SlideShare a Scribd company logo
Nurhumairah, SKM., MKM
KOMUNIKASI DALAM
PELAYANAN KESEHATAN
 Komunikasi merupakan proses kompleks yg melibatkan
perilaku dan memungkinkan individu untuk berhubungan dg
orang lain dan dunia sekitarnya.
 Menurut Potter dan Perry (1993), komunikasi terjadi pada
tiga tingkatan yaitu intrapersonal, interpersonal dan publik.
 Komunikasi interpersonal adalah interaksi yg terjadi antara
sedikitnya dua orang atau dalam kelompok kecil, terutama
dalam keperawatan.
 Komunikasi interpersonal yg sehat memungkinkan
penyelesaian masalah, berbagai ide, pengambilan
keputusan, dan pertumbuhan personal.
1. PENGERTIAN KOMUNIKASI
a. Perawat harus mengenal dirinya sendiri
b. Komunikasi harus ditandai dg sikap saling menerima,
percaya, menghargai
c. Perawat harus memahami, menghayati nilai yg dianut oleh
pasien
d. Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien,
baik fisik maupun mental
e. Perawat harus dapat menciptakan suasana yg nyaman dan
aman bagi pasien
f. Kejujuran dan terbuka
g. Mampu sbg role model
h. Altruisme
i. Bertanggung jawab
2. PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI (CARL ROGERS)
a. Sender (pemberi pesan): orang yang mengirimkan pesan
b. Receiver (penerima pesan) : orang yang mnerima pesan
c. Pesan : informasi yg diterima, bisa berupa kata, ide atau
perasaan.
d. Media: metode yg digunakan dalam pesan yaitu kata, bisa
dg cara ditulis, diucapkan, diraba, dicium.
e. Umpan balik: penerima pesan memberikan informasi/ pesan
kembali kepada pengirim pesan dalam bentuk komunikasi
yg efektif.
3. KOMPONEN-KOMPONEN DALAM KOMUNIKASI
1. Sarana terbina hubungan yg baik antara pasien &nakes
2. Melihat perubahan perilaku yg terjadi pada individu atau
pasien
3. Kunci keberhasilan tindakan kes yg telah dilakukan
4. Tolok ukur kepuasan pasien
5. Tolak ukur komplain tindakan dan rehabilitasi
KOMUNIKASI MENJADI PENTING KARENA
:
1. Komunikasi bukanlah benda, ia sebuah proses
2. Komunikasi bersifat kompleks
3. Komunikasi tidak dapat digantikan
4. Komunikasi melibatkan keterlibatan yg total dari
kepribadian kita
PRINSIP KOMUNIKASI YG PENTING
a.Situasi/suasana
 Situasi/suasana yg hiruk pikuk atau penuh kebisangan akan
mempengaruhi baik/tidaknya pesan diterima oleh
komunikan, suara bising yg diterima komunikan saat proses
komunikasi berlangsung membuat pesan tidak jelas, kabur,
bahkan sulit diterima.
 Proses komunikasi dilaksanakan, lingkungan harus
diciptakan sedemikian rupa supaya tenang dan nyaman.
 Komunikasi yg berlangsung dan dilakukan pada waktu yg
kurang tepat mungkin diterima dg kurang tepat pula.
FAKTOR YG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI
b. Kejelasan Pesan
 Kejelasan pesan akan sangat mempengaruhi keefektifan
komunikasi.
 Pesan yg kurang jelas dapat ditafsirkan berbeda oleh
komunikan sehingga antara komunikan dan komunikator
dapat berbeda persepsi ttg pesan yg disampaikan.
 Hal ini akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan
komunikasi yg dijalankan. komunikator harus memahami
pesan sebelum menyampaikannya pada komunikan, dapat
dimengerti dan menggunakan artikulasi dan kalimat yg
jelas.
 Manusia makhluk sosial tentunya selalu memerlukan orang
lain dalam menjalankan dan mengembangkan
kehidupannya.
 Hubungan dg orang lain akan terjalin bila setiap individu
melakukan komunikasi diantara sesamanya.
 Kepuasan dan kenyamanan serta rasa aman yg dicapai oleh
individu dalam berhubungan sosial dg orang lain merupakan
hasil dari suatu komunikasi.
 Komunikasi dalam hal ini menjadi unsur terpenting dalam
mewujudkan integritas diri setiap manusia sbg bagian dari
sistem sosial.
PENTINGNYA KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN
KESEHATAN
 Komunikasi yg terjadi dalam kehidupan sehari-hari
memberikan dampak yg sangat penting dalam kehidupan,
baik secara individual maupun kelompok.
 Komunikasi yg terputus akan memberikan dampak pada
buruknya hubungan antar individu atau kelompok.
 Tatanan klinik seperti RS dinyatakan sbg salah satu sistem
dari kelompok sosial mempunyai kepentingan yg tinggi pada
unsur komunikasi.
NEXT…
 Konsumen internal melibatkan unsur hubungan antar
individu yg bekerja di RS, baik hubungan secara horisontal
ataupun hubungan secara vertikal.
 Hubungan yg terjalin antar tim multidisplin termasuk
keperawatan, unsur penunjang lainnya, unsur adminitrasi
sbg provider merupakan gambaran dari sisi konsumen
internal.
KONSUMEN INTERNAL & EKSTERNAL
 Sedangkan konsumen eksternal lebih mengarah pada sisi
menerima jasa pelayanan, yaitu klien baik secara individual,
kelompok, keluarga maupun masyarakat yg ada di RS sakit.
 Seringkali hubungan buruk yg terjadi pada suatu RS,
diprediksi penyebabnya adalah buruknya sistem komunikasi
antar individu yg terlibat dalam sistem tersebut.
 Ellis (2000) menyatakan jika hubungan terputus atau
menjadi sumber stres, pada umumnya yg ditunjuk sebagai
penyebabnya adalah komunikasi yg buruk.
Hal ini terjadi beberapa sebab diantaranya adalah:
1) Lemahnya pemahaman mengenai penggunaan diri secara
terapeutik saat melakukan intraksi dg klien.
2) Kurangnya kesadaran diri para perawat dalam
menjalankan komunikasi dua arah secara terapeutik.
3) Lemahnya penerapan sistem evaluasi tindakan (kinerja)
individual yg berdampak thd lemahnya pengembangan
kemampuan diri sendiri.
PENYEBAB KOMUNIKASI YG BURUK
a. Komunikasi interpersonal
 Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yg terjatara
dua individu atau lebih dan pesan berisi verbal maupun non
verbal.
 Komunikasi ini sering digunakan dalam kegiatan sehari-hari
dan penting untuk kehidupan sosial, dg tujuan:
a. Dapat untuk bertukar pikiran
b. Dapat membantu menyelesaikan masalah
c. Dapat membantu membuat keputusan
d. Dapat melakukan tindakan yg sesuai dg kehidupannya
TINGKATAN KOMUNIKASI
b. Komunikasi antarpersonal
c. Komunikasi publik
d. Komunikasi Massa
NEXT….
1. Jelaskan pengertian komunikasi menurut beberapa ahli :
(minimal 3)
2. Jelaskan menurut anda pentingya komunikasi dalam
keperawatan atau dalam pelayanan kesehatan !
3. Jelaskan pengertian serta berikan contoh :
a. Komunikasi Interpesonal
b. Komunikasi Antarpersonal
c. Komunikasi Publik
d. Komunikasi Massa
Tulis soal dan jawaban di buku tugas !
TUGAS
1. Perkembangan : Pada prinsipnya dalam berkomunikasi yg
perlu diperhatikan adalah siapa yg diajak berkomunikasi.
2. Persepsi : Persepsi adalah pandangan personal thd suatu
kejadian. Persepsi dibentuk oleh harapan dan
pengalaman..
3. Nilai : Nilai adalah standar yg mempengaruhi perilaku
sehingga sangat penting bagi pemberi pelayanan
kesehatan untuk menyadari nilai seseorang.
4. Latar belakang budaya :Gaya berkomunikasi sangat
dipengaruhi oleh faktor budaya. Budaya inilah yg akan
membatasi cara bertindak dan berkomunikasi.
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DIPENGARUHI FAKTOR
THD ISI PESAN DAN SIKAP PENYAMPAIAN PESAN
ANTARA LAIN:
5. Emosi : Emosi adalah perasaan subjektif tentang suatu
peristiwa.
6. Pengetahuan : Komunikasi akan sulit dilakukan jika orang
yg kitan ajak berkomunikasi memiliki tingkat pengetahuan
yg berbeda.
7. Peran : Gaya komunikasi harus di sesuaikan dg peran yg
sedang kita lakukan.
8. Tatanan interaksi : Komunikasi interpersonal akan lebih
efektif jika dilakukan dalam lingkungan yang menunjang.
LANJUTAN
a. Adanya perbedaan persepsi
b. Terlalu cepat menyimpulkan
c. Adanya pandangan stereotipe
d. Kurangnya pengetahuan
e. Kurangnya minat
f. Sulit mengekspresikan diri
g. Adanya emosi
h. Adanya tipe kepribadian tertentu
HAMBATAN PSIKOLOGIS DALAM PROSES
KOMUNIKASI:
 Bila diamati dalam kehidupan sehari-hari kadang-kadang
kita menggunakan bahasa tubuh dalam melakukan
komunikasi.
 Mungkin penggunaan bahasa tubuh dalam berkomunikasi
bisa dg disengaja ataupun tidak disengaja.
 Hal ini akan berpengaruh pada pesan yg disampaikan
sehingga pesan dg menggunakan bahasa tubuh tersebut
dapat diterima kadangkala juga tidak.
 Tetapi pada dasarnya komunikasi menggunakan bahasa
tubuh lebih mudah diterima dan dicerna oleh penerima
pesan dibandingkan dg komunikasi verbal.
Hal ini didukung dari hasil penelitian yg menunjukkan
 55% menggunakan bahasa tubuh atau dari ekspresi tubuh
 38% dari nada suara
 7% dari kata-kata yg diungkapkan
KOMUNIKASI NON VERBAL
 Jika melihat pada hasil penelitian maka komunikasi dengan
menggunakan bahasa tubuh atau yg dikenal dg komunikasi
non verbal sangat berperan penting dalam penerimaan
pesan yg disampaikan.
 Komunikasi non verbal juga secara tidak sengaja dapat
menimbulkan motivasi dan indikasinya lebih akurat dari
kata yg disampaikan seseorang dengan hal yg diucapkan.
 Yg dimaksud komunikasi non verbal adalah isyarat, tekanan
suara, pergerakan tubuh, ekspresi wajah, dan penampilan
fisik.
LANJUTAN
1. Penampilan fisik, lebih pada ke arah pandangan
seseorang thd orang lain. penampilan seseorang meliputi
karakteristik fisik dan cara berpakaian. Pakaian dan
perhiasan atau dandanan merupakan sumber informasi ttg
seseorang.
2. Jarak, prinsipnya setiap orang punya jarak untuk
berkomunikasi tergantung pada kenyamanan dan
kedekatan hubungannya. Jarak merupakan isyarat yg
umum digunakan saat melakukan hubungan antara dua
orang
3. Gerakan tubuh, adalah gerakan tangan, gerakan kaki,
gerakan kepala, ekspresi wajah (misalnya tersenyum),
kontak mata dan postur tubuh.
4. Sentuhan merupakan kecepatan dari individu dan
tindakan. Kemungkinan pesan yg disampaikan dalam
bentuk nonverbal (Smith et al, 1997).
BAHASA NON VERBAL DIKATAGORIKAN, DIAMATI
MENJADI 4 (EMPAT)
 Pemahaman mengenai prinsip kolaborasi dapat
menjadi kurang berdasar jika hanya dipandang dari
hasilnya saja.
 Pembahasan bagaimana proses kolaborasi itu
terjadi justru menjadi point penting yg harus
disikapi.
 Bagaimana masing-masing profesi memandang arti
kolaborasi harus dipahami oleh kedua belah pihak
sehingga dapat diperoleh persepsi yg sama.
 Seorang dokter saat menghadapi pasien pada
umumnya berfikir, “ Apa diagnosa pasien ini dan
perawatan apa yg dibutuhkannya “ pola pemikiran
seperti ini sudah terbentuk sejak awal proses
pendidikannya.
PEMAHAMAN KOLABORASI
 Hubungan perawat dg adalah satu bentuk hubungan
interaksi yg telah cukup lama dikenal ketika memberikan
bantuan kepada pasien.
 Perspektif yg berbeda dalam memendang pasien, dalam
prakteknya menyebabkan munculnya hambatan teknik
dalam melakukan proses kolaborasi.
 Kendala psikologi keilmuan dan individual, factor sosial,
serta budaya menempatkan kedua profesi ini memunculkan
kebutuhan akan upaya kolaborsi yg dapat menjadikan
keduanya lebih solid dg semangat kepentingan pasien.
 Berbagai penelitian menunjukkan bahwa banyak aspek
positif yg dapat timbul jika hubungan kolaborasi dokter dg
perawat berlangsung baik.
TREND DAN ISSU KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN
KESEHATAN
 Tim pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan sekelompok
profesional yg mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum dan
berbeda keahlian.
 Tim akan berfungsi baik jika terjadi adanya konstribusi dari
anggota tim dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik.
 Anggota tim kesehatan meliputi: pasien, perawat, dokter,
fisioterapi, pekerja sosial, ahli gizi, manager, dan apoteker.
 Oleh karena itu tim kolaborasi hendaknya memiliki
komunikasi yang efektif, bertanggung jawab dan saling
menghargai antar sesama anggota tim.
 Perawat sebagai anggota membawa perspektif yg unik dalam
interdisiplin tim.
 Perawat menfasilitasi dan membantu pasien untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan dari praktek profesi
kesehatan lain.
 Perawat berperan sbg penghubung penting antara pasien dan
pemberi pelayanan kesehatan.
ANGGOTA TIM INTERDISIPLIN
1. Memberikan pelayanan kesehatan yg
berkualitas dg menggabungkan keahlian unik
professional
2. Produktifitas maksimal serta efektifitas dan
efesiensi sumber daya
3. Meningkatnya profesionalisme dan kepuasan
kerja, dan loyalitas
4. Meningkatnya kohensifitas antar professional
5. Kejelasan peran dalam berinteraksi antar
profesional
6. Menumbuhkan komunikasi, kolegalitas, dan
menghargai dan memahami orang lain.
ELEMEN KUNCI KOLABORASI DALAM KERJA SAMA TEAM
MULTIDISIPLINER DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MENCAPAI
TUJUAN KOLABORASI TEAM:
A. Pengertian
 Komunikasi yg dilakukan seorang perawat saat
melakukan intervensi keperawatan harus mampu
memberikan khasiat therapi bagi proses penyembuhan
pasien.
 Perawat harus meningkatkan pengetahuan, kemampuan
aplikatif komunikasi terapeutik agar kebutuhan,
kepuasan pasien dapat dipenuhi.
 Northouse (1998) sbg kemampuan/keterampilan
perawat untuk membantu klien beradaptasi thd stres,
mengatasi gangguan psikologis, belajar bagaimana
berhubungan dg orang lain.
 Stuart G.W (1998) merupakan hubungan interpersonal
antara perawat, klien, dalam hubungan ini perawat,
klien memperoleh pengalaman belajar bersama dalam
rangka memperbaiki pengalaman emosional klien.
 S.Sundeen (1990) hubungan kerjasama yg ditandai
tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran, pengalaman
dalam membina hubungan intim yg terapeutik.
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
 komunikasi yg memiliki makna terapeutik bagi klien dan
dilakukan oleh perawat (helper) untuk membantu klien
mencapai kembali kondisi yg adaptif dan positif.
BEBERAPA PENGERTIAN DIATAS KOMUNIKASI
TERAPEUTIK ADALAH
a. Realisasi diri, penerimaan diri,
peningkatan penghormatan diri.
b. Kemampuan membina hubungan
interpersonal yg tidak superfisial,
saling bergantung dg orang lain.
c. Peningkatan fungsi, kemampuan untuk
memuaskan kebutuhan serta mencapai
tujuan yg realistis.
d. Rasa identitas personal yg jelas dan
peningkatan integritas diri.
C. TUJUAN
a. Penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan baik
secara verbal maupun non verbal,
b. Menggunakan media atau tidak.
c. Pesan yg diterima oleh komunikan
kemudian akan diproses oleh
komunikan, proses ini disebut dg
decoding.
d. Proses encoding (transformasi
informasi menjadi sebuah bentuk
pesan yg dapat disampaikan kepada
orang lain) dalam dirinya
e. Menyampaikan umpan balik
(feedback) thd pesan yg diterimanya.
D. UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI TERAPEUTIK
a. Meningkatkan pemahaman, membantu terbentuknya
hubungan yg konstruktif diantara perawat-klien.
b. Mempunyai tujuan membantu klien mencapai suatu
tujuan dalam asuhan keperawatan.
c. Hubungan perawat-klien hubungan terapeutik yg
saling menguntungkan, didasarkan prinsip ‘humanity
of nurses and clients’. Hubungan ini tidak hanya
sekedar hubungan seorang penolong
(helper/perawat) dg kliennya, tetapi hubungan antara
manusia yg bermartabat (Dult-Battey,2004).
d. Perawat harus menghargai keunikan klien,
menghargai perbedaan karakter, memahami
perasaan, perilaku klien, melihat perbedaan latar
belakang keluarga, budaya, keunikan setiap individu.
e. Dilakukan harus dapat menjaga harga diri pemberi
maupun penerima pesan, perawat harus mampu
menjaga harga dirinya,harga diri klien.
f. Menciptakan tumbuhnya hubungan saling percaya
(trust) harus dicapai terlebih dahulu sebelum
menggali permasalahan, memberikan alternatif
pemecahan masalah (Stuart,1998).
E. PRINSIP DASAR KOMUNIKASI TERAPEUTIK
 Salah satu karakteristik dasar dari komunikasi yaitu
ketika seseorang melakukan komunikasi thd orang lain
maka akan tercipta suatu hubungan diantara keduanya,
selain itu komunikasi bersifat resiprokal dan
berkelanjutan.
 Hal inilah yg pada akhirnya membentuk suatu hubungan
‘helping relationship’. hubungan yg terjadi diantara dua
(atau lebih) individu maupun kelompok yg saling
memberikan, menerima bantuan / dukungan untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya sepanjang kehidupan.
 Pada konteks keperawatan hubungan yg dimaksud
hubungan antara perawat- klien.
 Ketika hubungan antara perawat, klien terjadi, perawat
sbg penolong (helper) membantu klien sbg orang yg
membutuhkan pertolongan, untuk mencapai tujuan yaitu
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia klien.
HUBUNGAN PERAWAT DAN KLIEN/HELPING
RELATIONSHIP
1. Kejujuran
2. Tidak membingungkan dan cukup
ekspresif
3. Bersikap positif
4. Empati bukan simpati
5. Mampu melihat permasalahan dari
kacamata klien
6. Menerima klien apa adanya
7. Sensitif terhadap perasaan klien
8. Tidak mudah terpengaruh masa lalu
klien ataupun diri perawat sendiri
MENURUT ROGER DALAM STUART G.W (1998), KARAKTERISTIK
SEORANG HELPER (PERAWAT) YG DAPAT MEMFASILITASI
TUMBUHNYA HUBUNGAN YG TERAPEUTIK, :
1. Tahap Persiapan/Pra-interaksi
• Menggali perasaan, menilik dirinya dg cara mengidentifikasi
kelebihan, kekurangannya.
• Mencari informasi ttg klien sbg lawan bicaranya.
• Merancang strategi untuk pertemuan pertama dg klien.
• Tahapan ini dilakukan dg tujuan mengurangi rasa cemas atau
kecemasan yg mungkin dirasakan perawat sebelum
melakukan komunikasi terapeutik dg klien.
• Kecemasan yg dialami seseorang dapat sangat mempengaruhi
interaksinya dg orang lain
• Hal ini disebabkan oleh adanya kesalahan dalam
menginterpretasikan apa yg diucapkan oleh lawan bicara.
• Perawat merasa cemas, dia tidak akan mampu mendengarkan
apa yg dikatakan klien dg baik sehingga tidak mampu
melakukan active listening (mendengarkan dg aktif dan penuh
perhatian).
G. TAHAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK
STUART G.W, 1998
• Tahap perkenalan dilaksanakan setiap kali pertemuan dg
klien dilakukan.
• Tujuan tahap ini adalah memvalidasi keakuratan data,
rencana yg telah dibuat sesuai dg keadaan klien saat ini,
serta mengevaluasi hasil tindakan yg telah lalu.
 Tugas perawat dalam tahapan ini adalah:
a. Membina rasa saling percaya, menunjukkan
penerimaan,komunikasi terbuka.
b. Merumuskan kontrak (waktu, tempat pertemuan, topik
pembicaraan) bersama-sama dg klien, menjelaskan atau
mengklarifikasi kembali kontrak yg telah disepakati
bersama.
c. Menggali pikiran, perasaan, mengidentifikasi masalah
klien yg umumnya dilakukan dg menggunakan teknik
komunikasi pertanyaan terbuka.
d. Merumuskan tujuan interaksi dg klien.
e. Sangat penting bagi perawat untuk melaksanakan
tahapan ini dg baik karena tahapan ini merupakan dasar
bagi hubungan terapeutik antara perawat dan klien.
2. TAHAP PERKENALAN/ORIENTASI
 Tahap kerja merupakan inti dari keseluruhan proses
komunikasi terapeutik
 Tahap yg terpanjang dalam komunikasi terapeutik karena
didalamnya perawat dituntut membantu, mendukung klien
menyampaikan perasaan, pikirannya, menganalisa respons
ataupun pesan komunikasi verbal dan non verbal yg
disampaikan oleh klien.
 Perawat mendengarkan secara aktif, dg penuh perhatian
sehingga mampu membantu klien untuk mendefinisikan
masalah yg sedang dihadapi oleh klien, mencari penyelesaian
masalah dan mengevaluasinya.
 Akhir tahap ini, perawat diharapkan mampu menyimpulkan
percakapannya dg klien.
 Teknik menyimpulkan ini merupakan usaha untuk
memadukan, menegaskan hal-hal penting dalam percakapan,
membantu perawat, klien memiliki pikiran, ide yg sama
 Penarikan kesimpulan oleh perawat maka klien dapat
merasakan keseluruhan pesan atau perasaan yg telah
disampaikannya diterima dg baik, benar-benar dipahami
perawat.
3. TAHAP KERJA
 Terminasi merupakan akhir pertemuan perawat dan klien.
dibagi dua yaitu terminasi sementara, terminasi akhir
 Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan perawat
dan klien, setelah hal ini dilakukan perawat dan klien masih
akan bertemu kembali pada waktu yg berbeda sesuai dg kontrak
waktu yg telah disepakati bersama.
 Terminasi akhir dilakukan oleh perawat setelah menyelesaikan
seluruh proses keperawatan.
 Tugas perawat dalam tahap ini adalah:
a. Mengevaluasi pencapaian tujuan dari interaksi yg telah
dilaksanakan (evaluasi objektif). Brammer dan McDonald
(1996) menyatakan meminta klien untuk menyimpulkan ttg
apa yg telah didiskusikan merupakan sesuatu yg sangat
berguna pada tahap ini.
b. Melakukan evaluasi subjektif dg cara menanyakan perasaan
klien setelah berinteraksi dg perawat.
c. Menyepakati tindak lanjut interaksi yg telah dilakukan.
d. Tindak lanjut yg disepakati harus relevan dg interaksi yg baru
saja dilakukan atau dg interaksi yg akan dilakukan
selanjutnya.
e. Tindak lanjut dievaluasi dalam tahap orientasi pada
pertemuan berikutnya.
4. TAHAP TERMINASI
 Berikut tindakan/sikap yg dilakukan ketika
menunjukkan kehadiran secara fisik :
1. Berhadapan dg lawan bicara : Dg posisi ini perawat
menyatakan kesiapannya (“saya siap untuk anda”).
2. Sikap tubuh terbuka; kaki dan tangan terbuka (tidak
bersilangan) Sikap tubuh yg terbuka menunjukkan
bahwa perawat bersedia untuk mendukung
terciptanya komunikasi.
3. Menunduk/memposisikan tubuh kearah/lebih dekat
dg lawan bicara, Hal ini menunjukkan perawat
bersiap untuk merespon dalam komunikasi
(berbicara-mendengar).
4. Pertahankan kontak mata, sejajar, dan natural, Dg
posisi mata sejajar perawat menunjukkan
kesediaannya untuk mempertahankan komunikasi.
5. Bersikap tenang, Akan lebih terlihat bila tidak
terburu-buru saat berbicara dan menggunakan
gerakan/bahasa tubuh yg natural.
H. SIKAP DALAM MELAKUKAN KOMUNIKASI
TERAPEUTIK
1. Mendengar aktif; Konsentrasi aktif, persepsi
terhadap pesan orang lain yg menggunakan
semua indra,
2. Mendengar pasif; Mendengar pasif adalah
kegiatan mendengar dg kegiatan non verbal
untuk klien. Misalnya dg kontak mata,
menganggukkan kepala, juga keikutsertaan
secara verbal
3. Penerimaan: mendukung, menerima
informasi dg tingkah laku yg menunjukkan
ketertarikan, tidak menilai. Penerimaan
bukan berarti persetujuan. Menunjukkan
penerimaan berarti kesediaan mendengar
tanpa menunjukkan keraguan atau
ketidaksetujuan.
MACAM-MACAM TEKNIK KOMUNIKASI STUART DAN
SUNDEEN TAHUN 1995,
4. Klarifikasi; Klarifikasi sama dg
validasi yaitu menanyakan kepada klien
apa yg tidak dimengerti perawat thd
situasi yg ada. Klarifikasi dilakukan
apabila pesan yg disampaikan oleh klien
belum jelas bagi perawat, perawat
mencoba memahami situasi yg
digambarkan oleh klien.
5. Fokusing; adalah kegiatan komunikasi
yg dilakukan untuk membatasi area
diskusi sehingga percakapan menjadi
lebih spesifik dan dimengerti
LANJUTAN
 Observasi merupakan kegiatan mengamati
klien/orang lain. Observasi dilakukan apabila
terdapat konflik antara verbal dan non verbal klien
dan saat tingkah laku verbal dan non verbal nyata
dan tidak biasa ada pada klien, Observasi dilakukan
sedemikian rupa sehingga klien tidak menjadi malu
atau marah.
7. Menawarkan informasi; Menyediakan tambahan
informasi dg tujuan untuk mendapatkan respon lebih
lanjut. Beberapa keuntungan dari menawarkan
informasi akan memfasilitasi komunikasi, mendorong
pendidikan kes., memfasilitasi klien untuk mengambil
keputusan, Penahanan informasi pada saat klien
membutuhkan akan mengakibatkan klien tidak
percaya. Hal yg tidak boleh dilakukan adalah
menasehati klien pada saat memberikan informasi.
6. OBSERVASI;
 Menyediakan tambahan informasi dg tujuan untuk
mendapatkan respon lebih lanjut. Beberapa keuntungan dari
menawarkan informasi akan memfasilitasi komunikasi,
mendorong pendidikan kes., memfasilitasi klien untuk
mengambil keputusan, Penahanan informasi pada saat klien
membutuhkan akan mengakibatkan klien tidak percaya. Hal
yg tidak boleh dilakukan adalah menasehati klien pada saat
memberikan informasi.
7. MENAWARKAN INFORMASI;
8. Diam (memelihara ketenangan);
Dilakukan dg tujuan mengorganisir
pemikiran, memproses informasi,
menunjukkan bahwa perawat bersedia untuk
menunggu respon. Kediaman ini akan
bermanfaat pada saat klien mengalami
kesulitan untuk membagi persepsinya dg
perawat.
Diam tidak dapat dilakukan dalam waktu yg
lama karena akan mengakibatkan klien
menjadi khawatir. Diam dapat juga diartikan
sbg mengerti, atau marah.
Diam disini juga menunjukkan kesediaan
seseorang untuk menanti orang lain agar
punya kesempatan berpikir, meskipun begitu
LANJUTAN
9. Assertive: Assertive adalah kemampuan dg
secara meyakinkan, nyaman mengekspresikan
pikiran, perasaan diri dg tetap menghargai
hak orang lain,
10. Menyimpulkan; Membawa poin-poin
penting dari diskusi untuk meningkatkan
pemahaman. Memberi kesempatan
mengklarifikasi komunikasi agar sama dg ide
dalam pikiran,
11. Giving recognition (memberikan
pengakuan/ penghargaan); Memberi
penghargan merupakan tehnik untuk
memberikan pengakkuan dan menandakan
kesadaran,
LANJUTAN
12. Offering Sel (menawarakan diri); Menawarkan
diri adalah menyediakan diri anda tanpa respon
bersyarat atau respon yg diharapkan,
13. Offering general leads (memberikan petunjuk
umum); Mendukung klien untuk meneruskan,
14. Giving broad opening (memberikan pertanyaan
terbuka): Mendorong klien untuk menyeleksi topik
yg akan dibicarakan. Kegiatan ini bernilai
terapeuitik apabila klien menunjukkan
penerimaan, nilai dari inisiatif klien , menjadi non
terapeutik apabila perawatan mendominasi
interaksi, menolak respon klien,
LANJUTAN
15. Placing the time in time/sequence (penempatan
urutan/waktu); Melakukan klarifikasi antara waktu
dan kejadian atau antara satu kejadian dg kejadian
lain. Teknik bernilai terapeutik apabila perawat
dapat mengeksplorasi klien dan memahami
masalah yg penting. Tehnik ini menjadi tidak
terapeutik bila perawat memberikannasehat,
meyakinkan atau tidak mengakui klien.
16. Encourage deskripition of perception
(mendukung deskripsi dari persepsi); Meminta
kepada klien mengungkapkan secara verbal apa yg
dirasakan atau diterima,
17. Encourage Comparison (mendukung
perbandingan); Menanyakan kepada klien
mengenai persamaan atau perbedaan
LANJUTAN
18. Restating (mengulang) adalah pengulangan pikiran
utama yg diekspresiakn klien,
19. Reflekting (Refleksi): Digunakan pada saat klien
menanyakan pada perawat penilaian atau
kesetujuannya. Tehnik ini akan membantu perawat
tetap memelihara pendekatan yg tidak menilai,
20. Eksploring (Eksporasi); Mempelajari suatu topik
lebih mendalam
21. Presenting reality (menghadikan
realitas/kenyataan); Menyediakan informasi dg
perilaku yg tidak menilai
22. Voucing doubt (menunjukkan keraguan);
Menyelipkan persepsi perawat mengenai realitas.
Tehnik ini digunakan dg sangat berhati-hati dan hanya
pada saat perawat merasa yakin ttg suatu yg detil. Ini
digunakan pada saat perawat ingin memberi petunjuk
pada klien mengenai penjelasan lain
LANJUTAN
23. Seeking consensual validation; Pencarian
pengertian mengenai komunikasi baik oleh
perawat maupun klien. Membantu klien lebih jelas
thd apa yg mereka pikirkan.
24. Verbalizing the implied: Memverbalisasikan
kata-kata yg klien tunjukkan atau anjuran.
25. Encouraging evaluation (mendukung evaluasi):
Perawat membantu klien mempertimbangkan
orang dan kejadian kedalam nilai dirinya
26. Attempting to translate into feeling (usaha
menerjemahkan perasaan); Membantu klien untuk
mengidentifikasi perasaan berhubungan dg
kejadian atau pernyataan .
LANJUTAN
27. Suggesting collaborating (menganjurkan
kolaborasi): Penekanan kegiatan kerja dg klien
tidak menekan melakukan sesuatu untuk klien.
Mendukung pandangan bahwa terdapat
kemungkinan perubahan melalui kolaborasi.
28. Encouragingformulation of plan of action
(mendukng terbentuknya rencana tindakan):
Memberikan kesempatan pada klien untuk
mengantisipasi alternative dari tindakan untuk
masa yg akan datang.
29. Estabilising guidelines (menyediakan
petunjuk); Statemen yg menunjukkan peran,
tujuan dan batasan untuk interaksi. Hal ini akan
menolong klien untuk mengetahui apa yg dia
harapkan dari dirinya.
LANJUTAN
30. Open- ended comments (komentar terbuka-
tertutup): Komentar secara umum untuk
menentukan arah dari interaksi yg seharusnya
dilakukan. Hal ini akan mengijinkan klien untuk
memutuskan apa topik/materi yg paling relevan,
mendukung klien untuk meneruskan interaksi.
31. Reducing distant (penurunan jarak);
Menurunkan jarak fisik antara perawat dank lien.
Hal ini menunjukkan komunikasi non verbal
dimana perawat ingin terlibat dg klien.
32. Humor; sbg hal yg penting dalam komunikasi
verbal dikarenakan: tertawa mengurangi keteganan
dan rasa sakit akibat stress, serat meningkatkan
keberhasilan asuhan keperawatan .
LANJUTAN
 Komunikasi terapeutik merupakan tanggung
jawab moral seorang perawat.
 Komunikasi terapeutik bukanlah hanya salah
satu upaya yg dilakukan oleh perawat untuk
mendukung proses keperawatan yg diberikan
kepada klien.
 Untuk dapat melakukannya dg baik dan efektif
diperlukan latihan dan pengasahan
keterampilan berkomunikasi sehingga efek
terapeutik yg menjadi tujuan dalam komunikasi
terapeutik dapat tercapai.
 Ketika seorang perawat berusaha untuk
mengaplikasikan pengetahuan yg ia miliki untuk
melakukan komunikasi terapeutik, ia pada
akhirnya akan menyadari bahwa komunikasi
terapeutik yg ia lakukan tidak hanya
PENUTUP
 Fortinas, K.M. and Worret, P.A.H. (2004). Psychiatic mental
health nursing. Third edition. St. Louis: Mosby.
 Potter and Perry’s. (2001). Fundamental of nursing. Australia:
St. Louis, Missouri.
 Stuart, G.W., and Laraia, M.T. (2001). Principles and practice
of psychiatric nursing. Seventh edition. St. Louis: Mosby Inc.
DAFTAR PUSTAKA

More Related Content

What's hot

Komunikasi efektif dalam keperawatan
Komunikasi efektif dalam keperawatanKomunikasi efektif dalam keperawatan
Komunikasi efektif dalam keperawatan
Chanica Aninditya
 
PPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi KesehatanPPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi Kesehatan
Riski Eka
 
Ruang lingkup keperawatan
Ruang lingkup  keperawatanRuang lingkup  keperawatan
Ruang lingkup keperawatan
STIKES GRAHA MEDIKA
 
Konsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
Konsep Dasar Komunikasi dalam KeperawatanKonsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
Konsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
I Gede Purnawinadi
 
Komunikasi dalam proses keperawatan
Komunikasi dalam proses keperawatanKomunikasi dalam proses keperawatan
Komunikasi dalam proses keperawatan
Amalia Senja
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikCahya
 
Permenkes no. 27 tahun 2017 ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
Permenkes no. 27 tahun 2017  ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...Permenkes no. 27 tahun 2017  ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
Permenkes no. 27 tahun 2017 ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
Adelina Hutauruk
 
manajemen keperawatan MPKP
manajemen keperawatan MPKPmanajemen keperawatan MPKP
manajemen keperawatan MPKP
rezkyamaliaarta
 
Konsep perilaku kesehatan
Konsep perilaku kesehatanKonsep perilaku kesehatan
Konsep perilaku kesehatanom_wiez
 
adverse events.pptx
adverse events.pptxadverse events.pptx
adverse events.pptx
lailatulhusni1
 
Perencanaan Keperawatan
Perencanaan KeperawatanPerencanaan Keperawatan
Perencanaan KeperawatanUwes Chaeruman
 
Tahapan komunikasi taraputik
Tahapan komunikasi taraputikTahapan komunikasi taraputik
Tahapan komunikasi taraputik
widya1972
 
Komunikasi interpersonal antara perawat dan pasien
Komunikasi interpersonal antara perawat dan pasienKomunikasi interpersonal antara perawat dan pasien
Komunikasi interpersonal antara perawat dan pasien
AlfiahSeptianiSiradj
 
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutikMateri buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON
 
Manajemen Keselamatan Pasien/Patient safety
Manajemen Keselamatan Pasien/Patient safetyManajemen Keselamatan Pasien/Patient safety
Manajemen Keselamatan Pasien/Patient safety
Asih Purwandari., S.Kep.,Ners.,M.Kep
 
Keperawatan transkultural 2
Keperawatan transkultural 2Keperawatan transkultural 2
Keperawatan transkultural 2rakye-psik
 
Konsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanKonsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatan
Ade Rahman
 
Model dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwaModel dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwa
Agus Arianto
 
Kolaborasi Dalam Keperawatan
Kolaborasi Dalam KeperawatanKolaborasi Dalam Keperawatan
Kolaborasi Dalam Keperawatan
Fransiska Oktafiani
 

What's hot (20)

Komunikasi efektif dalam keperawatan
Komunikasi efektif dalam keperawatanKomunikasi efektif dalam keperawatan
Komunikasi efektif dalam keperawatan
 
PPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi KesehatanPPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi Kesehatan
 
Ruang lingkup keperawatan
Ruang lingkup  keperawatanRuang lingkup  keperawatan
Ruang lingkup keperawatan
 
Konsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
Konsep Dasar Komunikasi dalam KeperawatanKonsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
Konsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
 
Komunikasi dalam proses keperawatan
Komunikasi dalam proses keperawatanKomunikasi dalam proses keperawatan
Komunikasi dalam proses keperawatan
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik
 
Permenkes no. 27 tahun 2017 ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
Permenkes no. 27 tahun 2017  ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...Permenkes no. 27 tahun 2017  ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
Permenkes no. 27 tahun 2017 ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
 
manajemen keperawatan MPKP
manajemen keperawatan MPKPmanajemen keperawatan MPKP
manajemen keperawatan MPKP
 
Konsep perilaku kesehatan
Konsep perilaku kesehatanKonsep perilaku kesehatan
Konsep perilaku kesehatan
 
adverse events.pptx
adverse events.pptxadverse events.pptx
adverse events.pptx
 
Perencanaan Keperawatan
Perencanaan KeperawatanPerencanaan Keperawatan
Perencanaan Keperawatan
 
Tahapan komunikasi taraputik
Tahapan komunikasi taraputikTahapan komunikasi taraputik
Tahapan komunikasi taraputik
 
Komunikasi interpersonal antara perawat dan pasien
Komunikasi interpersonal antara perawat dan pasienKomunikasi interpersonal antara perawat dan pasien
Komunikasi interpersonal antara perawat dan pasien
 
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutikMateri buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
 
Manajemen Keselamatan Pasien/Patient safety
Manajemen Keselamatan Pasien/Patient safetyManajemen Keselamatan Pasien/Patient safety
Manajemen Keselamatan Pasien/Patient safety
 
Keperawatan transkultural 2
Keperawatan transkultural 2Keperawatan transkultural 2
Keperawatan transkultural 2
 
Konsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanKonsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatan
 
Model dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwaModel dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwa
 
Keperawatan jiwa
Keperawatan jiwaKeperawatan jiwa
Keperawatan jiwa
 
Kolaborasi Dalam Keperawatan
Kolaborasi Dalam KeperawatanKolaborasi Dalam Keperawatan
Kolaborasi Dalam Keperawatan
 

Similar to Materi I - Komunikasi dalam pelayanan kesehatan.pptx

Komunikasi_Dalam_Pelayanan_Kesehatan.pptx
Komunikasi_Dalam_Pelayanan_Kesehatan.pptxKomunikasi_Dalam_Pelayanan_Kesehatan.pptx
Komunikasi_Dalam_Pelayanan_Kesehatan.pptx
rina894444
 
KOMUNIKASI DASAR DALAM KEPERAWATTAN.pptx
KOMUNIKASI DASAR DALAM KEPERAWATTAN.pptxKOMUNIKASI DASAR DALAM KEPERAWATTAN.pptx
KOMUNIKASI DASAR DALAM KEPERAWATTAN.pptx
KianSantang21
 
Pelatihan Komunikasi Efektif.ppt
Pelatihan Komunikasi Efektif.pptPelatihan Komunikasi Efektif.ppt
Pelatihan Komunikasi Efektif.ppt
DownloadFilm5
 
Komunikasi Efektif
Komunikasi EfektifKomunikasi Efektif
Komunikasi Efektif
DownloadFilm5
 
Makalah sapta
Makalah saptaMakalah sapta
Makalah sapta
Anisa Oktari
 
Makalah kap
Makalah kapMakalah kap
Makalah kapSaid Jie
 
Komunikasi
KomunikasiKomunikasi
Komunikasi
adharifa
 
Interpersonal
InterpersonalInterpersonal
Interpersonalseti4budi
 
komunikasi interpersonalskill
komunikasi interpersonalskillkomunikasi interpersonalskill
komunikasi interpersonalskill
Sayur Lodeh
 
Konsep Dasar Komunikasi
Konsep Dasar KomunikasiKonsep Dasar Komunikasi
Konsep Dasar Komunikasi
pjj_kemenkes
 
Komunikasi dalam keperawatan mzkzlzh
Komunikasi dalam keperawatan mzkzlzhKomunikasi dalam keperawatan mzkzlzh
Komunikasi dalam keperawatan mzkzlzhYabniel Lit Jingga
 
Konsep Dasar Komunikasi. Unsur komunikasi.
Konsep Dasar Komunikasi. Unsur komunikasi.Konsep Dasar Komunikasi. Unsur komunikasi.
Konsep Dasar Komunikasi. Unsur komunikasi.
emapangeranwo
 
bunga yulya dewi (094) bkp
bunga yulya dewi (094) bkpbunga yulya dewi (094) bkp
bunga yulya dewi (094) bkpbungayulyaa
 
Bentuk Bentuk Komunikasi Dalam kehidupan sehari - hari
Bentuk Bentuk Komunikasi Dalam kehidupan sehari - hariBentuk Bentuk Komunikasi Dalam kehidupan sehari - hari
Bentuk Bentuk Komunikasi Dalam kehidupan sehari - hari
DonalParinra
 
Peranan komunikasi dalam kehidupan manusia
Peranan komunikasi dalam kehidupan manusiaPeranan komunikasi dalam kehidupan manusia
Peranan komunikasi dalam kehidupan manusiapramithasari27
 
Bahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaran
Bahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaranBahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaran
Bahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaran
indri putri
 
Bahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaran
Bahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaranBahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaran
Bahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaran
cicisuryana
 
Bahasan 4
Bahasan 4 Bahasan 4
Bahasan 4
Iin Indriani
 
Bahasan 4 Media Pendidikan Dan Proses Komunikasi Pembelajaran
Bahasan 4 Media Pendidikan Dan Proses Komunikasi PembelajaranBahasan 4 Media Pendidikan Dan Proses Komunikasi Pembelajaran
Bahasan 4 Media Pendidikan Dan Proses Komunikasi Pembelajaran
eka pandu cynthia
 

Similar to Materi I - Komunikasi dalam pelayanan kesehatan.pptx (20)

Komunikasi_Dalam_Pelayanan_Kesehatan.pptx
Komunikasi_Dalam_Pelayanan_Kesehatan.pptxKomunikasi_Dalam_Pelayanan_Kesehatan.pptx
Komunikasi_Dalam_Pelayanan_Kesehatan.pptx
 
KOMUNIKASI DASAR DALAM KEPERAWATTAN.pptx
KOMUNIKASI DASAR DALAM KEPERAWATTAN.pptxKOMUNIKASI DASAR DALAM KEPERAWATTAN.pptx
KOMUNIKASI DASAR DALAM KEPERAWATTAN.pptx
 
Pelatihan Komunikasi Efektif.ppt
Pelatihan Komunikasi Efektif.pptPelatihan Komunikasi Efektif.ppt
Pelatihan Komunikasi Efektif.ppt
 
Komunikasi Efektif
Komunikasi EfektifKomunikasi Efektif
Komunikasi Efektif
 
Makalah sapta
Makalah saptaMakalah sapta
Makalah sapta
 
Makalah kap
Makalah kapMakalah kap
Makalah kap
 
Komunikasi
KomunikasiKomunikasi
Komunikasi
 
Interpersonal
InterpersonalInterpersonal
Interpersonal
 
komunikasi interpersonalskill
komunikasi interpersonalskillkomunikasi interpersonalskill
komunikasi interpersonalskill
 
Kb 1
Kb 1Kb 1
Kb 1
 
Konsep Dasar Komunikasi
Konsep Dasar KomunikasiKonsep Dasar Komunikasi
Konsep Dasar Komunikasi
 
Komunikasi dalam keperawatan mzkzlzh
Komunikasi dalam keperawatan mzkzlzhKomunikasi dalam keperawatan mzkzlzh
Komunikasi dalam keperawatan mzkzlzh
 
Konsep Dasar Komunikasi. Unsur komunikasi.
Konsep Dasar Komunikasi. Unsur komunikasi.Konsep Dasar Komunikasi. Unsur komunikasi.
Konsep Dasar Komunikasi. Unsur komunikasi.
 
bunga yulya dewi (094) bkp
bunga yulya dewi (094) bkpbunga yulya dewi (094) bkp
bunga yulya dewi (094) bkp
 
Bentuk Bentuk Komunikasi Dalam kehidupan sehari - hari
Bentuk Bentuk Komunikasi Dalam kehidupan sehari - hariBentuk Bentuk Komunikasi Dalam kehidupan sehari - hari
Bentuk Bentuk Komunikasi Dalam kehidupan sehari - hari
 
Peranan komunikasi dalam kehidupan manusia
Peranan komunikasi dalam kehidupan manusiaPeranan komunikasi dalam kehidupan manusia
Peranan komunikasi dalam kehidupan manusia
 
Bahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaran
Bahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaranBahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaran
Bahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaran
 
Bahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaran
Bahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaranBahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaran
Bahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaran
 
Bahasan 4
Bahasan 4 Bahasan 4
Bahasan 4
 
Bahasan 4 Media Pendidikan Dan Proses Komunikasi Pembelajaran
Bahasan 4 Media Pendidikan Dan Proses Komunikasi PembelajaranBahasan 4 Media Pendidikan Dan Proses Komunikasi Pembelajaran
Bahasan 4 Media Pendidikan Dan Proses Komunikasi Pembelajaran
 

Materi I - Komunikasi dalam pelayanan kesehatan.pptx

  • 1. Nurhumairah, SKM., MKM KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN
  • 2.  Komunikasi merupakan proses kompleks yg melibatkan perilaku dan memungkinkan individu untuk berhubungan dg orang lain dan dunia sekitarnya.  Menurut Potter dan Perry (1993), komunikasi terjadi pada tiga tingkatan yaitu intrapersonal, interpersonal dan publik.  Komunikasi interpersonal adalah interaksi yg terjadi antara sedikitnya dua orang atau dalam kelompok kecil, terutama dalam keperawatan.  Komunikasi interpersonal yg sehat memungkinkan penyelesaian masalah, berbagai ide, pengambilan keputusan, dan pertumbuhan personal. 1. PENGERTIAN KOMUNIKASI
  • 3. a. Perawat harus mengenal dirinya sendiri b. Komunikasi harus ditandai dg sikap saling menerima, percaya, menghargai c. Perawat harus memahami, menghayati nilai yg dianut oleh pasien d. Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien, baik fisik maupun mental e. Perawat harus dapat menciptakan suasana yg nyaman dan aman bagi pasien f. Kejujuran dan terbuka g. Mampu sbg role model h. Altruisme i. Bertanggung jawab 2. PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI (CARL ROGERS)
  • 4. a. Sender (pemberi pesan): orang yang mengirimkan pesan b. Receiver (penerima pesan) : orang yang mnerima pesan c. Pesan : informasi yg diterima, bisa berupa kata, ide atau perasaan. d. Media: metode yg digunakan dalam pesan yaitu kata, bisa dg cara ditulis, diucapkan, diraba, dicium. e. Umpan balik: penerima pesan memberikan informasi/ pesan kembali kepada pengirim pesan dalam bentuk komunikasi yg efektif. 3. KOMPONEN-KOMPONEN DALAM KOMUNIKASI
  • 5. 1. Sarana terbina hubungan yg baik antara pasien &nakes 2. Melihat perubahan perilaku yg terjadi pada individu atau pasien 3. Kunci keberhasilan tindakan kes yg telah dilakukan 4. Tolok ukur kepuasan pasien 5. Tolak ukur komplain tindakan dan rehabilitasi KOMUNIKASI MENJADI PENTING KARENA :
  • 6. 1. Komunikasi bukanlah benda, ia sebuah proses 2. Komunikasi bersifat kompleks 3. Komunikasi tidak dapat digantikan 4. Komunikasi melibatkan keterlibatan yg total dari kepribadian kita PRINSIP KOMUNIKASI YG PENTING
  • 7. a.Situasi/suasana  Situasi/suasana yg hiruk pikuk atau penuh kebisangan akan mempengaruhi baik/tidaknya pesan diterima oleh komunikan, suara bising yg diterima komunikan saat proses komunikasi berlangsung membuat pesan tidak jelas, kabur, bahkan sulit diterima.  Proses komunikasi dilaksanakan, lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa supaya tenang dan nyaman.  Komunikasi yg berlangsung dan dilakukan pada waktu yg kurang tepat mungkin diterima dg kurang tepat pula. FAKTOR YG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI
  • 8. b. Kejelasan Pesan  Kejelasan pesan akan sangat mempengaruhi keefektifan komunikasi.  Pesan yg kurang jelas dapat ditafsirkan berbeda oleh komunikan sehingga antara komunikan dan komunikator dapat berbeda persepsi ttg pesan yg disampaikan.  Hal ini akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan komunikasi yg dijalankan. komunikator harus memahami pesan sebelum menyampaikannya pada komunikan, dapat dimengerti dan menggunakan artikulasi dan kalimat yg jelas.
  • 9.  Manusia makhluk sosial tentunya selalu memerlukan orang lain dalam menjalankan dan mengembangkan kehidupannya.  Hubungan dg orang lain akan terjalin bila setiap individu melakukan komunikasi diantara sesamanya.  Kepuasan dan kenyamanan serta rasa aman yg dicapai oleh individu dalam berhubungan sosial dg orang lain merupakan hasil dari suatu komunikasi.  Komunikasi dalam hal ini menjadi unsur terpenting dalam mewujudkan integritas diri setiap manusia sbg bagian dari sistem sosial. PENTINGNYA KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN
  • 10.  Komunikasi yg terjadi dalam kehidupan sehari-hari memberikan dampak yg sangat penting dalam kehidupan, baik secara individual maupun kelompok.  Komunikasi yg terputus akan memberikan dampak pada buruknya hubungan antar individu atau kelompok.  Tatanan klinik seperti RS dinyatakan sbg salah satu sistem dari kelompok sosial mempunyai kepentingan yg tinggi pada unsur komunikasi. NEXT…
  • 11.  Konsumen internal melibatkan unsur hubungan antar individu yg bekerja di RS, baik hubungan secara horisontal ataupun hubungan secara vertikal.  Hubungan yg terjalin antar tim multidisplin termasuk keperawatan, unsur penunjang lainnya, unsur adminitrasi sbg provider merupakan gambaran dari sisi konsumen internal. KONSUMEN INTERNAL & EKSTERNAL
  • 12.  Sedangkan konsumen eksternal lebih mengarah pada sisi menerima jasa pelayanan, yaitu klien baik secara individual, kelompok, keluarga maupun masyarakat yg ada di RS sakit.  Seringkali hubungan buruk yg terjadi pada suatu RS, diprediksi penyebabnya adalah buruknya sistem komunikasi antar individu yg terlibat dalam sistem tersebut.
  • 13.  Ellis (2000) menyatakan jika hubungan terputus atau menjadi sumber stres, pada umumnya yg ditunjuk sebagai penyebabnya adalah komunikasi yg buruk. Hal ini terjadi beberapa sebab diantaranya adalah: 1) Lemahnya pemahaman mengenai penggunaan diri secara terapeutik saat melakukan intraksi dg klien. 2) Kurangnya kesadaran diri para perawat dalam menjalankan komunikasi dua arah secara terapeutik. 3) Lemahnya penerapan sistem evaluasi tindakan (kinerja) individual yg berdampak thd lemahnya pengembangan kemampuan diri sendiri. PENYEBAB KOMUNIKASI YG BURUK
  • 14. a. Komunikasi interpersonal  Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yg terjatara dua individu atau lebih dan pesan berisi verbal maupun non verbal.  Komunikasi ini sering digunakan dalam kegiatan sehari-hari dan penting untuk kehidupan sosial, dg tujuan: a. Dapat untuk bertukar pikiran b. Dapat membantu menyelesaikan masalah c. Dapat membantu membuat keputusan d. Dapat melakukan tindakan yg sesuai dg kehidupannya TINGKATAN KOMUNIKASI
  • 15. b. Komunikasi antarpersonal c. Komunikasi publik d. Komunikasi Massa NEXT….
  • 16. 1. Jelaskan pengertian komunikasi menurut beberapa ahli : (minimal 3) 2. Jelaskan menurut anda pentingya komunikasi dalam keperawatan atau dalam pelayanan kesehatan ! 3. Jelaskan pengertian serta berikan contoh : a. Komunikasi Interpesonal b. Komunikasi Antarpersonal c. Komunikasi Publik d. Komunikasi Massa Tulis soal dan jawaban di buku tugas ! TUGAS
  • 17. 1. Perkembangan : Pada prinsipnya dalam berkomunikasi yg perlu diperhatikan adalah siapa yg diajak berkomunikasi. 2. Persepsi : Persepsi adalah pandangan personal thd suatu kejadian. Persepsi dibentuk oleh harapan dan pengalaman.. 3. Nilai : Nilai adalah standar yg mempengaruhi perilaku sehingga sangat penting bagi pemberi pelayanan kesehatan untuk menyadari nilai seseorang. 4. Latar belakang budaya :Gaya berkomunikasi sangat dipengaruhi oleh faktor budaya. Budaya inilah yg akan membatasi cara bertindak dan berkomunikasi. KOMUNIKASI INTERPERSONAL DIPENGARUHI FAKTOR THD ISI PESAN DAN SIKAP PENYAMPAIAN PESAN ANTARA LAIN:
  • 18. 5. Emosi : Emosi adalah perasaan subjektif tentang suatu peristiwa. 6. Pengetahuan : Komunikasi akan sulit dilakukan jika orang yg kitan ajak berkomunikasi memiliki tingkat pengetahuan yg berbeda. 7. Peran : Gaya komunikasi harus di sesuaikan dg peran yg sedang kita lakukan. 8. Tatanan interaksi : Komunikasi interpersonal akan lebih efektif jika dilakukan dalam lingkungan yang menunjang. LANJUTAN
  • 19. a. Adanya perbedaan persepsi b. Terlalu cepat menyimpulkan c. Adanya pandangan stereotipe d. Kurangnya pengetahuan e. Kurangnya minat f. Sulit mengekspresikan diri g. Adanya emosi h. Adanya tipe kepribadian tertentu HAMBATAN PSIKOLOGIS DALAM PROSES KOMUNIKASI:
  • 20.  Bila diamati dalam kehidupan sehari-hari kadang-kadang kita menggunakan bahasa tubuh dalam melakukan komunikasi.  Mungkin penggunaan bahasa tubuh dalam berkomunikasi bisa dg disengaja ataupun tidak disengaja.  Hal ini akan berpengaruh pada pesan yg disampaikan sehingga pesan dg menggunakan bahasa tubuh tersebut dapat diterima kadangkala juga tidak.  Tetapi pada dasarnya komunikasi menggunakan bahasa tubuh lebih mudah diterima dan dicerna oleh penerima pesan dibandingkan dg komunikasi verbal. Hal ini didukung dari hasil penelitian yg menunjukkan  55% menggunakan bahasa tubuh atau dari ekspresi tubuh  38% dari nada suara  7% dari kata-kata yg diungkapkan KOMUNIKASI NON VERBAL
  • 21.  Jika melihat pada hasil penelitian maka komunikasi dengan menggunakan bahasa tubuh atau yg dikenal dg komunikasi non verbal sangat berperan penting dalam penerimaan pesan yg disampaikan.  Komunikasi non verbal juga secara tidak sengaja dapat menimbulkan motivasi dan indikasinya lebih akurat dari kata yg disampaikan seseorang dengan hal yg diucapkan.  Yg dimaksud komunikasi non verbal adalah isyarat, tekanan suara, pergerakan tubuh, ekspresi wajah, dan penampilan fisik. LANJUTAN
  • 22. 1. Penampilan fisik, lebih pada ke arah pandangan seseorang thd orang lain. penampilan seseorang meliputi karakteristik fisik dan cara berpakaian. Pakaian dan perhiasan atau dandanan merupakan sumber informasi ttg seseorang. 2. Jarak, prinsipnya setiap orang punya jarak untuk berkomunikasi tergantung pada kenyamanan dan kedekatan hubungannya. Jarak merupakan isyarat yg umum digunakan saat melakukan hubungan antara dua orang 3. Gerakan tubuh, adalah gerakan tangan, gerakan kaki, gerakan kepala, ekspresi wajah (misalnya tersenyum), kontak mata dan postur tubuh. 4. Sentuhan merupakan kecepatan dari individu dan tindakan. Kemungkinan pesan yg disampaikan dalam bentuk nonverbal (Smith et al, 1997). BAHASA NON VERBAL DIKATAGORIKAN, DIAMATI MENJADI 4 (EMPAT)
  • 23.  Pemahaman mengenai prinsip kolaborasi dapat menjadi kurang berdasar jika hanya dipandang dari hasilnya saja.  Pembahasan bagaimana proses kolaborasi itu terjadi justru menjadi point penting yg harus disikapi.  Bagaimana masing-masing profesi memandang arti kolaborasi harus dipahami oleh kedua belah pihak sehingga dapat diperoleh persepsi yg sama.  Seorang dokter saat menghadapi pasien pada umumnya berfikir, “ Apa diagnosa pasien ini dan perawatan apa yg dibutuhkannya “ pola pemikiran seperti ini sudah terbentuk sejak awal proses pendidikannya. PEMAHAMAN KOLABORASI
  • 24.  Hubungan perawat dg adalah satu bentuk hubungan interaksi yg telah cukup lama dikenal ketika memberikan bantuan kepada pasien.  Perspektif yg berbeda dalam memendang pasien, dalam prakteknya menyebabkan munculnya hambatan teknik dalam melakukan proses kolaborasi.  Kendala psikologi keilmuan dan individual, factor sosial, serta budaya menempatkan kedua profesi ini memunculkan kebutuhan akan upaya kolaborsi yg dapat menjadikan keduanya lebih solid dg semangat kepentingan pasien.  Berbagai penelitian menunjukkan bahwa banyak aspek positif yg dapat timbul jika hubungan kolaborasi dokter dg perawat berlangsung baik. TREND DAN ISSU KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN
  • 25.  Tim pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan sekelompok profesional yg mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum dan berbeda keahlian.  Tim akan berfungsi baik jika terjadi adanya konstribusi dari anggota tim dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik.  Anggota tim kesehatan meliputi: pasien, perawat, dokter, fisioterapi, pekerja sosial, ahli gizi, manager, dan apoteker.  Oleh karena itu tim kolaborasi hendaknya memiliki komunikasi yang efektif, bertanggung jawab dan saling menghargai antar sesama anggota tim.  Perawat sebagai anggota membawa perspektif yg unik dalam interdisiplin tim.  Perawat menfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari praktek profesi kesehatan lain.  Perawat berperan sbg penghubung penting antara pasien dan pemberi pelayanan kesehatan. ANGGOTA TIM INTERDISIPLIN
  • 26. 1. Memberikan pelayanan kesehatan yg berkualitas dg menggabungkan keahlian unik professional 2. Produktifitas maksimal serta efektifitas dan efesiensi sumber daya 3. Meningkatnya profesionalisme dan kepuasan kerja, dan loyalitas 4. Meningkatnya kohensifitas antar professional 5. Kejelasan peran dalam berinteraksi antar profesional 6. Menumbuhkan komunikasi, kolegalitas, dan menghargai dan memahami orang lain. ELEMEN KUNCI KOLABORASI DALAM KERJA SAMA TEAM MULTIDISIPLINER DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MENCAPAI TUJUAN KOLABORASI TEAM:
  • 27. A. Pengertian  Komunikasi yg dilakukan seorang perawat saat melakukan intervensi keperawatan harus mampu memberikan khasiat therapi bagi proses penyembuhan pasien.  Perawat harus meningkatkan pengetahuan, kemampuan aplikatif komunikasi terapeutik agar kebutuhan, kepuasan pasien dapat dipenuhi.  Northouse (1998) sbg kemampuan/keterampilan perawat untuk membantu klien beradaptasi thd stres, mengatasi gangguan psikologis, belajar bagaimana berhubungan dg orang lain.  Stuart G.W (1998) merupakan hubungan interpersonal antara perawat, klien, dalam hubungan ini perawat, klien memperoleh pengalaman belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional klien.  S.Sundeen (1990) hubungan kerjasama yg ditandai tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran, pengalaman dalam membina hubungan intim yg terapeutik. KOMUNIKASI TERAPEUTIK
  • 28.  komunikasi yg memiliki makna terapeutik bagi klien dan dilakukan oleh perawat (helper) untuk membantu klien mencapai kembali kondisi yg adaptif dan positif. BEBERAPA PENGERTIAN DIATAS KOMUNIKASI TERAPEUTIK ADALAH
  • 29. a. Realisasi diri, penerimaan diri, peningkatan penghormatan diri. b. Kemampuan membina hubungan interpersonal yg tidak superfisial, saling bergantung dg orang lain. c. Peningkatan fungsi, kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan yg realistis. d. Rasa identitas personal yg jelas dan peningkatan integritas diri. C. TUJUAN
  • 30. a. Penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan baik secara verbal maupun non verbal, b. Menggunakan media atau tidak. c. Pesan yg diterima oleh komunikan kemudian akan diproses oleh komunikan, proses ini disebut dg decoding. d. Proses encoding (transformasi informasi menjadi sebuah bentuk pesan yg dapat disampaikan kepada orang lain) dalam dirinya e. Menyampaikan umpan balik (feedback) thd pesan yg diterimanya. D. UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI TERAPEUTIK
  • 31. a. Meningkatkan pemahaman, membantu terbentuknya hubungan yg konstruktif diantara perawat-klien. b. Mempunyai tujuan membantu klien mencapai suatu tujuan dalam asuhan keperawatan. c. Hubungan perawat-klien hubungan terapeutik yg saling menguntungkan, didasarkan prinsip ‘humanity of nurses and clients’. Hubungan ini tidak hanya sekedar hubungan seorang penolong (helper/perawat) dg kliennya, tetapi hubungan antara manusia yg bermartabat (Dult-Battey,2004). d. Perawat harus menghargai keunikan klien, menghargai perbedaan karakter, memahami perasaan, perilaku klien, melihat perbedaan latar belakang keluarga, budaya, keunikan setiap individu. e. Dilakukan harus dapat menjaga harga diri pemberi maupun penerima pesan, perawat harus mampu menjaga harga dirinya,harga diri klien. f. Menciptakan tumbuhnya hubungan saling percaya (trust) harus dicapai terlebih dahulu sebelum menggali permasalahan, memberikan alternatif pemecahan masalah (Stuart,1998). E. PRINSIP DASAR KOMUNIKASI TERAPEUTIK
  • 32.  Salah satu karakteristik dasar dari komunikasi yaitu ketika seseorang melakukan komunikasi thd orang lain maka akan tercipta suatu hubungan diantara keduanya, selain itu komunikasi bersifat resiprokal dan berkelanjutan.  Hal inilah yg pada akhirnya membentuk suatu hubungan ‘helping relationship’. hubungan yg terjadi diantara dua (atau lebih) individu maupun kelompok yg saling memberikan, menerima bantuan / dukungan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sepanjang kehidupan.  Pada konteks keperawatan hubungan yg dimaksud hubungan antara perawat- klien.  Ketika hubungan antara perawat, klien terjadi, perawat sbg penolong (helper) membantu klien sbg orang yg membutuhkan pertolongan, untuk mencapai tujuan yaitu terpenuhinya kebutuhan dasar manusia klien. HUBUNGAN PERAWAT DAN KLIEN/HELPING RELATIONSHIP
  • 33. 1. Kejujuran 2. Tidak membingungkan dan cukup ekspresif 3. Bersikap positif 4. Empati bukan simpati 5. Mampu melihat permasalahan dari kacamata klien 6. Menerima klien apa adanya 7. Sensitif terhadap perasaan klien 8. Tidak mudah terpengaruh masa lalu klien ataupun diri perawat sendiri MENURUT ROGER DALAM STUART G.W (1998), KARAKTERISTIK SEORANG HELPER (PERAWAT) YG DAPAT MEMFASILITASI TUMBUHNYA HUBUNGAN YG TERAPEUTIK, :
  • 34. 1. Tahap Persiapan/Pra-interaksi • Menggali perasaan, menilik dirinya dg cara mengidentifikasi kelebihan, kekurangannya. • Mencari informasi ttg klien sbg lawan bicaranya. • Merancang strategi untuk pertemuan pertama dg klien. • Tahapan ini dilakukan dg tujuan mengurangi rasa cemas atau kecemasan yg mungkin dirasakan perawat sebelum melakukan komunikasi terapeutik dg klien. • Kecemasan yg dialami seseorang dapat sangat mempengaruhi interaksinya dg orang lain • Hal ini disebabkan oleh adanya kesalahan dalam menginterpretasikan apa yg diucapkan oleh lawan bicara. • Perawat merasa cemas, dia tidak akan mampu mendengarkan apa yg dikatakan klien dg baik sehingga tidak mampu melakukan active listening (mendengarkan dg aktif dan penuh perhatian). G. TAHAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK STUART G.W, 1998
  • 35. • Tahap perkenalan dilaksanakan setiap kali pertemuan dg klien dilakukan. • Tujuan tahap ini adalah memvalidasi keakuratan data, rencana yg telah dibuat sesuai dg keadaan klien saat ini, serta mengevaluasi hasil tindakan yg telah lalu.  Tugas perawat dalam tahapan ini adalah: a. Membina rasa saling percaya, menunjukkan penerimaan,komunikasi terbuka. b. Merumuskan kontrak (waktu, tempat pertemuan, topik pembicaraan) bersama-sama dg klien, menjelaskan atau mengklarifikasi kembali kontrak yg telah disepakati bersama. c. Menggali pikiran, perasaan, mengidentifikasi masalah klien yg umumnya dilakukan dg menggunakan teknik komunikasi pertanyaan terbuka. d. Merumuskan tujuan interaksi dg klien. e. Sangat penting bagi perawat untuk melaksanakan tahapan ini dg baik karena tahapan ini merupakan dasar bagi hubungan terapeutik antara perawat dan klien. 2. TAHAP PERKENALAN/ORIENTASI
  • 36.  Tahap kerja merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi terapeutik  Tahap yg terpanjang dalam komunikasi terapeutik karena didalamnya perawat dituntut membantu, mendukung klien menyampaikan perasaan, pikirannya, menganalisa respons ataupun pesan komunikasi verbal dan non verbal yg disampaikan oleh klien.  Perawat mendengarkan secara aktif, dg penuh perhatian sehingga mampu membantu klien untuk mendefinisikan masalah yg sedang dihadapi oleh klien, mencari penyelesaian masalah dan mengevaluasinya.  Akhir tahap ini, perawat diharapkan mampu menyimpulkan percakapannya dg klien.  Teknik menyimpulkan ini merupakan usaha untuk memadukan, menegaskan hal-hal penting dalam percakapan, membantu perawat, klien memiliki pikiran, ide yg sama  Penarikan kesimpulan oleh perawat maka klien dapat merasakan keseluruhan pesan atau perasaan yg telah disampaikannya diterima dg baik, benar-benar dipahami perawat. 3. TAHAP KERJA
  • 37.  Terminasi merupakan akhir pertemuan perawat dan klien. dibagi dua yaitu terminasi sementara, terminasi akhir  Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan perawat dan klien, setelah hal ini dilakukan perawat dan klien masih akan bertemu kembali pada waktu yg berbeda sesuai dg kontrak waktu yg telah disepakati bersama.  Terminasi akhir dilakukan oleh perawat setelah menyelesaikan seluruh proses keperawatan.  Tugas perawat dalam tahap ini adalah: a. Mengevaluasi pencapaian tujuan dari interaksi yg telah dilaksanakan (evaluasi objektif). Brammer dan McDonald (1996) menyatakan meminta klien untuk menyimpulkan ttg apa yg telah didiskusikan merupakan sesuatu yg sangat berguna pada tahap ini. b. Melakukan evaluasi subjektif dg cara menanyakan perasaan klien setelah berinteraksi dg perawat. c. Menyepakati tindak lanjut interaksi yg telah dilakukan. d. Tindak lanjut yg disepakati harus relevan dg interaksi yg baru saja dilakukan atau dg interaksi yg akan dilakukan selanjutnya. e. Tindak lanjut dievaluasi dalam tahap orientasi pada pertemuan berikutnya. 4. TAHAP TERMINASI
  • 38.  Berikut tindakan/sikap yg dilakukan ketika menunjukkan kehadiran secara fisik : 1. Berhadapan dg lawan bicara : Dg posisi ini perawat menyatakan kesiapannya (“saya siap untuk anda”). 2. Sikap tubuh terbuka; kaki dan tangan terbuka (tidak bersilangan) Sikap tubuh yg terbuka menunjukkan bahwa perawat bersedia untuk mendukung terciptanya komunikasi. 3. Menunduk/memposisikan tubuh kearah/lebih dekat dg lawan bicara, Hal ini menunjukkan perawat bersiap untuk merespon dalam komunikasi (berbicara-mendengar). 4. Pertahankan kontak mata, sejajar, dan natural, Dg posisi mata sejajar perawat menunjukkan kesediaannya untuk mempertahankan komunikasi. 5. Bersikap tenang, Akan lebih terlihat bila tidak terburu-buru saat berbicara dan menggunakan gerakan/bahasa tubuh yg natural. H. SIKAP DALAM MELAKUKAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK
  • 39. 1. Mendengar aktif; Konsentrasi aktif, persepsi terhadap pesan orang lain yg menggunakan semua indra, 2. Mendengar pasif; Mendengar pasif adalah kegiatan mendengar dg kegiatan non verbal untuk klien. Misalnya dg kontak mata, menganggukkan kepala, juga keikutsertaan secara verbal 3. Penerimaan: mendukung, menerima informasi dg tingkah laku yg menunjukkan ketertarikan, tidak menilai. Penerimaan bukan berarti persetujuan. Menunjukkan penerimaan berarti kesediaan mendengar tanpa menunjukkan keraguan atau ketidaksetujuan. MACAM-MACAM TEKNIK KOMUNIKASI STUART DAN SUNDEEN TAHUN 1995,
  • 40. 4. Klarifikasi; Klarifikasi sama dg validasi yaitu menanyakan kepada klien apa yg tidak dimengerti perawat thd situasi yg ada. Klarifikasi dilakukan apabila pesan yg disampaikan oleh klien belum jelas bagi perawat, perawat mencoba memahami situasi yg digambarkan oleh klien. 5. Fokusing; adalah kegiatan komunikasi yg dilakukan untuk membatasi area diskusi sehingga percakapan menjadi lebih spesifik dan dimengerti LANJUTAN
  • 41.  Observasi merupakan kegiatan mengamati klien/orang lain. Observasi dilakukan apabila terdapat konflik antara verbal dan non verbal klien dan saat tingkah laku verbal dan non verbal nyata dan tidak biasa ada pada klien, Observasi dilakukan sedemikian rupa sehingga klien tidak menjadi malu atau marah. 7. Menawarkan informasi; Menyediakan tambahan informasi dg tujuan untuk mendapatkan respon lebih lanjut. Beberapa keuntungan dari menawarkan informasi akan memfasilitasi komunikasi, mendorong pendidikan kes., memfasilitasi klien untuk mengambil keputusan, Penahanan informasi pada saat klien membutuhkan akan mengakibatkan klien tidak percaya. Hal yg tidak boleh dilakukan adalah menasehati klien pada saat memberikan informasi. 6. OBSERVASI;
  • 42.  Menyediakan tambahan informasi dg tujuan untuk mendapatkan respon lebih lanjut. Beberapa keuntungan dari menawarkan informasi akan memfasilitasi komunikasi, mendorong pendidikan kes., memfasilitasi klien untuk mengambil keputusan, Penahanan informasi pada saat klien membutuhkan akan mengakibatkan klien tidak percaya. Hal yg tidak boleh dilakukan adalah menasehati klien pada saat memberikan informasi. 7. MENAWARKAN INFORMASI;
  • 43. 8. Diam (memelihara ketenangan); Dilakukan dg tujuan mengorganisir pemikiran, memproses informasi, menunjukkan bahwa perawat bersedia untuk menunggu respon. Kediaman ini akan bermanfaat pada saat klien mengalami kesulitan untuk membagi persepsinya dg perawat. Diam tidak dapat dilakukan dalam waktu yg lama karena akan mengakibatkan klien menjadi khawatir. Diam dapat juga diartikan sbg mengerti, atau marah. Diam disini juga menunjukkan kesediaan seseorang untuk menanti orang lain agar punya kesempatan berpikir, meskipun begitu LANJUTAN
  • 44. 9. Assertive: Assertive adalah kemampuan dg secara meyakinkan, nyaman mengekspresikan pikiran, perasaan diri dg tetap menghargai hak orang lain, 10. Menyimpulkan; Membawa poin-poin penting dari diskusi untuk meningkatkan pemahaman. Memberi kesempatan mengklarifikasi komunikasi agar sama dg ide dalam pikiran, 11. Giving recognition (memberikan pengakuan/ penghargaan); Memberi penghargan merupakan tehnik untuk memberikan pengakkuan dan menandakan kesadaran, LANJUTAN
  • 45. 12. Offering Sel (menawarakan diri); Menawarkan diri adalah menyediakan diri anda tanpa respon bersyarat atau respon yg diharapkan, 13. Offering general leads (memberikan petunjuk umum); Mendukung klien untuk meneruskan, 14. Giving broad opening (memberikan pertanyaan terbuka): Mendorong klien untuk menyeleksi topik yg akan dibicarakan. Kegiatan ini bernilai terapeuitik apabila klien menunjukkan penerimaan, nilai dari inisiatif klien , menjadi non terapeutik apabila perawatan mendominasi interaksi, menolak respon klien, LANJUTAN
  • 46. 15. Placing the time in time/sequence (penempatan urutan/waktu); Melakukan klarifikasi antara waktu dan kejadian atau antara satu kejadian dg kejadian lain. Teknik bernilai terapeutik apabila perawat dapat mengeksplorasi klien dan memahami masalah yg penting. Tehnik ini menjadi tidak terapeutik bila perawat memberikannasehat, meyakinkan atau tidak mengakui klien. 16. Encourage deskripition of perception (mendukung deskripsi dari persepsi); Meminta kepada klien mengungkapkan secara verbal apa yg dirasakan atau diterima, 17. Encourage Comparison (mendukung perbandingan); Menanyakan kepada klien mengenai persamaan atau perbedaan LANJUTAN
  • 47. 18. Restating (mengulang) adalah pengulangan pikiran utama yg diekspresiakn klien, 19. Reflekting (Refleksi): Digunakan pada saat klien menanyakan pada perawat penilaian atau kesetujuannya. Tehnik ini akan membantu perawat tetap memelihara pendekatan yg tidak menilai, 20. Eksploring (Eksporasi); Mempelajari suatu topik lebih mendalam 21. Presenting reality (menghadikan realitas/kenyataan); Menyediakan informasi dg perilaku yg tidak menilai 22. Voucing doubt (menunjukkan keraguan); Menyelipkan persepsi perawat mengenai realitas. Tehnik ini digunakan dg sangat berhati-hati dan hanya pada saat perawat merasa yakin ttg suatu yg detil. Ini digunakan pada saat perawat ingin memberi petunjuk pada klien mengenai penjelasan lain LANJUTAN
  • 48. 23. Seeking consensual validation; Pencarian pengertian mengenai komunikasi baik oleh perawat maupun klien. Membantu klien lebih jelas thd apa yg mereka pikirkan. 24. Verbalizing the implied: Memverbalisasikan kata-kata yg klien tunjukkan atau anjuran. 25. Encouraging evaluation (mendukung evaluasi): Perawat membantu klien mempertimbangkan orang dan kejadian kedalam nilai dirinya 26. Attempting to translate into feeling (usaha menerjemahkan perasaan); Membantu klien untuk mengidentifikasi perasaan berhubungan dg kejadian atau pernyataan . LANJUTAN
  • 49. 27. Suggesting collaborating (menganjurkan kolaborasi): Penekanan kegiatan kerja dg klien tidak menekan melakukan sesuatu untuk klien. Mendukung pandangan bahwa terdapat kemungkinan perubahan melalui kolaborasi. 28. Encouragingformulation of plan of action (mendukng terbentuknya rencana tindakan): Memberikan kesempatan pada klien untuk mengantisipasi alternative dari tindakan untuk masa yg akan datang. 29. Estabilising guidelines (menyediakan petunjuk); Statemen yg menunjukkan peran, tujuan dan batasan untuk interaksi. Hal ini akan menolong klien untuk mengetahui apa yg dia harapkan dari dirinya. LANJUTAN
  • 50. 30. Open- ended comments (komentar terbuka- tertutup): Komentar secara umum untuk menentukan arah dari interaksi yg seharusnya dilakukan. Hal ini akan mengijinkan klien untuk memutuskan apa topik/materi yg paling relevan, mendukung klien untuk meneruskan interaksi. 31. Reducing distant (penurunan jarak); Menurunkan jarak fisik antara perawat dank lien. Hal ini menunjukkan komunikasi non verbal dimana perawat ingin terlibat dg klien. 32. Humor; sbg hal yg penting dalam komunikasi verbal dikarenakan: tertawa mengurangi keteganan dan rasa sakit akibat stress, serat meningkatkan keberhasilan asuhan keperawatan . LANJUTAN
  • 51.  Komunikasi terapeutik merupakan tanggung jawab moral seorang perawat.  Komunikasi terapeutik bukanlah hanya salah satu upaya yg dilakukan oleh perawat untuk mendukung proses keperawatan yg diberikan kepada klien.  Untuk dapat melakukannya dg baik dan efektif diperlukan latihan dan pengasahan keterampilan berkomunikasi sehingga efek terapeutik yg menjadi tujuan dalam komunikasi terapeutik dapat tercapai.  Ketika seorang perawat berusaha untuk mengaplikasikan pengetahuan yg ia miliki untuk melakukan komunikasi terapeutik, ia pada akhirnya akan menyadari bahwa komunikasi terapeutik yg ia lakukan tidak hanya PENUTUP
  • 52.  Fortinas, K.M. and Worret, P.A.H. (2004). Psychiatic mental health nursing. Third edition. St. Louis: Mosby.  Potter and Perry’s. (2001). Fundamental of nursing. Australia: St. Louis, Missouri.  Stuart, G.W., and Laraia, M.T. (2001). Principles and practice of psychiatric nursing. Seventh edition. St. Louis: Mosby Inc. DAFTAR PUSTAKA