Peraturan tersebut membahas tentang hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, termasuk unsur-unsur kejahatan dan sanksi pidananya. Dokumen tersebut juga menjelaskan prosedur tindakan kepolisian dalam menangani tempat kejadian perkara (TKP), mulai dari pengamanan, pengolahan, hingga penyerahan barang bukti.
2. Hukum adalah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa,
yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan
masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi yang
berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan-peraturan
tadi berakibatkan diambilnya tindakan, yaitu dengan
hukuman tertentu.
3. Hukum dibuat dengan tujuan mengatur dan
menjaga ketertiban, keadilan sehingga
kekacauan bisa terkendali atau dicegah. Setiap
negara memiliki peraturan hukum yang berbeda-
beda, termasuk negara Indonesia
4. •Peraturan mengenai tingkah laku
manusia dalam pergaulan masyarakat.
•Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang
berwajib.
•Peraturan itu bersifat memaksa.
•Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah
tegas.
5. Salah satu sifat hukum ialah adanya paksaan.
Artinya hukum memaksa semua orang tanpa
kecuali, untuk mematuhi peraturan yang
ada. Hukum dibuat tidak hanya untuk ditaati
golongan tertentu saja, tetapi oleh semua warga
negara. Hukum juga tidak memandang suku,
agama atau ras tertentu
6. Salah satu sifat hukum ialah adanya paksaan.
Artinya hukum memaksa semua orang tanpa
kecuali, untuk mematuhi peraturan yang
ada. Hukum dibuat tidak hanya untuk ditaati
golongan tertentu saja, tetapi oleh semua warga
negara. Hukum juga tidak memandang suku,
agama atau ras tertentu
7. Pencurian (362-363 KUHP)
Kejahatan pencurian adalah salah satu
kejahatan terhadap kepentingan individu
yang merupakan kejahatan terhadap
benda/kekayaan
Mengambil.
Suatu barang.
Yang seluruhnya atau sebagian milik orang
lain.
Dengan maksud untuk dimiliki secara
melawan hukum.
Diancam dengan pidana penjara paling lama
tujuh tahun:
8. Penggelapan (372 KUHP)
tindak kejahatan yang meliputi unsur-unsur:
Dengan sengaja; Barang siapa; Mengambil;
Suatu benda; Sebagian/seluruhnya kepunyaan
orang lain; Menguasai benda tersebut dengan
melawan hukum; dan Benda Yang ada dalam
kekuasaannya tidak karena kejahatan.
Barang siapa dengan sengaja memiliki dengan
melawan hak suatu benda yang sama sekali
atau sebahagiannya termasuk kepunyaan
orang lain dan benda itu ada dalam tangannya
bukan karena kejahatan, dihukum karena
penggelapan, dengan hukuman penjara
selama-lamanya empat tahun
9. Pengganiayaan (170 KUHP)
penganiayaan adalah perlakuan sewenang-
wenang dalam rangka menyiksa atau
menindas orang lain. Penganiayaan ini jelas
melakukan suatu perbuatan dengan tujuan
menimbulkan rasa sakit atau luka pada orang
lain.
Penganiayaan Biasa = penganiayaan yang
bukan penganiayaan berat dan bukan
penganiayaan ringan dibedakan atas :
10. Penganiayaan Biasa = penganiayaan yang
bukan penganiayaan berat dan bukan
penganiayaan ringan dibedakan atas :
Penganiayaan biasa yang tidak dapat menimbulkan
luka berat maupun kematian dan dihukum dengan
hukuman penajara selama 2 tahun 8 bulan atau
denda empat ribu lima ratus rupiah.
Penganiayaan yang mengakibatkan luka berat dan
dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya
lima tahun.
Penganiayaan mengakibatkan kematian dan di
hukum dengan hukuman penjara dan selama-
lamanya 7 tahun.
Penganiayaan yang berupa sengaja merusak
kesehatan.
11. Penganiayaan Ringan = berupa bukan penganiayaan
berencana, bukan penganiayaan yang dilakukan
terhadap ibu/bapak/anak/istri, pegawai yang bertugas,
memasukkan bahan berbahaya bagi nyawa, serta tidak
menimbulkan penyakit maupun halangan untuk
menjalankan pekerjaan, dan pencaharian.
Penganiayaan ringan diancam maksimum hukuman
penjara tiga bulan
Penganiayaan Berencana = penganiayaan berencana
yang tidak berakibat luka berat atau kematian dan
dihukum penjara paling lama 4 tahun, lalu
penganiayaan berencana yang berakibat luka berat dan
dihukum penjara selama-lamanya 4 tahun, serta
penganiayaan berencana yang berakibat kematian
yang dapat dihukum penjara selama-lamanya 9 tahun.
12. Penganiayaan Berat = barang siapa sengaja melukai
berat orang lain, diancam karena melakukan
penganiayaan berat dengan pidana penjara paling lama
8 tahun.
Jika perbuatan tersebut mengakibatkan kematian, yang
bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama
10 tahun. Perbuatan penganiayaan berat dilakukan
dengan sengaja oleh orang yang melakukannya.
Penganiayaan Berat Berencana = Dalam pidana ini
harus memenuhi unsur penganiayaan berat maupun
penganiayaan berencana.
13. Penganiayaan Terhadap Orang = dapat ditambah
dengan sepertiga:
1.Bagi yang melakukan kejahatan itu kepada ibunya,
bapaknya yang sah atau istri atau anaknya.
2.Jika kejahatan itu dilakukan terhadap seorang pejabat
ketika atau karena menjalankan tugasnya yang sah.
Jika kejahatan itu dilakukan dengan memberikan bahan
yang berbahaya bagi nyawa atau kesehatan untuk
dimakan atau diminum.
14. Penipuan (378 KUHP)
Perbuatan dengan maksud untuk
menguntungkan diri sendiri atau orang lain
secara melawan hukum dengan memakai
nama palsu, martabat palsu, tipu muslihat atau
kebohongan yang dapat menyebabkan orang
lain dengan mudah menyerahkan barang,
uang atau kekayaannya
Pidana 4 tahun
15. Perpol nomor 4 tahun 2020 ttg PAM SWAKARSA:
satuan pengamanan dibentuk melalui tahapan Perekrutan, Pelatihan dan
pengukuhan
Pelatihan terbagi menjadi Gada Pratama, Gada Madya dan Gada Utama
Satpam yang sudah dikukuhkan memiliki tugas dan peran
a. Penyelenggaraan keamanan dan ketertiban di tempat kerja dan
lingkungannya meliputi pengamanan personel, fisik, informasi dan
pengamanan teknis lainnya
b. Melindungi dan mengayomi warga di tempat kerja dan lingkungannya
Sedangkan memiliki peran :
a. pendukung utama pimpinan organisasi, perusahaan dan/atau
instansi/lembaga pemerintah, pengguna Satpam di bidang pembinaan
keamanan dan ketertiban lingkungan kawasan/tempat kerjanya; dan
b. mitra Polri dalam pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat,
penegakan peraturan perundangundangan serta menumbuhkan kesadaran
dan kewaspadaan keamanan di lingkungan kawasan/ tempat kerjanya
16. Perpol nomor 4 tahun 2020 ttg PAM SWAKARSA:
Kompetensi Gada Utama :
a. menentukan tingkat risiko keamanan area kerja;
b. menentukan tingkat kerawanan area kerja;
c. menyusun rencana pengamanan;
d. menyusun standar operasional prosedur;
e. melaksanakan manajemen tanggap darurat;
f. menangani konflik di lingkungan kerja; dan
g. menyusun desain simulasi pengamanan.
Kompetensi Gada Madya :
a. memimpin pelaksanaan tugas;
b. melakukan sosialisasi prosedur pengamanan;
c. melakukan penanganan kerawanan di tempat kerja;
d. melakukan penanganan keadaan darurat;
e. melakukan tindakan pertama di tempat kejadian perkara;
f. melakukan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan tugas; dan
g. melakukan penegakan hukum secara terbatas.
17. Perpol nomor 4 tahun 2020 ttg PAM SWAKARSA:
Kompetensi Gada Pratama :
a. melaksanakan persiapan pelaksanaan tugas;
b. melaksanakan pengaturan;
c. melaksanakan penjagaan;
d. melaksanakan pengawalan;
e. melaksanakan patroli;
f. melaksanakan pengamanan di tempat kejadian perkara; dan
g. menangani barang berbahaya dan kejadian perkara.
18. PIKET
Fungsi dalam Kepolisian meliputi :
POLSUS (KEPOLISIAN KHUSUS)
PPNS (PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL)
PENGAMANAN SWAKARSA
SATPAM
Fungsi Sabhara
Fungsi Intelkam
Fungsi Reskrim
Fungsi Lantas
Fungsi Binmas
Fungsi SPK (Setral Pelayanan Kepolisian)
Dasar Undang – undang no 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian RI
Tertuang dalam pasal 3(1) bahwa pengemban Fungsi Kepolisian
Dalam Harkamtibmas, lindung, yom, yan Masy dan Gakkum
Dibantu oleh :
SATPAM
19. Adalah merupakan tindakan Kepolisian oleh Penyelidik atau penyidik atau
Penyidik pembantu berupa tindakan kepolisian yg dilakukan di TKP
Terdiri dari :
a. TINDAKAN PERTAMA DI TEMPAT KEJADIAN PERKARA (TP-TKP)
b. PENGOLAHAN TKP (Crime Scene Processing)
Mengamankan TKP serta dapat melarang setiap orang meninggalkan tempat
selama pemeriksaan di TKP belum selesai
Berusaha untuk tetap mempertahankan situasi/keadaan T.K.P sebagaimana pada
saat pertama TKP (Status Quo) ditemukan dan ditangani
Tindakan penyidik/penyidik pembantu untuk memasuki TKP dalam rangka
melakukan pemeriksaan TKP mencari Informasi tentang terjadinya Tindak pidana
mengumpulkan/mengambil BB yg diduga ada hubungannya dengan TP yg terjadi
untuk disita atau disimpan guna kepentingan pembuktian.
20. TP-TKP adalah Tindakan kepolisian yg dilakukan segera
Setelah menerima Laporan bahwa telah terjadi TP, dengan
Maksud untuk melakukan pertolongan/perlindungan kepada
Korban dan pengamanan dan mempertahankan status Quo
Guna persiapan serta pelaksanaan pegolahan T.K.P
Setelah petugas menerima laporan/mengetahui
Adanya peristiwa Pidana, maka petugas tersebut
Berkewajiban melaporkan kejadiannya kepada
Atasan/Pimpinan yang bertanggung jawab atas
Pelaksanaan Tugas tersebut.
21. MASY
TINDAK
PIDANA
• SPKT buat LP
• BA Rik Saksi pelapor
•Penyelesaian
berkas perkara
• Kapolrestabes
SPKT
Lidik
UPAYA PAKSA
• Pemanggilan
•Penangkapan
•Penahanan
•Penggeledahan
•Penyitaan
•Pemeriksaan surat
Pemeriksaan
Buat BA
Gelar Perkara
•Penyerahan
•TSK dan BB
•Penngiriman
• berkas ke PU
22. 1. Menjaga agar TKP tetap Utuh /tidak berubah
sebagaimana pada saat dilihat dan diketemukanya
petugas yang melakukan tindakan pertama di TKP
2. Untuk memberikan pertolongan/perlindungan kepada
korban/anggota masyarakat yang memerlukan , sambil
menunggu tindakan pengolahan TKP
3. Untuk melindungi agar barang bukti dan jejak yang ada
tidak hilang, rusak atau terjadi penambahan /
pengurangan dan berubah letaknya yang berakibat
menyulitkan atau mengaburkan pengolahan T.K.P dalam
melakukan penyelidikan secara Ilmiah / Scientific Crime
Investigation (SCI)
4. Untuk memperoleh keterangan dan fakta sebagai bahan
penyelidikan lebih lanjut dalam mencari , menemukan,
dan menentukan pelaku, korban, saksi – saksi, barag
bukti, modus operandi dan alat – alat yang dipergunakan
dalam upaya pengungkapan tindak Pidana.
23. A. TAHAP PERSIAPAN
Chief Melaksanakan APP/pembagian Tugas intruksi untuk anggota :
•Dokumentasi / Kamera
•Pencatatan / alat tulis + buku catatan
•Membawa alat diantaranya :
(Security line, senter, tongkat, kapur, sarung tangan, pisau (sajam), borgol, perlengkapan
PPPK dan lain – lain disesuaikan dengan situasi TKP dan tindak Pidana yang terjadi)
Sebelum mendatangi TKP perlu dipersiapkan personil/sarana/alat
Yang memadai sesuai dengan situasi dan kondisi kasus yang akan
Dihadapi.
S a t p a m
Nb : Bilamana di RS kejadian yang sering terjadi
adalah Gempa bumi, Kebakaran, Terror BOM,
Pembobolan Akses masuk via Card, penemuan
mayat maupun bayi dikamar, pembunuhan,
pemerkosaan, penipuan, pencurian,
Gendam/Hypnotis, Bunuh diri (Locat dari atas
/gantung diri),Kesetrum, mabuk, perkelahian motif
PIL maupun WIL, Curamor, Terjebak dalam lift dsb.
24. B. TAHAP PELAKSANAAN
A. LOKASI
KEJADIAN :
S a t p a m
Mengamankan TKP, berupa pertolongan kepada korban,
melakukan penutupan TKP, mengumpulkan dan
mengamankan BB , identifikasi saksi/Koban/Pelaku yang
ada di TKP
1. Tutup dan Jaga TKP dari gangguan org tdk berkepentingan
termasuk pimpinan
2. Pertahankan keaslian TKP (Status Quo) selama riksa pd
Tempat Kejadian Perkara cegah BB rusak/hilang
3. Jangan memegang BB dengan tangan telanjang/terbuka
agar sidik jari pelaku tetap asli
4. Hubungi Polisi setempat secara langsung melalui Telepon
B. TINDAKAN
TERHDP
KORBAN 1. Memeriksa apakah masih ada tanda2 kehidupan
2. Beri letak korban di TKP (gunakan Kapur tulis)
3. Bila masih ada tanda kehidupan berikan P3K
4. Bila memungkinkan minta Identitas Pelaku
25. S a t p a m
1. Tangkap pelaku bila masih ada di TKP dan lakukan Geledah
2. Catat identitas pelaku (Nama, umur, alamat, pekerjaan)
3. Adakan koordinasi guna pencarian singkat jika pelaku
masih ada di TKP
4. Hubungi Polisi setempat secara langsung melalui Telepon
D. TINDAKAN
TERHDP
SAKSI
1. Cari keterangan saksi yg mengetahui dan jaga jangan
sampai berhubungan satu dengan yang lain
2. Tahan saksi di tempat kejadian sambil menunggu sampai
datangnya petugas penyidik dari Kepolisian setempat
3. Catat nama pekerjaan dan alamat pada saksi dan
memerintahkan siapapun yang dicurigai untuk tidak
meninggalkan TKP
C. TINDAKAN
TERHDP
PELAKU
Kewajiban memberi Laporan singkat /Khusus :
• Setelah penyidik datang laporakan semua urutan tindakan yg telah dilakukan dan
dibuat laporan secara singkat tentang nama, alamat korban, saksi, pelaku TP yg dicurigai
serta tindakan yang telah dilaksanakan
• Melaporkan ke General Manager dengan mengetahui Chief Security
26. B. TAHAP PENGAKHIRAN
1. Konsolidasi = setelah pengolahan TKP selesai dilaksanakan maka dilakukan
pengecekan terhadap personil Satpam oleh Chief Security, perlengkapandan segalah
hal yg diketahui ditemukan dan dilakukan di TKP
2. Pembukaan/Pembebasan TKP = Chief melakukan koordinasi dengan Pihak kepolisian
terkait pembebasan/Pembukaan TKP disesuaikan dengan TP yang ada, dalam rangka
TKP dipergunakan seperti lokasi semula.
3. Evaluasi = Chief melaksanakan Evaluasi akhir seluruh kegiatan pada masing – masing
Tahapan yg dilakukan oleh anggota guna membantu Pihak Kepolisian untuk Ungkap
Kasus.
disesuaikan dengan TP yang ada, beberapa bahan Pertanyaan
a. Apakah anggota sudah mengamankan TKP dengan Optimal?
b. Apakah alat 2 yg dibawa, dipergunakan saat berada di TKP?
c. Apakah semua Barang bukti yang dikumpulkan dalam Jumlah maksimal?
d. Apakah sebelum Polisi datang, ada yang mencoba menggangu TKP (Status Quo)?
e. Apakah Pencatatan dan Dokumentasi sudah Optimal?
f. Apakah terdapat saksi lain yang belum didata yg melihat, mendengar, mengetahui/pd
saat kejadian berada di TKP ?
Tahap dimana TP – TKP telah dilaksanakan dan
melaksanakan Evaluasi /Konsolidasi, pembukaan TKP,
S a t p a m
27. SIMULASI CARA PENANGANAN TP – TKP di RS
1. Amankan orang yang mabuk sehingga tdk membahayakan org lain.
2. Lakukan penangkapan apabila ada perlawanan gunakan tongkat T
dengan tidak membahayakan diri orang yang mabuk setelah dpt
dikendalikan, lakukan pemborgolan.
3. apabila org mabuk tsb tidak melakukan perbuatan menggabu
keamanan segera amankan dan usahakan org tsb untuk menjauh
dari lingkungan kerja
4. Apabila terjadi pengrusakan oleh orang ,abuk tersebut, sehingga
menyebabkan kerugian materi, kumpulkan barang bukti selanjutkan
diserahkan ke Polisi guna kepentingan Penyidikan
5. Laporkan hal tersebut kepada Chief security atau jajaran
managemen.
ORANG MABUK
PERKELAHIAN 1. Segera melerai / memisahkan dengan memberikan peringatan
untuk mengalihkan perhatiannya.
2. Mendamaikan dengan cara membawa orang yang bersengketa ke
Pos Penjagaan
3. Laporkan hal tersebut ke Koordinator / manajemen setempat.
28. SIMULASI CARA PENANGANAN TP – TKP di RS
1. Segera Cari keterangan jumlah orang dan posisi di dalam
2. Upayakan berkomunikasi terhadap orang yang terjebak,
3. Berikan motivasi agar tetap tenang dan jelaskan pertolongan
sedang dilakukan
4. Siapkan P3K Tandu dan Tabung Gas Oksigen
5. Upayaka menggerakan Lift secara manual sampai lantai
terdekat dan buka paksa pintunya
6. Berikan pertolongan kepada pengguna Lift
TERJEBAK LIFT
TERROR BOM
1. Penerima telepon agr tetap tenang dan mencatat waktu telepon
pada saat diterima
2. Pancing sebanyak mungkin keterangan dari si penelpon (Suara di
sekitar penelepon, logat bahasa, catat apa yang dibicarakan)
3. Bila memungkinkan beri Isyarat teman terdekat untuk melapor
kepada atasan
4. Chief security minta bantuan Polisi (JIHANDAK BRIMOB)
5. Apabila di perlukan segera evakuasi tamu dan pegawai
29. SIMULASI CARA PENANGANAN TP – TKP di HOTEL
1. Segera hub seluruh jajaran untuk antisipasi tamu yang check – out ,
semaksimal mungkin sesuai(kan tamu dengan identitas pd saat check in.
2. Cek lokasi dengan mengajak managemen yg memiliki CARD akses masuk
3. Anggota segera memblock rekaman CCTV agar tdk ter erase / auto delete
4. Mengajak korban ke Pos penjagaan/ruang tertentu dan buat customer nyaman
dan tdk menimbulkan kegaduhan krn berimbas pada branding Hotel
5. Amankan Lokasi dalam keadaan Status Quo setelah petugas masuk ke dalam
bersama managemen agar tdk merubah posisi awal dan pastikan Room Boy
tdk masuk ruangan.
6. Perlu diketahui bahwa kasus pembobolan kamar biasanya keadaan akses card
lock hotel keadaan normal
7. Catat identitas korban dan gali informasi semaksimal mungkin terkait dengan
akses keluar masuk korban serta apakah korban pernah kehilangan card lock
hotel atau memindahtangankan ke pihak lain.
8. CCTV yang telah diamankan jangan sampai disentuh oleh siapapun, terutama
pihak2 yg tdk ada kaitan dengan TP, kunci rekaman CCTV pada saat korban
check in dan check out.
9. Laporkan segera ke Pihak yg berwajib utk segera di lakukan TPTKP oleh tim
INAFIS .
PEMBOBOLAN
KAMAR TAMU
Nb : penting !! Biasanya pelaku menginap di tempat terdekat korban, pelaku sadar CCTV,
Pelaku melakukan cek ruangan korban melalui Receptionist, pembobolan dilakukan dengan
Clonning system, disesuaikan dengan cardlock hotel, pelaku susah jika cardlock sistem
teknologi RFID dan kartu mifare krn kartu tdk perlu dimasukkan ke slot kunci / Contactless
(cukup ditempel didekat kunci pintunya) serta sulit diduplikasi. Biasanya Include dgn ES Switch
(Energy Saver Switch)
30. SIMULASI CARA PENANGANAN TP – TKP di RS
1. Jangan Panik usahakn tetap tenang
a. Ingat kepanikan akan menurangi daya pikir dan gerak anda
b. Pastikan Lokasi Kebakaran
2. Bunyikan Alarm
a. Alarm berbunyi guna memberitahukan kebakaran dan melakukan tindakan
PAM
b. Usahakan melokalisir/membatasi daerah kebakaran guna menjalarnya api
lebih luas
3. Pergunakan APAR
a.Kecepatm, keamanan dan ketepatan mengunakan APAR akan berpengaruh
dalam pemadam kebakaran
b.Jika api masih berkobar/membesar segera usahakan pemadam api dengan
peralatan memadai
c.Hindari menjadi korban yg sia – sia akibat kecerobohan diri sendiri shg
terjebak dalam kebakaran
4. Matikan Aliran Listrik dan aliran bahan bakar
a.Dalam kebakaran kita harus berusaha mengurangi segala kemungkinan
membesarkan api dan korban
b.Segera putuskan / matikan aliran listrik pada saklar induk dan segel pastikan
sekering tidak dipegang.
5. Beritahukan DAMKAR dan PIHAK KEPOLISIAN
KEBAKARAN
31. ALAT KEJAHATAN
TKP
PELAKU KORBAN
BUKTI SEGITIGA = HUBUNGAN ANTARA TIGA UNSUR MASING – MASING
PELAKU KEJAHATAN KORBAN ALAT
T.K.P MERUPAKAN TITIK PUSAT DARI ANTARA KETIGA UNSUR TERSEBUT
"Tidak ada kejahatan yang sempurna, setiap kejahatan pasti meninggalkan jejak
(there is no perfect crime, every crime would definitely leave a mark)",
32. PEMBUATAN LAPORAN
LAPORAN KEJADIAN
Nomor : - / V / LK /.... / 20..
Pada hari ini .... Tanggal ... bulan .... Tahun .... sekitar pukul .... Wib saya :...........Jabatan ...... menerima
laporan tentang ..................................................... Saya ……………………………………………………….
Chief Security/ Supervisor/Shief Leader Security/Security sedang bertugas di ..............telah menerima
laporan/Tilpon/Surat/Kedatangan, seorang laki-laki/ perempuan yang sudah/ belum kenal, mengaku
bernama : ..............................................
Alamat : .................Pekerjaan : ..............Tempat/ tgl lahir : ...........................................................
Mengadu/ melaporkan bahwa : :
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
Tindakan yang diambil Security :
...................................................................................................................................................................
Demikian Laporan kejadian ini di buat dengan sebenarnya serta dapat dipertanggung jawabkan atas
kebenarannya , kemudian ditutup dan ditanda tangani pada hari dan tanggal serta tempat seperti tersebut
diatas .
Pelapor Yang membuat Laporan
DanRu
Mengetahui
Chief Security
Security Depertement
…..
33. HAL – HAL YANG SERING TERJADI DALAM
PEMBUATAN LAPORAN KEJADIAN.
•Tidak pernah diberi nomor nya
•Penulisan identitas tidak lengkap
•Penulisan laporan kurang bunyi/ tidak mengacu
ke rumus SIADIDEMENBABI
•Penanganan tidak selesai/ tidak tuntas
•Pembuatan pernyataan tidak bunyi.
•Tidak ada tanda tangan pelapor
•Keterangan dari korban kurang lengkap/ korban
•tidak mau memberikan keterangan.