SlideShare a Scribd company logo
AKUNTANSI BIAYA
9.METODEHARGAPOKOKPROSES
10.BIAYABAHANBAKUDAN
PENGENDALIANNYA
03SAKE017
Kamelia Rahma (191011200767)
Karina Hanifa (191011200765)
Marini Maribun (191011202081)
Maulidya Alfitasari (191011202184)
5
METODE HARGA
POKOK PROSES
2
9
.
Manfaat
1. Menentukan harga jual produk.
2. Memantau realisasi biaya produksi.
3. Menghitung laba atau rugi periodik.
4. Menentukan harga pokok persediaan
produk jadi dan produk dalam proses
yang disajikan dalam neraca.
Metode Harga Pokok Proses merupakan
metode pengumpulan biaya produksi
digunakan oleh perusahaan yang mengolah
produknya secara massa. Biaya produksi
dikumpulkan untuk setiap proses selama
jangka waktu tertentu, dan biaya produksi
persatuan dihitung dengan cara membagi
total biaya produksi dalam proses tertentu
selama periode tertentu dengan jumlah
satuan yang dihasilkan dari proses selama
jangka waktu yang bersangkutan.
Pengertian
Karakteristik
1. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar.
2. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan sama.
3. Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah
produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk
jangka waktu tertentu.
MetodeHarga
PokokProses
Tanpa Memperhitungkan
Persediaan Produk Dalam
Proses Awal
B
Metode harga
pokok proses yang
diterapkan dalam
perusahaan yang
produknya diolah
hanya melalui satu
departemen
produksi.
CA
Metode harga
pokok proses yang
diterapkan dalam
perusahaan yang
produknya diolah
melalui lebih dari
satu departemen
produksi.
Pengaruh terjadinya
produk yang hilang
dalam proses
terhadap perhitungan
harga pokok produksi
persatuan, dengan
anggapan :
1. Produk hilang pada
awal proses.
2. Produk hilang pada
akhir proses.
A
Metodeharga
pokokprosesyang
diterapkandalam
perusahaanyang
produknyadiolah
hanyamelaluisatu
departemenproduksi
Contoh :
Misalkan PT. Rimendi mengolah produknya secara massa melalui
satu departemen produksi. Jumlah biaya yang dikeluarkan selama
bulan Januari 19X1 disajikan berikut ini.
Perhitungan biaya produksi perkilogram
produk yg diproduksi dalam bulan Januari
19X1 dilakukan dengan membagi tiap
unsur biaya produksi (biaya bahan
penolong, biaya tenaga kerja, dan biaya
overhead pabrik).
Perhitungan tersebut kemudian disajikan dalam
laporan biaya produksi.
B
Metodeharga
pokokprosesyang
diterapkandalam
perusahaanyang
produknyadiolah
melaluilebihdarisatu
departemenproduksi
Jika produk diolah melalui lebih dari satu departemen produksi,
maka perhitungan biaya produksi persatuan produk yang
dihasilkan oleh departemen produksi pertama adalah sama
dengan yang telah dibahas dalam contoh sebelumnya.
Perhitungan biaya produksi persatuan produk yang dihasilkan
oleh departemen setelah departemen pertama adalah
merupakan perhitungan yang bersifat kumulatif, krn produk
yang produk yang dihasilkan oleh departemen setelah
departemen pertama adalah produk jadi dari departemen
berikutnya, yang membawa biaya produksi dari departemen
sebelumnya,maka harga pokok produk yang dihasilkan oleh
departemen setelah departemen pertama terdiri dari:
1. Biaya produksi dibawa dari departemen berikutnya.
2. Biaya produksi yang ditambahkan dalam departemen setelah
departemen pertama.
Contoh :
PT. Eliona Sari memiliki dua departemen produksi: Departemen
A&B untuk menghasilkan produknya. Data produksi dan biaya
kedua departemen tersebut dalam bulan Januari 19X1 disajikan
sebagai berikut :
Perhitungan Harga Pokok Produksi Di Departemen A
Untuk menghitung biaya produksi persatuan yang dikeluarkan oleh departemen A, perlu dihitung unit ekuivalensi tiap unsur
biaya produksi departemen A dalam bln Januari 19X1 sbb:
1. Biaya bahan baku sebesar Rp.70.000 digunakan untuk menyelesaikan produk jadi sebanyak 30.000 kg dan 5.000 kg
persediaan produk dalam proses dengan tingkat penyelesaian biaya bahan baku 100%. Unit ekuivalensi biaya bahan baku :
30.000+(100%X5.000) = 35.000 kg.
2. Biaya konversi Rp.155.000 dpt menghasilkan 30.000 kg produk jadi dan 5.000kg produk dalam proses dgn tingkat
penyelesaian biaya konversi 20%. Unit ekuivalensi biaya konversi: 30.000 + (20%X5.000) = 31.000 kg
3. Perhitungan biaya produksi perkilogram produk yg dihasilkan oleh dep.A dlm bln Januari 19X1 dilakukan dgn membagi tiap
unsur biaya produksi dgn unit ekuivalensi.
Setelah biaya produksi persatuan dihitung,
maka dapat dihitung harga pokok produk
selesai yg akan ditransfer ke dep. B. juga
dpt dihitung harga pokok persediaan
produk dalam proses di Dep. A pd.akhir bln
Jan.19X1 sbb:
Perhitungan Harga Pokok Produksi Di Departemen B
Kembali ke contoh soal PT.Eliona Sari, untuk menghitung biaya produksi persatuan yg ditambahkan oleh departemen B dalam
bulan Januari,perlu kita menghitung unit ekuivalensi tiap unsur biaya produksi yang ditambahkan oleh departemen B, dengan
perhitungan sbb:
Biaya konversi yang terdiri dari biaya tenaga kerja & biaya overhead yang ditambahkan oleh dept.B dalam bulan Januari untuk
memproses 30.000 kg produk yang diterima sebesar dep A sebesar Rp.155.000, dapat menghasilkan 24.000 kg produk jadi &
6.000 kg produk dalam proses yg tingkat penyelesaian biaya konversinya sebesar 50%.
Hal ini berarti bahwa biaya konversi tersebut telah digunakan untuk menyelesaikan produk selesai sebanyak 24.000 kg dan
3.000 kg(6.000x50%) persediaan produk dalam proses. Dengan demikian unit ekuivalensi biaya konversi adalah 27.000 kg,
yang dihitung sbb:
Perhitungan tersebut disajikan dalam
Laporan biaya produksi Dep.B
BIAYABAHANBAKU
DAN
PENGENDALIANNYA
10
.
Masalah-Masalahyang
KhususBerhubungan
DenganBahanBaku
1. Sisa Bahan (Scrap Materials)
2. Produk Rusak (Spoiled Goods)
3. Produk Cacat (Defective Goods)
Bahan baku merupakan bahan yang
membentuk bagian menyeluruh produk jadi.
Bahan baku yang diolah dapat diperoleh dari
pembelian lokal, impor, atau dari pengolahan
sendiri. Dalam pembelian bahan baku,
perusahaan tidak hanya mengeluarkan biaya
sejumlah harga beli bahan baku saja, tetapi
juga mengeluarkan biaya-biaya pembelian,
pergudangan, dan biaya-biaya perolehan lain.
Kemudian timbul masalah mengenai unsur
biaya apa saja yang diperhitungkan sebagai
harga pokok bahan baku yang dibeli.
Pengertian
PenentuanHargaPokokBahanBaku
yangDipakaiDalamProduksi
Untuk mengatasi masalah ini diperlukan bebagai macam metode
penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi
diantaranya adalah :
a. Metode Indentifikasi Khusus
b. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (FIFO)
c. Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (LIFO)
d. Metode Rata-rata Bergerak(Moving Avarage Method)
e. Metode Biaya Standar
f. Metode Rata-rata Harga pokok Bahan Baku Pada akhir bulan
PenentuanHargaPokok
BahanBakuyang
DipakaiDalamProduksi
Metode Masuk Pertama Keluar
Pertama (FIFO)
Contoh:
Persediaan bahan baku A pada tanggal 1 januari 2013
terdiri dari:
600 kg @ Rp2.400 = Rp1.440.000
400 kg @ Rp2.500 = Rp1.000.000
Transaksi pembelian dan pemakaian bahan baku selama
bulan Januari 2013 sbb:
Data Kuantitas dan Harga Bahan Baku yang dibeli :
PenentuanHarga
PokokBahanBaku
yangDipakai
DalamProduksi
Metode Masuk Terakhir Keluar
Pertama (LIFO)
Masalah-Masalahyang
KhususBerhubungan
DenganBahanBaku
1. Sisa Bahan (Scrap Materials)
Contoh soal :
Bagian Produksi menyerahkan 2.000 kg sisa bahan ke bagian
gudang. Sisa bahan tersebut di taksir dapat laku di jual Rp.5.000 per
kg.sampai dengan akhir periode akuntansi sisa bahan tersebut telah
laku di jual sebanyak 1.250 kg dengan harga jual Rp.6.000 per kg.
Metode 1
Jurnal Penyerahan sisa bahan dari bagian produksi ke bagian
gudang,jika hasil penjualan sisa bahan di perlakukan sebagai
penghasilan di luar usaha,maka jurnalnya:
Persediaan sisa bahan (2.000 x Rp.5.000) Rp.10.000.000
Hasil penjualan sisa bahan Rp.10.000.000
Jika hasil penjualan sisa bahan diperlakukan sebagai pengurang
terhadap biaya bahan baku pesanan tertentu,maka yang di kredit
pada jurnal terdebut adalah rekening Biaya Dalam Proses-Biaya
Bahan Baku.Tapi jika penjualan sisa bahan di perlakukan sebagai
pengurang terhadap biaya overhead pabrik yang sesungguhnya,
maka yang dikredit dalam jurnal tersebut adalah rekening biaya
Overhead pabrik yang sesungguhnya. Jurnal penjualan sisa bahan
tersebut adalah:
Kas/Piutang dagang (1.250 x Rp.6.000) Rp.7.500.000
Persediaan sisa bahan Rp.7.500.000
Jawaban lanjutan metode 1
Pada akhir periode akuntansi juga perlu dibuat jurnal
penyesuaiannya apabila terjadi perbedaan antara taksiran
harga kual sisa bahan dengan jual sesungguhnya. Dalam
periode akuntansi tersebut terdapat selisih harga jual
taksiran dengan harga jual sesungguhnya sebesar Rp1.000
per kg (Rp6.000-Rp5.000), padahal jumlah sisa bahan yang
telah terjual sebanyak 1.250 kg. Oleh karena itu jumlah
selisih harga jual adalah sebesar Rp1.250.000 (1.250 kg x
Rp1.000). jumlah selisih harga jual yang terjadi dalam suatu
periode akuntansi digunakan unutk menyesuaikan rekening
yang semula dikredit pada jurnal pertama diatas. Jurnal
penyesuaian karena adanya selisih harga jual adalah:
 Persediaan Sisa Bahan Rp1.250.000
 Hasil Penjualan Sisa Bahan Rp1.250.000
Pada akhir periode akuntansi perlu dibuat jurnal penyusunan
(adjusting journal entry) karena adanya persediaan sisa bahan
yang belum laku dijual sebanyak 750 kg. Dengan jurnal
pertama telah dicatat hasil penjualan 2.000 kg sisa bahan,
padahal kenyataannya yangg telah direalisasikan baru 1.250
kg. Oleh karena itu hasil penjualan sisa bahan sebesar
Rp10.000.000 tersebut harus dikurangi sebesar Rp3.750.000
(750xRp5.000) yaitu jumlah hasil penjualan yang belum
direalisasikan. Jurnal penyesuaian yang dibuat pada akhir
periode akuntansi adalah:
Hasil Penjualan Sisa Bahan Rp3.750.000
Penghasilan yang belum direalisasikan Rp3.750.000
Jawaban lanjutan metode 1
Untuk menyesuaikan rekening hasil penjualan yang semula dikreditkan terlalu kecil.
Jurnal pencatatan persediaan dan penjualan sisa bahan serta jurnal penyesuaian pada akhir periode
akuntansi dilukiskan sbb:
Neraca yang disajikan pada akhir periode akuntansi akan berisi Persediaan Sisa Bahan sebesar
Rp3.750.000 di kelompok aktiva dengan Penghasilan yang belum direalisasikan sebesar Rp3.750.000
dikelompok utang lancar. Hasil ini berarti bahwa meskipun dalam kelompok aktiva terdapat kekayaan
berupa sisa bahan sebesar Rp3.750.000, namun kekayaan tersebut belum direalisasikan sampai dengan
tangal neraca tersebut, sehingga dengan kata lain perusahaan pada saat tersebut tidak mempunyai apa-
apa. Laporan rugi laba untuk periode akuntansi tersebut menyajikan hasil penjualan sisa bahan sebesar
Rp7.500.000 (Rp10.000.000 + Rp1.250.00 – Rp3.750.000) yaitu jumlah hasil penjualan sisa bahan yang
sesungguhnya direalisasikan dari penjualan sisa bahan.
Masalah-Masalahyang
KhususBerhubungan
DenganBahanBaku
1. Sisa Bahan (Scrap Materials)
Metode 2
Perbedaan antara metode 1 dengan metode 2 terletak pada jurnal
pada saat sisa bahan diserahkan ke gudang dan penjualannya.
Jurnal penyerahan sisa bahan dari bagian produksi ke bagian
gudang adalah:
Persediaan Sisa Bahan (2.000 x Rp5.000) Rp10.000.000
Penghasilan yang belum direalisasikan Rp10.000.000
Jurnal Penjualan Sisa Bahan:
Kas/Piutang Dagang (1.250 x Rp6.000) Rp.10.000.000
Penghasilan yang belum di realisasikan Rp.10.000.000
Penghasilan yg blm direalisasikan (1.250 xRp.5.000) Rp.6.250.000
Persediaan Sisa Bahan Rp.6.250.000
Apabila terdapat persediaan sisa bahan yang belumlaku dijual dan
terjadi selisih harga jual,pada akhir periode akuntansi tidak perlu
dibuat jurnal penyesuaian seperyi pada metode 1.
Neraca dan laporan rugi laba yang dibuat pada akhir periode
dengan metode 2 akan menyajikan informasi yang sama dengan
yang disajikan dengan metode 1.
Masalah-Masalahyang
KhususBerhubungan
DenganBahanBaku
2. Produk Rusak (Spoiled Goods)
a. Pencatatan Produk Rusak-Jika Produk Rusak Dibebankan Kepada
Pesanan Tertentu
Contoh:
PT Eliona sari berproduksi atas dasar pesanan.Dalam bulan
januari 2007 perusahaan menerima pesanan pembuatan
1.000 satuan produk A.Untuk memenuhi pesanan tersebut
perusahaan memproduksi 1.100 satuan produk A dengan
biaya produksi sebagai berikut: Biaya bahan Baku
Rp.75.000,BTKL Rp.175.000,BOP dibebankan atas dasar tarif
sebesar 150% dari BTKL.Pada saat pesanan tersebut selesai
dikerjakan ternyata terdapat 100 satuan produk yang
rusak,yang secara ekonomis tidak dapat diperbaiki,Produk
rusak tersebut diperkirakan laku dijual Rp.350 per
satuan.Jurnal untuk mencatat biaya produksi untuk mengolah
1.100 satuan produk A adalah sebagai berikut:
Barang dalam Proses-Biaya Bahan Baku Rp.75.000
Barang Dalam Proses-BTKL Rp.175.000
Barang Dalam Proses-BOP Rp.262.500
Persediaan Bahan Baku Rp.75.000
Gaji Dan Upah Rp.175.000
Bop yang Dibebankan Rp.262.500
Masalah-Masalahyang
KhususBerhubungan
DenganBahanBaku
2. Produk Rusak (Spoiled Goods)
Jika produk rusak tersebut masih laku dijual, maka hasil
penjualan produk rusak dikurangkan dari biaya produksi yang
seluruhnya telah dibebankan pada produksi yang baik.
Jurnalnya :
Persediaan Produk Rusak (100 x Rp.350) Rp.35.000
Barang dalam proses-Biaya bahan baku Rp.5.100
Barang Dalam proses-BTKL Rp.11.925
Barang dalam proses-BOP Rp.17.925
Masalah-Masalahyang
KhususBerhubungan
DenganBahanBaku
2. Produk Rusak (Spoiled Goods)
b. Pencatatan Produk Rusak-Jika kerugian Produk Rusak Dibebankan
kepada Seluruh Produk
Contoh:
Pada bulan januari 2007 perusahaan menerima pesanan
produk B sebanyak 2.000 kg. Biaya produksi yang dikeluarkan
untuk mengerjakan pesanan tersebut adalah: Biaya bahan
Baku Rp.100.000,BTKL Rp.250.000,dan BOP Rp.400.000
(160%xRp.250.000). Setelah pesanan ini selesai diproduksi,
ternyata dari 2.300 kg produk selesai yang dihasilkan terdapat
300 kg produk rusak, yang diperkirakan masih dapat laku dijual
Rp.200 per kg. Jurnal untuk mencatat biaya produksi
pengolahan produk B adalah :
Barang dalam proses-Biaya bahan baku Rp.100.000
Barang dalm proses-BTKL Rp.250.000
Barang dalam proses-BOP Rp.4.000.000
Persediaan Bahan Baku Rp.100.000
Gaji dan upah Rp.250.000
BOP yang dibebankan Rp.400.000
Masalah-Masalahyang
KhususBerhubungan
DenganBahanBaku
2. Produk Rusak (Spoiled Goods)
Kerugian karena adanya produk rusak dihitung dengan cara sebagai berikut:
Nilai jual produk rusak 300 x Rp.200 = Rp.60.000
Harga pokok produksi rusak 300 x Rp.326= Rp.97.800
Kerugian produk rusak Rp.37.800
Elemen Harga pokok Biaya Total Biaya satuan
Biaya Bahan Baku Rp. 100.000 Rp. 43
BTKL Rp. 250.000 Rp. 109
BOP Rp. 400.000 Rp. 174
Rp.750.000 Rp326
Jurnal Pencatatan produk rusak dan kerugiannya adalah sebagai
berikut:
Persediaan Produk rusak Rp.60.000
BOP sesungguhnya Rp.37.800
Barang dalam proses-Biaya bahan baku(300 x Rp.43) Rp. 12.900
Barang dalam proses-BTKL Rp. 32.700
Barang dalam proses-BOP Rp.52.200
Jurnal untuk mencatat produk jadi yang baik adalah sebagai berikut:
Persediaan Produk jadi Rp. 652.173
Barang dalam proses- Biaya Bahan baku (2.000 x Rp.43) Rp. 86.000
Barang dalam proses-BTKL Rp. 218.000
Barang dalam proses-BOP Rp. 348.000
Masalah-Masalahyang
KhususBerhubungan
DenganBahanBaku
3. Produk Cacat (Defective Goods)
a. Pencatatan Biaya Pengerjaan kembali Produk Cacat Jika Biaya
tersebut Dibebankan kepada Pesanan Tertentu.
Contoh:
PT. Rimendi menerima pesanan 100 satuan produk X. Biaya
produksi yang dikeluarkan untukmengolah produk tersebut
adalah: Biaya bahan baku Rp. 40.000,BTKL Rp. 25.000 dan
BOP di bebankan atas dasar tarif sebesar 200% dari BTKL.
Setelah pengolahan 100 satuan produk X tersebut, ternyata
terdapat 10 satuan produk cacat yang secara ekonomis masih
dapat diperbaiki lagi. Biaya-biaya pengerjaan kembali 10
satuan produk cacat tersebut terdiri dari BTKL Rp. 5.000 dan
BOP pada tariff yang biasa dipakai. Jurnal pencatatan
produksi pesanan tersebut dan biaya pengerjaan kembali
produk cacat tersebut adalah sebagai berikut :
Masalah-Masalahyang
KhususBerhubungan
DenganBahanBaku
3. Produk Cacat (Defective Goods)
1. Jurnal Pencatatan biaya produksi 100 satuan produk X adalah :
Barang dalam proses-Biaya bahan baku Rp.40.000
Barang dalam proses-BTKL Rp.25.000
Barang dalam proses-BOP Rp.50.000
Persediaan bahan baku Rp.40.000
Gaji dan upah Rp.25.000
BOP yang dibebankan Rp.50.000
2. Jurnal pencatatan biaya pengerjaan kembali produk cacat jika
biaya tersebut dibebankan sebagai tambahan biaya produksi
pesanan yang bersangkutan adalah sebagai berikut :
Barang dalam proses-BTKL Rp.5.000
Barang dalam proses-BOP Rp.10.000
Gaji dan upah Rp.5.000
BOP yang dibebankan Rp.10.000
3. Jurnal pencatatan harga pokok produk selesai adalah sebagai berikut:
Persediaan produk jadi Rp.130.000
Barang dalam proses-biaya bahan baku Rp.40.000
Biaya dalam proses-BTKL Rp.30.000
Biaya dalam proses-BOP Rp.60.000
Masalah-Masalahyang
KhususBerhubungan
DenganBahanBaku
3. Produk Cacat (Defective Goods)
b. Pencatatan Biaya Pengerjaan Kembali Produk cacat Jika Biaya
Tersebut dibebankan kepada Produksi Secara keseluruhan
Contoh:
PT. Eliona menerima pesanan pembuatan 500 satuan produk
Y,biaya produksi yang dikeluarkan untuk mengolah produk
trsebut adalah: Biaya bahan baku Rp. 100.000. BTKL Rp.
124.000, setelah pengolahan 500 produk Y tersebut selesai,
ternyata terdapat 50 satuan produk tersebut cacat. Biaya
pengerjaan kembali 50 satuan produk yangcacat tersebut
terdiri dari: BTKL Rp. 10.000 dan BOP pada tarif yang dipakai.
Jurnal pencatatan biaya produksi pesanan tersebut dan biaya
pengerjaan kembali produk cacat tersebut adalah :
Masalah-Masalahyang
KhususBerhubungan
DenganBahanBaku
3. Produk Cacat (Defective Goods)
1. Jurnal pencatatan biaya produksi 500 satuan produk adalah sebagai berikut:
Barang dalam proses-Biaya bahan Baku Rp.100.00
Barang dalam proses-BTKL Rp.125.000
Barang dalam proses-BOP Rp.187.500
Persediaan bahan baku Rp.100.000
Gaji dan upah Rp.125.000
BOP yang dibebankan Rp.187.500
2. Jurnal pencatatan kembali biaya produk cacat, jika biaya
tersebut jika biaya tersebut dibebankan kepada produk secara
keseluruhan adalah sebagai berikut :
BOP sesungguhnya Rp.25.000
Gaji dan upah Rp.10.000
BOP yang di bebankan Rp.15.000
3. Jurnal pencatatan harga pokok selesai adalah sebagai berikut:
Persediaan produk jadi Rp.412.500
Barang dalam proses-Biaya Bahan baku Rp.100.000
Barang dalam proses-BTKL Rp.125.000
Barang dalam proses-BOP Rp.187.500
THANKYOU

More Related Content

What's hot

Metode langsung-tak-langsung.-dan-aljabar
Metode langsung-tak-langsung.-dan-aljabarMetode langsung-tak-langsung.-dan-aljabar
Metode langsung-tak-langsung.-dan-aljabar
ririsruslandi
 
Metode harga pokok proses (pengantar)
Metode harga pokok proses (pengantar)Metode harga pokok proses (pengantar)
Metode harga pokok proses (pengantar)
jhumanangshare
 
Harga pokok proses roti tawar
Harga pokok proses roti tawarHarga pokok proses roti tawar
Harga pokok proses roti tawar
Alvin Setiawan
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Syafdinal Ncap
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaan
Iffa Tabahati
 

What's hot (20)

10 sistem persediaan periodik
10   sistem persediaan periodik10   sistem persediaan periodik
10 sistem persediaan periodik
 
FIFO
FIFOFIFO
FIFO
 
Aktiva tetap ii
Aktiva tetap iiAktiva tetap ii
Aktiva tetap ii
 
Metode langsung-tak-langsung.-dan-aljabar
Metode langsung-tak-langsung.-dan-aljabarMetode langsung-tak-langsung.-dan-aljabar
Metode langsung-tak-langsung.-dan-aljabar
 
Metode harga pokok proses 2 departemen
Metode harga pokok proses  2 departemenMetode harga pokok proses  2 departemen
Metode harga pokok proses 2 departemen
 
Metode harga pokok proses (pengantar)
Metode harga pokok proses (pengantar)Metode harga pokok proses (pengantar)
Metode harga pokok proses (pengantar)
 
Metode harga-pokok-proses
Metode harga-pokok-prosesMetode harga-pokok-proses
Metode harga-pokok-proses
 
Soal Penyusunan Master Budget
Soal Penyusunan Master BudgetSoal Penyusunan Master Budget
Soal Penyusunan Master Budget
 
Akuntansi pajak penghasilan
Akuntansi pajak penghasilanAkuntansi pajak penghasilan
Akuntansi pajak penghasilan
 
Latihan soal
Latihan soalLatihan soal
Latihan soal
 
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)
 
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)
 
Mojakoe pajak-1-uts
Mojakoe pajak-1-utsMojakoe pajak-1-uts
Mojakoe pajak-1-uts
 
Harga pokok proses roti tawar
Harga pokok proses roti tawarHarga pokok proses roti tawar
Harga pokok proses roti tawar
 
akuntansi biaya 1
akuntansi biaya 1akuntansi biaya 1
akuntansi biaya 1
 
Akuntansi Biaya : Metode Harga Pokok Proses
Akuntansi Biaya : Metode Harga Pokok ProsesAkuntansi Biaya : Metode Harga Pokok Proses
Akuntansi Biaya : Metode Harga Pokok Proses
 
Anggaran Perusahaan
Anggaran PerusahaanAnggaran Perusahaan
Anggaran Perusahaan
 
Akuntansi biaya bab 3 metode harga pokok proses 1 departemen
Akuntansi biaya bab 3 metode harga pokok proses 1 departemenAkuntansi biaya bab 3 metode harga pokok proses 1 departemen
Akuntansi biaya bab 3 metode harga pokok proses 1 departemen
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaan
 

Similar to Materi Metode Harga Pokok Proses & Biaya Bahan Baku dan Pengendaliannya

Akuntansi biaya-sistem biaya taksiran
Akuntansi biaya-sistem biaya taksiranAkuntansi biaya-sistem biaya taksiran
Akuntansi biaya-sistem biaya taksiran
Yulianti Yulianti
 
Process costing1
Process costing1Process costing1
Process costing1
Lia Ivvana
 
Harga Pokok Proses metode rata-rata tertimbang
Harga Pokok Proses metode rata-rata tertimbangHarga Pokok Proses metode rata-rata tertimbang
Harga Pokok Proses metode rata-rata tertimbang
RAnie Chucute
 
pert 12.pptx
pert 12.pptxpert 12.pptx
pert 12.pptx
MARIEF22
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses Costing
Ayi Suwandi
 

Similar to Materi Metode Harga Pokok Proses & Biaya Bahan Baku dan Pengendaliannya (20)

Akuntansi biaya bab 7.pptx
Akuntansi biaya bab 7.pptxAkuntansi biaya bab 7.pptx
Akuntansi biaya bab 7.pptx
 
Harga pokok proses 3.ppt
Harga pokok proses 3.pptHarga pokok proses 3.ppt
Harga pokok proses 3.ppt
 
PPT KEL3 AKUNTANSI BIAYA.pptx
PPT KEL3 AKUNTANSI BIAYA.pptxPPT KEL3 AKUNTANSI BIAYA.pptx
PPT KEL3 AKUNTANSI BIAYA.pptx
 
Materi 3 metode_harga_pokok_proses
Materi 3 metode_harga_pokok_prosesMateri 3 metode_harga_pokok_proses
Materi 3 metode_harga_pokok_proses
 
Metode harga pokok proses
Metode harga pokok prosesMetode harga pokok proses
Metode harga pokok proses
 
10. & 11. METODE HARGA POKOK PROSES.pptx
10. & 11. METODE HARGA POKOK PROSES.pptx10. & 11. METODE HARGA POKOK PROSES.pptx
10. & 11. METODE HARGA POKOK PROSES.pptx
 
Modul praktek ak & prak ap oke
Modul praktek ak & prak  ap  okeModul praktek ak & prak  ap  oke
Modul praktek ak & prak ap oke
 
Harga pokok proses
Harga pokok prosesHarga pokok proses
Harga pokok proses
 
Metode Harga Pokok Proses
Metode Harga Pokok ProsesMetode Harga Pokok Proses
Metode Harga Pokok Proses
 
Akuntansi biaya-sistem biaya taksiran
Akuntansi biaya-sistem biaya taksiranAkuntansi biaya-sistem biaya taksiran
Akuntansi biaya-sistem biaya taksiran
 
Harga pokok proses lanjutan adnan rosadi situmorang
Harga pokok proses lanjutan adnan rosadi situmorangHarga pokok proses lanjutan adnan rosadi situmorang
Harga pokok proses lanjutan adnan rosadi situmorang
 
Metode harga pokok proses pengantar
Metode harga pokok proses pengantarMetode harga pokok proses pengantar
Metode harga pokok proses pengantar
 
Process costing1
Process costing1Process costing1
Process costing1
 
Akuntansi biaya _ semester III
Akuntansi biaya _ semester IIIAkuntansi biaya _ semester III
Akuntansi biaya _ semester III
 
Harga Pokok Proses metode rata-rata tertimbang
Harga Pokok Proses metode rata-rata tertimbangHarga Pokok Proses metode rata-rata tertimbang
Harga Pokok Proses metode rata-rata tertimbang
 
Akuntansi Biaya 5#5
Akuntansi Biaya 5#5Akuntansi Biaya 5#5
Akuntansi Biaya 5#5
 
pert 12.pptx
pert 12.pptxpert 12.pptx
pert 12.pptx
 
materi Juni.pptx
materi Juni.pptxmateri Juni.pptx
materi Juni.pptx
 
Sistem harga pokok proses
Sistem harga pokok prosesSistem harga pokok proses
Sistem harga pokok proses
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses Costing
 

Recently uploaded

813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 

Recently uploaded (20)

813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
 
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
 
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNajwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 

Materi Metode Harga Pokok Proses & Biaya Bahan Baku dan Pengendaliannya

  • 1. AKUNTANSI BIAYA 9.METODEHARGAPOKOKPROSES 10.BIAYABAHANBAKUDAN PENGENDALIANNYA 03SAKE017 Kamelia Rahma (191011200767) Karina Hanifa (191011200765) Marini Maribun (191011202081) Maulidya Alfitasari (191011202184) 5
  • 3. Manfaat 1. Menentukan harga jual produk. 2. Memantau realisasi biaya produksi. 3. Menghitung laba atau rugi periodik. 4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca. Metode Harga Pokok Proses merupakan metode pengumpulan biaya produksi digunakan oleh perusahaan yang mengolah produknya secara massa. Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka waktu tertentu, dan biaya produksi persatuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam proses tertentu selama periode tertentu dengan jumlah satuan yang dihasilkan dari proses selama jangka waktu yang bersangkutan. Pengertian Karakteristik 1. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar. 2. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan sama. 3. Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.
  • 4. MetodeHarga PokokProses Tanpa Memperhitungkan Persediaan Produk Dalam Proses Awal B Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah hanya melalui satu departemen produksi. CA Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah melalui lebih dari satu departemen produksi. Pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses terhadap perhitungan harga pokok produksi persatuan, dengan anggapan : 1. Produk hilang pada awal proses. 2. Produk hilang pada akhir proses.
  • 5. A Metodeharga pokokprosesyang diterapkandalam perusahaanyang produknyadiolah hanyamelaluisatu departemenproduksi Contoh : Misalkan PT. Rimendi mengolah produknya secara massa melalui satu departemen produksi. Jumlah biaya yang dikeluarkan selama bulan Januari 19X1 disajikan berikut ini.
  • 6. Perhitungan biaya produksi perkilogram produk yg diproduksi dalam bulan Januari 19X1 dilakukan dengan membagi tiap unsur biaya produksi (biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik).
  • 7. Perhitungan tersebut kemudian disajikan dalam laporan biaya produksi.
  • 8.
  • 9. B Metodeharga pokokprosesyang diterapkandalam perusahaanyang produknyadiolah melaluilebihdarisatu departemenproduksi Jika produk diolah melalui lebih dari satu departemen produksi, maka perhitungan biaya produksi persatuan produk yang dihasilkan oleh departemen produksi pertama adalah sama dengan yang telah dibahas dalam contoh sebelumnya. Perhitungan biaya produksi persatuan produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama adalah merupakan perhitungan yang bersifat kumulatif, krn produk yang produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama adalah produk jadi dari departemen berikutnya, yang membawa biaya produksi dari departemen sebelumnya,maka harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama terdiri dari: 1. Biaya produksi dibawa dari departemen berikutnya. 2. Biaya produksi yang ditambahkan dalam departemen setelah departemen pertama.
  • 10. Contoh : PT. Eliona Sari memiliki dua departemen produksi: Departemen A&B untuk menghasilkan produknya. Data produksi dan biaya kedua departemen tersebut dalam bulan Januari 19X1 disajikan sebagai berikut :
  • 11. Perhitungan Harga Pokok Produksi Di Departemen A Untuk menghitung biaya produksi persatuan yang dikeluarkan oleh departemen A, perlu dihitung unit ekuivalensi tiap unsur biaya produksi departemen A dalam bln Januari 19X1 sbb: 1. Biaya bahan baku sebesar Rp.70.000 digunakan untuk menyelesaikan produk jadi sebanyak 30.000 kg dan 5.000 kg persediaan produk dalam proses dengan tingkat penyelesaian biaya bahan baku 100%. Unit ekuivalensi biaya bahan baku : 30.000+(100%X5.000) = 35.000 kg. 2. Biaya konversi Rp.155.000 dpt menghasilkan 30.000 kg produk jadi dan 5.000kg produk dalam proses dgn tingkat penyelesaian biaya konversi 20%. Unit ekuivalensi biaya konversi: 30.000 + (20%X5.000) = 31.000 kg 3. Perhitungan biaya produksi perkilogram produk yg dihasilkan oleh dep.A dlm bln Januari 19X1 dilakukan dgn membagi tiap unsur biaya produksi dgn unit ekuivalensi.
  • 12. Setelah biaya produksi persatuan dihitung, maka dapat dihitung harga pokok produk selesai yg akan ditransfer ke dep. B. juga dpt dihitung harga pokok persediaan produk dalam proses di Dep. A pd.akhir bln Jan.19X1 sbb:
  • 13.
  • 14. Perhitungan Harga Pokok Produksi Di Departemen B Kembali ke contoh soal PT.Eliona Sari, untuk menghitung biaya produksi persatuan yg ditambahkan oleh departemen B dalam bulan Januari,perlu kita menghitung unit ekuivalensi tiap unsur biaya produksi yang ditambahkan oleh departemen B, dengan perhitungan sbb: Biaya konversi yang terdiri dari biaya tenaga kerja & biaya overhead yang ditambahkan oleh dept.B dalam bulan Januari untuk memproses 30.000 kg produk yang diterima sebesar dep A sebesar Rp.155.000, dapat menghasilkan 24.000 kg produk jadi & 6.000 kg produk dalam proses yg tingkat penyelesaian biaya konversinya sebesar 50%. Hal ini berarti bahwa biaya konversi tersebut telah digunakan untuk menyelesaikan produk selesai sebanyak 24.000 kg dan 3.000 kg(6.000x50%) persediaan produk dalam proses. Dengan demikian unit ekuivalensi biaya konversi adalah 27.000 kg, yang dihitung sbb:
  • 15.
  • 16. Perhitungan tersebut disajikan dalam Laporan biaya produksi Dep.B
  • 17.
  • 19. Masalah-Masalahyang KhususBerhubungan DenganBahanBaku 1. Sisa Bahan (Scrap Materials) 2. Produk Rusak (Spoiled Goods) 3. Produk Cacat (Defective Goods) Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi. Bahan baku yang diolah dapat diperoleh dari pembelian lokal, impor, atau dari pengolahan sendiri. Dalam pembelian bahan baku, perusahaan tidak hanya mengeluarkan biaya sejumlah harga beli bahan baku saja, tetapi juga mengeluarkan biaya-biaya pembelian, pergudangan, dan biaya-biaya perolehan lain. Kemudian timbul masalah mengenai unsur biaya apa saja yang diperhitungkan sebagai harga pokok bahan baku yang dibeli. Pengertian PenentuanHargaPokokBahanBaku yangDipakaiDalamProduksi Untuk mengatasi masalah ini diperlukan bebagai macam metode penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi diantaranya adalah : a. Metode Indentifikasi Khusus b. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (FIFO) c. Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (LIFO) d. Metode Rata-rata Bergerak(Moving Avarage Method) e. Metode Biaya Standar f. Metode Rata-rata Harga pokok Bahan Baku Pada akhir bulan
  • 20. PenentuanHargaPokok BahanBakuyang DipakaiDalamProduksi Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (FIFO) Contoh: Persediaan bahan baku A pada tanggal 1 januari 2013 terdiri dari: 600 kg @ Rp2.400 = Rp1.440.000 400 kg @ Rp2.500 = Rp1.000.000 Transaksi pembelian dan pemakaian bahan baku selama bulan Januari 2013 sbb: Data Kuantitas dan Harga Bahan Baku yang dibeli :
  • 21.
  • 22.
  • 24.
  • 25. Masalah-Masalahyang KhususBerhubungan DenganBahanBaku 1. Sisa Bahan (Scrap Materials) Contoh soal : Bagian Produksi menyerahkan 2.000 kg sisa bahan ke bagian gudang. Sisa bahan tersebut di taksir dapat laku di jual Rp.5.000 per kg.sampai dengan akhir periode akuntansi sisa bahan tersebut telah laku di jual sebanyak 1.250 kg dengan harga jual Rp.6.000 per kg. Metode 1 Jurnal Penyerahan sisa bahan dari bagian produksi ke bagian gudang,jika hasil penjualan sisa bahan di perlakukan sebagai penghasilan di luar usaha,maka jurnalnya: Persediaan sisa bahan (2.000 x Rp.5.000) Rp.10.000.000 Hasil penjualan sisa bahan Rp.10.000.000 Jika hasil penjualan sisa bahan diperlakukan sebagai pengurang terhadap biaya bahan baku pesanan tertentu,maka yang di kredit pada jurnal terdebut adalah rekening Biaya Dalam Proses-Biaya Bahan Baku.Tapi jika penjualan sisa bahan di perlakukan sebagai pengurang terhadap biaya overhead pabrik yang sesungguhnya, maka yang dikredit dalam jurnal tersebut adalah rekening biaya Overhead pabrik yang sesungguhnya. Jurnal penjualan sisa bahan tersebut adalah: Kas/Piutang dagang (1.250 x Rp.6.000) Rp.7.500.000 Persediaan sisa bahan Rp.7.500.000
  • 26. Jawaban lanjutan metode 1 Pada akhir periode akuntansi juga perlu dibuat jurnal penyesuaiannya apabila terjadi perbedaan antara taksiran harga kual sisa bahan dengan jual sesungguhnya. Dalam periode akuntansi tersebut terdapat selisih harga jual taksiran dengan harga jual sesungguhnya sebesar Rp1.000 per kg (Rp6.000-Rp5.000), padahal jumlah sisa bahan yang telah terjual sebanyak 1.250 kg. Oleh karena itu jumlah selisih harga jual adalah sebesar Rp1.250.000 (1.250 kg x Rp1.000). jumlah selisih harga jual yang terjadi dalam suatu periode akuntansi digunakan unutk menyesuaikan rekening yang semula dikredit pada jurnal pertama diatas. Jurnal penyesuaian karena adanya selisih harga jual adalah:  Persediaan Sisa Bahan Rp1.250.000  Hasil Penjualan Sisa Bahan Rp1.250.000 Pada akhir periode akuntansi perlu dibuat jurnal penyusunan (adjusting journal entry) karena adanya persediaan sisa bahan yang belum laku dijual sebanyak 750 kg. Dengan jurnal pertama telah dicatat hasil penjualan 2.000 kg sisa bahan, padahal kenyataannya yangg telah direalisasikan baru 1.250 kg. Oleh karena itu hasil penjualan sisa bahan sebesar Rp10.000.000 tersebut harus dikurangi sebesar Rp3.750.000 (750xRp5.000) yaitu jumlah hasil penjualan yang belum direalisasikan. Jurnal penyesuaian yang dibuat pada akhir periode akuntansi adalah: Hasil Penjualan Sisa Bahan Rp3.750.000 Penghasilan yang belum direalisasikan Rp3.750.000
  • 27. Jawaban lanjutan metode 1 Untuk menyesuaikan rekening hasil penjualan yang semula dikreditkan terlalu kecil. Jurnal pencatatan persediaan dan penjualan sisa bahan serta jurnal penyesuaian pada akhir periode akuntansi dilukiskan sbb: Neraca yang disajikan pada akhir periode akuntansi akan berisi Persediaan Sisa Bahan sebesar Rp3.750.000 di kelompok aktiva dengan Penghasilan yang belum direalisasikan sebesar Rp3.750.000 dikelompok utang lancar. Hasil ini berarti bahwa meskipun dalam kelompok aktiva terdapat kekayaan berupa sisa bahan sebesar Rp3.750.000, namun kekayaan tersebut belum direalisasikan sampai dengan tangal neraca tersebut, sehingga dengan kata lain perusahaan pada saat tersebut tidak mempunyai apa- apa. Laporan rugi laba untuk periode akuntansi tersebut menyajikan hasil penjualan sisa bahan sebesar Rp7.500.000 (Rp10.000.000 + Rp1.250.00 – Rp3.750.000) yaitu jumlah hasil penjualan sisa bahan yang sesungguhnya direalisasikan dari penjualan sisa bahan.
  • 28. Masalah-Masalahyang KhususBerhubungan DenganBahanBaku 1. Sisa Bahan (Scrap Materials) Metode 2 Perbedaan antara metode 1 dengan metode 2 terletak pada jurnal pada saat sisa bahan diserahkan ke gudang dan penjualannya. Jurnal penyerahan sisa bahan dari bagian produksi ke bagian gudang adalah: Persediaan Sisa Bahan (2.000 x Rp5.000) Rp10.000.000 Penghasilan yang belum direalisasikan Rp10.000.000 Jurnal Penjualan Sisa Bahan: Kas/Piutang Dagang (1.250 x Rp6.000) Rp.10.000.000 Penghasilan yang belum di realisasikan Rp.10.000.000 Penghasilan yg blm direalisasikan (1.250 xRp.5.000) Rp.6.250.000 Persediaan Sisa Bahan Rp.6.250.000 Apabila terdapat persediaan sisa bahan yang belumlaku dijual dan terjadi selisih harga jual,pada akhir periode akuntansi tidak perlu dibuat jurnal penyesuaian seperyi pada metode 1. Neraca dan laporan rugi laba yang dibuat pada akhir periode dengan metode 2 akan menyajikan informasi yang sama dengan yang disajikan dengan metode 1.
  • 29. Masalah-Masalahyang KhususBerhubungan DenganBahanBaku 2. Produk Rusak (Spoiled Goods) a. Pencatatan Produk Rusak-Jika Produk Rusak Dibebankan Kepada Pesanan Tertentu Contoh: PT Eliona sari berproduksi atas dasar pesanan.Dalam bulan januari 2007 perusahaan menerima pesanan pembuatan 1.000 satuan produk A.Untuk memenuhi pesanan tersebut perusahaan memproduksi 1.100 satuan produk A dengan biaya produksi sebagai berikut: Biaya bahan Baku Rp.75.000,BTKL Rp.175.000,BOP dibebankan atas dasar tarif sebesar 150% dari BTKL.Pada saat pesanan tersebut selesai dikerjakan ternyata terdapat 100 satuan produk yang rusak,yang secara ekonomis tidak dapat diperbaiki,Produk rusak tersebut diperkirakan laku dijual Rp.350 per satuan.Jurnal untuk mencatat biaya produksi untuk mengolah 1.100 satuan produk A adalah sebagai berikut: Barang dalam Proses-Biaya Bahan Baku Rp.75.000 Barang Dalam Proses-BTKL Rp.175.000 Barang Dalam Proses-BOP Rp.262.500 Persediaan Bahan Baku Rp.75.000 Gaji Dan Upah Rp.175.000 Bop yang Dibebankan Rp.262.500
  • 30. Masalah-Masalahyang KhususBerhubungan DenganBahanBaku 2. Produk Rusak (Spoiled Goods) Jika produk rusak tersebut masih laku dijual, maka hasil penjualan produk rusak dikurangkan dari biaya produksi yang seluruhnya telah dibebankan pada produksi yang baik. Jurnalnya : Persediaan Produk Rusak (100 x Rp.350) Rp.35.000 Barang dalam proses-Biaya bahan baku Rp.5.100 Barang Dalam proses-BTKL Rp.11.925 Barang dalam proses-BOP Rp.17.925
  • 31. Masalah-Masalahyang KhususBerhubungan DenganBahanBaku 2. Produk Rusak (Spoiled Goods) b. Pencatatan Produk Rusak-Jika kerugian Produk Rusak Dibebankan kepada Seluruh Produk Contoh: Pada bulan januari 2007 perusahaan menerima pesanan produk B sebanyak 2.000 kg. Biaya produksi yang dikeluarkan untuk mengerjakan pesanan tersebut adalah: Biaya bahan Baku Rp.100.000,BTKL Rp.250.000,dan BOP Rp.400.000 (160%xRp.250.000). Setelah pesanan ini selesai diproduksi, ternyata dari 2.300 kg produk selesai yang dihasilkan terdapat 300 kg produk rusak, yang diperkirakan masih dapat laku dijual Rp.200 per kg. Jurnal untuk mencatat biaya produksi pengolahan produk B adalah : Barang dalam proses-Biaya bahan baku Rp.100.000 Barang dalm proses-BTKL Rp.250.000 Barang dalam proses-BOP Rp.4.000.000 Persediaan Bahan Baku Rp.100.000 Gaji dan upah Rp.250.000 BOP yang dibebankan Rp.400.000
  • 32. Masalah-Masalahyang KhususBerhubungan DenganBahanBaku 2. Produk Rusak (Spoiled Goods) Kerugian karena adanya produk rusak dihitung dengan cara sebagai berikut: Nilai jual produk rusak 300 x Rp.200 = Rp.60.000 Harga pokok produksi rusak 300 x Rp.326= Rp.97.800 Kerugian produk rusak Rp.37.800 Elemen Harga pokok Biaya Total Biaya satuan Biaya Bahan Baku Rp. 100.000 Rp. 43 BTKL Rp. 250.000 Rp. 109 BOP Rp. 400.000 Rp. 174 Rp.750.000 Rp326 Jurnal Pencatatan produk rusak dan kerugiannya adalah sebagai berikut: Persediaan Produk rusak Rp.60.000 BOP sesungguhnya Rp.37.800 Barang dalam proses-Biaya bahan baku(300 x Rp.43) Rp. 12.900 Barang dalam proses-BTKL Rp. 32.700 Barang dalam proses-BOP Rp.52.200 Jurnal untuk mencatat produk jadi yang baik adalah sebagai berikut: Persediaan Produk jadi Rp. 652.173 Barang dalam proses- Biaya Bahan baku (2.000 x Rp.43) Rp. 86.000 Barang dalam proses-BTKL Rp. 218.000 Barang dalam proses-BOP Rp. 348.000
  • 33. Masalah-Masalahyang KhususBerhubungan DenganBahanBaku 3. Produk Cacat (Defective Goods) a. Pencatatan Biaya Pengerjaan kembali Produk Cacat Jika Biaya tersebut Dibebankan kepada Pesanan Tertentu. Contoh: PT. Rimendi menerima pesanan 100 satuan produk X. Biaya produksi yang dikeluarkan untukmengolah produk tersebut adalah: Biaya bahan baku Rp. 40.000,BTKL Rp. 25.000 dan BOP di bebankan atas dasar tarif sebesar 200% dari BTKL. Setelah pengolahan 100 satuan produk X tersebut, ternyata terdapat 10 satuan produk cacat yang secara ekonomis masih dapat diperbaiki lagi. Biaya-biaya pengerjaan kembali 10 satuan produk cacat tersebut terdiri dari BTKL Rp. 5.000 dan BOP pada tariff yang biasa dipakai. Jurnal pencatatan produksi pesanan tersebut dan biaya pengerjaan kembali produk cacat tersebut adalah sebagai berikut :
  • 34. Masalah-Masalahyang KhususBerhubungan DenganBahanBaku 3. Produk Cacat (Defective Goods) 1. Jurnal Pencatatan biaya produksi 100 satuan produk X adalah : Barang dalam proses-Biaya bahan baku Rp.40.000 Barang dalam proses-BTKL Rp.25.000 Barang dalam proses-BOP Rp.50.000 Persediaan bahan baku Rp.40.000 Gaji dan upah Rp.25.000 BOP yang dibebankan Rp.50.000 2. Jurnal pencatatan biaya pengerjaan kembali produk cacat jika biaya tersebut dibebankan sebagai tambahan biaya produksi pesanan yang bersangkutan adalah sebagai berikut : Barang dalam proses-BTKL Rp.5.000 Barang dalam proses-BOP Rp.10.000 Gaji dan upah Rp.5.000 BOP yang dibebankan Rp.10.000 3. Jurnal pencatatan harga pokok produk selesai adalah sebagai berikut: Persediaan produk jadi Rp.130.000 Barang dalam proses-biaya bahan baku Rp.40.000 Biaya dalam proses-BTKL Rp.30.000 Biaya dalam proses-BOP Rp.60.000
  • 35. Masalah-Masalahyang KhususBerhubungan DenganBahanBaku 3. Produk Cacat (Defective Goods) b. Pencatatan Biaya Pengerjaan Kembali Produk cacat Jika Biaya Tersebut dibebankan kepada Produksi Secara keseluruhan Contoh: PT. Eliona menerima pesanan pembuatan 500 satuan produk Y,biaya produksi yang dikeluarkan untuk mengolah produk trsebut adalah: Biaya bahan baku Rp. 100.000. BTKL Rp. 124.000, setelah pengolahan 500 produk Y tersebut selesai, ternyata terdapat 50 satuan produk tersebut cacat. Biaya pengerjaan kembali 50 satuan produk yangcacat tersebut terdiri dari: BTKL Rp. 10.000 dan BOP pada tarif yang dipakai. Jurnal pencatatan biaya produksi pesanan tersebut dan biaya pengerjaan kembali produk cacat tersebut adalah :
  • 36. Masalah-Masalahyang KhususBerhubungan DenganBahanBaku 3. Produk Cacat (Defective Goods) 1. Jurnal pencatatan biaya produksi 500 satuan produk adalah sebagai berikut: Barang dalam proses-Biaya bahan Baku Rp.100.00 Barang dalam proses-BTKL Rp.125.000 Barang dalam proses-BOP Rp.187.500 Persediaan bahan baku Rp.100.000 Gaji dan upah Rp.125.000 BOP yang dibebankan Rp.187.500 2. Jurnal pencatatan kembali biaya produk cacat, jika biaya tersebut jika biaya tersebut dibebankan kepada produk secara keseluruhan adalah sebagai berikut : BOP sesungguhnya Rp.25.000 Gaji dan upah Rp.10.000 BOP yang di bebankan Rp.15.000 3. Jurnal pencatatan harga pokok selesai adalah sebagai berikut: Persediaan produk jadi Rp.412.500 Barang dalam proses-Biaya Bahan baku Rp.100.000 Barang dalam proses-BTKL Rp.125.000 Barang dalam proses-BOP Rp.187.500