Islam diturunkan Allah SWT kepada manusia seluruhnya melalui dakwah dan pengajaran agung Rasulullah ﷺ sebagai rahmah bagi seluruh alam, serta penutup seluruh para Nabi dan Rasul untuk menyampaikan syariah (aturan) Allah SWT dimuka bumi bagi seluruh alam.
Al Qur’an adalah sumber syariat Islam itu, yang mampu menjawab segala sesuatu permasalah manusia. Permasalahan yang sering muncul adalah tentang Allah SWT itu sendiri, tentang ketuhanan dan kekuasaanNya. Umat Islam banyak yang menjawab permasalahan ini, baik secara aqly (akal) maupun naqly (menggunakan nash). Keduanya dibenarkan oleh syariat untuk ma’rifat (mengenal) kepada Allah SWT, tanpa ada pertentangan dari keduanya.
Adapun mengenal Allah SWT melalui nash (Al Qur’an) salah satunya adalah dengan menafsirkan ayat-ayat Al Qur’an. Tafsir sangat diperlukan dalam memahami secara mendalam ayat Al Quran terutama karena memandang ada yang masih sangat sulit difahami seperti ayatayat musyâbihât.
Tafsir yang utama dan pertama dari Al Qur’an tidak lain adalah As Sunnah. Sehingga tidak diperkenankan menafsirkan Al Qur’an berlawanan dengan As Sunnah, bahkan wajib bagi As Sunnah menyoroti tiap-tiap tafsir yang hendak di tafsirkan oleh seorang mufassir. Ini dijelaskan Allah SWT dalam Al Qur’an sebagai berikut:
وَأَنزَلۡنَآ إِلَيۡكَ ٱلذِّكۡرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيۡهِمۡ وَلَعَلَّهُمۡ يَتَفَكَّرُونَ ٤٤
“Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu (Muhammad) menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.” (Q.S an Nahl: 44)
Tentu saja setelah penafsiran dari As Sunnah adalah penafsiran dari para sahabat-sahabat Rasulullah ﷺ , sebab mereka hadir saat ayat-ayat Al Qur’an diturunkan dan mengetahui sebab-sebab turunnya ayat (asbab an nuzul). Kemudian generasi tabi’in dan generasi selanjutnya yakni para tabi’ut tabi’in dan para ulama setelahnya yang menafsirkan Al Qur’an dengan metode dan syarat-syarat tertentu seorang ulama mufassir.
Oleh sebab itu, sangatlah tepat apabila penafsiran ayat-ayat Al Qur’an mengenai Allah SWT dapat dilihat dari kajian As Sunnah, atsar sahabat, dan generasi ulama setelahnya.
Mengintegrasikan islam, iman, dan ihsan dalamPKN STAN
power point ini membahas tentang bagaimana cara manusia dalam mengintegrasikan Islam, Iman, dan Ihsan agar terbentuk jati diri Insan Kamil padanya. Aamiin
power point ini juga dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan agama islam.
semoga bermanfaat :)
Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...weny maniez
berikut adalah makalah tentang psikologi anak, tentang PERKEMBANGAN MANUSIA PADA MASA ANAK USIA 6-12 TINJAUAN DARI ASPEK BIOLOGIS,EMOSI,BAHASA,MOTORIK,INTELEGENSI,SOSIAL,MORAL,AGAMA SERTA ASPEK KECAKAPAN YANG MENONJOL
Mengintegrasikan islam, iman, dan ihsan dalamPKN STAN
power point ini membahas tentang bagaimana cara manusia dalam mengintegrasikan Islam, Iman, dan Ihsan agar terbentuk jati diri Insan Kamil padanya. Aamiin
power point ini juga dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan agama islam.
semoga bermanfaat :)
Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...weny maniez
berikut adalah makalah tentang psikologi anak, tentang PERKEMBANGAN MANUSIA PADA MASA ANAK USIA 6-12 TINJAUAN DARI ASPEK BIOLOGIS,EMOSI,BAHASA,MOTORIK,INTELEGENSI,SOSIAL,MORAL,AGAMA SERTA ASPEK KECAKAPAN YANG MENONJOL
Kawin Kontrak (Mut'ah) dan Siri dalam Tinjauan Fikih IslamRendra Fahrurrozie
Syahwat pria dewasa terhadap wanita untuk mencintai dan memiliki adalah hal yang fitrah, yaitu hal yang alamiah yang telah ditetapkan adanya oleh Allah kepada manusia. Sebagaimana di dalam Al Qur’an, QS Ali Imran [3] : 14.
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٰتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلۡبَنِينَ وَٱلۡقَنَٰطِيرِ ٱلۡمُقَنطَرَةِ مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلۡفِضَّةِ وَٱلۡخَيۡلِ ٱلۡمُسَوَّمَةِ وَٱلۡأَنۡعَٰمِ وَٱلۡحَرۡثِۗ ذَٰلِكَ مَتَٰعُ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۖ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسۡنُ ٱلۡمََٔابِ ١٤
14. Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
Tetapi manusia harus memperhatikan dan berhati-hati perihal cara dia menyalurkan nafsu seksual itu. Sebab manusia diberi pilihan berupa dua jalan oleh Allah SWT, yaitu jalan yang halal dan jalan yang haram.
وَهَدَيۡنَٰهُ ٱلنَّجۡدَيۡنِ ١٠
10. Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan. (QS Al Balad [90] : 10)
Melalui pernikahanlah satu-satunya jalan yang sah menurut syariah Islam dan diridhai Allah SWT bagi seorang laki-laki untuk menyalurkan nafsu seksualnya kepada seorang perempuan. Dalam soal pernikahan, Islam tidak membebani umatnya dengan syarat yang berat, Islam sangat menganjurkan pernikahan.[1]
Menikah akan membantu menahan pandangan serta menjaga diri dari ke maksiatan. Rasulullah bersabda, ”Jika salah seorang dari kamu melihat kecantikan seorang wanita, datangilah istrimu. Apa yang dimiliki wanita itu sama dengan apa yang dimiliki istrimu.” (H.R Muslim).[2]
Sebaliknya jalan yang haram adalah dengan berzina, yang mana termasuk di dalamnya adalah melakukan pernikahan akan tetapi bathil dalam segi akad dan perbuatannya.[3] Yaitu nikah kontrak atau nikah mut’ah yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu, misalnya sehari, dua hari, seminggu, dan sebagainya dengan imbalan sejumlah uang bagi pihak perempuan.
Adapula yang melakukannya dengan siri (diam-diam), akan tetapi pernikahan siri ini dianggap perbuatan ilegal, sehingga pelakunya akan dipidanakan dengan sanksi penjara atau denda.[4]
Lantas, bagaimana pandangan Islam terhadap nikah siri? Bolehkah orang yang melakukan nikah siri dipidanakan? Benarkah orang yang melakukan pernikahan siri tidak memiliki hubungan pewarisan? Dan Apa dan bagaimanakah kawin kontrak itu? Bagaimanakah kawin kontrak itu dalam pandangan hukum Islam?
Pembahasan mengenai nilai, kita kelompokkan dalam 2 garis besar, yakni:
1. Nilai nurani (value of being)
Nilai yang ada dalam diri manusia, kemudian berkembang menjadi perilaku dan cara kita memperlakukan orang lain.
Yang termasuk dalam nilai-nilai nurani adalah kejujuran, keberanian, cinta damai, keandalan diri, potensi, disiplin, tahu batas, kemurnian, dan kesesuaian.
2. Nilai memberi (value of giving).
Nilai yang harus dipraktikkan atau dibagi, yang akhirnya akan diterima sebanyak yang diberikan (Zaim Elmubarok, 2009: 7).
Nilai-nilai ini dapat dilihat dalam hal, seperti setia, dapat dipercaya, hormat, cinta, kasih, sayang, peka, tidak egois, baik hati, ramah, adil, dan murah hati. Nilai-nilai tersebut diterapkan di sekolah dasar, sekolah menengah, dan perguruan tinggi. Dalam hal ini, nilai harus menjadi core (intisari) dalam pendidikan.
Dalam bidang filsafat nilai paling tidak dikaji dari tiga bahasan yakni:
1. Ontologi yang membahas tentang hakekat nilai yang dimaknai sebagai rujukan dan keyakinan untuk menentukan pilihan. dan Struktur nilai yanng terdiri dari logis, etis, estetis kenikmatan, kehidupan,kejiwaan, kerohanian,politk sosial, agama dsb
2. Epistemologi yang meliputi objek nilai yakni agama, logika,filsafat, ilmu pengetahuan, sikap ilmuah,norma, kebiasaan, karyaseni, dan lainnya, cara memperoleh nilai yakni berpikir rasional, logis, empiris, memfungsikan hati melalui meditasi, thariqat atau intuisi yang shohih, Ukuran kebenaran nilai yakni Lgik, Theistis, Mistik, Humanis
3. Aksiologi kegunaan pengetahuan nilai misalnya nilai dalam wilayah filsafat, Ilmu pengetahuan, nilai pada wilayah mistik dan cara nilai menyelesaikan masalah nilai filsafat pada wilayah baik buruk Ilmu Pengetahuan misalnya keteladanan pembiasaan dengan mistik seperti wirid, puasa, sholawat dll.
Menurut istilah syara', zakat adalah nama bagi suatu
pengambilan tertentu dari harta yang tertentu, menurut
sifat-sifat yang tertentu dan untuk diberikan kepada
golongan tertentu (Al Mawardi dalam kitab Al Hawi).
Dengan kata lain, zakat adalah sejumlah harta yang
wajib dikeluarkan dan diberikan kepada mereka yang
berhak menerimanya (mustahiq zakat), apabila telah
mencapai nishab/batas tertentu, dengan syarat-syarat
Pernikahan adalah fitrah bagi manusia. Dari pernikahan itu, manusia melestarikan keturunannya dan membangun tatanan masyarakat bergenerasi untuk memakmurkan bumi.
Di awal akad pernikahan, adalah hal yang perlu juga kita kaji, terutama perihal mahar. Sebab, mahar merupakan menjadi hak bagi calon istri dari calon suami yang diatur oleh syara’ secara jelas didalam Al Qur’an dan Al Hadist.
Karnanya sangat penting kita ketahui lebih mendalam mengenai mahar ini, sebagai hak dan kewajiban masing-masing calon pasangan suami istri.
ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH.
Sehingga dalam fitrah itu, Islam juga memiliki pengaturan antara sesama manusia, termasuk dalam hal muamalah. Dalam muamalah, terdapat pengaturan masalah keluarga.
KELUARGA SAKINAH MAWADAH WA RAHMAH
Inilah harapan setiap keluarga, syariah Islam memberikan konsep dalam hal ini. Maka sangat penting kita bahas mengenai konsep Islam ini.
KELUARGA MENJADI PENETRAM HATI
Setiap anggota keluarga, menjadikan rumahnya sebagai penentram hati, limhana kasih sayang dan memberikan nafkah. Sehingga konsep keluarga Islam idaman ini sangat perlu disajikan.
KELUARGA MENJADI TEMPAT MEMELIHARA DIRI
Abdullah bin Abbas r.a memberikan penafsiran pada Q.S At Tahrim: 6, sebagai berikut: “Kamu semua hendaknya mengajar keluargamu dalam urusan-urusan syariat Allah dan didiklah mereka dengan akhlak yang sempurna.
.
.
.
Penjelasannya ada di: http://bit.ly/KonsepKeluargaIslam
Belajar dan pembelajaran meninjau faktor penentu hasil belajar peserta didik ...Rendra Fahrurrozie
Hakikat belajar merupakan proses interaksi peserta didik dengan semua situasi disekitarnya. Akan tetapi belajar harus mempunyai tujuan dan memiliki pengalaman-pengalaman yang diciptakan oleh sekitarnya. Karnanya hasil belajar dipengaruhi oleh komponen-komponen yang yang menjadi faktor penentu hasil belajar peserta didik. Sebab, faktor tersebut saling terkait satu sama lain yang tersistem sehingga peserta didik mencapai tujuan belajar dengan baik. Faktor tersebut jika dikelompokkan, menjadi 2, yakni faktor internal dan eksternal. Yang keduanya merupakan yang penting untuk mendapatkan hasil belajar yang baik bagi peserta didik.
Dalam perkembangan kebahasaan, kata ijarah itu
dipahami sebagai "akad" ( العقد ) yaitu akad (pemilikan) terhadap
berbagai manfaat dengan imbalan العقد على المنافع بعوض ) ) atau akad
pemilikan manfaat dengan imbalan, yakni kontrak kerja dan sewa menyewa.
Zakat hukumnya wajib, merupakan salah satu rukun Islam dan merupakan ibadah.
Wajibnya zakat didasarkan pada al-Kitab, as-Sunnah dan Ijmak Sahabat. Allah SWT berfirman:
وآتُوا َّ الز َ كاةَDan tunaikanlah zakat (QS. al-Baqarah [2]: 43, 83, 110)
Perintah itu bersifat tegas berdasarkan indikasi bahwa orang yang menunaikan zakat akan mendapat pahala besar dan balasan surga (QS al-Baqarah [2]: 277; an-Nisâ’ [4]:162)
خُذۡ مِنۡ أَمۡوَٰلِهِمۡ صَدَقَةٗ تُطَهِّرُهُمۡ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيۡهِمۡۖ إِنَّ صَلَوٰتَكَ سَكَنٞ لَّهُمۡۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
(QS. At-Taubah : 103)
Materi belajar / kuliah :
KOMUNIKASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI PENDIDIKAN
PENGERTIAN INTERNET; KONSEP DASAR INTERNET; SEJARAH INTERNET; Networking (Jaringan); CARA MENGGUNAKAN INTERNET DAN RAGAM LAYANANNYA; ISTILAH DALAM INTERNET; CARA MENJALANKAN INTERNET; FASILITAS INTERNET ; MANFAAT INTERNET; DAMPAK NEGATIF INTERNET
Demikian, semoga bermanfaat!
Jangan Lupa, komen ya.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Tafsir ayat tentang Allah SWT: QS Al Baqarah ayat 164
1. TAFSIR AYAT TENTANG ALLAH SWT
Q.S AL BAQARAH AYAT 164
Di Susun Oleh :
NAZATUL BAHIAH; NOVA FITRIYANI
RENDRA FAHRURROZIE; SAEPUL ANWAR
MATA KULIAH TAFSIR I DAN PEMBELAJARANNYA
Dosen Pengampu: Ahmad Sofyan, M.Si
2. LATAR BELAKANG
Al Qur’an adalah sumber syariat Islam, yang mampu menjawab
segala sesuatu permasalah manusia. Termasuk tentang ma’rifat
pada Allah SWT.
Adapun mengenal Allah SWT melalui nash (Al Qur’an) salah
satunya adalah dengan menafsirkan ayat-ayat Al Qur’an.
Karnanya, penafsiran dari AL Qur’an ini sangat diperlukan untuk
memahami secara mendalam, khususnya ayat-ayat musyâbihât.
Sangatlah tepat apabila penafsiran ayat-ayat Al Qur’an mengenai
Allah SWT dapat dilihat dari kajian As Sunnah, atsar sahabat, dan
generasi ulama setelahnya.
4. َّنِإَِّفَِّق
ۡ
ل
َ
خَِّتَٰ َوَٰ َمٱلسَّ ِۡرض
َ ۡ
ٱۡلَوَّ ِفَٰ َ
لِت
ۡ
ٱخَوَِّلۡٱَّلَِّارَهٱنلَوَِّك
ۡ
ل
ُ
ف
ۡ
ٱلَوَّ ِتٱليِر
ۡ َ
َتَِّفَِّرۡحَ ۡ
ٱۡل
اَمِبَُّع
َ
نفَيَّ َاسٱنلَّاَمَوَّ
َ
لَنز
َ
أَُّٱّللََِّنمَِّءاَمٱلسِنمَّءاماَيۡح
َ
أ
َ
فَِّهِبَّ
َ
ۡرض
َ ۡ
ٱۡلََّدۡعَباَِهتۡوَمََّوَّثَب
اَِيهفِنمَِّ
ُ ُ
كَّةٓاب
َ
دَّ ِيفِ
ۡۡص
َ
تَوَِّحَٰ َ
يِ
ُٱلرَِّابَحٱلسَوَِّرخ َسُم
ۡ
ٱلََّ ۡ
يَبَِّءاَمٱلسَّ ِۡرض
َ ۡ
ٱۡلَوٓأَلَّتَٰ َ
ي
َّمۡو
َ
ِق
ُ
لَّ
َ
ون
ُ
لِقۡعَي١٦٤
”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam
dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi
manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu
Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu
segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara
langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran
Allah) bagi kaum yang memikirkan.”
Q.S AL BAQARAH AYAT 164
6. Ibnu Katsir dengan memberikan sebab turunnya ayat (Asbab An Nuzul) dan
penafsiran dengan ayat Al Qur’an yang lain semakin memperkaya
pemahaman akan satu ayat ini saja.
Metodologi tafsir bil ma’tsur ini, sangat termahsyur sehingga pantas disebut
tafsir termahsyur kedua setelah tafsir Ath Thabari.
Mari kita lihat pada makalah, penjabaran tafsir ini.
Penafsiran Al Hafidz Ibnu Katsir
7. Tafsir Jalalain sangat berbeda motodologi penafsiran akan ayat Al Qur’an,
khususnya Al Baqarah 164 ini. Tafsir bil ra’yi yang ditulis kedua ulama agung ini.
Kendati cukup ringkas, akan tetapi merupakan tafsir yang penting dan
khazanah tafsir utama dalam sejarah Islam. Sebab, ini adalah inti dan
kesimpulan dari kitab-kitab tafsir.
Pada makalah telah kami sajikan, mengenai metode tafsir tersebut.
Mari kita telaah.
Penafsiran Imam Jalalain
8. Dalam penyusunan Tafsir al-Azhar, Buya HAMKA menggunakan metode tahlili
(analitis), tafsir Al-Qur’an dengan Al-Qur’an, tafsir Al-Qur’an dengan hadits,
pendapat sahabat dan tabi’in, tafsir dengan tafsir muktabar, penggunaan
syair, menggunakan analisis bilma’tsur, menganalisis dengan kemampuan
analisis sendiri, dan disusun tanpa membawa pertikaian antar madzhab.
Mengenai metode tafsir tersebut, pada makalah telah kami sajikan.
Mari kita telaah.
Penafsiran Prof. DR. HAMKA: Tafsir Al Azhar
10. 1. Bukti dan dalil yang menunjukkan kekuasaan Allah
kepada manusia.
Sebab, bukti yang lahir dari berfikir dan bertafakkur seorang
manusia yang kemudian dari berfikir tersebut menghantarkan
manusia itu beriman kepada Allah SWT adalah lebih utama
dari pada keimanan yang dilandasi ketakjuban akan mukjizat
Rasul ﷺ semata.
Keimanan semacam ini tidaklah menjadikan manusia tersebut
akan puas, ia akan terus meminta mukjizat yang lain. Lantas
bagaimana dengan generasi setelahnya? Dan pada saat itu
Rasul tidak ada lagi? Jika ketergantungan dengan mukjizat
Rasul ﷺ menjadi landasan keimanan, justru tidaklah
melahirkan generasi yang ikhlas dan utama dalam beramal
shaleh.
11. 2. Allah SWT adalah satu-satunya pengatur alam semesta
yang sempurna.
Sebab, Allah SWT yang Esa itu dengan kuasaNya
menggerakkan benda-benda langit dan bumi dengan
perhitungan dan sangat akurat dalam mempergilirkan
segala sesuatunya.
Ini adalah tanda kekuasaan yang maha kuasa dan hanya
Dialah yang pantas untuk diibadahi.
12. 3. Allah SWT mengajak manusia untuk berfikir akan
segala kuasanya itu.
Sebab, orang-orang yang berfikirlah yang mempunyai
keimanan yang kokoh dan rasa takutnya akan
penciptanya semakin tebal.
Sebagaimana dalam Q.S Fathir ayat 28 sebutkan.