alkali terhadap warna zat warna tanaman dan mengetahui pengaruh pemanasan dan larutan curing terhadap zat warna hewan. Zat warna alami seperti klorofil, karotenoid, dan antosianin memberikan warna hijau, kuning, merah pada tanaman dan hewan dan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti suhu, pH, dan cahaya. Praktikum ini akan mengam
Laporan tetap pengetahuan bahan tepungReza Fahlevi
Praktikum ini menguji sifat-sifat empat jenis tepung terigu yaitu daya serap air, kadar gluten basah dan kering. Hasilnya menunjukkan bahwa tepung segitiga biru dan mila memiliki daya serap air tertinggi. Uji gluten menunjukkan tepung mila memiliki kadar gluten dan protein tertinggi dibandingkan merek lain. Praktikum ini berguna untuk memahami karakteristik kimiawi berbagai tepung terigu.
Laporan praktikum ini membahas tentang uji keberadaan vitamin B pada beberapa sampel menggunakan reaksi kimia antara NaOH, Pb asetat dan sampel yang dipanaskan. Hasilnya menunjukkan sampel vitamin B-IPI mengandung vitamin B sedangkan vitamin C-IPI dan taoge tidak mengandung vitamin B.
Laporan praktikum biokimia pangan mengenai uji vitamin E pada beberapa sampel menunjukkan hasil bahwa Nature-E dan Mazola Soybean Oil mengandung vitamin E berdasarkan pembentukan warna merah setelah dipanaskan dengan alkohol dan asam nitrat, sedangkan vitamin C-IPI tidak mengandung vitamin E.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Sampel taoge, susu, dan aquadest diuji menggunakan uji ninhydrin untuk mendeteksi kehadiran asam amino bebas. Hasilnya menunjukkan ketiga sampel tidak mengandung asam amino bebas.
Kimia pangan membahas komposisi kimia dan sifat pangan serta perubahannya selama pengolahan, penanganan, dan penyimpanan. Gizi pangan membahas fungsi komponen kimia pangan dalam tubuh dan pengaruh pengolahan terhadap nilai gizinya."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Nata de coco merupakan produk pangan berbahan dasar air kelapa yang dihasilkan oleh bakteri Acetobacter xylinum melalui proses fermentasi.
2. Pembuatan nata de coco memerlukan penyiapan starter murni dan kondisi fermentasi yang sesuai untuk pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum.
3. Kebersihan merupakan faktor penting untuk mencegah kontaminasi selama proses pem
protein dapat diidentifikasi dengan berbagai cara, cara yang akan diuji juga banyak dan beragam, ppt uji protein ini akan menjelaskan tentang uji protein dan teori dari hasil uji protein
Tes kualitatif dan kuantitatif lipid dilakukan untuk mengetahui karakteristik dan jenis lipid dalam suatu sampel, serta mengukur kadar lipid secara kuantitatif. Tes kualitatif meliputi uji kelarutan, emulsi, penyabunan, gliserol, Liebermann-Burchard, dan Salkowski, sedangkan tes kuantitatif meliputi penentuan angka asam dan kadar lemak kasar. Hasil tes menunjukkan karakteristik lipid dalam sampel
Laporan ini membahas tiga percobaan yaitu uji safonifikasi, ketidakjenuhan lemak, dan kelarutan lemak untuk mengetahui sifat-sifat lemak. Hasilnya menunjukkan minyak jelantah dan margarin 'Filma' menghasilkan lebih banyak busa dalam uji safonifikasi dan mengandung asam lemak tidak jenuh."
Dokumen tersebut membahas tentang pengujian kadar besi pada bayam menggunakan spektrofotometer serapan atom. Bayam kaya akan zat besi dan vitamin C yang dapat membantu penyerapan besi. Metode analisis yang digunakan adalah spektrofotometer serapan atom yang bekerja berdasarkan hukum Lambert-Beer. Sebelum analisis, sampel perlu dihancurkan terlebih dahulu menggunakan metode destruksi basah atau kering.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas perbandingan kadar protein antara kepompong ulat daun jati dan ikan mas dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis.
2. Kedua sumber makanan tersebut merupakan sumber protein yang umum diketahui masyarakat.
3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kepompong ulat daun jati dapat menjadi pengganti ikan
Protein dapat dikenali melalui beberapa uji reaksi seperti pengendapan garam netral alkohol dan reaksi warna. Uji tersebut menunjukkan kehadiran protein dalam sampel putih telur melalui pembentukan endapan dan perubahan warna.
Laporan praktikum ini membahas tentang uji keberadaan vitamin B pada beberapa sampel menggunakan reaksi kimia antara NaOH, Pb asetat dan sampel yang dipanaskan. Hasilnya menunjukkan sampel vitamin B-IPI mengandung vitamin B sedangkan vitamin C-IPI dan taoge tidak mengandung vitamin B.
Laporan praktikum biokimia pangan mengenai uji vitamin E pada beberapa sampel menunjukkan hasil bahwa Nature-E dan Mazola Soybean Oil mengandung vitamin E berdasarkan pembentukan warna merah setelah dipanaskan dengan alkohol dan asam nitrat, sedangkan vitamin C-IPI tidak mengandung vitamin E.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Sampel taoge, susu, dan aquadest diuji menggunakan uji ninhydrin untuk mendeteksi kehadiran asam amino bebas. Hasilnya menunjukkan ketiga sampel tidak mengandung asam amino bebas.
Kimia pangan membahas komposisi kimia dan sifat pangan serta perubahannya selama pengolahan, penanganan, dan penyimpanan. Gizi pangan membahas fungsi komponen kimia pangan dalam tubuh dan pengaruh pengolahan terhadap nilai gizinya."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Nata de coco merupakan produk pangan berbahan dasar air kelapa yang dihasilkan oleh bakteri Acetobacter xylinum melalui proses fermentasi.
2. Pembuatan nata de coco memerlukan penyiapan starter murni dan kondisi fermentasi yang sesuai untuk pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum.
3. Kebersihan merupakan faktor penting untuk mencegah kontaminasi selama proses pem
protein dapat diidentifikasi dengan berbagai cara, cara yang akan diuji juga banyak dan beragam, ppt uji protein ini akan menjelaskan tentang uji protein dan teori dari hasil uji protein
Tes kualitatif dan kuantitatif lipid dilakukan untuk mengetahui karakteristik dan jenis lipid dalam suatu sampel, serta mengukur kadar lipid secara kuantitatif. Tes kualitatif meliputi uji kelarutan, emulsi, penyabunan, gliserol, Liebermann-Burchard, dan Salkowski, sedangkan tes kuantitatif meliputi penentuan angka asam dan kadar lemak kasar. Hasil tes menunjukkan karakteristik lipid dalam sampel
Laporan ini membahas tiga percobaan yaitu uji safonifikasi, ketidakjenuhan lemak, dan kelarutan lemak untuk mengetahui sifat-sifat lemak. Hasilnya menunjukkan minyak jelantah dan margarin 'Filma' menghasilkan lebih banyak busa dalam uji safonifikasi dan mengandung asam lemak tidak jenuh."
Dokumen tersebut membahas tentang pengujian kadar besi pada bayam menggunakan spektrofotometer serapan atom. Bayam kaya akan zat besi dan vitamin C yang dapat membantu penyerapan besi. Metode analisis yang digunakan adalah spektrofotometer serapan atom yang bekerja berdasarkan hukum Lambert-Beer. Sebelum analisis, sampel perlu dihancurkan terlebih dahulu menggunakan metode destruksi basah atau kering.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas perbandingan kadar protein antara kepompong ulat daun jati dan ikan mas dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis.
2. Kedua sumber makanan tersebut merupakan sumber protein yang umum diketahui masyarakat.
3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kepompong ulat daun jati dapat menjadi pengganti ikan
Protein dapat dikenali melalui beberapa uji reaksi seperti pengendapan garam netral alkohol dan reaksi warna. Uji tersebut menunjukkan kehadiran protein dalam sampel putih telur melalui pembentukan endapan dan perubahan warna.
Laporan praktikum biokimia umum membahas tentang hidrolisis protein dari telur dan identifikasi asam amino hasil hidrolisis menggunakan kromatografi lapis tipis. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara hidrolisis protein dari telur dan mengidentifikasi komponen asam amino hasil hidrolisis tersebut.
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 2 Identifikasi 2Fransiska Puteri
Dokumen tersebut merangkum hasil percobaan identifikasi protein dan gugus fungsional tertentu pada beberapa sampel, yaitu putih telur, sari tahu, dan sari buah sirsak. Protein diuji menggunakan tes pengendapan, biuret, dan xanthoprotein, sedangkan gugus karbonil dan amina diuji dengan beberapa reaktan kimia. Hasilnya menunjukkan hanya sari tahu yang mengandung protein, sementara putih telur dan sari buah s
Uji Biuret digunakan untuk mendeteksi keberadaan ikatan peptida pada protein. Reaksi antara protein dengan larutan CuSO4 dan NaOH akan menghasilkan warna ungu bila terdapat ikatan peptida. Hasil pengamatan menunjukkan sampel taoge dan kecap seharusnya memberikan warna positif karena mengandung protein, namun hasil yang didapat berbeda dengan laboratorium sebelumnya.
Laporan praktikum biokimia ini membahas tentang percobaan protein yang meliputi uji susunan elementer protein, kelarutan protein, pengendapan protein dengan garam, logam dan asam organik, biuret, ninhidrin, xantroprotein, dan penentuan titik isoelektrik protein. Tujuan percobaan adalah untuk mengidentifikasi unsur penyusun protein, mengetahui kelarutan dan pengendapan protein oleh berbagai zat, serta membuktikan adanya asam amino
1. Uji Unsur-Unsur Protein
Setelah dilakukan pengujian unsur-unsur protein, dapat disimpulkan bahwa albumin mengandung unsur protein, yaitu nitrogen dan oksigen. Susu mengandung nitrogen, hidrogen, dan oksigen. Tempe mengandung nitrogen, hidrogen, oksigen, dan karbon. Seadngkan kuning telur mengandung nitrogen, oksigen, dan karbon.
2. Uji Kelarutan Albumin
Protein albumin dapat larut pada air (H2O), asam (HCl), basa (NaOH), dan garam encer (NaCO3). Karena semua campuran tidak menghasilkan endapan. Namun kelarutan protein akan berkurang jika ditambahkan garam anorganik, karena terjadi kompetisi antara garam anorganik dengan molekul protein untuk mengikat air.
3. Uji Biuret
Pada uji biuret yang menghasilkan warna soft ungu adalah albumin. Albumin mengandung dua atau lebih ikatan peptida, sehingga ikatan peptidanya panjang. Namun pada kuning telur, susu, dan tempe menghasilkan warna biru dikarenakan kadar protein setiap bahan berbeda, sehingga jumlah ikatan peptidanya berbeda. Hal ini mengakibatkan warna yang dihasilkan akan berbeda juga.
4. Uji Nnhidrin
Albumin, susu, tempe, dan kuning telur menunjukkan adanya warna ungu yang menunjukkan kadar protein tinggi karena ikatan peptidanya panjang. Warna ungu juga berarti protein tersebut mempunyai gugus asam amino bebas. Sedangkan pada arginin, warna yang dihasilkan bening artinya tidak menunjukkan adanya asam amino bebas.
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatisParid Nurahman
Laporan ini membahas proses hidrolisis protein dengan enzim protease yang terkandung dalam nanas dan pepaya. Tujuannya adalah mengetahui aktivitas enzim protease dalam memecah protein dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa bahan seperti ikan, telur, dan tempe dihidrolisis menggunakan enzim dari nanas, pepaya, dan papain komersial untuk membuktikan aktivitas enzim protease.
Protein adalah senyawa organik yang penting dalam sel makhluk hidup. Protein terdiri dari asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptida dan memiliki struktur primer, sekunder, dan tersier. Protein memiliki berbagai fungsi penting seperti sebagai enzim, transporter, dan penggumpal darah. Sifat protein seperti kelarutan dipengaruhi oleh suhu dan pH, dan logam berat dapat mengendapkan protein.
Uji Millon digunakan untuk mengetahui adanya gugus aromatik pada protein dengan mereaksikan sampel dengan larutan Millon. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sampel taoge, susu, dan nugget tidak mengandung gugus aromatik karena tidak terbentuk warna merah setelah dipanaskan.
Dokumen tersebut membahas tentang protein, termasuk definisi, komponen, struktur primer hingga kuartener, jenis asam amino esensial dan nonesensial, ikatan peptida, hidrolisis, denaturasi, penggolongan, dan reaksi pengenalan protein seperti uji ninhidrin, biuret, xantoproteat dan balerang.
Praktikum ini bertujuan menguji adanya protein pada beberapa bahan seperti putih telur, susu, gelatin, agar-agar, dan kapas menggunakan tiga uji yaitu Biuret, Xantoprotein, dan timbal asetat. Uji Biuret menguji ikatan peptida, Xantoprotein menguji inti benzena, dan timbal asetat menguji belerang. Hasilnya menunjukkan putih telur dan susu positif mengandung protein, sedangkan agar-agar dan kapas tid
Praktikum ini bertujuan menguji keberadaan protein pada beberapa bahan seperti putih telur, susu, gelatin, agar-agar, dan kapas menggunakan tiga uji yaitu Biuret, Xantoprotein, dan timbal asetat. Hasilnya menunjukkan putih telur dan susu mengandung protein, sedangkan agar-agar dan kapas tidak mengandung protein.
Similar to Modul 4 tes kualitatif dan tes kuantitatif protein (20)
Cri du Chat Syndrome is a rare genetic disorder caused by a deletion in the short arm of chromosome 5. This document summarizes research that mapped the critical region for the characteristic cat-like cry phenotype to a 640kb region between two markers on chromosome 5p. Analysis of genes in this region identified FLJ25076 as the probable gene involved in producing the cry, as it is highly expressed in the thorax. The research helps define the specific genetic basis for a key symptom of Cri du Chat Syndrome.
Tes kualitatif enzim bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor eksternal seperti suhu, pH, dan inhibitor terhadap aktivitas enzim ptialin. Sayangnya, percobaan yang dilakukan gagal karena penginkubasian tidak langsung sehingga sampel terkontaminasi dan rasio pengenceran terlalu kecil sehingga hasil reaksi tidak terlihat. Analisis data menunjukkan bahwa HgCl2 berperan sebagai inhibitor non-kompetitif bagi enzim ptial
Dokumen tersebut membahas tentang eritroblastosis fetalis, yaitu kondisi ketika antibodi ibu yang Rh negatif menyerang sel darah merah janin yang Rh positif. Hal ini dapat menyebabkan anemia berat pada janin dan bahkan kematian. Dokumen juga menjelaskan mekanisme, gejala, akibat, angka kematian, dan cara pencegahan eritroblastosis fetalis dengan memberikan Rh Immune Globulin Shot.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode fusi protoplasma antara Jatropha curcas L. dan Ricinus communis L. menggunakan PEG sebagai indikator fusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi larutan fusi yang optimal terdiri dari 30% PEG-MW6000, 4% sukrosa, dan 10 mM CaCl2. Metode fusi makro selama 10 menit pada suhu 10°C memberikan hasil fusi dan kelangsungan hidup sel yang lebih baik
Modul 4 tes kualitatif dan tes kuantitatif protein
1. Tes Kualitatif dan Tes Kuantitatif Protein
1. Latar Belakang
Protein adalah substansi yang tersusun atas asam-asam amino yang mengandung
nitrogen. Protein berperan sebagai struktur penyusun terbesar otot dan jaringan-jaringan
lainnya dalam tubuh. Agar dapat digunakan oleh tubuh, protein harus dipecah menjadi
strukturnya yang paling sederhana yakni asam-asam amino melalui proses metabolisme.
Sejauh ini telah diketahui 20 jenis asam amino yang penting bagi pertumbuhan dan
metabolisme manusia. 12 diantaranya (dimana 11 terdapat pada anak-anak) merupakan asam
amino non-esensial, yang berarti asam-asam amino ini dapat disintesis oleh tubuh. Sedangkan
sisanya merupakan asam amino esensial, yang berarti manusia membutuhkan asupan asam-
asam amino ini dari luar tubuh. Kekurangan satu jenis saja dari asam-asam amino ini dapat
mengganggu pertumbuhan jaringan (Hoffman dan Falvo, 2004). Isolasi protein perlu dilakukan
untuk dapat mempelajari protein lebih lanjut, melalui tes kualitatif dan tes kuantitatif
(Sattayasai, 2012). Analisis protein secara kuantitatif dan kualitatif dilakukan untuk mengukur
kadar protein dalam bahan makanan (Hermiastuti, 2013).
2. Tes Kualitatif Protein
a. Pengendapan Protein
Teknik pengendapan untuk protein tertentu bergantung pada agen
pengendapan yang digunakan serta proses pengendapan menggunakan agen tersebut
(Lovrien dan Matulis, 1997). Protein dapat mengendap dalam garam berkonsentrasi
tinggi, logam berat, serta alkohol (Girindra dan Aisjah, 1990 dalam Kurniati, 2009).
Pengendapan protein dapat dilakukan dengan pemanasan dan penambahan asam
agar mencapai pH tertentu atau disebut pH isoelektrik (Triyono, 2010).
3. Tes Kuantitatif Protein
a. Tes Lowry
Metode ini dikembangkan menggunakan reagen pendeteksi Folin-
Ciocalteauphenol yang berfungsi mendeteksi gugus-gugus fenolik (Bintang, 2010
dalam Dewi, 2013). Folin-Ciocalteauphenol dapat mendeteksi residu oksidasi dimana
gugus fenolik tirosin akan mereduksi fosfotungstat dan fosfomolibdat yang terdapat
pada reagen tersebut menjadi tungsten dan molibden yang berwarna biru (Dewi,
2013). Hasil reaksi berupa warna kebiruan dapat dibaca ketika menggunakan panjang
gelombang 500-750 nm (Soeharsono, 2006).
b. Tes Bradford
Metode ini berdasarkan pada pembentukan kompleks antara Coomasie
Brilliant Blue (CBB) dengan larutan protein yang diukur pada panjang gelombang 595
nm. Pembentukan komplek disebabkan oleh adanya ikatan antara pewarna CBB
dengan protein melalui interaksi ionik antara gugus asam sulfonat dengan gugus asam
amina protein. Umumnya berat molekul peptida atau protein harus lebih besar dari
3000 Da untuk menghasilkan warna biru dengan reagen Bradford. Banyaknya ligan
yang berikatan dengan molekul protein sebanding dengan muatan positif protein,
sehingga jumlah absorbansi sebanding dengan kadar protein dalam sampel (Pierce,
2005 dalam Hermiastuti, 2013).
4. Analisis Prosedur
a. Tes Kualitatif
i. Pengendapan Protein
Kemampuan protein mengendap berkaitan erat dengan kemampuan
protein itu sendiri untuk larut. Kelarutan protein dapat dipengaruhi oleh
2. faktor ekstrinsik, seperti pH, kuat lemahnya ion, suhu, dan keberadaan
berbagai macam jenis pelarut (Kramer et al., 2012). HgCl2 dan Pb(Ac)2
ditambahkan sebab ion positif Hg+
dan Pb2+
dapat mengendapkan protein. Hal
ini disebabkan adanya reaksi yang terjadi antara sisi positif logam berat
dengan sisi negatif protein (Tika, 2010). Asam pikrat digunakan sebab asam
pikrat merupakan salah satu jenis alkaloid reagensia yang dapat
mengendapkan protein. Ion negatif dari asam pikrat akan bergabung dengan
protein yang bermuatan positif sehingga terbentuk garam proteinat yang
mengendap (Saraswati, 2015). Garam (NH4)2SO4 digunakan sebab kelarutan
protein dalam suatu larutan garam sangat rendah (Redhana, 2004 dalam Tika,
2010). Air tidak bersifat mengendapkan melainkan melarutkan.
b. Tes Kuantitatif
i. Tes Lowry
Pereaksi biuret dikombinasikan dengan pereaksi Folin-Ciocalteu
Phenol dan akan bereaksi dengan residu tirosin dan triptofan dalam protein
untuk menghasilkan warna biru (Sudarmadji dkk., 1997 dalam Putri dkk.,
2013). Warna biru ini dapat diukur secara kuantitatif melalui spektrofotometri
(Blainski et al., 2013).
ii. Tes Bradford
Coomassie Brilliant Blue G-250 berikatan dengan protein melalui
ikatan ionik antara gugus sulfat negatif pereagen dan gugus amina positif
protein, ditambah dengan adanya ikatan Van der Waals antara pereagen dan
protein. Coomassie G-250 dapat menciptakan prosedur pewarnaan yang
cepat dan lebih nyaman. Pereagen ini memunculkan bentuk leuko (leuco
form) ketika pH berada dibawah 2. Leuco form akan memunculkan warna biru
ketika berikatan dengan protein yang memiliki pH lebih netral. Warna biru
yang ditimbulkan oleh Coomassie G-250 pada setiap sampel konsentrasi
protein memiliki intensitas jelas yang dapat dibedakan oleh mata serta dapat
diukur secara kuantitatif dengan spektrofotometer (Anonymous, 2014).
5. Hasil dan Pembahasan
c. Tes Kualitatif
i. Pengendapan Protein
Susu
Kelompok HgCl2 Pb(Ac)2 Asam pikrat (NH4)2SO4 H2O
1-5 (susu
greenfield)
Tidak ada endapan Terbentuk
endapan putih
di bawah
Tidak ada
endapan,
warnanya
menyatu
dengan warna
kuning
Terbentuk
endapan
putih di atas
Tidak ada
perubahan
Telur
Kelompok HgCl2 Pb(Ac)2 Asam pikrat (NH4)2SO4 H2O
1-5 Terbentuk
endapan di bawah
Terbentuk
endapan putih
di bawah
Warna kuning
tetap,
terbentuk
Terbentuk
endapan
putih
Terbentuk
endapan
putih di
bawah
3. endpan putih
di bawah
tersebar di
cairan
d. Tes Kuantitatif
i. Metode Lowry
ii. Metode Bradford
y = 0,2912x
R² = 0,7163
0
0,05
0,1
0,15
0,2
0,25
0,3
0,35
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1
Larutan standar
Larutan standar
Linear (Larutan
standar)
y = 0,4638x
R² = 0,9926
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
1
0 0,5 1 1,5 2 2,5
ABSORBANSI
KONSENTRASI BSA