SlideShare a Scribd company logo
II. TINJAUAN PUSTAKA
4.2. Pengukuran Konsentrasi VFA Total (Volatil Fatty Acid)
Jerami padi merupakan bahan pakan ruminansia yang tergolong bahan pakan
yang berkualitas rendah, karena jerami padi tersusun oleh selulosa, hemiselulosa,
silika dan lignin. Maynard et al. (1979) dalam Bata (2008) menyatakan bahwa
lignin yang terdapat pada dinding sel merupakan penghalang bagi kerja enzim yang
mencerna selulosa dan hemiselulosa. Karakteristik Jerami adalah tingginya
kandungan serat yang tidak dapat dicerna karena lignifikasi selulosa yang tinggi
sehingga kecernaannya juga menurun (Bata, 2008; Nisa et al., 2004).
Upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas jerami padi, dengan
mempertimbangkan murah, praktis dan hasilnya disukai ternak adalah teknik
amoniasi. Amoniasi jerami padi menggunakan urea dapat meningkatkan
kandungan nitrogen (Bata, 2008; McDonald et al., 2002), palatabilitas, konsumsi
dan kecernaan pakan (Bata, 2008; Ahmed et al., 2002). Dosis urea yang
ditambahkan ke dalam jerami jumlahnya sekitar 4 – 6 persen dari berat jerami.
Dosis urea yang ditaburkan ke dalam jerami jika terlalu banyak tidak akan
memberikan pengaruh signifikan terhadap nilai nutrisi pada jerami (Bata, 2008;
Ikhsan, 2005).
Harini (2008) dalam Bata (2008) menyatakan bahwa, produksi NH3
mengalami penurunan dan sintesis protein mikroba mengalami peningkatan sejalan
dengan peningkatan penambahan molases pada jerami padi. Selain itu juga
dilaporkan terjadi penurunan produksi VFA dan peningkatkan sintesis protein
mikroba. Konsentrasi VFA semakin rendah berarti semakin banyak pula VFA yang
digunakan sebagai sumber energi oleh mikroba rumen untuk sintesis protein
mikroba. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa dengan semakin banyaknya level
penambahan molases yang mengandung karbohidrat fermentable maka akan
mengakibatkan aktifitas mikroba rumen menjadi optimal untuk memanfaatkan N
dari jerami padi amoniasi. Ketersediaan karbohidrat fermentable sebagai sumber
energi pada akhirnya dapat meningkatkan kecernaan bahan kering (Bata, 2008).
Penggunaan molases 6 dan 12% dan konsentrat diharapkan dapat menyediakan
energi pada tahap awal periode inkubasi, sementara karbohidrat yang sulit
difermentasi dari jerami padi diharapkan memasok energi menjelang akhir periode
inkubasi. Kombinasi pada level tertentu antara molases dan berbagai jenis urea
ternyata belum dapat memperbaiki ESPM sampai 12 jam inkubasi, sebagaimana
laporan sebelumnya (Kardaya et al., 2010; Karsli dan Russell, 2001) bahwa
berbagai rasio karbohidrat struktural dan nonstruktural sedikit sekali pengaruhnya
terhadap ESPM. Sementara itu, laju produksi biomassa mikroba dan SPM belum
mencapai tahap stabil sampai inkubasi 12 jam. Diduga bahwa sampai inkubasi 12
jam, laju cerna bahan organik sebagai akibat peningkatan kadar molases dan
substitusi U oleh US, UZ, atau USZ, belum dapat menciptakan keseimbangan
antara NH3 dan VFA yang optimal untuk SPM yang maksimal. Waktu inkubasi
antara 24 dan 48 jam, laju SPM dan laju cerna bahan organik mencapai kisaran
angka terendah yang menunjukkan bahwa SPM dan BOT telah mencapai kisaran
angka maksimal (Kardaya et al., 2010).
Produksi VFA penelitian dengan menggunakan metode penyulingan uap
(Krooman, et. al., 1967) berkisar antara 110,00 - 122,50 mM. Hasil produksi VFA
ini sudah mencukupi untuk pertumbuhan mikrobia secara optimal. Berdasarkan
hasil penelitian Tanuwiria et al. (2006) dalam Widodo et al. (2012), pakan dengan
PK 10,14% dan TDN 71,29% menghasilkan konsentrasi VFA antara 109 - 153 mM
dan sudah mencukupi untuk pertumbuhan mikrobia secara optimal. Hasil penelitian
Mayangsari (2011) dalam Widodo et al. (2012), pakan komplit dengan PK 13% dan
TDN 63% menghasilkan produksi VFA antara 122,25 - 158,75 mM. Soebarinoto
et al. (1991), menjelaskan bahwa banyaknya VFA yang terbentuk sangat
dipengaruhi oleh tipe pakan (komposisi ransum, perbandingan hijauan dan
konsentrat, tingkat protein), pengolahan (digiling, bentuk pellet, pemanasan),
frekuensi pemberian pakan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2. Pengukuran Konsentrasi VFA Total (Volatil Fatty Acid)
Pengukuran konsentrasi VFA total memiliki tujuan untuk mengukur seberapa
banyak pakan yang dikonsumsi bersifat fermentabel di dalam rumen dengan
bantuan mikroba rumen. Pakan dikatakan efisien apabila jumlah pakan yang
fermentabel sebanding dengan jumlah pakan yang dikonsumsi. Pengukuran VFA
pada praktikum percobaan in vitro menggunakan supernatan dari sampel jerami
padi amoniasi yang dilakukan percobaan fermentatif dengan menggunakan teknik
penyulingan uap. Prinsip dari pengukuran konsentrasi VFA, yaitu menguapkan
asam lemak atsiri (VFA) dengan teknik penyulingan dan mengikat dengan larutan
basa sehingga terbentuk garam. Kelebihan basa yang tidak terbentuk garam dititrasi
dengan asam (Kromann et al., 1967).
Pengukuran konsentrasi VFA menggunakan larutan H2SO4 15% sebagai
penguap VFA dalam supernatan dan VFA selanjutnya akan diikat oleh NaOH 0,5
N. Penggunaan indikator phenolpthalein yang bersifat basa kuat berfungsi sebagai
indikator warna phink atau merah muda yang akan dinetralkan dengan titran HCl
0,5 N yang bersifat asam kuat. Larutan blanko dibuat sebagai larutan pembanding
dengan sampel yang digunakan dan dibuat dari 5 ml NaOH 0,5 N dan 5 ml HCl 0,5
N. Volume HCl 0,5 N yang digunakan untuk titrasi blanko adalah 4,5 ml, sedangkan
volume HCl 0,5 N yang digunakan untuk titrasi supernatan JPA5U1 (Jerami Padi
Amoniasi 5 Ulangan 1) dan JPA5U2 masing-masing secara berurutan adalah 4,7
ml dan 3,7 ml. Hasil penghitungan konsentrasi VFA dari JPA5U1 adalah -20 mM
dan JPA5U2 adalah 80mM. Hasil penghitungan konsentrasi VFA pada supernatan
JPA5U1 negatif karena terjadi kesalahan saat percobaan, yaitu 5 ml supernatan
yang dimasukkan di dalam desikator tidak seluruhnya masuk dalam tabung
destilator tetapi ada yang keluar dari tabung destilator sehingga VFA yang
tertangkap hanya sedikit yang dapat dibuktikan dengan volume tirasi HCl 0,5 N
yang dibutuhkan untuk destilat lebih besar dari volume titrasi HCl 0,5 N yang
dibutuhkan untuk titrasi blanko sehingga hasil tidak akurat.
Kecernaan Bahan Kering (KBK) dan Kecernaan Bahan Organik (KBO) dari
sampel yang digunakan tergolong cukup baik yang dapat dibuktikan dengan hasil
dari pengukuran konsentrasi JPA5U2, artinya semakin tinggi KBK dan KBO maka
semakin tinggi konsentrasi VFA dari sampel yang diuji tersebut yang berarti pakan
tersebut fermentabel atau cocok diberikan untuk ternak. Hasil menunjukan bahwa
konsentrasi VFA cukup baik yaitu berkisar 80 mM berdasarkan pengujian yang
tepat dan akurat. Hasil produksi VFA ini sudah mencukupi untuk pertumbuhan
mikrobia secara optimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutardi et al. (1983),
bahwa konsentrasi VFA optimal yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikrobia
adalah 80 - 160 mM.
Asam lemak atsiri (VFA) terbagi menjadi 3 bagian dengan fungsi yang
berbeda, yaitu C2 atau asetat sebagai prekursor pembentukan lemak susu yang
terdapat dalam hijauan, C3 atau propionat yang terdapat pada leguminosa atau
konsentrat sebagai prekursor pembentukan glukosa otot untuk pembentukan daging
atau peningkatan PBBH (Pertumbuhan Bobot Badan Harian), dan C4 atau butirat
yang ada pada hijauan dan konsentrat yang berfungsi menyintesis benda-benda
keton pemicu terjadinya ketonosis. Soebarinoto et al. (1991), menjelaskan bahwa
banyaknya VFA yang terbentuk sangat dipengaruhi oleh tipe pakan (komposisi
ransum, perbandingan hijauan dan konsentrat, tingkat protein), pengolahan
(digiling, bentuk pellet, pemanasan), frekuensi pemberian pakan. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Theodorou dkk.(1994) dalam Aswandi dkk.(2012) menyatakan,
bahwa bila ternak mengkonsumsi pakan yang banyak mengandung serat atau
karbohidrat struktural maka pakan fermentabel, tetapi bila pakan lebih banyak
mengandung pati atau karbohidrat yang mudah larut maka pakan kurang
fermnentabel. Fondevila dkk. (2002) dalam Aswandi dkk. (2012) mengemukakan,
perubahan pakan dapat mengakibatkan pergeseran populasi mikrobia silulolitik dan
amilolitik di rumen. Jumlah mikrobia selulolitik menurun jika terjadi fermentasi
pati di dalam rumen, yang pada akhirnya mempengaruhi kondisi pH dalam rumen.
Kondisi pH rendah akan menghambat pertumbuhan bakteri selulolitik, sehingga
akan menghambat pencernaan hijauan (Aswandi, dkk., 2012).
Salah satu faktor yang mempengaruhi pH rumen ialah sifat fisik, jenis dan
komposisi kimia pakan yang dikonsumsi. Meng et al., (1999) Aswandi dkk. (2012)
menyatakan, fermentasi yang ideal di dalam rumen membutuhkan pH dengan
kisaran 5 - 7,5. Fondivila dkk. (2002) dalam Aswandi dkk. (2012) menyatakan,
bahwa kondisi optimum untuk aktivitas mikroba mensintesis protein di dalam
rumen pH 6,13 - 6,35. Theodorou dkk. (1994) dalam Aswandi dkk. (2012)
menyatakan bila ternak mengkonsumsi pakan banyak mengandung serat atau
karbohidrat struktural maka pH cendrung kearah 7,5 tetapi bila pakan lebih banyak
mengandung pati atau karbohidrat yang mudah larut maka pH cendrung kearah 5.
VFA tidak sepenuhnya dalam bentuk C2, C3, dan C4 tetapi ada juga dalam bentuk
oligopeptida yang akan diubah menjadi asam amino yang akan dideaminasi
menjadi asam alfa (α) keto dengan bantuan mikroba rumen. Menurut McDonald
dkk. (2002) dalam Aswandi dkk. (2012) menyatakan, jika pati meningkat atau
propionat dan butirat meningkat maka pH akan menurun menjadi 4,5-5.
Daftar Pustaka
Aswandi, dkk. 2012. Efek Complete Feed Bongol Berbagai Varietas Tanaman
Pisang terhadap Ph, Nh3 Dan Vfa pada Kambing Kacang. JITP. Vol 2 (2) :
103-104.
Bata, M. 2008. Pengaruh Molases Pada Amoniasi Jerami Padi Menggunakan Urea
Terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik In Vitro. Agripet. Vol
8(2):15,18.
Kardaya, D. et al. 2010. Urea Lepas-Lamban dalam Ransum Berbasis Jerami Padi
untuk Meningkatkan Efisiensi Sintesis Protein Mikroba Rumen Secara In
Vitro. JITV. 15(2):114.
Kromann, R. P., J. H. Meyer, and W. J. Stielau. 1967. Steam destillation of volatile
fatty acid in rumen ingesta. J. Dairy Sci. 50:73.
Sutardi, T., N. A. Sigit dan T. Toharmat. 1983. Standarisasi Mutu Protein Bahan
Makanan Ternak Ruminansia, Berdasarkan Parameter Metabolismenya oleh
Mikrobia Rumen. Proyek Pengembangan Ilmu dan Teknologi. Ditjen
Pendidikan Tinggi, Jakarta.
Soebarinoto, S. Chuzaemi dan Mashudi. 1991. Ilmu Gizi Ruminansia. Animal
Husbandary Project, Universitas Brawijaya, Malang.
Widodo et al. 2012. Kecernaan Bahan Kering, Kecernaan Bahan Organik, Produksi
VFA dan NH3 Pakan Komplit dengan Level Jerami Padi Berbeda secara In
Vitro.Animal Agricultural Journal. Vol. 1(1):227.

More Related Content

What's hot

proposal beasiswa daerah
proposal beasiswa daerahproposal beasiswa daerah
proposal beasiswa daerah
Nur Baiti Purnamasari
 
Panduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSS
Panduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSSPanduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSS
Panduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSS
Muliadin Forester
 
Makalah Lingkungan Kerja.pdf
Makalah Lingkungan Kerja.pdfMakalah Lingkungan Kerja.pdf
Makalah Lingkungan Kerja.pdf
nagaganas1
 
Sapi Zebu non India & Sapi inggris
Sapi Zebu non India & Sapi inggrisSapi Zebu non India & Sapi inggris
Sapi Zebu non India & Sapi inggris
Jajat Rohmana
 
Mikroekonomi bab 3 perilaku konsumen
Mikroekonomi bab 3 perilaku konsumenMikroekonomi bab 3 perilaku konsumen
Mikroekonomi bab 3 perilaku konsumen
Annisa Khoerunnisya
 
285 Proposal PKM 5 Bidang Mahasiswa UGM yang Didanai 2015/2016
285 Proposal PKM 5 Bidang Mahasiswa UGM yang Didanai 2015/2016285 Proposal PKM 5 Bidang Mahasiswa UGM yang Didanai 2015/2016
285 Proposal PKM 5 Bidang Mahasiswa UGM yang Didanai 2015/2016
Subdit Kreativitas Mahasiswa Universitas Gadjah Mada
 
Proposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKM
Proposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKMProposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKM
Proposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKM
Sarjanawiyata Tamansiswa University
 
Elastisitas
ElastisitasElastisitas
Elastisitas
Grani Ramadhani
 
Powerpoint profil pribadi keren
Powerpoint profil pribadi kerenPowerpoint profil pribadi keren
Powerpoint profil pribadi keren
Sesi_winarni29
 
Matematika ekonomi (Elastisitas Permintaan dan Penawaran)
Matematika ekonomi (Elastisitas Permintaan dan Penawaran)Matematika ekonomi (Elastisitas Permintaan dan Penawaran)
Matematika ekonomi (Elastisitas Permintaan dan Penawaran)
hanum nazmi
 
IBM1_Pengantar Telur
IBM1_Pengantar TelurIBM1_Pengantar Telur
IBM1_Pengantar TelurTitis Sari
 
Ppt pkm k
Ppt pkm kPpt pkm k
Power point smk penjualan usaha kue
Power point smk penjualan usaha kuePower point smk penjualan usaha kue
Power point smk penjualan usaha kue
Jack Mclean
 
Laporan praktikum pembuatan yoghurt
Laporan praktikum pembuatan yoghurtLaporan praktikum pembuatan yoghurt
Laporan praktikum pembuatan yoghurtRiska Setiyoningtyas
 
linear programming metode simplex
linear programming metode simplexlinear programming metode simplex
linear programming metode simplex
Bambang Kristiono
 
Business Plan Catering Sehat Anak "LC Catering"
Business Plan Catering Sehat Anak "LC Catering"Business Plan Catering Sehat Anak "LC Catering"
Business Plan Catering Sehat Anak "LC Catering"
Iva Prima Septanita
 
Pangan Fungsional
Pangan FungsionalPangan Fungsional
Pangan Fungsional
Johny Syah
 

What's hot (20)

Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
 
Persentasi singkong
Persentasi singkongPersentasi singkong
Persentasi singkong
 
proposal beasiswa daerah
proposal beasiswa daerahproposal beasiswa daerah
proposal beasiswa daerah
 
Panduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSS
Panduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSSPanduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSS
Panduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSS
 
Makalah Lingkungan Kerja.pdf
Makalah Lingkungan Kerja.pdfMakalah Lingkungan Kerja.pdf
Makalah Lingkungan Kerja.pdf
 
Sapi Zebu non India & Sapi inggris
Sapi Zebu non India & Sapi inggrisSapi Zebu non India & Sapi inggris
Sapi Zebu non India & Sapi inggris
 
Mikroekonomi bab 3 perilaku konsumen
Mikroekonomi bab 3 perilaku konsumenMikroekonomi bab 3 perilaku konsumen
Mikroekonomi bab 3 perilaku konsumen
 
285 Proposal PKM 5 Bidang Mahasiswa UGM yang Didanai 2015/2016
285 Proposal PKM 5 Bidang Mahasiswa UGM yang Didanai 2015/2016285 Proposal PKM 5 Bidang Mahasiswa UGM yang Didanai 2015/2016
285 Proposal PKM 5 Bidang Mahasiswa UGM yang Didanai 2015/2016
 
Proposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKM
Proposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKMProposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKM
Proposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKM
 
Elastisitas
ElastisitasElastisitas
Elastisitas
 
Powerpoint profil pribadi keren
Powerpoint profil pribadi kerenPowerpoint profil pribadi keren
Powerpoint profil pribadi keren
 
Matematika ekonomi (Elastisitas Permintaan dan Penawaran)
Matematika ekonomi (Elastisitas Permintaan dan Penawaran)Matematika ekonomi (Elastisitas Permintaan dan Penawaran)
Matematika ekonomi (Elastisitas Permintaan dan Penawaran)
 
IBM1_Pengantar Telur
IBM1_Pengantar TelurIBM1_Pengantar Telur
IBM1_Pengantar Telur
 
Ppt pkm k
Ppt pkm kPpt pkm k
Ppt pkm k
 
Power point smk penjualan usaha kue
Power point smk penjualan usaha kuePower point smk penjualan usaha kue
Power point smk penjualan usaha kue
 
Laporan praktikum pembuatan yoghurt
Laporan praktikum pembuatan yoghurtLaporan praktikum pembuatan yoghurt
Laporan praktikum pembuatan yoghurt
 
linear programming metode simplex
linear programming metode simplexlinear programming metode simplex
linear programming metode simplex
 
Contoh naskah mc
Contoh naskah mcContoh naskah mc
Contoh naskah mc
 
Business Plan Catering Sehat Anak "LC Catering"
Business Plan Catering Sehat Anak "LC Catering"Business Plan Catering Sehat Anak "LC Catering"
Business Plan Catering Sehat Anak "LC Catering"
 
Pangan Fungsional
Pangan FungsionalPangan Fungsional
Pangan Fungsional
 

Viewers also liked

Office 365 01
Office 365 01Office 365 01
Office 365 01
Andriy Andrukhovski
 
Rajesh_105902705
Rajesh_105902705Rajesh_105902705
Rajesh_105902705Rajesh Jha
 
Bhagyashree resume
Bhagyashree resumeBhagyashree resume
Noun and its type
Noun and its typeNoun and its type
Noun and its type
Anaya Zafar
 
Rogue Science Ad-Lib Special Vol I
Rogue Science Ad-Lib Special Vol IRogue Science Ad-Lib Special Vol I
Rogue Science Ad-Lib Special Vol I
Verse the System Studios
 
Eurostar Scientific eBrochure
Eurostar Scientific eBrochureEurostar Scientific eBrochure
Eurostar Scientific eBrochureJoanne Rule
 
Certificado - Luís Chaves
Certificado - Luís ChavesCertificado - Luís Chaves
Certificado - Luís ChavesLuis Chaves
 
Sesion joven: Conflicto y crisis: los jueces
Sesion joven: Conflicto y crisis: los juecesSesion joven: Conflicto y crisis: los jueces
Sesion joven: Conflicto y crisis: los jueces
Escuela Sabática Joven
 
VAW Awareness Campaign Pitch
VAW Awareness Campaign PitchVAW Awareness Campaign Pitch
VAW Awareness Campaign Pitch
Monisha Bajaj
 
Star wars presentation
Star wars presentation Star wars presentation
Star wars presentation
Kristin Jeppson
 
Tirai otomatis presentasi
Tirai otomatis presentasiTirai otomatis presentasi
Tirai otomatis presentasi
ade maulana
 

Viewers also liked (12)

Office 365 01
Office 365 01Office 365 01
Office 365 01
 
Rajesh_105902705
Rajesh_105902705Rajesh_105902705
Rajesh_105902705
 
43_Sameer_Kumar_Das2
43_Sameer_Kumar_Das243_Sameer_Kumar_Das2
43_Sameer_Kumar_Das2
 
Bhagyashree resume
Bhagyashree resumeBhagyashree resume
Bhagyashree resume
 
Noun and its type
Noun and its typeNoun and its type
Noun and its type
 
Rogue Science Ad-Lib Special Vol I
Rogue Science Ad-Lib Special Vol IRogue Science Ad-Lib Special Vol I
Rogue Science Ad-Lib Special Vol I
 
Eurostar Scientific eBrochure
Eurostar Scientific eBrochureEurostar Scientific eBrochure
Eurostar Scientific eBrochure
 
Certificado - Luís Chaves
Certificado - Luís ChavesCertificado - Luís Chaves
Certificado - Luís Chaves
 
Sesion joven: Conflicto y crisis: los jueces
Sesion joven: Conflicto y crisis: los juecesSesion joven: Conflicto y crisis: los jueces
Sesion joven: Conflicto y crisis: los jueces
 
VAW Awareness Campaign Pitch
VAW Awareness Campaign PitchVAW Awareness Campaign Pitch
VAW Awareness Campaign Pitch
 
Star wars presentation
Star wars presentation Star wars presentation
Star wars presentation
 
Tirai otomatis presentasi
Tirai otomatis presentasiTirai otomatis presentasi
Tirai otomatis presentasi
 

Similar to Laporan in vitro-pembahasan vfa

Fermentasi asam laktat pada silase
Fermentasi asam laktat pada silaseFermentasi asam laktat pada silase
Fermentasi asam laktat pada silase
Rere Rindani
 
In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...
In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...
In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...Mochamad Nurcholis
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINFransiska Puteri
 
Mikroba rumen ruminansia
Mikroba rumen ruminansiaMikroba rumen ruminansia
Mikroba rumen ruminansia
Ramaiyulis Ramai
 
K_INT_MIKROBA RUMEN.pptx
K_INT_MIKROBA RUMEN.pptxK_INT_MIKROBA RUMEN.pptx
K_INT_MIKROBA RUMEN.pptx
Ramaiyulis Ramai
 
Pengaruh taurin
Pengaruh taurinPengaruh taurin
Pengaruh taurin
lisa ruliaty 631971
 
Review Manajemen ternak unggas - Ayam Arab
Review Manajemen ternak unggas - Ayam ArabReview Manajemen ternak unggas - Ayam Arab
Review Manajemen ternak unggas - Ayam ArabIlmianisa Azizah
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
RiaAnggun
 
Das sollen dan das sein ( i gede mahardhika atmaja)
Das sollen dan das sein ( i gede mahardhika atmaja)Das sollen dan das sein ( i gede mahardhika atmaja)
Das sollen dan das sein ( i gede mahardhika atmaja)
MahardhikaAtmaja28
 
PENDAHULUAN Sosis adalah produk makanan
PENDAHULUAN Sosis adalah produk makananPENDAHULUAN Sosis adalah produk makanan
PENDAHULUAN Sosis adalah produk makanan
psychologica
 
Modul 4 tes kualitatif dan tes kuantitatif protein
Modul 4   tes kualitatif dan tes kuantitatif proteinModul 4   tes kualitatif dan tes kuantitatif protein
Modul 4 tes kualitatif dan tes kuantitatif protein
Venansi Viktaria
 
Bab II
Bab IIBab II
Pengaruh Volume Molase Rebus dan Lama Fermentasi yang Berbeda terhadap Kualit...
Pengaruh Volume Molase Rebus dan Lama Fermentasi yang Berbeda terhadap Kualit...Pengaruh Volume Molase Rebus dan Lama Fermentasi yang Berbeda terhadap Kualit...
Pengaruh Volume Molase Rebus dan Lama Fermentasi yang Berbeda terhadap Kualit...
Achmad Fathony
 
Karya tulis ilmiah 3
Karya tulis ilmiah 3Karya tulis ilmiah 3
Karya tulis ilmiah 3
BBPP_Batu
 
Laporan Praktikum Foaming Buah Naga
Laporan Praktikum Foaming Buah NagaLaporan Praktikum Foaming Buah Naga
Laporan Praktikum Foaming Buah Naga
Ernalia Rosita
 
Karya tulis ilmiah 2
Karya tulis ilmiah 2Karya tulis ilmiah 2
Karya tulis ilmiah 2
BBPP_Batu
 
Karya tulis ilmiah 4
Karya tulis ilmiah 4Karya tulis ilmiah 4
Karya tulis ilmiah 4
BBPP_Batu
 
DESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.ppt
DESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.pptDESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.ppt
DESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.ppt
ItangPurnama1
 

Similar to Laporan in vitro-pembahasan vfa (20)

Fermentasi asam laktat pada silase
Fermentasi asam laktat pada silaseFermentasi asam laktat pada silase
Fermentasi asam laktat pada silase
 
Bab i 2005wpu
Bab i 2005wpuBab i 2005wpu
Bab i 2005wpu
 
In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...
In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...
In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
 
Mikroba rumen ruminansia
Mikroba rumen ruminansiaMikroba rumen ruminansia
Mikroba rumen ruminansia
 
K_INT_MIKROBA RUMEN.pptx
K_INT_MIKROBA RUMEN.pptxK_INT_MIKROBA RUMEN.pptx
K_INT_MIKROBA RUMEN.pptx
 
Pengaruh taurin
Pengaruh taurinPengaruh taurin
Pengaruh taurin
 
Review Manajemen ternak unggas - Ayam Arab
Review Manajemen ternak unggas - Ayam ArabReview Manajemen ternak unggas - Ayam Arab
Review Manajemen ternak unggas - Ayam Arab
 
4. sesi pangan
4. sesi pangan4. sesi pangan
4. sesi pangan
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
 
Das sollen dan das sein ( i gede mahardhika atmaja)
Das sollen dan das sein ( i gede mahardhika atmaja)Das sollen dan das sein ( i gede mahardhika atmaja)
Das sollen dan das sein ( i gede mahardhika atmaja)
 
PENDAHULUAN Sosis adalah produk makanan
PENDAHULUAN Sosis adalah produk makananPENDAHULUAN Sosis adalah produk makanan
PENDAHULUAN Sosis adalah produk makanan
 
Modul 4 tes kualitatif dan tes kuantitatif protein
Modul 4   tes kualitatif dan tes kuantitatif proteinModul 4   tes kualitatif dan tes kuantitatif protein
Modul 4 tes kualitatif dan tes kuantitatif protein
 
Bab II
Bab IIBab II
Bab II
 
Pengaruh Volume Molase Rebus dan Lama Fermentasi yang Berbeda terhadap Kualit...
Pengaruh Volume Molase Rebus dan Lama Fermentasi yang Berbeda terhadap Kualit...Pengaruh Volume Molase Rebus dan Lama Fermentasi yang Berbeda terhadap Kualit...
Pengaruh Volume Molase Rebus dan Lama Fermentasi yang Berbeda terhadap Kualit...
 
Karya tulis ilmiah 3
Karya tulis ilmiah 3Karya tulis ilmiah 3
Karya tulis ilmiah 3
 
Laporan Praktikum Foaming Buah Naga
Laporan Praktikum Foaming Buah NagaLaporan Praktikum Foaming Buah Naga
Laporan Praktikum Foaming Buah Naga
 
Karya tulis ilmiah 2
Karya tulis ilmiah 2Karya tulis ilmiah 2
Karya tulis ilmiah 2
 
Karya tulis ilmiah 4
Karya tulis ilmiah 4Karya tulis ilmiah 4
Karya tulis ilmiah 4
 
DESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.ppt
DESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.pptDESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.ppt
DESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.ppt
 

Recently uploaded

Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
jaya35ml2
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
VenyHandayani2
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala SekolahVisi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
kusnen59
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratPendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Eldi Mardiansyah
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 

Recently uploaded (20)

Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala SekolahVisi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratPendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 

Laporan in vitro-pembahasan vfa

  • 1. II. TINJAUAN PUSTAKA 4.2. Pengukuran Konsentrasi VFA Total (Volatil Fatty Acid) Jerami padi merupakan bahan pakan ruminansia yang tergolong bahan pakan yang berkualitas rendah, karena jerami padi tersusun oleh selulosa, hemiselulosa, silika dan lignin. Maynard et al. (1979) dalam Bata (2008) menyatakan bahwa lignin yang terdapat pada dinding sel merupakan penghalang bagi kerja enzim yang mencerna selulosa dan hemiselulosa. Karakteristik Jerami adalah tingginya kandungan serat yang tidak dapat dicerna karena lignifikasi selulosa yang tinggi sehingga kecernaannya juga menurun (Bata, 2008; Nisa et al., 2004). Upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas jerami padi, dengan mempertimbangkan murah, praktis dan hasilnya disukai ternak adalah teknik amoniasi. Amoniasi jerami padi menggunakan urea dapat meningkatkan kandungan nitrogen (Bata, 2008; McDonald et al., 2002), palatabilitas, konsumsi dan kecernaan pakan (Bata, 2008; Ahmed et al., 2002). Dosis urea yang ditambahkan ke dalam jerami jumlahnya sekitar 4 – 6 persen dari berat jerami. Dosis urea yang ditaburkan ke dalam jerami jika terlalu banyak tidak akan memberikan pengaruh signifikan terhadap nilai nutrisi pada jerami (Bata, 2008; Ikhsan, 2005). Harini (2008) dalam Bata (2008) menyatakan bahwa, produksi NH3 mengalami penurunan dan sintesis protein mikroba mengalami peningkatan sejalan dengan peningkatan penambahan molases pada jerami padi. Selain itu juga dilaporkan terjadi penurunan produksi VFA dan peningkatkan sintesis protein mikroba. Konsentrasi VFA semakin rendah berarti semakin banyak pula VFA yang digunakan sebagai sumber energi oleh mikroba rumen untuk sintesis protein mikroba. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa dengan semakin banyaknya level penambahan molases yang mengandung karbohidrat fermentable maka akan mengakibatkan aktifitas mikroba rumen menjadi optimal untuk memanfaatkan N dari jerami padi amoniasi. Ketersediaan karbohidrat fermentable sebagai sumber energi pada akhirnya dapat meningkatkan kecernaan bahan kering (Bata, 2008).
  • 2. Penggunaan molases 6 dan 12% dan konsentrat diharapkan dapat menyediakan energi pada tahap awal periode inkubasi, sementara karbohidrat yang sulit difermentasi dari jerami padi diharapkan memasok energi menjelang akhir periode inkubasi. Kombinasi pada level tertentu antara molases dan berbagai jenis urea ternyata belum dapat memperbaiki ESPM sampai 12 jam inkubasi, sebagaimana laporan sebelumnya (Kardaya et al., 2010; Karsli dan Russell, 2001) bahwa berbagai rasio karbohidrat struktural dan nonstruktural sedikit sekali pengaruhnya terhadap ESPM. Sementara itu, laju produksi biomassa mikroba dan SPM belum mencapai tahap stabil sampai inkubasi 12 jam. Diduga bahwa sampai inkubasi 12 jam, laju cerna bahan organik sebagai akibat peningkatan kadar molases dan substitusi U oleh US, UZ, atau USZ, belum dapat menciptakan keseimbangan antara NH3 dan VFA yang optimal untuk SPM yang maksimal. Waktu inkubasi antara 24 dan 48 jam, laju SPM dan laju cerna bahan organik mencapai kisaran angka terendah yang menunjukkan bahwa SPM dan BOT telah mencapai kisaran angka maksimal (Kardaya et al., 2010). Produksi VFA penelitian dengan menggunakan metode penyulingan uap (Krooman, et. al., 1967) berkisar antara 110,00 - 122,50 mM. Hasil produksi VFA ini sudah mencukupi untuk pertumbuhan mikrobia secara optimal. Berdasarkan hasil penelitian Tanuwiria et al. (2006) dalam Widodo et al. (2012), pakan dengan PK 10,14% dan TDN 71,29% menghasilkan konsentrasi VFA antara 109 - 153 mM dan sudah mencukupi untuk pertumbuhan mikrobia secara optimal. Hasil penelitian Mayangsari (2011) dalam Widodo et al. (2012), pakan komplit dengan PK 13% dan TDN 63% menghasilkan produksi VFA antara 122,25 - 158,75 mM. Soebarinoto et al. (1991), menjelaskan bahwa banyaknya VFA yang terbentuk sangat dipengaruhi oleh tipe pakan (komposisi ransum, perbandingan hijauan dan konsentrat, tingkat protein), pengolahan (digiling, bentuk pellet, pemanasan), frekuensi pemberian pakan.
  • 3. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.2. Pengukuran Konsentrasi VFA Total (Volatil Fatty Acid) Pengukuran konsentrasi VFA total memiliki tujuan untuk mengukur seberapa banyak pakan yang dikonsumsi bersifat fermentabel di dalam rumen dengan bantuan mikroba rumen. Pakan dikatakan efisien apabila jumlah pakan yang fermentabel sebanding dengan jumlah pakan yang dikonsumsi. Pengukuran VFA pada praktikum percobaan in vitro menggunakan supernatan dari sampel jerami padi amoniasi yang dilakukan percobaan fermentatif dengan menggunakan teknik penyulingan uap. Prinsip dari pengukuran konsentrasi VFA, yaitu menguapkan asam lemak atsiri (VFA) dengan teknik penyulingan dan mengikat dengan larutan basa sehingga terbentuk garam. Kelebihan basa yang tidak terbentuk garam dititrasi dengan asam (Kromann et al., 1967). Pengukuran konsentrasi VFA menggunakan larutan H2SO4 15% sebagai penguap VFA dalam supernatan dan VFA selanjutnya akan diikat oleh NaOH 0,5 N. Penggunaan indikator phenolpthalein yang bersifat basa kuat berfungsi sebagai indikator warna phink atau merah muda yang akan dinetralkan dengan titran HCl 0,5 N yang bersifat asam kuat. Larutan blanko dibuat sebagai larutan pembanding dengan sampel yang digunakan dan dibuat dari 5 ml NaOH 0,5 N dan 5 ml HCl 0,5 N. Volume HCl 0,5 N yang digunakan untuk titrasi blanko adalah 4,5 ml, sedangkan volume HCl 0,5 N yang digunakan untuk titrasi supernatan JPA5U1 (Jerami Padi Amoniasi 5 Ulangan 1) dan JPA5U2 masing-masing secara berurutan adalah 4,7 ml dan 3,7 ml. Hasil penghitungan konsentrasi VFA dari JPA5U1 adalah -20 mM dan JPA5U2 adalah 80mM. Hasil penghitungan konsentrasi VFA pada supernatan JPA5U1 negatif karena terjadi kesalahan saat percobaan, yaitu 5 ml supernatan yang dimasukkan di dalam desikator tidak seluruhnya masuk dalam tabung destilator tetapi ada yang keluar dari tabung destilator sehingga VFA yang tertangkap hanya sedikit yang dapat dibuktikan dengan volume tirasi HCl 0,5 N yang dibutuhkan untuk destilat lebih besar dari volume titrasi HCl 0,5 N yang dibutuhkan untuk titrasi blanko sehingga hasil tidak akurat.
  • 4. Kecernaan Bahan Kering (KBK) dan Kecernaan Bahan Organik (KBO) dari sampel yang digunakan tergolong cukup baik yang dapat dibuktikan dengan hasil dari pengukuran konsentrasi JPA5U2, artinya semakin tinggi KBK dan KBO maka semakin tinggi konsentrasi VFA dari sampel yang diuji tersebut yang berarti pakan tersebut fermentabel atau cocok diberikan untuk ternak. Hasil menunjukan bahwa konsentrasi VFA cukup baik yaitu berkisar 80 mM berdasarkan pengujian yang tepat dan akurat. Hasil produksi VFA ini sudah mencukupi untuk pertumbuhan mikrobia secara optimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutardi et al. (1983), bahwa konsentrasi VFA optimal yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikrobia adalah 80 - 160 mM. Asam lemak atsiri (VFA) terbagi menjadi 3 bagian dengan fungsi yang berbeda, yaitu C2 atau asetat sebagai prekursor pembentukan lemak susu yang terdapat dalam hijauan, C3 atau propionat yang terdapat pada leguminosa atau konsentrat sebagai prekursor pembentukan glukosa otot untuk pembentukan daging atau peningkatan PBBH (Pertumbuhan Bobot Badan Harian), dan C4 atau butirat yang ada pada hijauan dan konsentrat yang berfungsi menyintesis benda-benda keton pemicu terjadinya ketonosis. Soebarinoto et al. (1991), menjelaskan bahwa banyaknya VFA yang terbentuk sangat dipengaruhi oleh tipe pakan (komposisi ransum, perbandingan hijauan dan konsentrat, tingkat protein), pengolahan (digiling, bentuk pellet, pemanasan), frekuensi pemberian pakan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Theodorou dkk.(1994) dalam Aswandi dkk.(2012) menyatakan, bahwa bila ternak mengkonsumsi pakan yang banyak mengandung serat atau karbohidrat struktural maka pakan fermentabel, tetapi bila pakan lebih banyak mengandung pati atau karbohidrat yang mudah larut maka pakan kurang fermnentabel. Fondevila dkk. (2002) dalam Aswandi dkk. (2012) mengemukakan, perubahan pakan dapat mengakibatkan pergeseran populasi mikrobia silulolitik dan amilolitik di rumen. Jumlah mikrobia selulolitik menurun jika terjadi fermentasi pati di dalam rumen, yang pada akhirnya mempengaruhi kondisi pH dalam rumen. Kondisi pH rendah akan menghambat pertumbuhan bakteri selulolitik, sehingga akan menghambat pencernaan hijauan (Aswandi, dkk., 2012).
  • 5. Salah satu faktor yang mempengaruhi pH rumen ialah sifat fisik, jenis dan komposisi kimia pakan yang dikonsumsi. Meng et al., (1999) Aswandi dkk. (2012) menyatakan, fermentasi yang ideal di dalam rumen membutuhkan pH dengan kisaran 5 - 7,5. Fondivila dkk. (2002) dalam Aswandi dkk. (2012) menyatakan, bahwa kondisi optimum untuk aktivitas mikroba mensintesis protein di dalam rumen pH 6,13 - 6,35. Theodorou dkk. (1994) dalam Aswandi dkk. (2012) menyatakan bila ternak mengkonsumsi pakan banyak mengandung serat atau karbohidrat struktural maka pH cendrung kearah 7,5 tetapi bila pakan lebih banyak mengandung pati atau karbohidrat yang mudah larut maka pH cendrung kearah 5. VFA tidak sepenuhnya dalam bentuk C2, C3, dan C4 tetapi ada juga dalam bentuk oligopeptida yang akan diubah menjadi asam amino yang akan dideaminasi menjadi asam alfa (α) keto dengan bantuan mikroba rumen. Menurut McDonald dkk. (2002) dalam Aswandi dkk. (2012) menyatakan, jika pati meningkat atau propionat dan butirat meningkat maka pH akan menurun menjadi 4,5-5. Daftar Pustaka Aswandi, dkk. 2012. Efek Complete Feed Bongol Berbagai Varietas Tanaman Pisang terhadap Ph, Nh3 Dan Vfa pada Kambing Kacang. JITP. Vol 2 (2) : 103-104. Bata, M. 2008. Pengaruh Molases Pada Amoniasi Jerami Padi Menggunakan Urea Terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik In Vitro. Agripet. Vol 8(2):15,18. Kardaya, D. et al. 2010. Urea Lepas-Lamban dalam Ransum Berbasis Jerami Padi untuk Meningkatkan Efisiensi Sintesis Protein Mikroba Rumen Secara In Vitro. JITV. 15(2):114. Kromann, R. P., J. H. Meyer, and W. J. Stielau. 1967. Steam destillation of volatile fatty acid in rumen ingesta. J. Dairy Sci. 50:73. Sutardi, T., N. A. Sigit dan T. Toharmat. 1983. Standarisasi Mutu Protein Bahan Makanan Ternak Ruminansia, Berdasarkan Parameter Metabolismenya oleh Mikrobia Rumen. Proyek Pengembangan Ilmu dan Teknologi. Ditjen Pendidikan Tinggi, Jakarta. Soebarinoto, S. Chuzaemi dan Mashudi. 1991. Ilmu Gizi Ruminansia. Animal Husbandary Project, Universitas Brawijaya, Malang. Widodo et al. 2012. Kecernaan Bahan Kering, Kecernaan Bahan Organik, Produksi VFA dan NH3 Pakan Komplit dengan Level Jerami Padi Berbeda secara In Vitro.Animal Agricultural Journal. Vol. 1(1):227.