Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar BiasaRoHim MohaMad
Untuk mengetahui secara langsung kondisi, keadaan dan bentuk layanan yang diberikan kepada Anak Berkebutuhan Khusus, kita perlu turun langsung pada kondisi nyata di Sekolah Luar Biasa
Rpp sd kelas 3 tema 2 menyayangi tumbuhan dan hewan revisi 2018Sanjaya Ops
RPP Kelas 3 Tema 2,
RPP Kelas 3 Tema 2 subtema 1,
RPP Kelas 3 Tema 2 Revisi 2018,
RPP Kelas 3 Tema 2 subtema 1 pembelajaran 1,
RPP Kelas 3 Tema 2 perkembangan teknologi,
RPP Kelas 3 Tema 2 perkembangan teknologi komunikasi,
RPP Kelas 3 Tema 2 subtema 3,
RPP Kelas 3 Tema 2 subtema 2, pembelajaran 2,
RPP Kelas 3 Tema 2 menyayangi hewan dan tumbuhan pdf,
RPP Kelas 3 Tema 2 subtema 1 revisi 2018,
rpp kelas 3 tema 2 menyayangi tumbuhan dan hewan,
rpp k13 kelas 3 revisi 2018 semester 2,
download rpp kelas 3 revisi 2018,
rpp kurikulum 2013 sd kelas 3 pdf,
download rpp kelas 3 sd kurikulum 2013 revisi 2018,
download rpp k13 kelas 3 revisi 2018,
rpp kelas 3 tema 4 subtema 2,
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar BiasaRoHim MohaMad
Untuk mengetahui secara langsung kondisi, keadaan dan bentuk layanan yang diberikan kepada Anak Berkebutuhan Khusus, kita perlu turun langsung pada kondisi nyata di Sekolah Luar Biasa
Rpp sd kelas 3 tema 2 menyayangi tumbuhan dan hewan revisi 2018Sanjaya Ops
RPP Kelas 3 Tema 2,
RPP Kelas 3 Tema 2 subtema 1,
RPP Kelas 3 Tema 2 Revisi 2018,
RPP Kelas 3 Tema 2 subtema 1 pembelajaran 1,
RPP Kelas 3 Tema 2 perkembangan teknologi,
RPP Kelas 3 Tema 2 perkembangan teknologi komunikasi,
RPP Kelas 3 Tema 2 subtema 3,
RPP Kelas 3 Tema 2 subtema 2, pembelajaran 2,
RPP Kelas 3 Tema 2 menyayangi hewan dan tumbuhan pdf,
RPP Kelas 3 Tema 2 subtema 1 revisi 2018,
rpp kelas 3 tema 2 menyayangi tumbuhan dan hewan,
rpp k13 kelas 3 revisi 2018 semester 2,
download rpp kelas 3 revisi 2018,
rpp kurikulum 2013 sd kelas 3 pdf,
download rpp kelas 3 sd kurikulum 2013 revisi 2018,
download rpp k13 kelas 3 revisi 2018,
rpp kelas 3 tema 4 subtema 2,
Perbedaan evaluasi formatif dan sumatif berdasarkan referensi berikut:
Fitzpatrick, J. L., Sanders, J. R., Worthen, B. R. Program evaluation: Alternative approaches and practical guidelines (4th ed.). Boston: Pearson
Pada tahun 1920an pendidikan orang dewasa terorganisir secara sistematis, pendidik mulai mengalami masalah dalam menerapkan pedagogi (ilmu dan seni mengajar anak-anak) diantaranya adalah berkenaan dengan pencapaian tujuan pendidikan, pendidikan sebagai suatu proses transmisi pengetahuan sudah tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern karena pendidikan orang dewasa merupakan proses inkuiri sepanjang hayat dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
Perbedaan evaluasi formatif dan sumatif berdasarkan referensi berikut:
Fitzpatrick, J. L., Sanders, J. R., Worthen, B. R. Program evaluation: Alternative approaches and practical guidelines (4th ed.). Boston: Pearson
Pada tahun 1920an pendidikan orang dewasa terorganisir secara sistematis, pendidik mulai mengalami masalah dalam menerapkan pedagogi (ilmu dan seni mengajar anak-anak) diantaranya adalah berkenaan dengan pencapaian tujuan pendidikan, pendidikan sebagai suatu proses transmisi pengetahuan sudah tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern karena pendidikan orang dewasa merupakan proses inkuiri sepanjang hayat dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Belajar dan pembelajaran meninjau faktor penentu hasil belajar peserta didik ...Rendra Fahrurrozie
Hakikat belajar merupakan proses interaksi peserta didik dengan semua situasi disekitarnya. Akan tetapi belajar harus mempunyai tujuan dan memiliki pengalaman-pengalaman yang diciptakan oleh sekitarnya. Karnanya hasil belajar dipengaruhi oleh komponen-komponen yang yang menjadi faktor penentu hasil belajar peserta didik. Sebab, faktor tersebut saling terkait satu sama lain yang tersistem sehingga peserta didik mencapai tujuan belajar dengan baik. Faktor tersebut jika dikelompokkan, menjadi 2, yakni faktor internal dan eksternal. Yang keduanya merupakan yang penting untuk mendapatkan hasil belajar yang baik bagi peserta didik.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
1. PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN, PSIKOLOGI DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
TAHUN 2019
Dosen Pengampu Mata Kuliah :
Dr. I Made Tegeh, S.Pd, M.Pd.
3. BAB Vl
MODEL DESAIN
PEMBELAJARAN GAGNE
Definisi Model
Desain
Pembelajaran
Gagne
Taksonomi Hasil
Belajar Menurut
Gagne
Peristiwa Belajar
Menurut Gagne
Model-Model Desain Pembelajaran
Fase Belajar
Menurut Gagne
Jenis Kondisi
Belajar Menurut
Gagne
Peta
Konsep
4. (Tegeh dan Sudatha, 2019: 73).
Robert Mills Gagne adalah seorang
psikolog pendidikan Amerika. Teori-
teori Gagne yang sangat terkenal
antara lain
1. The Condition of Learning (Kondisi
Belajar)
2. taksonomi belajar yang terdiri atas
lima bagian
3. dan fase-fase belajar.
Model Desain Pembelajaran Gagne
Model-Model Desain Pembelajaran
Pada tahun 1965 Gagne mencetuskan
Teori Condition of Learning. Teori ini
sangat mempengaruhi penerapan
desain pembelajaran yang sampai saat
ini.
5. (Tegeh dan Sudatha, 2019: 74-76).
Terdapat 8 Jenis kondisi belajar yaitu :
1. Signal Learning
2. Stimulus-Response Learning
3. Behavior Chaining Learning
4. Verbal Association
5. Discrimination Learning
6. Concept Learning
7. Rule Learning
8. Problem Solving
Jenis Kondisi Belajar Menurut Gagne
Model-Model Desain Pembelajaran
6. 1. Signal Learning
Jenis Kondisi Belajar Menurut Gagne
Model-Model Desain Pembelajaran
Contoh dalam pembelajaran,
apabila guru Matematika
yang mengajar dengan cara
Galak dan seram, maka akan
diikuti oleh para peserta
didik yang takut untuk
bertanya jika tidak paham.
(Tegeh dan Sudatha, 2019: 74-76).
7. 2. Stimulus-Response Learning
Jenis Kondisi Belajar Menurut Gagne
Model-Model Desain Pembelajaran
Contoh dalam pembelajaran
guru yang memberikan pujian
terhadap siswa yang berhasil
dan sukses mengerjakan tugas
yang diberikan, maka para
peserta didik cenderung
mengulangi perilaku tersebut.
(Tegeh dan Sudatha, 2019: 74-76).
8. 3. Behavior Chaining Learning
Jenis Kondisi Belajar Menurut Gagne
Model-Model Desain Pembelajaran
Contoh dalam pembelajaran
siswa belajar menghitung 2x3.
Pada awalnya siswa belajar
mengumpulkan pensil.
Selanjutnya pensil dirangkaikan
menjadi sebuah 2 2 2. ketiganya
disatukan sehingga membentuk
hasil 2x3 = 2nya 3kali yaitu 6.
(Tegeh dan Sudatha, 2019: 74-76).
9. 4. Verbal Association
Jenis Kondisi Belajar Menurut Gagne
Model-Model Desain Pembelajaran
memiliki makna memberikan
reaksi verbal pada stimulus
atau perangsang Contoh
Guru menujukkan gula maka
peserta didik terasosiasi
dengan rasa manis atau ES
terasosiasi dengan dingin, dll
(Tegeh dan Sudatha, 2019: 74-76).
10. 5. Discrimination Learning
Jenis Kondisi Belajar Menurut Gagne
Model-Model Desain Pembelajaran
belajar membedakan, yakni
membedakan stimulus-stimulus
yang memiliki kemiripan. Contoh
Dalam pembelajaran PKn Peserta
didik dapat membedakan ciri-ciri
sistem pemerintahan presidensial
dan parlementer
(Tegeh dan Sudatha, 2019: 74-76).
11. 6. Concept Learning
Jenis Kondisi Belajar Menurut Gagne
Model-Model Desain Pembelajaran
mengandung arti belajar konsep,
contoh Peserta didik memiliki
kemampuan untuk memahami
ciri-ciri hewan herbivora, tidak
akan menggolongkan Sapi dan
Harimau ke dalam hewan
herbivora, hal ini beda konsep
(Tegeh dan Sudatha, 2019: 74-76).
12. 7. Rule Learning
Jenis Kondisi Belajar Menurut Gagne
Model-Model Desain Pembelajaran
belajar menghubungkan beberapa aturan.
Contoh dalam pembelajaran, seorang
peserta didik menghitung soal hitung
campuran yang ada operasi penjumlahan
dan perkalian. Anak harus memahami
aturan bahwa kedudukan perkalian lebih
kuat bila dibandingkan dengan
penjumlahan.
(Tegeh dan Sudatha, 2019: 74-76).
13. 8. Problem Solving
Jenis Kondisi Belajar Menurut Gagne
Model-Model Desain Pembelajaran
Pemecahan masalah contoh
peserta didik diminta
menemukan cara yang tepat
untuk mengurangi pemakaian
masker rumah sakit yang
membuat stok untuk tenaga
medis kurang
(Tegeh dan Sudatha, 2019: 74-76).
14. (Tegeh dan Sudatha, 2019).
Terdapat 5 Taksonomi Hasil
Belajar yaitu :
1. Verbal Information
2. Intellectual Skill
3. Cognitive Strategies
4. Motor Skill
5. Attitudes
Taksonomi Hasil Belajar Menurut Gagne
Model-Model Desain Pembelajaran
15. (Tegeh dan Sudatha, 2019).
Terdapat 4 Fase Belajar
yaitu :
1. Fase Penerimaan
2. fase penguasaan
3. fase pengimpanan
4. fase pengungkapan
Fase Belajar Menurut Gagne
Model-Model Desain Pembelajaran
16. (Tegeh dan Sudatha, 2019).
Terdapat 9 Peristiwa Belajar yang menjadi langkah-
langkah desain model pembelajaran Gagne yaitu :
1. Gain Attention
2. Informing Learners of the Objective
3. Stimulating Recall of Prior
Knowledge
4. Presenting the Content
5. Providing ”Learner Guidance”
Peristiwa Belajar Menurut Gagne
Model-Model Desain Pembelajaran
17. (Tegeh dan Sudatha, 2019).
Terdapat 9 Peristiwa Belajar yang menjadi langkah-
langkah desain model pembelajaran Gagne yaitu :
6. Eliciting Performance
7. Providing Feedback
8. Assessing Performance
9. Enhancing Retention and Transfer
Peristiwa Belajar Menurut Gagne
Model-Model Desain Pembelajaran
18. (Tegeh dan Sudatha, 2019).
1. Gain Attention
Peristiwa Belajar Menurut Gagne
Model-Model Desain Pembelajaran
kegiatan belajar ini perlu mendapatkan perhatian, menimbulkan
minat Hal ini akan berimplikasi terhadap hasil belajar yang
efektif. Contoh menyampaikan sesuatu yang kontradiktif, sesuatu
yang baru, hal yang kontroversial
19. (Tegeh dan Sudatha, 2019).
2. Informing Learners of the Objective
Peristiwa Belajar Menurut Gagne
Model-Model Desain Pembelajaran
kegiatan ini adalah menyampaikan tujuan pembelajaran
kepada para peserta didik. Dengan ini peserta didik akan
mengetahui kemampuan yang perlu dikuasai setelah
pembelajaran selesai. Hal ini dapat memotivasi peserta didik
untuk mengikuti pembelajaran.
20. (Tegeh dan Sudatha, 2019).
3. Stimulating Recall of Prior Knowledge
Peristiwa Belajar Menurut Gagne
Model-Model Desain Pembelajaran
kegiatan yang mampu
merangsang munculnya
ingatan tentang pengetahuan
dan keterampilan yang telah
dipelajari sebelumnya dan
menjadi prasyarat untuk
mempelajari pengetahuan dan
keterampilan baru.
21. (Tegeh dan Sudatha, 2019).
4. Presenting the Content
Peristiwa Belajar Menurut Gagne
Model-Model Desain Pembelajaran
kegiatan penyajian materi pembelajaran. Dalam kegiatan ini
dibutuhkan metode yang tepat, penekanan yang baik secara
verbal, penggunaan contoh dan noncontoh, pemanfaatan ilustrasi,
menunjukkan bagian yang penting, menjelaskan perbedaan, dan
lainnya penting pada poin ini
22. (Tegeh dan Sudatha, 2019).
5. Providing ”Learner Guidance”
Peristiwa Belajar Menurut Gagne
Model-Model Desain Pembelajaran
bimbingan belajar sangat dibutuhkan oleh peserta didik manakala
mereka mengalami hambatan atau kesulitan dalam mempelajari
sesuatu. Guru wajib memerankan diri menjadi pembimbing dalam
hal mengatasi dan memberikan solusi yang tepat, serta
mendorong peserta didik untuk belajar
23. (Tegeh dan Sudatha, 2019).
6. Eliciting Performance
Peristiwa Belajar Menurut Gagne
Model-Model Desain Pembelajaran
Guru meminta peserta didik untuk menampilkan kinerja tentang
apa yang telah dipelajarinya. Dengan ungkapan lain, peserta didik
diminta untuk menunjukkan pengetahuan dan keterampilan yang
telah dimiliki sebagai hasil dari kegiatan pembelajaran.
24. (Tegeh dan Sudatha, 2019).
7. Providing Feedback
Peristiwa Belajar Menurut Gagne
Model-Model Desain Pembelajaran
informasi yang diperoleh dari kegiatan
unjuk kerja peserta didik akan
menjadi bahan refleksi dan umpan
balik bagi guru untuk mengambil
keputusan yang tepat dalam
membimbing peserta didik. Melalui
pemberian umpan balik peserta didik
akan terbantu dalam Memperbaiki
kekurangsempurnaan kinerja yang
telah dimilikinya.
25. (Tegeh dan Sudatha, 2019).
8. Assessing Performance
Peristiwa Belajar Menurut Gagne
Model-Model Desain Pembelajaran
memberikan penilaian terhadap
hasil belajar peserta didik. Apabila
hasil belajar yang dinilai dalam
ranah kognitif, maka instrumen
penilaian yang tepat digunakan
adalah tes. Hasil belajar dalam
ranah sikap dan keterampilan
dinilai menggunakan instrumen
nontes, seperti lembar observasi,
kuesioner, wawancara
26. (Tegeh dan Sudatha, 2019).
9. Enhancing Retention and Transfer
Peristiwa Belajar Menurut Gagne
Model-Model Desain Pembelajaran
meningkatkan retensi dan transfer
belajar. Retensi dalam konteks ini
berarti pengetahuan dan keterampilan
yang diperoleh sebagai hasil belajar
sewaktu dibutuhkan dapat diingat
kembali. Transfer yaitu menggunakan
pengetahuan dan keterampilan yang
telah diperoleh sebagai hasil belajar
dalam menghadapi situasi baru dan
memecahkan permasalahan