1. Fitnah, Nikmat, dan Siksa
Kubur
Di antara syarat beriman kepada hari akhir adalah beriman kepada semua
kejadian yang terjadi setelah kematian sampai sebelum hari kiamat, atau yang
biasa kita kenal dengan alam barzakh. Kejadian di alam barzakh yang dimaksud di
sini adalah fitnah kubur, nikmat kubur bagi lulus darinya dan siksa kubur bagi
yang gagal darinya. Dan ketiga hal ini telah ditunjukkan dalam nash-nash Al-
Qur`an dan hadits yang mencapai taraf mutawatir.
2. PERJALANAN MANUSIA
َو ِ ه
اَّللِب َونُرُفْكَت َفْيَك
َف اًتاَوْمَأ ْمُتْنُك
ْمُكاَيْحَأ
َونُعَجْرُت ِهْيَلِإ همُث ْمُكيِيْحُي همُث ْمُكُتيِمُي همُث
(
28
)
Ada 4 alam
1.Alam ruh
2.Alam rahim dan dunia
3.Alam maut dan kubur
4.Alam akhirat
5.Kembali kepada Allah
3. Dalil Alam Kubur dalam AL-QUR’AN
Diantara dalil dari Al Qur’an tentang adanya
adzab kubur ( siksa ) kubur adalah friman
Allah Ta’ala :
َنُم ِباَرْعَ ْ
اْل َنِم ْمُكَل ْوَح ْنهمِمَو
ِدَمْلا ِلْهَأ ْنِمَو َونُقِفا
ِةَني
ْمُهُمَلْعَت َ
َل ِاقَفِالن ىَلَع ُوادَرَم
ْمُهُمَلْعَن ُنْحَن
َعُنَس
ْمُهُبِذ
اَذَع ىَلِإ َُّوندَرُي همُث ِنْيَتهرَم
ٍيمَِظع ٍب
“ nanti mereka akan Kami siksa dua kali, lalu
mereka akan dikembalikan kepada adzab
yang besar. “ ( Q.S. At Taubah : 101)
Menurut penjelasan Iman Hasan Al Bashri dan
Qatadah ra. Bahwa yang dimaksud dengan “
nanti mereka akan Kami siksa dua kali “
yaitu adzab di dunia dan adzab kubur. (
Tafsir Ibnu Katsir II / 423 : Cetakan
darrussalam )
4. Dalil Alam Kubur dalam AL-QUR’AN
َنِم ْمُههنَقيِذُنَلَو
اَذَعْلا
ىَنْدَ ْ
اْل ِب
َُوند
ُههلَعَل ِ
رَبْكَ ْ
اْل ِباَذَعْلا
َونُع ِجْرَي ْم
“ Dan pasti akan Kami timpakan kepada
mereka sebagian siksa yang dekat ( di
dunia ) sebelum adzab yang lebih besar (
di Akhirat ). Q.S. As Sajadah 21)
Menurut pendapat al Bara’ bin ‘Azib ra,
Mujahid dan Abu Ubaidah bahwa yang
dimaksud dengan adzab yang dekat
adalah adzab Kubur “ ( Tafsir Ibnu Katsir
III / 509: Cetakan darrussalam )
5. Dalil Alam Kubur dalam AL-QUR’AN
ُودُغ اَهْيَلَع َونُضَرْعُي ُارهنال
ُقَت َم ْوَيَو ايِشَعَو ا
ُمو
َأ َن َْوعْرِف َلآ واُل ِخْدَأ َُةعاهسال
ِباَذَعْلا هدَش
Kepada mereka diperlihatkan Neraka pada
pagi dan petang dan pada hari terjadinya
kiamat, ( lalu kepada Malaikat
diperintahkan ) “ masukkanlah Fir’aun dan
kaumnya ke dalam adzab yang sangat
keras” ( Q.S. Al Mukmin : 46 )
Al Hafizh Ibnu Katshir mengatakan : Ayat ini
merupakan prinsip terbesar yang dijadikan
oleh Ahlus Sunnah tentang adanya Adzab
kubur. Tafsir ibnu Katsir ( IV/ 85- 86 ).
Cet. Daarus Salaam.
6. 3 KONDISI ALAM KUBUR
Alam
Kubur
Fitnah
Kubur
Nikmat
Kubur
Siksa
Kubur
7. • FITNAH KUBUR: pertanyaan munkar dan
nakir kepada mayit setelah dia dikuburkan.
• Tentang Rabbnya, agamanya, dan nabinya.
• Orang yang beriman maka Allah Ta’ala akan
mengokohkannya dengan jawaban yang
benar, sehingga dia akan berkata: Rabbku
adalah Allah, agamaku Islam, dan nabiku
Muhammad shallallahu alaihi wasallam.
• Orang kafir dan musyrik maka Allah Ta’ala
akan menyesatkan mereka sehingga mereka
hanya bisa berkata: Saya tidak tahu, dan
orang munafik serta yang ragu dengan
agamanya akan berkata: Saya tidak tahu,
saya mendengar orang lain bilang demikian
maka akupun mengikutinya.
8. Isyarat dalam Al-Qur’an
ُتِبَثُي
ُنَمآ َينِذهلا ُ ه
َّللا
ِتِباهثال ِل ْوَقْلاِب وا
يِف
ِخ ْ
اْل يِفَو اَيْنُّدال ِةاَيَحْلا
ُ ه
َّللا ُّل ِ
ضُيَو ِةَر
ُ ه
َّللا ُلَعْفَيَو َينِمِلاهظال
ُءَاشَي اَم
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang
yang beriman dengan ucapan yang
teguh itu dalam kehidupan di dunia dan
di akhirat; dan Allah menyesatkan
orang-orang yang zalim dan
memperbuat apa yang Dia
kehendaki.” (Ibrahim: 27)
9. Sababun Nuzul
Dari Al-Barra` bin Azib radhiallahu anhu
dari Nabi shallallahu alaihi wasallam
tentang ayat di atas:
ْتَلَزَن
َف ِ
رْبَقْلا ِباَذَع يِف
ُّبَر ْنَم ُهَل ُلاَقُي
ُلوُقَيَف َك
َحُم يِيِبَنَو ُ ه
َّللا َيِبَر
َلَع ُ ه
َّللا ىهلَص ٌدهم
ِهْي
َمهلَسَو
“(Ayat ini) turun berkenaan dengan
adzab kubur. Ia ditanya, “Siapa
Rabbmu?” Ia menjawab, “Rabbku Allah,
nabiku Muhammad shallallahu alaihi
wasallam.” (HR. Muslim
11. “Tidak ada sesuatu yang belum diperlihatkan kepadaku,
kecuali aku sudah melihatnya dari tempatku ini hingga
surga dan neraka, lalu diwahyukan kepadaku: bahwa
kalian akan terkena fitnah dalam kubur kalian seperti -
atau hampir berupa- fitnah Al-Masih Ad-Dajjal. Akan
ditanyakan kepada seseorang (didalam kuburnya); “Apa
yang kamu ketahui tentang laki-laki ini?” Adapun orang
beriman atau orang yang yakin, maka dia akan
menjawab: ‘Dia adalah Muhammad Rasulullah telah
datang kepada kami membawa penjelasan dan petunjuk.
Maka kami sambut dan kami ikuti. Dia adalah
Muhammad, ‘ diucapkannya tiga kali. Maka kepada orang
itu dikatakan: ‘Tidurlah dengan tenang, sungguh kami
telah mengetahui bahwa kamu adalah orang yang yakin’.
Adapun orang Munafiq atau orang yang ragu, maka dia
menjawab, “Aku tidak tahu siapa dia, aku mendengar
manusia membicarakan sesuatu maka akupun
mengatakannya.” (HR. Al-Bukhari no. 84)
12. Semua Mengalaminya….
•Fitnah dan pertanyaan ini,
semua makhluk akan
mengalaminya kecuali
beberapa makhluk yang Allah
Ta’ala kecualikan seperti
•para nabi
•para syuhada`
•Meninggal hari/malam Jum’at
•Meninggal karena sakit perut
13. Syuhada
• Dari Al Miqdam bin Ma’dikarib dari
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
ُرِفْغَي ٍلاَص ِخ ُّتِس ِ ه
َّللا َدْنِع ِديِههشلِل
ِهَِمد ْنِم ٍةَعُْفد ِلهوَأ يِف ُهَل
ُهَدَعْقَم ىَرُيَو
َيَو ِ
رْبَقْلا ِباَذَع ْنِم ُارَجُيَو ِةهنَجْلا ْنِم
َو ِ
رَبْكَ ْ
اْل ِعَزَفْلا ْنِم ُنَمْأ
َةهلُح ىهلَحُي
َشُيَو ِينِعْلا ِ
ورُحْلا ْنِم ُجهوَزُيَو ِانَميِْ
اْل
ًناَسْنِإ َينِعْبَس يِف ُُهف
ِهِب ِ
ارَقَأ ْنِم ا
“Orang yang mati syahid mendapatkan enam hal di
sisi Allah: Diampuni dosa-dosanya sejak pertama kali
darahnya mengalir, diperlihatkan kedudukannya di
surga, diselamatkan dari siksa kubur, dibebaskan dari
ketakutan yang besar, dihiasi dengan perhiasan
iman, dikawinkan dengan bidadari dan dapat
memberikan syafaat kepada tujuh puluh orang
kerabatnya.” (HR. At-Tirmizi no. 1586 dan Ibnu
Majah
14. Ribath
Dari Salman Al-Farisi radhiallahu anhu dia
berkata: Saya pernah mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
َو ٍ
رْهَش ِامَي ِ
ص ْنِم ٌرْيَخ ٍةَلْيَلَو ٍم ْوَي ُطاَب ِ
ر
ِهْيَلَع ىَرَج َاتَم ْنِإَو ِهِامَيِق
ْز ِ
ر ِهْيَلَع َي ِ
رْجُأَو ُهُلَمْعَي ََانك ِيذهلا ُهُلَمَع
َانهتَفْلا َنِمَأَو ُهُق
“Ribath (berjaga-jaga di perbatasan)
sehari semalam lebih baik daripada puasa
dan shalat malam sebulan penuh, jika dia
meninggal maka amalannya senantiasa
mengalir sebagaimana yang pernah dia
amalkan, mengalir pula rizkinya dan
terbebas dari fitnah.” (HR. Muslim no.
3537)
15. Meninggal Hari/Malam Jum’at
Termasuk di dalamnya fitnah kubur.
Abdullah bin ‘Amr bin Al-’Ash radhiallahu
anhuma berkata: Aku mendengar
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
bersabda:
ْنَم
َل ْوَأ ِةَعُمُجْلا َم ْوَي َاتَم
ُو ِةَعُمُجْلا َةَلْي
َيِق
َةَنْتِف
ِ
رْبَقْلا
“Barangsiapa meninggal di hari jum’at atau
malam jum’at maka akan dihindarkan
dari fitnah kubur.”
(HR. At-Tirmizi no. 994 dan Ahmad no.
6753 dengan sanad yang shahih)
16. Meninggal karena sakit perut
Dalam hadits yang shahih, Nabi shallallahu
alaihi wasallam bersabda:
ْنَم
َلَف ُهُنْطَب ُهَلَتَق
يِف َبهذَعُي ْن
َق
ِه ِ
رْب
“Barangsiapa meninggal karena sakit perut,
maka ia tidak akan disiksa di dalam
kuburnya.”
(HR. At-Tirmizi no. 984 dan Ahmad no.
17592)
17. ADZAB KUBUR
• ADzab kubur, maka dia diperuntukkan
bagi orang-orang yang zhalim dari
kalangan orang-orang munafik dan
orang-orang kafir, serta orang-orang
fasik yang tidak menjawab pertanyaan
munkar dan nakir.
• Allah Ta’ala berfirman tentang Fir’aun
dan para pengikutnya:
ُارهنال
َيَو ايِشَعَو اُودُغ اَهْيَلَع َونُضَرْعُي
َلآ واُل ِْخدَأ َُةعاهسال ُموُقَت َم ْو
ِباَذَعْلا هدَشَأ َن َْوعْرِف
“Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan
petang, dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan
kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan
kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.” (QS.
Ghafir: 46)
19. “Sesungguhnya ummat ini diuji dikuburnya. Andai kalian
tidak saling menguburkan, niscaya aku berdoa kepada
Allah agar memperdengarkan adzab kubur pada kalian
seperti yang aku dengar.” Setelah itu beliau
menghadapkan wajah ke arah kami lalu bersabda:
“Berlindunglah diri kepada Allah dari adzab neraka.”
mereka berkata: Kami berlindung diri kepada Allah dari
adzab neraka.” beliau bersabda: “Berlindunglah diri
kepada Allah dari adzab kubur.” mereka berkata: Kami
berlindung diri kepada Allah dari adzab kubur.” Beliau
bersabda: “Berlindunglah diri kepada Allah dari fitnah-
fitnah yang nampak dan yang tersembunyi.” Mereka
berkata: Kami berlindung diri kepada Allah dari fitnah-
fitnah yang nampak dan yang tersembunyi.” Beliau
bersabda: “Berlindunglah diri kepada Allah dari
fitnahnya Dajjal.” mereka berkata: Kami berlindung diri
kepada Allah dari fitnahnya Dajjal.” (HR. Muslim no.
5112)
20. NIKMAT KUBUR
Sementara nikmat kubur, maka dia dikhususkan bagi
kaum mukminin yang jujur dalam keimanannya.
Dari Al-Barra` bin Azib radhiallahu anhu bahwa Nabi
shallallahu alaihi wasallam bersabda tentang mayit
yang telah menjawab pertanyaan munkar dan nakir:
َص ْدَق ْنَأ ِاءَمهسال ْنِم ٍداَنُم يِداَنُيَف
ِم ُهُوش ِ
رْفَأَف يِدْبَع ََقد
ْن
هنَجْلا ىَلِإ اًباَب ُهَل واُحَتْافَو ِةهنَجْلا
َق ِةهنَجْلا ْنِم ُهوُسِبْلَأَو ِة
َلا
ُيَو َلاَق اَهِبيِطَو اَه ِح ْوَر ْنِم ِهيِتْأَيَف
َصَب هدَم اَهيِف ُهَل ُحَتْف
ِه ِ
ر
“Kemudian ada suara dari langit yang menyeru,
“Benarlah apa yang dikatakan oleh hamba-Ku,
hamparkanlah permadani untuknya di surga,
bukakan baginya pintu-pintu surga dan berikan
kepadanya pakaian surga.” beliau melanjutkan:
“Kemudian didatangkan kepadanya wewangian
surga, lalu kuburnya diluaskan sejauh mata
memandang.” (HR. At-Tirmizi no. 4127, Ibnu Majah
no. 3784, dan Ahmad no. 1615)
21. Al-Barra' bin Azib ra berkata,"Kami keluar
bersama Rasulullah SAW menghantar jenazah
seorang Ansar, maka kami berhenti di muka
kubur dan ketika akan dimakamkan di liang
lahat, Rasulullah SAW duduk menghadap
kiblat dan kami duduk mengelilingi nabi dan
tiba-tiba di atas kepala kami terdapat burung
dan burung tersebut memainkan ranting yang
ada dikakinya dengan membolak-balikkan di
tanah, maka mulailah si burung sekali-sekala
menoleh ke langit dan ke bumi dan mulailah
ia mengangkat pandangannya kemudian
menundukkannya, hal ini berlangsung 3 kali."
22. Maka Baginda bersabda,"Berlindunglah kamu
sekalian dari siksa kubur," Baginda
mengulang ucapannya dua atau tiga kali
kemudian Baginda bersabda,"Ya Allah, aku
berlindung kepadaMu dari siksa kubur,"
Baginda mengulanginya tiga kali kemudian
bersabda," Sesungguhnya seorang hamba
yang beriman jika telah terputus dari dunia
dan masuk ke alam akhirat, turun malaikat
dari langit, wajahnya putih seolah-olah
wajah mereka laksana matahari, bersama
mereka kain kafan dari kain kafan syurga,
wangiannya (al-Hanuth-wangian yang dicalit
pada badan dan kain kafan orang yang
meninggal) dari wangian syurga, sampai
mereka duduk disisinya dengan bilangan
sepanjang mata memandang.
23. Kemudian datang Malaikat Maut
alaihissalaam (Izrail) duduk diposisi
kepalanya, dan ia berkata,"Wahai jiwa
yang bersih, keluarlah kamu kepada
ampunan Allah dan redhaNya." Maka
keluarlah roh tersebut sebagaimana
mengalirnya titisan air dari tempat
takungannya kemudian malaikat
mengambilnya."
Dalam riwayat lain disebutkan,"Apabila
roh seseorang telah keluar, seluruh
malaikat yang berada di antara langit
dan bumi memanjatkan doa
keselamatan baginya,
24. begitu pula semua malaikat yang berada
dilangit, kemudian dibukakan pula pintu-
pintu langit. Dan tidak ada satu pun malaikat
yang menjaga pintu tersebut kecuali berdoa
kepada Allah sampailah roh itu sampai
kepada mereka. Apabila telah sampai, maka
roh itu digenggamnya dan tidak
dilepaskannya. Kemudian mereka
mengenakan kain kafan yang bertabur
wangi-wangian, hal ini sesuai dengan firman
Allah SWT :
Ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami dan
malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan
kewajipannya
(Al-An'am : 61)
25. Kemudian keluar dari roh itu bau minyak misk yang
sangat harum, lalu para malaikat beserta roh
tersebut naik ke atas dan setiap kali roh itu melewati
para malaikat yang lain, maka mereka selalu
bertanya,"Roh siapakah ini yang begitu
agung?" Maka malaikat lainnya menjawab,"Ini
adalah roh Fulan bin Fulan" Kemudian, Roh itu
dipanggil dengan nama yang indah, yang dulu
mereka pergunakan semasa hidup di
dunia.Kemudian, terus sampai ke atas batas akhir
langit dunia, maka para malaikat meminta kepada
penjaga langit agar membukakan pintu, maka pintu
langit kedua pun terbuka dan dalam setiap langit
para ahli langit mengerubungi roh itu, terus
demikian sampai langit ketujuh. Maka, Allah
berfirman," Catatkanlah amal hambaKu ini di
Illiyyin!" FirmanNya lagi," Tahukah kamu apakah
Illiyyin itu? Iaitu kitab yang tertulis, yang disaksikan
oleh malaikat-malaikat yang didekatkan (kepada
Allah)"
26. Kemudian, dikatakan kepadanya,"Wahai
para malaikat, kembalikanlah roh
tersebut ke bumi, maka sesungguhnya
Aku telah berjanji kepada mereka
sesungguhnya Akulah yang menciptakan
mereka dan Kamilah yang
mengembalikan mereka serta
mengeluarkan mereka pada waktu
kedua kali." (Bangunnya jasad saat
Kiamat berlaku)
27. Lalu Rasulullah SAW meneruskan,"Maka
kembalikanlah roh tersebut ke bumi dan
dimasukkan roh tersebut ke dalam jasadnya
kembali. Sesungguhnya ia mampu mendengar
derap langkah sepatu para saudaranya yang
menghantar, maka datanglah dua malaikat yang
berwajah garang dan duduk disampingnya lalu
bertanya,"Siapakah Tuhanmu?" Maka orang itu
menjawab,"Tuhanku Allah" maka keduanya
bertanya lagi,"Apa agamamu?" maka ia
menjawab,"Agamaku Islam" maka keduanya
bertanya,"Siapakah lelaki yang diutuskan
kepadamu sekalian?" ia menjawab,"Beliau adalah
Rasulullah SAW" Kemudian keduanya bertanya
kembali,"Apa ilmu yang kamu miliki?" Maka ia
menjawab,"Aku telah membaca Al-Quran, maka
aku mengimani apa yang ada di dalamnya, dan aku
membenarkannya." Maka Nabi melanjutkan
pertanyaan; siapa Tuhanmu, apa agamamu, siapa
nabimu. Itu semua adalah ujian akhir yang
diberikan kepada orang yang beriman.
28. Maka demikian itu sesuai dengan firman
Allah SWT;
Allah meneguhkan iman orang-orang yang
beriman dengan ucapan yang teguh dalam
kehidupan di dunia dan di akhirat dan Allah
menyesatkan orang-orang yang zalim dan
Dia melakukan apa yang Dia kehendaki
(Ibrahim : 27)
29. Maka ia (roh tadi) berkata,"Tuhanku
Allah, agamaku Islam, Nabiku
Muhammad SAW." Maka tiba-tiba ada
suara yang menyeru dari
langit,"Sesungguhnya hambaKu itu
benar, maka masukkanlah ia ke dalam
syurga dan pakaikanlah ia pakaian
syurga dan bukakanlah untuknya pintu-
pintu syurga."
30. Maka didatangkan roh tersebut beserta amal-
amal kebajikannya, dilapangkan kuburannya
itu seluas mata yang memandang. Nabi
melanjutkan; maka didatangkan amal
kebajikannya, pada riwayat yang lain; amal
kebajikannya menyerupai lelaki yang
berwajah lawa, berpakaian indah dan wangi
mengharumkan. Maka berkata amal
itu,"Bergembiralah dengan segala
kemudahan yang ada, bergembiralah dengan
redha dari Allah SWT dan syurga yang penuh
dengan kenikmatan yang telah disiapkan
untuk orang-orang yang tinggal di dalamnya.
Inilah hari yang telah dijanjikan.
31. Maka orang itu bertanya,"Kamu
bergembiralah dengan semua kebaikan
yang Allah berikan padamu, tetapi
siapakah kamu yang
sebenarnya?" Maka ia menjawab,"Aku
adalah amal solehmu, maka demi Allah,
aku tidak mengetahui kecuali engkau
cepat bergegas melakukan ketaatan
kepada Allah dan engkau menghindari
serta enggan melakukan kemaksiatan
kepada
32. Allah SWT, maka Allah membalas dengan
sesuatu yang lebih baik."Kemudian
dibukakan baginya satu pintu syurga dan
satu pintu neraka, maka seseorang
mengatakan,"Inilah rumahmu; jika kamu
bermaksiat kepada Allah, Allah akan
menggantikannya dengan yang ini
(neraka)" Apabila hamba tersebut melihat
kenikmatan yang ada di dalam syurga, ia
berkata,"Tuhan, percepatkanlah datangnya
Hari Kiamat agar aku dapat kembali ke
keluargaku dan hartaku." Maka, Malaikat
berkata kepadanya,"Tinggallah kamu di
dalamnya."
Sumber : 101 Wasiat Rasul Kepada Wanita
33. Nikmat dan adzab kubur ini adalah hal
yang haq. Dalil-dalil yang mutawatir
dari Nabi Muhammad SAW, dan dari
para sahabat telah menunjukkan
kebenarannya secara pasti dan kita
wajib mengimaninya karena merupakan
tuntutan keimanan kita kepada hari
kiamat yang merupakan rukun iman
keenam dimana tidak sah iman
seseorang kecuali harus beriman kepada
semua rukun iman yang enam. Ahlus
Sunnah mengimani tentang adanya
adzab dan nikmat kubur. Keduanya
adalah benar berdasarkan Al Qur;an dan
As Sunnah serta Ijma’ Salafus Shalih
34. Sedangkan dalil dari As Sunnah adalah hadist Nabi
Muhammad SAW, dari sahabat Ibnu Abbas ra, ia
berkata : Rasulullah SAW, berjalan melewati salah
satu kebun di kota Madianah, lalu Beliau SAW
mendengar suara dua orang yang sedang disiksa
di dalam kubur, lalu Beliau SAW, bersabda : “
keduanya sedang disiksa, dan keduanya disiksa
karena perbuatan dosa besar. Salah seorang dari
keduanya tidak menjaga kebersihan dirinya dari
air kencing dan yang lainnya senantiasa namimah
( mengadu domba ). H.R. Al Bukhari ( no.216 dan
no. 218 ) dengan lafadz “ Rasulullah
SAW, melewati dua kuburan. “ Lihat Fathul Baari (
I/ 317 ) dan muslim ( no. 292 ) Rasulullah SAW
menganjurkan ummatnya untuk senantiasa
berdo’a memohon perlindungan kepada Allah
Ta’ala dari adzab kubur di setiap akhir tasyahud
sebelum salam ketika shalat. Ya Allah aku
berlindung kepada-Mu dari adzab jahannam, dari
adzab kubur, dari fitnah hidup dan mati, serta dari
kejahatan fitnah al Masih ad Dajjal.” H.R. Muslim (
no. 588 ( 128) ) dari sahabat Abu Hurairah ra.
35. Bantahan terhadap pengingkaran adzab kubur
Keimanan seorang hamba kepada Allah
Ta’ala, malaikat-malaikat-Nya, dan hari
akhir mengharuskannya beriman kepada
alam kubur, kenikmatannya, dan apa saja
yang terjadi di dalamnya. Sebab, itu
semua termasuk perkara-perkara ghaib.
Jika seseorang mempercayai sebagian
sesuatu, maka menurut akal ia harus
mengimani sebagian satunya.
Alam kubur, kenikmatannya, pertanyaan
dua malaikat bukan merupakan sesuatu
yang mustahil menurut akal. Bahkan akal
yang sehat mengakuinya member
kesaksian terhadapnya.
36. TIDAH NAMPAK DI TUBUHNYA
Mereka mengatakan : Kita melihat orang yang
sudah mati yang disiksa dalam kubur,
namun ketika dibongkar kembali jasadnya
tetap tidak berubah, demikian juga kadang-
kadang orang yang mati karena dimangsa
binatang buas dan tidak dikubur,
bagaimana siksa kubur berlaku atasnya ?
Jawabannya : Bahwa apa yang mereka
saksikan adalah hanya secara dhahir-nya
saja, karena yang dapat merasakan adanya
siksa adalah sebagian ruh, dan tidak mesti
siksa itu nampak pada gerakan atau
perubahan badan. Atau bisa saja ketika kita
membongkar kembali kuburan maka Allah
Taalaa mengembalikan tubuhnya seperti
sedia kala sebagai ujian bagi keimanan
karena Allah Taalaa Berkuasa atas
segalagalanya.
37. Dan ini pun kadang bisa kita rasakan dalam
kehidupan kita, yaitu ketika seorang yang
tidur bermimpi baik, mendapatkan
kenikmatan yang sangat besar, dia bisa
merasakannya, tapi kita tidak bisa
mengetahuinya, begitu juga ketika
bermimpi yang tidak baik, dia bisa merasa
kesakitan seolah benar terjadi,
Kenikmatan dan siksa di alam mimpi
tersebut betul-betul terjadi pada ruhani.
Dan ruhani terpengaruh dengannya tanpa
ia rasakan dan bisa dilihat oleh kita, serta
tidak ada seorang pun yang
memungkirinya.
38. Bagaimana terhadap siksa alam kubur, dan
kenikmatannya yang pada dasarnya
sama persis dengan mimpi tersebut ?
padahal kita melihatnya tidak ada
perubahan pada jasadnya. Jadi kalau
untuk dunia ini saja bisa terjadi apalagi
berkaitan dengan orang yang mati yang
sudah berada didunia lain. Ini tidak
mustahil secara akal sehat.
Secara akal sehat ini, perkara ini sangat
mungkin terjadi walaupun
golongan Mutazilahmengingkarinya
karena mereka hanya mengandalkan akal
mereka dalam menerima atau menolak
suatu perkara dari syariat.
39. HADITS AHAD
Mereka menolaknya karena dalilnya adalah
hadits-hadits yang ahad (perawinya adalah
satu orang ), dimana hadits ahad
kebenarannya bersifat dzanni (tidak pasti)
sehingga untuk perkara ini tidak bisa
dijadikan hujah. Atau barangkali perawi
haditsnya secara dhahirnya terlihat baik dan
shaleh (tsiqot) namun dia pendusta atau
munafik didalam batinnya.Mereka
mencontohkan dengan riwayat ketika Umar
bin Khattab radhiallahu anhu menolak
haditsnya Abu Musa Al Asyari radhiallahu
anhu tentang izin bertamu tiga kali ketika
tidak dijawab kita harus pergi. Mereka
mengatakan inilah Umar bin Khattab
radhiallahu anhu tidak menerima riwayat
sahabat yang mulia, ini menunjukkan bahwa
riwayat satu orang (ahad) diragukan
kebenarannya.
40. Jawaban : riwayat Umar bin Khattab r.a ini
tidak menunjukkan kalau Beliau menolak
hadits ahad, namun Beliau ingin lebih
memastikan berita tersebut, sehingga tidak
menggampangkan setiap orang
mengatakan tentang Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam tanpa ilmu yang benar, jadi
ketika Beliau merasa bahwa hadits tersebut
shahih karena adanya penguat-penguat
maka beliau menerimanya, begitu pula
dengan riwayat-riwayat yang
lain. Keterangan singkat tentang hadist
ahad : Hadist ahad bukanlah Hadits dhaif (
hadits yang lemah dari segi
periwayatannya, sehingga kekuatannya dari
segi tsubut masih diragukan.)
41. Hadits ahad punya pengertian yang jauh berbeda dengan
hadits dhaif. Hadits ahad adalah hadits yang
diriwayatkan oleh satu orang perawi. Dan keberadaan
hanya satu orang perawi dalam sebuah thabaqat tidak
berpengaruh apa-apa terhadap kekuatan sebuah
periwayatan. Yang penting perawi yang sendirian itu
tsiqah serta tidak punya cacat atau luka (majruh).
Sehingga sebuah hadits ahad bisa saja tetap berstatus
shahih, bila perawinya memenuhi syarat keshahihan
suatu hadits. Sebab lawan dari hadits ahad bukanlah
hadits shahih, melainkan hadits mutawatir. Sedangkan
lawan dari hadits shahih adalah hadits dhaif.
Seandainya kita menolak hadits ahad hanya karena
bersifat dzanni, maka berapa banyak perkara syariat
yang kita tolak karena kebanyakannya berasal dari
hadits-hadits ahad, padahal Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam biasa mengutus para sahabat sendiri-
sendiri untuk menyebarkan Islam, seandainya hadits
ahad tidak diterima, tentunya dakwah mereka akan
ditolak orang-orang, tidak berbeda apakah itu dalam
perkara akidah maupun furu’ (cabang).
42. Apalagi hadits-hadits mengenai siksa
kubur bukanlah hadits ahad
sebagaimana kata ulama, yaitu
merupakan hadits mutawatir.
Lihat Al Azharul Mutanatsirah Lil Ahadits
Mutawatirah oleh Imam Suyuthi, dan
An Nadzam Al Mutanatsir Fil Hadits
Mutawatir oleh Imam Al Kattabi.
Jadi menolak siksa kubur sebenarnya
merupakan pemahaman dan keyakinan
Mutazilah bukan keyakinan Ahlu Sunah
Wal Jamaah.