2. Berpalingnya Kaum Kafir dari
Peringatan (Ayat 45-47)
واُقَّات ُمُهَل َليِق اَذِإَو
ْمُيكِدْيَأ َْنيَب اَم
ْمُكَفْلَخ اَمَو
ُمَحْرُت ْمُكَّلَعَل
َون
(
٤٥
)
َينِضِرْعُم اَهْنَع واُانَك الِإ ْمِهِِّبَر ِتاَيآ ْنِم ٍةَيآ ْنِم ْمِيهِتْأَت اَمَو
(
٤٦
)
يِذَّلِل واُرَفَك َينِذَّال َلاَق ُ َّ
َّللا ُمُكَقَزَر اَّمِم واُقِفْنَأ ْمُهَل َليِق اَذِإَو
َ
شَي ْوَل ْنَم ُمِعْطُنَأ واُنَمآ َن
ُهَمَعْطَأ ُ َّ
َّللا ُءا
ٍينِبُم ٍاللَض يِف الِإ ْمُتْنَأ ْنِإ
(45) Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Takutlah kamu akan siksa yang di hadapanmu dan
siksa yang akan datang supaya kamu mendapat rahmat”, (niscaya mereka berpaling).
(46) Dan sekali-kali tiada datang kepada mereka suatu tanda dari tanda tanda kekuasaan Tuhan
mereka, melainkan mereka selalu berpaling daripadanya.
(47) Dan apabila dikatakakan kepada mereka: “Nafkahkanlah sebahagian dari rezeki yang
diberikan Allah kepadamu”, maka orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang
beriman: “Apakah kami akan memberi makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki
tentulah Dia akan memberinya makan, tiadalah kamu melainkan dalam kesesatan yang nyata”.
1. Tanda2 tampak (dunia)
2. Dampak yang terjadi di masa depan
1. Tanda2 tersembunyi (akhirat)
2. Pengalaman masa lalu
3. Pelajaran dari ayat 45 – 47
Sesungguhnya bagi orang-orang kafir itu telah ditegakkan hujjah atas mereka,
dakwah telah sampai kepada mereka, dan mereka telah dinasehati. Akan
tetapi itu semua tidak bermanfaat bagi mereka.
Sesungguhnya apabila seseorang sombong dan berpaling dari agama Allah,
maka dia akan menjadi sasaran adzab baik di dunia maupun di akhirat, atau
di dunia dan akhirat. Allah Ta’ala berfirman, “Takutlah kamu akan siksa yang
dihadapanmu dan siksa yang akan datang.”
Sesungguhnya menghadap kepada Allah Ta’ala dan menjauhi maksiat
terhadap-Nya adalah sebab diturunkannya Allah Ta’ala berfirman, “Supaya
kamu mendapat rahmat.”
4. Pelajaran dari ayat 45 – 47
Penjelasan tentang kerasnya hati orang-orang kafir, karena sesungguhnya
mereka tidak pernah menerima satu ayatpun dari ayat-ayat Allah Ta’ala.
Dalilnya adalah, “Dan tidak ada suatu ayatpun dari ayat-ayat Tuhan sampai
kepada mereka, melainkan mereka selalu berpaling dari padanya.” (QS. Al-
An’am: 4).
Sesungguhnya orang-orang kafir itu telah diberikan nasehat dan diberikan
peringatan akan tetapi mereka tetap sombong.
Sesungguhnya apabila seseorang mengeluarkan infak karena perintah Allah
Ta’ala, maka dia tidak berhak mengungkit-ungkit hal tersebut kepada Allah
Ta’ala, karena Allah Ta’ala-lah yang telah menganugerahkan kepadanya.
Sesungguhnya bakhil (pelit) termasuk dari sifat-sifat orang kafir. Allah Ta’ala
berfirman, “Maka orang-orang yang kafìr itu berkata kepada orang-orang
yang beriman: ‘Apakah kami akan memberi makan kepada orang-orang yang
jika Allah menghendaki tentulah Dia akan memberinya makan.”
5. Apabila Kematian dan Hari Kiamat Datang
kepada Orang-Orang Kafir (Ayat 48 – 50)
َينِقِدَاص ْمُتْنُك ْنِإ ُد َْعوْال اَذَه َىتَم َونُولَُقيَو
(
٤٨
)
َونُمِِّصِخَي ْمُهَو ْمُهُذُخْأَت ًةَدِحَاو ًةَحْيَص الِإ َونُرُظْنَي َام
(
٤٩
)
َونُعِجْرَي ْمِهِلْهَأ ىَلِإ َالو ًةَيِصْوَت َونُعيِطَت ْ
َسي الَف
Dan mereka berkata, “Bilakah (terjadinya) janji ini (hari berbangkit) jika
kamu adalah orang-orang yang benar?”
Mereka tidak menunggu melainkan satu teriakan saja yang akan
membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar.
Lalu mereka tidak kuasa membuat suatu wasiatpun dan tidak (pula) dapat
kembali kepada keluarganya.
6. Pelajaran dari ayat 48 – 50
Sesungguhnya anak-anak Adam (manusia) telah sampai batas menentang Allah
Rabb Pencipta alam semesta dan orang yang menyampaikan risalah-Nya.
Mereka berkata, “Bilakah terjadinya janji ini (hari kebangkitan)?”
Sesungguhnya para rasul telah menyampaikan risalah dengan penyampaian
sejelas-jelasnya. Mereka telah menjelaskan kepada manusia bahwa mereka
akan dibangkitkan dan diberi pembalasan, dan sesungguhnya mereka
dijanjikan dengan hal tersebut.
Ancaman terhadap orang-orang yang mendustakan hari Kiamat
dengan teriakan yang akan membinasakan mereka.
Kuasa Allah Ta’ala, dimana mereka semua dibinasakan dengan satu teriakan
saja. Allah Ta’ala berfirman, “Melainkan satu teriakan saja yang akan
membinasakan mereka.”
Disini teriakan itu ditegaskan dengan kalimat satu untuk menjelaskan bahwa
dia tidak diulang dua kali, bahkan mereka dibinasakan dengan satu teriakan.
Sesungguhnya teriakan itu mendatangi mereka secara tiba-tiba Allah Ta’ala
berfirman, “Ketika mereka sedang bertengkar,” dan lalai terhadapnya.
7. Pelajaran dari ayat 48 – 50
Penjelasan tentang kondisi orang-orang yang tertimpa hari kiamat dan
dibinasakan oleh teriakan itu, yakni pertengkaran dan persengketaan. Itu
menunjukkan tentang buruknya keadaan mereka dan buruknya akhlak-akhlak
mereka; dan sesungguhnya mereka tidak memiliki keinginan kecuali hanya
pertengkaran dan persengketaan tersebut lantaran kikir dan tamak terhadap
kemewahan dunia, dan lalai terhadap urusan akhirat. Oleh karena itu,
disebutkan di dalam hadits shahih:
“Sesungguhnya hari Kiamat tidak akan terjadi kecuali atas seburuk–buruknya
makhluk.” (HR. Muslim).
Sesungguhnya apabila tiupan sangkakala terjadi, maka tidak ada seorangpun
mampu berkata-kata dan bergeser dari tempatnya. Itu dipetik dari firman
Allah Ta’ala, “Lalu mereka tidak kuasa membuat suatu wasiatpun, dan tidak
(pula) dapat kembali kepada keluarganya,” yakni mereka tidak dapat
bergeser dari tempat mereka.
8. Pelajaran dari ayat 48 – 50
Dahsyatnya hantaman yang menimpa mereka dari teriakan tersebut. Karena
apabila terjadi benturan kuat pada seseorang, maka lisannya akan menjadi
keluh hingga dia tidak mampu berkata-kata. Begitu juga kedua kakinya
menjadi lemah hingga dia tidak mampu berdiri, sebagaimana Umar bin al-
Khaththab r.a berkata pada kisah wafatnya Rasulullah Saw ketika mendengar
firman Allah Ta’ala, “Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya
mereka akan mati (pula).”( Az-Zumar: 30).
Umar r.a berkata, “Demi Allah, seakan-akan aku tidak pernah mendengar kecuali
pada saat Abu Bakar r.a membacakannya, maka akupun terpaku hingga kedua
kakiku tidak mampu menopangku dan hingga aku hampir tersungkur ke tanah
ketika aku mendengar dia membacakannya.”
Dahsyatnya teriakan tersebut, dimana mereka tidak mampu kembali kepada
keluarga mereka meskipun sangat merindukannya. Mereka tidak mampu
melakukannya karena perkara itu lebih dahsyat daripada kembali kepada
keluarga mereka.
9. Kebangkitan dan Perkumpulan Manusia
dari Kubur (Ayat 51-54)
َونُلِسْنَي ْمِهِِّبَر ىَلِإ ِثَادْاألج َنِم ْمُه اَذِإَف ِورُّالص يِف َخِفُنَو
(
٥١
)
َ
ْسرُمْال ََقدَصَو َُنمْحَّرال َدََعو َام اَذَه اَنِدَْقرَم ْنِم َانَثَعَب َْنم َانَلْيَو َاي واُالَق
َونُل
(
٥٢
)
َونُرَضْحُم َانْيَدَل ٌعيِمَج ْمُه اَذِإَف ًةَدِحَاو ًةَحْيَص الِإ ْتَناَك ْنِإ
(
٥٣
)
َونَُلمْعَت ْمُتْنُك َام الِإ َنْوَزْجُت َالو اًئْي َ
ش ٌسْفَن ُمَلْظُت ال َمْوَيْالَف
Dan ditiuplah sangkalala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya
(menuju) kepada Tuhan mereka.
Mereka berkata: “Aduhai celakalah kami! siapakah yang membangkitkan kami dari
tempat tidur kami (kubur)?” Inilah yang dijanjikan (Tuhan) yang Maha Pemurah dan benarlah
Rasul-rasul(Nya).
Tidak adalah teriakan itu selain sekali teriakan saja, maka tiba- tiba mereka semua
dikumpulkan kepada kami.
Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun dan kamu tidak dibalasi,
kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan.
10. Pelajaran dari ayat 51 – 54
Penetapan tentang tiupan sangkakala, dan itu termasuk dari perkara-perkara
ghaib yang wajib kita imani tanpa harus mempertanyakan bagaimananya.
Kesempurnaan kuasa Allah Ta’ala, dimana sekedar tiupan dapat mengeluarkan
manusia seluruhnya dari kubur-kubur mereka dengan segera.
Penetapan tentang kebangkitan, dan sesungguhnya dia adalah kehidupan yang
hakiki. Allah Ta’ala berfirman, “Mereka keluar dengan segera,” karena
bersegera tidak mungkin terjadi melainkan dengan kehidupan yang hakiki.
Sesungguhnya manusia akan segera menuju tempat yang telah ditentukan,
yang padanya Allah Ta’ala turun untuk menghukumi antara hamba-hamba-
Nya. Allah Ta’ala berfirman, “Mereka keluar dengan segera (menuju) kepada
Tuhan mereka.”
11. Pelajaran dari ayat 51 – 54
Isyarat tentang kubur-kubur yang telah Allah Ta’ala jadikan sebagai tempat
tinggal bagi orang-orang yang telah mati. Allah Ta’ala berfirman, “Bukankah
Kami menjadikan bumi (tempat) berkumpul, orang-orang hidup dan orang-
orang mati?” (QS. Al-Mursalat: 25-26)
Sesungguhnya siksa alam Barzakh jika dibandingkan dengan siksa hari Akhirat
adalah ringan. Seakan dia hanya seperti tidur bagi orang yang tidur.
Sesungguhnya tinggal di dalam kubur tidak lain hanyalah seperti tidurnya
orang yang tidur, lalu dia pergi meninggalkan tempat itu. Allah Ta’ala
berfirman, “Dari tempat tidur kami (kubur)?”
Penampakan keburukan orang-orang yang mendustakan hari Kebangkitan
ketika dikatakan kepada mereka, “Inilah yang dijanjikan (Tuhan) yang Maha
Pemurah.”
12. Pelajaran dari ayat 51 – 54
Sesungguhnya Allah Ta’ala adalah Dzat yang menepati janji dan tidak
menyelisihinya. Itu karena menyelisihi janji terjadi karena salah satu alasan: Bisa
karena dusta, bisa juga karena tidak mampu. Kedua-duanya harus dinafikan dari
Allah Ta’ala. Tidak ada dusta pada janji-Nya dan tidak ada ketidakmampuan dalam
pelaksanaannya. Oleh karena itu, Allah Ta’ala tidak pernah menyelisihi janji
lantaran kesempurnaan kebenaran dan kekuasaan-Nya.
Kebenaran para rasul pada perkara-perkara yang mereka kabarkan dari Allah Ta’ala
dan dari selain-Nya. Allah Ta’ala berfirman, “Dan benarlah rasul-rasul (Nya).”
Terdapat dalil yang menunjukkan tentang kesempurnaan kekuasaan Allah Ta’ala;
dan sesungguhnya para penghuni kubur diteriaki satu kali teriakan, maka mereka
semua keluar dan tidak ada seorangpun tertinggal. Oleh karena itu Allah
berfirman, “Maka tiba-tiba mereka semua dikumpulkan kepada Kami.”
13. Pelajaran dari ayat 51 – 54
Sesungguhnya apabila Allah Ta’ala memerintahkan sesuatu, maka perintah itu
tidak diulang dua kali, bahkan sesuatu itu pasti terlaksana dengan satu kali
perintah. Contoh hal itu adalah firman Allah Ta’ala, “Dan perintah Kami
hanyalah satu perkataan seperti kejapan mata.” (QS. Al-Qamar: 50)
Sesungguhnya seseorang tidak akan dizhalimi, baik sedikit maupun banyak.
Sesungguhnya balasan itu setimpal dengan amal perbuatan. Allah Ta’ala
berfirman, “Dan kamu tidak dibalasi kecuali dengan apa yang telah kamu
kerjakan.”
14. Tokoh yang menentang dakwah
Rasulullah SAW
Abu Lahab
Ummu Jamil
Abu Jahal
Abu Sufyan
Hindun binti Utbah