Ppt berisikan tentang materi sistem pengapian konvensional
PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM DIMASA RASULULLAH.docx
1. EMIKIRA
MAKALAH
PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM DIMASA RASULULLAH
KHULAFAURROSIDIN
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah: Pemikiran Pendidikan Islam
Dosen pengampu: Moh Rodli, M.Pd.I
Disusun kelompok 1:
1. Ahmad Abdul Rozak (12310153)
2. SHOLIKHAH (12110067)
3. Ahmad Musyaffa (12110064 )
4. Faridatun Nafiah (12110035 )
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM WALI SEMBILAN SEMARANG
2024
2. KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah–Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul pemikiran
pendidikan Islam.
Dalam penyusunan makalah ini, dengan kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak, saya
telah berusaha untuk dapat memberikan yang terbaik dan sesuai dengan harapan, walaupun di
dalam pembuatannya saya menghadapi kesulitan, karena keterbasan ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang saya miliki.
Ucapan terima kasih dan rasa penghargaan saya berikan kepada semua pihak yang telah
membantu serta membimbing sehingga tersusunnya makalah ini, khususnya:
1. Bpk. Moh Rodli, M.Pd.I. selaku dosen pembimbing mata kuliah pemikiran pendidikan Islam
2. Teman-teman yang telah memberikan dukungan dan dorongan kepada saya.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan dalam menyusun
makalah ini. Untuk itu kritik dan saran yang membangun saya harapkan, agar dikemudian hari
saya dapat menyusun dengan lebih baik, dan saya minta maaf atas kekurangan, walau demikian
saya berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Aamiin.
Semarang, 30 Maret 2024
Penyusun
3. BAB I
PEDAHULUAN
A. Latar belakang
Sejatinya manusia sejak dilahirkan membutuhkan pendidikan, bayi yang keluar dari
rahim ibunya diajarkan nama Allah melalui adzan serta kasih sayang sebagaimana
perlakuan keluarga ataupun Ibunya sendiri. Dengan demikian pendidikan merupakan suatu
keharusan yang tidak dapat dipungkiri dan juga merupakan kebutuhan. Dengan pendidikan
tatanan hidup masyarakat dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk,
pendidikan dikenal dengan konsep guru, murid dan media yang digunakan sehingga dengan
ketiganya dapat dilaksankan meskipun dengan cara yang sederhana
Kehadiran Islam mengajarkan pendidikan melalui ketauhidan, syariah, dan akhlak
melalui Nabi Muhammad Saw, sebelumnya Nabi Ibrahim pun sebagai simbol bapak
pendidikan dimana ajarannya lebih menekankan pada ketuhanan, sebelum diturunkan
alquran Rasulullah sering merenung dala masa menuju kerasulannya, beliau menghabiskan
waktunya di gua Hira tempat dimana pendidikan Islam dimulai. Dalam perspektif sejarah
pendidikan diawali dengan cara tertutup di Mekkah dan secara meluas di Madinah
Rasulullah dihadapkan dengan masyarakat heterogen bahkan adapula dalam bentuk
penolakan secara terang-terangan
Konsep pendidikan islam kemudian menyebar beberapa kawasan ditimur tengah
melalui konsep yang dibangun oleh Nabi Muhammad Saw, meskipun dalam penerapannya
banyak tantangan yang dihadapi serta kondisi geografis yang sangat menantang, beliau
membangun sistem madrasah melalui mesjid Nabawi meskipun nama madrasah belum
resmi seperti halnya sekolah masa kini, keberhasilan Rasulllah juga terlihat saat menjadi
pemimpin Islam yang dikagumi bahkan sempai saat ini disebut sebagai teladan bagi seluruh
ummat manusia. Bukan hanya Islam mengakui tetapi eropa yang mayoritas Kristen
memberikan pengakuan sebagai pemimpin yang perlu dicontoh.
Dengan diterapkan pendidikan Islam kehidupan masyarakat arab yang awalnya
dikenal sebagai masyarkat jahiliah berubah menjadi masyarakat madani yang hidup dalam
kesejahteraan, roda pemerintahan berjalan dengan baik atas berkat konsep pendidikan yang
dijalankan Rasulllah. Sehingga menarik diangkat dalam penelitian ini bagaimana pemikiran
Pendidikan Islam dimasa Rasulullah, sebagai pembanding dengan pemikiran pendidikan
4. Islam masa kini yaitu pendidikan yang mengedepankan moralitas tanpa mengeampingkan
ilmu-ilmu lainnya, keberhasilan Rasullah dalam menjalankan pendidikan Islam juga
merupakan pedoman bagi pemangku lembaga dalam membentuk kepribadian peserta
didiknya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pemikiran Pendidikan Islam Rasulullah di Mekkah ?
2. Bagaimana Pemikiran pendidikan Islam Rasulullah di Madinah ?
3. Bagaimana Perkembangan Pendidikan Islam dimasa Rasulullah?
5. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemikiran Pendidikan Islam Rasulullah di Mekkah
Perjalanan kerasulan Nabi Muhammad Saw pertama-tama menerima wahyu melalui
perantara Malaikat Jibril, saat itu pula permulaan Pendidikan Islam sebagai perintah
langsung dari Allah Swt, bunyi pertama ayat yang diturunkan Malaikat Jibril menyerukan
kata Iqra yang artinya bacalah sebagai amanah bahwa pahamilah.
Menurut Ibnu Hajar bahwa wahyu diturunkan kepada Nabi Muhammad berupa
mimpi sebagai fungsi persiapan awal menerima wahyu yang akan diterima saat Beliu
terjaga.1
Dengan turunya surah Al Alaq Rasulullah kemudian mengawali konsep pendidikan
yang dikenal dengan Dakwah secara sembunyi-sembunyi, diawali dengan Istrinya Khadijah
Rasulullah menyampaikan nasehat-nasehat sesuai dengan perintah Allah Swt, kemudian
dilanjutkan kepada sahabat terdekat dan shabat lainnya. Pendidikan Islam di Mekkah dibagi
menjadi dua bagian yaitu konsep pengenalan Tuhan dan pembinaan Akhlak
a. Pendidikan Tauhid
Nabi Ibrahim as. Dikenal sebagai Bapak tauhid hal ini Allah Swt telah
mendesain pendidikan dengan cara-cara kejadian secara sempurna pangalaman
petualangan Nabi Ibrahim meripakan bukti pengenalan Tuhan agar manusia belajar.
Nabi muhammad seolah-olah bagaikan mutiara yang diutus oleh Allah untuk
menyempurnakan ketauhidan Nabi Ibrahim melalui wahyu dan perintah langsung, Atho
Mudzar menegaskan bahwa Islam didefenisikan sebagai wahyu yang diturunkan Allah
Swt, kepada Nabi Muhammad saw, sebagai pedoman untuk kebahagiaan dunia dan
akhirat.2
Dengan demikian bahwa Islam merupakan kesempurnaan yang hakiki dalam
persoalan ketauhidan.
Sebelum Nabi Muhammad saw menjalankan sistem pendidikan diceritakan
dalam sejarah bahwa awalnya beliau sering melakukan khalwat digua hira hingga di
bulan ramadhan turunlah perintah Allah sebagai keharusan mendidik masyarakat pada
1
Ali Mustofa yqub, Sejarah dan metode Dakwa Nabi (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008) h.7
2
Atho Mudzar Pendekatan Studi Islam , (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2007). H.18
6. masa jhilnya orang-orang arab di Mekkah.3
Pelajaran pertama beliau kepada Khadijah
adalah: 4
1. mengenalkan Tuhan (Allah) sebagai zat yang maha besar pencipta alam semesta
2. Allah sebagai pemberi nikmat
3. Allah adalah raja dihari kemudian
4. Allah adalah zat yang berhak disembah
5. Allah adalah penoolong sebenarnya
6. Allah sebagai pembimbing manusia
Pelajaran ini ditujukan kepada orang-orang terdekat belaiu dengan menggunkan
pendekatan tertutup dan terbuka, model pendekatan tertutup digunakan karena
masyarakat pada awal pendidikan Islam terjadi pertentangan akan kebenaran ilmu,
mereka lebih banyak percaya ketuhanan dengan keyakinan masing-masing. Kemudian
pendekatan terbuka dilakukan saat Rasulullah berkunjung dicamp-camp haji, beliau
menyampaikan nasehat-nasehat berdasarkan wahyu meskipun pada golongan tertentu
saja.
b. Pendidikan Akhlak
Setelah Rasulullah mampu menyesuaikan dengan lingkungan suku Quraisy
kemudian memilih rumah sahabat bernama Al-Arkam sebagai rumah madrasah awal,
tempat ini dipilih dengan pertimbangan keamanan dari para tentara Quraisy yang pada
saat itu memerangi dakwah Nabi. Oleh tempat itu Rasulullah menyampaikan dakwah
dengan perpaduan tauhid dan akhlak Islam, pelaksanaan seruan pendidikan dikenal
dengan konsep pembinaan.
Kaelany mengatakan bahwa orientasi dakwah Rasulullah pada mulanya adalah
untuk segaenap manusia dengan memberi wawasan ketuhanan yang berlaku sepanjang
masa dengan ciri:5
1. Pembinaan aspek kejiwaan manusia sebagai insan yang akan melaksankan tugas
kekhalifaan dimuka bumi
3
Zuhairi, Sejarah pendidikan Islam, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2011). H.18
4
Muhammad Jundi, “Pendidikan Islam Dan Keteladanan Moral Rasulullah Muhammad Saw. Bagi
Generasi Muda,” Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam, 2020,
https://doi.org/10.24235/tarbawi.v5i1.6193.
5
Khaelany, Islam & Aspek-aspek kemasyarakatan,( Jakarta: Bumi Aksara, 2000). H.28-29
7. 2. Pembinaan hajat hidup manusia dalam eksistensinya awal dan akhir serta kemana
manusia selanjutnya
3. Pembinaan kesempurnaan yang sering disebut risalah Rasulullah yakni Al-Qur’an
dan Hadis
Olehnya itu pendidikan yang dibangun Rasulullah di Mekkah selama 13 Tahun
mengedepankan ilmu Ketuhanan dan pembinaan Akhlak, meskipun ada juga yang
menentang seperti pamanya sendiri Abu Lahab meskipun demikian bukan sebagai
penghalang dalam implementasi pendidikan ataupun dakwah Islam pada masa itu
sebagaimana Al Qur’an Al;Syu’ara : 6
dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat, dan
rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, Yaitu orang-orang
yang beriman.
Olehnya itu paradigma pendidikan Islam di Mekkah adalah proses Islamisasi
orang-orang pilihan yang dianggap bisa menjadi penerus membangun Islam
berdasarkan Al Quran dan Hadis, selain itu orang-orang pilihan tersebut dianggap
sebagai teladan nantinya tanpa kekerasan ataupun intimidasi bagi yang menolak,
pemikiran pendidikan Islam yang dibangu Nabi Muhammad di Mekkah dikenal dalam
istilah modern adalah penguatan mental bagi calon guru/dai/penerus untuk istiqomah
dalam mengajarkan perintah Allah meskipun dengan tantangan sekalipun. Warisan
pendidikan diwariskan hingga beliau hijrah ke Madinah.
B. Pemikiran pendidikan Islam Rasulullah di Madinah
Setelah hijrahnya beliau ke Madinah sesungguhnya bukan menghindari tekanan dari
suku Quraisy tetapi dalam istilah pendidkkan bahwa sebagian besar penduduk Mekkah tidak
menghendaki pembaharuan, mereka senang dengan ajaran nenek moyang yang
berkeyakinan bahwa patung adalah Tuhan penolong dan pemberi reski.7
Kehadiran Beliau
di Madinah disambut hangat masyarakat Yastrib (Madinah) dengan penuh persaudaraan
Rasulullah mendapatkan lingkungan pendidikan baru dalam melanjutkan pendidikan yang
dibangun di Mekkah.
6
RI Depag, Alquran Dan Terjemahan, Al-Qur’an Terjemahan, 2007.
7
Zuhairi, Sejarah pendidikan Islam, h. 32
8. Dibalik sambutan hangat tersebut bukan berarti perjalanan proses pendidikan lancar,
masalah awal adalah faktor kesukuan, sosial dan ekonomi, hal ini bagi kaum Anshor masih
ada saja yang mempersoalkan dimana para kaum Muhajirin ini tinggal (bekerja) ataupun
patok tanah hingga masalah politik. Selain itu masyarakat Madinah ternyata separuh jumlah
penduduknya juga terdiri dari imigran Yahudi yang tentunya tidak senang dengan kehadiran
kaum muslim dari mekkah. Dan semua ini adalah merupakan tantangan Rasulullah dalam
memulai dan melanjutkan misi pendidikan yang dibangun dari Mekkah, tentu saja program
pertama ada mempersatukan masyarakat dari sisi sosial dan politik tanpa perbedaan satu
sama lainnya.
Mengawali misi dakwah/pendidikannya Beliau mengutus Mush’ab bin Umair untuk
menjadi wakil da’i untuk masyarakat madinah beliau menyusun segala rencana Sa’ad bin
Zurarah.8
Disana beliau menyusun konsep pendidikan yang merupakan kelanjutan dari
Mekkah konsep pendidikan yang dibangun Nabi Muhammad di Madinah terdiri dari:9
1. Pendidikan Sosial
Pendidikan sosial dilakukan dengan cara memersatukan kaum anshor dan kaum
muhajirin serta bani Yahudi yang bermukim di Madinah, dengan konsep pendidikan ini
Rasulullah membangun konsep multikultur sebagai lambang kehidupan yang berbeda
dalam satu kesatuan tujuan, dalam penerapannya Beliau mengedepankan pendidikan
Syariat Islam yang berhubungan dengan hubungan manusia dan manusia serta hukum-
hukum yang berlaku
2. Pendidikan Politik
Kesatuan masyarakat memudahkan pembangunan sdm, inprastruktur dan
kesehatan, konsep awal juga dituangkan dalam pembangunan mesjid, dalam
pembangunannya Nabi Muhammad turut serta yang diikuti oleh masyarakat lainnya di
Mesjid tersebut dibuat multifungsi pendidikan, kepemimpinan, dan ilmu ekonomi
3. Pendidikan Ekonomi
Oleh bersatunya kaum anshor dan muhajirin dan lainnya mulailah Rasulullah
memotivasi pekerjaan yang dapat menjaga kelangsungan hidupnya seperti berdagang,
pertanian dan usaha-usaha lainnya.
8
Ali Mustofa yqub, Sejarah dan metode Dakwa Nabi, h. 167
9
Hamim Hafiddin, “Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah,” Jurnal Tarbiya, 2015.
9. 4. Pendidikan kepemimpinan
Semua ilmu yang diajarkan Belaiu dilandasi dengan Tauhid sehingga menanmkan
kepemimpinan melalui Al Qur’an sehingga mengikis habis permusuhan-permusuhan dan
menjalin persaudaraan yang kuat. Membangun kerjasama yang kuat melalui
kepemimpinan yang dibangun rasulullah serta pengembangan masyarakat baru di
Madinah.
5. Pendidikan Keteladanan
Nabi Muhammad dikenal seorang pemimpin yang bijaksana, dengan prinsip
kepemimpinan transformasional beliau memulai ajaran kesempurnaan Islam dengan
Wahyu, Syariat, dan Akhlak terpuji.
Periode Madinah adalah periode 10 tahun dengan ciri pembangunan sumberdaya
manusia serta pengembangan berkemajuan, kesuksesan Beliau tidak lepas dengan
kerjakeras umat Islam yang bahu membahu membangun Islam melalui kepemimpinan yang
dimiliki Nabi Muhammad mengantarkan warisan pendidikan yang dilaksanakan di rumah-
rumah, mesjid dan khuttab. Sehingga pendidikan yang dibangun Rasulullah dimadinah
merupakan sistem pendidikan modern sesuai dengan tuntutan masyarakat, dari Madinah
pusat-pusat pengembangan pendidikan mulai bermunculan salah satunya hadirnya lembaga
pendidikan Islam seluruh penjuru dunia.
C. Perkembangan Pendidikan Islam di Masa Rasulullah
Keberhasilan Nabi Muhammad Saw, sebagai catatan sejarah menunjukkan
Muhammad adalah seorang Pemimpin dunia yang diteladani, Muhammad adalah Nabi yang
mengajarkan segala bentuk pendidikan Tauhid, Syariat, dan Akhlak serta Muhammad
adalah Rasul yang menjalankan perintah Allah atas Wahyu. Dari sinilah pendidikan
berkembang maju sehingga melahirkan peradaban dan kebudayaan Islam dari timur tengah.
Dengan kemajuan pendidikan kini Islam memasukkan unsur-unsur budaya bangsa arab pada
masa itu.10
Sehingga kebudayaan pun berkembang dengan warna Islam
Peradaban maju pun diwarnai dengan ekspansi dakwah Rasulullah dengan konsep
Islamisasi kenegaraan sehingga penyebaran dakwah secara cepat dan tegas dengan tujuan
penyebaran Islam dan sistem hidup masyarakat berdasarkan Islam.11
Muhammad Yunus
10
Jundi, “Pendidikan Islam Dan Keteladanan Moral Rasulullah Muhammad Saw. Bagi Generasi Muda.”
11
Zuhairi, Sejarah pendidikan Islam, h. 71
10. dalam buku sejarah pendidikan Islam menerangkat bahwa perkembangan pendidikan Islam
tersebar dikota-kota besar seperti:12
1. Mekkah dan Madinah
2. Basrah
3. Damsyik dan palestina
4. Fistat
Dari kota inilah para wali pendidik mengajarkan Ajaran ilmu al Qur’an, hukum
halal/haram, sastra oleh para penyair arab, tafsir, hadis, Fiqh dan tasawuf, dengan demikian
bahwa pertumbuhan pendidikna Islam merupakan warna baru Islam yang mengeluarkan
kehidupan jahilia masyarakat arab menjadi masyarakat madani, selain itu Rasulullah
mampu mengubah tatanan ekonomi, politik, dan kesenjangan masyarakat menjadi
masyarakat terdidik.
D. Pengertian Khulafaur Rasyidin
Kata Khulafa adalah bentuk jamak dari kata khalifah, yang artinya pengganti.
Sedang ar-Rasyidin bisa berarti para cendikiawan atau orangorang bijak. Dengan demikian
Khulafaur Rasyidin berarti para pengganti yang cendikia atau yang bijak.3 Jika digabungkan
Khulafaur Rasyidin ialah berarti para (pemimpin) pengganti Rasulullah SAW. yang arif dan
bijaksana.
Khalifah juga bisa berarti Sultanul Azham (kekuasaan paling besar atau paling
tinggi). Sedangkan Rasyidin berarti cerdas, jujur dan amanah. Jadi khulafa' al-Rasyidin
berarti pemimpin,pemimpin yang menggantikan kedudukan pemimpin sebelumnya dengan
menunjukkan sikap yang cerdas, jujur dan amanah dengan tugas sebagai pemimpin agama
juga sekaligus sebagai pemimpin Akan tetapi perlu diketahui bahwa jabatan sebagai
khalifah disini bukanlah jabatan warisan turun menurun sebagaimana yang dilakukan oleh
para raja Romawi dan Persia, namun dipilih secara demokratis. Pada masa khulafaur
rasyidin terhitung selama 30 tahun, yang terdiri dari empat khalifah, dalam hal ini
sebagaimana berikut:
1. Khalifah abu bakar as Shiddiq (11-13 H/631-634 M) Khalifah Abu Bakar al-Shiddiq
merupakan khalifah pertama yang dipilih untuk menjadi khalifah pada peristiwa
Saqifah Bani Sa'idah, sebelum jenazah rasulullah Saw dimakamkan. Abu Bakar
12
Hafiddin, “Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah.”
11. merupakan khalifah Muslim pertama yang ditunjuk oleh Umat Islam setelah wafatnya
Nabi Muhammad SAW. Dia berasal dari keluarga bangsawan Mekkah yang kaya raya
dan beliau adalah orang kedua yang masuk Islam setelah Khadijah. Dia adalah sahabat
terdekat Nabi Muhammad yang setia, dan seluruh hidupnya didedikasikan untuk
pertempuran suci mempertahankan dakwah Islam. ia dikenal sebagai al-shiddiq (penuh
iman).
2. Model pendidikan pada masa Khalifah Abu Bakar pada umumnya masih model
pengajaran di zaman Nabi Muhammad dan juga dari segi isinya lembaga pendidikan
dan pelatihan. Menurut Mahmud Yunus di dalam buku sejarah pendidikan Islam,
Materi Pendidikan Islam yang diajarkan pada masa Rashidun Khulafaur sebelum
pemerintahan Umar bin khatab, khususnya membaca dan menulis di sekolah dasar,
baca dan hafalkan Al-Qur'an dan pelajari ajarannya yang paling penting Islam itu
seperti cara berwudhu, shalat dll. Pokok-pokok ajaran Islam yang akan diajarkan dapat
dibagi menjadi: beberapa kelas materi pendidikan, yaitu: bahan ajar tauhid, tauhid
menjadikan Allah satu-satunya ibadah yang benar dengan segala kekhasannya. Materi
pendidikan akhlak, pendidikan akhlak merupakan proses konstruksi seorang anak
berkarakter hingga menjadi seorang yang berakhlak mulia. pendidikan Moralitas atau
akhlak memainkan peran yang sangat penting. Salah satu hadits terkait dengan
pendidikan budi pekerti, yaitu: Yang artinya Nabi SAW bersabda:“Pujilah anak-
anakmu dan perbaiki akhlaknya" misalnya kebiasaan sehari-hari, kebiasaan cinta, tata
krama, tata cara hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam Islam,
pendidikan akhlak tidak dapat dipisahkan pendidikan tauhid, bahkan akhlak, adalah
buah dari tauhid. Memuji bahan ajar seperti wudhu, sholat, doa, dzikir, puasa, zakat
dan haji. Materi pendidikan kesehatan terpadu tentang tauhid, Akhlak, ibadah, seperti
kebersihan badan dan lingkungan, adab Makan dan minum, adab membuang air,
berenang dan lain-lain.
Pada masa Khalifah Abu Bakar, pusat pembelajaran berada di Madinah dan
para guru adalah sahabat Nabi. Selain keberadaan masjid dan Shuffah sebagai tempat
pendidikan yang sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad, kaum muslim mendirikan
Kuttab sebagai tempat belajar membaca dan tulisan untuk mendukung fungsi masjid
yang semakin kompleks. masjid pada saat itu berfungsi sebagai tempat untuk doa
bersama, membaca dan Kajian Al-Qur'an, tempat berdiskusi berbagai masalah
kemasyarakatan, tempat pertemuan dan lembaga pendidikan Islam.
12. 3. Khalifah Umar bin Khattab (13-23 H/ 634 M - 644 M) Umar bin Khatab lahir pada
tahun 513 M pada sebuah keluarga suku Quraisy. Beliau menerima gelar alfaruq
setelah masuk Islam. Pada masa mudanya umar adalah seorang pegulat dan orator
ulung. Ia merupakan satu-satunya sahabat yang telah mengenal baca tulis. Berdagang
adalah usahanya yang paling utama. Umar merupakan satu diantara tokoh-tokoh besar
dalam sejarah Islam. Ia terkenal dengan tekad dan kehendaknya yang sangat kuat,
cekatan, dan karakternya yang berterus terang, sebelum menjadi khalifah dikenal
sebagai pribadi yang keras dan tidak mengenal kompromi dan bahkan kejam. Di bawah
pemerintahannya imperium Islam meluas dengan kecepatan yang luar biasa. Dapat
dikatakan bahwa orang yang terbesar pengaruhnya setelah Nabi dalam membentuk
pemerintahan Islam dan menegaskan coraknya adalah Umar bin Khattab.
Perluasan wilayah kekuasaan umat Islam di bawah Umar bin Khattab juga
menyebabkan perluasan kehidupan disegala lapisan masyarakat. Untuk mencapai hal
tersebut dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan dan keahlian.
Model pendidikan anak pada masa Khalifah Umar mulai tertata, beliau membangun
tempat khusus untuk anak-anak belajar di setiap sudut masjid. Pengaturan itu
mengilhami formasi Membesarkan anak saat ini lebih dikenal dengan berbagai istilah
seperti berkebun Pendidikan Al-Qur'an dan Taman Pendidikan Raudhatul Athfal.
Berhubungan dengan ini, khalifah Umar bin Khatab ra dapat dikatakan sebagai “Bapak
Taman ilmu kakakkanak”. Untuk mendukung kegiatan pendidikan, Khalifah Umar
mengangkat dan menunjuk para pengajar untuk semua wilayah daerah, termasuk
wilayah yang baru dianeksasi di bawah pemerintahannya,di mana para guru berada
didaerah baru dikuasai, guru bertanggung jawab atas pendidikan penduduk yang baru
masuk Islam dengan mengajarkan Al-Qur'an dan isinya, aqidah islamiyah dan
pengajaran lainnya beragama Islam.
Beberapa Sahabat yang dipilih oleh Umar bin Khattab untuk diutus Daerah itu adalah
Adurahman bin Ma'qal bersama dengan Imran bin al Hasyim yang bertugas di
Basyrah, Abdurrahman bin Ghanam yang bertugas di Syria dan Hassan Bin Abi Jabala,
yang bertugas di Mesir. Juga Khalifah Umar memperhatikan kesejahteraan staf
sehubungan dengan pelatihan dan Islam, dengan memberikan gaji untuk guru, imam,
dan muadzin penggunaan dana Baitul Mal. Bahkan guru dengan kualitas tinggi
menerima gaji yang sangat tinggi. Setiap guru yang bekerja dan mengembangkan
kreativitas mereka akan segera dihargai dalam bentuk Emas yang menimbang berat
buku yang ditulis dan diterjemahkan. kalifah Umar bin Khattab r.a. membutuhkan
13. tenaga dan pikiran teman-teman Orang tua mendiskusikan dan menerapkan kebijakan
negara. Jadi dia Keluarkan perintah yang melarang teman-teman yang lebih tua untuk
meninggalkan Madinah kecuali dalam hal mendesak. penerapan ketentuan tersebut
juga memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan pendidikan di Madinah.
Madinah berkembang menjadi kota sumber ilmu pengetahuan yang dikunjungi
berbagai suku Arab
4. Khalifah Utsman bin Affan (23-35 H / 644-656 M) Khalifah ketiga periode khulafaur
rasyidin, ia dipilih sebagai khalifah oleh sebuah dewan pemilihan yang disebut syura.
Sahabat yang sangat berjasa pada periode-periode awal pengembang Islam, baik pada
saat Islam dikembangkan secara sembunyi-sembunyi maupun secara terbuka. Ia
dijuluki Zu alNurain (memiliki dua cahaya) karena ia menikahi dua putri Nabi
Muhammad SAW. bernama Ruqayyah dan Ummu Kulsum. Selanjutnya Wa hijratain
(turut hijrah dua kali ke Habsyi dan Yasrib (Madinah).
Ketika Usman bin Affan naik sebagai khalifah, yang pertama disampaikan kepada
kaum Muslimin adalah rencana perluasan Masjid Nabawi. Usman menambah
perluasan Masjid secara besarbesaran. Pemerintahan Usman juga berjasa dalam
membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur
pembagian air ke kota-kota. Dia juga berhasil membangun jalanjalan, jembatan,
masjid.
Pada masa ini Perkembangan pendidikan Islam dari segi kelembagaan dan aspek
material, tidak banyak perbedaan sampai sekarang. Pendidikan pada saat itu hanya
meneruskan apa yang ada sebelumnya, tapi hanya ada sedikit perubahan warna
Pendidikan Agama Islam. Dimana teman-teman yang berpengaruh dan dekat dengan
Rasulullah yang sebelumnya tidak diperbolehkan masuk ke Madinah Pada masa
kekhalifahan Umar, pada masa Usman diberi kebebasan untuk keluar dan menetap
ditempat yang mereka suka.” Ditempat-tempat itu
mereka mengajarkan ilmu yang dimiliki langsung oleh Nabi. kebijakan ini
berdampak sangat besar terhadap pelaksanaan pendidikan Islam di tempat-tempat di
mana umat Islam pernah diluar Mekkah dan Madinah menempuh perjalanan yang
panjang dan melelahkan. Dalam menyebarkan teman-teman yang lebih tua di berbagai
daerah untuk memudahkan orang-orang yang ingin belajar untuk mempelajari ilmu
dan Islam.
Model pendidikan pada masa Usman lebih merakyat dan sederhana untuk semua
siswa yang ingin mempelajari ajaran Islam karena tempat pendidikan semakin banyak
14. karena jaman sekarang teman-teman bisa memilih tempat untuk memberikan
pendidikan untuk masyarakat. Pelaksanaan pendidikan telah dipindahkan saat ini
kepada masyarakat,serta masyarakatlah yang memiliki lebih banyak inisiatif
Pelaksanaan pendidikan, termasuk penunjukan pelatih.
Usaha yang sangat cemerlang dan menentukan yang dilakukan Usman bin Affan
tersebut memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pendidikan Islam dimasa yang
akan datang. Usaha itu adalah pengkodifikasian Al-Qur'an. Ketika itu Usman
memerintahkan Zaid bin Tsabit bersama Abdullah bin Zubair, Zaid bin 'Ash serta
Abdurrahman bin Harits untuk menyalin kembali mushaf yang pernah dikumpulkan
pada masa Abu Bakar Adapun yang melatarbelakangi penulisan ini adalah ketika
Huzaifah bin Yaman melihat orang-orang mengalami perbedaan pendapat tentang
membaca Al-Qur'an meminta Khalifah Usman menggabungkan bacaan Al-Qur'an.
Akhirnya khalifah memerintahkan penyalinan serta menyatukan membaca dan
berpedoman; jika terjadi perbedaan pendapat antara Zaid bin Thabit biarkan dia
menulisnya bahasa manusia Quraisy karena Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa
Quraisy, Zaid bukan Quraisy sedangkan anggotanya orang Quraisy.
4. Khalifah Ali bin Abi Thalib (35-40 H / 656-661 M) Khalifah Ali bin Abi Thalib
merupakan keturunan Bani Hasyim yang juga merupakan sepupu dan menantu Nabi
Muhammad SAW. Beliau lahir di Mekkah pada tahun 603. Di kalangan remaja dialah
yang pertama masuk Islam. Nabi merawat Ali sejak usia 6 tahun dan menyebutkannya
sekali "saudaraku" dan "ahli warisku". Ali tahu banyak tentang kehidupan Nabi
termasuk ilmu agama. Ali pernah menyelamatkan nyawa Nabi diminta untuk tidur di
tempat tidur Nabi untuk menipu kaum Quraisy. Dia selalu didampingi oleh Nabi SAW.
sampai kematiannya dan mengurus penguburannya
Pada masa khalifah Ali bin Abi Thalib ibu kota pemerintahan dipindah ke Kufah.
Pada masa itu khalifah Ali bin Abi Thalib mengurus masalah politik dan pemerintahan,
sedangkan Abdullah bin Mas’ud mengurus masalah pendidikan agama Islam. Selama
masa pemerintahannya yang berlangsung selama lebih kurang lima tahun khalifah Ali
disibukkan oleh banyaknya peperangan yang dilancarkan oleh kelompok Bani
Umayyah yang mendesaknya untuk mengusut kasus pembunuhan Usman.8 Pada masa
Ali bin Abi Thalib tidak terlihat adanya perkembangan dalam bidang pendidikan
maksudnya karena ada gejolak politik saat ini dan sebagainya pemberontakan, dan
ketika dia berkuasa pemerintahannya tidak stabil dan lebih fokus pada mengalahkan
pemberontakan dan stabilitas politik. Pasca gejolak politik pada masa pemerintahan
15. Ali bin Abi Thalib, kegiatan pendidikan Islam menjadi terhalang dan terganggu. Saat
itu Ali bin Abi Thalib tidak sempat memikirkan masalah pendidikan karena ukurannya
perhatian dari masaah keamanan dalam pemerintahannya.
1) Selama masa pemerintahannya, Ali bin Abi Thalib menghadapi berbagai
pergolakan perang dengan Aisyah dan Thalhah dan Abdullah bin Zubair. Karena
kesalahpahaman menanggapi pembunuhan Usman Masalah yang dihadapi Ali
bin Abi Thalib adalah: Perang Jamal Perang Jamal adalah perang antara Khalifah
Ali melawan Aisyah. Perang jamal itu terjadi pada tanggal 11 Jumadil Akhir 36
H atau Desember 657 M yang waktunya kurang dari sehari. Perang ini lahir dari
perbedaan Pendapat antara Saidina Ali, Muawiyyah, Thalha, Zubair dan Aisyah
untuk memecahkan kasus pembunuhan khalifah Usman bin Affan.
2) 2. Perang Shiffin (37 H/657 M) Perang Shiffin adalah perang yang terjadi antara
37 H Saidina Ali Muawiyah disuatu tempat di Irak dan sekitarnya Suriah bernama
Shiffin, perang ini karena keluhan Muawiyah tentang kasus pembunuhan Utsman
yang belum terpecahkan, dan banyak lagi didukung oleh banyak mantan pejabat
senior yang merasa kehilangan kedudukan dan kejayaannya. Untuk mengatasi
pertentangan antara dirinya dengan Muawiyah, Ali berusaha mengedepankan
perdamaian dengan Muawwiyah. Ali menulis surat kepada Muawwiyah sebagai
sarana untuk mencari solusi damai.
3) Perang Nahrawan Orang Khawarij adalah orang yang berada dipihak Ali yang
melakukan pemberontakan kepada Ali setelah terjadinya arbitrase dan
mencopotnya dari kekuasaannya dengan alasan bahwa dia menerima tahkim.
Anehnya kebanyakan dari mereka telah mendesak Ali untuk menerima tahkim
tersebut. Namun, setelah itu meminta Ali untuk memerangi Muawiyah kembali.
Tentu saja Ali menolak permintaan mereka dan merekapun menyingkir ke
kawasan Harura’ dan terus melancarkan perang.
4) Tahkim Shiffin dan Perpecahan Ummat (Syi’ah, Khawarij, dan Pendukung
Muawiyah) Setelah sekian ribu orang meninggal, akhirnya perang Shiffin ini
berakhir dengan proses negosiasi dan arbitrse, yang lebih dikenal dengan
“tahkim”. Masingmasing pihak mengutus juru damai, dari pihak Khalifah Ali
adalah Abu Musa Al Asyari sedang juru damai pihak Muawiyah Amru bin Ash.
Ali bin Abi Thalib kembali ke Kufah dan Muawiyah ke Syiria, keduanya
menunggu hasil perdamaian.
16. E. Sistem Pendidikan Islam Pada Masa Khulafaur Rasyidin
Sistem pendidikan adalah serangkaian unsur-unsur yang terkait dengan komponen
pendidikan yaitu pendidik, subjek didik, tujuan pendidikan, metode pendidikan, sarana dan
prasarana pendidikan, dan lain sebagainya.
1. Pendidik Pada periode klasik, sahabat menggenggam peran yang sangat penting dalam
proses pendidikan dari perencanaan hingga pelaksanaan. Saat ini pendekatan yang
digunakan dalam kegiatan kelas adalah berorientasi pada guru. Para guru saat ini sedang
menjalankan tugasnya secara teratur dan mengungkapkan informasi mereka dengan
itikad baik. Guru selalu berhadapan dengan siswa nyaris tanpa diskriminasi.
Kegiatan sekolah saat ini sangat bergantung pada guru (guru terpusat atau berorientasi
pada guru), prasyaratan untuk menjadi seorang guru pada saat itu harus mempunyai
pemahaman agama yang tinggi. Beberapa guru ini adalah alumni institusi pendidikan
pertama dibawah Nabi. Saat itu ajaran Islam juga diajarkan kepada orang yang baru
masuk Islam, maka banyak yang akan datang Pertanyaan tentang topik yang berkaitan
dengan Islam. Saat itu, guru berperan aktif dalam mengajar dan siswanya
mendengarkan baik-baik penjelasan gurunya.
Pada masa Nabi dan para sahabat, pendidikan Islam mulai berkembang. Guru-guru
hebat lahir pada masa itu karena keluasan ilmunya. yaitu Ali bin Abi Thalib, Umar bin
Khatab, Anas bin Malik, Muaz bin Jabal, Abu Hurairah, Abdullah bin Mas'ud, Abdullah
bin Abbas, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Amr bin Ash, Zaid bin Sabit, Abu Darda,
Abu Said al-Khudri, Abu Musa al Asy'ari, Aisyah r.a. dan teman-teman lain yang telah
mencapai level yang sangat tinggi Ilmu-Ilmu Keislaman seperti Tafsir, Fiqh, Qada,
Faraidh dan Hadis. Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa pendidik pada
masa sahabat adalah empat khalifah, Aisyah dan sahabat langsung untuk menerima
informasi dari Nabi.
2. Peserta didik Siswa merupakan salah satu bagian yang paling berpengaruh dalam
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Tidak ada pengajaran tanpa siswa itu
tidak akan terjadi. Pada awal perkembangan Islam tidak ada bedanya dengan para
penuntut ilmu. Pada masa Rasulullah masih hidup, semua sahabat diberi kesempatan
yang sama Mendapat ilmu dan pengalaman dari ajaran Islam Rasulullah SAW. Tetapi,
tidak semua sahabat bisa memanfaatkan kesempatan tersebut untuk belajar dari dia Ini
bisa dimengerti karena ada teman berbagai profesi dan kegiatan. Murid-murid musim
persahabatan ini terdiri dari anak laki-laki dan perempuan. Di dalam tidak ada
17. perbedaan antara pria dan wanita dalam menuntut ilmu Seperti dalam hadis Nabi,
mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim Pria dan wanita.
3. Tujuan Pendidikan Pendidikan Islam Nabi di Mekkah adalah prototipe tujuannya
adalah untuk memajukan masyarakat Islam sedemikian rupa sehingga menjadi generasi
yang berjiwa kuat Mereka siap menjadi kader, dakwah dan pendidik yang baik bagi
masyarakat Indonesia Semua orang. Selama di Madinah mengalami pendidikan Islam
perkembangan pesat, selain tujuan juga untuk membentuk kelompok mubaligh dengan
tujuan mengedepankan aspek manusia dalam pengelolaan dan pemeliharaan
kesejahteraan alam semesta.Tujuan pendidikan Islam yang dilakukan pada masa
sahabat adalah untuk melanjutkan dan mempertahankan apa yang dicapai pada masa
Nabi. Saat ini Pendidikan Islam adalah upaya untuk menanamkan nilai-nilai dan budaya
Islam untuk generasi selanjutnya. Generasi penerus bangsa mengacu pada era thabi'in
dan thabi' thabi'in yang bisa terbentuk peradaban Islam di puncak peradaban
4. Metode Pendidikan Proses belajar mengajar, metode mengajar merupakan salah satu
aspek pelatihan yang sangat penting. Metode pelatihan menentukan keberhasilan
seorang pelatih dalam transfer ilmu dan budaya kepada murid-muridnya. Dalam
pendidikan nilai, metode yang tepat mengarah pada internalisasi nilai diterima Hal ini
ditunjukkan dengan kisah-kisah keteladanan Nabi dan teman-teman metode ini dapat
diartikan sebagai seni (the art of teaching) yang melibatkan isyarat dalam berkata,
melakukan dan diamnya guru. Metode pendidikan Islam paling awal yang diterapkan
adalah metode ceramah, Metode diskusi, hafalan, membaca dan menulis, metode
dakwah individu dan tuhan dan tahun. Pada masa sahabat, metode pendidikan Islam
berkembang menjadi metode halaqah dan dakwah umum.
5. Kurikulum Pendidikan Pada zaman para sahabat, para pendidik muslim menggunakan
kata al-Maddah karena pentingnya kurikulum. Kurikulum lebih identik dengan pasang
mata instruksi pelajaran yang diberikan kepada siswa. Pada masa Khulafaur Rasyidin
kurikulum pendidikan Islam saat ini adalah sebagai berikut: a). Membaca dan Menulis,
b) Membaca Quran dan hafalan, c). Iman, ibadah dan akhlak, d). Pada masa
kekhalifahan Umar bin Khatab menyarankan warga kota untuk mengajar anak-anak, e).
Berenang, f). Berkuda, g). Memanah, h), Membaca dan menghafal puisi sederhana dan
pepatah di SMP dan SMA, pengajaran terdiri dari: a). Al-Qur'an dan tafsirnya, b). Hadis
dan kumpulannya, c). Fikih. sepanjang sejarah Islam khususnya pada masa tumbuh dan
berkembangnya lembaga-lembaga Islam Pendidikan Islam tidak mengembangkan
tradisi keilmuan apapun, khususnya ilmu alam dan akurat. Namun, itu hanya tentang
18. ilmu agama (ulum al-diniyyah) diskusi pusat. Padahal Islam sendiri pada dasarnya tidak
membeda-bedakan nilai ilmu agama dan agama, namun dalam praktik keunggulan
keilmuannya tetap ada ke pelajaran agama.
Pendidikan Khalifah Abu Bakar tidak jauh berbeda dengan Nabi. Pendidikan terus
meningkat selama Kekhalifahan Umar bin Khattab ketika guru diangkat dan dibayar
untuk mengajar di wilayah yang baru ditaklukkan selama Kekhalifahan Umar. Pada
masa Khalifah Usman bin Affan, pendidikan diberikan kepada masyarakat dan para
sahabat tidak hanya dipusatkan di Madinah tetapi diperbolehkan pergi ke daerah-daerah
untuk mengajar. Pendidikan pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib kurang
mendapat perhatian ketika pemerintahan Ali bin Abi Thalib berulang kali dilanda
konflik yang mengakibatkan kekacauan.
19. KESIMPULAN
A. Pemikiran Pendidikan Islam Rasulullah di Mekkah
Pendidikan Islam di Mekkah dibagi menjadi dua bagian yaitu konsep:
Pendidikan Tauhid, Pendidikan Akhlak, Pembinaan aspek kejiwaan manusia sebagai
insan yang akan melaksankan tugas kekhalifaan dimuka bumi, Pembinaan hajat hidup
manusia dalam eksistensinya awal dan akhir serta kemana manusia selanjutnya,
Pembinaan kesempurnaan yang sering disebut risalah Rasulullah yakni Al-Qur’an dan
Hadis
1. Pemikiran pendidikan Islam Rasulullah di Madinah
konsep pendidikan yang dibangun Nabi Muhammad di Madinah terdiri dari:
Pendidikan Sosial, Pendidikan Politik, Pendidikan Ekonomi, Pendidikan
kepemimpinan, Pendidikan Keteladanan
2. Perkembangan Pendidikan Islam di Masa Rasulullah
Ekspansi dakwah Rasulullah dengan konsep Islamisasi kenegaraan sehingga
penyebaran dakwah secara cepat dan tegas dengan tujuan penyebaran Islam dan
sistem hidup masyarakat berdasarkan Islam di: Mekkah dan Madinah, Basrah,
Damsyik dan palestina, Fistat
a) Sepeninggal Rasulullah SAW,
pendidikan Islam dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin. . Pendidikan Islam pada
masa itu terbagi menjadi empat periode, yaitu: periode Khalifah Abu Bakar as-
Siddiq, periode Khalifah Umar bin Khattab, periode Khalifah Usman bin Affan
dan periode Ali bin Abu Thalib. Pendidikan Islam pada masa Abu Bakar sama
dengan pelaksanaan pendidikan pada masa Nabi, baik secara materi maupun di
sekolah. Pendidikan pada masa Umar bin Khattab mengalami kemajuan karena
keadaan pemerintahan yang stabil dan aman pada saat itu, selain itu materinya
juga berkembang. Pendidikan pada masa Usman bin Affan tidak maju
dibandingkan dengan Umar bin Khattab karena kekacauan di masyarakat
akibat ketidaksenangan Usman mengangkat kerabatnya untuk urusan
pemerintahan. Namun pada masa Ali bin Abi Thalib, pendidikan tidak
berkembang karena terjadi pemberontakan dan peperangan pada masa itu
20. DAFTAR PUSTAKA
Amalia Gultom, Dwi Luthfiyah, Fithri Asmelia,Khaidah Tryafnisyah, Perkembangan
Pendidikan Islam Pada Masa Khulaur Rosyidin, jurnal Kajian Pendidikan Islam dan
Keagamaan, Vol.6, 2 April-Juni, 2022.
Asrohah, Hanum. Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Logos, 1999.
Erfinawati, Zuriatin, Rosdiana, Sejarah Pendidikan Islam Pada Masa Khulafaur Rasyidin,
Jurnal Pendidikan IPS, Volum e 1 No 9 JanuariJuni 2019, diakses pada 30 Juni 2019.
Istianah, Rasyidin,https://assuhaili.com/sejarah-dan-pola-pendidikanIslam-pada-masa-
khulafaur-rasyidin/.
Nina Aminah, Pola Pendidikan Islam Pada Periode Khulafaur Rasyidin, Jurnal Tarbiya
Volume: 1 No: 1 2015, 31-47.
Nurul Fajriah, Gambaran Sistem Pendidikan Islam Pada Masa Sahabat,Jurnal Serambi Ilmu,
Volume 20, Nomor 1, Edisi Maret 2019.
Yunus, Mahmud. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Hidayakarya Agung. 1989