SlideShare a Scribd company logo
Kebidanan/001/2/2013
MODUL 3a
ASPEK LEGAL DAN ISSUE ETIK DALAM
PRAKTEK KEBIDANAN
PENULIS:
Hj.Atit Tajmiati,S.Kep,Ns,MPd
PENDIDIKAN JARAK JAUH PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN
PUSDIKLATNAKES BADAN PPSDM KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2013
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
1
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar isi
Pendahuluan 4
Kegiatan Belajar 1
:
Aspek Legal dan Legislasi Pelayanan Kebidanan
Tujuan pembelajaran umum 5
Tujuan Pembelajaran khusus 5
Pokok – pokok materi 5
Latar belakang 5
Otonomi bidan 8
Legislasi.registrasi, dan lisensi 9
Rangkuman 14
Tes formatif 15
Tugas 17
Kegiatan Belajar 2 : Issue etik dan moral dalam pelayanan ke-
bidanan
Tujuan pembelajaran umum 18
Tujuan Pembelajaran khusus 18
Pokok – Pokok Materi 18
Istilah issue 19
Issue Etik dan Dilemma 24
Issu moral dan Dilemma moral 26
Rangkuman 28
Tes formatif 30
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
2
Kegiatan Belajar 3 : Pengambilan keputusan dalam pelayanan ke-
bidanan
Tujuan pembelajaran umum 33
Tujuan Pembelajaran khusus 33
Pokok – pokok materi 33
Pengambilan keputusan 34
Pengambilan keputusan yang etis 34
Teori – Teori pengambilan keputusan 35
Dimensi Etik dan Peran Bidan 37
Rangkuman 39
Tes formatif 40
Tugas 42
Kegiatan Belajar 4 : Informed Choise dan Informed Consent
Masalah Etik Moral dan Dilemma 44
Informed Choise 45
Informed Consent 47
Rangkuman 54
Tes Formatif 55
DaftarPustaka 59
Tugas 60
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
3
Pendahuluan
Selamat berjumpa lagi para ma-
hasiswaPendidikan Jarak Jauh Pendi-
dikan D3 Kebidananpada Mata Kuliah
Etikolegal dalam Praktik Kebidanan.
Tahukah Anda bahwa setiap pelayanan
yang diberikan pada klien harus memi-
liki keamanan, sehingga kita dalam
memberikan pelayanan kebidanan bet-
ul betul aman dan mendapat perlind-
ungan hukum. Di era kemajuan zaman
ini, klien biasanya telah memahami se-
buah pelayanan kesehatan yang baik,
sehingga mereka cenderung menuntut
para tenaga medis untuk memberikan
pelayanan yang terbaik.
Namun pelayanan yang diberi-
kan terkadang menimbulkan dilema
dan konflik di masyarakat yang pada
akhirnya menimbulkan isu-isu baru
yang berkaitan dengan pelayanan kes-
ehatan khususnya kebidanan. Untuk
itu, bidan harus mengenali beberapa
konflik dan isu yang berkembang di
masyarakat serta mulai memberday-
akan klien dalam pengambilan kepu-
tusan terkait pelayanan yang akan
mereka terima. Selain itu, bidan harus
dapat menerapkan aspek legal dalam
pelayanan kebidanan melalui persetu-
juan klien atau keluarga atas tindakan
yang akan mereka terima.
Modul 3a ini memuat pokok ba-
hasan penting yang berkaitan dengan
aspek legal dan issue Etik dalam prak-
tek kebidanan merupakan modul ke 5
dari 8 modul untuk mata kuliah Etiko-
legal dalam Praktek Kebidanan yang
terbagi menjadi 4 kegiatan belajar, yai-
tu :
1.	 Kegiatan belajar 1 : Aspek Legal Pe-
layanan Kebidanan
2.	 Kegiatan Belajar 2 : Issue Etik Dalam
Pelayanan Kebidanan
3.	 Kegiatan Belajar 3 : Pengambilan
Keputusan Dalam Pelayanan Ke-
bidanan
4.	 Kegiatan Belajar 4 : Informed Choice
dan Informed Consent
Setelah mempelajari materi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
4
tersebut Anda diharapkan dapat: 1)
Memahami dan menjelaskan aspek le-
gal pelayanan kebidanan, 2) Memaha-
mi dan menjelaskan issue etik dalam
pelayanan kebidanan, 3) Memahami
dan menjelaskan pengambilan kepu-
tusan dalam pelayanan kebidanan, 4)
informed choise dan informed con-
sent.
Proses pembelajaran untuk ma-
teri aspek legal dan etikolegal issue
dalam praktek kebidanan yang akan
Anda ikuti dapat berjalan dengan leb-
ih lancar bila Anda mengikuti langkah
langkah belajar sebagai berikut :
1)	Pahami dulu mengenai kegiatan
pembelajaran dari mulai tahap awal
sampai akhir
2)	Lakukan observasi layanan ke-
bidanan yang dilakukan oleh bidan
di sarana pelayanan ditinjau dari
sudut etikolegal dalam praktek ke-
bidanan
3)	Pelajari terlebih dahulu kajian bela-
jar 1 dan lakukan tugas yang diber-
ikan
4)	Keberhasilan proses pembelajaran
anda dalam mata kuliah ini sangat
tergantung kepada kesungguhan
anda dalam mengerjakan tugas.
5)	Bila anda menemui kesulitan, si-
lahkan hubungi dosen pengajar/
pembimbing yang mengampu mata
kuliah ini.
Selamat belajar, semoga anda
sukses memahami materi yang di-
uraikan dalam modul 3 ini. Selamat
belajar, semoga sukses
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
5
Aspek Legal dan Legislasi Pelayanan Kebidanan
Kegiatan Belajar I
Mahasiswa mampu memahami dan men-
jelaskan tentang :
1.	 Latar belakang sistem legislasi tenaga
bidan
2.	 Otonomi bidan dalam pelayanan ke-
bidanan
3.	 Legislasi, Registrasi dan Lisensi
TUJUAN
Pembelajaran Khusus
1. Latar Belakang
2. Otonomi Bidan
3. Legislasi, Registrasi dan Lisensi
POKOK
Materi
Setelah mempelajari kegiatan
belajar 1 ini Anda diharapkan mampu
memahami, menjelaskan aspek legal dan
legislasi dalam pelayanan kebidanan.
TUJUAN
Pembelajaran Umum
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
6
Uraian Materi
Kasus : seorang Bidan baru menyele-
saikan pendidikan dan baru selesai
di wisuda dengan memiliki nilai ter-
baikbelum memiliki STR,dirumahnya
dilakukan syukuran atas kelulusannya,
banyak keluarga dan handai tolan yang
datang untuk memberikan selamat.
Pada saat selesai acara ada seorang
ibu hamil yang mengeluh mulas mulas
mau melahirkan, bidan tersebut me-
meriksa ternyata ibu hamil tersebut su-
dah masuk masa persalinan kala I fase
aktif,pembukaan 6cm, Bidan menahan
ibu tersebut di rumahnya membimb-
ing/menolongibu untuk bersalin.dan
tidak lama kemudian bayi lahir,ibu dan
bayi selamat. Akhirnya bidan tersebut
dikenal masyarakat dan banyak yang
datang untuk periksa,bidan melak-
sanakan pelayanan tanpa dia memiliki
STR.
Pertanyaan:
Apa persepsi anda tentang kasus
diatas? _______________________________
_______________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
Silakan pendapat anda cocokan den-
gan uraian di bawah ini.
A.	Latar Belakang Sistem Legislasi
Tenaga Bidan
Sebelum membahas tentang latar
belakang sistem legislasi ada baikn-
ya kita membahas dahulu siapakah
Bidan ?
1.	 Menurut IBI
Bidan adalah Seorang wani-
ta yang telah mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan
bidan yang telah diakui pemer-
intah dan lulus ujian sesuai per-
syaratan yang berlaku, dicatat,
diberi ijin secara sah untuk men-
jalankan praktik.
2.  Permenkes No. 1464/MENK-
ES/X/2010
Bidan adalah Seorang wanita
yang telah mengikuti program
pendidikan bidan dan lulus ujian
sesuai persyaratan yang berlaku
3.  Menurut WHO
Bidan adalah Wanita yang telah
diakui secara regular dala pro-
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
7
gram pendidikan kebidanan se-
bagai mana yang telah diakui ska-
la yuridis, dimana ia ditempatkan
dan telah menyelesaikan pendi-
dikan kebiadanan dan memper-
oleh izin melaksanakan praktik
kebidanan.
4.  International confederation of
midwife
Bidan adalah Seorang yang telah
menyelesaikan pendidikan bidan
yang diakui oleh Negara serta
memperoleh kualifiksi dan diberi
izin untuk melaksanakan praktik
kebidanan dinegara itu.
Adapun yang menjadi latar belakang
sistem legislasi tenaga bidan adalah
sebagai berikut :
a.	 UUD 1945
Amanat dan pesan mendasar dan
UUD 1945 adalah UUD 1945 upaya
pembangunan nasional yaitu pem-
bangunan disegadan bidang guna
kepentingan keselamatan, keba-
hagiaan dan kesejahteraan seluruh
rakyat Indonesia secara terarah, ter-
padu dan berkesinambungan.
b.	 UU No.23 Tahun 1992 Tentang
Kesehatan.
c.	 Undang-Undang No. 36 Tahun
2009 tentang  Kesehatan.
Tujuan dan Pembangunan
Kesehatan adalah meningkatkan ke-
sadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap warga Nega-
ra Indonesia melalui upaya promo-
tif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
sebagai upaya peningkatan sumber
daya manusia yang berkualitas.
Dengan adanya arus globa-
lisasi salah satu focus utama agar
mampu mempunyai daya saing ada-
lah bagaimana peningkatan kuali-
tas sumber daya manusia. Kualitas
sumber daya manusia dibentuk se-
jak janin di dalam kandungan, masa
kelahiran dan masa bayi serta masa
tumbuh kembang balita. Hanya
sumber daya manusia yang berkual-
itas, yang memiliki pengetahuan
dan kemampuan sehingga mampu
survive dan mampu mengantisipasi
perubahan serta mampu bersaing.
d.	 Bidan erat hubungannya dengan
penyiapan sumber daya manusia.
Karena pertayanan bidan melipu-
ti kesehatan wanita selama kurun
kesehatan reproduksi wanita, sejak
remaja, masa calon pengantin, masa
hamil, masa persalinan, masa nifas,
periode interval, masa klimakterium
dan menopause serta memantau
tumbuh kembang balita serta anak
pra sekolah.
e.	 Visi Pembangunan kesehatan In-
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
8
donesia Sehat 2010 adalah derajat
kesehatan yang optimal dengan
strategi: Paradigma sehat, Profe-
sionalisme, JPKM, dan Desentralisasi
B.	 Otonomi Bidan
Menurut persepsi anda, aktivitas
apakah yang dilakukan oleh bidan ?
Bidan merupaakan profesi
yang berhubungan dengan kese-
lamatan jiwa manusia, adalah per-
tanggungjawaban dan tanggung
gugat (accountability) atas semua
tindakan yang dilakukannya. Seh-
ingga semua tindakan yang dilaku-
kan oleh bidan harus berbasis kom-
petensi dan didasari suatu evidence
based. Accountability diperkuat
dengan satu landasan hukum yang
mengatur batas-batas wewenang
profesi yang bersangkutan.
Dengan adanya legitimasi ke-
wenangan bidan yang lebih luas,
bidan memiliki hak otonomi dan
mandiri untuk bertindak secara pro-
fesional yang dilandasi kemampuan
berfikir logis dan sistematis serta
bertindak sesuai standar profesi dan
etika profesi.
Praktik kebidanan merupakan
inti dan berbagai kegiatan bidan
dalam penyelenggaraan upaya kes-
ehatan yang harus terus menerus
ditingkatkan mutunya melalui:
1.   Pendidikan dan pelatihan berke-
lanjutan.
2.   Penelitian dalam bidang ke-
bidanan.
3.   Pengembangan ilmu dan tekh-
nologi dalam kebidanan.
4.   Akreditasi.
5.   Sertifikasi.
6.   Registrasi.
7.   Uji Kompetensi.
8.   Lisensi.
Beberapa dasar dalam otonomi
dan aspek legal yang mendasari dan
terkait dengan pelayanan kebidana
antara lain sebagai berikut:
1.	 Permenkes No. 1464/MENK-
ES/X/2010 Tentang registrasi
dan praktik bidan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
9
2.	 Standar Pelayanan Kebidanan,
2001.
3.	 Kepmenkes Republik Indone-
sia Nomor 369/Menkes/SK/III/
2007 Tentang Standar Profesi
Bidan.
4.	 UU Kesehatan No. 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan.
5.	 PP No 32/Tahun 1996 Tentang
tenaga kesehatan.
6.	 Kepmenkes Republik Indonesia
1277/Menkes/SK/XI/2001 Ten-
tang organisasi dan tata kerja
Depkes.
7.	 UU No 22/ 1999 Tentang Oto-
nomi daerah.
8.	 UU No. 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan.
9.	 UU tentang aborsi, adopsi, bayi
tabung, dan transplantasi.
10.	 KUHAP, dan KUHP, 1981.
11.	 Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor: 585/
Menkes/ Per/ IX/ 1989 Tentang
Persetujuan Tindakan Medik.
12.	 UU yang terkait dengan Hak re-
produksi dan Keluarga Beren-
cana;
a)	UU No. 10/1992 Tentang
pengembangan Kependudu-
kan dan Pembangunan Kelu-
arga Sejahtera.
b)	UU No. 23/2003 Tentang
Penghapusan Kekerasan Ter-
hadap Perempuan di Dalam
Rumah Tangga.
C.	 Legislasi, Registrasi, Lisensi
Apa yang Anda ketahui tentang
legislasi?
........................................................................
........................................................................
........................................................................
........................................................................
........................................................................
........................................................................
........................................................................
.......................................................................
.........................................................................
Sekarang cocokan pendapat anda
dengan uraian berikut ini
Legislasi
1. Pengertian
Legislasi adalah proses
pembuatan undang-undang
atau penyempurnaan perangkat
hukum yang sudah ada melalui
serangkaian kegiatan sertifikasi
(pengaturan kompetensi), regis-
trasi (pengaturan kewenangan),
dan lisensi (pengaturan penye-
lenggaraan kewenangan).
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
10
Ketetapan hukum yang
mengantur hak dan kewajiban
seseorang yang berhubungan
erat dengan tindakan dan peng-
abdiannya. Rencana yang sedang
dijalankan oleh Ikatan Bidan In-
donesia (IBI) sekarang adalah
dengan mengadakan uji kompe-
tensi terhadap para bidan, min-
imal sekarang para bidan yang
membuka praktek atau member-
ikan pelayanan kebidanan harus
memiliki ijasah setara D3.
Uji kompetensi yang dilaku-
kan merupakan syarat wajib se-
belum terjun ke dunia kerja. Uji
kompetensi itu sekaligus mer-
upakan alat ukur apakah tenaga
kesehatan tersebut layak beker-
ja sesuai dengan keahliannya.
Mengingat maraknya sekolah-se-
kolah ilmu kesehatan yang terus
tumbuh setiap tahunnya. Jika ti-
dak lulus dalam uji kompetensi,
jelas bidan tersebut tidak bisa
menjalankan profesinya. Karena
syarat untuk berprofesi adalah
memiliki surat izin yang dikeluar-
kan setelah lulus uji kompetensi.
2. Tujuan Legislasi
Tujuan legislasi adalah
memberikan perlindungan ke-
pada masyarakat terhadap pe-
layanan yang telah diberikan.
Bentuk perlindungan tersebut
adalah meliputi :
a.	 Mempertahankan kualitas
pelayanan
b.	Memberi kewenangan
c.	 Menjamin perlindungan hu-
kum
d.	Meningkatkan profisionalisme
STR adalah bukti Legislasi yang
dikeluarkan oleh DEPKES yang
menyatakan bahwa bidan ber-
hak menjalankan pekerjaan ke-
bidanan.
Registrasi
1.	 Pengertian
Registrasi adalah sebuah pros-
es dimana seorang tenaga profesi
harus mendaftarkan dirinya pada
suatu badan tertentu secara period-
ic guna mendapatkan kewenangan
dan hak untuk melakukan tindakan
profesionalnya setelah memenuhi
syarat-syarat tertentu yang ditetap-
kan oleh badan tesebut.
Menurut Permenkes No 1464/
Menkes/X/2010,. egistrasi ada-
lah proses pendaftaran, pendoku-
mentasian dan pengakuan terhaap
bidan, setelah dinyatakan me-
menuhi minimal kopetensi inti atau
standar penampilan minimal yang
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
11
ditetapkan, sehingga secara fisik
dan mental mampu melaksanakan
praktik profesinya.
Dengan teregistrasinya seo-
rang tenaga profesi, maka akan
mendapatkan haknya untuk ijin
praktik ( lisensi ) setelah memenuhi
beberapa persyaratan administrasi
untuk lisensi.
2.	 Tujuan Registrasi
a) Meningkatkan keemampuan
tenaga profesi dalam mengadop-
si kemajuan ilmu pengetahuan
dan tehnologi yang berkembang
pesat.
b) Meningkatkan mekanisme yang
obyektif dan komprehensif dalam
penyelesaian kasus mal praktik.
c) Mendata jumlah dan kategori
melakukan praktik
Aplikasi proses regisrtasi dalam
praktek kebidanan adalah sebagai
berikut, bidan yang baru lulus men-
gajukan permohonan dan mengi-
rimkan kelengkapan registrasi kepa-
da kepala Dinas Kesehatan Propinsi
dimana institusi pendidikan berada
guna memperoleh SIB ( surat ijin
bidan ) selambat-lambatnya satu bu-
lan setelah menerima Ijasah bidan.
Kelengkapan registrasi menurut Per-
menkes No. 1464/MENKES/X/2010
adalah meliputi: fotokopi ijasah
bidan, fotokopi transkrip nilai aka-
demik, surat keterangan sehat dari
dokter, pas foto sebanyak 2 lembar.
STR berlaku selama 5 tahun dan
dapat diperbaharui, serta merupa-
kan dasar untuk penerbitan lisensi
praktik kebidanan atau SIPB (surat
ijin praktik bidan). STR tidak ber-
laku lagi karena: dicabut atas dasas
ketentuan perundang-undangan
yang berlaku, habis masa berlakun-
ya dan tidak mendaftar ulang, dan
atas permintaan sendiri.
3.	 Syarat Registrasi
Pada saat akan mengajukan reg-
istrasi, maka akan diminta untuk
melengkapi dan membawa bebera-
pa syarat, antara lain :
1)	Fotokopi ijasah bidan
2)	Fotokopi Transkrip nilai akade-
mik
3)	Surat keterangan sehat dari
dokter
4)	Pas foto ukuran 4 x 6 cm seban-
yak 2 (dua) lembar.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
12
Lisensi
Lisensi adalah proses adminis-
trasi yang dilakukan oleh pemerintah
atau yang berwenang berupa surat ijin
praktik yang diberikan kepada tenaga
profesi yang telah teregistrasi untuk
pelayanan mandiri.
1.	 Tujuan umum dari lisensi adalah un-
tuk melindungi masyarakat dari pe-
layanan profesi
2.	 Tujuan khusus dari lisensi adalah
memberikan kejelasan batas we-
wenang dan menetapkan sarana
prasarana.
Pengertian lisensi adalah proses
ministrasi yang dilakukan oleh pemer-
intah atau yang berwenang berupa su-
rat ijin praktik yang diberikan kepada
tenaga profesi yang telah teregistrasi
untuk pelayanan mandiri.
Tujuan umum lisensi adalah: Melindun-
gi masyarakat dan pelayanan profesi.
Tujuan khusus lisensi adalah:
a.   Memberikan kejelasan batas wewe-
nang.
b.   Menetapkan sarana dan prasarana.
Aplikasi Lisensi dalam praktik
kebidanan adalah dalam bentuk SlPB
(Surat Ijin Praktik Bidan). SIPB ada-
lah bukti tertulis yang diberikan oleh
Depkes RI kepada tenaga bidan yang
menjalankan praktik setelah me-
menuhi persyaratan yang ditetapkan.
Bidan yang menjalankan praktik harus
memiliki SIPB, yang diperoleh dengan
cara mengajukan permohonan kepa-
da Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
atau Kota setempat dengan memenuhi
persyaratan sebagai berikut: fotokopi
STR yang masih berlaku, fotokopi ija-
sah bidan, surat persetujuan atasan,
surat keterangan sehat dari dokter,
rekomendasi dari organisasi profesi,
pas foto. Rekomendasi yang diberikan
organisasi profesi setelah terlebih da-
hulu dilakukan penilaian kemampuan
keilmuan dan keterampilan, kepatuhan
terhadap kode etik serta kesanggupan
melakukan praktik bidan.
Bentuk penilaian kemampuan
keilmuan dan keterampilan inilah
yang diaplikasikan dengan rencana
diselenggarakannya Uji Kompetensi
bagi bidan yang mengurus SIPB atau
lisensi. Meskipun Uji Kompetensi se-
karang ini baru pada tahap uji coba di
beberapa wilayah, namun terdapat be-
berapa propinsi yang menerapkan ke-
bijaksanaan daerah untuk penyeleng-
garaan uji kompetensi dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan
bidan, misalnya Propinsi Jawa Tengah,
Yogyakarta dan beberapa propinsi lain-
nya, dengan menempatkan uji kom-
petensi pada tahap pengajuan STR.
Dengan diselenggarakannya uji kom-
petensi diharapkan bahwa bidan yang
menyelenggarakan praktik kebidanan
adalah bidan yang benar-benar kom-
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
13
peten. Upaya ini dilakukan dalam rang-
ka meningkatkan kualitas pelayanan
kebidanan, mengurangi medical error
atau malpraktik dalam tujuan utama
untuk menurunkan angka kematian ibu
dan anak. Dalam rancangan uji kompe-
tensi apabila bidan tidak lulus uji kom-
petensi, maka bidan tersebut menjadi
binaan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) se-
tempat. Materi uji kompetensi sesuai 9
area kompetensi dalam standar profesi
bidan Indonesia. Namun demikian uji
kompetensi belum di bakukan den-
gan suatu dasar hukum, sehingga baru
pada tahap draft atau rancangan.
Menurut Permenkes No. 1464/
MENKES/X/2010 SIPB berlaku sepan-
jang STR belum habis masa berlakunya
dan dan dapat diperbaharui kembali.
Bentuk permohonan SIPB dapat dilihat
pada lampiran.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
14
Dalam menjalankan praktek pelayanan
kebidanan, seorang bidan diharuskan
menempuh proses yang telah ditetap-
kan oleh pemerintah diantaranya pros-
es registrasi, lisensi dan sebelumnya
bidan diharapkan mengikuti uji kompe-
tensi untuk mendapatkan Surat Tanda
Registrasi sebagai syarat dalam pem-
berian pelayanan kebidanan. Praktek
pelayanan kebidanan diatur dalam UU
No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
dan diperkuat dengan diterbitkannya
Permenkes No. 1464/MENKES/X/2010
yang mengatur tentang registrasi dan
praktek bidan.
Rangkuman
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
15
1.	 Bukti legislasi praktek bidan yaitu
a.	 STB
b.	 STR
c.	 Ijazah
d.	 Sertifikat
e.	 Uji Kompetensi
2.	 Setelah menyelesaikan pendidikan D III Kebidanan, untuk memperoleh izin da-
lam pelayanan kebidanan maka Saudari wajib melakukan proses
a.	 Lisensi
b.	 Legislasi
c.	 Sertifikasi
d.	 Registrasi
e.	 Akreditasi
3.	 Tujuan lisensi
a.	 Melindungi masyarakat dalam pelayanan kesehatan
b.	 Menentukan tarif pelayanan
c.	 Memperoleh izin kerja
d.	 Memperoleh sertifikat profesi
e.	 Memperoleh penghargaan
Test Formatif
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
16
4.	 Untuk mendapatkan STR bidan diwajibkan mengikuti
a.	 Sertifikasi
b.	 Uji kompetensi
c.	 Akreditasi
d.	 Lisensi
e.	 Registrasi
5.	 Acuan dalam izin penyelenggaraan praktek kebidanan yaitu
a.	 Permenkes No. 1464/MENKES/X/2010
b.	 Kepmenkes No. 23/MENKES/2006
c.	 Kepmenkes No. 900/MENKES/2002
d.	 Permenkes No. 32/MENKES/2000
e.	 Permenkes No. 585/MENKES/1989
Cocokkanlah jawaban Saudari dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat
di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Saudari yang benar, kemudian gu-
nakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap
materi kegiatan belajar.
	
Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat Penguasaan =
 ----------------------------------------------- X 100
5
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
17
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 – 100 % 	 = Baik sekali
80 – 89 % 	 = Baik
70 – 79 %
	 = Cukup
< 70 % 	 = Kurang
Jika tingkat penguasaan Saudari kurang dari 70% silahkan pelajari kembali ke-
giatan belajar 4 ini sampai Anda betul-betul menguasai isi dari materi kegiatan
belajar 4. Jika tingkat penguasaan Saudari telah 70% atau lebih, selamat berarti
Saudari telah menguasai seluruh kegiatan belajar ini. Silahkan Saudari lanjutkan
ke modul selanjutnya.
Tuliskan apa keuntungan dan kerugian bidan yang belum teristrasi dan memiliki lisensi
dalam memberikan pelayanan kebidanan !
Buat dalam bentuk makalah sesuai panduan penyusunan di modul 3b
Tugas
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
18
Issue Etik dalam Pelayanan Kebidanan
Kegiatan Belajar II
Mahasiswa mampu memahami dan men-
jelaskan tentang :
a.	 Pengertian Issue dan Dilema
b.	 Issue Etik Bidan
c.	 Issue Etik dan Dilema
d.	 Issue Moral dan Dilema Moral
TUJUAN
Pembelajaran Khusus
1. Pengertian Issue dan Dilema
2. Issue Etik Bidan
3. Issue Etik dan Dilema
4. Issue Moral dan Dilema Moral
POKOK
Materi
Setelah mempelajari kegiatan
belajar 1 ini Anda diharapkan mampu
memahami dan menjelaskan issue etik
dalam pelayanan kebidanan
TUJUAN
Pembelajaran Umum
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
19
Dalam praktik kebidanan ser-
ingkali bidan dihadapi pada beberapa
permasalahan yang dilematis, artin-
ya pengambilan keputusan yang sulit
berkaitan dengan etik. Dilema muncul
karena terbentur pada konflik moral,
pertentangan batin atau pertentangan
antara nilai-nilai yang diyakinai bidan
dengan kenyataan yang ada.
A.	 PENGERTIAN ISSUE DAN DILE-
MA
1.	 Isu adalah topik yang menarik
untuk didiskusikan dan suatu
yang memungkinkan setiap
orang mempunyai pendapat.
Pendapat yang timbul akan ber-
variasi, isu muncul dikarenakan
adanya perbedaan nilai-nilai
dan kepercayaan.
2.	 Isu adalah masalah pokok yang
berkembang di masyarakat atau
suatu lingkungan yang belum
tentu benar, serta membutuh-
kan pembuktian.
3.	 Isu adalah topic yang menar-
ik untuk didiskusikan dan
sesuatu yang memungk-
inkan orang untuk mengemu-
kakan pendapat yang bervariasi.
Isu muncul dikarenakan adanya
perbedaan nilai.
4.	 Issue etik dalam pelayanan ke-
bidanan merupakan topik yang
penting yang berkembang di
masyarakat tentang nilai ma-
nusia dalam menghargai suatu
tindakan yang berhubungan
dengan segala aspek kebidanan
yang menyangkut baik dan bu-
ruknya.
5.	 Issue moral adalah topik yang
penting berhubungan den-
gan benar dan salah dalam ke-
hidupan sehari – hari.
6.	 Dilema yaitu suatu keadaan di-
mana dihadapkan pada dua
alternative pilihan, yang keliha-
tannya sama atau hampir sama
dan membutuhkan pemecahan
masalah.Dilema muncul karena
terbentur pada konflik moral,
pertentangan batin, atau per-
tentangan antara nilai-nilai yang
diyakini bidan dengan kenyata-
an yang ada
Uraian Materi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
20
B.	 ISSUE ETIK BIDAN
Seorang bidan praktek mandiri,
memberikan susu formula untuk bayi
baru lahir hari pertama karena in-
gin mencapai bonus yang dijanjikan
oleh perusahaan susu. Dalam kasusu
ini bidan telah memnfaatkan pasien-
nya sebagai objek untuk memberi-
kan keuntungan bagi dirinya sendiri.
Bagaimana pendapat Anda terkait ka-
sus di atas ? berikan komentar pada tit-
ik-titik dibawah ini !
..............................................................................
..............................................................................
.............................................................................
.............................................................................
Selanjutnya, untuk lebih memaha-
mi mengenai issue etik bidan, silakan
Saudari pelajari materi berikut ini!
Etik berhubungan erat dengan profesi,
yaitu :
1.	 Pengambilan keputusan dan
penggunaan etik.
2.	 Otonomi bidan dan kode etik
profesional.
3.	 Etik dalam penelitian kebidanan.
4.	 Penelitian tentang masalah ke-
bidanan yang sensitif.
Contoh bentuk issue etik yang ber-
hubungan dengan kebidanan
1)	Issue etik yang terjadi antara
bidan dengan klien,keluar-
ga,masyarakat
a)	 Pengertian
Issue etik yang terjadi antara
bidan dengan klien, keluarga
dan masyarakat mempunyai
hubungan erat dengan nilai ma-
nusia dalam menghargai suatu
tindakan. Seorang bidan dika-
takan profesional bila ia mem-
punyai kekhususan sesuai den-
gan peran dan fungsinya yang
bertanggung jawab menolong
persalinan. Dengan demikian
penyimpangan etik mungkin
saja akan terjadi dalam praktek
kebidanan misalnya dalam prak-
tek mandiri, bidan yang bekerja
di RS, RB atau institusi keseha-
tan lainnya. Dalam hal ini bidan
yang praktek mandiri menjadi
pekerja yang bebas mengontrol
dirinya sendiri. Situasi ini akan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
21
besar sekali pengaruhnya ter-
hadap kemungkinan terjadinya
penyimpangan etik.
b)	Kasus
Di sebuah desa, ada seorang
bidan yang sudah membuka
praktek kurang lebih selama satu
tahun. Pada suatu hari datang
seorang klien bernama Ny ‘A’ usia
kehamilan 38 minggu dengan
keluhan perutnya terasa kenceng
kenceng dan terasa sakit sejak
5 jam yang lalu. Setelah dilaku-
kan VT, didapatkan hasil pembu-
kaan 3 dan ternyata janin dalam
keadaan letak sungsang. Oleh
karena itu bidan menyarankan
agar di Rujuk ke Rumah Sakit un-
tuk melahirkan secara operasi SC.
Namun keluarga klien terutama
suami menolak untuk di Rujuk
dengan alasan tidak punya biaya
untuk membayar operasi. Tapi
bidan tersebut berusaha untuk
memberi penjelasan bahwa tu-
juan di Rujuk demi keselamatan
janin dan juga ibunya namun jika
tetap tidak mau dirujuk akan san-
gat membahayakan janin mau-
pun ibunya. Tapi keluarga bersi-
keras agar bidan mau menolong
persalinan tersebut. Sebenarnya,
dalam hal ini bidan tidak yakin
bisa berhasil menolong persali-
nan dengan keadaan letak sung-
sang seperti ini karena pengala-
man bidan dalam hal ini masih
belum begitu mendalam. Selain
itu juga dengan di Rujuk agar
persalinan berjalan dengan lan-
car dan bukan kewenangan bidan
untuk menolong persalinan da-
lam keadaan letak sungsang sep-
erti ini. Karena keluarga tetap
memaksa, akhirnya bidan pun
menuruti kemauan klien serta
keluarga untuk menolong persa-
linan tersebut. Persalinan berjalan
sangat lama karena kepala janin
tidak bisa keluar. Setelah bayi lahir
ternyata bayi sudah meninggal.
Dalam hal ini keluarga menyalah-
kan bidan bahwa bidan tidak bisa
bekerja secara profesional dan
dalam masyarakatpun juga terse-
bar bahwa bidan tersebut dalam
melakukan tindakan sangat lam-
bat dan tidak sesuai prosedur.
c)	 KONFLIK : keluarga terutama
suami menolak untuk di rujuk
ke Rumah sakit danmelahirkan
secara operasi SC dengan ala-
san tidak punya biaya untuk
membayar operasi.
d)	 ISSU : Di mata masyarakat,
bidan tersebut dalam pe-
layanan atau melakukan
tindakantidaksesuaiprosedurdan
tidak profesioanl. Selain itu juga
masyarakat menilai bahwa bidan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
22
tersebut dalam menangani pasien
dengan kelas ekonomi rendah
sangat lambat atau membe-
da-bedakan antara pasien yang
ekonomi atas dengan ekonomi
rendah.
e) DILEMA : Bidan merasa kesuli-
tan untuk memutuskan tindakan
yang tepat untuk menolong per-
salinan Resiko Tinggi. Dalam hal
ini letak sungsang seharusnya ti-
dak boleh dilakukan oleh bidan
sendiri dengan keterbatasan alat
dan kemampuan medis.Seharus-
nya ditolong oleh Dokter Obgyn,
tetapi dalam hal ini diputuskan
untuk menolong persalianan itu
sendiri dengan alasan desakan
dari kelurga klien sehingga da-
lam hatinya merasa kesulitan un-
tuk memutuskan sesuai prosedur
ataukah kenyataan di lapangan.
2)   Issue Etik yang terjadi an-
tara Bidan dengan Teman Se-
jawat
a) Pengertian
ETIK adalah kumpulan asas atau
nilai yang berkenaan dengan
akhlak, nilai benar dan salah yang
dianut suatu organisasi atau mas-
yarakat
b) Contoh Issue Etik yang terjadi an-
tara Bidan dengan Teman Sejawat
Di suatu desa yang tidak jauh dari
kota dimana di desa tersebut ada
dua orang bidan yaitu bidan “A”
dan bidan “B” yang sama – sama
memiliki BPS dan ada persain-
gan di antara dua bidan tersebut.
Pada suatu hari datang seorang
pasien yang akan melahirkan
di BPS bidan “B” yang lokasin-
ya tidak jauh dengan BPS bidan
“A”. Setelah dilakukan pemerik-
saan ternyata pembukaan ma-
sih belum lengkap dan bidan
“B” menemukan letak sungsang
dan bidan tersebut tetap akan
menolong persalinan tersebut
meskipun mengetahui bahwa hal
tersebut melanggar wewenang
sebagai seorang bidan demi
mendapatkan banyak pasien un-
tuk bersaing dengan bidan “A”.
Sedangkan bidan “A” mengeta-
hui hal tersebut. Jika bidan “B”
tetap akan menolong persalinan
tersebut,bidan “A” akan melapor-
kan bidan “B” untuk menjatuhkan
bidan “B” karena di anggap me-
langgar wewenang profesi bidan.
c) ISSU MORAL: seorang bidan
melakukan pertolongan persali-
nan normal.
d) KONFLIK MORAL: menolong
persalinan sungsang untuk
nendapatkan pasien demi per-
saingan atau dilaporkan oleh
bidan “A”.
e) DILEMA MORAL:
1. Bidan “B” tidak melakukan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
23
pertolongan persalinan sung-
sang tersebut namun bidan
kehilangan satu pasien.
2. Bidan “B” menolong persali-
nan tersebut tapi akan dijatuh-
kan oleh bidan “A” dengan di
laporkan ke lembaga yang ber-
wewenang
3)    Issu Etik Bidan dengan Team
Kesehatan Lainnya
a) Pengertian
 Yaitu perbedaan sikap etika
yang terjadi pada bidan dengan
tenaga medis lainnya.Sehingga
menimbulkanketidak sepahaman
atau kerenggangan social.
b) Kasus
 seorang wanita berusia 35 ta-
hun sedang hamil mengalami
jatuh dan perdarahan hebat. Sua-
mi memanggil bidan dan bidan
memberikan pertolongan per-
tama. Bidan menjelaskan pada
keluarga, agar istrinya di bawa
ke rumah sakit untuk dilakukan
curretase. Keluarga menolak dan
menginginkan agar bidan saja
yang melakukan curretase. Bidan
kemudian melakukan kuretase
dan selang 2 hari kemudian, pa-
sien mengalami perdarahan dan
dibawa ke rumah sakit. Dokter
menanyakan riwayat kejadian
pada suami pasien dan suami
pasien. Suami pasien kemudian
mengatakan bahwa 2 hari lalu
isterinya mengalami perdarah-
an dan dilakukan kuretase oleh
bidan. Dokter kemudian me-
manggil bidan tersebut dan ter-
jadilah konflik antara bidan den-
gan dokter tersebut.
c) ISSUE ETIK : Malpraktek Bidan
melakukan tindakan diluar wewenan-
gnya.
d) KONFLIK :bidan melakukan cur-
rentase diluar wewenangnya se-
hingga  terjadilah konflik antara
bidan & dokter.
e) DILEMA : jika tidak segera
dilakukan tindakan takutn-
ya  merenggut nyawa pasien
karena BPS jauh dari RS. Dan jika
dilakukan tindakan bidan merasa
melanggar kode etik kebidanan
& merasa melakukan  tindakan
diluar wewenangnya.
4)   Issue Etik Yang Terjadi  An-
tara  Bidan Dan Organisasi  Pro-
fesi
a) PENGERTIAN 
Issue etik yang terjadi antara
bidan dan organisasi profesi
adalah suatu topic masalahyang
menjadi bahan pembicaraan an-
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
24
tara bidan dengan organisasi
profesi karena terjadinyasuatu
hal-hal yangmenyimpang dari
aturan-aturan yang telah ditetap-
kan.
b) Kasus
Seorang ibu yang ingin bersalin
di BPM Bidan A.Sejak awal ke-
hamilan ibutersebut sudah ser-
ing memeriksakan kehamilannya.
Menurut hasil pemeriksaanbidan
Ibu tersebut mempunyai riwayat
hipertensi.Maka kemungkinan la-
hir pervaginanyasangat beresiko
Saat persalinan tiba.Tekanan da-
rah ibu menjadi tinggi.Jikatidak
dirujuk maka beresiko terhadap
janin dan kondisi si Ibu itu sendi-
ri.Resiko pada janin bisa terj-
adigawat janin dan perdarahan
pada ibu. Bidan A sudah men-
gerti resiko yang akan terjadi.
Tapiialebih memntingkan egon-
ya sendiri karena takut kehilan-
gan komisinya dari pada dirujuk
kerumah sakit. Setelah janin la-
hir Ibu mengalami perdarahan
hebat, sehingga kejang-kejang
danmeninggal. Saaat berita itu
terdengar organisasi profesi (IBI),
maka IBI memberikan sanksiyang
setimpal bahwa dari kecerobo-
hannya sudah merugikan orang
lain. Sebagai gantinya,ijin praktek
(BPS) bidan A dicabut dan dike-
nakan denda sesuai dengan pe-
langgarantersebut.
c) Issue etik
1)	Terjadi malpraktek
2)	Pelangaran wewenang Bidan
d)	Dilema etik
Warga yang mengetahui hal
tersebut segera melaporkan ke-
pada organisasi  profesi dan
diberikan penangan.Perlu juga
disadari bahwa dalam pelayanan
kebidanan seringkali muncul ma-
salah atau isu dimasyarakat yang
berkaitan dengan etik dan moral,
dilema serta konflik yang dihadapi
bidan sebagai praktisi kebidanan.
Isu adalah masalah pokok yang
berkembang dimasyarakatatau
suatu lingkungan yang belum
tentu benar, serta membutuh-
kan pembuktian. Bidan dituntut
berperilaku hati-hati dalam seti-
ap tindakannya dalam member-
ikan asuhan kebidanan dengan
menampilkan perilaku yang etis
profesional.
C.	 ISSUE ETIK DAN DILEMA
ISSUE ETIK adalah topik yang cukup
penting untuk dibicarakan sehingga
mayoritas individu akan mengeluar-
kan opini terhadap masalah terse-
but sesuai dengan asas ataupun
nilai yang berkenaan dengan akh-
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
25
lak, nilai benar salah yang dianut
suatu golongan atau masyarakat.
DILEMA MORAL adalah situasi yang
menghadapkan individu pada dua
pilihan, dan tidak satupun dari pili-
han itu dianggap sebagai jalan kelu-
ar yang tepat.
Contoh  Issue Etik Dalam Ke-
hidupan Sehari - Hari
a. Persetujuan dalam proses mela-
hirkan.
1)	Memilih atau mengambil
keputusan dalam persalinan
2)	Kegagalan dalam proses per-
salinan
3)	Pelaksanan USG dalam ke-
hamilan
4)	Konsep normal pelayanan ke-
bidanan
5)	Bidan dan pendidikan seks
b. Contoh masalah etik yang ber-
hubungan dengan teknologi
1)	Perawatan intensif pada bayi
2)	Skreening bayi
3)	Transplantasi organ
4)	Teknik reproduksi dan ke-
bidanan.
c. Contoh masalah etik yang ber-
hubungan dengan profesi
1)	Pengambilan keputusan dan
penggunaan etik
2)	Otonomi bidan dan kode etik
professional
3)	Etik dalam penelitian ke-
bidanan
4)	Penelitian tentang masalah ke-
bidanan yang sensitif
d. Biasanya beberapa contoh men-
genai isu etik dalam pelayananan
kebidanan adalah berhubungan
dengan masalah-masalah se-
bagai berikut:
1)	 Agama / kepercayaan
2)	 Hubungan dengan pasien
3)	 Hubungan dokter dengan
bidan
4)	 Kebenaran
5)	 Pengambilan keputusan
6)	 Pengambilan data
7)	 Kematian Kerahasiaan
8)	 Aborsi
9)	 AIDS
10)	 In_Vitro fertilization
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
26
D.	 ISSUE MORAL DAN DILEMA
MORAL
Isu Moral adalah merupakan
topik yang penting berhubungan
dengan benar dan salah dalam
kehidupan sehari-hari, sebagai
contoh nilai-nilai yang berhubun-
gan dengan kehidupan orang se-
hari-hari menyangkut kasus abor-
tus euthansia, keputusan untuk
terminasi kehamilan. Isu Moral
juga berhubungan dengan kejad-
ian yang luar biasa dalam kehidu-
apan sehari-hari seperti menyang-
kut konflik malpraktik perang dsb.
Dilema moral menuruta Campbell
adalah suatu keadaan dimana di-
hadapkan pada dua alternatif pi-
lihan, yang kelihatanya sama atau
hampir sama dan membutuhkan
pemecahan masalah. Ketika men-
cari solusi atau pemecahan mas-
alah harus mengigat akan tanggu-
ng jawab profesional yaitu :
1. Tindakan selalu ditunjukan un-
tuk peningkatan kenyamanan,
kesejahteraan pasien atau klien.
2. Menjamin bahwa tindakan yang
menghilangkan sesuatu ba-
gian(omission), disertai rasa
tanggung jawab, memperhati-
kan kondisi dan keaamanan pa-
sien atau klien.
Tuntutan bahwa etik adalah
hal penting dalam kebidanan salah
satunya adalah karena bidan mer-
upakan profesi yang bertanggung
jawab terhadap keputusan yang
dibuat berhubungan dengan klien
serta harus mempunyai tanggung
jawab moral terhadap keputusan
yang diambil. Untuk dapat men-
jalankan praktik kebidanan den-
gan baik tidak hanya dibutuhkan
pengetahuan klinik yang baik, ser-
ta pengetahuan yang up to date,
tetapi bidan juga harus mempu-
nyai pemahaman isu etik dalam
pelayanan kebidanan.
Menurut Dary Koehn dalam
The Ground of Professional Eth-
ics (1994), Bahwa bidan dikatakan
profesional bila menerapkan eti-
ka dalam menjalankan praktik
kebidanan. Dengan memahami
peran sebagai bidan akan mening-
katkan tanggung jawab profe-
sionlnya kepada pasien atau klien.
Bidan berada pada posisi yang
baik, yaitu mempasilitasi pilihan
klien dan membutuhkan pening-
katan pengetahuan tentang etika
untuk menerapakan dalam strategi
praktik kebidanan.
Dari bagan aliran diatas
menunjukan alur yang senantiasa
berurutan, pada tahap pertama
bidan dengan pasien dihubung-
kan dengan suatu dialog, forum
informasi, kemudian terjadi pilihan
(choice) dan pengambilan keputu-
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
27
san
1.      Menyetujui, sehingga menan-
datagani from persetujuan,
2.      Menolak, dengan menan-
datagani form penolakan,
sehingga baik persetujuan mau-
pun penolakan sebaiknya ditu-
angkan secara tertulis, jika terjadi
permasalahan, maka secara hukum
bidan mempunyai kekutan hukum
karena mempunyai bukti tertulis,
jika terjadi permasalahan, maka
secara hukum bidan mempunyai
kekuatan, karena mempunyai buk-
ti tertulis yang menunjukan bah-
wa prosedur pemberian informasi
telah dilalui dan keputusan ada
ditangan klien untuk menyetujui
atau menolak. Hal ini sesuai hak
pasien untuk menentukan diri
sendiri, yaitu pasien berhak me-
nerima atau menolak tindakan atas
dirinya setelah diberi penjelasan
secara jelasnya. Akhirnya bahwa
manfaat informed consent adalah
untuk mengurangi kejadian mal-
praktek dan agar bidan lebih ber-
hati-hati dan alur pemberian infor-
masi benar-benar dilakukan dalam
memberikan pelayanan kesehatan
dan untuk megatasi  masalah etik
moral yang mungkin terjadi dalam
pelayanan kebidanan.
Moral merupakan pengeta-
huan atau keyakian tentang adan-
ya hal yang baik dan buruk yang
mempengaruhi siakap seseorang. 
Kesadaran tentang adanya baik
buruk berkembang pada diri ses-
eorang seiring dengan pengaruh
lingkungan, pendidikan, sosial bu-
daya, agama, dll. Hal ini yang dise-
but kesadaran moral.  Isu moral
dalam pelayanan kebidanan mer-
upakan topik yang penting yang
berhubungan dengan benar dan
salah dalam kehidupan sehari-hari
yang ada kaitannya dengan pe-
layanan kebidanan.
Beberapa contoh isu moral da-
lam kehidupan sehari-hari:
a.	 Kasus abortus
b.	 Euthanansia
c.	 Keputusan untuk terminasi
kehamilan
d.	 Isu moral juga berhubun-
gan dengan kejadian luar
biasa dalam kehidupan
sehari-hari, seperti yang
menyangkut konflik dan
perang
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
28
Issue etik yang terjadi antara
bidan dengan klien, keluarga dan mas-
yarakat mempunyai hubungan erat
dengan nilai manusia dalam menghar-
gai suatu tindakan. Seorang bidan dika-
takan profesional bila ia mempunyai
kekhususan sesuai dengan peran dan
fungsinya yang bertanggung jawab
menolong persalinan. Dengan demiki-
an penyimpangan etik mungkin saja
akan terjadi dalam praktek kebidanan
misalnya dalam praktek mandiri, bidan
yang bekerja di RS, RB atau institusi
kesehatan lainnya. Dalam hal ini bidan
yang praktek mandiri menjadi pekerja
yang bebas mengontrol dirinya sendiri.
Situasi ini akan besar sekali pengaruhn-
ya terhadap kemungkinan terjadinya
penyimpangan etik.
Isu Moral juga berhubungan
dengan kejadian yang luar biasa dalam
kehiduapan sehari-hari seperti men-
yangkut konflik malpraktik perang dsb.
Dilema moral menuruta Campbell ada-
lah suatu keadaan dimana dihadapkan
pada dua alternatif pilihan, yang keli-
hatanya sama atau hampir sama dan
membutuhkan pemecahan masalah.
Rangkuman
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
29
Black, Tria Murphy, 1995. Issues in Midwifery ; churchill Livingstooe; ediburg
Hongkong London Madrid Melbouurne New York and Tokyo
Kansil, CST, 1991. Pengantar Hukum Kesehatan Indonesia; Rineka Cipta; Jakarta
Puji Heni ,Wahyuni, 2009. Etika profesi Kebidanan; Fitramaya; Yogyakarta
Marimbi, Hanum. 2008. Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan, Mitra Cendekia
Press. Jogjakarta
Daftar Pustaka
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
30
1.	 Memilih atau mengambil keputusan dalam persalinan adalah salah satu con-
toh dari
a.	 Persetujuan dalam tindakan
b.	 Masalah etik yang berhubungan dengan profesi
c.	 Masalah etik yang berhubungan dengan teknologi
d.	 Isu etik
e.	 Dilema moral
1.	 Transplantasi organ merupakan salah satu contoh dari
a.	 Persetujuan dalam tindakan
b.	 Masalah etik yang berhubungan dengan profesi
c.	 Masalah etik yang berhubungan dengan teknologi
d.	 Isu etik
e.	 Dilema moral
2.	 Otonomi bidan dan kode etik profesional adalah salah satu contoh dari
a.	 Persetujuan dalam tindakan
b.	 Masalah etik yang berhubungan dengan profesi
c.	 Masalah etik yang berhubungan dengan teknologi
d.	 Isu etik
e.	 Dilema moral
Test Formatif
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
31
3.	 Aborsi merupakan contoh dari
a.	 Persetujuan dalam tindakan
b.	 Masalah etik yang berhubungan dengan profesi
c.	 Masalah etik yang berhubungan dengan teknologi
d.	 Isu etik
e.	 Dilema moral
4.	 Kematian bayi karena imunisasi merupakan contoh dari
a.	 Persetujuan dalam tindakan
b.	 Masalah etik yang berhubungan dengan profesi
c.	 Masalah etik yang berhubungan dengan teknologi
d.	 Isu etik
e.	 Dilema moral
Cocokkanlah jawaban Saudari dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat
di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Saudari yang benar, kemudian gu-
nakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap
materi kegiatan belajar.
Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat Penguasaan =
 ----------------------------------------------- X 100
5
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
32
90 – 100 % 	 = Baik sekali
80 – 89 % 	 = Baik
70 – 79 %
	 = Cukup
< 70 % 	 = Kurang
Jika tingkat penguasaan Saudari kurang dari 70% silahkan pelajari kembali ke-
giatan belajar 4 ini sampai Anda betul-betul menguasai isi dari materi kegiatan
belajar 4. Jika tingkat penguasaan Saudari telah 70% atau lebih, selamat berarti
Saudari telah menguasai seluruh kegiatan belajar ini. Silahkan Saudari lanjutkan
ke modul selanjutnya.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
33
Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidanan
Kegiatan Belajar III
Mahasiswa mampu memahami dan men-
jelaskan :
1.	 Pengambilan keputusan etis
2.	 Teori pengambilan keputusan
3.	 Dimensi etik dan peran bidan
TUJUAN
Pembelajaran Khusus
1. Pengambilan Keputusan Etis
2. Teori-teori Pengambilan Keputusan
3. Dimensi Etik dan Peran Bidan
POKOK
Materi
Setelah mempelajari kegiatan
belajar 2 ini Anda diharapkan mampu
memahami dan mejelaskan pengambilan
keputusan dalam pelayanan kebidanan
TUJUAN
Pembelajaran Umum
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
34
Uraian Materi
A.	PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
Apa yang Anda ketahui tentang pen-
gambilan keputusan?
Cocokanlah pemikiran anda dengan
uraian berikut ini.
1.	 Pengertian
Pengambilan keputusan adalah
pemilihan alternatif perilaku ter-
tentu dari dua atau lebih alternatif
yang ada (George R. Terry)
2.	 Faktor Dalam Pengambilan Kepu-
tusan
Apa Faktor-faktor yang mempen-
garuhi pengambilan keputusan :
a.	 Fisik à rasa yang dirasakan
oleh tubuh
b.	Emosionalà perasaan/sikap
c.	 Rasionalà pengetahuan
d.	Praktikà keterampilan dan ke-
mampuan individu
e.	 Interpersonalà jaringan sosial
dan hubungan antar individu
f.	 Struktural à lingkup sosial,
ekonomi dan politik
g.	Posisi atau kedudukan
h.	Masalah yang dihadapi
i.	 Situasi dan kondisi
j.	 Tujuan
3.	 Hal Pokok Dalam Pengambilan
Keputusan
5 hal pokok dalam pengambilan
keputusanIntuisi à berdasarkan
perasaan, lebih subjektif dan mu-
dah terpengaruh
a.	 Pengalamanà pengetahuan
praktis, seringnya terpapar
suatu kasus meningkatkan
kemampuan dalam mengambil
keputusan
b.	 Fakta à keputusan lebih riil,
valid dan baik
c.	 Wewenang à lebih bersifat
rutinitas
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
35
d.	Rasional à keputusan bersifa
objektif, transparan dan kon-
sisten
4.	 Ciri keputusan yang etis
Ciri keputusan yang etis yaitu :
a.	 Mempunyai pertimbangan
tentang apa yang benar dan
apa yang salah
b.	 Sering menyangkut pilihan
yang sukar
c.	 Tidak mungkin dielakkan
d.	 Dipengaruhi oleh norma,
situasi, iman dan tabiat serta
lingkungan sosial
5.	 Bentuk Keputusan Etis
Bentuk keputusan etik menurut
Thompson dan Thompson (1998)
a.	 Tentukan situasi/masalah
b.	 Kumpulkan informasi menge-
nai masalah yang dihadapi
c.	 Identifikasi isu etik/perhatian
pada situasi
d.	 Tegaskan pada individu atau
profesi bagaimana posisi mor-
al terhadap isu tersebut
e.	 Identifikasi posisi moral sesuai
dengan tingkat perkembangan
moral
f.	 Identifikasi nilai konflik
g.	 Tentukan pembuat keputusan
h.	 Identifikasi batas-batas dalam
mengambil keputusan/bertin-
dak
i.	 Memutuskan pilihan
j.	 Evaluasi keputusan yang diam-
bil
B.	 TEORI-TEORI PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Teori-teori pengambilan keputusan
:
1.	 Utilitarisme
a)	 Mengutamakan adanya kon-
sekuensi kepercayaan adann-
ya kegunaan à semua manu-
sia memiliki perasaan senang
dan sakit.
b)	 2 bentuk utilitarisme :
a. Berdasarkan tindakan	: se-
tiap tindakan ditujukan un-
tuk keuntungan
b. Berdasarkan aturan	 : se-
tiap tindakan didasarkan
pada prinsip kegunaan dan
aturan moral
2. Deontologi
a)	 Menurut Immanuel Kant à
sesuatu dikatakan baik apa-
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
36
bila semua potensi digu-
nakan dijalan yang baik oleh
kehendak manusia
b)	 Menurut W.D. Ross à setiap
manusia punya intuisi akan
kewajiban dan semua kewa-
jiban berlaku langsung pada
diri kita
3.	 Hedonisme
a)	 Menurut Aristippos à sesuai
kodratnya, manusia mencari
kesenangan dan mengh-
indari ketidaksenangan. Hal
terbaik adalah menggunakan
kesenangan dengan baik dan
tidak terbawa oleh kesenan-
gan.
b)	 Menurut Epikuros à menilai
bukan hanya kesenangan
(hedone) inderawi tetapi juga
kebebasan rasa sakit dan ke-
resahan jiwa
4.	 Eudemonisme
a)	 Menurut Aristoteles à da-
lam setiap kegiatan manusia
mengejar suatu tujuan ingin
mencapai sesuatu yang baik
b)	 Semua orang akan setuju
bahwa tujuan hidup akhir
manusia adalah kebahagiaan
(eudemonia)
c)	 Keutamaan dalam menca-
pai kebahagiaan melalui
keutamaan intelektual dan
moral
Bentuk pengambilan kebijakan da-
lam kebidanan
1.	 Strategi pengambilan keputusan
yang dipengaruhi oleh kebijakan
organisasi/pimpinan, fungsi pe-
layanan, dll.
2.	 Cara kerja pengambilan keputusan
dengan proses pengambilan kepu-
tusan yang dipengaruhi pelayanan
kebidanan klinik dan komunitas,
strategi pengambilan keputusan
dan alternatif yang tersedia
3.	 Pengambilan keputusan indivi-
du dan profesi yang dipengaruhi
standar praktek kebidanan, pen-
ingkatan kualitas kebidanan.
Kerangka pengambilan keputusan
dalam asuhan kebidanan
1.	 Bidan harus mepunyai responsibil-
ity dan accountability
2.	 Bidan harus menghargai wani-
ta sebagai individu dan melayani
dengan rasa hormat
3.	 Pusat perhatian pelayanan bidan
adalah safety and wellbeing moth-
er
4.	 Bidan berusaha menyokong pema-
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
37
haman ibu tentang kesejahteraan
dan menyatakan pilihannya pada
pengalaman situasi yang aman
5.	 Sumber proses pengambilan
keputusan dalam kebidanan ada-
lah knowledge, ajaran intrinsik,
kemampuan berfikir kritis, kemam-
puan membuat keputusan klinis
yang logis
C.	 DIMENSI ETIK DAN PERAN
BIDAN
Dilihat dari sejarah kebidanan, dulu
bidan tidak memiliki peran dalam
mengambil keputusan karena :
1.	Sistem pelayanan kesehatan yang
bersifat paternalistik à dokter
yang paling ahli
2.	Keengganan bidan à pengam-
bilan keputusan mengandung
resiko dan tanggung jawab
Keterlibatan bidan dalam pengam-
bilan keputusan sangat penting
karena :
1.	 Menunjang pelayanan antara
bidan dan klien
2.	 Meningkatkan sensitivitas pada
klien
3.	 Women centered care (berfokus
pada ibu) dan total care (asuhan
secara total)
Mengapa perlu mengerti situasi?
1.	 Untuk menerapkan norma-nor-
ma terhadap situasi
2.	 Untuk melakukan tindakan yang
tepat dan berguna
3.	 Untuk mengetahui masalah yang
perlu diperhatikan
Apa yang menjadi Kesulitan dalam
menghadapi situasi :
1.	 Kerumitan masalah yang diha-
dapi
2.	 Keterbatasn pengetahuan
3.	 Adanya faktor lain misalnya
kepentingan, prasangka dan fak-
tor subjektif lain
Peran bidan secara menyeluruh
meliputi beberapa aspek : praktis,
penasehat, konselor, teman, pendi-
dik dan peneliti atau garis besarnya
adalah plaksana, pengelola, pendi-
dik dan peneliti dalam pelayanan
kebidanan.
Menurut United Kingdom Central
Council (UKCC) 1999, tanggung
jawab bidan meliputi :
1.	 Mempertahankan dan mening-
katkan keamanan ibu dan bayi.
2.	 Menyediakan pelayanan yang
berkualitas dan informasi dan
nasehat yang tidak biasa yang di-
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
38
dasrkan pada evidence based.
3.	 Mendidk dan melatih calon bidan
untuk dapat berkerjasama da-
lam profesi dan memberikan pe-
layanan dengan memiliki tang-
gung jawab yang sama,termasuk
dengan teman sejawatnya atau
kolega, sehingga bagaimana agar
fit for practice and fit for purpose
(menguntungkan untuk praktik
dan menguntungkan untuk tu-
juan)
Dimensi kode etik meliputi :
1.	 Antara anggota profesi dan klien
2.	 Antara anggota profesi dan
sistem kesehatan.
3.	 Antara profesi dan profesi kese-
hatan.
4.	 Sesama anggota profesi.
Prinsif kode etik, terdiri dari :
1.	 Menghargai otonomi.
2.	 Melakukan tindakan yang benar.
3.	 Mencegah tindakan yang dapat
merugikan.
4.	 Memperlakukan manusia dengan
adil.
5.	 Menjelaskan dengan benar.
6.	 Menepati jani yang telah disepa-
kati.
7.	 Menjaga kerahasiaan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
39
Rangkuman
Pengambilan keputusan adalah
pemilihan alternatif perilaku tertentu
dari dua atau lebih alternatif yang ada.
Strategi pengambilan keputusan yang
dipengaruhi oleh kebijakan organisa-
si/pimpinan, fungsi pelayanan. Sum-
ber proses pengambilan keputusan
dalam kebidanan adalah knowledge,
ajaran intrinsik, kemampuan berfikir
kritis, kemampuan membuat keputu-
san klinis yang logis. Peran bidan se-
cara menyeluruh meliputi beberapa
aspek : praktis, penasehat, konselor,
teman, pendidik dan peneliti atau garis
besarnya adalah plaksana, pengelola,
pendidik dan peneliti dalam pelayanan
kebidanan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
40
Test Formatif
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan cara melingkari salah satu alternatif
jawaban yang anda anggap paling benar
1.	 Tidak termasuk 5 hal pokok dalam pengambilan keputusan
a.	 Pengalaman
b.	 Fakta
c.	 Wewenang
d.	 Rasional
e.	 Reward
2.	 Ciri keputusan yang etis yaitu
a.	 Mempunyai pertimbangan
b.	 Sering menyangkut pilihan yang sukar
c.	 Tidak mungkin diterima masyarakat
d.	 Mudah dipelajari
e.	 Tidak Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman dan tabiat serta lingkungan
sosial
3.	 Bentuk pengambilan kebijakan dalam kebidanan
a.	 Dipengaruhi kebijakan organisasi/pimpinan
b.	 Dipengaruhi oleh reward
c.	 Pengambilan keputusan oleh individu
d.	 Tidak melihat standar pelayanan kebidanan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
41
e.	 Meliputi semua aspek pelayanan kebidanan
4.	 Tidak termasuk dimensi kode etik kebidanan
a.	 Antara anggota profesi dan klien
b.	Antara anggota profesi dan sistem kesehatan.
c.	 Antara profesi dan profesi kesehatan.
d.	Sesama klien
e.	 Sesama anggota profesi.
5.	 Pentingnya keterlibatan bidan dalam pengambilan keputusan yaitu
a.	 Menunjang profesi bidan
b.	Meningkatkan kunjungan klien
a.	 Pelayanan pada wanita saja
b.	Women centered dan total care
c.	 Meningkatkan penerimaan klien
Cocokkanlah jawaban Saudari dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat
di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Saudari yang benar, kemudian gu-
nakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap
materi kegiatan belajar.
Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat Penguasaan =
 ----------------------------------------------- X 100
5
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
42
Tugas
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 – 100 % 	 = Baik sekali
80 – 89 % 	 = Baik
70 – 79 %
	 = Cukup
< 70 % 	 = Kurang
Jika tingkat penguasaan Saudari kurang dari 70% silahkan pelajari kembali ke-
giatan belajar 4 ini sampai Anda betul-betul menguasai isi dari materi kegiatan
belajar 4. Jika tingkat penguasaan Saudari telah 70% atau lebih, selamat berarti
Saudari telah menguasai seluruh kegiatan belajar ini. Silahkan Saudari lanjutkan
ke modul selanjutnya.
Ungkapkan pengalaman pengambilan keputusan yang anda lakukan dalam
pemberian pelayanan kebidanan.
Buat dalam bentuk makalaah sesuai modul 3b.
Selamat bekerja!
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
43
PENDAHULUAN
Coba perhatikan gambar tersebut! Apa
yang terlintas di benak Anda terkait hal
itu?
	
..............................................................
..............................................................
..............................................................
..............................................................
..............................................................
..............................................................
..............................................................
..............................................................
..............................................................
Informed Choice dan Informed Consent
Kegiatan Belajar IV
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
44
A.	MASALAH ETIK MORAL DAN
DILEMA DALAM PRAKTEK KE-
BIDANAN
Dalam praktik kebidanan ser-
ingkali bidan dihadapkan  pada be-
berapa permasalahan yang dilema-
tis, artinya pengambilan keputusan
yang sulit berkaitan dengan etik.
Dilema muncul karena terbentur
pada konflik moral, pertentangan
batin atau pertentangan antara
nilai-nilai yang diyakini bidan den-
gan kenyataan yang ada.
Dilema yaitu situasi yang
mengharuskan seseorang melaku-
kan pilihan antara 2 kemungkinan,
sukar dan membingungkan, se-
dangkan moral adalah ajaran ten-
tang baik buruk perbuatan dan ke-
lakuan.
Dilema dan konflik yang berkaitan
dengan moral :
1.	 Agama/kepercayaan
2.	 Hubungan dengan pasien
3.	 Hubungan dokter dengan
bidan
4.	 Kebenaran
5.	 Pengambilan keputusan
6.	 Pengambilan data
7.	 Kematian yang tenang/eutana-
sia
8.	 Kerahasiaan
9.	 Aborsi
10.	 AIDS
11.	 Fertilisasi in-vitro
12.	 Tranplantasi organ
Dalam praktik kesehatan, ada
sedikitnya 5 masalah yang ber-
hubungan dengan dilema dan konf-
lik
1.	Kuantitas vs Kualitas hidup
Contoh : Seorang ibu meminta
tenaga medis untuk melepas
selang oksigen pada anaknya
yang berusia 10 tahun yang telah
mengalami koma selama 7 hari
2. Kebebasan vs Penanganan dan
pencegahan bahaya
Contoh : Ibu hamil tua dengan
plasenta previa totalis ingin ber-
jalan-jalan dan tidak mau bed rest
3. Berkata jujur vs Berkata bohong
Uraian Materi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
45
Contoh : Ibu post partum
menanyakan kondisi anak yang
baru saja dilahirkannya padahal
anaknya tersebut meninggal dan
keluarga meminta untuk meraha-
siakan dahulu kematian anaknya
sampai kondisi Ibu stabil
4. Keinginan terhadap pengetahuan
yang bertentangan dengan falsa-
fah, agama, politik, ekonomi dan
ideologi
Contoh : Pasien hamil tetapi ti-
dak menginginkan kehamilannya
karena alasan ekonomi, ketidak-
siapan dan lain-lain menanyakan
bagaimana cara mengakhiri ke-
hamilannyatersebut
5. Terapi ilmiah konvensional vs
terapi yang tidak ilmiah dan
coba-coba
Contoh : pasien yang mendatan-
gi klinik pengobatan tradisional/
dukun masih banyak dibanding-
kan dengan datang berobat ke
tenaga kesehatan
Masalah etik moral yang mungkin
terjadi dalam praktek kebidanan :
1. Persetujuan dalam proses mela-
hirkan
2. Memilih atau mengambil keputu-
san dalam persalinan
3. Pelaksanaan USG dalam kehami-
lan
4. Kegagalan dalam proses persali-
nan
5. Konsep normal pelayanan ke-
bidanan
6. Bidan dan pendidikan sex
B.	INFORMED CHOICE
1.	 Pengertian
Informed choice yaitu mem-
buat pilihan setelah mendapat
penjelasan dalam pelayanan ke-
bidanan tentang alternatif asu-
han yang akan dialaminya.
2.	 Peran Bidan Dalam Informed
Choice
Peran bidan tidak hanya
membuat asuhan dalam mana-
jemen asuhan kebidanan tetapi
juga menjamin bahwa hak wan-
ita untuk memilih asuhan dan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
46
keinginannya terpenuhi. Hal ini
sejalan dengan kode etik inter-
nasional bidan yang dinyatakan
oleh ICM 1993, bahwa bidan
harus menghormati hak wanita
setelah mendapatkan penjelas-
an dan mendorong wanita untuk
menerima tanggung jawab untuk
hasil dari pilihannya.
Sebagai seorang bidan da-
lam memberikan informed choise
kepada klien harus:
a.	 Memperlakukan klien dengan
baik.
b.	Berinteraksi dengan nyaman
c.	 Memberikan informasi obyek-
tif, mudah dimengerti dan di-
ingat serta tidak berlebihan.
d.	Membantu klien mengenali
kebutuhannya dan membuat
pilihan yang sesuai dengan
kondisinya.
e.	 Mendorong wanita memilih
asuhannya.
Selain itu, beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam
proses informed choice :
a.	 Bidan harus terus meningkat-
kan pengetahuan dan keter-
ampilan
b.	Bidan wajib memberikan infor-
masi secara rinci dan jujur dan
dimengerti klien
c.	 Bidan harus belajar untuk
membantu klien melatih diri
dalam menggunakan hakn-
ya dan menerima tanggung
jawab untuk keputusan yang
mereka ambil
d.	Asuhan berpusat pada klien
e.	 Tidak perlu takut pada konf-
lik tetapi menganggapnya se-
bagai suatu kesempatan untuk
saling memberi dan mungkin
sustu penilaian ulang yang ob-
jektif, bermitra dengan klien
dan suatu tekanan positif ter-
hadap perubahan
3.	 Prinsip Informed Choice
Hal yang harus diingat dalam
informed choice :
•	Informed choice bukan sekedar
mengetahui berbagai pilihan
namun mengerti manfaat dan
resiko dari pilihan yang ditawar-
kan
•	Informed choice tidak sama
dengan membujuk/memak-
sa klien mengambil keputu-
san yang menurut orang lain
baik (“....biasanya saya/rumah
sakit.....”
4.	 Contoh Informed Choice Dalam
Pelayanan Kebidanan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
47
Beberapa jenis pelayanan ke-
bidanan yang dapat dipilih oleh
klien :
a.	 Pemeriksaan laboratorium dan
screening antenatal
b.	 Tempat melahirkan dan kelas
perawatan
c.	 Masuk kamar bersalin pada
tahap awal persalinan
d.	 Pendamping waktu melahirkan
e.	 Metoda monitor denyut jan-
tung janin
f.	 Percepatan persalinan/aug-
mentasi
g.	 Diet selama proses persalinan
h.	 Mobilisasi selama proses per-
salinan
i.	 Pemakaian obat penghilang
sakit
j.	 Pemecahan ketuban secara ru-
tin
k.	 Posisi ketika melahirkan
l.	 Episiotomi
m.	Keterlibatan suami waktu ber-
salin
n.	 Cara memberikan minum bayi
C.	INFORMED CONSENT
1.	 Pengertian
Persetujuan penting dilihat dari
sudut pandang bidan, karena
berkaitan dengan aspek hukum
yang memberikan otoritas un-
tuk semua prosedur yang akan
dilakukan oleh bidan. Ada beber-
apa pengertian informed consent
yaitu :
a.	 Secara etimologis : informed
(sudah diberikan informasi)
dan consent (persetujuan atau
izin)
b.	 Persetujuan dari pasien atau
keluarganya terhadap tinda-
kan medik yang akan dilaku-
kan terhadap dirinya atau kel-
uarganya setelah mendapat
penjelasan yang adekuat dari
doker/tenaga medis
c.	 Menurut D. Veronika Komala-
wati, SH , “informed consent”
dirumuskan sebagai “suatu
kesepakatan/ persetujuan pa-
sien atas upaya medis yang
akan dilakukan dokter terh-
adap dirinya setelah mem-
peroleh informasi dari dokter
mengenai upaya medis yang
dapat dilakukan untuk meno-
long dirinya disertai informasi
mengenai segala resiko yang
mungkin terjadi.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
48
2.	 Dasar Hukum
Informed consent untuk
tindakan medik telah diatur da-
lam Permenkes 583/1989 sebagai
langkah yang paling penting un-
tuk mencegah terjadinya konflik
dalam masalah etik. Dasar hukum
proses informed consent :
a.	 PP No. 32/1998 tentang Nakes
b.	 Permenkes Ri No. 159b/Men-
kes/SK/Per/II/1998 tentang RS
c.	 Permenkes RI No. 749A/Menk-
es/Per/IX/1989 tentang Rekam
Medis/Medical Report
d.	 Permenkes RI No. 585/Men-
kes/Per/IX/1989 tentang Per-
setujuan Tindakan Medis
e.	 Kepmenkes I No. 466/Menkes/
SK dan Standar Pelayanan Me-
dis di RS
f.	 Fatwa Pengurus IDI No. 319/
PB/A.4/88 tanggal 22 Februari
1988 tentang Informed Con-
sent
Sedangkan aspek hukum
persetujuan tindakan medis :
a.	 Pasal 1320 KUH Perdata syarat
sahnya persetujuan
b.	KUH Pidana pasal 351
c.	 UU No. 23/1992 tentang Kes-
ehatan pasal 53
d.	UU No. 29/2004 tentang Prak-
tik Kedokteran pasal 45 ayat
1-6
Di Indonesia terdapat keten-
tuan informed consent yang dia-
tur antara lain pada peraturan pe-
merintah no 18 tahun 1981 yaitu:
a.	 Manusia dewasa sehat jasmani
dan rohani berhak sepenuhnya
menentukan apa yang hendak
dilakukan terhadap tubuhnya.
b.	 Semua tindakan medis me-
merlukan informed consent
secara lisan maupun tertulis.
c.	 Setiap tindakan medis yang
mempunyai resiko cukup
besar, mengharuskan adan-
ya persetujuan tertulis yang
ditandatangani pasien, setelah
sebelumnya pasien memper-
oleh informasi yang adekuat
tentang perlunya tindakan
medis yang bersangkutan ser-
ta resikonya.
d.	 Untuk tindakan yang tidak ter-
masuk dalam butir 3, hanya
dibutuhkan persetujuan lisan
atau sikap diam.
e.	 Informasi tentang tindakan
medis harus diberikan kepa-
da pasien, baik diminta mau-
pun tidak diminta oleh pa-
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
49
sien. Menahan informasi tidak
boleh, kecuali bila dokter/
bidan menilai bahwa informa-
si tersebut dapat merugikan
kepentingan kesehatan pasien.
Dalam hal ini dokter dapat
memberikan informasi kepa-
da keluarga terdekat pasien.
Dalam memberikan informasi
kepada keluarga terdekat den-
gan pasien, kehadiran seorang
perawat/paramedic lain se-
bagai saksi adalah penting.
f.	 Isi informasi mencakup keun-
tungan dan kerugian tindakan
medis yang direncanakan.
3.	 Bentuk Informed consent
Informed consent terdiri dari 2
bentuk yaitu :
a.	 Implied consent
Yaitu persetujuan yang diang-
gap telah diberikan walaupun
tanpa pernyataan resmi yai-
tu pada keadaan emergency
yang mengancam jiwa pasien,
tindakan penyelamatan ke-
hidupan tidak memerlukan
persetujuan tindakan medik
b.	 Expressed consent
Yaitu persetujuan tindakan
medik yang diberikan secara
explisit baik secara lisan mau-
pun tertulis
4.	 Fungsi informed consent
Fungsi Informed Cnsent yaitu :
a.	 Penghormatan terhadap har-
kat dan martabat pasien se-
laku manusia
b.	Promosi terhadap hak untuk
menentukan nasibnya sendiri
c.	 Membantu kelancaran tinda-
kan medis sehingga diharap-
kan dapat mempercepat pros-
es pemulihan
d.	Untuk mendorong dokter
melakukan kehati-hatian da-
lam mengobati pasien (rang-
sangan pada profesi medis un-
tuk instrospeksi/evaluasi diri)
sehingga dapat mengurangi
efek samping pelayanan yang
diberikan
e.	 Menghindari penipuan oleh
dokter
f.	 Mendorong diambil keputu-
san yang lebih rasional
g.	Mendorong keterlibatan pub-
lik dalam masalah kedokteran
dan kesehatan
h.	Sebagai suatu proses edukasi
masyarakat dalam bidang ke-
dokteran dan kesehatan (ket-
erlibatan masyarakat)
i.	 Meningkatkan mutu pelayanan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
50
5.	 Tujuan informed consent
Tujuan Informed Consent
yaitu untuk melindungi pasien
dan tenaga kesehatan dalam
memberikan tindakan medik baik
itu tindakan pembedahan, invasif,
tindakan lain yang mengandung
resiko tinggi maupun tindakan
medik/pemeriksaan yang bukan
pembedahan, tidak invasif, tidak
mengandung resiko tinggi, pa-
sien tidak sadar, dalam keadaan
darurat untuk menyelamatkan
jiwa pasien
6.	 Unsur Informed Consent
Suatu informed consent
baru sah diberikan oleh pasien
jika memenuhi minimal 3 (tiga)
unsur sebagai berikut :
a.	 Keterbukaan informasi yang
cukup diberikan oleh dokter
b.	 Kompetensi pasien dalam
memberikan persetujuan
c.	 Kesukarelaan (tanpa paksaan
atau tekanan) dalam member-
ikan persetujuan.
7.	 Dimensi Informed Consent
Dimensi dalam informed consent
yaitu :
a.	 Dimensi hukum, merupakan
perlindungan baik untuk pa-
sien maupun bidan yang ber-
perilaku memaksakan kehen-
dak, memuat :
1)	Keterbukaan informasi an-
tara bidan dengan pasien
2)	Informasi yang diberikan
harus dimengerti pasien
3)	Memberi kesempatan
pasien untuk memperoleh
yang terbaik
b.	Dimensi Etik, mengandung
nilai – nilai :
1)	Menghargai kemandirian/
otonomi pasien
2)	Tidak melakukan intervensi
melainkan membantu pa-
sien bila diminta atau dib-
utuhkan sesuai dengan in-
formasi yang diberikan
3)	Bidan menggali keinginan
pasien baik secara subyektif
atau hasil pemikiran rasion-
al
8.	 Penerapan informed consent di
Rumah Sakit
Penerapan persetujuan
tindakan medik berdasarkan
SK Dirjen Pelayanan Medik No.
HR.00.06.3.5.1866 tanggal 21
April 1999 diantaranya :
a.	 Persetujuan atau penolakan
tindakan medik harus kebi-
jakan dan prosedur (SOP)
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
51
dan ditetapkan tertulis oleh
pimpinan RS
b.	Memperoleh informasi dan
pengelolaan, kewajiban dokter
9.	 Pembuatan dan Penggunaan
Informed Consent
Hal yang harus diperhati-
kan dalam pembuatan informed
consent :
a.	 Tidak harus selalu tertulis
b.	 Tindakan bedah (invatif) sebai-
knya dibuat tertulis
c.	 Fungsi informed consent ter-
tulis untuk lebih memudahkan
pembuktian bila kelak ada tun-
tutan
d.	 Informed consent tidak berarti
sama sekali bebas dari tuntut-
an bila dokter melakukan ke-
lalaian
Menurut Culver and Gert
ada 4 komponen yang harus
dipahami pada suatu consent
atau persetujuan :
a.	 Sukarela (Voluntariness) : Tan-
pa ada unsur paksaan didasari
informasi dan kompetensi
b.	 Informasi (Information) : Dalam
berbagai kode etik pelayanan
kesehatan bahwa informasi
yang lengkap dibutuhkan agar
mampu keputusan yang tepat.
c.	 Kompetensi (Competence) :
Seseorang membutuhkan ses-
uatu hal untuk mampu mem-
buat keputusan yang tepat
d.	 Keputusan (decision) : Pen-
gambilan keputusan mer-
upakan suatu proses, dimana
merupakan persetujuan tanpa
refleksi. Pembuatan keputu-
san merupakan tahap terakhir
proses pemberian persetujuan.
Keputusan penolakan pasien
terhadap suatu tindakan harus
di validasi lagi apakah karena
pasien kurang kompetensi.
Formulir informed con-
sent merupakan suatu perjanji-
an pelaksanaan tindakan medik
antara tenaga kesehatan dengan
pasien atau keluarganya yang
dapat dijadikan alat bukti yang
sah apabila terjadi perselisihan
antara pihak rumah sakit dengan
pasien atau keluarganya. For-
mulir harus sudah sesuai dengan
syarat-syarat sahnya perjanjian
karena dalam informed consent
sudah tercantum pihak-pihak
yang melakukan perjanjian, ten-
tang kecakapan pihak pasien dan
pelayanan tindakan medik. Isi in-
formed consent meliputi :
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
52
a.	 Alasan perlunya tindakan
medik
b.	Sifat tindakan : eksperimen
atau non-eksperiment
c.	 Tujuan tindakan medik
d.	Resiko
e.	 Persetujuan atau penolakan
medis diberikan untuk tinda-
kan medis yang dinyatakan
secara spesifik
f.	 Persetujuan atau penolakan
medis diberikan tanpa pak-
saan
g.	Persetujuan atau penolakan
medis diberikan oleh seseo-
rang yang sehat mental dan
memang berhak memberikan
dari segi hukum
h.	Setelah cukup diberikan in-
formasi dan penjelasan yang
diperlukan
i.	 Informasi dan penjelasan yang
diberikan terkait dengan pen-
erapan persetujuan tindakan
medik yaitu :
1)	Tujuan dan prospek keber-
hasilan
2)	Tata cara tindakan medis
3)	Resiko tindakan medis
4)	Komplikasi yang mungkin
terjasi
5)	Alternatif tindakan medis
yang lain
6)	Prognosis penyakit bila
tindakan dilakukan
7)	Diagnosis
Proses penggunaan informed consent
:
a.	 Pasien mendapat informasi yang
cukup mengenai rencana tindakan
medis yang akan dialaminya dan
resiko dan keuntungan-keuntungan
suatu perawatan dan alternatifnya
b.	 Pasien mempunyai kesempatan
bertanya tentang hal-hal seputar
medis yang akan diterimanya terse-
but apabila informasi yang diber-
ikan dirasakan masih belum jelas
dan mendapatkan jawaban yang
memuaskan
c.	 Pasien harus mempunyai wak-
tu yang diperlukan untuk mendi-
skusikan rencana dengan keluarga
d.	 Pasien bisa menggunakan infor-
masi untuk membantu membuat
keputusan yang terbaik
e.	 Pasien mengkomunikasikan kepu-
tusan ke tim perawatan dokter
f.	 Pasien berhak menolak rencana tin-
dakan medis tersebut
g.	 Format yang telah diisi dan ditan-
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
53
datangani adalah suatu dokumen
sah yang mengizinkan dokter untuk
melanjutkan perawatan yang telah
direncanakan
h.	 Proses atau tindakan yang akan
dilakukan dan pasien diminta un-
tuk mempertimbangkan suatu per-
awatan sebelum pasien setuju akan
tindakan tersebut
D.	PERBEDAAN INFORMED CHIOCE
DAN INFORMED CONSENT
Perbedaan informed consent den-
gan informed choice :
1.	 Persetujuan atau consent penting
dari sudut pandang bidan karena
berkaitan dengan aspek hukum
yang memberikan otoritas un-
tuk semua prosedur yang akan
dilakukan bidan
2.	 Pilihan atau choice penting dari
sudut pandang klien sebagai
penerima jasa asuhan kebidanan,
yang memberikan gambaran pe-
mahaman masalah yang sesung-
guhnya dan menerapkan aspek
otonomi pribadi menentukan “
pilihannya” sendiri.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
54
Dalam praktik kebidanan ada
beberapa hal yang dapat menim-
bulkan masalah etikdan dilema pada
bidan dalam memberikan pelayanan
kebidanan. Dilema dan masalah ini
muncul karena adanya konflik yang
terjadi antara nilai-nilai yang diyakini
oleh bidan sebagai pemberi pelayanan
dengan nilai-nilai atau kebiasaan yang
dianut masyarakat maupun dengan
kenyataan yang ada di lapangan.Da-
lam proses pemberian pelayanan ke-
bidanan, bidan harus menjunjung ting-
gi hak-hak klien, diantaranya dengan
menggunakan informed consent dan
informed chioce sebelum memberikan
pelayanan pada klien. Hal ini salah sa-
tunya untuk menjaga agar pelayanan
yang diberikan bidan sesuai dengan
keinginan klien dan tidak menimbul-
kan perselisihan di kemudian hari. Se-
lain itu,hal ini adalah sebagai payung
hukum bagi bidan dalam memberikan
pelayanan.
Dalam pembuatan dan penggu-
naan informed consent maupun in-
formed choice, bidan harus memper-
hatikan dasar hukum yang mengatur
hak dan kewajiban serta kewenangan
bidan dalam memberikan pelayanan
kesehatan. Selain itu, bidan harus pula
memperhatikan situasi dan kondisi
klien yang akan diberikan pelayanan
untuk meminimalisir efek samping
yang mungkin akan ditimbulkan dari
pelayanan yang diberikan.
Rangkuman
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
55
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan melingkari salah satu dari alternatif
jawaban di bawah ini.
1.	 Masalah yang berhubungan dengan dilema dan konflik :
a.	 Aborsi
b.	 Eutanasia
c.	 Bayi tabung
d.	 Tranplantasi organ
e.	 Pemeriksaan kehamilan
2.	 Tidak termasuk masalah etik moral dalam pelayanan kebidanan :
a.	 Pelaksanaan USG dalam kehamilan
b.	 Konsep normal pelayanan kebidanan
c.	 Persetujuan dalam proses melahirkan
d.	 Kegagalan dalam proses tranplantasi organ
e.	 Memilih atau mengambil keputusan dalam persalinan
3.	 Bukan prinsip informed choice :
a.	 Informed choice untuk mengetahui berbagai pilihan pelayanan
b.	 Informed choice untuk mengetahui manfaat dan resiko dari pelayanan yang
diberikan
c.	 Informed choice memberikan kesempatan pada klien untuk menentukan
Test Formatif
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
56
pilihannya
d.	 Informed choice memberikan kesempatan pada klien untuk mengambil
keputusan
e.	 Informed choice memberikan kesempatan pada bidan atau tenaga keseha-
tan untuk mengarahkan pilihan klien sesuai dengan kehendaknya
4.	 Hal yang harus diperhatikan bidan dalam informed choice :
a.	 Asuhan berpusat pada klien
b.	 Konflik sebagai ancaman profesi bidan
c.	 Bidan memberikan informasi seperlunya
d.	 Bidan tidak perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
e.	 Bidan harus bisa membujuk klien untuk menerima pelayanan sesuai kehen-
daknya
5.	 Bukan aspek hukum persetujuan tindakan medis
a.	 KUH Pidana pasal 351
b.	 KUH Perdata pasal 351
c.	 UU No. 23/1992 tentang Kesehatan pasal 53
d.	 Pasal 1320 KUH Perdata syarat sahnya persetujuan
e.	 UU No. 29/2004 tentang Praktik Kedokteran pasal 45 ayat 1-6
6.	 Fungsi informed consent :
a.	 Membantu kelancaran tindakan medis sehingga diharapkan dapat mem-
percepat kerja tenaga medis
b.	 Sebagai suatu proses edukasi masyarakat dalam bidang kedokteran kese-
hatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
57
c.	 Penghormatan terhadap harkat dan martabat bidan
d.	 Promosi pelayanan kebidanan
e.	 Mendorong diambil keputusan yang lebih cepat
7.	 Bukan termasuk unsur informed consent :
a.	 Kompetensi tenaga medis
b.	 Kesukarelaan dalam memberikan persetujuan.
c.	 Kompetensi pasien dalam memberikan persetujuan
d.	 Pasien tidak dalam tekanan saat memberikan keputusan
e.	 Keterbukaan informasi yang cukup diberikan oleh tenaga medis
8.	 Nilai dimensi etik informed consent :
a.	 Keterbukaan informasi antara bidan dengan pasien
b.	 Informasi yang diberikan harus dimengerti pasien
c.	 Memberi kesempatan pasien untuk memperoleh yang terbaik
d.	 Menghargai kemandirian/otonomi tenaga kesehatan
e.	 Tidak melakukan intervensi melainkan membantu pasien bila diminta atau
dibutuhkan sesuai dengan informasi yang diberikaN
9.	 Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan informed consent :
a.	 Tidak harus selalu tertulis
b.	 Harus dibuat tertulis pada semua pasien
c.	 Tindakan bedah (invatif) sebaiknya dibuat tertulis
d.	 Fungsi informed consent tertulis untuk lebih memudahkan pembuktian bila
kelak ada tuntutan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
58
e.	 Informed consent tidak berarti sama sekali bebas dari tuntutan bila tenaga
kesehatan melakukan kelalaian
10.	 Bukan termasuk komponen informed consent menurut Culver and Gert :
a.	 Voluntariness
b.	 Competence
c.	 Information
d.	 Validation
e.	 Decision
Cocokkanlah jawaban Saudari dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat
di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Saudari yang benar, kemudian gu-
nakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap
materi kegiatan belajar.
Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat Penguasaan =
 ----------------------------------------------- X 100
10
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 – 100 % 	 = Baik sekali
80 – 89 % 	 = Baik
70 – 79 %
	 = Cukup
< 70 % 	 = Kurang
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
59
Jika tingkat penguasaan Saudari kurang dari 70% silahkan pelajari kembali ke-
giatan belajar 4 ini sampai Anda betul-betul menguasai isi dari materi kegiatan
belajar 4. Jika tingkat penguasaan Saudari telah 70% atau lebih, selamat berarti
Saudari telah menguasai seluruh kegiatan belajar ini. Silahkan Saudari lanjutkan
ke modul selanjutnya.
Etic in Midwifery, Shirley R. Jones, 1994
Etika dan Kode Etik Bidan di Indonesia. IBI. 2005
Undang-undang Kesehatan No. 23/1992 tentang Wewenang Bidan
Peraturan Hukum kesehatan di Indonesia
Etika dan hukum kedokteran
Frith, L. 1996. Ethhics and Midwifery. Butterworth Heinemann
Jenkins R. 1995. The Law and Midwife. Blackwell Science Ethics and Midwifery
Daftar Pustaka
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
60
Ke BPM anda datang seorang ibu mengeluh mau melahirkan anak pertama,ha-
sil pemeriksaan tekanan darahnya 190/100 mmHg, gemelli pembukaan lengkap.
anda memutuskan untu dirujuk ke RS,pasien menolak. Bagaimana langkah in-
formed consent yang anda buat agar pasien mau di rujuk
Laporan dibuat berdasarkan modul 3b.
Selamat bekerja!
Tugas

More Related Content

What's hot

Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang kb
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang kbPercakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang kb
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang kbOperator Warnet Vast Raha
 
ASKEB NIFAS DAN MENYUSUI
ASKEB NIFAS DAN MENYUSUIASKEB NIFAS DAN MENYUSUI
ASKEB NIFAS DAN MENYUSUI
martaagustinasirait
 
Faktor lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi
Faktor lingkungan, sosial, budaya dan ekonomiFaktor lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi
Faktor lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi
pjj_kemenkes
 
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidananMateri issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Latifah Safriana
 
Contoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikContoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etik
Al-Ikhlas14
 
askeb abortus imminens
askeb abortus imminensaskeb abortus imminens
askeb abortus imminens
hesti kusdianingrum
 
Kelompok dokep sonia fitri
Kelompok dokep sonia fitriKelompok dokep sonia fitri
Kelompok dokep sonia fitri
Azispcp
 
Faktor –faktor yang mempengaruhi kehamilan
Faktor –faktor yang mempengaruhi kehamilanFaktor –faktor yang mempengaruhi kehamilan
Faktor –faktor yang mempengaruhi kehamilan
Hetty Astri
 
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal NeonatalPembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
AffiZakiyya
 
Kb 1 penyulit dan komplikasi masa nifas
Kb 1 penyulit dan komplikasi masa nifasKb 1 penyulit dan komplikasi masa nifas
Kb 1 penyulit dan komplikasi masa nifasUwes Chaeruman
 
Anamnesa pada Ibu Bersalin
Anamnesa pada Ibu Bersalin Anamnesa pada Ibu Bersalin
Anamnesa pada Ibu Bersalin
pjj_kemenkes
 
Konsep Konseling dalam Asuhan Kebidanan
Konsep   Konseling   dalam    Asuhan   Kebidanan Konsep   Konseling   dalam    Asuhan   Kebidanan
Konsep Konseling dalam Asuhan Kebidanan
pjj_kemenkes
 
Soal etikolegal
Soal etikolegalSoal etikolegal
Soal etikolegal
mutianelvison
 
DOKUMENTASI KEBIDANAN
DOKUMENTASI KEBIDANANDOKUMENTASI KEBIDANAN
DOKUMENTASI KEBIDANAN
YULI AYU NUR SINTA
 
24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan
shona2493
 
Isu etik dalam pelayanan kebidanan
Isu etik dalam pelayanan kebidananIsu etik dalam pelayanan kebidanan
Isu etik dalam pelayanan kebidanan
Al-Ikhlas14
 
Dokumentasi asuhan kebidanan
Dokumentasi asuhan kebidananDokumentasi asuhan kebidanan
Dokumentasi asuhan kebidanan
Irfa Kartini
 
Asuhan Pada Klien Yang Menghadapi Kehilangan & Kematian
Asuhan Pada Klien Yang Menghadapi Kehilangan & KematianAsuhan Pada Klien Yang Menghadapi Kehilangan & Kematian
Asuhan Pada Klien Yang Menghadapi Kehilangan & Kematian
pjj_kemenkes
 
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik KebidananCara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
pjj_kemenkes
 

What's hot (20)

Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang kb
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang kbPercakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang kb
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang kb
 
ASKEB NIFAS DAN MENYUSUI
ASKEB NIFAS DAN MENYUSUIASKEB NIFAS DAN MENYUSUI
ASKEB NIFAS DAN MENYUSUI
 
Faktor lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi
Faktor lingkungan, sosial, budaya dan ekonomiFaktor lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi
Faktor lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi
 
Atonia uteri
Atonia uteriAtonia uteri
Atonia uteri
 
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidananMateri issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
 
Contoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikContoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etik
 
askeb abortus imminens
askeb abortus imminensaskeb abortus imminens
askeb abortus imminens
 
Kelompok dokep sonia fitri
Kelompok dokep sonia fitriKelompok dokep sonia fitri
Kelompok dokep sonia fitri
 
Faktor –faktor yang mempengaruhi kehamilan
Faktor –faktor yang mempengaruhi kehamilanFaktor –faktor yang mempengaruhi kehamilan
Faktor –faktor yang mempengaruhi kehamilan
 
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal NeonatalPembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
 
Kb 1 penyulit dan komplikasi masa nifas
Kb 1 penyulit dan komplikasi masa nifasKb 1 penyulit dan komplikasi masa nifas
Kb 1 penyulit dan komplikasi masa nifas
 
Anamnesa pada Ibu Bersalin
Anamnesa pada Ibu Bersalin Anamnesa pada Ibu Bersalin
Anamnesa pada Ibu Bersalin
 
Konsep Konseling dalam Asuhan Kebidanan
Konsep   Konseling   dalam    Asuhan   Kebidanan Konsep   Konseling   dalam    Asuhan   Kebidanan
Konsep Konseling dalam Asuhan Kebidanan
 
Soal etikolegal
Soal etikolegalSoal etikolegal
Soal etikolegal
 
DOKUMENTASI KEBIDANAN
DOKUMENTASI KEBIDANANDOKUMENTASI KEBIDANAN
DOKUMENTASI KEBIDANAN
 
24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan
 
Isu etik dalam pelayanan kebidanan
Isu etik dalam pelayanan kebidananIsu etik dalam pelayanan kebidanan
Isu etik dalam pelayanan kebidanan
 
Dokumentasi asuhan kebidanan
Dokumentasi asuhan kebidananDokumentasi asuhan kebidanan
Dokumentasi asuhan kebidanan
 
Asuhan Pada Klien Yang Menghadapi Kehilangan & Kematian
Asuhan Pada Klien Yang Menghadapi Kehilangan & KematianAsuhan Pada Klien Yang Menghadapi Kehilangan & Kematian
Asuhan Pada Klien Yang Menghadapi Kehilangan & Kematian
 
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik KebidananCara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
 

Similar to Modul 3 etikolegal

ETIKA PROFESI KEPERAWATAN
ETIKA PROFESI KEPERAWATANETIKA PROFESI KEPERAWATAN
ETIKA PROFESI KEPERAWATAN
pjj_kemenkes
 
Hormon
HormonHormon
Hormon
pjj_kemenkes
 
Modul 4 etikologial
Modul 4 etikologialModul 4 etikologial
Modul 4 etikologial
pjj_kemenkes
 
Regulasi Keperawatan
Regulasi KeperawatanRegulasi Keperawatan
Regulasi Keperawatan
pjj_kemenkes
 
Regulasi Keperawatan
Regulasi KeperawatanRegulasi Keperawatan
Regulasi Keperawatan
pjj_kemenkes
 
Kb 1
Kb 1Kb 1
M4 konsep dasar asuhan kehamilan kb2
M4 konsep dasar asuhan kehamilan   kb2M4 konsep dasar asuhan kehamilan   kb2
M4 konsep dasar asuhan kehamilan kb2
pjj_kemenkes
 
Kb2 konsep dasar asuhan kehamilan
Kb2 konsep dasar asuhan kehamilanKb2 konsep dasar asuhan kehamilan
Kb2 konsep dasar asuhan kehamilan
pjj_kemenkes
 
M4 konsep dasar asuhan kehamilan kb3
M4 konsep dasar asuhan kehamilan   kb3M4 konsep dasar asuhan kehamilan   kb3
M4 konsep dasar asuhan kehamilan kb3
pjj_kemenkes
 
Kb3 konsep dasar asuhan kehamilan
Kb3 konsep dasar asuhan kehamilanKb3 konsep dasar asuhan kehamilan
Kb3 konsep dasar asuhan kehamilan
pjj_kemenkes
 
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANANETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
pjj_kemenkes
 
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANANETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
pjj_kemenkes
 
Kb 3 profesi dalam keperawatan
Kb 3 profesi dalam keperawatanKb 3 profesi dalam keperawatan
Kb 3 profesi dalam keperawatan
Anton Saja
 
Profesi Dalam keperawatan
Profesi Dalam keperawatanProfesi Dalam keperawatan
Profesi Dalam keperawatan
pjj_kemenkes
 
KB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Aborsi
KB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan AborsiKB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Aborsi
KB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Aborsi
pjj_kemenkes
 
Kb1 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb1 dokumentasi asuhan kehamilanKb1 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb1 dokumentasi asuhan kehamilan
pjj_kemenkes
 
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem ReproduksiKB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
pjj_kemenkes
 
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Operator Warnet Vast Raha
 
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to Modul 3 etikolegal (20)

ETIKA PROFESI KEPERAWATAN
ETIKA PROFESI KEPERAWATANETIKA PROFESI KEPERAWATAN
ETIKA PROFESI KEPERAWATAN
 
Hormon
HormonHormon
Hormon
 
Modul 4 etikologial
Modul 4 etikologialModul 4 etikologial
Modul 4 etikologial
 
Regulasi Keperawatan
Regulasi KeperawatanRegulasi Keperawatan
Regulasi Keperawatan
 
Regulasi Keperawatan
Regulasi KeperawatanRegulasi Keperawatan
Regulasi Keperawatan
 
Kb 1
Kb 1Kb 1
Kb 1
 
M4 konsep dasar asuhan kehamilan kb2
M4 konsep dasar asuhan kehamilan   kb2M4 konsep dasar asuhan kehamilan   kb2
M4 konsep dasar asuhan kehamilan kb2
 
Kb2 konsep dasar asuhan kehamilan
Kb2 konsep dasar asuhan kehamilanKb2 konsep dasar asuhan kehamilan
Kb2 konsep dasar asuhan kehamilan
 
M4 konsep dasar asuhan kehamilan kb3
M4 konsep dasar asuhan kehamilan   kb3M4 konsep dasar asuhan kehamilan   kb3
M4 konsep dasar asuhan kehamilan kb3
 
Kb3 konsep dasar asuhan kehamilan
Kb3 konsep dasar asuhan kehamilanKb3 konsep dasar asuhan kehamilan
Kb3 konsep dasar asuhan kehamilan
 
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANANETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
 
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANANETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
 
Etika keseahatan AKPER PEMKAB MUNA
Etika keseahatan AKPER PEMKAB MUNA Etika keseahatan AKPER PEMKAB MUNA
Etika keseahatan AKPER PEMKAB MUNA
 
Kb 3 profesi dalam keperawatan
Kb 3 profesi dalam keperawatanKb 3 profesi dalam keperawatan
Kb 3 profesi dalam keperawatan
 
Profesi Dalam keperawatan
Profesi Dalam keperawatanProfesi Dalam keperawatan
Profesi Dalam keperawatan
 
KB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Aborsi
KB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan AborsiKB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Aborsi
KB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Aborsi
 
Kb1 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb1 dokumentasi asuhan kehamilanKb1 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb1 dokumentasi asuhan kehamilan
 
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem ReproduksiKB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
 
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
 
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
 

More from pjj_kemenkes

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
pjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
pjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 

Recently uploaded

CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
meta emilia surya dharma
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
ReniAnjarwati
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
AFMLS
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
ssuser9f2868
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 

Recently uploaded (20)

CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 

Modul 3 etikolegal

  • 1.
  • 2. Kebidanan/001/2/2013 MODUL 3a ASPEK LEGAL DAN ISSUE ETIK DALAM PRAKTEK KEBIDANAN PENULIS: Hj.Atit Tajmiati,S.Kep,Ns,MPd PENDIDIKAN JARAK JAUH PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN PUSDIKLATNAKES BADAN PPSDM KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2013
  • 3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 1 Daftar Isi Kata Pengantar Daftar isi Pendahuluan 4 Kegiatan Belajar 1 : Aspek Legal dan Legislasi Pelayanan Kebidanan Tujuan pembelajaran umum 5 Tujuan Pembelajaran khusus 5 Pokok – pokok materi 5 Latar belakang 5 Otonomi bidan 8 Legislasi.registrasi, dan lisensi 9 Rangkuman 14 Tes formatif 15 Tugas 17 Kegiatan Belajar 2 : Issue etik dan moral dalam pelayanan ke- bidanan Tujuan pembelajaran umum 18 Tujuan Pembelajaran khusus 18 Pokok – Pokok Materi 18 Istilah issue 19 Issue Etik dan Dilemma 24 Issu moral dan Dilemma moral 26 Rangkuman 28 Tes formatif 30
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 2 Kegiatan Belajar 3 : Pengambilan keputusan dalam pelayanan ke- bidanan Tujuan pembelajaran umum 33 Tujuan Pembelajaran khusus 33 Pokok – pokok materi 33 Pengambilan keputusan 34 Pengambilan keputusan yang etis 34 Teori – Teori pengambilan keputusan 35 Dimensi Etik dan Peran Bidan 37 Rangkuman 39 Tes formatif 40 Tugas 42 Kegiatan Belajar 4 : Informed Choise dan Informed Consent Masalah Etik Moral dan Dilemma 44 Informed Choise 45 Informed Consent 47 Rangkuman 54 Tes Formatif 55 DaftarPustaka 59 Tugas 60
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 3 Pendahuluan Selamat berjumpa lagi para ma- hasiswaPendidikan Jarak Jauh Pendi- dikan D3 Kebidananpada Mata Kuliah Etikolegal dalam Praktik Kebidanan. Tahukah Anda bahwa setiap pelayanan yang diberikan pada klien harus memi- liki keamanan, sehingga kita dalam memberikan pelayanan kebidanan bet- ul betul aman dan mendapat perlind- ungan hukum. Di era kemajuan zaman ini, klien biasanya telah memahami se- buah pelayanan kesehatan yang baik, sehingga mereka cenderung menuntut para tenaga medis untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Namun pelayanan yang diberi- kan terkadang menimbulkan dilema dan konflik di masyarakat yang pada akhirnya menimbulkan isu-isu baru yang berkaitan dengan pelayanan kes- ehatan khususnya kebidanan. Untuk itu, bidan harus mengenali beberapa konflik dan isu yang berkembang di masyarakat serta mulai memberday- akan klien dalam pengambilan kepu- tusan terkait pelayanan yang akan mereka terima. Selain itu, bidan harus dapat menerapkan aspek legal dalam pelayanan kebidanan melalui persetu- juan klien atau keluarga atas tindakan yang akan mereka terima. Modul 3a ini memuat pokok ba- hasan penting yang berkaitan dengan aspek legal dan issue Etik dalam prak- tek kebidanan merupakan modul ke 5 dari 8 modul untuk mata kuliah Etiko- legal dalam Praktek Kebidanan yang terbagi menjadi 4 kegiatan belajar, yai- tu : 1. Kegiatan belajar 1 : Aspek Legal Pe- layanan Kebidanan 2. Kegiatan Belajar 2 : Issue Etik Dalam Pelayanan Kebidanan 3. Kegiatan Belajar 3 : Pengambilan Keputusan Dalam Pelayanan Ke- bidanan 4. Kegiatan Belajar 4 : Informed Choice dan Informed Consent Setelah mempelajari materi
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 4 tersebut Anda diharapkan dapat: 1) Memahami dan menjelaskan aspek le- gal pelayanan kebidanan, 2) Memaha- mi dan menjelaskan issue etik dalam pelayanan kebidanan, 3) Memahami dan menjelaskan pengambilan kepu- tusan dalam pelayanan kebidanan, 4) informed choise dan informed con- sent. Proses pembelajaran untuk ma- teri aspek legal dan etikolegal issue dalam praktek kebidanan yang akan Anda ikuti dapat berjalan dengan leb- ih lancar bila Anda mengikuti langkah langkah belajar sebagai berikut : 1) Pahami dulu mengenai kegiatan pembelajaran dari mulai tahap awal sampai akhir 2) Lakukan observasi layanan ke- bidanan yang dilakukan oleh bidan di sarana pelayanan ditinjau dari sudut etikolegal dalam praktek ke- bidanan 3) Pelajari terlebih dahulu kajian bela- jar 1 dan lakukan tugas yang diber- ikan 4) Keberhasilan proses pembelajaran anda dalam mata kuliah ini sangat tergantung kepada kesungguhan anda dalam mengerjakan tugas. 5) Bila anda menemui kesulitan, si- lahkan hubungi dosen pengajar/ pembimbing yang mengampu mata kuliah ini. Selamat belajar, semoga anda sukses memahami materi yang di- uraikan dalam modul 3 ini. Selamat belajar, semoga sukses
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 5 Aspek Legal dan Legislasi Pelayanan Kebidanan Kegiatan Belajar I Mahasiswa mampu memahami dan men- jelaskan tentang : 1. Latar belakang sistem legislasi tenaga bidan 2. Otonomi bidan dalam pelayanan ke- bidanan 3. Legislasi, Registrasi dan Lisensi TUJUAN Pembelajaran Khusus 1. Latar Belakang 2. Otonomi Bidan 3. Legislasi, Registrasi dan Lisensi POKOK Materi Setelah mempelajari kegiatan belajar 1 ini Anda diharapkan mampu memahami, menjelaskan aspek legal dan legislasi dalam pelayanan kebidanan. TUJUAN Pembelajaran Umum
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 6 Uraian Materi Kasus : seorang Bidan baru menyele- saikan pendidikan dan baru selesai di wisuda dengan memiliki nilai ter- baikbelum memiliki STR,dirumahnya dilakukan syukuran atas kelulusannya, banyak keluarga dan handai tolan yang datang untuk memberikan selamat. Pada saat selesai acara ada seorang ibu hamil yang mengeluh mulas mulas mau melahirkan, bidan tersebut me- meriksa ternyata ibu hamil tersebut su- dah masuk masa persalinan kala I fase aktif,pembukaan 6cm, Bidan menahan ibu tersebut di rumahnya membimb- ing/menolongibu untuk bersalin.dan tidak lama kemudian bayi lahir,ibu dan bayi selamat. Akhirnya bidan tersebut dikenal masyarakat dan banyak yang datang untuk periksa,bidan melak- sanakan pelayanan tanpa dia memiliki STR. Pertanyaan: Apa persepsi anda tentang kasus diatas? _______________________________ _______________________________________ ________________________________________ ________________________________________ ________________________________________ ________________________________________ ________________________________________ Silakan pendapat anda cocokan den- gan uraian di bawah ini. A. Latar Belakang Sistem Legislasi Tenaga Bidan Sebelum membahas tentang latar belakang sistem legislasi ada baikn- ya kita membahas dahulu siapakah Bidan ? 1. Menurut IBI Bidan adalah Seorang wani- ta yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang telah diakui pemer- intah dan lulus ujian sesuai per- syaratan yang berlaku, dicatat, diberi ijin secara sah untuk men- jalankan praktik. 2.  Permenkes No. 1464/MENK- ES/X/2010 Bidan adalah Seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian sesuai persyaratan yang berlaku 3.  Menurut WHO Bidan adalah Wanita yang telah diakui secara regular dala pro-
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 7 gram pendidikan kebidanan se- bagai mana yang telah diakui ska- la yuridis, dimana ia ditempatkan dan telah menyelesaikan pendi- dikan kebiadanan dan memper- oleh izin melaksanakan praktik kebidanan. 4.  International confederation of midwife Bidan adalah Seorang yang telah menyelesaikan pendidikan bidan yang diakui oleh Negara serta memperoleh kualifiksi dan diberi izin untuk melaksanakan praktik kebidanan dinegara itu. Adapun yang menjadi latar belakang sistem legislasi tenaga bidan adalah sebagai berikut : a. UUD 1945 Amanat dan pesan mendasar dan UUD 1945 adalah UUD 1945 upaya pembangunan nasional yaitu pem- bangunan disegadan bidang guna kepentingan keselamatan, keba- hagiaan dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia secara terarah, ter- padu dan berkesinambungan. b. UU No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan. c. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang  Kesehatan. Tujuan dan Pembangunan Kesehatan adalah meningkatkan ke- sadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap warga Nega- ra Indonesia melalui upaya promo- tif, preventif, kuratif dan rehabilitatif sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan adanya arus globa- lisasi salah satu focus utama agar mampu mempunyai daya saing ada- lah bagaimana peningkatan kuali- tas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia dibentuk se- jak janin di dalam kandungan, masa kelahiran dan masa bayi serta masa tumbuh kembang balita. Hanya sumber daya manusia yang berkual- itas, yang memiliki pengetahuan dan kemampuan sehingga mampu survive dan mampu mengantisipasi perubahan serta mampu bersaing. d. Bidan erat hubungannya dengan penyiapan sumber daya manusia. Karena pertayanan bidan melipu- ti kesehatan wanita selama kurun kesehatan reproduksi wanita, sejak remaja, masa calon pengantin, masa hamil, masa persalinan, masa nifas, periode interval, masa klimakterium dan menopause serta memantau tumbuh kembang balita serta anak pra sekolah. e. Visi Pembangunan kesehatan In-
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 8 donesia Sehat 2010 adalah derajat kesehatan yang optimal dengan strategi: Paradigma sehat, Profe- sionalisme, JPKM, dan Desentralisasi B. Otonomi Bidan Menurut persepsi anda, aktivitas apakah yang dilakukan oleh bidan ? Bidan merupaakan profesi yang berhubungan dengan kese- lamatan jiwa manusia, adalah per- tanggungjawaban dan tanggung gugat (accountability) atas semua tindakan yang dilakukannya. Seh- ingga semua tindakan yang dilaku- kan oleh bidan harus berbasis kom- petensi dan didasari suatu evidence based. Accountability diperkuat dengan satu landasan hukum yang mengatur batas-batas wewenang profesi yang bersangkutan. Dengan adanya legitimasi ke- wenangan bidan yang lebih luas, bidan memiliki hak otonomi dan mandiri untuk bertindak secara pro- fesional yang dilandasi kemampuan berfikir logis dan sistematis serta bertindak sesuai standar profesi dan etika profesi. Praktik kebidanan merupakan inti dan berbagai kegiatan bidan dalam penyelenggaraan upaya kes- ehatan yang harus terus menerus ditingkatkan mutunya melalui: 1.   Pendidikan dan pelatihan berke- lanjutan. 2.   Penelitian dalam bidang ke- bidanan. 3.   Pengembangan ilmu dan tekh- nologi dalam kebidanan. 4.   Akreditasi. 5.   Sertifikasi. 6.   Registrasi. 7.   Uji Kompetensi. 8.   Lisensi. Beberapa dasar dalam otonomi dan aspek legal yang mendasari dan terkait dengan pelayanan kebidana antara lain sebagai berikut: 1. Permenkes No. 1464/MENK- ES/X/2010 Tentang registrasi dan praktik bidan.
  • 11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 9 2. Standar Pelayanan Kebidanan, 2001. 3. Kepmenkes Republik Indone- sia Nomor 369/Menkes/SK/III/ 2007 Tentang Standar Profesi Bidan. 4. UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 5. PP No 32/Tahun 1996 Tentang tenaga kesehatan. 6. Kepmenkes Republik Indonesia 1277/Menkes/SK/XI/2001 Ten- tang organisasi dan tata kerja Depkes. 7. UU No 22/ 1999 Tentang Oto- nomi daerah. 8. UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. 9. UU tentang aborsi, adopsi, bayi tabung, dan transplantasi. 10. KUHAP, dan KUHP, 1981. 11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 585/ Menkes/ Per/ IX/ 1989 Tentang Persetujuan Tindakan Medik. 12. UU yang terkait dengan Hak re- produksi dan Keluarga Beren- cana; a) UU No. 10/1992 Tentang pengembangan Kependudu- kan dan Pembangunan Kelu- arga Sejahtera. b) UU No. 23/2003 Tentang Penghapusan Kekerasan Ter- hadap Perempuan di Dalam Rumah Tangga. C. Legislasi, Registrasi, Lisensi Apa yang Anda ketahui tentang legislasi? ........................................................................ ........................................................................ ........................................................................ ........................................................................ ........................................................................ ........................................................................ ........................................................................ ....................................................................... ......................................................................... Sekarang cocokan pendapat anda dengan uraian berikut ini Legislasi 1. Pengertian Legislasi adalah proses pembuatan undang-undang atau penyempurnaan perangkat hukum yang sudah ada melalui serangkaian kegiatan sertifikasi (pengaturan kompetensi), regis- trasi (pengaturan kewenangan), dan lisensi (pengaturan penye- lenggaraan kewenangan).
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 10 Ketetapan hukum yang mengantur hak dan kewajiban seseorang yang berhubungan erat dengan tindakan dan peng- abdiannya. Rencana yang sedang dijalankan oleh Ikatan Bidan In- donesia (IBI) sekarang adalah dengan mengadakan uji kompe- tensi terhadap para bidan, min- imal sekarang para bidan yang membuka praktek atau member- ikan pelayanan kebidanan harus memiliki ijasah setara D3. Uji kompetensi yang dilaku- kan merupakan syarat wajib se- belum terjun ke dunia kerja. Uji kompetensi itu sekaligus mer- upakan alat ukur apakah tenaga kesehatan tersebut layak beker- ja sesuai dengan keahliannya. Mengingat maraknya sekolah-se- kolah ilmu kesehatan yang terus tumbuh setiap tahunnya. Jika ti- dak lulus dalam uji kompetensi, jelas bidan tersebut tidak bisa menjalankan profesinya. Karena syarat untuk berprofesi adalah memiliki surat izin yang dikeluar- kan setelah lulus uji kompetensi. 2. Tujuan Legislasi Tujuan legislasi adalah memberikan perlindungan ke- pada masyarakat terhadap pe- layanan yang telah diberikan. Bentuk perlindungan tersebut adalah meliputi : a. Mempertahankan kualitas pelayanan b. Memberi kewenangan c. Menjamin perlindungan hu- kum d. Meningkatkan profisionalisme STR adalah bukti Legislasi yang dikeluarkan oleh DEPKES yang menyatakan bahwa bidan ber- hak menjalankan pekerjaan ke- bidanan. Registrasi 1. Pengertian Registrasi adalah sebuah pros- es dimana seorang tenaga profesi harus mendaftarkan dirinya pada suatu badan tertentu secara period- ic guna mendapatkan kewenangan dan hak untuk melakukan tindakan profesionalnya setelah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetap- kan oleh badan tesebut. Menurut Permenkes No 1464/ Menkes/X/2010,. egistrasi ada- lah proses pendaftaran, pendoku- mentasian dan pengakuan terhaap bidan, setelah dinyatakan me- menuhi minimal kopetensi inti atau standar penampilan minimal yang
  • 13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 11 ditetapkan, sehingga secara fisik dan mental mampu melaksanakan praktik profesinya. Dengan teregistrasinya seo- rang tenaga profesi, maka akan mendapatkan haknya untuk ijin praktik ( lisensi ) setelah memenuhi beberapa persyaratan administrasi untuk lisensi. 2. Tujuan Registrasi a) Meningkatkan keemampuan tenaga profesi dalam mengadop- si kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang berkembang pesat. b) Meningkatkan mekanisme yang obyektif dan komprehensif dalam penyelesaian kasus mal praktik. c) Mendata jumlah dan kategori melakukan praktik Aplikasi proses regisrtasi dalam praktek kebidanan adalah sebagai berikut, bidan yang baru lulus men- gajukan permohonan dan mengi- rimkan kelengkapan registrasi kepa- da kepala Dinas Kesehatan Propinsi dimana institusi pendidikan berada guna memperoleh SIB ( surat ijin bidan ) selambat-lambatnya satu bu- lan setelah menerima Ijasah bidan. Kelengkapan registrasi menurut Per- menkes No. 1464/MENKES/X/2010 adalah meliputi: fotokopi ijasah bidan, fotokopi transkrip nilai aka- demik, surat keterangan sehat dari dokter, pas foto sebanyak 2 lembar. STR berlaku selama 5 tahun dan dapat diperbaharui, serta merupa- kan dasar untuk penerbitan lisensi praktik kebidanan atau SIPB (surat ijin praktik bidan). STR tidak ber- laku lagi karena: dicabut atas dasas ketentuan perundang-undangan yang berlaku, habis masa berlakun- ya dan tidak mendaftar ulang, dan atas permintaan sendiri. 3. Syarat Registrasi Pada saat akan mengajukan reg- istrasi, maka akan diminta untuk melengkapi dan membawa bebera- pa syarat, antara lain : 1) Fotokopi ijasah bidan 2) Fotokopi Transkrip nilai akade- mik 3) Surat keterangan sehat dari dokter 4) Pas foto ukuran 4 x 6 cm seban- yak 2 (dua) lembar.
  • 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 12 Lisensi Lisensi adalah proses adminis- trasi yang dilakukan oleh pemerintah atau yang berwenang berupa surat ijin praktik yang diberikan kepada tenaga profesi yang telah teregistrasi untuk pelayanan mandiri. 1. Tujuan umum dari lisensi adalah un- tuk melindungi masyarakat dari pe- layanan profesi 2. Tujuan khusus dari lisensi adalah memberikan kejelasan batas we- wenang dan menetapkan sarana prasarana. Pengertian lisensi adalah proses ministrasi yang dilakukan oleh pemer- intah atau yang berwenang berupa su- rat ijin praktik yang diberikan kepada tenaga profesi yang telah teregistrasi untuk pelayanan mandiri. Tujuan umum lisensi adalah: Melindun- gi masyarakat dan pelayanan profesi. Tujuan khusus lisensi adalah: a.   Memberikan kejelasan batas wewe- nang. b.   Menetapkan sarana dan prasarana. Aplikasi Lisensi dalam praktik kebidanan adalah dalam bentuk SlPB (Surat Ijin Praktik Bidan). SIPB ada- lah bukti tertulis yang diberikan oleh Depkes RI kepada tenaga bidan yang menjalankan praktik setelah me- menuhi persyaratan yang ditetapkan. Bidan yang menjalankan praktik harus memiliki SIPB, yang diperoleh dengan cara mengajukan permohonan kepa- da Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota setempat dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut: fotokopi STR yang masih berlaku, fotokopi ija- sah bidan, surat persetujuan atasan, surat keterangan sehat dari dokter, rekomendasi dari organisasi profesi, pas foto. Rekomendasi yang diberikan organisasi profesi setelah terlebih da- hulu dilakukan penilaian kemampuan keilmuan dan keterampilan, kepatuhan terhadap kode etik serta kesanggupan melakukan praktik bidan. Bentuk penilaian kemampuan keilmuan dan keterampilan inilah yang diaplikasikan dengan rencana diselenggarakannya Uji Kompetensi bagi bidan yang mengurus SIPB atau lisensi. Meskipun Uji Kompetensi se- karang ini baru pada tahap uji coba di beberapa wilayah, namun terdapat be- berapa propinsi yang menerapkan ke- bijaksanaan daerah untuk penyeleng- garaan uji kompetensi dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan bidan, misalnya Propinsi Jawa Tengah, Yogyakarta dan beberapa propinsi lain- nya, dengan menempatkan uji kom- petensi pada tahap pengajuan STR. Dengan diselenggarakannya uji kom- petensi diharapkan bahwa bidan yang menyelenggarakan praktik kebidanan adalah bidan yang benar-benar kom-
  • 15. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 13 peten. Upaya ini dilakukan dalam rang- ka meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan, mengurangi medical error atau malpraktik dalam tujuan utama untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak. Dalam rancangan uji kompe- tensi apabila bidan tidak lulus uji kom- petensi, maka bidan tersebut menjadi binaan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) se- tempat. Materi uji kompetensi sesuai 9 area kompetensi dalam standar profesi bidan Indonesia. Namun demikian uji kompetensi belum di bakukan den- gan suatu dasar hukum, sehingga baru pada tahap draft atau rancangan. Menurut Permenkes No. 1464/ MENKES/X/2010 SIPB berlaku sepan- jang STR belum habis masa berlakunya dan dan dapat diperbaharui kembali. Bentuk permohonan SIPB dapat dilihat pada lampiran.
  • 16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 14 Dalam menjalankan praktek pelayanan kebidanan, seorang bidan diharuskan menempuh proses yang telah ditetap- kan oleh pemerintah diantaranya pros- es registrasi, lisensi dan sebelumnya bidan diharapkan mengikuti uji kompe- tensi untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi sebagai syarat dalam pem- berian pelayanan kebidanan. Praktek pelayanan kebidanan diatur dalam UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan dan diperkuat dengan diterbitkannya Permenkes No. 1464/MENKES/X/2010 yang mengatur tentang registrasi dan praktek bidan. Rangkuman
  • 17. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 15 1. Bukti legislasi praktek bidan yaitu a. STB b. STR c. Ijazah d. Sertifikat e. Uji Kompetensi 2. Setelah menyelesaikan pendidikan D III Kebidanan, untuk memperoleh izin da- lam pelayanan kebidanan maka Saudari wajib melakukan proses a. Lisensi b. Legislasi c. Sertifikasi d. Registrasi e. Akreditasi 3. Tujuan lisensi a. Melindungi masyarakat dalam pelayanan kesehatan b. Menentukan tarif pelayanan c. Memperoleh izin kerja d. Memperoleh sertifikat profesi e. Memperoleh penghargaan Test Formatif
  • 18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 16 4. Untuk mendapatkan STR bidan diwajibkan mengikuti a. Sertifikasi b. Uji kompetensi c. Akreditasi d. Lisensi e. Registrasi 5. Acuan dalam izin penyelenggaraan praktek kebidanan yaitu a. Permenkes No. 1464/MENKES/X/2010 b. Kepmenkes No. 23/MENKES/2006 c. Kepmenkes No. 900/MENKES/2002 d. Permenkes No. 32/MENKES/2000 e. Permenkes No. 585/MENKES/1989 Cocokkanlah jawaban Saudari dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Saudari yang benar, kemudian gu- nakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar. Rumus: Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat Penguasaan =
 ----------------------------------------------- X 100 5
  • 19. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 17 Arti tingkat penguasaan yang Anda capai: 90 – 100 % = Baik sekali 80 – 89 % = Baik 70 – 79 %
 = Cukup < 70 % = Kurang Jika tingkat penguasaan Saudari kurang dari 70% silahkan pelajari kembali ke- giatan belajar 4 ini sampai Anda betul-betul menguasai isi dari materi kegiatan belajar 4. Jika tingkat penguasaan Saudari telah 70% atau lebih, selamat berarti Saudari telah menguasai seluruh kegiatan belajar ini. Silahkan Saudari lanjutkan ke modul selanjutnya. Tuliskan apa keuntungan dan kerugian bidan yang belum teristrasi dan memiliki lisensi dalam memberikan pelayanan kebidanan ! Buat dalam bentuk makalah sesuai panduan penyusunan di modul 3b Tugas
  • 20. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 18 Issue Etik dalam Pelayanan Kebidanan Kegiatan Belajar II Mahasiswa mampu memahami dan men- jelaskan tentang : a. Pengertian Issue dan Dilema b. Issue Etik Bidan c. Issue Etik dan Dilema d. Issue Moral dan Dilema Moral TUJUAN Pembelajaran Khusus 1. Pengertian Issue dan Dilema 2. Issue Etik Bidan 3. Issue Etik dan Dilema 4. Issue Moral dan Dilema Moral POKOK Materi Setelah mempelajari kegiatan belajar 1 ini Anda diharapkan mampu memahami dan menjelaskan issue etik dalam pelayanan kebidanan TUJUAN Pembelajaran Umum
  • 21. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 19 Dalam praktik kebidanan ser- ingkali bidan dihadapi pada beberapa permasalahan yang dilematis, artin- ya pengambilan keputusan yang sulit berkaitan dengan etik. Dilema muncul karena terbentur pada konflik moral, pertentangan batin atau pertentangan antara nilai-nilai yang diyakinai bidan dengan kenyataan yang ada. A. PENGERTIAN ISSUE DAN DILE- MA 1. Isu adalah topik yang menarik untuk didiskusikan dan suatu yang memungkinkan setiap orang mempunyai pendapat. Pendapat yang timbul akan ber- variasi, isu muncul dikarenakan adanya perbedaan nilai-nilai dan kepercayaan. 2. Isu adalah masalah pokok yang berkembang di masyarakat atau suatu lingkungan yang belum tentu benar, serta membutuh- kan pembuktian. 3. Isu adalah topic yang menar- ik untuk didiskusikan dan sesuatu yang memungk- inkan orang untuk mengemu- kakan pendapat yang bervariasi. Isu muncul dikarenakan adanya perbedaan nilai. 4. Issue etik dalam pelayanan ke- bidanan merupakan topik yang penting yang berkembang di masyarakat tentang nilai ma- nusia dalam menghargai suatu tindakan yang berhubungan dengan segala aspek kebidanan yang menyangkut baik dan bu- ruknya. 5. Issue moral adalah topik yang penting berhubungan den- gan benar dan salah dalam ke- hidupan sehari – hari. 6. Dilema yaitu suatu keadaan di- mana dihadapkan pada dua alternative pilihan, yang keliha- tannya sama atau hampir sama dan membutuhkan pemecahan masalah.Dilema muncul karena terbentur pada konflik moral, pertentangan batin, atau per- tentangan antara nilai-nilai yang diyakini bidan dengan kenyata- an yang ada Uraian Materi
  • 22. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 20 B. ISSUE ETIK BIDAN Seorang bidan praktek mandiri, memberikan susu formula untuk bayi baru lahir hari pertama karena in- gin mencapai bonus yang dijanjikan oleh perusahaan susu. Dalam kasusu ini bidan telah memnfaatkan pasien- nya sebagai objek untuk memberi- kan keuntungan bagi dirinya sendiri. Bagaimana pendapat Anda terkait ka- sus di atas ? berikan komentar pada tit- ik-titik dibawah ini ! .............................................................................. .............................................................................. ............................................................................. ............................................................................. Selanjutnya, untuk lebih memaha- mi mengenai issue etik bidan, silakan Saudari pelajari materi berikut ini! Etik berhubungan erat dengan profesi, yaitu : 1. Pengambilan keputusan dan penggunaan etik. 2. Otonomi bidan dan kode etik profesional. 3. Etik dalam penelitian kebidanan. 4. Penelitian tentang masalah ke- bidanan yang sensitif. Contoh bentuk issue etik yang ber- hubungan dengan kebidanan 1) Issue etik yang terjadi antara bidan dengan klien,keluar- ga,masyarakat a) Pengertian Issue etik yang terjadi antara bidan dengan klien, keluarga dan masyarakat mempunyai hubungan erat dengan nilai ma- nusia dalam menghargai suatu tindakan. Seorang bidan dika- takan profesional bila ia mem- punyai kekhususan sesuai den- gan peran dan fungsinya yang bertanggung jawab menolong persalinan. Dengan demikian penyimpangan etik mungkin saja akan terjadi dalam praktek kebidanan misalnya dalam prak- tek mandiri, bidan yang bekerja di RS, RB atau institusi keseha- tan lainnya. Dalam hal ini bidan yang praktek mandiri menjadi pekerja yang bebas mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini akan
  • 23. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 21 besar sekali pengaruhnya ter- hadap kemungkinan terjadinya penyimpangan etik. b) Kasus Di sebuah desa, ada seorang bidan yang sudah membuka praktek kurang lebih selama satu tahun. Pada suatu hari datang seorang klien bernama Ny ‘A’ usia kehamilan 38 minggu dengan keluhan perutnya terasa kenceng kenceng dan terasa sakit sejak 5 jam yang lalu. Setelah dilaku- kan VT, didapatkan hasil pembu- kaan 3 dan ternyata janin dalam keadaan letak sungsang. Oleh karena itu bidan menyarankan agar di Rujuk ke Rumah Sakit un- tuk melahirkan secara operasi SC. Namun keluarga klien terutama suami menolak untuk di Rujuk dengan alasan tidak punya biaya untuk membayar operasi. Tapi bidan tersebut berusaha untuk memberi penjelasan bahwa tu- juan di Rujuk demi keselamatan janin dan juga ibunya namun jika tetap tidak mau dirujuk akan san- gat membahayakan janin mau- pun ibunya. Tapi keluarga bersi- keras agar bidan mau menolong persalinan tersebut. Sebenarnya, dalam hal ini bidan tidak yakin bisa berhasil menolong persali- nan dengan keadaan letak sung- sang seperti ini karena pengala- man bidan dalam hal ini masih belum begitu mendalam. Selain itu juga dengan di Rujuk agar persalinan berjalan dengan lan- car dan bukan kewenangan bidan untuk menolong persalinan da- lam keadaan letak sungsang sep- erti ini. Karena keluarga tetap memaksa, akhirnya bidan pun menuruti kemauan klien serta keluarga untuk menolong persa- linan tersebut. Persalinan berjalan sangat lama karena kepala janin tidak bisa keluar. Setelah bayi lahir ternyata bayi sudah meninggal. Dalam hal ini keluarga menyalah- kan bidan bahwa bidan tidak bisa bekerja secara profesional dan dalam masyarakatpun juga terse- bar bahwa bidan tersebut dalam melakukan tindakan sangat lam- bat dan tidak sesuai prosedur. c) KONFLIK : keluarga terutama suami menolak untuk di rujuk ke Rumah sakit danmelahirkan secara operasi SC dengan ala- san tidak punya biaya untuk membayar operasi. d) ISSU : Di mata masyarakat, bidan tersebut dalam pe- layanan atau melakukan tindakantidaksesuaiprosedurdan tidak profesioanl. Selain itu juga masyarakat menilai bahwa bidan
  • 24. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 22 tersebut dalam menangani pasien dengan kelas ekonomi rendah sangat lambat atau membe- da-bedakan antara pasien yang ekonomi atas dengan ekonomi rendah. e) DILEMA : Bidan merasa kesuli- tan untuk memutuskan tindakan yang tepat untuk menolong per- salinan Resiko Tinggi. Dalam hal ini letak sungsang seharusnya ti- dak boleh dilakukan oleh bidan sendiri dengan keterbatasan alat dan kemampuan medis.Seharus- nya ditolong oleh Dokter Obgyn, tetapi dalam hal ini diputuskan untuk menolong persalianan itu sendiri dengan alasan desakan dari kelurga klien sehingga da- lam hatinya merasa kesulitan un- tuk memutuskan sesuai prosedur ataukah kenyataan di lapangan. 2)   Issue Etik yang terjadi an- tara Bidan dengan Teman Se- jawat a) Pengertian ETIK adalah kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai benar dan salah yang dianut suatu organisasi atau mas- yarakat b) Contoh Issue Etik yang terjadi an- tara Bidan dengan Teman Sejawat Di suatu desa yang tidak jauh dari kota dimana di desa tersebut ada dua orang bidan yaitu bidan “A” dan bidan “B” yang sama – sama memiliki BPS dan ada persain- gan di antara dua bidan tersebut. Pada suatu hari datang seorang pasien yang akan melahirkan di BPS bidan “B” yang lokasin- ya tidak jauh dengan BPS bidan “A”. Setelah dilakukan pemerik- saan ternyata pembukaan ma- sih belum lengkap dan bidan “B” menemukan letak sungsang dan bidan tersebut tetap akan menolong persalinan tersebut meskipun mengetahui bahwa hal tersebut melanggar wewenang sebagai seorang bidan demi mendapatkan banyak pasien un- tuk bersaing dengan bidan “A”. Sedangkan bidan “A” mengeta- hui hal tersebut. Jika bidan “B” tetap akan menolong persalinan tersebut,bidan “A” akan melapor- kan bidan “B” untuk menjatuhkan bidan “B” karena di anggap me- langgar wewenang profesi bidan. c) ISSU MORAL: seorang bidan melakukan pertolongan persali- nan normal. d) KONFLIK MORAL: menolong persalinan sungsang untuk nendapatkan pasien demi per- saingan atau dilaporkan oleh bidan “A”. e) DILEMA MORAL: 1. Bidan “B” tidak melakukan
  • 25. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 23 pertolongan persalinan sung- sang tersebut namun bidan kehilangan satu pasien. 2. Bidan “B” menolong persali- nan tersebut tapi akan dijatuh- kan oleh bidan “A” dengan di laporkan ke lembaga yang ber- wewenang 3)    Issu Etik Bidan dengan Team Kesehatan Lainnya a) Pengertian  Yaitu perbedaan sikap etika yang terjadi pada bidan dengan tenaga medis lainnya.Sehingga menimbulkanketidak sepahaman atau kerenggangan social. b) Kasus  seorang wanita berusia 35 ta- hun sedang hamil mengalami jatuh dan perdarahan hebat. Sua- mi memanggil bidan dan bidan memberikan pertolongan per- tama. Bidan menjelaskan pada keluarga, agar istrinya di bawa ke rumah sakit untuk dilakukan curretase. Keluarga menolak dan menginginkan agar bidan saja yang melakukan curretase. Bidan kemudian melakukan kuretase dan selang 2 hari kemudian, pa- sien mengalami perdarahan dan dibawa ke rumah sakit. Dokter menanyakan riwayat kejadian pada suami pasien dan suami pasien. Suami pasien kemudian mengatakan bahwa 2 hari lalu isterinya mengalami perdarah- an dan dilakukan kuretase oleh bidan. Dokter kemudian me- manggil bidan tersebut dan ter- jadilah konflik antara bidan den- gan dokter tersebut. c) ISSUE ETIK : Malpraktek Bidan melakukan tindakan diluar wewenan- gnya. d) KONFLIK :bidan melakukan cur- rentase diluar wewenangnya se- hingga  terjadilah konflik antara bidan & dokter. e) DILEMA : jika tidak segera dilakukan tindakan takutn- ya  merenggut nyawa pasien karena BPS jauh dari RS. Dan jika dilakukan tindakan bidan merasa melanggar kode etik kebidanan & merasa melakukan  tindakan diluar wewenangnya. 4)   Issue Etik Yang Terjadi  An- tara  Bidan Dan Organisasi  Pro- fesi a) PENGERTIAN  Issue etik yang terjadi antara bidan dan organisasi profesi adalah suatu topic masalahyang menjadi bahan pembicaraan an-
  • 26. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 24 tara bidan dengan organisasi profesi karena terjadinyasuatu hal-hal yangmenyimpang dari aturan-aturan yang telah ditetap- kan. b) Kasus Seorang ibu yang ingin bersalin di BPM Bidan A.Sejak awal ke- hamilan ibutersebut sudah ser- ing memeriksakan kehamilannya. Menurut hasil pemeriksaanbidan Ibu tersebut mempunyai riwayat hipertensi.Maka kemungkinan la- hir pervaginanyasangat beresiko Saat persalinan tiba.Tekanan da- rah ibu menjadi tinggi.Jikatidak dirujuk maka beresiko terhadap janin dan kondisi si Ibu itu sendi- ri.Resiko pada janin bisa terj- adigawat janin dan perdarahan pada ibu. Bidan A sudah men- gerti resiko yang akan terjadi. Tapiialebih memntingkan egon- ya sendiri karena takut kehilan- gan komisinya dari pada dirujuk kerumah sakit. Setelah janin la- hir Ibu mengalami perdarahan hebat, sehingga kejang-kejang danmeninggal. Saaat berita itu terdengar organisasi profesi (IBI), maka IBI memberikan sanksiyang setimpal bahwa dari kecerobo- hannya sudah merugikan orang lain. Sebagai gantinya,ijin praktek (BPS) bidan A dicabut dan dike- nakan denda sesuai dengan pe- langgarantersebut. c) Issue etik 1) Terjadi malpraktek 2) Pelangaran wewenang Bidan d) Dilema etik Warga yang mengetahui hal tersebut segera melaporkan ke- pada organisasi  profesi dan diberikan penangan.Perlu juga disadari bahwa dalam pelayanan kebidanan seringkali muncul ma- salah atau isu dimasyarakat yang berkaitan dengan etik dan moral, dilema serta konflik yang dihadapi bidan sebagai praktisi kebidanan. Isu adalah masalah pokok yang berkembang dimasyarakatatau suatu lingkungan yang belum tentu benar, serta membutuh- kan pembuktian. Bidan dituntut berperilaku hati-hati dalam seti- ap tindakannya dalam member- ikan asuhan kebidanan dengan menampilkan perilaku yang etis profesional. C. ISSUE ETIK DAN DILEMA ISSUE ETIK adalah topik yang cukup penting untuk dibicarakan sehingga mayoritas individu akan mengeluar- kan opini terhadap masalah terse- but sesuai dengan asas ataupun nilai yang berkenaan dengan akh-
  • 27. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 25 lak, nilai benar salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. DILEMA MORAL adalah situasi yang menghadapkan individu pada dua pilihan, dan tidak satupun dari pili- han itu dianggap sebagai jalan kelu- ar yang tepat. Contoh  Issue Etik Dalam Ke- hidupan Sehari - Hari a. Persetujuan dalam proses mela- hirkan. 1) Memilih atau mengambil keputusan dalam persalinan 2) Kegagalan dalam proses per- salinan 3) Pelaksanan USG dalam ke- hamilan 4) Konsep normal pelayanan ke- bidanan 5) Bidan dan pendidikan seks b. Contoh masalah etik yang ber- hubungan dengan teknologi 1) Perawatan intensif pada bayi 2) Skreening bayi 3) Transplantasi organ 4) Teknik reproduksi dan ke- bidanan. c. Contoh masalah etik yang ber- hubungan dengan profesi 1) Pengambilan keputusan dan penggunaan etik 2) Otonomi bidan dan kode etik professional 3) Etik dalam penelitian ke- bidanan 4) Penelitian tentang masalah ke- bidanan yang sensitif d. Biasanya beberapa contoh men- genai isu etik dalam pelayananan kebidanan adalah berhubungan dengan masalah-masalah se- bagai berikut: 1) Agama / kepercayaan 2) Hubungan dengan pasien 3) Hubungan dokter dengan bidan 4) Kebenaran 5) Pengambilan keputusan 6) Pengambilan data 7) Kematian Kerahasiaan 8) Aborsi 9) AIDS 10) In_Vitro fertilization
  • 28. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 26 D. ISSUE MORAL DAN DILEMA MORAL Isu Moral adalah merupakan topik yang penting berhubungan dengan benar dan salah dalam kehidupan sehari-hari, sebagai contoh nilai-nilai yang berhubun- gan dengan kehidupan orang se- hari-hari menyangkut kasus abor- tus euthansia, keputusan untuk terminasi kehamilan. Isu Moral juga berhubungan dengan kejad- ian yang luar biasa dalam kehidu- apan sehari-hari seperti menyang- kut konflik malpraktik perang dsb. Dilema moral menuruta Campbell adalah suatu keadaan dimana di- hadapkan pada dua alternatif pi- lihan, yang kelihatanya sama atau hampir sama dan membutuhkan pemecahan masalah. Ketika men- cari solusi atau pemecahan mas- alah harus mengigat akan tanggu- ng jawab profesional yaitu : 1. Tindakan selalu ditunjukan un- tuk peningkatan kenyamanan, kesejahteraan pasien atau klien. 2. Menjamin bahwa tindakan yang menghilangkan sesuatu ba- gian(omission), disertai rasa tanggung jawab, memperhati- kan kondisi dan keaamanan pa- sien atau klien. Tuntutan bahwa etik adalah hal penting dalam kebidanan salah satunya adalah karena bidan mer- upakan profesi yang bertanggung jawab terhadap keputusan yang dibuat berhubungan dengan klien serta harus mempunyai tanggung jawab moral terhadap keputusan yang diambil. Untuk dapat men- jalankan praktik kebidanan den- gan baik tidak hanya dibutuhkan pengetahuan klinik yang baik, ser- ta pengetahuan yang up to date, tetapi bidan juga harus mempu- nyai pemahaman isu etik dalam pelayanan kebidanan. Menurut Dary Koehn dalam The Ground of Professional Eth- ics (1994), Bahwa bidan dikatakan profesional bila menerapkan eti- ka dalam menjalankan praktik kebidanan. Dengan memahami peran sebagai bidan akan mening- katkan tanggung jawab profe- sionlnya kepada pasien atau klien. Bidan berada pada posisi yang baik, yaitu mempasilitasi pilihan klien dan membutuhkan pening- katan pengetahuan tentang etika untuk menerapakan dalam strategi praktik kebidanan. Dari bagan aliran diatas menunjukan alur yang senantiasa berurutan, pada tahap pertama bidan dengan pasien dihubung- kan dengan suatu dialog, forum informasi, kemudian terjadi pilihan (choice) dan pengambilan keputu-
  • 29. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 27 san 1.      Menyetujui, sehingga menan- datagani from persetujuan, 2.      Menolak, dengan menan- datagani form penolakan, sehingga baik persetujuan mau- pun penolakan sebaiknya ditu- angkan secara tertulis, jika terjadi permasalahan, maka secara hukum bidan mempunyai kekutan hukum karena mempunyai bukti tertulis, jika terjadi permasalahan, maka secara hukum bidan mempunyai kekuatan, karena mempunyai buk- ti tertulis yang menunjukan bah- wa prosedur pemberian informasi telah dilalui dan keputusan ada ditangan klien untuk menyetujui atau menolak. Hal ini sesuai hak pasien untuk menentukan diri sendiri, yaitu pasien berhak me- nerima atau menolak tindakan atas dirinya setelah diberi penjelasan secara jelasnya. Akhirnya bahwa manfaat informed consent adalah untuk mengurangi kejadian mal- praktek dan agar bidan lebih ber- hati-hati dan alur pemberian infor- masi benar-benar dilakukan dalam memberikan pelayanan kesehatan dan untuk megatasi  masalah etik moral yang mungkin terjadi dalam pelayanan kebidanan. Moral merupakan pengeta- huan atau keyakian tentang adan- ya hal yang baik dan buruk yang mempengaruhi siakap seseorang.  Kesadaran tentang adanya baik buruk berkembang pada diri ses- eorang seiring dengan pengaruh lingkungan, pendidikan, sosial bu- daya, agama, dll. Hal ini yang dise- but kesadaran moral.  Isu moral dalam pelayanan kebidanan mer- upakan topik yang penting yang berhubungan dengan benar dan salah dalam kehidupan sehari-hari yang ada kaitannya dengan pe- layanan kebidanan. Beberapa contoh isu moral da- lam kehidupan sehari-hari: a. Kasus abortus b. Euthanansia c. Keputusan untuk terminasi kehamilan d. Isu moral juga berhubun- gan dengan kejadian luar biasa dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang menyangkut konflik dan perang
  • 30. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 28 Issue etik yang terjadi antara bidan dengan klien, keluarga dan mas- yarakat mempunyai hubungan erat dengan nilai manusia dalam menghar- gai suatu tindakan. Seorang bidan dika- takan profesional bila ia mempunyai kekhususan sesuai dengan peran dan fungsinya yang bertanggung jawab menolong persalinan. Dengan demiki- an penyimpangan etik mungkin saja akan terjadi dalam praktek kebidanan misalnya dalam praktek mandiri, bidan yang bekerja di RS, RB atau institusi kesehatan lainnya. Dalam hal ini bidan yang praktek mandiri menjadi pekerja yang bebas mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini akan besar sekali pengaruhn- ya terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan etik. Isu Moral juga berhubungan dengan kejadian yang luar biasa dalam kehiduapan sehari-hari seperti men- yangkut konflik malpraktik perang dsb. Dilema moral menuruta Campbell ada- lah suatu keadaan dimana dihadapkan pada dua alternatif pilihan, yang keli- hatanya sama atau hampir sama dan membutuhkan pemecahan masalah. Rangkuman
  • 31. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 29 Black, Tria Murphy, 1995. Issues in Midwifery ; churchill Livingstooe; ediburg Hongkong London Madrid Melbouurne New York and Tokyo Kansil, CST, 1991. Pengantar Hukum Kesehatan Indonesia; Rineka Cipta; Jakarta Puji Heni ,Wahyuni, 2009. Etika profesi Kebidanan; Fitramaya; Yogyakarta Marimbi, Hanum. 2008. Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan, Mitra Cendekia Press. Jogjakarta Daftar Pustaka
  • 32. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 30 1. Memilih atau mengambil keputusan dalam persalinan adalah salah satu con- toh dari a. Persetujuan dalam tindakan b. Masalah etik yang berhubungan dengan profesi c. Masalah etik yang berhubungan dengan teknologi d. Isu etik e. Dilema moral 1. Transplantasi organ merupakan salah satu contoh dari a. Persetujuan dalam tindakan b. Masalah etik yang berhubungan dengan profesi c. Masalah etik yang berhubungan dengan teknologi d. Isu etik e. Dilema moral 2. Otonomi bidan dan kode etik profesional adalah salah satu contoh dari a. Persetujuan dalam tindakan b. Masalah etik yang berhubungan dengan profesi c. Masalah etik yang berhubungan dengan teknologi d. Isu etik e. Dilema moral Test Formatif
  • 33. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 31 3. Aborsi merupakan contoh dari a. Persetujuan dalam tindakan b. Masalah etik yang berhubungan dengan profesi c. Masalah etik yang berhubungan dengan teknologi d. Isu etik e. Dilema moral 4. Kematian bayi karena imunisasi merupakan contoh dari a. Persetujuan dalam tindakan b. Masalah etik yang berhubungan dengan profesi c. Masalah etik yang berhubungan dengan teknologi d. Isu etik e. Dilema moral Cocokkanlah jawaban Saudari dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Saudari yang benar, kemudian gu- nakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar. Rumus: Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat Penguasaan =
 ----------------------------------------------- X 100 5 Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
  • 34. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 32 90 – 100 % = Baik sekali 80 – 89 % = Baik 70 – 79 %
 = Cukup < 70 % = Kurang Jika tingkat penguasaan Saudari kurang dari 70% silahkan pelajari kembali ke- giatan belajar 4 ini sampai Anda betul-betul menguasai isi dari materi kegiatan belajar 4. Jika tingkat penguasaan Saudari telah 70% atau lebih, selamat berarti Saudari telah menguasai seluruh kegiatan belajar ini. Silahkan Saudari lanjutkan ke modul selanjutnya.
  • 35. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 33 Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidanan Kegiatan Belajar III Mahasiswa mampu memahami dan men- jelaskan : 1. Pengambilan keputusan etis 2. Teori pengambilan keputusan 3. Dimensi etik dan peran bidan TUJUAN Pembelajaran Khusus 1. Pengambilan Keputusan Etis 2. Teori-teori Pengambilan Keputusan 3. Dimensi Etik dan Peran Bidan POKOK Materi Setelah mempelajari kegiatan belajar 2 ini Anda diharapkan mampu memahami dan mejelaskan pengambilan keputusan dalam pelayanan kebidanan TUJUAN Pembelajaran Umum
  • 36. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 34 Uraian Materi A. PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS Apa yang Anda ketahui tentang pen- gambilan keputusan? Cocokanlah pemikiran anda dengan uraian berikut ini. 1. Pengertian Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku ter- tentu dari dua atau lebih alternatif yang ada (George R. Terry) 2. Faktor Dalam Pengambilan Kepu- tusan Apa Faktor-faktor yang mempen- garuhi pengambilan keputusan : a. Fisik à rasa yang dirasakan oleh tubuh b. Emosionalà perasaan/sikap c. Rasionalà pengetahuan d. Praktikà keterampilan dan ke- mampuan individu e. Interpersonalà jaringan sosial dan hubungan antar individu f. Struktural à lingkup sosial, ekonomi dan politik g. Posisi atau kedudukan h. Masalah yang dihadapi i. Situasi dan kondisi j. Tujuan 3. Hal Pokok Dalam Pengambilan Keputusan 5 hal pokok dalam pengambilan keputusanIntuisi à berdasarkan perasaan, lebih subjektif dan mu- dah terpengaruh a. Pengalamanà pengetahuan praktis, seringnya terpapar suatu kasus meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan b. Fakta à keputusan lebih riil, valid dan baik c. Wewenang à lebih bersifat rutinitas
  • 37. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 35 d. Rasional à keputusan bersifa objektif, transparan dan kon- sisten 4. Ciri keputusan yang etis Ciri keputusan yang etis yaitu : a. Mempunyai pertimbangan tentang apa yang benar dan apa yang salah b. Sering menyangkut pilihan yang sukar c. Tidak mungkin dielakkan d. Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman dan tabiat serta lingkungan sosial 5. Bentuk Keputusan Etis Bentuk keputusan etik menurut Thompson dan Thompson (1998) a. Tentukan situasi/masalah b. Kumpulkan informasi menge- nai masalah yang dihadapi c. Identifikasi isu etik/perhatian pada situasi d. Tegaskan pada individu atau profesi bagaimana posisi mor- al terhadap isu tersebut e. Identifikasi posisi moral sesuai dengan tingkat perkembangan moral f. Identifikasi nilai konflik g. Tentukan pembuat keputusan h. Identifikasi batas-batas dalam mengambil keputusan/bertin- dak i. Memutuskan pilihan j. Evaluasi keputusan yang diam- bil B. TEORI-TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN Teori-teori pengambilan keputusan : 1. Utilitarisme a) Mengutamakan adanya kon- sekuensi kepercayaan adann- ya kegunaan à semua manu- sia memiliki perasaan senang dan sakit. b) 2 bentuk utilitarisme : a. Berdasarkan tindakan : se- tiap tindakan ditujukan un- tuk keuntungan b. Berdasarkan aturan : se- tiap tindakan didasarkan pada prinsip kegunaan dan aturan moral 2. Deontologi a) Menurut Immanuel Kant à sesuatu dikatakan baik apa-
  • 38. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 36 bila semua potensi digu- nakan dijalan yang baik oleh kehendak manusia b) Menurut W.D. Ross à setiap manusia punya intuisi akan kewajiban dan semua kewa- jiban berlaku langsung pada diri kita 3. Hedonisme a) Menurut Aristippos à sesuai kodratnya, manusia mencari kesenangan dan mengh- indari ketidaksenangan. Hal terbaik adalah menggunakan kesenangan dengan baik dan tidak terbawa oleh kesenan- gan. b) Menurut Epikuros à menilai bukan hanya kesenangan (hedone) inderawi tetapi juga kebebasan rasa sakit dan ke- resahan jiwa 4. Eudemonisme a) Menurut Aristoteles à da- lam setiap kegiatan manusia mengejar suatu tujuan ingin mencapai sesuatu yang baik b) Semua orang akan setuju bahwa tujuan hidup akhir manusia adalah kebahagiaan (eudemonia) c) Keutamaan dalam menca- pai kebahagiaan melalui keutamaan intelektual dan moral Bentuk pengambilan kebijakan da- lam kebidanan 1. Strategi pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh kebijakan organisasi/pimpinan, fungsi pe- layanan, dll. 2. Cara kerja pengambilan keputusan dengan proses pengambilan kepu- tusan yang dipengaruhi pelayanan kebidanan klinik dan komunitas, strategi pengambilan keputusan dan alternatif yang tersedia 3. Pengambilan keputusan indivi- du dan profesi yang dipengaruhi standar praktek kebidanan, pen- ingkatan kualitas kebidanan. Kerangka pengambilan keputusan dalam asuhan kebidanan 1. Bidan harus mepunyai responsibil- ity dan accountability 2. Bidan harus menghargai wani- ta sebagai individu dan melayani dengan rasa hormat 3. Pusat perhatian pelayanan bidan adalah safety and wellbeing moth- er 4. Bidan berusaha menyokong pema-
  • 39. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 37 haman ibu tentang kesejahteraan dan menyatakan pilihannya pada pengalaman situasi yang aman 5. Sumber proses pengambilan keputusan dalam kebidanan ada- lah knowledge, ajaran intrinsik, kemampuan berfikir kritis, kemam- puan membuat keputusan klinis yang logis C. DIMENSI ETIK DAN PERAN BIDAN Dilihat dari sejarah kebidanan, dulu bidan tidak memiliki peran dalam mengambil keputusan karena : 1. Sistem pelayanan kesehatan yang bersifat paternalistik à dokter yang paling ahli 2. Keengganan bidan à pengam- bilan keputusan mengandung resiko dan tanggung jawab Keterlibatan bidan dalam pengam- bilan keputusan sangat penting karena : 1. Menunjang pelayanan antara bidan dan klien 2. Meningkatkan sensitivitas pada klien 3. Women centered care (berfokus pada ibu) dan total care (asuhan secara total) Mengapa perlu mengerti situasi? 1. Untuk menerapkan norma-nor- ma terhadap situasi 2. Untuk melakukan tindakan yang tepat dan berguna 3. Untuk mengetahui masalah yang perlu diperhatikan Apa yang menjadi Kesulitan dalam menghadapi situasi : 1. Kerumitan masalah yang diha- dapi 2. Keterbatasn pengetahuan 3. Adanya faktor lain misalnya kepentingan, prasangka dan fak- tor subjektif lain Peran bidan secara menyeluruh meliputi beberapa aspek : praktis, penasehat, konselor, teman, pendi- dik dan peneliti atau garis besarnya adalah plaksana, pengelola, pendi- dik dan peneliti dalam pelayanan kebidanan. Menurut United Kingdom Central Council (UKCC) 1999, tanggung jawab bidan meliputi : 1. Mempertahankan dan mening- katkan keamanan ibu dan bayi. 2. Menyediakan pelayanan yang berkualitas dan informasi dan nasehat yang tidak biasa yang di-
  • 40. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 38 dasrkan pada evidence based. 3. Mendidk dan melatih calon bidan untuk dapat berkerjasama da- lam profesi dan memberikan pe- layanan dengan memiliki tang- gung jawab yang sama,termasuk dengan teman sejawatnya atau kolega, sehingga bagaimana agar fit for practice and fit for purpose (menguntungkan untuk praktik dan menguntungkan untuk tu- juan) Dimensi kode etik meliputi : 1. Antara anggota profesi dan klien 2. Antara anggota profesi dan sistem kesehatan. 3. Antara profesi dan profesi kese- hatan. 4. Sesama anggota profesi. Prinsif kode etik, terdiri dari : 1. Menghargai otonomi. 2. Melakukan tindakan yang benar. 3. Mencegah tindakan yang dapat merugikan. 4. Memperlakukan manusia dengan adil. 5. Menjelaskan dengan benar. 6. Menepati jani yang telah disepa- kati. 7. Menjaga kerahasiaan.
  • 41. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 39 Rangkuman Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada. Strategi pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh kebijakan organisa- si/pimpinan, fungsi pelayanan. Sum- ber proses pengambilan keputusan dalam kebidanan adalah knowledge, ajaran intrinsik, kemampuan berfikir kritis, kemampuan membuat keputu- san klinis yang logis. Peran bidan se- cara menyeluruh meliputi beberapa aspek : praktis, penasehat, konselor, teman, pendidik dan peneliti atau garis besarnya adalah plaksana, pengelola, pendidik dan peneliti dalam pelayanan kebidanan.
  • 42. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 40 Test Formatif Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan cara melingkari salah satu alternatif jawaban yang anda anggap paling benar 1. Tidak termasuk 5 hal pokok dalam pengambilan keputusan a. Pengalaman b. Fakta c. Wewenang d. Rasional e. Reward 2. Ciri keputusan yang etis yaitu a. Mempunyai pertimbangan b. Sering menyangkut pilihan yang sukar c. Tidak mungkin diterima masyarakat d. Mudah dipelajari e. Tidak Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman dan tabiat serta lingkungan sosial 3. Bentuk pengambilan kebijakan dalam kebidanan a. Dipengaruhi kebijakan organisasi/pimpinan b. Dipengaruhi oleh reward c. Pengambilan keputusan oleh individu d. Tidak melihat standar pelayanan kebidanan
  • 43. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 41 e. Meliputi semua aspek pelayanan kebidanan 4. Tidak termasuk dimensi kode etik kebidanan a. Antara anggota profesi dan klien b. Antara anggota profesi dan sistem kesehatan. c. Antara profesi dan profesi kesehatan. d. Sesama klien e. Sesama anggota profesi. 5. Pentingnya keterlibatan bidan dalam pengambilan keputusan yaitu a. Menunjang profesi bidan b. Meningkatkan kunjungan klien a. Pelayanan pada wanita saja b. Women centered dan total care c. Meningkatkan penerimaan klien Cocokkanlah jawaban Saudari dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Saudari yang benar, kemudian gu- nakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar. Rumus: Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat Penguasaan =
 ----------------------------------------------- X 100 5
  • 44. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 42 Tugas Arti tingkat penguasaan yang Anda capai: 90 – 100 % = Baik sekali 80 – 89 % = Baik 70 – 79 %
 = Cukup < 70 % = Kurang Jika tingkat penguasaan Saudari kurang dari 70% silahkan pelajari kembali ke- giatan belajar 4 ini sampai Anda betul-betul menguasai isi dari materi kegiatan belajar 4. Jika tingkat penguasaan Saudari telah 70% atau lebih, selamat berarti Saudari telah menguasai seluruh kegiatan belajar ini. Silahkan Saudari lanjutkan ke modul selanjutnya. Ungkapkan pengalaman pengambilan keputusan yang anda lakukan dalam pemberian pelayanan kebidanan. Buat dalam bentuk makalaah sesuai modul 3b. Selamat bekerja!
  • 45. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 43 PENDAHULUAN Coba perhatikan gambar tersebut! Apa yang terlintas di benak Anda terkait hal itu? .............................................................. .............................................................. .............................................................. .............................................................. .............................................................. .............................................................. .............................................................. .............................................................. .............................................................. Informed Choice dan Informed Consent Kegiatan Belajar IV
  • 46. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 44 A. MASALAH ETIK MORAL DAN DILEMA DALAM PRAKTEK KE- BIDANAN Dalam praktik kebidanan ser- ingkali bidan dihadapkan  pada be- berapa permasalahan yang dilema- tis, artinya pengambilan keputusan yang sulit berkaitan dengan etik. Dilema muncul karena terbentur pada konflik moral, pertentangan batin atau pertentangan antara nilai-nilai yang diyakini bidan den- gan kenyataan yang ada. Dilema yaitu situasi yang mengharuskan seseorang melaku- kan pilihan antara 2 kemungkinan, sukar dan membingungkan, se- dangkan moral adalah ajaran ten- tang baik buruk perbuatan dan ke- lakuan. Dilema dan konflik yang berkaitan dengan moral : 1. Agama/kepercayaan 2. Hubungan dengan pasien 3. Hubungan dokter dengan bidan 4. Kebenaran 5. Pengambilan keputusan 6. Pengambilan data 7. Kematian yang tenang/eutana- sia 8. Kerahasiaan 9. Aborsi 10. AIDS 11. Fertilisasi in-vitro 12. Tranplantasi organ Dalam praktik kesehatan, ada sedikitnya 5 masalah yang ber- hubungan dengan dilema dan konf- lik 1. Kuantitas vs Kualitas hidup Contoh : Seorang ibu meminta tenaga medis untuk melepas selang oksigen pada anaknya yang berusia 10 tahun yang telah mengalami koma selama 7 hari 2. Kebebasan vs Penanganan dan pencegahan bahaya Contoh : Ibu hamil tua dengan plasenta previa totalis ingin ber- jalan-jalan dan tidak mau bed rest 3. Berkata jujur vs Berkata bohong Uraian Materi
  • 47. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 45 Contoh : Ibu post partum menanyakan kondisi anak yang baru saja dilahirkannya padahal anaknya tersebut meninggal dan keluarga meminta untuk meraha- siakan dahulu kematian anaknya sampai kondisi Ibu stabil 4. Keinginan terhadap pengetahuan yang bertentangan dengan falsa- fah, agama, politik, ekonomi dan ideologi Contoh : Pasien hamil tetapi ti- dak menginginkan kehamilannya karena alasan ekonomi, ketidak- siapan dan lain-lain menanyakan bagaimana cara mengakhiri ke- hamilannyatersebut 5. Terapi ilmiah konvensional vs terapi yang tidak ilmiah dan coba-coba Contoh : pasien yang mendatan- gi klinik pengobatan tradisional/ dukun masih banyak dibanding- kan dengan datang berobat ke tenaga kesehatan Masalah etik moral yang mungkin terjadi dalam praktek kebidanan : 1. Persetujuan dalam proses mela- hirkan 2. Memilih atau mengambil keputu- san dalam persalinan 3. Pelaksanaan USG dalam kehami- lan 4. Kegagalan dalam proses persali- nan 5. Konsep normal pelayanan ke- bidanan 6. Bidan dan pendidikan sex B. INFORMED CHOICE 1. Pengertian Informed choice yaitu mem- buat pilihan setelah mendapat penjelasan dalam pelayanan ke- bidanan tentang alternatif asu- han yang akan dialaminya. 2. Peran Bidan Dalam Informed Choice Peran bidan tidak hanya membuat asuhan dalam mana- jemen asuhan kebidanan tetapi juga menjamin bahwa hak wan- ita untuk memilih asuhan dan
  • 48. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 46 keinginannya terpenuhi. Hal ini sejalan dengan kode etik inter- nasional bidan yang dinyatakan oleh ICM 1993, bahwa bidan harus menghormati hak wanita setelah mendapatkan penjelas- an dan mendorong wanita untuk menerima tanggung jawab untuk hasil dari pilihannya. Sebagai seorang bidan da- lam memberikan informed choise kepada klien harus: a. Memperlakukan klien dengan baik. b. Berinteraksi dengan nyaman c. Memberikan informasi obyek- tif, mudah dimengerti dan di- ingat serta tidak berlebihan. d. Membantu klien mengenali kebutuhannya dan membuat pilihan yang sesuai dengan kondisinya. e. Mendorong wanita memilih asuhannya. Selain itu, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses informed choice : a. Bidan harus terus meningkat- kan pengetahuan dan keter- ampilan b. Bidan wajib memberikan infor- masi secara rinci dan jujur dan dimengerti klien c. Bidan harus belajar untuk membantu klien melatih diri dalam menggunakan hakn- ya dan menerima tanggung jawab untuk keputusan yang mereka ambil d. Asuhan berpusat pada klien e. Tidak perlu takut pada konf- lik tetapi menganggapnya se- bagai suatu kesempatan untuk saling memberi dan mungkin sustu penilaian ulang yang ob- jektif, bermitra dengan klien dan suatu tekanan positif ter- hadap perubahan 3. Prinsip Informed Choice Hal yang harus diingat dalam informed choice : • Informed choice bukan sekedar mengetahui berbagai pilihan namun mengerti manfaat dan resiko dari pilihan yang ditawar- kan • Informed choice tidak sama dengan membujuk/memak- sa klien mengambil keputu- san yang menurut orang lain baik (“....biasanya saya/rumah sakit.....” 4. Contoh Informed Choice Dalam Pelayanan Kebidanan
  • 49. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 47 Beberapa jenis pelayanan ke- bidanan yang dapat dipilih oleh klien : a. Pemeriksaan laboratorium dan screening antenatal b. Tempat melahirkan dan kelas perawatan c. Masuk kamar bersalin pada tahap awal persalinan d. Pendamping waktu melahirkan e. Metoda monitor denyut jan- tung janin f. Percepatan persalinan/aug- mentasi g. Diet selama proses persalinan h. Mobilisasi selama proses per- salinan i. Pemakaian obat penghilang sakit j. Pemecahan ketuban secara ru- tin k. Posisi ketika melahirkan l. Episiotomi m. Keterlibatan suami waktu ber- salin n. Cara memberikan minum bayi C. INFORMED CONSENT 1. Pengertian Persetujuan penting dilihat dari sudut pandang bidan, karena berkaitan dengan aspek hukum yang memberikan otoritas un- tuk semua prosedur yang akan dilakukan oleh bidan. Ada beber- apa pengertian informed consent yaitu : a. Secara etimologis : informed (sudah diberikan informasi) dan consent (persetujuan atau izin) b. Persetujuan dari pasien atau keluarganya terhadap tinda- kan medik yang akan dilaku- kan terhadap dirinya atau kel- uarganya setelah mendapat penjelasan yang adekuat dari doker/tenaga medis c. Menurut D. Veronika Komala- wati, SH , “informed consent” dirumuskan sebagai “suatu kesepakatan/ persetujuan pa- sien atas upaya medis yang akan dilakukan dokter terh- adap dirinya setelah mem- peroleh informasi dari dokter mengenai upaya medis yang dapat dilakukan untuk meno- long dirinya disertai informasi mengenai segala resiko yang mungkin terjadi.
  • 50. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 48 2. Dasar Hukum Informed consent untuk tindakan medik telah diatur da- lam Permenkes 583/1989 sebagai langkah yang paling penting un- tuk mencegah terjadinya konflik dalam masalah etik. Dasar hukum proses informed consent : a. PP No. 32/1998 tentang Nakes b. Permenkes Ri No. 159b/Men- kes/SK/Per/II/1998 tentang RS c. Permenkes RI No. 749A/Menk- es/Per/IX/1989 tentang Rekam Medis/Medical Report d. Permenkes RI No. 585/Men- kes/Per/IX/1989 tentang Per- setujuan Tindakan Medis e. Kepmenkes I No. 466/Menkes/ SK dan Standar Pelayanan Me- dis di RS f. Fatwa Pengurus IDI No. 319/ PB/A.4/88 tanggal 22 Februari 1988 tentang Informed Con- sent Sedangkan aspek hukum persetujuan tindakan medis : a. Pasal 1320 KUH Perdata syarat sahnya persetujuan b. KUH Pidana pasal 351 c. UU No. 23/1992 tentang Kes- ehatan pasal 53 d. UU No. 29/2004 tentang Prak- tik Kedokteran pasal 45 ayat 1-6 Di Indonesia terdapat keten- tuan informed consent yang dia- tur antara lain pada peraturan pe- merintah no 18 tahun 1981 yaitu: a. Manusia dewasa sehat jasmani dan rohani berhak sepenuhnya menentukan apa yang hendak dilakukan terhadap tubuhnya. b. Semua tindakan medis me- merlukan informed consent secara lisan maupun tertulis. c. Setiap tindakan medis yang mempunyai resiko cukup besar, mengharuskan adan- ya persetujuan tertulis yang ditandatangani pasien, setelah sebelumnya pasien memper- oleh informasi yang adekuat tentang perlunya tindakan medis yang bersangkutan ser- ta resikonya. d. Untuk tindakan yang tidak ter- masuk dalam butir 3, hanya dibutuhkan persetujuan lisan atau sikap diam. e. Informasi tentang tindakan medis harus diberikan kepa- da pasien, baik diminta mau- pun tidak diminta oleh pa-
  • 51. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 49 sien. Menahan informasi tidak boleh, kecuali bila dokter/ bidan menilai bahwa informa- si tersebut dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien. Dalam hal ini dokter dapat memberikan informasi kepa- da keluarga terdekat pasien. Dalam memberikan informasi kepada keluarga terdekat den- gan pasien, kehadiran seorang perawat/paramedic lain se- bagai saksi adalah penting. f. Isi informasi mencakup keun- tungan dan kerugian tindakan medis yang direncanakan. 3. Bentuk Informed consent Informed consent terdiri dari 2 bentuk yaitu : a. Implied consent Yaitu persetujuan yang diang- gap telah diberikan walaupun tanpa pernyataan resmi yai- tu pada keadaan emergency yang mengancam jiwa pasien, tindakan penyelamatan ke- hidupan tidak memerlukan persetujuan tindakan medik b. Expressed consent Yaitu persetujuan tindakan medik yang diberikan secara explisit baik secara lisan mau- pun tertulis 4. Fungsi informed consent Fungsi Informed Cnsent yaitu : a. Penghormatan terhadap har- kat dan martabat pasien se- laku manusia b. Promosi terhadap hak untuk menentukan nasibnya sendiri c. Membantu kelancaran tinda- kan medis sehingga diharap- kan dapat mempercepat pros- es pemulihan d. Untuk mendorong dokter melakukan kehati-hatian da- lam mengobati pasien (rang- sangan pada profesi medis un- tuk instrospeksi/evaluasi diri) sehingga dapat mengurangi efek samping pelayanan yang diberikan e. Menghindari penipuan oleh dokter f. Mendorong diambil keputu- san yang lebih rasional g. Mendorong keterlibatan pub- lik dalam masalah kedokteran dan kesehatan h. Sebagai suatu proses edukasi masyarakat dalam bidang ke- dokteran dan kesehatan (ket- erlibatan masyarakat) i. Meningkatkan mutu pelayanan
  • 52. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 50 5. Tujuan informed consent Tujuan Informed Consent yaitu untuk melindungi pasien dan tenaga kesehatan dalam memberikan tindakan medik baik itu tindakan pembedahan, invasif, tindakan lain yang mengandung resiko tinggi maupun tindakan medik/pemeriksaan yang bukan pembedahan, tidak invasif, tidak mengandung resiko tinggi, pa- sien tidak sadar, dalam keadaan darurat untuk menyelamatkan jiwa pasien 6. Unsur Informed Consent Suatu informed consent baru sah diberikan oleh pasien jika memenuhi minimal 3 (tiga) unsur sebagai berikut : a. Keterbukaan informasi yang cukup diberikan oleh dokter b. Kompetensi pasien dalam memberikan persetujuan c. Kesukarelaan (tanpa paksaan atau tekanan) dalam member- ikan persetujuan. 7. Dimensi Informed Consent Dimensi dalam informed consent yaitu : a. Dimensi hukum, merupakan perlindungan baik untuk pa- sien maupun bidan yang ber- perilaku memaksakan kehen- dak, memuat : 1) Keterbukaan informasi an- tara bidan dengan pasien 2) Informasi yang diberikan harus dimengerti pasien 3) Memberi kesempatan pasien untuk memperoleh yang terbaik b. Dimensi Etik, mengandung nilai – nilai : 1) Menghargai kemandirian/ otonomi pasien 2) Tidak melakukan intervensi melainkan membantu pa- sien bila diminta atau dib- utuhkan sesuai dengan in- formasi yang diberikan 3) Bidan menggali keinginan pasien baik secara subyektif atau hasil pemikiran rasion- al 8. Penerapan informed consent di Rumah Sakit Penerapan persetujuan tindakan medik berdasarkan SK Dirjen Pelayanan Medik No. HR.00.06.3.5.1866 tanggal 21 April 1999 diantaranya : a. Persetujuan atau penolakan tindakan medik harus kebi- jakan dan prosedur (SOP)
  • 53. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 51 dan ditetapkan tertulis oleh pimpinan RS b. Memperoleh informasi dan pengelolaan, kewajiban dokter 9. Pembuatan dan Penggunaan Informed Consent Hal yang harus diperhati- kan dalam pembuatan informed consent : a. Tidak harus selalu tertulis b. Tindakan bedah (invatif) sebai- knya dibuat tertulis c. Fungsi informed consent ter- tulis untuk lebih memudahkan pembuktian bila kelak ada tun- tutan d. Informed consent tidak berarti sama sekali bebas dari tuntut- an bila dokter melakukan ke- lalaian Menurut Culver and Gert ada 4 komponen yang harus dipahami pada suatu consent atau persetujuan : a. Sukarela (Voluntariness) : Tan- pa ada unsur paksaan didasari informasi dan kompetensi b. Informasi (Information) : Dalam berbagai kode etik pelayanan kesehatan bahwa informasi yang lengkap dibutuhkan agar mampu keputusan yang tepat. c. Kompetensi (Competence) : Seseorang membutuhkan ses- uatu hal untuk mampu mem- buat keputusan yang tepat d. Keputusan (decision) : Pen- gambilan keputusan mer- upakan suatu proses, dimana merupakan persetujuan tanpa refleksi. Pembuatan keputu- san merupakan tahap terakhir proses pemberian persetujuan. Keputusan penolakan pasien terhadap suatu tindakan harus di validasi lagi apakah karena pasien kurang kompetensi. Formulir informed con- sent merupakan suatu perjanji- an pelaksanaan tindakan medik antara tenaga kesehatan dengan pasien atau keluarganya yang dapat dijadikan alat bukti yang sah apabila terjadi perselisihan antara pihak rumah sakit dengan pasien atau keluarganya. For- mulir harus sudah sesuai dengan syarat-syarat sahnya perjanjian karena dalam informed consent sudah tercantum pihak-pihak yang melakukan perjanjian, ten- tang kecakapan pihak pasien dan pelayanan tindakan medik. Isi in- formed consent meliputi :
  • 54. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 52 a. Alasan perlunya tindakan medik b. Sifat tindakan : eksperimen atau non-eksperiment c. Tujuan tindakan medik d. Resiko e. Persetujuan atau penolakan medis diberikan untuk tinda- kan medis yang dinyatakan secara spesifik f. Persetujuan atau penolakan medis diberikan tanpa pak- saan g. Persetujuan atau penolakan medis diberikan oleh seseo- rang yang sehat mental dan memang berhak memberikan dari segi hukum h. Setelah cukup diberikan in- formasi dan penjelasan yang diperlukan i. Informasi dan penjelasan yang diberikan terkait dengan pen- erapan persetujuan tindakan medik yaitu : 1) Tujuan dan prospek keber- hasilan 2) Tata cara tindakan medis 3) Resiko tindakan medis 4) Komplikasi yang mungkin terjasi 5) Alternatif tindakan medis yang lain 6) Prognosis penyakit bila tindakan dilakukan 7) Diagnosis Proses penggunaan informed consent : a. Pasien mendapat informasi yang cukup mengenai rencana tindakan medis yang akan dialaminya dan resiko dan keuntungan-keuntungan suatu perawatan dan alternatifnya b. Pasien mempunyai kesempatan bertanya tentang hal-hal seputar medis yang akan diterimanya terse- but apabila informasi yang diber- ikan dirasakan masih belum jelas dan mendapatkan jawaban yang memuaskan c. Pasien harus mempunyai wak- tu yang diperlukan untuk mendi- skusikan rencana dengan keluarga d. Pasien bisa menggunakan infor- masi untuk membantu membuat keputusan yang terbaik e. Pasien mengkomunikasikan kepu- tusan ke tim perawatan dokter f. Pasien berhak menolak rencana tin- dakan medis tersebut g. Format yang telah diisi dan ditan-
  • 55. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 53 datangani adalah suatu dokumen sah yang mengizinkan dokter untuk melanjutkan perawatan yang telah direncanakan h. Proses atau tindakan yang akan dilakukan dan pasien diminta un- tuk mempertimbangkan suatu per- awatan sebelum pasien setuju akan tindakan tersebut D. PERBEDAAN INFORMED CHIOCE DAN INFORMED CONSENT Perbedaan informed consent den- gan informed choice : 1. Persetujuan atau consent penting dari sudut pandang bidan karena berkaitan dengan aspek hukum yang memberikan otoritas un- tuk semua prosedur yang akan dilakukan bidan 2. Pilihan atau choice penting dari sudut pandang klien sebagai penerima jasa asuhan kebidanan, yang memberikan gambaran pe- mahaman masalah yang sesung- guhnya dan menerapkan aspek otonomi pribadi menentukan “ pilihannya” sendiri.
  • 56. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 54 Dalam praktik kebidanan ada beberapa hal yang dapat menim- bulkan masalah etikdan dilema pada bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan. Dilema dan masalah ini muncul karena adanya konflik yang terjadi antara nilai-nilai yang diyakini oleh bidan sebagai pemberi pelayanan dengan nilai-nilai atau kebiasaan yang dianut masyarakat maupun dengan kenyataan yang ada di lapangan.Da- lam proses pemberian pelayanan ke- bidanan, bidan harus menjunjung ting- gi hak-hak klien, diantaranya dengan menggunakan informed consent dan informed chioce sebelum memberikan pelayanan pada klien. Hal ini salah sa- tunya untuk menjaga agar pelayanan yang diberikan bidan sesuai dengan keinginan klien dan tidak menimbul- kan perselisihan di kemudian hari. Se- lain itu,hal ini adalah sebagai payung hukum bagi bidan dalam memberikan pelayanan. Dalam pembuatan dan penggu- naan informed consent maupun in- formed choice, bidan harus memper- hatikan dasar hukum yang mengatur hak dan kewajiban serta kewenangan bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Selain itu, bidan harus pula memperhatikan situasi dan kondisi klien yang akan diberikan pelayanan untuk meminimalisir efek samping yang mungkin akan ditimbulkan dari pelayanan yang diberikan. Rangkuman
  • 57. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 55 Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan melingkari salah satu dari alternatif jawaban di bawah ini. 1. Masalah yang berhubungan dengan dilema dan konflik : a. Aborsi b. Eutanasia c. Bayi tabung d. Tranplantasi organ e. Pemeriksaan kehamilan 2. Tidak termasuk masalah etik moral dalam pelayanan kebidanan : a. Pelaksanaan USG dalam kehamilan b. Konsep normal pelayanan kebidanan c. Persetujuan dalam proses melahirkan d. Kegagalan dalam proses tranplantasi organ e. Memilih atau mengambil keputusan dalam persalinan 3. Bukan prinsip informed choice : a. Informed choice untuk mengetahui berbagai pilihan pelayanan b. Informed choice untuk mengetahui manfaat dan resiko dari pelayanan yang diberikan c. Informed choice memberikan kesempatan pada klien untuk menentukan Test Formatif
  • 58. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 56 pilihannya d. Informed choice memberikan kesempatan pada klien untuk mengambil keputusan e. Informed choice memberikan kesempatan pada bidan atau tenaga keseha- tan untuk mengarahkan pilihan klien sesuai dengan kehendaknya 4. Hal yang harus diperhatikan bidan dalam informed choice : a. Asuhan berpusat pada klien b. Konflik sebagai ancaman profesi bidan c. Bidan memberikan informasi seperlunya d. Bidan tidak perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan e. Bidan harus bisa membujuk klien untuk menerima pelayanan sesuai kehen- daknya 5. Bukan aspek hukum persetujuan tindakan medis a. KUH Pidana pasal 351 b. KUH Perdata pasal 351 c. UU No. 23/1992 tentang Kesehatan pasal 53 d. Pasal 1320 KUH Perdata syarat sahnya persetujuan e. UU No. 29/2004 tentang Praktik Kedokteran pasal 45 ayat 1-6 6. Fungsi informed consent : a. Membantu kelancaran tindakan medis sehingga diharapkan dapat mem- percepat kerja tenaga medis b. Sebagai suatu proses edukasi masyarakat dalam bidang kedokteran kese- hatan
  • 59. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 57 c. Penghormatan terhadap harkat dan martabat bidan d. Promosi pelayanan kebidanan e. Mendorong diambil keputusan yang lebih cepat 7. Bukan termasuk unsur informed consent : a. Kompetensi tenaga medis b. Kesukarelaan dalam memberikan persetujuan. c. Kompetensi pasien dalam memberikan persetujuan d. Pasien tidak dalam tekanan saat memberikan keputusan e. Keterbukaan informasi yang cukup diberikan oleh tenaga medis 8. Nilai dimensi etik informed consent : a. Keterbukaan informasi antara bidan dengan pasien b. Informasi yang diberikan harus dimengerti pasien c. Memberi kesempatan pasien untuk memperoleh yang terbaik d. Menghargai kemandirian/otonomi tenaga kesehatan e. Tidak melakukan intervensi melainkan membantu pasien bila diminta atau dibutuhkan sesuai dengan informasi yang diberikaN 9. Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan informed consent : a. Tidak harus selalu tertulis b. Harus dibuat tertulis pada semua pasien c. Tindakan bedah (invatif) sebaiknya dibuat tertulis d. Fungsi informed consent tertulis untuk lebih memudahkan pembuktian bila kelak ada tuntutan
  • 60. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 58 e. Informed consent tidak berarti sama sekali bebas dari tuntutan bila tenaga kesehatan melakukan kelalaian 10. Bukan termasuk komponen informed consent menurut Culver and Gert : a. Voluntariness b. Competence c. Information d. Validation e. Decision Cocokkanlah jawaban Saudari dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Saudari yang benar, kemudian gu- nakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar. Rumus: Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat Penguasaan =
 ----------------------------------------------- X 100 10 Arti tingkat penguasaan yang Anda capai: 90 – 100 % = Baik sekali 80 – 89 % = Baik 70 – 79 %
 = Cukup < 70 % = Kurang
  • 61. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 59 Jika tingkat penguasaan Saudari kurang dari 70% silahkan pelajari kembali ke- giatan belajar 4 ini sampai Anda betul-betul menguasai isi dari materi kegiatan belajar 4. Jika tingkat penguasaan Saudari telah 70% atau lebih, selamat berarti Saudari telah menguasai seluruh kegiatan belajar ini. Silahkan Saudari lanjutkan ke modul selanjutnya. Etic in Midwifery, Shirley R. Jones, 1994 Etika dan Kode Etik Bidan di Indonesia. IBI. 2005 Undang-undang Kesehatan No. 23/1992 tentang Wewenang Bidan Peraturan Hukum kesehatan di Indonesia Etika dan hukum kedokteran Frith, L. 1996. Ethhics and Midwifery. Butterworth Heinemann Jenkins R. 1995. The Law and Midwife. Blackwell Science Ethics and Midwifery Daftar Pustaka
  • 62. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 60 Ke BPM anda datang seorang ibu mengeluh mau melahirkan anak pertama,ha- sil pemeriksaan tekanan darahnya 190/100 mmHg, gemelli pembukaan lengkap. anda memutuskan untu dirujuk ke RS,pasien menolak. Bagaimana langkah in- formed consent yang anda buat agar pasien mau di rujuk Laporan dibuat berdasarkan modul 3b. Selamat bekerja! Tugas