SlideShare a Scribd company logo
Tes Kualitatif dan Tes Kuantitatif Protein
1. Latar Belakang
Protein adalah substansi yang tersusun atas asam-asam amino yang mengandung
nitrogen. Protein berperan sebagai struktur penyusun terbesar otot dan jaringan-jaringan
lainnya dalam tubuh. Agar dapat digunakan oleh tubuh, protein harus dipecah menjadi
strukturnya yang paling sederhana yakni asam-asam amino melalui proses metabolisme.
Sejauh ini telah diketahui 20 jenis asam amino yang penting bagi pertumbuhan dan
metabolisme manusia. 12 diantaranya (dimana 11 terdapat pada anak-anak) merupakan asam
amino non-esensial, yang berarti asam-asam amino ini dapat disintesis oleh tubuh. Sedangkan
sisanya merupakan asam amino esensial, yang berarti manusia membutuhkan asupan asam-
asam amino ini dari luar tubuh. Kekurangan satu jenis saja dari asam-asam amino ini dapat
mengganggu pertumbuhan jaringan (Hoffman dan Falvo, 2004). Isolasi protein perlu dilakukan
untuk dapat mempelajari protein lebih lanjut, melalui tes kualitatif dan tes kuantitatif
(Sattayasai, 2012). Analisis protein secara kuantitatif dan kualitatif dilakukan untuk mengukur
kadar protein dalam bahan makanan (Hermiastuti, 2013).
2. Tes Kualitatif Protein
a. Pengendapan Protein
Teknik pengendapan untuk protein tertentu bergantung pada agen
pengendapan yang digunakan serta proses pengendapan menggunakan agen tersebut
(Lovrien dan Matulis, 1997). Protein dapat mengendap dalam garam berkonsentrasi
tinggi, logam berat, serta alkohol (Girindra dan Aisjah, 1990 dalam Kurniati, 2009).
Pengendapan protein dapat dilakukan dengan pemanasan dan penambahan asam
agar mencapai pH tertentu atau disebut pH isoelektrik (Triyono, 2010).
3. Tes Kuantitatif Protein
a. Tes Lowry
Metode ini dikembangkan menggunakan reagen pendeteksi Folin-
Ciocalteauphenol yang berfungsi mendeteksi gugus-gugus fenolik (Bintang, 2010
dalam Dewi, 2013). Folin-Ciocalteauphenol dapat mendeteksi residu oksidasi dimana
gugus fenolik tirosin akan mereduksi fosfotungstat dan fosfomolibdat yang terdapat
pada reagen tersebut menjadi tungsten dan molibden yang berwarna biru (Dewi,
2013). Hasil reaksi berupa warna kebiruan dapat dibaca ketika menggunakan panjang
gelombang 500-750 nm (Soeharsono, 2006).
b. Tes Bradford
Metode ini berdasarkan pada pembentukan kompleks antara Coomasie
Brilliant Blue (CBB) dengan larutan protein yang diukur pada panjang gelombang 595
nm. Pembentukan komplek disebabkan oleh adanya ikatan antara pewarna CBB
dengan protein melalui interaksi ionik antara gugus asam sulfonat dengan gugus asam
amina protein. Umumnya berat molekul peptida atau protein harus lebih besar dari
3000 Da untuk menghasilkan warna biru dengan reagen Bradford. Banyaknya ligan
yang berikatan dengan molekul protein sebanding dengan muatan positif protein,
sehingga jumlah absorbansi sebanding dengan kadar protein dalam sampel (Pierce,
2005 dalam Hermiastuti, 2013).
4. Analisis Prosedur
a. Tes Kualitatif
i. Pengendapan Protein
Kemampuan protein mengendap berkaitan erat dengan kemampuan
protein itu sendiri untuk larut. Kelarutan protein dapat dipengaruhi oleh
faktor ekstrinsik, seperti pH, kuat lemahnya ion, suhu, dan keberadaan
berbagai macam jenis pelarut (Kramer et al., 2012). HgCl2 dan Pb(Ac)2
ditambahkan sebab ion positif Hg+
dan Pb2+
dapat mengendapkan protein. Hal
ini disebabkan adanya reaksi yang terjadi antara sisi positif logam berat
dengan sisi negatif protein (Tika, 2010). Asam pikrat digunakan sebab asam
pikrat merupakan salah satu jenis alkaloid reagensia yang dapat
mengendapkan protein. Ion negatif dari asam pikrat akan bergabung dengan
protein yang bermuatan positif sehingga terbentuk garam proteinat yang
mengendap (Saraswati, 2015). Garam (NH4)2SO4 digunakan sebab kelarutan
protein dalam suatu larutan garam sangat rendah (Redhana, 2004 dalam Tika,
2010). Air tidak bersifat mengendapkan melainkan melarutkan.
b. Tes Kuantitatif
i. Tes Lowry
Pereaksi biuret dikombinasikan dengan pereaksi Folin-Ciocalteu
Phenol dan akan bereaksi dengan residu tirosin dan triptofan dalam protein
untuk menghasilkan warna biru (Sudarmadji dkk., 1997 dalam Putri dkk.,
2013). Warna biru ini dapat diukur secara kuantitatif melalui spektrofotometri
(Blainski et al., 2013).
ii. Tes Bradford
Coomassie Brilliant Blue G-250 berikatan dengan protein melalui
ikatan ionik antara gugus sulfat negatif pereagen dan gugus amina positif
protein, ditambah dengan adanya ikatan Van der Waals antara pereagen dan
protein. Coomassie G-250 dapat menciptakan prosedur pewarnaan yang
cepat dan lebih nyaman. Pereagen ini memunculkan bentuk leuko (leuco
form) ketika pH berada dibawah 2. Leuco form akan memunculkan warna biru
ketika berikatan dengan protein yang memiliki pH lebih netral. Warna biru
yang ditimbulkan oleh Coomassie G-250 pada setiap sampel konsentrasi
protein memiliki intensitas jelas yang dapat dibedakan oleh mata serta dapat
diukur secara kuantitatif dengan spektrofotometer (Anonymous, 2014).
5. Hasil dan Pembahasan
c. Tes Kualitatif
i. Pengendapan Protein
Susu
Kelompok HgCl2 Pb(Ac)2 Asam pikrat (NH4)2SO4 H2O
1-5 (susu
greenfield)
Tidak ada endapan Terbentuk
endapan putih
di bawah
Tidak ada
endapan,
warnanya
menyatu
dengan warna
kuning
Terbentuk
endapan
putih di atas
Tidak ada
perubahan
Telur
Kelompok HgCl2 Pb(Ac)2 Asam pikrat (NH4)2SO4 H2O
1-5 Terbentuk
endapan di bawah
Terbentuk
endapan putih
di bawah
Warna kuning
tetap,
terbentuk
Terbentuk
endapan
putih
Terbentuk
endapan
putih di
bawah
endpan putih
di bawah
tersebar di
cairan
d. Tes Kuantitatif
i. Metode Lowry
ii. Metode Bradford
y = 0,2912x
R² = 0,7163
0
0,05
0,1
0,15
0,2
0,25
0,3
0,35
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1
Larutan standar
Larutan standar
Linear (Larutan
standar)
y = 0,4638x
R² = 0,9926
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
1
0 0,5 1 1,5 2 2,5
ABSORBANSI
KONSENTRASI BSA

More Related Content

What's hot

Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratFransiska Puteri
 
Uji Vitamin B
Uji Vitamin BUji Vitamin B
Uji Vitamin B
Ernalia Rosita
 
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-ovenAnalisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-ovenAgres Tarigan
 
Uji Moore
Uji MooreUji Moore
Uji Moore
Ernalia Rosita
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrin
Astri Maulida
 
PENETAPAN KADAR LEMAK
PENETAPAN KADAR LEMAKPENETAPAN KADAR LEMAK
PENETAPAN KADAR LEMAK
Mutiara Nanda
 
Uji Vitamin E
Uji Vitamin EUji Vitamin E
Uji Vitamin E
Ernalia Rosita
 
Uji Ninhydrin
Uji NinhydrinUji Ninhydrin
Uji Ninhydrin
Ernalia Rosita
 
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditasPenentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
UIN Alauddin Makassar
 
Kimia, Gizi, dan Pangan (TPHT)
Kimia, Gizi, dan Pangan (TPHT)Kimia, Gizi, dan Pangan (TPHT)
Kimia, Gizi, dan Pangan (TPHT)
Muhammad Eko
 
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemakLaporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Melina Eka
 
Teknologi Fermentasi pada Natadecoco
Teknologi Fermentasi pada NatadecocoTeknologi Fermentasi pada Natadecoco
Teknologi Fermentasi pada Natadecoco
Nuruliswati
 
Uji Protein Biokimia
Uji Protein BiokimiaUji Protein Biokimia
Uji Protein Biokimia
pure chems
 
Modul 3 tes kuantitatif dan kualitatif lipid
Modul 3   tes kuantitatif dan kualitatif lipidModul 3   tes kuantitatif dan kualitatif lipid
Modul 3 tes kuantitatif dan kualitatif lipid
Venansi Viktaria
 
Lemak
LemakLemak
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aasPengujian kadar besi dalam air dengan metode aas
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas
UIN Alauddin Makassar
 
92349448 reaksi-browning-pencoklatan-pada-makanan
92349448 reaksi-browning-pencoklatan-pada-makanan92349448 reaksi-browning-pencoklatan-pada-makanan
92349448 reaksi-browning-pencoklatan-pada-makananNovita Ardyanti
 

What's hot (20)

Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
 
Uji Vitamin B
Uji Vitamin BUji Vitamin B
Uji Vitamin B
 
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-ovenAnalisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
 
Uji Moore
Uji MooreUji Moore
Uji Moore
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrin
 
Karbohidrat II
Karbohidrat IIKarbohidrat II
Karbohidrat II
 
Karakteristik kapang dan peranannya
Karakteristik kapang dan peranannyaKarakteristik kapang dan peranannya
Karakteristik kapang dan peranannya
 
PENETAPAN KADAR LEMAK
PENETAPAN KADAR LEMAKPENETAPAN KADAR LEMAK
PENETAPAN KADAR LEMAK
 
Uji Vitamin E
Uji Vitamin EUji Vitamin E
Uji Vitamin E
 
Uji Ninhydrin
Uji NinhydrinUji Ninhydrin
Uji Ninhydrin
 
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditasPenentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
 
Kimia, Gizi, dan Pangan (TPHT)
Kimia, Gizi, dan Pangan (TPHT)Kimia, Gizi, dan Pangan (TPHT)
Kimia, Gizi, dan Pangan (TPHT)
 
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemakLaporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemak
 
Teknologi Fermentasi pada Natadecoco
Teknologi Fermentasi pada NatadecocoTeknologi Fermentasi pada Natadecoco
Teknologi Fermentasi pada Natadecoco
 
Uji Protein Biokimia
Uji Protein BiokimiaUji Protein Biokimia
Uji Protein Biokimia
 
Kimia Analitik I
Kimia Analitik IKimia Analitik I
Kimia Analitik I
 
Modul 3 tes kuantitatif dan kualitatif lipid
Modul 3   tes kuantitatif dan kualitatif lipidModul 3   tes kuantitatif dan kualitatif lipid
Modul 3 tes kuantitatif dan kualitatif lipid
 
Lemak
LemakLemak
Lemak
 
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aasPengujian kadar besi dalam air dengan metode aas
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas
 
92349448 reaksi-browning-pencoklatan-pada-makanan
92349448 reaksi-browning-pencoklatan-pada-makanan92349448 reaksi-browning-pencoklatan-pada-makanan
92349448 reaksi-browning-pencoklatan-pada-makanan
 

Similar to Modul 4 tes kualitatif dan tes kuantitatif protein

Ulasan biokimia
Ulasan biokimiaUlasan biokimia
Ulasan biokimia
Eva Apriliyana Rizki
 
Protein
ProteinProtein
Laporan biokimia asam amino protein
Laporan biokimia   asam amino proteinLaporan biokimia   asam amino protein
Laporan biokimia asam amino proteinMifta Rahmat
 
Laporan biokimia hidrolisis protein
Laporan biokimia   hidrolisis proteinLaporan biokimia   hidrolisis protein
Laporan biokimia hidrolisis protein
Mifta Rahmat
 
Laporan in vitro-pembahasan vfa
Laporan in vitro-pembahasan vfaLaporan in vitro-pembahasan vfa
Laporan in vitro-pembahasan vfa
Esteriana Cristanti
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 2 Identifikasi 2
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 2 Identifikasi 2ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 2 Identifikasi 2
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 2 Identifikasi 2
Fransiska Puteri
 
Uji Biuret
Uji BiuretUji Biuret
Uji Biuret
Ernalia Rosita
 
Protein
ProteinProtein
Protein
Mardiana
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
UNESA
 
Uji Xantoprotein
Uji XantoproteinUji Xantoprotein
Uji Xantoprotein
Ernalia Rosita
 
praktikum biokimia
praktikum biokimiapraktikum biokimia
praktikum biokimia
Susiie Welewele
 
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatisLaporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Parid Nurahman
 
Praktikum bio protein
Praktikum bio proteinPraktikum bio protein
Praktikum bio protein
ganidonk
 
Uji Millon
Uji MillonUji Millon
Uji Millon
Ernalia Rosita
 
Power Point Protein
Power Point ProteinPower Point Protein
Power Point Protein
Fefi Puspitasari
 
Ujiproteinkimia
UjiproteinkimiaUjiproteinkimia
Ujiproteinkimia
Mita Megah
 
Makalah protein plasma
Makalah protein plasmaMakalah protein plasma
Makalah protein plasma
Sentra Komputer dan Foto Copy
 
5 protein
5 protein5 protein
Praktikum Kimia - Uji Protein
Praktikum Kimia - Uji ProteinPraktikum Kimia - Uji Protein
Praktikum Kimia - Uji Protein
Thoyib Antarnusa
 

Similar to Modul 4 tes kualitatif dan tes kuantitatif protein (20)

Ulasan biokimia
Ulasan biokimiaUlasan biokimia
Ulasan biokimia
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Laporan biokimia asam amino protein
Laporan biokimia   asam amino proteinLaporan biokimia   asam amino protein
Laporan biokimia asam amino protein
 
Laporan biokimia hidrolisis protein
Laporan biokimia   hidrolisis proteinLaporan biokimia   hidrolisis protein
Laporan biokimia hidrolisis protein
 
Laporan in vitro-pembahasan vfa
Laporan in vitro-pembahasan vfaLaporan in vitro-pembahasan vfa
Laporan in vitro-pembahasan vfa
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 2 Identifikasi 2
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 2 Identifikasi 2ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 2 Identifikasi 2
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 2 Identifikasi 2
 
Uji Biuret
Uji BiuretUji Biuret
Uji Biuret
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
 
Uji Xantoprotein
Uji XantoproteinUji Xantoprotein
Uji Xantoprotein
 
praktikum biokimia
praktikum biokimiapraktikum biokimia
praktikum biokimia
 
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatisLaporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
 
Praktikum bio protein
Praktikum bio proteinPraktikum bio protein
Praktikum bio protein
 
Uji Millon
Uji MillonUji Millon
Uji Millon
 
Power Point Protein
Power Point ProteinPower Point Protein
Power Point Protein
 
Ujiproteinkimia
UjiproteinkimiaUjiproteinkimia
Ujiproteinkimia
 
4. bab iv praktikum
4. bab iv praktikum4. bab iv praktikum
4. bab iv praktikum
 
Makalah protein plasma
Makalah protein plasmaMakalah protein plasma
Makalah protein plasma
 
5 protein
5 protein5 protein
5 protein
 
Praktikum Kimia - Uji Protein
Praktikum Kimia - Uji ProteinPraktikum Kimia - Uji Protein
Praktikum Kimia - Uji Protein
 

More from Venansi Viktaria

Cri du chat syndrome
Cri du chat syndromeCri du chat syndrome
Cri du chat syndrome
Venansi Viktaria
 
Modul 5 tes kualitatif enzim
Modul 5   tes kualitatif enzimModul 5   tes kualitatif enzim
Modul 5 tes kualitatif enzim
Venansi Viktaria
 
Modul 2 tes kualitatif dan kuantitatif karbohidrat
Modul 2   tes kualitatif dan kuantitatif karbohidratModul 2   tes kualitatif dan kuantitatif karbohidrat
Modul 2 tes kualitatif dan kuantitatif karbohidrat
Venansi Viktaria
 
Eritroblastosis Fetalis
Eritroblastosis FetalisEritroblastosis Fetalis
Eritroblastosis Fetalis
Venansi Viktaria
 
Hukum Total Peluang
Hukum Total PeluangHukum Total Peluang
Hukum Total Peluang
Venansi Viktaria
 
Fusi Protoplasma
Fusi ProtoplasmaFusi Protoplasma
Fusi Protoplasma
Venansi Viktaria
 

More from Venansi Viktaria (6)

Cri du chat syndrome
Cri du chat syndromeCri du chat syndrome
Cri du chat syndrome
 
Modul 5 tes kualitatif enzim
Modul 5   tes kualitatif enzimModul 5   tes kualitatif enzim
Modul 5 tes kualitatif enzim
 
Modul 2 tes kualitatif dan kuantitatif karbohidrat
Modul 2   tes kualitatif dan kuantitatif karbohidratModul 2   tes kualitatif dan kuantitatif karbohidrat
Modul 2 tes kualitatif dan kuantitatif karbohidrat
 
Eritroblastosis Fetalis
Eritroblastosis FetalisEritroblastosis Fetalis
Eritroblastosis Fetalis
 
Hukum Total Peluang
Hukum Total PeluangHukum Total Peluang
Hukum Total Peluang
 
Fusi Protoplasma
Fusi ProtoplasmaFusi Protoplasma
Fusi Protoplasma
 

Modul 4 tes kualitatif dan tes kuantitatif protein

  • 1. Tes Kualitatif dan Tes Kuantitatif Protein 1. Latar Belakang Protein adalah substansi yang tersusun atas asam-asam amino yang mengandung nitrogen. Protein berperan sebagai struktur penyusun terbesar otot dan jaringan-jaringan lainnya dalam tubuh. Agar dapat digunakan oleh tubuh, protein harus dipecah menjadi strukturnya yang paling sederhana yakni asam-asam amino melalui proses metabolisme. Sejauh ini telah diketahui 20 jenis asam amino yang penting bagi pertumbuhan dan metabolisme manusia. 12 diantaranya (dimana 11 terdapat pada anak-anak) merupakan asam amino non-esensial, yang berarti asam-asam amino ini dapat disintesis oleh tubuh. Sedangkan sisanya merupakan asam amino esensial, yang berarti manusia membutuhkan asupan asam- asam amino ini dari luar tubuh. Kekurangan satu jenis saja dari asam-asam amino ini dapat mengganggu pertumbuhan jaringan (Hoffman dan Falvo, 2004). Isolasi protein perlu dilakukan untuk dapat mempelajari protein lebih lanjut, melalui tes kualitatif dan tes kuantitatif (Sattayasai, 2012). Analisis protein secara kuantitatif dan kualitatif dilakukan untuk mengukur kadar protein dalam bahan makanan (Hermiastuti, 2013). 2. Tes Kualitatif Protein a. Pengendapan Protein Teknik pengendapan untuk protein tertentu bergantung pada agen pengendapan yang digunakan serta proses pengendapan menggunakan agen tersebut (Lovrien dan Matulis, 1997). Protein dapat mengendap dalam garam berkonsentrasi tinggi, logam berat, serta alkohol (Girindra dan Aisjah, 1990 dalam Kurniati, 2009). Pengendapan protein dapat dilakukan dengan pemanasan dan penambahan asam agar mencapai pH tertentu atau disebut pH isoelektrik (Triyono, 2010). 3. Tes Kuantitatif Protein a. Tes Lowry Metode ini dikembangkan menggunakan reagen pendeteksi Folin- Ciocalteauphenol yang berfungsi mendeteksi gugus-gugus fenolik (Bintang, 2010 dalam Dewi, 2013). Folin-Ciocalteauphenol dapat mendeteksi residu oksidasi dimana gugus fenolik tirosin akan mereduksi fosfotungstat dan fosfomolibdat yang terdapat pada reagen tersebut menjadi tungsten dan molibden yang berwarna biru (Dewi, 2013). Hasil reaksi berupa warna kebiruan dapat dibaca ketika menggunakan panjang gelombang 500-750 nm (Soeharsono, 2006). b. Tes Bradford Metode ini berdasarkan pada pembentukan kompleks antara Coomasie Brilliant Blue (CBB) dengan larutan protein yang diukur pada panjang gelombang 595 nm. Pembentukan komplek disebabkan oleh adanya ikatan antara pewarna CBB dengan protein melalui interaksi ionik antara gugus asam sulfonat dengan gugus asam amina protein. Umumnya berat molekul peptida atau protein harus lebih besar dari 3000 Da untuk menghasilkan warna biru dengan reagen Bradford. Banyaknya ligan yang berikatan dengan molekul protein sebanding dengan muatan positif protein, sehingga jumlah absorbansi sebanding dengan kadar protein dalam sampel (Pierce, 2005 dalam Hermiastuti, 2013). 4. Analisis Prosedur a. Tes Kualitatif i. Pengendapan Protein Kemampuan protein mengendap berkaitan erat dengan kemampuan protein itu sendiri untuk larut. Kelarutan protein dapat dipengaruhi oleh
  • 2. faktor ekstrinsik, seperti pH, kuat lemahnya ion, suhu, dan keberadaan berbagai macam jenis pelarut (Kramer et al., 2012). HgCl2 dan Pb(Ac)2 ditambahkan sebab ion positif Hg+ dan Pb2+ dapat mengendapkan protein. Hal ini disebabkan adanya reaksi yang terjadi antara sisi positif logam berat dengan sisi negatif protein (Tika, 2010). Asam pikrat digunakan sebab asam pikrat merupakan salah satu jenis alkaloid reagensia yang dapat mengendapkan protein. Ion negatif dari asam pikrat akan bergabung dengan protein yang bermuatan positif sehingga terbentuk garam proteinat yang mengendap (Saraswati, 2015). Garam (NH4)2SO4 digunakan sebab kelarutan protein dalam suatu larutan garam sangat rendah (Redhana, 2004 dalam Tika, 2010). Air tidak bersifat mengendapkan melainkan melarutkan. b. Tes Kuantitatif i. Tes Lowry Pereaksi biuret dikombinasikan dengan pereaksi Folin-Ciocalteu Phenol dan akan bereaksi dengan residu tirosin dan triptofan dalam protein untuk menghasilkan warna biru (Sudarmadji dkk., 1997 dalam Putri dkk., 2013). Warna biru ini dapat diukur secara kuantitatif melalui spektrofotometri (Blainski et al., 2013). ii. Tes Bradford Coomassie Brilliant Blue G-250 berikatan dengan protein melalui ikatan ionik antara gugus sulfat negatif pereagen dan gugus amina positif protein, ditambah dengan adanya ikatan Van der Waals antara pereagen dan protein. Coomassie G-250 dapat menciptakan prosedur pewarnaan yang cepat dan lebih nyaman. Pereagen ini memunculkan bentuk leuko (leuco form) ketika pH berada dibawah 2. Leuco form akan memunculkan warna biru ketika berikatan dengan protein yang memiliki pH lebih netral. Warna biru yang ditimbulkan oleh Coomassie G-250 pada setiap sampel konsentrasi protein memiliki intensitas jelas yang dapat dibedakan oleh mata serta dapat diukur secara kuantitatif dengan spektrofotometer (Anonymous, 2014). 5. Hasil dan Pembahasan c. Tes Kualitatif i. Pengendapan Protein Susu Kelompok HgCl2 Pb(Ac)2 Asam pikrat (NH4)2SO4 H2O 1-5 (susu greenfield) Tidak ada endapan Terbentuk endapan putih di bawah Tidak ada endapan, warnanya menyatu dengan warna kuning Terbentuk endapan putih di atas Tidak ada perubahan Telur Kelompok HgCl2 Pb(Ac)2 Asam pikrat (NH4)2SO4 H2O 1-5 Terbentuk endapan di bawah Terbentuk endapan putih di bawah Warna kuning tetap, terbentuk Terbentuk endapan putih Terbentuk endapan putih di bawah
  • 3. endpan putih di bawah tersebar di cairan d. Tes Kuantitatif i. Metode Lowry ii. Metode Bradford y = 0,2912x R² = 0,7163 0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 Larutan standar Larutan standar Linear (Larutan standar) y = 0,4638x R² = 0,9926 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 0 0,5 1 1,5 2 2,5 ABSORBANSI KONSENTRASI BSA