Here our observation about Karang Building at Telkom University.
Karang Building is Sistem Informatics and Industrial Engineering building. Inside those builing there are some rooms and laboratory.
4. LATAR BELAKANG
Gedung Fakultas Rekaya Industri atau biasa
dikenal dengan Gedung Karang merupakan
salah satu gedung tertua yang berada di Telkom
University yang didirikan pada tahun 1992.
Terdapat beberapa fasilitas yang berada di Gedung
Karang. Gedung FRI terdiri dari tiga lantai, setiap
lantai terdapat beberapa alat keselamatan kebakaran
seperti APAR, alarm dan keaamanan listrik. Berikut
jumlah alat kebakaran yang ada di gedung Fakultas
Rekayasa Industri.
5. DASAR HUKUM
• Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang
keselamatan kerja
• Peraturan Menteri Tenaga
Kerja No.Per.01/Men/1980 tentang K3 Kontruksi
• Undang-undang No 20 Th 2002 ketenagalistrikan
mengenai Pengusahaan Listrik.
• Permenakertans No.04/Mrn/1980 – Syarat-syarat
pemasangan dan pemeliharaan APAR
• Kepmenaker No. 186/Men/1999 – Unit
Penanggulangan Kebakaran Penanggulangan di
tempat kerja
6. TEMUAN POSITIF
Panel Box digunakan untuk pengaman dan kerapian suatu instalasi listrik
disebuah bangunan. Panel berfungsi sebagai penghubung antar rangkai
listrik pada suatu bangunan. Panel menggubungkan supply tenaga listrik
dari panel utama sampai ke instlasi penerangan maupun instlalasi tenaga.
Gedung karang telah menggunakan panel box dalam instlasi kelistrikan.
Panel box terletak di lantai C dan dilengkapi tanda bahaya. Dengan
adanya panel box dapat mencegah terjadi risiko kecelakan yang
diakibatkan oleh listrik. Panel box membutuhkan pengecekan maupun
maintenance rutin guna mengindari hal hal yang tidak diinginkan.
Dasar hukum mengenai kelistrikan:
UU NO 1 TH 1970 tentang Keselamatan Kerja
UU No. 1 tahun 1970 Pasal 2 ayat (2)
UU No. 1 tahun 1970 Pasal 3 ayat (1)
Permen 12 tahun 2015 tentang k3 listrik di tempat kerja
7. TEMUAN POSITIF
Di dalam gedung karang terdapat denah yang menunjukkan lokasi
ruangan ruangan yang berada di gedung karang. Denah gedung tersebut
terletak didekat tangga dan di setiap lantai di gedung karang memiliki
denah. Di dalam denah tersebut dipaparkan rute evakuasi apabila terjadi
kebakaran atau bencana lainnya. Tampak dari situ jalur evakuasi
menunjukkan tangga evakuasi yang berada di sisi kanan dan sisi kiri
daripada gedung karang. Gedung karang digunakan sebagai ruang lab,
ruang dosen, ruang keprofesian, ruang rapat dan ruang administrasi
pada kesehariannya.
Dasar hukum mengenai kelistrikan:
Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per.01/Men/1980 tentang K3
Kontruksi
Instruksi Menaker No. Inst.01/1992 tentang pemeriksaan,
keberadaan unit organisasi K3.
SKB Menaker dan Men PU ke-174/1986 dan No. 104/KPTS/1986
tentang K3 pada tempat kegiatan konstruksi beserta pedoman
pelaksanaan K3 pada tempat kegiatan konstruksi.
Surat edaran Dirjen Binawas No. 13/BW/1998 tentang akte
pengawasan proyek konstruksi bangunan.
Surat Dirjen Binawas No. 147/BW/KK/IV/1997 tentang wajib
lapor pekerjaan proyek konstruksi.
8. TEMUAN POSITIF
Sistem proteksi perlindukan kebakaran terbagi atas 2 yaitu aktif dan pasif. Sistem
kebakaran aktif merupakan sistem proteksi kebakaran yang menuntut peran aktif
manusia dalam mengoperasikannya. Contoh sistem kebakaran aktif seperti
springkler,APAR,Hydrant, Portable Fire Extinguiser. Gedung Karang telah
melengkapi sistem proteksi kebakaran aktif dengan adanya Portable Fire
Extinguiser disetiap lantai selain itu gedung karang telah dilengkapi fire alarm
yang terpasang disetiap sudut ruangan. Proteksi kebakaran sangat lah penting
dalam sebuah gedung. Dimana Gedung karang digunakan juga diperuntukan
laboraturiun untuk itu sistem proteksi kebakaran harus berkerja dengan baik dan
dilakukan pengecekan dan perawatan setiap periode.
Dasar hukum:
• Permenaker No. Per-04/MEN/1980
• Permenakertans No.04/Mrn/1980 – Syarat-syarat pemasangan dan
pemeliharaan APAR
• Permenakertans No.02/Men/1983 – Instalansi Kebakaran Alarm
Automatik
• Kepmenaker No. 186/Men/1999 – Unit Penanggulangan Kebakaran
Penanggulangan di tempat kerja
9. PENCAHAYAAN GEDUNG
Untuk mendapatkan pencahayaan yang sesuai dalam suatu ruang, maka diperlukan sistem
pencahayaan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. Sistem pencahayaan di ruangan,
termasuk di tempat kerja dapat dibedakan menjadi 5 macam yaitu:
• Sistem Pencahayaan Langsung (direct lighting)
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung
ke benda yang perlu diterangi. Sistm ini dinilai paling efektif
dalam mengatur pencahayaan, tetapi ada kelemahannya
karena dapat menimbulkan bahaya serta kesilauan yang
mengganggu, baik karena penyinaran langsung maupun
karena pantulan cahaya. Untuk efek yang optimal,
disarankan langi-langit, dinding serta benda yang ada
didalam ruangan perlu diberi warna cerah agar tampak
menyegarkan
10. PENCAHAYAAN GEDUNG
• Pencahayaan Semi Langsung (semi direct lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda
yang perlu diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-
langit dan dinding. Dengan sistem ini kelemahan sistem
pencahayaan langsung dapat dikurangi. Diketahui bahwa langit-
langit dan dinding yang diplester putih memiliki effiesiean
pemantulan 90%, sedangkan apabila dicat putih effisien
pemantulan antara 5-90%
• Sistem Pencahayaan Difus (general diffus lighting)
Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda
yang perlu disinari, sedangka sisanya dipantulka ke langit-langit
dan dindng. Dalam pencahayaan sistem ini termasuk sistem
direct-indirect yakni memancarkan setengah cahaya ke bawah
dan sisanya keatas. Pada sistem ini masalah bayangan dan
kesilauan masih ditemui.
11. PENCAHAYAAN GEDUNG
• Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi indirect lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian
atas, sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang optimal
disarankan langit-langit perlu diberikan perhatian serta dirawat dengan baik.
Pada sistem ini masalah bayangan praktis tidak ada serta kesilauan dapat
dikurangi.
• Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting)
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian
atas kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Agar seluruh
langit-langit dapat menjadi sumber cahaya, perlu diberikan perhatian dan
pemeliharaan yang baik. Keuntungan sistem ini adalah tidak menimbulkan
bayangan dan kesilauan sedangkan kerugiannya mengurangi effisien cahaya
total yang jatuh pada permukaan kerja. Gedung FRI menggunakan sistem semi
indirect langsung untuk setiap ruangannya, karena langsung berhadapan kanan
atau kirinya ke arah sumber cahaya matahri. Untuk lorong FRIsendiri
menggunakan pencahayaan sistem pencahayaan tidak langsung karena cahaya
diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas kemudian dipantulkan untuk
menerangi seluruh ruangan.
12. KEBISINGAN GEDUNG
• Bising kontinu dengan jangkauan frekuensi yang luas.
Misalkan suara yang ditimbulkan oleh mesin bubut, mesin
frais, kipas angin, dan lain-lain.
• Bising kontinu dengan jangkauan frekuensi yang sempit.
Misalkan bising yang dihasilkan oleh suara mesin gergaji,
katup gas, dan lain-lain.
• Bising terputus-putus (intermittent). Misal suara lalu lintas,
suara kapal terbang. Tetapi pada FRI tidak adanya suara suara
bising terputus-putus
• Bising impulsive seperti pukulan palu, tembakan pistol, dan
lain-lain.
13. TEMUAN NEGATIF
No Foto Analisa Saran Dasar Hukum
1
Pada Gedung Karang lantai 3
terdapat dua buah fire alarm yang
rusak, bahkan kabel alarm terbuka
dan dapat menimbulkan risiko
sengatan listrik.
Sebagiknya segera diperbaiki agar
dapat digunaan sebagai antisipasi
bahaya kebakaran dan tidak
menimbulkan bahaya sengatan listrik.
Permenaker No. Per-04/MEN/1980
2
Pada Gedung Karang lantai 3
terdapat atap yang bocor sehingga
dapat menimbulkan bahaya risiko
terpeleset.
Seharusnya segera diperbaiki agar tidak
mengganggu kegiatan warga gedung
dan tidak menimbulkan bahaya barum
yaitu risiko bahaya terpeleset.
UU No 28 Tahun 2002
14. KESIMPULAN DAN SARAN
• Kesimpulan
Pada gedung Fakultas Rekayasa Industri telah memiliki kontruksi
bangunan, K3 instalasi listrik, dan K3 penanggulangan
kebakaran yang cukup baik dengan diberikannya penangkal
petir,APAR, serta alarm kebakaran pada gedung. Namun, masih
terdapat alarm kebakaran yang rusak sehingga dapat
membahayakan manusia ketika menyentuhnya. Selain itu, juga
terdapat atap yang bocor dan belum diperbaiki dan hanya
ditampung dengan ember sehingga dapat membahayakan dan
menghalang orang yang berlalu lalang disekitaran atap bocor
tersebut.
• Saran
Agar dilakukan observasi yang lebih lanjut tentang kontruksi
bangunan bagi penulis dan memperbaiki temuan negative yang
terdapat pada gedung bagi pemilik gedung Fakultas Rekayasa
Industri