Dokumen tersebut merupakan laporan hasil inspeksi proteksi peralatan dan gedung yang dilakukan pada tanggal 3 Januari 2023. Laporan tersebut mencakup data inspektur, dasar hukum yang digunakan, objek yang diinspeksi seperti sarana penyelamatan jiwa, sistem proteksi kebakaran, serta hasil dan rekomendasi dari inspeksi tersebut.
2. CURRICULUM VITAE
Nama : Drs. STEFANUS TRIADI ATMONO, M.Si
TTL : Banyuwangi, 09 September 1970
Alamat : Perum Jwalita Permai RT/RW 15/8
Ds/Kec. Pogalan, Kab.Trenggalek
Jabatan : Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan
Kebakaran Kabupaten Trenggalek
No. HP : 08125914158
3. DASAR HUKUM
UNDANG UNDANG No. 28 Tahun 2002 Tentang
Bangunan Gedung;
PERATURAN PEMERINTAH No. 16 Tahun 2021
Tentang Pelaksanaan UU Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung
PERATURAN MENTERI PU No 26/PRT/M/2008 Tentang
Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran
Bangunan Gedung dan Lingkungan;
PERATURAN MENTERI PU No. 24/PRT/2008 Tentang
Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan
Gedung
PERATURAN MENTERI PU No.20/PRT/M/2009 Tentang
Pedoman Teknis Manajemen Proteksi Kebakaran di
Perkotaan
PERATURAN MENTERI KESEHATAN Nomor 48 Tahun
2016 Tentang Standar Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Perkantoran
4. BANGUNAN GEDUNG
Bangunan gedung adalah wujud fisik yang berfungsi sebagai tempat manusia
melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan
keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan
khusus.
Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan
persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung.
5. PERSYARATAN KEANDALAN
BANGUNAN GEDUNG
2
3
Kemampuan bangunan gedung dalam mencegah dan
menanggulangi bahaya kebakaran dan bahaya petir
Meliputi persyaratan sistem penghawaan,
pencahayaan, sanitasi, dan penggunaan bahan
bangunan gedung
meliputi kenyamanan ruang gerak dan
hubungan antarruang, kondisi udara dalam
ruang, pandangan, serta tingkat getaran dan
tingkat kebisingan
meliputi kemudahan hubungan ke, dari, dan di dalam
bangunan gedung, serta kelengkapan prasarana dan
sarana dalam pemanfaatan bangunan gedung
KESEHATAN
KENYAMANAN
KESELAMATAN
4
KEMUDAHAN
UU BG
28/2002
Pasal 17
6. Sarana Penyelamatan Jiwa
Akses Pemadam Kebakaran
Sistem Proteksi Kebakaran
Manajemen Keselamatan Kebakaran
Gedung (MKKG)
OBYEK PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
7. HASIL PEMERIKSAAN / AUDIT
REKOMENDASI
KESELAMATAN
KEBAKARAN
Rekomendasi Perbaikan dan
Pengawasan, Pembinaan &
Penindakan oleh PPNS
8. MANAJEMEN KESELAMATAN KEBAKARAN
Manajemen Proteksi Kebakaran
Setiap bangunan umum termasuk apartemen, yang
berpenghuni minimal 500 orang, atau yang memiliki
luas minimal 5.000 m2, atau mempunyai ketinggian
bangunan gedung lebih dari 8 lantai.
Bangunan rumah sakit yang memiliki lebih dari 40
tempat tidur rawat inap.
Bangunan industri yang menggunakan, menyimpan,
atau memroses bahan berbahaya dan beracun atau
bahan cair dan gas mudah terbakar, atau yang memiliki
luas bangunan minimal 5.000 m2, atau beban hunian
minimal 500 orang, atau dengan luas areal/site minimal
5.000 m2.
Diwajibkan mempunyai seorang Fire Safety Manager
PERMEN PU No: 20/PRT/M/2009
9. SARANA PENYELAMATAN JIWA
Sarana jalan ke luar / Sarana penyelamatan Jiwa (means of access)
Sarana jalan keluar meliputi eksit, eksit ke akses dan exit
pelepasan, tanda jalan ke luar, penerangan darurat dan fan
presurisasi tangga kebakaran
Inspeksi harus dilakukan secara berkala setiap bulan, atau
lebih sering tergantung kondisi.
1. Pintu, Tangga kebakaran
2. Koridor yang digunakan sebagai jalur untuk ke luar
3. Eksit pelepasan di lantai dasar yang menuju ke jalan
umum atau tempat terbuka di luar bangunan
4. Tanda eksit dan Penerangan darurat
Setiap lantai harus terpasang sarana jalan keluar
paling sedikit 2 titik.
• Penghuni sd 500 orang 2 SJK
• 500 sd 1000 orang 3 SJK
• Diatas 1000 minimal 4 SJK
10. Akses mencapai Bangunan Gedung
2. - Area Operasional
3. - Akses masuk ke dalam Bangunan Gedung
a) Akses pintu masuk ke dalam Bangunan Gedung melalui lantai dasar;
b) Akses pintu masuk melalui bukaan dinding luar; dan
c) Akses pintu masuk ke ruang bawah tanah.
AKSES MASUK KE DALAM BANGUNAN GEDUNG
12. SISTEM PROTEKSI PASIF
meliputi kemampuan stabilitas
struktur dan elemennya, konstruksi
tahan api, kompartemenisasi dan
pemisahan, serta proteksi pada
bukaan yang ada untuk menahan dan
membatasi kecepatan menjalarnya
api dan asap kebakaran
Meliputi kemampuan peralatan
dalam mendeteksi dan
memadamkan kebakaran,
pengendalian asap, dan
sarana penyelamatan
kebakaran.
SISTEM PROTEKSI AKTIF
PROTEKSI KEBAKARAN
sistem yang terdiri atas peralatan, kelengkapan dan sarana, baik yang
terpasang maupun terbangun pada bangunan yang digunakan baik untuk
tujuan sistem proteksi aktif, sistem proteksi pasif maupun cara-cara
pengelolaan dalam rangka melindungi bangunan dan lingkungannya
terhadap bahaya kebakaran
(Permen Pu 26/PRT/2008)
13. 1. PERMEN PU No. 26/PRT/M/2008 point 4.7.4 proteksi pada bukaan
2. PERDA DKI JAKARTA N0. 8 Tahuan 2008 Pasal 15
3. SNI 03-1736-2000 Point 7.1.1 perlindungan pada bukaaan
PROTEKSI PASIF DAN PERLINDUNGAN PADA BUKAAN
14. • Sistem pemadam kebakaran terpasang tetap lain adalah sistem pemadam
otomatis yang menggunakan bahan khusus bukan hanya air, berkaitan
dengan sifat bahan dan proses yang diproteksi
• Sistem pemadam kebakaran ini meliputi sistem kimia kering atau basah,
sistem pemadam gas luapan total atau aplikasi lokal, dan sistem busa.
• Pemasang di ruang elektronik,ruang arsip, ruang penyimpan uang, galeri,
ruang power menggunkan media gas, jika busa digunkan dilokasi
penibunan bahan bakar minyak
Sistem pemadam kebakaran terpasang tetap lain
( Instalasi Pemadam Khusus).
15. SISTEM PENGENDALIAN ASAP
Sistem pengendalian asap meliputi sistem
yang menggunakan perbedaan tekanan dan
aliran udara untuk Menghalangi asap yang
masuk ke dalam sumur tangga, sarana jalan ke
luar, daerah tempat berlindung, saf lif, atau
daerah yang serupa.
Interkoneksi dengan sistem Alarm Kebakaran:
( General alarm)
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25. INDIKASI ROBOHNYA STRUKTUR BANGUNAN
Suara bergemuruh
Bagian struktur bangunan bergerak
Pelapis dinding / plesteran berubah
bentuk (miring, mengembang)
Dinding mengembang / retak-retak
Asap atau air menembus lantai /
dinding
Lantai melengkung dan mudah
menyerap air
Air menggenang pada bagian tengah
lantai
Lantai tertarik dari dinding
26. FIRE SAFETY MANAGEMENT
• Pemeriksaan berkala terhadap sistem dan
peralatan proteksi kebakaran
• Pembentukan tim emergency yang dinamis
• Pembinaan dan pelatihan personil
• Penyusunan Fire Emergency Plan (FEP)
• Latihan kebakaran dan evakuasi (fire drill)
• Penyusunan SOP aman kebakaran (pekerjaan
mengelas, men-cat, mematri / hot works )
• Fire safety audit (walk through – preliminary – complete)
• Firesafe housekeeping
• Firesafety campaign / sosialisasi