Komunikasi merupakan proses kompleks yang penting dalam pelayanan kesehatan. Komunikasi dapat berupa intrapersonal, interpersonal, atau publik, dimana komunikasi interpersonal sangat penting dalam keperawatan. Faktor-faktor seperti situasi, pesan, dan bahasa tubuh mempengaruhi komunikasi. Tim kesehatan interdisipliner yang berkomunikasi dengan baik dapat meningkatkan kualitas pelayanan.
PPT disusun dalam rangka penugasan salahsatu mata kuliah.
untuk semua yang berperan dalam penyusunan ppt ini, saya ucapkan terima kasih.
untuk pembaca yang budiman, semoga bermanfaat.
Thanks to follow my SlideShare account .
Follow me on :
IG : @riskiekaf
Konsep Manajemen Pasien Safety :
1. Langkah pelaksanaan patient safety
2. Monitoring dan evaluasi patient safety
3. Komunikasi antar anggota team kesehatan
PPT disusun dalam rangka penugasan salahsatu mata kuliah.
untuk semua yang berperan dalam penyusunan ppt ini, saya ucapkan terima kasih.
untuk pembaca yang budiman, semoga bermanfaat.
Thanks to follow my SlideShare account .
Follow me on :
IG : @riskiekaf
Konsep Manajemen Pasien Safety :
1. Langkah pelaksanaan patient safety
2. Monitoring dan evaluasi patient safety
3. Komunikasi antar anggota team kesehatan
Konsep Dasar Komunikasi. Unsur komunikasi.emapangeranwo
Seperti hakikatnya dalam kehidupan manusia kita semua tidak pernah lepas dari komunikasi, oleh karena itu hal ini berhubungan erat segala hal yang bersifat mendasar dari kehidupan manusia yang pada dasarnya merupakan mahluk sosial.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) komunikasi diartikan sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang maupun lebih sehingga pesan tersebut dapat dipahami. Sementara itu dalam bahasa latin komunikasi berasal dari kata communis yang berarti sama. Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama.
Hal tersebut dapat diartikan pada dasarnya komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan, dimana mereka bisa memahami apa makna yang disampaikan oleh dua pihak tersebut. Oleh sebab itu komunikasi bergantung kepada kemampuan kita untuk dapat memahami satu sama lainnya.
Sebenarnya ada sangat banyak jenis komunikasi, diantaranya komunikasi verbal dan komunikasi non-verbal. Secara umum komunikasi verbal merupakan komunikasi yang berbentuk lisan ataupun tulisan, selain itu komunikasi ini bisa dilakukan secara langsung atau melalui perantara media, contohnya komunikasi verbal secara lisan dicontohkan ketika dua individua atau lebih sedang menyampaikan pesan, sementara itu secara tulisan bisa dilakukan menggunakan media seperti surat, pesan teks melalui media sosial dan sebagainya.
Sementara itu komunikasi nonverbal diartikan sebagai bentuk komunikasi yang tidak menggunakan kata kata, contohnya menggunakan bahawa tubuh seperti ekspresi wajah dan juga Gerakan. Oleh karena itu komunikasi nonverbal lebih sering terjadi pada bentuk komunikasi yang dilakukan secara langsung karena kemungkinan nya kecil ketika dilakukan melalui media apapun.
Secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin “communicare†yang memiliki arti yaitu “menyampaikanâ€. Menurut KBBI komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
Dalam sebuah bisnis diperlukan suatu bentuk komunikasi yang baik antar divisi. Tujuan komunikasi bisnis pada umumnya adalah agar tidak terjadi kesalahpahaman antar individu maupun kelompok sehingga dapat memicu kesalahan dan menjadi masalah. Komunikasi bisnis merupakan pertukaran ide, gagasan, informasi, instruksi, opini dan lain sebagainya, di mana penyampaiannya dapat secara personal maupun non personal melalui simbol, lambang ataupun sinyal agar target bisnis bisa tercapai.
Mengapa komunikasi bisnis sangat penting?
Tentu saja erat kaitannya dengan apa yang menjadi tujuan dari bisnis itu sendiri. Secara umum fungsi komunikasi bisnis dibedakan menjadi 4 hal yaitu informasi, persuasi, kolaborasi dan integrasi.
Dengan adanya komunikasi bisnis, terdapat berbagai tujuan yang terdiri dari beberapa hal berikut ini, di antaranya :
1. Memberikan Informasi Bisnis pada Pihak
Secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin “commu
2. Komunikasi merupakan proses kompleks yg melibatkan
perilaku dan memungkinkan individu untuk berhubungan dg
orang lain dan dunia sekitarnya.
Menurut Potter dan Perry (1993), komunikasi terjadi pada
tiga tingkatan yaitu intrapersonal, interpersonal dan publik.
Komunikasi interpersonal adalah interaksi yg terjadi antara
sedikitnya dua orang atau dalam kelompok kecil, terutama
dalam keperawatan.
Komunikasi interpersonal yg sehat memungkinkan
penyelesaian masalah, berbagai ide, pengambilan
keputusan, dan pertumbuhan personal.
1. PENGERTIAN KOMUNIKASI
3. a. Perawat harus mengenal dirinya sendiri
b. Komunikasi harus ditandai dg sikap saling menerima,
percaya, menghargai
c. Perawat harus memahami, menghayati nilai yg dianut oleh
pasien
d. Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien,
baik fisik maupun mental
e. Perawat harus dapat menciptakan suasana yg nyaman dan
aman bagi pasien
f. Kejujuran dan terbuka
g. Mampu sbg role model
h. Altruisme
i. Bertanggung jawab
2. PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI (CARL ROGERS)
4. a. Sender (pemberi pesan): orang yang mengirimkan pesan
b. Receiver (penerima pesan) : orang yang mnerima pesan
c. Pesan : informasi yg diterima, bisa berupa kata, ide atau
perasaan.
d. Media: metode yg digunakan dalam pesan yaitu kata, bisa
dg cara ditulis, diucapkan, diraba, dicium.
e. Umpan balik: penerima pesan memberikan informasi/ pesan
kembali kepada pengirim pesan dalam bentuk komunikasi
yg efektif.
3. KOMPONEN-KOMPONEN DALAM KOMUNIKASI
5. 1. Sarana terbina hubungan yg baik antara pasien &nakes
2. Melihat perubahan perilaku yg terjadi pada individu atau
pasien
3. Kunci keberhasilan tindakan kes yg telah dilakukan
4. Tolok ukur kepuasan pasien
5. Tolak ukur komplain tindakan dan rehabilitasi
KOMUNIKASI MENJADI PENTING KARENA
:
6. 1. Komunikasi bukanlah benda, ia sebuah proses
2. Komunikasi bersifat kompleks
3. Komunikasi tidak dapat digantikan
4. Komunikasi melibatkan keterlibatan yg total dari
kepribadian kita
PRINSIP KOMUNIKASI YG PENTING
7. a.Situasi/suasana
Situasi/suasana yg hiruk pikuk atau penuh kebisangan akan
mempengaruhi baik/tidaknya pesan diterima oleh
komunikan, suara bising yg diterima komunikan saat proses
komunikasi berlangsung membuat pesan tidak jelas, kabur,
bahkan sulit diterima.
Proses komunikasi dilaksanakan, lingkungan harus
diciptakan sedemikian rupa supaya tenang dan nyaman.
Komunikasi yg berlangsung dan dilakukan pada waktu yg
kurang tepat mungkin diterima dg kurang tepat pula.
FAKTOR YG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI
8. b. Kejelasan Pesan
Kejelasan pesan akan sangat mempengaruhi keefektifan
komunikasi.
Pesan yg kurang jelas dapat ditafsirkan berbeda oleh
komunikan sehingga antara komunikan dan komunikator
dapat berbeda persepsi ttg pesan yg disampaikan.
Hal ini akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan
komunikasi yg dijalankan. komunikator harus memahami
pesan sebelum menyampaikannya pada komunikan, dapat
dimengerti dan menggunakan artikulasi dan kalimat yg
jelas.
9. Manusia makhluk sosial tentunya selalu memerlukan orang
lain dalam menjalankan dan mengembangkan
kehidupannya.
Hubungan dg orang lain akan terjalin bila setiap individu
melakukan komunikasi diantara sesamanya.
Kepuasan dan kenyamanan serta rasa aman yg dicapai oleh
individu dalam berhubungan sosial dg orang lain merupakan
hasil dari suatu komunikasi.
Komunikasi dalam hal ini menjadi unsur terpenting dalam
mewujudkan integritas diri setiap manusia sbg bagian dari
sistem sosial.
PENTINGNYA KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN
KESEHATAN
10. Komunikasi yg terjadi dalam kehidupan sehari-hari
memberikan dampak yg sangat penting dalam kehidupan,
baik secara individual maupun kelompok.
Komunikasi yg terputus akan memberikan dampak pada
buruknya hubungan antar individu atau kelompok.
Tatanan klinik seperti RS dinyatakan sbg salah satu sistem
dari kelompok sosial mempunyai kepentingan yg tinggi pada
unsur komunikasi.
NEXT…
11. Konsumen internal melibatkan unsur hubungan antar
individu yg bekerja di RS, baik hubungan secara horisontal
ataupun hubungan secara vertikal.
Hubungan yg terjalin antar tim multidisplin termasuk
keperawatan, unsur penunjang lainnya, unsur adminitrasi
sbg provider merupakan gambaran dari sisi konsumen
internal.
KONSUMEN INTERNAL & EKSTERNAL
12. Sedangkan konsumen eksternal lebih mengarah pada sisi
menerima jasa pelayanan, yaitu klien baik secara individual,
kelompok, keluarga maupun masyarakat yg ada di RS sakit.
Seringkali hubungan buruk yg terjadi pada suatu RS,
diprediksi penyebabnya adalah buruknya sistem komunikasi
antar individu yg terlibat dalam sistem tersebut.
13. Ellis (2000) menyatakan jika hubungan terputus atau
menjadi sumber stres, pada umumnya yg ditunjuk sebagai
penyebabnya adalah komunikasi yg buruk.
Hal ini terjadi beberapa sebab diantaranya adalah:
1) Lemahnya pemahaman mengenai penggunaan diri secara
terapeutik saat melakukan intraksi dg klien.
2) Kurangnya kesadaran diri para perawat dalam
menjalankan komunikasi dua arah secara terapeutik.
3) Lemahnya penerapan sistem evaluasi tindakan (kinerja)
individual yg berdampak thd lemahnya pengembangan
kemampuan diri sendiri.
PENYEBAB KOMUNIKASI YG BURUK
14. a. Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yg terjatara
dua individu atau lebih dan pesan berisi verbal maupun non
verbal.
Komunikasi ini sering digunakan dalam kegiatan sehari-hari
dan penting untuk kehidupan sosial, dg tujuan:
a. Dapat untuk bertukar pikiran
b. Dapat membantu menyelesaikan masalah
c. Dapat membantu membuat keputusan
d. Dapat melakukan tindakan yg sesuai dg kehidupannya
TINGKATAN KOMUNIKASI
16. 1. Jelaskan pengertian komunikasi menurut beberapa ahli :
(minimal 3)
2. Jelaskan menurut anda pentingya komunikasi dalam
keperawatan atau dalam pelayanan kesehatan !
3. Jelaskan pengertian serta berikan contoh :
a. Komunikasi Interpesonal
b. Komunikasi Antarpersonal
c. Komunikasi Publik
d. Komunikasi Massa
Tulis soal dan jawaban di buku tugas !
TUGAS
17. 1. Perkembangan : Pada prinsipnya dalam berkomunikasi yg
perlu diperhatikan adalah siapa yg diajak berkomunikasi.
2. Persepsi : Persepsi adalah pandangan personal thd suatu
kejadian. Persepsi dibentuk oleh harapan dan
pengalaman..
3. Nilai : Nilai adalah standar yg mempengaruhi perilaku
sehingga sangat penting bagi pemberi pelayanan
kesehatan untuk menyadari nilai seseorang.
4. Latar belakang budaya :Gaya berkomunikasi sangat
dipengaruhi oleh faktor budaya. Budaya inilah yg akan
membatasi cara bertindak dan berkomunikasi.
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DIPENGARUHI FAKTOR
THD ISI PESAN DAN SIKAP PENYAMPAIAN PESAN
ANTARA LAIN:
18. 5. Emosi : Emosi adalah perasaan subjektif tentang suatu
peristiwa.
6. Pengetahuan : Komunikasi akan sulit dilakukan jika orang
yg kitan ajak berkomunikasi memiliki tingkat pengetahuan
yg berbeda.
7. Peran : Gaya komunikasi harus di sesuaikan dg peran yg
sedang kita lakukan.
8. Tatanan interaksi : Komunikasi interpersonal akan lebih
efektif jika dilakukan dalam lingkungan yang menunjang.
LANJUTAN
19. a. Adanya perbedaan persepsi
b. Terlalu cepat menyimpulkan
c. Adanya pandangan stereotipe
d. Kurangnya pengetahuan
e. Kurangnya minat
f. Sulit mengekspresikan diri
g. Adanya emosi
h. Adanya tipe kepribadian tertentu
HAMBATAN PSIKOLOGIS DALAM PROSES
KOMUNIKASI:
20. Bila diamati dalam kehidupan sehari-hari kadang-kadang
kita menggunakan bahasa tubuh dalam melakukan
komunikasi.
Mungkin penggunaan bahasa tubuh dalam berkomunikasi
bisa dg disengaja ataupun tidak disengaja.
Hal ini akan berpengaruh pada pesan yg disampaikan
sehingga pesan dg menggunakan bahasa tubuh tersebut
dapat diterima kadangkala juga tidak.
Tetapi pada dasarnya komunikasi menggunakan bahasa
tubuh lebih mudah diterima dan dicerna oleh penerima
pesan dibandingkan dg komunikasi verbal.
Hal ini didukung dari hasil penelitian yg menunjukkan
55% menggunakan bahasa tubuh atau dari ekspresi tubuh
38% dari nada suara
7% dari kata-kata yg diungkapkan
KOMUNIKASI NON VERBAL
21. Jika melihat pada hasil penelitian maka komunikasi dengan
menggunakan bahasa tubuh atau yg dikenal dg komunikasi
non verbal sangat berperan penting dalam penerimaan
pesan yg disampaikan.
Komunikasi non verbal juga secara tidak sengaja dapat
menimbulkan motivasi dan indikasinya lebih akurat dari
kata yg disampaikan seseorang dengan hal yg diucapkan.
Yg dimaksud komunikasi non verbal adalah isyarat, tekanan
suara, pergerakan tubuh, ekspresi wajah, dan penampilan
fisik.
LANJUTAN
22. 1. Penampilan fisik, lebih pada ke arah pandangan
seseorang thd orang lain. penampilan seseorang meliputi
karakteristik fisik dan cara berpakaian. Pakaian dan
perhiasan atau dandanan merupakan sumber informasi ttg
seseorang.
2. Jarak, prinsipnya setiap orang punya jarak untuk
berkomunikasi tergantung pada kenyamanan dan
kedekatan hubungannya. Jarak merupakan isyarat yg
umum digunakan saat melakukan hubungan antara dua
orang
3. Gerakan tubuh, adalah gerakan tangan, gerakan kaki,
gerakan kepala, ekspresi wajah (misalnya tersenyum),
kontak mata dan postur tubuh.
4. Sentuhan merupakan kecepatan dari individu dan
tindakan. Kemungkinan pesan yg disampaikan dalam
bentuk nonverbal (Smith et al, 1997).
BAHASA NON VERBAL DIKATAGORIKAN, DIAMATI
MENJADI 4 (EMPAT)
23. Pemahaman mengenai prinsip kolaborasi dapat
menjadi kurang berdasar jika hanya dipandang dari
hasilnya saja.
Pembahasan bagaimana proses kolaborasi itu
terjadi justru menjadi point penting yg harus
disikapi.
Bagaimana masing-masing profesi memandang arti
kolaborasi harus dipahami oleh kedua belah pihak
sehingga dapat diperoleh persepsi yg sama.
Seorang dokter saat menghadapi pasien pada
umumnya berfikir, “ Apa diagnosa pasien ini dan
perawatan apa yg dibutuhkannya “ pola pemikiran
seperti ini sudah terbentuk sejak awal proses
pendidikannya.
PEMAHAMAN KOLABORASI
24. Hubungan perawat dg adalah satu bentuk hubungan
interaksi yg telah cukup lama dikenal ketika memberikan
bantuan kepada pasien.
Perspektif yg berbeda dalam memendang pasien, dalam
prakteknya menyebabkan munculnya hambatan teknik
dalam melakukan proses kolaborasi.
Kendala psikologi keilmuan dan individual, factor sosial,
serta budaya menempatkan kedua profesi ini memunculkan
kebutuhan akan upaya kolaborsi yg dapat menjadikan
keduanya lebih solid dg semangat kepentingan pasien.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa banyak aspek
positif yg dapat timbul jika hubungan kolaborasi dokter dg
perawat berlangsung baik.
TREND DAN ISSU KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN
KESEHATAN
25. Tim pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan sekelompok
profesional yg mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum dan
berbeda keahlian.
Tim akan berfungsi baik jika terjadi adanya konstribusi dari
anggota tim dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik.
Anggota tim kesehatan meliputi: pasien, perawat, dokter,
fisioterapi, pekerja sosial, ahli gizi, manager, dan apoteker.
Oleh karena itu tim kolaborasi hendaknya memiliki
komunikasi yang efektif, bertanggung jawab dan saling
menghargai antar sesama anggota tim.
Perawat sebagai anggota membawa perspektif yg unik dalam
interdisiplin tim.
Perawat menfasilitasi dan membantu pasien untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan dari praktek profesi
kesehatan lain.
Perawat berperan sbg penghubung penting antara pasien dan
pemberi pelayanan kesehatan.
ANGGOTA TIM INTERDISIPLIN
26. 1. Memberikan pelayanan kesehatan yg
berkualitas dg menggabungkan keahlian unik
professional
2. Produktifitas maksimal serta efektifitas dan
efesiensi sumber daya
3. Meningkatnya profesionalisme dan kepuasan
kerja, dan loyalitas
4. Meningkatnya kohensifitas antar professional
5. Kejelasan peran dalam berinteraksi antar
profesional
6. Menumbuhkan komunikasi, kolegalitas, dan
menghargai dan memahami orang lain.
ELEMEN KUNCI KOLABORASI DALAM KERJA SAMA TEAM
MULTIDISIPLINER DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MENCAPAI
TUJUAN KOLABORASI TEAM:
27. A. Pengertian
Komunikasi yg dilakukan seorang perawat saat
melakukan intervensi keperawatan harus mampu
memberikan khasiat therapi bagi proses penyembuhan
pasien.
Perawat harus meningkatkan pengetahuan, kemampuan
aplikatif komunikasi terapeutik agar kebutuhan,
kepuasan pasien dapat dipenuhi.
Northouse (1998) sbg kemampuan/keterampilan
perawat untuk membantu klien beradaptasi thd stres,
mengatasi gangguan psikologis, belajar bagaimana
berhubungan dg orang lain.
Stuart G.W (1998) merupakan hubungan interpersonal
antara perawat, klien, dalam hubungan ini perawat,
klien memperoleh pengalaman belajar bersama dalam
rangka memperbaiki pengalaman emosional klien.
S.Sundeen (1990) hubungan kerjasama yg ditandai
tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran, pengalaman
dalam membina hubungan intim yg terapeutik.
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
28. komunikasi yg memiliki makna terapeutik bagi klien dan
dilakukan oleh perawat (helper) untuk membantu klien
mencapai kembali kondisi yg adaptif dan positif.
BEBERAPA PENGERTIAN DIATAS KOMUNIKASI
TERAPEUTIK ADALAH
29. a. Realisasi diri, penerimaan diri,
peningkatan penghormatan diri.
b. Kemampuan membina hubungan
interpersonal yg tidak superfisial,
saling bergantung dg orang lain.
c. Peningkatan fungsi, kemampuan untuk
memuaskan kebutuhan serta mencapai
tujuan yg realistis.
d. Rasa identitas personal yg jelas dan
peningkatan integritas diri.
C. TUJUAN
30. a. Penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan baik
secara verbal maupun non verbal,
b. Menggunakan media atau tidak.
c. Pesan yg diterima oleh komunikan
kemudian akan diproses oleh
komunikan, proses ini disebut dg
decoding.
d. Proses encoding (transformasi
informasi menjadi sebuah bentuk
pesan yg dapat disampaikan kepada
orang lain) dalam dirinya
e. Menyampaikan umpan balik
(feedback) thd pesan yg diterimanya.
D. UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI TERAPEUTIK
31. a. Meningkatkan pemahaman, membantu terbentuknya
hubungan yg konstruktif diantara perawat-klien.
b. Mempunyai tujuan membantu klien mencapai suatu
tujuan dalam asuhan keperawatan.
c. Hubungan perawat-klien hubungan terapeutik yg
saling menguntungkan, didasarkan prinsip ‘humanity
of nurses and clients’. Hubungan ini tidak hanya
sekedar hubungan seorang penolong
(helper/perawat) dg kliennya, tetapi hubungan antara
manusia yg bermartabat (Dult-Battey,2004).
d. Perawat harus menghargai keunikan klien,
menghargai perbedaan karakter, memahami
perasaan, perilaku klien, melihat perbedaan latar
belakang keluarga, budaya, keunikan setiap individu.
e. Dilakukan harus dapat menjaga harga diri pemberi
maupun penerima pesan, perawat harus mampu
menjaga harga dirinya,harga diri klien.
f. Menciptakan tumbuhnya hubungan saling percaya
(trust) harus dicapai terlebih dahulu sebelum
menggali permasalahan, memberikan alternatif
pemecahan masalah (Stuart,1998).
E. PRINSIP DASAR KOMUNIKASI TERAPEUTIK
32. Salah satu karakteristik dasar dari komunikasi yaitu
ketika seseorang melakukan komunikasi thd orang lain
maka akan tercipta suatu hubungan diantara keduanya,
selain itu komunikasi bersifat resiprokal dan
berkelanjutan.
Hal inilah yg pada akhirnya membentuk suatu hubungan
‘helping relationship’. hubungan yg terjadi diantara dua
(atau lebih) individu maupun kelompok yg saling
memberikan, menerima bantuan / dukungan untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya sepanjang kehidupan.
Pada konteks keperawatan hubungan yg dimaksud
hubungan antara perawat- klien.
Ketika hubungan antara perawat, klien terjadi, perawat
sbg penolong (helper) membantu klien sbg orang yg
membutuhkan pertolongan, untuk mencapai tujuan yaitu
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia klien.
HUBUNGAN PERAWAT DAN KLIEN/HELPING
RELATIONSHIP
33. 1. Kejujuran
2. Tidak membingungkan dan cukup
ekspresif
3. Bersikap positif
4. Empati bukan simpati
5. Mampu melihat permasalahan dari
kacamata klien
6. Menerima klien apa adanya
7. Sensitif terhadap perasaan klien
8. Tidak mudah terpengaruh masa lalu
klien ataupun diri perawat sendiri
MENURUT ROGER DALAM STUART G.W (1998), KARAKTERISTIK
SEORANG HELPER (PERAWAT) YG DAPAT MEMFASILITASI
TUMBUHNYA HUBUNGAN YG TERAPEUTIK, :
34. 1. Tahap Persiapan/Pra-interaksi
• Menggali perasaan, menilik dirinya dg cara mengidentifikasi
kelebihan, kekurangannya.
• Mencari informasi ttg klien sbg lawan bicaranya.
• Merancang strategi untuk pertemuan pertama dg klien.
• Tahapan ini dilakukan dg tujuan mengurangi rasa cemas atau
kecemasan yg mungkin dirasakan perawat sebelum
melakukan komunikasi terapeutik dg klien.
• Kecemasan yg dialami seseorang dapat sangat mempengaruhi
interaksinya dg orang lain
• Hal ini disebabkan oleh adanya kesalahan dalam
menginterpretasikan apa yg diucapkan oleh lawan bicara.
• Perawat merasa cemas, dia tidak akan mampu mendengarkan
apa yg dikatakan klien dg baik sehingga tidak mampu
melakukan active listening (mendengarkan dg aktif dan penuh
perhatian).
G. TAHAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK
STUART G.W, 1998
35. • Tahap perkenalan dilaksanakan setiap kali pertemuan dg
klien dilakukan.
• Tujuan tahap ini adalah memvalidasi keakuratan data,
rencana yg telah dibuat sesuai dg keadaan klien saat ini,
serta mengevaluasi hasil tindakan yg telah lalu.
Tugas perawat dalam tahapan ini adalah:
a. Membina rasa saling percaya, menunjukkan
penerimaan,komunikasi terbuka.
b. Merumuskan kontrak (waktu, tempat pertemuan, topik
pembicaraan) bersama-sama dg klien, menjelaskan atau
mengklarifikasi kembali kontrak yg telah disepakati
bersama.
c. Menggali pikiran, perasaan, mengidentifikasi masalah
klien yg umumnya dilakukan dg menggunakan teknik
komunikasi pertanyaan terbuka.
d. Merumuskan tujuan interaksi dg klien.
e. Sangat penting bagi perawat untuk melaksanakan
tahapan ini dg baik karena tahapan ini merupakan dasar
bagi hubungan terapeutik antara perawat dan klien.
2. TAHAP PERKENALAN/ORIENTASI
36. Tahap kerja merupakan inti dari keseluruhan proses
komunikasi terapeutik
Tahap yg terpanjang dalam komunikasi terapeutik karena
didalamnya perawat dituntut membantu, mendukung klien
menyampaikan perasaan, pikirannya, menganalisa respons
ataupun pesan komunikasi verbal dan non verbal yg
disampaikan oleh klien.
Perawat mendengarkan secara aktif, dg penuh perhatian
sehingga mampu membantu klien untuk mendefinisikan
masalah yg sedang dihadapi oleh klien, mencari penyelesaian
masalah dan mengevaluasinya.
Akhir tahap ini, perawat diharapkan mampu menyimpulkan
percakapannya dg klien.
Teknik menyimpulkan ini merupakan usaha untuk
memadukan, menegaskan hal-hal penting dalam percakapan,
membantu perawat, klien memiliki pikiran, ide yg sama
Penarikan kesimpulan oleh perawat maka klien dapat
merasakan keseluruhan pesan atau perasaan yg telah
disampaikannya diterima dg baik, benar-benar dipahami
perawat.
3. TAHAP KERJA
37. Terminasi merupakan akhir pertemuan perawat dan klien.
dibagi dua yaitu terminasi sementara, terminasi akhir
Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan perawat
dan klien, setelah hal ini dilakukan perawat dan klien masih
akan bertemu kembali pada waktu yg berbeda sesuai dg kontrak
waktu yg telah disepakati bersama.
Terminasi akhir dilakukan oleh perawat setelah menyelesaikan
seluruh proses keperawatan.
Tugas perawat dalam tahap ini adalah:
a. Mengevaluasi pencapaian tujuan dari interaksi yg telah
dilaksanakan (evaluasi objektif). Brammer dan McDonald
(1996) menyatakan meminta klien untuk menyimpulkan ttg
apa yg telah didiskusikan merupakan sesuatu yg sangat
berguna pada tahap ini.
b. Melakukan evaluasi subjektif dg cara menanyakan perasaan
klien setelah berinteraksi dg perawat.
c. Menyepakati tindak lanjut interaksi yg telah dilakukan.
d. Tindak lanjut yg disepakati harus relevan dg interaksi yg baru
saja dilakukan atau dg interaksi yg akan dilakukan
selanjutnya.
e. Tindak lanjut dievaluasi dalam tahap orientasi pada
pertemuan berikutnya.
4. TAHAP TERMINASI
38. Berikut tindakan/sikap yg dilakukan ketika
menunjukkan kehadiran secara fisik :
1. Berhadapan dg lawan bicara : Dg posisi ini perawat
menyatakan kesiapannya (“saya siap untuk anda”).
2. Sikap tubuh terbuka; kaki dan tangan terbuka (tidak
bersilangan) Sikap tubuh yg terbuka menunjukkan
bahwa perawat bersedia untuk mendukung
terciptanya komunikasi.
3. Menunduk/memposisikan tubuh kearah/lebih dekat
dg lawan bicara, Hal ini menunjukkan perawat
bersiap untuk merespon dalam komunikasi
(berbicara-mendengar).
4. Pertahankan kontak mata, sejajar, dan natural, Dg
posisi mata sejajar perawat menunjukkan
kesediaannya untuk mempertahankan komunikasi.
5. Bersikap tenang, Akan lebih terlihat bila tidak
terburu-buru saat berbicara dan menggunakan
gerakan/bahasa tubuh yg natural.
H. SIKAP DALAM MELAKUKAN KOMUNIKASI
TERAPEUTIK
39. 1. Mendengar aktif; Konsentrasi aktif, persepsi
terhadap pesan orang lain yg menggunakan
semua indra,
2. Mendengar pasif; Mendengar pasif adalah
kegiatan mendengar dg kegiatan non verbal
untuk klien. Misalnya dg kontak mata,
menganggukkan kepala, juga keikutsertaan
secara verbal
3. Penerimaan: mendukung, menerima
informasi dg tingkah laku yg menunjukkan
ketertarikan, tidak menilai. Penerimaan
bukan berarti persetujuan. Menunjukkan
penerimaan berarti kesediaan mendengar
tanpa menunjukkan keraguan atau
ketidaksetujuan.
MACAM-MACAM TEKNIK KOMUNIKASI STUART DAN
SUNDEEN TAHUN 1995,
40. 4. Klarifikasi; Klarifikasi sama dg
validasi yaitu menanyakan kepada klien
apa yg tidak dimengerti perawat thd
situasi yg ada. Klarifikasi dilakukan
apabila pesan yg disampaikan oleh klien
belum jelas bagi perawat, perawat
mencoba memahami situasi yg
digambarkan oleh klien.
5. Fokusing; adalah kegiatan komunikasi
yg dilakukan untuk membatasi area
diskusi sehingga percakapan menjadi
lebih spesifik dan dimengerti
LANJUTAN
41. Observasi merupakan kegiatan mengamati
klien/orang lain. Observasi dilakukan apabila
terdapat konflik antara verbal dan non verbal klien
dan saat tingkah laku verbal dan non verbal nyata
dan tidak biasa ada pada klien, Observasi dilakukan
sedemikian rupa sehingga klien tidak menjadi malu
atau marah.
7. Menawarkan informasi; Menyediakan tambahan
informasi dg tujuan untuk mendapatkan respon lebih
lanjut. Beberapa keuntungan dari menawarkan
informasi akan memfasilitasi komunikasi, mendorong
pendidikan kes., memfasilitasi klien untuk mengambil
keputusan, Penahanan informasi pada saat klien
membutuhkan akan mengakibatkan klien tidak
percaya. Hal yg tidak boleh dilakukan adalah
menasehati klien pada saat memberikan informasi.
6. OBSERVASI;
42. Menyediakan tambahan informasi dg tujuan untuk
mendapatkan respon lebih lanjut. Beberapa keuntungan dari
menawarkan informasi akan memfasilitasi komunikasi,
mendorong pendidikan kes., memfasilitasi klien untuk
mengambil keputusan, Penahanan informasi pada saat klien
membutuhkan akan mengakibatkan klien tidak percaya. Hal
yg tidak boleh dilakukan adalah menasehati klien pada saat
memberikan informasi.
7. MENAWARKAN INFORMASI;
43. 8. Diam (memelihara ketenangan);
Dilakukan dg tujuan mengorganisir
pemikiran, memproses informasi,
menunjukkan bahwa perawat bersedia untuk
menunggu respon. Kediaman ini akan
bermanfaat pada saat klien mengalami
kesulitan untuk membagi persepsinya dg
perawat.
Diam tidak dapat dilakukan dalam waktu yg
lama karena akan mengakibatkan klien
menjadi khawatir. Diam dapat juga diartikan
sbg mengerti, atau marah.
Diam disini juga menunjukkan kesediaan
seseorang untuk menanti orang lain agar
punya kesempatan berpikir, meskipun begitu
LANJUTAN
44. 9. Assertive: Assertive adalah kemampuan dg
secara meyakinkan, nyaman mengekspresikan
pikiran, perasaan diri dg tetap menghargai
hak orang lain,
10. Menyimpulkan; Membawa poin-poin
penting dari diskusi untuk meningkatkan
pemahaman. Memberi kesempatan
mengklarifikasi komunikasi agar sama dg ide
dalam pikiran,
11. Giving recognition (memberikan
pengakuan/ penghargaan); Memberi
penghargan merupakan tehnik untuk
memberikan pengakkuan dan menandakan
kesadaran,
LANJUTAN
45. 12. Offering Sel (menawarakan diri); Menawarkan
diri adalah menyediakan diri anda tanpa respon
bersyarat atau respon yg diharapkan,
13. Offering general leads (memberikan petunjuk
umum); Mendukung klien untuk meneruskan,
14. Giving broad opening (memberikan pertanyaan
terbuka): Mendorong klien untuk menyeleksi topik
yg akan dibicarakan. Kegiatan ini bernilai
terapeuitik apabila klien menunjukkan
penerimaan, nilai dari inisiatif klien , menjadi non
terapeutik apabila perawatan mendominasi
interaksi, menolak respon klien,
LANJUTAN
46. 15. Placing the time in time/sequence (penempatan
urutan/waktu); Melakukan klarifikasi antara waktu
dan kejadian atau antara satu kejadian dg kejadian
lain. Teknik bernilai terapeutik apabila perawat
dapat mengeksplorasi klien dan memahami
masalah yg penting. Tehnik ini menjadi tidak
terapeutik bila perawat memberikannasehat,
meyakinkan atau tidak mengakui klien.
16. Encourage deskripition of perception
(mendukung deskripsi dari persepsi); Meminta
kepada klien mengungkapkan secara verbal apa yg
dirasakan atau diterima,
17. Encourage Comparison (mendukung
perbandingan); Menanyakan kepada klien
mengenai persamaan atau perbedaan
LANJUTAN
47. 18. Restating (mengulang) adalah pengulangan pikiran
utama yg diekspresiakn klien,
19. Reflekting (Refleksi): Digunakan pada saat klien
menanyakan pada perawat penilaian atau
kesetujuannya. Tehnik ini akan membantu perawat
tetap memelihara pendekatan yg tidak menilai,
20. Eksploring (Eksporasi); Mempelajari suatu topik
lebih mendalam
21. Presenting reality (menghadikan
realitas/kenyataan); Menyediakan informasi dg
perilaku yg tidak menilai
22. Voucing doubt (menunjukkan keraguan);
Menyelipkan persepsi perawat mengenai realitas.
Tehnik ini digunakan dg sangat berhati-hati dan hanya
pada saat perawat merasa yakin ttg suatu yg detil. Ini
digunakan pada saat perawat ingin memberi petunjuk
pada klien mengenai penjelasan lain
LANJUTAN
48. 23. Seeking consensual validation; Pencarian
pengertian mengenai komunikasi baik oleh
perawat maupun klien. Membantu klien lebih jelas
thd apa yg mereka pikirkan.
24. Verbalizing the implied: Memverbalisasikan
kata-kata yg klien tunjukkan atau anjuran.
25. Encouraging evaluation (mendukung evaluasi):
Perawat membantu klien mempertimbangkan
orang dan kejadian kedalam nilai dirinya
26. Attempting to translate into feeling (usaha
menerjemahkan perasaan); Membantu klien untuk
mengidentifikasi perasaan berhubungan dg
kejadian atau pernyataan .
LANJUTAN
49. 27. Suggesting collaborating (menganjurkan
kolaborasi): Penekanan kegiatan kerja dg klien
tidak menekan melakukan sesuatu untuk klien.
Mendukung pandangan bahwa terdapat
kemungkinan perubahan melalui kolaborasi.
28. Encouragingformulation of plan of action
(mendukng terbentuknya rencana tindakan):
Memberikan kesempatan pada klien untuk
mengantisipasi alternative dari tindakan untuk
masa yg akan datang.
29. Estabilising guidelines (menyediakan
petunjuk); Statemen yg menunjukkan peran,
tujuan dan batasan untuk interaksi. Hal ini akan
menolong klien untuk mengetahui apa yg dia
harapkan dari dirinya.
LANJUTAN
50. 30. Open- ended comments (komentar terbuka-
tertutup): Komentar secara umum untuk
menentukan arah dari interaksi yg seharusnya
dilakukan. Hal ini akan mengijinkan klien untuk
memutuskan apa topik/materi yg paling relevan,
mendukung klien untuk meneruskan interaksi.
31. Reducing distant (penurunan jarak);
Menurunkan jarak fisik antara perawat dank lien.
Hal ini menunjukkan komunikasi non verbal
dimana perawat ingin terlibat dg klien.
32. Humor; sbg hal yg penting dalam komunikasi
verbal dikarenakan: tertawa mengurangi keteganan
dan rasa sakit akibat stress, serat meningkatkan
keberhasilan asuhan keperawatan .
LANJUTAN
51. Komunikasi terapeutik merupakan tanggung
jawab moral seorang perawat.
Komunikasi terapeutik bukanlah hanya salah
satu upaya yg dilakukan oleh perawat untuk
mendukung proses keperawatan yg diberikan
kepada klien.
Untuk dapat melakukannya dg baik dan efektif
diperlukan latihan dan pengasahan
keterampilan berkomunikasi sehingga efek
terapeutik yg menjadi tujuan dalam komunikasi
terapeutik dapat tercapai.
Ketika seorang perawat berusaha untuk
mengaplikasikan pengetahuan yg ia miliki untuk
melakukan komunikasi terapeutik, ia pada
akhirnya akan menyadari bahwa komunikasi
terapeutik yg ia lakukan tidak hanya
PENUTUP
52. Fortinas, K.M. and Worret, P.A.H. (2004). Psychiatic mental
health nursing. Third edition. St. Louis: Mosby.
Potter and Perry’s. (2001). Fundamental of nursing. Australia:
St. Louis, Missouri.
Stuart, G.W., and Laraia, M.T. (2001). Principles and practice
of psychiatric nursing. Seventh edition. St. Louis: Mosby Inc.
DAFTAR PUSTAKA