SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
PENYELESAIAN KASUS PELANGGARAN DISIPLIN DAN
PERMASALAHAN KEPEGAWAIAN LAIN DI LINGKUNGAN
UNIT KERJA DI UNIVERSITAS INDONESIA
SEKRETARIAT JENDERAL
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
2017
Nama : Adi Sulistyo, S.H., M.H.
NIP : 198503112008011003
Pangkat, Gol.Ruang : Penata, III/c
Jabatan : Kasubbag Disiplin dan Pensiun
Unit Kerja : Biro Sumber Daya Manusia - Setjen
Kemenristekdikti
No.Telp : 081328036711
Surel : adisulistyo.law@gmail.com
BIODATA PENYAJI
LANDASAN ATURAN
UU Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 87 tentang ASN
PP No 53 Tahun 2010
PP 9 Tahun 2003 jo. PP 63 Tahun 2009
PP 37 Tahun 2004
PP 10 Tahun 1983 jo. PP 45 Tahun 1990
PP No.11 Tahun 2017
Perka BKN Nomor 21 Tahun 2010
Permenristekdikti Nomor 31 Tahun 2016
dll
1. PENYUSUNAN DAN PENETAPAN KEBUTUHAN;
2. PENGADAAN,
3. PANGKAT DAN JABATAN,
4. PENGEMBANGAN KARIER,
5. POLA KARIER,
6. PROMOSI, MUTASI,
7. PENILAIAN KINERJA,
8. PENGGAJIAN DAN TUNJANGAN,
9. PENGHARGAAN,
10. DISIPLIN,
11. PEMBERHENTIAN,
12. JAMINAN PENSIUN DAN JAMINAN HARI TUA, DAN
13. PERLINDUNGAN.
MANAJEMEN PNS DALAM UU ASN
LANDASAN YURIDIS PEMBINAAN DISIPLIN PNS
Pasal 86 UU No.5 Tahun 2014 jo. Pasal 229 PP No. 11 Tahun 2017
 Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dlm kelancaran pelaksanaan tugas, PNS
wajib mematuhi disiplin PNS;
 Instansi Pemerintah wajib melaksanakan penegakan disiplin terhadap PNS serta
melaksanakan berbagai upaya peningkatan disiplin;
 PNS yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin;
 Hukuman disiplin dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang menghukum.
 Ketentuan lebih lanjut mengenai disiplin sebagaimana diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
PRINSIP PEMBINAAN DISIPLIN DALAM PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN
2010
“dalam rangka mewujudkan PNS yang handal, profesional, dan bermoral sebagai penyelenggara pemerintahan
yang menerapkan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik (good governance), maka PNS sebagai unsur
aparatur negara dituntut untuk memiliki sikap Disiplin, Jujur, Adil, transparan,
dan akuntabel dalam melaksanakan tugas”.
DISIPLIN PNS adalah Kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati
kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati
atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin
PELANGGARAN DISIPLIN adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS
yang tidak menaati kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan disiplin
PNS, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja.
DEFINISI DISIPLIN BERDASARKAN
PP 53 TAHUN 2010
TUJUAN
PENINDAKAN
DISIPLIN
• DISIPLIN PREVENTIF
tindakan pencegahan yg dilakukan utk mendorong PNS
mentaati standar & norma sehingga tdk terjadi pelanggaran
di masa yang akan datang.
• DISIPLIN REPRESIF
tindakan langsung setelah terjadinya pelanggaran,
tindakan ini dimaksudkan agar pelanggaran yg terjadi tidak
meluas.
• DISIPLIN KURATIF
tindakan pemulihan paska terjadinya pelanggaran yaitu
berupa penyadaran terhadap pelaku pelanggaran agar tidak
terjadi pengulangan pelanggaran di masa yang akan datang
(pendekatan simpatik secara personal atasan - bawahan)
• DISIPLIN PERSUASIF
penindakan disiplin sebagai sarana untuk
membuktikan/ meyakinkan secara halus bahwa
aturan harus ditegakkan (sarana diseminasi aturan).
FAKTOR PENDUKUNG TERJADINYA PELANGGARAN DISIPLIN
NO FAKTOR SEBAB
FAKTOR YG
MEMPENGARUHI
DAMPAK YANG DITIMBULKAN
1. Moral/Mental PNS a. PNS kurang memahami
nilai budaya/agama;
b. Watak bawaan;
c. Lingkungan keluarga;
d. Lingkungan masyarakat;
e. Lingkungan kerja.
a. PNS tidak merasa berdosa
meskipun berbuat salah;
b. PNS melanggar peraturan;
c. PNS tidak takut dijatuhi hukuman
disiplin.
2. Perlakuan tidak adil a. PNS merasa diperlakukan
berbeda ;
b. PNS merasa tidak
diperhatikan;
c. Atasan tidak melakukan
pembinaan dengan baik.
a. PNS malas masuk kantor;
b. Menurunnya produktifitas kinerja;
NO PENYEBAB FAKTOR YG MEMPENGARUHI AKIBAT YG DITIMBULKAN
3. Kurangnya kesejahteraan a. Biaya kebutuhan hidup
meningkat;
b. Kebutuhan Sosial
c. Gaya hidup
a. PNS bekerja sampingan
pada saat jam kerja;
b. PNS korupsi;
4. Pengembangan karir PNS
yang tidak berjalan dengan
baik
a. Tidak pernah dilakukan
rolling /mutasi;
b. tidak ada promosi/ tidak
jelas pola karier;
c. Tidak ada Pengembangan
kualitas dan Kompetensi
PNS
a. Kejenuhan;
b. PNS frustasi.
NO PENYEBAB
FAKTOR YG
MEMPENGARUHI
AKIBAT YG DITIMBULKAN
5. Manajemen SDM yg tidak
berjalan dengan baik
a. Tidak ada aturan internal
yang jelas;
b. Tidak ada pembagian
tugas dan beban kerja
yang jelas;
c. Kurangnya fasilitas
kantor;
d. Kurangnya jumlah
personil;
e. Dll.
a. Kinerja organisasi yang lemah
b. SDM yang tidak berjalan
dengan efisien dan efektif
6. Lemahnya Pengawasan a. Atasan langsung tidak
menjalankan pengawasan
melekat;
b. Atasan bersifat pasif;
a. PNS bekerja tidak sungguh-
sungguh.
b. Kinerja tidak terpantau dengan
baik;
NO PENYEBAB
FAKTOR YG
MEMPENGARUHI
AKIBAT YG DITIMBULKAN
7. Pelanggaran tidak ditindak
tegas (Pembiaran)
a. Kurang pemahaman
peraturan disiplin dan
etika PNS;
b. Merasa kasihan;
c. Perasaan Sungkan;
a. PNS tidak takut hukuman
disiplin;
b. PNS berani melakukan
perbuatan indisipliner.
c. Preseden tidak baik, dan
memicu pelanggaran lain
dikemudian hari
8. Krisis keteladanan a. Atasan memberikan
contoh buruk/ tidak
disiplin;
b. Atasan memberikan
keadaan tak teratur.
a. Atasan & bawahan sama-
sama tidak disiplin.
b. Preseden buruk bagi
lingkungan internal maupun
eksternal kantor
NO PENYEBAB
FAKTOR YG
MEMPENGARUHI
AKIBAT YG DITIMBULKAN
9. Tidak ada dukungan motivasi
(discourage)
a. Kurangnya perhatian
terhadap bawahan;
b. Pola kerja yg monoton
c. Tidak ada rangsangan
untuk terciptanya gairah
kerja.
a. PNS tidak memiliki semangat
untuk meningkatkan prestasi
kerja;
b. PNS tidak menunjukkan sikap
inovatif & responsif.
10. Kurang Pemahaman
terhadap peraturan disiplin
PNS
a. Kurangnya sosialisasi;
b. Sering terjadinya mutasi
pengelola kepegawaian;
c. Terbatasnya buku
peraturan disiplin /literatur
tentang disiplin.
a. Terjadi ketidakteraturan
b. Main hakim sendiri
c. PNS melanggar peraturan
disiplin.
KASUS DISIPLIN YANG UMUMNYA TERJADI
 Tindak Pidana Umum, TP Korupsi, dan/atau kejahatan yang terkait dengan jabatan;
 Menjadi Anggota Parpol, menjadi anggota DPR/DPRD tanpa pengunduran diri;
 Memberikan dukungan kepada salah satu calon Presiden, Wakil Presiden, Anggota
MPR/DPR/DPRD, Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, Partai Politik;
 Bekerja pada Negara/ perusahaan/ LSM asing;
 Pelanggaran Terhadap PP No. 10 Tahun 1983 jo. PP No.45 Tahun 1990;
 Pelanggaran Tugas Belajar/ Ijin Belajar;
 Pemalsuan Ijazah, Plagiat, dan kejahatan akademik lain;
 Meninggalkan Tugas/ Tidak Masuk Kerja dan/atau tidak menaati ketentuan jam kerja;
 Dan perbuatan lain yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
17 kewajiban yg harus ditaati (Pasal 3)
15 Larangan jangan dilanggar (PASAL 4)
PP 53 TAHUN 2010
PASAL 5
PNS YANG TIDAK MENAATI KETENTUAN SEBAGAIMANA
DIMAKSUD DALAM PASAL 3 DAN/ATAU PASAL 4 DIJATUHI
HUKUMAN DISIPLIN.
KEWAJIBAN
1. Mengucapkan sumpah/janji PNS
2. Mengucapkan sumpah/janji jabatan
3. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD Negara RI
Tahun 1945, NKRI
4. Mentaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan
5. Melaksanakan tugas kedinasan yg dipercayakan kpd PNS dgn penuh pengabdian,
kesadaran, dan tanggung jawab
6. Menjungjung tinggi kehormatan negara , Pemerintah, dan martabat PNS
7. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan diri
sendiri, dan/atau golongan
8. Memegang rahasia jabatan yg menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan
9. Bekerja dgn jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara
10. Melaporkan dgn segera kpd atasannya apabila mengetahui ada hal yg
dpt membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah terutama
di bidang keamanan, keuangan, dan materiil
11. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja
12. Mencapai sasaran kerja pegawai yg ditetapkan
13. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara
dgn sebaik-baiknya
14. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kpd masyarakat
15 Membimbing bawahan dlm melaksanakan tugas
16 Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier; dan
17 Menaati peraturan kedinasan yg ditetapkan oleh pejabat yg berwenang.
LARANGAN
1. Menyalahgunakan wewenang
2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi
dan/atau orang lain dengan menggunakan kewenangan orang
lain
3. Tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja utk
negara lain dan/ atau lembaga atau organisasi internasional
4. Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau
lembaga swadaya masyarakat asing
5. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau
meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak
bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara secara
tdk sah
6. Melakukan kegiatan bersama dgn atasan, teman sejawat, bawahan, atau
orang lain di dlm maupun di luar lingkungan kerjanya dgn tujuan utk
keuntungan pribadi, golongan,atau pihak lain, yg secara langsung atau tdk
langsung merugikan negara
7. Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kpd siapapun baik secara
langsung atau tdk langsung dan dgn dalih apapun utk diangkat dlm jabatan
8. Menerima hadiah atau sesuatu pemberian apa saja dari siapapun juga yg
berhubungan dgn jabatan dan/ atau pekerjaannya
9. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya
10. Melakukan suatu tindakan atau tdk melakukan suatu tindakan yg dpt
menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yg dilayani sehingga
mengakibatkan kerugian bagi yg dilayani
11. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan
12. Memberikan dukungan kpd calon Presiden/Wakil Presiden,
DPR, DPD, atau DPRD dgn cara :
a. ikut serta sbg pelaksana kampanye
b. menjadi peserta kampanye dgn menggunakan atribut partai
atau atribut PNS
c. sbg peserta kampanye dgn mengerahkan PNS lain; dan/atau
d. sbg peserta kampanye dgn menggunakan fasilitas negara
13. Memberikan dukungan kpd calon Presiden/Wakil Presiden dgn
cara :
a. membuat kptsn dan/atau tindakan yg menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon selama masa
kampanye
b. Mengadakan kegiatan yg mengarah kpd keberpihakan
terhadap pasangan calon yg menjadi peserta pemilu
sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi
pertemuan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kpd
PNS dlm lingkungan unit kerja, anggota keluarga dan
masyarakat
14. Memberikan dukungan kepada calon anggota DPD atau calon Kepala
Daerah/ Wakil Kepala Daerah dgn cara memberikan surat dukungan disertai
fotokopi KTP atau Surat Ket. Tanda Penduduk sesuai peraturan perundang-
undangan; dan
15 Memberikan dukungan kepada calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah dgn cara:
a. terlibat dalam kegiatan kampanye utk mendukung calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah
b. menggunakan fasilitas yang terkait dgn jabatan dlm kegiatan kampanye
c. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau
d. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap
pasangan calon yg menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah
masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau
pemberian barang kpd PNS dlm lingkungan unit kerjanya, anggota
keluarga, dan masyarakat.
KEWAJIBAN MASUK KERJA DAN MENAATI KETENTUAN JAM
KERJA
Jumlah jam kerja efektif dalam 5 (lima) hari kerja adalah
37,5 ( tiga puluh tujuh setengah ) jam / 7,5 (tujuh setengah)
jam per hari kerja, yang terbagi atas :
a. Hari Senin s/d Hari kamis : pukul 07.30 - 16.00
Waktu istirahat : pukul 12.00 – 13.00
b. Hari Jum’at : pukul 07.30 – 16.30
Waktu istirahat : pukul 11.30 – 13.00
PERATURAN PRESIDEN NO. 68 TAHUN 1995
Pelanggaran Terhadap Kewajiban Masuk Kerja dan
Menaati Ketentuan Jam Kerja
1. Masuk kerja dan mentaati
ketentuan jam kerja
ti
Dihitung secara kumulatif
baik jam kerja maupun hari
kerja :
-1 hari > 7,5 jam
- 1 minggu > 37,5 jam
5 hari
6 s.d. 10 hari
11 s.d. 15 hari
JENIS
HUKUMAN
Teguran lisan
Teguran tertulis
Pernyataan tidak
puas
Penundaan KGB
selama 1 tahun
Penundaan KP selama
1 tahun
Penununan pangkat setingkah
lebih rendah selama 1 tahun
16 s.d. 20 hari
21 s.d. 25 hari
26 s.d. 30 hari
31 s.d. 35 hari
36 s.d. 41 hari
41 s.d. 46 hari
Penurunan pangkat se-tingkat
lebih rendah selama 3 tahun
Pemindahan dalam rang-ka
penurunan jabatan setingkat
lebih rendah
Pembebasan dari
jabatan
1. Pemberhentian dengan
hormat Tidak Atas
Permintaan Sendiri sbg
PNS
2. Pemberhentian tidak
dengan hormat
Lebih dari 46 hari
2. Mencapai sasaran kerja
pegawai yang ditetapkan
Persentase capaian beban
kerja yang disepakati dlm
1 tahun
JENIS HUKUMAN
25 % s.d. 50%
HD Sedang
Dibawah 25% HD Berat
KAITAN HUBUNGAN DISIPLIN DENGAN TUNJANGAN KINERJA
(PNS NON DOSEN)
DASAR HUKUM : PERMENRISTEKDIKTI NOMOR 31 TAHUN 2016
No Jenis Sanksi Disiplin Bobot Pengurangan Nilai (%)
1 Hukuman Disiplin Ringan 10
2 Hukuman Disiplin Sedang 30
3 Hukuman Disiplin Berat 50
Pengurangan dari komponen integritas (I), dimana integritas merupakan salah
satu komponen penghitungan besaran tunjangan kinerja yang akan diterima
oleh setiap PNS di lingkungan KEMENRISTEKDIKTI selain komponen
kehadiran dan kinerja.
A. HUKUMAN DISIPLIN RINGAN;
B. HUKUMAN DISIPLIN SEDANG; DAN
C. HUKUMAN DISIPLIN BERAT.
TINGKAT HUKUMAN DISIPLIN
JENIS HUKUMAN DISIPLIN
Jenis hukuman disiplin ringan terdiri dari:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis; dan
c. pernyataan tidak puas secara tertulis.
Jenis hukuman disiplin sedang terdiri dari:
a. penundaan kenaikan gaji berkala selama 1(satu) tahun;
b. penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu)tahun; dan
c. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun.
Jenis hukuman disiplin berat terdiri dari:
a. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun;
b. pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah;
c. pembebasan dari jabatan;
d. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS; dan
e. pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.
PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM
(PASAL 16 PP NO.53 /2010)
a. Presiden
b. Pejabat Pembina Kepegawaian
c. Pejabat Struktural Eselon I, II, III, IV atau Pejabat
lain yg setara
 WHO SIAPA YG MELAKUKAN PELANGGARAN DISIPLIN.
 WHAT APA PELANGGARAN DISIPLIN YG DILAKUKAN.
 WHEN KAPAN WAKTU DILAKUKANNYA PELANGGARAN DISIPLIN.
 WHERE DIMANA LOKASI TERJADINYA PELANGGARAN DISIPLIN.
 WHY MENGAPA PELANGGARAN DAPAT TERJADI -- LATAR
BELAKANG / FAKTOR YG MENDORONG / YG MENYEBABKAN
TERJADINYA PELANGGARAN DISIPLIN.
 HOW BAGAIMANA CARA YG DITEMPUH DLM MELAKUKAN
PELANGGARAN DISIPLIN.
:
:
:
:
:
:
PENDEKATAN PENYELESAIAN KASUS PELANGGARAN
DISIPLIN
Rumus = 5W + 1H
Setiap penjatuhan hukuman Disiplin ditetapkan
dengan keputusan pejabat yang berwenang
menghukum berdasarkan hasil pemeriksaan
Sebelum menjatuhkan hukuman disiplin, pejabat yang
berwenang menghukum wajib :
1. Mempelajari dengan teliti hasil pemeriksaan
(Kesesuaian Tuduhan dan Alat Bukti)
2. Memperhatikan latar belakang dan faktor-faktor
yang mendorong terjadinya pelanggaran
3. Tegas menetapkan sanksi yang akan diberikan
karena walaupun bentuk pelanggaran yang terjadi
sama, tetapi latar belakang dan faktor-faktor yang
mendorong kemungkinan berbeda, serta dampak
yang ditimbulkan dari perbuatan juga berbeda,
maka jenis hukuman disiplin dapat berbeda pula.
PNS berdasarkan hasil pemeriksaan
melakukan beberapa pelanggaran,
kepadanya hanya dijatuhi satu jenis
hukuman disiplin yang terberat.
PNS yang pernah dijatuhi hukuman disiplin,
kemudian melakukan pelanggaran yang
sifatnya sama, maka dijatuhi hukuman disiplin
yang lebih berat dari hukuman disiplin yang
pernah dijatuhkan
Apabila Pejabat yang berwenang menghukum
tidak menjatuhkan hukuman disiplin kepada
PNS yang melakukan pelanggaran disiplin,
pejabat tersebut dijatuhi hukuman disiplin
oleh atasannya.
Pembuktian Materiil Kasus Pelanggaran Disiplin dan
Pembinaan dengan melaksanakan setiap langkah
prosedural formil merupakan prasyarat mutlak
Hukuman Disiplin bukan merupakan semata-mata
sarana menghukum Pegawai, namun demikian
sebagai upaya pembinaan dengan tujuan
memperbaiki sikap, prilaku, etika Pegawai
PNS tdk dapat dijatuhi hukuman disiplin dua kali
atau lebih untuk suatu pelanggaran disiplin yang
sama (nebis in idem)
Apabila tidak terdapat pejabat yang berwenang
menghukum, kewenangan menjatuhkan HD
menjadi kewenangan Pejabat yang lebih tinggi.
PRINSIP
PENJATUHAN
HUKUMAN DISIPLIN
SANKSI DISIPLIN TERHADAP PELANGGARAN KEWAJIBAN
DAN LARANGAN HARUS MEMPERTIMBANGKAN DAMPAK
DARI PERBUATANNYA :
• Dampak
Perbuatan
Hukuman
Disiplin Tingkat
Ringan
• Dampak
Perbuatan
Hukuman
Disiplin Tingkat
Sedang
Instansi/
Kementerian
Pemerintah /
Negara
Hukuman
Disiplin
Tingkat Berat
Unit Kerja
• Dampak
Perbuatan
SKEMA PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN
Pelanggaran
Disiplin
Pemanggilan
Pemeriksaan
(BAP)
Pertimbangan
Hukum/Laporan
Hasil Pemeriksaan
(LHP)
Pejabat yang
Berwenang
Menghukum
Penetapan
Keputusan
Keberatan
Gugatan
PTUN
Banding
Administratif
Laporan Kewenangan Penjatuhan Hukuman
Disiplin Secara Hierarki
PENYELESAIAN KASUS PELANGGARAN
DISIPLIN DAN PERMASALAHAN
KEPEGAWAIAN LAINNYA DI LINGKUNGAN
UNIT KERJA DI UNIVERSITAS INDONESIA
Dengan mendasarkan pada ketentuan pasal 86 Ayat (2) UU No.5 Tahun 2014 tentang ASN disebutkan bahwa
setiap instansi pemerintah wajib melaksanakan penegakan disiplin terhadap PNS serta melaksanakan berbagai
upaya peningkatan disiplin, dengan mengingat volume kasus pelanggaran disiplin yang sangat besar dan
kompleksitas kasus per kasus berbanding terbalik dengan tenaga/ sumber daya pemroses pada Biro SDM
Kemenristekdikti, dibutuhkan mekanisme/metode penanganan kasus pelanggaran disiplin yang cukup efektif dan
efisien.
Penyelesaian kasus pelanggaran disiplin dan permasalahan kepegawaian lain pada unit kerja secara langsung (on
the spot) merupakan salah satu bentuk upaya instansi pembina kepegawaian (Kementerian) memastikan agar
setiap langkah-langkah yang diambil oleh pejabat tata usaha negara dalam melakukan pembinaan disiplin PNS
dapat dipertanggungjawabkan dan memenuhi aspek formil maupun materil.
Pembinaan kasus disiplin PNS merupakan tanggungjawab dari level terendah dalam hal ini atasan langsung pada
unit terkecil sampai dengan Kementerian (sesuai dengan kewenangan masing-masing), setiap tindakan pembiaran
merupakan tindakan yang tidak dibenarkan, dan dapat berdampak pada penjatuhan hukuman pada setiap pejabat
yang tidak melakukan pembinaan. Oleh karena hal tersebut, momen kegiatan seperti ini dapat dijadikan sebagai
harmonisasi pemikiran dan penyamaan persepsi antara Menteri selaku Pejabat Pembina Kepegawaian dan
Pejabat pengelola kepegawaian/ sumber daya manusia pada unit kerja.
LATAR BELAKANG
1. HARMONISASI/ PENYAMAAN PERSEPSI PEMROSESAN KASUS DISIPLIN
2. MEMUDAHKAN PENYELESAIAN KASUS DISIPLIN DIMASA YANG AKAN DATANG
3. TERHINDAR DARI PERBUATAN MALADMINISTRASI YANG DAPAT MENIMBULKAN POTENSI
GUGATAN TATA USAHA NEGARA
4. PEMAHAMAN TERHADAP PERATURAN
5. PEMAHAMAN TERHADAP DAMPAK DAN RESIKO PERBUATAN
6. TERSELESAIKANNYA KASUS-KASUS DISIPLIN DAN PERMASALAHAN KEPEGAWAIAN
7. MEMBERIKAN EFEK JERA TERHADAP PELAKU PELANGGARAN DISIPLIN
8. TERCIPTANYA SUMBER DAYA MANUSIA KEMENRISTEKDIKTI YANG MEMILIKI KINERJA
DENGAN KUALITAS DAN TINGKAT KEDISIPLINAN YG TINGGI
TUJUAN
TOTAL KASUS = 824 KASUS
BERKAS AKTIF = 409 KASUS
KASUS DISIPLIN DI UNIT KERJA
KEMENRISTEKDIKTI
UNIVERSITAS INDONESIA = 7 Kasus
JUMLAH TOTAL KASUS DISIPLIN PERALIHAN
KEMENDIKBUD KE KEMENRISTEKDIKTI
1. BERKAS TIDAK SESUAI ASPEK PROSEDURAL DAN MATERIL
2. PEMERIKSAAN YANG TIDAK DILAKUKAN OLEH PEJABAT YANG BERWENANG
3. KETIDAKSESUAIAN ANTARA TUDUHAN DENGAN PERBUATAN (DUGAAN KABUR)
4. PEMBUKTIAN YANG LEMAH (ALAT BUKTI TIDAK VALID)
5. TERDAPAT MATA RANTAI PEMBINAAN DISIPLIN PNS YANG PUTUS
6. TERJADI PEMBIARAN/ TIDAK ADA PEMBINAAN DARI LEVEL TERENDAH
7. PERBEDAAN PERSEPSI MENGENAI MEKANISME DAN PROSEDUR PEMBINAAN DISIPLIN PNS
ANTARA
KEMENTERIAN DAN UNIT KERJA
8. KURANGNYA SOSIALISASI
KENDALA PEMROSESAN KASUS-KASUS DISIPLIN
PERSYARATAN USUL PENETAPAN PENJATUHAN HUKUMAN
DISIPLIN
1. USUL DITUJUKAN KEPADA MENTERI SELAKU PPK APABILA HD MENJADI
KEWENANGAN MENTERI
2. SURAT PANGGILAN PEMERIKSAAN
3. BERITA ACARA PEMERIKSAAN (BAP)
4. LAPORAN ATASAN LANGSUNG MENGENAI
KEWENANGAN PENJATUHAN HD (HIERARKI)
5. LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN (LHP)/ PERTIMBANGAN HUKUM
6. DOKUMEN PEMBUKTIAN / ALAT BUKTI
7. KETERANGAN SAKSI (MIN 2 ORANG)
8. SK CPNS, PNS, PANGKAT TERAKHIR, SKP 1 THN TERAKHIR, KONVERSI NIP, dan;
9. DOKUMEN LAIN YG RELEVAN
NB:
KELENGKAPAN USUL DIPENGARUHI JENIS/SUBSTANSI PERMASALAHAN DISIPLIN
MEKANISME BEDAH
KASUS
PENYAMAAN PERSEPSI
PEMROSESAN KASUS
PELANGGARAN DISIPLIN
PEMBAGIAN
KELOMPOK
DISKUSI
DISKUSI
BEDAH
KASUS
PENETAPAN
HASIL
KESEPAKATA
N
PENANDATANGANAN
HASIL KESEPAKATAN
PEMANTAUAN
DAN TINDAK
LANJUT
TERIMA KASIH DAN SELAMAT
BERDISKUSI

More Related Content

What's hot

Pengertian sumber hukum kepegawaian
Pengertian sumber hukum kepegawaianPengertian sumber hukum kepegawaian
Pengertian sumber hukum kepegawaianHendri Tovan
 
Manajemen ASN BPSDM Tahun 2018
Manajemen ASN BPSDM Tahun 2018Manajemen ASN BPSDM Tahun 2018
Manajemen ASN BPSDM Tahun 2018Eko Supriyadi
 
PP 53 TAHUN 2010, PERATURAN DISIPLIN PNS
PP 53 TAHUN 2010, PERATURAN DISIPLIN PNSPP 53 TAHUN 2010, PERATURAN DISIPLIN PNS
PP 53 TAHUN 2010, PERATURAN DISIPLIN PNSTrust Tour And Travel
 
Pp 53 tahun 2010 tentang disiplin pns
Pp 53 tahun 2010 tentang disiplin pnsPp 53 tahun 2010 tentang disiplin pns
Pp 53 tahun 2010 tentang disiplin pnsrickygunawan84
 
Kode etik kementerian keuangan
Kode etik kementerian keuanganKode etik kementerian keuangan
Kode etik kementerian keuanganAhmad Abdul Haq
 
Permenpan 13 tahun 2014
Permenpan 13 tahun 2014Permenpan 13 tahun 2014
Permenpan 13 tahun 2014Cszoel Aschool
 
Permenpan13 2014 pengisianjabatan
Permenpan13 2014 pengisianjabatanPermenpan13 2014 pengisianjabatan
Permenpan13 2014 pengisianjabatanEko Ardianto
 
Disiplin pns
Disiplin pnsDisiplin pns
Disiplin pnswidi25
 
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014Parja Negara
 
Overview pelatihan kepemimpinan pengawas
Overview pelatihan kepemimpinan pengawasOverview pelatihan kepemimpinan pengawas
Overview pelatihan kepemimpinan pengawasLuqmanSuyanto
 
2019-07-05 Slide Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.01/2019
2019-07-05 Slide Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.01/20192019-07-05 Slide Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.01/2019
2019-07-05 Slide Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.01/2019Ahmad Abdul Haq
 
Pengawasan netralitas pns direktur wasdal iv
Pengawasan netralitas pns direktur wasdal ivPengawasan netralitas pns direktur wasdal iv
Pengawasan netralitas pns direktur wasdal ivKutsiyatinMSi
 
Peraturan Pemerintah Nomor-11-tahun-2017-Manajemen-PNS
Peraturan Pemerintah Nomor-11-tahun-2017-Manajemen-PNSPeraturan Pemerintah Nomor-11-tahun-2017-Manajemen-PNS
Peraturan Pemerintah Nomor-11-tahun-2017-Manajemen-PNSUlfah Hanum
 

What's hot (17)

Akujanji (inspin)
Akujanji (inspin)Akujanji (inspin)
Akujanji (inspin)
 
Slide pp 94 2021-kumham
Slide pp 94 2021-kumhamSlide pp 94 2021-kumham
Slide pp 94 2021-kumham
 
Pengertian sumber hukum kepegawaian
Pengertian sumber hukum kepegawaianPengertian sumber hukum kepegawaian
Pengertian sumber hukum kepegawaian
 
Manajemen ASN BPSDM Tahun 2018
Manajemen ASN BPSDM Tahun 2018Manajemen ASN BPSDM Tahun 2018
Manajemen ASN BPSDM Tahun 2018
 
PP 53 TAHUN 2010, PERATURAN DISIPLIN PNS
PP 53 TAHUN 2010, PERATURAN DISIPLIN PNSPP 53 TAHUN 2010, PERATURAN DISIPLIN PNS
PP 53 TAHUN 2010, PERATURAN DISIPLIN PNS
 
Pp 53 tahun 2010 tentang disiplin pns
Pp 53 tahun 2010 tentang disiplin pnsPp 53 tahun 2010 tentang disiplin pns
Pp 53 tahun 2010 tentang disiplin pns
 
Kode etik kementerian keuangan
Kode etik kementerian keuanganKode etik kementerian keuangan
Kode etik kementerian keuangan
 
Permenpan 13 tahun 2014
Permenpan 13 tahun 2014Permenpan 13 tahun 2014
Permenpan 13 tahun 2014
 
Permenpan13 2014 pengisianjabatan
Permenpan13 2014 pengisianjabatanPermenpan13 2014 pengisianjabatan
Permenpan13 2014 pengisianjabatan
 
Disiplin pns
Disiplin pnsDisiplin pns
Disiplin pns
 
DIISIPLIN PNS DAN PERKA BKN
DIISIPLIN PNS DAN PERKA BKNDIISIPLIN PNS DAN PERKA BKN
DIISIPLIN PNS DAN PERKA BKN
 
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
 
Pp 53 tahun 2010
Pp 53 tahun 2010Pp 53 tahun 2010
Pp 53 tahun 2010
 
Overview pelatihan kepemimpinan pengawas
Overview pelatihan kepemimpinan pengawasOverview pelatihan kepemimpinan pengawas
Overview pelatihan kepemimpinan pengawas
 
2019-07-05 Slide Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.01/2019
2019-07-05 Slide Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.01/20192019-07-05 Slide Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.01/2019
2019-07-05 Slide Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.01/2019
 
Pengawasan netralitas pns direktur wasdal iv
Pengawasan netralitas pns direktur wasdal ivPengawasan netralitas pns direktur wasdal iv
Pengawasan netralitas pns direktur wasdal iv
 
Peraturan Pemerintah Nomor-11-tahun-2017-Manajemen-PNS
Peraturan Pemerintah Nomor-11-tahun-2017-Manajemen-PNSPeraturan Pemerintah Nomor-11-tahun-2017-Manajemen-PNS
Peraturan Pemerintah Nomor-11-tahun-2017-Manajemen-PNS
 

Similar to MATERI UI.ppt

Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)
Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)
Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)Septian Muna Barakati
 
e-HRM_PUPR_190321062350.pptx
e-HRM_PUPR_190321062350.pptxe-HRM_PUPR_190321062350.pptx
e-HRM_PUPR_190321062350.pptxkarrie10
 
SLIDE PP NOMOR 94 TAHUN 2021- Cicih.pptx
SLIDE PP NOMOR 94 TAHUN 2021- Cicih.pptxSLIDE PP NOMOR 94 TAHUN 2021- Cicih.pptx
SLIDE PP NOMOR 94 TAHUN 2021- Cicih.pptxIdhamMaku
 
PPT Peraturan BKN no 6 Tahun 2022 Bkn Bps 140622 n.pdf
PPT Peraturan BKN no 6 Tahun 2022 Bkn Bps 140622 n.pdfPPT Peraturan BKN no 6 Tahun 2022 Bkn Bps 140622 n.pdf
PPT Peraturan BKN no 6 Tahun 2022 Bkn Bps 140622 n.pdfMAPBappenasUnsri
 
Vidio etika publik pb 2 latsar (2)
Vidio etika publik pb 2 latsar (2)Vidio etika publik pb 2 latsar (2)
Vidio etika publik pb 2 latsar (2)Tini Wartini
 
PPT PP NOMOR 94 TAHUN 2021 & KAWIN-CERAI.pptx
PPT PP NOMOR 94 TAHUN 2021 & KAWIN-CERAI.pptxPPT PP NOMOR 94 TAHUN 2021 & KAWIN-CERAI.pptx
PPT PP NOMOR 94 TAHUN 2021 & KAWIN-CERAI.pptxdion965986
 
MATERI ASN INTEGRITAS Ka BKPP.ppt
MATERI ASN  INTEGRITAS Ka BKPP.pptMATERI ASN  INTEGRITAS Ka BKPP.ppt
MATERI ASN INTEGRITAS Ka BKPP.pptUtutFandhiyanto
 
Utoyo pokok – pokok kepegawaian
Utoyo   pokok – pokok kepegawaianUtoyo   pokok – pokok kepegawaian
Utoyo pokok – pokok kepegawaianAyah Raihaana
 
Materi P Kasubag-Sosialisasi PP 94 Tahun 2021.pptx
Materi P Kasubag-Sosialisasi PP 94 Tahun 2021.pptxMateri P Kasubag-Sosialisasi PP 94 Tahun 2021.pptx
Materi P Kasubag-Sosialisasi PP 94 Tahun 2021.pptxDindinAsshamadani
 
BAHAN SOSIALISASI DISIPLIN SESUAI PP NO 94 TAHUN 2021.pptx
BAHAN SOSIALISASI DISIPLIN SESUAI PP NO 94 TAHUN 2021.pptxBAHAN SOSIALISASI DISIPLIN SESUAI PP NO 94 TAHUN 2021.pptx
BAHAN SOSIALISASI DISIPLIN SESUAI PP NO 94 TAHUN 2021.pptxRumahSakitJiwaJambi
 
Protap penjatuhan hukuman disiplin
Protap penjatuhan hukuman disiplinProtap penjatuhan hukuman disiplin
Protap penjatuhan hukuman disiplinMohammad Subhan
 
Bap pp 53 tata cara pemeriksaan penjatuhandan penyampaian keputusan hukuman d...
Bap pp 53 tata cara pemeriksaan penjatuhandan penyampaian keputusan hukuman d...Bap pp 53 tata cara pemeriksaan penjatuhandan penyampaian keputusan hukuman d...
Bap pp 53 tata cara pemeriksaan penjatuhandan penyampaian keputusan hukuman d...Isme Thian
 
DISIPLIN BAGI PNS PP 94 THN 2021 NEW.pptx
DISIPLIN BAGI PNS PP 94 THN 2021 NEW.pptxDISIPLIN BAGI PNS PP 94 THN 2021 NEW.pptx
DISIPLIN BAGI PNS PP 94 THN 2021 NEW.pptxNurmalita11
 
3. pp nomor 53 tahun 2010
3. pp nomor 53 tahun 20103. pp nomor 53 tahun 2010
3. pp nomor 53 tahun 2010Sofyan Saputra
 
PAPARAN PELANGGARAN DISPLIN POLRI
PAPARAN PELANGGARAN DISPLIN POLRI PAPARAN PELANGGARAN DISPLIN POLRI
PAPARAN PELANGGARAN DISPLIN POLRI dwisa7
 
PAPARAN PELANGGARAN DISPLIN POLRI pubilsh.pdf
PAPARAN PELANGGARAN DISPLIN POLRI pubilsh.pdfPAPARAN PELANGGARAN DISPLIN POLRI pubilsh.pdf
PAPARAN PELANGGARAN DISPLIN POLRI pubilsh.pdfdwisa7
 
Disiplin pns 2010.53. pp
Disiplin pns 2010.53. ppDisiplin pns 2010.53. pp
Disiplin pns 2010.53. ppata bik
 
Pp53 th2010ttgdisiplinpns
Pp53 th2010ttgdisiplinpnsPp53 th2010ttgdisiplinpns
Pp53 th2010ttgdisiplinpnsdwi_indryani
 

Similar to MATERI UI.ppt (20)

Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)
Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)
Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)
 
e-HRM_PUPR_190321062350.pptx
e-HRM_PUPR_190321062350.pptxe-HRM_PUPR_190321062350.pptx
e-HRM_PUPR_190321062350.pptx
 
SLIDE PP NOMOR 94 TAHUN 2021- Cicih.pptx
SLIDE PP NOMOR 94 TAHUN 2021- Cicih.pptxSLIDE PP NOMOR 94 TAHUN 2021- Cicih.pptx
SLIDE PP NOMOR 94 TAHUN 2021- Cicih.pptx
 
Disiplin PNS
Disiplin PNSDisiplin PNS
Disiplin PNS
 
Disiplin pns 2010.53. pp
Disiplin pns 2010.53. ppDisiplin pns 2010.53. pp
Disiplin pns 2010.53. pp
 
PPT Peraturan BKN no 6 Tahun 2022 Bkn Bps 140622 n.pdf
PPT Peraturan BKN no 6 Tahun 2022 Bkn Bps 140622 n.pdfPPT Peraturan BKN no 6 Tahun 2022 Bkn Bps 140622 n.pdf
PPT Peraturan BKN no 6 Tahun 2022 Bkn Bps 140622 n.pdf
 
Vidio etika publik pb 2 latsar (2)
Vidio etika publik pb 2 latsar (2)Vidio etika publik pb 2 latsar (2)
Vidio etika publik pb 2 latsar (2)
 
PPT PP NOMOR 94 TAHUN 2021 & KAWIN-CERAI.pptx
PPT PP NOMOR 94 TAHUN 2021 & KAWIN-CERAI.pptxPPT PP NOMOR 94 TAHUN 2021 & KAWIN-CERAI.pptx
PPT PP NOMOR 94 TAHUN 2021 & KAWIN-CERAI.pptx
 
MATERI ASN INTEGRITAS Ka BKPP.ppt
MATERI ASN  INTEGRITAS Ka BKPP.pptMATERI ASN  INTEGRITAS Ka BKPP.ppt
MATERI ASN INTEGRITAS Ka BKPP.ppt
 
Utoyo pokok – pokok kepegawaian
Utoyo   pokok – pokok kepegawaianUtoyo   pokok – pokok kepegawaian
Utoyo pokok – pokok kepegawaian
 
Materi P Kasubag-Sosialisasi PP 94 Tahun 2021.pptx
Materi P Kasubag-Sosialisasi PP 94 Tahun 2021.pptxMateri P Kasubag-Sosialisasi PP 94 Tahun 2021.pptx
Materi P Kasubag-Sosialisasi PP 94 Tahun 2021.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI DISIPLIN SESUAI PP NO 94 TAHUN 2021.pptx
BAHAN SOSIALISASI DISIPLIN SESUAI PP NO 94 TAHUN 2021.pptxBAHAN SOSIALISASI DISIPLIN SESUAI PP NO 94 TAHUN 2021.pptx
BAHAN SOSIALISASI DISIPLIN SESUAI PP NO 94 TAHUN 2021.pptx
 
Protap penjatuhan hukuman disiplin
Protap penjatuhan hukuman disiplinProtap penjatuhan hukuman disiplin
Protap penjatuhan hukuman disiplin
 
Bap pp 53 tata cara pemeriksaan penjatuhandan penyampaian keputusan hukuman d...
Bap pp 53 tata cara pemeriksaan penjatuhandan penyampaian keputusan hukuman d...Bap pp 53 tata cara pemeriksaan penjatuhandan penyampaian keputusan hukuman d...
Bap pp 53 tata cara pemeriksaan penjatuhandan penyampaian keputusan hukuman d...
 
DISIPLIN BAGI PNS PP 94 THN 2021 NEW.pptx
DISIPLIN BAGI PNS PP 94 THN 2021 NEW.pptxDISIPLIN BAGI PNS PP 94 THN 2021 NEW.pptx
DISIPLIN BAGI PNS PP 94 THN 2021 NEW.pptx
 
3. pp nomor 53 tahun 2010
3. pp nomor 53 tahun 20103. pp nomor 53 tahun 2010
3. pp nomor 53 tahun 2010
 
PAPARAN PELANGGARAN DISPLIN POLRI
PAPARAN PELANGGARAN DISPLIN POLRI PAPARAN PELANGGARAN DISPLIN POLRI
PAPARAN PELANGGARAN DISPLIN POLRI
 
PAPARAN PELANGGARAN DISPLIN POLRI pubilsh.pdf
PAPARAN PELANGGARAN DISPLIN POLRI pubilsh.pdfPAPARAN PELANGGARAN DISPLIN POLRI pubilsh.pdf
PAPARAN PELANGGARAN DISPLIN POLRI pubilsh.pdf
 
Disiplin pns 2010.53. pp
Disiplin pns 2010.53. ppDisiplin pns 2010.53. pp
Disiplin pns 2010.53. pp
 
Pp53 th2010ttgdisiplinpns
Pp53 th2010ttgdisiplinpnsPp53 th2010ttgdisiplinpns
Pp53 th2010ttgdisiplinpns
 

Recently uploaded

Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 

Recently uploaded (17)

Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 

MATERI UI.ppt

  • 1. PENYELESAIAN KASUS PELANGGARAN DISIPLIN DAN PERMASALAHAN KEPEGAWAIAN LAIN DI LINGKUNGAN UNIT KERJA DI UNIVERSITAS INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2017
  • 2. Nama : Adi Sulistyo, S.H., M.H. NIP : 198503112008011003 Pangkat, Gol.Ruang : Penata, III/c Jabatan : Kasubbag Disiplin dan Pensiun Unit Kerja : Biro Sumber Daya Manusia - Setjen Kemenristekdikti No.Telp : 081328036711 Surel : adisulistyo.law@gmail.com BIODATA PENYAJI
  • 3. LANDASAN ATURAN UU Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 87 tentang ASN PP No 53 Tahun 2010 PP 9 Tahun 2003 jo. PP 63 Tahun 2009 PP 37 Tahun 2004 PP 10 Tahun 1983 jo. PP 45 Tahun 1990 PP No.11 Tahun 2017 Perka BKN Nomor 21 Tahun 2010 Permenristekdikti Nomor 31 Tahun 2016 dll
  • 4. 1. PENYUSUNAN DAN PENETAPAN KEBUTUHAN; 2. PENGADAAN, 3. PANGKAT DAN JABATAN, 4. PENGEMBANGAN KARIER, 5. POLA KARIER, 6. PROMOSI, MUTASI, 7. PENILAIAN KINERJA, 8. PENGGAJIAN DAN TUNJANGAN, 9. PENGHARGAAN, 10. DISIPLIN, 11. PEMBERHENTIAN, 12. JAMINAN PENSIUN DAN JAMINAN HARI TUA, DAN 13. PERLINDUNGAN. MANAJEMEN PNS DALAM UU ASN
  • 5. LANDASAN YURIDIS PEMBINAAN DISIPLIN PNS Pasal 86 UU No.5 Tahun 2014 jo. Pasal 229 PP No. 11 Tahun 2017  Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dlm kelancaran pelaksanaan tugas, PNS wajib mematuhi disiplin PNS;  Instansi Pemerintah wajib melaksanakan penegakan disiplin terhadap PNS serta melaksanakan berbagai upaya peningkatan disiplin;  PNS yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin;  Hukuman disiplin dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang menghukum.  Ketentuan lebih lanjut mengenai disiplin sebagaimana diatur dengan Peraturan Pemerintah.
  • 6. PRINSIP PEMBINAAN DISIPLIN DALAM PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 “dalam rangka mewujudkan PNS yang handal, profesional, dan bermoral sebagai penyelenggara pemerintahan yang menerapkan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik (good governance), maka PNS sebagai unsur aparatur negara dituntut untuk memiliki sikap Disiplin, Jujur, Adil, transparan, dan akuntabel dalam melaksanakan tugas”.
  • 7. DISIPLIN PNS adalah Kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin PELANGGARAN DISIPLIN adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang tidak menaati kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja. DEFINISI DISIPLIN BERDASARKAN PP 53 TAHUN 2010
  • 8. TUJUAN PENINDAKAN DISIPLIN • DISIPLIN PREVENTIF tindakan pencegahan yg dilakukan utk mendorong PNS mentaati standar & norma sehingga tdk terjadi pelanggaran di masa yang akan datang. • DISIPLIN REPRESIF tindakan langsung setelah terjadinya pelanggaran, tindakan ini dimaksudkan agar pelanggaran yg terjadi tidak meluas. • DISIPLIN KURATIF tindakan pemulihan paska terjadinya pelanggaran yaitu berupa penyadaran terhadap pelaku pelanggaran agar tidak terjadi pengulangan pelanggaran di masa yang akan datang (pendekatan simpatik secara personal atasan - bawahan) • DISIPLIN PERSUASIF penindakan disiplin sebagai sarana untuk membuktikan/ meyakinkan secara halus bahwa aturan harus ditegakkan (sarana diseminasi aturan).
  • 9. FAKTOR PENDUKUNG TERJADINYA PELANGGARAN DISIPLIN NO FAKTOR SEBAB FAKTOR YG MEMPENGARUHI DAMPAK YANG DITIMBULKAN 1. Moral/Mental PNS a. PNS kurang memahami nilai budaya/agama; b. Watak bawaan; c. Lingkungan keluarga; d. Lingkungan masyarakat; e. Lingkungan kerja. a. PNS tidak merasa berdosa meskipun berbuat salah; b. PNS melanggar peraturan; c. PNS tidak takut dijatuhi hukuman disiplin. 2. Perlakuan tidak adil a. PNS merasa diperlakukan berbeda ; b. PNS merasa tidak diperhatikan; c. Atasan tidak melakukan pembinaan dengan baik. a. PNS malas masuk kantor; b. Menurunnya produktifitas kinerja;
  • 10. NO PENYEBAB FAKTOR YG MEMPENGARUHI AKIBAT YG DITIMBULKAN 3. Kurangnya kesejahteraan a. Biaya kebutuhan hidup meningkat; b. Kebutuhan Sosial c. Gaya hidup a. PNS bekerja sampingan pada saat jam kerja; b. PNS korupsi; 4. Pengembangan karir PNS yang tidak berjalan dengan baik a. Tidak pernah dilakukan rolling /mutasi; b. tidak ada promosi/ tidak jelas pola karier; c. Tidak ada Pengembangan kualitas dan Kompetensi PNS a. Kejenuhan; b. PNS frustasi.
  • 11. NO PENYEBAB FAKTOR YG MEMPENGARUHI AKIBAT YG DITIMBULKAN 5. Manajemen SDM yg tidak berjalan dengan baik a. Tidak ada aturan internal yang jelas; b. Tidak ada pembagian tugas dan beban kerja yang jelas; c. Kurangnya fasilitas kantor; d. Kurangnya jumlah personil; e. Dll. a. Kinerja organisasi yang lemah b. SDM yang tidak berjalan dengan efisien dan efektif 6. Lemahnya Pengawasan a. Atasan langsung tidak menjalankan pengawasan melekat; b. Atasan bersifat pasif; a. PNS bekerja tidak sungguh- sungguh. b. Kinerja tidak terpantau dengan baik;
  • 12. NO PENYEBAB FAKTOR YG MEMPENGARUHI AKIBAT YG DITIMBULKAN 7. Pelanggaran tidak ditindak tegas (Pembiaran) a. Kurang pemahaman peraturan disiplin dan etika PNS; b. Merasa kasihan; c. Perasaan Sungkan; a. PNS tidak takut hukuman disiplin; b. PNS berani melakukan perbuatan indisipliner. c. Preseden tidak baik, dan memicu pelanggaran lain dikemudian hari 8. Krisis keteladanan a. Atasan memberikan contoh buruk/ tidak disiplin; b. Atasan memberikan keadaan tak teratur. a. Atasan & bawahan sama- sama tidak disiplin. b. Preseden buruk bagi lingkungan internal maupun eksternal kantor
  • 13. NO PENYEBAB FAKTOR YG MEMPENGARUHI AKIBAT YG DITIMBULKAN 9. Tidak ada dukungan motivasi (discourage) a. Kurangnya perhatian terhadap bawahan; b. Pola kerja yg monoton c. Tidak ada rangsangan untuk terciptanya gairah kerja. a. PNS tidak memiliki semangat untuk meningkatkan prestasi kerja; b. PNS tidak menunjukkan sikap inovatif & responsif. 10. Kurang Pemahaman terhadap peraturan disiplin PNS a. Kurangnya sosialisasi; b. Sering terjadinya mutasi pengelola kepegawaian; c. Terbatasnya buku peraturan disiplin /literatur tentang disiplin. a. Terjadi ketidakteraturan b. Main hakim sendiri c. PNS melanggar peraturan disiplin.
  • 14. KASUS DISIPLIN YANG UMUMNYA TERJADI  Tindak Pidana Umum, TP Korupsi, dan/atau kejahatan yang terkait dengan jabatan;  Menjadi Anggota Parpol, menjadi anggota DPR/DPRD tanpa pengunduran diri;  Memberikan dukungan kepada salah satu calon Presiden, Wakil Presiden, Anggota MPR/DPR/DPRD, Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, Partai Politik;  Bekerja pada Negara/ perusahaan/ LSM asing;  Pelanggaran Terhadap PP No. 10 Tahun 1983 jo. PP No.45 Tahun 1990;  Pelanggaran Tugas Belajar/ Ijin Belajar;  Pemalsuan Ijazah, Plagiat, dan kejahatan akademik lain;  Meninggalkan Tugas/ Tidak Masuk Kerja dan/atau tidak menaati ketentuan jam kerja;  Dan perbuatan lain yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
  • 15. 17 kewajiban yg harus ditaati (Pasal 3) 15 Larangan jangan dilanggar (PASAL 4) PP 53 TAHUN 2010 PASAL 5 PNS YANG TIDAK MENAATI KETENTUAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 3 DAN/ATAU PASAL 4 DIJATUHI HUKUMAN DISIPLIN.
  • 16. KEWAJIBAN 1. Mengucapkan sumpah/janji PNS 2. Mengucapkan sumpah/janji jabatan 3. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD Negara RI Tahun 1945, NKRI 4. Mentaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan 5. Melaksanakan tugas kedinasan yg dipercayakan kpd PNS dgn penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab 6. Menjungjung tinggi kehormatan negara , Pemerintah, dan martabat PNS
  • 17. 7. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan diri sendiri, dan/atau golongan 8. Memegang rahasia jabatan yg menurut sifatnya atau menurut perintah harus dirahasiakan 9. Bekerja dgn jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara 10. Melaporkan dgn segera kpd atasannya apabila mengetahui ada hal yg dpt membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil
  • 18. 11. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja 12. Mencapai sasaran kerja pegawai yg ditetapkan 13. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dgn sebaik-baiknya 14. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kpd masyarakat 15 Membimbing bawahan dlm melaksanakan tugas 16 Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier; dan 17 Menaati peraturan kedinasan yg ditetapkan oleh pejabat yg berwenang.
  • 19. LARANGAN 1. Menyalahgunakan wewenang 2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain 3. Tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja utk negara lain dan/ atau lembaga atau organisasi internasional 4. Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat asing 5. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara secara tdk sah
  • 20. 6. Melakukan kegiatan bersama dgn atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang lain di dlm maupun di luar lingkungan kerjanya dgn tujuan utk keuntungan pribadi, golongan,atau pihak lain, yg secara langsung atau tdk langsung merugikan negara 7. Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kpd siapapun baik secara langsung atau tdk langsung dan dgn dalih apapun utk diangkat dlm jabatan 8. Menerima hadiah atau sesuatu pemberian apa saja dari siapapun juga yg berhubungan dgn jabatan dan/ atau pekerjaannya 9. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya 10. Melakukan suatu tindakan atau tdk melakukan suatu tindakan yg dpt menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yg dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi yg dilayani 11. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan
  • 21. 12. Memberikan dukungan kpd calon Presiden/Wakil Presiden, DPR, DPD, atau DPRD dgn cara : a. ikut serta sbg pelaksana kampanye b. menjadi peserta kampanye dgn menggunakan atribut partai atau atribut PNS c. sbg peserta kampanye dgn mengerahkan PNS lain; dan/atau d. sbg peserta kampanye dgn menggunakan fasilitas negara 13. Memberikan dukungan kpd calon Presiden/Wakil Presiden dgn cara : a. membuat kptsn dan/atau tindakan yg menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye b. Mengadakan kegiatan yg mengarah kpd keberpihakan terhadap pasangan calon yg menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kpd PNS dlm lingkungan unit kerja, anggota keluarga dan masyarakat
  • 22. 14. Memberikan dukungan kepada calon anggota DPD atau calon Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah dgn cara memberikan surat dukungan disertai fotokopi KTP atau Surat Ket. Tanda Penduduk sesuai peraturan perundang- undangan; dan 15 Memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dgn cara: a. terlibat dalam kegiatan kampanye utk mendukung calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah b. menggunakan fasilitas yang terkait dgn jabatan dlm kegiatan kampanye c. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau d. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yg menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kpd PNS dlm lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.
  • 23. KEWAJIBAN MASUK KERJA DAN MENAATI KETENTUAN JAM KERJA Jumlah jam kerja efektif dalam 5 (lima) hari kerja adalah 37,5 ( tiga puluh tujuh setengah ) jam / 7,5 (tujuh setengah) jam per hari kerja, yang terbagi atas : a. Hari Senin s/d Hari kamis : pukul 07.30 - 16.00 Waktu istirahat : pukul 12.00 – 13.00 b. Hari Jum’at : pukul 07.30 – 16.30 Waktu istirahat : pukul 11.30 – 13.00 PERATURAN PRESIDEN NO. 68 TAHUN 1995
  • 24. Pelanggaran Terhadap Kewajiban Masuk Kerja dan Menaati Ketentuan Jam Kerja 1. Masuk kerja dan mentaati ketentuan jam kerja ti Dihitung secara kumulatif baik jam kerja maupun hari kerja : -1 hari > 7,5 jam - 1 minggu > 37,5 jam 5 hari 6 s.d. 10 hari 11 s.d. 15 hari JENIS HUKUMAN Teguran lisan Teguran tertulis Pernyataan tidak puas Penundaan KGB selama 1 tahun Penundaan KP selama 1 tahun Penununan pangkat setingkah lebih rendah selama 1 tahun 16 s.d. 20 hari 21 s.d. 25 hari 26 s.d. 30 hari
  • 25. 31 s.d. 35 hari 36 s.d. 41 hari 41 s.d. 46 hari Penurunan pangkat se-tingkat lebih rendah selama 3 tahun Pemindahan dalam rang-ka penurunan jabatan setingkat lebih rendah Pembebasan dari jabatan 1. Pemberhentian dengan hormat Tidak Atas Permintaan Sendiri sbg PNS 2. Pemberhentian tidak dengan hormat Lebih dari 46 hari
  • 26. 2. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan Persentase capaian beban kerja yang disepakati dlm 1 tahun JENIS HUKUMAN 25 % s.d. 50% HD Sedang Dibawah 25% HD Berat
  • 27. KAITAN HUBUNGAN DISIPLIN DENGAN TUNJANGAN KINERJA (PNS NON DOSEN) DASAR HUKUM : PERMENRISTEKDIKTI NOMOR 31 TAHUN 2016 No Jenis Sanksi Disiplin Bobot Pengurangan Nilai (%) 1 Hukuman Disiplin Ringan 10 2 Hukuman Disiplin Sedang 30 3 Hukuman Disiplin Berat 50 Pengurangan dari komponen integritas (I), dimana integritas merupakan salah satu komponen penghitungan besaran tunjangan kinerja yang akan diterima oleh setiap PNS di lingkungan KEMENRISTEKDIKTI selain komponen kehadiran dan kinerja.
  • 28. A. HUKUMAN DISIPLIN RINGAN; B. HUKUMAN DISIPLIN SEDANG; DAN C. HUKUMAN DISIPLIN BERAT. TINGKAT HUKUMAN DISIPLIN
  • 29. JENIS HUKUMAN DISIPLIN Jenis hukuman disiplin ringan terdiri dari: a. teguran lisan; b. teguran tertulis; dan c. pernyataan tidak puas secara tertulis. Jenis hukuman disiplin sedang terdiri dari: a. penundaan kenaikan gaji berkala selama 1(satu) tahun; b. penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu)tahun; dan c. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun. Jenis hukuman disiplin berat terdiri dari: a. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun; b. pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah; c. pembebasan dari jabatan; d. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS; dan e. pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.
  • 30. PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM (PASAL 16 PP NO.53 /2010) a. Presiden b. Pejabat Pembina Kepegawaian c. Pejabat Struktural Eselon I, II, III, IV atau Pejabat lain yg setara
  • 31.  WHO SIAPA YG MELAKUKAN PELANGGARAN DISIPLIN.  WHAT APA PELANGGARAN DISIPLIN YG DILAKUKAN.  WHEN KAPAN WAKTU DILAKUKANNYA PELANGGARAN DISIPLIN.  WHERE DIMANA LOKASI TERJADINYA PELANGGARAN DISIPLIN.  WHY MENGAPA PELANGGARAN DAPAT TERJADI -- LATAR BELAKANG / FAKTOR YG MENDORONG / YG MENYEBABKAN TERJADINYA PELANGGARAN DISIPLIN.  HOW BAGAIMANA CARA YG DITEMPUH DLM MELAKUKAN PELANGGARAN DISIPLIN. : : : : : : PENDEKATAN PENYELESAIAN KASUS PELANGGARAN DISIPLIN Rumus = 5W + 1H
  • 32. Setiap penjatuhan hukuman Disiplin ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang menghukum berdasarkan hasil pemeriksaan Sebelum menjatuhkan hukuman disiplin, pejabat yang berwenang menghukum wajib : 1. Mempelajari dengan teliti hasil pemeriksaan (Kesesuaian Tuduhan dan Alat Bukti) 2. Memperhatikan latar belakang dan faktor-faktor yang mendorong terjadinya pelanggaran 3. Tegas menetapkan sanksi yang akan diberikan karena walaupun bentuk pelanggaran yang terjadi sama, tetapi latar belakang dan faktor-faktor yang mendorong kemungkinan berbeda, serta dampak yang ditimbulkan dari perbuatan juga berbeda, maka jenis hukuman disiplin dapat berbeda pula. PNS berdasarkan hasil pemeriksaan melakukan beberapa pelanggaran, kepadanya hanya dijatuhi satu jenis hukuman disiplin yang terberat. PNS yang pernah dijatuhi hukuman disiplin, kemudian melakukan pelanggaran yang sifatnya sama, maka dijatuhi hukuman disiplin yang lebih berat dari hukuman disiplin yang pernah dijatuhkan Apabila Pejabat yang berwenang menghukum tidak menjatuhkan hukuman disiplin kepada PNS yang melakukan pelanggaran disiplin, pejabat tersebut dijatuhi hukuman disiplin oleh atasannya. Pembuktian Materiil Kasus Pelanggaran Disiplin dan Pembinaan dengan melaksanakan setiap langkah prosedural formil merupakan prasyarat mutlak Hukuman Disiplin bukan merupakan semata-mata sarana menghukum Pegawai, namun demikian sebagai upaya pembinaan dengan tujuan memperbaiki sikap, prilaku, etika Pegawai PNS tdk dapat dijatuhi hukuman disiplin dua kali atau lebih untuk suatu pelanggaran disiplin yang sama (nebis in idem) Apabila tidak terdapat pejabat yang berwenang menghukum, kewenangan menjatuhkan HD menjadi kewenangan Pejabat yang lebih tinggi. PRINSIP PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN
  • 33. SANKSI DISIPLIN TERHADAP PELANGGARAN KEWAJIBAN DAN LARANGAN HARUS MEMPERTIMBANGKAN DAMPAK DARI PERBUATANNYA : • Dampak Perbuatan Hukuman Disiplin Tingkat Ringan • Dampak Perbuatan Hukuman Disiplin Tingkat Sedang Instansi/ Kementerian Pemerintah / Negara Hukuman Disiplin Tingkat Berat Unit Kerja • Dampak Perbuatan
  • 34. SKEMA PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN Pelanggaran Disiplin Pemanggilan Pemeriksaan (BAP) Pertimbangan Hukum/Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Pejabat yang Berwenang Menghukum Penetapan Keputusan Keberatan Gugatan PTUN Banding Administratif Laporan Kewenangan Penjatuhan Hukuman Disiplin Secara Hierarki
  • 35. PENYELESAIAN KASUS PELANGGARAN DISIPLIN DAN PERMASALAHAN KEPEGAWAIAN LAINNYA DI LINGKUNGAN UNIT KERJA DI UNIVERSITAS INDONESIA
  • 36. Dengan mendasarkan pada ketentuan pasal 86 Ayat (2) UU No.5 Tahun 2014 tentang ASN disebutkan bahwa setiap instansi pemerintah wajib melaksanakan penegakan disiplin terhadap PNS serta melaksanakan berbagai upaya peningkatan disiplin, dengan mengingat volume kasus pelanggaran disiplin yang sangat besar dan kompleksitas kasus per kasus berbanding terbalik dengan tenaga/ sumber daya pemroses pada Biro SDM Kemenristekdikti, dibutuhkan mekanisme/metode penanganan kasus pelanggaran disiplin yang cukup efektif dan efisien. Penyelesaian kasus pelanggaran disiplin dan permasalahan kepegawaian lain pada unit kerja secara langsung (on the spot) merupakan salah satu bentuk upaya instansi pembina kepegawaian (Kementerian) memastikan agar setiap langkah-langkah yang diambil oleh pejabat tata usaha negara dalam melakukan pembinaan disiplin PNS dapat dipertanggungjawabkan dan memenuhi aspek formil maupun materil. Pembinaan kasus disiplin PNS merupakan tanggungjawab dari level terendah dalam hal ini atasan langsung pada unit terkecil sampai dengan Kementerian (sesuai dengan kewenangan masing-masing), setiap tindakan pembiaran merupakan tindakan yang tidak dibenarkan, dan dapat berdampak pada penjatuhan hukuman pada setiap pejabat yang tidak melakukan pembinaan. Oleh karena hal tersebut, momen kegiatan seperti ini dapat dijadikan sebagai harmonisasi pemikiran dan penyamaan persepsi antara Menteri selaku Pejabat Pembina Kepegawaian dan Pejabat pengelola kepegawaian/ sumber daya manusia pada unit kerja. LATAR BELAKANG
  • 37. 1. HARMONISASI/ PENYAMAAN PERSEPSI PEMROSESAN KASUS DISIPLIN 2. MEMUDAHKAN PENYELESAIAN KASUS DISIPLIN DIMASA YANG AKAN DATANG 3. TERHINDAR DARI PERBUATAN MALADMINISTRASI YANG DAPAT MENIMBULKAN POTENSI GUGATAN TATA USAHA NEGARA 4. PEMAHAMAN TERHADAP PERATURAN 5. PEMAHAMAN TERHADAP DAMPAK DAN RESIKO PERBUATAN 6. TERSELESAIKANNYA KASUS-KASUS DISIPLIN DAN PERMASALAHAN KEPEGAWAIAN 7. MEMBERIKAN EFEK JERA TERHADAP PELAKU PELANGGARAN DISIPLIN 8. TERCIPTANYA SUMBER DAYA MANUSIA KEMENRISTEKDIKTI YANG MEMILIKI KINERJA DENGAN KUALITAS DAN TINGKAT KEDISIPLINAN YG TINGGI TUJUAN
  • 38. TOTAL KASUS = 824 KASUS BERKAS AKTIF = 409 KASUS KASUS DISIPLIN DI UNIT KERJA KEMENRISTEKDIKTI UNIVERSITAS INDONESIA = 7 Kasus JUMLAH TOTAL KASUS DISIPLIN PERALIHAN KEMENDIKBUD KE KEMENRISTEKDIKTI
  • 39. 1. BERKAS TIDAK SESUAI ASPEK PROSEDURAL DAN MATERIL 2. PEMERIKSAAN YANG TIDAK DILAKUKAN OLEH PEJABAT YANG BERWENANG 3. KETIDAKSESUAIAN ANTARA TUDUHAN DENGAN PERBUATAN (DUGAAN KABUR) 4. PEMBUKTIAN YANG LEMAH (ALAT BUKTI TIDAK VALID) 5. TERDAPAT MATA RANTAI PEMBINAAN DISIPLIN PNS YANG PUTUS 6. TERJADI PEMBIARAN/ TIDAK ADA PEMBINAAN DARI LEVEL TERENDAH 7. PERBEDAAN PERSEPSI MENGENAI MEKANISME DAN PROSEDUR PEMBINAAN DISIPLIN PNS ANTARA KEMENTERIAN DAN UNIT KERJA 8. KURANGNYA SOSIALISASI KENDALA PEMROSESAN KASUS-KASUS DISIPLIN
  • 40. PERSYARATAN USUL PENETAPAN PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN 1. USUL DITUJUKAN KEPADA MENTERI SELAKU PPK APABILA HD MENJADI KEWENANGAN MENTERI 2. SURAT PANGGILAN PEMERIKSAAN 3. BERITA ACARA PEMERIKSAAN (BAP) 4. LAPORAN ATASAN LANGSUNG MENGENAI KEWENANGAN PENJATUHAN HD (HIERARKI) 5. LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN (LHP)/ PERTIMBANGAN HUKUM 6. DOKUMEN PEMBUKTIAN / ALAT BUKTI 7. KETERANGAN SAKSI (MIN 2 ORANG) 8. SK CPNS, PNS, PANGKAT TERAKHIR, SKP 1 THN TERAKHIR, KONVERSI NIP, dan; 9. DOKUMEN LAIN YG RELEVAN NB: KELENGKAPAN USUL DIPENGARUHI JENIS/SUBSTANSI PERMASALAHAN DISIPLIN
  • 41. MEKANISME BEDAH KASUS PENYAMAAN PERSEPSI PEMROSESAN KASUS PELANGGARAN DISIPLIN PEMBAGIAN KELOMPOK DISKUSI DISKUSI BEDAH KASUS PENETAPAN HASIL KESEPAKATA N PENANDATANGANAN HASIL KESEPAKATAN PEMANTAUAN DAN TINDAK LANJUT
  • 42. TERIMA KASIH DAN SELAMAT BERDISKUSI