Epistaksis atau perdarahan dari hidung dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti trauma, infeksi, atau penyakit sistemik. Prinsip penanganannya adalah menghentikan perdarahan, mencegah komplikasi, dan mencegah terjadinya epistaksis kembali.
Dokumen tersebut membahas tentang tekanan intrakranial dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Terdapat penjelasan mengenai patofisiologi, gejala klinis, dan penatalaksanaan peningkatan tekanan intrakranial.
Cairan intravena terdiri dari cairan kristaloid dan koloid yang digunakan untuk resusitasi akut dan terapi rumatan. Cairan kristaloid meliputi cairan hipotonik, isotonik, dan hipertonik yang berbeda dalam distribusi dan penggunaannya, sementara cairan koloid seperti albumin dan HES berperan sebagai ekspander volume. Prinsip terapi cairan meliputi penggantian kehilangan harian dan abnormal untuk memelihara hidrasi dan elektrolit tub
Kontusio paru adalah memar pada jaringan paru-paru yang disebabkan oleh trauma tumpul pada dada. Gejala umumnya meliputi sesak nafas, batuk berdarah, dan infiltrat pada rontgen dada. Penatalaksanaan berfokus pada menjaga jalan nafas terbuka, oksigenasi, dan mencegah infeksi. Komplikasi potensial termasuk gangguan pernapasan akut dan pneumonia.
Dokumen tersebut membahas tentang epistaksis dan polip nasal. Epistaksis adalah keluarnya darah dari hidung yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti trauma, infeksi, atau kelainan sistemik. Penatalaksanaannya meliputi hentikan perdarahan, cegah komplikasi, dan cegah epistaksis berulang. Polip nasal adalah kelainan benjolan mukosa hidung dan sinus yang disebabkan oleh peradangan kronik dan gangguan keseimbangan vask
Pertolongan pertama pada keracunan, luka bakar danDessy Adeliana
Pertolongan pertama pada berbagai keadaan darurat seperti keracunan, luka bakar, kecelakaan, tenggelam, dan gigitan binatang berbisa meliputi mengamankan saluran nafas, memantau pernafas dan sirkulasi, membersihkan luka, mencegah penyerapan racun lebih lanjut, serta memanggil bantuan medis secepatnya.
Epistaksis atau perdarahan dari hidung dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti trauma, infeksi, atau penyakit sistemik. Prinsip penanganannya adalah menghentikan perdarahan, mencegah komplikasi, dan mencegah terjadinya epistaksis kembali.
Dokumen tersebut membahas tentang tekanan intrakranial dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Terdapat penjelasan mengenai patofisiologi, gejala klinis, dan penatalaksanaan peningkatan tekanan intrakranial.
Cairan intravena terdiri dari cairan kristaloid dan koloid yang digunakan untuk resusitasi akut dan terapi rumatan. Cairan kristaloid meliputi cairan hipotonik, isotonik, dan hipertonik yang berbeda dalam distribusi dan penggunaannya, sementara cairan koloid seperti albumin dan HES berperan sebagai ekspander volume. Prinsip terapi cairan meliputi penggantian kehilangan harian dan abnormal untuk memelihara hidrasi dan elektrolit tub
Kontusio paru adalah memar pada jaringan paru-paru yang disebabkan oleh trauma tumpul pada dada. Gejala umumnya meliputi sesak nafas, batuk berdarah, dan infiltrat pada rontgen dada. Penatalaksanaan berfokus pada menjaga jalan nafas terbuka, oksigenasi, dan mencegah infeksi. Komplikasi potensial termasuk gangguan pernapasan akut dan pneumonia.
Dokumen tersebut membahas tentang epistaksis dan polip nasal. Epistaksis adalah keluarnya darah dari hidung yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti trauma, infeksi, atau kelainan sistemik. Penatalaksanaannya meliputi hentikan perdarahan, cegah komplikasi, dan cegah epistaksis berulang. Polip nasal adalah kelainan benjolan mukosa hidung dan sinus yang disebabkan oleh peradangan kronik dan gangguan keseimbangan vask
Pertolongan pertama pada keracunan, luka bakar danDessy Adeliana
Pertolongan pertama pada berbagai keadaan darurat seperti keracunan, luka bakar, kecelakaan, tenggelam, dan gigitan binatang berbisa meliputi mengamankan saluran nafas, memantau pernafas dan sirkulasi, membersihkan luka, mencegah penyerapan racun lebih lanjut, serta memanggil bantuan medis secepatnya.
Rhinitis alergi adalah kelainan hidung yang ditandai oleh gejala seperti bersin-bersin, rinore, dan hidung tersumbat setelah paparan alergen. Patofisiologinya melibatkan reaksi IgE dan pelepasan mediator seperti histamin yang menyebabkan inflamasi. Diagnosis didasarkan pada riwayat paparan alergen dan gejala klinis, serta dapat didukung dengan tes alergi. Pengobatannya meliputi menghindari alergen, antihist
Ketuban pecah dini atau KPD adalah ketika ketuban pecah sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, riwayat KPD sebelumnya, atau merokok. Penderita KPD dapat mengalami komplikasi seperti persalinan prematur, infeksi, atau asfiksia janin. Penatalaksanaannya meliputi pemberian antibiotik, kortikosteroid, dan induksi persalinan tergant
Dokumen tersebut membahas tatalaksana gawat napas pada neonatus, meliputi tanda-tanda bahaya gawat napas, evaluasi menggunakan skor Down, pemeriksaan diagnostik, penyebab-penyebab umum, dan langkah-langkah tatalaksana mulai dari langkah awal hingga penggunaan alat bantu pernapasan seperti CPAP dan ventilasi tekanan positif.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai anatomi dan fisiologi hidung sebagai indera penciuman. Hidung terdiri atas hidung luar, hidung dalam, dan sinus paranasal yang dilapisi selaput lendir. Serabut saraf olfaktori di hidung dalam dapat mendeteksi aroma dan mengirimkan sinyal ke otak untuk ditafsirkan. Gangguan pada hidung dapat menyebabkan kelainan seperti anosmia, hiposmia, dan disosmia.
Dokumen tersebut membahas tentang edema paru, yaitu penimbunan cairan di jaringan interstisial dan alveolus paru yang disebabkan peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah paru. Edema paru dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan tekanan hidrostatik dan onkotik, perubahan permeabilitas membran alveolar-kapiler, atau gangguan sistem limfatik. Gejala klinisnya antara lain sesak napas, batuk, dan hip
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen airway dan pernapasan dalam keadaan darurat. Airway dan pernapasan harus dijaga untuk memastikan suplai oksigen yang memadai ke seluruh tubuh. Gangguan airway dan pernapasan dapat disebabkan oleh berbagai kondisi seperti kegagalan mengenali airway tersumbat, keterlambatan menjaga airway, aspirasi, atau trauma dada. Tindakan yang dapat dilakukan antara lain mengamati jalan napas
Shock dan Resusitasi Cairan
Akan mendiskusikan tentang
1. Konsep cairan dan elektrolit
2. Terapi cairan
3. Macam-macam shock, penyebab, penanganan dan resusitasi cairan
4. Initial assessment pada kasus shock
5. Contoh kasus
Untuk diskusi tentang slide ini atau ingin komunikasi bisa ke eri_yanuar2004@yahoo.com
Laporan kasus ini membahas tentang seorang perempuan berusia 19 tahun dengan keluhan utama hidung meler sejak 6 tahun. Berdasarkan pemeriksaan fisik didiagnosis dengan rhinitis alergi. Penatalaksanaan yang diberikan meliputi penghindaran alergen, olah raga, mandi air hangat, menggunakan masker, serta obat antibiotik, antihistamin, dan kortikosteroid.
Dokumen tersebut merangkum tentang pemeriksaan fisik thorax (paru dan jantung) yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Pemeriksaan dimulai dengan memperkenalkan diri kepada pasien dan meminta persetujuan, kemudian dilanjutkan dengan inspeksi bentuk dada dan pergerakannya. Palpasi dilakukan untuk merasakan fremitus dan pergerakan dada. Perkusi digunakan untuk menentukan
Rhinitis alergi adalah kelainan hidung yang ditandai oleh gejala seperti bersin-bersin, rinore, dan hidung tersumbat setelah paparan alergen. Patofisiologinya melibatkan reaksi IgE dan pelepasan mediator seperti histamin yang menyebabkan inflamasi. Diagnosis didasarkan pada riwayat paparan alergen dan gejala klinis, serta dapat didukung dengan tes alergi. Pengobatannya meliputi menghindari alergen, antihist
Ketuban pecah dini atau KPD adalah ketika ketuban pecah sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, riwayat KPD sebelumnya, atau merokok. Penderita KPD dapat mengalami komplikasi seperti persalinan prematur, infeksi, atau asfiksia janin. Penatalaksanaannya meliputi pemberian antibiotik, kortikosteroid, dan induksi persalinan tergant
Dokumen tersebut membahas tatalaksana gawat napas pada neonatus, meliputi tanda-tanda bahaya gawat napas, evaluasi menggunakan skor Down, pemeriksaan diagnostik, penyebab-penyebab umum, dan langkah-langkah tatalaksana mulai dari langkah awal hingga penggunaan alat bantu pernapasan seperti CPAP dan ventilasi tekanan positif.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai anatomi dan fisiologi hidung sebagai indera penciuman. Hidung terdiri atas hidung luar, hidung dalam, dan sinus paranasal yang dilapisi selaput lendir. Serabut saraf olfaktori di hidung dalam dapat mendeteksi aroma dan mengirimkan sinyal ke otak untuk ditafsirkan. Gangguan pada hidung dapat menyebabkan kelainan seperti anosmia, hiposmia, dan disosmia.
Dokumen tersebut membahas tentang edema paru, yaitu penimbunan cairan di jaringan interstisial dan alveolus paru yang disebabkan peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah paru. Edema paru dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan tekanan hidrostatik dan onkotik, perubahan permeabilitas membran alveolar-kapiler, atau gangguan sistem limfatik. Gejala klinisnya antara lain sesak napas, batuk, dan hip
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen airway dan pernapasan dalam keadaan darurat. Airway dan pernapasan harus dijaga untuk memastikan suplai oksigen yang memadai ke seluruh tubuh. Gangguan airway dan pernapasan dapat disebabkan oleh berbagai kondisi seperti kegagalan mengenali airway tersumbat, keterlambatan menjaga airway, aspirasi, atau trauma dada. Tindakan yang dapat dilakukan antara lain mengamati jalan napas
Shock dan Resusitasi Cairan
Akan mendiskusikan tentang
1. Konsep cairan dan elektrolit
2. Terapi cairan
3. Macam-macam shock, penyebab, penanganan dan resusitasi cairan
4. Initial assessment pada kasus shock
5. Contoh kasus
Untuk diskusi tentang slide ini atau ingin komunikasi bisa ke eri_yanuar2004@yahoo.com
Laporan kasus ini membahas tentang seorang perempuan berusia 19 tahun dengan keluhan utama hidung meler sejak 6 tahun. Berdasarkan pemeriksaan fisik didiagnosis dengan rhinitis alergi. Penatalaksanaan yang diberikan meliputi penghindaran alergen, olah raga, mandi air hangat, menggunakan masker, serta obat antibiotik, antihistamin, dan kortikosteroid.
Dokumen tersebut merangkum tentang pemeriksaan fisik thorax (paru dan jantung) yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Pemeriksaan dimulai dengan memperkenalkan diri kepada pasien dan meminta persetujuan, kemudian dilanjutkan dengan inspeksi bentuk dada dan pergerakannya. Palpasi dilakukan untuk merasakan fremitus dan pergerakan dada. Perkusi digunakan untuk menentukan
Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan hidung dan gangguan-gangguan yang terkait dengan hidung dan telinga, seperti rinitis alergi, rinitis vasomotor, sinusitis, polip hidung, epistaksis, dan otitis media akuta. Dokumen ini memberikan informasi mengenai gejala, pemeriksaan, dan penatalaksanaan berbagai kondisi tersebut.
Dokumen tersebut membahas mengenai berbagai infeksi saluran pernapasan atas seperti ISPA, tonsilitis, sinusitis, laringitis, faringitis, dan otitis media. Termasuk gejala, penyebab, pemeriksaan, dan pengobatan masing-masing penyakit.
Otitis media (OM) adalah peradangan di telinga tengah yang disebabkan oleh infeksi bakteri. OM dibedakan menjadi akut dan kronis. OM akut ditandai dengan nyeri telinga dan demam yang berlangsung kurang dari 3 minggu, sementara OM kronis berlangsung lebih lama dengan keluarnya cairan dari telinga. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan telinga dan kultur cairan, sementara pengobatannya meliputi
Tumor jinak yang berasal dari pembuluh darah di nasofaring (angiofibroma nasofaring juvenilis) umumnya ditemukan pada laki-laki remaja dan cenderung mengalami penurunan secara spontan pada masa kedewasaan. Tumor ini sering ditemukan di sisi atap dan dinding nasofaring dan memiliki sifat yang ekspansif sehingga dapat menekan struktur sekitarnya.
1. Sinusitis adalah peradangan pada sinus yang disebabkan oleh penumpukan mukus yang memungkinkan pertumbuhan bakteri.
2. Penggunaan ultrasound dan stimulasi gelombang terapeutik efektif untuk mengurangi nyeri pada sinus.
3. Laser terapi level rendah juga dapat mempercepat proses penyembuhan dengan mengurangi nyeri dan memperbaiki drainase sinus.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
10. (Kedokteran: epistaksis atau Inggris: epistaxis)
Hidung berdarah atau mimisan adalah satu
keadaan pendarahan dari hidung yang keluar
melalui lubang hidung
11. Anterior (bagian depan)PALING SERING
TERJADI
Posterior (bagian belakang)
12. Lokal
Traumasering karena kecelakaan lalulintas,
olah raga, (seperti karena pukulan pada
hidung)yang disertaipatah
tulang hidung,mengorek hidung yang terlalu
keras sehingga luka pada mukosa hidung
tumor di hidung
benda asing (sesuatu yang masuk ke hidung)
biasanya pada anak-anak, atau lintah yang masuk
ke hidung
infeksi atau peradangan hidung dan sinus (rinitis
dan sinusitis)
13. Sistemik (penyakit yang tidak hanya terbatas
pada hidung)
Hipertensi
Demam berdarah
Demam kuning (sakit liver)
Cikungunya
Kelainan darah (leukemia, ITP, hemofilia)
Hormonal