Power Point Sejarah perkembangan pendidikan islam pada masa khulafaur rasyidinSri Juwita Alfath
Sejarah perkembangan pendidikan islam pada masa khulafaur rasyidin :
1. Abu Bakar ash-Shidiq
2. Umar bin Khatab
3. Usman bin Affan
4. Ali bin Abi Thalib
Metodologi Studi Islam Adalah Salah Satu Mata Kuliah Di UIN-SU.
TOopik Pembicaraannya adlah mengenai Islam Sebagai Sasaran Studi Dabn Penelitian
Pengampuh Mata Kuliahnya: Dr. Ali Imran Sinaga, M. Ag
Power Point Sejarah perkembangan pendidikan islam pada masa khulafaur rasyidinSri Juwita Alfath
Sejarah perkembangan pendidikan islam pada masa khulafaur rasyidin :
1. Abu Bakar ash-Shidiq
2. Umar bin Khatab
3. Usman bin Affan
4. Ali bin Abi Thalib
Metodologi Studi Islam Adalah Salah Satu Mata Kuliah Di UIN-SU.
TOopik Pembicaraannya adlah mengenai Islam Sebagai Sasaran Studi Dabn Penelitian
Pengampuh Mata Kuliahnya: Dr. Ali Imran Sinaga, M. Ag
Buku 100 Pertanyaan Top Seputar KhilafahAnas Wibowo
Buku ini bersasaran untuk meliputi area-area penting pemerintahan, ekonomi, kebijakan luar negeri dan hukum. Banyak buku telah ada yang merinci bermacam sistem Islam seperti sistem ekonomi, sistem sosial, sistem peradilan, sistem pemerintahan dan lainnya. Untuk memahami semua aspek sistem Islam secara rinci diperlukan pemahaman dasar terhadap prinsip-prinsip tiap sistem itu.
Buku 100 Pertanyaan Top Seputar KhilafahAnas Wibowo
Buku ini bersasaran untuk meliputi area-area penting pemerintahan, ekonomi, kebijakan luar negeri dan hukum. Banyak buku telah ada yang merinci bermacam sistem Islam seperti sistem ekonomi, sistem sosial, sistem peradilan, sistem pemerintahan dan lainnya. Untuk memahami semua aspek sistem Islam secara rinci diperlukan pemahaman dasar terhadap prinsip-prinsip tiap sistem itu.
Sejarah merupakan cerminan proses yang terjadi pada masa sekarang. Tak luput dari aspek pendidikan, yang menjadi unsur terpenting dalam peradaban setiap zaman. Termasuk pada zaman Nabi Muhammad saw, yang menjadi awal tonggak agama Islam secara sempurna. Pendidikan yang ditawarkan oleh Nabi Muhammad, sebagai pembimbing, adalah pendidikan yang dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Islam pun menjadi cepat tersebar ke seluruh penjuru dunia dan dapat diterima oleh masyarakat luas karena penyampaiannya dilakukan oleh Nabi Muhammad yang memiliki akhlaqul karimah (kepribadian yang baik).
Contoh makalah agama tentang peradaban islamDedot Helmet
Sebuah contoh makalah lengkap untuk mata kuliah agama atau pelajaran agama SMA, untuk lebih lengkapnya silahkan kunjungi laman kami di :http://www.makalahterbaru.com/contoh-makalah-agama-islam-tentang-pusat-peradaban-islam/
Perkembangan dan sistem pendidikan islam pada masa khulafaur rasyidinSri Juwita Alfath
Perkembangan dan sistem pendidikan islam pada masa khulafaur rasyidin
Pendidikan islam pada masa abu bakar ash shidiq, umar bin khtab, usman bin affan dan ali bin abi thalib beserta analisis pola pendidikan yang diterapkan pada setiap masanya. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan pendidikan islam pada masa khulafaur rasyidin (masa sahabat setelah sepeninggal nabi muhammad saw)
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. MASA KEJAYAAN PENDIDIKAN ISLAM
MAKALAH
Disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam
yang dibimbing oleh:
Bapak Ahmad Fauzi, S.S
Semester V B.
Disusun oleh:
KELOMPOK VI :
1. NURKHOLIS
2. NITA KAMALASARI
3. SYARIFUDIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG ( UMT )
FAKULTAS AGAMA ISLAM
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Sekretariat : Jl. Perintis Kemerdekaan I/33 Cikokol - Kota Tangerang - Banten 15118
2011 M / 1432 H
KATA PENGANTAR
2. Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
senantiasa memberikan limpahan rahmat-Nya kepada kita semua selaku para hamba-Nya.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
kita menuju terangnya Iman dan Islam, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan sebaik-baiknya.
Alasan penulis memilih judul: “Masa Kejayaan Pendidikan Islam ” adalah agar penulis
lebih memahami tentang masa kejayaan pendidikan Islam dan sebagai salah satu tugas mata
kuliah Sejarah Pendidikan Islam semester V fakultas Agama Islam.
Dan ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Bapak. H. Ahmad Badawi, S.Pd, M.M. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Tangerang.Bapak.
2. Bapak Ahmad Fauzi, S.S. selaku selaku dosen pembimbing mata kuliah Sejarah Pendidikan
Islam.
3. Rekan-rekan seperjuangan dalam menuntut ilmu di Kampus Universitas Muhammadiyah.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan rekan-rekan
mahasiswa. Saya menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu
segala kritik dan saran yang membangun akan saya terima demi kesempurnaan diskusi atau pun
ilmu pengetahuan saya selanjutnya dimasa yang akan datang.
Tangerang,
11 November 2011 M
15 Dzulhijjah 1432 H
Penulis
DAFTAR ISI
3. KATA PENGANTAR
……………………………………………………………………….....i
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………
……...ii
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………
………..1
A. Latar Belakang
Masalah………………………………………………………………..
....1
B. Rumusan
Masalah………………………………………………………………
……........1
C. Tujuan
Penulisan………………………………………………………………
……..........2
D. Sistematika
Penulisan………………………………………………………………
….......2
BAB II MASA KEJAYAAN PENDIDIKAN ISLAM
………………………………….........3
A. Perkembangan Lembaga Pendidikan
Islam.........................................................................3
B. Faktor-Faktor yang mempengaruhi kejayaan Pendidikan
Islam............................................7
C. Bentuk-bentuk Kemajuan Pendidikan Islam di Masa
Lalu…………………………………9
BAB III
PENUTUP……………………………………………………………………
……...13
A.
Kesimpulan……………………………………………………………………
…..........13
B.
Saran…………………………………………………………………………
…….......13
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................................
..........14
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Masa berkembang pesatnya kebudayaan Islam, ditandai dengan berkembang luasnya lembaga-
lembaga pendidikan Islam dan madrasah-madrasah formal serta universitas-universitas dalam
berbagai pusat kebudayaanIslam. Lembaga-lembaga pendidikan, sekolah – sekolah dan
universitas –universitas tersebut nampak sangat dominan pengaruhnya dalam membentuk
polakehidupan dan pola budaya kaum muslimin. Berbagai ilmu pengetahuan yangberkembang
melalui lembaga pendidikan itu menghasilkan pembentukan danpengembangan berbagai macam
aspek budaya kaum muslimin. Jika masa sebelumnya, pendidikan hanya sebagai jawaban
terhadap tantangan dari pola budaya yang telah berkembang dari bangsa – bangsa baru yang
memeluk agama Islam, akan tetapi sekarang harus merupakan jawaban terhadap tantangan
perkembangan dan kemajuan kebudayaan Islam sendiri yang tumbuh sangat pesat.
5. Kebudayaan Islam telah berkembang demikian cepatnya sehingga menjadi unggul dan bahkan
menjadi puncak kebudayaan umat manusia pada zaman itu. Kebudayaan Islam pada masa ini,
bukan saja mendatangkan kesejahteraan bagi kaum muslimin, tetapi juga mendatangkan
kesejahteraan bagi umat manusia pada umumnya, mendatangkan rahmatan lil’aalamin.Dalam
perkembangan kebudayaan Islam, nampak adanya dua factor yang saling mempengaruhi, yaitu
faktor intern atau pembawaan dari ajaran Islam itu sendiri, dan faktor ekstern, yaitu berupa
rangsangan dan tantangan dari luar. Tetapi sebenarnya pengaruh dari luar tersebut, hanyalah
berupa sekedar sebagairangsangan atau tantangan saja, agar potensi pembawaan dari ajaran
Islam itu sendiri bisa tumbuh dan berkembang. Yang paling menentukan adalah jiwa dan
semangat kaum muslimin, terutama para ahlinya dalam penghayatan dan pengalaman ajaran
Islam sebagaimana terangkum dalam Al-Qur’an.
B. Rumusan masalah
Berangkat dari latar belakang masalah di atas maka permasalahan yang dapat penulis Rumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan pendidikan Islam itu?
2. Apa saja yang faktor-faktor yang mempengaruhi kejayaan pendidikan Islam itu?
3. Bagaimana bentuk-bentuk kemajuan pendidikan Islam masa lalu itu?
C. Tujuan penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penulis dapat mengidentifikasikan beberapa tujuan
penulisan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui perkembangan pendidikan Islam.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejayaan pendidikan Islam.
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kemajuan pendidikan Islam masa lalu itu.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini dibagi menjadi 3 (tiga) bab, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi uraian tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan
dan sistematika penulisan.
BAB II MASA KEJAYAAN PENDIDIKAN ISLAM
Masa Kejayaan Pendidikan Islam berisi uraian tentang perkembangan pendidikan Islam, faktor-
faktor yang mempengaruhi kejayaan pendidikan Islam, dan bentuk-bentuk kemajuan pendidikan
Islam masa lalu itu.
BAB III PENUTUP
Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka berisi referensi penulis dalam menyusun makalah ini.
BAB II
MASA KEJAYAAN PENDIDIKAN ISLAM
6. A. Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam
Sebelum timbulnya sekolah dan universitas yang kemudian dikenalsebagai lembaga pendidikan
formal, dalam dunia Islam sebenarnya telah berkembang lembaga–lembaga pendidikan Islam
yang bersifat non formal. Lembaga–lembaga ini berkembang terus dan bahkan bersamaan
dengan tumbuh dan berkembangnya bentuk – bentuk lembaga pendidikan non formal yang
semakin luas. Diantara lembaga – lembaga pendidikan Islam yang bercorak non formal tersebut
adalah :
a. Kuttab sebagai lembaga pendidikan dasar
Kuttab atau maktab, berasal dari kata dasar kataba yang berarti menulis atau tempat menulis. Jadi
katab adalah tempat belajar menulis. Diantara penduduk Mekkah yang mula – mula belajar
menulis huruf arab adalah sufyan Ibnu Umayyah Ibnu Abdu Syams, dan Abu Qais Ibnu Abdi
Manaf Ibnu zuhroh Ibnu Kilat. Keduanya mempelajarinya di negeri Hirah. Sewaktu agama Islam
diturunkan Allah sudah ada di antara para sahabat yang pandai tulis dan membaca.ayat alquran
yang pertama diturunkan adalah memerintahkan untuk membaca dan memberikan gambaran
bahwa kepandaian membaca dan menulis merupakan sarana utama dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dalam pandangan Islam. Karena tulis baca semakin terasa perlu maka khuttab
sebagai tempat belajar tulis membaca terutama bagi anak-anak berkembang dengan pesat. Pada
mulanya kuttab dilaksanakan dirumah-rumah, guru-guru yang bersangkutan dan diajarkan adalah
menulis dan membaca. Kemudian pada akhir abad pertama hijriah mulai timbul jenis kuttab yang
disamping memberikan pelajaran menulis dan membaca juga mengajarkan membaca alquran dan
pokok-pokok ajaran agama. Selanjutnya, berkembang kuttab tersebut manjadi lembaga
pandidikan dasar yang bersifat formal yang mengajarkan ilmu bacaan, hitungan, tulisan, dan
tempat para remaja belajara dasar-dasar ilmu agama fiqih, hadis, dan bahasa.
b. Pendidikan rendah di istana
Timbulnya pendidikan rendah di isatana untuk anak-anak para pejabat adalah berdasarkan
pemikiran bahwa pedidikan itu harus bersifat menyiapkan anak didik agar mampu melaksanakan
tugas-tuganya kelak setelah ia dewasa. Olek karena itu mereka memanggil guru-guru khusus pad
anak-anak mereka. Pendidikan di istanberbeda dengan pendidikan anak-anak di kuttab pada
umumnya. Istana, orang tua yang membuat rencana pembelajaran agarselaras dengan anaknya
dan tujuan yang dihendaki orang tua tercapai. Guru yang mengajar di istana disebut mu’addib,
karena berfungsi mendidik budi pengerti dan mewariskan kecerdasan, pengetahuan-pengetahuan
orang-orang terdahulu kepada anak pejabat.
c. Toko-toko kitab
Pada permulaan daulat abbasiah, di mana ilmu pengetahuan dan kebuadayaan islam sudah
tumbuh dan berkembang yang diikuti oleh penulisan kitab-kitab dalam berbagai cabang ilmu
pengetahuan maka berdirilah tokotoko kitab. Saudagar-saudagar buku itu bukanlah semata-
semata mencari keuntungan akan tetapi kebanyakan mereka sastrawa-sastrawan yang telah
memilih usaha sebagai pedagang kita agar mereka dapat kesempatan yang baik untuk membaca,
menelaah dan bergaul dengan para ulama dan para pujangga. Dengan demikian toko-toko kitab
berkembang fungsinya sebagai tempat berkumpulnya para ulama dan ahli ilmu untuk berdiskusi,
berdebat dalam berbagai masalah ilmiah. Jadi segalikus sebagi lembaga pendidikan dalam
rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
d. Rumah-rumah para ulama
Walaupun sebenarnya rumah bukanlah tempat yang baik untu memberikan pelajaran namun
pada zaman kejayaan perkembanga ilmu pengetahuan, kebudayaan islam banyak juga rumah
7. para ulama di jadikan tempat belajar dan perkembangan ilmu pengetahuan di antaranya : Rumah
Ibnu Sina, Algazali, Ali Ibnu Muhammad Fasihi, Ya’kub Ibnu Killis, Wazir khalifah Al Aziz dan
lain-lain.
e. Majelis atau salon kesusastraan
Majlis maksudnya adalah suatu majelis khusus yang diadakan khalifah untuk membahas macam-
macan ilmu pengetahuan. Majelis ini bermula sejak khalifah al rasyidin. Pada harun alrasid (170-
193 hijriyah) majlis sastra ini mengalami kemajuan yang luar bisaa karena khalifah sendiri
adalah ahli ilmu pengetahuan dan juga mempunyai kecerdasan sehingga khalifah aktif
didalamnya. Di samping itu pada masa tersebut dunia islam diwarnai oleh perkembangan ilmu
pengetahuan. Pada masanya sering di adakan pelombaan antar ahli-ahli syair, perdebatan antar
fuqaha, dan diskusi diantara para sarjana berbagi macan ilmu pengetahuan, juga diadakan
sayembara diantara ahli kesenian dan pujangga.
f. Badiah (padang pasir, dusun tempat tinggal badwi).
Di badiah-badiah tempat tinggal orang-orang arab dipadang mereka, tetap memperthankan
keaslian, kemurnian bahasa arab. oleh karena itu khalifah mengirim anak-anaknya ke badiah-
badiah untuk mempelajari bahasa arab yang fasih lagi murni dan syair-syair dari sumbernya yang
asli. Banyak ulama dan ahli ilmu pengetahuan lainnya yang pergi ke badiah-badiah denga tujuan
untuk mempelajari bahasa dan kesusastraan arab yang asli dan murni diantaranya:
1. Al Khalid Bin Ahmad (160 H) dia pergi kebadiah Hijaz, najd, dan tihamah.
2. Bajar Bin Burd (167 H) ia belajar kepada 80 orang Syekh di Banil Aqil.
3. Al Kasai (182 H) ia belajar di badiah dan menghabiskan 15 botol tinta untuk menulis tentang
arab
4. Imam Syafi’i (204 H) ia belajar di hudzail selama 17 tahun.
Badiah-badiah tersebut lalu menjadi sumber ilmu pengetahuan dan berfungsi sebagai lembaga
pendidikan islam.
g. Rumah Sakit.
Rumah sakit bukan hanya berfungsi sebagai tempat merawat dan mengobati orang-orang sakit
tetapi juga mendidik tenaga-tenaga yang berhubungan dengan perawatan dan pengobatan.
Mereka mengadakan berbagai penelitian dan percobaan dalam bidang kedokteran dan obat-
obatan sehingga berkembang dalam kedokteran dan farmasi. Dengan demikian rumah sakit
dalam dunia islam juga berfungsi sebagai lembaga pendidikan.
h. Perpustakaan
Buku merupakan sumber informasi berbagai macam ilmu pengetahuan yang ada dan telah
dikembangkan oleh para ahlinya. Buku adalah sarana utama dalam usaha pengembangan dan
penyebaran ilmu pengetahuan. Berkembangnya perpustakaan yang sifatnya umum yang
diselenggarakan oleh pemerintah atau merupakan wakap dari para ulama dan sarjana.
Perpustakaan-perpustakaan pada masa jayanya dunia islam menjadi aspek budaya yang penting
dan sekaligus sebagai tempat belajar dan pengembangan ilmu pengetahuan adapun macam-
macam perpustakaan dimasa kejayaan pendidikan islam yaitu :
1. Perpustakaan yang paling terkenal di Bagdad Selama kepemimpinan almakmur (tahun 813-833)
adalah Bayt-Al Hikmah; didirikan oleh khalifah harun Arasyid. Perpustakaan ini berisi ilmu-ilmu
agama islam dan bahasa arab dan ilmu umum yang terjemahkan dari bahasa yunani, Persia,
India, qibty dan arami .
2. Perpustakaan di marv, Persia timur; al maqrizi menyebutkan perpustakaan yang didirikan
disamping madrasah al-fadhiliyah mempunyai buku sejumlah 100.000 buah.hal ini terjadi pada
masa orang-orang belum mengenal percetakan.
8. 3. Perpustakaan Al Haidariyah di Najaf (irak) di sebelah makam Ali bin Abi thalib
4. Perpustakaan madrasah nizamiyah bagdad; menurut salabi perpustakaan dimadrasah ini memuat
6000 judul.
5. Perpustakaan Darul Hikmah di kairo didirikan oleh al hakim biamrillah al fathimy tahun 395 H.
Para pendukungnya yang kaya menyediakan tinta,kertas,meja-mejadan ruan belajar bagi para
ilmuan dan pelajar.
6. Perpustakaan universitas kordova dispanyol didirikan oleh Abdurrahman Al Nasyir.
7. Perpustakaan sabur didirikan pada tahun 383 H oleh Abu nasr sabur bin addssyir dalam
perpustakaan ini kurang lebih ada 10400 jilid buku.
8. Perpustakaan khalifah Dinasti Fathimiyyah kedua, Al-Aziz (975-996). Adapun ilmu-ilmu kuno
yaitu ilmu alam dan filsafat hellenistik yang ada di perpustakaan ini berjumlah 18000 buku.
i. Masjid
Semenjak berdirinya di zaman Nabi Muhammad masjid telah menjadi pusat kegiatan dan
informasi berbagai masalah kehidupan kaum muslimin, masjid menjadi tempat musyawarah,
mengadili perkara, menyampaikan penerangan agama, dan tempat menyelenggarakan
pendidikan. Kemudian pada masa khalifah umayyah berkembang fungsinya menjadi tempat
pengembangan ilmu pengetahuan, terutama yang bersifat keagamaan. Pada masa bani Abbas dan
masa perkembangan kebudayaan islam, masjid-masjid yang didirikan oleh para pengusaha
dilengkapi dengan sarana dan fasilitas pendidikan fungsinya tempat pendidikan anak-anak,
tempat mengaji dari ulama-ulama tempat diskusi dan munazarah dalam berbagai ilmu
pengetahuan dan dilengkapi dengan perpustakaan. Demikianlah masjid selalu fungsi utamanya
sebagai tempat komunikasi dengan tuhan juga sebagai lembaga pendidikan islam.
j. Ribath (Khaniqah)
Ialah kamp, tempat tentara yang dibangun di perbatasan negeri untuk mempertahankan negara
dari serangan musuh. Ribath yang terbesar adalah di sebelah utara negeri Syam (Syiria) dan utara
Afriqiah (Tunisia). Ribath digunakan sebagai tempat tinggal orang-orang sufi dan tempat
penginapan alim ulama dan pelajar yang datang dari luar negeri untuk belajar hadits, ilmu
agama, dan bahasa Arab.
B. Faktor-Faktor yang mempengaruhi kejayaan Pendidikan Islam
1. Berdirinya sekolah-sekolah
Diantara faktor-faktor yang menyebabkan berdirinya sekolah-sekolah di luar masjid adalah
bahwa:
a) Khalaqah-khalaqah (lingkaran) untuk mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan. Yang
didalamnya juga terjadi diskusi dan perdebatan yang ramai, sering satu sama lain saling
mengganggu, di samping mengganggu, orang-orang yang beribadah dalam masjid. Keadaan
demikian mendorong untuk dipindahkannya khalaqah-khalaqoh tersebut keluar lingkaran masjid
dan didirikan bangunan-bangunan sebagai ruang-ruang kuliah atau kelas-kelas tersendiri.dengan
demikian kegiatan pengajaran dari khalaqoh-khalaqoh tidak saling mengganggu satu sama lain.
b) Dengan berkembang luasnya ilmu pengetahuan, baik mengenai agama maupun umum maka
diperlukan semakin banyak khalaqahkhalaqah (lingkaran pengajaran ),yang tidak mungkin
keseluruhan tertampung dalam ruang masjid. Di samping itu terdapat faktor-faktor lainnya, yang
mendorong bagi para penguasa dan pemegang pemerintahan pada masa itu untuk mendirikan
sekolah-sekolah sebagai bangunan yang terpisah dari masjid antara lain:
9. a) Pada masa Turki mulai berpengaruh dalam pemrintahan bani abbasiyah, dan untuk
memprtahankan kedudukan mereka dan pemerintahan, mereka berusaha menarik hati kaum
muslimin pada umumnya dengan jalan memperhatikan pendidikan dan pengajaran bagi rakyat
umum.
b) Mereka mendirikan sekolah-sekolah diberbagai tempat dan dilengkapi dengan segala sarana dan
fasilitas yang diperlukan. Mereka mendirikannya disamping dengan harapan untuk mendapatkan
simpati dari umumnya dan juga berharap mendapat ampunan pahala dari tuhan.
c) Para pembesar Negara pada masa itu dengan kekuasaannya telah berhasil mengumpulkan harta
kekayaan yang banyak. Mereka kuatir kalau nantinya kekayaan tersebut tidak bisa diwariskan
kepada anak-anaknya kaerna diambil oleh sultan, anak-anak mereka hidup terlantar dan hidup
dalam kemiskinan. Di samping itu, didirikannya madrasah-madrasah tersebut ada hubungannya
dengan usaha untuk mempertahankan dan mengembangakan aliran keagamaan dari para
pembesar Negara yang bersangkutan. Dalam mendirikan sekolah ini, mereka mempersyaratkan
harus diajarkan aliran agama tertentu, dan dengan demikian aliran keagamaan tersebut akan
berkembanga dalam masyarakat. Adapun lembaga pendidikan formal :
a. Madrasah Nizamiah didirikan oleh Nizam Al Mulk, perdana menteri saljuk pada madrasah besar,
diantaranya Baghdad, Balkh, Naidabur, Harat, Asfahan, Basran, Marw, dan Masul. Tetapi
madrasah Nizamiah Baghdad adalah madrasah terbesar dan terpenting. Tujuan Nizam Al Mulk
mendirikan madrasah-madrasah itu adalah memperkuat pemerintahan Turki Saljuk dan untuk
menyiarkan madzhab keagamaan pemerintahan. Guru-guru madrasah ini diantaranya Abu Ishaq
As Syiraji (guru tetap), Abu Nasr As Sabagh, Abu Qasim Al’alawi, Abu Abdullah Al-thabari,
Abu Hamid Al Ghazali, Radliyudin Al Kazwaeni dan Al Fairuz Abadi. Rencana pengajaran
adalah ilmu syari’ah dan ilmu fiqh dalam4 madzhab.
b. Madrasah nuruddin zinki, didirikan oleh nuruddin zinki di damaskus. Madrasah yang didirikan
yaitu madrasah An Nuriyah Al Qubra di Damaskus (563 H). Gedung madrasah terdiri dari diwan
(aula tempat kuliah), masjid, tempat istirahat untuk guru, asrama, tempat tinggal pesuruh
madrasah, kamar kecil dan lapangan. Ilmu-ilmu yang di ajarkan yaitu ilmu al qur’an, syari’ah,
bahasa arab, kedokteran, dan ilmu pasti.
c. Perguruan Tinggi
1) Baitul Hikmah di Baghdad, didirikan pada masa harun Al-Rasyid (170-193 H). kemudian di
perbesar oleh khalifah Al-ma’mun (198-218). Pada Baitul Hikmah bukan saja di ajarkan ilmu-
ilmu agama islam, tetapi juga ilmu-ilmu pengetahuan seperti ilmu alam, kimia, falaq, dan lain-
lain. Guru besar Baitul Hikmah adalah salam, yang menguraikan teori-teori ilmu pasti dalam al
Maj’sthi (almageste) kitab karangan bathlimus (ptolemee). Kemudian guru besar al khawarizmi,
ahli ilmu pasti, ahli falaq, dan pencipta ilmu aljabar. Guru besar Muhammad bin musa bin syakir,
seorang ahli ilmu ukur, ilmu bintangdan falaq. Di Baitul Hikmah dikumpulkan buku-buku ilmu
pengetahuan dalam bermacam-macam bahasaseperti bahasa Arab, Yunani, Suryani, Persia,
India, dan Qibtia.
2) Darul Ilmi di Kairo. Didirikan oleh al Hakim Biamrillah Al Fathimi dipinggir sungai nil untuk
menyaingi Baitul Hikmah di Baghdad.ilmu yang di ajarkan diantaranya: ilmu agama, falaq,
kedokteran, dan berhitung
2. Terjadinya asimilasi antara bangsa arab dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu
mengalami perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan,pada masa pemerintahan bani abbas
bangsa-bangsa non arab banyak yang masuk islam.
10. 3. Pengaruh Persia: bangsa Persia banyak berjasa dalam perkembangan ilmu filsafat dan
sastra.
4. Pengaruh India terlihat dalam bidang kedokteran, ilmu matematika dan ekonomi.
5. Pengaruh yunani masuk melalui terjemahan-terjemahan dalam banyak bidang ilmu terutama
filsafat,dan juga tidak bisa dilupakan gerakan raksasa untuk menerjemahkan ilmu-ilmu yunani
dan buku-bukunya kedalam bahasa arab.
Gerakan terjemahan berlangsung dalam 3 fase: fase Pertama: khalifah al mansur hingga harun
arsyid pada fase ini yang banyak diterjemahkan adalah karya-karya dalam bifang astronomi, dan
manriq pada fase kedua: mulai berlangsung pada masa khalifah al ma’mun hingga tahun 300 H.
Pengaruh dari kebudayaan yang sudah maju terutama melalui gerakan terjemahan, membawa
kemajuan di bidang ilmu pengetahuan, dan juga ilmu pengetahuan agama, pengaruh gerakan
terjemah terlihat dari perkembangan ilmu pengetahuan umum terutama di bidang astronomi
kedokteran filsafat, kimia dan sejarah dalam bidang astronomi terkenal nama al fazari sebagai
astronomi islam yang pertama kali menyusun astrolob. Al Fargani dari Eropa yang dikenal
dengan nama Al-Faragnus menulis ringkasan ilmu astronomi yang diterjemahkan dalam bahasa
latin oleh Gerard Cremona dan Johannes hispalensis. Dalam kedokteran dikenal nama Al Razi
dan Ibnu Sina. Dalam bidang optikal Abu Ali Al Hasan Ibnu Al-Haythami yang di Eropa dikenal
dengan Al Hazem. Dalam bidang kimia terkenal nama Jabir Ibnu Hayan di matematika terkenal
nama Muhammad Ibnu Musa Al Khawarizmi. Di dalam bidang sejarah terkenal nama Al
Mas’ud. Tokoh-tokoh terkenal dalam bidang filsafat antara lain Al Farabi, Ibnu Sina dan Ibnu
Rusyd. Sehingga pada masa 150 tahun hampir semua ilmu yang pernah wujud di dunia pada
waktu itu sudah ada dalam bahasa Arab. Sehigga bahasa Arab menjadi satu-satunya bahasa dunia
yang harus kita ketahui kalau kita ingin bergerak pada bidang apapun, pada waktu itu.
C. Bentuk-bentuk Kemajuan Pendidikan Islam di Masa Lalu
Harun Nasution mengklasifikasikan sejarah Islam pada tiga masa yang mana periode pertama
disebut dengan periode klasik dimulai tahun 650 hingga 1250 M.,sejak lahirnya islam sampai
hancurnya pemerintahan Baghdad, sedangkan pada periode kedua disebut dengan periode
pertengahan yaitu dari hancurnya baghdad sampai timbulnya ide-ide baru di Mesir yaitu sejak
tahun 1250 hingga 1800 M. Dan terakhir periode modern yaitu mulai tahun 1800 M. hingga
sekarang. Dan adapun bentuk-bentuk pendidikan islam masa klasik atau masa lalu yaitu antara
lain:
a. Kurikulum
kurikulum dalam lembaga pendidikan islam dimasa klasik pada mulanya berkisar pada bidang
study tertentu. Namun seiring perkembangan social dan cultural, materi kurikulum semakin luas.
Pada masa Nabi di Madinah, materi pelajaran berkisar pada belajar menulis, membaca Al-Quran,
keimanan, ibadah, akhlak, dasar ekonomi, dasar politik, dan kesatuan. Setelah wilayah Islam
semakin luas, Islam harus bersentuhan dengan budaya masyarakat non Islam yang menyebabkan
permaslahan social semakin kompleks. Problem social tersebut pada akhirnya berpengaruh besar
terhadap kehidupan keagamaan dan intelektual Islam, termasuk ilmu helenistik yang terjalin
kontak dengan Islam. Perkembangan kehidupan inteleketual dan kehidupan keagamaan dalam
Islam membawa situasi lain bagi kurikulum pendidikan Islam. Maka, diajarkanlah ilmu-ilmu
baru seperti tafsir, hadist, fikih, tata bahasa, sastra, matematika, teologi, filsafat, astronomi, dan
kedokteran Pada masa kejayaan Islam, mata pelajaran bagi kurikulum sekolah tingkat rendah
adalah al-Quran dan agama, membaca, menulis, dan syair. Dalam berbagai kasus-kasus lain
dikhususkan untuk membaca al-Quran dan mengajaarkan sebagian prinsip-prinsip pokok agama.
11. Sedangkan untuk anakanak amir dan penguasa, kurikulum tingkat rendahsedikiy berbeda. Di
istana-istana bisanya ditegaskan pentingnya pengajaran khitabah, ilmu sejarah, cerita perang,
cara-cara pergaulan, disamping ilmu-ilmu pokok seperti al-Quran, syair, dan fikih.
b. Metode Pengajaran
Metode pengajaran merupakan salah satu aspek yang penting dalam proses belajar mengajar
untuk mentransfer pengetahuan atau kebudayaan dari seorang guru kepada anak didiknya.
Melalui metode pengajaran terjadi proses internalisasi dan pemilihan ilmu oleh murid, sehingga
murid dapat menyerap apa yang disampaikan gurunya. Metode pengajaran yang dipakai pada
masa Masa Abbasiyah dapat dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu :
1. Metode lisan
Metode ini dapat berupa dikte, ceramah, qira`ah, dan dapat berupa diskusi. Dikte (imla) adalah
metode untuk menyampaikan pengetahuan yang dianggap baik dan aman sehingga pelajar
mempunyai catatan yang dapat membantunya terutama bagi yang daya ingatnya tidak kuat.
Metode ceramah (al asma`), yaitu guru membacakan bukunya atau menjelaskan isi buku dengan
hafalan, sedangkan murid mendengarkannya. Pada saat tertentu guru memberi kesempatan
kepada murid untuk menulis dan bertanya. Metode qira`ah (membaca) biasanya digunakan untuk
membaca. Sedangkan diskusi merupakan metode pengajaran dalam pendidikan Islam dengan
cara perdebatan.
2. Metode hafalan
Metode ini dilakukan oleh murid dengan cara membaca berulang-ulang sehingga pelajaran
melekat di benak mereka. Dalam proses selanjutnya, murid mengeluarkan kembali pelajaran
yang dihafalnya sehingga dalam suatu diskusi dia dapat merespon, mematahkan lawan, atau
memunculkan ide baru.
3. Metode tulisan
Metode ini merupkan metode pengkopian karya-karya ulama. Metode ini di samping bermanfaat
bagi proses penguasaan pengetahuan juga sangat besar artinya bagi penggandaan jumlah buku
karena pada masa itu belum ada mesin cetak.
c. Kehidupan Murid
Ciri utama kehidupan murid dalam pendidikan tingkat dasar adalah :
1. Diharuskannya belajar membaca dan menulis.
2. Bahan pengajarannya menggunakan syair-syair dan bukan al Qur`an karena dikhawatirkan
mereka membuat kesalahan yang akan menodai al Qur`an.
3. Murid-murid diajarkan membaca dan menghafalkan al Qur`an.
4. Pada sekolah dasar tidak ditentukan lamanya belajar dan tergantung pada kemampuan anak-
anak.
5. Hubungan guru dan murid sebagai hubungan orang tua dan anak.
Pada pendidikan tingkat tinggi murid-murid bebas memilih guru yang mereka sukai yang
dianggapnya paling baik. Di antara ciri khas pendidikan di masa Masa Abbasiyah adalah teacher
oriented , yaitu kualitas suatu oendidikan tergantung pada guru. Pelajar bebas mengikuti suatu
pelajaran yang dikehendaki dan bisa belajar dimana saja, misdalnya di perpustakaan, toko buku,
rumah ulama atau tempat terbuka. Pelajar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pelajar tidak
tetap, yang terdiri dari para pekerja yang mengikuti pelajaran untuk menunjang profesi dan
pelajar tetap, yaitu pelajar yan g mempunyai tujuan utama untuk belajar dan menghabiskan
sebagian hidupnya untuk belajar. Setiap pelajar membuat daftar guru-guru yang mengajar yang
12. disebut Mu`jam al Masyakhah. Daftar tersebut digunakan sebagi bukti bahwa mereka telah
belajar kepada guru-guru yang terkenal dan dapat mengetahui kualitas hadits yang mereka terima
dari seorang guru.
d. Rihlah Ilmiyah
Yaitu pengembaraan atau perjalanan jauh untuk mencari ilmu. Dengan adanya sistem ini
pendidikan di masa Masa Abbasiyah tidak hanya di batasi dengan dinding kelas (school without
wall) tetapi memberikan kebebasan kepada murid untuk belajar kepada guru-guru yang mereka
kehendaki. Guru-guru juga melakukan perjalanan dan pindah dari satu tempat ke tempat lain
untuk mengajar sekaligus belajar, sehingga sistem rihlah ilmiyah disebut dengan learning society
(masyarakat belajar). Kebebasan perjalanan di berbagai daerah Islam menyebabkan pertukaran
pemikiran (culture contact) terus berlangsung antar masyarakat Islam sehingga dinamika sosial
dan peradaban Islam terus berlangsung. Syalabi, mengutip dari Nicholson menjelaskan bahwa
melakukan perjalanan ilmiah laksana lebah mencari bunga ke tempat yang jauh kemudian
mereka kembali ke kota kelahirannya dengan membawa madu yang manis.
e. Wakaf
Lembaga wakaf menjadi sumber keuangan bagi lembaga pendidikan Islam. adanya sistem wakaf
dalam Islam disebabkan oleh sistem ekonomi Islam yang menganggap bahwa ekonomi
berhubungan erat dengan akidah dan syari`ah Islam sehingga aktifitas ekonomi memppunyai
tujuan ibadah dan kemaslahatan bersama. Oleh karena itu di saat ekonomi Islam mencapai
kemajuan, umat Islam tidak segan-segan membelanjakan uangnya untuk kepentingan dan
kesejahteraan umat Islam seperti halnya untuk pelaksanaan pendidikan Islam. Dengan dipelopori
penguasa Islam yang cinta ilmu seperti Harun al Rasyid dan al Ma`mun maka berdirilah
lembaga-lembaga pendidikan untuk keilmuan. Menurut Syalabi, bahwa khalifah al Ma`mun
adalah orang yang pertama kali memberikan pendapatnya tentang pembentukan badan wakaf.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kejayaan pendidikan Islam dimulai dengan perkembangan lembaga-lembaga pendidikan Islam
non formal diantaranya; kuttab, pendidikan rendah di istana, toko-toko kitab, rumah para ulama,
majelis atau salon kesusastraan, badiah(padang pasir,dusun tempat tinggal badwi), rumah sakit,
perpustakaan, masjid, dan ribath. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kejayaan pendidikan
Islam; adanya lembaga-lembaga formal seperti sekolah-sekolah atau madrasah-madrasah,
terjadinya asimilasi antara bangsa arab dengan bangsa lain yang lebih dahulu maju, dan
13. pengaruhpengaruh dari Persia, India dan pengaruh Hellenisme di masa Abbasiyah. Dari
perkembangan lembaga-lembaga serta faktor-faktor yang mempengaruhi kejayaan pendidikan
Islam itu sendiri maka lahirlah bentuk-bentuk kejayaan pendidikan islam pada masa klasik
diantaranya; Kurikulum, metode pengajaran, kehidupan murid, rihlah ilmiyah, dan wakaf.
B. Saran
Demikianlah makalah ini penulis buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Pendidikan
Islam pada Jurusan Pendidikan Agama Islam semester V. Apabila dalam penulisan makalah ini
terdapat kekurangan penulis meminta kepada pembaca umumnya dan khususnya kepada bapak
dosen mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam ini untuk memberikan saran dan kritik yang
membangun untuk makalah ini. Mudah-mudahan Allah Swt senantiasa memberkahi kita semua.
Amin ya Rabbal ‘Alamin
DAPTAR PUSTAKA
Asrohah, Hanun. 2001. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Suwendi. 2004. Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam.Jakata: PT Raja Grafindo Persada.
Zuhairini. 2006. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara.